Gebrina Indah Sirait - Fulltext
Gebrina Indah Sirait - Fulltext
SKRIPSI
OLEH
17.840.0114
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2022
SKRIPSI
OLEH
17.840.0114
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2022
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
17.840.0114
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas ridhonya saya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul skripsi yang saya ajukan
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah skripsi di
dukungan dari pihak yang selama ini menemani dalam menyelesaikan studi dan
tugas akhir ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis dengan penuh hormat
terbaik kepada:
1 Kepada kedua orang tua penulis. Untuk Ayahanda Latief Sirait SH dan
Ibunda Alfarida Saragih yang telah menjadi orang tua terhebat, yang selalu
memberikan perhatian, dan kasih sayang serta doa yang takkan dapat
penulis balas.
2 Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc, selaku Rektor Universitas
Medan Area.
3 Bapak Dr. M. Citra Ramadhan, S.H, M.H. selaku Dekan di Fakultas Ilmu
i
UNIVERSITAS MEDAN AREA
----------------------------------------------------- Document Accepted 30/11/22
© Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area Access From (repository.uma.ac.id)30/11/22
Gebrina Indah Sirait - Pemenuhan Hak Atas Pendidikan dalam Proses Pembinaan….
4 Ibu Arie Kartika, SH., MH. selaku Kepala Program Studi Hukum Pidana.
5 Bapak Zaini Munawir, SH., M.Hum, selaku Ketua Penguji dalam sidang
skripsi.
7 Ibu Beby Suryani Fitri, SH, MH, selaku dosen Pembimbing II,
8 Bapak Alvin Hamzah Nst, SH., MH, selaku Sekretaris dalam penyusunan
skripsi,
10 Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ilmu Hukum Universitas Medan Area
yang telah memberikan, ilmu, serta pendidikan pada peneliti hingga dapat
doa, dan menemani saya dengan sabar selama proses bimbingan, serta
12 Adik saya tercinta HS Hamdani Sirait, Chindy Fariza Sirait, Chandy Fariz
13 Untuk keluarga besar penulis yang telah mendukung dan mendoakan selama
ini.
yang telah memberikan dukungan dan semangat yang namanya tidak dapat
16 Serta semua unsur staff administrasi Universitas Medan Area yang selalu
17 Seluruh pihak yang telah membantu yang namanya tidak dapat di sebutkan
Akhir kata penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, penulis masih
melakukan kesalahan dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu, penulis meminta
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan
referensi demi pengembangan ke arah yang lebih baik. Kebenaran datangnya dari
Allah dan kesalahan datangnya dari diri penulis. Semoga Allah SWT senantiasa
DAFTAR ISI
E. Hipotesis......................................................................................................... 11
1 Defenisi Hak........................................................................................... 13
2 Tempat Penelitian.................................................................................. 29
A. Hasil Penelitian................................................................................................. 32
B. Pembahasan ...................................................................................................... 37
A. SIMPULAN .............................................................................................. 60
B. SARAN ..................................................................................................... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkembang dianggap sebagai aset yang dapat diandalkan untuk menjadi penerus
bangsa untuk menjadi sumber daya manusia. dengan memiliki karakter strategis
anak pada dinamika kehidupan ini, baik dalam masyarakat,bangsa dan juga negara
mampu berdambak buruk terhadap masa depan negara. Namun, kebanyakan orang
tidak sadar dan memiliki keyakinan bahwa narkoba bukan menjadi urusan mereka.
