Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI
Jl. Rumah Sakit No 01 Tanjungsari Sumedang Tlp (022) 7911318
E mail : puskesmas.tanjungsari999@gmail.com Kode Pos 45362

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI


Nomor :
Lampiran : PELAYANAN KEFARMASIAN

TENTANG
PELAYANAN KEFARMASIAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI

Menimbang : a. Bahwa Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan


langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaita kehidupan pasien langsung dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk menigkatkan mutu kehidupan pasien.
b. Bahwa untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian
yang berorientasi pada pasien maka pelayanan selama
hari kerja harus di atur tentang peresepan, pemesanan
dan pengelolaan obat yang meliputi persyaratan
petugas yang berhak memberi resep dan meresepkan
obat narkotika dan psikotropik, pelayanan obat
emergensi di unit kerja, pencatatan dan pelaporan ESO
dan KTD, penanganan dan pelaporan obat kadaluarsa
serta ketentuan tentang penggunaan obat yang di bawa
sendiri oleh pasien.
c. Bahwa penyediaan obat merupakan langkah awal
pengelolaan obat di puskesmas untuk melayani
keperluan pelanggan dalam penanganan lesehatannya
sehingga perlu di berikan kewenangan kepada petugas
yang berhak untuk menyediakanobat dengan
mengetahui persyaratan penyimpanan obat sehingga
tidak terjadi pemberian obat yang kadaluarsa
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan a, b dan c perlu
menetapkan keputusan Kepala Puskesmas tentang
Penyediaan Obat yang menjamin ketersediaan Obat di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
3. Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tahun 2011 tentang
registrasi, ijin praktek dan ijin kerja tenaga
kefarmasian

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWT INAP


TANJUNGSARI TENTANG PELAYANAN KEFARMASIAN
KESATU : Kebijakan Pelayanan Farmasi PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNGSARI sebagaimana tercantum dalam lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.
KEDUA :
Keputusan Kepala Puskesmas ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tanjungsari,
Pada tanggal : ………..
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT
INAP TANJUNGSARI

CEPY TRICAHYADI

Lampiran : Keputusan Kepala UPTD


Puskesmas Rawat Inap
Tanjungsari
Nomor :
Tentang : PELAYANAN KEFARMASIAN DI
PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNGSARI

PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI


 Tahap manajemen penggunaan obat diatur dalam regulasi yang
ditetapkan oleh Puskesmas.
 Ruang Farmasi bertanggung jawab untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai yang efektif, efisien dan rasional.
 Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan
salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, dimulai dari perencanaan,
penerimaan, penyimpanan, penyimpanan, pendisribusian, pengendalian,
pencatatan, pelaporan serta pemantuan dan evaluasi.
 Sediaan farmasi / perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan medis
habis pakai, reagensia, dan gas medis.
 Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan puskesmas yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu yang terjangkau bagi semua
lapisan masyarakat.
 Pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat diatur oleh
prosedur yang ditetapkan oleh Puskesmas.
 Penanggung jawab pelayanan obat di Puskesmas adalah Apoteker,
berijazah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memilliki Surat
Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Praktek Apoteker, yang
bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturanperaturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi
dan pengawasan distribusi.
 Dilakukan pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat di
Puskesmas.
 Penarikan obat dilakukan pada kondisi obat kadaluarsa atau ketinggalan
jaman, dan pada kondisi penarikan dari produsen yang bersangkutan
I. Metode untuk Menilai, Mengendalikan Penyediaan dan Penggunaan
Obatyang Menjamin Ketersediaan Obat
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam
kegiatan pengendalian obat.
1. Pengendalian persediaan meliputi:
a. Membuat laporan LPLPO setiap 2 bulan
b. Melaksanakan stok opname setiap 1 bulan
c. Melakukan PKO (Permintaan Kekurangan Obat) jika tidak
mencukupi sampai permintaan semester berikutnya
d. Pelayanan farmasi menggunakan sistem satu pintu
2. Pengendalian penggunaan Tujuan dilaksanakannya pengendalian
penggunaan obat adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat.
Pengendalian penggunaan meliputi :
a. Prosentase penggunaan antibiotika (ISPA dan Diare);
b. Prosentase rata – rata jumlah R/;
c. Ketersediaan 45 item Obat dan Vaksin
d. Kesesuaian dengan pedoman
II. Tersedia Formularium Puskesmas
 Formularium obat puskesmas mengacu kepada formularium nasional
dan formularium dinas kesehatan kabupaten.
 Formularium ditelaah minimal satu kali dalam tiga tahun,
berdasarkan informasi tentang keamanan dan efektivitasnya.
 Penggunaan obat sesuai dengan diagnosa dan terapi sesuai dengan
formularium puskesmas.
 Evaluasi ketersediaan dan penggunaan obat sesuai dengan
formularium diatur dalam prosedur yang telah ditetapkan.
III. Jam Buka Pelayanan Farmasi
Jam buka pelayanan Farmasi mengikuti jam buka pelayanan di
PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI.
IV. Pelayanan Obat
1. Pelayanan obat Rawat jalan pada hari kerja senin s/d kamis (jam 07.30
s/d 14.00), hari jumat (Jam 07.30 s/d 11.00), hari sabtu (jam 07.30
s/d 13.00)
2. Pelayanan obat rawat inap, UGD dan PONED dilaksanakan oleh
petugas jaga yang diberi kewenangan pengelolaan obat
V. Petugas yang Berhak Memberikan Resep
1. Petugas yang berhak menuliskan resep adalah dokter dan dokter gigi
sesuai kompetensinya dengan persyaratan :
a. Memiliki surat tanda registrasi ( STR )
b. Memiliki surat ijin praktek ( SIP ) di PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNGSARI
2. Apabila dokter / dokter gigi tidak dapat menjalankan tugas karena
tidak berada di tempat, maka pelayanan pengobatan dan penulisan
catatan penulisan obat didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang
ada (perawat, perawat gigi dan bidan).
VI. Petugas yang Berhak Menyediakan Obat
Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat adalah :
1. Apoteker yang telah memiliki SIPA;
2. TTK yang memiliki SIKTTK;
3. Tenaga kesehatan lain yang diberi pelimpahan tugas dan sudah
mengikuti pelatihan kefarmasian.
VII. Pelatihan Petugas yang Diberi Kewenangan dalam Penyediaan Obat
Jika Petugas yang Memenuhi Persyaratan Tidak Ada
Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan
melaksanakan penyediaan obat tidak dapat dipenuhi, maka petugas
tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan oleh
penanggung jawab pengelola obat Puskesmas untuk melaksanakan
tugas penyediaan obat. Pelatihan yang diberikan meliputi :
1. Jenis obat dan penggolongannya;
2. Cara membaca resep;
3. Penulisan etiket;
4. Cara pemakaian dan aturan pakai obat; efek samping obat;
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat
kepada pasien;
6. Distribusi obat berdasarkan FIFO dan FEFO;
7. Cara merekap resep harian.
VIII. Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat
A. Peresepan Obat
1. Penulisan resep
Peresepan adalah proses pemesanan atau permintaan obat
tertulis dari dokter, dokter gigi kepada pengelola obat/apoteker di
PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI untuk menyediakan
atau meracik obat dan menyerahkan obat kepada pasien. Resep
merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter,
penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi resep merupakan
refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar pengobatan
berhasil maka resep harus rasional. Kriteria resep yang tepat,
aman dan rasional adalah :
a. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakit;
b. Tepat indikasi penyakit;
c. Tepat pemilihan obat;
d. Tepat dosis;
e. Tepat cara pemberian obat;
f. Tepat pasien;
g. Waspada efek samping
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang
sudah digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan, karena bahasa
latin tidak mengalami perubahan ( statis ), sehingga resep obat
yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam
resep untuk pasien rawat jalan PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNGSARI harus tercantum :
a. Tanggal penulisan resep;
b. Nama pasien;
c. Umur pasien;
