Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Data Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif yakni mengukur variabel

yang ada dalam penelitian yakni antara variabel independen dengan variabel

dependen. Dimana data dalam penelitian ini berupa data sekunder yakni berupa

Laporan Keuangan Tahunan (annual report) dan Laporan Keuangan yang telah

diaudit pada perusahaan jasa sektor Real Estate & Property periode 2013 sampai

dengan 2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan laporan keuangan

tersebut dapat diakses di www.idx.co.id.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder (secondary data),

yang diambil dari laporan keuangan perusahaan Real Estate & Property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017. Sumber data diperoleh dari

laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan keuangan perusahaan yang

telah diaudit dalam situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.

38
3.3 Variabel dan Pengukuran

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sumber
Indikator Skala
yang diukur Data

Variabel
Dependen
ETR= Rasio Sekunder
Agresivitas
Pajak
Variabel
Independen
Rasio Sekunder
Financial
Distress

Leverage Rasio Sekunder

Komisaris
Rasio Sekunder
Independen

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sujarweni (2015:80) dalam Pramita (2017:36), populasi adalah

keseluruhan jumlah yang terdiri atas pbjek atau subjek yang mempunyai

karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan

39
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini ialah 48

perusahaan yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Real Estate &

Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4.2 Sampel

Menurut Sujarweni (2015:81) dalam Pramita (2017:37) sampel adalah

bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan

untuk penelitian. Dalam pemilihan sampel ini penulis menggunakan purposive

sampling yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria. Kriteria

yang digunakan antara lain:

Tabel 3.2

Kriteria Penarikan Sampel

Kriteria Pengambilan Sampel Pelanggaran


No. Akumulasi
Penelitian Kriteria

1 Perusahaan jasa sub sektor real 48

estate & property yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2013-2017

2 Perusahaan jasa sub sektor real (14) 34

estate & property yang tidak

mempublikasikan secara lengkap

laporan keuangan tahunan periode

40
2013-2017

3 Perusahaan yang mengalami (7) 27

kerugian selama periode 2013-2017

Jumlah total sampel selama periode penelitian (5 tahun) yaitu 135 data tahun

perusahaan

Sumber : Laporan Keuangan (www.idx.co.id)

3.5 Definisi Konseptual Variabel

3.5.1 Variabel Independen

Menurut Sujarweni (2015) dalam Pramita (2017:37) Variabel Independen

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah

Financial Distress, Leverage dan Komisaris Independen.

3.5.1.1 Financial Distress

Financial Distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan

keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan, sehingga membuat perusahaan untuk

melakukan likuiditas. Kondisi financial distress menggambrakan perusahaan yang

tidak bisa mengendalikan fundamental manajemennya dan tidak bisa bersaing

dengan perushaan lainnya. Financial distress ini harus dihindari karena keadaan

semacam ini akan menyusahkan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana

tambahan, baik dari investor maupun kreditor. Financial Distress termasuk dalam

golongan sebuah tekanan yang dialami oleh perusahaan. Kondisi yang seperti ini

41
dapat mendorong bagi pihak manajemen untuk melakukan sebuah kecurangan

dalam pelaporan keuangan. Penelitian Richardson et al. (2014) dalam jurnal

Nugroho dan Firmansyah (2017:24) merujuk pada Altman Z-Score yang telah

dimodifikasi Graham (1998) dalam menilai tingkat financial distress yang dialami

oleh suatu perusahaan. Model untuk mengukur tingkat financial distress yaitu

dengan rumus:

𝑍 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 1 2 𝑇1 1 4 𝑇2 3 3 𝑇3 0 6 𝑇4 0 999 𝑇5

Sumber: Nugroho dan Firmansyah (2017:24)

3.5.1.2 Leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiyai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang

yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya (Aulia Pramita,

2017:39). Leverage dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


𝐷𝐴𝑅
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Sumber: Aulia Pramita (2017:39)

3.5.1.3 Komisaris Independen

Komisaris Independen adalah Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi

dengan Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan pemegang saham

pengendali, serta beban dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat

42
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak

semata-mata demi kepentingan perusahaan (Aulia Pramita, 2017:38). Dengan

adanya komisaris independen ini tentunya dapat memberikan dampak yang positif

untuk sebuah perusahaan tentunya dalam penghindaran agresivitas pajak ini.

ukuran komisaris independen ini ialah dengan proporsi

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛


𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

Sumber: Aulia Pramita (2017:38)

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat dari

adanya variabel bebas (Sujarweni, 2015 dalam Aulia Pramita, 2017:40). Dalam

penelitian ini ingin mengukur apakah variabel dependen mendapat pengaruh dari

variabel independennya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen

adalah agresivitas pajak. Agresivitas pajak merupakan tindakan perusahaan dalam

meminimalkan beban pajak dengan cara yang legal maupun illegal. Variabel ini

diukur dengan Effective Tax Rate (ETR) dengan rumus sebagai berikut:

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛


𝐸𝑇𝑅
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

Sumber: Aulia Pramita (2017:40)

43
3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

dua cara yaitu studi kepustakaan (liberary research method) dan studi

dokumentasi.

1. Studi Pustaka (Liberary Research Method)

Metode dalam pengumpulan data ini dengan mengolah data yang bersumber

dari literature atau bahan bacaan baik dari artikel, jurnal, dari skripsi yang

berkaitan dengan penelitian ini maupun media yang berkaitan dengan

penelitian ini.

2. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah dengan mengumpulkan

seluruh data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia

(BEI) maupun dari website perusahaan masing-masing yang berupa laporan

keuangan tahunan dan laporan keuangan yang terpilih sebagai sampel

penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Nugraha (2015) dalam Pramita (2017:42), statistik deskriptif ini

digunakan untuk memberikan gambaran mengenai data dari keseluruhan variabel

dalam penelitian, karena metode ini merupakan suatu gambaran umum dari suatu

penelitian dari variabel-variabel yang berkaitan mengenai rata-rata, standar

deviasi, maksimum, minimum.

44
3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam

analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS)

(Sujarweni, 2015 dalam Pramita, 2017:42). Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk

mengetahui apakah data yang digunakan layak untuk dianalisis atau tidak, karena

tidak semua data dapat dianalisis dengan regresi. Secara umum ada 4 uji asumsi

klasik diantaranya:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, karena data yang

baik adalah data yang berdistribusi normal. Menurut Ghozali (2015) dalam

Pramita (2017:42) menunjukkan ada dua cara untuk menguji distribusi data, yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistic uji normalitas ini dapat dilakukan dengan

melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram residualnya. Sesuai dengan uraian diatas maka pengambilan keputusan

distribusi data adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka Hо ditolak. Dapat

disimpulkan data residual berdistribusi tidak normal.

b. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka Hо diterima. Dapat

disimpulkan data residual berdistribusi normal.

45
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

metode uji non-parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-

Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0: data residual berdistribusi normal

HA: data residual tidak berdistribusi normal

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu

model (Sujarweni, 2015:158-159 dalam Pramita, 2017:43). Untuk menciptakan

sebuah model regresi, antar variabel independen tidak boleh terdapat

multikolinieritas karena hal itu dapat menimbulkan bias dalam hasil penelitian

terutama dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Adanya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya

Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Nilai cutoff

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai

tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Kriteria pengambilan

keputusan nilai toleran dan VIF tersebut menurut Ghozali (2011) dalam Pramita

(2017:44) adalah jika nilai toleran > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka tidak ada

multikolonieritas di antara variabel independen. Sebaliknya, jika nilai toleran ≤

46
0,10 atau nilai VIF ≥ 10 maka ada multikolonieritas di antara variabel

independen.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi memiliki tujuan apakah model regresi terdapat korelasi

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1. Jika terdapat korelasi maka ada masalah autokorelasi, karena model

regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat autokorelasi

didalamnya. Menurut Sujarweni (2015:159) dalam Pramita (2017:44) menguji

autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel

sebelumnya. Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi maka dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson

(DW test). Uji durbin-watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu

(first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)

dalam regresi serta tidak ada variabel pengganggu lagi antara variabel

independen. Ghozali (2011) dalam Pramita (2017:44) menyatakan bahwa jika

antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual

adalah acak atau random. Model residual dikatakan acak atau random jika nilai

signifikan lebih dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi autokorelasi. Kriteria

pengambilan keputusan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel berikut:

47
Tabel 3.3
Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du
Sumber: Imam Ghozali (2016)

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:134) dalam Lia Sundari (2017:73) bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas dapat terdeteksi

dengan menggunakan uji glejser. Jika probabilitas signifikansi variabel diatas

tingkat kepercayaan 5%, maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terjadi

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian ini menurut

Ghozali (2016:134) adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergabung, melebar kemudian menyepit)

maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika ada pola yang jelas serta

titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

48
3.7.3 Uji Regresi Berganda

Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan dalam menguji

hipotesis ini adalah model regresi linear berganda (multiple reggression) dengan

alasan bahwa variabel independen yang diteliti lebih dari satu variabel. Untuk

menunjukkan hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Maka

perumusan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

Y= α+ β1X1+ β2X2+β3X3+e

Sumber: Aulia Pramita (2017:46)

Keterangan:

Y : Agresivitas pajak

α : Konstanta

β1- β3 : Koefisien Regresi

X1 : Financial Distress

X2 : Leverage

X3 : Komisaris Independen

e : Standart error

3.7.4 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Uji koefisien determinasi ini pada intinya untuk dapat mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah Nol dan Satu. Nilai (R²) yang kecil berarti

49
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Apabila koefisien determinasi (R²)=0 berarti tidak ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen, sebaliknya jika koefisien

determinasi (R²)=1 maka terdapat hubungan yang sempurna. Digunakan adjusted

R² sebagai koefisien determinasi apabila regresi variabel bebas lebih dari dua.

3.7.5 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui hubungan signifikansi dari masing-

masing variabel independen secara individu terhadap variabel dependen (Ghozali,

2016:97). Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel

independen secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α

= 5%). Kriteria yang digunakan untuk penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu:

Hо diterima atau H₁ ditolak : jika nilai signifikansi > 0,05

Hо ditolak atau H₁ diterima : jika nilai signifikansi < 0,05

Atau

Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara

partial variabel X1 (CAR), X2 (LEV), X3 (KI) tidak berpengaruh terhadap

variabel Y (ETR).

50
Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara

partial variabel X1 (CAR), X2 (LEV), X3 (KI) berpengaruh terhadap variabel Y

(ETR).

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji signifikan model regresi secara simultan diuji dengan melihat nilai

signifikansi (sig) dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F-statistik digunakan untuk

membuktikan ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara simultan.

Kriteria:

a. Jika F hitung > F tabel, maka Hо ditolak dan Hа diterima.

b. Jika F hitung < F tabel, maka Hо diterima dan Ha ditolak.

Atau:

a. Jika p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b. Jika p > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

51

Anda mungkin juga menyukai