Hanya saja ketika hal tersebut terjadi kepada mereka bahwa anak-anak mereka
Pemasyarakatan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak the Fulfillment on the Right to Education
for Juvenile Criminals in the Juvenile Special Correction Facility. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum,
7(1), 62-72.
menyadari bahwa Narkoba dan psikotropika dapat ditemukan dimana saja, tidak
hanya klub malam namun terdapat pada kampus dan juga sekolahan.2
Narkotika merupakan permasalah serius pada setiap negara, baik itu negara
Masyarakat dunia fokus akan prioritas dan perhatian khusus bagi permasalahan
bagi semua negara yang harus dikelola bersama.; (3) Ketentuan yang diatur dalam
Perlunya penguatan dan peningkatan fasilitas hukum dengan efektif dalam hal
2
O.C Kaligis dan Soedjono Dirdjosisworo, Narkoba dan Peradilannya Di
Indonesia, O.C. Kaligis & Associates, Jakarta, 2006,hlm 2
3
Syaiful Bakhri, Kejahatan Narkotik dan Psikotropika Suatu Pendekatan Melalui
Kebijakan Hukum Pidana, (Bekasi: Gramata Publishing, 2012), h. 103-104 dalam Lampatta, M.
menjadi fokus penting terutama bagi pelaku yang merupakan narapidana dalam hal
pemberian hak remisi. Konsep remisi yang telah dikenal di seluruh dunia sebagai
sebagai pemberian remisi, telah diatur dalam Pasal 14 (1) Undang- Undang Nomor
sebagai acuan dalam pelaksanaan dengan tidak melakukan diskriminasi pidana atau
Selama penjalanan proses hukum, begitu banyak hak anak yang tidak
diberikan, seperti hak atas kebebasan, hak untuk tumbuh dan berkembang, dan juga
pembinaan yang diarahkan pada pemenuhan hak anak atas pendidikan (Right of
status sebagai pelaku kejahatan anak tidak serta merta menghilangkan hak-hak yang
melekat dalam diri mereka untuk tetap dipenuhi juga dilindungi secara layak.5
R., & Yusuf, A. A. (2020). pemenuhan hak mendapatkan remisi terhadap narapidana
penyalahgunaan narkotika di lembaga pemasyarakatan pohuwato. tahkim, 16(1), 30-49.
4
Lilik Mulyadi, Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Normatif, Teoretis, Praktik
dan Masalahnya,(Bandung: Alumni, 2007), h.181. dalam Lampatta, M. R., & Yusuf, A. A. (2020).
pemenuhan hak mendapatkan remisi terhadap narapidana penyalahgunaan narkotika di lembaga
pemasyarakatan pohuwato. tahkim, 16(1), 30-49..
5
Budijanto. Loc.Cit.
dari segi hukum, sosiologis maupun filosofis. Secara yuridis, terdapat dilema
korban kejahatan adalah pelakunya sendiri, maka dalam hal suatu tindak pidana
seorang anak pelaku tindak pidana, selain dikategorikan sebagai pelaku, namun
6
emirza, a. r. (2018). kebijakan dan praktek pembinaan narapidana anak pelaku tindak
pidana narkotika di lapas klas ii a narkotika yogyakarta (Master's thesis, Universitas Islam
Indonesia).
7
G. Bazemore & Schiff,Juvenile Justice Reform and Restorative Justice: Building Theory
and Policy from Practice. Willan Publishing, Oregon, 2005, Hal. 5. Dalam emirza, a. r. (2018).
kebijakan dan praktek pembinaan narapidana anak pelaku tindak pidana narkotika di lapas klas ii
a narkotika yogyakarta (Master's thesis, Universitas Islam Indonesia).
8
Ibid.
prinsip dasar Konvensi Hak Anak 1990, yang kemudian dimasukkan ke dalam
2. Prinsip yang terbaik bagi anak ( best interest the child) : Jika semua
menjadi bagian mengakui hak hidup setiap anak yang tidak dapat
perkembangan anak.
9
Supriyadi W. Eddyono, Pengantar Konvensi Hak Anak, (Jakarta : ELSAM, 2005), hlm 2
berdasarkan UU SPPA, pelaku anak dapat dikenakan dua jenis sanksi, yaitu
penuntutan untuk tindak pidana di bawah usia 14 tahun (pasal 69, ayat (2)) dan
penuntutan untuk tuntutan pidana pada pelaku berusia 15 tahun atau lebih,
penjelasannya yaitu:
a) Sanksi atas perbuatan yang dapat dikenakan kepada anak antara lain:
(Pasal 82)
4) Perawatan di LPKS;
b) Sanksi Pidana yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana terhadap
a. Pidana peringatan;
c. Pelatihan kerja;
e. Penjara.
