net/publication/360895145
CITATIONS READS
0 1,274
1 author:
Ridwan Sani
State University of Medan
52 PUBLICATIONS 778 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Effect of Problem Based Learning (PBL) Model and Self Regulated Learning (SRL) toward Physics Problem Solving Ability (PSA) of Students at Senior High School
View project
All content following this page was uploaded by Ridwan Sani on 27 May 2022.
Penerbit
Anggota IKAPI
No. 370/JBA/2020
PENGGUNAAN MEDIA DAN APLIKASI PEMBELAJARAN DARING
PADA MASA PANDEMI COVID-19
Ridwan Abdullah Sani
Nurhikmah Weisdiyanti
Aulia Syafriyanti
Desi Esterina Tarigan
Andil Hotasi Siregar
Ita Wira Zebua
Mia Marhamah Nasution
Editor :
Ridwan Abdullah Sani
Tata Letak :
Ridwan Abdullah Sani, dkk
Desain Cover :
Syahrul Nugraha
Ukuran :
B5: 18,2 x 25,7 cm
Halaman :
iii, 161
ISBN :
978-623-362-511-1
Terbit Pada :
Mei, 2022
i
membuat siswa aktif belajar mandiri, siswa tidak fokus dan jenuh belajar
secara daring, serta masalah jaringan internet di beberapa lokasi. Guru telah
berupaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.
Namun, perumusan sistem dan kebijakan, serta peningkatan kualitas
berbagai komponen pendidikan sangat perlu dilakukan oleh pemerintah
dan para pihak yang berkepentingan.
Editor,
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................. 1
BAB 1. ............................................................................................. 4
PENGGUNAAN APLIKASI DAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE DI
SUMATERA UTARA PADA MASA PANDEMI COVID-19 .................... 4
BAB 2. ........................................................................................... 42
DISPARITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING
GURU FISIKA PADA MASA COVID-19 DI DESA DAN DI KOTA
PROVINSI SUMATERA UTARA ....................................................... 42
BAB 3. ........................................................................................... 68
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING PADA MASA
COVID-19 DI KAB. LANGKAT SUMATERA UTARA ......................... 68
BAB 4. ........................................................................................... 89
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID
19 PADA SEKOLAH SWASTA DI INDONESIA ................................. 89
BAB 5. ........................................................................................... 99
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING GURU FISIKA
PADA MASA COVID-19 DI KOTA MEDAN ...................................... 99
BAB 6. ......................................................................................... 119
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ..................................... 119
DARING DI PULAU NIAS .............................................................. 119
BAB 7. ......................................................................................... 133
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING PADA MASA
COVID DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU...................................... 133
TIM PENULIS ............................................................................... 158
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
2
kualitas pembelajaran selama masa covid. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara menelusuri berbagai sumber baik berupa dokumen dan hasil
penelitian yang relevan sebelumnya dianalisis dengan menggunakan policy
research dan didukung oleh hasil angket yang disebarkan kepada guru-
guru fisika di Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan media
pembelajaran daring yang paling sering digunakan oleh guru fisika selama
pembelajaran daring di masa covid 19 adalah WA dengan alasan lebih
mudah digunakan. Guru sudah menggunakan google meet/zoom dalam
pembelajaran, sudah banyak menggunakan media quizziz, mentimeter,
edmodo dan word wall. Tidak ada perbedaan signifikan antara sekolah
negeri dengan sekolah swasta terkait pembelajaran daring dan masih
ditemukan siswa yang tidak memiliki hp baik itu di sekolah swasta
maupun di sekolah negeri kota Medan.
Ita W. Zebua melakukan penelitian pembelajaran daring pada masa
Covid-19 di Nias. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang sering
digunakan guru dan disukai oleh siswa yaitu WhatsApp dikarenakan
mudah untuk diakses dan tidak membutuhkan banyak kuota untuk
mengaksesnya. Namun kendala yang sering dialami siswa saat
pembelajaran daring pada masa pandemi yaitu sulit memahami materi
pelajaran, tidak memiliki paket internet dan lainnya. Oleh karena itu
pembelajaran daring ini membuat siswa tidak senang menjalaninya.
3
BAB 1.
PENGGUNAAN APLIKASI DAN MEDIA
PEMBELAJARAN ONLINE DI SUMATERA UTARA
PADA MASA PANDEMI COVID-19
Ridwan Abdullah Sani
Jurusan Fisika, FMIPA - Universitas Negeri Medan
Email: ridwanunimed@gmail.com
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan Maret 2020,
tidak hanya berdampak pada kesehatan dan ekonomi, tetapi juga pada
bidang pendidikan. Upaya Social Distancing secara besar-besaran
berdampak pada berbagai aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat
Indonesia, termasuk aktivitas pembelajaran di SMP dan SMA (Atmojo &
Nugroho, 2020; Gandasari & Dwidienawati, 2020). Sejak Maret, sebagian
besar pembelajaran klasikal di SMA digantikan oleh kelas daring (online)
untuk pembelajaran jarak jauh, terutama di daerah yang terdampak
COVID-19 (Churiyah & Sakdiyyah, 2020; Yulia, 2020).
Penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau distance learning
bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia. Pembelajaran jarak jauh telah
diterapkan oleh Universitas Terbuka (UT) dengan penggunaan berbagai
media dan teknologi pembelajaran dalam upaya mencerdaskan rakyat
Indonesia. Tindakan tersebut dilakukan karena letak geografis, kondisi
kepulauan, serta luasnya negara Indonesia. Pada perkembangannya, PJJ
dilakukan menggunakan jaringan internet dan komputer sebagai fasilitas
belajar. Namun PJJ tersebut hanya terbatas dilakukan untuk perkuliahan
mahasiswa dan belum lumrah dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia.
Kendala dalam penerapan PJJ di Indonesia mundul akibat permasalahan
ketersediaan fasilitas, kesiapan guru, kesiapan siswa, dukungan orang tua,
dan sebagainya. Analisis Aristovnik et al. (2020) menunjukkan bahwa PJJ di
berbagai negara mengalami kendala untuk siswa dari daerah tertinggal,
terpencil, dan pedesaan memiliki masalah dengan konektivitas Internet
yang buruk atau bahkan kekurangan listrik. Kemiskinan juga berdampak
4
pada sikap negatif siswa terhadap pembelajaran online (Owusu-Fordjour et
al., 2020; Kapasia et al., 2020; Anifowoshe et al., 2020; Ali, 2020).
Implementasi pembelajaran online di Indonesia terkait dengan proses
pembelajaran dan pengajaran yang berlangsung sepenuhnya online dan
dimediasi oleh internet di seluruh wilayah geografis Indonesia yang tidak
semuanya terjangkau jaringan internet. Implementasi PJJ secara online
untuk sebagian besar wilayah Indonesia akan sangat menantang. Pertama,
sebagian besar tenaga pendidik hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki pengalaman dengan pembelajaran online (Kusnayat et al., 2020;
Siahaan, 2020). Karena krisis, mereka terpaksa beralih dari pendidikan tatap
muka ke online dengan cara yang cepat dan tidak terduga. Sebagai hasil
dari mandat penggunaan pengajaran dan pembelajaran online jarak jauh
sepenuhnya untuk pendidikan berkelanjutan, berbagai masalah dengan
materi pelajaran, kursus konten, dan metode pengajaran menggunakan
platform e-learning dan internet telah muncul (Kusnayat et al., 2020;
Siahaan, 2020). Kedua, keterjangkauan dan aksesibilitas internet sangat
penting dalam memberikan pengalaman belajar online jarak jauh yang
sebanding dengan kursus tatap muka. Aplikasi konferensi video, seperti
rapat video Zoom, Google Meet, dan Microsoft Teams memerlukan koneksi
internet yang cepat untuk memungkinkan pembelajaran online dari jarak
jauh. Beberapa tempat di Indonesia tidak memiliki fasilitas jaringan internet
yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi rapat online (seperti Zoom,
Google Meet, dan Microsoft Teams).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kendala terbesar yang
mengakibatkan tidak terlaksananya pembelajaran daring di beberapa
sekolah Indonesia adalah terbatasnya akses internet (Gunawan et.al.,
2020), karena peserta didik tidak memiliki paket internet, serta daerah
tempat tinggal yang tidak terdapat jangkauan jaringan internet (Sadikin
et.al., 2020). Upaya yang telah dilakukan untuk menimalisir tidak adanya
paket internet adalah memberikan subsidi kuota internet untuk peserta
didik dan dosen (Windhiyana, 2020). Pembelajaran daring di rumah
merupakan hal baru yang dialami oleh siswa di Indonesia. Kondisi
tersebut mengharuskan guru dan sekolah mengembangkan perangkat dan
media pembelajaran agar kurikulum esensial masih dapat dipenuhi.
Sebagai akibatnya pemerintah melakukan penyesuaian kurikulum dan
menyediakan berbagai dukungan agar pembelajaran daring dapat
5
terlaksana secara optimal. Namun pada pelaksanaan pembelajaran daring
tersebut, banyak faktor penghambat dan kendala yang dihadapi oleh guru
dan siswa.
Pada masa pandemi COVID-19, PJJ secara daring tidak lagi menjadi
pilihan alternatif bagi institusi pendidikan, namun menjadi satu-satunya
pilihan (Faize & Nawaz, 2020). Pada masa pandemi Covid-19, sebagian
besar sekolah dan universitas telah mengubah mode pembelajaran dari
pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau online
untuk mematuhi seruan pemerintah untuk menjaga jarak sosial untuk
memperlambat penyebaran virus. Kondisi tersebut membuat dosen dan
mahasiswa menyesuaikan gaya dan proses belajarnya (Dhawan, 2020;
Murphy, 2020).
Bozkurt dan Sharma (2020) berpendapat bahwa skenario
pembelajaran online saat ini mungkin lebih tepat disebut sebagai
pengajaran jarak jauh darurat. Pendapat tersebut diperkuat oleh Kallo et al
(2020). Hal itu disebabkan karena sudah ada stigma bahwa pembelajaran
online dianggap kurang berkualitas dibandingkan pembelajaran tatap
muka. Salah satu artikel yang mendukung pendapat tersebut adalah
penelitian Bets (2009) yang melaporkan bahwa lebih dari separuh siswa
yang terdaftar dalam program online berhenti karena ketidakpuasan dengan
kualitas pendidikan (Betts, 2009).
Penggunaan berbagai media dan aplikasi ternyata belum tentu
menghasilkan output belajar yang optimal. Banyak aspek yang harus
disiapkan dalam proses pembelajaran menggunakan media daring agar
hasil belajar bisa maksimal. Selain aspek kesiapan tenaga pendidik,
pemilihan aplikasi dalam pembelajaran daring menjadi faktor penting
dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Gunawan et.al., 2021). Seorang
guru yang profesional seharusnya mampu melakukan pembelajaran jarak
jauh dengan mengoptimalkan kompetensi yang dimiliki, terutama
kompetensi pedagogik dan kompetensi sosial. Seharusnya guru dapat
meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuannya dalam memilih
strategi, metode, dan isi kurikulum yang sesuai untuk diterapkan dalam
pembelajaran jarak jauh. Guru juga harus mampu memilih media
pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
untuk berinteraksi dengan siswa, sesama guru, dan orang tua siswa.
6
Namun upaya yang dilakukan oleh guru tidak akan optimal jika terdapat
kendala dalam segi perangkat PJJ dan kurangnya motivasi siswa dalam
belajar.
Beberapa penelitian telah melaporkan kelebihan dan kekurangan
pembelajaran online. Misalnya, Lahti et al (2014) dan Sezer (2016) meneliti
bahwa pembelajaran online dapat meningkatkan manajemen waktu dan
komunikasi, serta aplikasi pengetahuan dapat lebih mudah dilakukan.
Sedangkan kekurangan dari pendidikan online adalah keterbatasan
interaksi dan kesulitan teknis (Fadlelola et al., 2019; Knipfer et al., 2019).
Terlepas dari kekurangannya, pembelajaran online telah menjadi strategi
yang diterima dengan baik untuk pendidikan dalam menghadapi tantangan
berat pandemi COVID-19.
Penelitian telah mengungkapkan bahwa Pendidikan di negara yang
kurang berkembang seperti Afrika dan Asia lebih terdampak oleh pandemi
Covid-19 dibandingkan dengan daerah maju (Aristovnik, Keržič, Ravšelj,
Tomaževič, & Umek, 2020). Hasilnya juga menunjukkan ada perbedaan
besar dalam ketersediaan peralatan digital dan pengembangan
keterampilan komputer antara siswa dari negara berkembang dan negara
maju (Owusu-Fordjour et al., 2020; Anifowoshe et al., 2020; Demuyakor,
2020; Goel et al., 2020). Efektivitas pembelajaran online tergantung pada
materi pembelajaran yang dirancang dan disiapkan, keterlibatan dosen
dalam lingkungan online, dan interaksi dosen-mahasiswa atau mahasiswa-
mahasiswa (Sun, 2016; Wu & Liu, 2013, dan Bao, 2020). Oleh sebab itu,
keterbatasan fasilitas pendukung pembelajaran online, kompetensi, dan
komitmen tenaga pengajar akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas
pembelajaran. Adnan dan Anwar (2020) melaporkan bahwa pembelajaran
online tidak seefektif pembelajaran konvensional di negara berkembang
seperti Pakistan karena adanya masalah teknis dan moneter. Selain itu,
Sarwar (2020) meneliti bahwa siswa di Pakistan menilai sistem manajemen
pembelajaran institusional rendah karena tidak menawarkan interaksi yang
tepat dengan instruktur.
Selama pembelajaran daring pada masa pandemi banyak orang tua
yang mengeluhkan beberapa masalah yang dihadapi selama peserta didik
belajar di rumah, antara lain terlalu banyak tugas yang diberikan pada
siswa dan guru belum mengoptimalkan teknologi pembelajaran. Kondisi ini
diperparah dengan perubahan kegiatan belajar dan penyelesaian tugas
7
pembelajaran yang beralih seluruhnya menjadi Pekerjaan Rumah (PR).
Penyelesaian PR tersebut kadang melibatkan orang tua dan tak jarang
terjadi keributan karena orang tua tidak sabar memfasilitasi anak dalam
belajar. Kondisi rumah sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa.
Ada siswa yang berada dalam satu ruangan dengan saudaranya yang juga
sedang belajar dari rumah (BDR), bahkan dengan orang tuanya yang
sedang bekerja dari rumah (work from home). Belajar secara daring juga
membosankan dan melelahkan bagi siswa, karena harus menggunakan
komputer apalagi smartphone dengan ukuran layar yang lebih kecil. Putria
et.al. (2020) melaporkan terjadinya kekurangan pada pembelajaran daring,
yaitu anak sulit untuk fokus pada pembelajaran karena suasana belajar di
rumah yang kurang kondusif. Tidak sedikit siswa yang mengeluh akan
banyaknya tugas-tugas berupa penyelesaian soal yang diberikan guru.
Tugas belajar tersebut lebih banyak dibanding belajar secara tatap muka di
sekolah, sementara penjelasan dalam bentuk audio dan video yang
diberikan guru jauh lebih sedikit daripada penjelasan secara tatap muka di
kelas.
Pembelajaran daring di Indonesia membuat siswa terkendala dalam
be;ajar. Hal tersebut terutama disebabkan karena guru dan siswa belum
siap untuk melakukan proses pembelajaran secara daring. Siswa juga
mengalami kesulitan mengikuti pelajaran yang diberikan guru berupa
bahan cetak, video, dan audio. Bahkan tidak sedikit siswa yang merasa
lebih sulit memahami penjelasan guru yang sama, ketika disampaikan
melalui aplikasi daring. Mereka mengakui tetap lebih mudah mengerti
ketika pembelajaran dilakukan dengan tatap muka dengan guru yang sama.
