Anda di halaman 1dari 35

DOKUMEN LAPORAN

KONSULTAN INDIVIDUAL AHLI TEKNIK


INFORMATIKA
PUSAT PENGENDALIAN LUMPUR SIDOARJO
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Ruly Sujayanto S.Kom

2022
Daftar Isi

Daftar Isi.......................................................................................................................... 2

BAB I ............................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4

Latar Belakang ............................................................................................................. 4

Maksud dan Tujuan ..................................................................................................... 5

Sasaran ........................................................................................................................ 5

Ruang Lingkup ............................................................................................................. 6

BAB 2 .............................................................................................................................. 7

Metodologi Kerja ............................................................................................................. 7

Pengembangan software ............................................................................................. 7

Tahap Perencanaan ................................................................................................. 8

AnalisaSystem ......................................................................................................... 8

Rancangan System................................................................................................... 9

Implementasi System ................................................................................................ 10

Pemeliharaan System ................................................................................................ 10

Metodologi Pengembangan Software berbasis LDLC ................................................. 11

Pengembangan dengan Waterfall.......................................................................... 11

Model Pengembangan Sistem Formal ................................................................... 13

Masalah pada Pengembangan Sistem Formal ........................................................ 13

Pengembangan Inkremental ...................................................................................... 14

Pengembangan Spiral ................................................................................................ 15

2
RAD (Rapid Application Development)....................................................................... 17

Prototyping Model .................................................................................................... 18

Proses pada model prototyping ............................................................................. 19

Perbandingan Metodologi ......................................................................................... 21

BAB 3 ............................................................................................................................ 30

Hasil Pekerjaan .............................................................................................................. 30

Pembuatan Micro Service Device API ........................................................................ 31

BAB 4 ............................................................................................................................ 35

Penutup ........................................................................................................................ 35

3
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan ini berisikan kegiatan yang dilakukan oleh konsultan untuk dapat menyelesaikan
kegiatan Konsultan Individual Ahli Informatika dalam melakukan Integrasi website
Siwalusi Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo serta memberikan advice dan masukan
dalam rangka pengembangan website secara software maupun hardware tahun
Anggaran 2022.

Laporan ini juga berisikan metodologi yang akan digunakan oleh konsultan yang dalam
hal ini Ruly Sujayanto, S.Kom. selaku konsultan individu yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Selain menggunakan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen laporan pendahuluan ini,
sebagian besar isi dari laporan juga didasarkan pada pengalaman konsultan dalam
melakukan pekerjaan sejenis.

Latar Belakang
Sistem informasi yang sudah menjadi sangat penting dalam kehidupan sekarang
membuat berbagai instansi berlomba memberikan informasi yang akurat, tepat, dan
memadai. Demikian juga pada Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo sesuai dengan tugas
dan fungsinya sebagai pelaksana kegiatan Pengendalian dampak semburan Lumpur yang
telah melakukan pengembangan infomasi dengan dibuatnya Website dan aplikasi
bimbingan teknis berbasis web.

Siwalusi adalah website yang merupakan media informasi secara online yang disajikan
untuk lebih memudahkan dalam pengelolaan bimbingan disertai dengan aplikasi online
untuk pendataan dan pengelolaan bimbingan. Namun bergulirnya waktu website yang
ada di lingkungan Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo belum dioptimalkan semaksimal
mungkin.

4
Untuk membantu mengatasi kendala tersebut dalam rangka pemeliharaan website dan
siwalusi sehingga operasional website berjalan lancar dan memberikan advice dan
masukkan dalam rangka pengembangan website dan siwalusi secara software maupun
hardware, maka pada tahun Anggaran 2022 ini Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo
Surabaya menetapkan kegiatan ”Konsultan Individual Ahli IT Pusat Pengendalian Lumpur
Sidoarjo ”.

Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan Konsultan Individual Ahli IT Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo
adalah sebagai berikut:

✓ Melakukan Pemeliharaan sehingga website dan siwalusi dapat berjalan


secara optimal.
✓ Memberikan advice dan masukan dalam rangka pengembangan website
dan siwalusi Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo.
✓ Tersusunnya dokumen laporan dalam rangka pemeliharaan website dan
siwalusi Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo.
✓ Tersusunnya dokumen advice dan masukkan dalam rangka pengembangan
website dan siwalusi Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo.

Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Konsultan Individual Ahli IT Pusat Pengendalian
Lumpur Sidoarjo adalah sebagai berikut:

✓ Beroperasinya website dan siwalusi secara optimal.


✓ Tersusunnya dokumen laporan dalam rangka pemeliharaan website dan
siwalusi Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo.
✓ Tersusunnya dokumen advice dan masukkan dalam rangka pengembangan
website dan siwalusi Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo.

5
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan Konsultan Individual Ahli IT Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo
adalah sebagai berikut:

✓ Memelihara website sehingga dapat diakses pada waktu kapanpun dan


dimanapun.
✓ Mengelola peralatan-peralatan pendukung website dapat berjalan baik
termasuk perawatan dan pengembangannya.
✓ Mengelola berita – berita di website terkait Pusat Pengendalian Lumpur
Sidoarjo.
✓ Mengelola Pengupdate-an data-data yang ada di siwalusi.