Agar hak dari warga binaan sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat (1)
dan ayat (2), Pasal 22 ayat (2), Pasal 29 ayat (2), dan Pasal 36 ayat (2) Undang-
baik, batas waktu dan prosedur yang berbeda kemudian ditentukan untuk setiap
kelas narapidana, karena setiap kelompok memiliki hak yang berbeda, misalnya
anak-anak nakal tidak berhak atas upah atau tunjangan, anak-anak biasa tidak
berhak atas upah atau tunjangan, dan anak-anak sipil tidak dibayar, lepaskan,
10
ibid.
pemasyarakatan merupakan tahap akhir dari sistem peradilan pidana, yang terdiri
pembangunan, hidup wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung
jawab..12
B. Rumusan Masalah
pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka dalam penelitian
anak di Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dalam
suatu penelitian.
E. Hipotesis
perkiraan jawaban yang kemudian kembali diteliti dengan teori-teori yang ada yang
SPPA) disahkan oleh DPR RI pada tanggal 30 Juli 2012 dan mulai
(LPKA) Kelas I Medan ada program rehabilitasi sosial yang berfokus pada
(LPKA) Kelas 1 Medan hal ini wajar, mengingat latar belakang narapidana
anak yang berbeda-beda, namun dalam hal ini petugas sangat menyadari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Hak
Hak memiliki artian secara umum. Pengertian hak secara umum adalah
segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir.14
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak memiliki pengertian tentang suatu hal
(karena telah ditentukan oleh undang-undang dan aturan), kekuasaan yang benar
menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh
pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga yang pada
kebebasan, serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan
martabatnya.17 Soerjono Soekanto membagi hak menjadi dua bagian, yakni hak
relatif atau yang bisa diartikan dengan hak searah dan hak absolut atau yang bisa
14
Widy Wardhana, Pengertian Hak Dan Keawjiban Warga Negara,
http://academia.edu, diakses tanggal 12 Mei 2020
15
ibid
16
Artikel Pendidikan, Pengertian Hak Dan Kewajiban Menurut Para Ahli,
http://artikependidikan.id, diakses tanggal 12 Mei 2020
17
ibid
sebagaimana diatur dalam konstitusi dan pemenuhan terhadap hak tersebut adalah
penghargaan besar bagi hak asasi manusia. Indonesia adalah negara hukum yang
telah menjamin dan mengatur upaya perlindunagn hukum terhadap hak atas
Nomor 20 tahun 2003. Selain itu Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia juga memberikan perlindungan hukum bagi warga negara Indonesia
2 Jenis-Jenis Hak
Terdapat beberapa jenis-jenis hak yang terkenal dan sering disebut, hak
tersebut di antaranya yaitu hak absolut, hak positif dan hak negatif, hak legal dan
hak moral, hak khusus dan hak umum, serta hak individual dan hak sosial.
1 Hak Absolut : hak yang memiliki mutlak atau telak tanpa pengecualian, hak
absolut dapat berlaku di mana saja asalkan tidak dipengaruhi oleh situasi
2 Hak Positif dan Hak Negatif : Hak positif adalah hak yang sifatnya positif,
jika seseorang berhak bahwa orang lain berbuat sesuatu untuk dirinya.
