Anda di halaman 1dari 95

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala kemudahan dan kelancaran pada kami semua khususnya dalam
merampungkan penyusunan Buku Pembelajaran Berbasis Projek ini.
Buku Pembelajaran Berbasis Projek ini berisikan beragam praktek-praktek pembelajaran
yang semuanya menggunakan metode projek. Praktek Pembelajaran berbasis Projek ini
dilaksanakan pada anak usia dini di berbagai lembaga yang menjadi satminkal mengajar
ataupun lembaga non satminkal. Didalamnya, dipaparkan jenis, langkah sistematis dan
pelaksanaan kegiatan dari setiap projek yang dikerjakan.
Kami ucapkan terimakasih banyak pada Dosen Mata Kuliah Model-Model Pembelajaran
Ibu Dianti yunia sari, S.E, M.Pd. yang telah memberikan tugas melaksanakan Pembelajaran
Berbasis Projek secara berkelompok ini, kami seluruhnya mahasiswa dan mahasiswi RPL
(Rekognisi Pembelajaran Lampau) mendapat wawasan serta pengalaman baru yang bisa kami
terapkan di tempat mengajar kami.
Tidak lupa juga pada seluruh pihak yang ikut berkontribusi dalam penyusunan buku ini,
yang tidak kami sebutkan satu persatu, kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.
Semoga menjadi kebaikan untuk semua.
Tentunya, dalam penyusunan buku ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami
dengan sangat terbuka menerima setiap saran dan kritik yang membangun untuk dijadikan
bahan perbaikan. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat baik sebagai referensi bacaan
ataupun untuk segi lainnya.

Bandung, Juli 2023


Hormat Kami

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER/ JUDUL ……………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAAN ………………………………………………………………..iv
1. TUJUAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ……………………………
BAB II PEMAPARAN PjBL TIAP KELOMPOK ……………………………………….iiv
1. LINDAYANTI & RITA LARAGIANTI
( TEMA: HEWAN CIPTAAN ALLOH, SUB TEMA : HEWAN PIARAAN,
PROJEKNYA MEMBUAT RUMAH HEWAN …………………………………
2. MOH HARYONO & NENG NUR SRI SYARIFAH
(TEMA: ALAM SEMESTA, SUB TEMA: BENDA LANGIT, PROJEKNYA:
MEMBUAT TATA SURYA SEDERHANA ) ………………………………….
3. SUNNY SAPUTRI
( TEMA: LINGKUNGAN, SUB TEMA: RUMAH SEHAT, PROJEKNYA:
MEMBUAT MAKET RUMAH SEHAT) ………………………………………
4. UTARI NURCAHYANI & RIVA OLA PURWANTI
(TEMA: LINGKUNGAN SEKITAR, SUB TEMA: LINGKUNGAN SUNGAI,
PROJEKNYA: MEMBUAT BENTUK PERAHU RAKIT DARI SEDOTAN ) ..
5. ASNIAH & CARLA DELVIA LEMBAH
( TEMA: AIR, UDARA & API, SUB TEMA: UDARA, PROJEKNYA:MOBIL
BERTENAGA BALON ) ……………………………………………………….
6. ARUM YUNINGSIH & HESTY ERISTIANTI
( TEMA: AKU CINTA INDONESIA, SUB TEMA: BERKREASI DENGAN DAUN
SINGKONG , PROJEKNYA: MEMBUAT WAYANG DARI DAUN SINGKONG)
…………………………………………………………………....
7. HILDA YUANITA & MAYA WAHYUNI H
(TEMA: DIRI KU, SUBTEMA: PANCA INDRA , PROJEKNYA: MEMBUAT
POSTER MONTASE ) …………………………………………………………
8. INDRI SITI NURBAETI & NITA QONITIAH HIFDZILATUL FITRI
( TEMA: ALAM SEMESTA, SUB TEMA: GEJALA ALAM, PROJEKNYA:
MADING GEJALA ALAM ) ………………………………………………….
9. ASTIEN RUSMAWANTI, ITOH MASITOH & DEDE ASTRIANI
(TEMA: ALAM SEMESTA, SUBTEMA: GUNUNG MERAPI, PROJEKNYA:
PERCOBAAN GUNUNG MERAPI) ……………………………………….

3
PENDAHULUAN

Pada pembuatan buku kali ini berisikan tentang pembelajaran berbasis proyek dengan
macam macam tema yang telah dirancang oleh teman teman dari beberapa kelompok.

Pembelajaran berbasis proyek(Project Based-Learning atau PBL) adalah metode


pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Menurut Kemdikbud (2013),
peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Penerapan Project Based Learning adalah pendekatan yang mengedepankan siswa untuk
dapat menyelesaikan permasalahan yang benar-benar ditemui di lapangan. Dalam pembelajaran ini
siswa akan berperan menjadi seorang profesional yang mencoba memecahkan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.

Karakteristik dari pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) yaitu mengembangkan


kemampuan berfikir siswa yang memungkinkan mereka untuk memiliki kreativitas, terampil, dan
mendorong mereka untuk bekerja sama (Indriyani & Wrahatno, 2019).

Menurut Made Wena (2013, hlm. 145) prinsip PjBL adalah prinsip keterpusatan (centrality),
prinsip berfokus pada pertanyaan atau masalah, prinsip investigasi kontruktif atau desain, prinsip
otonomi, prinsip realistis.

Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning).

Guru akan menjadi fasilitator yang baik guna memperlancar proses kegiatan ini. Namun
pada pelaksanaannya siswa yang akan melakukan kegiatan ini hingga akhir. Peran guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran model Problem Based Learning ini adalah membimbing dan
mengarahkan peserta didik dalam proses penyelesaian permasalahan yang dihadapi.

Siswa akan diminta untuk melakukan presentasi kehadapan teman teman sekelompok dan
teman lain ikut menyimak. Guru memandu siswa untuk belajar wawancara untuk menanyakan
terkait dengan tema yang telah ditentukan oleh masing masing kelompok.

4
Bagian 1

NAMA : 1. Lindayanti
2. Rita Laragianti
NIM : 1. 41032107222017
2. 41032107222020

Nama Lembaga : RA ATTARBIAH

Jenjang/ Kelas : Kelompok B

Alokasi Waktu : 120 menit

Jumlah Anak : 30 anak

Model Pembelajaran Proyek : Membuat Miniatur Tempat tidur kucing

Tema : Hewan Ciptaan Allah

Pengembangan Tema/Sub Tema : Hewan Peliharaan/ Kucing

I. Tujuan
a. Tujuan pembelajaran berbasis proyek (melibatkan 6 aspek perkembangan dan nilai-
nilai karakter)
Berisi tujuan akhir dari PjBL ini apa?
1. Anak dapat mempercayai adanya Allah SWT sebagai pencipta alam semesta
melalui CiptaanNya yaitu binatang kucing.
2. Anak mampu menyebutkan ciri-ciri kucing dengan mengamati kucing nya
secara langsung,kucing memiliki kaki 4,bentuk matanya,warna
bulu ,makanannya.
3. Mengenal lingkungan alam yaitu binatang kucing sebagai makhluk hidup yang
harus di sayangi.
4. Anak dapat mengenal ciri-ciri kucing melalui nyanyian dengan judul lagu “ Ini
Kucingku”.
5. Anak dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan temannya ketika membuat
proyek miniatur tempat tidur kucing, bekerja sama dengan cara membagi
tugas ada yang membuat pola menggunakan penggaris,menggunting dan
menempel
6. Anak dapat menggunakan anggota tubuh untuk mengembangkan motorik
halus melalui kegiatan menggunting dan menempel
7. Meningkatkan kecerdasan natural anak melalui pemanfaatan bahan bekas
kardus menjadi miniatur tempat tidur kucing.

b. Teori/kumpulan pengetahuan

5
Kucing dalam bahasa latinnya Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata
“kucing” biasanya merujuk Kepada “kucing” yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga
merujuk kepada “kucing Besar” seperti singa, harimau, dan macan. Kucing telah berbaur
dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di
Pulau Siprus. (Tita Rahayu, 2015).
Kucing (Felis catus) merupakan salah satu hewan berbulu yang banyak dipelihara
orang. Sama halnya dengan hewan peliharaan lainnya, kucing juga merupakan hasil
domestikasi dari miacis yang juga merupakan nenek moyang dari anjing dan beruang.
Miacis ini kemudian mengalami evolusi menjadi kucing besar seperti singa dan harimau
yang kemudian berevolusi menjadi nenek moyang kucing domestic. Nenek moyang
kucing domestic ini pertama kali ditemukan berdasarkan hasil fosil mumi kucing yang
ditemukan di mesir. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Claudio Ottoni seorang
peneliti dari University of Rome mengatakan domestikasi kucing terjadi dalam dua jenis.
Ia juga mengatakan kucing domestik memiliki nenek moyang yang sama yaitu berasal dari
kucing liar Afrika Utara atau Asia Barat. Selain itu dengan mempelajari DNA kucing
purba dari seluruh dunia, para peneliti menemukan domestikasi kucing terjadi pada
periode Neolitik dan kemudian sampai pada Mesir kuno. Penelitian yang dilakukan oleh
Ottoni juga menjelaskan mengapa kucing menyebar di seluruh dunia. Dengan
menganalisis, DNA purba dari sisa-sisa kucing yang ditemukan di kota pelabuhan, para
ilmuwan menyimpulkan jika kucing dibawa dengan kapal untuk dijadikan sebagai penjaga
gudang makanan dari hewan pengerat dan seringkali dibawa dalam pelayaran. Hal inilah
yang menyebabkan kucing dapat tersebar ke seluruh penjuru dunia.(Ngitung,2021)
Kucing merupakan hewan yang banyak di pelihara oleh manusia karena kucing
termasuk hewan yang lucu dan menggemaskan,ketika kita ingin memelihara kucing maka
kita harus merawatnya dengan baik. Menurut Cat Rescue (2013) pet shop yang
menyediakan litter tray dinyatakan Memiliki tingkat kesejahteraan yang baik.Hal tersebut
dikarenakan penyediaan litter tray atau kotak pasir sangat penting untuk menjaga
kenyamanan dan sanitasi kandang kucing. Dengan adanya aktivitas kucing yang
membuang kotoran di box pasir tersebut membantu pemilik untuk mengamati tanda-tanda
apakah kucing yang dipelihara tersebut mengalami masalah medis atau tidak.Kenyataan
yang ditemukan di lapangan, ada seumlah pet shop yang tidak menyediakan litter tray
pada kandang. Hal ini disebabkan pemilik pet shop berasumsi bahwa penyediaan pasir
membuat kandang menjadi kotor akibat kucing yang menjadikan pasir sebagai mainan dan
perilaku kucing yang belum mengerti cara menggunakan kotak pasir. Secara umum,
kucing yang menunjukkan perilaku-perilaku tersebut atau meninggalkan litter tray adalah
salah satu tanda bahwa ada masalah dalam perilaku, seperti perilaku teritorial atau masalah
medis (ASPCA, 2013).
Kita juga dapat membuat mainan Miniatur Rumah Binatang Peliharaan untuk
meningkatkan kecerdasan natural anak.
Bahan yang digunakan
 Kotak Kardus Bekas
Alat yang digunkan
1 Gunting

2 Penggaris

6
3 Pisau Karter

4 Pensil

5 Kuas

6 Cat Warna

Cara Membuat
Salah satu sisi kotak kardus digunakan sebagai atapnya, dan satu sisii yang
berlawanan digunakan sebagai lantai.

2 Potong slah satu sisi kardus dan bentuk menyerupai atap

3 Gambar bentuk pintu, jendela, dan lubang udara

4 Potong bentuk-bentukk tersebut (Sri Damayanti,2019)

c. Gambar/foto

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fi.ytimg.com%2Fvi
%2FEJgPb8moGik
%2Fmaxresdefault.jpg&tbnid=a8X_Odc1bYkvQM&vet=1&imgrefurl=https%3A%2F
%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv
%3DEJgPb8moGik&docid=cMX_XJ4_44fzIM&w=1280&h=720&hl=in-ID&source=sh
%2Fx%2Fim%2F4

7
II. Pembelajaran (Pelaksanaan pembelajaran membuat miniatur tempat tidur kucing)

Deskripsi Umum Kegiatan : Kegiatan Proyek ini membuat miniatur tempat tidur
kucing,anak di perkenalkan tentang kucing yang merupakan hewan ciptaan Allah,anak
melihat dan mengamati kucing serta menyebutkan ciri-ciri kucing melalui nyanyian ini
kucingku.
a. Alat dan bahan yang diperlukan :
Bahan: kotak kardus bekas
Kapas
Alat : 1.Gunting
2.Penggaris
3.Lem kayu
4.Pensil

b. Langkah-langkah kegiatan

8
c.Cara melakukan/memainkan :
-Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan anak-anak
2. Berdoa sebelum kegiatan
3. Pembiasaan Asmaul husna
4. Ice breaking
5. Di lanjutkan bernyanyi yang berhubungan dengan peroyek yang akan di buat.
-Kegiatan Inti
Kegiatan  Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melakukan kegiatan berikut:

1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
Materi yang akan dipelajari.
-mencari tau tentang hewan peliharaan yaitu kucing,
2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain;
Pendekatan di sini yaitu dengan cara anak bisa langsung melihat mendekati bahkan
memegang media yang di sediakan.
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan.
Yang di sebut pasilitas di sini yaitu guru memberi ruang akan peserta didik apakah
pertanyaan atau bahkan mengemukakan Pengetahuan nya.
4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
Aktif di sini yaitu anak tidak hanya diam, dan memperhatikan saja tetapi anak turun
langsung dalam pembuatan proyek nya. Of
5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan langsung seperti; meraba hewan kucing
tersebut,melihat langsung.
Kegiatan Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru melakukan hal-hal berikut.

1. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, seperti ada yang menempel
kapas, ada yang menggunting, dan ada yang membuat pola ada juga yang menyusun.
2. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
Seperti ; setiap anak mengemukakan pendapat nya, apa yang mereka lihat dan
mereka ketahui mengenai tema atau topik yang ada.
3. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
4. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
Di sini setiap anak dilihat proses pengerjaan nya, ke rapihan nya. Dalam
pengerjaan tugas.
5. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
Setiap kelompok yang di beri tugas memberikan hasil tugas nya kepada gurunya.
6. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
7. memfasilitasi peserta didik melakukan pertunjukan dengan me ngabadikan hasil
karya nya

9
8. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri peserta didik.
Yaitu dengan memberikan nilai atau memberi bintang.
Kegiatan Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru melakukan kegiatan-kegaiatan berikut.

1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
3. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan,
4. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar;
5. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan be-
nar;
6. membantu menyelesaikan masalah;
7. memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
8. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
9. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Link video pembelajaran:
https://drive.google.com/file/d/1zk7oKkGAGgBRT8qZJscrtdO-13YIxiWa/view?
usp=drivesdk
-Kegiatan Penutup
1. Melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.apakan anak mampu menjawab,
ataukah anak mulai bisa mengerti dengan apa yang mereka pelajari atau kerjakan.
2. Memberikan motivasi dan dorongan sosial dengan tujuan agar siswa lebih
termotivasi lagi dalam pembelajaran berikutnya.

Kegiatan penutup di lakukan kerena bertujuan :

1. Untuk mengetahui tingkat


keberhasilan peserta didik dalam
mempelajari materi pelajaran
2. Untuk mengukur sejauh mana tujuan
dan indikator pembelajaran telah
tercapai
3. Mengevaluasi keberhasilan pendidik
dalam mengaplikasikan RPP yang
telah dipersiapkan sebelumnya
4. Mendapat bahan tambahan untuk
perbaikan pada pengajaran
sselanjutny

10
5. Membantu peserta didik agar
mengetahui hubungan antara
pengalaman yang telah di kuasainya
dengan hal – hal yang baru saja
dipelajari
6. Mengorganisasikan semua kegiatan
pembelajaran yang telah dipelajari
menjadi bermakna untuk memahami
esensi pelajaran
7. Memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk lebih antusias
pada pertemuan pembelajaran
selanjutnya
-Rencana Penilaian Perkembangan :
instlrumen atau teknik asesmen di sekolah RA attarbiah yaitu: catatan anekdot; ceklis; hasil
karya; dan foto berseri. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam rentang waktu tengah
semester dan satu semester.
-Tindak lanjut : (Uraikan tindak lanjut apa saja yang perlu dilakukan oleh guru setelah model
pembelajaran proyek ini dilaksanakan )
1. Membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai anak didik
2. Membaca materi dari sumber lain dengan lebih banyak
3. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar bagi anak didik yang masih kurang
paham
4. Menginformasikan topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
d.Video Model Pembelajaran membuat proyek:
https://drive.google.com/file/d/1zk7oKkGAGgBRT8qZJscrtdO-13YIxiWa/view?
usp=drivesdk
DAFTAR PUSTAKA

Ngitung, R. (2021). Karakteristik Perilaku Kucing Domestik. SAINSMAT: Jurnal Ilmiah


Ilmu Pengetahuan Alam, 10(1), 78-84.