Sesuai dengan keluaran kerja di atas, maka keempat aktivitas di atas dapat dipecah
menjadi dua kegiatan utama, yaitu:

✓ Kegiatan Persiapan, terdiri atas persiapan pengelolaan berita – berita


dwebsite dan pengupdatean data-data siwalusi serta persiapan
pengelolaan peralatan-peralatan pendukung website.
✓ Kegiatan Pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan.

6
BAB 2
Metodologi Kerja
Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap kegiatan Konsultan
Individual Ahli IT Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo, dimana sasaran akhir dari kegiatan
ini adalah Beroperasinya website dan siwalusi secara optimal, maka perlu diketahui
terlebih dahulu beberapa pengertian yang berhubungan dengan kegiatan Konsultan
Individual Ahli IT Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo.

Pengembangan Software (Software Development Life Cycle)


System Development Life Cycle (SDLC) merupakan siklus pengembangan sistem yang
terdiri dari systems planning (tahap perencanaan), systems Analysis (tahap analisa),
Systems Design (tahap perancangan), systems implementation (tahap implementasi),
systems operation and support (tahap penggunaan dan perawatan). Kelima tahap
tersebut secara diagram dapat dilihat seperti gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Sistem Informasi

Penjelasan dari Tahapan-tahapan pada gambar ini adalah sebagai berikut:

7
Tahap Perencanaan (Systems Planing)
Tahap perencanaan sistem merupakan langkah pertama dalam proses pengembangan
sistem, yang terdiri dari identifikasi, seleksi dan perencanaan sistem.
1. Mengidentifikasi kebutuhan user
Menyeleksi kebutuhan user dari proses identifikasi dengan melihat kapasitas
teknologi dan efisiensi.
2. Merencanakan Kebutuhan Sistem
Terdiri dari Kebutuhan fungsional dan Non-Fungsional
Non-fungsional : Sistem bisa menjadi tidak digunakan jika tidak dipenuhi
- Menggunakan CASE (Computer Aided Software Engineering) tools, bahasa
pemrograman tertentu
- Menggunakan bahasa tertentu
- Kebutuhan User (customer)
- Kebutuhan Sistem (kontrak dengan klien)
- Kebutuhan dokumen dan perangkat lunak (developer)

Analisa Sistem (Systems Analysis)


Produk akhir dari analisa sistem adalah seluruh kebutuhan sistem untuk usulan sistem
informasi (ini juga disebut spesifikasi fungsional atau kebutuhan fungsional). Untuk
proyek perkembangan yang besar, produk ini mengambil bentuk dari laporan kebutuhan
sistem, dengan menetapkan kemampuan yang diperlukan untuk kebutuhan informasi
pengguna akhir. Perancangan suatu sistem dibutuhkan sebelum penyelesaian tahap
perancangan sistem.

1. Analisa Sistem yang Ada

Sebelum merancang sistem baru harus mempelajari bagaimana untuk


mengembangkan sistem yang lama, bagaimana menganalisa menggunakan
perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya manusia untuk kebutuhan
pengguna.

8
2. Analisa Sistem Kebutuhan

Memerlukan informasi tertentu yang dapat dijadikan analisa sebagai kebutuhan


pengguna, mencoba menentukan kebutuhan proses informasi untuk masing-
masing aktivitas sistem ( masukan, proses, keluaran, penyimpanan, dan kendali).

Analisa sistem biasanya membutuhkan beberapa metode pemodelan data dan


proses, yaitu:
a. Jenis Perangkat Pemodelan data diantaranya
✓ Entity Relationship Diagram (ERD)
✓ Conceptual Data Model (CDM)
✓ Physical Data Model (PDM)
b. Pemodelan proses
✓ Unified Modeling Language (UML).

Rancangan Sistem (Systems Design)


Rancangan sistem menjelaskan sistem apa yang harus memenuhi informasi yang
dibutuhkan oleh para pengguna, rancangan ini terdiri dari rancangan logika dan
fisik yang dapat menghasilkan spesifik sistem yang memenuhi persyaratan sistem
yang dikembangkan pada tahap analisa, diantaranya:
- Mengembangkan spesifikasi yang lebih umum tentang bagaimana aktivitas
input, pengolah, output, penyimpanan, pengendalian memenuhi persyaratan
sistem yang dikembangkan pada tahap analisis system
- Mengembangkan spesifikasi yang lebih detil
- Menghasilkan dokumen dan komunikasi yang lebih detil dari sistem yang
diajukan kepada pengguna akhir
Design yang nantinya akan dihasilkan antara lain:
- Desain form dan laporan (report)
- Desain Antarmuka dan dialog (message)
- Desain basis data dan file (framework)
- Desain proses (struktur proses)

