Anda di halaman 1dari 15

1.

3 Ekologi Laut

1.4 Hubungan Ikan dengan lingkungannya


- Organisme yang hidup diperairan sangat berhubungan dengan lingkungan perairannya
- Faktor lingkungan yang mempengaruhi : cahaya, salinitas, suhu, gas-gas terlarut di
perairan (oksigen), pergerakan air dan tekanan.
- Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh langsung ke organisme dapat juga secara
tidak langsung.
- Contoh : cahaya dapat berpengaruh secara langsung untuk kegiatan metabolismeyaitu
sbg sumber energi dalam proses fotosintesis dan pengaruh tidak langsung
bagi hewan yaitu hasil-hasil fotosintesis sebagai sumber energi bagi hewan-
hwan di perairan
- Faktor-faktor tersebut mempengaruhi organisme tidak secara terpisah-pisah tapi
saling mempengaruhi
- Contoh : daya larut oksigen akan lebih mudah jika suhu perairan lebih rendah
daripada yang tinggi, suhu perairan juga dipengaruhi oleh inteasitas caha
yang masuk perairan
- Selain faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi daintara organisma juga saling
mempengaruhi ada yang saling menguntungkan bahkan ada yang merugikan
sehingga terjadi bentuk-bentuk hubungan diantara organisme perairan
- bentuk-bentuk hubungan itu diantaranya :
1. Asosiasi
- Bila diantara organisme yang satu dengan yang lainnya mempunyai kebutuhan
yang sama pada suatu daerah tertentu
- Contoh : hewan dan tumbuhan membutuhkan satu tempat untuk hidup dan
berkembangbiak pada satu daerah tertentu
2. Komensalisme
- Bila dua atau lebih organisme hidup bersama dan paling sedikit satu
diantaranya mendapat keuntungan sedangkan yang lain tidak dirugikan dan
dapat dikatakan hubungan organisme ini bebas dan tidak saling
mempengaruhi
- Contoh : hubungan ikan cucut dengan ikan gemi (Remora sp); ikan gemi
menempael pada cucut shg dia tidak membutuhkan energi untuk
bergerak dan jika makan tinggal membuka mulut untuk makan dari
sisa-sisa makanan yang dimakan ikan cucut
3. Simbiose Mutualisma
- Bila hubungan antara dua organisme yang saling menguntungkan
- Contoh : Zooxanthella atau zoochlrella dengan hewan karang (coral),spons,
sea anemones, radiolarian, bivalve, dan echinodermata; keduanya
saling menguntungkan karena hewan karang membutuhkan oksigen
dari hasil fotosintesa zooxanthella dan zooxanthella membutuhkan
karbondiaksida dari hewan karang untuk fotosintesis
4. Parasitisme
- Bila organisme yang satu hidup pada organisme yang lain dan merugikan
- ada endo parasit (di dalam) dan ecto parasit (di luar)
- Ciri-ciri parasit : biasanya terjadi penyederhanaan dari alat-alat geraknya
(hidup menempel), alat pencernaan dan alat peraba
- Parasit cenderung menyerang bagian tertentu dari induk semangnya yang
paling cocok terutama dalam mencari makan dan sifat lain yang sesuai
dengan tujuan hidupnya
- Contoh : Isopoda menyerang insang ikan bawal (Stroniateus sp), cacing
gelang pada ikan layang, dsb
- Kerugian dari induk semanga : mengalami kerusakan pada bagian tubuh yang
diserang sehingga fungsinya berkurang maka pertumbuhannya terhambat
bahkan dapat menimbulkan kematian.
5. Kanibalisme
- Adalah pemangsaan oleh suatu individu ikan terhadap individu ikan yang
lainnya yang merupakan suatu spesies atau terhadap satu keturunan darinya
- Biasanya timbul karena kepadatan populasi tinggi sehingga terjadi persaingan
dalam mencari makanan dan makanan yang tersedia terbatas, maka keadaan
ini memaksa satu individumemangsa hewan sejenis yang lemah untuk
kelangsungan hidupnya
- contoh : ikan cucut memangsa ikan cucut, ikan lele memangsa ikan lele

- Bentuk-bentuk hubungan tersebut terjadi karena adanya tujuan tertentu dari


organisme-organisme yang ada misalnya membutuhkan satu lingkungan tertentu, saling
ketergantungan, dan karena adanya persaingan dia antara organisme-organisme itu
sendiri

