Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan kausalitas. Menurut Silaen (2018), penelitian

kuantitatif adalah metodologi penelitian yang menghasilkan data berupa angka-

angka dan umumnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif atau

inferensial. Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014), penelitian kuantitatif adalah

jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai

(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara lain dari

kuantifikasi (pengukuran). Menurut Sugiyono (2017), metode penelitian

kuantitatif adalah metode penelitan yang berlandaskan pada filsafat positifisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

Menurut Sekaran & Bougie (2019), pendekatan kausalitas adalah

pendekatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya

hubungan sebab-akibat antara variabel satu dengan variabel lainnya. Hubungan

sebab-akibatdapat diartikan bahwa perubahan besaran dari variabel dependen

dapat diakibatkan karena ada pengaruh dari perubahan besaran dari variabel

independen. Selain perubahan ini nampak dalam perubahan koefisien masing-


masing variabel (dependen dan independen), bahwa perubahan keduanya

diakibatkan karena terjadi hubungan (korelasi).

3.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Menurut Sekaran & Bougie (2019), variabel penelitian adalah apa pun

yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda

pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama atau pada waktu yang

sama untuk objek atau orang yang berbeda. Dalam penelitian itu terdapat tiga

variabel yang digunakan, yaitu variabel independen, variabel dependen, dan

variabel moderasi.

3.2.1 Variabel Dependen (Y)

Menurut Sekaran dan Bougie (2017), variabel dependen adalah variabel

yang menjadi perhatian utama peneliti. Dengan kata lain variabel terikat

merupakan variabel utama yang sesuai dalam investigasi. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang kemudian diberi simbol (Y).

Manajemen laba merupakan kebijakan manajemen atas laporan keuangan

eksternal, tujuan manajemen adalah untuk menyajikan laba dengan cara yang

berbeda (naik atau turun) dari apa yang mereka ketahui untuk mencapai manfaat

pribadi (Diri,2017). Menurut Scott (2015) manajemen laba merupakan tindakan

manajer dalam penyusunan laporan keuangan yang akan diberikan kepada pihak

eksternal dan kebijakan tersebut berupa menaikkan, menurunkan atau bahkan

meratakan pelaporan laba. Manajer dapat memanfaatkan diskresinya dalam


penggunaan metode akuntansi seperti mempercepat pengakuan suatu biaya. Hal

tersebut mungkin terjadi saat manajer menggunakan pertimbangan dalam

pelaporan keuangan dan penataan transaksi untuk memodifikasi metode

pengakuan maupun penghitungan, atau metode lainnya terhadap akun-akun

akuntansi. Namun begitu, upaya modifikasi tersebut memungkinkan dapat

menyesatkan beberapa pemangku kepentingan mengenai kinerja perusahaan

(Ronen,2016). Variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan proksi discretionary accrual sesuai dengan Modified Jones Models

Dechow (1995), yaitu sebagai berikut.

a. Menghitung total accruals dengan persamaan :

TA ¿ =N ¿ −CFO¿ ...........................(1)

Keterangan :

Nit = laba bersih perusahaan i pada tahun t

CFOit = arus kas perusahaan i pada tahun t

b. Menghitung nilai accruals dengan persamaan regresi linear sederhana

atau Ordinary Least Square (OLS) dengan persamaan:

TA ¿ =α 0(1/ A t −1)+ α 1(∆ REV t / At −1)+ α 2(PPE t / At −1)+ e .........(2)

Keterangan:

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t

At-1 = Total aset pada periode t

∆REVt = Pendapan periode t dikurangi dengan pendapatan periode t-1

∆RECt = Piutang periode t dikurangi periode t-1

PPEt = Aktiva tetap (gross property, plant, and equipment) pada periode t
e = Error term perusahaan i pada tahun t

c. Menghitung non-discretionary accruals model (NDA)

NDA ¿=α 0(1/ At −1)+α 1(∆ REV t / A t−1)+α 2( PPE t / A t−1).........(3)

Keterangan:

