Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia yang dapat dilihat didalam situs www.idx.com.

4.1 Obyek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan tahunan (annual report) dari perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia. Melalui laporan keuangan tahunan tersebut akan

diperoleh informasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi luas

pengungkapan sukarela laporan keuangan dan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap luas pengungkapan laporan

keuangan perusahaan.

4.2 Identifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2014:59), variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan variabel sebagai berikut :

1. Variabel bebas (Independen) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat

(dependen) (Sugiyono,2014:59). Variabel bebas dalam penelitian ini

44
45

adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, kepemilikan saham publik,

leverage, umur emiten dan ukuran emiten.

2. Variabel terikat (Dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:59).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah luas pengungkapan sukarela

laporan keuangan.

4.3 Definisi Operasional Variabel

4.3.1 Variabel Bebas (Independen)

1. Rasio Likuiditas (X1)

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek. Rasio likuiditas adalah gambaran kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh

tempo dengan sumber jangka pendeknya (Wiguna, 2012).

Dalam penelitian ini tingkat likuditas diukur dengan dengan

menggunakan rasio lancar (current ratio) karena rasio ini paling umum

digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam membayar

hutang jangka pendeknya. Rumus rasio lancar (current ratio):

Aset lancar
Rasio lancar = … … … … … … … … . … … … … … … ..(1)
Kewajiban lancar

2. Rasio Profitabilitas (X2)

Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh

laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal


46

sendiri (Fitriana, 2014). Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja

yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan.

Rasio Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan

mengunakan ROE (return on equity).

Laba bersih sesudah pajak


ROE ( return on equity ) = x 100% … … … … (1)
Ekuitas

3. Kepemilikan Saham Publik (X3)

Variabel ini menunjukkan tingkat kepemilikan perusahaan oleh

masyarakat publik. Pengertian publik di sini adalah pihak individu yang

berada di luar lingkar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa

dengannya. Jumlah kepemilikan saham diduga mempengaruhi

kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan yang ditinjau dari

aspek bahwa besarnya kepemilikan saham oleh publik dan atau asing

dibandingkan dengan kepemilikan oleh pihak tertentu yang merupakan

pihak insider.

Dalam penelitian ini, besarnya jumlah persentase saham publik

ditentukan berdasarkan rasio persentase saham yang dimiliki oleh saham

publik terhadap total saham, dimana rumus yang digunakan adalah :

jumlah saham yang dimiliki publik


KSP = x 100 % … … … … … .. … ….( 1)
Total saham

4. Leverage (X4)

Rasio leverage menggambarkan kemampuan perusahaan membayar

semua kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang atau kewajiban-

kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi (Yunita, 2010). Perusahaan yang


47

memiliki rasio leverage yang tinggi akan memiliki resiko yang tinggi.

Perusahaan yang memiliki resiko yang tinggi mempunyai tingkat

pengembalian yang tinggi tetapi banyak investor yang tidak mau

menanggungg resiko terlalu besar. Semakin tinggi rasio leverage berarti

kreditor membiayai sebagian besar pembiayaan perusahaan.

Dalam penelitian ini rasio leverage dihitung dengan menggunakan

DER (debt to equity ratio), sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Total Kewajiban
DER (debt to equity ratio )= … … … … … … … … … … … .(1)
Total Ekuitas

5. Umur Perusahaan (X5)

Umur perusahaan dalam penelitian ini adalah umur lamanya

perusahaan terdaftar di BEI, terhitung sejak pertama kali perusahaan

melakukan IPO. Semakin lama umur perusahaan maka kemungkinan

memberikan informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan yang

baru berdiri. Informasi yang banyak tersebut akan bermanfaat bagi investor

dalam mengurangi tingkat ketidakpastian perusahaan, sehingga investor

dapat menggunakan informasi tersebut sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan investasi. Umur perusahaan dapat diformulasikan sebagai

berikut:

UMUR = Tahun Penelitian - Tahun First Issue (IPO)………………….(1)

6. Ukuran Perusahaan (X6)

Wardani (2012) menyatakan ukuran perusahaan (emiten)

menunjukan besar kecilnya perusahaan dan struktur kepemilikan yang lebih

luas. Perusahaan besar cenderung melakukan pengungkapan yang lebih luas


48

karena perusahaan besar memiliki tanggung jawab yang besar kepada

investor, kreditor, maupun stakeholder lainnya atas investasi yang mereka

tanamkan pada perusahaan tersebut (Luciana dan Ikka, 2007). Perusahaan

besar umumnya memiliki dasar kepemilikan yang lebih luas dan memiliki

lebih banyak pemegang saham, sehingga pengungkapan yang lebih luas

perlu dilakukan sebagai tuntutan dari pemegang saham dan analis.