Agung et.al. (2020) melaporkan hasil penelitian tentang kendala
pembelajaran daring (online), yakni: 1) persepsi negatif tentang
pembelajaran online (66,7%), 2) paket data mahal, 3) sinyal tidak stabil
(66,7%), 4) sinyal buruk atau tidak ada sama sekali (9,1%), 5) perangkat
seluler yang tidak kompatibel mengunduh aplikasi pembelajaran (75,8%), 6)
terlalu banyak tugas (57,5%), 6) ruang memori ponsel terbatas untuk
menginstal aplikasi. Sedangkan Susilana et. al. (2020) melaporkan bahwa, 1)
kualitas belajar online lebih buruk (75,93%), 2) pembelajaran online lebih
sulit daripada tatap muka (71,6%), 3) siswa sulit menguasai mata pelajaran
yang melibatkan praktik, 4) terlalu banyak tugas dengan arah yang tidak
memadai dan tidak jelas. Kendala dalam pembelajaran daring di Indonesia
8
tersebut mirip dengan kendala pembelajaran di Pakistan yang dilaporkan
oleh Abbas et.al. (2020), bahwa: 1) siswa memiliki persepsi negatif terhadap
pembelajaran online (77%), 2) kualitas pembelajaran online tidak memadai
(69%), 3) pembelajaran online kurang menarik untuk mata pelajaran
praktik, 4) kurangnya interaksi siswa-guru.
Reimers et al. (2020) merilis kumpulan sumber daya beranotasi OECD
yang terdiri dari sumber daya pendidikan online seperti sumber daya
kurikulum, sumber daya pengembangan profesional, dan alat yang
digunakan (Zoom, Kahoot, Google Classroom, Seesaw, Moodle, Microsoft
Team, dan sebagainya) dalam mendukung kelanjutan proses belajar
mengajar di tengah era COVID-19. Khaleyla et.al (2021) melakukan
penelitian dengan melibatkan 189 guru Sains dan Biologi sebagai
responden, melaporkan bahwa jenis software yang digunakan dalam
pembelajaran adalah jejaring sosial (64%) khususnya WhatsApp (WA),
learning management system (LMS) (51%) khususnya Google Classroom,
aplikasi teleconference (12%), dan software penilaian di luar LMS (15%).
Software yang dipilih sebagian besar tidak berbayar, mudah diakses oleh
semua kalangan, sudah familiar di kalangan masyarakat Indonesia, dan
interface-nya mudah dikuasai. Sedangkan untuk perkuliahan, dosen Biologi
menggunakan aplikasi WA (34,11%), Zoom (18,6%), Google Classroom
(15,5%), Google Meet (8,53%), Moodle (5,43%), Quzziz (4,65%), You Tube
(2,33%), Schoology (1,55%), Edmodo (0,78), dan aplikasi lainnya (Tauhidah
et al., 2020). Penggunaan ponsel dalam pembelajaran mencapai lebih dari
80% di India (Pangam, 2020), dan penggunaan aplikasi Whatsapp mencapai
65%. Kondisi tersebut sama dengan hasil penelitian Agung et.al. (2020) yang
menemukan bahwa 84,8% mahasiswa menggunakan ponsel dalam
pembelajaran daring. Kamil (2020) melakukan survei dengan 1000 sampel
dari 34 provinsi di Indonesia memperoleh gambaran variasi media
pembelajaran online yang digunakan dalam kegiatan pendidikan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan ditemukan bahwa penggunaan
Google Classroom menempati urutan pertama dalam daftar platform yang
paling banyak digunakan, yakni sebesar 26,1%, diikuti oleh penggunaan
Ruang guru (17,1%) dan Rumah Belajar (15,2%) (Kamil, 2020). Penggunaan
media pembelajaran online berupa video call meningkat signifikan dengan
mayoritas pengguna aplikasi Zoom (57,2%), disusul GMeet (18,5%),
CisWebex (8,3%), U-Meet-Me (5,0%). ), MS-Teams (2,0%). Pada penelitian
9
ini masih diselidiki bagaimana persentase penggunaan Zoom dan GMeet
(Google Meet) oleh guru di wilayah Sumatera Utara.
Banyak guru dan dosen yang menggunakan aplikasi Whatsapp dalam
pembelajaran daring, terutama untuk mendukung penggunaan aplikasi
lainnya. Penggunaan aplikasi Whatsapp saja tidak disarankan karena tidak
efektif dalam proses belajar mengajar. Burhoumi (2015:235) telah meneliti
bahwa penggunaan aplikasi seluler WhatsApp saja hanya efektif untuk
mengejar kegiatan pembelajaran jika guru melakukannya dalam kursus
campuran yang mengintegrasikan keduanya pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran seluler (blended learning). Khusus untuk pembelajaran bagi
mahasiswa, penggunaan aplikasi WhatsApp di kelas Jurusan Bahasa
Inggris selama masa pandemi covid-19 dapat dikatakan efektif (Munir et.al.,
2021). Munir et.al. (2021) berpendapat bahwa WhatsApp dapat digunakan
untuk melakukan proses pembelajaran online dalam pembelajaran Bahasa
Inggris di perguruan tinggi karena secara empiris membantu siswa untuk
terlibat secara antusias dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu kelemahan penting dari pembelajaran online adalah
kemungkinan terjadinya gangguan yang diikuti oleh frustrasi, kecemasan,
dan kebingungan karena kemungkinan kurangnya perhatian (Dhawan,
2020). Oleh karena itu, dalam lingkungan pembelajaran online, sangat
penting untuk mengevaluasi dan meneliti keterlibatan siswa, membantu
guru memahami keterlibatan siswa dan mengintervensi waktu, membantu
siswa merefleksikan tindakan pembelajaran mereka, dan memfasilitasi
keterlibatan mendalam mereka dalam proses pembelajaran (Hu & Li, 2017;
Lisha & Zhang, 2003).
Salah satu temuan signifikan dari penelitian Baloran et al. (2021)
adalah bahwa kepuasan kursus online berkorelasi dengan keterlibatan
siswa belajar online. Siswa yang puas dengan kesempatan belajar yang
diberikan oleh guru secara online cenderung lebih terlibat secara online
dalam hal keterampilan kursus, partisipasi, kinerja, dan emosi. Penelitian
Ngo et al. (2021) mengungkapkan bahwa kemampuan diri dalam
pembelajaran digital, aksesibilitas dan konektivitas internet yang baik,
kehadiran dan umpan balik dari guru, konten situs web, dan kemampuan
untuk belajar dari umpan balik rekan dan diskusi kelompok semuanya
memainkan peran penting dalam mempengaruhi kepuasan siswa. Siswa
melaporkan bahwa mereka umumnya lebih puas dengan peningkatan
10
keterampilan komunikasi lisan mereka, yang membantu mereka mencapai
tujuan pembelajaran mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
mengintegrasikan pembelajaran sinkron dan asinkron secara efektif
mendorong pembelajaran siswa dan meningkatkan kepuasan siswa di
lingkungan pembelajaran online jarak jauh di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap penggunaan
media/aplikasi pembelajaran daring di wilayah Sumatera Utara dengan
analisis perbandingan daerah kota dan desa, sekolah negeri dan suasta, dan
gender. Peneliti berupaya untuk mengungkap kendala dan solusi yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran daring, persepsi
siswa, dan kegiatan belajar yang dilakukan. Penggunaan aplikasi Zoom dan
Google Meet diselidiki secara khusus karena kedua aplikasi tersebut
memungkinkan guru untuk “bertatap maya” dengan siswanya. Informasi
tersebut diperlukan untuk menguji temuan penelitian Paechter et al. (2010)
yang menyimpulkan bahwa interaksi antara instruktur dan siswa sangat
berkontribusi terhadap prestasi belajar dan kepuasan kursus. Pada
penelitian ini penggunaan aplikasi WhatsApp yang populer digunakan oleh
guru juga dianalisis dan dikaitkan dengan ketertarikan siswa dalam belajar.
Pembelajaran online membutuhkan perangkat pendukung yang dapat
digunakan untuk mengakses informasi atau menjalankan aplikasi yang
digunakan oleh guru dan siswa. Jika guru menggunakan smartphone
dengan aplikasi WhatsApp, maka siswa juga harus memiliki perangkat
teknologi yang dapat menjalankan aplikasi WhatsApp. Mulenga & Marbán
(2020) menyatakan bahwa siswa harus memiliki perangkat digital yang
diperlukan seperti laptop, komputer, tablet, handphone, akses internet,
biaya internet yang terjangkau, dan pasokan listrik yang memadai sehingga
dapat dengan mudah mengikuti kelas matematika online. Adanya kesulitan
teknis dan permasalahan infrastruktur akan menjadi kendala dalam
penyelenggaraan pembelajaran daring. Hal itu sesuai dengan pendapat
Dhawan (2020) yang menyatakan bahwa kesulitan teknis dan manajemen
waktu merupakan kelemahan pembelajaran online, ditambah adanya
tantangan distribusi infrastruktur TIK dan biaya teknologi yang tidak
merata. Berkaitan dengan keterbatasan siswa dalam kepemilikan perangkat
teknologi yang dapat digunakan untuk mengikuti pembelajaran daring,
diperlukan informasi tentang hal tersebut agar para pihak dapat mengambil
kebijakan yang tepat dalam pengembangan pembelajaran online pada masa
11
depan. Informasi tersebut dicoba untuk diungkap dalam penelitian ini
sehingga dapat dimanfaatkan dalam persiapan pengembangan blended
learning dalam era revolusi industri 4.0 di wilayah Sumatera Utara.
b. Rumusan Masalah
Penelitian ini fokus pada penggunaan media pembelajaran daring dan
kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa di Sumatera Utara pada masa
pandemi covid-19. Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru Sumatera Utara dalam
memanfaatkan media/aplikasi pembelajaran untuk melaksanakan
pembelajaran pada masa pandemi covid-19?
2) Kendala apa yang dominan dihadapi oleh siswa Sumatera Utara
dalam pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19?
3) Apakah pembelajaran di Sumatera Utara pada masa pandemi covid-
19 dapat dilaksanakan secara efektif?
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh guru
Sumatera Utara dalam memanfaatkan media/aplikasi pembelajaran
untuk melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19,
2) Untuk mengetahui kendala apa saja yang dominan dihadapi oleh
siswa Sumatera Utara dalam pembelajaran daring pada masa
pandemi covid-19,
3) Untuk mengetahui apakah pembelajaran di Sumatera Utara pada
masa pandemi covid-19 dapat dilaksanakan secara efektif.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
populasi seluruh guru dan siswa di propinsi Sumatera Utara dari sekolah
menengah atas (SMA) negeri dan suasta. Jumlah sampel adalah 160 guru
dan 160 siswa dari beberapa kabupaten. Guru yang disurvey terdiri dari 40
guru SMA negeri di kota Medan, 40 guru SMA suasta di kota Medan, 40
guru SMA negeri di luar kota Medan, dan 40 guru SMA suasta di luar kota
Medan. Jumlah data yang dapat diolah dari kuesioner siswa adalah dari 159
12
siswa. Karakteristik responden yang menjadi sampel penelitian disajikan
pada Tabel 1.
Laki-laki 19 13 13 14
Perempuan 21 27 27 26
13
Penggunaan Aplikasi
dalam Pembelajaran Daring
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Whatsapp Telegram Zoom Google Google Meet
Classroom
Aplikasi yang digunakan
14
Alasan guru menggunakan Whatsapp
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Mudah Kurang Siswa tidak Siswa tidak Tidak ada
menggunakannya menguasai memiliki memiliki paket jaringan internet
penggunaan perangkat untuk data internet di rumah siswa
aplikasi lainnya belajar online
Alasan menggunakan WA
15
dengan melihat informasi tentang cara guru mempelajari aplikasi rapat
online (gambar 4), terlihat bahwa guru-guru sekolah negeri di luar kota
Medan hanya sedikit yang memperoleh pelatihan dari Dinas Pendidikan
dan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
16
Cara guru mempelajari aplikasi rapat online
30
25
20
15
10
5
0
Mengikuti Mengikuti Mengikuti Belajar secara Belajar dari
kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang mandiri dari teman
dilakukan oleh dilakukan oleh dilakukan di berbagai
Dinas sekolah MGMP sumber
Pendidikan
Cara mengetahui Zoom/GM
17
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa guru di
Sumatera Utara dominan memberikan penjelasan dan tugas (gambar 5).
Jika interaksi hanya terjadi satu arah, maka siswa akan bosan dan sulit
konsentrasi. Hal tersebut dibuktikan dengan data yang diperoleh dari siswa
tentang hambatan belajar daring (tabel 2). Namun, guru di sekolah suasta
cukup banyak yang melakukan diskusi dan membahas tugas yang
diberikan pada siswa. Menurut Hadisi & Muna (2015) pembelajaran daring
mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-
siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini akan menghambat atau
memperlambat terbentuknya nilai-nilai (values) dalam proses belajar-
mengajar.
35
30
25
20
15
10
0
Memberikan Memberikan Membahas tugas Berdiskusi Memperhatikan
penjelasan tugas belajar bagi yang dikerjakan dengan siswa presentasi siswa
tentang materi siswa oleh siswa
pelajaran
Kegiatan belajar online
18
menciptakan komunitas pelajar online, memberikan upaya tambahan untuk
melibatkan mereka dan menganalisis dengan cermat alat-alat yang, bila
digunakan, memberikan lingkungan online yang sangat menarik. Hal ini
penting untuk pembelajaran online untuk mengatasi perasaan terisolasi
yang dialami oleh pembelajar online tanpa kehadiran sosial.
Penelitian ini mengungkap bahwa hambatan belajar daring yang
umumnya dirasakan oleh siswa Sumatera Utara adalah sulit konsentrasi,
sulit memahami pelajaran, terlalu banyak tugas, tidak dapat bertanya
langsung pada guru, mengalami kebosanan, dan kendala jaringan internet
(tabel 2). Kesulitan bertanya pada guru dan timbulnya kebosanan
menunjukkan kurangnya kehadiran sosial guru Bersama siswa saat
pembelajaran daring. Kehadiran sosial merupakan komponen penting dari
kepuasan siswa dengan pembelajaran online (Shea et al., 2001). Aspek ini
dianggap sebagai indikator motivasi siswa yang menonjol karena ketika
mereka terlibat dengan instruktur dan teman sebaya, tanggapan mereka
dihargai, pertanyaan mereka ditangani, dan mereka merasa lebih terlibat
dan termotivasi (Woods & Baker, 2004).
19
Kendala pembelajaran daring di Sumatera Utara akibat keterbatasan
jaringan internet dikeluhkan oleh 53% siswa yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Kondisi yang sama juga diteliti oleh Suryani dan
Sugianingrat (2021), yang melakukan penelitian tentang kepuasan e-
learning siswa selama pandemi COVID-19 di Bali. Kedua peneliti tersebut
mengkonfirmasi bahwa kualitas internet adalah salah satu faktor utama
yang menentukan kepuasan siswa. Siswa dapat dengan mudah
berkomunikasi dengan materi pelajaran, fasilitator, dan siswa lain karena
keterampilan dan kompetensi mereka dalam pembelajaran digital, serta
bandwidth internet yang cukup cepat (Hillman et al., 1994; Ahn, 2012;
Fatani, 2020 , Kusnayat et al., 2020). Kondisi serupa juga terjadi di beberapa
negara berkembang, misalnya di Afrika, Amerika Latin, dan Asia. Paudyal
& Rana (2021) melaporkan hasil penelitiannya bahwa akses ke internet
merupakan isu penting dalam pembelajaran daring di Nepal. Sejumlah
besar mahasiswa yang tinggal di daerah pedesaan terpencil tidak dapat
mengakses kelas online yang dikelola oleh dosen mereka. Meskipun
subsidi harga data seluler diumumkan untuk memungkinkan siswa
mengakses pembelajaran online, hal tersebut tidak berhasil karena banyak
siswa tinggal di desa-desa terpencil yang tidak memiliki akses internet.
Munculnya kebosanan dalam belajar secara daring juga dilaporkan
oleh Putria et al. (2020) dalam penelitian pembelajaran daring di sekolah
dasar. Putria et al. (2020) menemukan bahwa peserta didik merasa jenuh
akan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, dan siswa merasa
bosan dengan pemberian tugas setiap harinya. Akibatnya siswa menjadi
malas dalam mengerjakan tugas, hal tersebut menjadikan pengumpulan
tugas menjadi sangat terlambat sehingga membuat guru sulit melakukan
penilaian (Putria, 2020). Penelitian menunjukkan bahwa kepuasan siswa
dengan pembelajaran online dapat dikorelasikan dengan kesiapan mereka
untuk belajar online (Joosten & Cusatis, 2020; Yeh et al., 2019; Yu, 2018;
Yilmaz, 2017; Pillay et al., 2007; Brauer et al., 2004; Smith et al., 2003).