II PRODUKTIVITAS PERAIRAN

2.1 Pengertian
- Produk : hasil
- Produksi : proses
- Produktifitas : sifat dari proses produksi/kemampuan dari proses produksi
- Di alam ada proses produksi yang sangat panjang/besar melibatkan semua makhluk
hidup yang ada dan berlangsung terus menerus yaitu proses pengikatan energi
matahari (sumber enerrgi utama di bumi) untuk menguibah bahan anorganik
menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa
- Angka yang menunjukkan banyaknya energi matahari yang diikat atau bahan organik
yang terbentuk dari proses fotosintesa per satuan luas permukaan bumi per satuan
waktu disebut produktifitas primer
- Seluruh makhluk hidup sangat tergantung dengan proses produksi yang ada di alam
tersebut
- Proses produksi dalam ilmu biologi ada 4 tingkatan, yaitu :
1. Produktifitas Primer Kotor (Gross Primary Productivity) adalah seluruh bahan
organic yang dihasilkan melalui fotosintesa termasuk bahan organic yang
digunakan untuk pernafasan pada saat pengukuran
2. Produktivitas Primer Nyata (Net Primary Productivity) adalah produtivitas
primer kotor dikurang jumlah bahan organic yang terpakai bagi pernafasan pada
saat pengukuran. Dalam praktek produktivitas primer kotor didapat dari
penjumlahan angka bahan organic yang terpakai bagi pernafasan kepada angka
bahan organic hasil produktifitas nyata.
3. Produktivitas Primer Komuniti (Net Community Productivity) adalah
produktivitas primer yang tersisa akibat pemakanan organisme heterotroph
(Organisme golongan organisme yang termasuk dalam consumer/ pemakai dan
dekmposer/ penhancur contoh : manusi, hewan, bakteri
4. Produktifitas Sekunder (Secondary Produtivity adalah jumlah bahan organic
yang ada pada organisme heterotroph
- Untuk menghitung produktivitas perairan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
:
1. Menghitung hasil panen ( hasil pertanian atau hewan yang berumur panjang)
2. Menghitung produksi oksigen (untuk tanaman air)
3. Menggunakan metoda karbondioksida ( untuk tanaman darat )
4. Menghitung bahan baku yang hilang ( untuk lautan)
5. Menggunakan metoda radioaktif C14 dan P32 untuk plangton
6. Menggunakan metoda Chlorophyl
- Produktifitas perairan dapat dijadikan dasar ukuran suatu lingkungan dalam hal ini
jumlah pembentukan bahan organic terutama melalui proses fotosintesa per satuan
luas per satuan waktu.
- Semua aktivitas biologi dari satuan komunitas termasuk kehidupan manusia
tergantung dari energi matahari yang diikat dalam proses fotosintesa. Hasil
produksi ini diatur oleh berbagai faktor yang ada dalam lingkungan . Hasil yang
besar dapat dicapai akibat dari kombinasi faktor-faktor yang tepat.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas perairan :
1. Faktor Abiotik :
- Adalah faktor-faktor yang tidak hidup 9 a = tidak, bio = sesuatu yang
berkaitan dengan hidup)
- Faktor-faktor abiotik meliputi :
a. Suhu Perairan
- Air sebagai lingkungan hidup tidak begitu banyak mengalami guncangan
suhu daripada udara karena panas jenisnya lebih tinggi daripada udara;
artinya untuk menaikan suhu satu derajat Celcius per satuan volume air
memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak daripada udara.
- Hal penting bagi makhluk hidup di air adalah penyebaran suhu.
- Penyebaran suhu di perairan dapat terjadi oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Penyerapan (absorbsi), meskipun hanya sebagian saja dari panas itu
yang diserap oleh air
2) Angin, yang membuat air bergerak
3) Aliran tegak (vertical) dari air itu sendiri
- Aliran tegak dapat terjadi pada danau-danau tertentu, jika lapisan atas dari
air danau menjadi dingin di waktu malam maka suhunya turun lebih
rendah daripada lapisan di bawahnya akibatnya air pada lapisan di
bawahnya lebih panas daripada air diatas maka terjadilah aliran tegak di
perairan tersebut.
- Aliran tegak sangat bermanfaat untuk mengangkut zat-zat hara atau
mineral-mineral yang mengendap di dasar perairan ke atas permukaan
dan zat hara ini sangat bermanfaat bagi plangton sebgai makanan.
- Suhu berpengaruh besar terhadap proses pertukaran zat (metabolisme) dari
makhluk-makhluk hidup
- Suhu juga berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut di perairan;
kenaikan suhu dari 11oC menjadi 22oC menebabkan kandungan O2
terlarut di perairan turun dari 1,17 mg/l menjadi 0,7 mg/l dan pada
kondisi tersebut ikan bass dapat mati setelah 5-7 jam
- Kebutuhan oksigen dari ikan juga dipengaruhi oleh suhu misalnya ikan
bass pada suhu 25oC akebutuhan oksigennya 282 % daripada 15oC dan
pada 20oC 177% daripada konsumsi oksigen pada suhu 15oC
- Diketahui juga pada pertumbuhan embrio ikan mas pada suhu 30oC adalah
sekitar 0,5 kali dari suhu 20oC dan nafsu ikan mas nyata menurun
apabila suhu airnya meningkat

