Anda di halaman 1dari 99

PT Pamapersada Nusantara

Distrik KPC Timur | 2022

INDUKSI DATANG CUTI JUNI 2022


D OA
“ Doa adalah kunci kehidupan.”
Awali dan akhiri lah aktifitas anda dengan berdoa.
01 Kebijakan K3KOLH
Peraturan Perusahaan
Point - Point 01 Memahami dan mengingat kembali Kebijakan K3KOLH, Aturan
Baku KPC, dan Golden Rules yang berlaku di perusahaan

Induksi 02 SHE Performance


Mendapatkan informasi mengenai peforma K3LH Site, dan
informasi insiden pada saat meninggalkan Job Site, sehingga bisa
menjadi self awareness untuk berhati hati.

03 MOD High Risk

04 Penyegaran Materi K3LH


Materi High Risk dan Fatigue Management (Penggalian
Tanah, Bekerja Dekat Air dan Fatigue)

05 Informasi Tambahan
Mendapatkan informasi mengenai perkembangan kesehatan dan
emergency procedure
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 1: 1.Bila terdapat Prosedur Kerja Aman untuk pekerjaan
SEMUA JENIS tersebut, Anda harus mengikuti prosedur itu.
PEKERJAAN
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja

2.Bila terdapat Prosedur Kerja Aman dan tugas berpotensi


bahaya, Anda harus melakukan Analisa Keselamatan Kerja (JSA)
sebelum memulai pekerjaan.
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja

3.Dilarang memberikan tugas kepada seorang operator untuk


mengoperasikan sebuah alat atau melakukan tugas yang
mewajibkan kepemilikan KIMPER kecuali operator tersebut
memiliki KIMPER yang masih berlaku untuk alat atau tugas
tersebut.
Sebelummemulaipeker jaan,Andaharus Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut dan Anda harus mengendalikan 4.Karyawan yang tidak memiliki KIMPER yang sesuai untuk
bahaya tersebut supaya Anda bisa bekerja dengan mengoperasikan sebuah alat atau melakukan sebuah tugas y a n g
aman. m e w a j i b k a n k e p e m i l i k a n K I M P E R d i l a r a n g mengoperasikan
alat atau melakukan tugas tersebut.
Bila pekerjaan itu tidak aman, jangan dilakukan dan Sanksi : Pemutusan Hubungan Kerja
beritahu supervisor Anda. Bila Anda ragu apakah tugas itu Kekecualian: Dalam keadaan darurat yang mengancam keselamatan jiwa
aman, bertanyalah kepada supervisor. orang tersebut mempunyai ketrampilan yang sesuai, atau selama pelatihan
dibawah pengarahan seorang instruktur yang berwenang.
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 2: ATURAN 3:
PENGAWASAN KESELAMATAN
PEKERJAAN KENDARAAN & ALAT
BERGERAK

Bila Anda mengawasi pekerjaan orang lain, Anda harus Anda dilarang mengoperasikan kendaraan maupun alat yang
memastikan bahwa para bawahan Anda mengikuti mengalami kerusakan.
peraturan dan prosedur KPC.
3.1 Karyawan dilarang mengoperasikan kendaraan atau alat
2.1 Semua orang yang bertugas mengawasi pekerjaan bila diketahui service brake (rem kaki), kemudi atau sabuk
orang lain harus memastikan orang- orang yang pengamannya rusak.
diawasinya mematuhi Aturan Baku ini. Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 4: 2.Setiap pengemudi harus mematuhi batas kecepatan
kendaraan yang ditetapkan untuk area, kendaraan atau alat yang
KESELAMATAN sedang dioperasikan.
DI JALAN & Melebihi kecepatan hingga lebih dari 30 km per jam dari batas
PERATURAN yang telah ditetapkan.
LALU LINTAS Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja

3.Pengemudi harus mematikan mesin, mengaktifkan rem parkir,


dan memasukkan gigi transmisi 1 atau R (manual) atau P (otomatis)
saat memarkir kendaraan ringan, bus dan truk
ringan.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
Anda harus memahami dan mematuhi Peratran Lalu Kekecualian: Dalam kondisi khusus kendaraan boleh diparkir dengan mesin
Lintas KPC. hidup tetapi pengemudi harus memasang ganjal di depan dan belakang
2.1 Semua orang di dalam kendaraan dan alat bergerak harus salah satu roda, memasang out rigger (bila ada), dan mengaktifkan
rem parkir, misalnya truck crane, truck pengisian bahan bakar, teruk
mengenakan sabuk pengaman pada saat alat sedang di
pemadam kebakaran, atau saat pengujian oleh mekanik dengan mengikuti
operasikan. Ini berlaku bagi pengemudi dan penumpang. Live Testing/Live Work Procedure.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja

Kekecualian: Bila perkecualian tertulis dikeluarkan oleh Kepala


Teknik
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 5: ATURAN 6:
ISOLASI DAN KESELAMATAN
LOCKOUT UNTUK PEKERJAAN
LISTRIK

Saat bekerja pada alat yang dapat menimbulkan cedera, Anda Saat m e ng gunakan peralatan l istrik, Anda harus
harus memastikan alat tersebut diisolasi dan di- locked. memastikan peralatan tersebut dalam kondisi aman.
5.1 Anda harus memasang personal lock dan tag Anda p a d 6.1 Yang diizinkan untuk memasang tag, melakukan
a t i t i k i s o l a s i s a a t m e l a k u k a n p e k e r j a a n pemeliharaan perbaikan dan instalasi listrik hanyalah personil yang telah
alat. disetujui oleh KPC.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir, Sanksi : Pemutusan Hubungan Kerja
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
2.Dilarang menggunakan peralatan listrik portable bila ATURAN 7:
tampak tanda-tanda yang menunjukkan kondisi yang BEKERJA DI
tidak aman akibat kerusakan, atau bila tidak dipasangi
dengan label inspeksi yang berlaku. KETINGGIAN
Sanksi Maksimum: Pemutusan Hubungan Kerja

3.Dilarang menggunakan genset portable atau


sumber l istrik AC lain yang bergerak yang t idak
dipasangi earth leakage device (perangkat pembumian).
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir, Pelanggaran
Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja

Catatan: Peralatan/aksesoris elektrik kantor tidak diharuskan


melaksanakan pengetesan berkala, atau label inspeksi yang
Anda harus selalu melindungi diri Anda dari kemungkinan
berlaku. terjatuh saat bekerja di ketinggian (lebih dari 1,8 meter di tas
permukaan tanah atau tempat berjalan atau platform
permanen).
7.1 Dilarang bekerja di ketinggian (misalnya scaffolding), atau
fall protective device yang dipasang dengan benar (misalnya
harness dan lanyard)
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 8: ATURAN 9: ALAT
RUANG PENGANGKAT/
TERBATAS PENYANGGA

8.1 Dilarang memasuki ruang terbatas tanpa Surat Izin Anda dilarang mengoperasikan alat pengangkat atau alat
Masuk Ruang Terbatas. penyangga bila hal itu tidak aman dialkukan.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja 1.Dilarang menggunakan sling untuk mengangkat beban kecuali
Anda telah dilatih untuk melakukannya.
Sanksi maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja

2.Dilarang mengoperasikan alat pengangkat untuk mengangkat beban


kecuali Anda memiliki KIMPER yang sesuai.
Sanksi maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
9.3 Dilarang mengoperasikan alat penangkat untuk 10.2 Dilarang keluar dari dalam alat pada saat alat itu
mengangkat beban kecuali anda mengetahui bahwa alat berada dalam jarak satu setengah kali ketinggian dinding
itu memadai untuk mengangkat beban tersebut dan dalam galian yang mudah longsor
kondisi aman. Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Sanksi Maksimum: Pemutusan Hubungan Kerja Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja

ATURAN 10: Kekecualian : Bila JSA telah dilakukan oleh dan izin diberikan oleh
BEKERJA DI Shift Production Supervisor.

