Anda di halaman 1dari 5

Bukan Berbeda Rasa, Namun Peliknya Luar Biasa

Mengenai jatuh cinta, memang benar jika itu di luar kuasa kita sebagai manusia. Setiap
orang boleh jatuh cinta pada siapa saja. Tiba-tiba, tidak terencana, tanpa bisa ia duga akan
jatuh pada siapa.

Di sekitar kita, sering kita temukan banyak kisah mengenai jatuh cinta. Ada yang baru
bertemu langsung saling jatuh cinta, ada pula yang hanya mampu menyimpan cinta dalam
dada.

Ada orang yang cinta pertamanya menjadi cinta yang berlanjut sampai ke pelaminan,
namun ada juga mereka yang harus jatuh berkali-kali pada orang yang berbeda hingga
menemukan cinta yang sesungguhnya.

Terlalu banyak jenis jatuh cinta yang terjadi di dunia. Bahkan untuk satu orang saja,
mungkin punya beragam koleksi mengenai bagaimana ia mulai menjatuhkan hatinya.

Namun dari itu semua, jenis jatuh cinta mana yang paling pelik?

Kanan kiri akan menyuarakan jenis jatuh cinta paling pelik versi mereka masing-masing.
Jatuh cinta sepihak, jatuh cinta pada yang hanya menganggap teman, jatuh cinta pada
kekasih sahabat, jatuh cinta diam-diam, dan sebagainya.

Namun dari itu semua, jenis jatuh cinta mana yang paling pelik?

Jatuh cinta sepihak, maknanya hanya ada satu yang jatuh dan yang satunya justru berjalan
dengan angkuh. Pelik memang, tapi mereka hanya berbeda rasa. Bukankah rasa juga
sesuatu yang abstrak seperti cinta? Yang bisa dibolak-balik dengan mudah semau semesta?
Bukankah tidak mustahil yang berjalan dengan angkuh akan berbalik lantas membantu
yang jatuh? Bukankah tidak ajaib jika cinta itu bersambut?

Jadi, jenis jatuh cinta mana yang paling pelik?

Jatuh cinta paling pelik bukan bagi mereka yang berbeda rasa, melainkan jadi milik mereka
yang sama rasa, namun mereka justru mengimani Tuhan yang berbeda.
Cinta beda agama, tentu kalimat ini sudah tak asing lagi di telinga kita. Persoalan klasik
dalam sebuah hubungan percintaan, namun terlalu menggelitik untuk diabaikan begitu
saja.

Kita tidak akan pernah bisa memilih, kepada siapa hati kita akan jatuh. Sebab sejatinya
cinta dimiliki oleh siapa saja, juga bisa jatuh pada yang tidak kita duga. Maka tak heran, jika
kita yang menengadahkan tangan untuk berdoa, mampu jatuh cinta pada mereka yang
berdoa dengan mengatupkan seluruh jemarinya, pun sebaliknya.

Muslimah, adakah di sini yang pernah mengalami jatuh sepelik ini? Atau justru sekarang
sedang mengalaminya? Cerita di bawah ini mungkin bisa memberikan kita gambaran
tentang kisah pelik ini.

Sejak awal mungkin kita sudah paham apa yang akan terjadi jika hubungan semacam ini
dimulai. Ada jarak terlampau jauh yang membatasi. Ada perbedaan paling mendasar yang
tak bisa kita abaikan begitu saja. Sejak awal kita sudah tahu bahwa perbedaan ini bukan
jenis perbedaan yang menyenangkan, namun apa yang bisa kita lakukan jika nyaman sudah
ambil peran?

Lewat pertemuan singkat dan percakapan sederhana gadis itu mengenalnya. Gaya
bicaranya yang menyenangkan membuat gadis itu nyaman. Berada di dekatnya membuat
ia merasa aman. Bersamanya memang sangat menyenangkan, segala hal kecil yang terjadi
di antara keduanya itulah yang membuat Sang gadis menjatuhkan hatinya.