Upaya untuk menghadirkan pendidikan berkualitas pada masa
pandemic Covid-19 telah menciptakan perdebatan di kalangan akademisi
karena pendidikan harus tetap berjalan walaupun peserta didik tidak hadir
di kelas. Diskusi yang mengemuka adalah tentang bagaimana
meningkatkan kualitas pembelajaran online untuk meningkatkan efisiensi
belajar siswa, bagaimana meningkatkan motivasi dan kepuasan dalam
20
belajar secara daring dalam kondisi pandemi COVID-19. Para peneliti
menganggap bahwa kehadiran sosial sebagai aspek emosional dari motivasi
siswa (Stodel et al., 2006) dan kepuasan (Shapiro et al., 2017), umumnya
diungkapkan dalam diskusi kelas.
Pada masa pandemic Covid-19, guru di Sumatera Utara umumnya
memberikan soal-soal untuk dikerjakan oleh siswa di rumah. Untungnya
masih cukup banyak guru yang menggunakan berbagai aplikasi belajar
daring (68%), belajar interaktif (36%), simulasi (26%), dan memberi tugas
membuat proyek (24%). Sedangkan siswa juga belajar dari YouTube. Siswa
belajar dari YouTube dan ruang guru berdasarkan arahan dari guru.
21
daring adalah menggunakan media sosial berupa whatsapp, facebook,
instagram dan youtube sebagai media e- learning.
20
15
10
0
Quizizz Plickers Mentimeter Word Wall Edmodo
Media online yg digunakan
22
Persentase siswa antusias belajar daring
16
14
12
10
0
<10% 10-20% 21-40% 41-60% 61-80% >80%
Persentase siswa tertarik
23
penelitian Ngo dan Ngadiman (2019) yang menemukan bahwa memberikan
umpan balik guru langsung kepada siswa memungkinkan mereka untuk
menilai pemahaman mereka tentang konten kursus dan meningkatkan
kinerja mereka.
laki-Laki Perempuan
25
classroom (Santosa et al., 2020). Google Classroom juga hanya bisa
digunakan untuk teori saja, tidak bisa untuk praktik langsung (Aditya,
2020).
0
WA dan Zoom WA, Zoom, dan WA, Zoom, WA, Zoom, dan WA, Zoom,
Quizziz Edmodo GClassroom Quzziz, Edmodo
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang dari Antara 25% Antara 50% Lebih dari 75%
25% sampai 50% sampai 75%
Persentase materi pembelajaran yang dipahami selama
belajar daring
Gambar 11. Persentase materi pelajaran yang dipahami oleh siswa Sumatera
Utara dalam belajar daring
Daftar Pustaka
Abbasi, S., Ayoob, T., Malik, A., and Memon, S. I. (2020). Perceptions of
students regarding E-learning during COVID-19 at a private medical
college. Pakistan Journal of Medical Sciences, 36(COVID19-S4).
Aditya, O. (2020). Penerapan Media Google Classroom di Era Pandemi
Covid 19 Pada Pembelajaran PAI [Application of Google Classroom
Media in the Covid 19 Pandemic Era in Islamic Education Learning].
Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial Teknologi, 2(1), 10–24.
31
Adnan, M., & Anwar, K. (2020). Online learning amid the COVID-19
pandemic: Students' perspectives. Journal of Pedagogical Sociology and
Psychology, 2(1), 45-51. https://doi.org/10.33902/JPSP.2020261309
Agung, A. S. N., Surtikanti, M. W., and Quinones, C. A. (2020). Students’
perception of online learning during COVID-19 pandemic: A case study
on the English students of STKIP Pamane Talino. Soshum: Jurnal Sosial
dan Humaniora, 10(2): 225-235.
Agus Ramadani, Jufri, A.,Wahab, & Jamaluddin. (2020). Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Android pada Masa Pandemi Covid-19
untuk Meningkatkan Literasi Sains Peserta Didik. Universitas Mataram.
Jurnal Kependidikan, vol 6.(3), hal 433-440. e-ISSN: 2442-7667.
Ahn, B. (2012). General Satisfaction of Students in 100% Online Courses in the
Department of Learning Technologies at the University of North Texas.
Unpublished Doctoral Dissertation, University of North Texas. Available
at
https://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metadc115042/m2/1/high_r
es_d/dissertation.pdf [Accessed 18 May 2021].
Ali, W. (2020). Online and Remote Learning in Higher Education Institutes:
A Necessity in light of COVID-19 Pandemic. High. Educ. Stud., 10, 16–25.
[CrossRef]
Anifowoshe, O.; Aborode, A.T.; Ayodele, T.I.; Iretiayo, A.R.; David, O.O.
(2020). Impact of COVID-19 on Education in Sub-Saharan Africa.
Preprints, 2020070027. [CrossRef]
Aristovnik A, Keržič D, Ravšelj D, Tomaževič N, Umek L. Impacts of the
COVID-19 Pandemic on Life of Higher Education Students: A Global
Perspective. Sustainability. 2020; 12(20):8438.
https://doi.org/10.3390/su12208438
Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020). Pembelajaran Online
Berbasis Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar di
Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Profesi pendidikan, 5(1), 64-70.
Atmojo, A. E. P., & Nugroho, A. (2020). EFL classes must go online!
Teaching activities and challenges during COVID-19 pandemic in
Indonesia. Register Journal, 13(1), 49–76.
https://doi.org/10.18326/rgt.v13i1.49-76
Baloran, E.T., Hernan, J.T., Taoy, J.S. (2021). Course Satisfaction and Student
Engagement In Online Learning Amid Covid-19 Pandemic: A
32
Structural Equation Model, Turkish Online Journal of Distance
Education-TOJDE October 2021, Volume: 22 Number: 4 Article 1
33
Demuyakor, J. (2020). Coronavirus (COVID-19) and Online Learning in
Higher Institutions of Education: A Survey of the Perceptions of
Ghanaian International Students in China. Online J. Commun. Media
Technol., 10, e202018. [CrossRef]
Dhawan, S. (2020). Online learning: A panacea in the time of COVID-19
crisis. Journal of Educational Technology Systems, 49(1), 5–22.
https://doi.org/10.1177/0047239520934018
Fadlelola, F., Panji, S., & Ahmad, A. . (2019). Ten simple rules for organizing
a webinar series. PLoS Computer Biology, 15(4), e1006671.
https://doi.org/10.1371/journal.pcbi.1006671
Fatani, T.H. (2020). Student Satisfaction with Videoconferencing teaching
Quality during the COVID-19 Pandemic. Medical Education, 20, 396, pp. 1-
8. DOI:10.1186/s12909-020-02310-2
Foerderer, M., Hoffman, S., Schneider, N. & Prichard, J. R. (2021). Predicting
Levels of Student Satisfaction during COVID-19. Available at
https://er.educause.edu/articles/2021/4/predictinglevels-of-student-
satisfaction-during-covid-19 [Accessed 10 July 2021].
Gandasari, D., & Dwidienawati, D. (2020). Content analysis of social and
economic issues in Indonesia during the COVID-19 pandemic. Heliyon,
6(11), e05599. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e05599
Girardi, T. (2016). Lost in Cyberspace: Addressing Issues of Student
Engagement in the Online Classroom Community. In Ruefman D. &
Scheg A. (Eds.), Applied Pedagogies: Strategies for Online Writing
Instruction (pp. 59-74). Boulder, Colorado: University Press of Colorado.
Goel, N.; Haque, I.; Bhyan, S.J.; Jain, A.; Kumari, A.; Hamid, K.;
Sreelakshmi, M.; Thomas, B.; Chauhan, R. (2020) Impact of Covid-19 on
Pharmacy Students in India. Preprints, 2020070702. [CrossRef]
Goldie, J. G. S. (2016). Connectivism: A knowledge learning theory for the
digital age?. Medical teacher, 38(10), 1064-1069.
Gopal, R., Singh, V. & Aggarwal, A. (2021). Impact of Online Classes on the
Satisfaction and Performance of Students during the Pandemic Period of
COVID-19. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8059127/
[diakses 14 July 2021].
34
Gray, J. A. & DiLoreto, M. (2016). The Effects of Student Engagement, Student
Satisfaction, and Perceived Learning in Online Learning Environment.
https://eric.ed.gov/?id=EJ1103654 [diakses 16 August 2021].
Gunawan, G., Kristiawan, M., Risdianto, E., and Monicha, R.E. (2021),
Application of the Zoom Meeting Application in Online Learning During
the Pandemic. In: Education Quarterly Reviews, Vol.4, No.2, 26-32.
Gunawan, G., Suranti, N. M. Y., & Fathoroni, F. (2020). Variations of
Models and Learning Platforms for Prospective Teachers During the
COVID-19 Pandemic Period. Indonesian Journal of Teacher Education, 1(2),
61-70.
Hadisi, L., & Muna, W. (2015). Pengelolaan Teknologi Informasi dalam
Menciptakan Model Inovasi Pembelajaran (E-Learning). Jurnal Al-Ta’dib,
8(1), 117–140. https://doi.org/10.31332/ATDB.V8I1.396
Hillman, D. C., Willis, D. J. & Gunawardena, C. N. (1994). Learner-interface
in remote education: An extension of contemporary models and
strategies for practitioners. The American Journal of Remote Education, 8(2),
pp. 30-42. DOI: 10.1080/08923649409526853
Hossain, M.E.; Hoq, M.N.; Sultana, I.; Islam, R.; Hassan, M. (2019).
Determinants of Students Satisfaction at Higher Educational Institution
in Bangladesh: Evidence from Private and Public Universities. Malays.
Online J. Educ., 3, 49–58.
Hu, M., & Li, H. (2017). Student engagement in online learning: A review.
International Symposium on Educational Technology (ISET), Hong Kong,
2017, pp. 39-43, doi: 10.1109/ISET.2017.17.
Joosten, T.; Cusatis, R. (2020). Online Learning Readiness. Am. J. Distance
Educ., 1–14. [CrossRef]
Jung, I. (2019). Introduction to theories of open and distance education. In
Open and Distance Education Theory Revisited (pp. 1-9). Springer,
Singapore. Diunduh dari
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-13-7740-2_1
36
health]. EduTeach: Jurnal Edukasi dan Teknologi Pembelajaran, 1(2), pp. 153-
165. DOI:10.37859/eduteach.v1i2.1987
Lahti, M., Kontio, R., Pitkänen, A., & Välimäki, M. (2014). Knowledge
transfer from an e-learning course to clinical practice. Nurse Education
Today, 34(5), 842–847. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2013.09.003
Lisha, L., & Zhang, Q. (2003). The types and characteristics of online
learning. Education Science, 1, 49-52.
Mulenga, E. M., & Marbàn, J. M. (2020). Social media usage among pre-
service secondary mathematics teachers in Zambia. JRAMathEdu (Journal
of Research and Advances in Mathematics Education), 5(2), 130–147.
https://doi.org/10.23917/jramathedu.v5i2.9920
Munir, S., Erlinda, R., Hanif Afrinursalim, H. (2021). Students’ Views on the
Use of WhatsApp during Covid-19 Pandemic: A Study at IAIN
Batusangkar, Indonesian Journal of English Language Teaching and Applied
Linguistics, 5(2), DOI: http://dx.doi.org/10.21093/ijeltal.v5i2.740
Murphy, M. P. A. (2020). COVID-19 and emergency eLearning:
consequences of the securitization of higher education for post-pandemic
pedagogy. Contemporary Security Policy, 41(3), 492-505.
https://doi.org/10.1080/13523260.2020.1761749
Ngo, J. & Ngadiman, A. (2019). The impacts of Edmodo on students’
performance in ESP classrooms in international seminar on language,
education, and vulture. KnE Social Sciences, 3(10), pp.369-378. DOI:
10.18502/kss.v3i10.3918
Ngo, J., Budiyono, Ngadiman, A. (2021). Investigating Student Satisfaction
In Remote Online Learning Settings During Covid-19 In Indonesia,
Journal of International and Comparative Education, Volume 10(2)
37
Paechter, M.; Maier, B.; Macher, D. (2010). Students’ expectations of, and
experiences in e-learning: Their relation to learning achievements and
course satisfaction. Comput. Educ., 54, 222–229. [CrossRef]
Pakpahan, R., & Fitriani, Y. (2020). Analisa Pemanfaatan Teknologi
Informasi dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi Virus
Corona Covid-19. Journal of Information System, Applied, Management,
Accounting and Research, 4(2), 30-36.
Pangam, M. S. (2020). A study of students’ perception for online teaching in
Goa during COVID-19 pandemic. International Journal of Advance and
Innovative Research, 7(3): 1-4.
Paudyal, G. R. & Rana, K. (2021). How university lecturers and students
interpret opportunities and challenges of online mode of learning.
International Journal of Research in Education and Science (IJRES), 7(4),
1006-1022. https://doi.org/10.46328/ijres.2383
Pillay, H.; Irving, K.; Tones, M. (2007). Validation of the diagnostic tool for
assessing Tertiary students’ readiness for online learning. High. Educ.
Res. Dev., 26, 217–234. [CrossRef]
Putria, H, Maula, L.H., Uswatun, D.A. (2020). Analisis Proses Pembelajaran
Dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi COVID-19 pada Guru
Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu Volume 4 Nomor 4, hlm. 861 - 872
Rahman, G., Nurfajriani, Jahro, I. S. (2020) . Tren Penelitian pendidikan
Proses Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid 19. Prosiding
Seminar nasional Kimia Berwawasan Lingkungan 2020, 31-37
Reimers, F., Schleicher, A., Saavedra, J., & Tuominen, S. (2020). Supporting
the continuation of teaching and learning during the COVID-19
pandemic. In OECD. https://www.oecd.org/education/Supporting.pdf
Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah
Covid-19:(Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic).
Biodik, 6(2), 214- 224.
Salehudin, M. (2020). Dampak Covid- 19: Guru Mengadopsi Media Sosial
Sebagai E-Learning pada Pembelajaran Jarak Jauh. Jurnal
MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 10(1), 1-16.
Santosa, F. H., Negara, H. R. P., & Bahri, S. (2020). Efektivitas Pembelajaran
Google Classroom Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
[The Effectiveness of Google Classroom Learning on Students'
38
Mathematical Reasoning Abilities]. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian
Pendidikan Matematika (JP3M), 3(1), 62–70.
Sarwar, H.; Akhtar, H.; Naeem, M.M.; Khan, J.A.; Waraich, K.; Shabbir, S.;
Hasan, A.; Khurshid, Z. (2020). Self-Reported Effectiveness of e-
Learning Classes during COVID-19 Pandemic: A Nation-Wide Survey
of Pakistani Undergraduate Dentistry Students. Eur. J.Dent., 14, S34–
S43. [CrossRef] [PubMed]
Siemens, G., Gašević, D. & Dawson, S. (2015). Preparing for the Digital
University: A review of the history and current state of distance,
blended, and online learning. Arlington: Link Research Lab. Diunduh
dari http://linkresearchlab.org/PreparingDigitalUniversity.pdf.
39
Smith, P.J.; Murphy, K.L.; Mahoney, S.E. (2003). Towards Identifying
Factors Underlying Readiness for Online Learning: An Exploratory
Study. Distance Educ., 24, 57–67. [CrossRef]
Song, Huan; Wu, Jianjian; Zhi, Tianyi, Online Teaching for Elementary and
Secondary Schools during COVID-19, ECNU Review of Education, v3 n4
p745-754 Dec 2020.
Stodel, E. J., Thompson, T. L., & MacDonald, C. J. (2006). Learners’
perspectives on what is missing from online learning: Interpretations
through the community of inquiry framework. The International Review
of Research in Open and Distributed Learning, 7(3).
40
Wu, J.; Liu, W. (2013). An Empirical Investigation of the Critical Factors
A_ecting Students’ Satisfaction in EFL Blended Learning. J. Lang. Teach.
Res., 4, 176–185. [CrossRef]
Yeh, Y.-C.; Kwok, O.-M.; Chien, H.-Y.; Sweany, N.W.; Baek, E.; McIntosh,
W. (2019). How College Students’ Achievement Goal Orientations
Predict Their Expected Online Learning Outcome: The Mediation Roles
of Self-Regulated Learning Strategies and Supportive Online Learning
Behaviors. Online Learn., 23, 23–41. [CrossRef]
Yılmaz, R. (2017). Exploring the role of e-learning readiness on student
satisfaction and motivation in flipped classroom. Comput. Hum. Behav.,
70, 251–260. [CrossRef]
Yu, T. (2018). Examining Construct Validity of the Student Online Learning
Readiness (SOLR) Instrument Using Confirmatory Factor Analysis.