DEKAT DINDING
10.3 Dilarang keluar dari dalam alat pada saat alat itu
GALIAN YANG sedang dimuati.
MUDAH LONGSOR Sanksi : Pelanggaran Pertama – Pemutusan Hubungan Kerja

10.1 Dilarang berada di dalam jarak satu setengah kali


ketinggian dinding galian (digging face) yang mudah
longsor kecuali Anda berada di dalam kendaraan yang
dilengkapi dengan Falling Object Protective Structure
(FOPS) yang disetujui.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
Kekecualian : Bila JSA telah dilakukan oleh dan izin diberikan oleh
Shift Production Supervisor.
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 11: ATURAN 12:
BEKERJA DI BEKERJA DI DEKAT
DEKAT AREA AIR
PELEDAKAN

8.1 Orang atau kendaraan yang tidak berwenang Anda harus selalu melindungi diri Anda dari tenggelam
dilarang memasuki area yang sedang atau sudah diisi ketika bekerja di dalam atau di atas air dengan kedalaman
dengan bahan peledak tanpa seizin blaster yang lebih dari satu meter.
sedang bertugas.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
01 Peraturan Perusahaan -
01 Peraturan Perusahaan -
STATISTIK PERFOMANCE

Selama bulan Mei 2022, telah terjadi 4 Insiden di area Pama KPCT :
1. Tanggal 12 Mei 2022 DT3674 Rebah di Area Disposal Zamrud
2. Tanggal 12 Mei 2022 TWDT20 dan EBDT614 bersenggolan di area Disposal Buahbatu saat akan dumping
3. Tanggal 17 Mei 2022 Jari kelingking tangan kanan Tyreman terjepit antara Arm Plarad dan Hub saat membuta Nut T
HD785
4. Tanggal 22 Mei 2022 Operator Grader terjatuh saat turun dari unit untuk melakukan refueling di area fuel station
RECALL INSIDEN MEI
Analisa Kejadian
• Material lunak yang berada di dumping pad
tertutup material scrapan dozer
• Operator Dozer tidak melakukan patching
material lunak yang berada di bawah dumping
pad saat melakukan preparasi area kerja
• Pengawas tidak mengetahui adanya material
lunak yang berada di bawah dumping pad

Pengebab Utama Insight Insiden :


• Pengawas tidak melakukan inspeksi secara langsung di area kerjanya, hanya 1. Pengawas area harus melakukan inspeksi area
mengamati secara visual dari kejauhan kerja secara berkala untuk memastikan kondisi
Penyebab Langsung area aman
Tindakan Tidak Aman 2. Luasnya area kerja yang menjadi tanggung jawab
• Pengawas tidak memastikan area kerja telah dilakukan preparasi yang baik pengawas harus disesuikan agar tidak lack
untuk dijadikan lokasi dumping material lunak supervisi
Kondisi Tidak Aman
• Terdapat material lunak yang berada di bawah dumping pad
Penyebab Tidak Langsung
Faktor Pekerjaan
• Coverage area pengawasan terlalu luas untuk pengawas disposal ( menghandle
2 lokasi dumpingan atas dan bawah )
RECALL INSIDEN MEI
Analisa Kejadian
• Operator EBDT614 tidak memastikan arah
belakang saat akan mundur untuk dumping
• Operator TWDT20 tidak menjaga jarak aman
beriringan saat akan dumping di area disposal

Pengebab Utama Insight Insiden :


• Operator DT tidak memastikan area belakang sebelum mundur, dan tidak 1. Operator harus memahami prosedur saat
menjaga jarak aman sebelum dumping di disposal dumping di area disposal
2. Operator harus menjaga jarak aman saat
Penyebab Langsung beriringan dengan unit lain baik dijalan tambang
Tindakan Tidak Aman atau di area disposal saat akan dumping
• Operator a.n Siswadi tidak memastikan kondisi aman diarah belakang sebelum 3. Operator harus memastikan kondisi unit sesuai
mundur standard sebelum dioperasikan melalui P2H
• Operator a.n Doni Togar tidak menjaga jarak aman saat akan dumping di area
disposal
Kondisi Tidak Aman
• Radio Unit EBDT614 tidak dapat menerima suara dari Radio Unit TWDT20
Penyebab Tidak Langsung
• NA
RECALL INSIDEN MEI
Analisa Kejadian
• Posisi tyreman mengoperasikan Plarad berada diatas kepala dan
tidak dapat melihat dengan jelas posisi nut. Tyreman merasa
kelelahan karena harus menahan berat plarad tetapi tidak
melakukan istirahat secara berkala. Sehingga membuat tyreman
merasa tidak fokus.
• Pada saat pengerjaan pelepasan nut tyre, tidak ada
pengawasan/pendampingan dari GL Tyre, karena GL sedang
melakukan pengecekan tangki IBC remaxel.
Pengebab Utama • Pemenuhan pelatihan TKU Power tool untuk tyreman sejak
• Tangan kanan Sdr Dhenis memegang reaction arm saat memposisikan socket ke nut tyre no 16 yang tidak bergabung dengan section tyre (April – Mei) belum dilakukan.
terlihat karena berada lebih tinggi dari kepala, sehingga saat trigger ditekan dengan tangan kiri, reaction
arm bergerak ke arah atas yang mengakibatkan jari kelingking kanan korban terjepit antara reaction arm
dengan rim. Insight Insiden :
Penyebab Langsung
1. Pekerja yang ditugaskan mengoperasikan power tools
Tindakan Tidak Aman
• Pengawas membiarkan tyreman yang belum mendapatkan training dan authority power tool tetap wajib mengikuti training power tools
bekerja selama satu bulan 2. Pengawas diharuskan memiliki kompentensi POP dan
• Tyreman paham jika tidak memiliki ijin (Authority) tidak boleh mengoperasikan alat, namun tetap bekerja melakukan pengawasan secara menyeluruh.
dengan alasan ingin membantu 3. Power tools yang digunakan ketika akan melakukan
• Tangan kanan tyreman memegang reaction arm power tool (torque wrench) pada saat memposisikan aktifitas wajib dalam kondisi baik dan dilakukan inspeksi
socket ke nut ke 16, sehingga pada saat trigger ditekan dengan tangan kiri, reaction arm bergerak ke arah
sebelum melakukan pekerjaan
atas sehingga jari kelingking kanan korban terjepit antara reaction arm dengan rim tyre
Kondisi Tidak Aman 4. Pengawas diharuskan membuat JSA Sebelum pekerjaan
• NA dan melakukan sosialisasi secara menyeluruh terkait
Penyebab Tidak Langsung dengan potensi insiden yang akan terjadi dalam proses
• Pada saat mengerjakan pelepasan nut unit 3510 dan unit 3949 tersedia tangga namun Sdr. Dhenis tidak Remove Tyre.
menggunakannya
• Pengawas membiarkan tyreman yang belum mendapatkan training dan authority power tool tetap
mengoperasikan power tool
PENYEGARAN MATERI K3LH