9
Implementasi Sistem (Systems Implementation)
Tahap ini adalah yang harus dilakukan sebelum sistem benar-benar dapat
diterapkan dengan melalui testing atau uji kehandalan dari sistem. Beberapa
tahapan yang harus dilalui antara lain:
- Pemrograman dan pengetesan perangkat lunak (software)
- Developmental (error testing per modul oleh programmer)
- Alpha testing (error testing ketika sistem digabungkan dengan antarmuka
user , oleh (software tester)
- Beta testing (testing dengan lingkungan dan data sebenarnya)
- Konversi sistem
- Mengaplikasikan perangkat lunak pada lingkungan yang sebenarnya untuk
digunakan oleh organisasi
- Dokumentasi
- Pelatihan

Pemeliharaan Sistem (System Operasional Dan Supports)


Beberapa tahapan yang perlu dilakukan antara lain:
- Corrective – memperbaiki desain dan error pada program
- Adaptive – memodifikasi sistem untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan
- Perfective – Melibatkan sistem untuk menyelesaikan masalah baru atau
mengambil kesempatan (penambahan fitur)
- Preventive – Menjaga sistem dari kemungkinan masalah di masa yang akan
datang.

10
Metodologi Pengembangan Software berbasis SDLC
(Software development Life Cycle)

Model-model yang ada pada SDLC adalah:


1. Waterfall (air terjun)
2. Formal
3. Incremental (Iterasi Proses) (Incemental dan Spiral)
4. Rapid Application Development
5. Prototyping Model

Pengembangan dengan Waterfall (air terjun)


Dari beberapa model yang sudah dikenal ini metodologi dengan teknik waterfall
adalah yang paling mudah dan sering digunakan. Gambar 2a dibawah ini adalah
merupakan tahapan yang ada pada teknik waterfall.
Langkah –langkah yang dilakukan pada teknik waterfall diantaranya:
a. Requirements Definition (definisi kebutuhan)
Mengumpulkan keperluan sistem yang dibutuhkan secara lengkap kemudian
dianalisa dan didefinisikan kebutuhan tersebut untuk dipenuhi oleh program
yang akan dibangun. Fase ini adalah untuk menghasilkan desain yang lengkap.
b. Design (rancangan)
Tahapan ini akan dikerjakan setelah define kebutuhan pada tahap awal selesai
c. Development
Setelah tahapan design selesai maka akan diterjemahkan ke dalam kode-kode
pada bahasa pemrograman yang diinginkan.
d. Integration & Test
Setelah program selesai dibuat maka akan diujikan sebelum di implementasikan
melalui tahapan testing (uji sistem) sehingga user(pengguna) dapat mengetahui
kehandalan dari sistem yang dibuat.

11
e. Installation & Acceptance
Langkah terakhir yang dilakukan agar sistem dapat digunakan oleh
user(pengguna).

Gambar 2.2 Teknik Waterfall

Gambar 2.3 Teknik Waterfall menurut Pressman

Masalah pada metode Waterfall

- Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena


komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.
- Hal ini mengakibatkan sulitnya untuk merespon perubahan kebutuhan pengguna
(user).

12
- Model air terjun harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami dengan
baik.
Model Pengembangan Sistem Formal
Proses pengembangan Perangkat Lunak didasarkan pada transformasi matematis dari
spesifikasi sistem menjadi program yang dapat dijalankan.

Requirements Formal Formal Integration and


definition specification transformation system testing

Gambar 2.4 Teknik Fomal

Masalah pada Pengembangan sistem formal

- Memerlukan keahlian khusus dan pelatihan untuk mengaplikasikannya


- Untuk sebagian besar sistem, metode ini tidak memberikan keuntungan biaya
atau kualitas yang signifikan dibandingkan dengan pendekatan yang lain.
Iterasi Proses

Digunakan untuk kebanyakan sistem besar

- Perlu digunakan berbagai pendekatan untuk berbagai bagian sistem, sehingga


harus digunakan model HIBRID → bagian proses diulang, sementara persyaratan
sistem berubah.
- Terdapat 2 model iterasi :
a. Pengembangan Inkremental
b. Pengembangan Spiral
- Pengembangan sistem berdasarkan model sistem yang dipecah sehingga model
pengembangannya secara increment/bertahap.
- Kebutuhan pengguna diprioritaskan dan prioritas tertinggi dimasukkan dalam
awal increment

13
Gambar 2.5 Pengembangan Inkremental

Pengembangan Inkremental

Penjelasan model Inkremen Pressman

- Kombinasikan element-element dari waterfall dengan sifat iterasi/perulangan.


- Element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk dengan
spesifikasi tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama hingga akhir dan
menghasilkan produk dengan spesifikasi yang lebih lengkap dari yang sebelumnya.
Demikian seterusnya hingga semua spesifikasi memenuhi kebutuhan yang
ditetapkan oleh pengguna.
- Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk
yang memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau
menjalani review/pengecekan detil. Hasil review tersebut menjadi bekal untuk
pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan sampai produk
yang komplit dihasilkan.
- Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.

14
- Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi produk
yang sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.