b. Cahaya matahari dalam air


- Cahaya matahari sangat penting bagi organisme di perairan untuk
berfotosintesis
- Jumlah sinar yang diterima oleh plangton nabati dalam perirang
bergantung pada intensitas cahaya yang menimpa permukaan perairan
dan jauh tidaknya perambatan cahaya di dalam air; hal tersebut
dipengaruhi oleh kekkeruhan perairan (turbidity)
- Kekeruhan perairan dipetentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Benda-benda halus yang disupensikan (lumpur, dsb)
2) Jasad-jasad renik yang merupakan plangton
3) Warna air
- Untuk mengukur kekeruhan pada berbagai kedalaman perairan digunakan
Keping Secchi (Secchi Disc) dan turbidymeter
- Keping secchi merupakan sebuah keping bulat dengan diameter 20 cm
yang terbuat dari seng atau besi yang dicat putih atau hitam putih, diberi
pemberat agar dapat tenggelam dengan mudah
- Pengukuran kekeruhan biasa dilakukan pada pukul 12.00 diharapkan agar
intensitas cahaya matahari cukup tinggi

c.Derajat Keasaman (pH)


- pH (singkatan dari “puissance negatif de H), yaitu logaritma negatif dari
kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam sesuatu larutan (cairan).
- pH berpengaruh dalam kehidupan organisme perairan
- Batas toleransi organisme perairan terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi
oleh suhu, oksigen terlarut, alkalinitas, dan berbagai anion dan kation
serta jenis dan stadia organisme
- Pada umumnya toleransi ikan berkisar pada pH 4,0 (titik mati asam)
sampai pH 11,0 (titik mati basa)
- Untuk mendukung kehidupannya secara wajar pH perairan berkisar antara
5,0 sampai 9,0
- Ada beberapa jenis organisme makanan ikan yang tidak dapat hidup layak
pada perairan dengan pH kurang dari 6,0
- Air kolam yang pHnya berkisar antara 4,5 dan 6,5 masih dapat diperbaiki
dengan menambah kapur di dalam kolam dalam jumlkah cukup agar
pHnya menjadi basa (pH 7,0-8,0)

BAB III
SUMBERDAYA HAYATI PERAIRAN

3.1 Pengertian
Sumberdaya :
Hayati : bersifat hidup
Perairan : hal yang berhubungan dengan kehidupan di air
Sumberdaya Hayati Perikanan : Segala yang dapat diberdayakan/ dihasilkan/ dimanfaatkan
dari semua makhluk hidup yang ada di air untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia.
SDHP yang dapat dimanfaatkan berasal dari perikanan darat misalnya segala jenis ikan dan
tumbuhan air tawar sedangkan perikanan laut segala jenis hewan dan tumbuhan yang ada
di laut.

3.2 Sumberdaya Hayati Perikanan Darat


Merupakan sumberdaya yang berasal dari perairan tawar yang meliputi perairan
umum (berupa danau dan sungai) dan perairan budidaya. Potensi perikanan darat di
Indonesia sebenarnya sangatlah besar melihat luas wilayah daratan dari Sabang sampai
Merauke,letak wilayah Indonesia di sepanjang garis katulistiwa sehingga musim di
Indonesia sangat memungkin/mendukung usaha budidaya, keanekaragaman hayati yang
ada, perairan umum yang ada serta usaha budidaya yang dapat dilakukan sepanjang tahun.
Sumberdaya hayati perikanan darat yang dapat dimanfaatkan adalah berbagai
spesies ikan berjumlah sekitar 800 spesies ikan dan tersebar di periran umum (danau,
sungai, kolam) di Indonesia. Ada dua ordo yang paling banyak dijumpai di perairan umum
di Kalimantan dan Sumatra yaitu dari ordo Ostariophysi dan Labirinthyci dengan jumlah
kurang lebih 368 spesies ikan.
Pada tabel berikut adalah daftar sebagian sumberdaya hayati perikanan darat yang
banyak dimanfatkan dan dijumpai di perairan darat di Indonesia.