Gadis itu tahu dia berbeda. Namun mau bagaimana kalau hati sudah memilihnya? Lebih-
lebih lagi, mau bagaimana kalau ternyata dia juga memiliki perasaan yang sama? Mereka
saling cinta, jadi mau bagaimana?

Hati gadis itu tahu jawaban sebenarnya, bahwa apa yang akan mereka mulai, tak akan bisa
melangkah ke mana-mana. Mereka hanya akan terus berputar pada jalan yang tak
menemui ujung.

Mereka memulai kisah dengan sukacita, mencoba mengabaikan perbedaan yang ada di
antara keduanya. Mencoba menutup mata pada kenyataan bahwa sebenarnya mereka tak
pernah melangkah ke mana-mana. Mencoba mengabaikan peringatan kecil di kepala
masing-masing bahwa apa yang mereka lakukan adalah sia-sia.

Ketulusan gadis itu, juga keseriusan lelaki itu tak bisa membawa mereka melangkah. Lelaki
itu taat pada agamanya, dan gadis itu juga sama. Mereka saling mencinta, tapi mereka tetap
berbeda.

Muslimah, di sekitar kita sering kita dapati pasangan beda agama yang terlihat baik-baik
saja. Tak hanya baik, kadang kala bahkan terlihat begitu romantis hingga membuat kita
yang melihatnya sesekali merasa iri. Namun, cinta beda agama tidaklah sesederhana apa
yang terlihat oleh mata kita.

Meski terlihat bahagia, kita tak pernah tahu bahwa mereka yang menjalani hubungan itu
sebenarnya tidak baik-baik saja.

Muslimah, menjalani hubungan cinta agama sama seperti sengaja menceburkan diri pada
sebuah kekeliruan. Sekalipun ada cinta yang saling bersambut, tetap tak menjamin
hubungan itu akan melangkah ke jenjang yang lebih serius. Sama seperti kita yang
mencintai Islam, dia pun begitu kepada agamanya. Bahkan setidaktaatnya dia pada agama
yang dianutnya, tetap bukan soalan mudah membuatnya meninggalkan sesuatu yang sudah
sangat lama bersamanya. Lebih jauh lagi, akan ada pihak keluarga yang akan merasa
kecewa. Sebab faktanya, sekalipun ada yang mantap berpindah keyakinan, akan ada
orangtua yang tak rela melihat anaknya berpindah agama.

Dan jika sudah demikian, apabila masih diteruskan, kisah ini hanya akan kembali ke titik
awal. Bersama, namun tak bisa melangkah ke mana-mana. Terasa dekat, namun
sesungguhnya berbatasan dengan dinding tebal nan jauh. Semakin lama, semakin cinta,
namun semakin sakit juga luka yang dihasilkannya.

Muslimah, jika hatimu tak sengaja jatuh pada mereka yang berbeda, hentikanlah bahkan
sebelum kamu memulainya. Kau sudah tahu akan seperti apa akhirnya, bukankah lebih
baik tak usah memulainya sejak awal?
Dan teruntuk Muslimah yang sudah terjebak di dalamnya. Mulailah untuk berhenti.
Cobalah perlahan untuk menyudahi apa yang sudah dijalani. Berhenti berputar-putar pada
labirin yang tak pasti. Segera cari jalan keluar agar kau tak terus-menerus berada dalam
bilik yang keliru.

Meski berat dan menyakitkan, sungguh ini tak akan sebanding dengan luka yang akan kau
dapat jika masih ada di sana. Yakinlah, bahwa Allah tak akan membiarkan hambanya
berduka. Yakinlah, jika kau berani keluar dari bilik cinta yang keliru ini akan kau temukan
cinta yang yang jauh lebih indah. Cinta yang diridhai oleh Allah tentunya.

Insha Allah.
Biodata Penulis:

PRaissa adalah pelajar salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di kotanya yang
masih menyempatkan menulis di tengah tugas-tugas sekolahnya yang tak pernah habis.
Temukan Raissa di akun Instagramnya @namakuraissa

Anda mungkin juga menyukai