Define outline Assign requirements Design system


requirements to increments architecture

Develop system Valida te Integrate Valida te


increment increment increment system
Final
system
System incomplete
Gambar 2.6 Model Increment Sommerville

Pengembangan Spiral
- Proses digambarkan sebagai spiral.
- Setiap loop mewakili satu fase dari software process.
- Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang
definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan
seterusnya

Gambar 2.7 Model Spiral

15
Setiap Loop dibagi menjadi beberapa sektor :

- Objective settings (menentukan tujuan)


menentukan tujuan dari fase yang ditentukan. Batasan-batasan pada proses dan
produk sudah diketahui. Perencanaan sudah disiapkan. Resiko dari proyek sudah
diketahui. Alternatif strategi sudah disiapkan berdasarkan resiko-resiko yang
diketahui, dan sudah direncanakan.

- Risk assessment and reduction (Penanganan dan pengurangan resiko)


setiap resiko dianalisis secara detil pada sektor ini. Langkah-langkah penanganan
dilakukan, misalnya membuat prototype untuk mengetahui ketidakcocokan
kebutuhan

- Development and Validation (Pembangunan dan pengujian)


Setelah evaluasi resiko, maka model pengembangan sistem dipilih.

a. Misalnya jika resiko user interface dominan, maka membuat prototype


User Interface.
b. Jika bagian keamanan yang bermasalah, maka menggunakan model formal
dengan perhitungan matematis,
c. Jika masalahnya adalah integrasi sistem model waterfall lebih cocok.
- Planning
Proyek dievaluasi atau ditinjau-ulang dan diputuskan untuk terus ke fase loop
selanjutnya atau tidak. Jika melanjutkan ke fase berikutnya rencana untuk loop
selanjutnya.

1. Pada model spiral, resiko sangat dipertimbangkan.


2. Resiko adalah sesuatu yang mungkin mengakibatkan kesalahan.
3. Model spiral merupakan pendekatan yang realistik untuk PL berskala besar.
4. Pengguna dan pembangun (Perekayasa) bisa memahami dengan baik
software yang dibangun karena setiap kemajuan yang dicapai selama proses
dapat diamati dengan baik.

16
5. Namun demikian, waktu yang cukup panjang mungkin bukan pilihan bagi
pengguna, karena waktu yang lama sama dengan biaya yang lebih besar.

Gambar 2.7: Planning

RAD (Rapid Application Development)

a. RAD adalah model proses pembangunan Perangkat Lunak yang incremental.


b. RAD menekankan pada siklus pembangunan yang pendek/singkat.
c. RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat dicapai
dengan menerapkan component based construction.
d. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini.
e. Jika kebutuhan lengkap dan jelas maka waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan secara komplit software yang dibuat adalah misalnya 60 sampai 90
hari

17
Kelemahan dalam model ini

a. Tidak cocok untuk proyek skala besar


b. Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
c. Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini
d. Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
e. Fase-fase di atas menggambarkan proses dalam model RAD.
f. Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan dalam waktu yang
hampir bersamaan dalam batasan waktu yang sudah ditentukan.
✓ Business modelling : menjawab pertanyaan-pertanyaan: informasi apa
yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dihasilkan? Siapa
yang menghasilkan informasi? Kemana informasi itu diberikan? Siapa yang
mengolah informasi? → kebutuhan dari sistem
✓ Data modelling: aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi
sekumpulan objek data. Ditentukan karakteristik/atribut dan hubungan
antar objek-objek tersebut → analisis kebutuhan dan data
✓ Process Modelling : objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi
aliran informasi yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi bisnis.
✓ Application Generation: RAD menggunakan component program yang
sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi, selama
diperlukan.
✓ Testing and Turnover: karena menggunakan component yang sudah ada,
maka kebanyakan component sudah melalui uji atau testing. Namun
component baru dan interface harus tetap diuji.

Prototyping Model

a. Kadang-kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum software


tanpa detil input, proses atau detil output.

18
b. Di lain waktu mungkin dimana tim pembangun (developer) tidak yakin terhadap
efisiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap sistem operasi
atau rancangan form user interface.
c. Ketika situasi seperti ini terjadi model prototyping sangat membantu proses
pembangunan software.

Proses pada model prototyping

a. Pengumpulan kebutuhan: developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan


umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan
dibutuhkan berikutnya. Detil kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada
awal pengumpulan kebutuhan
b. Perancangan : perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek
software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.
c. Evaluasi prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan
untuk memperjelas kebutuhan software.

Gambar 2.8 Processing prototype

a. Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan


terpenuhi.

19
b. Prototype-prototype dibuat untuk memuaskan kebutuhan klien dan untuk
memahami kebutuhan klien lebih baik.
c. Prototype yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun software
lebih cepat, namun tidak semua prototype bisa dimanfaatkan.
d. Sekalipun prototype memudahkan komunikasi antar developer dan klien,
membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype , membantu
mendapatkan kebutuhan detil lebih baik namun demikian prototype juga
menimbulkan masalah.

