METODOLOGI PENELITIAN
yang ada dalam penelitian yakni antara variabel independen dengan variabel
dependen. Dimana data dalam penelitian ini berupa data sekunder yakni berupa
Laporan Keuangan Tahunan (annual report) dan Laporan Keuangan yang telah
diaudit pada perusahaan jasa sektor Real Estate & Property periode 2013 sampai
dengan 2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan laporan keuangan
yang diambil dari laporan keuangan perusahaan Real Estate & Property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017. Sumber data diperoleh dari
laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan keuangan perusahaan yang
38
3.3 Variabel dan Pengukuran
Tabel 3.1
Variabel Sumber
Indikator Skala
yang diukur Data
Variabel
Dependen
ETR= Rasio Sekunder
Agresivitas
Pajak
Variabel
Independen
Rasio Sekunder
Financial
Distress
Komisaris
Rasio Sekunder
Independen
3.4.1 Populasi
keseluruhan jumlah yang terdiri atas pbjek atau subjek yang mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan
39
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini ialah 48
perusahaan yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Real Estate &
3.4.2 Sampel
bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan
Tabel 3.2
2013-2017
40
2013-2017
Jumlah total sampel selama periode penelitian (5 tahun) yaitu 135 data tahun
perusahaan
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
dengan perushaan lainnya. Financial distress ini harus dihindari karena keadaan
tambahan, baik dari investor maupun kreditor. Financial Distress termasuk dalam
golongan sebuah tekanan yang dialami oleh perusahaan. Kondisi yang seperti ini
41
dapat mendorong bagi pihak manajemen untuk melakukan sebuah kecurangan
Nugroho dan Firmansyah (2017:24) merujuk pada Altman Z-Score yang telah
dimodifikasi Graham (1998) dalam menilai tingkat financial distress yang dialami
oleh suatu perusahaan. Model untuk mengukur tingkat financial distress yaitu
dengan rumus:
𝑍 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 1 2 𝑇1 1 4 𝑇2 3 3 𝑇3 0 6 𝑇4 0 999 𝑇5
3.5.1.2 Leverage
aktiva perusahaan dibiyai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang
pengendali, serta beban dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
42
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak
adanya komisaris independen ini tentunya dapat memberikan dampak yang positif
adanya variabel bebas (Sujarweni, 2015 dalam Aulia Pramita, 2017:40). Dalam
penelitian ini ingin mengukur apakah variabel dependen mendapat pengaruh dari
meminimalkan beban pajak dengan cara yang legal maupun illegal. Variabel ini
diukur dengan Effective Tax Rate (ETR) dengan rumus sebagai berikut:
43
3.6 Metode Pengumpulan Data
dua cara yaitu studi kepustakaan (liberary research method) dan studi
dokumentasi.
Metode dalam pengumpulan data ini dengan mengolah data yang bersumber
dari literature atau bahan bacaan baik dari artikel, jurnal, dari skripsi yang
penelitian ini.
2. Studi Dokumentasi
seluruh data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia
penelitian.
dalam penelitian, karena metode ini merupakan suatu gambaran umum dari suatu
44
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS)
(Sujarweni, 2015 dalam Pramita, 2017:42). Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang digunakan layak untuk dianalisis atau tidak, karena
tidak semua data dapat dianalisis dengan regresi. Secara umum ada 4 uji asumsi
klasik diantaranya:
1. Uji Normalitas
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, karena data yang
baik adalah data yang berdistribusi normal. Menurut Ghozali (2015) dalam
Pramita (2017:42) menunjukkan ada dua cara untuk menguji distribusi data, yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistic uji normalitas ini dapat dilakukan dengan
melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
a. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka Hо ditolak. Dapat
b. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka Hо diterima. Dapat
45
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
2. Uji Multikolinieritas
multikolinieritas karena hal itu dapat menimbulkan bias dalam hasil penelitian
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Nilai cutoff
tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Kriteria pengambilan
keputusan nilai toleran dan VIF tersebut menurut Ghozali (2011) dalam Pramita
(2017:44) adalah jika nilai toleran > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka tidak ada
46
0,10 atau nilai VIF ≥ 10 maka ada multikolonieritas di antara variabel
independen.
3. Uji Autokorelasi
periode t-1. Jika terdapat korelasi maka ada masalah autokorelasi, karena model
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat autokorelasi
sebelumnya. Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
(DW test). Uji durbin-watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu
dalam regresi serta tidak ada variabel pengganggu lagi antara variabel
antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual
adalah acak atau random. Model residual dikatakan acak atau random jika nilai
signifikan lebih dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi autokorelasi. Kriteria
pengambilan keputusan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel berikut:
47
Tabel 3.3
Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du
Sumber: Imam Ghozali (2016)
4. Uji Heteroskedastisitas
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
tingkat kepercayaan 5%, maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terjadi
Ghozali (2016:134) adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
48
3.7.3 Uji Regresi Berganda
hipotesis ini adalah model regresi linear berganda (multiple reggression) dengan
alasan bahwa variabel independen yang diteliti lebih dari satu variabel. Untuk
menunjukkan hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Maka
Y= α+ β1X1+ β2X2+β3X3+e
Keterangan:
Y : Agresivitas pajak
α : Konstanta
X1 : Financial Distress
X2 : Leverage
X3 : Komisaris Independen
e : Standart error
Uji koefisien determinasi ini pada intinya untuk dapat mengukur seberapa
koefisien determinasi adalah Nol dan Satu. Nilai (R²) yang kecil berarti
49
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat
dependen. Apabila koefisien determinasi (R²)=0 berarti tidak ada hubungan antara
R² sebagai koefisien determinasi apabila regresi variabel bebas lebih dari dua.
= 5%). Kriteria yang digunakan untuk penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu:
Atau
Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara
variabel Y (ETR).
50
Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara
(ETR).
Uji signifikan model regresi secara simultan diuji dengan melihat nilai
signifikansi (sig) dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen
Kriteria:
Atau:
51