Anda di halaman 1dari 14

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh Corporate Governance

Perception Index (CGPI) terhadap biaya ekuitas.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh pengungkapan sukarela

terhadap biaya ekuitas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian atau Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan yang mengikuti penilaian

Corporete Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The

Indonesian Insitute For Corporate Governance (IICG) bekerjasama dengan

majalah SWA pada tahun 2009-2012.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu dengan mengambil data

secara tidak langsung dari perusahaan. jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian

yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

data, serta penampilan dari hasilnya yang bertujuan untuk menemukan ada

tidaknya hubungan antar-variabel.

44
45

D. Populasi dan Sampling atau Jenis dan Sumber Data

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-

perusahaan pada yang terdaftar di CGPI dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dari tahun 2009 sampai dengan 2012. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan

cara purposive sampling method, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak

yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan atau kriteria tertentu.

Sampel yang dipilih dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan yang mengikuti Corporate Governance Perception Index

(CGPI) yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-

2012.

2. Perusahaan merupakan perusahaan non-keuangan.

3. Perusahaan menyajikan dan mempublikasikan laporan keuangan tahun

2009-2012 meliputi neraca dan laporan laba rugi.

E. Teknik Pengumpulan Data atau Operasionalisasi Variabel Penelitian

Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi, yaitu data yang digunakan berasal dari dokumen-dokumen

yang sudah tersedia dengan cara mendonwload annual report tahun 2009-2012

yang listing di BEI melalui situs resmi www.idx.co.id dan mengambil data

Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2009-2012 dari majalah

SWA.

Variabel-variabel penelitian yang digunakan terdiri dari variable

independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang


46

menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel dependen

adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Corporate

Governance Perception Index (CGPI) dan pengungkapan sukarela. Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya Ekuitas.

3.5 Varibel Dependenn

3.5.1 Biaya Ekuitas

3.5.1.1 Definisi Konseptual

Biaya modal ekuitas adalah bagian yang harus dikeluarkan perusahaan

untuk memberi kepuasan pada investornya pada tingkat risiko tertentu atau tingkat

hasil minimum (minimum rate of return) yang harus dihasilkan oleh perusahaan

atas dana yang diinvestasikan dalam suatu proyek yang bersumber dari modal

sendiri.

3.5.1.2 Definisi Operasional

Perhitungan biaya ekuitas pada penelitian ini menggunakan Model Ohlson

(EBO). Peneliti memilih menggunakan Model EBO karena model pengujian ini

lebih representatif untuk menguji keterkaitan antara disclosure dengan cost of

equity capital (Botosan, 1997). Model EBO adalah sebagai berikut (Utami, 2005):
𝑟

Pt = Bt + (1 + 𝑟)−𝑟 Et {Xt + 1 − r Yr + t − 1}
𝑟=1
47

Keterangan :

Pt = harga saham pada periode t

Bt = nilai buku per lembar saham periode t

Xt = laba per lembar saham

R = ekspektasi biaya modal ekuitas

Untuk mengestimasikan laba per lembar saham pada tahun t+1 digunakan

model Random Walk sebagai berikut:

E (Xt + 1) = Xt + δ…………………..(2)

Keterangan:
E(Xt + 1) = Estimasi laba per lembar saham pada tahun t+1

Xt = Laba per lembar saham aktual pada tahun t

δ = Drift term yang merupakan rata-rata perubahan laba per lembar saham selama

5 tahun.

Untuk tujuan estimasi laba satu tahun ke depan (t+1) digunakan data rata-rata

perubahan laba per lembar saham untuk lima tahun atau sejak go public jika

belum genap lima tahun menjadi perusahaan publik. Sehingga estimasi cost of

equity capital pada persamaan (1) dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut:

Pt = Bt + (1 + r)-1 [Xt + 1 – rBt]………………..(3)

Xt + 1 adalah laba per lembar saham pada tahun t+1 yang diestimasi dengan

model Random Walk pada persamaan (2) di atas. Setelah disederhanakan secara

matematik, maka persamaan (3) menjadi:

(Pt - Bt) (1 + r) = (Xt + 1 – rBt)

Sehingga rumus untuk menghitung cost of equity capital menjadi:

r = (Bt + Xt + 1 – Pt) / Pt
48

3.5. Variabel Independen

3.5.2 Corporate Governance Perception Index (CGPI)

3.5.2.1 Definisi Konseptual

Corporate Governance Perception Index (CGPI) merupakan sebuah

bentuk penilaian yang dihasilkan dalam bentuk pemeringkatan yang dibuat

berdasarkan penerapan good corporate governance pada perusahaan yang ada di

Indonesia. Penilaian ini dilakukan melalui sebuah riset yang dibuat untuk menilai

penerapan konsep corporate governance yang ada disebuah perusahaan dengan

melalui perbaikan yang berkesinambungan dan evaluasi melalui benchmarking.

