Anda di halaman 1dari 2

a) Urgensi Masalah

Luas Kota Cimahi adalah sebesar 40,25 Km2 (4.036,45 Ha). Kota Cimahi juga terbatas karena
adanya Kawasan Militer dan juga Kawasan Bandung Utara yang merupakan Batasan
melakukan pembangunan. Batasan tersebut juga mempengaruhi melambatnya lahir
perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT) yang biasa kita sebut sebagai start up karena
kurangnya fasilitas ruang usaha kantor yang representatif. Karena untuk mendorong start up
yang professional diperlukan ada legalisasi usaha dimana perlu ada kantor untuk
membangun sebuah PT atau jenis lainnya.

b) Nilai Kebaruan
Dengan adanya BIDIK C0-Space pada Kawasan Cimahi Techno park dapat mempermudah
para pelaku start up untuk dapat membangun bisnisnya. Pemerintah Kota Cimahi hadir tidak
hanya untuk mempermudah munculnya start up, tetapi juga membangun secara bertahap
ekosistem digital kreatif pada Kawasan Cimahi Techno Park yang kedepan akan menjadi
sebuah inisiasi Kawasan yang mengedepankan kolaborasi start up.

c) Impelementasi
Kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Cimahi antara lain: co-working space
dengan harga terjangkau dengan fasilitasi lengkap, juga kemudahan dalam memberikan
layanan pengurusan perizinan dengan menggunakan IMB dan Keterangan Domisili dari
Gedung. Sehingga para start up yang bergerak pada Bidang Digital Kreatif akan terdorong
untuk membangun perusahaannya pada Kawasan Cimahi Techno Park terutama pada
Gedung BITC. Selain kemudahan tersebut, dengan adanya BIDIK Co Space, Pemerintah Kota
Cimahi yang memfokuskan diri untuk mengembangkan potensi Bisnis Digital Kreatif akan
lebih mudah untuk melaksanakan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan jangkar yang
lebih dahulu telah menstabilkan model bisnisnya untuk diadaptasi oleh para Calon Start Up
yang mengikuti Program Inkubasi Bisnis pada Kawasan Cimahi Techno park.

d) Dampak (sebelum/sesudah)
Sebelum adanya BIDIK Co–Space pada Kawasan Cimahi Techno Park pertumbuhan pelaku
bisnis digital kreatif di Kota Cimahi masih berbasis komunitas. Setelah mengikuti program
dan kegiatan yang ada, banyak para start up pada bidang digital kreatif mengembangkan
bisnisnya di luar Kota Cimahi, karena keterbatasan ruang usaha dan kemudahan izin pada
keterangan domisili dan IMB. Baros yang dijadikan pusat bisnis telematika di Kota Cimahi
juga tergolong masih sepi dan belum teroptimalkan potensi serta letak strategisnya. Namun
dengan adanya BIDIK Co-Space pada Kawasan Baros (Kawasan Cimahi Techno Park) para
start up terdorong untuk membangun perusahaan dengan kemudahan. Baros pun
berkembang menjadi Kawasan bisnis yang strategis, dimana banyak munculnya tempat
makan dan juga co working space sejenis pada Kawasan tersebut, hal ini meningkatkan
perekonomian pada wilayah tersebut.

e) Strategi keberlanjutan,
Keberhasilan Pemerintah Kota Cimahi secara bertahap membangun BIDIK Co-Space (Gedung
BITC), tentunya masih banyak yang harus dilakukan untuk keberlanjutannya. Strategi untuk
memastikan BIDK Co Space adalah dengan menyusun regulasi terkait BIDIK CO-Space,
menyusun berbagai SOP untuk mendukung keterlaksanakaan program, serta memastikan
Road Map Pengembangan Klaster Digital Kreatif di Kota Cimahi terlaksana dengan baik dan
terakui pada level Nasional.
f) Transferabilitas / potensi replikasi
BIDIK Co-Space merupakan inovasi yang cukup sederhana untuk direplikasi atau diadaptasi
pada Kabupaten/Kota lain. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian potensi
Kabupaten/Kota pada konsep penyediaan ruang ini. Kemudahan perizinan serta
menggabungkan konsep inovasi dengan program, kegiatan dan visi Kabupaten/Kota sangat
penting dilakukan terlebih dahulu. Pemanfaatan Gedung/kantor/aset pemerintah daerah
untuk memfasilitasi pelaku start up bisa dilaksanakan tentunya dengan dukungan Pimpinan
Daerah.

Anda mungkin juga menyukai