Dalam penelitian yang digunakan untuk menentukan besar kecilnya

ukuran perusahaan, yaitu melalui ukuran aktiva, hasil penjualan bersih, dan

kapitalisasi pasar (market capitalized). Dalam penelitian ini alternatif yang

digunakan adalah adalah ukuran aktiva atau total asset.

4.3.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adah Luas Pengungkapan

Sukarela (Voluntary Disclousure). Pengungkapan sukarela merupakan

pilihan bebas manajemen untuk memberikan informasi perusahaan diluar

dari yang diwajibkan, yang dipandang relevan untuk pengambilan

keputusan para pemakai laporan keuangan (Natalia,2012). Berdasarkan

peraturan BAPEPAM LK No : Kep-431/BL/2012 tertanggal 1 Agustus 2012

tentang penyampaian laporan tahunan emiten atau perusahaan publik

menyatakan luas pengungkapan wajib diukur dengan menggunakan 159

item pengungkapan, sedangkan luas pengungkapan sukarela diukur

berdasarkan daftar item yang digunakan oleh Zaenaf (2014) yang terdiri dari

33 item pengungkapan sukarela.

Dalam penelitian ini, luas pengungkapan sukarela diukur dengan

menggunakan daftar pengungkapan item-item seperti yang sebelumnya


49

digunakan oleh Wardani (2012). Indeks kelengkapan pengungkapan dapat

dihitung dengan cara membagi total skor yang diperoleh dengan total skor

yang diharapkan dapat diperoleh perusahaan, kemudian dikalikan 100

persen. Semakin banyak item pengungkapan sukarela yang dipenuhi, maka

semakin besar indeks pengungkapan sukarela perusahaan. Berikut adalah

model perhitungan indeks sukarela:

N
IPS= x 100 % … … … … … … … … … . … … … … … … … … … … …(1)
K

Keterangan :

N = jumlah item pengungkapan sukarela yang dipenuhi.


K = jumlah semua item pengungkapan yang diharapkan dipenuhi
perusahaan.

4.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

yaitu data yang berbentuk angka dan merupakan data sekunder yang

diperoleh dari laporan keuangan tahunan dari perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015 yang telah

dipublikasikan pada setiap perusahaan maufaktur di Bursa Efek Indonesia

tahun 2013- 2015.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

sekunder. Sumber data sekunder digunakan untuk berupa laporan keuangan

(annual report) dari masing-masing perusahaan dan data yang dapat diakses

pada situs resmi di Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id.

4.6 Metode Penentuan Sampel


50

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode

purposive sampling, yaitu teknik pengumpulan sampel dengan menggunakan

pertimbangan dan kriteria tertentu (Sugiyono, 2014:122). Kriteria penentuan

sampel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2013-2015.

2. Perusahaan manufaktur yang secara rutin mempublikasikan laporan

keuangan tahunan (annual report) selama periode 2013-2015.

3. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama

periode 2013-2015.

Adapun proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria pemilihan

sampel yang telah ditetapkan, tampak pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1
Metode Penentuan Sample.

Jumlah
No Kriteria
Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
1
2013 – 2015 138

Perusahaan yang tidak menerbitkan Laporan


2 Keuangan secara berturut-turut dari tahun 2013 –
(21)
2015

Perusahaan yang tidak mengalami laba positif dari


3 (47)
tahun 2013 – 2015
Jumlah Sample Perusahaan 70

Jumlah unit amatan 210

Sumber : Bursa Efek Indonesia


51

4.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Studi pustaka

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengolah

literature, artikel, jurnal hasil penelitian terdahulu, maupun media tertulis

lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Studi dokumentasi

Metode pengambilan data yang dilakukan dengan mengumpulkan

seluruh data sekunder dan seluruh informasi yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah yang ada dalam dokumen. Sumber-sumber data

dokumenter seperti laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan

yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

4.8 Teknik Analisis Data

4.8.1 Analisis Statistik Deskiriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi mendeskripsikan

atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel

atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi ( Sugiyono, 2014 : 206).