Masalah-masalah yg ada pada Prototype


1. Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, kualitas,
kemudahan dipelihara/dikembangkan, dan kecocokan dengan lingkungan yang
sebenarnya. Jika klien merasa cocok dengan prototype yang disajikan dan
berkeras terhadap produk tersebut, maka developer harus kerja keras untuk
mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya.
2. developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena harus
membuat prototype dalam waktu singkat. Mungkin sistem operasi yang tidak
sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau algoritma yang lebih sederhana.
3. Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh klien dan
developer bahwa prototype yang dibangun merupakan alat untuk mendefinisikan
kebutuhan software.

20
Perbandingan Metodologi

Perbandingan Metodologi untuk mengembangkan Sistem informasi Web

Metodologi Keterangan

Setiap phase pada Waterfall dilakukan secara berurutan namun kurang


dalam iterasi pada setiap level. Dalam pengembangan Web Informasi
Waterfall Waterfall memiliki kekakuan untuk ke iterasi sebelumnya. Dimana Web
Informasi selalu berkembang baik teknologi ataupun lingkungannya.

Membantu user dalam menilai setiap versi dari sistem. Sangat baik untuk
“aplikasi yang interaktif”, Umumnya user lebih tertarik pada tampilan dari
pada proses pada sistem. Namun dalam prosesnya prototipe cenderung
Prototipe lambat karena user akan menambah komponen dari luar sistem. Sehingga
kepastian penyelesaian project tidak jelas. Dan target user dalam Web lebih
bervariasi.

Bentuk dari prototipe dengan “throwaway” jika ada modul yang salah maka
akan dibuang. Artinya setiap modul tidak akan dikembangkan sampai
Rapid Application
selesai, karena jika dianalisa salah langsung dibuang. “RAD involve
Development building the wrong site multiple times until the right site falls out of the
process”

Digunakan untuk menyelesaikan sistem secara global terlebih dahulu,


Incremental kemudian untuk feature dari sistem akan dikembangkan kemudian. Dengan
Prototipe ini mempercepat dalam pengimplementasian project. dan hal ini cocok
digunakan dalam sistem informasi Web.

Tabel 1: Perbandingan Metodologi untuk Mengembangkan Sistem informasi Web

21
Perbandingan Metodologi yang mendukung Sistem informasi Web

Author Overview Evaluation

Metodologi Web pertama yang Karena teknologi Web terus


Lynch (1995) diajukan. Fokus kepada struktur berkembang maka metodologi ini
Web-site sesuai permintaan user tidak dapat digunakan lagi.

Mempunyai 7 tahap :
Information Architecture
- User Interface and Navigation
design Metodologi ini hanya mengarah
- Content Creation and kepada manajement document di
Authoring internet. Sehinnga yang
Balasubramanin (1998) - Workflow and document dihasilkan hanya sebagian kecil
management dari masalah pengembangan
- Publishing sistem Web .
- Document review and link
management
- Search and retrieval

Metodologi ini hanya melihat dari


Ikonic adalah sebuah perusahaan
sisi kreatifitas diskusi. Walaupun
“Ikonic’s Five Box Web Site Design. Dalam
kreativitasi ini dilakukan saat
Development metodologinya terdapat 5
tahap design masih belum cukup.
Process ” tahapan. Dalam setiap tahapan
Kreativitas dilakukan di semua
(Siegel 1997) didiskusikan ke client dalam
elemen dari tujuan implementasi
bentuk dokument.
tidak hanya dari graphical design.

Metodologi ini untuk sebuah team


Pembentukan Web Site desain Web development. Dimana setiap
dengan para ahli . Metodologi ini phase memiliki team sendiri.
Iegel (1997) menjadi 4 tahap yaitu strategy, Excellent Web development
design, producton dan delivery. untuk pengembangan Web yang
besar.

Mengusulkan “first draft” dalam


design methodology:
Identification of Problem Dari paper aslinya, metoda ini
Analysis dikatakan paling dapat baik.
Design of the Application Karena mengidentifikasi semua
Russo and Resource Gathering proses development mulai dari
Graham(1998) Design Review Web Strategy, implementasi,
Coding Design Review yang digunakan
Testing untuk review design sebelum
Implementation coding.
- Post Implementation
Review & Maintenance

Tabel 2 : Perbandingan Metodologi yang mendukung Sistem informasi Web

22
Mengkonfigurasi website dan siwalusi

Uraian Unit Unit ini berkaitan dengan pengaturan setting wwebsite dan
siwalusi dalam kondisi normal sesuai dengan SOP Installation
Manual.
Sub Kriteria Unjuk Kerja
• Memeriksa website dan siwalusi yang • Website diperiksa dan dilaporkan bekerja
akan di konfigurasi dengan baik
• siwalusi diperiksa dan dilaporkan bekerja
dengan baik
• website dan siwalusi yang akan
dikonfigurasi dijalankan, diperiksa dan
dilaporkan bekerja dengan baik
• Menyiapkan kegiatan konfigurasi • Buku petunjuk website dan siwalusi
website dan siwalusi disiapkan dan dibaca untuk lebih
mengetahui spesifikasinya
• Diidentifikasi spesifikasi standard dari
aplikasi
• Diidentifikasi kebutuhan setting
konfigurasi yang akan dilakukan dan dan
langkah konfigurasi yang harus dilakukan
berdasarkan buku manual
• Melakukan setting konfigurasi • Halaman atau menu setting konfigurasi
dari program aplikasi dibuka
• Setting konfigurasi diubah sesuai dengan
yang telah direncanakan
• Catatan perubahan konfigurasi dicatat dan
dilaporkan
Memeriksa hasil konfigurasi • Website dan siwalusi diperiksa spesifikasi
dan atau kinerjanya dan dibandingkan
dengan spesifikasi yang diinginkan
• Dilakukan setting ulang jika didapatkan
hasil tidak sesuai dengan yang diinginkan
• Dibuat catatan perbandingan spesifikasi
dan atau kinerja dari aplikasi setelah
diakukan perubahan setting konfigurasi

