Kelas : XI MIPA 2
Nomor: 22
Tahun: 1961
1. Konsep Lukisan ini berwujud gambar- Konsep yang unik dan menarik
gambar abstrak yang berwarna perhatian. Bagi orang awam
gelap, dimana pelukis terlihat mungkin akan terkesan berantakan
dengan berani membebaskan dan menakutkan namun sebenarnya
diri dalam coreteannyanya. memiliki makna yang dalam.
Bersumber inspirasi dari Dilukiskan seorang pria sebagai
realitas kehidupan, dihadirkan perwujudan manusia yang selalu
dengan bentuk-bentuk yang dihadapkan pada pemikiran dan
unik. Bentuk-bentuk itu pilihan dalam menentukan
berobjek utama pada gambar tindakannya, seringkali manusia
seorang pria yang bertelanjang dilingkupi hawa nafsu dan bisikan-
dada, berambut gimbal, bisikan setan yang menjerumuskan
gondrong, berjenggot dan kepada pilihan yang salah. Bisikan-
berkumis. Matanya memejam bisikan setan itu dilukiskan seperti
dengan kerutan-kerutan di dahi topeng-topeng yang berperan
dan wajahnya. Kemudian di sebagai tokoh kejahatan dalam
sisi kiri, kanan, dan atasnya cerita Jawa, seperti pada bagian sisi
terdapat gambar topeng-topeng kiri lukisan tersebut terdapat
yang melingkupi bagian gambar wajah topeng yang
background. Keterampilan dan berwarna merah, berambut gimbal
kreativitasnya terlihat dari hitam, bergading, dan menjulurkan
coretan-coretan cat yang bebas lidahnya terlihat seperti sosok buta
tapi membentuk objek-objek Cakil dalam pewayangan Jawa.
gambar yang penuh makna. Dengan dramatisnya, pria tersebut
seakan dirundungi oleh topeng-
topeng itu agar tergoda dalam
pilihan yang salah.
3. Fungsi Fungsi karya seni rupa Lukisan ini termasuk dalam aliran
tersebut adalah untuk ekspresionisme, aliran seni rupa
mengekspresikan diri. yang menonjolkan ungkapan dari
dalam jiwa seniman. Dimana
pelukis dengan bebas
menuangkan ekspresi jiwanya
dalam lukisan dan cenderung
mendistorsi kenyataan dengan
efek-efek emosional. Lukisan ini
merupakan perwujudan ekspresi
jiwa Affandi koesoema, namun
tidak hanya itu, secara tidak
langsung ekspresi jiwanya
mampu menyampaikan pesan
mendalam lewat lukisannya.
Manusia yang mudah terpengaruh
terutama oleh pikiran-pikiran
yang buruk, hanya mampu
mengelakkan pengaruh buruk itu
dengan keteguhan hatinya pada
Tuhan serta senantiasa sabar,
kuat, dan ikhlas dalam perbuatan
baik.
4. Nilai estetis Karya seni rupa tersebut Nilai estetis subjektif merupakan
memiliki nilai estetis nilai keindahan dari sudut
yang sifatnya subjektif. pandang pribadi atau selera
masing-masing. Dari segi visual,
lukisan ini tidak menggambarkan
nilai keindahan pada umumnya,
hal ini terlihat dari bentuk-bentuk
yang abstrak dan warna-warna
yang gelap. Aspek keindahan
biasanya dinilai dari warna-warna
cerah yang tersusun rapih
membentuk objek gambar yang
jelas. Lukisan ini akan terlihat
berantakan bagi para penikmat
lukisan naturalisme, realisme dan
romantisme.Namun bagi orang-
orang yang berselera untuk
melihat dan menghayatinya
dengan tulus, lukisan tersebut
mampu menyimpulkan keindahan
tersendiri. Indahnya bentuk-
bentuk abstrak yang penuh
makna.