Di Indonesia penelitian CGPI dilaksanakan oleh The Indonesian Insitute For

Corporate Governance (IICG) bekerjasama dengan majalah SWA.

3.5.2.2 Definisi Operasional

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor

Governance Perception Index (CGPI) yang merupakan hasil pengembangan

penelitian dan dipublikasikan oleh The Indonesian Institute for Corporate

Governance (IICG). Aspek-aspek yang diukur dalam CGPI adalah :

1. Komitmen terhadap prinsip-prinsip GCG.

2. Transparansi.

3. Akuntabilitas

4. Responsibilitas

5. Independensi

6. Keadilan dalam memperhatikan kepentingan pemegang saham

(shareholders) dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholder).


49

7. Kompetensi.

8. Kepemimpinan

9. Kemampuan Bekerjasama.

10. Visi, Misi dan Tata Nilai

11. Moral dan Etika

12. Strategi

CGPI atau indeks yang digunakan untuk memberikan skor berupa angka

mulai dari 0 sampai dengan 100, jika perusahaan memiliki skor mendekati atau

mencapai nilai 100 maka perusahaan tersebut semakin baik menerapkan

corporate governance di dalam perusahaannya.

3.5.3 Pengungkapan Sukarela

3.5.3.1 Definisi Konseptual

Pengungkapan sukarela menurut Henderson et al. (2004) dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu, traditional voluntary disclosure dan non-

traditional voluntyary disclosure. Traditional voluntary disclosure adalah

pengungkapan informasi yang berkaitan dengan kinerja ekonomi dari sebuah

perusahaan dan keputusan mengenai aktivitas operasi, pembiayaan, dan investasi,

sedangkan non-traditional voluntary disclosure adalah pengungkapan informasi

berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial.

3.5.3.2 Definisi Operasional


50

Untuk dapat mengukur luas pengungkapan sukarela digunakan indeks

pengungkapan sukarela. Indeks pengungkapan ini didapat dengan

mengidentifikasi item pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.

Semakin banyak item pengungkapan sukarela yang disertakan dalam laporan

tahunan, maka akan semakin besar indeks pengungkapan sukarela perusahaan.

Daftar item pengungkapan sukarela didasarkan pada daftar pengungkapan

sukarela pada penelitian yang dilakukan oleh Nuryaman (2009) yang disesuaikan

dengan Keputusan Ketua Badan Pasar Modal (BAPEPAM) NO: KEP-

431/BL/2012.

Indeks pengungkapan sukarela tiap perusahaan diperoleh dengan

menggunakan cara sebagai berikut :

1. Pendekatan pemberian skor pada tiap item indeks pengungkapan sukarela.

Item akan diberikan nilai satu (1) apabila diungkapkan dan akan diberikan

nol (0) apabila tidak diungkapkan.

2. Pada tiap item pengungkapan sukarela tidak dikenakan bobot tertentu,

sehingga tiap item akan diperlakukan sama.

3. Luas pengungkapan sukarela setiap perusahaan akan diukur menggunakan

indeks, yaitu total skor yang diberikan kepada suatu perusahaan atas item

pengungkapan sukarela yang diungkapkan dalam laporan tahunan dengan

skor yang diharapkan dapat diperoleh dari perusahaan itu.

Cara pengukurannya adalah sebagai berikut :

Item pengungkapan sukarela yang diungkap perusahaan


IPS = 𝑋 100%
item pengungkapan sukarela yang diharapkan
51

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

metode Regresi Linear Berganda dibawah ini merupakan langkah-langkah analisis

data.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada dasarnya merupakan transformasi data penelitian

dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan di interpretasikan. Tujuan

dari adanya statistik deskriptif adalah untuk memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar, nilai

maksimum, nilai minimum, sum, range, dan kemencengan distribusi (Ghozali,

2011:19).

