Anda di halaman 1dari 4

LAMPIRAN: MATERI CERITA PENDEK

Pengertian Cerpen
Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Ukuran
panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerpen merupakan cerita
yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata.
Oleh karena itu, cerpen sering diungkapkan dengan cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk.
Cerita pendek juga umumnya bertema sederhana. Jumlah tokohnya terbatas. Jalan ceritanya sederhana
dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas.
Fungsi Cerita Pendek
Cerita pendek termasuk ke dalam genre cerita atau naratif fiksional, seperti halnya anekdot.
Keberadaannya lebih pada kepentingan memberi kesenangan untuk para pembacanya. Meski
demikian, cerita pendek juga tidak terlepas dari kehadiran nilai-nilai tertentu di balik kisah yang
mungkin mengharukan, meninabobokan, mencemaskan, dan yang lainnya itu. Sebuah cerpen sering
kali mengandung hikmah atau nilai yang bisa kita petik di balik perilaku tokoh ataupun di antara
kejadian-kejadiannya.
Fungsi cerita pendek, yaitu : (1) menulis cerpen akan membantu menemukan siapa diri kita;
(2) menulis cerpen akan membantu menumbuhkan rasa percaya diri; (3) dapat mengenal pendapat diri
sendiri yang ada dalam tulisan; (4) menjadi seorang yang selalu maju; (5) menulis cerpen akan
membantu meningkatkan kreativitas dan ilmu pengetahuan; (2) dapat berbagi pengalaman dengan
orang lain, dan; (7) membantu menyalurkan emosi.
Nilai-nilai cerpen
Hal ini karena cerpen tidak lepas dari nilai-nilai agama, budaya, sosial, ataupun moral.
1)      Nilai-nilai agama berkaitan dengan perilaku benar atau salah dalam menjalankan aturan-aturan
Tuhan.
2)      Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran , kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia.
3)      Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesame manusia (kemasyarakatan).
4)      Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia
dan masyarakatnya.

Unsur-unsur Pembangun Cerpen


1)      Tema
     Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema jarang dituliskan secara
tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema cerita fiksi, seorang pembaca
harus mengenali unsur-unsur intrinsik yang dipakai oleh pengarang untuk mengembangkan
cerita fiksinya.
2)      Tokoh
Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Tokoh adalah individu rekaan yang
mengalami peristiwa dalam cerita.
3)      Penokohan (Perwatakan)
Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan dan mengembangkan karakter
tokoh-tokoh dalam cerita.
4)      Alur (Plot)
Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, tiap kejadian dihubungkan secara sebab
akibat, peristiwa satu disebabkan oleh peristiwa lain atau peristiwa satu menyebabkan
peristiwa lain. Dalam membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh 
yang akan di ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik
yang akan timbul.

5)      Setting atau Latar

Setting adalah latar atau tempat kejadian, waktu kejadian sebuah cerita. Setting  bisa
menunjukkan tempat, waktu, suasana batin, saat cerita itu terjadi.

2)      Sudut Pandang (Point of View)

Point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarag terdiri
atas dua macam, yaitu berperan langsung sebagai orang pertama (sebagai tokoh yang terlibat
dalam cerita yang bersangkutan) dan sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat.

3)      Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam karya sastra mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai alat penyampaian
maksud pengarang dan sebagai penyampaai perasaan. Artinya, melalui karya sastra seorang
pengarang bukan hanya sekedar bermaksud memberitahukan kepada pembaca mengenai apa
yang dilakukan dan dialami tokoh dalam ceritanya, melainkan bermaksud pula untuk
mengajak pembacanya untuk ikut merasakan apa yang dilakukan oleh tokoh cerita.

