Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2022 sampai

dengan bulan Oktober 2022. Penelitian ini dilakukan di Home Industri

Pengerajin Dompet Kulit yang bertempat di Desa Jatirenggo Dusun Dalung

RT/RW 02/03 Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

3.2 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016:7) metode kuantitatif adalah

metode penelitian dimana data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya

menggunakan statistik. Data kuantitatif adalah data berupa angka atau angka

yang dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan statistik

dengan program SPSS. Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yang akan

diteliti yaitu Sumber Daya Manusia (X1), Permodalan (X2), Pemasaran (X3)

dan Kinerja UMKM (Y) pada Pengerajin Dompet Kulit di Desa Jatirenggo.

3.3 Teknik Penarikan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Umar populasi adalah kumpulan elemen yang memiliki

karakteristik tertentu dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Desain Penelitian ESDM dan Perilaku


Karyawan: Paradigma Positifisme dan Berbasis Pemecahan Masalah.

(Husein Umar, 2018:24)

Sedangkan menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2015:61). Jadi populasi

dalam penelitian ini adalah 4 pengerajin UMKM Dompet Kulit Di

Desa Jatirenggo

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono 2015:62). Maka disini peneliti dapat

menggunakan sampel sebanyak 4 responden yang diambil dari populasi.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2016:85), sampling

jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi

dijadikan sampel. Istilah lain untuk sampel jenuh adalah di mana semua

anggota populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini jumlah sampel

yang diambil adalah 4 orang.


3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

1. Data primer

Menurut Sugiyono (2016:137), data primer adalah data yang

dikumpulkan langsung dari sumbernya. Teknik yang dapat

digunakan untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,

wawancara, dan angket (kuisioner).

2. Data sekunder

Menurut Sugiyono (2016:137), data sekunder adalah data yang

dikumpulkan dari berbagai sumber yang ada. Dalam penelitian ini,

data sekunder diperoleh dari profil perusahaan dan izin penelitian.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi, keterangan-keterangan dan data-data

yang diperlukan dalam pennelitian ini, maka teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Menurut Sugiyono (2016:137), wawancara (interview) adalah

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan masalah yang diteliti, dan jika ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

responden yang sedikit atau kecil.

2. Observasi
Menurut Sugiyono (2016:145), observasi adalah teknik

pengumpulan data yang memiliki karakteristik khusus dibandingkan

dengan teknik lainnya. Observasi adalah proses kompleks yang

terdiri dari berbagai proses biologis dan psikologis.

3. Kuisioner

Menurut Sugiyono (2016:142) angket (kuesioner) adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Dengan nilai bobot yang telah ditentukan, yaitu:

a. Nilai 5 untuk jawaban sangat setuju.

b. Nilai 4 untuk jawaban setuju.

c. Nilai 3 untuk jawaban netral.

d. Nilai 2 untuk jawaban tidak setuju.

e. Nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.

Menurut Sugiyono (2016:93), skala likert adalah skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

terhadap suatu fenomena. Fenomena ini disebut variabel penelitian.

3.5 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2016:38), operasional variabel adalah segala

sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yang digunakan, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dari judul

penelitian ini dapat ditentukan variabel terikat, antara lain:


3.5.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Menurut Sugiyono (2016:39), variabel ini sering disebut sebagai

variabel stimulus, prediktor, antecedent atau sering disebut variabel

bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia (X1)

Sumber Daya Manusia adalah kualitas usaha yang dilakukan

seseorang dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan jasa atau

barang.

Dalam mengukur pelaku bisnis yang memiliki modal manusia

yang cukup, dapat dilihat dari beberapa indikator yang terkait

manusia. Menurut Rapih dalam Subagyo (2010:37) ada beberapa

indikator untuk mengukur kualitas SDM diantaranya:

1. Pengalaman dalam dunia bisnis.

Pengalaman dalam dunia bisnis merupakan suatu

kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan seseorang yang

diperoleh melalui rentang waktu atau masa kerja yang telah

ditempuh untuk pekerjaan tertentu melalui tindakan, reaksi,

kecekatan dan Berbagai percobaan yang telah dilakukan. Semakin

luas pengalaman kerja seseorang, maka semakin terampil

seseorang dalam melakukan pekerjaan dan semakin sempurna


pula pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai

tujuan yang telah di tetapkan.

Menurut Wariati (2015), pengalaman dalam dunia bisnis

atau pengalaman kerja adalah suatu pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan yang dimiliki pegawai untuk mengemban

tanggung jawab dari pekerjaan sebelumnya.

2. Kompetensi dalam pemasaran

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang

dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan suatu pekerjaan

yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan, kompetensi

dalam pemasaran dapat dilihat dan dimanfaatkan untuk mendapat

peluang usaha dalam memasarkan suatu barang atau produk

dengan teliti.