Hartuti, R. S., Adam, M., & Murtina, T. (2014). Kajian Kesejakterahan Kucing Yang
Dipelihara Pada Beberapa Pet Shop Di Wilayah Bekasi, Jawa Barat. Jurnal Medika
Veterinaria, 8(1).

Damayanti, S. (2019). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Pemanfaatan


Karton Bekas Menjadi Alat Bermain Dan Belajar Pada Anak Ra Ar-Raudlatul
Hasanah Tiga Binanga Kabupaten Karo (Doctoral dissertation).

11
BAGIAN II

Nama : Moh Haryono & Neng Nur Sri Syaripah


NIM : 41032107222018 & 41032107222005
Kelas : RPL
Mata Kuliah : Model-Model Pembelajaran PAUD

Nama Lembaga : RA. BAITUL ASHLIYYAH


Jenjang/ Kelas :B
Alokasi Waktu : 7.30 – 10.00 WIB
Jumlah Anak : 10 Anak

12
Model Pembelajaran Proyek : Pembuatan Model Tata Surya Sederhana
Tema : Alam Semesta
Pengembangan Tema/Sub Tema : Benda Langit / Tata Surya

II. Tujuan
d. Tujuan pembelajaran berbasis proyek
1. Anak dapat mengenal beberapa benda langit seperti bulan, matahari, planet,
meteor dan bintang yang ada di angkasa.
2. Anak dapat mengenal bahwa tata surya adalah lintasan atau jalan dari planet-
planet dalam mengelilingi matahari.
3. Anak mampu membuat hasil karya berupa model tata surya untuk lebih
memahami tentang tata surya.
4. Anak memahami cara merawat alam ciptaan Tuhan dengan menanam pohon
untuk menyerap polusi udara sehingga lapisan bumi tetap terjaga.
5. Anak dapat bersyukur atas segala ciptaan dan karunia Tuhan dengan
mengucapkan alhamdulillah dan masyaallah atas keindahan ciptaan Tuhan.

e. Teori/kumpulan pengetahuan
Benda benda langit adalah sebuah kumpulan benda benda yang ada di langit, yang
terdiri dari Matahari, planet, Bulan, dan bintang. Benda-benda langit tersebut
mempunyai manfaat dan fungsi masing-masing yang mana salah satunya manfaatnya
adalah untuk kehidupan manusia (Azizah, N. M. 2018)
Menurut Saputra, O. (2018), Tata Surya merupakan sebuah sistem yang terdiri dari
Matahari, delapan planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa
kecil lain. Matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya
yang lain beredar mengelilingi Matahari. Tata surya merupakan susunan dari benda-
benda langit yang mengelilingi matahari. Matahari dikelilingi oleh delapan planet dan
benda-benda langit lainnya. Adapun urutan planet-planet tersebut dari mulai yang
terdekat dengan matahari sampai yang terjauh yaitu Merkurius (planet terkecil dan
terdekat dari matahari), Venus (planet terpanas/bintang timur), Bumi (planet biru),
Mars (planet merah), Yupiter (planet terbesar di tata surya), Saturnus (planet
bercincin), Uranus (planet yang diselubungi awan tebal), dan Neptunus (planet

13
pembuat ulah/sering keluar dari orbit). Selain planet, ada juga benda-benda langit
lainnya seperti Meteroid, Komet, Asteroid, dan Satelit.

A. Matahari

Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat ke Bumi. Jarak rata-
rata Bumi ke Matahari adalah 150 juta km atau 1 Satuan Astronomi (1 SA). Matahari
berbentuk bola gas pijar yang tersusun atas gas Hidrohen dan gas Helium. Matahari
mempunyai diameter 1,4 × 106 km, suhu permukaannya mencapai 6000 K. Matahari
merupakan sumber energi utama bagi planet Bumi yang menyebabkan berbagai
proses fisis dan biologi dapat berlangsung. Energi yang dipancarkan oleh Matahari
dibentuk di bagian dalam matahari melalui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh
Matahari ke Bumi dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik (Moch. Erewin
Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 4).

B. Planet

Berdasarkan kriteria IAU (International Astronomical Union), planet adalah benda


langit yang: mengorbit Matahari, bentuk fisiknya cenderung bulat (pepat), orbitnya
bersih dari keberadaan benda angkasa lain. Planet-planet yang berada dalam sistem
Tata Surya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus(Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 5). Planet disebut sistem
tata surya karena tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya
gravitasinya. Objek- objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips (Setiyadi, D. 2016)

C. Planet-Kerdil

Planet kerdil (Dwarf Planet) merupakan kategori baru dalam keanggotaan Tata Surya
berdasarkan resolusi IAU tahun 2006. Sebuah benda angkasa dikatakan planet kerdil
jika: mengorbit Matahari, bentuk fisiknya cenderung bulat, orbitnya belum bersih dari
keberadaan benda angkasa lain, bukan merupakan satelit (Moch. Erewin Maulana dan
Yamin W. Ono, 2008: 6).

D. Satelit

14
Menurut Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono ( 2008: 7), satelit adalah benda
langit pengiring planet. Satelit senantiasa mengiringi dan berputar terhadap planet
pusatnya. Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu 1) Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam
bersamaan dengan terbentuknya planet, contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi;
Titan, sebagai satelit alam Saturnus. 2) Satelit Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh
manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu, contoh: Satelit cuaca, satelit
komunikasi, satelit mata-mata, dan sebagainya.

E. Asteroid

Asteroid disebut juga dengan planet minor atau planetoid, asteroid ini mengisi
ruangan yang berada diantara Mars dan Yupiter. Di dalam sistem tata surya
diperkirakan terdapat 100.000 buah asteroid yang ukurannya antara 2-750 km2 .
Asteroid senantiasa berputar diantara planet Mars dan Yupiter membentuk sabuk
asteroid (Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 9).

F. Komet

Komet disebut juga dengan “bintang berekor” merupakan benda langit yang garis
edarnya/orbitnya sangat lonjong; sehingga jaraknya ke Matahari kadang-kadang jauh
sekali tetapi pada suatu saat dekat sekali. Ekor komet selalu menjauhi Matahari, hal
ini karena mendapat tekananan dari Matahari. Material komet tesusun atas kristal-
kristal es yang rapuh sehingga mudah lepas dari badannya. Bagian yang terlepas
inilah yang membentuk semburan cahaya ketika sebuah komet melintas didekat
Matahari (Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 9).

f. Gambar/foto

15
Gambar 1.1 Tata Surya1
1
Admin SMP. Tata Surya, Galaksi, dan Luasnya Alam Semesta.
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/tata-surya-galaksi-dan-luasnya-alam-sem

III. Pelaksanaan Pembelajaran Membuat Model Tata Surya Sederhana


Deskripsi Umum Kegiatan : Pada dasarnya anak belajar dari apa yang dia lihat dan dia
alami atau dikatakan sebagai pembelajaran yang bermakna. Oleh sebab itu sangat penting
pembelajaran dilaksanakan dengan metode yang menyenangkan dan memberikan
pengalaman yang bermakna pada diri anak sehingga dapat teringat di memori jangka
Panjang anak. Pada kegiatan ini dilaksanakan pembuatan model tata surya sederhana.
Kegiatan ini di mulai dengan menonton film pendek berkenaan dengan luar angkasa untuk
memancing rasa ingin tahu anak dan dilanjutkan dengan pembuatan model tata surya
sederhana dengan pembagian kelompok anak yang memiliki tugas yang berbeda-beda
kemudian digabungkan menjadi proyek satu kelas yang menghasilkan suatu produk berupa
model tata surya sederhana.
a. Alat dan bahan yang diperlukan:
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
1. Kardus bekas air mineral 1 buah
2. Karton manila warna hitam 2 buah
3. Kertas hermas silver 1 lembar
4. Gambar-gambar planet 1 buah
5. Manik-manik loosepart secukupnya
6. Lem fox secukupnya
b. Langkah-langkah kegiatan membuat proyek model tata surya sederhana:
Adapun Langkah-langkah kegiatan membuat proyek ini adalah sebagai berikut:

16
1. Anak dibagi menjadi 3 kelompok kecil. Dimna setiap kelompok memiliki tugas
yang berbeda.

2. Kelompok satu bertugas membuat bagain luar angkasanya dari bahan kardus
kemudian di bentuk sudut 90 derajat. Setalah selesai kardus di tutup dengan kertas
manila hitam.

17
3. Kelompok kedua bertugas membuat lintasan planet-planet dari kertas manila
hitam di potong memanjang dan memotong planet-planet yang sudah tercetak
pada kertas menjadi terpisah-pisah.

4. Kelompok ketiga bertugas membuat model benda-benda luar angkasa yang lain
seperti bintang dari kertas hermas silver dan meteor dari manik-manik loosepart
serta meteorid.

18
5. Setelah semua ornamen dari setiap kelompok siap maka hasil kerja digabungkan
dan dibuat model tata surya sederhana sesuai kreatifitas anak dan sesuai
pengetahuan yang telah diberikan sebelumnya.

c. Cara melakukan / memainkan:


 Kegiatan Awal
 Anak privat iqro’ dan pengenalan huruf.
 Anak berdo’a sebelum belajar
 Anak diberikan pertanyaan pemantik dengan bertanya “siapa yang tahu
apa itu luar angkasa? Naik apa yah kita ke sana? Nama profesi apa yah
orang yang pergi ke luar angkasa? Ada benda apa saja yah di luar
angkasa?
 Anak menyaksikan film pororo berkenaan dengan luar angkasa dan
ipin upin.
 Anak bernyanyi nama-nama planet.
 Guru menyampaikan kegiatan hari ini membuat model tata surya
sederhana
 Kegiatan Inti
 Guru menyampaikan informasi berkenaan dengan apa itu tata surya
dan benda-benda langit yang ada di luar angkasa.

19
 Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dengan cara estapet
angka 1, 2, dan 3.
 Guru menyampaikan tugas yang harus diakukan oleh anak Kelompok
satu bertugas membuat bagain luar angkasanya dari bahan kardus
kemudian di bentuk sudut 90 derajat. Setalah selesai kardus di tutup
dengan kertas manila hitam.
 Kelompok kedua bertugas membuat lintasan planet-planetnya dari
kertas manila hitam di potong memanjang dan memotong planet-planet
yang sudah tercetak pada kertas menjadi terpisah-pisah.
 Kelompok ketiga bertugas membuat model benda-benda luar angkasa
yang lain seperti bintang dari kertas hermas silver dan meteor dari
manik-manik loosepart serta meteorid.
 Setelah semua ornamen dari setiap kelompok siap maka hasil kerja
digabungkan dan dibuat model tata surya sederhana sesuai kreatifitas
anak dan sesuai pengetahuan yang telah diberikan sebelumnya.
 Setiap kelompok melakukan presentasi di depan teman-temannya
mengutarakan apa yang mereka dapat dari hasil kegiatan hari ini.
 Guru memberikan apresiasi terhadap semua kelompok dengan
bertepuk tangan
 Semua anak bekerjasama membersihkan kelas dari sampah-sampah
yang berserakan
 Anak berdo’a mau makan
 Anak bermain bebas dan makan bekal
 Anak berdo’a setelah makan
 Kegiatan Penutupan
 Guru melalukan recalling pembelajaran hari ini
 Guru memberikan apresiasi terhadap kelas
 Guru menyampaikan informasi kegiatan yang akan dilaksanakan
besok.
 Berdo’a penutup kegiatan
 Keterlibatan Orang Tua
Orang Tua membantu pendidik dalam menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan seperti dus bekas dan bahan loosepart.

20
 Rencana Penilaian Perkembangan
Rencana penilaian yang akan dilakukan berupa penilaian ceklis, catatan
anekdot, hasil karya dan foto berseri.
 Tindak Lanjut
Pengenalan sistem tata surya dapat terus dikembangkan oleh pendidik dan
orang tua di rumah dengan tujuan agar anak semakin mensyukuri atas segala
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan begitu banyak
nikmat terhadap manusia.

III. Video Model Pembelajaran membuat proyek Model Tata Surya Sederhana
Video pembelajaran terdapat alamat gDrive berikut ini :
https://drive.google.com/file/d/1O5hef7op5VtNjyPZ4mNkZkRjjXUxEBra/view?usp=sharing

Referensi

Azizah, N. M. (2018). Pemanfaatan Benda-Benda langit pada Kehidupanusia.


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Ono, Y. W. (2012). Modul Tata Surya. Universitas Negeri Yogyakarya. Tidak


diterbitkan.

Rohmah, U.(2012). Aplikasi Augmented Reality Tata Surya (Semua Planet


Mengelilingi Matahari) Menggunakan Mobile Android. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Gunadarma.

Saputra, O. (2018). Revolusi dalam Perkembangan Astronomi: Hilangnya Pluto


Dalam Keanggotaan Planet Pada Sistem Tata Surya. Jurnal Filsafat Indonesia, 1(2), 71-74.

21
Setiyadi, D. (2016). Media Pembelajaran Untuk Anak Sekolah Dasar Tentang
Pengenalan Tata Surya Menggunakan Metode Computer Assisted Instruction (CAI).
INFORMATION MANAGEMENT FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS: Journal
of Information Management, 1(1), 42-53.

Admin SMP. Tata Surya, Galaksi, dan Luasnya Alam Semesta.


https://ditsmp.kemdikbud.go.id/tata-surya-galaksi-dan-luasnya-alam-sem. Diakses tanggal 07
Mei 2023.

BAGIAN III

Nama : Sunny Saputri

NIM : 41032107171004
Nama Lembaga: Sunny Private

Jenjang/ Kelas: PAUD

Alokasi Waktu: 60 menit

22
Jumlah Anak: 3-4 orang

Pembelajaran Berbasis Proyek : Membuat maket rumah sehat dan rumah tidak sehat Tema:
lingkunganku

Pengembangan Tema/Sub tema: Perbedaan rumah sehat dan tidak sehat


 Tujuan
Tujuan pembelajaran berbasis proyek (melibatkan 6 aspek perkembangan dan nilai- nilai
karakter)
 Berisi tujuan akhir dari PjBL ini apa?
1. Anak dapat bersyukur karena memiliki rumah sehat Contohnya mengenal hadist
kebersihan sebagian dari iman. Maka anak anak selalu menjaga kebersihan
lingkungan rumah, dengan membuang sampah pada tempatnya atau membantu
mama/papa membersihkan halaman rumah. (Nilai Agama dan Moral)

2. Anak dapat membedakan rumah sehat dan tidak sehat. Dengan cara guru
memberikan contoh gambar maka anak dapat menunjukkan mana rumah sehat dan
rumah tidak sehat. Anak pun dapat menyebutkan ciri ciri rumah sehat seperti apa
dan rumah tidak sehat seperti apa. Misalnya rumah sehat memiliki kamar mandi
yang bersih,rumah terbebas dari sampah yang kotor dan bau, pencahayaan rumah
yang baik dengan adanya jendela, sedangkan untuk rumah tidak sehat terlihat kotor,
banyak sampah, berbau, rumah tidak memiliki jendela sehingga rumah gelap dan
pengap. (Kognitif)

3. Anak dapat mempresentasikan hasil karya yang dibuatnya dan mampu


menyebutkan tentang bagaimana ciri ciri rumah sehat itu dan bagaimana rumah
yang tidak sehat itu. Contohnya rumah sehat itu bersih dari sampah, air yang bersih,
ada tanaman,dll contoh rumah tidak sehat anak dapat menyebutkan rumah yang
kotor,berbau,berdebu,banyak binatang seperti tikus,kecoa, tidak ada tanaman,dll
( Bahasa)

4. Anak dapat bekerja sama, berinteraksi bersama teman teman yang lain untuk
menyusun, menata rumah, memposisikan dimana seharusnya
jendela,pintu,pohon,pagar,tempat sampah berada, meskipun nanti pada saat
pelaksanaan akan ada perbedaan pendapat tentang dimana seharusnya letak pintu
atau jendela menjadikan nilai tersendiri untuk guru bahwa anak anak sudah dapat
berinteraksi secara sosial emosional dengan temannya ( Sosial Emosional)

5. Anak dapat menggunakan lem, kuas untuk mengecat atap, pagar, dengan jari
tangannya. Anak anak dapat menyesuaikan seberapa banyak lem yang seharusnya
digunakan, apakah sudah dapat mempergunakan lem seperlunya kah? Atau masih
belum dapat menyesuaikan dengan menggunakan lem yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit. Koordinasi mata dan tangan dengan seimbang dan baik dalam
menyusun bangunan atau suatu benda. Dalam pembuatan maket rumah sehat dan

23
tidak sehat anak anak akan menyusun letak bangunan, jendela, pintu,dll dengan
sendirinya dibantu oleh gurunya sebagai fasilitator sehingga anak anak dapat
berkoordinasi antara mata dan tangan mereka. (Motorik)

6. Anak dapat berkreasi, berimajinasi dalam menghias rumah yang sehat dan rumah
yang tidak sehat. Dalam pembuatan maket anak anak akan berkreasi dan
berimajinasi dalam memberikan warna dinding rumah, warna pintu,jendela,dll.
Berimajinasi dalam menentukan dimana letak pintu, jendela. Anak anak pun akan
menentukan apakah perlu diadakan hiasan pohon di halaman rumah atau tidak,
untuk menentukan bagaimana rumah sehat atau tidak dengan berimajinasi untuk
rumah tidak sehat anak anak akan menaburkan sampah plastik atau dedaunan
kering tentunya dibantu guru sebagai fasilitator. (Seni)

 Teori/kumpulan pengetahuan

Berisi mengenai teori-teori atau pengetahuan terkait proyek yang di buat.

1. Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal


yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah,
tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga,
serta sebagai tempat berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu,
rumah juga merupakan status lambang sosial. (Azwar, 1996; Mukono,
2000).

2. Dikutip dari kotaku.pu.go.id, menurut WHO, rumah adalah struktur fisik


atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan yang sehat
berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik
demi kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO mengenai Kesehatan
dan Lingkungan, 2001).

3. Dikutip dari eprints.ums.ac.id, menurut Depkes RI (2012), rumah sehat


merupakan rumah yang memenuhi kriteria minimal seperti akses air minum,
akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan. Dengan demikian,
penulis dapat menyimpulkan bahwa rumah sehat adalah rumah yang bebas
dari pencemaran baik udara maupun lingkungan.

4. Rumah yang tidak sehat dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh
lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi
pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan

24
kesehatan dilingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena
tingkat kemampuan ekonomi yang rendah, karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan penghuninya (Notoatmodjo, 2007).

5. Kondisi rumah yang tidak sehat dapat menimbulkan dampak negatif


terhadap kesehatan manusia itu sendiri. Salah satu dampak dari rumah tidak
sehat yaitu terserang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare,
demam berdarah (DB) dan lain sebagainya, terutama pada balita yang masih
rentang trrhadap penyakit. Masalah tersebut disebabkan karena belum
terpenuhinya kebutuhan sanitasi dasar sehingga menjadi salah satu
penyebab timbulnya berbagai masalah kesehatan masyarakat. Untuk
menghindari penularan penyakit terutama penyakit berbasis lingkungan dan
terjadinya kecelakaan didalam rumah, maka rumah yang sehat harus
dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuninya dari
kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan dan penularan penyakit
(Sartika, Irviani, dan Muslihudin, 2018

 Foto/Gambar terkait tema (Cantumkan sumber gambar/foto apabila diambil dari


medsos/ 1 Gambar)

Contoh gambar rumah sehat

Gambar 1

Foto rumah sehat

Contoh gambar rumah tidak sehat

25
Gambar 2

Sumber https://www.google.com/search

26
II. Pelaksanaan Pembelajaran
Membuat maket rumah sehat

Deskripsi Umum Kegiatan : Diawali dengan cerita kisah seorang tokoh bernama Boni ingin
membuat rumah, agar Boni tidak kedinginan saat malam hari, agar Boni bisa terhindar dari sakit
karena kedinginan. Rumah yang dapat melindungi dari turun hujan, melindungi Boni dari terik
panasnya matahari. Melindungi Boni dari hewan buas dan takut. Rumah Boni haruslah rumah
sehat. Memiliki dinding dan lantai yang kokoh. Memiliki ventilasi dan pencahayaan yang bagus.
Luas rumah sesuai dengan kepadatan penghuni ada ibu, ayah dan Boni yang akan tinggal.
Rumah sehat memiliki toilet dan saluran air. Ibu Boni pun m nginginkan dapur untuk memasak.
Ayah Boni menginginkan kamar tidur untuk beristirahat. Bisakah kamu membantu Boni
membuat rumah tersebut?
a. Alat dan bahan yang diperlukan :
1. 1 set alat permainan maket ruang kamar tidur
2. 1 set alat permainan maket kamar mandi
3. 1 set alat permainan maket dapur

b. Langkah-langkah kegiatan MEMBUAT PROYEK….. :


1. Guru akan meminta siswa membuat maket ruang kamar tidur, untuk ayah Boni
2. Guru akan meminta siswa membuat maket ruang kamar mandi yang mencirikan salah
satu rumah sehat
3. Guru akan meminta siswa membuat maket dapur untuk Ibu Boni

c. Cara melakukan/memainkan :

-Kegiatan Awal
Guru mengawali kegiatan dengan pembukaan salam, pembacaan surat surat pendek dan
perkenalan. Tidak lupa untuk menanyakan hari, tanggal dan bagaimana cuaca hari ini.

-Kegiatan Inti
Guru memulai kegiatan inti dengan cerita tentang kisah seorang tokoh bernama Boni ingin
membuat rumah, agar Boni tidak kedinginan saat malam hari, agar Boni bisa terhindar dari sakit
karena kedinginan. Rumah yang dapat melindungi dari turun hujan, melindungi Boni dari terik
panasnya matahari. Melindungi Boni dari hewan buas dan takut. Rumah Boni haruslah rumah
sehat. Memiliki dinding dan lantai yang kokoh. Memiliki ventilasi dan pencahayaan yang bagus.

27
Luas rumah sesuai dengan kepadatan penghuni ada ibu, ayah dan Boni yang akan tinggal.
Rumah sehat memiliki toilet dan saluran air. Ibu Boni pun m nginginkan dapur untuk memasak.
Ayah Boni menginginkan kamar tidur untuk beristirahat. Bisakah kamu membantu Boni
membuat rumah tersebut?

Lalu guru mulai memberikan 1 set alat permainan maket ruang kamar mandi, kamar tidur dan
dapur untuk selanjutkan akan dirancang dan di desain sesuai dengan imaginasi anak anak.
-Kegiatan Penutup
Setelah selesai dengan semua kegiatannya tibalah pada kegiatan akhir yaitu penutupan, dengan
dilaksanakan kegiatan tanya jawab tentang apa yang telah dipelajari? Tanyakan juga kepada anak
tentang bekerja secara kelompok, bagaimana perasaannya?
- Keterlibatan Orang Tua : keterlibatan orang tua dengan adanya lembar wawancara bersama
orangtua untuk menanyakan beberapa contoh pertanyaan misalnya:
1. Ada berapa ruangan di masing masing rumah siswa?
2. Apa cat rumah yang dimiliki siswa?
3. Berapa jumlah lantai yang dimiliki?

- Rencana Penilaian Perkembangan : Jenis/alat penilaian yang digunakan dapat


menggunakan lembar observasi dengan adanya bintang dan akan diisi oleh guru dengan
penilaian sebagai berikut:
1. Satu bintang masih perlu bimbingan
2. Dua bintang mulai berkembang
3. Tiga bintang berkembang sesuai harapan
4. Empat bintang berkembang sangat baik
5. Lima bintang sempurna

- Tindak lanjut :
Setelah kegiatan maket ini dilakukan maka tindak lanjunya adalah mempresentasikan hasil
karya. Mintalah setiap kelompok melakukan presentasi untuk menjelaskan deskripsi rumah
yang dibuat dan minta setiap siswa memberikan penilaian ke setiap kelompok.
Buatlah emoticon untuk dapat memberikan penilaian kepada hasil karya anak anak.
Emoticon dapat dikumpulkan dalam sebuah wadah.
Pilih kelompok yang mendapatkan predikat best project, best team, kelompok paling
tertib,dan sebagainya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, 1996; Mukono, 2000 diambil dari berbagai sumber oleh Wirawan Kristianto, TA
Safeguard Lingkungan, KMP PNPM Mandiri Perkotaan; Firstavina)

MUSTIKALAND.CO.IDdiakses pada 28 Mei 2023 http://repository.poltekkes.denpasar.ac.id


www.nsd.co.id rumah sehat
https://www.e-jurnal.com>2014/01
Prada,2019 Posted on January 7, 2022 diambil dari htpps://eticon.co.id rumah tidak sehat

29
BAGIAN IV

Nama : 1. Riva Ola Purwantari


2. Utari Nurcahyani
NIM : 41032107222006
41032107222011
Kelas : RPL PG-PAUD
Mata Kuliah : Model-Model Pembelajaran Anak Usia Dini
Nama Lembaga :
Jenjang/kelas :
Alokasi Waktu : 08.00-10.00
Jumlah Anak : 7 Anak
Metode Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Proyek
Nama Proyek : Membuat bentuk Perahu rakit dari sedotan
Tema : Lingkungan Sekitar
Pengembangan Tema/Sub tema : Lingkungan Sungai

IV. Tujuan
g. Tujuan pembelajaran berbasis proyek (melibatkan 6 aspek perkembangan dan nilai-nilai
karakter)
6. Anak dapat menunjukan rasa syukur atas nikmat karunia Tuhan telah menciptakan
alam .
7. Anak dapat menjaga kebersihan diri.
8. Anak dapat menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah
sembarangan.
9. Anak dapat mengenali dan memahami informasi mengenai keindahan sungai apabila
dipelihara dengan baik.

30
10. Anak dapat membangun percakapan seperti apa yang terjadi jika membuang sampah
di sungai.
11. Anak dapat menunjukan rasa ingin tahu(observasi ,eksplorasi, eksperimen).
12. Anak dapat mengembangkan sikap peduli dengan memelihara lingkungan sekitar
dengan tidak membuang sampah di sungai.
13. Anak dapat menunjukan hasil karya dengan membuat perahu rakit dari sedotan .

h. Teori/kumpulan pengetahuan

1.Sungai adalah jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah,
mulai dari bentuk kecil dibagian hulu sampai besar dibagian hilir (Sudira dan Tiny,
2013).
2.Sifat-sifat sungai sangat dipengaruhi oleh luas daerah aliran sungai (DAS) serta
kemiringan saungai. Bentuk tebing, dasar muara dan pesisir di depan muara memberi
pengaruh terhadap pembentukan sedimentasi terutama terhadap angkutan sedimen
(Sudarman, 2011 dalam Sudira dan Tiny, 2013)

3.Jenis sungai Menurut Pangestu dan Helmi (2013), Berdasarkan asal airnya sungai dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Sungai mata air Sungai mata air adalah sungai yang airnya bersumber dari mata air.
Sungai ini biasanya terdapat di daerah yang mempunya curah hujan sepanjang tahun dan
daerah aliran sungainya masih tertutup vegetasi yang cukup lebat.
b. Sungai hujan Sungai hujan yaitu sungai yang airnya bersumber hanya dari air hujan.
Jika tidak ada hujan, sungai akan kering. Sungai ini umumnya berada di daerah yang
bervegetasi jarang atau terletak di daerah lereng sebuah gunung atau perbukitan .
c. Sungai gletser Sungai gletser adalah sungai yang airnya bersumber dari pencairan es
atau salju. Sungai ini hanya ada di daerah lintang tinggi atau di puncak gunung yang
tinggi. Contohnya sungai Membramo di Papua.
d. Sungai campuran Sungai campuran yaitu sungai yang airnya bersumber dari berbagai
macam sumber, baik dari hujan, mata air, dan pencairan salju atau es. Artinya, air dari
berbagai sumber tersebut bercampur menjadi satu dan mengalir sampai hilir.

4.Alat transportasi air paling awal berbentuk batang kayu terapung, yang dimanfaatkan
sebagai alat transportasi sungai. Penggunaan batang kayu terapung ini dimungkinkan oleh
kondisi arus sungai yang tak terlalu deras. Pengendaliannya dilakukan dengan
menggunakan dayung oleh orang yang duduk mengapit batang kayu tersebut (Johnstone
1980:7).

5. Rakit adalah susunan benda yang mengapung yang datar untuk perjalanan di atas air;
dan merupakan rancangan perahu paling dasar, yang cirinya tak memiliki lambung.
Sebagai gantinya, rakit dijaga mengapung menggunakan gabungan bahan ringan
seperti kayu, tong tertutup, maupun ruang air dipompa. Rakit tradisional ataupun primitif
dibuat dari kayu atau buluh. Rakit modern juga menggunakan ponton, drum, atau
balok polistirena. Rakit pompaan menggunakan susunan berlapis-lapis yang lebih elastis

31
dan tahan lama. Bergantung pada penggunaan dan ukurannya, rakit bisa memiliki atap,
tiang, maupun kemudi.

i. Gambar/foto

Gambar 1. 1 Gambar 1.2

I. Pelaksanaan Pembelajaran membuat proyek miniatur rakit


Deskripsi Umum Kegiatan :
Kegiatan Proyek ini membuat miniatur bentuk Perahu rakit,anak di perkenalkan tentang
mencintai sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan dan melestarikan tanaman di
lingkungannya

32
a. Alat dan bahan yang diperlukan : 1.Gunting
2.Sedotan
3.Solatip

b. Langkah-langkah kegiatan MEMBUAT PROYEK


c.
1. Anak-anak Mengamati Sungai

.
2. Anak-anak mengambil sedotan 8 buah

3. 2 buah sedotan di rekatkan kedua ujungnya dengan solatif (membuat dua).

4. Sisa sedotan disusun dimasukan ke sela sedotan yang sudah direkatkan.

33
d. Cara melakukan/memainkan :
Kegiatan Awal :
1. Berbaris dan Cirletime
2. Berdoa sebelum belajar
3. Berdoa sebelum masuk ruangan
Kegiatan Inti :
1.Bercakap-cakap Mengenai Tema .
(Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema Materi
yang akan dipelajari.
mencari tau tentang sungai dan kendaraan air, Pendekatan di sini yaitu dengan cara anak bisa
langsung melihat mendekati bahkan memegang media yang di sediakan.Memfasilitasi terjadinya
interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan yang di sebut
pasilitas di sini yaitu guru memberi ruang akan peserta didik apakah pertanyaan atau bahkan
mengemukakan Pengetahuan nya)
2.Bermain Permainan Fisik
( Berlari melewati kursi untuk mengambil 8 potong sedotan )
3.Membuat Bentuk Perahu Rakit dari Sedotan
1.Anak-anak mengambil sedotan 8 buah.
2.Dua buah sedotan di rekatkan kedua ujungnya dengan solatif (membuat dua).
3.Sisa sedotan disusun dimasukan ke sela sedotan yang sudah direkatkan.

Kegiatan Penutup :
1.Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan.yaitu dengan cara menanyakan hal -hal
seputar tema/ topik
2.Melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah
tercapai atau belum.apakan anak mampu menjawab, ataukah anak mulai bisa mengerti dengan
apa yang mereka pelajari atau kerjakan.

34
3.Memberikan motivasi dan dorongan sosial dengan tujuan agar siswa lebih termotivasi lagi
dalam pembelajaran berikutnya.