MOD HIGH RISK KPC

1 MOD HR01 2 MOD HR02 3 MOD HR03


Mendekati Alat Berat Bergerak Melewati Alat Berat Dumping High Wall dan Air

4 MOD HR04 5 MOD HR05 6 MOD HR06


Membersihkan dan Menyiram Memakir Kendaraan Ringan Menangani Gangguan
Loading Area Dan Alat Berat di Jalan Tambang
03 PENYEGARAN MATERI K3LH

HIGH RISK
ACTIVITY
BEKERJA DIKETINGGIAN
> 5 METER
Modul SHE Pertama Plus No.41
SHE Division | PT. Pamapersada Nusantara
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pelatihan ini peserta harus mampu:
1. Melakukan identifikasi bahaya pada pekerjaan di
ketinggian, menilai tingkat resiko & menetapkan
pengendalian resiko yang memadai
2. Mengetahui prosedur kerja & standar peralatan dalam
melaksanakan pekerjaan di ketinggian
3. Mengenali prinsip dasar, peralatan & tool pengaman pada
pekerjaan di ketinggian
4. Mengetahui prosedur penanganan dasar pada keadaan
darurat pekerjaan di ketinggian
PENGERTIAN

Bekerja pada ketinggian adalah kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh Tenaga Kerja
pada Tempat Kerja di permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan
memiliki potensi jatuh yang menyebabkan Tenaga Kerja atau orang lain yang berada di Tempat Kerja
cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda.
Sumber : Permenaker RI No. 9 Tahun 2016

Pada ketinggian berapa sudah dikatakan bekerja di ketinggian ?


Bekerja pada ketinggian 1,8 meter ke atas, maka sudah
dapat dikatakan bekerja di ketinggian.

Lalu, apakah dengan bekerja di ketinggian 1,8 meter tersebut sudah


dikatakan pekerjaan dengan risiko tinggi?
Pekerjaan di ketinggian dikatakan resiko tinggi jika sudah pada

ketinggian lebih dari 5 meter.


Sumber : Manual PSMS Rejuvenate Tahun 2019, PT. Pamapersada
Nusantara.
KONSEP BERPIKIR
INSIDEN Sumber : Teori Herbert Heinrich

KTA Takdir
10% 2%
TTA
88%

98% Penyebab Kecelakaan Dapat


Dicegah/ dikontrol Takdir / Nasib
(Acts By GOD)
Tidak bisa dikontrol
❖ Risk Assessment (IBPR)
❖ Job Safety Analysis (JSA)
❖ Prosedur Bekerja Aman

DOA
Pengelolaan & Pengendalian Aktifitas
beresiko Tinggi
8
KONSEP BERPIKIR
System Based Process Based
1. PREVENTIVE
Elemen PSMS
Perencanaan & Implementasi :
• IBPR
• Komunikasi
• Izin Kerja dan Kewenangan
• Pengelolaan Keselamatan Operasional (JSA,
Parameter
Standar, Prosedur, INK)
• Pelatihan dan kesadaran
• Seleksi dan Penempatan
• Alat Pelindung Diri
People, 2. MONITORING
Supervisi, Elemen PSMS
Infrastruktur Implementasi , Pemantauan & Tindak Lanjut
& • KO, Inspeksi, Observasi Tugas
System • Audit
• Meeting Komite K3LH
• Evaluasi

3. EMERGENCY
Elemen PSMS
• Kesiapan dalam keadaan darurat
• Perlengkapan keadaan darurat
PREVENTIVE CONTROL
Preventive Control adalah suatu upaya pengendalian yang dilakukan secara dini
terhadap berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan terjadinya insiden
pada saat bekerja di area high risk.

A. Elemen PSMS
Perencanaan & Implementasi
❑ IBPR
❑ Komunikasi
❑ Izin Kerja dan Kewenangan
❑ Pengelolaan Keselamatan Operasional (JSA, Standar, Prosedur, INK)
❑ Pelatihan dan kesadaran
❑ Seleksi dan Penempatan
❑ Alat Pelindung Diri dan Alat Keselamatan Khusus (safety device)

B. Peraturan terkait, Standar Prosedur


BAHAYA BEKERJA DENGAN LISTRIK PADA
KETINGGIAN > 5 Meter
RISIKO YANG DAPAT TERJADI
PENILAIAN TINGKAT RESIKO

Peralatan yang digunakan sudah


cukup dan memadai Pastikan orang yang bekerja
Pastikan bahwa peralatan yang
akan digunakan dalam kondisi mendapatkan kewenangan untuk
bekerja di ketinggian
Lokasi kerja sudah aman (tidak ada yang baik

bahaya yang tidak dapat dikontrol)

Pekerja yang melaksanakan pekerjaan


telah memiliki kompetensi sesuai
pekerjaan (paham prosedur dan safe
working practice)
Hanya orang yang berkompeten
Pekerjaan telah dilengkapi dengan yang dapat melakukan pekerjaan
Implementasi safe working
practice bekerja di ketinggian
ketersediaan prosedur keselamatan. di ketinggian

1
HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO

ENGINEERING
• Mengganti jenis perancah logam dengan yang non
logam Ketika akan melakukan perbaikan instalasi listrik
01 ADMINISTRATIVE
• Mengganti tangga yang sudah rusak
• Hanya petugas yang terlatih dan kompeten yang diberi izin
• Melakukan isolasi sekeliling lokasi kerja di ketinggian
bekerja di ketinggian
dengan Guard Drill 02 • Pastikan surat ijin bekerja disetujui sebelum memulai pekerjaan
• Kelengkapan Rambu-rambu (Wajib, Peringatan, Larangan dan

WORK PRACTICE informasi)

Pelatihan JSA, TSP, HIRA, dan Refresh Materi


03 • Pembatasan Waktu pekerjaan

Training High Risk


PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT
(APD)
04
Penggunaan APD dan peralatan keselamatan
standar
PROCESS BASED
Bekerja di Ketinggian > 5 m
Bekerja di Ketinggian > 1.8 m dan
kurang dari sama dengan 5 m Pembuatan Work Permit
Plan Aktifitas High Risk
(Persetujuan PM)
Pemeriksaan Sebelum
Persiapan Peralatan
pekerjaan di mulai / Risk
PPE/APD (infrastruktur)
Assessment

Konfirmasi pelaksanaan Aktifitas


High Risk

Aktiftas Bekerja Di
Ketinggian
Persiapan Peralatan Pelaksanaan Pre-Inspection
PPE/APD aktifitas high risk
(infrastruktur ) / Risk Assessment

Pemeriksaan Setelah
Bekerja di Ketinggian
High Risk Aktiftas Bekerja Di Ketinggian ( pengawasan
melekat , inspeksi dan observasi berjenjang)

