Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PENELITIAN
SALE PISANG PURWODADI

Disusun oleh
Nama Anggota :
1. Adhe Setiawan
2. Ania Ramadhani G
3. Ayiz Wahyu S
4. Revalina Kusuma P
5. Siva Aprilia N
6. Syilvia Vinanta

SMK AT-THOAT TOROH


Jalan Raya Purwodadi-Solo Km. 10 Sindurejo Toroh
Kab. Grobogan, Jawa Tengah
Telp. (0292) 5500015, 081325797896
E-mail : atthoat@gmail.com
Kata Pengantar

Rasanya tidak ada ungkapan paling tepat kecuali rasa syukur. Saya sangat
berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa. Berkat kuasa-Nya, saya bisa
menyelesaikan salah satu bagian dari tugas akhir ini. Menjelang akhir sekolah,
saya menyusun laporan penelitian dengan topik yang menarik. Setelah melewati
penelitian, akhirnya saya berhasil menyusun proposal penelitian.
Proposal ini adalah langkah awal sebelum saya menyelesaikan laporan Inilah jalan
saya melakukan penelitian. Untuk itu saya sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan dorongan. Sehingga saya
berhasil menyelesaikan proposal penelitian berjudul `Sale Pisang Purwodadi`.
Selain kepada Tuhan, saya ucapkan banyak terima kasih kepada orang tua, teman,
sahabat dan anggota kelompok. Tanpa mereka, saya tidak bisa menyelesaikan
proposal ini dan melakukan seminar proposal.
Proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya berharap pembaca tak
segan memberikan kritik dan saran. Sehingga saya bisa melakukan perbaikan di
masa depan. Agar tidak melakukan kesalahan yang sama kedua kalinya. Tak perlu
panjang-panjang, saya berharap proposal ini memberikan manfaat untuk pembaca.
Selamat membaca!

Geyer, 27 Agustus 2022

Penulis
Kata pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 tempat dan waktu penelitian
Bab 2 Sejarah
Bab 3 Pembahasan
1.1 Alat pembuatan sale pisang
1.2 Bahan pembuatan sale pisang
1.3 Proses produksi
Bab 4 Hasil Penelitian
Bab 5
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
1.3 Penutup
Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Sale pisang merupakan makanan ringan tradisional yang memiliki banyak penggemar di
kalangan masyarakat. Rasanya yang manis, gurih dengan tekstur yang unik, menjadikan daya
tarik sendiri dari sale pisang. Hingga kini usaha sale pisang masih sangat besar peminatnya dari
kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Tingginya minat masyarakat akan olahan sale pisang
membuat peluang Bisnis sale pisang cukup menjanjikan untuk dijalankan.
Kabupaten Grobogan sendiri yang merupakan kota pisang, pemanfaatan buah pisang untuk
dijadikan olahan makanan khususnya sale masih belum maksimal. Buah pisang yang sering
dijadikan olahan sale adalah pisang nthontho, Selain pisang tersebut, masyarakat masih jarang
untuk mengolahnya menjadi sale. Padahal masih banyak jenis pisang yang dapat diolah menjadi
sale, salah satunya Adalah pisang mas. Pisang mas memiliki aroma harum dan rasa yang manis
Sehingga cocok juga untuk dijadikan sale pisang, namun pengolahan pisang mas Pasca panen
masih terbilang jarang dilakukan. Karena masyarakat kebanyakan Hanya mengkonsumsi pisang
mas dalam keadaan buah segar, sehingga muncul Permasalahan baru yaitu banyaknya pisang
mas yang membusuk dikarenakan Tidak adanya pengolahan pasca panen pada pisang mas.Agar
dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari banyaknya Pembusukan pisang mas tersebut,
perlu dilakukan pengolahan pasca panen pisang Mas salah satunya dengan dijadikan sale pisang.
Sale pisang dengan bahan baku Pisang mas diharapkan juga dapat menambah nilai ekonomis
dari pisang mas Tersebut. Serta kebanyakan sale pisang yang beredar di masyarakat adalah sale
Pisang dengan rasa original tanpa ada penambahan rasa lain. Diperlukan adanya Diversifikasi
makanan dengan cara penambahan berbagai jenis rasa pada sale Pisang, agar masyarakat tidak
bosan dengan sale pisang di pasaran. Rasa yang Ditambahkan adalah rasa yang akhir-akhir ini
populer dikalangan anak-anak Muda yaitu rasa red velvet, green tea, dan cokelat. Diharapkan
bukan hanya orang dewasa saja yang mengkonsumsinya tetapi anak-anak juga akan tertarik
untuk mencobanya. Tentunya hal tersebut akan berdampak kepada kenaikan taraf ekonomi para
petani pisang khususnya pisang mas di Kabupaten Grobogan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah
analisa untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut,serta diperlukan juga perancangan bauran
pemasaran dari sale pisang aneka rasa agar dapat diterima konsumen dan layak untuk diusahakan
atau tidak.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1.proses produksi Sale Pisang Purwodadi 2.Bagaimana analisis usaha Sale Pisang Purwodadi?
3.Bagaimana efektivitas saluran pemasaran pada usaha Sale Pisang Purwodadi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan ruusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah:
1.Dapat melakukan proses produksi Sale Pisang Purwodadi
2.Dapat melakukan analisis usaha Sale Pisang Purwodadi
3.Dapat menentukan efektivitas saluran pemasaran pada usaha Sale Pisang Purwodadi