Nadziroh, N., Chairiyah, C., & Pratomo, W. (2018). Hak Warga Negara dalam
18
sesuatu maka, orang lain tidak boleh menghalangi untuk melakukan atau
memiliki hal tersebut. Contoh : orang lain tidak boleh menghalangi saya
3 Hak Legal dan Hak Moral : Hak legal adalah hak yang didasarkan
berdasarkan hukum dalam salah satu tatanan tertentu, biasanya berasal dari
lainnya. Sedangkan hak moral adalah hak yang berperan dalam struktur
4 Hak Khusus dan Hak Umum : Hak khusus adalah hak yang muncul dalam
khusus yang dimiliki oleh satu orang terhadap orang lain, sehingga hanya
dimiliki oleh satu atau beberapa orang saja. Sedangkan hak umum adalah
hak yang dimiliki oleh semua manusia tanpa terkecuali dan tanpa syarat
5 Hak Individu dan Hak Sosial : Hak individual adalah hak yang didapatkan
oleh setiap orang terhadap negara, dimana negara tidak boleh mengganggu
adalah hak yang dimiliki oleh tiap anggota masyarakat dalam kaitannya
daya manusia. Pengaturan hak-hak warga atas pendidikan diatur dalam kostitusi
sebagai bentuk jaminan kepastian hukum dan wujud pengakuan negara terhadap
kewajiban negara dalam pemenuhan hak atas pendidikan dasar tersebut diatur
dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan beberapa
yaitu:
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
yang harus diikuti oleh warga Negara Indonesia atas tanggung jawab
bangsa”.
c) Pasal 5 ayat (1): “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
d) Pasal 6 ayat (1): “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai
e) Pasal 7 ayat (2): “Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban
Memperoleh Pendidikan.
dan semua kelompok, ras, etnis atau agama, dan lebih memajukan
perdamaian.
1 Pengertian Pembinaan
berdaya guna untuk memperoleh hasil yang baik. Menurut Arifin pembinaan yaitu
usaha manusia secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan kepribadian serta
kemampuan anak, baik dalam pendidikan formal maupun non formal.20 Menurut
dilakukan secara efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik serta
mempertahankan dan meyempurnakan apa yang telah ada yang sesuai dengan yang
diharapkan.21
Istilah pembinaan menurut etimologi berasal dari kata dasar “bina”, yang
berasal dari bahasa arab “bana” yang berarti membina, membangun, mendirikan,
dan mendapat awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi kata pembinaan yang
2 Tujuan Pembinaan
2008), hlm. 30
21
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), hlm 193
22
Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm 152
Guna dan Berhasil untuk memperoleh hasil yang lebih baik.23 Menurut Masdar
yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas beragama, bidang akhlak dan bidang
kemasyarakatan.24
diundangkan dikenal dengan Anak yang Berkonflik dengan Hukum yaitu anak
23
Departemen dan Pendidikan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:
Balai Pustaka,1989), Cet 2, hal.23
24
Masdar helmy, peranan Dakwah dalam pembinaan umat,(Semarang: Dies Natalies,
IAIN Walisongo semarang) hal. 31
25
Prayitno. (2009). Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Jakarta: Grasindo hlm 22
yang telah berumur 12 tahun, tetapi belum berumur 18 tahun yang diduga
Selain itu, istilah LAPAS Anak sudah tidak lagi dikenal. Pasal 104 UU
SPPA mengatur, setiap Lapas Anak harus melakukan perubahan sistem menjadi
3 tahun. Yang dimaksud dengan LPKA yakni lembaga atau tempat anak menjalani
masa pidananya. Pada saat UU SPPA mulai berlaku, anak negara dan/atau anak
1 Orang tua/wali;
perkara anak yang berhadapan hukum mulai tahap penyidikan sampai dengan tahap
26
Pasal 1 (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang (SPPA)
dikenakan pidana dan tindakan, dan anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai
Bahwa terhadap anak yang berkonflik hukum yang belum berusia 14 tahun
kepada orang tua, penyerahan kepada seseorang, perawatan di rumah sakit jiwa,
kewajiban mengikuti pendidikan formal dan atau pelatihan yang diadakan oleh
pemerintah atau badan swasta dan pencabutan Surat Ijin Mengemudi, dan perbaikan
akibat tindak pidananya. Sedangkan anak yang sudah berusia 14 tahun ke atas
diancam pidana kumulatif berupa pidana penjara dan denda, maka pidana denda
diganti denan pelatihan kerja paling singkat 3 bulan dan paling lama 1 tahun.