NDAit = nondiscretionary accruals pada tahun t

At-1 = Total aset pada periode t

∆REVt = Pendapan periode t dikurangi dengan pendapatan periode t-1

∆RECt = Piutang periode t dikurangi periode t-1

PPEt = Aktiva tetap (gross property, plant, and equipment) pada periode

α = fitted coefficient diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total

accruals

d. Menghitung discretionary accruals dengan persamaan:

DA ¿ =TA ¿ −NDA ¿ ...........................( 4)

Keterangan:

DAit = discretionary accruals perusahaan i pada periode t

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t

3.2.2 Variabel Independen (X)

Menurut Zulfikar (2016), variabel independen merupakan variabel yang

menjadi penyebab adanya atau timbulnya perubahan pada variabel dependen,

disebut juga variabel yang mempengaruhi. Sedangkan menurut Sekaran & Bougie

(2019), variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang


memengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel

independen (variabel bebas) adalah sebagai berikut.

a. Leverage (X1)

Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan

dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan

membahayakan perusahaan karena perusahaan akan terancam mengalami

extreme leverage (utang ekstrim). Menurut Weston dan Brigham (1998)

mendefinisikan financial leverage sebagai tingkat penggunaan hutang sebagai

sumber pembiayaan perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (1998),

karakteristik sebuah perusahaan yang menggunakan pendanaan hutang

memiliki tiga implikasi penting, yaitu :

1. Dengan meningkatkan pendanaan melalui hutang, para pemilik

perusahaan atau para pemegang saham dapat mempertahankan kendali

mereka atas perusahaan atau para pemegang saham dapat

mempertahankan kendali mereka atas perusahaan dengan investasi yang

terbatas.

2. Kreditur mensyaratkan adanya dana yang disediakan oleh pemilik

perusahaan sebagai suatu batas keamanan, sehingga semakin tinggi

proporsi jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham maka

semakin kecil resiko yang akan dihadapi oleh kreditur.

3. Apabila perusahaan memperoleh laba yang lebih besar daripada bunga

yang dibayarkan, maka pengembalian modal pemilik akan lebih besar.


Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz (2012) financial

leverage merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap,

dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar

daripada beban tetap, sehingga keuntungan pemegang saham bertambah.

Menurut Hery (2016), rasio leverage digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik

kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Dalam penelitian

ini untuk mengukur leverage digunakan proksi Debt to Assets Ratio (DAR).

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat leverage adalah sebagai

berikut.

total hutang
DAR= ×100 … … … … … … …(5)
total asset

b. Profitabilitas (X2)

Profitabilitas adalah kemampuan dari perusahaan untuk mengatur sumber

dayanya agar dapat menghasilkan keuntungan (Lestari dan Oky, 2019). Rasio ini

juga menggambarkan kemampuan efektivitas suatu perusahaan yang ditunjukkan

dengan laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Menurut

Riyanto (2011), profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari

penjualan dan investasi. Dalam penelitian ini, untuk mengukur profitabilitas

digunakan proksi Return on Assets (ROA). Rumus yang digunakan untuk

menghitung tingkat profitabilitas adalah sebagai berikut.

Laba setelah pajak


ROA= x 100 … … … … … … …(6)
Total asset
3.2.3 Variabel Moderasi (Z)

Variabel pemoderasi adalah tipe variabel yang memperkuat atau memperlemah

hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel

pemoderasi dalam penelitian ini adalah monitoring cost. Menurut Jensen dan Meckling

(1976), monitoring cost adalah biaya yang muncul untuk mengawasi, mengukur,

mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Dalam penelitian ini, untuk mengukur

monitoring cost digunakan proksi fee audit. Data mengenai fee audit diwakili oleh akun

professional fees yang terdapat dalam laporan keuangan. Dasar pengambilan keputusan

ini adalah belum tersedianya data tentang fee audit dikarenakan pengungkapan data

tentang fee auditor di Indonesia masih berupa voluntary disclosures, sehingga belum

banyak perusahaan yang mencantumkan data fee auditor dalam annual report (Rifki

Ramdani, 2016). Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan logaritma

natural dari total fee audit dengan rumus sebagai berikut.