Online Learn., 22, 277–288. [CrossRef]
Yulia, H. (2020). Online learning to prevent the spread of pandemic corona
virus in Indonesia. ETERNAL (English Teaching Journal), 11(1), 48–56.
https://doi.org/10.26877/eternal.v11i1.6068
41
BAB 2.
DISPARITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
DARING GURU FISIKA PADA MASA COVID-19 DI
DESA DAN DI KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA
Email: nurhikmahweisdiyanti@gmail.com
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
42
publik. Meskipun tidak ideal, PJJ dianggap sebagai satu-satunya kebijakan
yang memungkinkan proses pembelajaran tetap bisa dilakukan di tengah
pandemi COVID-19. Meskipun begitu, terdapat dua masalah utama yang
menghambat efektivitas proses PJJ yaitu keterbatasan akses terhadap
internet dan keterbatasan kapabilitas tenaga pengajar.
Salah satu building block dari sebuah pembelajaran jarak jauh yang
efektif adalah kecepatan internet yang memadai dan stabil. Tanpa koneksi
yang stabil, murid tidak mungkin mendapatkan materi pembelajaran secara
utuh dan proses pemahaman pun terbatas dan dibatasi oleh internet.
Ketimpangan akses terhadap internet tersebut dapat terlihat jelas ketika kita
membandingkan data antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
Berdasarkan data dari BPS (2018), persentase rumah tangga dengan
akses internet di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dan mencapai
78% pada tahun 2018. Meskipun begitu, terlihat adanya disparitas yang
cukup tinggi antara akses internet di pedesaan dan perkotaan yaitu 27% di
tahun 2018. Disparitas akses tersebut dapat dilihat ketika membandingkan
beberapa provinsi di Indonesia. Yogyakarta dan Jakarta memiliki penetrasi
internet yang mencapai 50%. Sementara itu, penetrasi internet di provinsi-
provinsi bagian timur masih di bawah 30 persen (BPS, 2018). Hal tersebut
memperkuat asumsi disparitas pendidikan bagi beberapa wilayah ketika
melaksanakan secara daring.
Sisi lain, secara umum PJJ menambahkan beban kepada kebanyakan
guru terutama dari mereka yang baru pertama kali melakukan
pembelajaran dari jarak jauh. Dengan adanya pandemi COVID-19, sekolah
mengerti bahwa proses belajar tidak bisa dilakukan dalam waktu yang lama
seperti pada situasi normal. Akibatnya, guru terpaksa memadatkan materi
pembelajaran yang banyak dalam beberapa jam saja (Adha, 2020) dalam
Santosa, 2020).
Hasil penelitian Santosa (2020) bahwa bagi murid-murid di wilayah
perkotaan, masalah utamanya biasanya berasal dari pola pemberian tugas
tanpa ada timbal balik dari guru. Hal tersebut terjadi karena umumnya
sekolah dasar dan menengah di Indonesia tidak memiliki sistem
pembelajaran daring sehingga guru hanya membagikan tugas melalui
Whatsapp. Selain itu, banyak murid yang mengeluh tidak ada penjelasan
43
dari guru tentang materi-materi yang mereka kerjakan. Padahal, guru bisa
saja merekam video penjelasan sebuah materi sebelum memberikan tugas
kepada murid. Masalahnya, mereka kurang dibekali dengan pendidikan
literasi digital dan kecakapan teknologi untuk memanfaatkan sarana dasar
yang ada.
Bagi sekolah dan guru yang berada di wilayah terpencil,
permasalahan umum yang dihadapi adalah tentang cara mengatasi
keterbatasan-keterbatasan fundamental seperti akses internet yang tidak
ada atau tidak stabil, keterbatasan finansial keluarga murid, dan fasilitas
digital sekolah yang terbatas. Bagi wilayah pedesaan yang masih bisa
mengakses internet, biaya menjadi kendala karena keluarga murid yang
tidak bisa membayar pulsa dan paket data internet bagi anaknya. Pada
akhirnya guru kerap terpaksa mendatangi murid ke rumah masing-masing
meskipun berisiko menyebarkan penyakit COVID-19 (Santosa, 2020).
Permasalahan yang sama juga terjadi di daerah Provinsi Sumatera
Utara. Hasil wawancara bersama guru di MAN 2 Model Medan bahwa
pembelajaran jarak jauh secara daring telah dilakukan sejak keluarnya
peraturan dari Kemendikbud tentang Himbauan PJJ. Meskipun MAN 2
Model sudah memiliki banyak fasilitas yang memadai dan koneksi internet
yang lumayan stabil, namun banyak penyampaian materi yang tidak
tercapai secara rinci, sehingga materi perlu dipadatkan. Ditambah lagi tidak
semua siswa memiliki perangkat yang memadai untuk pembelajaran daring
dan sulit berkomunikasi dengan siswa sehingga guru kesulitan memantau
kemajuan siswa. Permasalahan yang hampir sama juga terjadi di salah satu
SMA di Tapanuli Selatan. Hanya saja permasalahan lain yang dihadapi
diantaranya yaitu masalah koneksi internet dan minimnya pengetahuan
guru terhadap media pembelajaran yang menyenangkan sehingga minat
belajar siswa kurang.
Berdasarkan permasalahan inilah penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang disparitas penggunaan media pembelajaran daring guru
Fisika di Provinsi Sumatera Utara pada Masa Covid-19. Penelitian bertujuan
untuk meninjau dan menganalisis penggunaan media pembelajaran daring
guru Fisika didaerah Provinsi Sumatera Utara, baik di perkotaan maupun
di pedesaan.
44
b. Rumusan Masalah
2. Metodologi Riset
Penelitian dilaksanakan secara Online (Daring) melalui google form
dari Kota, Medan Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 02
-08 Maret 2022 semester genap tahun ajaran 2021/2022. Populasi pada
penelitiandiambil pada SMA/MA/Sederajat di Sumatera Utara. Populasi
dalam penelitianadalah guru Fisika yang ada di SMA/MA/SMK di
Kota/Kab. Medan, Deli Serdang, Mandailing Natal, Labuhan Batu, Langkat,
Serdang Bedagai, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah pada T.P.
2021/2022.
Sampel dalam penelitian, yaitu Guru Fisika SMA/MA/Sederajat di
MAN 2 MADINA, MAN 2 Model Medan, MAS Alwashliyah Stabat, MAS
Bintang,SMA N 8 Medan, SMAS Dharmawangsa, Sman 1 dolok masihul,
SMA IT Khairul Imam, SMA N 1 Andam Dewi, SMAN 1 Bantan, SMK PAB
12 Saentis, SMA N 1 Percut Sei Tuan, dan SMA N 1 Batangtoru pada T.P.
2021/2022. Sampel di ambil secara acak (cluster random sampling).
45
Data penelitian yang dilakukan memiliki dua variabel yang diteliti,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitianadalah Guru-guru Fisika yang didaerah desa dan kota di Provinsi
Sumatera Utara. Variabel terikat dalam penelitianadalah kemampuan guru
dalam penggunaan media pembelajaran daring selama Covid-19 .
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitan deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif deskriptif artinya data yang diperoleh akan
dikumpulkan dan diwujudkan secara langsung dalam bentuk deskripsi
atau gambaran tentang suasana atau keadaan objek secara menyeluruh dan
apa adanya berupa kata-kata lisan atau tertulis dari orang atau perilaku
yang diamati (Moleong, 2010). Permasalahan yang perlu dideskripsikan
yaitu mengenai kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran daring di daerah desa dan kota Provinsi Sumatera Utara.
46
a. Pengumpulan Data
Data dan informasi diperoleh yang telah didapatkan dari para
informan dengan cara wawancara dan kuesioner disatukan dalam
sebuah catatan penelitian yang didalamnya terdapat dua aspek
yaitu catatan deskripsi yang merupakan catatan alami yang berisi
tentang apa yang didengar, dialami, dicatat, dilihat, dirasakan tanpa
ada tanggapan dari peneliti terhadap fenomena yang terjadi. Kedua
adalah catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan pesan,
komentar dan tafsiran peneliti tentang fenomena yang dihadapinya,
catatan ini didapatkan dari hasil wawancara dengan berbagai
informan. Namun, pada penelitian ini anya diambil catatan refleksi.
b. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada langkah-langkah penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
dilapangan. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan
melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat,
menggolong-golongkan untuk lebih mempertajam, mempertegas,
menyingkat, membuang bagian yang tidak diperlukan, dan
mengatur data agar dapat di tarik kesimpulan secara tepat.
c. Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam
melihat hasil penelitian. Banyaknya data yag diperoleh menyulitkan
peneliti dalam melihat gambaran hasil penelitian maupun proses
pengambilan kesimpulan, sebab hasil penelitian masih berupa data-
data yang berdiri sendiri.
d. Pengambilan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari
atau memahami makna keteraturan pola-pola, kejelasan, alur sebab
akibat atau proposisi
47
Penelitian ini diikuti oleh 15 responden (Gambar 3.1) dengan 6
resonden untuk guru di Kota dan 9 responden untuk guru di desa. Hasil
yang didapat pada penelitian ini berupa informasi tentag penggunaan
media pembelajaran daring di Provinsi Sumatera Utara.
Laki-laki
(40%)
Perempuan
(60%)
48
1) Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Daring
49
Pemukiman Kota
Zoom 44,40%
100%
Telegram 11%
17%
Whatsapp 77,78%
100%
Pemukiman Perkotaan
50%
44,44%
33,30%
33,30% 33,30% 33,30%
33,30%
0%
50
Gambar 3.4 menunjukkan bahwa alasan pengguna aplikasi
pembelajaran daring di kota yaitu mudah digunakan, minim paket data
internet dan siswa yang tidak memiki perangkat belajar seperti zoom/meet.
Sedangkan Daerah desa lebih memilih aplikasi Whatsaap selain dengan
alasan yang seama diatas, juga karena pada daerah desa sulit mendapatkan
jaringan internet yang memadai. Selain itu, guru daerah perkotaan merasa
lebih mudah menggunakan whatsap dibanding di pemukiman, meski
perbedaannya tidak terlalu besar.
Tidak
(20%)
Ya (80%)
51
Gambar 3.5 Sumber Belajar Guru dalam Mempelajari Aplikasi Zoom
Perkotaan Pemukiman
Gambar 3.5 Sumber Belajar Aplikasi Zoom yang dilakukan Oleh Guru di
daerah perkotaan dan Desa
52
Gambar 3.5 menunjukkan bahwa sumber belajar guru di daerah
perkotaan lebih sedikit disbanding guru di desa. Namun, sebagaian besar
atau lebih tepatnya 83% guru di perkotaan belajar mandiri. Data ini juga
menunjukkan bahwa guru di perkotaan lebih mandiri mempelajari aplikasi
pembelajaran daring. Sisi lain, guru didesa mempelajari zoom dari berbagai
aspek, yaitu mulai dari mengikuti kegiatan MGMP, mengikuti kegiatan
yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Sekolah, belajar dari teman
hingga belajar secara mandiri melalui berbagai sumber belajar. Hal ini
sebenarnya tidak sejalan dengan penerapan aplikasi zoom didaerah desa
yang belum maksimal. Hal ini disebabkan bahwa jumlah guru-guru di desa
yang belajar zoom dengan berbagai sumber masih kecil atau tidak merata.
53
Kahoot. Disisi lain, juga terdapat guru yang tidak menggunakan media
pembelajaran daring, yakni sebesar 13,33%.
54
Gambar 3.8 Ketertarikan Peserta Didik Terhadap Media yang digunakan
Pemukiman Perkotaan
56
Perkotaan Pemukiman
57
Gambar 3.12 Kendalan yang dihadapi guru selama Pembelajaran daring di
provinsi Sumatera Utara
58
Perkotaan Pemukiman
59
9) Solusi yang dilakukan Guru dalam Pembelajaran Daring di
Provinsi Sumatera Utara
Perkotaan Pemukiman
b. Pembahasan Penelitian
1) Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Daring di Provinsi Sumatera
Utara
Data pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa guru-guru Fisika di
Sumatera Utara telah menggunakan dan memanfaatkan aplikasi yang telah
ada pada pembelajaran daring. Aplikasi yang paling banyak digunakan
adalah Whatsapp, karena aplikasi ini mudah digunakan dan tidak
menghabiskan banyak kuota internet. Hasil penelitian sejalan dengan
60
Assidiqi & Sumarmi, (2020) bahwa Platform digital yang yang paling sering
digunakan dalam pembelajaran daring SD meliputi Whatsapp group,
Fasilitas Google (Google Classroom, Google Form, dan Google meet) dan
Zoom Cloud Meeting. Hal ini didukung oleh penelitian Wahyuni (2021)
bahwa guru telah memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai media
pembelajaran dalam menunjang kegiatan pembelajaran dalam jaringan
(Daring) dengan memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia seperti fitur
foto, video, dokumen dan video call. Wahyuni (2021) menyatakan bahwa
beberapa kelebihan dari media WhatsApp yakni penggunaan yang mudah,
praktis, cepat, hemat data internet, dan dapat diakses hanya dengan
handphone, memiliki berbagai fitur yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi mendukung seperti adanya New Group, New Broardcast,
WhatsApp Web, Siared Messages and Setting dengan bantuan layanan internet.
Namun, dalam pelaksanaan penelitiannya pemanfaatan WhatsApp sebagai
media pembelajaran terdapat bebarapa hambatan yaitu gangguan Sinyal,
memori HP penuh, dan sulit memahami materi yang diberikan. Penelitian
serupa yang telah dilakukan Wahyuni (2021) bahwa Kendala-kendala
dalam penggunaan WhatsApp sebagai media pembelajaran dalam jaringan
masa Pandemi Covid -19 di kelas IV A SDN 61 Bengkulu Selatan yaitu
kurang efektifnya proses pembelajaran guru tidak bisa secara langsung
melihat kesungguhan peserta didik.
62
Sisi lain, seluruh sampel di kota sudah menggunakan media
pembelajaran daring, sedangkan 2 dari 9 responden di desa tidak
menggunakan media pembelajaran daring. Ini menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran daring di kota sudah merata sedangkan
di desa belum. Pernyataan ini sejalan dengan data pada gambar 3.9 bahwa
lebih banyak siswa di Kota yang tertarik menggunakan media pembelajaran
yang diberikan guru dibandingkan siswa di Desa. Ketertarikan siswa di
Desa juga lebih bervariatif dibandingkan siswa di Kota. Sisi lain
ketertarikan ini juga bisa dipengaruhi oleh usaha guru dalam
mengembangkan media pembelajaran daring yang menarik. Jika dilihat
pada gambar 3.5 bahwa guru di Kota lebih mandiri dalam mempelajari
media pembelajaran daring dibandingkan guru di desa. Pemerintah telah
menyadari bahwa adanya perbedaan karakteristik guru di desa dan di kota,
sehingga biasanya lebih banyak dibuat program-program pelatihan untuk
guru-guru di desa dibangdingkan dengan di Kota. Ini menandakan bahwa
kesiapan guru dalam menyediakan media yang menarik bagi siswa
memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap ketertarikan siswa
terhadap media pembelajaran tersebut.
63
proses pembelajaran karena proses belajar membutuhkan interaksi
dan partisipasi aktif dari peserta didik untuk berhasil (Sari, dkk.,
2017)
(2) kurangnya kepedulian orangtua siswa terhadap fasilitas
pendidikan anak. Hal ini biasanya terjadi karena kurangnya
pengetahuan orangtua tentang pengaruh media dan fasilias belajar
anak terhadap minat belajar hasil belajar anak. Sehingga, jika
permasalahan pada poin ini, maka guru perlu berkomunikasi
terlebih dahulu dengan orangtua dan menjelaskan mengenai
kebutuhan anak
(3) Ekonomi, dalam hal ini guru perlu memahami bagaimana ekonomi
keluarga siswa, dan mencari solusi lain yang realistis
Hal ini sejalan terbukti pada solusi yang diberikan oleh guru-guru,
yaitu tetap ingin melaksanakan tatap muka, memberi tindakan tegas
kepada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas, bukan berusaha
menyediakan media pembelajaran yang menyenangkan, yang berhasil
64
membuat siswa berhasil berinteraksi dengan guru. Sehingga, dapat
diketahui bahwa baik guru di kota maupun di desa, guru Fisika tingkat
SMA/MA/Sederajat belum siap untuk melaksanakan pembelajaran secara
daring di Masa Covid-19.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapat
kesimpulan sebagai berikut.
a. Penggunaan media pembelajaran daring oleh guru-guru Fisika
pada masa Covid-19 di daerah kota Provinsi Sumatera Utara
telah merata, memadai namun kurang variatif.
b. Penggunaan media pembelajaran daring oleh guru-guru Fisika
pada masa Covid-19 di daerah desa Provinsi Sumatera Utara
sudah variatif namun belum merata bahkan masih ada yang
belum menggunakannya.
c. Terdapat sedikit perbedaan mengenai penggunaan media
pembelajaran daring pada masa Covid-19 di Kota dan di Desa
Provinsi Sumatera Utara, namun tidak terlalu terdisparasi
(timpang), hanya saja belum merata.