d. Alamat pasien;
e. Tanda R/ pada bagian kiri pada setiap penulisan obat;
f. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral;
g. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral;
h. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep;
i. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung
obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum;
2. Penyiapan obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter dan dokter gigi, harus memahami isi resep dan
memperhatikan :
a. Nama obat;
b. Jenis dan bentuk sediaan obat;
c. Nama dan umur pasien;
d. Dosis;
e. Cara pemakaian dan aturan pemberian;
f. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas;
g. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia;
h. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya;
i. Pemasangan etiket atau label obat pada kemasan obat.
3. Penyerahan obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter dan dokter gigi, harus memperhatikan :
a. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep;
b. Pemberian obat melalui loket obat;
c. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien;
d. Pemberian informasi tentang nama obat, cara pakai,penyimpanan,
indikasi, konta indikasi, stabilitas, efek samping obat dan interaksi
kepada pasien atau keluarga pasien
B. Pemesanan Obat
Sumber penyediaaan obat di PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNGSARI berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang,
tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan yang masih berlaku. Pemesanan obat untuk mendukung
pelayanan obat di PUSKESMAS KEMRANJEN II, dapat di lakukan
dengan dua cara, yaitu :
1. Mengajukan permintaan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang melalui aplikasi e farmasi setiap 2 (dua) bulan
sekali, apabila dalam pertengahan waktu persediaan obat
2. tidak mencukupi dapat melakukan permintaan obat tambahan
3. Melakukan pemesanan non e-catalog dengan menggunakan
dana BLUD Puskesmas. Sedangkan permintaan dari
unitbdilakukan secara periodik menggunakan LPLPO.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi
kebutuhan obat di PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI
sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Rawat Inap Tanjungsari. Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan
dalam permintaan obat antara lain :
1. Menentukan jenis permintaan obat :
a. Permintaan rutin;
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumedang untuk PUSKESMAS Rawat
Inap Tanjungsari;
b. Permintaan khusus :
Dilakukan di luar jadwal rutin distribusi rutin apabila :
1. Kebutuhan meningkat;
2. Terjadi kekosongan;
3. Terjadi KLB / bencana.
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain :
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya;
b. Sisa stok
c. Kekosongan obat
d. Waktu tunggu
e. Stok Pengaman
f. Perkembangan pola kunjungan
C. Pengelolaan Obat
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal
untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat
penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan
tepat mutunya di setiap unit pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat
publik dan perbekalan kesehatan meliputi
kegiatan :
1. Perencanaan dan permintaan;
2. Penerimaan;
3. Penyimpanan dan distribusi;
4. Pencatatan dan pelaporan;
5. Monitoring dan evaluasi pengelolaan obat
IX. Sistem Distribusi Obat FIFO/FEFO untuk Meminimalkan Obat
Kadaluarsa/Rusak
Langkah - langkah untuk meminimalkan obat kadaluwarsa adalah :
1. Identifikasi nama obat dan waktu kadaluwarsa dalam kartu stok;
2. Membuat daftar obat dan memberi Label warna pada obat yang akan
kadaluwarsa 3 bulan sebelum masa kadaluwarsa berwarna merah, 6
bulan sebelum kadaluwarsa berwarna kuning dan 6 bulan keatas
berwarna hijau.
3. Komunikasi aktif kepada dokter dan dokter gigi penulis resep untuk
meresepkan obat obat yang hampir kadaluwarsa;
4. Penggunaan obat berdasar :
a. FEFO ( First Expired First Out ) yaitu obat yang mendekati
kadaluwarsa harus dikeluarkan lebih dahulu;
b. FIFO ( First In First Out ) yaitu obat yang datang pertama kali
datang harus dikeluarkan lebih dahulu.
X. Penanganan Obat Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat kadaluwarsa untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat kadaluwarsa. Prosedur
dengan menyimpan secara terpisah obat yang kadaluwarsa sebelum
diserahkan ke dinas Kesehatan untuk di dilakukan pemusnahan.
XI. Petugas yang Berhak Meresepkan Obat Psikotropika dan Narkotika
Obat psikotropika dan narkotika hanya boleh diresepkan oleh :
a. Dokter;
b. Dokter gigi.
c. Pemberian obat psikotropika dan narkotika :
d. Diberikan sesuai diagnosis;
e. Penyerahan obat oleh petugas farmasi;
f. Resep diberi penandaan khusus dengan melingkari dengan bolpoin
pada nama obat psikotropika dan obat narkotika;
g. Identifikasi pasien penerima resep dan verifikasi saat penyerahan obat.
XII. Penanganan dan Penggunaan Obat yang Dibawa oleh Pasien/Keluarga
Pasien (Rekonsiliasi Obat)
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi
pengobatan dengan obat yang telah dibawa pasien. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan ( medication error )
seperti obat tidak diberikan, duplikasi obat, kesalahan dosis atau
interaksi obat. Tujuan rekonsiliasi obat :
1. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan
pasien;
2. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terdokumentasikannya instruksi dokter;
3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi
dokter.
Pada pasien yang telah membawa obat sendiri, petugas harus
mengkomunikasikan dengan dokter tentang obat - obat tersebut dan
dokter yang menentukan status obat tersebut, apakah dilanjutkan,
ditunda atau dihentikan. Apabila obat tidak dibawa,maka riwayat
pengobatan sebelumnya dihentikan. Petugas mencatat hasil rekonsiliasi
pada lembar riwayat penggunaan obat di Form Rekam Medis Pasien.
XIII. Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat bertujuan untuk menjamin stabilitas dan
kualitas obat sesuai dengan kondisi standar penyimpanan dan