Pemeriksaan Setelah pelaksanan High Risk


Aktiftas Bekerja Di Ketinggian
ASPEK PEOPLE

PEKERJA PENGAWAS

• Memiliki work permit bekerja di ketinggian • Memiliki kompetensi Pengawas Operational


lebih dari 5 meter yang telah disetujui DH Pertama (POP atau SKKP)
user, PM / DPM dan diketahui oleh SHE DH
• Telah mendapatkan pelatihan dasar
• Mendapatkan induksi dari SHE Departemen bekerja di ketinggian ( Prosedur izin kerja
tentang dasar bekerja di ketinggian aman di ketinggian, Inspeksi dan
(Prosedur izin kerja aman diketinggian, pemeliharaan peralatan untuk bekerja, di
Inspeksi dan pemeliharaan peralatan untuk ketinggian, Keselamatan untuk
bekerja, diketinggian, Keselamatan untuk penggunaan scaffolding, elevated work
penggunaan scaffolding, elevated work platform dan tangga, pengendalian
platform dan tangga) keadaan darurat dari ketinggian ) dari
• Menandatangani sosialisasi JSA bekerja di pihak ke tiga atau internal SHE Dept
ketinggian
ASPEK SUPERVISI
GROUP LEADER Jika pekerjaan
dilakukan oleh Subkon
Sebelum aktifitas di laksanakan GL
1 maka pengawasan
harus melakukan Pre inspeksi untuk
dapat dilakukan oleh
memastikan seluruh kontrol sudah
Pengawas PAMA atau
terpenuhi dan di validasi oleh atasan
Pengawas Subkon
yang kompeten atas SHE Dept melakukan verifikasi terhadap
PENGAWASAN MELEKAT sepengetahuan
2 pemenuhan aspek people, supervisi,
• GL dedicated dengan melakukan Pengawas PAMA. infrastruktur dan system 1x per hari
inspeksi 1 jam sekali Pengawas PAMA wajib
• SH melakukan overinspeksi 3 jam memastikan kontrol
sekali aktifitas High Risk
• DH melakukan overinspeksi 6 jam terpenuhi sebelum
sekali aktifitas dilaksanakan
• PM/DPM melakukan over inspeksi 1 dan melakukan
hari sekali (random) random pengecekan
Pengawasan oleh
PM / DPM melakukan monitoring -
GL melakukan inspeksi peralatan,
3
Pengawas Subkon evaluasi efektifitas implementasi
perlengkapan kerja, safety device dan
APD sebelum dan setelah pekerjaan
pengendalian bekerja di ketinggian
dilakukan setiap hari
ASPEK INFRASTRUKTUR
Mengetahui dan memastikan pengelolaan keselamatan
operasi meliputi Infrastruktur (kondisi sarana, prasarana dan
instalasi) yang berhubungan dengan pekerjaan dengan
Tujuan
ketinggian dalam kondisi aman & layak di gunakan

Infrastruktur yang berhubungan dengan


Infra
pekerjaan ketinggian :
struktur
• Tangga kerja portable
Fungsi • Perancah
• Safety Device & APD
Untuk membantu • Fasilitas keadaan darurat
mempermudah
proses pekerjaan
agar resiko bahaya
yang terjadi dapat
di minimalisir
ASPEK INFRASTRUKTUR
TANGGA KERJA PORTABLE

a) Tidak ditinggalkan di tempat


dimana mudah jatuh
b) Tidak ditempatkan di jalan
pintu, kecuali pintu tersebut
telah dikunci dan kunci
diamankan (dipegang oleh
yang bekerja)

Tidak digunakan pada posisi horisontal


sebagai landasan, atau perancah selalu
dipegang oleh orang kedua di bawah
ASPEK INFRASTRUKTUR
TANGGA KERJA PORTABLE
ASPEK INFRASTUKTUR
Persyaratan keselamatan dalam penggunaan Scaffolding adalah sebagai
PERANCAH berikut:
a) Semua Perancah harus diberi tanda label dengan sistem pelabelan yang
permanen
b) Perancah harus dinomori sesuai Sistem Penomoran aset yang standar
c) Semua Perancah harus dilengkapi dengan tanda ‘Kartu Inspeksi Peralatan’
standar
d) Perancah harus dijaga bersih dan bebas dari minyak (tidak licin). Rangka
dan papan dek dari Perancah tidak boleh dicat sama sekali (cat menutupi
keretakan atau cacat yang nampak bila perancah tidak dicat)
e) Semua perkakas yang digunakan di Perancah harus dilengkapi dengan ‘tali
pergelangan tangan’
f) Semua perkakas dan material yang digunakan di tempat dengan
ketinggian harus dibawa menggunakan ‘kantung pinggang’ atau ‘kantung
alat’
g) Orang yang memanjat tangga akses perancah harus menggunakan kedua
tangan saat memanjat
h) Gunakan Safety Full Body Harness Ketika berada di atas perancah
i) Perkakas atau Material yang terlalu besar untuk dimasukkan dalam‘kantung
pinggang’ harus dikerek ke atas platform kerja dengan ‘ dan ‘tali kerek’
ASPEK INFRASTRUKTUR

ELEVATED WORK PLATFORM

Pada penggunaan Elevated Work Platform, berikut adalah hal-hal


yang harus diperhatikan :

1. Unit harus dilengkapi dengan tanda ‘Kartu Inspeksi Peralatan’


/Sticker Komisioning standar
2. Lakukan P2H dan Lifting Plan sebelum unit digunakan untuk
mengangkat
3. Unit hanya boleh dioperasikan oleh orang yang memiliki
lisensi/simper/kimper
4. Semua orang yang naik di dalam ‘alat’ itu harus mengenakan
sabuk pengaman dan sabuk ini harus tersangkut pada titik
keselamatan (bebas dari alat itu) pada tali katrol setiap waktu
5. Lantai kerja area unit berpijak harus dalam keadaan stabil dan
tidak terdapat potensi untuk unit rebah
ASPEK INFRASTUKTUR
TANGGA KERJA TETAP
ASPEK INFRASTUKTUR
ALAT PELINDUNG DIRI

Alat keselamatan khusus (safety device) untuk orang yang bekerja di ketinggian
adalah lifelines (bentangan tali penyelamat).
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaannya yaitu :
a) Tidak mengganggu aktivitas pemakai tapi mampu untuk menahan dan
menyerap goncangan yang kuat
b) Menggunakan double lanyard dan absorber
c) Jika memakai lifelines secara horizontal harus digunakan sejalan dengan
lanyard (tali penyandang) dan ditanam pada 2 titik yang mampu menahan
bobot mati maksimum
Safety Full Body Harness d) Lifeline dan Lanyard yang baik adalah yang terbuat dari nylon/ polister,
yang berdiameter 19 mm / lebih
ASPEK INFRASTUKTUR
TERSEDIA FASILITAS KEADAAN DARURAT DI POS ERT
ASPEK SISTEM
1 High Risk Plan yang disusun oleh DH user dan disetujui oleh
PM / DPM

2 Work permit untuk pekerjaan di ketinggian > 5 meter yang


disetujui oleh PM / DPM

3
PKH yang dibuat oleh Department Head User

4 Pengawas (minimal GL) membuat JSA dan di review oleh


Section Head serta di setujui oleh Project Manager. JSA
yg telah dibuat disosialisasikan kepada seluruh Karyawan
yang terlibat sebelum aktifitas dimulai

5 Jika saat proses pelaksanaan aktifitas HR bekerja di


ketinggian > 5 m terdapat deviasi , maka wajib STOP
Operasi sampai deviasi di perbaiki dan telah diverifikasi
oleh atasan.

6 Monitoring & evaluasi efektifitas high risk plan untuk


bekerja di ketinggian setiap hari dilakukan setelah
aktifitas selesai
KOMUNIKASI

Poster, buletin, komik Rambu-rambu Personal P5M,Safety Hazard report/ green


keselamatan keselamatan Talk card/SAP Online

Materi Komunikasi
1. Bahaya-bahaya bekerja di ketinggian
2. Prosedur bekerja di ketinggian
3. Persyaratan keselamatan yang berhubungan dengan aktivitas bekerja di ketinggian
4. Review insiden yang berkaitan dengan aktifitas bekerja di ketinggian
5. Standar bekerja di ketinggian yang digunakan di tempat kerja
6. Prosedur pengendalian keadaan darurat yang berkaitan dengan bekerja di ketinggian
INSPEKSI
Fungsi :
Memastikan kondisi lingkungan, peralatan yang digunakan dalam
keadaan baik, aman, siap untuk digunakan.