Keterlibatan Orang Tua :


1.Mengkomunikasikan kegiatan hari ini kepada Orang tua
2.Menyampaikan pembiasaan disekolah untuk di simulasikan saat dirumah.
Rencana Penilaian Perkembangan :

Nama Anak & Capaian


Program Perkembangan anak
KD Indikator
Pengembangan
Athar Abidzar Riko

Nilai Agama & 1.1 • Anak terbiasa


Moral menyebutkan ciptaan-
(NAM) ciptaan Allah
1.2 • Anak terbiasa bersyukur
terhadap dirinya dan
lingkungan
• Anak terbiasa melafadzkan
doa
3.1-
4.1

2.1 • Anak terbiasa menjaga


kebersihan diri
Fisik Motorik

3.6-4.6 • Anak dapat menghitung


• Anak bisa membuat
miniatur perahu rakit
Kognitif
• Anak dapat menggunakan
alat teknologi sederhana
3.9-4.9

3.10 - • Anak bisa menceritakan


Bahasa
4.10 kembali apa yang sudah
dilakukan

35
2.6 • Anak terbiasa mentaati
aturan di sekolah dan kelas
SOSEM
• Anak terbiasa mandiri
2.8

3.15 - • Anak dapat menyanyikan


Seni lagu “jangan buang sampah
4.15
sembarangan”

- Tindak lanjut :
1. Membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai anak didik
2. Membaca materi dari sumber lain dengan lebih banyak
3. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar bagi anak didik yang masih kurang paham
LINK VIDEO PEMBELAJARAN :
https://drive.google.com/file/d/10mt1sLXya0iHCbSBfc5m_mTltscCaGNS/view?usp=drivesdk

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1.1
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fskola%2Fread
%2F2020%2F04%2F10%2F200000969%2Fpengertian-dan-jenis-jenis-sungai%3Fpage

36
%3Dall&psig=AOvVaw3w8qqlvtaFCvRW0FYIknl7&ust=1684405861977000&source=
images&cd=vfe&ved=0CBIQjhxqFwoTCLi1l4KT_P4CFQAAAAAdAAAAABAE
Gambar 1.2
Oleh Project Gutenberg, Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?
curid=700846.
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=d072a81e6fe3d0a4JmltdHM9MTY4ODUxNTIwMCZpZ3VpZD0yZjk3NDVjZS1
mMWE1LTY4ZTktMTY5NS01Nzc0ZjBjNTY5YzAmaW5zaWQ9NTE3Mw&ptn=3&h
sh=3&fclid=2f9745ce-f1a5-68e9-1695-
5774f0c569c0&psq=teori+mengenai+sungai&u=a1aHR0cDovL3JlcG9zaXRvcnkudW15
LmFjLmlkL2JpdHN0cmVhbS9oYW5kbGUvMTIzNDU2Nzg5LzEwODQ3L0cuJTIwQk
FCJTIwSUlJLnBkZg&ntb=1

BAGIAN V

Nama : 1. Asniah (41032107222003)

37
2. Carla Delvia Lembah (41032107222026)

Tema : Air, Udara & Api


Pengembangan Tema/Sub Tema : Udara
Pembelajaran Berbasis Proyek : Mobil Bertenaga Balon

1. Tujuan
Tujuan Pembelajaran Proyek Mobil Bertenaga Balon
Proyek mobil bertenaga balon (Gambar.1) merupakan salah satu kegiatan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan bagi anak usia dini. Tujuan dari proyek ini adalah untuk
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti :
 Aspek Perkembangan Motorik Halus
Melalui proyek mobil bertenaga balon, anak akan terlatih dalam mengembangkan
keterampilan motorik halusnya. Anak akan belajar membuat mobil mini yang dapat
bergerak dengan bantuan balon sebagai sumber tenaga.
Proses pembuatan mobil tersebut melibatkan penggunaan alat-alat kecil seperti gunting,
tusukan sate, sedotan, tutup botol minuman, kotak kardus bekas minuman dan balon.
Dengan demikian, anak akan terlatih dalam mengontrol gerakan tangan dan jari-jarinya
secara halus dan presisi.
 Aspek Perkembangan Kreativitas
Proyek mobil bertenaga balon juga mendorong anak untuk mengembangkan
kreativitasnya. Anak akan diberikan kebebasan untuk merancang dan mendesain mobil
mini sesuai dengan imajinasinya sendiri.
Dalam proses pembuatan mobil, anak akan belajar memilih warna, bentuk, dan ukuran
yang sesuai untuk membuat mobil yang unik dan menarik. Hal ini akan membantu anak
untuk mengembangkan kreativitasnya secara lebih optimal.
 Aspek Perkembangan Kemampuan Berpikir Logis
Selain keterampilan motorik halus dan kreativitas, proyek mobil bertenaga balon juga
dapat membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir logisnya. Anak akan
belajar bagaimana menghubungkan antara bagian-bagian mobil, sehingga mobil dapat
bergerak dengan baik.

38
Anak juga akan belajar meniup balon yang dibutuhkan untuk menggerakkan mobil, dan
mengatur posisi balon agar mobil dapat berjalan lurus. Dengan demikian, proyek ini
dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir logis anak secara signifikan.
 Aspek Pengembangan Nilai-Nilai Karakter: Kerja Sama
Proyek mobil bertenaga balon juga dapat membantu membentuk nilai-nilai karakter
positif pada anak, salah satunya adalah kerja sama. Anak akan belajar bekerja sama
dengan teman-temannya dalam proses pembuatan mobil.
Anak akan saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan
tugas, serta berbagi ide dan pemikiran untuk menciptakan mobil yang terbaik. Hal ini
akan membantu anak untuk memahami pentingnya kerja sama dan bekerja dalam tim.
 Aspek Pengembangan Nilai-Nilai Karakterter: Tanggung Jawab dan Ketelitian
Selain kerja sama, proyek mobil bertenaga balon juga dapat membantu membentuk
nilai-nilai karakter lain pada anak, seperti tanggung jawab dan ketelitian. Anak akan
belajar untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, mulai dari memilih bahan
hingga merakit mobil.
Anak juga akan belajar untuk menjadi teliti dan hati-hati dalam setiap langkah
pembuatan mobil, sehingga mobil dapat berfungsi dengan baik. Dengan demikian,
proyek ini dapat membantu membentuk karakter anak menjadi lebih bertanggung jawab
dan teliti.
Dengan melalui proyek ini, diharapkan anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan
dan efektif.
2. Teori/kumpulan pengetahuan
 Pengenalan Udara
Udara merupakan suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi (atmosfer), dimana komposisi dari udara tersebut tidak selalu
konstan. Udara merupakan komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan,
sehingga perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya (Wardoyo, 2016).
 Upaya Mengurangi Pencemaran Udara
Menurut Wardoyo (2016) Cara mengatasi pencemaran udara (Gambar.2) bisa
dilakukan jika manusia bisa bekerja sama dalam melakukan aksi penanganan polusi

39
atau pencemaran. Beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai cara mengatasi
pencemaran udara di antaranya:
1. Mengurangi Emisi
Asap yang keluar dari kendaraan itu menjadi sumber utama dari pencemaran
udara. Maka dari itu, kita perlu untuk mengurangi kebiasaan dalam memakai
kendaraan dan bisa beralih dengan menggunakan transportasi umum. Selain itu,
hindari juga terlalu sering menyalakan mesin kendaraan saat sedang menunggu untuk
waktu yang lama.
2. Memilih Produk yang Ramah Lingkungan dan Hemat Daya
Mulailah untuk menggunakan perlengkapan yang hemat energi serta perangkat
elektronik yang hemat daya, bisa menjadi salah satu cara kita untuk menghemat
biaya serta melindungi lingkungan dari pencemaran udara. Jangan lupa untuk selalu
mematikan daya listrik saat kita tidak sedang menggunakan perangkat tersebut.
3. Tidak Melakukan Bakar Sampah
Banyak sekali orang yang berpikir jika dengan membakar sampah, mampu
mengurangi sampah yang ada.padahal, dengan begitu justru berbahaya bagi
kesehatan dan juga lingkungan. Saat kita membakar sampah, maka sampah bisa
menghasilkan karbon monoksida (CO). Apabila kita menghirup udara tersebut, justru
sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, asap dari sampah yang dibakar juga
mampu menghasilkan gas yang beracun.
4. Menghindari Penggunaan Bahan Kimia yang Berlebihan
Cara mencegah pencemaran udara selanjutnya adalah dengan mengurangi
penggunaan barang kimia secara berlebih, terutama pada cairan pembersih rumah.
Kamu bisa beralih dengan menggunakan produk cairan pembersih rumah yang ramah
lingkungan sesuai dengan kebutuhan kamu.
5. Mengurangi Pemakaian Kantong Plastik
Penggunaan kantong plastik juga ternyata berbahaya lho bagi lingkungan. Hal itu
karena sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa diurai.
Maka dari itu, pastikan kamu mengurangi penggunaan kantong plastik setiap kali
kamu belanja untuk mencegah pencemaran udara.
6. Reuse dan Recycle

40
Selain mengurangi penggunaan pada barang kimia secara berlebihan, kita juga
perlu melakukan konsep reuse dan recycle. Kamu bisa mulai untuk memisahkan
sampah yang bisa didaur ulng dan yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini, mampu
menurunkan emisi pencemaran udara, tanah, dan juga air.
7. Bercocok Tanam
Salah satu masalah yang seringkali dihadapi oleh kota besar adalah kurangnya
lahan serta tanaman hijau yang bisa memproduksi oksigen. Maka dari itu, kita bisa
mengatasi pencemaran udara dengan mulai bercocok tanam di rumah. Karena,
keberadaan tanaman hijau akan sangat membantu dalam menyaring udara kotor dan
mampu memberikan udara bersih yang lebih segar. (Gambar.3)
 Teknologi Pengendali Pencemaran Udara
Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkugan ITB Prof. Puji
Lestasi, Ph.D Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukannya zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien (lingkungan) oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Sedangkan penyebab pencemaran udara
sendiri ada dua jenis yaitu polutan partikulat (PM 2,5, PM10, Pb/Timbal) dan gas (CO
dari pembakaran tidak sempurna, SO 2 dari bahan bakar yang mengandung sulfur,
NOx dari bahan bakar yang dibakar dengan oksigen udara, O 3) (Afif, 2017).
(Gambar.4)
Ia menambahkan, berdasarkan pengelolaannya, sistem pengelolaan kualitas
udara dilakukan berdasarkan suatu siklus. Siklus pengelolaan kualitas udara ( air
quality management system) dimulai dari pemantauan kualitas udara ambien
(lingkungan), kemudian evaluasi analisa kualitas udara dan dampaknya berdasakan
level polutan tertinggi, selanjutnya penetapan sasaran berdasarkan National Ambient
Air Quality Standards (NAAQS), lalu dilakukan perencanaan strategi pengendalian,
dan terakhir bagaimana pelaksanaannya dalam mengendalikan pencemaran udara, lalu
kembali lagi ke tahap awal yaitu pemantauan apabila dibutuhkan (Afif, 2017).
Sumber polutan sendiri dapat berupa kebakaran hutan, industri, transportasi,
konstruksi, dan kegiatan antropogenik lainnya yang dilakukan oleh manusia. Perlu
diketahui bahwa suatu sumber polutan di lokasi tertentu tidak selalu berpengaruh

41
terhadap lokasi daerah itu sendiri, melainkan bisa menyebar ke daerah lain yang
dipengaruhi oleh cuaca yang terjadi serta pola tiupan angin. Sumber polutan dapat
diketahui melalui beberapa metode dengan membuat diagram yang diklasifikasikan
berdasarkan gas dan sumbernya (Afif, 2017).
Prof. Puji menjelasakan prinsip dasar pengelolaan industri dalam rangka
pengendalian kualitas udara dengan mengidentifikasi jenis polutan dengan
pemantauan, menentukan level pencemaran dari sumber emisi, membandingkan
dengan baku mutu emisi, pemantauan kontrol polusi udara, dan merencanakan strategi
pengendalian (Afif, 2017).
Selain itu ada beberapa langkah dalam mengendalikan pencemaran udara
berdasarkan pendekatan pengendalian, yaitu tindakan preventif dengan mengurangi
emisi, daur ulang (reycle), desain ulang (redesign), implementasi Resource Efficient
& Cleaner Production (produksi bersih yang targetnya energi, air, dan bahan baku),
dan pengelolaan end of pipe (limbah) (Afif, 2017).
Selain itu juga sudah dikembangkan alat untuk menanggulangi polutan
partikulat (pengumpul) dan emisi gas (kondensator, absorpsi, adsorpsi, Fluc Gas
Desulfurization). “Beberapa pihak ada yang berfokus pada penentuan udara dengan
mengambil sampel, monitoring menggunakan peralatan, penelitian di laboratorium,
penentuan regulasi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah, serta implementasi
oleh masyarakat (Afif, 2017).
 Pengenalan Projek Based Learning (PBL)
Project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek
atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dicapai peserta didik (Fathurrohman, 2016).
Project based learning menurut Saefudin (2014) merupakan metode pembelajaran
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dengan beraktivitas
secara nyata dalam kehidupan. Hal ini dilakukan untuk membantu, mendorong dan
membimbing peserta didik fokus pada kerja sama dengan melibatkan kerja kelompok
dan membantu siswa untuk fokus pada perkembangan mereka.

42
Project based learning dapat diartikan sebagai pendekatan pengajaran yang
dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang diberikan tantangan
kepada peserta didik yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari untuk dipecahkan secara
berkelompok (Vindiasari, 2023).
Project based learning menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik ketika  melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Secara
konstruktif, peserta didik  melakukan eksplorasi atau pendalaman pembelajaran dengan
melakukan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang
berbobot, nyata, dan relevan (Grant, 2002).
Menurut Vindiasari, (2023) Model pembelajaran yang satu ini dapat diterapkan
ketika fasilitator ingin menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif dan meminta
peserta didiknya untuk fokus dalam pada perkembangannya. Selain itu, project based
learning dapat dijalankan secara kontinu apabila memenuhi beberapa syarat berikut:
1. Pendidik memiliki keterampilan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar yang lebih
menekankan pada keterampilan atau pengetahuan pada tingkat penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2. Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan penguasaan materi sehingga dapat
memilih materi atau topik-topik yang akan dijadikan tema proyek sehingga menjadi
menarik.
3. Pendidik setidaknya harus terampil memotivasi peserta didik dalam mengerjakan
proyek. Dengan begitu, peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut atau proyek yang sudah dijalankan.
4. Tersedianya fasilitas dan sumber belajar yang cukup sehingga siswa atau kelompok
siswa bisa terpenuhi kebutuhannya.
5. Pendidik harus memastikan peserta memiliki kesesuaian waktu proyek dengan jadwal
atau kalender akademik agar kegiatan proyek tidak bentrok atau mengalami hambatan
tertentu.
 Karakteristik Project Based Learning
Menurut Vindiasari, (2023) Model pembelajaran project based learning memiliki
karakteristik di mana guru menjadi fasilitator. Peran fasilitator adalah memberikan
permasalahan berupa studi kasus yang nantinya akan diselesaikan pada peserta didik dalam

43
bentuk proyek. Maka tak heran apabila project based learning ini menekankan pada
keaktifan dan keterlibatan peserta didik.
Adapun karakteristik project based learning di antaranya:
1. Berfokus pada peserta pembelajaran atau siswa (student oriented)
2. Berbasis proyek dalam pembelajarannya
3. Mengembangkan partisipasi aktif dari peserta didik
4. Menumbuhkan inisiatif dan kemandirian dari peserta didik
5. Melatih kolaborasi dan tanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk mencari solusi
6. Melatih berpikir kritis (critical thinking) dan kreativitas peserta didik
7. Evaluasi dilakukan secara berkala karena peserta melakukan refleksi
8. Proyek pembelajaran menghasilkan sebuah produk atau output yang jelas
9. Fasilitator mendampingi selama proses pembelajaran

3. Dokumentasi

Gambar.1 Gambar.2

https://celotehrina.wordpress.com/ https://i.ytimg.com/vi/fKhI0VQmmZc/hqdefault.jpg

44
Gambar .3 Gambar . 4

bp.blogspot.com/i0p9jguRH_o/
UcrQboRFbUI/AAAAAAAAAGI/
ZVERUPPZMWk/s1600/
poster+pak+uya.jpg
https://gambarmirna.blogspot.com/
2021/07/gambar-pencemaran-udara-30-ide-
keren.html

45
4. Pelaksanaan Pembelajaran Proyek
 Deskripsi Umum Kegiatan :
Projek mobil bertenaga balon di TK merupakan proyek PBL yang menarik serta
bermanfaat bagi siswa . Dan juga merupakan salah satu cara yang efektif untuk
mengajarkan anak-anak tentang energi alternatif sejak dini. Dalam proyek ini, para siswa
tidak hanya belajar tentang konsep energi alternatif, tapi juga mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, kreatif dan kolaboratif / kemampuan problem solving serta
mempelajarari sains teknologi, matematika, bahasa dan keterampilan desain atau
kreativitas mereka. Diharapkan dengan adanya proyek ini, anak-anak dapat belajar
dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna serta menjadi generasi yang lebih
peduli terhadap lingkungan dan mampu menciptakan solusi inovatif untuk masalah energi
di masa depan. Mereka juga mengalami pengalaman belajar yang auntetik dan relevan
dengan kehidupan nyata.
 Alat dan bahan yang diperlukan :
1. Kotak Susu Bekas
2. Sedotan
3. Tusuk sate
4. Tutup botol Plastik
5. Balon
6. Selotip
7. Gunting
8. Obeng
 Langkah-langkah kegiatan membuat proyek :
1. Lubangi keempat tutup botol menggunakan obeng, potong tusuk sate dan gunting
sedotan menjadi 2 bagian sama panjang.
2. Membuat roda dari tutup botol, tusuk sate dan sedotan
3. Pasang roda yang dibuat ke kotak susu bekas yang akan dijadikan mobil, direkatkan
menggunakan selotip.
4. Sedotan disatukan diujung lubang balon menggunakan selotip, agar tidak mudah lepas.
5. Balon dan sedotan yang sudah disatukan kemudian ditempelkan keatas kotak susu
bekas
6. Mobil Bertenaga Balon siap ditiup dan dilepaskan