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah Sebagai berikut:
1.Menambah wawasan dan pembelajaran untuk melatih jiwa wirausaha bagi Mahasiswa yang
ingin berwirausaha, terutama usaha sale pisang purwodadi
2.Sebagai referensi tugas akhir siswa SMK
3.Dapat dijadikan pembelajaran untuk mengembangkan inovasi dan kreatifitas

1.5 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di sale pisang purwodadi pak Bambang
Lokasi : VWH7+CV4, Unnamed Road, Sendangsari, Tambirejo, Toroh, Grobogan Regency,
Central Java 58171
Waktu : Pukul 13.00-13.45 WIB
Hari. : Kamis, 25 Agustus 2022
Bab 2 Sejarah

Kabupaten Groboganselama ini dikenal sebagai salah satu sentra produksi sale pisang
yang gaungnya sudah dikenal masyarakat luas. Banyaknya produsen sale pisang yang ada
di wilayah Grobogan ternyata memunculkan beragam inovasi camilan yang memiliki rasa
dan aroma khas tersebut. Selain sale pisang basah yang sebelumnya pernah kita
tampilkan, di Kabupaten yang beribukota di Purwodadi itu juga terdapat produsen sale
pisang goreng yang tidak kalah nikmatnya. Salah satu pelaku usaha yang sudah sejak
lama menggeluti produksi sale pisang goreng adalah Bapak Bambang Waluyo (36), yang
beralamat di Tembirejo, Toroh, Purwodadi.
Ditemui di rumahnya Selasa (10/4), Pak Bambang mengaku jika awal mula mendirikan
usaha tersebut niatnya hanyalah coba-coba. “Sekitar tahun 2000 saya mencoba
mendirikan usaha ini, memang niatnya hanya mencoba sambil belajar, namun lambat
laun usaha ini makin berkembang, sejak itulah saya memutuskan untuk menekuninya,”
jelasnya kepada tim liputan bisnisUKM. Meskipun di wilayahnya terdapat banyak
produsen sale pisang, namun Pak Bambang tidak gentar menghadapi iklim persaingan
yang cukup ketat tersebut. Terbukti, dengan mengusung ‘Sale Pisang Purwodadi’ sebagai
nama usahanya, saat ini Pak Bambang merupakan salah satu produsen sale pisang yang
cukup ‘ternama’ di Kabupaten Grobogan.
Bahan baku yang melimpah di pasaran semakin meyakinkan Pak Bambang bahwa
usahanya itu senantiasa akan selalu berkembang. “Mudahnya memperoleh bahan baku
utama (pisang) menjadi salah keuntungan kami, karena tidak perlu mengeluarkan biaya
operasional tambahan untuk mendatangkannya,” imbuhnya. Bahan baku tersebut
diperoleh Pak Bambang dari para petani pisang yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
Pisang yang digunakan juga beragam, jadi tidak hanya berasal dari satu jenis pisang
semata.
Dengan dibantu sepuluh orang tenaga produksinya, Pak Bambang secara rutin
memproduksi sale pisang goreng yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu sale pisang merah
dan sale pisang biru. Warna merah dan biru digunakan untuk membedakan tipe sale
pisang produksinya, yaitu sale pisang goreng gulung, dan sale pisang goreng biasa. “Sale
pisang goreng gulung merupakan salah satu inovasi kami agar para pelanggan tidak bosan
dengan produk sale pisang yang seperti itu-itu saja,” terangnya. Terbukti, sale pisang
gulung kreasi Pak Bambang saat ini bisa tersebar ke beberapa toko dan swalayan yang
ada di seputaran wilayah Grobogan dan Semarang.

Dengan kapasitas produksi rata-rata 1 kuintal, Pak Bambang memberanikan diri menjadi
supplier produk sale pisang goreng bagi para pedagang toko oleh-oleh yang ada di
wilayah Grobogan dan Semarang. Sale pisang gorengnya tersebut dijual dengan harga
Rp.5.500,00/bungkus (225g), dan Rp.4.500,00/bungkus (175g). Dengan harga seperti itu,
Pak Bambang mengaku dalam sebulan bisa memperoleh omzet yang cukup fantastis,
yaitu 70 juta Rupiah, dengan keuntungan 30%.