P2H peralatan bekerja di ketinggian; Perancah, tangga portable,


tangga tetap, safety full body harness

Inspeksi area bekerja di ketinggian


Inspeksi bekerja di ketinggian harus dilakukan agar pekerjaan yang
dilakukan di ketinggian dapat berjalan dengan aman. Inspeksi ini
dilakukan untuk mengetahui keadaan area kerja yang akan
digunakan untuk bekerja. Apakah area kerja tidak terdapat gas
kondisi-kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan risiko bekerja di
ketinggian.
OBSERVASI

Fungsi :
Setiap level jabatan ( GL, SH, DH, PM/DPM,SHE) harus
melakukan observasi terhadap pelaksanaan aktifitas
bekerja di ketinggian

Tujuan :
Untuk memastikan semua prosedur aman dilaksanakan,
tidak ada yang terlewat dan pekerjaan menjadi aman

Misalnya :
• Penggunaan APD yang sesuai
• Prosedur penggunaan peralatan
• Prosedur surat ijin bekerja diketinggian sudah dilakukan
• Urutan langkah pengendalian pada JSA telah dilakukan
sesuai
MONITORING

Monitoring adalah suatu upaya pengendalian yang dilakukan untuk memastikan kembali upaya-upaya pencegahan
terhadap berbagai potensi bahaya yang menimbulkan terjadinya kecelakaan pada saat bekerja di ketinggian.

Monitoring
a. Elemen PSMS
Implementasi , Pemantauan & Tindak Lanjut
• KO, Inspeksi, Observasi Tuigas
• Audit
• Meeting Komite K3LH
• Evaluasi
b. Peraturan terkait, Standar Prosedur
EVALUASI
Fungsi :
Kepala Departemen harus mengadakan
Pertemuan Komite K3LH tingkat 2 minimal 1
bulan sekali. Departemen terkait harus
melakukan evaluasi efektifitas high risk plan
untuk bekerja di ketinggian setiap hari
dilakukan setelah aktifitas selesai

Tujuan :
untuk memonitor atau memastikan kembali
upaya tindak lanjut dari hasil temuan inspeksi,
observasi serta audit aktifitas bekerja di
ketinggian telah benar-benar dilakukan upaya
tindakan perbaikan.

Misalnya :
• Follow Up Deviasi
• Follow Up Tindakan Disiplin
• Follow Up Kondisi Peralatan / Equipment
terupdate yang berhubungan dengan
aktivitas bekerja di ketinggian
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PENEGAKAN DISIPLIN
KESIMPULAN
• Resiko bekerja di ketinggian lebih dari 5 meter adalah masuk
kategori resiko kritikal, dengan resiko terbesarnya adalah jatuh
dari ketinggian.
• Setiap aktifitas High Risk harus terdaftar pada Plan HR 1 PAMA
dan dilakukan inspeksi-observasi berjenjang
• Pekerja dan pengawas yang bekerja di ketinggian lebih dari 5
meter wajib memiliki kompetensi yang terpenuhi
• Wajib dilakukan Analisa keselamatan & inspeksi pada
penggunaan alat bantu bekerja di ketinggian
• Penggunaan peralatan dengan tepat akan membantu
pencegahan insiden bekerja di ketinggian dapat diminimalisir
Modul SHE Pertama Plus No.42
SHE Division | PT. Pamapersada Nusantara
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta mampu mengidentifikasi bahaya dan resiko bekerja dengan listrik.

2. Peserta memahami cara – cara melakukan inspeksi peralatan listrik sesuai dengan
standar yang ditentukan.

3. Peserta mampu menerapkan system keselamatan (prosedur) bekerja dengan listrik.

4. Meminimalisir insiden yang diakibatkan dari aktivitas bekerja dengan listrik.


PENGERTIAN

Bekerja dengan listrik tegangan tinggi adalah pekerjaan


yang dilakukan dengan kaitan nya pada kelistrikan
yang memiliki tegangan sebesar lebih dari 380 Volt,
dimana jika hal tersebut dilakukan maka termasuk ke
dalam kategori pekerjaan yang berisiko tinggi.
KONSEP BERPIKIR
System Based Process Based
1. Preventive Bekerja Dengan Listrik
Elemen PSMS
Perencanaan & Implementasi :
• IBPR Pemeriksaan Sebelum Persiapan Peralatan
• Komunikasi / Risk Assessment PPE/APD
• Pengelolaan Keselamatan Operasional
Parameter (JSA, Standar, Prosedur, INK)
• Pelatihan dan kesadaran
• Seleksi dan Penempatan
• Alat Pelindung Diri Pembuatan Work Permit
2. Monitoring (Persetujuan PM)
People, Elemen PSMS
Implementasi , Pemantauan & Tindak Lanjut
Supervisi,
• KO, Inspeksi, Observasi Tuigas
Infrastruktur, • Audit
System • Meeting Komite K3LH Bekerja
• Evaluasi Dengan listrik

3. Emergency
a. Elemen PSMS
• Kesiapan dalam keadaan darurat Pemeriksaan Setelah Bekerja
• Perlengkapan keadaan darurat dengan listrik
BAHAYA BEKERJA DENGAN LISTRIK

Instalasi listrik tegangan


tinggi
Penggunaan power tools
dengan energi listrik

Bekerja dengan peralatan


listrik

Penggunaan extention
Kabel, sambungan, dll kabel listrik
RISIKO YANG DAPAT TERJADI

Konsleting Tersetrum
mengakibatkan kebakaran mengakibatkan kematian
PENILAIAN TINGKAT RESIKO

MEMASTIKAN :
❑ Peralatan yang digunakan sudah
cukup dan memadai
❑ Lokasi kerja sudah aman (tidak ada Pelajari skema, identifikasi Pastikan orang yang bekerja
mendapatkan kewenangan
bahaya kelistrikan untuk bekerja dengan listrik
bahaya yang tidak dapat dikontrol)
❑ Pekerja yang melaksanaan pekerjaan
telah memiliki kompetensi sesuai
pekerjaan (paham prosedur dan safe
working practice) Hanya orang yang Implementasi safe working
berkompeten yang dapat practice bekerja dengan
❑ Pekerjaan telah dilengkapi dengan melakukan pekerjaan listrik listrik

ketersediaan prosedur keselamatan.