Daftar Pustaka
Japar, M., Suryaratri, R.D., Syarifa, S., Fadhillah, D.N., Djunaidi. 2021.
Analisis Kebutuhan Pemanfaatan Video Pembelajaran dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PPKn Sekolah Menengah
Atas. Jurnal Sains Sosio Humaniora. 5(1):619-627
Sari, N., Suryanti, K., Manurung, S., Sintia. 2017. Analisis Penggunaan
Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Peserta Didik
Terhadap Pembelajaran Fisika Kelas XI MIPA 1 SMA Titian Teras Muaro
Jambi.Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK).3(2):110-112. http://e-
journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK
66
Wahyuni, S.O. 2021. Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp Sebagai Media
Pembelajaran Dalam Jaringan Kepada Peserta Didik Paket B UPTD SPNF
SKB Kota Cimahi.Jurnal Comm-Edu.4(3):131-138
67
BAB 3.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING
PADA MASA COVID-19 DI KAB. LANGKAT
SUMATERA UTARA
Aulia Syafriyanti
E-mail: auliasyafriyanti98@gmail.com
1. Pendahuluan
69
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa.
2. Metode Penelitian
71
Hasil penelitian deskriptif menggambarkan bahwa 100% guru fisika
menggunakan media pembelajaran saat proses pembelajaran daring. Media
pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran
daring ditunjang dengan adanya interaksi maksimal antara guru dan siswa,
antara siswa dan berbagai fasilitas pembelajaran, antara siswa dan siswa
lainnya, serta adanya pola pembelajaran aktif dalam interaksi tersebut.
Dengan penggunaan media pembelajaran dapat memberikan pengaruh
terhadap respon peserta didik, dengan media pembelajaran proses
pembelajaran akan lebih efektif, aktif, dan kreatif serta dapat
menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh hasil penelitianoleh Affandi,
dkk (2020) memperlihatkan bahwa penggunaan media pembelajaran daring
efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
PERBANDINGAN PENGGUNA
100%
100% 86%
71%
80%
60% 43%
29%
40% 14%
20%
0%
PERKOTAAN PEDESAAN
73
mempermudah untuk menyampaikan informasi secara lebih tepat dan
efektif. Jadi WhatsApp dapat memberikan keefektifitasan dalam
berkomunikasi, berinteraksi, dengan mudah dan cepat terutama dalam
penyampaian informasi pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan penelitian Okvireslian (2021) yang menyatakan
guru telah memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai media pembelajaran
dalam menunjang kegiatan pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan
memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia seperti fitur foto, video,
dokumen dan video call. Begitu juga dalam penelitianMagdalena, dkk (2021)
yang menemukan bahwa media pembelajaran online menjadi pilihan
pertama yaitu seluruh guru adalah menggunakan fasilitas WhatsApp,
dikarenakan lebih praktis, lebih mudah dipahami anak, lebih efektif karena
tidak membutuhkan banyak kuota dalam proses pembelajaran.
Selain menggunakan WhatsApp guru juga banyak menggunakan
Google Meet sebagai media pembelajaran daring. Dari hasil tersebut 9 dari 10
guru menggunakan Google Meet.
71%
80%
70%
60%
50%
40% 29%
30%
20%
10%
0%
YA TIDAK
Google Meet adalah alat berbasis web gratis yang dikembangkan oleh
Google. Dengan menggunakan Google Meet mendukung terjadinya interaksi
melalui video conference. Google Meet memungkinkan guru dan peserta didik
berinteraksi secara visual dan audio dalam skala kecil maupun besar.
74
Aplikasi Google Meet juga menyediakan fitur yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran secara daring. Google Meet membuat guru lebih mudah dalam
menyampaikan materi pembelajaran dan membuat suasana kelas yang aktif
berinteraksi dan berdiskusi dengan pelajar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Nurmala, dkk (2021) dan Hutagaol, dkk (2021) menyatakan bahwa
pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi Google Meet sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran antar pengajar dan siswa, serta
berjalan dengan efektif.
Ditinjau dari daerah perkotaan dan pedesaan ditemukan bahwa
daerah perkotaan lebih benyak menggunakn Zoom dibandingkan dengan
daerah pedesaan yang lebih banyak menggunakan Google Meet (Lihat
Gambar 3.5). Setelah ditinjau hal ini terjadi karena Zoom membutuhkan
lebih banyak kuota dan jaringan yang kuat agar bisa diakses. Sehingga
sekolah yang letaknya diperkotaan cukup mudah mengaksesnya.
Sedangkan untuk daerah pedesaan lumayan susah untuk mengaksesnya
karena jaringan yang tidak stabil. Maka dari itu pilihan utama di sekolah
pedesaan adalah Google Meet.
Selain penggunaan WhatsApp dan Google Meet, guru fisika juga
menggunakan media pembelajaran lain yang digunakan agar proses
pembelajaran lebih efektif, aktif, dan kreatif serta dapat menumbuhkan
minat dan motivasi belajar peserta didik. Ada beberapa media
pembelajaran daring mendukung hal tersebut seperti Quizizz, Plickers,
Mentimeter, Word Wall, Edmodo, Algoodo, Powton, dan media lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan jenis media pembelajaran daring
ditunjukkan oleh gambar berikut.
75
PENGGUNAAN MEDIA ONLINE
76
PENGGUNAAN MEDIA ONLINE ANTARA PERKOTAAN DAN
PEDESAAN
14% 14% 14% 14% 14% 14% 14%
16%
14%
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
PERKOTAAN PEDESAAN
77
ditemukan bahwa sebagian besar guru mempelajari teknologi atau
penggunaan media online ini secara mandiri.
78
KEMAMPUAN MENGGUNAKAN MEDIA ONLINE ANTAR
PERKOTAAN & DESA
71%
80%
70%
60%
50% 29%
40%
30% 14% 14% 14% 14% 14%
20%
10%
0%
Belajar secara Mengikuti Belajar dari Mengikuti Mengikuti
mandiri dari kegiatan yang teman kegiatan yang kegiatan yang
berbagai dilakukan di dilakukan dilakukan
sumber MGMP oleh Dinas oleh sekolah
Pendidikan
PERKOTAAN PEDESAAN
Hal ini terjadi karena guru fisika yang tinggal diperkotaan lebih
mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai hal-hal yang baru
baik dibidang pendidikan maupun dibidang lainnya. Sehingga guru yang
tinggal diperkotaan lebih mudah beradaptasi dengan pembaruan-
pembaruan dibidang teknologi dibandingkan guru di pedesaan. Keadaan
siswa juga dapat mempengaruhi hal tersebut. Pada umumnya siswa
diperkotaan pasti juga mudah beradaptasi dengan pembaruan teknologi
karena didukung dengan keadaan ekonomi dan fasilitas yang lebih lengkap
dibanding didesa.
79
Hasil analisis menunjukkan bahwa banyaknya jenis media online
yang digunakan atau guru yang menggunakan media online sebanding
dengan kemampuan guru tersebut dalam menggunakan atau mengakses
media tersebut. Kemampuan guru fisika didesa masih lebih rendah di
bandingkan dengan kemampuan guru dikota, sehingga jenis media dan
banyaknya guru sebagai pengguna media online lebih sedikit dibandingkan
dengan di kota.
Dengan menggunakan media pembelajaran online diharapkan proses
pembelajaran akan lebih efektif, aktif, dan kreatif serta dapat
menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Berikut persentase
ketertarikan siswa untuk belajar dengan menggunakan media pembelajaran
online yang digunakan di tiap kabupaten/kota.
29%
30%
25%
20%
14% 14% 14% 14%
15%
10%
5%
0%
Kurang dari 21 – 40% 41 – 60 % 61 – 80 % Lebih dari 80
10% %
80
KETERTARIKAN SISWA TERHADAP MEDIA
PEMBELAJARAN ANTARA PERKOTAAN &
PEDESAAN
14%14% 14%14% 14%14% 14%14% 14%
15%
10%
5%
0%
Kurang dari 21 – 40% 41 – 60 % 61 – 80 % Lebih dari 80
10% %
PERKOTAAN PEDESAAN
81
antusias ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media
online, yang terlihat dari feedback yang diberikan siswa ketika guru
menyampaikan informasi (berpengaruh ke minat belajar).
82
KENDALA PBM DIMASA COVID-19 ANTARA
PERKOTAAN & PEDESAAN
71% 71%
80%
70% 57% 57%
60%
50%
40% 29% 29% 29% 29% 29%
30% 14% 14% 14%
20%
10%
0%
PERKOTAAN PEDESAAN
Kendala lain adalah dari faktor fasilitas atau sarana prasarana yang
kurang memadai. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
83
dilakukan dengan menggunakan koneksi internet sebagai penghubung
komunikasi antara pendidik dan peserta didik tanpa adanya kontak fisik.
Maka dari itu kendala yang ditemukan berkaitan dengan penggunaan
jaringan internet. Ketersediaan akses internet sangat diperlukan dalam
pembelajaran daring, karena karakteristik pembelajaran ini selalu
menggunakan dan memanfaatkan jaringan internet. Pembelajaran daring
ini juga memerlukan perangkat yang memadai agar bisa mengakses media
online yang digunakan. Akan tetapi secara umum, kecepatan akses jaringan
internet di Indonesia relatif lambat, ketersediaan jaringan internet yang
masih terbatas dan harga untuk mengakses internet relatif mahal sehingga
menjadi hambatan bagi pembelajaran daring. Karena keterbatasan inilah
yang menyebabkan proses belajar mengajar daring dimasa Covid-19 ini
kurang efektif.
84
Guru 5 Memberikan motivasi belajar kepada siswa agar lebih semangat
belajar walaupun pembelajaran dilakukan secara daring,
mengganti-ganti media pembelajaran, dan membatasi materi
pembelajaran
Guru 6 Cara mengatasinya jika anak tidak memiliki hp dan paket data saat
melakukan google meet atau zoom anak boleh membuat kelompok
kecil isinya terdiri dari 4 orang dengan jarak rumah yang terdekat
agar anak yang tidak memiliki hp dapat mengikuti pembelajaran,
dan anak yang tidak. memiliki paket data juga dapat mengikuti
pembelajaran, selain itu dapat menghemat paket data siswa karena
tidak semua siswa harus menggunakan hpnya. Jika pada google
classroom siswa boleh menitipkan tugas melalui temannya utk di
kirim di google classroom.
85
dapat berjalan secara efisien dan efektif, sehingga bisa meningkatkan hasil
belajar siswa dan dapat memudahkan siswa dalam mengikuti setiap
pembelajaran yang berlangsung baik secara tatap muka ataupun daring.
4. Simpulan
86
Daftar Pustaka
88
BAB 4.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI MASA
PANDEMI COVID 19 PADA SEKOLAH SWASTA DI
INDONESIA
89
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan
dengan memanfaat koneksi internet untuk mengakses dan menyalurkan
materi belajar. Dengan perkembangan teknologi saat ini, banyak sekali
media pembelajaran daring yang bisa menunjang pembelajaran jarak jauh
seperti sekarang. Untuk menunjang pembelajaran daring, tentu pemerintah
tidak main-main dalam memberikan dukungan. Berdasarkan arahan dari
Presiden, Kemendikbud terus mengembangkan dukungan melalui
kerjasama dengan 12 mitra swasta memberikan layanan media
pembelajaran gratis untuk dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia). Adapun
12 media pembelajaran daring tersebut yaitu Google For Education, Microsoft
office 365, Quipper School, Ruangguru, Rumah Belajar, Icando, IndonesiaX, Meja
Kita, Kelas Pintar, Zenius, Cisco Webex, dan Sekolahmu (Adit, 2020). Diluar itu
media pembelajaran yang juga bisa digunakan secara gratis ada seperti
Zoom, WhatsApp, Google Classroom, Google Meeting , Edmodo, dan lainnya. Dari
berbagai media pembelajaran yang ditawarkan tentunya tidak semua akan
digunakan oleh guru dan siswa. Oleh karena itu guru harus memilih media
yang cocok dan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
Pada masa pandemik sekarang ini pendidikan terus berjalan baik itu
secara daring dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Namun,
Penggunaan media pembelajaran tentunya akan berdampak pada
pemahaman siswa dalam menerima materi ajar yang disampaikan oleh
guru (Ekayani, 2017). Oleh karena itu penelitian kali ini akan membahas
mengenai penggunaan media pembelajaran di masa pandemic covid-19.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan tema serupa yaitu
penggunaan media pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19
yaitu: penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah dkk yang berjudul
“Penggunaan Media Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi COVID19” hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang
sering digunakan guru yaitu WhatsApp Group dengan perolehan 87%,
ternyata juga disukai oleh siswa dengan perolehan 37%. Hal ini
dikarenakan WhatsApp Group mudah untuk digunakan dan diakses serta
tidak membutuhkan banyak kuota untuk mengaksesnya. Namun kendala
yang sering dialami siswa saat pembelajaran daring pada masa pandemi
yaitu 50% siswa kesulitan memahami materi pelajaran, belum lagi tugas
yang diberikan guru relatif banyak. Oleh karena itu pembelajaran daring ini
90
membuat 37,5% siswa tidak senang dan kurang senang dalam menjalani
pembelajaran daring.
Penelitian yang dilakukan Baroroh Indiani berjudul
“Mengoptimalkan Proses Pembelajaran dengan Media Daring pada Masa
Pandemi COVID-19” menyimpulkan bahwa media pembelajaran daring
menjadi alternatif bagi pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar
di tengah pandemi yang sedang berlangsung. Banyak media pembelajaran
yang bisa diakses selama pembelajaran daring antara lain telegram, WAG,
google classroom, email, zoom dan sebagainya. Tentunya semua media
pembelajaran daring mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Oleh karena itu guru harus dengan selektif memilih media yang
akan digunakan sesuai dengan peruntukannya agar pembelajaran berjalan
optimal (Indiani, 2020).
b. Rumusan Masalah
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut
Farida Nugrahani “Penelitian kualitatif desktiptif yaitu Peneliti berusaha
menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap,
mendalam yang menggambarkan situasi yang sebenarnya guna
mendukung penyajian data serta peneliti berusaha menganalisis data dalam
berbagai nuansa sesuai bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat atau
dikumpulkan” (Nugrahani & Hum, 2014). Penggunaan metode kualitatif
pada situasi pandemi seperti sekarang bisa dilakukan, peneliti bisa
memperoleh data melalui instumen penyebaran kuesioner pada guru
melalui google form.
91
covid-19 dengan responden 11 orang guru fisika dari berbagai sekolah di
Indonesia.
Kota terdiri dari : Jakarta Timur, Jakarta Barat, Medan, dan Sibolga
berjumlah 6 responden. Sedangkan yang berasal dari kabupaten terdiri dari
Aceh Tenggara, Langkat, Samosir, Takengon, dan Toba, berjumlah 5
responden.
1) Pertanyaan 1: Aplikasi pembelajaran apa saja yang bapak/ibu
gunakan selama dalam pembelajaran daring masa pandemi Covid-
19?
120%
100%
80%
60% Desa
40% Kota
20%
0%
Whatsapp Telegram Zoom Google Google Meet
Classroom
92
desa tidak menggunakan whatsapp yaitu desa Samosir. Terdapat satu
sekolah di kota yang menggunakan Telegram yaitu Jakarta Timur, ini
berarti peminat penggunaan telegram masih sedikit. Persentase
penggunaan Zoom dan Google Classroom paling diminati di daerah kota,
namun penggunaan Google Meet lebih diminati di daerah Desa.