Meskipun memiliki kapasitas dan omzet yang cukup tinggi, namun Pak Bambang
mengaku masih memiliki kendala dalam hal peralatan. “Untuk kendala terutama dalam
hal peralatan, karena selama ini kami menggunakan peralatan manual hasil buatan
sendiri,” imbuhnya. Dengan peralatan yang ada saat ini, beliau mengaku kesulitan ketika
harus melayani pesanan produksi dalam jumlah yang besar. Selain peralatan, cuaca yang
tidak menentu akhir-akhir ini juga menjadi momok yang seringkali menghambat proses
produksi sale pisang Pak Bambang.

Menutup wawancara pada siang hari itu, Pak Bambang secara khusus berharap kepada
pemerintah agar bisa membantu pengadaan peralatan bagi usaha kecil dan
menengah seperti dirinya. Dengan peralatan yang memadai, Pak Bambang yakin
usahanya tersebut akan semakin luas cakupan area pemasarannya.
Bab 3 pembahasan

1.1 Oven, pisau ( alat dapur )


1.2 pisang, Tepung, Minyak Goreng, Garam, Panili
1.3Proses Pengolahan Pisang Sale Kering

1) Pemilihan bahan baku


Pisang yang digunakan adalah pisang yang matang dan tidak kelat. Hal ini
bertujuan ketika proses pengasapan, pisang yang dipilih menjadi cepat masak
Pengupasan yang dilakukan pada proses pembuatan sale pisang ini
bertujuan untuk mengambil bagian daging buah dari pisang. Pada proses
pengupasan ini kulit pisang yang tak terpakai biasanya diberikan kepada hewan
ternak, agar menghindari sampah terbuang percuma. bagian daging buah pisang
yang sudah dikupas, di tumpuk meja kayu dan setelah penuh langsung dilakukan
pengeringan.
3). Pengeringan
Pengeringan yang dilakukan pada proses pembuatan pisang sale ini
bertujuan untuk menurunkan kadar air pisang, namun tujuan utama yang
sebenarnya dari proses pengeringan ini adalah agar proses hidrolisis karbohidrat
atau gula oleh enzim pemecah pati dapat berlangsung sehingga timbul rasa manis
yang khas pada pisang sale. Pengeringan yang dilakukan pada umumnya dengan
penjemuran selama 24 jam hingga pisang sale kering dan dengan oven selama 18
jam dengan suhu 50-700C. Apabila penjemuran yang dilakukan tidak sempurna
proses pengeringannya karena terhambat oleh hujan, maka dilanjutkan proses
pengeringan dengan oven sehingga dapat menjaga mutu dari sale pisang yang
diproduksi agar tidak rusak karakteristiknya dan tidak berasa asam.
4) Penggorengan
Proses penggorengan yang dilakukan pada pembuatan pisang sale ini
dilakukan yang bertujuan untuk mensterilisasi pisang yang telah dijemur yang
memungkinkan dihinggapi oleh mikroorganisme, serangga dan kotoran lainnya
yang menempel pada pisang pada saat dilakukan proses penjemuran. Pada
proses penjemuran pisang adanya serangga seperti lalat buah yang hinggap ke
pisang sudah umum terjadi, sehingga perlu penggorengan untuk mensterilisasi
pisang dari kotoran dari hama lalat buah yang menyerang pisang pada saat
penjemuran. Penggorengan yang berlangsung pada proses pembuatan pisang
sale umumnya dilakukan dengan pecelupan ke dalam adonan tepung terigu
sebelum dilakukan penggorengan. Pencelupan ke dalam adonan tepung terigu
dilakukan bertujuan untuk membentuk karakteristik yang lebih renyah pada pisang
sale. Komposisi pembuatan adonan umumnya hanya dibuat dari terigu, air dan
bumbu-bumbu penyedap lainnya.
5) Pengemasan
Kemasan telah mengamankan dan mengawetkan segala jenis makanan dan
minuman. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik
konsumen. Kemasan juga sangat penting dalam menjaga keawetan dan higienitas
produk dalam jangka waktu tertentu. Untuk produk pisang sale Kering jenis plastik
yang digunakan adalah Polypropylene (PP) dengan kapasitas 8 potong/plastik.
Cara pengisian pisang ke dalam kemasan secara manual menggunakan sarung
tangan dan kemasan ditutup menggunakan alat sealer. Sedangkan untuk produk
pisang sale basah menggunakan kertas karton berbentuk box dengan ukuruan 20
cm x 15 cm dimana pada kemasan sudah terdapat label yang menerangkan
produk pisang yang dikemas. Pada label sudah terdapat keterangan komposisi
nilai gizi dan label halal
Bab 4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuatan sale pisang purwodadi masih
menggunakan mesin atau alat tradisional . Dari awal pengupasan sampai proses produksi
masih menggunakan alat tradisional. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
sumber belajar pada siswa
yang dapat memberikan informasi baru. Prastowo (2018) menyatakan dengan
adanya sumber belajar manfaat yang akan diperoleh oleh siswa
Bab 5