memudahkan pencarian dan pengawasan obat. Penyimpanan obat harus
mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut :
1. Bentuk dan jenis sediaan;
2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan sediaan
farmasi seperti suhu penyimpanan, cahaya dan kelembaban;
3. Mudah atau tidaknya meledak / terbakar;
4. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan;
5. Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak di perbolehkan untuk
menyimpan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
Penyimpanan sediaan farmasi di PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNGSARI
a. dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya,
b. menurut suhu dan kestabilannya,
c. Penyusunan obat secara alfabetis, FEFO ( First Expired First
Out)dan FIFO (First In First Out).
XIV. Pemberian Obat kepada Pasien
Petugas yang berhak memberikan obat di ruang farmasi adalah petugas
yang mempunyai kompetensi di bidang farmasi yaitu :
a. Apoteker yang telah memiliki SIPA;
b. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang memiliki SIPTTK.
c. Dalam pemberian obat pada pasien rawat inap, wewenang pemberian
obat didelegasikan kepada perawat. Perawat yang berwenang
memberikan obat adalah perawat yang telah ditentukan
kewenangannya sesuai Penugasan Klinis Perawat.
Pemberian obat pasien rawat jalan diberikan secara resep individu.
Pemberian obat ke pasien UGD, ruang bersalin, Poli gigi dan mulut
(tindakan anastesi) diberikan sesuai resep yang diterima Floor Stock.
Pemberian obat yang aman dengan melakukan telaah / verifikasi
terhadap:
a. Ketepatan obat dengan resep atau pesanan
b. Waktu dan frekuensi pemberian
c. Jumlah dosis
d. Rute pemberian
e. Identitas pasien
Pemberian obat kepada pasien disertai label/etiket yang mencakup
informasi: nama pasien, tanggal pemberian obat, nama dan dosis obat,
cara penggunaan dan frekuensi pemakaian.
 Obat pasien rawat jalan diserahkan dengan memberikan informasi
terkait nama obat, cara pakai, penyimpanan, indikasi, kontra
indikasi, stabilitas, efek samping dan interaksi oleh Apoteker.
 Sediaan farmasi dengan penggunaan khusus diserahkan oleh
apoteker dengan informasi khusus pemakaian.
 Pemberian / administrasi obat di ruangan perawatan dilakukan
oleh petugas keperawatan yang telah memperoleh pelatihan
pemberian obat. Sebelum pemberian obat, petugas keperawatan
melakukan telaah obat
Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi dan rekomendasi obat yang dilakukan oleh
apoteker kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya serta
pasien dan pihak lain di luar Puskesmas.
Tujuan:
a. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan
lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat
oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus
memiliki alat penyimpanan yang memadai).
c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
Kegiatan:
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada
konsumensecara pro aktif dan pasif.
b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan
melalui telepon, surat atau tatap muka.
c. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dindingdan
lain-lain.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta masyarakat.
e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai.
f. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian
XV. Penggunaan Obat-Obat Khusus
Perbekalan farmasi khusus obat-obat narkotik dan psikotropik,
obatobat High Alert, elektrolit pekat, bahan berbahaya dan beracun,
produk nutrisi, dikelola dengan prosedur yang telah ditetapkan
puskesmas.
 Penyimpanan narkotika pada lemari terkunci ganda.
 Perlu adanya peningkatan keamanan obat yang harus diwaspadai (
High Alert) atau Obat dengan resiko tinggi terjadinya kesalahan
dikelola dengan peraturan yang ditetapkan oleh Puskesmas.
 Penyimpanan Sediaan Farmasi yang penampilan dan penamaan
yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan / diletakkan secara terpisah dan harus diberi
penandaan berupa label khusus berwarna kuning bertuliskan LASA
untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat.
 Setiap unit pelayanan obat harus tersedia daftar obat High Alert,
Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan
obat High Alert
 Setiap staf klinis terkait harus tahu penatalaksanaan obat High
Alert
 Obat High Alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi
label yang jelas
XVI. Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan Efek Samping Obat dan KTD
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi
atau memodifikasi fungsi fisiologis. Tujuan :
1. Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal dan frekwensinya jarang;
2. Menentukan frekwensi dan insidensi efek samping obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan :
1. Menganalisis laporan efek samping obat;
2. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
3. mengalami efek samping obat;
4. Mengisi formulir monitoring efek samping obat ( MESO );
5. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
XIV. Penyediaan, Penyimpanan, Monitoring dan Penggantian Obat
Emergensi
Obat emergensi adalah persediaan perbekalan farmasi yang
digunakan untuk menangani kasus darurat di masing masing ruangan.
Tujuan penyediaan obat emergensi adalah : menjamin ketersediaan obat
emergensi di unit pelayanan untuk kebutuhan kegawatdaruratan;
menjamin jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi
yang telah di tetapkan.
Pengelolaan obat emergensi harus menjamin :
1. Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang telah
di tetapkan di unit masing masing pelayanan;
2. Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain;
3. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera di ganti;
4. Obat emergensi disimpan dalam kotak tertutup yang bersegel dan
diletakkan di tempat yang aman, strategis dan mudah dijangkau;
5. Di cek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa.
6. Obat emergensi tersedia di ruang RGD, Ruang bersalin, Ruang
pemeriksaan umum, Ruang kesehatan gigi dan mulut.

