Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakuakan pada perusahaan PT Daya Surya Sejahtera Divisi

Juanda, Jalan Ir. Juanda No. 66 Ponorogo. PT Daya Surya Sejahtera

merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan di

Ponorogo. PT Daya Surya Sejahtera bergerak dalam bidang ritail dan grosir

menyajikan kebutuhan sehari-hari. PT Daya Surya Sejahtera selain melayani

penjualan secara tunai juga melayani penjualan secara kredit. Data yang

diperlukan untuk penelitian ini yaitu laporan keuangan berupa laporan neraca

dan laba rugi bulanan PT Daya Surya Sejahtera Divisi Juanda selama periode

2014-2017. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan bantuan Software

Statistical Product And Service Solution (SPSS) Version 16.

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk bahan pertimbangan

bagi manajer keuangan dalam hal mengelola perputaran piutang, perputaran

persediaan dan pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian ini sekaligus

memberikan informasi mengenai perhitungan rasio keuangan yang dapat

berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT Daya Surya Sejahtera Divisi

Jalan Ir. Juanda Ponorogo.

38
39

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Menurut Arikunto (2014:173) menyatakan bahwa populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti

semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua data laporan keuangan yang dimiliki perusahaan mulai dari

berdirinya perusahaan atau awal disusun laporan keuangan perusahaan

PT Daya Surya Sejahtera Divisi Jalan Ir. Juanda Ponorogo mulai tahun

2000 sampai dengan tahun 2017.

3.2.2 Sampel

Menurut Arikunto (2014:174) menyatakan sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sekaran (2006:123)

menyatakan bahwa sampel adalah subkelompok atau sebagian dari

populasi dengan mempelajari sampel peneliti akan mampu menarik

kesimpulan yang dapat digeneralisasi terhadap populasi penelitian.

Metode pengambilan sampel dari penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan

tertentu sesuai dan dengan tujuan yang dikehendaki.

Adapun Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan PT Daya Surya Sejahtera tahun 2014-2017.

2. Laporan Laba Rugi dan Neraca PT Daya Surya Sejahtera tahun

2014-2017.
40

Sampel dalam penelitian ini adalah data laporan neraca dan laba

rugi mulai tahun 2014 sampai dengan 2017 sebanyak 48 laporan

bulanan.

3.3 Jenis dan Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

Data yang digunakan adalah data sekunder, data sekunder

adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak

lainnya yang umumnya memberikan bukti berupa catatan ataupun

laporan historis yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan

(Afrianah, 2017).

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

laporan keuangan perusahaan pada tahun 2014-2017, data sekunder di

peroleh peneliti dari pihak perusahaan.

3.3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang

dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu , yaitu

pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari

arsip atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data-data yang

diperlukan (Hastuti,2010). Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah laporan keuangan PT. Daya Surya Sejahtera yang meliputi


41

laporan laba rugi dan neraca yang diperoleh dengan cara

mendokumentasikan langsung dari bagian keuangan yang ada di PT

Daya Surya Sejahtera.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel

independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

a. Variabel Independen (X)

Variabel independen menurut Sekaran (2006) adalah variabel yang

dapat mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun negatif.

Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari perputaran

persediaan, perputaran piutang dan pertumbuhan penjualan. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah:

1) Perputaran Persediaan (X1)

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan

akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-

rata persediaan tersimpan digudang hingga akhirnya terjual. Rasio

ini menunjukkan kualitas persediaan barang dagang dan kemampuan

manajemen dalam melakukan aktivitas penjualan. Dengan kata lain,

rasio ini menggambarkan secara cepat persediaan barang dagang

berhasil dijual kepada pelanggan (Kasmir,2008:180).


42

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung

rasio perputaran persediaan dan lamanya rata-rata persediaan barang

dagang tersimpan digudang hingga akhirnya terjual:

(Kasmir,2008:180)

Dimana :

IT : Perputaran Persediaan

S : Penjualan

Ia : Persediaan awal tahun

Ib : Persediaan akhir tahun

2) Perputaran Piutang (X2)

Perputaran piutang dagang merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang

usaha akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam

hari) rata-rata penagihan piutang. Perputaran piutang menunjukkan

kualitas piutang dan kemampuan manajemen dalam melakukan

aktivitas penagihan pitang tersebut. Perputaran piutang

menggambarkan seberapa cepat piutang berhasil ditagih menjadi kas

(Hery, 2017).

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung

rasio perputaran piutang dan lamanya rata-rata penagihan piutang

usaha: (Hery, 2017)


43

Dimana : RT : Perputaran Piutang

SC : Penjualan Kredit

ARa : Piutang usaha awal tahun

ARb : Piutang usaha akhir tahun

3) Pertumbuhan Penjualan (X3)

Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan peningkatan

ataupun penurunan penjualan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat

dari, masing-masing laporan laba rugi perusahaan. Perusahaan yang

baik bisa juga ditinjau dari aspek penjualannya dari tahun ke tahun

yang terus mengalami peningkatan. Hal ini akan berimbas pada

peningkatan keuntungan perusahaan sehingga pendanaan internal

perusahaan juga meningkat (Afrianah, 2017).