93
Adanya pandemic covid 19 juga mampu mengubah pandangan guru pada
penggunaan media. Mau tidak mau guru harus belajar kembali
menggunakan media pembelajaran yang baru, berdasarkan hasil penelitian
seluruh guru memilih untuk belajar mandiri dari berbagai sumber untuk
menjalankan sebuah media, selain itu ada juga beberapa guru yang
mengikuti kegiatan yang dilakukan sekolah bahkan yang dilakukan oleh
Dinas Pendidikan.
Pertanyaan ini adalah mengenai kegiatan yang dilakukan oleh guru secara
online. Berdasarkan hasil penelitian yang diterima guru lebih banyak
memilih memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran yaitu
sebanyak 100 %. Setelah itu disusul dengan memberikan tugas belajar bagi
siswa dan berdiskusi dengan siswa. Sedikit sekali guru melaksanakan
praktikum virtual, yang menggunakan aplikasi sebanyak 9,1 %.
94
6) Pertanyaan 6: Media belajar online apa saja yang pernah Bapak/Ibu
gunakan dalam pembelajaran Daring pada masa pandemic Covid-
19?
120%
100%
80%
60%
40% Desa
20% Kota
0%
95
Rata-rata ketertarikan siswa dalam menggunakan media pembalajaran
adalah 45,5%. Artinya, rata-rata siswa sangat menyukai atau tertarik
dengan media pembelajaran.
4. Simpulan
Daftar Pustaka
Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra
Books
98
BAB 5.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING
GURU FISIKA PADA MASA COVID-19 DI KOTA
MEDAN
Andil H Siregar
E-mail : siregar.andiledu@gmail.com
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Sejak munculnya wabah penyakit bernama Virus Corona atau familiar
dengan istilah Covid-19 (Corona Virus Desease-19) sangat berdampak
terhadap aspek kehidupan manusia. Penyebaran Covid-19 dapat melalui
cairan yang keluar dari tubuh manusia dan kontak langsung seperti
bersentuhan fisik. Penularan Covid-19 ini bisa terjadi dari manusia-
manusia, benda-manusia, dan hewan-manusia yang sudah terpapar Covid-
19. Untuk itu, kegiatan sosial masyarakat dianggap sebagai resiko paling
tinggi dalam penyebaran Covid-19. Dengan demikian, pandemi ini
menjadi sebuah tantangan bagi setiap negara, termasuk Indonesia untuk
menentukan solusi agar jumlah korban tidak semakin bertambah.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia membuat suatu
kebijakan agar senantiasa manjaga jarak (physical distancing),
menghindarkan segala bentuk aktivitas yang berbentuk kerumunan dan
selalu menjaga kebersihan tentunya. Kebijakan lainnya yang diambil
pemerintah ialah kegiatan belajar mengajar, bekerja dan beribadah
dilaksanakan di rumah. Akibat dari pandemi ini jenjang pendidikan mulai
dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi seakan-akan “dipaksa” untuk
beradaptasi dengan lingkungan dimana semua guru diharuskan
melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh/daring. Hal in ditetapkan pada
tanggal 24 Maret 2020 sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya dalam memutuskan
penyebaran Covid-19 di Indonesia (Mendikbud, 2020).
99
Seperti yang diuraikan di atas, perubahan drastis ini tentunya
bukanlah hal yang mudah diterima oleh sebagian pihak, tetapi dalam
kondisi seperti saat ini, hanya teknologi yang bisa menjembatani agar
proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan tetap
berlangsung. Oleh karena itu, Semua pihak harus mampu beradaptasi
dengan pembelajaran daring ini. Pembelajaran daring sebenarnya
bukanlah hal baru yang muncul di masa pandemi Covid-19 ini di negara-
negara tertentu yang sudah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak
beberapa tahun yang lalu (He et al., 2014), dimana pembelajaran tatap
muka dianggap sebagai pembelajaran tradisional, untuk itu diperlukan
media pembelajaran yang lebih baik lagi dengan cara memanfaatkan
teknologi informasi sehingga dengan melaksanakan pembelajaran daring
akan tercipta lingkungan pembelajaran yang modern.
Selain itu, pembelajaran daring diperlukan dalam pembelajaran di era
revolusi 4.0 (Sadikin & Hamidah, 2020). Berkaitan dengan hal tersebut,
sebelum Covid-19 masuk ke Indonesia, pelaksanaan pembelajaran yang
diterapkan masih pembelajaran tradisional. Namun tidak sedikit juga
sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran secara luring, terlebih
bagi sekolah yang berada di desa dan terkesan tertinggal. Hal ini
disebabkan terbatasnya sarana prasarana yang tersedia, kemampuan guru
yang masih terbatas dalam mengaplikasikan teknologi, fasilitas yang
dimiliki siswa/ orangtua yang tidak merata, sulitnya memperoleh akses
internet karena letak geografis serta pertimbangan-pertimbangan lainnya
yang mungkin saja terjadi saat pelaksanaan pembelajaran daring.
Namun, saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, keadaan
berubah drastis, seakan-akan ada paksaan dalam hal ini, dimana
pelaksanaan pembelajaran yang awalnya diterapkan secara
luring/tradisional, kini berubah drastis menjadi pembelajaran yang
dilaksanakan secara daring/ modern. Kendala-kendala sebagaimana yang
disebutkan di atas tidak dipandang sebagai suatu halangan lagi, akan tetapi
dipandang sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi bagi setiap
elemen yang berperan dalam bidang pendidikan. Hal ini menjadi satu-
satunya cara agar pendidikan tetap dapat disampaikan kepada siswa.
Meskipun tidak mudah, hanya hal ini yang dapat menjembatani
pelaksanaan pendidikan ditengah wabah yang tengah merebak saat ini.
Oleh karena itu, melalui makalah penelitian ini penulis ingin mengkaji
100
lebih dalam terkait penggunaan media dan inovasi yang dilakukan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran fisika pada masa pandemi Covid-19.
Merujuk pada tujuan di atas, untuk ketercapaian hasil belajar guru-
guru diharapakan untuk senantiasa berinovasi dalam memberikan
pembelajaran. Inovasi muncul karena suatu keadaan yang membuat
seseorang menyelesaikan suatu permasalahan di lingkungan sekitarnya
(Sanjaya, 2006). Inovasi juga diartikan sebagai sebuah gagasan baru yang
dirasakan oleh berbagai pihak baik secara individu ataupun kelompok.
Gagasan tersebut dapat dilihat dari apa yang dihasilkan teknologi
informasi. Gagasan yang dimaksud bisa berupa praktik ataupun produk
yang diterapkan sebagai problem solving dengan tujuan untuk
memperbaiki keadaan tertentu yang terjadi di masyarakat (Nawangsari,
2010).
Inovasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya keuntungan
relatif, maksudnya suatu hal dikatakan inovasi jika bisa menguntungkan
bagi orang yang menerimanya, semakin menguntungkan inovasi tersebut,
maka akan semakin cepat tersebar dimasyarakat; 2) kompatibel yaitu
kesesuaian inovasi dengan nilai, hal ini terkait pengalaman dan juga
kebutuhan dari orang yang menerima inovasi tersebut; 3) kompleksitas,
yaitu tingkat kesulitan dalam memahami dan menggunakan inovasi; 3)
triabilitas, inovasi yang ada dapat diterima atau tidak oleh penerima; dan
4) observabilitas, inovasi yang ada tersebut benar-benar dapat ketahui
keuntungannya (Kadi & Awwaliyah, 2017).
Beberapa tujuan inovasi pendidikan di Indonesia yaitu: 1) mengejar
ketertinggalan berbagai kemajuan IPTEK; 2) berusaha menyelenggarakan
pendidikan secara merata dan adil; dan 3) mereformasi sistem pendidikan
Indonesia agar lebih efektif, efesien, dan menghasilkan output yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhan masayarakat dimasa mendatang, dan
lain sebagainya (Kusnandi, 2017).
Untuk mencapai tujuan tadi tentunya guru-guru diharapakan harus
senantiasa menyesuaikan diri dengan segala keadaan yang dihadapinya.
Memberikan inovasi dalam pembelajaran demi ketercapain hasil belajar
yang lebih baik meskipun dalam situasi pandemi. Salah satu inovasi yang
diharapakan dilakukan oleh guru pada saat pandemi adalah keterampilan
guru dalam menggubakan media pembelajaran daring pada masa covid-19.
Maka untuk mengetahui bagaimana kemampuan dan keterampilan guru-
101
guru tadi, penulis melakukan penelitian ini. Melalui hasil penelitian ini
diharapakan dapat diperoleh gambaran umum penggunaan media
pembelajaran di masa covid oleh guru-guru fisika di kota Medan.
b. Rumusan Masalah
1) Apa media pembelajaran daring yang paling sering digunakan oleh
guru fisika selama pembelajaran daring di masa covid 19?
2) Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh guru fisika selama pembelajaran
daring di masa covid 19 dan apa alasan mereka menggunakanya ?
3) Apa kendala yang dihadapi oleh guru fisika selama pembelajaran
daring di masa covid 19 ?
4) Apakah usaha yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki kendala
pembelajaran yang dihadapinya selama pembelajaran daring?
5) Apakah terdapat perbedaan pembelajaran daring di sekolah swasta
dengan sekolah negeri di kota Medan?
c. Tujuan Penelitian
1) Untuk dapat mengetahui media yang paling sering digunakan oleh
guru fisika pada pembelajaran daring di masa covid.
2) Mengetahui alasan dari pada guru fisika terkait media yang digunakan.
3) Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh para guru fisika
pembelajaran daring di masa covid 19.
4) Mengetahui usaha apa yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki
kendala pembelajaran yang dihadapinya selama pembelajaran daring.
5) Mengetahui apakah terdapat perbedaan pembelajaran daring di
sekolah swasta dengan sekolah negeri di kota Medan.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan kebeberapa sekolah dengan menyebar angket
secara online kebeberapa guru fisika melalui grup whatsapp. Angket
tersebut diisi oleh 19 responden guru fisika dari berbagai sekolah yang
terdiri atas guru-guru fisika di provinsi Sumatera Utara. Dimana terdapat
guru fisika yang mengajar di tingkat SMA sebanyak 17 responden dan
guru fisika di SMP sebanyak 2 responden.
Tempat sekolah mengajar para guru fisika untuk tingkat SMA terdiri
atas: SMA St. Thomas 1 Medan, SMA Negeri 8 Medan ( 2 responden), SMA
Maitreyawira, SMA Cahaya Medan, SMA Mayjen Sutoyo Medan, SMA
102
Parulian 1 Medan, SMA Shafiyyatul Amaliyah Medan, SMA Methodist 2
Medan (3 Responden), SMA Kartika 1 Medan, SMA Muhamadiyah 1
Medan, SMA Harapan 3 Medan, SMA St. Petrus Medan, SMA Budi Murni 2
Medan dan SMA Negeri 6 Medan. Sedangkan untuk guru fisika yang
mengajar di tingkat SMP terdiri dari sekolah SMP St. Thomas 1 Medan dan
SMP St. Yoseph Medan. Peneliti menggunakan angket untuk memperoleh
data tentang Pelaksanaan Belajar Mengajar (PBM) Fisika pada berbagai
sekolah di Sumatera Utara. Penyebaran angket dilakukan secara online
dengan menggunakan google formulir yang disebar acak ke beberapa guru-
guru fisika melalui grup whatsapp.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik
analisis studi literatur yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran di masa
pandemi Covid-19. Selanjutnya, pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara menelusuri berbagai sumber baik berupa dokumen
pemerintah, media massa, dan hasil penelitian yang relevan sebelumnya
dianaslisis dengan menggunakan policy research (Anggara, 2015) dan
didukung oleh hasil angket yang dibagikan kepada beberapa guru fisika
yang mengajar disekolah. Analisis data dilaksanakan menggunakan
Content Analysis. Content Analysis merupakan suatu metode yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari dokumen baik berupa
rekaman, gambar, suara, tulisan dan lain-lain secara objektif dan sistematis
(Arikunto, 2016). Pada penelitian ini dokumen yang dianalisi berupa hasil
angket.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Responden terdiri dari 19 orang guru fisika yang ada di kota Medan.
Seperti yang telah dijabarkan pada sampel penilitian diatas kita temukan
bahwasanya para guru fisika ini secara umum berasal sekolah swasta dan
hanya ada 3 responden dari sekolah Negeri. Rincian lebih jauh dapat kita
lihat pada tabel berikut:
103
16
Dari data responden terlihat data responden guru fisika laki-laki lebih
banyak daripada guru fisika perempuan. Hal ini sesungguhnya belum bisa
dijadikan sebagai gambaran bahwasanya guru fisika laki laki lebih banyak
daripada guru perempuan di kota Medan. Hal ini karena penyebaran
angketnya dilakukan secara acak dan karena yang memberikan angket
adalah laki-laki kemungkinan berpengaruh kepada guru-guru yang
berkenan mengisi angket tersebut. Sehingga kecenderungan yang lebih
berkenan mengisi angket tersebut adalah guru yang laki-laki. Bahkan jika
melihat pengalaman pribadi ketika kuliah di Jurusan Pendidikan Fisika
UNIMED pada umunya jumlah wanita jauh lebih banyak dari pada laki
104
laki. Seharusnya ini sebanding dengan kenyataan dilapangan, akan tetapi
kita peroleh hasil yang berbeda pada penelitian ini karena disebabkan hal
yang saya sebutkan di atas tadi.
Berdasarkan kelompok umur dari responden diperoleh data sebagai
berikut:
105
Gambar 3: Aplikasi yang digunakan guru saat daring.
106
Gambar 4: Alasan Responden Menggunakan WA
107
Gambar 5: Responden Pengguna Google Meet/Zoom
109
Gambar 7: Media Daring yang Digunakan Responden
110
Gambar 8: Efektifitas Penggunaan Media
111
2) Kegiatan Belajar Saat Daring
Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru-guru fisika selama pembelajaran daring.
112
diperlukan sebagai umpan balik. Umpan balik merupakan bagian penting
dari kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa. Membahas kembali tugas yang diberikan dapat digunakan sebagai
analisis kelemahan dan kekuatan sebuah pembelajaran, dimana analisis ini
dapat dijadikan oleh guru sebagai pijakan untuk melakukan pembelajaran
berikutnya. Saat guru membahas tugas yang diberikan tentunya juga akan
mendorong diskusi antara guru dengan siswa. Hal itu dapat kita lihat dari
data di atas dapat dilihat bahwa kegiatan guru berdiskusi dengan siswa
sebanyak 63 %.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar daring
oleh guru fisika di kota Medan sudah cukup baik karena kita peroleh
persentase yang cukup tinggi untuk setiap kegiatan. Terkait sekolah swasta
atau sekolah negeri ketika dikaji lebih jauh ternyata semuanya menunjukan
kegiatan belajar yang baik. Tidak ada perbedaan signifikan antara sekolah
negeri dengan sekolah swasta pada guru fisika di kota Medan.
3) Kendala Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Terkait kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran daring dapat dilihat pada Gambar berikut:
Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa masalah yang paling sering
dihadapi guru 84, 2 % menyatakan sulit memantau kemajuan belajar siswa.
113
Terkait hal ini tentuh sudah merupakan masalah yang hampir dialami oleh
setiap sekolah baik swasta ataupun sekolah negeri. Hal ini karena
keterbatasan media yang digunakan, kondisi siswa ketika berada di rumah
dan juga dapat dipengaruhi oleh kases internet yang digunakan.
Hal menarik yang menjadi perhatian, sekalipun sudah berada di kota
Medan ternyata masih kita temukan pernyataan sebagaian siswa yang tidak
memiliki HP, yaitu 5 responden (26,3 %). Adapun hal itu kita temukan di
sekolah SMP St Yosef, SMA Kartika 1 Medan, SMA Negeri 6 Medan, SMA
St. Petrus Medan dan SMA Parulian Medan. Ternyata siswa yang tidak
memiliki HP ini masih ditemukan di sekolah swasta maupun di sekolah
negeri yang ada di kota Medan. Untuk keterbatasan paket data juga masih
dialami siswa baik yang di sekolah negeri maupun disekolah swasta di kota
Medan.