23
Rentang Variabel
Dalam melaksanakan unit ini harus didukung dengan tersedianya :

✓ Book Manual siwalusi tersebut


✓ SOP yang berlaku di perusahaan
✓ Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan
✓ Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit ini

yang dipersyaratkan
Mencakup pembuktian berdasarkan pengetahuan dasar dan ketrampilan dalam bidang-
bidang berikut:

✓ Konsultasi, meliputi konsultasi dengan tenaga kerja manusia,


mendengarkan, menanyakan, meminta umpan balik, memberi informasi.
✓ Pengamatan

Aspek Kritis
Dalam melaksanakan pada unit ini harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain
secara simulasi dengan

✓ Kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal


✓ Pengetahuan yang dibutuhkan:
✓ Pengoperasian website dan siwalusi

Menganalisa Kebutuhan Perawatan

Uraian Unit Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang


dibutuhkan untuk melakukan analisa kebutuhan pelaksanaan
perawatan komputer dan perangkat penunjang
Sub Kriteria Unjuk Kerja
• Membuat daftar perangkat yang • Sistem yang terpasang diidentifikasi
digunakan dalam suatu sistem berdasarkan penggunaannya

24
• Perangkat yang terpasang didaftar
berdasarkan jenis-jenis atau fungsinya
• Setiap perangkat diidentifikasi spesifikasi
dan kemampuan kerja (live time)
• Menyiapkan kegiatan konfigurasi • Buku petunjuk software aplikasi disiapkan
software aplikasi dan dibaca untuk lebih mengetahui
spesifikasinya
• Diidentifikasi spesifikasi standard dari
aplikasi
• Diidentifikasi setting konfigurasi saat itu
dari aplikasi
• Diidentifikasi kebutuhan setting konfigurasi
yang akan dilakukan dan langkah
konfigurasi yang harus dilakukan
berdasarkan buku manual
• Mencatat beban kerja tiap perangkat • Dikoordinasikan dengan pengguna
mengenai penggunaan setiap perangkat
• Beban kerja tiap perangkat ditentukan
berdasarkan penggunaan masingmasing
perangkat
• Usia (live-time) tiap perangkat dianalisa
berdasarkan beban kerja
• Menganalisa resiko yang muncul setiap • Daftar peralatan, spefisikasi, beban kerja
terjadi kerusakan tiap perangkat dan live-time dibuat
• Dibuat daftar kemungkinan tingkat atau
frekuensi kerusakan berdasarkan daftar
yang peralatan
• Dikoordinasikan dengan pengguna
kemungkinan yang muncul jika tiap
perangkat gagal atau mengalami kerusakan
• Membuat daftar kebutuhan perawatan • Dilakukan perhitungan biaya perawatan
setiap perangkat
• Dilakukan analisa kerugian atau biaya
sebagai akibat kerusakan peralatan
terhadap operasi sistem
• Dibuat daftar rekomendasi peralatan -
peralatan yang harus dilakukan perawatan
berdasarkan biaya perawatan dan resiko
kerusakan.
• Mengkomunikasikan kebutuhan • Daftar Pengajuan kebutuhan perawatan
perawatan dikoordinasikan dengan user.

25
• Dibuatkan Dokumentasi kebutuhan
perawatan.

Menentukan Ruang Lingkup Perawatan

Uraian Unit Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang


dibutuhkan untuk melakukan analisa kebutuhan pelaksanaan
perawatan komputer dan perangkat penunjang
Sub Kriteria Unjuk Kerja
• Membuat daftar peralatan yang perlu • Peralatan yang terpasang dalam suatu
dilakukan perawatan sistem diidentifikasi dan didaftar
berdasarkan spesifikasi, kemampuan kerja
• Dikoordinasikan beban kerja tiap peralatan
berdasarkan penggunaan dan kemungkinan
resiko yang muncul tiap terjadi kerusakan
peralatan
• Didaftar peralatan yang memerlukan
perawatan untuk memperkecil resiko
• Membagi daftar peralatan berdasarkan • Tiap peralatan dibagi dalam berdasarkan
software atau hardware perangkat hardware atau software
• Dibuat daftar kebutuhan perawatan
peralatan berdasarkan hardware atau
software
• Membuat daftar prioritas peralatan • Dibuat daftar prioritas peralatan yang
yang harus dilakukan perawatan memerlukan perawatan segera
• Dikoordinasikan dengan user untuk
menentukan prioritas perawatan.
• Membuat rencana kegiatan perawatan • Diidentifikasikan kebutuhan perawatan
setiap perangkat
• Jadwal dibuat berdasarkan peralatan dan
SDM
• Dokumentasi jadwal kegiatan dibuat.