No Jenis Sumberdaya Nama Ilmiah Nama Inggris


1 IKAN
Ikan Mas Cyprinus carpio Common carp
Tawes Puntius javanicus Puntius
Gurami Osphronemus gouramy Giant Gouramy
Sepat Siam Trichogaster pectoralis Spotted Gouramy
Mujair Tilapia mossambica Tilapia
Nilem Osteochillus hasselti Carp
Nila Tilapia nilotica Nile Tilapia
Jambal Pangasius sp Catfish
Gabus Ophiocephalus striatus Snakehead
Jelawat Leptobarbus hoeveni Carp
Lampan Puntius sp Carp
Lais Cryptoteus micronema Catfish
Toman Ophiocephalus Snakehead
Tambakan micropeltes (murrel)
Belida Helostoma temincki Kising Gouramy
Betutu Notopterus chitala Feather back
Sidat Oxyeleotris marmorata Marble Goby
Bandeng Anguilla bicolor Eel
Belanak Chanos chanos Milk fish
Mugil cephalus Mullet
2. BINATANG BERKULIT
KERAS
(CRUSTACEA)
Udang Galah
Udang Tawar
Udang Grago
Lobster Tawar
3. BINATANG BERKULI LUNAK
(MOLLUSCA)
Siput
Remis
4. BINATANG AIR LAINNYA
Kodok
Kura-kura
Buaya
3.5 Pengelolaan Sumberdaya Hayati Perairan
A. Pengertian dan Tujuan
Pengelolaan sumberdaya hayati perairan adalah usaha yang dilakukan untuk menggali dan
memanfaatkan sumberdaya hayati perairan untuk kepentingan manusia yang didasarkan
atas kemampuan alam dan tidak digali secara berlebih-lebihan sehingga kelestariannya
dapat terus dipertahankan.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan ini adalah untuk mewujudkan
cita-cita yang terdapat pada UUD 1945 pasal 33 yaitu menyejahterakan dan
memakmurkan rakyat.
Pengelolaan sumberdaya hayati perairan harus berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berpegang pada peraturan yang berlaku, karena pengelolaan yang terarah
akan menimbulkan akibat yang tidak diinginkan yan akan dirasakan oleh generasi sekarang
tapi juga untuk generasi berikutnya.
Pengelolaan yang tidak berlandaskan iptek akan mengakibatkan :
1. Kerusakan habitat, misalnya : memperjualbelikan barang-barang yang pentying
bagi keseimbangan ekologi
2. Turunnya kualitas sumberdaya perairan, misalnya dengan ketersediaan stock udang
yang semakin menurun
3. Turunnya kualitas perairan, misalnya adanya pencemaran yang terjadi di sungai
atau muara bahka sampai di laut
4. Keseimbangan ekologi terganggu, terjadi jika salah satu unsur dalam ekosistem
terganggu sehingga akan mengakibatkan keseimbangan dalam satu komunitas pun
terganggu selanjutnya ekosistem dalam perairan tersebut secra keseluruhpun
terganggu
5. Kelestarian sumberdaya hayati perairan akan terancam kehancuran atau bahkan
sampai terjadi kepunahan

B.Kemunduran Sumberdaya Hayati Perairan


Kemunduran sumberdaya hayati akan ditandai terlebih dahulu dengan menurunnya
produktivitas, dan pada akhirnya mencapai titik kritis yang berupa kerusakan total
lingkungan perairan. Produktifitas sudah tidak ada lagi, manfaat perairan bagi kehidupan
manuasia juga tidak ada. Sekalipun contoh-contoh mengenai kerusakan lingkungan
perairan akibat kecerobohan manusia baru terbatas di kota-kota besar, tetapi hal ini cukup
menunjukkan bahwa lingkungan perairan yang semula produktif dapat berubah menjadi
rusak akibat perbuatan manusia, baik langsung maupun tidak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemunduran sumberdaya hayati :
1. Faktor Abiotik
Faktor abiotik (suhu, kecerahan, pH, dsb) dapat mempengaruhi produktifitas
perairan yang berarti dapat mempengaruhi perkembangan sumberdaya hayati yang ada di
perairan. Kemunduran sumberdaya hayati perairan (SDHP) biasanya berupa pengaruh
tidak langsung misalnya Intensitas sinar matahari yang tinggi akan menyebabkan tingginya
intensitas fotosintesa terutama dari phytoplankton maka phytoplankton akan berkembang
baik dan organisme yang memakannyapun akan berkembang dan seterusnya.
Suhu berpengaruh secara tidak langsung terhadap SDHP, jika suhu yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan terganggunya proses metabolisme pada organisme, dan
kandungan oksigenpun akan berkurang karena proses penguraian bahan organic
meningkat, proses metabolisme organisme perairanpun meningkat sehingga kebutuhan
oksigen semakin meningkat yang akhirnya oksigen di perairan semakin berkurang. Jika
oksigen semakin menurun di perairan maka pertumbuhan organisme perairanpun akan
terganggu/lambat sehingga secara kualitatif terjadi kemunduran sumberdaya hayati.

