Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN RINGKASAN STUDIUM GENERALE (SG) PRODI TEKNIK BIOMEDIS

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Healthcare


:
Silas Industry: Trends and Future Opportunities
NIM : 120430099 - Teknik Biomedis ITERA & PT Sysmex
Tanggal SG : 28 Mei 2022 Indonesia
Pembicara Natalia Ngunadi; Mahdi
:
Mahendra,
Pelaksana SG Teknik Biomedis
:
ITERA

Ringkasan:

Alat Kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin dan/atau implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat ornag sakit, memulihkan Kesehatan pada manusia, dan/atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Alat Kesehatan juga diatur dalam
undang-undang nomor 36 tahun 2009. Karena posisinya yang sangat penting terhadap
proses Kesehatan alat Kesehatan diklasifikasikan menjadi beberapa kelas yang hal ini diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 62 Tahun 2017. Klasifikasinya ada 4 kelas
• Kelas A : resiko paling rendah contoj : sarung tangan medis, alat pembacaan
parameter kimia klinik
• Kelas B : Medium low risk contoh : alat pembaca tekanan darah, pregnancy est
• Kelas C : medium high risk contoh : bedside monitoring, x-ray
• Kelas D : High risk contoh: alat pacu jantung, HIV diagnosis
Dengan adanya kelas ini registrasi nya semakin simple alat semakin mudah sebaliknya
semakin tingggi kelasnya semakin complicated registrasinya.
Future trend dari alat Kesehatan:
• Automation, robotics, Artificial Intelligence (AI)
• Connected Care : alat yang terkoneksi terhadap suatu system
• Telehealth : Bagian dari Telemedicine (memberikan pelayanan secarajarak jauh
contoh: Halodoc)
• Personalised healthcare : memberikan analisis genetic dan pemeberian saran
terhadap masalah hasil analisis tadi
Medical device value chain : artinya mata rantai dimana valuenya itu mengalir dari hulu ke
hilir. Hulu nya perusahaan seperti sysmex sedangkan hilirnya itu rumah sakit yang akan
memakai alat itu.

Overview of SYSMEX
Sysmex merupakan anakan dari Chuo-ku KOBE, Japan, yang berdiri dari 20 Februari 1968
awalnya ada bagian-bagian yang memegang bagian-bagian alat Kesehatan lalu lama-
kelamaan berkembang menjadi SYSMEX.
Continous Growth In SYSMEX :
1. Stable Financial Foundation
• A Highly profitable business model
• Reagents and services accounting for 70% of sales
2. Unique R&D Capabilities
• 25 R&D locations in 7 countries
• More than 2700 patents
• 3 technology platforms
3. Customer Base
• Export countries numbering more than 190
• Trust-based customer relationships cultivated since establishment
4. Partnerships
• Leaveraging of alliances
• Promotionof open innovation (universities, pharmaceutical companies, etc)
SYSMEX juga mengantongi ISO 9001:2015, CDAKB, ISO 17042:2010.
Produk-produk SYSMEX
1. Hematology (analisis sel darah)
2. Haemostasis (melihat proses pembekuan darah dalam tubuh normal/tidak)
3. Kimia klinik (analisis protein dalam darah)
4. Immunology (melihatprotein-protein dalam tubuh untuk melihat aktivitas
pembacaan antigen pada hepatitis,hiv dll)
5. Flowcytometry (analisis genetic biasa digunakan untuk agrikultur)
6. Urinalysis (menganlisis zat yang terdapat dalam urin)
7. Digital healthcare solution (bentuknya dalam bentuk software)
Digital morfologi teknologi terbaru dalam in vitro diagnostic. Bagaimana si hematologic
ini membaca jumlah sel adalah dengan teknologi Bernama flourescent flowsitometri.
Dalam alat ini juga terhubung telehealth yang nantinya dokter bisa langsung mengirimkan
hasilnya ke dokter yang lebih superior untuk mengetahui second opinion sehingga hal ini
berjalan dengan cepat, jika menggunakan cara lama membutuhkan waktu yang lama seperti
mengirmkan sampel ulangnya terlebih dahulu lalu hasilnya, dengan ini dokter lebih bisa
menghemat waktu karena dengan alat ini bisa langsung mengirimkan hasil melalui email
dan telehealth lainnya.

Prepare untuk opportunity ke depan di Medical device industry


• Tremendous growth in the industry
• Fulfilling work
• Challenging & interesting environment
• Fast paced career
• Update to technology & innovation
• Variety of career opportunities
“Success is where preparation and opportunity meet” -Bobby Unser
Bagaimana cara membangun karir
• Build your Competensi
• Integrity
• Result focus
• Continuous learning
• Agility
• Confidence
• Customer service orientation
SYSMEX

“Lighting the way with diagnostics”


Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale :
:
Silas Scientific Talks : ”Stem Cell and
NIM : 120430099 Biomaterial”
Tanggal SG : 02 Februari 2023
Pembicara : Dr. Purwati, SpPD
Pelaksana SG Badan Riset dan Inovasi
:
Nasional

Ringkasan:
Autoimunitas merujuk pada kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang
sel-sel sehat dalam tubuhnya sendiri, menganggapnya sebagai benda asing atau patogen
yang harus dihancurkan. Hal ini menyebabkan perkembangan penyakit autoimun di mana
tubuh menyerang dan merusak jaringan dan organ tubuhnya sendiri.