26
Melakukan Perawatan Peralatan Jaringan

Uraian Unit Unit ini berkaitan dengan melakukan perawatan perangkat jaringan
yang terdiri dari komponen, menyiapkan peralatan merawat
perangkat jaringan, merawat perangkat jaringan computer dan
membuat laporan perawatan perangkat jaringan.
Sub Kriteria Unjuk Kerja
• Menyiapkan peralatan merawat • Peralatan yang dibutuhkan untuk
perangkat jaringan perawatan jaringan computer seperti
tester dan avometer.
• Tang creamper kabel jaringan di siapkan.
• Alat-alat pendukung seperti clamp kabel,
pipa pelindung dan lain-lain disiapkan.
• Merawat perangkat jaringan computer • Kabel dilindungi pipa/penutup lainnya agar
kabel tidak cepat rusak.
• Konektor kabel diperiksa agar tidak terjadi
korosi/berkarat.
• Hub/Switch diperiksa dan identifikasi
suhunya tidak terlalu panas.
• Hub/Switch diletakkan dalam rak yang
permanent dan dilindungi keamanannya.
• Card Ethernet dipasang pada saat
computer mati.
• Card Ethernet diperiksa posisinya sehingga
tidak goyang/kuat.
• Penangkal petir diidentifikasi dengan baik.
• Membuat laporan perawatan • Hasil perawatan secara berkala di catat
perangkat jaringan computer. • Kehandalan komponen secara keseluruhan,
di dokumentasi.
• Membuat rencana kegiatan perawatan • Diidentifikasikan kebutuhan perawatan
setiap perangkat
• Jadwal dibuat berdasarkan peralatan dan
SDM
• Dokumentasi jadwal kegiatan dibuat.

27
Mencegah Komputer dari Serangan Virus

Uraian Unit Unit ini berkaitan dengan Cara-cara mencegah Komputer dari
serangan berbagai jenis Virus pada perangkat komputer.
Sub Kriteria Unjuk Kerja
• Mempersiapkan pekerjaan pencegahan • Software Anti Virus yang terbaru dicari
dari serangan berbagai jenis virus informasinya, hal ini bisa dilakukan melalui
Internet.
• Karakteristik dan cara penyebarannya
dipelajari, Penggunaan perlengkapan K3
serta langkah pengamanan dilakukan
sesuai dengan prosedur yang diberlakukan.
• Melaksanakan pencegahan komputer • Live Update Software Anti Virus dijalankan
dari serangan berbagai jenis virus secara teratur untuk mendapatkan
program terbaru yang up to date,
• Software Anti Virus dijalankan secara Auto-
Protect, Script Blocking dan Worm Blocking
untuk menghindari serangan virus,
• File Attachment email anda dan file yang
ditransfer melalui instant messenger
discaning.
• Sistem yang terpenting diisolasi dari
sumber serangan virus yang potensial,
misalnya dari jaringan internet.
• Memeriksa komputer dari serangan • Komputer yang terinfeksi diperiksa dengan
berbagai jenis virus Software Anti Virus sesuai manual.
• Setelah Software Anti Virus dijalankan, bila
ditemukan virus dan Software Anti Virus
akan memperbaiki file yang terinfeksi
secara otomatis. Jika file tersebut tidak
dapat diperbaiki, file akan dikarantina atau
dihapus.
• Membuat laporan akhir pencegahan • Laporan dibuat sesuai dengan format dan
dari serangan berbagai jenis virus prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan
(pada log-sheet/ reportsheet)

28
Memperbaiki Komputer yang Terinveksi Virus

Uraian Unit Unit ini berkaitan dengan Perbaikan komputer akibat


terinfeksi Virus baik dalam kondisi komputer yang normal atau
terkena virus.
Sub Kriteria Unjuk Kerja
• Mempersiapkan instalasi Software Anti • Jenis virus dipelajari dan Software Anti
Virus Virus dipersiapkan.
• SOP Installation Manual Software Anti
Virus sudah disediakan dan dilakukan.
• Perangkat komputer sudah dinyalakan,
dengan sistem operasi dan persyaratan nya
sesuai dengan SOP Installation Manual
• Log-sheet/report-sheet telah disiapkan
• Melaksanakan pencegahan komputer • Live Update Software Anti Virus dijalankan
dari serangan berbagai jenis virus secara teratur untuk mendapatkan
program terbaru yang up to date,
• Software Anti Virus dijalankan secara Auto-
Protect, Script Blocking dan Worm Blocking
untuk menghindari serangan virus,
• File Attachment email anda dan file yang
ditransfer melalui instant messenger
discaning.
• Sistem yang terpenting diisolasi dari
sumber serangan virus yang potensial,
misalnya dari jaringan internet.
• Mengecek hasil instalasi dengan • Software Anti Virus dijalankan tanpa
menjalankan Software Anti Virus Kesalahan
disertai dengan melakukan • Software Anti Virus ditutup tanpa
troubleshooting secara sederhana kesalahan
• Troubleshooting dilakukan sesuai SOP
Installation Manual
• Membuat laporan akhir hasil • Laporan dibuat sesuai dengan format dan
membersihkan virus prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan
(pada log-sheet/ reportsheet)