 Vidio Kegiatan Projek Based Learning (PBL) “Mobil Bertenaga Balon” :

46
https://youtube.com/watch?v=wJYmbpnLTfk&feature=share

 Pelaksanaan kegiatan proyek :


(Memaparkan kegiatan anak dan guru selama pembelajaran proyek)
 Kegiatan Awal :
 Diawali dengan berbaris sebelum masuk kelas
 Membaca doa belajar dan doa sehari hari
 Mengucap salam
 Berbagi cerita dan bernyayi
 Guru menanyakan dan berdiskusi tentang manfaat udara
 Memberi kesempatan pada anak untuk menyebutkan Kendaraan Udara

 Kegiatan Inti :
 Membuat Panitia Pelaksanaan Projek
 Mendengarkan dan mengobservasi anak-anak dengan seksama terkait tema & sub
tema yang terkait projek
 Guru menjelaskan kegiatan Projek dan cara membuat “Mobil Bertenaga Balom”
kepada anak.
 Anak menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk melakukan
kegiatan Projek “Mobil Bertenaga Balon”
 Guru mengajak anak untuk mengamati alat dan bahan yang sudah di sediakan
 Anak Melaksanakan Proses Kegiatan Projek Sains “Mobil Bertenaga Balon”
 Memberikan kesempatan yang sama pada setiap anak untuk melakukan projeknya
 Mendampingi anak untuk menjawab rasa ingin tahu anak

 Kegiatan Penutup :
 Anak menceritakan pengalaman main yang berkesan
 Refleksi perasaan dan apresiasi
 Menguatkan konsep yang di dapat anak saat bermain
 Menyampaiikan prosedur keselamatan dijalan
 Menceritakan kegiatan yang akan dilakukan besok hari
 Berdo’a setelah melakukan kegiatan ( Doa Kepada Kedua Orang Tua, Doa Keluar
Rumah, Doa Penutup Majelis )

 Keterlibatan Orang Tua :


Keterlibatan orang tua dalam proyek ini yaitu membantu anak menyiapkan bahan-
bahan yang akan digunakan. Seperti menyiapkan kotak susu bekas, sedotan, tusuk
sate dan tutup botol

 Rencana Penilaian Perkembangan :

47
1. Ceklis

Nama Anak & Capaian


Program Perkembangan anak
KD Indikator
Pengembangan
Bunga Arfan Izhar
Nilai Agama & 1.1 • Anak terbiasa
Moral menyebutkan ciptaan-
(NAM) 1.2 ciptaan Allah
• Anak terbiasa bersyukur
terhadap dirinya dan
3.1- lingkungan
4.1 • Anak terbiasa melafadzkan
doa
2.1 • Anak terbiasa menjaga
kebersihan diri
Fisik Motorik
3.3-4.3 • Anak bisa meniru menulis
kata
3.6-4.6 • Anak dapat menghitung
• Anak bisa membuat mobil
Kognitif bertenaga balon
3.9-4.9 • Anak dapat menggunakan
alat teknologi sederhana

3.10 - • Anak bisa menceritakan


Bahasa kembali apa yang sudah
4.10
dilakukan
2.6 • Anak terbiasa mentaati
SOSEM aturan di sekolah dan kelas
2.8 • Anak terbiasa mandiri
3.15 - • Anak dapat menyanyikan
Seni lagu “Balonku ada Lima”
4.15

2. Catatan Anekdot
3. Foto Berseri / Hasil Karya/ Unjuk Kerja
 Tindak lanjut :
 Memberikan kesempatan kepada anak untuk mereflesikan kegiatan projek based
learning (PBL) “Mobil Bertenaga Balon”
 Melakukan pelaporan kegiatan project oleh panitia pelaksanaan
 Menilai proses belajar mengajar/ Membuat Asesmen Sumatif
 Memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa
 Menginformasikan projek yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

48
DAFTAR PUSTAKA

Afif Naufal Harman. (2017). Cara pengendalian Pencemaran Udara Menurut Prof. Puji Lestari.
Diakses pada 2 Juni 2023, dari https://www.itb.ac.id/berita/detail/57584/cara-pengendalian-
pencemaran-udara-menurut-prof-puji-lestari
Fathurrohman, Muhammad. (2016). Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyayakarta: Ar-ruzz
Media.
Goodman, B., & Stivers, J. (2010). Project-based learning. Educational psychology,
2010, 1-8. Diunduh dari http://www.fsmilitary.org/pdf/Project_Based_Learning.pdf
Gramedia.com.7 Cara Mengatasi Pencemaran Udara Yang Bisa Kita Lakukan Bersama. Diakses
pada 2 Juni 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/cara-mengatasi-pencemaran-
udara/.
Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning : Theory, Cases and
Recomandation. North Carolina : Meredian A Middle School Computer Technologies.
Journal Vol. 5.
Rina. (2019). Percobaan Sains Sederhana “Mobil Bertenaga Angin”. Diakses pada 2 Juni 2023,
dari https://celotehrina.wordpress.com/2019/01/03/percobaan-sains-sederhana-mobil-
bertenaga-angin/
Saefudin, A & Berdiati, I. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja Roskadarya
Vindiasari. (2023). Project Based Learning, Pembelajaran Yang Menghasilkan Solusi Terbaik.
Diakses pada 2 Juni 2023, dari https://www.ruangkerja.id/blog/project-based-learning-
adalah
Wardoyo, A. Y. P. (2016). Emisi Partikulat Kendaraan Bermotor dan Dampak Kesehatan.
Universitas Brawijaya Press.

49
BAGIAN VI

Nama : : Arum Yuningsih - 41032107222008


: Hesty Eristianti - 41032107222021

Pembelajaran Berbasis Proyek : Membuat wayang dari daun singkong

Tema : P5 (Aku Cinta Indonesia)

Pengembangan Tema/Sub tema : Berkreasi dengan daun singkong

I. Tujuan
a. Tujuan Pembelajaran berbasis proyek ini adalah :
NAM

1) Anak dapat menghargai dan bersyukur pada Tuhan, dengan membiasakan berdoa sebelu
m makan Bersama.setiap mau makan anak-anak melapalkan doa mau makan terlebih dah
ulu, tanda syukur kepada Alloh atas rijki yang telah diterima.

2) Menjaga kebersihan dan merawat lingkungan sebagai tanggung jawab bersama

3) Melaksanakan kegiatan pungut sampah setelah melaksanakan kegiatan pembuatan waya


ng dari bahan daun singkong

4) Anak mampu menunjukkan prilaku yang terkendali sesuai harapan lingkungan seperti da
pat menunggu giliran , mengikuti aturan di dalam kelas.

5) Anak berbaris pada saat akan melakukan cuci tangan setelah melakukan kegiatan projek
membuat wayang,dan mampu menunggu giliran sesuai urutan barisnya

50
FISIK MOTORIK

Anak mampu mengkoordinasikan tangan kanan dan kiri membentuk wayang dari bahan
daun singkong dengan cara tangan kiri anak memegang batang daun singkong yang sud
ah di ikat menjadi satu kesatuan sedangkan tangan kanan anak memegang daun singkon
g itu sendiri yang akan di bentuk bulat menyerupai kepala orang. Kemudian batang sing
kong yang berada di sebelah kiri satu dan sebelah kanan satu membentuk tangan.

KOGNITIF

Anak mampu mengenal tanaman singkong, anak menghitung lembaran daun yang ada p
ada satu tangkai batang singkong, kemudian belajar menghitung jumlah keseluruhan le
mbaran daun singkong yang ada di setiap tangkainya, dan mereka mampu menulis kata
singkong.

BAHASA

Anak mampu mengkomunikasikan tentang tanaman singkong baik tulisan maupun lisan,
anak mampu mengutarakan, menunjukan dan menceritakan Kembali tentang pengetahua
n singkong.

Mengekspresikan ide, gagasan, perasaan melalui tulisan atau hasil karya. Anak mampu m
enjiplak gambar daun singkong lalu menghiasnya dengan cara memberi warna mengguna
kan crayon sesuai dengan warna asli dari daun singkong, yang kemudian di disertai tulisa
n singkong.

Anak mampu memusatkan perhatian terhadap arahan pendidik tentang informasi yang di
berikan sebagai indikasi dalam kemampuan menyimak kemudian di sampaikan melalui g
agasan atau ide. Guru memberikan inspirasi awal melalui pemutaran video yang kemudi
an itu akan menggali pengetahuan yang anak ketahui tentang singkong, dan menggali per

51
tanyaan dari anak kepada pendidik tentang singkong itu sendiri. Dan pemutaran video ter
sebut sebagai pijakan kepada anak untuk lebih mengetahui tentang tanaman singkong.

SOSEM

Anak mampu mengenali, mengekapresikan dan mengelola emosi diri serta membangun h
ubungan sosial secara sehat.

Dalam pembuatan karya seni berupa wayang yang berbahan daun singkong tersebut,ana
k-anak mengerjakannya dengan penuh semangat ,tertib,dan saling membantu satu sama la
in

Anak memiliki prilaku positif terhadap diri dan lingkungan ( sekolah, keluarga, masyarak
at )

Anak mampu menyesuaikan atau mengkondisikan keadaan Ketika sedang pembuatan pro
jek wayang, bisa menjadi contoh yang baik,sehingga menciptakan lingkungan yang aman, n
yaman disaat kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Teori / Kumpulan Pengetahuan


 Tanaman Singkong ini memang sangat dekat dengan keseharian kita, tanaman ini
disebut juga dengan nama ubi kayu, karena bentuk dan permukaannya seperti kayu.
Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman perdu. Penyebaran
tanaman singkong di Nusantara terjadi pada sekitar tahun 1914-1918, yaitu saat
terjadi kekurangan atau sulit pangan.
 Dalam sistematika (taksonomi) tanaman singkong/ketela pohon diklasifikasikan
sebagai berikut Kingdom Plantae (tumbuh- tumbuhan), Divisio Spermatophyta
(tumbuhan berbiji), Subdivisio Angiospermae (biji tertutup), Kelas Dicotyledonae
(biji berkeping dua), Ordo Euphorbiales, Famili Euphorbiaceae, Sub Famili
Manihotae, Genus Manihot, dan Species Manihot esculenta Crants.

52
 Menurut Boss dan Kraus, Model Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP) adalah
sebuah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan
berbagai permasalahan yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan
mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk
otentik tertentu.
 Wayang Daun Singkong merupakan salah satu kesenian dan budaya tradisional yang
pada awalnya dijadikan alat peningkatan daya imajinasi dan kreativitas anak di Jawa
Barat

Pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran membuat wayang dari daun singkong

Mainan adalah benda yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, berdampak pada perkembangan bentuk dan fungsi mainan,
dimulai dari tataran kehidupan yang sederhana (tradisional) sampai ke kehidupan modern.
Mainan tradisional hasil pengembangan memiliki fungsi seperti karya seni lainnya, yaitu
memberi keindahan dan kesenangan serta membangkitkan buah pikiran kita.

53
Mainan adalah benda yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, berdampak pada perkembangan bentuk dan fungsi mainan,
dimulai dari tataran kehidupan yang sederhana (tradisional) sampai ke kehidupan modern.
Mainan tradisional hasil pengembangan memiliki fungsi seperti karya seni lainnya, yaitu
memberi keindahan dan kesenangan serta membangkitkan buah pikiran kita.

Wayang yang terbuat dari batang daun singkong, dulu sering dibuat orang tua atau pun
anak-anak untuk dijadikan mainan. Kini sudah jarang atau bahkan tak ada orang membuatnya.
Mainan tradisional ini sudah tergeser mainan modern yang sudah jadi dan bisa dibeli dimana saja
dengan uang. Untuk mengingatkan kembali pada mainan masa lampau membuat wayang ini
dapat melestarikan mainan tradisional yang ada.

Kegiatan diawali dengan mengumpulkan daun singkong sebanyak 30 helai daun


singkong, untuk 10 siswa. Tangkai hasil pemberian orang tua mempunyai ukuran yang sama
panjang, daunnya pun masih cukup bagus untuk dibuat wayang. Tangkai daun singkong ini
menurut orang tua murid dipetik dari kebun milik bersama.

Setelah di petik daun dan tangkai singkong dibersihkan dengan tisu agar bersih dan
anak tidak ragu untuk memegangnya. Kemudian setiap anak dapat memulai kegiatan.

a. Alat dan bahan


 Daun singkong 3 helai
 Benang Kasur
 Gunting
 Tisu
b. Alur Kegiatan
1. Menyediakan daun singkong yang mempunyai tangkai yang sama
2. Membersihkan daun singkong yang akan dipakai dengan tisu
3. Anak diberikan contoh cara untuk melipat daun singkong
4. Anak mengambil 1 daun singkong, lalu melipat daun singkong ke arah belakang lalu di
ikat dengan tali, sehingga daun singkong membentuk seperti kepala wayang.
5. Anak mengambil 2 helai daun singkong, kemudian diletakan diposisi batang singkong
yang ujungnya dipakai untuk kepala wayang tadi.

54
Lalu kedua daun tersebut dibentuk menyerupai baju dan diikat dengan tali, sehingga
batang daun tertutup oleh daun singkong.
6. Dua tangkai daun singkong diletakan disamping badan wayang kiri dan kanan, lalu
batang ditekuk dengan ukuran masing -masing 3 cm. Lalu batang ditekuk lagi
sepanjang 6 cm.
c. Cara memainkan :
 Kegiatan Awal
 Anak - anak diajak menonton video tentang cara pembuatan wayang dari daun
singkong. Cara ini menjadi salah satu stimulasi untuk anak agar pembelajaran
menjadi menyenangkan.
 Anak diberikan pertanyaan pemantik mengenai tayangan video :
1. Ayo ada yang masih ingat video tadi
tentang pembuatan apa?
2. Ada yang tahu wayang nya terbuat dari
apa?
 Guru memberikan contoh pembuatan wayang tersebut. Respon dari anak pun
bermacam – macam. Dan merekapun bersemangat untuk segera membuat
wayang.

 Kegiatan Inti
1. Menyediakan alat dan bahan
2. Memulai membuat wayang mengikuti tahapan -tahapannya.
3. Anak merapihkan kembali lingkungan bermain, dengan membuang sampah sisa – sisa
daun yang berserakan
4. Anak bersama – sama memainkan wayang, anak memberikan nama pada wayang
miliknya

 Kegiatan Penutup
 Anak diajak untuk menceritakan kembali tentang pembuatan wayang
 Anak menceritakan perasaannya pada saat kegiatan berlangsung.
 Anak berdoa setelah selesai kegiatan

55
 Anak didampingi pada saat keluar kelas sampai bertemu dengan orang tua.

 Keterlibatan Orang Tua


Dalam kegiatan proyek membuat wayang dari tangkai dau singkong,orang tua
membantu menyediakan bahannya yaitu tangkai daun singkong, setiap orang tua
membawa tangkai daun singkong masing-masing 4 tangkai.
 Rencana Penilaian Perkembangan
Jenis Penilaian proyek ini menggunakan penilaian:
Penilaian Anekdot

Nama : Wahid
Kelompok : B (5-6 tahun)
Bulan : Mei
Guru Kelas : Arum

Tanggal : Analisis capaian


Ruang Kelas, 15 mei 2023

“ sini aku bantu mengikat daunnya”, Nilai agama dan budi pekerti :
kata wahid sambi meraih tangan Wahid mempunyai sikap empati
safiq untuk mengambil daun terhadap temannya
singkong, kemudian ia langsung Jati Diri :
mengikat daun singkong dengan tali. Wahid mempunyai jiwa yang kreatif
Literasi Dan STEAM:
Wahid mengerti cara membuat simpul
tali
Umpan Balik:
Mengeksplorasi wahid untuk
menanamkan konsep tentang tali-
temali.