ln =fee audit … … … … … (7)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan semua elemen di mana memiliki kesempatan

yang sama untuk diambil sebagai sampel (Sekaran & Bougie, 2019). Menurut

Silaen (2018), populasi adalah keseluruhan dari objek atau individu yang

memiliki karakteristik (sifat-sifat) tertentu yang akan diteliti. Populasi juga

disebut sebagai universum (universe) yang berarti keseluruhan obyek (benda) atau

subyek (individu) yang dapat berupa benda hidup ataupun benda mati. Sedangkan
menurut Notoadmojo (2018), populasi adalah sekumpulan individu dengan

kualitas dan ciri yang dapat ditetapkan oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2015 sampai tahun 2020.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil dengan cara-cara

tertentu untuk diukur atau diamati karakteristiknya (Silaen, 2018). Notoatmodjo

(2018) mendefinisikan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Sekaran & Bougie (2019), pengertian

sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang

dipilih dari populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini ditentukan

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut.

1. Merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

untuk periode 2015-2020.

2. Perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang

menyajikan laporan keuangan dengan mata uang rupiah.

3. Perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang

memiliki data keuangan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk melakukan

penelitian.
3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Menurut Sialen (2018), pengertian dari penelitian kuantitatif adalah metodologi

kuantitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa angka-

angka dan umumnya dianalisis

Data yang digunakan dalam penelitian ini dihasilkan dari laporan

keuangan perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2020.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sekaran

dan Boogie (2019), data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang

dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada. Data ini digunakan untuk

mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka,

lteratur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, data

sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor makanan

dan minuman pada tahun 2015-2020.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sekaran & Bougie (2019), metode pengumpulan data ialah bagian

internal dari desain penelitian. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2018), teknik

pengumpulan data adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial
dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Cara atau teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan melakukan

wawancara (interview), kuisioner dengan menyebarkan angket, observasi atau

pengamatan, dan gabungan dari ketiga cara tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara mendokumentasikan data yang terdapat pada laporan

keuangan perusahaan.

3.6 Uji Kualitas Data

Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS (Statistical Package for Social Sciences) untuk mengetahui pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis data dalam penelitian ini

melalui beberapa tahap seperti berikut.

3.6.1 Analisis Statistik Deskripstif

Menurut Ghozali (2016), analisis statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai

rata-rata, standar deviasi, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness.

Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan

keterangan mengenai suatu data atau keadaan. Dengan kata lain, statistika deskriptif

berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Penarikan kesimpulan pada

statistika deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan pengujian yang dilakukan sebelum

analisis regresi linear berganda. Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji

asumsi yang ada dalam permodelan regresi linear berganda. Hal ini menyebabkan

data dapat dianalisis lebih lanjut tanpa menghasilkan data yang bias. Berikut ini

adalah asumsi yang harus dipenuhi:

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

independen, variabel dependen atau keduanya memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal (Ghozali, 2009:107). Proses uji normalitas data dilakukan

dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk melihat normal tidaknya data

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, maka dapat dilihat pada bagian

Asymp Sig (2-tailed). Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0.05,

maka data tidak terdistribusi secara normal, namun sebaliknya, jika nilai

signifikansi > 0.05, maka data terdistribusi secara normal (Suganda, 2018).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

keterkaitan atau hubungan yang erat antar variabel independen dalam model

regresi. Untuk Jurnal Akuntansi, menguji multikolinearitas, maka dapat

dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Variance Inflation Factor (VIF)


dan Tolerance. Suatu model regresi dikatakan baik jika tidak ada korelasi

yang tinggi di antara variabel-variabel independennya. Suatu model regresi

dikatakan bebas dari multikolinearitas apabila memiliki nilai VIF mendekati

atau sama dengan 10, kemudian angka Tolerance sekitar 0.1 hingga angka 1

(Suganda, 2018).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik bersifat homokedastisitas

dan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125). Apabila terjadi

gejala heteroskedastisitas dalam model regresi, maka akan mengakibatkan

varians koefisien regresi menjadi minimum, sehingga uji signifikansi statistik

menjadi tidak valid.

Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas adalah analisis regresi dapat

menghasilkan estimator yang bias untuk nilai variasi Ut. Akibatnya, uji t, uji F,

dan estimasi nilai variabel dependen menjadi tidak valid. Untuk melihat

apakah dalam suatu model regresi apakah terdapat heteroskedastisitas, maka

dapat dilakukan beberapa uji, diantaranya adalah Uji Glejser, Uji Spearmen,

Uji Park, dan uji tambahan berupa Uji Scatter Plot (Suganda, 2018)
d. Uji Autokorelasi

Menurut Santoso (2012:241), tujuan uji autokorelasi adalah untuk

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya

adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, sepeti bulanan, tahunan,

dan seterusnya, karena itu ciri khusus uji ini adalah waktu (Santoso, 2012:241).

Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson

dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Tolak Ho yang menyatakan tidak ada autokorelasi positif, bila nilai

Durbin Watson Statistik terletak antara 0<dw<dl.

b. Tolak H0 yang menyatakan tidak ada autokorelasi negatif, bila nilai

Durbin Watson Statistik terletak antara 4-dl<dw<.

c. Terima H0 yang menyatakan tidak ada autokorelasi positif atau negatif,

bila nilai Durbin Watson Statistiknya terletak antara du<dw<4-du

d. Ragu-ragu tidak ada autokorelasi positif bila dl≦dw≦du.

e. Ragu-ragu tidak ada autokorelasi negatif bila du≦dw≦4-dl.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2017), analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah


mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang diajukan.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode

analisis regresi berganda (multiple regression). Analisis regresi berganda

digunakan untuk menguji pengaruh antar variabel bebas (independent) dengan

variabel terikat (dependent). Model regresi pada penelitian ini adalah sebagai

berikut.

ML=α + β 1 Lev+ β 2 Prof + β 3 Lev∗MC + β 4 Prof ∗MC +ε .... 8

Keterangan:

α = Konstanta

β = Variabel Koefisien

Lev = Leverage

Prof = Profitabilitas

MC = Monitoring Cost

ε = Error

Dalam melakukan analisis regresi linear berganda, dilakukan uji sebagai berikut.

1. Uji F (Goodness of Fit)

Uji F dilakukan untuk menguji kelayakan model penelitian. Tingkat

signifikansi yang digunakan adalah 5%. Dasar pengambilan keputusan adalah

apabila nilai Goodness of Fit Test < 0.05 (nilai signifikansi Pearson dan

Deviance < 0.05) maka model yang terbentuk adalah layak (Ghozali, 2016).
2. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur kemampuan model

dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2016). Nilai koefisien

determinasi berkisar antara 0-1. Semakin nilai adjusted R2 mendekati 1, maka

variabel independen semakim mampu memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen.

3. Uji Parsial (Uji t)

Uji t adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

masing-masing variabel independen memengaruhi variabel dependen. Tingkat

signifikansi dalam penelitian ini adalah 5%. Jika p-value yang terdapat pada

kolom sig ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, jika p-value > 0,05,

maka H0 diterima dan Ha ditolak (Santoso, 2014).

3.8 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H01 = Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Ha1 = Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

H02 = Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Ha2 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

H03 = Monitoring cost tidak berpengaruh terhadap hubungan antara leverage

dengan manajemen laba.

Ha3 = Monitoring cost memperkuat hubungan antara leverage dengan manajemen

laba.
H04 = Monitoring cost tidak berpengaruh terhadap hubungan antara profitabilitas

dengan manajemen laba.

Ha4 = Monitoring cost memperkuat hubungan antara profitabilitas dengan

manajemen laba.

Anda mungkin juga menyukai