3. Kompetensi manajerial secara umum

Kompetensi manajerial merupakan suatu pengetahuan atau

keterampilan dan sikap atau perilaku yang dapat diamati, diukur

dan dikembangkan untuk memimpin atau mengelola suatu usaha

atau organisasi, sehingga seorang pengusaha mampu mengatur

dan menggerakkan bisnis sesuai dengan rencana yang sudah

ditetapkan.

2. Permodalan (X2)

Modal merupakan salah satu faktor terpenting dari kegiatan

produksi. Bagi perusahaan yang baru berdiri atau mulai


menjalankan usahanya, modal digunakan untuk dapat menjalankan

kegiatan usaha.

Modal yang saya gunakan dalam penelitian ini merupakan

modal finansial yang digunakan untuk membiayai kegiatan

oprasional usaha sehari-hari. Menurut Rapih dalam Munizu

(2010:36) menjelaskan ada beberapa indikator yang digunakan

untuk mengukur modal finansial sebuah UMKM, antara lain :

1. Penggunaan modal sendiri

Penggunaan modal sendiri yaitu merupakan modal yang di

dapat atau berasal dari simpanan wajib atau dana cadangan.

Menurut Soemarso (2004:15) modal sendiri ialah modal yang

merupakan sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari

pemilik, sedangkan menurut Ball dan Mc Culloch (2001:741)

mendefinisikan modal sendiri adalah suatu ekuitas dimana modal

ekuitas adalah modal yang di himpun dengan menjual saham

biasa yang mewakili kepemilikan perusahaan.

2. Penggunaan modal pinjaman

Penggunaan modal pinjaman merupakan modal yang

berasal dari pinjaman baik dari bank, lembaga keuangan, maupun

dengan mengeluarkan surat hutang, dan atas penggunaan sumber

dana ini maka suatu perusahaan harus memberikan kompensasi

berupa bunga yang menjadi beban tetap bagi perusahaan.

(Sutrisno, 2007:8).
3. Tingkat keuntungan dan akumulasi modal

Dalam menjalankan suatu usaha, keuntungan dapat

diartikan sebagai raja. Secara umum, semakin banyak

keuntungan yang di dapatkan maka akan semakin baik, karena

keuntungan dapat di investasikan kembali ke dalam usaha atau

disimpan oleh pemilik usaha.

4. Membedakan pengeluaran pribadi dengan perusahaan

Memisahkan atau membedakan pengeluaran pribadi dengan

perusahaan adalah langkah awal menuju usaha yang lebih

menguntungkan. Dengan membedakan pengeluaran pribadi

dengan perusahaan maka akan lebih mudah untuk mengetahui

seberapa baik usaha yang dijalankan akan berkembang.

3. Pemasaran (X3)

pemasaran adalah suatu perluasan tindakan yang diambil

untuk memasarkan produk (Sukarno, 2009:337). Dalam mengukur

kualitas pemasaran diperlukan indikator-indikator. Santoso, et al.,

(2015:175) menjabarkan bahwa indikator pemasaran mencakup

beberapa hal, antara lain :

1 . Inovasi produk.

Inovasi produk merupakan suatu cara untuk menciptakan

produk baru yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen yang memungkinkan pembeli untuk

membeli produk seperti yang di harapkan.


2. Harga

Menurut Kotler & Armstrong (2008:345), harga adalah

sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau

jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu

produk atau jasa.

Harga sendiri secara umum berarti senilai uang yang harus

dibayarkan konsumen kepada penjual untuk mendapatkan barang

atau jasa yang ingin di belinya.

3. Promosi

Dengan adanya promosi seseorang yang mempunyai usaha

dapat mengenalkan produk yang dijual kepada konsumen

sehingga konsumen akan lebih mengetahui produk apa saja yang

dijual pada usaha tersebut.

4. Distribusi

Menurut Hall (2001) pendistribusian atau distribusi adalah

kegiatan untuk mengirimkan produk ke pelanggan setelah

penjualan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur

pendistribusian adalah suatu tahapan atau rangkaian aktivitas yang

dilakukan secara berulang yang berhubungan dengan pemasaran

produk.

5. Kualitas
Kualitas sangat penting untuk suatu produk usaha karena

kualitas merupakan kecocokan penggunaan produk untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan para pelanggan.

