Anda di halaman 1dari 4

1. cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

Cerita pendek cenderung padat dan


langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti
novella (dalam pengertian modern) dan novel.
2. Alur Struktur Cerpen
Selain diurutkan strukturnya, alur cerpen juga dapat disusun linimasa atau urutan
kronologis ceritanya. Berdasarkan susunan naratif waktu, alur cerpen dapat dikategorikan
menjadi tiga alur, yaitu:
a. Alur maju, merupakan alur linear atau waktu yang berjalan secara berurutan dimulai
dari masa lalu hingga ke masa depan.
b. Alur mundur, yaitu jalan cerita yang justru dimulai dari masa depan ke masa lalu.
c. Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur, bisa dilakukan
dengan cara menggunakan kilas balik pada suatu waktu tertentu dalam cerita. Bisa
juga cerita bergerak dari bagian tengah, menuju ke awal kemudian dilanjutkan ke
masa depan atau akhir cerita.
3. Ciri atau aspek kebahasaan yang membangun teks cerita pendek (cerpen) yaitu sebagai
berikut:
a. Kosakata.
Pembaca hendakanya memahami kosakata dan mencoba mencari tau kosakata baru
yang terdapat pada teks cerpen. Karena kosakata mempunyai hubungan yang erat
dalam menciptakan alur cerita. Pemilihan dan penggunaan kosa kata yang tepat akan
memberikan gambaran kualitas cerpen yang dibuat serta menambah keindahan dan
keserasian makna yang tercipta.
b. Gaya bahasa / majas
Gaya bahasa berperan dalam memperindah dan meningkatkan efek bacaan, seperti
memperkenalkan atau membandingkan suatu benda dengan benda yang lainnya.
Gaya bahasa ada banyak jenisnya diantaranya :
- Gaya bahasa perbandingan seperti metafora, personifikasi
- Gaya bahasa pertentangan seperti hiperbola, litotes, ironi,
- Gaya bahasa pertautan seperti metonimis,
- Gaya bahasa perulangan seperti aliterasi
salah satu contoh majas yang sering digunakan yaitu majas yang sering digunakan
yaitu majas hiperbola
c. Kalimat deskriptif yang terdapat pada teks bacaan, hal ini akan membuat pembaca
lebih memahami alur bacaan dan memahami peristiwa yang terjadi
d. Bahasa tidak baku dan tidak formal, penggunaan bahasa tidak baku ini akan membuat
cepen lebih terasa dekat dengan pembaca dan lebih terasa hidup.
4. Struktur teks cerpen
Abstrak

Orientasi

Komplikasi
Struktur
cerpen
Evaluasi

Resolusi

Koda

CERPEN
Arin dan Mimpinya

Arin berasal dari keluarga yang cukup serasi yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2 anak
wanita mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, semenjak Sekolah
Menengah Pertama Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama
saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu,
ayah dan 1 adiknya. Tapi akungnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya
untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya
berada.

Tiga tahun sudah silam, Arin meminta kepada orangtuanya semoga sehabis lulus Sekolah
Menengah Pertama ia melanjutkan kesekolah negeri bersahabat dengan orang tuanya.
Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa engkau
pindah, Rin ? apakah ada problem di sekolahmu sehingga engkau ingin pindah?” tanya
ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman
lebih banyak lagi di sekolah lain” jawaban Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu,
apakah beliau oke dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. melaluiataubersamaini berat
hati Arin menjawaban, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi niscaya saya akan
menyampaikan padanya segera”

Arin bersama-sama tahu jikalau orang tuanya merasa keberatan bukan alasannya ialah
beliau harus tinggal bersama bibinya. Namun alasannya ialah mereka tidak bisa untuk
mensekoahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi beliau ingin kumpul
lagi bersama orang tuanya, di sisi lain beliau tahu ayahnya tak punya uang untuk
menyekolahkannya. Hari demi hari silam, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya.
Tak jarang beliau selalu menangis sampai larut malam.

Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan dikala ini. “Kamu kenapa nak?” tanya
bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, saya spesialuntuk sedang kelelahan,” jawaban
Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi
beliau tak mau menambah beban Arin dikala ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu,
Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kamu lakukan, berusahalah dengan ulet
untuk mendapat keinginanmu,” nasehat bibinya. Sesudah mendapat nasehat itu, Arin
menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan problem kepada bibinya, beliau
tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.

Beberapa hari sehabis itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di
bersahabat rumah orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan
diterima bersekolah disana dan mendapat beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu
dan balasannya keluar sebagai pemenang. Dia pun memdiberitahukan kabar besar hati itu
kepada orang bau tanah dan Bibinya.

Pada pertamanya mereka belum menyetujuinya. Namun sehabis mendapat klarifikasi dari
Arin, balasannya permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi akung,
pihak sekolah sempat menahan Arin alasannya ialah prestasi-prestasi dari dirinya.
Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke Sekolah Menengan Atas lain karna ia
membawa prestasi cemerlang. Tetapi sehabis mendesak kepala pimpinannya, balasannya
Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat bahagia sekali. Ia juga murung ketika ia berpamitan
dengan kawan-kawannya yang akung padanya. Arin berpesan kepada kawan-kawannya
untuk selalu semangat dan ulet dalam berguru dan juga tidak melupakannya.

Ketika masuk tahun aliran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya.
Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam
sanggup berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa
lebih nikmat bila berkumpul bersama.
Unsur Intrinsik cerpen
1. Tema : Kebersamaan keluarga
2. Latar
Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin
Suasana : Sedih (Tak jarang beliau selalu menangis sampai larut malam), Bahagia
(Dia pun memdiberitahukan kabar besar hati itu kepada orang bau tanah dan
Bibinya), Haru (Ia juga murung ketika ia berpamitan dengan kawan-kawannya yang
akung padanya)
Waktu : Malam (Terbukti dikala Arin menangis alasannya ialah rindu keluarganya),
Pagi hari (Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada
kawannya)
3. Alur : Maju
4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis
alasannya ialah konflik yang terjadi ialah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan:
Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,
Bibi : Penyayang, Baik
Ayah : Pesimis, Baik
6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal
7. Gaya Bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang praktis
dimengerti tanpa kiasan sehingga kisah praktis dimengerti
8. Moral Value: Jangan mengalah dengan keadaan karean setiap problem niscaya ada
jalan keluar

Unsur Ekstrinsik Cerpen

1. Nilai-nilai dalam cerita


Moral : Saat tokoh Bibi mendukung apa yang akan dilakukan oleh Arin.
Perjuangan : Saat Arin tak berputus asa dengan nasibnya.
Kekeluargaan : Saat Arin berkumpul bersama keluarganya.
2. Latar belakang penulis
Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat wacana terpisahkannya
keluaraga akhir keadaan. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat, oleh alasannya
ialah itu penulis ingin menginspirasi tiruana masyarakat khususnya yang mempunyai
keadaan yang sama untuk terus berjuang alasannya ialah setiap ada problem niscaya
ada jalan keluar.

Anda mungkin juga menyukai