Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kualitas audit, CEO gender, dan leverage terhadap manajemen

laba yang dimoderasi oleh ukuran perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan sifat

penelitian pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk

laporan tahunan perusahaan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sample

berdasarkan kebutuhan penelitian yang sudah ditentukan. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016 – 2018. Data yang digunakan didapat dari website perusahaan atau

website BEI yaitu http://www.idx.co.id.

3.2 Variabel dan Pengukuran

3.2.1 Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen, variable dependen,

variabel moderasi, dan tiga variabel kontrol. Variabel penelitian yang akan diteliti

adalah sebagai berikut :

3.2.2 Variabel Dependen

3.2.2.1 Manajemen Laba

Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan pendekatan

conditional revenue model (Stubben, 2010). Rumus conditional revenue model yang

sebelumnya digunakan dalam penelitian Sofia dan Murwaningsari (2019) adalah

sebagai berikut :

42
ΔARit = α +β1ΔRit + β2ΔRit x SIZEit + β3ΔRit x AGEit + β4ΔRit x AGE_SQit +

β5ΔRit x GRMit + β6ΔRit x GRM_Sqit + e

Dimana :

R = Pendapatan akhir Tahun.

AR = Piutang akhir Tahun.

SIZE = Natural Log dari Total Aset diakhir Tahun.

AGE = Umur Perusahaan.

GRM = Keuntungan Kotor.

_SQ = Kuadrat dari Variabel.

e = Error.

3.2.3 Variabel Independen

3.2.3.1 Kualitas Audit

Kualitas auditor dilihat dari berbagai faktor, salah satunya adalah KAP tempat

auditor bekerja. Auditor dari KAP Big Four dianggap mempunyai kapasitas dan

keahlian yang lebih tinggi dalam melaksanakan proses audit dibandingkan dengan

KAP non-Big Four.

Dalam penelitian ini reputasi auditor diukur dengan variabel dummy. Apabila

perusahaan menggunakan auditor dari KAP kelompok Big Four maka diberi kode 1,

sebaliknya apabila perusahaan menggunakan auditor dari KAP kelompok non-Big

Four maka diberi kode 0. Metode ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Susanti dan Margareta (2019).

0 = Auditor dari KAP kelompok non-Big Four

1 = Auditor dari KAP kelompok Big Four

43
3.2.3.2 CEO Gender

CEO Gender adalah perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita dalam susunan

manajemen puncak di suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, CEO gender diukur

dengan variabel dummy. Apabila perusahaan dipimpin oleh CEO Wanita maka diberi

kode 1, dan apabila perusahaan dipimpin oleh CEO Pria akan diberi kode 0. Metode

ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kyung Na dan Hong

(2017).

0 = Perusahaan dengan CEO Pria

1 = Perusahaan dengan CEO Wanita

3.2.3.3 Leverage

Tingkat leverage suatu perusahaan dapat dilihat dari Debt to Total Asset Ratio (DAR)

untuk mengukur tingkat hutang perusahaan jika dibandingkan dengan aset

perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asim dan Ismail (2019),

rumus yang digunakan untuk menghitung leverage, yaitu :

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐋𝐞𝐯𝐞𝐫𝐚𝐠𝐞 =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭

3.2.4 Variabel Moderasi

3.2.4.1 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan yaitu nilai yang menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan yang dinilai oleh total asset, total penjualan, jumlah laba, beban pajak dan

lainnya (Brigham & Houston, 2010). Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur

dengan menggunakan log natural size dari jumlah aktiva perusahaan. Metode ini

mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susanti dan Margareta

(2019), dengan rumus :

44
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset)

3.2.5 Variabel Kontrol

3.2.5.1 Profitabilitas

Profitabilitas digunakan untuk mengukur kapasitas perusahaan untuk

memperoleh laba selama periode tertentu. Rasio yang dapat digunakan untuk

mengukur profitabilitas adalah rasio Return on Assets (ROA). Rasio ini digunakan

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang

digunakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alexander dan Hengky

(2017), rumus yang digunakan untuk mengukur profitabilitas yaitu :

𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤


𝐏𝐫𝐨𝐟𝐢𝐭𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭

3.2.5.2 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah proporsi saham yang dimiliki institusi dalam

suatu perusahaan. Institusi tersebut terdiri dari pemerintah, institusi keuangan,

institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, serta institusi lainnya. Dalam

penelitian ini, kepemilikan institusional diukur dengan tingkat kepemilikan

institusional dalam perusahaan. Metode ini mengacu pada penelitian yang dilakukan

Sofia dan Murwaningsari (2019), dengan rumus :

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐢𝐭𝐮𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥


𝐊𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐢𝐭𝐮𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦

3.2.5.3 Free Cash Flow

Free Cash Flow atau arus kas bebas adalah suatu alat yang dgunakan untuk mengukur

pertumbuhan, kinerja keuangan, dan kualitas perusahaan. Dalam penelitian ini, free

45
cash flow dihitung menggunakan rumus yang sebelumnya digunakan dalam penelitian

Putri dan Sistya (2018), yaitu :

Free Cash Flow = Cash Flow From Operations (Operating Cash) – Capital

Expenditure

3.2.5.4 Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan ada tingkat perubahan dalam penjualan dari periode satu ke

periode lainnya. Menurut Kasmir (2012) pertumbuhan penjualan menyatakan

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya di tengah

pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Berdasarkan penelitan sebelumnya

yang dilakukan oleh Firnanti, et al (2019), maka perhitungan pertumbuhan penjualan

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus :

𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 (𝐭) − 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 (𝐭 − 𝟏)


𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 𝐆𝐫𝐨𝐰𝐭𝐡 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬 (𝐭 − 𝟏)

3.3 Populasi, Sampel, dan Pengumpulan Data

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan metode data

panel karena data yang digunakan sebagai objek penelitian terdiri dari beberapa

perusahaan dalam beberapa periode. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampel diambil dengan menetapkan

kriteria khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian untuk menjawab permasalahan

penelitian. Beberapa kriteria dalam pengambilan sampel dalam pengujian ini yaitu :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016

– 2018.

