BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari
B. Tempat dan Waktu Penelitian atau Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan yang mengikuti penilaian
C. Metode Penelitian
secara tidak langsung dari perusahaan. jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian
data, serta penampilan dari hasilnya yang bertujuan untuk menemukan ada
44
45
perusahaan pada yang terdaftar di CGPI dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2009 sampai dengan 2012. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan
cara purposive sampling method, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak
(CGPI) yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-
2012.
yang sudah tersedia dengan cara mendonwload annual report tahun 2009-2012
yang listing di BEI melalui situs resmi www.idx.co.id dan mengambil data
SWA.
untuk memberi kepuasan pada investornya pada tingkat risiko tertentu atau tingkat
hasil minimum (minimum rate of return) yang harus dihasilkan oleh perusahaan
atas dana yang diinvestasikan dalam suatu proyek yang bersumber dari modal
sendiri.
(EBO). Peneliti memilih menggunakan Model EBO karena model pengujian ini
equity capital (Botosan, 1997). Model EBO adalah sebagai berikut (Utami, 2005):
𝑟
Pt = Bt + (1 + 𝑟)−𝑟 Et {Xt + 1 − r Yr + t − 1}
𝑟=1
47
Keterangan :
Untuk mengestimasikan laba per lembar saham pada tahun t+1 digunakan
E (Xt + 1) = Xt + δ…………………..(2)
Keterangan:
E(Xt + 1) = Estimasi laba per lembar saham pada tahun t+1
δ = Drift term yang merupakan rata-rata perubahan laba per lembar saham selama
5 tahun.
Untuk tujuan estimasi laba satu tahun ke depan (t+1) digunakan data rata-rata
perubahan laba per lembar saham untuk lima tahun atau sejak go public jika
belum genap lima tahun menjadi perusahaan publik. Sehingga estimasi cost of
equity capital pada persamaan (1) dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut:
Xt + 1 adalah laba per lembar saham pada tahun t+1 yang diestimasi dengan
model Random Walk pada persamaan (2) di atas. Setelah disederhanakan secara
r = (Bt + Xt + 1 – Pt) / Pt
48
Indonesia. Penilaian ini dilakukan melalui sebuah riset yang dibuat untuk menilai
2. Transparansi.
3. Akuntabilitas
4. Responsibilitas
5. Independensi
7. Kompetensi.
8. Kepemimpinan
9. Kemampuan Bekerjasama.
12. Strategi
CGPI atau indeks yang digunakan untuk memberikan skor berupa angka
mulai dari 0 sampai dengan 100, jika perusahaan memiliki skor mendekati atau
sukarela pada penelitian yang dilakukan oleh Nuryaman (2009) yang disesuaikan
431/BL/2012.
Item akan diberikan nilai satu (1) apabila diungkapkan dan akan diberikan
indeks, yaitu total skor yang diberikan kepada suatu perusahaan atas item
data.
dari adanya statistik deskriptif adalah untuk memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar, nilai
2011:19).
berganda, harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Dalam pengujian
terlebih dahulu.
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
(Ghozali dan Ratmono 2013) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
independen, dimana :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika
normalitas dilakukan dengan melihat jumlah dari metode Skewness dan Kurtosis,
dengan rumus :
Skewness
𝑍𝑠𝑘𝑒𝑤𝑛𝑒𝑠𝑠 =
6/n
Kurtosis
𝑍𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =
24/n
kedua perhitungan tidak boleh lebih dari (>) nilai kritis 1,96. Bahkan, ketika
hanya satu yang kurang dari 1,96, tetap tidak bisa dikatakan lolos uji normalitas.
53
tetapi hanya ada sedikit variabel independen yang signifikan atau bahkan tidak
Multi kolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Uji multikolinearitas ini
dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflationactor (VIF). Batas nilai
1. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi diantara
2. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi korelasi
yang lain. Ada dua cara mendeteksi heterokedastisitas, yaitu metode grafik dan
54
metode uji statistik. Metode grafik relatif lebih mudah dilakukan namun memiliki
mengintepretasikan hasil grafik plots. Selain itu, interpretasi setiap orang dengan
melihat pola grafik bisa berbeda-beda. Oleh sebab itu dibutuhkan uji statistik
normal yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil(Ghozali dan Ratmono, 2013).
Dasar pengambilan keputusan untuk uji statistik dengan menggunakan uji Glejser
yaitu dengan tingkat signifikansi diatas 5%, maka disimpulkan tidak terjadi
heterokedastisitas. Namun, bila tingkat signifikansi dibawah 5%, maka ada gejala
residual pengamatan lainnya. Autokorelasi sering terjadi didalam data time series
karena suatu pengamatan dalam jenis data ini biasasnya dipengaruhi oleh data
dimana akan menyebabkan bias pada kesimpulan yang diambil (Yamin et. al,
2011). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu (t)
dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1) (Ghozali dan Ratmono, 2013).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi positif.
2. Jika nilai Durbin-Watson berada di atas 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi
autokorelasi.
negatif.
Regresi linier berganda yaitu untuk menguji dan menganalisis, baik secara
(CGPI) dan Pengungkapan Sukarela terhadap Biaya Ekuitas pada periode 2009-
2012. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Regresi Linear Berganda
pada aplikasi SPSS 21 Persamaan regresi linier berganda pada peneltian ini adalah
sebagai berikut:
Y = α+ β1X1+ β2X2+ e
Keterangan:
Y = Biaya Ekuitas
α = Konstanta
X1 = CGPI
X2 = Pengungkapan Sukarela
e = Error
56
variabel dependen. Hipotesis yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
variabel dependen
1. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen
sehingga Ha diterima.
2. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variabel independen
dan Ha ditolak.
57
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
(Ghozali, 2011)