3.5.2 Variabel Dependen (Variabel terikat)

Variabel Terikat adalah variabel yang menjadi akibat, atau

variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas, (Sugiyono

2018 : 39). Dalam penelitian ini variable terikat (Y) adalah Kinerja

umkm. Dalam mengukur kinerja umkm diperlukan indikator-indikator

yang tepat. Menurut Rapih dalam Zaenal (2012:45) berpendapat

bahwa dalam mengukur kinerja umkm menggunakan indikator antara

lain :

1. Pertumbuhan keuntungan

Pertumbuhan keuntungan digunakan untuk mengetahui

seberapa besar keuntungan yang di dapat pada suatu usaha tersebut,

apakah usaha tersebut mengalami penurunan atau kenaikan setiap

bulannya.

2. Pertumbuhan jumlah pelanggan

Tingkat pertumbuhan pelanggan adalah kenaikan atau

penurunan jumlah pelanggan yang dapat bertambah atau menurun

setiap tahunnya, yang akan menambah keuntungan atau kerugian

pada suatu usaha tersebut. Dengan adanya pertumbuhan jumlah

pelanggan dapat mengetahui usaha ini mengalami penurunan atau

pertumbuhan setiap bulan nya.


3. Pertumbuhan jumlah penjualan

Pertumbuhan penjualan adalah kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan tujuan perusahaan atau suatu usaha dalam

meningkatkan kinerja keuangannya.

Kesuma (2009:41), pertumbuhan penjualan adalah kenaikan

jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu.

Perusahaan yang zmemiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang

tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai

elemen asset, baik asset tetap maupun asset lancer.

4. Pertumbuhan jumlah asset

Pertumbuhan jumlah asset merupakan selisih antara jumlah

asset sekarang dengan sebelumnya. Semakin besar asset maka

diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang dilakukan oleh

perusahaan.

Martono dan Harjito (2013) mendefinisikan pertumbuhan

asset sebagai perubahan tahunan dari total aktiva. Peningkatan asset

yang di ikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah

kepercayaan pihak luar terhadap suatu usaha tersebut.

3.6 Metode Analisis Data


3.6.1 Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk

mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk


mengukur panjang. Meteran tersebut tidak valid jika diiguunakan untuk

mengukur berat atau massa. Maka validitas adalah suatu uji yang

digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu

kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuisioner mampu untuk

mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Cara

mengukur valid tidaknya menghitung korelasi antara skor masing-

masing pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2017:52).

Rumus korelasi yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh

Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai

berikut :

n ( ∑ XY )−( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√[ n ∑ X −(∑ X ) ][ n∑ Y −(∑ Y ) ]
2 2 2 2

Keterangan :

r XY = Koefisien korelasi (validitas) item yang dicari

n = Jumlah sampel/responden

∑ X = Jumlah skor pertanyaan ke-X


∑Y = Jumlah skor total

∑ XY = Jumlah skor total dikali dengan skor pertanyaan

∑X
2
= Jumlah kuadrat skor pertanyaan

∑ Y 2= Jumlah kuadrat skor total


Kriteria penilaian uji validitas adalah :

1. Jika rhitung ≥ r tabel, maka item kuesioner valid

2. Jika rhitung ≤ r tabel, maka item kuesioner tidak valid.


3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang


merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Ghozali
(2017:47).

Adapun cara untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam

penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach,

yaitu :

][ ]
2
∑σb
r=
[ n
( n−1 )
1−
σt
2

r = koefisien reliabilitas konsumen

n = jumlah responden

∑ σb
2
= jumlah varian skor-skor tiap item

2
σt = varian total

1. Apabila hasil koefisien Alpha ≥ taraf sgnifikan 60% atau 0,6, maka

kuesioner reliabel

2. Apabila hasil koefisien Alpha ≤ taraf sgnifikan 60% atau 0,6, maka

kuesioner tidak reliabel

3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Ghozali (2018:95), analisis regresi linier berganda

adalah analisis yang digunakan untuk mengukur suatu variabel bebas

(X) lebih dari satu terhadap variabel terikat (Y). Analisis ini bertujuan

untuk menggunakan variabel-variabel independen yang nilainya


diketahui untuk memprediksi nilai dependen tunggal yang dipilih oleh

peneliti. Jadi, analisis ini dilakukan jika jumlah variabel bebas (X) lebih

dari satu.

Rumus analisis Regresi Linier Berganda sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y = Variabel kinerja karyawan

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi pengendalian emosi

β2 = Koefisien regresi pelatihan

β3 = Koefisien regresi kompensasi

X1 = Variabel pengendalian emosi

X2 = Variabel pelatihan

X3 = Variabel kompensasi

e = standar kesalahan

3.6.4 Uji asumsi klasik

1. Uji normalitas

Menurut Imam Ghozali (2018:161), uji normalitas

merupakan uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal.

Keduanya akan terdistribusikan secara normal atau tidak. Pedoman

pengumpulan data:
a. Jika nilai Sig atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusinya

tidak normal.

b. Jika nilai Sig atau nilai probabilitas > 0,05, maka berdistribusi

normal.