Daftar Obat Emergency di UGD


Nama Obat Jumlah Exp Date
Epineprine Injeksi 3 Ampul
Atropin Sulfat Injeksi 3 Ampul
Dexametason Injeksi 3 Ampul
Aminophilin Injeksi 3 Ampul
Asam tranexamat 3 Ampul
Injeksi
Diphenhidramin Injeksi 3 Ampul
Diazepam Injeksi 3 Ampul
Diazepam rectal 3 Supp
MgSO4 3 Ampul
Lidokain Injeksi 3 Ampul
ISDN Tablet 3 Tablet
NaCL 0.9 % 2 Botol
Ringer Laktas 2 Botol
Dextrose 5 % 1 Botol
Infuset Dewasa 2 Set
Infuset Anak 1 Set
IV Catheter No 20 1 Buah
IV Catheter No 22 1 Buah
IV Catheter No 24 1 Buah
Alkohol Swab 5 Pcs
Alat Suntik 1 cc 3 Pcs
Alat Suntik 3 cc 3 Pcs
Nasal Canule Dewasa 1 Pcs
Nasal Canule Anak 1 Pcs

Daftar Obat Emergency di PONED


Nama Obat Jumlah Exp Date
Epineprine Injeksi 3 Ampul
Dexametason Injeksi 3 Ampul
Diphenhidramin Injeksi 3 Ampul
Oksitosin Injeksi 3 Ampul
Lidokain Injeksi 3 Ampul
Aminophilin Injeksi 3 Ampul
Asam Tranexamat 3 Ampul
Inejksi
Metilergomnetrin 3 Ampul
Injeksi
MgSO4 3 Ampul
Calcii Glukonas 3 Ampul
Aqua Pro Injeksi 3 Ampul
Alkohol Swab 5 Pcs
Alat Suntik 1 cc 2 Pcs
Alat Suntik 3 cc 2 Pcs
Alat Suntik 20 cc 1 Buah

Daftar Obat Emergency di Poli Gigi / KIA dan KB


Nama Obat Jumlah Exp date
Alat Suntik 1 cc 2 Buah
Alat Suntik 3 cc 2 Buah
Epineprine 2 Ampul

KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT


INAP TANJUNGSARI

CEPY TRICAHYADI

Anda mungkin juga menyukai