BAB IV MORFOLOGI, CIRI MORFOMETRIK DAN MERISTIK

4.1 Morfologi Ikan


Morfologi ikan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur bagian luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari berbagai jenis
ikan.
Secara umum ikan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai rangka bertulang sejati dan ada yang bertulang rawan.
b. Mempunyai sirip tunggal dan kembar (berpasangan)
c. Mempunyai operculum yang menutupi nsang
d. Bentuk tubuh bermacam-macam dengan penampang bulat, gilig dan gepeng
e. Pada umumnya ditutupi sisik dan berlendir
f. Berdarah dingin
g. Bergurat sisi (mempunyai garis rusuk)
h. Lingkungan hidupnya adalah air, mulai dari lapisan perairan yang sangat dangkal
sampai lapisan perairan dalam
4.1.1. Bagian Tubuh Ikan
Secara umum tubuh ikan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Kepala (cephala)
- Terletak dari bagian mulut paling depan sampai bagian tutup insang paling akhir.
- Terdapat : mulut, rahang, gigi, sungut (barbells, kumis), hidung, mata, insang dan
keping tutup insang (operculum) otak dan jantung
b. Badan (abdomen)
- Dimulai dari akhir operculum sampai permulaan sirip dubur atau anal (A)
- Terdapat sirip-sirip punggung atau dorsal (D) jumlahnya 1 atau 2 buah, sirip dada
atau pectoral (P) dan sirip perut atau ventral (V), organ-organ pencernaan, gonad,
ginjal dan gelembung renang
c. Ekor (caudal)
- Dimulai dari permulaan sirip anal sampai ujung sirip ekor.
- Terdapat sirip dubur atau anal (A), sirip ekor atau caudal (C) dan anus.
- Pada beberapa species ikan laut terdapat skut, kil, sirip-sirip lemak (adipose fin) dan
sirip-sirip tambahan (auxilliary fin)

4.2 Ciri Morfometrik

Gambar 1. Bagian-bagian tubuh Ikan

4.1.2. Bentuk Tubuh


- Terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :
i) Bilateral Simetris,
- Yaitu bila tubuh ikan dilihat /dibelah dari anterior sampai posterior akan simetris
(sama) antara bagian sebelah kiri dan bagian sebelah kanan termasuk organ-organ
yang terdapat pada bagian kiri maupun kanan.
- Macam-macam bentuk bilateral simetris :
1. Pipih (Compressed)
- Bila lebar badan (jarak antara badan sisi kiri dan kanan) lebih kecil dari tinggi
badan (jarak perut dengan punggung) atau lebih daripada panjangnya ( jarak antara
kepala dengan ekor)
- Contoh : ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus), ikan mas (Cyprinus carpio),
ikan tawes (Puntius javanicus), ikan gurame (Osphronemus gouramy), Ikan kerapu
(Epinephelus sp), ikan banding (Chanos chanos)
2. Seperti Ular
- Bila bentuk tubuh membulat panjangnya lebih dari 10 kali lebar badannya
- Contoh : ikan belut (Monopterus albus), sidat ( Anguilla sp.)
3. Seperti Cerutu (torpedo)
- Bila bagian anterior dan posterior tubuhnya meruncing sedangkan bagian tengahnya
membulat
- Contoh : ikan tongkol (Auxis sp), tenggiri (Scomberomorus commersini)
- Biasanya ikan pelagis dan perenang cepat
4. Bentuk Pita
- Bila tubuhnya memanjang dan tipis, pipih seperti pita
- Contoh : ikan layur (Trichiurus sp.) Umumnya hidup di daerah karang
5. Bentuk Tali
- Bentuk tubuh yang memanjang dan bulat, garis tengahnya kecil seperti tali
- Contoh : Pipe fish (Pseudo straksi)
6. Bentuk Panah
- Bila bagian anterior tubuhnya meruncing, dan bagian tengah sampai di tigaperempat
bagian tbuhnya secara bertahap melebar dan bagian posterior kembali meruncing
- Contoh : Ikan Pike (Esox lucius)
7. Bentuk Bola
- Bila bentuk tubuh membundar seperti bola
- Contoh : ikan buntal landak (Diodon hystrix)
8. Bentuk Kotak
- Bila bentuk tubuh yang seolah-olah seperti bersegi, seperti kotak
- Contoh ikan buntal kotak (Tetraodon fluvitilis) dan ikan buntal landak (Ostracion
tuberculatus)
9.Bentuk Picak
- Bila tubuhnya sangat lebar, lebarnya beberapa kali tinggi badan
- Contoh : Ikan pari (Dasyatis sp)
ii) Bentuk asimetris,
- Yaitu bentuk tubuh yang tidak sama antara bagian kiri dan kanan pada bagian dorsal
dan ventralnya baik dalam ukuran maupun kelengkapan organ-organnya
- Contoh : Ikan lidah (Cynoglossus spp) dan ikan lidah (Psettodes eramei)
iii) Bentuk Campuran
- Terdapat pada bebrapa species misalnya ikan lele (Clarias batrachus) dan ikan gabus
(Opiocephallus striatus) yaitu memiliki bagian kepala picak, bagian tubuh pipih atau
membulat, dan bagian ekor pipih atau picak
- Ikan-ikan budidaya umumnya berbentuk pipih, seperti ular atau campuran