05/06/2022
HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO
Hierarki Pengendalian Contoh
Resiko Implementasi
1. Ketika ada kebocoran arus pada peralatan listrik segera matikan sumber daya
listrik untuk menghilangkan tegangan.
2. Rangkaian listrik diberikan alat pengaman kelistrikan ELCB
Engineering
3. Mengganti kabel yang mengelkupas dengan kabel baru dan sesuai spesifikasi
4. Menggunakan LOTO sebelum melakukan maintenance peralatan listrik.
5. Pemasangan box pada instalasi panel, isolator dan rangkaian kabel listrik
Hanya petugas yang telah memiliki kompetensi yang diperbolehkan untuk
Administrasi
melakukan pekerjaan listrik

Work Practice Pelatihan teknisi listrik, inspektor listrik oleh badan sertifikasi yang ditunjuk.
Penggunaan sarung tangan kulit untuk melindungi kontak dengan arus listrik
Alat Pelindung Diri
secara langsung.
ASPEK PEOPLE

1. Pengawas (GL) :
a. Kompeten dan telah lulus pelatihan AK3 Listrik
b. Memiliki authority bekerja dengan listrik
2. Teknisi/Instrumen/Mekanik :
a. Kompeten dan telah lulus pelatihan teknisi K3 listrik
b. Memiliki authority bekerja dengan listrik
3. Orang yang mengoperasikan peralatan listrik telah
mendapatkan pelatihan power tools dan memiliki
authority power tools
ASPEK SUPERVISI

1. GL/Pengawas membuat JSA dan melakukan


sosialisasi kepada semua orang yang terlibat
2. Orang yang bekerja dengan listrik harus
menggunakan APD khusus untuk penanganan listrik
(misalnya kacamata, sarung tanggan khusus listrik,
sepatu khusus)
3. Pengawasan melekat oleh pengawas/GL setiap saat
sampai pekerjaan selesai
ASPEK INFRASTRUKTUR

1. Akses / jalan masuk yang tidak


berkepentingan pada semua Instalasi
Listrik harus dilarang (terdapat rambu,
simbollistrik, dll)
2. Terdapat emergency stop
3. Tangga khusus non-konduksi harus
digunakan (fiberglass / kayu)
4. Terdapat sistem ELCB dan berfungsi
dengan baik
5. Alat deteksi arus listrik
ASPEK SYSTEM
1. Melakukan isolasi energi (LOTO) dan memasang tag sebelum bekerja:
a. Pemasangan dan pelepasan LOTO menggunakan 12 langkah isolasi
b. Jika lebih dari 2 atau lebih karyawan bekerja, maka harus memiliki alat Lock
Out dan Label Tanda Bahaya masing – masing
c. Hanya orang yang namanya tercantum di Tag yang boleh melepaskan alat
Lock Out setelah menyelesaikan pekerjaannya
d. Tidak seorangpun yang boleh mengoperasikan, memindah atau
menggunakan unit, bangunan atau benda yang mempunyai alat Lock Out
e. Dalam keadaan darurat, Atasan langsung orang yang namanya tertera pada
Lock Out & Tag Out yang boleh melepaskannya (setelah menghubungi
pemiliknya dan setelah ia memastikan bahwa situasinya cukup aman)
ASPEK SYSTEM

2. Harus memiliki surat izin bekerja dengan


listrik ≥ 380V (hanya berlaku 1 shift)
3. JSA yang dibuat oleh Pengawas (minimal
GL)
4. Form Inspeksi Peralatan Listrik
5. Form P2H Peralatan Listrik
6. Terdapat wiring diagram
7. High Risk activity disusun oleh SH / DH user
dan disetujui oleh PM / DPM
KOMUNIKASI

Materi Komunikasi
1. Bahaya-bahaya pekerjaan listrik tegangan tinggi
2. Persyaratan keselamatan yang berhubungan dengan
pekerjaan listrik tegangan tinggi
3. Review insiden yang berkaitan dengan aktifitas listrik
tegangan tinggi
4. Standar pekerjaan listrik tegangan tinggi yang digunakan
di tempat kerja
5. Prosedur pengendalian keadaan darurat yang berkaitan
dengan aktifitas pekerjaan listrik tegangan tinggi
PENGELOLAAN KESELAMATAN OPERASIONAL

Kabel rapi dan juga


terbumikan dengan baik Ada wiring diagram
Ditutup dengan (skema)
faceplate

Ada NOMOR nya


Dan berwarna
“orange”

Ada lampu informasi dan


diberi label

Normalnya harus dalam


Semua saklar di beri keadaan tertutup / terkunci
label (hanya orang yang
berkepentingan yang memiliki
Ada emergency push button akses)
di luar (jika terjadi
emergency)
Jalan akses tidak terhalang oleh benda
Ada rambu informasi lain (misal kontainer, unit, tempat
tegangan tinggi sepatu, dll)
PENGELOLAAN KESELAMATAN OPERASIONAL

12 Langkah Prosedur Isolasi


1. Mengidentifikasi Sumber Energi Berbahaya.
2. Menginformasikan pihak terkait.
3. Mengisolasi sumber energi yang berbahaya dan pemakaian
kunci utama.
4. Menguji isolasi.
5. Menerapkan gembok dan tag yang sesuai.
6. Memulai pekerjaan.
7. Menyelesaikan pekerjaan.
8. Memeriksa daerah kerja.
9. Membersihkan daerah kerja.
10.Melepas gembok dan tag yang sesuai.
11.Mengembalikan energi.
12.Memastikan operasional peralatan.
PENGELOLAAN KESELAMATAN OPERASIONAL

PENGGUNAAN KABEL

Gunakan socket / junction


yang sesuai.
Steker dalam keadaan baik /
tidak rusak dan aman

Penggunaan pengkabelan
harus rapi tidak terlipat, tidak
terinjak, tidak menimbulkan
bahaya tersandung.
Kabel dalam keadaan baik
(tidak ada yang tekelupas /
terbuka)

Tidak ada pengkabelan


sementara Tidak ada sambungantape /
sambungan
PENGELOLAAN KESELAMATAN OPERASIONAL

PERAWATAN LISTRIK
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
perawatan listrik :
1. Jadwal dalam melakukan perawatan.
2. Perawatan pada register semua peralatan listrik
yang digunakan di Pama.
3. Penggunaan bagian kompatibel yang di setujui
atau alat-alat pabrikan. Semua peralatan listrik yang sudah terregister dan di
4. Peralatan pengujiaan alat di rawat dan di dokumentasi, wajib dilakukan inspeksi setiap 3 bulan
sesuaikan dengan spesifikasi pabrik. dan dipasang electrical taging secara berkala seperti :
5. Perawatan diagram garis yang menunjukan: 1.Wiring system
penghitungan kesalahan sistem, gambaran 2.Control gear
detail tentang peralatan, kurva deskriminasi 3.Electricity distributing system
perlindungan listrik, dan tingkat rata-rata kabel. 4.Electrical tools
5.Switch gear
6. Catatan semua perawatan dan perbaikan yang
6.Generating system
telah di kerjakan.
7. Pelaporan kemajuan dalam jadwal.
PENEGAKAN DISIPLIN

Penegakan Disiplin
1. Tidak menjalankan prosedur LOTO pada saat melakukan perbaikan instalasi atau
peralatan listrik . SP 2
2. Tidak menggunakan sarung tangan karet pada saat aktifitas pekerjaan listrik. SP 1
3. Menggunakan peralatan yang rusak untuk bekerja. SP 1
ALAT PELINDUNG DIRI

Perlengkapan switching khusus

Sarung tangan kulit

Pelin dung wajah (jika diperlukan)


Pakaian katun (lengan panjang)
INSPEKSI OBSERVASI
Fungsi : Fungsi :
Setiap GL harus melakukan observasi tugas
Memastikan kondisi lingkungan, peralatan
setiap hari terhadap beberapa tugas terkait
yang digunakan dalam keadaan baik, aman, aktifitas bekerja dengan listrik.
siap untuk digunakan.