2. Uji Autokorelasi

Menurut Imam Ghozali (2018: 111), uji autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah model regresi linier memiliki korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, disebut problem

korelasi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah

Durbin-Waston (DW test). Pengambilan keputusan pada uji Durbin-

Waston adalah sebagai berikut:

a. du<dw<4-du, maka H0 diterima, artinya tidak ada korelasi.

b. dw<d atau dw>4-dl, maka H0 ditolak, artinya ada korelasi.

c. dl<dw<dl atau 4-du<dw<4-dl, artinya tidak ada kepastian

(kesimpulan yang pasti).

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2018:187) mengatakan bahwa uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini dilakukan untuk menguji

terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas, hal ini dapat dilihat dari

nilai koefisien korelasi Rank Spearman antara masing-masing


variabel bebas dengan variabel pengganggu. Jika nilai probabilitas

(sig) > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Multikolinearitas

Menurut Imam Ghozalii (2018:107), uji multikolinearitas

merupakan uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Metode

yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas

adalah dengan memperhatikan Variance Inflation Factor (VIF) dan

tolerance. Untuk menunjukkan adanya multikolinearitas, nilai

cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance > 0.10 atau nilai

VIF < 10.

3.6.5 Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2018:97), koefisien determinasi adalah angka

yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau

sumbangan yang diberikan oleh variabel X (bebas) terhadap variabel Y

(terikat). Koefisien determinasi bertujuan untuk menguji tingkat keeratan

atau keterikatan antara variabel dependen dan variabel independen yang

dapat dilihat dari besar kecilnya nilai R-square. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai r = 0, menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika
nilai r semakin mendekati 1 maka menunjukkan semakin kuat pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat, dan jika nilai r semakin

kecil dan mendekati nol maka semakin kecil pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat.

Rumus:

KD=(r^2)x100%

3.6.6 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

suatu variabel penjelas atau dependen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2017:98). Uji statistik t

digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdiri

dari Pengaruh SDM (X1), Permodalan (X2) dan Pemasaran (X3) secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependen Kinerja UMKM (Y)

anyaman bambu pada desa madulegi.

Uji secara parsial adalah uji statistik yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh atau hubungan antara salah satu variabel

independen terhadap atau dengan variabel dependen, sedangkan

variabel independen lainnya dibuat konstan (dikendalikan). Untuk

menguji hipotesis tersebut digunakan software SPSS versi 25, dengan

membandingkan thitung dengan ttabel

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan uji t sebagai berikut :

1. Perumusan hipotesis (H0) dan hipotesis (H1)


H0 = variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

H1 = variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap

variabel dependen.

2. Menentukan kriteria pengujian :

H0 ditolak dan Ha diterima jika –ttabel ≥ thitung ≥ t tabel

(Hal ini berarti ada pengaruh nyata antara variabel bebas dan

variabel terikat).

H0 diterima daan Ha ditolak jika –thitung > ttabel atau thitung < -ttabel

(Hal ini berarti tidak ada pengaruh nyata antara variabel bebas dan

variabel terikat).

3. Daerah penolakan dan penerimaan.

Gambar 3.1

Kurva Uji t

H0 diterima

H0 ditolak
H0 ditolak

-0,05 0,05
0
-t tabel -t hitung t hitung t tabel
4. Menentukan tingkat signifikansi yaitu α = 0,05 (5%).

5. Dalam penelitian ini juga dilakukan dengan melihat nilai tingkat

signifikansi 0,05 (α = 5%) dengan derajat bebas (n – k), dimana n =

jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel.

6. Dengan kriteria pengujian :

a. Apabila tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho ditolak dan H 1

diterima, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

b. Apabila tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho diterima dan H 1

ditolak, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

3.6.7 Uji Signifikansi Pengaruh simultan (Uji F)

Uji simultan atau uji F adalah uji statistik yang digunakan untuk

pengujian signifikasi atau uji hipotesis terhadap korelasi berganda,

menggunakan software SPSS versi 25.

Perumusan hipotesis :

H0 = variabel sumber daya manusia, permodalan dan pemasaran tidak

berpengaruh secara simultan terhadap variabel kinerja umkm.

H1 = variabel sumber daya manusia, permodalan dan pemasaran

berpengaruh secara simultan terhadap variabel keputusan kinerja

umkm
Gambar 3.2

Kurva Uji Simultan

H0 diterima

H0 ditolak

0,05
0
F hitung F tabel

Kaidah pengujian signifikan :

a. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak Ha diterima artinya hipotesis

diterima.

b. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 ditolak Ha diterima artinya hipotesis

ditolak.

Anda mungkin juga menyukai