Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2021 sampai dengan bulan Juli 2021.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari Bursa

Efek Indonesia melalui website resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Sumber data penelitian

ini adalah data sekunder yang diperoleh secara historis dari laporan keuangan tahunan

(annual report) perusahaan BUMN periode 2017-2019.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif,

karena data yang digunakan dalam bentuk angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini

adalah angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan tahunan dari beberapa

perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, selanjutnya akan diolah

menjadi angka-angka rasio untuk dianalisis. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui pengaruh Good Corporate Governance (GCG) perusahaan BUMN yang

dihitung menggunakan 3 variabel pengungkapan Good Corporate Governance (GCG)

yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan komisaris independen

terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan rasio PBV (Price Book Value).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi dari sebuah penelitian yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2018:126) . Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019 yang berjumlah 20

perusahaan dan mempunyai laporan keuangan tahunan yang tersedia bagi publik.

Dimana laporan keuangan tahunan milik perusahaan sampel tersedia secara lengkap

melalui website dan laporan keuangan tahunan tersebut harus berisi variabel

pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) perusahaan terkait yang terdiri

dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan komisaris independen.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang diambil dari populasi

penelitian (Sugiyono, 2018:127) . Sampel yang diambil dari populasi harus bersifat

representatif. Dalam penelitian ini, sampel diambil berdasarkan karakteristik

tertentu agar mendapatkan data yang dapat dibandingkan. Pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel menggunakan kriteria tertentu (Sugiyono, 2018:133). Adapun

kriteria-kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian adalah sebagai

berikut :

a. Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.

b. Perusahaan BUMN yang menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual

report) di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.

c. Perusahaan BUMN yang menyediakan data dan informasi mengenai variabel

nilai perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan

komisaris independen yang dibutuhkan dalam penelitian selama periode 2017-

2019.
Berdasarkan kriteria dan metode pengambilan sampel dalam penelitian ini,

diperoleh sebanyak 15 perusahaan sampel sehingga dalam jangka waktu 3 tahun

penelitian diperoleh 45 data pengamatan yang digunakan sebagai sampel dalam

penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

dokumentasi. Dokumentasi menurut (Sugiyono, 2018:329) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,

tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung

penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang kemudian akan

ditelaah. Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan

(annual report) perusahaan BUMN yang dipublikasikan di laman resmi Bursa Efek

Indonesia selama periode 2017-2019 yang memuat data variabel pengungkapan Good

Corporate Governance (GCG) dan variabel nilai perusahaan. Data tambahan yang

digunakan diperoleh dari sumber lain berupa jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain

yang terkait dengan penelitian.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut (Jogiyanto, 2010:142) variabel penelitian adalah suatu simbol yang

berisi suatu nilai yang dikelompokkan menjadi variabel dependen dan variabel

independen. Berdasarkan judul Tugas Akhir yang akan diteliti berupa “Pengaruh Good

Corporate Governance (GCG) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan BUMN

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2019”, maka variabel dependen

dan variabel independen pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Dependen (Y)


Variabel dependen disebut variabel output, kriteria, konsekuen atau dalam

bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Menurut (Jogiyanto, 2010:143)

variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai

perusahaan.

Nilai perusahaan adalah sebuah nilai yang menunjukkan cerminan dari ekuitas

dan nilai buku perusahaan, baik berupa nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total

utang, dan nilai buku dari total ekuitas (Brigham, 2011). Indikator yang digunakan

untuk mengukur variabel nilai perusahaan adalah Price Book Value (PBV).

Menurut (Brigham dan Houaton, 2001) dalam (Wijaya dan Wibawa, 2010),

indikator Price Book Value (PBV) dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒓 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎


Price Book Value (PBV) = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecendent

atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Menurut (Jogiyanto,

2010) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independen yaitu mekanisme Corporate

Governance yang dinilai dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

dan komisaris independen. Berikut definisi operasional dan pengukuran variabel

independen dalam penelitian ini :

a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah presentase jumlah saham yang dimiliki

manajemen dibandingkan jumlah saham yang beredar (Sholekah & Venusita,

2014).
Standar pengukuran kepemilikan manajerial adalah sebagai berikut :

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒎𝒂𝒏𝒂𝒋𝒆𝒎𝒆𝒏


Kepemilikan Manajerial = X 100%
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓

b. Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional adalah presentase jumlah saham yang dimiliki

institusi dibandingkan jumlah saham yang beredar (Sholekah & Venusita,

2014).