56
 Tindak Lanjut
1) Mengajak para orang tua untuk dapat memotipasi anak agar dapat
mempunyai rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam menghadapi suatu
masalah di kehidupan sehari-hari.
2) Dari kegiatan tersebut dapat diambil manfaat untuk orang tua dan anak
agar dapat bekerjasama dalam menyelesaikan suatu kegiatan, anak pun
dapat belajar bekerjasama dengan temannya dalam menyelesaikan
pekerjaan di sekolah.

DAFTAR PSUTAKA

Sudarminto Setyo Yuwono, 2016,Singkong (Manihot esculenta Crantz),Universitas


Brawijaya.
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2016/02/singkong-manihot-esculenta-crantz/

Wellyana, 2019, Mengenal ubi kayu.


http://www.cybex.pertanian.go.id/artikel/68784/mengenal-ubi-kayu/

Pengguanaan Model Pembelajaran Project Based Learning


https://onesearch.id/Record/IOS3183.5375/TOC#:~:text=2.%20Boss%20dan%20Kraus
%20dalam,menghasilkan%20sebuah%20produk%20otentik%20tertentu.

Mengintip pembuatan wayang dari daun singkong


https://www.suara.com/foto/2020/02/09/064500/mengintip-pembuatan-wayang-dari-
daun-singkong

57
BAGIAN VII

Nama :Hilda Yuanita

41032107222012

Maya Wahyuni H
41032108222025

Tema Diri : Sendiri


sub Tema : Panca Indera

Tujuan Pembelajaran

1. Anak mampu mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya (NAM 1.1 , 1.2 )
Anak mampu menghargai dan ersyukur kepada Tuhan dengan membiasakan berdoa
sebelum dan sesudah kegiatan ). Berdoa sebelumdan sesudah makan .
2. Anak mampu menjelaskan tentang fungsi panca indera (Bahasa 3.11-4.11)
Anak mampu mengkounikasikan tentang panca ndera dan kegunaan panca indera
tersebut
Mengekspresikan ide, gagasn , perasaan melalu tulisan atau hasilkarya anak
3. Anak mampu bermain kartu huruf (Fisik Motorik 3.3-4.3)
4. Anak mampu meniru kata (Kognitif 3.12-4.12)

58
5. Anak mampu menyanyikan lagu panca indera ( Seni)
6. Anak mampu mengerjakan tugas ; menggunting, menempel ,dll ( Fisik -motorik)
7. Anak mampu bersabar ketika mengerjakan tugasnya bersama teman atau kelopoknya
(sosem)

Manusia mempunyai lima panca indera dasar yaitu penglihatan (mata), penciuman
(hidung) sentuhan (kulit), pendengaran (telinga), dan rasa (lidah). Panca
indera merupakan penghubung manusia dengan dunia yang ada di sekitarnya.

Apa Itu Panca Indera?

Dilansir dari Sampoerna Academy, panca indera (penglihatan, penciuman, pendengaran,


pengecapan dan perabaan) adalah cara yang berbeda dari tubuh manusia menerima informasi;
membantu kita untuk memahami lingkungan kita. Untuk anak kecil, ini hanya dipahami dan
dikenali. 

Mereka dapat mengambil sedikit pemikiran untuk mencari tahu indra mana yang berperan pada
titik mana. Sangat penting untuk mencoba dan membuat anak-anak sadar akan indera yang
berbeda sedini mungkin untuk membantu mereka menggabungkan pikiran dan pengalaman
mereka, dan memahami bagaimana tubuh mereka bekerja. 

Setiap panca indera manusia mempunyai sistem tersendiri untuk mendeteksi apa yang ada di
lingkungan sekitar dengan mengirimkan sinyal ke bagian otak kanan.

Pentingnya Panca Indera

Indra kita adalah cara kita menjelajahi dunia dan memahami apa yang terjadi di sekitar kita.
Mengajarkan anak-anak Kamu tentang indra mereka sangat penting. Kegiatan yang merangsang
indera membantu otak untuk berkembang dan berfungsi pada puncaknya.

59
Mereka dapat mengambil sedikit pemikiran untuk mencari tahu indra mana yang berperan pada
titik mana. Sangat penting untuk mencoba dan membuat anak-anak sadar akan indera yang
berbeda sedini mungkin untuk membantu mereka menggabungkan pikiran dan pengalaman
mereka, dan memahami bagaimana tubuh mereka bekerja. 

Setiap panca indera manusia mempunyai sistem tersendiri untuk mendeteksi apa yang ada di
lingkungan sekitar dengan mengirimkan sinyal ke bagian otak kanan.

Pentingnya Panca Indera

Indra kita adalah cara kita menjelajahi dunia dan memahami apa yang terjadi di sekitar kita.
Mengajarkan anak-anak Kamu tentang indra mereka sangat penting. Kegiatan yang merangsang
indera membantu otak untuk berkembang dan berfungsi pada puncaknya.

Mengajari anak-anak tentang panca indera (penglihatan, penciuman, suara, rasa, sentuhan)
adalah cara yang baik untuk membantu mereka memahami tubuh mereka. Pelajaran dalam panca
indera juga bagus untuk harga diri karena mereka menemukan hal-hal baru dan menarik tentang
diri mereka sendiri.

Cara Mempelajari Panca Indera untuk Anak TK

Untuk memperkenalkan tema panca indera, ajak anak-anak berjalan-jalan sensorik. Berjalan-
jalan di luar dan mintalah anak-anak memeriksa dunia menggunakan indra mereka. Tanyakan
kepada mereka apa yang mereka lihat. Mintalah mereka menggambarkan apa yang mereka
dengar. Jenis bau apa yang ada di udara? 

Biarkan mereka merasakan rerumputan dan pepohonan dan apa pun yang Kamu temui di jalan.
Temukan sesuatu atau bawakan sesuatu untuk mereka cicipi selama berjalan-jalan. Makan buah
yang Kamu temukan atau piknik di luar.

Kemudian buatlah buku tentang perjalanan yang Kamu lakukan. Kumpulkan sampel dari apa
yang Kamu temukan dan masukkan ke dalam buku. Ini akan membantu anak-anak untuk
mengingat cara mereka menggunakan indra mereka.

60
Apa Lima Indra Kamu?

Ada lima indera dasar yang dirasakan oleh tubuh. Mereka mendengar, menyentuh, melihat,
merasakan, dan mencium. Masing-masing indera ini adalah alat yang digunakan otak Kamu
untuk membangun gambaran yang jelas tentang dunia Kamu.

Otak Kamu bergantung pada organ sensorik Kamu untuk mengumpulkan informasi sensorik.
Organ-organ yang terlibat dalam panca indera Kamu adalah:

1.Indera Peraba

Kulit Kamu adalah organ terbesar dalam tubuh dan juga merupakan organ sensorik utama untuk
indera peraba Kamu. Istilah ilmiah untuk sentuhan adalah mekano resepsi. sentuhan tampaknya
sederhana, tetapi sedikit lebih rumit dari yang Kamu kira. Tubuh Kamu dapat mendeteksi
berbagai bentuk sentuhan, serta variasi suhu dan tekanan.

2.Perasa

61
Berbicara soal makanan dan minuman, usahakan agar mulut tidak berair saat pembahasan
pengertian selanjutnya. Rasa (atau pengecapan) memungkinkan otak Kamu menerima informasi
tentang makanan yang dimakan. 

Saat makanan dikunyah dan dicampur dengan air liur, lidah Kamu sibuk mengumpulkan data
sensorik tentang rasa makanan Kamu.

Benjolan kecil di seluruh lidah Kamu bertanggung jawab untuk mengirimkan rasa ke otak Kamu.
Benjolan ini disebut taste buds. Dan lidah Kamu ditutupi dengan ribuan dari mereka. Setiap
minggu, selera baru menggantikan yang lama untuk menjaga indera perasa Kamu tetap tajam.

3.Penglihatan

62
Indera ketiga adalah penglihatan (juga dikenal sebagai penglihatan), dan diciptakan oleh otak
Kamu dan sepasang organ indera —mata Kamu . Penglihatan sering dianggap sebagai indera
yang paling kuat. 

Ketika cahaya dipantulkan dari benda-benda di sekitar Kamu, mata Kamu mengirim sinyal ke
otak Kamu dan gambar yang dapat dikenali dibuat. Mata Kamu menggunakan cahaya untuk
membaca, membedakan warna, bahkan mengoordinasikan pakaian untuk menciptakan pakaian
yang serasi.

4.Pendengaran

Suara juga dapat mengingatkan Kamu tentang potensi bahaya. Klakson mobil, peluit kereta api,
dan alarm asap muncul di benak. Karena pendengaran Kamu, otak Kamu dapat menggunakan
suara-suara ini untuk memastikan keselamatan Kamu.

Telinga Kamu mengumpulkan informasi sensorik semacam ini untuk otak Kamu. Dan itu datang
dalam gelombang suara—suatu bentuk energi mekanik. Setiap gelombang suara adalah getaran
dengan frekuensi yang unik. Telinga Kamu menerima dan memperkuat gelombang suara dan
otak Kamu menafsirkannya sebagai dialog, musik, tawa, atau banyak lagi.

63
5.Penciuman

Indera kelima dan terakhir adalah penciuman. Penciuman, kata lain untuk penciuman, unik
karena organ indera yang mendeteksinya terhubung langsung ke otak. Ini membuat indra
penciuman Kamu sangat kuat.

Bau masuk ke tubuh Kamu melalui hidung. Mereka berasal dari partikel udara yang ditangkap
saat Kamu bernapas. Menghirup dalam-dalam melalui hidung dan condong ke arah sumber bau
dapat mengintensifkan bau.

Di dalam hidung Kamu terdapat saraf besar yang disebut olfactory bulb. Itu memanjang dari
bagian atas hidung Kamu dan terhubung langsung ke otak.

Penjelasan mengenai panca indera cukup jelas, bukan? Semua indera dalam tubuh mempunyai
fungsi dan perannya masing-masing untuk menerima sinyal dari lingkungan sekitarnya.

Teori Panca Indera

1. Pengertian belajar

Dalam UU No. 20 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional yang berdasarkan
Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

memberikan pengertian pendidikan berfungsi sebagai: Mencerdaskan, mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka

64
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab

Pada dasarnya proses belajar dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari peran anggota tubuh
dalam merespon dan menerima berbagai macam data atau informasi yang tentunya informasi
tersebut akan direspon langsung oleh otak manusia, anggota tubuh yang sangat berperan dalam
menerima berbagai macam data atau informasi disebut sensori panca indera, yang terdiri dari
indera penglihat, indera pencium, indera perasa, indera pendengar dan indera peraba dan
informasi yang diterima oleh panca indera sebagai stimulus lebih menekankan nformasi yang
ditangkap oleh indera visual, dan auditori yang kemudian diproses untuk memori jangka pendek
dalam memori kerja otak manusia dan jika diperlukan informasi tersebut diolah dan disimpan
untuk memori jangka panjang.

Menurut Henry E. Garret, di dalam buku yang ditulis oleh Aminudin Rasyad mengatakan
bahwa ; belajar adalah: Merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama
melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan cara mereaksi terhadap
suatu rangsangan tertentu. Perangsang dalam belajar pasti ditemui oleh orang yang belajar, yang
diterima melalui sensori panca indera yang melibatkan penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan dan perasaan. Perubahan tingkah laku itu dapat dilihat dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak bisa menjadi bisa, dari bodoh menjadi pandai, dari yang semula tidak mampu untuk
mengerjakan sesuatu pekerjaan sekarang sudah mampu mengerjakannya sendiri. Perubahan ini
secara psikologis menetap pada orang yang belajar, karena dalam dirinya telah terbentuk suatu
habit atau kebiasaan tertentu bila berhadapan dengan sesuatu yang hendak dipelajarinya. Hal ini
terjadi karena adanya daya sensor atau stimulus dari luar diri mengenai dirinya termasuk kelima
alat indera dan bagian-bagian tubuhnya, kemudian mereaksi dan merespon terhadap stimulus
tadi, maka terjadilah suatu proses psikis dan fisik dan hasil dari proses ini terjadilah 5 berbagai
kegiatan dalam otaknya. Pada akhirnya terjadilah respon terhadap stimulus sensori tadi

2 Setiap anak berbeda dalam menerima dan mengolah informasi, tergantung pada tingkat
pemahaman berpikir anak dalam menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Perbedaan
tersebut disebabkan gaya anak dalam memahami pelajaran, anak akan menggunakan gaya

65
belajarnya masing masing sesuai dengan tingkat kesulitan materi yang disampaikan oleh guru.
Meskipun semua orang memiliki akses ketiga modalitas visual, auditori, dan kinestetik hampir
semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar yang berperan sebagai saringan untuk
pemprosesan, pembelajaran, dan komunikasi.

2. Pengertian dari panca indera.

1. - Panca indra adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu
serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ
Indra menuju otak di mana perasaan itu ditafsirkan beberapa kesan rasa timbul dari luar seperti
sentuhan pengecapan penglihatan dan penciuman juga pendengaran dalam segala hal serabut
saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus guna mengumpulkan rangsangan
perasaan yang khas itu di mana setiap organ berhubungan ( Pearce,2005 )

2.- alat indra merupakan alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar alat indra
manusia sering disebut panca indra karena terdiri dari 5 Indra yaitu indra penglihatan Indra
pendengar indra pembau atau pencium indera pengecap dan Indra peraba indra penglihatan
berupa mata indra pendengaran yaitu telinga indra pembau atau penciuman yaitu hidung indra
pengecap yaitu lidah dan Indra peraba yaitu berupa kulit ( Idel ,2003 )

3.- informasi tentang lingkungan internal dan eksternal ditangkap oleh sistem saraf pusat dari
berbagai organ sensor organ sensor ini mengandung berbagai sel reseptor yang menterjemahkan
berbagai bentuk energi pada lingkungan menjadi aksi potensial dalam saraf sensor bentuk-bentuk
energi yang diambil oleh reseptor reseptor termasuk energi mekanik ( tekanan dan perabaan )
thermal ( panas dan dingin )elektromagnetik( cahaya )dan kimia ( bau dan rasa ). ( Sonjaya ,2013
)

4. Menurut ( Nurasiyyahh 2008 ) alat indra dapat berfungsi dengan sempurna apabila :

- saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsang ke sumsum saraf pusat bekerja dengan baik.

- otak sebagai pusat pengolah rangsang bekerja dengan sempurna.

- secara anatomi alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.

5. Panca indra penglihatan organ yang digunakan berupa mata mata adalah organ penglihatan
yang menerima rangsangan berupa cahaya bola mata terletak di dalam rongga mata dan

66
beralaskan lapisan lemak bola mata dapat bergerak dan diarahkan ke suatu arah dengan bantuan
3 otot penggerak mata yaitu muskulus rektus okuli medial,muskulus obliques okuli interior dan
muskulus obliques okuli superior ( Arrington , 2010 )

II. PELAKSANAAN PEBELAJARAN

Pembelajaran memuat poster Montase panca indera

. Panca indra penglihatan organ yang digunakan berupa mata mata adalah organ penglihatan
yang menerima rangsangan berupa cahaya bola mata terletak di dalam rongga mata dan
beralaskan lapisan lemak bola mata dapat bergerak dan diarahkan ke suatu arah dengan bantuan
3 otot penggerak mata yaitu muskulus rektus okuli medial,muskulus obliques okuli interior dan
muskulus obliques okuli superior ( Arrington , 2010 )

67
Montase adalah karya seni tempel yang mengkombinaskan gambar-gambar jadi dari berbagai
sumber menjadi susunan karya seni baru . sumber yang dimaksud bisa dari koran bekas, majalah
bekas, buku yang tidak dipakai , brosur,dam lain2

Secara umum montase adalah karya seni yang menempelkandua gamar baru atau leih. Gambar2
terseutakan menghasilkan karya bermakna.

Ada 3 langkah membuat karya seni montase

1. tentukan tema ; Tema : Dirku / sub tema : Panca Indera


2. Alat dan Bahan :
- Gambar anak perempuan dan anak lak2
- Karton putih
- Gunting
- Lem
- Spidol
- Kertas kecil bergambar panca indera

3. Alur kegiatan :

 Kegiatan awal

- berdoa sebelum kegiatan belajar


- Menyanyikan lagu panca indera
- Tepuk panca indera

Mulai kegiatan;
 Siapkan gambar yang akan digunakan ( gamar anak laki-2 dan anak
Perempuan )
 Siapkan gambar alat-alat indera
 Potong / gunting gambar anak-anak lak2 dan perempuan

68
 Potong gambar 2 panca indera sesuai dengan bentuknya
 Siapkan kanrton yang akan digunakan dalam pembuatan poster

Cara memuat :

 Sapkan karton yang akan digunakan , abil potongan gambar anak perenpuan/laki2 yang
telah dgunting tempel dengan lem diatas karton, kemudian ambil potongan gambar
panca indera dan tulisannya tempel di samping gambar panca indera yang dmaksud.

