Anda di halaman 1dari 64

PT Pamapersada Nusantara

Distrik KPC Timur | 2022

INDUKSI DATANG CUTI OKTOBER 2022


D OA
“ Doa adalah kunci kehidupan.”
Awali dan akhiri lah aktifitas anda dengan berdoa.
Peraturan Perusahaan
Point - Point 01 Memahami dan mengingat kembali Kebijakan K3KOLH, Aturan
Baku KPC, dan Golden Rules yang berlaku di perusahaan

Induksi 02 SHE Performance


Mendapatkan informasi mengenai peforma K3LH Site, dan
informasi insiden pada saat meninggalkan Job Site, sehingga bisa
menjadi self awareness untuk berhati hati.

03 MOD High Risk

04 Penyegaran Materi K3LH


Materi High Risk dan Fatigue Management (Land Clearing)

05 Informasi Tambahan
Mendapatkan informasi mengenai emergency procedure
Peraturan Perusahaan
Memahami dan mengingat kembali Kebijakan K3KOLH, Aturan
01
Baku KPC, dan Golden Rules yang berlaku di perusahaan
KEBIJAKAN KESELAMATAN
KERJA, KESELAMATAN
OPERASI DAN LINGKUNGAN
HIDUP-Rev. 7
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 1: 1.Bila terdapat Prosedur Kerja Aman untuk pekerjaan
SEMUA JENIS tersebut, Anda harus mengikuti prosedur itu.
PEKERJAAN
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja

2.Bila terdapat Prosedur Kerja Aman dan tugas berpotensi


bahaya, Anda harus melakukan Analisa Keselamatan Kerja (JSA)
sebelum memulai pekerjaan.
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja

3.Dilarang memberikan tugas kepada seorang operator untuk


mengoperasikan sebuah alat atau melakukan tugas yang
mewajibkan kepemilikan KIMPER kecuali operator tersebut
memiliki KIMPER yang masih berlaku untuk alat atau tugas
tersebut.
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
Sebelummemulaipekerjaan,Andaharus
mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan 4.Karyawan yang tidak memiliki KIMPER yang sesuai untuk
pekerjaan tersebut dan Anda harus mengendalikan mengoperasikan sebuah alat atau melakukan sebuah tugas y a n g
bahaya tersebut supaya Anda bisa bekerja dengan aman. m e w a j i b k a n k e p e m i l i k a n K I M P E R d i l a r a n g mengoperasikan
alat atau melakukan tugas tersebut.
Bila pekerjaan itu tidak aman, jangan dilakukan dan Sanksi : Pemutusan Hubungan Kerja
beritahu supervisor Anda. Bila Anda ragu apakah tugas itu Kekecualian: Dalam keadaan darurat yang mengancam keselamatan jiwa
aman, bertanyalah kepada supervisor. orang tersebut mempunyai ketrampilan yang sesuai, atau selama pelatihan
dibawah pengarahan seorang instruktur yang berwenang.
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 2: ATURAN 3:
PENGAWASAN KESELAMATAN
PEKERJAAN KENDARAAN & ALAT
BERGERAK

Bila Anda mengawasi pekerjaan orang lain, Anda harus Anda dilarang mengoperasikan kendaraan maupun alat yang
memastikan bahwa para bawahan Anda mengikuti mengalami kerusakan.
peraturan dan prosedur KPC.
3.1 Karyawan dilarang mengoperasikan kendaraan atau alat
2.1 Semua orang yang bertugas mengawasi pekerjaan bila diketahui service brake (rem kaki), kemudi atau sabuk
orang lain harus memastikan orang- orang yang pengamannya rusak.
diawasinya mematuhi Aturan Baku ini. Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 4: 2.Setiap pengemudi harus mematuhi batas kecepatan
kendaraan yang ditetapkan untuk area, kendaraan atau alat yang
KESELAMATAN sedang dioperasikan.
DI JALAN & Melebihi kecepatan hingga lebih dari 30 km per jam dari batas
PERATURAN yang telah ditetapkan.
LALU LINTAS Sanksi Maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja

3.Pengemudi harus mematikan mesin, mengaktifkan rem parkir,


dan memasukkan gigi transmisi 1 atau R (manual) atau P (otomatis)
saat memarkir kendaraan ringan, bus dan truk
ringan.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
Anda harus memahami dan mematuhi Peraturan Lalu Kekecualian: Dalam kondisi khusus kendaraan boleh diparkir dengan mesin
Lintas KPC. hidup tetapi pengemudi harus memasang ganjal di depan dan belakang
2.1 Semua orang di dalam kendaraan dan alat bergerak harus salah satu roda, memasang out rigger (bila ada), dan mengaktifkan
rem parkir, misalnya truck crane, truck pengisian bahan bakar, teruk
mengenakan sabuk pengaman pada saat alat sedang di
pemadam kebakaran, atau saat pengujian oleh mekanik dengan mengikuti
operasikan. Ini berlaku bagi pengemudi dan penumpang. Live Testing/Live Work Procedure.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja

Kekecualian: Bila perkecualian tertulis dikeluarkan oleh Kepala


Teknik
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 5: ATURAN 6:
ISOLASI DAN KESELAMATAN
LOCKOUT UNTUK PEKERJAAN
LISTRIK

Saat bekerja pada alat yang dapat menimbulkan cedera, Anda Saat menggunakan peralatan listrik, Anda harus
harus memastikan alat tersebut diisolasi dan dilocked. memastikan peralatan tersebut dalam kondisi aman.
5.1 Anda harus memasang personal lock dan tag Anda pada 6.1 Yang diizinkan untuk memasang tag, melakukan
titik isolasi saat melakukan pekerjaan pemeliharaan alat. perbaikan dan instalasi listrik hanyalah personil yang telah
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir, disetujui oleh KPC.
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja Sanksi : Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
2.Dilarang menggunakan peralatan listrik portable bila ATURAN 7:
tampak tanda-tanda yang menunjukkan kondisi yang BEKERJA DI
tidak aman akibat kerusakan, atau bila tidak dipasangi
dengan label inspeksi yang berlaku. KETINGGIAN
Sanksi Maksimum: Pemutusan Hubungan Kerja

3.Dilarang menggunakan genset portable atau


sumber l istrik AC lain yang bergerak yang t idak
dipasangi earth leakage device (perangkat pembumian).
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir, Pelanggaran
Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja

Catatan: Peralatan/aksesoris elektrik kantor tidak diharuskan


melaksanakan pengetesan berkala, atau label inspeksi yang
Anda harus selalu melindungi diri Anda dari kemungkinan
berlaku. terjatuh saat bekerja di ketinggian (lebih dari 1,8 meter di atas
permukaan tanah atau tempat berjalan atau platform
permanen).
7.1 Dilarang bekerja di ketinggian tanpa platform kerja yang
aman (misalnya scaffolding), atau fall protective device yang
dipasang dengan benar (misalnya harness dan lanyard)
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 8: ATURAN 9: ALAT
RUANG PENGANGKAT/
TERBATAS PENYANGGA

8.1 Dilarang memasuki ruang terbatas tanpa Surat Izin Anda dilarang mengoperasikan alat pengangkat atau alat
Masuk Ruang Terbatas. penyangga bila hal itu tidak aman dialkukan.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja 1.Dilarang menggunakan sling untuk mengangkat beban kecuali
Anda telah dilatih untuk melakukannya.
Sanksi maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja

2.Dilarang mengoperasikan alat pengangkat untuk mengangkat beban


kecuali Anda memiliki KIMPER yang sesuai.
Sanksi maksimum : Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
9.3 Dilarang mengoperasikan alat penangkat untuk 10.2 Dilarang keluar dari dalam alat pada saat alat itu
mengangkat beban kecuali anda mengetahui bahwa alat berada dalam jarak satu setengah kali ketinggian dinding
itu memadai untuk mengangkat beban tersebut dan dalam galian yang mudah longsor
kondisi aman. Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Sanksi Maksimum: Pemutusan Hubungan Kerja Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja

ATURAN 10: Kekecualian : Bila JSA telah dilakukan oleh dan izin diberikan oleh
BEKERJA DI Shift Production Supervisor.

DEKAT DINDING
10.3 Dilarang keluar dari dalam alat pada saat alat itu
GALIAN YANG sedang dimuati.
MUDAH LONGSOR Sanksi : Pelanggaran Pertama – Pemutusan Hubungan Kerja

10.1 Dilarang berada di dalam jarak satu setengah kali


ketinggian dinding galian (digging face) yang mudah
longsor kecuali Anda berada di dalam kendaraan yang
dilengkapi dengan Falling Object Protective Structure
(FOPS) yang disetujui.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir,
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja
Kekecualian : Bila JSA telah dilakukan oleh dan izin diberikan oleh
Shift Production Supervisor.
01 Peraturan Perusahaan -
ATURAN 11: ATURAN 12:
BEKERJA DI BEKERJA DI DEKAT
DEKAT AREA AIR
PELEDAKAN

8.1 Orang atau kendaraan yang tidak berwenang Anda harus selalu melindungi diri Anda dari tenggelam
dilarang memasuki area yang sedang atau sudah diisi ketika bekerja di dalam atau di atas air dengan kedalaman lebih
dengan bahan peledak tanpa seizin blaster yang dari satu meter.
sedang bertugas.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir, 12.1 Dilarang bekerja di dalam atau di atas air yang
Pelanggaran Kedua - Pemutusan Hubungan Kerja kedalamannya lebih dari satu meter tanpa platform kerja yang
aman atau tanpa jaket pelampung yang dipakai dengan benar.
Sanksi : Pelanggaran Pertama – Peringatan Terakhir, Pelanggaran Kedua -
Pemutusan Hubungan Kerja
01 Peraturan Perusahaan -
01 Peraturan Perusahaan -
01 Peraturan Perusahaan -
SHE Performance
Mendapatkan informasi mengenai peforma K3LH Site,
02
dan informasi insiden pada saat meninggalkan Job Site,
sehingga bisa menjadi self awareness untuk berhati hati.
STATISTIK PERFOMANCE YTD 06/10/2022

23

23 1

15 1 1

Selama bulan Agustus 2022, telah terjadi 1 Insiden di area Pama KPCT :
1. 05 Agustus 2022 Insiden TWDT414 Menyerempet TWDT400
2 7
26
RECALL INSIDEN SEPTEMBER 2022

Analisa Kejadian
09 September 2022 : TF079 Amblas • OP. FT79 tidak memastikan kondisi disposal buah batu paska
hujan
• OP. FT79 berinisiatif melakukan pengisian paska hujan
• Op. FT79 mendapatkan informasi bahwa area disposal belum
aman
• OP. FT79 manuver mundur tanpa menggunakan spotter
• GL FAO tidak memastikan kondisi area kerja sebelum
mengarahkan FT melakukan aktifitas refueling
• Pengawas disposal mengawasi 2 lokasi

Pengebab Utama Penyebab Tidak Langsung


• Unit FT Manuver mundur tanpa menggunakan spotter Faktor Personal
• N/A
Penyebab Langsung Faktor Pekerjaan
Tindakan Tidak Aman • Pengawas FAO tidak memastikan kondisi area kerja
• Insiatif yang kurang tepat (insiatif sendiri saat memasuki area disposal buah batu pasca sebelum mengarahkan unit FT dalam melaksanakan
slipery) kegiatan refuelling unit support di area disposal buah batu
• Tidak melakukan komunikasi 2 arah dengan pengawas disposal buah batu sebelum memasuki • Pengawas disposal belum berada di lokasi, karena lokasi
area. pengawasan terbagi menjadi 2 yaitu front top soil dan
• Saat manuver mundur tanpa menggunakan spotter dari fuel man. disposal top soil
• Manuver mundur diarea yang tidak aman, ( miring, sempit, licin)
Insight Insiden :
Kondisi Tidak Aman 1. Komunikasi positif Op. FT dengan pengawas area
• Area kerja / kondisi permukaan jalan masih lembek, pasca slippery hujan shift 1 menanyakan kondisi lokasi area kerja
• Terdapat tower lamp di simpang gorong2 yang membuat silau 2. Pergerakan mundur hanya diperbolehkan di Front dan
• Lebar jalan tidak memadai ( gorong gorong terpasang 3, lebar jalan +/- 18 meter ) Disposal, selain dari 2 point tersebut wajib harus ada spotter
• Terdapat sodetan dan paritan jalur air di lokasi yang dilewati / diunduri unit FT 079

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRICT KPCT


RECALL INSIDEN SEPTEMBER 2022

Analisa Kejadian
24 September 2022 Insiden DZ543 Memunduri EBEX29 • Operator EBEX29 memasuki area kerja lain tanpa komunikasi
• Operator EBEX29 tidak menggunakan channel area kerja dozer
• Operator DZ543 tidak memastikan kondisi belakang unit secara
menyeluruh

Pengebab Utama
• Operator EBEX29 Memasuki area kerja DZ543 tanpa melakukan komunikasi aktif kepada Penyebab Tidak Langsung
pengawas dan Op. DZ543 Faktor Personal
• Operator EBEX29 memutuskan untuk memasuki area kerja
Penyebab Langsung DZ543
Tindakan Tidak Aman Faktor Pekerjaan
• Operator EBEX29 tidak melakukan komunikasi aktif saat memasuki area kerja DZ543 • N/A
• Operator EBEX29 memutuskan untuk masuk kedalam radius kerja DZ543
• Operator EBEX29 tidak menggunakan channel radio area kerja dozer
• Operator DZ543 tidak memastikan kondisi belakang unit secara menyeluruh
Kondisi Tidak Aman
• N/A
Insight Insiden :
1. Operator mengoperasikan unit sesuai dengan MTO
2. Operator aktif melakukan komunikasi dengan unit lain
terutama pada area jalan substandard
3. Operator aktif melaporkan kepada pengawas jika
menemukan kondisi tidak aman di area

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRICT KPCT


Modul SHE Pertama Plus No.34
SHE Division | PT. Pamapersada Nusantara
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pelatihan ini peserta harus mampu:


1. Mengenali bahaya dan resiko dari aktifitas blasting
2. Memberikan petunjuk keselamatan bagi blaster dan grup leader dalam
melakukan kegiatan peledakan
3. Mengetahui dan paham mengenai prosedur keadaan darurat kegiatan
peledakan
OBJECTIVE

✓ Bahaya dan Resiko Pekerjaan Blasting


✓ Hierarki Pengendalian Resiko Pekerjaan Blasting
✓ Aspek People pada Pekerjaan Blasting
✓ Aspek Supervisi pada Pekerjaan Blasting
✓ Aspek Infrastruktur pada Pekerjaan Blasting
✓ Aspek System pada Pekerjaan Blasting
✓ Komunikasi dan Observasi
✓ Safe Working Practice
✓ Penanggulangan Keadaan Darurat
IKRAR KESELAMATAN & 6 PAS
KONSEP BERFIKIR

System Based Process Based


1. Preventive Persiapan Sebelum
a. Elemen PSMS
• Perencanaan Blasting
b. Peraturan terkait

2. Monitoring
a. Elemen PSMS
• Implementasi dan operasi
• Pemantauan evaluasi dan tindak lanjut Evakuasi Aktivitas Blasting
b. Peraturan terkait

3. Emergency
a. Elemen PSMS
• Kesiapan dalam keadaan darurat
• Perlengkapan keadaan darurat
b. Peraturan terkait Pemeriksaan Setelah
Blasting
BAHAYA

Bahaya Aktivitas Peledakan

Sleep Blast (peledakan tunda)


(malam hari)
Misfire (gagal ledak) Flying Rock

Penyimpanan Bahan Peledak

Gagal Blocking
Pengangkutan bahan peledak
RESIKO

Resiko Aktivitas Peledakan


Terkena Flying Rock Terkena Flying Rock

Tidak mematuhi prosedur jarak aman blasting / menerobos


Tidak mematuhi prosedur jarak aman blasting Blast Guard

Tidak mematuhi prosedur jarak aman blasting Tidak dilakukan pemeriksaan pasca blasting

Terkena Flying Rock Tertimbun


HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO

Hierarki Pengendalian Resiko Contoh Implementasi

• Merangkai lubang tembak sesuai dengan delay / pattern dari desain blasting

Engineering • Memasang Kondom pada lubang yang berair


• Membatasi area charging dengan barikade (Dilarang Masuk) selain petugas
• Penempatan blast guard di setiap akses batas evakuasi (500) meter

• Memberikan sanksi disipling bagi yang melakukan pelanggaran batas jarak aman
Administrative evakuasi, baik alat maupun orang
• Melakukan studi feasibility sebelum melakukan perubahan jarak aman blasting

• Pelatihan juru ledak tingkat 1 dan 2 serta blasting for non blaster (khusus blast guard,
Work Practice
pengawas, dll)

• Penggunaan APD pada saat aktifitas charging dan pemeriksaan area peledakan.
Alat Pelindung Diri
Khususunya masker (mencegah fume akibat blasting)
ASPEK PEOPLE

Aspek People pada Pekerjaan Blasting :


1. Operator NPE (MMU, Driver Sarana Blasting (Box Explosive) : KPP Madya
2. Crew Blasting: KPP Madya
3. Pekerja Peledakan menandatangani sosialisasi JSA
4. Road Blocker / Blast Sentry: Memiliki Level sebagai Pengawas, KPP Pertama, Memahami Blastmap
dan legendanya (Area Peledakan, Road, dll)
5. Koordinator Peledakan: Tidak menjadi Road Blocker (Blast Sentry), Merupakan GL Blasting atau
Drilling Blasting Section Head, Memiliki Kartu Izin Meledakan (KIM) yang masih berlaku
6. Pengawas (GL): GL harus memiliki kompetensi pengawas Operational (POP atau Pra POP), Memiliki
sertifikat Kompetensi Juru Ledak Kelas 2, Memiliki Kartu Izin Meledakan (KIM) yang masih berlaku
ASPEK SUPERVISI

Aspek Supervisi pada Pekerjaan Blasting :


1. Pengawasan Melekat :
✓ GL melakukan inspeksi 1 jam sekali
✓ SH melakukan overinspeksi 3 jam sekali
✓ DH melakukan overinspeksi 6 jam sekali
✓ PM/DPM melakukan oversinspeksi secara random
2. Pemantauan dengan drone / teropong untuk pengecekan pasca peledakan
3. Pemantauan WO oleh ENG / Mineplan 1x per hari
4. Pemantauan kestabilan lereng oleh ENG 1 x per hari
ASPEK INFRASTRUKTUR

Aspek Infrastruktur pada Pekerjaan Blasting :


1. Lokasi area Blasting: Lebar akses masuk ke lokasi peledakan adalah 8 sampai 10 m, Kemiringan lokasi
tidak lebih dari 8%, Area rata, Wajib terisolasi dengan tanggul setinggi minimal 2/3 tinggi ban unit terbesar
di setiap sisi (kecuali pintu masuk, freeface, dinding) dan ditandai dengan safety line merah putih, lokasi
peledakan yang bersinggungan dengan aktivitas loading minimal berjarak 10 mJarak minimal yang
diizinkan antara proses tie up dan proses charging adalah 30m
2. Bendera sebagai penanda Jarak evakuasi peledakan dengan manusia 500 meter dan untuk jarak alat
300meter (kecuali ada kajian yang telah disetujui oleh KTT)
3. Area parkir untuk sarana support Drilling & Blasting
4. Binocular (teropong) atau drone
5. Papan jadwal peledakan, Sirine Peledakan & Radio Komunikasi Peledakan
6. Pewarnaan pita peledakan untuk menunjukan jarak lokasi aman
ASPEK SYSTEM
Aspek System pada Pekerjaan Blasting :
1. Blast design dari ENG
2. Peta Peledakan
3. PKH yang dibuat oleh Dept. Head Produksi
4. Persetujuan High Risk Activity oleh PM/DPM
5. JSA yang dibuat oleh Pengawas (minimal GL)
6. Drill & Blast Handover atau Log Book Handover
7. Berita Acara Peledakan
8. Blasting Report
KOMUNIKASI

Papan Informasi Peledakan


ada peledakan, jam peledakan, informasi kondisi peledakan, papan monitoring orang yang berada dilokasi blasting.

Meeting Koordinasi (Daily


Meeting)

Informasi aktivitas blasting, blast map, blocker, jarak aman, chanel radio yang digunakan.

Tanda Evakuasi Jarak Aman

Bendera Blast Guard, pewarnaan pita peledakan jarak aman

Sirine panjang tanda


peledakan

Informasi dari shelter (blaster) sesaat sebelum peledakan


OBSERVASI

Fungsi :
Setiap GL harus melakukan observasi tugas
setiap hari terhadap beberapa tugas terkait
aktifitas peledakan. Tujuannya untuk
memastikan semua prosedur aman
dilaksanakan, tidak ada yang terlewat
sehingga pekerjaan menjadi aman

Misalnya :
•Pengoperasian mesin drilling saat nonel
sudah di rangkai (tidak diperbolehkan)
•Aktifitas pengisian bahan peledak, pengunaan
kondom dll
•Evakuasi jarak aman manusia dan alat
•Blast sentry pada lokasi yang sudah
ditetapkan
SAFE WORKING PRACTICE

Isolasi area peledakan Pengisian Bahan Peledak, Pastikan lubang blasting dalam keadaan baik.
Tidak tertutup tanah / air

Dilarang melakukan drilling pada area yang miring Tidak boleh ada lagi pengoperasian mesin pada saat proses
perakitan
SAFE WORKING PRACTICE

Evakuasi orang dan peralatan manusia 500 meter. Termasuk blaster dan shelternya. Peralatan 300 meter (boleh kurang dari 300 m
tetapi harus ada kajian teknis).

Pastikan blast sentry / blocker berada pada lokasi yang sudah ditentukan
SAFE WORKING PRACTICE

• Blasting yang memerlukan persetujuan PM/DPM yaitu Sleep Blast, Peledakan di dekat
Pemukiman penduduk, Peledakan Kurang dari 300 meter dari alat / bangunan, Peledakan
Dekat area rawan longsor, Peledakan Di area terdapat gas metan / batuan panas

Peledakan di dekat Pemukiman penduduk, kurang dari 300 meter dari alat / bangunan,
dekat area rawan longsor, dan di area terdapat gas metan / batuan panas:

1. Membuat kajian teknis yang dibuat oleh PM dan disetujui oleh KTT
2. Peledakan dilakukan sesuai dengan kajian teknis yang disetujui KTT
SAFE WORKING PRACTICE

Peledakan Tidur Terencana:


1. Tidak boleh dilakukan pada lokasi berbahaya (potensi longsor, potensi terendam air, dan elevasi
paling rendah pada pit tersebut)
2. PM membuat pengajuan Ijin Peledakan Tidur Terencana kepada KTT
3. Bendera Peledakan tidur harus dipasang di dekat papan pengumuman peledakan
4. Semua lubang ledak harus sudah di stemming
5. Surface delay atau Leg Wire di setiap lubang tidak terangkai
6. Ada personel (memiliki KPP Madya) yang ditunjuk PM untuk mengawasi dan mengamankan lokasi
peledakan tidur yang secara berkala (2 jam sekali). Form penugasan pengawas area peledakan
tidur
7. Area peledakan tidur harus bebas dari peralatan dan benda
8. Terdapat tower lamp dengan pencahayaan 20 lux dan di lengkapi dengan rotary lamp pada pintu
masuk sleep blast
INSIDEN BLASTING

Setelah Proses Blasting, Blaster melakukan


pengecekan semua unit di radius aman unit,
pada saat pengecekan ex 1141 ditemukan kaca
spion bagian kiri pecah
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
MPKD
Adalah suatu upaya pengendalian yang dilakukan bilamana
terjadi kecelakaan saat aktivitas peledakan agar tingkat
keparahan yang ditimbulkan dari peledakan dapat
diminimalkan sehingga tidak sampai berakibat fatal

Jenis
•Korban tertimpa material boulder
•Penanganan korban terperosok ke dalam lubang peledakan
•Penanganan unit terperosok
•Penanganan unit terbalik
•Penanganan unit terbakar

Fasilitas
•Lifting bag
•Bidai
•Peralatan mountaineering
•Spinal board / bucket stretcher
•ambulance
KESIMPULAN

1. Blasting merupakan salah satu aktifitas high risk yang ada di pertambangan.

2. Potensi bahaya yang ditimbulkan dari aktifitas blasting antara lain ledakan unit, terkena
boulder atau flying rock, terperosok ke lubang peledakan, terpapar gas beracun.

3. Pengendalian resiko harus dilakukan untuk mencegah terjadinya insident yang


menyebabkan fatality diantaranya demarkasi area blasting dengan tanggul serta police line,
penenempatan blocker, pemasangan papan informasi serta rambu - rambu jarak aman unit
dan manusia dan juga ketersediaan MPKD terkait proses peledakan.

33
MOD HIGH RISK KPC
03
MOD HIGH RISK KPC

1 MOD HR01 2 MOD HR02 3 MOD HR03


Mendekati Alat Berat Bergerak Melewati Alat Berat Dumping High Wall dan Air

4 MOD HR04 5 MOD HR05 6 MOD HR06


Membersihkan dan Menyiram Memakir Kendaraan Ringan Menangani Gangguan
Loading Area Dan Alat Berat di Jalan Tambang
Penyegaran materi k3lh
Materi High Risk Control Procedure dan Fatigue Management
04
(Aktivitas Land Clearing, dan Fatigue Management)
Safety, Health & Environment Division

FATIGUE TRAINING
A. DEFINISI

FATIGUE
Fatigue/Kelelahan merupakan kondisi yang
menunjukkan keadaan tubuh baik fisik , mental ataupun
emosional yang semuanya berakibat pada penurunan
daya kerja serta ketahanan tubuh (Suma’mur P, 2009)

INSIDEN
Insiden yang menimpa
operator atau driver baik
PAMA maupun Mitra Kerja

FATIGUE
nya yang dari hasil Investigasi
terbukti disebabkan oleh
penurunan kinerja tubuh baik
fisik maupun mental.
B. PENYEBAB FATIGUE
PENYEBAB UMUM KELELAHAN :

1 Faktor Pekerjaan

2 Faktor Individu

3 Faktor Lingkungan

4 Faktor Sosial

5 Faktor Manajemen
B. PENYEBAB FATIGUE
Penyebab Faktor Individu

ASPEK FISIK

1. KURANG JAM TIDUR (PENGGUNAAN GADGET YANG


BERLEBIHAN, MELAKUKAN AKTIFITAS LAIN SAAT WAKTU
ISTIRAHAT, TEMPAT ISTIRAHAT YANG TIDAK NYAMAN)
2. KUALITAS TIDUR YANG TIDAK BAIK (KONDISI MEDIS,
GANGGUAN TIDUR)
3. STATUS GIZI/BMI
4. KONSUMSI OBAT

ASPEK PSIKOLOGIS (MENTAL & EMOSI)

1. MASALAH KELUARGA, MASALAH KEUANGAN


2. MASALAH KEUANGAN
3. MASALAH DENGAN ATASAN/PERUSAHAAN
4. BOSAN/JENUH
5. INTERAKSI SOSIAL

“Bila anda kurang bisa mengelola masalah psikologis maka yang akan terjadi adalah otak sangat
boros energi, sulit fokus, mudah tersulut emosi (bad mood), kualitas tidur menurun, dan pemulihan
fatigue menjadi kurang baik “
B. PENYEBAB FATIGUE
Faktor Pendukung Penyebab Fatigue

PENYAKIT DIET & KURANG OLAH ALKOHOL DAN GANGGUAN TIDUR MENGKONSUMSI
KRONIS RAGA MEROKOK (APNEA) OBAT DAN STIMULASI

Orang yang Efek samping obat,


Alkohol dapat stimulant atau
Beberapa penyakit overweight
mengganggu pola Apnea adalah supplement ada
seperti kencing cenderung
tidur normal dan gangguan yang dapat
manis, hepatitis, berpotensi memiliki
menurunkan kualitas pernafasan (henti menyebabkan
tekanan darah masalah penyakit
tidur sehingga saat nafas sejenak saat kantuk, mual atau
tinggi, kolesterol kronis sehingga
bangun masih terasa mendengkur) dan jantung berdebar-
tinggi atau dapat mengganggu
letih. Merokok tidak akan menjadi lebih debar. Tanyakan
gangguan jantung, kualitas tidur.
meningkatkan berat lagi jika diiringi efek sampingnya ke
jika tidak diobati Dengan berolah
kewaspadaan, dengan kegemukan pada Dokter /
dengan teratur raga teratur untuk
merokok juga tidak dan merokok. Apoteker dari obat
dapat membuat menyeimbangkan
membantu menunda yang kita terima.
anda merasa fatik. antara asupan kalori
timbulnya fatik. Konsumsi kafein
dengan aktivitas fisik.
hanya mengusir rasa
kantuk sementara.
C. GEJALA UMUM FATIGUE
GEJALA MENTAL
1 1. Sulit menemukan posisi yang nyaman
2. Melintas marka atau jalur pengendara lain
3. Terlambat mengerem atau mengantisipasi
4. Tidak ingat di kilo meter mana
5. Sulit mempertahankan kecepatan yang konstan
6. Salah jalur front atau dumping
7. Lupa kata sandi atau informasi penting
8. Mengalami halusinasi

2 GEJALA FISIK
1. Sering Menguap atau mengantuk
2. Pelupuk Mata terasa berat
3. Sering menggosok / mengucek mata
4. Kepala Terkulai
5. Terlelap atau Terpejam sesaat

3 GEJALA EMOSIONAL
1. Pengemudi lebih pendiam / tidak aktif di radio
2. Kurang motivasi untuk melakukan tugas dengan baik
3. Mudah tersinggung
4. Marah
5. Salah Pengertian
6. Kurang Toleransi
D. RISIKO FATIGUE
Fatigue dapat menyebabkan beberapa risiko yang
merugikan diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita,
1 Menabrak Tanggul

berikut ini adalah beberapa risiko yang sering terjadi jika


mengendarai unit dalam kondisi fatigue 2 Tabrak Belakang

Rebah kuda karena menyisir


3 tanggul

4 Cacat pada bagian tubuh

Multiple Fatality (Operator/Driver dan atau


5 penumpang, pengguna jalan yang lain

6 Kehilangan Pekerjaan / PHK


E. PROGRAM PENCEGAHAN INSIDEN FATIGUE
Program Mandatory Pengelolaan Fatigue “WAJIB BEKERJA DALAM KONDISI FIT”

Memenuhi jumlah istirahat minimum Kondisi kamar Mess harus dipastikan


6 jam sehari dalam periode 12 jam housekeeping, pengendalian waktu
terakhir sebelum bekerja. Note: istirahat dan suhu kamar dikontrol
Operator dan driver tetap dianjurkan dengan baik.
untuk dapat memenuhi standar jam
tidur ideal 7-8 jam sehari
Operator yang mengalami fatigue,
WAJIB melakukan tindakan recovery
Proses Fit to Work di awal shift harus dengan STOP operasi di tempat yang
dilakukan dan ditindak lanjuti sesuai aman (misal: non blindspot area)
dengan prosedur. atau rest area yang telah ditetapkan,
istirahat tidur dan melapor kepada
Pengawas.
Pengawas memberikan kesempatan
kepada Operator yang mengalami
fatigue saat beroperasi untuk STOP Melakukan Check Bugar oleh
operasi dan beristirahat tidur TANPA Pengawas kepada semua Operator
DIBERIKAN SANKSI atau feedback (100%) pada Shift Siang dan Malam.
yang dapat membuat Operator
enggan lapor fatigue.

Ref Memo JIEP/SHE/21/052/MM)


F. PROGRAM PENCEGAHAN INSIDEN FATIGUE
Jujur Mengisi FTW :
1. Jumlah jam tidur secara aktual
2. Menginformasikan ke atasan jika sedang memiliki masalah
3. Menginformasikan obat yang sedang dikonsumsi

“100% Insiden Fatigue (Jan sd Jul 2021) didapatkan


operator/driver mengisi FTW secara TIDAK JUJUR”

“Ketidakjujuran mengisi FTW” menyalahi PKB pasal 94 –


Kesalahan atau Pelanggaran dengan Sanksi PHK yaitu
pada ayat 2b: Memberikan keterangan palsu atau yang
dipalsukan sehingga merugikan perusahaan”.
#sadar, patuh, peduli
F. PENGELOLAAN STRESS

#sadar, patuh, peduli Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Tahun 2019
F. PENCEGAHAN FATIGUE
POWER NAP
Merupakan Salah satu cara istirahat dalam waktu singkat untuk membantu mengisi ulang energi

Sebaiknya durasi power nap berada di antara 10 Mengurangi Drop Circadian Circle
hingga 30 menit. Lebih dari 30 menit berpotensi Napping adalah cara yang sangat efektif bahkan
mengalami Inersia Tidur lebih baik daripada mengkonsumsi kafein agar
Circadian circle tidak drop.

Mengurangi Kesalahan
Hindari semaksimal mungkin hal-hal yang Dengan Napping dapat meningkatkan kinerja
POWER kerja, mengurangi kesalahan dan menghindari
dapat mengganggu Anda dalam Napping
NAP kecelakaan.

Meningkatkan Kewaspadaan
Dengan Napping dapat meningkatkan
kewaspadaan yang cukup besar, sehingga
Tutup mata, lalu cobalah untuk merasa relaks. dapat menghindari bahaya.
Anda dapat membuat diri merasa nyaman dan
mengatur alarm Memiliki Penilaian Lebih Baik
Kurang tidur akan berdampak pada
pengambilan keputusan yang lebih buruk.

#sadar, patuh, peduli


F. PENCEGAHAN INSIDEN FATIGUE
1. Segera menepi ditempat yang aman (misal:
non blindspot area, non jalan aktif) atau
rest area yang telah disediakan
2. Unit berhenti / stop dan hidupkan lampu
hazard
3. Melapor ke atasan (melalui radio/media
komunikasi lainnya yang disediakan site) -
disesuaikan dengan aturan site
4. Lakukan napping
5. Turun dari unit dan menggerakan badan /
stretching
6. Cuci muka (apabila diperlukan)
7. Setelah merasa bugar, lapor ke atasan dan
lanjutkan perjalanan

#sadar, patuh, peduli


GOLDEN RULES FATIGUE #sadar, patuh, peduli

PENEGAKAN DISIPLIN TERKAIT FATIGUE


Sanksi :

1. SANKSI SP 2 :
Tidak melaporkan ke atasan terhadap kondisi fisiknya dalam
keadaan fatigue (lelah/mengantuk) dan tetap
mengoperasikan peralatan bergerak bermotor sehingga
berpotensi Insiden.

2. SANKSI PHK
Mengoperasikan peralatan bergerak bermotor dalam
keadaan fatigue (lelah/mengantuk) hingga menyebabkan
kecelakaan.
INFORMASI TAMBAHAN
Mendapatkan informasi mengenai emergency procedure
05
PROSEDUR EMERGENCY CALL !!

1 Ucapkan : Emergency 3x
Jika Situasi tidak mengancam jiwa

2 Ucapkan : Mayday 3x
Jika Situasi mengancam jiwa

- Sebutkan Identitas Sebagai Pelapor


- Sampaikan Informasi Jumlah Korban
3
- Sampaikan Informasi Kondisi Korban
- Sampaikan Lokasi tempat kejadian emergency
HIMBAUAN UNTUK SELURUH
KARYAWAN PAMA DISTRIK KPCT TIDAK
MEROKOK DI AREA :

- Area Pit / Tambang KPCT


- Area Hauling KPC dan KPCT
- Area Workshop KPCT
- Area Office & Warehouse KPCT
- Area Refueling dan Pit Stop KPCT
“ SAFETY COMMITMENT ”
Keselamatan Untuk Kita Semua, Amin
THANK YOU
PT. Pamapersada Nusantara District KPC Sangatta

Anda mungkin juga menyukai