P2H peralatan listrik; Mesin Genset, Mesin Tujuan :


Welding, Tower Lamp, Mesin Gerinda, Mesin
Untuk memastikan semua prosedur aman
dilaksanakan, tidak ada yang terlewat dan
Kompresor pekerjaan menjadi aman
Inspeksi area ruang terbatas Misalnya :
Inspeksi bekerja dengan listrik harus dilakukan agar pekerjaan yang
• Penggunaan APD yang sesuai
• Prosedur isolasi
dilakukan dengan listrik dapat berjalan dengan aman. Inspeksi ini • Prosedur surat ijin bekerja di ruang
dilakukan untuk mengetahui keadaan area kerja yang akan terbatas sudah dilakukan
digunakan untuk bekerja. Apakah area kerja tidak terdapat gas
• Urutan langkah pengendalian pada
JSA telah dilakukan sesuai
kondisi-kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan risiko bekerja
dengan listrik.
EVALUASI

Fungsi :
Kepala Departemen Produksi harus mengadakan Pertemuan Komite K3LH tingkat 2
minimal 1 bulan sekali

Tujuan :
untuk memonitor atau memastikan kembali upaya tindak lanjut dari hasil temuan
inspeksi, observasi serta audit aktifitas bekerja di ruang terbatas telah benar-benar
dilakukan upaya tindakan perbaikan.

Misalnya :
• Follow Up Deviasi
• Follow Up Tindakan Disiplin
• Follow Up Kondisi Peralatan / Equipment terupdate yang berhubungan dengan
aktivitas bekerja dengan listrik
EMERGENCY

MPKD Adalah suatu upaya pengendalian yang


dilakukan bilamana terjadi kecelakaan saat ada
aktivitas bekerja dengan listrik. Penanganan
korban tersetrum dan kebakaran akibat dari listrik.

Jenis
•Tersetrum
•Penanganan Fasilitas terbakar

Fasilitas
•Paramedic responder bag
•APAR tipe C
•Fire Fighting (SCBA, etc)
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

NECKCOLLAR
RESPONDER PERNAFASAN
AMBULANCE BAG
KESIMPULAN

1. Setiap personil yang bekerja dengan peralatan listrik wajib dilengkapi kompetensi
yang sesuai
2. Tersedia Surat Izin Bekerja Listrik Tegangan Tinggi dan prosedur yang perlu ditaati
ketika pelaksanaan pekerjaan
3. Peralatan listrik dilakukan inspeksi triwulan, annual dan biannual sesuai jenis
peralatannya
4. Dilakukan perawatan pada peralatan listrik dan deviasi pada peralatan listrik
dilaporkan dan di perbaiki oleh electrician
Safety, Health & Environment Division

FATIGUE TRAINING
A. DEFINISI

FATIGUE
Fatigue/Kelelahan merupakan kondisi yang
menunjukkan keadaan tubuh baik fisik , mental ataupun
emosional yang semuanya berakibat pada penurunan
daya kerja serta ketahanan tubuh (Suma’mur P, 2009)

INSIDEN
Insiden yang menimpa
operator atau driver baik
PAMA maupun Mitra Kerja

FATIGUE
nya yang dari hasil Investigasi
terbukti disebabkan oleh
penurunan kinerja tubuh baik
fisik maupun mental.
B. PENYEBAB FATIGUE
PENYEBAB UMUM KELELAHAN :

1 Faktor Pekerjaan

2 Faktor Individu

3 Faktor Lingkungan

4 Faktor Sosial

5 Faktor Manajemen
B. PENYEBAB FATIGUE
Penyebab Faktor Individu

ASPEK FISIK

1. KURANG JAM TIDUR (PENGGUNAAN GADGET YANG


BERLEBIHAN, MELAKUKAN AKTIFITAS LAIN SAAT WAKTU
ISTIRAHAT, TEMPAT ISTIRAHAT YANG TIDAK NYAMAN)
2. KUALITAS TIDUR YANG TIDAK BAIK (KONDISI MEDIS,
GANGGUAN TIDUR)
3. STATUS GIZI/BMI
4. KONSUMSI OBAT

ASPEK PSIKOLOGIS (MENTAL & EMOSI)

1. MASALAH KELUARGA, MASALAH KEUANGAN


2. MASALAH KEUANGAN
3. MASALAH DENGAN ATASAN/PERUSAHAAN
4. BOSAN/JENUH
5. INTERAKSI SOSIAL

“Bila anda kurang bisa mengelola masalah psikologis maka yang akan terjadi adalah otak sangat
boros energi, sulit fokus, mudah tersulut emosi (bad mood), kualitas tidur menurun, dan pemulihan
fatigue menjadi kurang baik “
B. PENYEBAB FATIGUE

Faktor Pendukung Penyebab Fatigue

PENYAKIT DIET & KURANG OLAH ALKOHOL DAN GANGGUAN TIDUR MENGKONSUMSI
KRONIS RAGA MEROKOK (APNEA) OBAT DAN STIMULASI

Orang yang Efek samping obat,


Alkohol dapat stimulant atau
Beberapa penyakit overweight
mengganggu pola Apnea adalah supplement ada
seperti kencing cenderung
tidur normal dan gangguan yang dapat
manis, hepatitis, berpotensi memiliki
menurunkan kualitas pernafasan (henti menyebabkan
tekanan darah masalah penyakit
tidur sehingga saat nafas sejenak saat kantuk, mual atau
tinggi, kolesterol kronis sehingga
bangun masih terasa mendengkur) dan jantung berdebar-
tinggi atau dapat mengganggu
letih. Merokok tidak akan menjadi lebih debar. Tanyakan
gangguan jantung, kualitas tidur.
meningkatkan berat lagi jika diiringi efek sampingnya ke
jika tidak diobati Dengan berolah
kewaspadaan, dengan kegemukan pada Dokter /
dengan teratur raga teratur untuk
merokok juga tidak dan merokok. Apoteker dari obat
dapat membuat menyeimbangkan
membantu menunda yang kita terima.
anda merasa fatik. antara asupan kalori
timbulnya fatik. Konsumsi kafein
dengan aktivitas fisik.
hanya mengusir rasa
kantuk sementara.
C. GEJALA UMUM FATIGUE
GEJALA MENTAL
1 1. Sulit menemukan posisi yang nyaman
2. Melintas marka atau jalur pengendara lain
3. Terlambat mengerem atau mengantisipasi
4. Tidak ingat di kilo meter mana
5. Sulit mempertahankan kecepatan yang konstan
6. Salah jalur front atau dumping
7. Lupa kata sandi atau informasi penting
8. Mengalami halusinasi

2 GEJALA FISIK
1. Sering Menguap atau mengantuk
2. Pelupuk Mata terasa berat
3. Sering menggosok / mengucek mata
4. Kepala Terkulai
5. Terlelap atau Terpejam sesaat

3 GEJALA EMOSIONAL
1. Pengemudi lebih pendiam / tidak aktif di radio
2. Kurang motivasi untuk melakukan tugas dengan baik
3. Mudah tersinggung
4. Marah
5. Salah Pengertian
6. Kurang Toleransi
D. RISIKO FATIGUE
Fatigue dapat menyebabkan beberapa risiko yang
merugikan diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita,
1 Menabrak Tanggul

berikut ini adalah beberapa risiko yang sering terjadi jika


mengendarai unit dalam kondisi fatigue 2 Tabrak Belakang

Rebah kuda karena menyisir


3 tanggul

4 Cacat pada bagian tubuh

Multiple Fatality (Operator/Driver dan atau


5 penumpang, pengguna jalan yang lain

6 Kehilangan Pekerjaan / PHK


E. PROGRAM PENCEGAHAN INSIDEN FATIGUE
Program Mandatory Pengelolaan Fatigue “WAJIB BEKERJA DALAM KONDISI FIT”

Memenuhi jumlah istirahat minimum Kondisi kamar Mess harus dipastikan


6 jam sehari dalam periode 12 jam housekeeping, pengendalian waktu
terakhir sebelum bekerja. Note: istirahat dan suhu kamar dikontrol
Operator dan driver tetap dianjurkan dengan baik.
untuk dapat memenuhi standar jam
tidur ideal 7-8 jam sehari
Operator yang mengalami fatigue,
WAJIB melakukan tindakan recovery
Proses Fit to Work di awal shift harus dengan STOP operasi di tempat yang
dilakukan dan ditindak lanjuti sesuai aman (misal: non blindspot area)
dengan prosedur. atau rest area yang telah ditetapkan,
istirahat tidur dan melapor kepada
Pengawas.