52

Statistik digunakan peneliti untuk mendeskripsikan data sampel, dan tidak

peneliti tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana

sampel tersebut diambil. Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan

untuk memberikan informasi karakteristik variabel penelitian khususnya

mengenai mean dan deviasi standar. Pengukuran mean merupakan cara yang

paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi

data.

4.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan dalam penelitian ini untuk menguji

apakah data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik.

Hal ini menghindari resiko terjadinya estimasi yang bias karena tidak semua

data dapat diterapkan pada regresi. Salah satu syarat untuk bisa

menggunakan uji regresi adalah terpenuhinya uji asumsi klasik yang terdiri

dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji

heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak

(Ghozali, 2016:154). Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji statistik melalui uji Kolmogorov Smirnov. Dasar

pengambilan keputusan untuk uji ini adalah sebagai berikut:

a. Nilai signifikansi atau profitabilitas > 0,05 maka residual memiliki

distribusi normal.
53

b. Nilai signifikansi atau profitabilitas < 0,05 maka residual tidak memiliki

distribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antar sesame variabel

bebas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor

(VIF), dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Jika nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, maka tidak

terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut baik.

b. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF di atas 10, maka

terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut tidak

baik.

3. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016:107) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Model yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Model

mengandung autokorelasi akan mengakibatkan prediksi yang dilakukan pada

model tersebut dikatakan tidak baik dan dapat memberikan hasil yang

menyimpang. Model yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi

(korelasi negatif), uji autokorelasi dilakukan terhadap nilai Run test.

Ketentuan dalam mengambil keputusan ada tidaknya autokorelasi yaitu:

a. Jika 0 < d < dl, maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi positif.
54

b. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada pengambilan keputusan.

c. Jika 4 – dl < d < 4, maka tidak dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi

negatif.

d. jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada pengambilan keputusan.

e. Jika du < d < 4 < - du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

autokorelasi baik positif maupun negatif.

Keterangan:
d = Durbin Watson
dl = Durbin Watson lower
du = Durbin Watson upper

4. Uji Heterrokedastisitas

Dalam Ghozali (2016:134), uji heterokedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah

tidak mengandung gejala heterokedastisitas atau mempunyai varians yang

homogen. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan

dengan menggunakan uji Glejser. Jika hasil uji Glejser menunjukan nilai

probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak

mengandung heterokedstisitas.

4.8.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis data yang digunakan untuk mengukur kekuatan

hubungan antara rasio likuiditas, rasio profitabilitas, kepemilikan saham

publik, leverage, umur emiten, dan ukuran emiten terhadap luas

pengungkapan sukarela laporan keuangan adalah dengan menggunakan regresi

linear berganda. Analisis ini dilakukan dengan bantuan program SPPS.


55

Model regresi yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel-

variabel independen terhadap luas pengungkapan sukarela dalam peneitian ini

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Y =α + β 1 X 1+ β 2 X 2 + β 3 X 3+ β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 +ɛ … … … … . …(1)

Keterangan :

Y = Luas pengungkapan sukarela


α = Konstanta
βn = Koefisien regresi variabel independen
X1 = Rasio Likuiditas
X2 = Rasio Profitabilitas
X3 = Kepemilikan saham publik
X4 = Leverage
X5 = Umur emiten
X6 = Ukuran emiten
ɛ = Variabel penggangu

4.8.4 Uji Kelayakan Model (goodness of fit test)

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk menguji tingkat keeratan

atau keterikatan anatara variabel dependen dan variabel independen yang bisa

dilihat dari besarnya nilai koefisien determinan determinasi (R2). Ghozali

(2016:95) menjelaskan jika nilai R2 yang kecil berarti bahwa kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

sangat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu artinya variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam

memprediksi variasi variabel dependen.

2. Uji F
56

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel terikat, atau untuk mengetahui apakah model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen atau tidak.

Pengujian dilakukan dengan mengukur nilai probabilitas signifikansi. Untuk

menguji kebenaran koefisien regresi secara keseluruhan, nilai F hitung

dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5%, jika tingkat signifikansi < 0,05

hal tersebut menunjukan model fit dengan data.

3. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2016:97). Pengujian dilakukan dengan menggunkan significance

level 0,05 (α=5%). Penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan dengan

kriteria berikut :

a. Jika nilai signifikan > 0,05 hal ini berarti bahwa secara parsial variabel

dependen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan < 0,05 hal ini berarti bahwa secara parsial variabel

dependen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai