05 Informasi Tambahan
Mendapatkan informasi mengenai perkembangan kesehatan dan
emergency procedure
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 1: 1.Bila terdapat Prosedur Kerja Aman untuk pekerjaan
SEMUA JENIS tersebut, Anda harus mengikuti prosedur itu.
PEKERJAAN
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
Bila Anda mengawasi pekerjaan orang lain, Anda harus Anda dilarang mengoperasikan kendaraan maupun alat yang
memastikan bahwa para bawahan Anda mengikuti mengalami kerusakan.
peraturan dan prosedur KPC.
3.1 Karyawan dilarang mengoperasikan kendaraan atau alat
2.1 Semua orang yang bertugas mengawasi pekerjaan bila diketahui service brake (rem kaki), kemudi atau sabuk
orang lain harus memastikan orang- orang yang pengamannya rusak.
diawasinya mematuhi Aturan Baku ini. Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 4: 2.Setiap pengemudi harus mematuhi batas kecepatan
kendaraan yang ditetapkan untuk area, kendaraan atau alat yang
KESELAMATAN sedang dioperasikan.
DI JALAN & Melebihi kecepatan hingga lebih dari 30 km per jam dari batas
PERATURAN yang telah ditetapkan.
LALU LINTAS Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
Saat bekerja pada alat yang dapat menimbulkan cedera, Anda Saat m e ng gunakan peralatan l istrik, Anda harus
harus memastikan alat tersebut diisolasi dan di- locked. memastikan peralatan tersebut dalam kondisi aman.
5.1 Anda harus memasang personal lock dan tag Anda p a d 6.1 Yang diizinkan untuk memasang tag, melakukan
a t i t i k i s o l a s i s a a t m e l a k u k a n p e k e r j a a n pemeliharaan perbaikan dan instalasi listrik hanyalah personil yang telah
alat. disetujui oleh KPC.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir, Sanksi : Pemutusan Hubungan Kerja
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
2.Dilarang menggunakan peralatan listrik portable bila ATURAN 7:
tampak tanda-tanda yang menunjukkan kondisi yang BEKERJA DI
tidak aman akibat kerusakan, atau bila tidak dipasangi
dengan label inspeksi yang berlaku. KETINGGIAN
Sanksi Maksimum: Pemutusan Hubungan Kerja
8.1 Dilarang memasuki ruang terbatas tanpa Surat Izin Anda dilarang mengoperasikan alat pengangkat atau alat
Masuk Ruang Terbatas. penyangga bila hal itu tidak aman dialkukan.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja 1.Dilarang menggunakan sling untuk mengangkat beban kecuali
Anda telah dilatih untuk melakukannya.
Sanksi maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
ATURAN 10: Kekecualian : Bila JSA telah dilakukan oleh dan izin diberikan oleh
BEKERJA DI Shift Production Supervisor.
DEKAT DINDING
10.3 Dilarang keluar dari dalam alat pada saat alat itu
GALIAN YANG sedang dimuati.
MUDAH LONGSOR Sanksi : Pelanggaran Pertama – Pemutusan Hubungan Kerja
8.1 Orang atau kendaraan yang tidak berwenang Anda harus selalu melindungi diri Anda dari tenggelam
dilarang memasuki area yang sedang atau sudah diisi ketika bekerja di dalam atau di atas air dengan kedalaman
dengan bahan peledak tanpa seizin blaster yang lebih dari satu meter.
sedang bertugas.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
01 Peraturan Perusahaan -
01 Peraturan Perusahaan -
STATISTIK PERFOMANCE
Selama bulan Mei 2022, telah terjadi 4 Insiden di area Pama KPCT :
1. Tanggal 12 Mei 2022 DT3674 Rebah di Area Disposal Zamrud
2. Tanggal 12 Mei 2022 TWDT20 dan EBDT614 bersenggolan di area Disposal Buahbatu saat akan dumping
3. Tanggal 17 Mei 2022 Jari kelingking tangan kanan Tyreman terjepit antara Arm Plarad dan Hub saat membuta Nut T
HD785
4. Tanggal 22 Mei 2022 Operator Grader terjatuh saat turun dari unit untuk melakukan refueling di area fuel station
RECALL INSIDEN MEI
Analisa Kejadian
• Material lunak yang berada di dumping pad
tertutup material scrapan dozer
• Operator Dozer tidak melakukan patching
material lunak yang berada di bawah dumping
pad saat melakukan preparasi area kerja
• Pengawas tidak mengetahui adanya material
lunak yang berada di bawah dumping pad
HIGH RISK
ACTIVITY
BEKERJA DIKETINGGIAN
> 5 METER
Modul SHE Pertama Plus No.41
SHE Division | PT. Pamapersada Nusantara
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pelatihan ini peserta harus mampu:
1. Melakukan identifikasi bahaya pada pekerjaan di
ketinggian, menilai tingkat resiko & menetapkan
pengendalian resiko yang memadai
2. Mengetahui prosedur kerja & standar peralatan dalam
melaksanakan pekerjaan di ketinggian
3. Mengenali prinsip dasar, peralatan & tool pengaman pada
pekerjaan di ketinggian
4. Mengetahui prosedur penanganan dasar pada keadaan
darurat pekerjaan di ketinggian
PENGERTIAN
Bekerja pada ketinggian adalah kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh Tenaga Kerja
pada Tempat Kerja di permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan
memiliki potensi jatuh yang menyebabkan Tenaga Kerja atau orang lain yang berada di Tempat Kerja
cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda.
Sumber : Permenaker RI No. 9 Tahun 2016
KTA Takdir
10% 2%
TTA
88%
DOA
Pengelolaan & Pengendalian Aktifitas
beresiko Tinggi
8
KONSEP BERPIKIR
System Based Process Based
1. PREVENTIVE
Elemen PSMS
Perencanaan & Implementasi :
• IBPR
• Komunikasi
• Izin Kerja dan Kewenangan
• Pengelolaan Keselamatan Operasional (JSA,
Parameter
Standar, Prosedur, INK)
• Pelatihan dan kesadaran
• Seleksi dan Penempatan
• Alat Pelindung Diri
People, 2. MONITORING
Supervisi, Elemen PSMS
Infrastruktur Implementasi , Pemantauan & Tindak Lanjut
& • KO, Inspeksi, Observasi Tugas
System • Audit
• Meeting Komite K3LH
• Evaluasi
3. EMERGENCY
Elemen PSMS
• Kesiapan dalam keadaan darurat
• Perlengkapan keadaan darurat
PREVENTIVE CONTROL
Preventive Control adalah suatu upaya pengendalian yang dilakukan secara dini
terhadap berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan terjadinya insiden
pada saat bekerja di area high risk.
A. Elemen PSMS
Perencanaan & Implementasi
❑ IBPR
❑ Komunikasi
❑ Izin Kerja dan Kewenangan
❑ Pengelolaan Keselamatan Operasional (JSA, Standar, Prosedur, INK)
❑ Pelatihan dan kesadaran
❑ Seleksi dan Penempatan
❑ Alat Pelindung Diri dan Alat Keselamatan Khusus (safety device)
1
HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO
ENGINEERING
• Mengganti jenis perancah logam dengan yang non
logam Ketika akan melakukan perbaikan instalasi listrik
01 ADMINISTRATIVE
• Mengganti tangga yang sudah rusak
• Hanya petugas yang terlatih dan kompeten yang diberi izin
• Melakukan isolasi sekeliling lokasi kerja di ketinggian
bekerja di ketinggian
dengan Guard Drill 02 • Pastikan surat ijin bekerja disetujui sebelum memulai pekerjaan
• Kelengkapan Rambu-rambu (Wajib, Peringatan, Larangan dan
Aktiftas Bekerja Di
Ketinggian
Persiapan Peralatan Pelaksanaan Pre-Inspection
PPE/APD aktifitas high risk
(infrastruktur ) / Risk Assessment
Pemeriksaan Setelah
Bekerja di Ketinggian
High Risk Aktiftas Bekerja Di Ketinggian ( pengawasan
melekat , inspeksi dan observasi berjenjang)
PEKERJA PENGAWAS
Alat keselamatan khusus (safety device) untuk orang yang bekerja di ketinggian
adalah lifelines (bentangan tali penyelamat).
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaannya yaitu :
a) Tidak mengganggu aktivitas pemakai tapi mampu untuk menahan dan
menyerap goncangan yang kuat
b) Menggunakan double lanyard dan absorber
c) Jika memakai lifelines secara horizontal harus digunakan sejalan dengan
lanyard (tali penyandang) dan ditanam pada 2 titik yang mampu menahan
bobot mati maksimum
Safety Full Body Harness d) Lifeline dan Lanyard yang baik adalah yang terbuat dari nylon/ polister,
yang berdiameter 19 mm / lebih
ASPEK INFRASTUKTUR
TERSEDIA FASILITAS KEADAAN DARURAT DI POS ERT
ASPEK SISTEM
1 High Risk Plan yang disusun oleh DH user dan disetujui oleh
PM / DPM
3
PKH yang dibuat oleh Department Head User
Materi Komunikasi
1. Bahaya-bahaya bekerja di ketinggian
2. Prosedur bekerja di ketinggian
3. Persyaratan keselamatan yang berhubungan dengan aktivitas bekerja di ketinggian
4. Review insiden yang berkaitan dengan aktifitas bekerja di ketinggian
5. Standar bekerja di ketinggian yang digunakan di tempat kerja
6. Prosedur pengendalian keadaan darurat yang berkaitan dengan bekerja di ketinggian
INSPEKSI
Fungsi :
Memastikan kondisi lingkungan, peralatan yang digunakan dalam
keadaan baik, aman, siap untuk digunakan.
Fungsi :
Setiap level jabatan ( GL, SH, DH, PM/DPM,SHE) harus
melakukan observasi terhadap pelaksanaan aktifitas
bekerja di ketinggian
Tujuan :
Untuk memastikan semua prosedur aman dilaksanakan,
tidak ada yang terlewat dan pekerjaan menjadi aman
Misalnya :
• Penggunaan APD yang sesuai
• Prosedur penggunaan peralatan
• Prosedur surat ijin bekerja diketinggian sudah dilakukan
• Urutan langkah pengendalian pada JSA telah dilakukan
sesuai
MONITORING
Monitoring adalah suatu upaya pengendalian yang dilakukan untuk memastikan kembali upaya-upaya pencegahan
terhadap berbagai potensi bahaya yang menimbulkan terjadinya kecelakaan pada saat bekerja di ketinggian.
Monitoring
a. Elemen PSMS
Implementasi , Pemantauan & Tindak Lanjut
• KO, Inspeksi, Observasi Tuigas
• Audit
• Meeting Komite K3LH
• Evaluasi
b. Peraturan terkait, Standar Prosedur
EVALUASI
Fungsi :
Kepala Departemen harus mengadakan
Pertemuan Komite K3LH tingkat 2 minimal 1
bulan sekali. Departemen terkait harus
melakukan evaluasi efektifitas high risk plan
untuk bekerja di ketinggian setiap hari
dilakukan setelah aktifitas selesai
Tujuan :
untuk memonitor atau memastikan kembali
upaya tindak lanjut dari hasil temuan inspeksi,
observasi serta audit aktifitas bekerja di
ketinggian telah benar-benar dilakukan upaya
tindakan perbaikan.
Misalnya :
• Follow Up Deviasi
• Follow Up Tindakan Disiplin
• Follow Up Kondisi Peralatan / Equipment
terupdate yang berhubungan dengan
aktivitas bekerja di ketinggian
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PENEGAKAN DISIPLIN
KESIMPULAN
• Resiko bekerja di ketinggian lebih dari 5 meter adalah masuk
kategori resiko kritikal, dengan resiko terbesarnya adalah jatuh
dari ketinggian.
• Setiap aktifitas High Risk harus terdaftar pada Plan HR 1 PAMA
dan dilakukan inspeksi-observasi berjenjang
• Pekerja dan pengawas yang bekerja di ketinggian lebih dari 5
meter wajib memiliki kompetensi yang terpenuhi
• Wajib dilakukan Analisa keselamatan & inspeksi pada
penggunaan alat bantu bekerja di ketinggian
• Penggunaan peralatan dengan tepat akan membantu
pencegahan insiden bekerja di ketinggian dapat diminimalisir
Modul SHE Pertama Plus No.42
SHE Division | PT. Pamapersada Nusantara
TUJUAN PEMBELAJARAN
2. Peserta memahami cara – cara melakukan inspeksi peralatan listrik sesuai dengan
standar yang ditentukan.
3. Emergency
a. Elemen PSMS
• Kesiapan dalam keadaan darurat Pemeriksaan Setelah Bekerja
• Perlengkapan keadaan darurat dengan listrik
BAHAYA BEKERJA DENGAN LISTRIK
Penggunaan extention
Kabel, sambungan, dll kabel listrik
RISIKO YANG DAPAT TERJADI
Konsleting Tersetrum
mengakibatkan kebakaran mengakibatkan kematian
PENILAIAN TINGKAT RESIKO
MEMASTIKAN :
❑ Peralatan yang digunakan sudah
cukup dan memadai
❑ Lokasi kerja sudah aman (tidak ada Pelajari skema, identifikasi Pastikan orang yang bekerja
mendapatkan kewenangan
bahaya kelistrikan untuk bekerja dengan listrik
bahaya yang tidak dapat dikontrol)
❑ Pekerja yang melaksanaan pekerjaan
telah memiliki kompetensi sesuai
pekerjaan (paham prosedur dan safe
working practice) Hanya orang yang Implementasi safe working
berkompeten yang dapat practice bekerja dengan
❑ Pekerjaan telah dilengkapi dengan melakukan pekerjaan listrik listrik
Work Practice Pelatihan teknisi listrik, inspektor listrik oleh badan sertifikasi yang ditunjuk.
Penggunaan sarung tangan kulit untuk melindungi kontak dengan arus listrik
Alat Pelindung Diri
secara langsung.
ASPEK PEOPLE
1. Pengawas (GL) :
a. Kompeten dan telah lulus pelatihan AK3 Listrik
b. Memiliki authority bekerja dengan listrik
2. Teknisi/Instrumen/Mekanik :
a. Kompeten dan telah lulus pelatihan teknisi K3 listrik
b. Memiliki authority bekerja dengan listrik
3. Orang yang mengoperasikan peralatan listrik telah
mendapatkan pelatihan power tools dan memiliki
authority power tools
ASPEK SUPERVISI
Materi Komunikasi
1. Bahaya-bahaya pekerjaan listrik tegangan tinggi
2. Persyaratan keselamatan yang berhubungan dengan
pekerjaan listrik tegangan tinggi
3. Review insiden yang berkaitan dengan aktifitas listrik
tegangan tinggi
4. Standar pekerjaan listrik tegangan tinggi yang digunakan
di tempat kerja
5. Prosedur pengendalian keadaan darurat yang berkaitan
dengan aktifitas pekerjaan listrik tegangan tinggi
PENGELOLAAN KESELAMATAN OPERASIONAL
PENGGUNAAN KABEL
Penggunaan pengkabelan
harus rapi tidak terlipat, tidak
terinjak, tidak menimbulkan
bahaya tersandung.
Kabel dalam keadaan baik
(tidak ada yang tekelupas /
terbuka)
PERAWATAN LISTRIK
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
perawatan listrik :
1. Jadwal dalam melakukan perawatan.
2. Perawatan pada register semua peralatan listrik
yang digunakan di Pama.
3. Penggunaan bagian kompatibel yang di setujui
atau alat-alat pabrikan. Semua peralatan listrik yang sudah terregister dan di
4. Peralatan pengujiaan alat di rawat dan di dokumentasi, wajib dilakukan inspeksi setiap 3 bulan
sesuaikan dengan spesifikasi pabrik. dan dipasang electrical taging secara berkala seperti :
5. Perawatan diagram garis yang menunjukan: 1.Wiring system
penghitungan kesalahan sistem, gambaran 2.Control gear
detail tentang peralatan, kurva deskriminasi 3.Electricity distributing system
perlindungan listrik, dan tingkat rata-rata kabel. 4.Electrical tools
5.Switch gear
6. Catatan semua perawatan dan perbaikan yang
6.Generating system
telah di kerjakan.
7. Pelaporan kemajuan dalam jadwal.
PENEGAKAN DISIPLIN
Penegakan Disiplin
1. Tidak menjalankan prosedur LOTO pada saat melakukan perbaikan instalasi atau
peralatan listrik . SP 2
2. Tidak menggunakan sarung tangan karet pada saat aktifitas pekerjaan listrik. SP 1
3. Menggunakan peralatan yang rusak untuk bekerja. SP 1
ALAT PELINDUNG DIRI
Fungsi :
Kepala Departemen Produksi harus mengadakan Pertemuan Komite K3LH tingkat 2
minimal 1 bulan sekali
Tujuan :
untuk memonitor atau memastikan kembali upaya tindak lanjut dari hasil temuan
inspeksi, observasi serta audit aktifitas bekerja di ruang terbatas telah benar-benar
dilakukan upaya tindakan perbaikan.
