Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK USAHA BERSAMA

(KUB )
BINA BERSAMA
YANG BEGERAK DIBIDANG USAHA TANGKAP DAN PEMASARAN HASIL
Alamat : Mantangai Hilir Kec. Mantangai Kab. Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah

Nomor : 02/KUB– BB/ VII/ 2023


Lampiran : 1( Satu) Berkas
Perihal : Permohonan Bantuan Sarana Prasarana
CES DAN ALAT TANGKAP IKAN

Kepada Yth:
Bapak Gubernur Kalimantan Tengah
Cq. Bapak Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Kalimantan Tengah
Di_
Palangka Raya

Dengan Hormat,
Guna menunjang penangkapan ikan yang efektif serta lingkungan kami dari Kelompok
Usaha Bersama BINA BERSAMA Desa Mantangai Hilir Kecamatan Mantangai Kabupaten
Kapuas, memohon kepada Bapak Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan
Tengah sebagai mitra penangkapan ikan memohon Sarana Prasarana Perahu dan Alat tangkap
( ces dan alat tangkap ).
Dalam konsep ini adalah untuk mengarahkan kepada pelestarian dan lingkungan yang
efektif dengan mengedepankan penyerapan pengangguran dan menekan kemiskinan anggota.
Demikian kami sampaikan permohonan ini selanjutnya mohon
tanggapan dan menunggu realisasinya sangat kami harapkan, atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.

Mantangai, 17 Juli 2023


Ketua KUB BINA BERSAMA

DEDY
KELOMPOK USAHA BERSAMA
(KUB )
BINA BERSAMA
YANG BEGERAK DIBIDANG USAHA TANGKAP DAN PEMASARAN HASIL
Alamat : Mantangai Hilir Kec. Mantangai Kab. Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya untuk mengembalikan peran pelayaran nasional selama kurang lebih 20
tahun senantiasa mengalami kegagalan karena pelayaran, nelayan dan pelabuhan nasional
dianggap sebagai penyebab ekonomi biaya tinggi dan Pemerintah belum berpihak kepada
pelayaran nasional. Pada perkembangan berikutnya di era Pemerintahan Kabinet Indonesia
Bersatu dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Pemerintah baru menyadari betapa
pentingnya peran industri pelayaran nasional bagi pembangunan perekonomian bangsa dan
negara sehingga dikeluarkanlah INPRES No. 5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional yang kemudian diikuti dengan Peraturan Presiden No. 67 tahun 2005
tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur. Untuk mengejawantahkan INPRES No. 5
tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional dan PERPRES No. 67 tahun
2005 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur sangat diperlukan adanya pengaturan
hukum lebih lanjut melalui undang- undang sehingga terobosan kebijakan tersebut diatas
dapat terjamin keberlanjutannya khususnya dalam bidang kepelabuhanan dan pelayaran.

Mengacu pada amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945, bahwa pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada
daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui
otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan
prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman daerahdalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti


daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar
yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Daerah
memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan
peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada
peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip
otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip
bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan
berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan
berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan
daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan
daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggungjawab adalah
otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

B. Maksud dan Tujuan


 Membuka lahan baru dibidang tangkap ikan agar tercipta keluarga nelayan lebih sejahtera
Menambah wawasan dan keterampilan dibidang tangkap ikan
 Membebaskan nelayan dari IJON
 Merintis nelayan lebih maju
 Meningkatkan PAD

C. Sarana Kebersihan Program


 Meningkatkan pengahasilan untuk para anggota
 Menambahkan kemampuan dibidang tangkap ikan
 Terbinanya para nelayan disisi ilmu serta pengalaman

Anda mungkin juga menyukai