46
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah di audit dalam

website perusahaan atau website Bursa Efek Indonesia.

3. Perusahaan yang tidak mengalami delisting di Bursa Efek Indonesia selama periode

2016 – 2018.

4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang dinyatakan dalam

mata uang rupiah.

5. Memiliki data lengkap terkait dengan variable yang sesuai dalam penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik

deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji beda.

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah alat yang digunakan untuk menganalisis data dan

memberikan gambaran atau deskripsi data dari variabel dependen. Data statistik

disajikan dengan menggunakan tabel statistic descriptive yang menggambarkan nilai

minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata, dan standar deviasi dari data penelitian

(Ghozali, 2013)

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

3.4.2.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013), uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual yang memiliki

distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan grafik normal p-plot

dan uji Kolgomorov-Smirnov.

47
Uji normalitas data melalui grafik p-plot dapat dideteksi dengan melihat sebaran

data yang digambarkan melalui titik – titik yang menyebar di sekitar garis diagonal.

Apabila penyebaran data berada di sekitar garis diagonal dan searah dengan garis

diagonal maka model regresi diasumsikan normal. Sedangkan, jika penyebaran data

menjauhi garis diagonal atau tidak searah garis diagonal maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Dalam uji normalitas data melalui uji Kolgomorov-Smirnov, data dinyatakan

berdistribusi normal atau tidak normal tergantung dari nilai signifikansinya. Jika

signifikansi uji Kolgomorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 (> 0,05) maka data

terdistribusi normal. Sebaliknya, jika signifikansi uji Kolgomorov-Smirnov lebih kecil

dari 0,05 (< 0,05) maka data tidak terdistribusi normal.

3.4.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013), uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen).

Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel

independen. Untuk mengetahui adanya multikolinearitas antar variabel independen

dapat dilihat dari matriks korelasi variabel independen dan dapat juga dilihat melalui

nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).

Pada matriks korelasi variabel independen, jika antar variabel independen ada

kolerasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolinearitas.

Pada uji multikolinearitas melalui nilai tolerance dan variance inflation factor

(VIF), model regresi dikatakan terbebas dari multikolinearitas jika nilai tolerance lebih

dari 0,1 dan nilai IVF kurang dari 10.

48
3.4.2.3 Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model

yang bebas dari asumsi autokolerasi. Cara untuk mendeteksi autokolerasi adalah

dengan uji Durbin-Watson (D.W Test) dan uji Run Test. Metode yang sering digunakan

adalah metode Durbin-Watson.

Dalam uji Durbin-Watson, pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokolerasi

dari sebuah data dilakukan berdasarkan :

1. Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka terdapat autokolerasi.

2. Jika DW terletak antara dU dan diantara 4-dU maka tidak terdapat autokolerasi.

3. Jika DW terletak antara dL dan dU atau di antara 4-dU dan 4-dL maka tidak

menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apalah di dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

(Ghozali, 2013). Dalam uji heteroskedastisitas jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut dengan homoskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser dan uji

White E Views.

49
Pada uji Glejser, nilai absolut residual di regresi terhadap variabel independen.

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,

maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3.4.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara

dua variabel atau lebih. Analisis ini juga menunjukkan arah hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen. Analisis ini bertujuan untuk memprediksi nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan, dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen apakah masing - masing variabel independen berhubungan positif

atau negatif. Model regresi berganda dari penelitian ini adalah :

ML = β0 + β1AUDQUA + β2GENDER + β3LEV + β4AUDQUA*SIZE +

β5GENDER*SIZE + β6LEV*SIZE + β7PROFIT + β8INTOWN +

β9FCF + β10GROWTH + e

Dimana :

β0 = Koefisien regresi konstanta

β1,2,3,4 = Koefisien regresi masing – masing proksi

ML = Manajemen Laba

AUDQUA = Kualitas Audit

GENDER = CEO Gender

LEV = Leverage

SIZE = Ukuran perusahaan

PROFIT = Profitabilitas

INTOWN = Kepemilikan Institusional

50
FCF = Free Cash Flow

GROWTH = Pertumbuhan Penjualan

e = error

3.4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah hipotesis penelitian

diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji koefisien

determinasi (R2), uji siginifikansi simultan (Uji F), dan uji signifikansi parameter

individual (Uji t).

3.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan sebuah model dalam menjelaskan variasi variabel

dependen. Untuk memperoleh koefisien determinasi yang dapat dinyatakanseperti

nilai R2 pada multiple regression, maka digunakan Nagelkerke R Square. Nagelkerke

R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell R Square untuk

memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil berarti

variasi variabel dependen yang sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati 1

berarti variabel independen sudah dapat memberi informasi yang diperlukan untuk

memprediksi variabel dependen.

3.4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen yang

digunakan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamaan terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2013). Dalam pengujian ini digunakan tingkat signifikansi

sebesar 0,05.

51
3.4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t menggambarkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Dalam pengujian ini,

penerimaan atau penolakan hipotesis ditentukan dengan kriteria :

1. Bila nilai signifikan t lebih besar dari 0,05 (> 0,05) maka hipotesis ditolak,

artiya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen

terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan t lebih kecil dari 0,05 (≤ 0,05) maka hipotesis diterima,

artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen

terhadap variabel dependen.

52

Anda mungkin juga menyukai