1. Kesimpulan

Strategi produk itu penerapannya melalui penyediaan variasi produk yaitu ada juga yang
menjual tipe A alamiTanpa campuran dan tipe B yang dicampur dengan pisang sale
kurang baik kualitasnya, kualitas produk hasil dari produksi keluarga sendiri yang
terjamin baru dan terjaga kebersihannya, ada sebagian penjual membuat merek produk
untuk menarik perhatian konsumen, kemasan produk pada pisang sale kering dibungkus
rapi dengan plastik transparan, ukuran produk disesuaikan dengan keingginan konsumen
yang membeli Pisang sale basah dan ukuran plastik setengah dan satu kilogram
dibungkus pada penjualan pisang sale kering, dan layanan diuatamakan. Untuk strategi
harga penerapannya melalui penentuan harga diskon/potongan harga khusus disesuaikan
dengan harga produk di pasar dan persaingan serta disesuaikan dengan konsumen yang
membeli banyak produk. Dalam hal Strategi promosi penerapannya melalui saluran
pemasaran dilakukan melalui personal selling dengan percakapan dan kerjasama, lokasi
pemasaran di pusat oleh-oleh depok kecamatan toroh kabupaten Grobogan

2. Saran

Saran yang diberikan penulis yaitu setelah penulis melakukan observasi dan wawancara
adalah agar pedagang Pisang sale mampu meningkatkan strategi yang telah digunakan
serta dalam menjalankan usahanya, hendaknya mereka melakukan inovasi dalam
menjalankan strategi pemasaran, agar hasil dari penjualannya akan lebih meningkat
setiap tahunnya. Seperti pada strategi promosi dan distribusi yang sangat kurang, dalam
strategi promosi sebaiknya pedagang mampu menerapkan strategi promosi berbentuk
iklan baik dalam bentuk media cetak seperti di Koran, promosi di internet dan media
elektronik seperti radio. Sedangkan untuk strategi distribusi pedagang mampu menarik
pelanggan dengan memperhatikan penampilan dari tokonya, sehingga konsumen yang
singgah ke tokonya menjadi tertarik untuk singgah.
2. Penutup

Strategi produk itu penerapannya melalui penyediaan variasi produk yaitu ada juga yang
menjual tipe A alamiTanpa campuran dan tipe B yang dicampur dengan pisang sale
kurang baik kualitasnya, kualitas produk hasil dari produksi keluarga sendiri yang
terjamin baru dan terjaga kebersihannya, ada sebagian penjual membuat merek produk
untuk menarik perhatian konsumen, kemasan produk pada pisang sale kering dibungkus
rapi dengan plastik transparan, ukuran produk disesuaikan dengan keingginan konsumen
yang membeli Pisang sale basah dan ukuran plastik setengah dan satu kilogram
dibungkus pada penjualan pisang sale kering, dan layanan diuatamakan. Untuk strategi
harga penerapannya melalui penentuan harga diskon/potongan harga khusus disesuaikan
dengan harga produk di pasar dan persaingan serta disesuaikan dengan konsumen yang
membeli banyak produk. Dalam hal Strategi promosi penerapannya melalui saluran
pemasaran dilakukan melalui personal selling dengan percakapan dan kerjasama, lokasi
pemasaran di pusat oleh-oleh depok kecamatan toroh kabupaten Grobogan
Saran yang diberikan penulis yaitu setelah penulis melakukan observasi dan wawancara
adalah agar pedagang Pisang sale mampu meningkatkan strategi yang telah digunakan
serta dalam menjalankan usahanya, hendaknya mereka melakukan inovasi dalam
menjalankan strategi pemasaran, agar hasil dari penjualannya akan lebih meningkat
setiap tahunnya. Seperti pada strategi promosi dan distribusi yang sangat kurang, dalam
strategi promosi sebaiknya pedagang mampu menerapkan strategi promosi berbentuk
iklan baik dalam bentuk media cetak seperti di Koran, promosi di internet dan media
elektronik seperti radio. Sedangkan untuk strategi distribusi pedagang mampu menarik
pelanggan dengan memperhatikan penampilan dari tokonya, sehingga konsumen yang
singgah ke tokonya menjadi tertarik untuk singgah.

Anda mungkin juga menyukai