 Beri tanda panah pada gambar panca indera nya .


 Setelah selesai tempel didinding karton yang sdh ditempel gamar panca indera dan bagian
2 nya
Anak2 diberi pertanyaan pemantik mengenai montase tersebut
 Aya ada yang tau apa itu panca indera itu, coba sebutkan ?
 Bagaimana cara membuat motase panca indera ?
 Guru memberkan penjelasan tentang macam2 panca indera. Dan anak2 semangat
mengerjakan tugasnya.

 Kegiatan inti
1. Menyediakn alat dan bahan
2. Memulai emuat montase poster montase
3. Anak -anak membersihkan lingkungan bermain dengan memuat sampah hasil dari
menggunting kertas yang berserakan .

 Kegiatan penutup
 Anak -anak diajak untuk menyebutkan lagi tentang bahan2 pembuatan poster
 Anak2 menceritakan perasaan pada saat kegiatan berlangsung
 Anak2 menyebutkan panca indera
 Anak2 erdoa setelah kegiatan
 Anak2 didamping pada saat keluar kelas sampai bertemu dengan orang tua

69
 t
 Keterliatan orang tua
Dalam kegiatan proyek membuat poster montase membantu menyediakan bahan-bahan
pemuatan poster seperti pembelian karton puth dari rumah.

 Rencana penilaian perkembangan


Jenis penilaian proyek ini menggunakan penilaian Anekdot

Nama : Dewi
Kelompok : B ( 5-6 tahun)
Bulan : Mei
Guru kelas : Maya

Tanggal Analiss Capaian


Ruang kelas ,

‘ kenapa ga bisa menggunting gambar Nlai agama dan udi pekerti :


telinga / sin aku bantu mengguntingnya Dewi mempunyai sikap empati terhadap
sambil membawa gambar telinga dan temannya
mengguntingnya Jati diri :
Dewi mempunya jiwa yang kreatif
Literasi dan Steam:
Dewi mengerti cara menggunting bentuk
telinga
Umpan balik
Mengeksplorasi dewi untuk menanmkan
konsep tentang berbagi menolong teman

70
 Tindak lanjut
Mengajak para siswa dan orang tua untuk dapat emotivasi anak agar dapat mempunyai ras
percaya diri dan tanggung jawab dalam menghadapi suatu masalah di kehidupan sehari2 .

DAFTAR PUSTAKA
Haryani.A.,Halimatussadiah.I.,Sanusi.S. (2009).  Anatomi Fisiologi Manusia.Bandung.
Cakra.Guyton & Hall. Fisiologi (2008).
Fisiologi Kedokteran . Jakarta. EGCNuracmah.E.,Angriani.R. (2011).
 Anatomi dan Fisiologi. Jakarta. SalembaMedikaGanong. (1983).
Fisiologi Kedokteran. Jakarta. E
GC.Hurlock. E (1996).Psikologi Perkembangan . Jakarta. Erlangga

71
BAGIAN VIII

Nama : Indri Siti Nurbaeti – Nita Qonitiah Hifdziatul fitri


NIM : 41032107222016 - 41032107222019
Nama Lembaga                                   : RA AN-NIDA
Jenjang/ Kelas                                     : RA / B
Alokasi Waktu                                    : 3 jam
Jumlah Anak                                       : 6 Orang
Model Pembelajaran Proyek              : Mading Gejala Alam
Tema                                                   : Alam Semesta
Pengembangan Tema/Sub Tema        : Gejala Alam / Siklus Hujan, Pelangi, Banjir

I. Tujuan
a. Tujuan pengembangan pembelajaran proyek
Pengembangan Moral Dan Keagamaan:
- Anak dapat meyakini bahwa terjadinya hujan adalah atas kuasa Allah
- Anak dapat meyakini bahwa munculnya pelangi atas kuasa Allah
- Anak dapat meyakini bahwa banjir dan gunung merupakan musibah atau ujian dari
Allah yang harus diterima dengan kesabaran dan berbuah kesadaran menjaga
lingkungan
- Anak dapat menerapkan perilaku tidak membuang sampah sembarangan, untuk
menghindari terjadinya banjir jika musim hujan tiba

72
Pengembangan Motorik
- Menggunting dan menempel kertas karton, kertas warna sebagai bahan gambar
gunung, awan, hujan, air/gelombang laut, pohon
- Menggambar pola gunung, awan, hujan, air laut, pohon
- Mewarnai gambar-gambar gejala alam
- Menempel dengan rapih saat kolase dengan kacang hijau

Pengembangan bahasa
- Anak dapat melafalkan do’a turun hujan beserta artinya
- Anak dapat menyebutkan nama atau bahan untuk membuat projek
- Anak dapat menyebutkan bagian dari alam semesta seperti air laut, hujan, gunung,
pohon, awan, langit, pelangi
- Anak dapat melafalkan do’a ketika ditimpa musibah beserta artinya

Pengembangan Kognitif :
- Anak dapat menjelaskan siklus terjadinya hujan
- Anak mengetahui tanda-tanda terjadinya hujan: awan hitam atau mendung, ada petir,
angin berhembus cukup kencang
- Anak mengetahui antisipasi diri jika terjadi hujan: tidak hujan-hujanan, membawa
payung/jas hujan kemana pun pergi (apalagi jika musim hujan tiba), mematikan
televisi saat terjadi hujan diiringi petir
- Anak memahami proses munculnya pelangi, terjadinya gunung Meletus atupun banjir

Pengembangan Sosial Emosional Dan Kemandirian


- Mengangkat jemuran sebelum turun hujan
- Mengingatkan atau membantu mengangkat jemuran tetangga saat mau turun hujan
- Membersihkan atau membenarkan saluran air atau selokan yang tersumbat sampah
- Berteduh saat kehujanan dan tidak membawa payung
- Tidak menggunakan handphone yang menggunakan internet saat hujan

b. Teori/kumpulan pengetahuan                              


- Salah satu kecerdasan yang perlu dikembangkan ialah kecerdasan naturalis (Natural
Smart). Kecerdasan naturalis ialah ketika seseorang tanggap pada alam, contohnya

73
bahagia saat ada di alam (seperti melihat atau berada di kebun binatang, alam terbuka,
pegunungan, dll) (Uno & Umar, 2014)
- Kecerdasan naturalis ialah bahwa setiap orang memilikinya pada awal kehidupan.
Berdasarkan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2009 “kecerdasan
naturalis merupakan kemampuan mengenali, mengategorikan, menganalisis, atau
menguasai pengetahuan mengenai lingkungan alam.
- Gardner (dalam Sujiono, 2013, hlm. 194) mengemukakan bahwa kecerdasan naturalis
adalah kemampuan mengenal, membedakan, menyebutkan serta mengategorikan
pada yang dilihat di alam sekitar atau lingkungannya. Kecerdasan naturalis juga
mencakup pada sikap tanggap terhadap fenomena alam (mislanya pada gunung dan
awan dilangit).
- Menurut Sabri (dalam Sujiono, 2013, hlm. 183) mengemukakan bahwa tujuan
mengetahui dimensi pada kecerdasan jamak ialah supaya guru dapat melayani anak
sesuai dengan tipe belajar masing-masing anak. Anak mempunyai karakteristik yang
tidak sama sehingga kemampuan yang melekat pada anak pasti berbeda-beda. Untuk
itu perlu adanya yang menstimulus anak sehingga dapat mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pada diri anak. Salah satunya potensi atau kemampuan yang
harus dikembangkan ialah kemampuan pada kecerdasan naturalis.
- Salah satu ciri pada anak-anak pada perkembangan kecerdasan naturalis ialah ketika
anak senang atau tertarik terhadap alam, tertarik pada hewan (seperti mendekat,
memegang, dan memelihara). Thomas Amstrong (dalam Saripudin, 2017, hlm. 13)
menyebutkan bahwa indikator kecerdasan naturalis pada anak usia dini meliputi:
a. Senang berbicara tentang pengalamannya memelihara hewan peliharaan dan
tempat favaroit di alam.
b. Senang pergi ke tempat alam (seperti kebun binatang, museum sejarah alam).
c. Peka terhadap alam (seperti melihat pemandangan, awan, gunung, dll).
d. Cenderung menyukai kegiatan bercocok tanam saat di sekolah
e. Semangat yang tinggi saat belajar tentang ekologi, alam, tanaman atau hewan.
f. Senang melakukan kegiatan alam (seperti mengamati burung, kupu-kupu atau
serangga).

74
g. Membawa binatang kecil ke sekolah, bunga, dan lainnya untuk dibagikan
dengan teman sekelas atau guru.
h. Menunjukkan ketertarikan pada keberadaan tanaman, matahari, air, dll).
Kecerdasan naturalis pada kegiatan sehari-hari dapat distimulus saat
melesatarikan lingkungan alam, berkebun, dan sebagainya.      

c. Gambar/foto         

Blogspot.com
                                                      
II. Pelaksanaan Pembelajaran Proyek
a. Deskripsi Umum Kegiatan                      
Pembelajaran berbasis projek ini dinamakan PROJEK MADING GEJALA
ALAM. Dimana anak-anak akan diajak membuat sebuah projek yang didalamnya
terdapat pengenalan terhadap beberapa gejala alam yag biasa terjadi. Meliputi kegiatan
kreasi yang akan dikerjakannya juga mencakup beberapa gejala alam yang ditawarkan
guru, sehingga anak berkegiatan dengan hal yang diinginkan tanpa diatur atau disuruh
oleh guru. Anak-anak bebas memilih apa yang ingin dikerjakan.
Projek ini menyuguhkan beberapa kreativitas yaitu : 1) Menyusun huruf dalam
tutup botol Menyusun kalimat AIR HUJAN, BANJIR, atau PELANGI tergantung yang

75
anak pilih 2) Kolase dengan Kacang Hijau pada kalimat AIR HUJAN, BANJIR, atau
PELANGI tergantung yang anak pilih 3) 3M (Menggambar, menggunting, menempel)
gambar siklus hujan 4) Mewarnai gambar GUNUNG MELETUS, PELANGI, BANJIR
tergantung pilihan anak.

b. Alat dan bahan yang diperlukan              


- Lem
- Doubletip
- Gunting
- Kertas Lipat
- Karton
- Kacang Hijau
- Tutup Botol
- Kertas HVS
- Pensil
- Spidol
- Crayon
- Gambar-gambar Gejala Alam
- Kertas Dus Bekas
- Papan Mading

c. Langkah-langkah kegiatan membuat proyek (memuat gambar/foto yang berisi tahapan


permainan secara sistematis):
1. Menyiapkan semua bahan, lalu disimpan di meja sesuai dengan jenis kegitan. Setiap meja
nya sudah disediakan segala keperluan atau alat yang dibutuhkan anak. Sebelum bertanya
pada anak mau mengerjakan apa, terlebih dahulu dijelaskan aktivitas setiap mejanya.
2. Anak-anak menentukan pilihan kegiatannya masing-masing
3. Meja 1 Kolase Dengan Kacang Hijau (anak memilih kalimat di kertas yang ditempel,
ditulis cukup besar di kertas tempeli doubletip setiap hurufnya lalu kolase dengan kacang
hijau)

76
4. Meja 2: 3 M (Menggambar, Menggunting, Menempel) membuat siklus hujan. Yang
Digambar, digunting dan akan ditempel adalah pola gambar awan, pohon, laut, tanah,
matahari, bulir hujan.

5. Meja 3 Menyusun tutup botol yang sudah ditulisi huruf menjadi sebuah atau beberapa
kalimat

77
6. Meja 4 Mewarnai Gambar-gambar gejala alam

7. Setelah anak-anak menyelesaikan pilihan kegiatannya masing-masing, lalu bersama-sama


ditempel di Papan Mading

78
III. Pelaksanaan kegiatan proyek (Memaparkan kegiatan anak dan guru selama pembelajaran
proyek)
- Kegiatan Awal     
a. Guru Mengajak Anak Berdoa sebelum berkegiatan
b. Menanyakan Kabar Anak
c. Mengajak Tepuk Semangat
d. Menanyai anak kalau kita tinggal dimana? Jawabannya adalah bumi, lalu
guru mengaitkan dengan keberadaan alam semesta.
e. Membangun imajinasi anak apa saja yang bisa kita lihat di alam semesta
ini?                          
- Kegiatan Inti   
a. Guru menunjukkan satu persatu gambar yang mewakili kejadian atau
fenomena gejala alam yang biasa terjadi di tanah air. Disertai pertanyaan dan
percakapan yang menstimulus beberapa aspek perkembangan anak dari
masing-masing gambar.
1) Gambar Gunung Meletus. Menceritakan proses terjadinya gunung
Meletus, menjelaskan gunung apa yang mengalami letusan, manfaat

79
keberadaan gunung, dan kewaspadaan bagaimana yang harus dilakukan
ketika terjadinya gunung meletus
2) Gambar Pelangi. Menjelaskan proses munculnya pelangi, menyanyi
lagu pelangi-pelangi, menyebutkan warna-warna pelangi.
3) Gambar Banjir. Menjelaskan beberapa penyebab banjir.
4) Gambar Siklus Hujan. Menceritakan proses terjadinya hujan,
menyanyikan lagu hujan, do’a ketika turun hujan.
b. Guru menerangkan semua anak akan terlibat kegiatan projek Mading Gejala
Alam. Menjelaskan ada empat kegiatan yang bisa dipilih dalam melaksanakan
projek ini.
1) Mewarnai gambar gejala alam : gunung Meletus, pelangi, banjir, siklus
hujan
2) Menyusun huruf yang ditulis di tutup botol Menyusun kalimat :
gunung Meletus, pelangi, banjir, siklus hujan
3) Kolase pada tulisan gunung Meletus, pelangi, banjir, siklus hujan
Menggunakan doubletip dan kacang hijau
4) Menggambar pola laut, tanah, pohon, matahari, awan, bulir air hujan
lalu mengguntinggnya dan disusun sebagai siklus hujan.

- Kegiatan Penutup     


Setelah selesai setiap pilihan kegiatannya, ditempel semuanya di madding
berupa papan white board
- Keterlibatan Orang Tua    
      Dalam Kegiatan Projek Mading Gejala Alam ini, orangtua tidak terlibat secara
langsung, akan tetapi tentunya peran orangtua sangat membantu dalam menjaga
atau meningkatkan apa yang sudah dipelajari anak-anak dalam projek ini, misal
menerapkan perilaku baik menjaga alam dimanapun anak berada, atau selalu
mengaitkan pemahaman atas fenomena-fenomena alam yang terjadi dengan selalu
mendekatkan diri pada Allah SWT.   
          

80
- Rencana Penilaian
Rencana Penilaian dalam projek ini menggunakan beberapa asesmen :
- Asesmen diagnostik: penilaian yang dilakukan sebelum pembelajaran untuk
mengetahui sifat dan karakter siswa. Mana siswa yang gigih dalam pengerjaan
projek, mau saling membantu atau sabar dalam pengerjaannya.
- Asesmen formatif: penilaian yang dilakukan selama pembelajaran untuk
mengembangkan instruksi dan memberi umpan balik. Mana siswa yang responsif
terhadap tugas atau tidak.
- Asesmen sumatif: penilaian yang dilakukan pada akhir pembelajaran untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Mana siswa yang benar-benar fokus dari awal
hingga akhir pembelajaran.
- Asesmen konfirmatif: penilaian yang dilakukan setelah asesmen sumatif untuk
mengetahui efektivitas pembelajaran. Apakah metode projek ini dinilai kondusif
atau tidak untuk diterapkan di PAUD? Asalkan dapat diorganisir dengan baik,
metode ini bisa efektikan pembelajaran.