Untuk mengatasinya kendala pembelajaran daring tadi tentunya guru
diharapkan senantiasa berinovasi dan melakukan pembelajaran yang lebih
baik dari sebelumnya. Adapun usaha yang dilakukan oleh guru guru
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
114
berganti, sesuai dengan kompetensi yang akan diraih,
memberikan penguatan dan reward dalam setiap
pembelajaran
11 1.Komunikasi via WA dan GC. 2. Komunikasi langsung
secara pribadi. 3. Komunikasi kepada orangtua.
12 Bagi Siswa Yang tidak memiliki HP, atau paket data.
Minimal sekali seminggu disuruh datang kesekolah
memberikan Tugas yang sudah diselesaikan sebelnya, dan
memberikan pembelajaran tambahan
13 Melakukan penguatan materi ajar saat tatap muka
14 Pada saat menggunakan meet, saya merecord setiap
kegiatan, jika ada siswa yang tidak mengikuti ataupun pada
saat meet ada gangguan jaringan, siswa bisa melihat ulang
tayangan saat di record
15 Kunjungan ke rumah siswa yang tidak pernah ikut zoom
16 Sharing dengan rekan" guru.
17 Belajar aplikasi terkait online
18 Diskusikan dengan siswa
19 Memberikan tugas-tugas tambahan
Dari berbagai masalah yang dihadapi pada gambar 10, dapat dilihat
usaha-usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengatasinya pada tabel 2.
Guru memiliki pendekatan yang berbeda beda dalam menagani setiap
permasalahan yang dihadapi. Sebagai contoh bagi Siswa yang tidak
memiliki HP, atau paket data di sekolah SMA Kartika 1. Minimal sekali
seminggu disuruh datang ke sekolah memberikan tugas yang sudah
diselesaikan sebelumnya, dan memberikan pembelajaran tambahan.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil survei penggunaan media pembelajaran daring
pada masa covid-19 terhadap beberapa guru fisika di kota Medan
diperoleh kesimpulan:
1) Media pembelajaran daring yang paling sering digunakan oleh
guru fisika selama pembelajaran daring di masa covid 19 adalah
WA sebanyak 94,7 % dan GC sebanyak 89,5%.
115
2) Adapun alasan guru lebih banyak menggunakan WA adalah
karena mudah penggunaanya (36,8 %).
3) Berdasarkan penggunaan zoom/google meet diperoleh 94,7 %
guru yang sudah menggunakan google meet atau zoom dalam
pembelajaran daring. Melihat data tersebut, dapat kita simpulkan
bahwa sudah ada usaha atau inovasi yang dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan penggunaan media pembelajaran yang
dimilikinya dari sebelumnya.Terkait penggunaan zoom dan google
meet ini lihat yang menyatakan belajar secara mandiri dari
berbagai sumber sebanyak 78,9 %. Ini menunjukan bahwa guru
fisika di kota Medan berupaya berinovasi untuk mengembangakan
dirinya untuk lebih baik dalam pembelajaran daring.
4) Pengetahuan guru akan media-media pembelajaran daring
ternyata tidak lagi terbatas akan media yang umum digunakan di
sekolah. Mereka sudah banyak juga menggunakan media quizizi,
mentimeter, edmodo dan word wall.
5) Terkait efektifitas pembelajaran akan media quizizi, mentimeter,
edmodo dan word wall diperoleh 21, 8 % yang menyatakan
efektifitasnya lebih dari 80 % dan yang menyatakan dibawah 10 %
sebanyak 15,8 %. Jika dilihat berdasarkan sekolah swasta dan
sekolah negeri maupun berdasarkan jenis kelamin ternyata tidak
ditemukan adanya kecenderungannya terhadap efektifitas
pembelajaran.
6) Pada proses pembelajaran hal yang paling banyak ditemukan
adalah guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran
(100 %). Selanjutnya 84,2 % memberikan tugas belajar bagi siswa.
Berdasarkan data disimpulkan bahwasanya kegiatan belajar daring
oleh guru fisika di kota Medan sudah cukup baik karena diperoleh
persentase yang cukup tinggi untuk setiap kegiatan. Terkait
sekolah swasta atau sekolah negeri ketika dikaji lebih jauh ternyata
sama sama menunjukan kegiatan belajar yang baik. Tidak ada
perbedaan signifikan antara sekolah negeri dengan sekolah swasta
pada guru fisika di kota Medan.
7) Terkait kendala yang dialami guru saat belajar daring diperoleh
lihat bahwa masalah yang paling sering dihadapi guru 84, 2 %
menyatakan sulit memantau kemajuan belajar siswa. Selain itu
116
masih ditemukan ternyata siswa yang tidak memiliki hp baik itu di
sekolah swasta maupun di sekolah negeri.
8) Untuk mengatasinya kendala pembelajaran daring, para guru
fisika di kota Medan melakukan pendekatan yang berbeda yang
disesuaikan dengan masalah yang dihadapinya selama dalam
proses pembelajaran daring.
Daftar Pustaka
117
Kadi, T., & Awwaliyah, R. (2017). Inovasi Pendidikan: Upaya Penyelesaian
Problematika Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Islam Nusantara, 1(2).
118
BAB 6.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
DARING DI PULAU NIAS
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
119
Harus dipahami bahwa pada pembelajaran daring ini tidak terlepas
dari berbagai permasalahan yang menjadi sebuah kendala pada
pelaksanaannya, termasuk pembelajaran daring kepada para mahasiswa
sebagai calon pendidik (Sanjaya, 2020). Oleh karena itu, diperlukan
berbagai cara sebagai solusi dan juga langkah yang tepat di masa sekarang
khususnya pada proses pembelajaran daring. Pembelajaran yang
berkualitas juga dapat dilihat dari motivasi peserta didik dan kreatifitas
pendidik. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi kemuduian di sertai
dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan
membawa pada keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.Target
belajar bisa diukur dengan perubahan sikap dan kemampuan peserta didik
saat proses belajar mengajar. Desain pembelajaran yang baik, harus disertai
fasilitas yang memadai, serta dengan kreatifitas guru akan membuat peserta
didik lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran (Komara, 2014).
Saat melakukan pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring,
guru dituntut untuk lebih inovatif dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran.Menurut penelitian sebelumnya secara tatap muka di kelas
menjadi pembelajaran daring (Mastuti, dkk, 2020). Beberapa penelitian
sebelumnya menyatakan hasil belajar pembelajaran daring lebih baik
daripada pembelajaran tatap muka (Means, dkk, 2013), sedangkan
penelitian yang lain menyebutkan bahwa hasil belajar yang menggunakan
pembelajaran tatap muka lebih baik daripada yang menggunakan
pembelajaran daring (Al-Qahtani & Higgins, 2013). Secara teknis dalam
pembelajaran daring perangkat pendukung seperti gawai dan koneksi
internet yang keduanya harus tersedia untuk kedua belah pihak pengajar
dan siswa (Simanihuruk, dkk, 2019). Dengan bantuan perangkat
pendukung tersebut dapat memudahkan guru dalam menyiapkan media
pembelajaran dan menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan
diterapkan.
Media pembelajaran yang tersedia secara online sangat beragam dan
senantiasa berkembang. Keberadaan media tersebut sangat membantu guru
dalam proses pembelajaran di kelas tanpa disibukkan dengan kegiatan
membuat media itu sendiri. Guru dapat memanfaatkan aplikasi video
pengajaran yang menampilkan wajah guru sehingga lebih efektif dalam
penyampaian informasi ke siswa daripada sekedar narasi informasi.
Pemanfaatan fitur pengiriman pesan (messegeboard) juga dapat digunakan
120
sebagai sarana diskusi. Guru juga dapat memanfaatkan media
pembelajaran sebagai sarana evaluasi penilaian di akhir pembelajaran.
Salah satu bentuk media yang tersedia adalah aplikasi pembuatan kuis
online. Terdapat banyak aplikasi kuis yang memberikan kemudahan dan
efisiensi bagi guru terutama untuk mendapatkan informasi hasil pengerjaan
siswa secara cepat sebagai atribut terkait pengerjaan soal.
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
2. Metode Penelitian
121
Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode deskriptif yaitu
penelitian kasus penggunaan media pembelajaran dimasa covid 19.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi dari guru fisika di
Sumatera Utara dalam menggunakan media pembelajaran daring di masa
covid 19.
Untuk keperluan analisi data, maka peneliti membutuhkan sejumlah
data atau pendukung yang berasal daari individu yang bersangkutan
(subjek peneliti). Proses tersebut dinamakan pengumpulan data . Metode
atau teknik pengumpulan data adalah cara - cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data baik dengan interview, kuesisoner
(angket), observasi ( Sugiyono, 2006 : 137). Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan
jawabannya oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih jawaban.
Pada umumnya instrumen penelitian adalah alat untuk melakukan
pengukuran terhadap fenomena - fenomena yang ada di sekitar kita. Oleh
karena itu peneliti menggunakan instrumen atau alat agar data yang
diperoleh lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto ( 2006 : 149)
yang memberikan pengertian “ Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”
100%
69,20%
54.80%
46,20%
124
Tetapi di pulau Nias khususnya desa-desa kecil di Nias hanya di awal
pandemi saja menggunakan zoom saat melakukan proses belajar mengajar,
di pembelajaran berikutnya sudah tidak melakukan pembelajaran lewat
zoom tetapi lewat WhatsApp saja dikarenakan dipulau Nias khusus nya
desa - desa kecil masih sulit di jangkau jaringan internet dan beberapa siswa
disana tidak memiliki HP android.
125
paket internet dan masih hilang timbulnya jaringan di daerah mereka. Jadi
dengan menggunakan WA akan lebih gampang untuk menyampaikan
materi kepada siswa. Dan sebagai kebijakan dari tiap sekolah masing
masing yang ada di Nias sebagian sekolah menyuruh siswa mereka untuk
mengambil materi dan tugas ke sekolah tetapi dengan memberi arahan agar
tetap mengikutin protokol kesehatan karena sebagian besar siswa tidak
memiliki HP android untuk belajar.
3) Penggunaan Zom atau Google Meet Pada Saat Pandemi
Pada masa pandemi seperti ini guru diwajibkan untuk lebih mengerti
menggunakan aplikasi pembelajaran yang berhubungan dengan internet
dan komputer/laptop. Diawal masa pandemi sebagian guru di Indonesia
harus menggunakan zoom/ meet sebagai sarana mereka untuk mengajar
memberikan materi kepada siswa dan untuk memutuskan mata rantai
covid - 19 yang ada di Indonesia sehingga sekolah di Indonesia di haruskan
belajar daring.
Pada daerah terpencil para guru di indonesia tidak dapat mengakses
internet karena tidak adanya jaringan didaerah terpencil maka sebagian
guru didaerah terpencil tidak menggunakan zoom./ meet sebagai alat
media mengajar mereka, seperti di pulau Nias di desa desa nias masih
hilang timbulnya jaringan internet di desa mereka bahkan lampu sering
mati kadang lampu sudah mati jaringan internet juga ikut menghilang
sehingga para guru diNias tidak bisa menggunakan zoom/meet di
pembelajaran mereka . Mereka mengajar murid mereka dengan
mendatangin rumah - rumah siswa dengan tetap mematahui protokol
kesehatan agar siswa disana tidak ketinggalan pelajaran.
126
4) Cara Guru Mengunakan Aplikasi Zoom atau Google Meet
127
Pada masa pandemi ini guru harus tetap mengajar tetapi berbeda dari
sebelum nya. Guru juga harus tetap memberikan materi, tugas kepada
siswa tetapi kali ini dengan cara berbeda. Guru di masa covid harus
memberikan materi kepada siswa harus menggunakan internet dan aplikasi
media pembelajaran seperti zoom / meet, google classroom dan WA.
Di daerah terpencil para guru harus memberikan materi atau tugas
kepada siswa dengan cara mendatangin rumah siswa atau memberikan
bentuk worksheet kepada siswa agar siswa bisa mengikuti pembelajaran
seperti biasa nya dan tidak ketinggalan materi.
6) Media Belajar Online yang Pernah Digunakan Oleh Guru di Kta
Medan dan Pulau Nias dalam pembelajaran daring pada masa
pandemic Covid-19
128
mengambil materi atau woksheet ke sekolah sehingga siswa di daerah nias
tadi tetap bisa belajar dan tidak ketinggalan pembelajaran.
7) Siswa Yang Lebih Tertarik Belajar Dengan Penggunaan Media
129
Gambar 9. Kendala yang dialami guru
Kendala yang dialami oleh guru fisika yang berada di Sumatera Utara
berbagi macam diantaranya guru susah memantau kemajuan belajar siswa,
siswa rata rata tidak memiliki paket internet sehingga para guru susah
melanjutkan materi yang diajarkan. Sehingga sebagian besar para guru
gagal dalam pembelajaran online karena sebagian besar murid mereka
mengalami penurunan nilai yang drastis pada pelajaran fisika.
Pada grafik (gambar 9) guru di Nias mengalami kendala besar pada
awal pandemi karena ketika mengajar online pertama kali rata - rata guru
di Nias menggunakan zoom tetapi banyak siswa mereka yang tidak
mengikutin pembelajaran alasan nya karena dinias sulit jaringan internet
dan banyak siswaa yang masih belum memiliki HP android sehingga
akhirnya guru tetap harus memberikan materi lewat worksheet atau
mendatangkan rumah mereka. Dan para guru di kota Medan dan pulau
Nias tidak menyukai pembelajaran online karena sangat susah melihat
perkembangan siswa nya , banya siswa nya juga yang tidak memahami
penjelasan guru nya sehingga membuat nilai para siswa nya sangat
menurun drastis.
4. Simpulan :
130
dalam pelaksanaan pembelajaran harus menjalankan SOP pembelajaran
pada masa COVID yang telah dibuat dan guru harus membuat media
pembelajaran menarik.
Uraian dari empat kategori mulai dari kesiapan, penggunaan media,
tanggapan, penerapan sistem pembelajaran online hingga
kebermanfaatannya menunjukkan bahwa masih diperlukan usaha ekstra
dari Pemerintah dan semua pihak terkait agar guru dapat melaksanakan
pembelajaran online secara efektif. Guru-guru perlu dibekali agar terbiasa
menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu saran dan
prasarana untuk pelaksanaan pembelajaran online ini juga perlu
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan pihak terkait.
Daftar Pustaka
131
Al-Qahtani, A. A., & Higgins, S. E. (2013). Effects of traditional, blended and
elearning on students' achievement in higher education. Journal of
Computer Assisted Learning, 29(3), 220-234.Tersedia pada
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1365-
729.2012.00490.x (diakses tanggal 4 Mei 2020).
Simanihuruk, Lidia, dkk. (2019). E-Learning: Implementasi, Strategi, dan
Inovasinya. Jakarta:Yayasan Kita Menulis.
132
BAB 7.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING
PADA MASA COVID DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
Mia Marhamah Nasution
Universitas Negeri Medan
Email : miamarhamah232@gmail.com
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
134
menjadikan pelaksanaan pembelajaran daring tidak lagi menjadikan suatu
permasalahan bagi siswa dan bersifat fleksibel sesuai dengan kemampuan
diri siswa.
Sembiring (2021) memperoleh kesimpulan dari proses penelitiannya
ditemukan bahwa 94,4% dari jumlah responden menyatakan bahwa
media sosial facebook cukup memberikan manfaat bagi mereka dalam
pengerjaan serta pengumpulan tugas,disamping itu terdapat 88,9 %
responden yang menggunakan facebook dalam media pembelajaran
dimasa pandemi covid-16. Pemanfaatan media sosial facebook merupakan
salah satu strategi yang juga cukup efektif dalam pembelajaran daring
khususnya pada masa pandemi covid-19 saat ini. Solusi pembelajaran
daring berdasarkan penelitian Pala (2021) menyatakan bahwa dengan
media pembelajaran daring menggunakan metode diskusi dapat dikatakan
berhasil karena nilai rata-rata kelas naik menjadi 23 siswa dengan tingkat
ketuntasan belajar 92 %.
Selain solusi yang telah diperoleh dari penbelitian sebelumnya, masih
bayak solusi yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran daring dimasa covid. Guru dapat
menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dimasa pandemi covid. Terkhusus pada mata
pelajaran IPA fisika guru dapat memberikan video pembelajaran ataupun
animasi yang dapat menarik perhatian dan memudahkan pemahaman
siswa. Terdapat bebarapa media pembelajaran daring yang dijadikan
pilihan seperti WhatsApp Group, Google Classroom, Zoom, Google
Meeting, Edmodo, Quizizi, Plickers, Menti Meter, Word Wall dan
sebagainya. Berdasarkan permasalahan ini penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam terkait penggunaan media pembelajaran daring di masa covid
terkhusus pada guru IPA fisika.