4.1.3. Posisi Mulut


Ada 4 posisi mulut ikan :
1. Terminal
- Bila Mulut terletak di ujung hidung
- Contoh : ikan Mas (Cyprinus carpio)
2. Subterminal
- Bila mulut terletak dekat ujung hidung
- Contoh : ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum)
3. Superior
- Bila mulut terletak di bawah hidung, biasanya rahang bawah lebih panjang daripada
rahang atas
- Contoh : ikan julung-julung (Hemirhampus fax)
4. Inferior
- Bila mulut di bawah hidung, biasanya rahang atas lebih panjang daripada rahang
bawah
- Contoh : Ikan cucut (Squalus sp.)

Ikan-ikan budidaya umumnya terminal dan subterminal

4.1.4. Bentuk Mulut


- Bentuk mulut yang ada yaitu dapat disembulkan jika bibir atas dan bawah dapat
ditarik kea rah anterior dan dapat menyebabkan tertariknya lipatan kulit tipis antara
bibir dengan hidung dan rahang bawah dan bila tidak dapat ditarik berate tidak dapat
disembulkan.
- Bentuk mulut yang lain yaitu menyerupai paruh, terompet maupun gergaji
4.1.5. Kelengkapan Sirip
- Sirip berfungsi untuk bergerak maju, mundur dan berbelok
- Ada dua jenis sirip yaitu sirip tunggal (dorsal, anal dan caudal) dan sirip berpasangan
(pectoral dan ventral)
- Tidak semua ikan mempunyai sirip lengkap, contohnya ikan belut dan layur tidak
mempunyai ventrl dan pectoral, ada yang siripnyabersambungan contohnya ikan lidah,
ada juga yang siripnya mengalami perubahan yaitu ikan gurame (V menjadi cambuk)
dan ikan terbang (V menjadi seperti sayap)
- Ada 3 posisi Ventral terhadap Pectoral, yaitu :
a. Abdominal; Ventral di belakang Pectoral
b.Torasik; Ventral dibawah Pectoral
c. Jugular; Ventral di depan Pectoral

4.1.6. Bentuk Sirip Ekor atau caudal (C)


i) Bentuk-bentuk simetris yaitu :
a. Bentuk Cagak
- Bila terdapat lekukan tajam antar lembar dorsal dengan lembar ventral
- Contoh : ikan tawes (Puntius javanicus), ikan kembung (Restrilliger sp.)
b. Berlekuk Tunggal
- Bila terdapat lekukan dangkal antara lembar dorsal dengan lembar ventral
- Contoh : ikan tambakan (Helostoma teminckii)
c. Berlekuk Ganda
- Bila terdapat 2 lekukan ganda antara lembar dorsal dengan lembar ventral
- Contoh : ikan kipper laut (Scatophagus argus)
d. Tegak
- Bila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak dari dorsal ke ventral
- Contoh : ikan nila (Oreochromis niloticus)
e. Membundar
- Bila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung dari dorsal ke ventral
- Contoh : ikan gurame ( Osphronemus gouramy)
f. Meruncing
- Bila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing)
- Contoh : ikan belut (Monopterus albus)
g. Seperti baji
- Bila pinggiran sirip ekor pada pangkalnya melebar kemudian membentuk sudut di
ujung
- Contoh : ikan bloso (Glossobigus sp.)
h.Seperti Sabit
- Bila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor melengkung keluar, runcing, sedangkan
bagian tengahnya melengkung ke dalam, membuat lengkungan yang dalam
- Contoh : ikan tongkol (Auxis sp.)
ii)Bentuk Sirip Asimetris
a. Episerkal
- Bila keping lembar dorsal lebih panjang daripada ventral
- Contoh : ikan cucut (Squalus sp.)
b. Hiposerkal
- Bila keping atau lembar sirip bagian dorsal lebih pendek daripada ventral
- Contoh : ikan julung-julung (Hemirhampus far)

4.1.7. Linea Lateralis


- Adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori di sepanjang sisi tubuh ikan
- Pori-pori mengandung serabut syaraf dan saluran darah
- Terdapat pada ikan bersisik maupun tidak
- Berfungsi untuk mendeteksi kondisi lingkungan dan untuk osmoregulasi
- Jumlah, letak serta bentuk bervariasi; ada yang satu, dua atau lebih, ada yang urus,
melengkung, lengkap (tidak terputus dari belakang tutup insang sampai batang ekor)
atau tidak lengkap (terputus)