Melakukan Check Bugar oleh Pengawas memberikan kesempatan


Pengawas kepada semua Operator kepada Operator yang mengalami
(100%) pada Shift Siang dan Malam. fatigue saat beroperasi untuk STOP
operasi dan beristirahat tidur TANPA
DIBERIKAN SANKSI atau feedback
yang dapat membuat Operator
enggan lapor fatigue.
Ref Memo JIEP/SHE/21/052/MM)
F. PROGRAM PENCEGAHAN INSIDEN FATIGUE
FIT TO WORK MANAGEMENT “WAJIB BEKERJA DALAM KONDISI FIT”
Bertujuan untuk memastikan bahwa Operator/Driver yg bekerja pada Shift tersebut dalam kondisi fit (baik secara fisik , mental, emosional)

Bandara Sistem
Tempat khusus untuk operator / Driver melakukan fit to work
sebelum bekerja dengan mengisi pada layar yang disediakan.

Fit To Work Online


Sama hal nya seperti Bandara system, yang membedakannya
adalah operator dapat mengisi melalui aplikasi 1Pama yang
terinstall di Hp operator.

OPA (Operator Personal Assistance)


Adalah suatu alat bantu pada operator (digunakan di pergelangan
tangan, jam tangan) sebagai alat bantu perekam jumlah jam tidur
actual, sehingga pada saat Fit to Work untuk actual tidur sudah
dapat diketahui tanpa mengisi form fit to work.
F. PROGRAM PENCEGAHAN INSIDEN FATIGUE

Jujur Mengisi FTW :


1. Jumlah jam tidur secara aktual
2. Menginformasikan ke atasan jika sedang memiliki masalah
3. Menginformasikan obat yang sedang dikonsumsi

“100% Insiden Fatigue (Jan sd Jul 2021) didapatkan


operator/driver mengisi FTW secara TIDAK JUJUR”

“Ketidakjujuran mengisi FTW” menyalahi PKB pasal 94 –


Kesalahan atau Pelanggaran dengan Sanksi PHK yaitu
pada ayat 2b: Memberikan keterangan palsu atau yang
dipalsukan sehingga merugikan perusahaan”.

#sadar, patuh, peduli


F. PENGELOLAAN STRESS

#sadar, patuh, peduli Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Tahun 2019
F. PENCEGAHAN FATIGUE
MENGATASI KEJENUHAN DI LOKASI KERJA

1. Active rest brake (turun dari unit, cuci muka, streching)


2. Komunikasi di radio
3. Mendengarkan radio FM
4. Melakukan commentary driving
5. Mengikuti Proses Gamifikasi yang disediakan Site

#sadar, patuh, peduli Dokumentasi diambil sebelum pandemI


F. PENCEGAHAN FATIGUE
POWER NAP
Merupakan Salah satu cara istirahat dalam waktu singkat untuk membantu mengisi ulang energi

Sebaiknya durasi power nap berada di antara 10 Mengurangi Drop Circadian Circle
hingga 30 menit. Lebih dari 30 menit berpotensi Napping adalah cara yang sangat efektif bahkan
mengalami Inersia Tidur lebih baik daripada mengkonsumsi kafein agar
Circadian circle tidak drop.

Mengurangi Kesalahan
Hindari semaksimal mungkin hal-hal yang Dengan Napping dapat meningkatkan kinerja
POWER kerja, mengurangi kesalahan dan menghindari
dapat mengganggu Anda dalam Napping
NAP kecelakaan.

Meningkatkan Kewaspadaan
Dengan Napping dapat meningkatkan
kewaspadaan yang cukup besar, sehingga
Tutup mata, lalu cobalah untuk merasa relaks. dapat menghindari bahaya.
Anda dapat membuat diri merasa nyaman dan
mengatur alarm Memiliki Penilaian Lebih Baik
Kurang tidur akan berdampak pada
pengambilan keputusan yang lebih buruk.

#sadar, patuh, peduli


F. PENCEGAHAN INSIDEN FATIGUE
1. Segera menepi ditempat yang aman (misal:
non blindspot area, non jalan aktif) atau
rest area yang telah disediakan
2. Unit berhenti / stop dan hidupkan lampu
hazard
3. Melapor ke atasan (melalui radio/media
komunikasi lainnya yang disediakan site) -
disesuaikan dengan aturan site
4. Lakukan napping
5. Turun dari unit dan menggerakan badan /
stretching
6. Cuci muka (apabila diperlukan)
7. Setelah merasa bugar, lapor ke atasan dan
lanjutkan perjalanan

#sadar, patuh, peduli


GOLDEN RULES FATIGUE #sadar, patuh, peduli

PENEGAKAN DISIPLIN TERKAIT FATIGUE


Sanksi :

1. SANKSI SP 2 :
Tidak melaporkan ke atasan terhadap kondisi fisiknya dalam
keadaan fatigue (lelah/mengantuk) dan tetap
mengoperasikan peralatan bergerak bermotor sehingga
berpotensi Insiden.

2. SANKSI PHK
Mengoperasikan peralatan bergerak bermotor dalam
keadaan fatigue (lelah/mengantuk) hingga menyebabkan
kecelakaan.
INFO TAMBAHAN
04 Info Kesehatan - COVID 19 (Corona Virus Disease 2019)
Memo : Skrining Covid-19 bagi Pelaku Perjalanan
dan Ketentuan Pemakaian Masker

Karyawan/Tamu yang sudah booster tidak perlu


1 melakukan test covid untuk dapat masuk area
kerja
Karyawan/Tamu yang belum vaksin booster wajib
2
melakukan test covid (Antigen) sebelum masuk area kerja

3 Karyawawn Cuti Lokal juga berlaku ketentuan di


atas

Karyawan diperbolehkan tidak menggunakan masker di luar


4 ruangan dengan jarak lebih dari 2 meter dengan orang lain
PROSEDUR EMERGENCY CALL !!

1 Ucapkan : Emergency 3x
Jika Situasi tidak mengancam jiwa

2 Ucapkan : Mayday 3x
Jika Situasi mengancam jiwa

- Sebutkan Identitas Sebagai Pelapor


- Sampaikan Informasi Jumlah Korban
3
- Sampaikan Informasi Kondisi Korban
- Sampaikan Lokasi tempat kejadian
emergency
D OA
“ Doa adalah kunci kehidupan.”
Awali dan akhiri lah aktifitas anda dengan berdoa.
“ SAFETY COMMITMENT ”
Keselamatan Untuk Kita Semua, Amin
THANK YOU
PT. Pamapersada Nusantara District KPC Sangatta

Anda mungkin juga menyukai