Standar pengukuran kepemilikan institusional adalah sebagai berikut :

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒊𝒏𝒔𝒕𝒊𝒕𝒖𝒔𝒊


Kepemilikan institusional = X 100%
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓

c. Komisaris Independen

Komisaris independen adalah presentase jumlah anggota dewan komisaris dari

luar perusahaan dibandingkan dengan seluruh anggota dewan komisaris

perusahaan (Novalia, 2016).

Standar pengukuran komisaris independen adalah sebagai berikut :

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒎𝒊𝒔𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒖𝒂𝒓


Komisaris Independen = 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒎𝒊𝒔𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏 X 100%

F. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses yang dilakukan untuk menstransformasi

data penelitian dalam bentuk kuantitatif sehingga mudah untuk diinterpretasikan

dan dipahami. Tujuan melakukan statistik deskriptif adalah untuk mengetahui

gambaran umum mengenai data tersebut dan hubungannya antara variabel yang

digunakan yaitu standar deviasi, rata-rata, maksimal, minimal, untuk

mendeskripsikan variabel penelitian (Ghozali, 2018).

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2018, p.111), uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen berdistribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik harus memiliki distribusi data yang

normal atau mendekati normal yaitu distribusi tidak menyimpang ke kiri atau

ke kanan (kurva normal). Pengujian normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam program aplikasi SPSS dengan

taraf probabilitas (sig) 0,05. Kriteria pengujian Kolmogorov-Smirnov adalah

nilai probabilitas (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal, sedangkan jika

nilai probabilitas (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut (Ghozali, 2018:105) “uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi

diantara variabel independen. Menurut (Ghozali, 2018) untuk mendeteksi

adanya multikolinieritas dapat dilihat dari “(1) nilai tolerance dan lawannya, (2)

Variance Infraction Factor (VIF)”. Model regresi dinyatakan bebas

multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2018:111).


Penelitian ini menggunakan uji run test yaitu bagian dari statistik non-

parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah residual terdapat

korelasi yang tinggi. Jika antar residual terdapat hubungan korelasi maka dapat

dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk

melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Run

test dilakukan dengan membuat hipotesis dasar yaitu (Ghozali, 2018:121) :

H0 = residual (res_1) random (acak)

HA = residual (res_1) tidak random

Dengan kriteria diatas, maka kriteria run test adalah (Ghozali, 2018:121)

1. Jika nilai Asymp. Sig. (2 tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan HA

diterima. Hal ini berarti data residual terjadi secara tidak random

(sistematis).

2. Jika nilai Asymp. Sig. (2 tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima dan HA

diterima. Hal ini berarti data residual terjadi secara random (acak).

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali, 2018:139) menjelaskan bahwa uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamat ke pengamat lainnya. Jika variance dari

residual satu ke pengamat lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut (Ghozali, 2018:142-143) salah satu cara untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser. Uji Glejser

mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel


independen. Hasil probabilitas dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas

jika nilai signifikasinya lebih besar dari tingkat kepercayaan signifikansi 0,05.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan peneliti untuk menguji pengaruh Good Corporate

Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan BUMN di Bursa

Efek Indonesia menggunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai

berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan (Price Book Value)

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi Model (Variabel Penjelas)

X1 = Kepemilikan Manajerial

X2 = Kepemilikan Institusional

X3 = Komisaris Independen

X4 = Komite Audit

e = Error Term Model (Variabel Residual)

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut (Ghozali, 2018:98) uji t adalah pengujian secara statistik untuk

mengetahui apakah variabel independen secara individual mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitasnya lebih

kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen berpengaruh


terhadap variabel dependen. Prosedur pengujiannya adalah setelah

melakukan perhitungan terhadap t hitung, kemudian membandingkan nilai

t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut :

1. Apabila t hitung > dari t tabel dan tingkat signifikansi (α) < 0,05

maka Ho diterima, yang berarti variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

2. Apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka

Ho ditolak, yang berarti variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi atau adjusted R2 berada di antara nol dan satu. Nilai

R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen (Ghozali,

2018:97).

c. Uji Statistik F

Menurut (Ghozali, 2018:98), uji statistik F menunjukkan apakah

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α = 5%). Kriteria pengambilan


keputusan untuk menguji hipotesis yaitu menggunakan statistik F sebagai

berikut :

a) Bila probabilitas < nilai signifikan (Sig. < 0,05) maka Ho diterima, ini

berarti bahwa secara simultan variabel independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

b) Bila probabilitas > nilai signifikan ( Sig > 0,05) maka Ho ditolak, ini

berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai