Anda di halaman 1dari 14

RESUME

PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN


GIGI DAN MULUT PADA KELOMPOK
BERKEBUTUHAN KHUSUS

Oleh :

KARTIKA ROSDALIYANTI
NIM : P 20625119023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PROGRAM STUDI D IV TERAPI GIGI TASIKMALAYA
2020
ANAK DENGAN GANGGUAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI/WICARA

Pendekatan perawat gigi dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada
anak berkebutuhan khusus(Tuna wicara)

Gangguan pendengaran ekstrem/tuli (diatas 91dB). Karena memiliki


hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam
berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara.

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami anak-anak


berkebutuhan khusus.

1. Gigi berlubang (karies gigi) disebabkan antara lain oleh kelainan


bentuk dan struktur gigi(anomali), frekuensi muntah atau gastroesophangeal
refluks, jumlah air ludah kurang, pengobatan yang mengandung gula atau diet
khusus yang memerlukan pemberian susu botol yang diperpanjang dan
keterbatasan anak ataupun kemauan dari orang-orang sekitar untuk membantu
membersihkan gigi dan mulut secara rutin setiap hari

2. Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal) seperti gusi berdarah,


kegoyongan gigi dan karang gigi. Kondisi ini disebabkan oleh kebersihan mulut
yang kurang diperhatikan karena ketidakmampuan menggunakan sikat gigi
dengan benar, pola makan yang kurang baik dan efek samping dari obat-obatan
yang dikonsumsi. Radang pada jaringan periodontal yang parah dapat
mengakibatkan anak kehilangan gigi.

3. Maloklusi terjadi karena adanya keterlambatan erupsi gigi, tidak ada


benih gigi, gigi berlebih, gangguan fungsi hubungan otot-otot dalam mulut dan
periodontal sehingga rahang atas maju, gigitan terbuka dan gigitan silang.
Bruksism (ngerot) pada penderita cerebral palsy mengakibatkan gigi rahang atas
maju ke depan. Untuk menangani bruksism dapat digunakan bite guard.

4. Bernafas melalui mulut (pernapasan mulut kronik) disebabkan oleh


jalan nafas yang lebih sempit sehingga anak berkebutuhan khusus cenderung
bernafas melalui mulut. Pernafasan mulut kronis ini menyebabkan ukuran lidah
membesar (makroglosia) dan permukaan lidah beralur dalam dan kering sehingga
menimbulkan bau mulut (halitosis) dan iritasi pada sudut bibir (angular cheilitis).
Kondisi ini akan mempengaruhi fungsi bicara dan pengunyahan.

5. Trauma atau benturan sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan


psikososial dan perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan.

Perawat gigi sebagai dental hygenist merupakan anggota dari tim


kesehatan gigi yang salah satu tugasnya adalah memelihara kesehatan gigi dan
mulut pasiennya serta mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut. Pada
perawatan pasien dengan kebutuhan khusus ini seorang dental hygienist dituntut
untuk bersikap profesional serta memberikan pelayanan kepada pasiennya dengan
bersikap empati, benar-benar tulus dalam memberikan perawatan. Khusus pada
pasien yang memiliki keterbelakangan mental, dibutuhkan kesabaran dan
ketulusan lebih sehingga pasien dapat bersikap kooperatif dalam perawatan
kesehatan giginya. Peranan perawat gigi dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut pada anak berkebutuhan khusus adalah:

1. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin.


Pemeriksaan Kebersihan Gigi dan Mulut, merupakan kurang
mendapatkan perhatian dari orang tua maupun pengasuh
padahal kesehatan gigi dan mulut berpengaruh terhadap kualitas
hidup pasien dengan kebutuhan khusus ini

2. Melakukan modifikasi diet pada anak berkebutuhan khusus


yaitu dengan mengurangi diet karbohidrat dan snack diantara
waktu makan. Selain hal tersebut pencegahan Penyakit Gigi dan
Mulut pada anak berkebutuhan khusus dalam hal ini meliputi :
pembersihan plak dengan cara menyikat gigi, pembersihan
karang gigi supra gingiva, kumur-kumur dengan larutan fluor,
pengulasan fluor pada gigi, pengisian pit dan fisura gigi.

3. Membuat metode pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang


realistik bagi tiap tiap anak berkebutuhan khusus. Upaya Kuratif
Sederhana dalam hal ini yang dapat dilakukan oleh seorang
perawat gigi pada anak berkebutuhan khusus adalah tindakan
untuk menghilangkan rasa sakit, seperti: tindakan
kegawatdaruratan, pencabutan gigi susu, penambalan tanpa
merusak jaringan (Atraumatic Restorative
Treatment/ ART), penumpatan dengan
glass ionomer, dan penambalan dengan amalgam.

Jadi peranan perawat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada
anak berkebutuhan khusus maka dapat disimpulkan bahwa peranan perawat gigi
untuk dapat meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut pada anak
berkebutuhan khusus melaui upaya-upaya promotif, preventiv dan kuratif
sederhana

Gangguan komunikasi adalah berbagai masalah dalam berbahasa,


berbicara dan mendengar. Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah
artikulasi, masalah suara, masalah kelancaran berbicara (gagap), aphasia
(kesulitan dalam menggunakan kata-kata, biasanya akibat cedera otak), dan
keterlambatan dalam bicara dan atau bahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa
dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor lingkungan atau hilangnya
pendengaran.
Gangguan bicara dan bahasa juga berhubungan erat dengan area lain yang
mendukungnya seperti fungsi otot mulut (oral motor) dan fungsi pendengaran.
Keterlambatan dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti bunyi
suara yang “tidak normal” (sengau, serak) , sampai dengan ketidak mampuan
untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidak mampuan mekanisme
oral-motor dalam fungsinya untuk bicara atau makan.
Gangguan pendengaran terdiri dari gangguan dengar parsial (sebagian)
dan gangguan dengar total atau tuli. Ketulian didefinisikan sebagai kehilangan
pendengaran yang bermakna yang mengakibatkan komunikasi menjadi sulit atau
tidak dapat dilakukan tanpa bantuan amplifikasi alat Bantu dengar. Terdapat 4 tipe
gangguan pendengaran. Tipe pertama adalah gangguan dengar konduktif, yaitu
terganggunya pendengaran akibat adanya penyakit atau sumbatan di telinga
bagian luar atau tengah, dan biasanya dapat diatasi dengan alat Bantu dengar. Tipe
kedua adalah gangguan dengan sensorineural yaitu terganggunya pendengaran
akibat kerusakan pada sel sel rambut sensoris yang terdapat pada telinga dalam
atau pada pembuluh saraf yang mempersarafinya. Tipe ketiga adalah gangguan
pendengaran gabungan antara gangguan pendengaran konduktif dan
sensorineural. Sedangkan gangguan pendengaran sentral dimaksudkan pada
gangguan pendengaran akibat dari cedera atau rusaknya saraf-saraf otak.

Deteksi Dini Keterlambatan Bicara Pada Si Kecil

Di Amerika Serikat, perkiraan keseluruhan terjadinya gangguan


komunikasi adalah sekitar 5% anak usia sekolah, yang meliputi gangguan suara
sebanyak 3% dan gagap 1%. Insidens anak usia sekolah dasar yang mengalami
gangguan artikulasi adalah sekitar 2-3% walaupun persentasinya menurun dengan
bertambah maturnya usia anak. Perkiraan terjadinya gangguan pendengaran juga
bervariasi, namun berkisar 5% dari usia anak sekolah. Penelitian hal serupa di
Indonesia belum ada.
Keterlambatan perkembangan si Kecil dapat terjadi pada satu ranah atau
lebih. Secara garis besar, ranah perkembangan terdiri dari motor kasar, motor
halus, bicara atau bahasa, kognitif, personal, sosial dan kemandirian.Speech
delayatau keterlambatan bicara merupakan salah satu penyebab keterlambatan
yang sering dijumpai. Penyebabnya sangat luas dan kompleks, sehingga perlu
diketahui tanda-tandanya agar mudah mendeteksi terjadinya keterlambatan bicara
pada si Kecil.
Bicara merupakan bentuk verbal dari bahasa, dimana bahasa merupakan
produksi konseptual dari komunikasi. Kemampuan bahasa mengandung unsur
reseptif (memahami) dan ekspresif atau kemampuan untuk menyampaikan
informasi perasaan, pikiran dan ide. Berikut merupakan perkembangan si Kecil
mulai 0-5 tahun menurut Milestones.4

Karakteristik
Kemampuan komunikasi seorang anak dianggap terlambat jika
kemampuan bicara dan atau bahasa anak tersebut jauh di bawah kemampuan
bicara / bahasa anak seusianya. Kadang seorang anak memiliki kemampuan
berbahasa reseptif (mampu memahami apa yang disampaikan lawan bicara) yang
jauh lebih baik dibanding kemampuan berbahasa ekspresifnya, namun kondisi ini
tidak selamanya terjadi.
Anak dengan masalah pendengaran bisa terlihat sulit memahami dan
memberi jawaban jika pertanyaan yang diajukan padanya tidak dilakukan berkali-
kali. Selain itu anak juga menunjukkan kemampuan bicara yang tidak akurat,
misalnya „kehilangan“ suku kata awal atau suku kata akhir. Atau, anak tersebut
menunjukkan seperti „ tidak nyambung „ saat dilakukan diskusi interaktif.
Selain hal-hal tersebut diatas, anak yang terbiasa berbahasa menggunakan
dialek tertentu, dapat mengalami kesulitan bicara dan bahasa menggunakan dialek
lain atau bahasa yang lain tentunya.

Dampak Negatif
Gangguan berbicara dan berbahasa dapat mempengaruhi anak dalam
berkomunikasi dengan orang lain, dalam proses memahami atau menganalisa
informasi. Ketrampilan berkomunikasi merupakan ketrampilan sangat penting
yang dibutuhkan dalam perkembangan anak, khususnya mempengaruhi
perkembangan belajar dan perkembangan kognisinya. Membaca, menulis, bahasa
tubuh, mendengarkan dan berbicara, semuanya merupakan bentuk berbahasa,
sebuah simbol / kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan pendapat dan
pikiran.

Implikasi Gangguan Komunikasi Dalam Proses Pendidikan Anak


Proses pembelajaran didapat melalui proses komunikasi. Kemampuan
untuk berpartisipasi dalam komuniksi aktif dan interaktif dengan sebaya dan
orang dewasa di lingkungan sekolah merupakan hal utama yang dibutuhkan
seorang anak dalam mendulang sukses di sekolah.
Gangguan mendengar, bicara, membaca dan menulis akhirnya
menimbulkan gangguan berkomunikasi. Pada anak usia sekolah terjadi
penambahan kosa kata yang luar biasa banyaknya disertai kemampuan abstraksi
yang semakin matang. Membaca dan menulis mulai diajarkan, dan dengan
bertambahnya usia, pemahaman dan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
menjadi semakin kompleks. Ketrampilan berkomunikasi sangat kritis dibutuhkan
dalam belajar
Anak dengan gangguan komunikasi seringkali menunjukkan prestasi
akademis yang kurang baik karena mereka perlu berjuang untuk membaca,
mengalami kesulitan memahami dan mengekspresikan pikirannya, tidak dapat
menginterpretasikan simbol-simbol sosial, akhirnya anak menolak pergi ke
sekolah, bahkan tidak jarang sampai tidak mau mengikuti tes yang diwajibkan.
Karena seluruh gangguan komunikasi memiliki potensi untuk
mengakibatkan anak terisolir dari lingkungan sosial dan pendidikannya, maka
sangat penting untuk melakukan intervensi dini.. Karena organ otak berkembang
pesat di usia dini kehidupan, seorang anak akan lebih mudah mempelajari
ketrampilan berkomunikasi pada periode usia sebelum 5 tahun. Jika anak
memiliki gangguan otot, gangguan pendengaran, atau keterlambatan dalam
perkembangan, biasanya kemampuan berbahasa, berbicara dan kemampuan di
bidang lain yang berhubungan juga akan terpengaruhi.

Tahap Perkembangan Si Kecil (Milestones)


a. Pada usia 0-6 bulan si Kecil sudah dapat memberikan respon reseptif seperti
melirik jika ada suara, berekspresi seperti tertawa,cooingbersuara seperti aahh
atau uuh.
b. Saat usia 9 bulan,cooingberubah menjadibabbling, mengucapkanbababababa,
dadadada, mamamamaataupapapapa,dapat mengucapkan mama dan papa
walaupun belum jelas dan mulai dapat melambai.
c. Usia 12 bulan, si Kecil dapat mengikuti 1 perintah sepertiayo siniataulihat,
mulai menirukan suara dan intonasi suara, dapat mengucapkan 1 suku kata.
d. Pada usia 15 bulan, pengucapan suara meningkat menjadi 3 kata.
e. Saat memasuki usia 18 bulan, si Kecil mulai dapat menunjuk minimal 1
anggota tubuhnya, pengucapan kata meningkat menjadi 6 kata.
f. Usia 2 tahun, si Kecil mulai dapat menunjukkan gambar, mengikuti lebih dari
2 perintah, dapat merangkai kata dan dapat menyebutkan gambar.
g. Usia 2,5 tahun, si Kecil dapat menunjuk enam anggota tubuhnya, dapat
melakukan 2 tindakan, setengah pembicaraannya dapat dimengerti.
anda Bahaya Deteksi Keterlambatan Bicara
h. Usia 3 tahun, si Kecil dapat mengetahui 2 kata sifat, mengenali 4 gambar, dan
mengenal 1 warna dan seluruh pembicaraannya dapat dimengerti.
i. Pada usia 4 tahun, si Kecil mulai dapat memahami 4 kata, mengenal 4 warna
dan seluruh pembicaraannya dapat dimengerti. 1, 4, 5

Tanda bahaya(red flags)yang harus segera dilakukan adalah evaluasi bicara dan
bahasa, yaitu seperti:
a. Pada usia 12 bulan bila si Kecil tidakbabbling, menunjuk atau tidak
mengukuti gerak-gerik Anda yang merawat.
b. Usia 15 bulan bila si Kecil tidak melihat atau menunjuk 5 dari 10 objek atau
orang yang disebutkan dan tidak mengucapkan minimal 3 kata.
c. Usia 18 bulan, si Kecil tidak mengikuti 1 instruksi dan tidak
mengatakanmama, papa, dada.
d. Usia 2 tahun, bila si Kecil tidak menunjuk pada gambar atau anggota tubuh
yang dusebutkan dan tidak mengucapkan minimal 25 kata.
e. Usia 2,5 tahun, si Kecil tidak merespon secara verbal, mengangguk atau
menggelengkan kepala pada sebuah pertanyaan dan tidak dapat
mengkombinasi dua kata.
f. Usia 3 tahun, si Kecil tidak memahami dan mengikuti perintah, tidak
mengucapkan paling sedikit 200 kata, tidak dapat menyebutkan
keinginanannya dan mengulang kalimat sebagai respon dari pertanyaan.

Dari tanda-tanda tersebut diatas, ibu harus mewaspadai sejak dini agar
tidak terjadi keterlambatan bicara pada si Kecil secara berkelanjutan. Selain itu,
perlu dicari penyebab lain dari keterlambatan bicara pada si Kecil. Keterlambatan
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

- Gangguan pendengaran
- Gangguan otak seperti pada retardasi mental
- Gangguan bahasa spesifik reseptif/ekspresif
- Autisme
- Gangguan pada organ mulut seperti gangguan artikulasi
Untuk mengetahui diagnosis pasti penyebabnya, diperlukan pendekatan
multidisiplin oleh dokter anak, telinga-hidung-tenggorok (THT), psikolog dan
psikiater anak, dan terapi dapat dimulai secara sistematis sesuai keadaan pasien.
Sebagai orang tua, peran Ibu sangat penting dalam penanganan keterlambatan
bicara tersebut. Rajinlah mengajak si Kecil untuk berbicara sejak bayi, walaupun
belum bisa berbicara namun kosakata dari Ibu dapat menajdi bekal dalam
perkembangan bicara dan bahasanya kelak. Ibu juga bisa membacakan cerita
untuk menambah kosakata yang didengar oleh si Kecil. Keterlambatan bicara
pada si Kecil sebaiknya dapat diketahui sejak dini, sehingga dapat dilakukan
penanganan secepatnya.

Gangguan Bicara yang Bisa Dialami Anak:


1. Disartria
Disartria merupakan kelainan pada sistem saraf, sehingga memengaruhi
otot yang berfungsi untuk berbicara. Kondisi ini tidak memengaruhi
kecerdasan maupun tingkat pemahaman Si Kecil. Disartria ditandai dengan
gejala suara serak, nada bicara yang monoton, berbicara terlalu cepat atau
terlalu lambat, bicara cadel, tidak mampu bicara dengan volume yang keras,
kesulitan dalam menggerakkan lidah maupun otot-otot wajah, dan kesulitan
dalam menelan karena air liur keluar secara tidak terkontrol.
Si Kecil pengidap kondisi ini mengalami kesulitan dalam mengontrol otot-
otot bicara, karena bagian otak serta saraf yang mengontrol pergerakan otot
tersebut tidak berfungsi dengan normal. Beberapa kondisi medis yang dapat
menimbulkan disartria, antara lain cedera kepala, tumor otak, infeksi otak,
atau kelumpuhan otak.

2. Apraksia
Apraksia merupakan gangguan saraf pada otak yang membuat anak
kesulitan dalam mengkoordinasi otot yang digunakan saat berbicara. Anak
dengan kondisi ini mengetahui apa yang ingin dikatakan, tetapi kesulitan
untuk berbicara. Apraksia pada anak biasanya disebabkan oleh gangguan
genetik dan metabolisme. Selain itu, kondisi ini juga dapat dialami jika ibu
mengonsumsi alkohol atau obat terlarang saat sedang hamil. Apraksia
biasanya baru bisa terdeteksi pada anak di bawah usia tiga tahun.
Gejala yang muncul antara lain, kurangnya ocehan ketika bayi, tampak
kesulitan menggerakkan mulut untuk mengunyah, menghisap atau meniup,
serta lebih sering menggunakan gerakan tubuh untuk berkomunikasi. Selain
itu, gejala juga bisa berupa kesulitan saat mengucapkan huruf konsonan yang
berada di awal dan akhir kata, dan susah mengucapkan kata yang sama untuk
kedua kalinya.

3. Gangguan Spektrum Autisme (GSA)


GSA merupakan kelainan otak yang berdampak pada kemampuan
komunikasi dan interaksi sosial anak. Gejala gangguan spektrum autisme
biasanya muncul di awal masa kanak-kanak. Anak-anak pengidap GSA
terlihat seperti hidup di dalam dunianya sendiri. Anak pengidap autisme
memiliki kemampuan yang lemah untuk mengekspresikan diri sendiri dalam
percakapan. Bicara mereka bisa jadi berulang atau memiliki kemampuan
komunikasi verbal yang lemah.

4. Cerebral Palsy
Cerebral palsy merupakan kondisi ketika anak memiliki kesulitan dalam
bergerak dan mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh. Gejala
kondisi ini biasanya muncul selama masa taman kanak-kanak atau balita.
Anak-anak bisa mengalami kekurangan kekakuan otot, koordinasi otot, sulit
berjalan, gerakan yang lambat, keterlambatan perkembangan kemampuan
berbicara dan sulit bicara, kejang, dan sulit makan.
Gangguan ini bersifat serius dan disebabkan oleh perkembangan otak yang
tidak normal atau kerusakan pada otak saat masih dalam masa perkembangan.
Anak dengan cerebral palsy membutuhkan perawatan jangka panjang.
Misalnya seperti obat-obatan untuk membantu meningkatkan kemampuan
fungsional, meredakan nyeri, dan mencegah terjadinya komplikasi.
Intervensi Yang Dapat Dilakukan
Dalam usaha meningkatkan kemampuan anak, dibutuhkan tim yang solid
yang terdiri dari guru, speech language pathologist, audiologist, dan orang tua
tentunya. Namun sebelumnya dokter anak akan mengidentifikasi gangguan
komunikasi apa yang dialami anak tersebut, salah satunya dengan mencek fungsi
pendengaran anak bekerja sama dengan dokter Ahli Telinga Hidung
Tenggorokan.
Speech-language pathologist akan membantu anak dengan gangguan
komunikasi dengan cara memberikan terapi yang sesuai dengan kebutuhan
spesifik anak tersebut. Dia juga akan mengkonsultasikan kondisi anak dengan
guru disekolah sehingga diharapkan pihak sekolah dapat mengakomodasi situasi
belajar yang paling maksimal yang dapat mendukung kemampuan komunikasi
anak; juga bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mendiskusikan teknik-teknik
terapi yang paling efektif dan paling cocok diterapkan untuk masalah spesifik
anak tersebut. Penggunaan alat bantu dengar sangat bermakna bagi anak dengan
gangguan dengar sedang sampai berat. Anak yang tuli membutuhkan stimulasi
dini yang konsisten dan juga alat bantu komunikasi lain seperti „sign language“,
„finger spelling“, bahasa isarat dan juga tentunya alat bantu dengar tersebut.
Teknologi yang canggih juga banyak membantu anak anak yang
mengalami gangguan bicara/bahasa akibat keterbatasan fisik. Penggunaan media
komunikasi elektronik dapat membantu individu berkomunikasi tanpa bicara
langsung sehingga mereka tetap dapat mengkomunikasikan isi pikirannya.
DAFTAR PUSTAKA
Disability Fact Sheet on Speech/Language Disorders (FS11). January 2004.
National Dissemination Center for Children with Disabilities. US
Department of Education.
Eka News. Anak Terlambat Bicara, Normalkah? Eka Hospital. Monthly
Newsletter Ed. 3 Mei 2010. Jakarta.
Gemilang Argaruci. 2013. Kenali Tanda-Tanda Keterlambatan Bicara pada Balita.
Jakarta. Online: https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/aktivitas-
edukasi/kenali-tanda-tanda-keterlambatan-bicara-pada-balita/ (Diunduh 16
April 2020)
Hadoloc. 2019. Awas, Inilah 4 Gangguan Biacara yang Bisa Dialami Anak.
Jakarta. Online: https://www.halodoc.com/4-gangguan-bicara-yang-dialami-
anak (Diunduh 16 April 2020)
Hadoloc. Ini 9 Gangguan Komunikasi pada Anak yang Bisa Diatasi dengan
Terapi Wicara. Jakarta. Online: https://www.halodoc.com/9-gangguan-
komunikasi-pada-anak-yang-bisa-diatasi-dengan-terapi-wicara. (Diunduh 16
April 2020).
Peranan-Perawat-Gigi-dalam-Pemeliharaan-Kesehatan-Gigi-dan-Mulut-pada-
Anak-ber Online: http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/keperawatangigi/wp-
content/uploads/2017/01/8-Peranan-Perawat-Gigi-dalam-Pemeliharaan-
Kesehatan-Gigi-dan-Mulut-pada-Anak-berkebutuhan-Khusus-I-Gede-
Surya-Kencana-JKG-Denpasar.pdf. (Diunduh 16 April 2020).
Santrock. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Universitas Psikolog. 2018. Gangguan Komunikasi-Pengertian dan Contoh Pada
Anak. Jakarta. Online: https://www.universitaspsikologi.com/
2018/04/gangguan-komunikasi-pengertian-dan-contoh-anak.html?m=1
(Diunduh 16 April 2020).

Anda mungkin juga menyukai