29
BAB 3
Hasil Pekerjaan
Kegiatan Integrasi Siwalusi di Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo menghasilkan
beberapa item pekerjaan pembuatan aplikasi perangkat lunak dengan arsitektur
mikroservis. Sebelum arsitektur Microservice ditemukan atau dikenal, yang digunakan
adalah konsep arsitektur Monolitik.

Arsitektur Monolotik merupakan sebuah konsep arsitektur dimana dalam pembuatan


aplikasi, semua komponen menjadi satu dalam satu kesatuan. Dalam hal ini adalah
menyatukan antara front end dan back end ke dalam satu aplikasi. Sebagai contoh untuk
memudahkan pemahaman adalah aplikasi wordpress, dimana dalam satu aplikasi ini
terdapat front end dan back end. Akan tetapi, Arsitektur Monolitik memiliki kekurangan,
antara lain, ketika semakin banyak penggunanya, maka akan berdampak kepada
performa yang juga akan semakin menurun. Selain itu, pada saat terjadi error pada salah
satu fungsi atau kode program, maka akan mempengaruhi keseluruhan aplikasi. Namun,
selain kekurangan terdapat juga kelebihannya yang lebih memudahkan untuk dibangun
dan di deploy ke server.

Berbeda dengan Monolitik, Arsitektur Microservice memecah satu aplikasi menjadi


beberapa aplikasi kecil dan berdiri sendiri yang biasa disebut dengan service. Lewat
microservice, antar service dapat dibangun dengan bahasa pemrograman yang berbeda-
beda bahkan dapat pula dengan database yang berbeda.

Adapun untuk kelebihan Arsitektur Microservice adalah aplikasi lebih mudah


dikembangkan dan tidak berpengaruh atau tidak mengganggu service lain karena masing-
masing service berdiri sendiri. Performa akan lebih cepat karena satu aplikasi besar
dipecah menjadi beberapa aplikasi kecil dimana saat sebuah service banyak diakses oleh
pengguna, tidak akan mengganggu performa service yang lain.

30
Pembuatan Micro Service Device Api

Front End dan Back End adalah dua hal yang berkaitan dengan bagaimana sebuah website
maupun aplikasi dapat bekerja dan diakses oleh pengguna. Berkaitan dengan proses web
development dan pemrograman, front end adalah apa yang pengguna lihat pada
tampilan sebuah website. Sedangkan back end adalah sistem di balik layar yang mengolah
database dan juga server.

Dalam Pekerjaan ini, konsultan membuat dan menguji coding baik dari sisi frontend
maupun backend. Hasil pembuatan dan pengujian tersebut ditampilkan pada gambar-
gambar berikut.

Gambar 3.1 Proses Pembuatan BackEnd Service

31
Gambar 3.2 Proses Pengujian BackEnd Service

Gambar 3.3 Proses Pembuatan antarmuka (FrontEnd)

Selain pembuatan frontend dan backend, terdapat konfigurasi jenis pengguna yang
dibuat pada siwalusi dibedakan bergantung dengan tanggung jawab masing-masing
pengguna (operator, analis, developer).

32
Hasil pembuatan konfigurasi pengguna ditunjukkan pada gambar 3.4 berikut.

Gambar 3.4 Proses Konfigurasi Penyedia Identitas

Kemudian tahapan selanjutnya pembuatan database berdasarkan konfigurasi mikroservis


serta kelengkapannya berupa Reverse Proxy dan konfigurasi masing-masing node
kontroller yang merupakan representasi masing-masing instrumen yang disajikan pada
sistem web siwalusi.

Gambar 3.5 Proses Pembuatan Database

33
Gambar 3.6 Proses Konfigurasi Reverse Proxy dan Kontainer micro service

Gambar 3.7 Konfigurasi Serial Port Server di setiap sensor

34
BAB 4
PENUTUP
Berdasarkan hasil pekerjaan Konsultan Individu Teknik Informatika dalam melakukan
Pengembangan website Siwalusi Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo serta memberikan
advice dan masukan dalam rangka pengembangan website secara software maupun
hardware tahun Anggaran 2022.

Pelaporan Kegiatan pelaksanaan pekerjaan Pengembangan Sistem Informasi Monitoring


Pengendalian Lumpur Sidoarjo, dapat diperoleh informasi mengenai realisasi serta
progress pelaksanaan pekerjaan.

Demikian Laporan Akhir pelaksanaan pekerjaan Konsultan Individu Tenaga Ahli


Informatika dalam melakukan Integrasi website Siwalusi Pusat Pengendalian Lumpur
Sidoarjo ini dibuat sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

35

Anda mungkin juga menyukai