- Tindak lanjut
- Guru harus lebih matang lagi dalam persiapan
- Melakukan pemantauan anak-anak agar menjaga hasil projek yang telah dibuat
- Ketika projek dilakukan kembali, sebaiknya ada guru pendamping
- Menjadikan metode projek salah satu metode yang dapat dipakai sering atau
berulang, menarik dan efektif
 
III. Video Model Pembelajaran membuat proyek
https://drive.google.com/file/d/12dPuEy3LyTKpGsddkkhUwKQnOmvQkrj2/view?usp=drivesdk

81
DAFTAR PUSTAKA

Uno, H.B & Kuadrat, M. (2014). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Saripudin, A. (2017). Strategi Pengembangan Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia Dini.
Jurnal Pendidikan Anak: 3(1)
Sujiono, Y, N. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks

82
BAGIAN IX
Nama & NIM : 1. Astien Rusmawati,SE (41032107222009)

2. Dede Astriani (41032107222003)

3. Itoh Masitoh (41032107222014)

Nama Lembaga : Paud SBB KB Cahaya Bunda 1

Jenjang/ Kelas : Usia 5-6 Tahun / Kelas B “Dermawan”

Alokasi Waktu : 10.00 – 11.00 WIB

Jumlah Anak : 13 orang

Model Pembelajaran Proyek : Sentra Eksplorasi “Percobaan Gunung Meletus”

Tema : Alam Semesta

Pengembangan Tema/Sub Tema : Gunung Berapi “Percobaan Gunung Meletus”

PROYEK SAINS AUD: PERCOBAAN GUNUNG MELETUS

I. TUJUAN
a. Tujuan Pengembangan Program dan Pembelajaran
Dari praktik percobaan gunung meletus, diharapkan siswa dapat mengenal dan mempelajari
benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya. Masing-masing anak mendapat
kesempatan untuk praktik langsung melakukab percobaan gunung meletus. Melalui percobaan
tersebut, anak dapat mengembangkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan sains
dasar seperti mengamati, mencari tahu, melakukan, menemukan, dan menyampaikan
temuannya sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi
berkembang. Guru juga dapat menjelaskan tentang penggunaan teknologi sederhana dan
konsep sains yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam
kehidupan sehati-hari dan menekankan pentingnya melestarikan lingkungan untuk menjaga
keseimbangan ekosistem.

b. Teori/kumpulan pengetahuan
83
 Alam Semesta
Nana Djumhana (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,2021) menjelaskan bahwa kata
“Alam” memiliki arti segala yang ada di langit dan di bumi (seperti bumi, bintang,
kekuatan). Sedangkan kata “Semesta” berarti seluruh; segenap; semuanya: semua yang ada
di alam – tidak dapat lepas dari takdirnya masing-masing; (berlaku untuk) seluruh dunia,
universal.
Berdasarkan pemikiran Nana Djumhana (2021), Pengertian dari Alam Semesta adalah ruang
dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotic maupun abiotik serta segala macam peristiwa
alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Atau
ada pula yang mengatakan bahwa pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos
dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil,
misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang Makrokosmos adalah benda-
benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
 Gunung Berapi
o Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu system saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada
saat dia Meletus (Lyana Ferusnanda, 2010)
o Gunung berapi adalah istilah untuk sistem fluida panas(batuan cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman bumi hingga ke permukaan bumi, termasuk endapan
material yang dimuntahkan ketika meletus. Istilah gunung meletus juga digunakan
untuk menamai pembentukan gunung api es dan gunung api lumpur. Gunung api es
terbentuk didaerah yang memiliki iklim salju, sedangkan gunung api lumpur terbentuk
didaerah yang tidak memiliki iklim salju. Gunung berapi banyak terdapat di daerah
cincin api pasifik, yakni garis bertemunya dua lempeng tektonik.
o Ketika sebuah gunung berapi meletus, magma yang berada dalam dapur akan keluar
sebagai lahar atau lava. Selain oleh lava, kehancuran yang dipicu oleh gunung meletus
dapat juga disebabkan oleh: Aliran lava, letusan gunung berapi, aliran lumpur, abu,
kebakaran hutan, gas beracun, gelombang tsunami, dan gempa bumi.
 Proses Terjadinya Gunung Meletus

84
Gunung meletus terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi.  Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi
terbentuk.  Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius
18 km atau lebih, sedang lavanya bisa  membanjiri daerah sejauh radius 90 km.  Letusan
gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan
kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.

Hasil letusan gunung berapi (sumber: MPBI,2010)


1. Gas vulkanik
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang
dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida
(H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.
2. Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui
kawah gunung berapi.  Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai
atau lembah yang ada sedangkan  lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
3. Lahar
Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik
berukuran lempung sampai bongkah.
4. Tanah longsor
5. Gempa bumi
6. Abu letusan
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin
dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
7. Awan panas (Piroklastik)
Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan
akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah.

 Faktor penyebab terjadinya gunung berapi (sumber:


https://dosengeografi.com/gunung-berapi/,2023)

85
Gunung berapi terjadi ketika material yang secara signifikan lebih hangat daripada
lingkungannya meletus ke permukaan planet atau satelit dari bagian dalamnya. Di Bumi,
material yang meletus bisa berupa batuan cair (“lava” saat berada di permukaan, “magma”
saat berada di bawah tanah), abu, abu, dan/atau gas. Ada tiga alasan mengapa magma
mungkin naik dan menyebabkan letusan ke permukaan bumi.

Magma dapat naik ketika potongan kerak bumi yang disebut lempeng tektonik perlahan-lahan
menjauh satu sama lain. Magma naik untuk mengisi ruang. Ketika ini terjadi, gunung berapi
bawah laut dapat terbentuk.

Magma juga naik ketika lempeng tektonik ini bergerak saling berdekatan satu sama lain.
Ketika ini terjadi, bagian dari kerak bumi bergerak lebih dalam ke bagian dalamnya. Panas
dan tekanan tinggi menyebabkan kerak mencair dan naik sebagai magma.

Cara terakhir naiknya magma adalah melalui titik panas. Titik panas persis seperti apa
nmanya, merupakan daerah panas di dalam pengertian Bumi. Daerah-daerah ini memanaskan
magma. Magma menjadi kurang padat. Ketika kurang padat, ia naik. Masing-masing alasan
kenaikan magma sedikit berbeda, tetapi masing-masing dapat membentuk gunung berapi.

c. Gambar/Foto

86
Gambar Alam Semesta (Sumber: detikInet,2021)

Gambar Gunung Berapi (sumber: Kompas,2020)

II. Pelaksanaan Pembelajaran “Percobaan Gunung Meletus”

87
Kegiatan percobaan gunung berapi adalah aktivitas yang menyenangkan bagi anak
prasekolah, sebab aktivitas ini membantu mereka untuk mengenalkan dan memupuk rasa cinta
kepada alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa,
selain itu mampu untuk mengembangkan rasa ingintahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri,
bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri dalam kehidupannya.
Percobaan sains gunung meletus ini dilaksanakan dalam rangka tema Alam Semesta, agar
anak-anak memahami dan mengetahui visualisasi mengapa dan bagaimana gunung meletus. Juga
diceritakan kepada anak-anak bahwa gunung meletus adalah kehendak Allah sebagai peringatan
bagi semua umat manusia agar lebih taat beribadah kepada Allah. Anak-anak diminta untuk
berempati terhadap para warga jika terjadi bencana gunung meletus yang menghancurkan dan
memporakporandakan rumah, tanah, dan semua yang ada didekatnya.
Sebelumnya pada kegiatan pembuka, guru mereview mengenai tema Alam Semesta
dengan topik percobaan gunung Meletus lewat melihat video terjadinya gunung Meletus dan
juga poster. Guru dan anak berdiskusi tentang: “Pernahkah kalian melihat gunung Meletus?”;
“Apa yang terjadi jika gunung berapi Meletus?”.

Anak-anak dapat mengamati alat/media yang digunakan, Anak-anak percaya diri dapat
mengomunikasikan hasil pengamatannya dan menunjukkan rasa ingin tahunya dengan bertanya,
Anak-anak mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan, lalu
mengajak anak untuk menelaah kegiatan menyenangkan apa saja yang bisa dilakukan, dan juga
Anak berusaha aktif untuk mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan dalam
kegiatan. Praktik percobaan gunung meletus kurang lebih berdurasi 1 jam.
a. Alat dan bahan yang diperlukan diantaranya:
• Maket Gunung Berapi (menggunakan yang sudah dibuat oleh anak di saat kegiatan di
sentra seni kreasi).
• Cuka
• Soda kue
• Pewarna makanan (merah/warna lahar gunung berapi)
• Miniatur orang, Binatang, rumah.
b. Langkah-langkah kegiatan membuat Proyek “Percobaan Gunung Meletus” :
 Anak mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan

88
Gambar: Percobaan Gunung Berapi (Sumber: KBM Kelas B”Dermawan” Paud SBB
KB Cahaya Bunda 1)
 Anak berdiskusi tentang penyebab dan bagaimana proses terjadinya gunung Meletus.

Gambar: Guru & Anak Berdiskusi (Sumber: KBM Kelas B”Dermawan” Paud SBB
KB Cahaya Bunda 1)
 Anak berkumpul untuk mengamati simulasi proses gunung berapi Meletus diawali dengan
memberitahu bahan-bahan yang digunakan, kemudian mencampurkan bahan-bahan
tersebut pada bagian tengah miniatur gunung dari playdough.

89
Gambar: Percobaan Gunung Berapi (Sumber: KBM Kelas B”Dermawan” Paud SBB
KB Cahaya Bunda 1)
 Anak mendengarkan penjelasan guru tentang istilah yang ada pada letusan gunung berapi
(lahar) dan mendeskripsikan kondisi korban bencana saat terkena lahar (panas).
 Anak percaya diri dan pantang menyerah saat mencoba melakukan simulasi proses
gunung berapi setelah mengumpulkan informasi dan menelaah contoh yang diberikan oleh
guru.

Gambar: Percobaan Gunung Berapi (Sumber: KBM Kelas B”Dermawan” Paud SBB
KB Cahaya Bunda 1)
 Anak mengamati apa saja yang terjadi saat bencana gunung meletus, kemudian
mengomunikasikan hasil dari percobaan tersebut mengenai akibat yang terjadi jika gunung
berapi meletus.

Gambar: Percobaan Gunung Berapi (Sumber: KBM Kelas B”Dermawan” Paud SBB
KB Cahaya Bunda 1)

90
c. Cara melakukan/memainkan :
 Kegiatan Awal
o Gerak dan Lagu (08.00 – 08.15)
(Yel-yel Anak Karakter, Gerak dan Lagu Alam Semesta “Lagu Naik-naik ke puncak
gunung”, Bermain bisik berantai)
o Pertemuan Pagi (08.15-08.30)
( Do’a, Tema & Pilar Karakter, Pengenalan jadwal, mengenal hari & tanggal, bulan &
tahun, mengenal kegiatan dalam sehari di kelas, Peraturan Kelas, Literasi Pagi,Focus
Jantung).
o Kegiatan Pilihan (08.30-08.50)
( Media : Puzzle, Lego, Papan Geometri)
o Pilar Karakter “Review tentang Percaya Diri” (08.50-09.10)
(Media; Buku Pilar 6)
o Makan Bersama (09.10-09.30)
o Bermain Bebas (09.30-10.00)
 Kegiatan Inti
o Kegiatan Sentra “Sentra Eksplorasi” (10.00-11.00)
1. Kegiatan Pembuka
a. Anak menyanyikan lagu yang berhubungan dengan tema Alam Semesta “Naik-
Naik ke Puncak Gunung”
b. Anak berdiskusi Bersama guru tentang: “Pernahkah kalian melihat gunung
Meletus?” ; “Apa yang terjadi jika gunung berapi Meletus?”.
2. Kegiatan Inti
a. Anak mengamati alat/media yang digunakan.
b. Anak percaya diri dapat mengomunikasikan hasil pengamatannya dan
menunjukkan rasa ingin tahunya dengan bertanya.
c. Anak mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan, lalu
mengajak anak untuk menelaah kegiatan menyenangkan apa saja yang bisa
dilakukan.
d. Anak aktif untuk mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan
dalam kegiatan:

91
PERCOBAAN GUNUNG MELETUS.
 Indikator Pembelajaran:
Anak dapat:
- Mengidentifikasi sebab-akibat tentang lingkungannya
- Menceritakan Kembali apa yang didengar dengan kosakata yang lebih
kompleks.
 Media dan Sumber Belajar :
- Maket Gunung Berapi (menggunakan yang sudah dibuat oleh anak di saat
kegiatan di sentra seni kreasi).
- Cuka
- Soda kue
- Pewarna makanan (merah/warna lahar gunung berapi)
- Miniatur orang, Binatang, rumah.
 Tahapan Kegiatan:
- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
- Anak berdiskusi tentang penyebab dan bagaimana proses terjadinya gunung
meletus
- Anak berkumpul untuk mengamati simulasi proses gunung berapi Meletus
diawali dengan memberitahu bahan-bahan yang digunakan, kemudian
mencampurkan bahan-bahan tersebut pada bagian tengah miniatur gunung
dari playdough.
- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang istilah yang ada pada letusan
gunung berapi (lahar) dan mendeskripsikan kondisi korban bencana saat
terkena lahar (panas).
- Anak percaya diri dan pantang menyerah saat mencoba melakukan
simulasi proses gunung berapi setelah mengumpulkan informasi dan
menelaah contoh yang diberikan oleh guru.
- Anak mengamati apa saja yang terjadi saat bencana gunung meletus,
kemudian mengomunikasikan hasil dari percobaan tersebut mengenai akibat
yang terjadi jika gunung berapi meletus.

92
 Kegiatan Penutup
o Apresiasi anak dan diskusikan pengalaman anak hari ini
o Menginformasikan kegiatan esok hari
o Membacakan buku cerita pendek untuk relaksasi
o Berdo’a sebelum pulang

 Keterlibatan Orang Tua :


Dalam pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Proyek yang terjadi di Lembaga Paud KB
Cahaya Bunda 1, keterlibatan orang tua tidak setiap hari. Pelibatan orang tua hanya
pada saat waktu-waktu tertentu, karena pelibatannya hanya dalam hal kerja sama
penyediaan Alat dan Bahan saja, selebihnya itu orang tua selalu mempercayakan kepada
sekolah untuk proses pembelajarannya.

 Rencana Penilaian Perkembangan :

PROGRAM KD INDIKATOR
PENGEMBANGAN

Nilai Agama & Moral 1.1 • Anak dapat terbiasa bersyukur atas ciptaan
Tuhan.
Fisik Motorik 2.1 • Anak dapat terbiasa cuci tangan sebelum
makan.
Kognitif 3.6-4.6 • Anak dapat mengidentifikasi sebab-akibat
tentang lingkungannya.
Bahasa 3.10-4.10 • Anak dapat menceritakan Kembali apa yang
didengar dengan kosakata yang lebih
kompleks.
Sosial Emosional 2.5 • Anak percaya diri melakukan kegiatan.

93
2.7 • Anak dapat terbiasa berperilaku yang
mencerminkan sikap sabar (mau menunggu
giliran, mau mendengar Ketika orang lain
berbicara) untuk melatih kedisiplinan.
2.10 • Anak dapat terbiasa berperilaku yang
mencerminkan sikap menghargai dan
toleran kepada orang lain.
Seni 2.4 • Anak dapat menghargai hasil karya dirinya
dan temannya.
Teknik Penilaian:
• Unjuk kerja
• Catatan Anekdot
• Skala Pencapaian Perkembangan
 Tindak lanjut :
Sebagai bentuk Tindak Lanjut yang dilakukan oleh Guru setelah melaksanakan dan
mempraktekan model pembelajaran proyek setiap harinya mereka selalu mengevaluasi
proses pembelajaran dengan cara menuangkan ke dalam buku-buku penilaian, setelah
itu mereka selalu mempersiapkan proyek pembelajaran untuk esok harinya. Dan mereka
selalu di tuntut untuk menjadi Guru yang Kreatif dan Inovatif dengan selalu
melaksanakan Pembiasaan penerapan Pendidikan Karakter setiap harinya kepada anak-
anak didiknya,rekan guru dan orang tua siswa.

LINK VIDEO
https://drive.google.com/file/d/1het2dKtNX4bYkCSv_wr5MlJF4KozqWo/view?usp=drive_link

94
REFERENSI
Paud KB SBB Cahaya Bunda 1, 2023. RPP Kelas B “Dermawan” Paud KB SBB Cahaya Bunda
1
Uns.ac.id. 2022. Perencanaan Pembelajaran Sains
AUD.https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=187838. Diakses pada 03 Juni
2023
Pak Dosen. 2023. Pengertian Gunung Berapi,Macam,Penyebab dan Contohnya.
https://dosengeografi.com/gunung-berapi/ . Diakses pada 26 Juni 2023
https://kompasiana.academia.edu/LyanaFerusnanda?swp=tc-au-37970954
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Finet.detik.com%2Fscience%2Fd-
5689888%2Ffoto-alam-semesta-terjernih-yang-pernah-ada-15-miliar-
https://asset.kompas.com/crops/GhADP1ZcnM6oUiNAlhKs3dEExI8=/
0x0:1000x667/1070x550/data/photo/2020/11/13/5fae5b19248e3.jpg

95

Anda mungkin juga menyukai