Pertumbuhan penjualan memiliki peranan yang penting dalam

manajemen modal kerja. Dengan mengetahui seberapa besar

pertumbuhan penjualan,perusahaan dapat memprediksi seberapa besar

profit yang akan didapatkan. Untuk mengukur pertumbuhan penjualan

digunakan rumus:(Kesuma,2009:41)

SG = ×100%
44

Dimana :

SG : Pertumbuhan Penjualan

St : Penjualan tahun t

St-1 : Penjualan tahun sebelumnya

b. Variabel Dependen (Y)

Menurut Sekaran (2006) variable dependen adalah variabel utama

yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) adalah kemampuan perusahaan dalam

menunjukkan seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan laba

bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa

besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total asset. Return On Assets (ROA) sering disebut dengan

Return On Invesment (ROI) dihitung dengan cara membandingkan laba

bersih setelah pajak terhadap total aktiva. Secara matematis ROA dapat di

rumuskan sebagai berikut:(Hery, 2017)

ROA =

Dimana :

ROA : Return On Assets

EAT : Laba bersih setelah pajak


45

TA : Total Asset

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini merupakan kegiatan yang

menguraikan proses pencarian serta penyusunan data dengan meregresikan

hubungan variabel independen (variabel bebas) ke variabel dependen

(variabel terikat) yang diuji lebih lanjut sehingga lebih mudah untuk

dipahami. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik, analisis

regresi linier berganda, uji hipotesis dan koefisien determinasi. Tahapan

pengujian yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan

penggunaan model dalam penelitian ini. Pengujian ini juga bertujuan

untuk memastikan bahwa dalam model regresi tidak terdapat

multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, serta untuk

memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal

(Ghozali,2011).

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel dependen dan variabel independen

mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

dengan metode Kolmogorov smirnov, dengan melihat nilai


46

signifikansi pada 0,05. Jika signifikansi yang dihasilkan > 0,05

maka data berdistribusi normal (Ghozali,2011).

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang

nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam

model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance

inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres

terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi tolerance value

yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut off

yang umum dipakai adalah:

a. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar

variabel independen dalam model regresi.


47

b. Jika nilai tolerance ≤ 10 persen dan nilai VIF ≥ 10, maka

dapat disimpulkan bahwa ada multikolonieritas antar variabel

independen dalam model regresi

2) Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homokedastisitas dan jika berbda disebut Heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak

terjadi Heterokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat Grafik

ScatterPlot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediski –

Y sesunggguhnya). Dasar analisis ada atau tidaknya

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola berikut

(Ghozali, 2011):

a. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu ang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas.
48

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji Autokolerasi digunakan dalam sebuah model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelunmya). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada kesalahan

autokolerasi dan model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

dari autokolerasi. Untuk menguji autokolerasi dipakai uji Darbun

Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2011):

a) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound

(du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan

nol, berarti tidak ada autokorelasi.

b) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower

bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar

daripada nol, berarti ada aotukorelasi positif.

c) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada

autokorelasi negative.

d) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas

bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka

hasilnya tidak dapat disimpulkan.


49

3.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat

pengaruh beberapa variabel independen yang dinyatakan

dengan X, terhadap variabel dependen yang dinyatakan

dengan Y, berdasarkan perkembangan secara proporsional

(Ghozali,2011). Rumus regresi berganda adalah sebagai

berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 +b3 X3 + e

Dimana:

Y = Variabel dependen (profitabilitas)

X1 = Variabel independen (perputaran persediaan)

X2 = Variabel independen (Perputaran Piutang)

X3 = Variabel independen (Pertumbuhan Penjualan)

a = Konstanta

b123 = Perubahan nilai Y apabila x berubah 1 unit

e = error

Dari analisis perhitungan ini akan diperoleh hasil nilai

regresi linier berganda dari masing-masing variabel yaitu untuk b 1,

b2 dan b3.

3.5.3 Pengujian Hipotesis


50

Dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis – hipotesis

yang diajukan, perlu digunakan analisis regresi melalui uji t

maupun uji F. tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk

mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap

variabel dependen, baik secara parsial maupun simultan, serta

mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel independen

terhadap variabel dependen. Metode pengujian terhadap hipotesa

yang diajukan dilakukan dengan pengujian secara parsial dan

pengujian secara simultan.

1) Uji Statistik t

Digunakan untuk menguji tingkat signifikansi dari pengaruh

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Pengujian ini menggunakan tingkat ketentuan sebagai berikut

(Ghozali,2017):

a. Jika nilai Thitung > Ttabel pada taraf signifikansi 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh.

b. Jika nilai Thitung ≤ Ttabel pada taraf signifikansi 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh.

2) Uji statistik F

Uji F ini menguji secara simultan atau keseluruhan

terhadap garis regresi yang diobservasi amaupun estimasi. Di uji

F ini nilai probabilitas diperoleh dari hasil olahan data SPSS

(Ghozali, 2017: 88) dengan ketentuan sebagai berikut:


51

1. Jika probabilitas < 0,05 atau nilai Fhitung > Ftabel pada taraf

signifikasi 5%, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika probabilitas ≥ 0,05 atau nilai Fhitung ≤ Ftabel pada taraf

signifikasi 5%, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Nilai probabilitas dapat dilihat melalui hasil pengolahan

program SPSS di tabel coefficients kolom sig atau significance.

3.5.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 1 atau (0 < x <

1) (Ghozali, 2011: 97). Nilai ( ) yang kecil berarti kemampuan

variabel – variabel independen dalam menjelaskanvariabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel –

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Analisa yang mengukur hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara kumulatif, yaitu

antara variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y dan variabel X3

terhadap Y, dengan menggunakan rumus :

R2 =
52

Dimana :

R2 = Koefisien korelasi R2 diterminasi

Hasil rumus di atas akan dapat diketahui tingkat hubungan dari

variabel independen (terdiri dari perputaran persediaan, perputaran

piutang dan pertumbuhan penjualan) terhadap variabel dependen

(profitabilitas). Hasil dari analisa ini akan menunjukkan bahwa -1 

r  1, dengan batasan apabila r mendekati 1 positif hubungan

sangat erat, apabila r mendekati 0, maka hubungan lemah. Apabila

r = 0 tidak ada hubungan. Sedangkan tanda (+) dan (-)

menunjukkan posisi dua arah.

Anda mungkin juga menyukai