Pandemi COVID-19 (corona virus disease 2019) pertama muncul di
akhir tahun 2019 tepatnya di Wuhan, China. COVID-19 merupakan sebuah
virus yang penularannya sangat cepat dan sulit untuk mengetahui ciri-ciri
orang yang sudah terjangkit virus ini karena masa inkubasinya kurang
lebih selama 14 hari. Hampir seluruh negara mengalami dampak pandemi
ini, hingga banyak negara-negara yang menetapkan status lockdown dan
antisipasi lainnya guna memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19.
Akibat dari kebijakan tersebut banyak sektor yang lumpuh, misalnya sektor
135
ekonomi yang paling utama lumpuh akibat pandemi ini. Selain sektor
ekonomi yang mengalami dampak, pendidikan juga merupakan salah satu
sektor yang juga mengalami langsung dampak pandemi ini.
136
penugasan yang dapat secara langsung dapat diikuti oleh peserta didik dan
guru.
137
Penelitian ini terkait penggunaan media pembelajaran daring. Istilah
media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad,
2005). Sedangkan pengertian lain media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran (Asnawir dan Usman, 2002). Dari definisi-definisi tersebut
dapat dikatakan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat
meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya. Media pembelajaran adalah semua bentuk alat komunikasi
yang bersifat menyalurkan pesan dari sumber pesan kepada siswa
sehingga dapat merangsang pikiran, minat, perasaan dan kemauan siswa
dalam melakukan proses pembelajaran (Asmariani, 2016).
b. Rumusan Masalah
2. Metodologi Penelitian
140
Analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul dan dianalisis menggunakan analisis
deskriptif.
60% 60%
40% 40%
20% Swasta 20% Desa
0% 0%
Negeri Kota
141
120%
100%
80%
60%
40% Desa
20%
Kota
0%
142
120%
100%
80%
60%
40%
20%
Desa
0%
Kota
100%
80%
60% Desa
Kota
40%
20%
0%
Ya Tidak
143
Berdasarkan Gambar 3.3 data yang diperoleh bahwa 100% guru yang
mengajar di Kota menggunakan aplikasi Google Meet/Zoom. Hal ini
selaras dengan penelitian Assidiqi dan Sumarni (2020) menyatakan bahwa
platform digital yang dapat mendukung pembelajaran daring terdapat
empat platform digital yang sering digunakan yaitu whatsapp group,
fasilitas google (google classroom, google form, google meet), dan zoom
cloud meeting. Hal yang sama juga terjadi pada guru yang mengajar di
Desa. Akan tetapi selain Whatsapp, 80% guru mengajar menggunakan
aplikasi google Meet/Zoom terdapat satu guru yang mengajar di desa
tepatnya di SMPIT Al-Abrar ROHIL tidak menggunakan aplikasi google
meet ataupun zoom hal ini dikarenakan masih terdapat siswa yang tidak
memiliki Hp dan paket data yang mencukupi serta jaringan yang tidak
stabil.
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% Desa
10%
0% Kota
144
120%
100%
80%
60%
40%
Desa
20%
0% Kota
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30% Desa
20%
10% Kota
0%
145
Berdasarkan gambar 3.6 guru yang mengajar di Kota lebih bervariasi
dalam menggunakan media seperti quizizi, mentimete, phet dan e-modul.
Sedangkan guru didesa yang hanya menggunakan Quiziz dan Word wall.
Media yang umumnya digunakan oleh guru di Kota maupun Desa yaitu
media Quiziz dengan tingkat persentase yang jauh lebih tinggi
dibandingkan media lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Rofiq et al.,
(2022) bahwa Pertama, media pembelajaran quizizz merupakan media yang
cocok ketika diterapkan dalam pembelajaran daring dengan memanfaatkan
teknologi yang semakin berkembang. Kedua, pengaplikasian media quizizz
dalam pembelajaran daring menjadikan permasalahan kejenuhan siswa
teratasi dan menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif, efisien dan
menyenangkan.
Tetapi berdasarkan data yang diperoleh masih terdapat guru yang
tidak menggunakan media pembelajaran di masa Pandemi Covid yaitu
guru yang mengajar di SMPIT Al-Abrar (ROHIL) dan MAN 2 NATUNA.
70%
60%
50%
40%
Desa
30%
Kota
20%
10%
0%
Kurang 10%-20% 21%-40% 41%-60% 61%-80% Lebih dari
dari 10% 80%
146
antusias belajar pada daerah desa maupun kota berkisar pada rentang 41-
60%.
120%
100%
80%
60%
40%
20%
Desa
0%
Kota
147
120%
100%
80%
60%
40%
Sekolah Swasta
20%
Sekolah Negeri
0%
148
Dari gambar 3.10 terlihat bahwa guru yang mengajar di sekolah
swasta maupun negeri cenderung menggunakan Whatsapp dikarenakan
mudah menggunakannya. Fakta ini selaras dengan penelitian yang telah
dilakukan Aisyah dan Kurniawan (2021) bahwa penggunaan media
pembelajaran yang sering digunakan guru dan disukai oleh siswa yaitu
WhatsAppGroup dikarenakan mudah untuk diakses dan tidak
membutuhkan banyak kuota untuk mengaksesnya. Tetapi terlihat alasan
guru sekolah negeri menggunakan Whatsapp dikarenakan terdapat siswa
yang tidak memiliki perangkat untuk belajar online. Serta terdapat sekolah
swasta dan negeri tidak semua memiliki paket data serta koneksi jaringan
sulit.
150%
100%
Sekolah Swasta
50% Sekolah Negeri
0%
Ya Tidak
149
120%
100%
80%
60%
40%
Sekolah Swasta
20%
Sekolah Negeri
0%
150
120%
100%
80%
60%
40%
20% Sekolah Swasta
0%
Sekolah Negeri
151
80%
70%
60%
50%
40%
30% Sekolah Swasta
10%
0%
152
80%
70%
60%
50%
40%
30%
Sekolah Swasta
20%
Sekolah Negeri
10%
0%
120%
100%
80%
60%
40%
20% Sekolah Swasta
0% Sekolah Negeri
153
Berdasarkan gambar 3.16 kendala yang dihadapi guru SMP/SMA di
swasta lebih banyak, hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang tidak
mengumpulkan tugas, sulit memantau kemajuan belajar siswa dan siswa
kurang memahami apa yang dijelaskan. Kendala di sekolah negeri
cenderung bahwa siswa tidak memiliki paket data yang cukup dan sulit
memantau kemajuan belajar siswa.
Berdasarkan hasil survei penelitian diperoleh beberapa cara untuk
mengatasi kendala yang ditemukan selama melaksanakan pembelajaran
daring, antara lain:
1) Memberikan umpan balik serta mendiskusikan bersama siswa solusi
dalam pembelajaran.
2) Dengan tetap memantau proses pembelajaran dan mengingatkan siswa
untuk mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
3) Berdiskusi dengan siswa, orang tua dan kepala madrasah.
4) Jika siswa tidak mengantarkan tugas ketika belajar online, saya telpon
nomor yang bisa di hubungi.
5) Menghubungi walas siswa bersangkutan, apabila tidak ada perubahan,
melakukan home visit.
6) Menjelaskan materi tidak bertele-tele.
7) Berusaha lebih memperhatikan personal siswa dalam memahami
materi.
8) Jika ada materi yang tida di pahami biasanya anak akan langsung
bertanya dan memulai diakusi
9) Bagusnya emang offline saja
10) Melaksanakan berbagai metode pembelajaran, dan menggunakan
aplikasi yg bisa di pakai oleh setiap siswa
4. Simpulan
154
2) Guru di Kota lebih banyak menggunakan variasi media belajar
dibandingkan dengan guru yang mengajar di Desa. Tetapi Guru yang
mengajar di sekolah swasta yang lebih banyak menggunakan media
yang bervariasi dibandingkan sekolah negeri.
3) Terdapat sangat banyak kendala yang dihadapi guru khususnya yang
mengajar didesa saat pembelajaran online yaitu tingkat kendala yang
paling tinggi adalah terdapat siswa yang tidak memiliki paket data,
sebagian siswa tidak mempunyai HP, paket data tidak mencukupi dan
jaringan yang sulit ataupun tidak stabil sedangkan kendala dari guru di
Kota juga mengalami beberapa hal yang sama tetapi setinggi di desa,
lebih cenderung bahwa siswa tidak mengumpulkan tugas.
4) Solusi yang dapat mengatasi pembelajaran daring adalah dengan
memberikan umpan balik serta mendiskusikan bersama siswa solusi
dalam pembelajaran, tetap memantau proses pembelajaran dan
mengingatkan siswa untuk mengumpulkan tugas dengan tepat waktu,
berdiskusi dengan siswa, orang tua dan kepala madrasah, jika siswa
tidak mengantarkan tugas ketika belajar online dapat menghubungi
walas siswa bersangkutan dan apabila tidak ada perubahan melakukan
home visit, menjelaskan materi tidak bertele-tele, berusaha lebih
memperhatikan personal siswa dalam memahami materi, jika ada
materi yang tida di pahami biasanya anak akan langsung bertanya dan
memulai diakusi, serta melaksanakan berbagai metode pembelajaran,
dan menggunakan aplikasi yg bisa di pakai oleh setiap siswa.
Daftar Pustaka
Abidin, Y. (2016). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Refika Aditama.
Ahmad Arsyad. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
155
Arif Ainur Rofiq , dkk. (2022). Media Quizizz Mampu Mengatasi Kejenuhan
Siswa Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmu Pendidikan NonFormal. 08(1): 101-112.
Asnawir dan M. Basyirudin U. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers
Asmariani, A. (2016). KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN PAUD. Al-Afkar:
Jurnal Keislaman & Peradaban. https://doi.org/10.28944/afkar.v5i1.108
Bilfaqih, Y., & Qomarudin, M. N. (2015). Esensi Pengembangan Pembalajaran
Daring. In Deepublish (Vol. 1, Issue 1).
Http://Digilib.Esaunggul.Ac.Id/Public/Ueu- Journal-3642-Ari
Pambudi.Pdf%0ahttp://Ejournal.Unikama.Ac.Id/Index.Php/Jst/Article
/View/842% 0ahttp://Ilmukomputer.Org
Ekayani, P. (2017). (2017). Pentingnya Penggunaan Media. Jurnal
Fakultas Ilmu. Jurnal PenelitianMadrasah Ibtidaiyah(JURMIA). Vol. 1,
No.1.
Ferdiana, S. (2020). Persepsi Mahasiswa Tentang Penggunaan Media Daring
Pada Program S1 Ilmu Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya Selama
Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID19). Indonesian Journal of
Science Learning, 1(1), 5–12.
Hadisi, L., & Muna, W. (2015). Pengelolaan Teknologi Informasi dalam
Menciptakan Model Inovasi Pembelajaran (E-Learning). Jurnal Al-Ta’dib.
8(1). 117–140. https://doi.org/10.31332/ATDB.V8I1.396
Iwan F. (2014). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar
Widyaiswara Edisi 1. No. 4 Oktober – Desember 2014. p.104 – 117
Jenita Anjani Br Sembiring. 2021. Pemanfatan Media Sosial dalam
Pembelajaran di masa Pandemi Covid 19. JURNALBASICEDU.5(6) : 5565
-5572. Universitas Quality Berastagi.
Muhamad Hasbi Assidiqia dan Woro Sumarnib. 2020. Pemanfaatan Platform
Digital di Masa Pandemi Covid-19. UNNES.
Nurita, P. (2013). Cara Membuat Media Pembelajaran Online Menggunakan
Edmodo. Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains. Vol. 2. No. 2.
https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/
saintek/article/view/224/223
Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah
Dan Tarbiyah. 3(1). 171.
156
Padmadewi, N, dkk. 2017. Micro Teaching. Depok: PT. RajaGrapindo
Persada.
Riyana, C. (2019). Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online. Universitas
Terbuka
Rukman Pala. (2021). Pemanfaatan Internet Dalam
MendukungPembelajaran Siswa Kelas Vii Smp Negeri 8 Makassar
Ditengah Pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi
Pembangunan. 25(1) : 45-53. Makassar.
Roida Pakpahan, Y. F. (2020). Analisa pemanfaatan Teknologi Informasi
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi Virus Covid19.
Journal Of Information System, Applied, Management, Accounting and
Research. 32- 33.
Sari, P. (2015). Memotivasi Belajar dengan Menggunakan E-Learning. Jurnal
Ummul Quro, 6(2), 20–35.
http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/qur a/issue/view/531
Siti Aisyah dan Muhammad Alif Kurniawan. (2021). Penggunaan Media
Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal
PenelitianMadrasah Ibtidaiyah. 1(1) : 48-56. Universitas Ahmad Dahlan.
Simatupang, N. I., Rejeki, S., Sitohang, I., Patricia, A., Simatupang, I. M.,
Pendidikan, P., Universitas, K., & Indonesia, K. (2020). Efektivitas
Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19 Dengan
Metode Survey Sederhana. Jurnal Dinamika Pendidikan. 13(2). 1–7.
https://doi.org/10.33541/jdp.v13i2.1754
Unik Hanifah Salsabila, Windi Mega Lestari, Riasatul Habibah, Oqy
Andaresta dan Diah Yulianingsih. (2020). Pemanfaatan Teknologi Media
Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Dasar. 2(2) :
1-13. Universitas Ahmad Dahlan.
Vera Dwi Putri. (2021). Aplikasi Daring Quizizz Sebagai Solusi
Pembelajaran Menyenangkan di Masa Pandemi. Journal Science Education.
2 (1): 8 – 22.
Yanti, M. T., Kuntarto, E., & Kurniawan, A. R. (2020). Pemanfaatan Portal
Rumah Belajar Kemendikbud Sebagai Model Pembelajaran Daring Di
Sekolah Dasar. Adi Widya Jurnal Pendidikan Dasar. 10(1). 61–68.
157
TIM PENULIS
158
International Invention Festival, Malang (2019), Finalist penulisan essay pada
ajang Edconex Essay Competition International (2018), Juara 1 dan best favorite
pada ajang Young Research Award, Medan (2019), Juara 1 menulis essay pada
ajang My Fest, Medan (2018). Saat ini aktif sebagai motivator karya tulis,
Pemateri dan reviewer internal proposal PKM FMIPA Universitas Negeri
Medan, serta Pelatih KSM Fisika.
159
Andil Hotasi Siregar, lahir di desa Hutapaung,
Kec. Pollung Humbang Hasundutan pada tanggal
27 Agustus 1989. Pada masa kecilnya menempuh
pendidikan sekolah dasar di SDN 173417
Hutapaung, Kec. Pollung, Kab. Humbang
Hasundutan. Sekolah menengah pertama di SMP N
2 Pagaran, Kab. Tapanuli Utara. Selanjutnya
sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Pollung,
Kec.Pollung, Kab. Humbang Hasundutan. Pada
tahun 2012, dia lulus dari Jurusan pendidikan Fisika Universitas Negeri
Medan (UNIMED). Saat ini sedang menempuh program studi pascasarjana
S-2 Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Medan melalui jalur Beasiswa
Pendidikan Indonesia Guru & Tenaga Kependidikan (BPI GTK). Sekarang
berprofesi sebagai guru Fisika di SMA Budi Murni 3 Medan (YPK Don
Bosco Medan). Selain mengajar, dia juga aktif menulis dan merupakan
pegiat literasi di Toba Writers Forum (TWF). Beberapa tulisannya dimuat di
Koran Jakarta, harian Analisa dan di media daring detik.com.
160
Mia Marhamah Nasution dilahirkan di
Rantauprapat pada tanggal 23 Desember 1997. Pada
tahun 2003, masuk SD Negeri 117470 Kampung
Sawah dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009,
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Rantau Utara
dan lulus pada tahun 2012. Setelah itu melanjutkan
di SMA Negeri 1 Rantau Utara dan lulus pada tahun
2015. Pada tahun 2015, kuliah di Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Riau (UNRI) dan lulus
pada tahun 2019. Saat ini sedang menempuh studi S2 Pendidikan Fisika di
Universitas Negeri Medan dan mengajar di Bimbingan Belajar
Rantauprapat.
161
162