4.1.8 Sungut
- Berfungsi sebagai alat peraba pada waktu mencari makan
- Tidak semua ikan bersungut
- Letak ada yang di dagu, hidumg, atau sudut mulut
- Bentuk ada yang seperti cambuk, pecut, bulu atau sembulan kulit
- Jumlah ada yang satu, sepasang atau beberapa pasang
- Contoh : iken lele (Clarias bathracus), Mas (Cyprinus carpio), nilem (Osteochillus
hasselti)

4.1.9 Ciri-Ciri Khusus


- Ciri khusus digunakan untuk mengenali ikan-ikan tertentu dapat berupa pewarnaan,
belang-belang, bintik-bintik, sirip tambahan, sirip lemak dan perubahan bentuk atau
fungsi sirip.
- Beberapa ciri khusus pada ikan :
a. Finlet
- Yaitu sirip-sirip yang terdapat di belakang sirip punggung dan sirip dubur
- Contoh : ikan kembung (Restrilliger sp.), ikan tenggiri (:Scomberomorus sp.)
b. Skut
- Yaitu : kelopak tebal yang mengeras dan tersusun seperti genting
- Yang terletak pada abdominal disebut abdominal skut sedang yang terletak pada
pangkal ekor disebut caudal skut
c. Kil
- Rigi-rigi yang puncaknya meruncing dan terdapat pada bagian batang ekor
- Contoh : ikan tongkol (Auxis sp.), Ikan kembung (Restrilliger sp.), dan ikan-ikan
famili scombridae
d. Sirip Lemak (Adipose Fin)
- Yaitu sirip tambahan yang berupa lapisan lemak yang terdapat di belakang sirip
punggung dan sirip dubur
- Contoh : ikan keting (Ketingus sp), jambal (Pangasius sp.) dsb

4.2 Ciri Morfometrik


- Ciri morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh ( jarak antara satu
bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain) atau bagian tubuh ikan dengan satuan
tergantung keinginan si pengukur, di Indonesia milimeter atau centimeter. Ukuran ini
disebut ukuran mutlak.
- Ukuran ikan merupakan salah satu hal yang digunakan dalam identifikasi ikan sebagai
ciri taksonomi.
- Beberapa ukuran yang digunakan dalam identifikasi ikan :
1. Panjang Total
Jarak antara ujung kepala yang terdepan (biasanya ujung rahang terdepan) dengan
ujung sirip ekor yang paling belakang.
2. Panjang ke pangkal cabang sirip ekor (Panjang Cagak)
Jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan lekuk cabang sirip ekor
3. Panjang Baku
Jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan pelipatan pangkal sirip ekor
4. Panjang Kepala
Jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan ujung terbelakang operculum
5. Panjang bagian di depan sirip sirip punggung
Jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan pangkal jari-jari pertama sirip
punggung
6. Panjang dasar sirip punggung
Jarak antara pangkal jari-jari pertama sirip punggung dengan tempat selaput sirip di
belakang jari-jari terakhir sirip punggung yang bertemu dengan badan
7. Panjang dasar sirip dubur
Jarak antara pangkal jari-jari sirip dubur dengan tempat selaput sirip di belakang
jari-jari terakhir sirip dubur yang bertemu dengan badan
8. Panjang batang ekor
Jarak miring antara ujung sirip dubur dengan pangkal jari-jari tengah sirip ekor
9. Tinggi badan
Diukur pada tempat tertinggi antara bagian dorsal dengan ventral. Bagian dasar
sirip yang melewati garis punggung tidak ikut diukur
10. Tinggi batang ekor
Tinggi yang diukur pada batang ekor yang mempunyai tinggi terkecil
11. Tinggi Kepala
Jarak antara pertengahan pangkal kepala dengan pertengahan kepala bagiaan bawah
12. Lebar Kepala
Jarak terbesar antara kedua operculum pada kedua sisi kepala
13. Lebar Badan
Jarak terbesar antara kedua sisi badan
14. Tinggi sirip punggung dan sirip
Tinggi yang diukur dari pangkal keping pertama sirip sampai puncaknya
15. Panjang sirip dada dan sirip perut
Panjang terbesar menurut arah jari-jari sirip. Pengukuran dilakukan dari dasar sirip
yang paling depan (terjauh dari puncak sirip) sampai ke ujung jari-jari tersebut
16. Panjang jari-jari sirip dada yang terpanjang
Dapat diukur jika jari-jari yang terpanjang terletak di bagian tengah sirip, dan
diukur mulai dari pertengahan dasar sirip sampai ke ujung jari-jari tersebut.
17. Panjang jari-jari keras dan jari-jari lemah
Panjang dari pangkal sebenarnya sampai ke ujung bagian yang keras. Walaupun
ujung ini masih disambung oleh bagian yang lemah atau maupun sambungan
seperti ramput; sambungan ini tidak diukur. Panjang jari-jari lemah diukur dari
pangkal sampai ujungnya.
18. Panjang hidung
Jarak antara pinggiran terdepan hidung dengan sisi terdepan rongga mata
19. Panjang ruang antar mata
Jarak antara kedua pinggiran atas rongga mata
20. Lebar mata
Panjang garis tengah (diameter) rongga mata
21. Panjang bagian kepala di belakang mata
Jarak antara sisi belakang rongga mata dengan pinggiran belakang selaput
operculum
22. Tinggi di bawah mata
Jarak antara sisi bawah rongga mata dengan rahang atas
23. Panjang antara mata dengan sudut operculum
Panjang antara sisi rongga mata dengan sudut operculum, bila pada sudut
preoperculum terdapat duri, maka pengukuran panjang dilakukan sampai ujung duri
tersebut.
24. Tinggi pipi
Jarak antara sisi bawah rongga mata dengan sisi bagian depan preoperculum
25. Panjang rahang atas
Panjang tulang rahang atas yang diukur dari ujung terdepan sampai ke ujung
terbelakang tulang rahang atas
26. Panjang rahang bawah
Panjang tulang rahang bawah yang diukur dari ujung terdepan tulang rahang bawah
sampai pinggiran belakang pelipatan rahang
27. Lebar bukaan mulut
Jarak antara kedua sudut mulut jika mulut dibukakan selebar-lebarnya