Misalnya :
• Follow Up Deviasi
• Follow Up Tindakan Disiplin
• Follow Up Kondisi Peralatan / Equipment terupdate yang berhubungan dengan
aktivitas bekerja dengan listrik
EMERGENCY
Jenis
•Tersetrum
•Penanganan Fasilitas terbakar
Fasilitas
•Paramedic responder bag
•APAR tipe C
•Fire Fighting (SCBA, etc)
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
NECKCOLLAR
RESPONDER PERNAFASAN
AMBULANCE BAG
KESIMPULAN
1. Setiap personil yang bekerja dengan peralatan listrik wajib dilengkapi kompetensi
yang sesuai
2. Tersedia Surat Izin Bekerja Listrik Tegangan Tinggi dan prosedur yang perlu ditaati
ketika pelaksanaan pekerjaan
3. Peralatan listrik dilakukan inspeksi triwulan, annual dan biannual sesuai jenis
peralatannya
4. Dilakukan perawatan pada peralatan listrik dan deviasi pada peralatan listrik
dilaporkan dan di perbaiki oleh electrician
Safety, Health & Environment Division
FATIGUE TRAINING
A. DEFINISI
FATIGUE
Fatigue/Kelelahan merupakan kondisi yang
menunjukkan keadaan tubuh baik fisik , mental ataupun
emosional yang semuanya berakibat pada penurunan
daya kerja serta ketahanan tubuh (Suma’mur P, 2009)
INSIDEN
Insiden yang menimpa
operator atau driver baik
PAMA maupun Mitra Kerja
FATIGUE
nya yang dari hasil Investigasi
terbukti disebabkan oleh
penurunan kinerja tubuh baik
fisik maupun mental.
B. PENYEBAB FATIGUE
PENYEBAB UMUM KELELAHAN :
1 Faktor Pekerjaan
2 Faktor Individu
3 Faktor Lingkungan
4 Faktor Sosial
5 Faktor Manajemen
B. PENYEBAB FATIGUE
Penyebab Faktor Individu
ASPEK FISIK
“Bila anda kurang bisa mengelola masalah psikologis maka yang akan terjadi adalah otak sangat
boros energi, sulit fokus, mudah tersulut emosi (bad mood), kualitas tidur menurun, dan pemulihan
fatigue menjadi kurang baik “
B. PENYEBAB FATIGUE
PENYAKIT DIET & KURANG OLAH ALKOHOL DAN GANGGUAN TIDUR MENGKONSUMSI
KRONIS RAGA MEROKOK (APNEA) OBAT DAN STIMULASI
2 GEJALA FISIK
1. Sering Menguap atau mengantuk
2. Pelupuk Mata terasa berat
3. Sering menggosok / mengucek mata
4. Kepala Terkulai
5. Terlelap atau Terpejam sesaat
3 GEJALA EMOSIONAL
1. Pengemudi lebih pendiam / tidak aktif di radio
2. Kurang motivasi untuk melakukan tugas dengan baik
3. Mudah tersinggung
4. Marah
5. Salah Pengertian
6. Kurang Toleransi
D. RISIKO FATIGUE
Fatigue dapat menyebabkan beberapa risiko yang
merugikan diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita,
1 Menabrak Tanggul
Bandara Sistem
Tempat khusus untuk operator / Driver melakukan fit to work
sebelum bekerja dengan mengisi pada layar yang disediakan.
#sadar, patuh, peduli Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Tahun 2019
F. PENCEGAHAN FATIGUE
MENGATASI KEJENUHAN DI LOKASI KERJA
Sebaiknya durasi power nap berada di antara 10 Mengurangi Drop Circadian Circle
hingga 30 menit. Lebih dari 30 menit berpotensi Napping adalah cara yang sangat efektif bahkan
mengalami Inersia Tidur lebih baik daripada mengkonsumsi kafein agar
Circadian circle tidak drop.
Mengurangi Kesalahan
Hindari semaksimal mungkin hal-hal yang Dengan Napping dapat meningkatkan kinerja
POWER kerja, mengurangi kesalahan dan menghindari
dapat mengganggu Anda dalam Napping
NAP kecelakaan.
Meningkatkan Kewaspadaan
Dengan Napping dapat meningkatkan
kewaspadaan yang cukup besar, sehingga
Tutup mata, lalu cobalah untuk merasa relaks. dapat menghindari bahaya.
Anda dapat membuat diri merasa nyaman dan
mengatur alarm Memiliki Penilaian Lebih Baik
Kurang tidur akan berdampak pada
pengambilan keputusan yang lebih buruk.
1. SANKSI SP 2 :
Tidak melaporkan ke atasan terhadap kondisi fisiknya dalam
keadaan fatigue (lelah/mengantuk) dan tetap
mengoperasikan peralatan bergerak bermotor sehingga
berpotensi Insiden.
2. SANKSI PHK
Mengoperasikan peralatan bergerak bermotor dalam
keadaan fatigue (lelah/mengantuk) hingga menyebabkan
kecelakaan.
INFO TAMBAHAN
04 Info Kesehatan - COVID 19 (Corona Virus Disease 2019)
Memo : Skrining Covid-19 bagi Pelaku Perjalanan
dan Ketentuan Pemakaian Masker
1 Ucapkan : Emergency 3x
Jika Situasi tidak mengancam jiwa
2 Ucapkan : Mayday 3x
Jika Situasi mengancam jiwa