4)      Amanat atau Pesan

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan
sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang
baik pengarang dapat menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun
dapat diteladani.
Arin dan Mimpinya
Arin berasal dari keluarga yang cukup serasi yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2
anak wanita mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, semenjak Sekolah
Menengah Pertama Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama
saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah
dan 1 adiknya. Tapi akungnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal
dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.
Tiga tahun sudah silam, Arin meminta kepada orangtuanya semoga sehabis lulus
Sekolah Menengah Pertama ia melanjutkan kesekolah negeri bersahabat dengan orang
tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa
engkau pindah, Rin ? apakah ada problem di sekolahmu sehingga engkau ingin pindah?”
tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman
lebih banyak lagi di sekolah lain” jawaban Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah
beliau oke dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. melaluiataubersamaini berat hati Arin
menjawaban, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi niscaya saya akan menyampaikan
padanya segera”
Arin bersama-sama tahu jikalau orang tuanya merasa keberatan bukan alasannya ialah
beliau harus tinggal bersama bibinya. Namun alasannya ialah mereka tidak bisa untuk
mensekoahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi beliau ingin kumpul
lagi bersama orang tuanya, di sisi lain beliau tahu ayahnya tak punya uang untuk
menyekolahkannya. Hari demi hari silam, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak
jarang beliau selalu menangis sampai larut malam.
Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan dikala ini. “Kamu kenapa nak?”
tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, saya spesialuntuk sedang kelelahan,” jawaban
Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi beliau
tak mau menambah beban Arin dikala ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga
akan selalu mendukung apa yang ingin kamu lakukan, berusahalah dengan ulet untuk
mendapat keinginanmu,” nasehat bibinya. Sesudah mendapat nasehat itu, Arin menjadi
semangat. Meskipun Arin belum membicarakan problem kepada bibinya, beliau tahu bahwa
bibinya akan selalu mendukungnya.
Beberapa hari sehabis itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera
di bersahabat rumah orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima
bersekolah disana dan mendapat beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan
balasannya keluar sebagai pemenang. Dia pun memdiberitahukan kabar besar hati itu kepada
orang bau tanah dan Bibinya.
Pada pertamanya mereka belum menyetujuinya. Namun sehabis mendapat klarifikasi
dari Arin, balasannya permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi akung,
pihak sekolah sempat menahan Arin alasannya ialah prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah
tidak mengizinkan Arin pindah ke Sekolah Menengan Atas lain karna ia membawa prestasi
cemerlang. Tetapi sehabis mendesak kepala pimpinannya, balasannya Arin diperbolehkan
pindah. Ia sangat bahagia sekali. Ia juga murung ketika ia berpamitan dengan kawan-
kawannya yang akung padanya. Arin berpesan kepada kawan-kawannya untuk selalu
semangat dan ulet dalam berguru dan juga tidak melupakannya.
Ketika masuk tahun aliran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang
tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam
sanggup berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih
nikmat bila berkumpul bersama.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”


1. Tema : Kebersamaan keluarga
2. Latar : Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin
Suasana : Sedih (Tak jarang beliau selalu menangis sampai larut malam), Bahagia (Dia pun
memdiberitahukan kabar besar hati itu kepada orang bau tanah dan Bibinya), Haru (Ia juga
murung ketika ia berpamitan dengan kawan-kawannya yang akung padanya)
Waktu : Malam (Terbukti dikala Arin menangis alasannya ialah rindu keluarganya), Pagi hari
(Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada kawannya)
3. Alur : Maju
4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis
alasannya ialah konflik yang terjadi ialah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan:
Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,
Bibi : Penyayang, Baik
Ayah : Pesimis, Baik
6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal
7. Gaya Bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang praktis
dimengerti tanpa kiasan sehingga kisah praktis dimengerti
8. Moral Value: Jangan mengalah dengan keadaan karean setiap problem niscaya ada jalan
keluar
Unsur Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”
1. Nilai-nilai dalam cerita
Moral : Saat tokoh Bibi mendukung apa yang akan dilakukan oleh Arin.
Perjuangan : Saat Arin tak berputus asa dengan nasibnya.
Kekeluargaan : Saat Arin berkumpul bersama keluarganya.
2. Latar belakang penulis
Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat wacna terpisahkannya keluaraga akhir
keadaan. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat, oleh alasannya ialah itu penulis ingin
menginspirasi tiruana masyarakat khususnya yang mempunyai keadaan yang sama untuk
terus berjuang alasannya ialah setiap ada problem niscaya ada jalan keluar

Anda mungkin juga menyukai