4.3 Ciri Meristik


- Ciri meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah pada bagian tubuh ikan
4.3.1 Sirip Ikan
1. Jenis Sirip Ikan
Sirip ikan terdiri dari 5 jenis yaitu:
a. Sirip punggung (dorsal fin), disingkat dengan D.
Jika sirip punggung berganda (ada dua bagian), maka sirip punggung pertama (yang di
muka) disingkat D1 dan sirip punggung kedua (belakang) disingkat D2.
b. Sirip ekor (caudal fin), disingkat dengan C
c. Sirip dubur (anal fin), disingkat dengan A
d. Sirip dada (pectoral fins), disingkat dengan dengan P atau P1
e. Sirip perut (ventral fins atau pelvic fins), disingkat dengan V atau P1
Sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor merupakan sirip tunggal sedangkan sirip dada
dan sirip perut termasuk sirip berpasangan.
2. Jenis dan perumusan jari-jari sirip
Pada ikan bertulang sejati ada dua macam jari-jari sirip, yaitu :
a. Jari-jari keras
Jari-jari keras bersifat keras, tidak beruas-ruas dan tidak mudah dibengkokkan.
Dilambangkan dengan angka romawi meskipun jari-jari itu pendek atau rudimenter
b. Jari-jari lemah
Bersifat transparan, seperti tulang rawan, beruas-ruas dan mudah dibengkokkan. Ada yang
sebagian mengeras atau keras, pada salah satu sisinya bergerigi, bercabang-cabang atau
satu dengan yang lain berlekatan. Penulisannya dilambangkan dengan angka biasa
Contoh penulisan :
D.III. 8 dibaca : sirip dorsal dengan 3 jari-jari keras dan 8 jari-jari lemah
A. 2. 8. dibaca : sirip anal dengan 2 jari-jari lemah mengeras dan 8 jari-jari lemah
D1.III. 8 dan D2.8 dibaca terdapat dua sirip dorsal, sirip dorsal pertama ada 3 jari-jari keras
dan 8 jari-jari lemah dan sirip dorsal kedua hanya terdapat 8 jari-jari lemah
3. Jari-jari pokok dan jari-jari cabang

Gambar jari-jari pokok dan jari-jari cabang


Pada umumnya hanya untuk menggambarkan hanya jumlah pangkal-pangkal jari-
jari yang nyata dapat dilihat. Hal ini penting karena cabng jari-jari tidak mudah ditentukan
dan jumlahnya pun sering berbeda-beda. Misalnya pada famili Cyprinidae jumlah jari-jari
pokok selalu sama dengan jumlah jari-jari cabang; karena hanya satu jari-jari tak bercabang
yang panjang mencapai pinggiran atas keping sirip. Jika jumlah jari-jari yang bercabang
saja yang dimaksudkan, maka hal ini perlu dinyatakan pula.
Waktu menghitung jumlah jari-jari yang tidak bercabang harus selalu diingat untuk
menganggap satu jari-jari tidak bercabang sebagai jari-jari bercabang; yaitu jari-jari lemah
yang secara morfologis mengeras. Yang dimaksud dengan jari-jari bercabang adah semua
jari-jari yang mempunyai cabang walaupun kerang begitu terlihat jelas.

Gambar untuk membedakan pada sirip ikan


Pada sirip punggung dan sirip dubur, dua jari-jari terakhir menjadi satu sebagai satu
jari-jari pkok. Jari-jari pokok yang treakhir kerapkali terlihat sebagai dua jari-jari yang
berdekatan.
Cara menghitung seperti ini biasa dilakukan pada penghitungan

Anda mungkin juga menyukai