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan analisis deskripsi

berganda, harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Dalam pengujian

persamaan regresi, terdapat beberapa asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi

terlebih dahulu.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak


52

(Ghozali dan Ratmono 2013) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Dalam analisis grafik dapat juga dengan memperhatikan penyebaran data

(titik) pada normal p-plot of regresion standardizzed residual dari variabel

independen, dimana :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar

pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas

asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika

asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.Pengujian

normalitas dilakukan dengan melihat jumlah dari metode Skewness dan Kurtosis,

dengan rumus :

Skewness
𝑍𝑠𝑘𝑒𝑤𝑛𝑒𝑠𝑠 =
6/n

Kurtosis
𝑍𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =
24/n

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi secara normal

menggunakan kedua rumus diatas, bandingkan nilai kritisnya.Untuk α 0,05 hasil

kedua perhitungan tidak boleh lebih dari (>) nilai kritis 1,96. Bahkan, ketika

hanya satu yang kurang dari 1,96, tetap tidak bisa dikatakan lolos uji normalitas.
53

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti terdapat korelasi atau hubungan yang sangat

tinggi diantara variabel independen. Multikolinearitas hanya terjadi dalam regresi

linear berganda/majemuk. Ada beberapa tanda suatu regresi linear berganda

memiliki masalah dengan multikolinearitas, yaitu dengan R square yang tinggi,

tetapi hanya ada sedikit variabel independen yang signifikan atau bahkan tidak

signfikan (Yamin, et.al, 2011).

Multi kolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation

Faktor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih

yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Uji multikolinearitas ini

dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflationactor (VIF). Batas nilai

tolerance dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi diantara

salah satu variabel independen dengan variabel-variabel independen

lainnya atau terjadi multikolinearitas.

2. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi korelasi

diantara salah satu variabel independen dengan variabelvariabel

independen lainnya atau tidak terjadi multikolinearitas.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Ada dua cara mendeteksi heterokedastisitas, yaitu metode grafik dan
54

metode uji statistik. Metode grafik relatif lebih mudah dilakukan namun memiliki

kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi

tampilannya. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit

mengintepretasikan hasil grafik plots. Selain itu, interpretasi setiap orang dengan

melihat pola grafik bisa berbeda-beda. Oleh sebab itu dibutuhkan uji statistik

normal yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil(Ghozali dan Ratmono, 2013).

Dasar pengambilan keputusan untuk uji statistik dengan menggunakan uji Glejser

yaitu dengan tingkat signifikansi diatas 5%, maka disimpulkan tidak terjadi

heterokedastisitas. Namun, bila tingkat signifikansi dibawah 5%, maka ada gejala

heterokedastisitas(Ghozali dan Ratmono, 2013).

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya hubungan antara satu residual pengamatan dan

residual pengamatan lainnya. Autokorelasi sering terjadi didalam data time series

karena suatu pengamatan dalam jenis data ini biasasnya dipengaruhi oleh data

sebelumnya. Autokorelasi dalam regresi linier dapat menganggu suatu model,

dimana akan menyebabkan bias pada kesimpulan yang diambil (Yamin et. al,

2011). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu (t)

dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1) (Ghozali dan Ratmono, 2013).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi. Salah satunya adalah dengan uji Durbin- Watson (Durbin-Watson

test).Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :


55

1. Jika nilai Durbin-Watson berada di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada

autokorelasi positif.

2. Jika nilai Durbin-Watson berada di atas 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi

autokorelasi.

3. Jika nilai Durbin-Watson berada di atas 2,5 berarti ada autokorelasi

negatif.

3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda yaitu untuk menguji dan menganalisis, baik secara

parsial maupun simultan Pengaruh Corporate Governance Perception Index

(CGPI) dan Pengungkapan Sukarela terhadap Biaya Ekuitas pada periode 2009-

2012. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Regresi Linear Berganda

pada aplikasi SPSS 21 Persamaan regresi linier berganda pada peneltian ini adalah

sebagai berikut:

Y = α+ β1X1+ β2X2+ e

Keterangan:

Y = Biaya Ekuitas

α = Konstanta

β1- β3 = Koefisien regresi

X1 = CGPI

X2 = Pengungkapan Sukarela

e = Error
56

3.6.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) alat yaitu :

uji statistik t, dan uji koefisien determinasi (R2).

3.6.4.1 Uji Hipotesi secara parsial (Uji T)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variabel-

variabel dependen. Hipotesis yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter

sama dengan nol, atau :

H0 : b1 = 0 Artinya, Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel-varibel

independen secara individual terhadap variabel dependen

HA : b1 ≠ 0 Artinya, Ada yang signifikan antara variabel-variabel terhdap

variabel dependen

Berfungsi untuk menguji secara parsial (terpisah) apakah variabelvariabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali (2011), kriteria

pengambilan keputusan untuk uji t adalah:

1. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen

berpengaruh signifikan secara individual terhadap variabel dependen,

sehingga Ha diterima.

2. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variabel independen

tidak berpengaruh signifikan secara individual terhadap variabel dependen

dan Ha ditolak.
57

3.6.4.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen

(Ghozali, 2011)

Anda mungkin juga menyukai