https://www.pn-palopo.go.id/index.php/berita/artikel/363-sekilas-tentang-sistem-peradilan-pidana-
anak diaskes 24 Maret 2022
Pidana pembatasan kebebasan yang dijatuhkan terhadap anak paling lama ½ dari
maksimun pidana penjara yang diancamkan terhadap orang dewasa (Pasal 79 ayat
1 Medan
merupakan tempat Anak menjalani masa pidananya. LPKA sendiri merupakan Unit
UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) yang
Anak dituntut untuk melakukan perubahan sistem menjadi LPKA. Hal ini karena
Lapas Anak dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum dan
perkembangan sistem peradilan pidana anak. Perubahan nama ini bukan saja berupa
perubahan nomenklatur atau pembentukan organisasi baru saja namun lebih pada
(ABH) di Indonesia. Saat ini sudah ada 33 LPKA yang berada di setiap provinsi di
Indonesia.28
Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pembinaan Khusus Anak, disebutkan bahwa LPKA memiliki tugas dan fungsi
sebagai berikut :
terkait.
Fungsi :
pengaduan; dan
BAB III
METODE PENELITIAN
1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2021, ada
Mei 2022
Pengajuan
Usulan
Penelitian
1.
2. Seminar
Proposal
Pengajuan
3.
Data Riset
Penyusunan
4.
Skripsi
Bimbingan
5.
Skripsi
6. Meja Hijau
2 Tempat Penelitian
B. Metodologi Penelitian
Pemenuhan hak atas pendidikan dalam proses pembinaan terhadap narapidana anak
tindak pidana29.
Sifat penelitian ini adalah analisi berdasarkan hukum positif yang mengarah
kepada penelitian hukum yang normatif, yaitu suatu penelitian yang hanya
hukum.30
29
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),
hlm. 86
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
30
2. Sumber Data
Untuk mendapatkan informasi dan data yang lengkap, jelas, akurat, serta
valid mengenai objek yang diteliti, maka sangat dibutuhkan jenis dan sumber data
yang tepat untuk digunakan dalam penelitian. dilihat dari sumber datanya, maka
Sehingga jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni:31
1. Data Primer
Data primer merupakan data dan sumber data yang langsung diperoleh dari
sumber data pertama (informen inti) atau informasi yang diperoleh secara langsung
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data dan sumber data yang diperoleh dari sumber
kedua atau sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
31
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm 62
32
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet hlm.225
dll.
khusus dan realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah
masyarakat.
4. Analisis Data
gambaran yang kompleks, meneliti kata-kata menjadi suatu kalimat dari data yang
BAB V
A. SIMPULAN
Pidana Anak (UU SPPA) disahkan oleh DPR RI pada tanggal 30 Juli 2012
berlaku sejak tanggal 31 Juli 2014, yang bertujuan agar dapat terwujud
Hukum dalam Bab III huruf G tentang Tugas dan Wewenang Kementerian
kejar paket untuk lulusan SD,SMP, maupun SMA. Serta Bina Anak
belakang narapidana anak yang beragam namun dalam hal ini petugas
anak binaan agar dapat hidup mandiri setelah keluar dari LPKA.
B. SARAN
diskriminasi apakah itu dari segi ekonomi, gender bahkan ketika anak
sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Djambatan,
Pustaka.
Cet. 1
Grasindo.
ELSAM.
B. JURNAL
Penanggulangan kejahatan,2(2).
Privatum, 5(1).
Nadziroh, N., Chairiyah, C., & Pratomo, W. (2018). Hak Warga Negara
gusta medan.
1995 (di rutan kelas iib trenggalek). jurnal yustitiabelen, 3(1), 24-39.
C. PERUNDANG-UNDANGAN
Hak-Hak Anak
Anak
Pengadilan Anak)
D. WEBSITE
http://news.metrotvnews.com/read/2015/07/22/149693/kpai-ada-6-006-
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/16-
refleksi-pemikiran-kihajar-dewantara
https://indonesiabaik.id/infografis/10-asas-sistem-peradilan-pidana-
anak
https://www.pemasyarakatan.com/mengenal-lembaga-pembinaan-
https://www.pn-palopo.go.id/index.php/berita/artikel/363-sekilas-