Sistem kekebalan tubuh biasanya bekerja untuk melindungi tubuh dari patogen seperti
virus dan bakteri. Namun, pada kondisi autoimunitas, sistem kekebalan tubuh gagal
membedakan antara sel-sel tubuh yang sehat dan sel-sel yang merupakan patogen atau
benda asing. Akibatnya, sel-sel sehat tersebut salah dikenali sebagai ancaman dan diserang
oleh sistem kekebalan tubuh.

Penyakit autoimun dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk sistem saraf,
kulit, sendi, dan organ dalam. Beberapa contoh penyakit autoimun yang umum meliputi
lupus, rheumatoid arthritis, multiple sclerosis, diabetes tipe 1, dan psoriasis. Meskipun
penyebab pasti penyakit autoimun belum sepenuhnya dipahami, faktor-faktor seperti
genetika, lingkungan, dan infeksi diyakini berperan dalam perkembangan kondisi
autoimunitas.

Regulasi kekebalan tubuh adalah proses penting yang terjadi dalam tubuh manusia untuk
menjaga keseimbangan dan fungsi yang tepat dari sistem kekebalan tubuh. Proses ini
melibatkan berbagai macam sel dan molekul dalam tubuh yang bekerja sama untuk
mengenali dan merespons patogen dan benda asing, serta mencegah serangan terhadap sel-
sel tubuh yang sehat.

Sistem kekebalan tubuh yang sehat diatur oleh sel-sel pengatur kekebalan, seperti sel T
pengatur (Treg) dan sel B pengatur (Breg), yang membantu mencegah respon kekebalan
yang berlebihan atau tidak terkontrol. Selain itu, molekul sinyal seperti sitokin dan
interleukin juga berperan dalam regulasi kekebalan tubuh dengan mengatur aktivitas sel-sel
kekebalan.

Gangguan dalam regulasi kekebalan tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah


kesehatan, seperti alergi, penyakit autoimun, dan reaksi kekebalan berlebihan, seperti
respons sitokin yang berlebihan pada kondisi yang dikenal sebagai "cytokine storm". Oleh
karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang regulasi kekebalan tubuh dapat membantu
dalam pengembangan pengobatan untuk berbagai kondisi imunologis.
Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Webinar
:
Silas Manajemen : “Keselamatan dan
NIM : 120430099 Kesehatan Kerja ISO 45001”
Tanggal SG : 14 Februari 2023
Pembicara Dipl. Ing. Zulkifli
:
Nasution
Pelaksana SG : Dilatih.co

Ringkasan:
Webinar ini menjelaskan tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) berdasarkan ISO 45001:2018. ISO adalah singkatan dari Organisasi Standarisasi
Internasional. ISO 45001 membantu perusahaan mengendalikan aspek-aspek keselamatan
dan kesehatan kerja. Organisasi Standarisasi Internasional memiliki 140 Dewan
Standarisasi Nasional. Sejak tahun 1947, ISO telah menerbitkan 25.000 standar
internasional. Sistem Manajemen K3 diperlukan karena keselamatan adalah kebutuhan
setiap individu, keselamatan telah menjadi salah satu hak asasi manusia, kecelakaan
mempengaruhi produktivitas perusahaan, dan keselamatan dan kesehatan kerja diatur oleh
peraturan hukum.
Aspek hukum yang terkait antara lain:
• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 13 tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 8 tentang Perlindungan Konsumen
• PP 50 Tahun 2022 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dan sebagainya.
Manfaat menerapkan ISO 45001:2018 antara lain:
• Dapat mengendalikan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
• Mematuhi peraturan dan undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja.
• Meningkatkan kepercayaan pelanggan.
• Tanggung jawab dan wewenang terkait keselamatan dan kesehatan kerja menjadi
lebih jelas.
• Terbentuk budaya K3.
Kendala dalam penerapan ISO 45001:2018 antara lain:
• Kurangnya komitmen, yaitu komitmen harus ada di semua level, mulai dari
manajemen puncak hingga level operasional.
• Resistensi terhadap perubahan, yaitu adanya orang yang menolak perubahan akan
menghambat penerapan sistem.
• Tidak mau mengambil tanggung jawab, yaitu setiap individu dalam proyek harus
ditetapkan dan mematuhi tanggung jawabnya.
• Individualisme (bukan kerja tim), yaitu pengembangan sistem harus dilakukan
secara tim, bukan individu.
• Masalah komunikasi, yaitu komunikasi antara semua pihak dalam proyek harus
lancar.
• Manajemen waktu yang buruk, yaitu kepatuhan terhadap jadwal dalam proyek
menjadi kritis.
• Restrukturisasi besar, yaitu perubahan besar dalam organisasi perlu dihindari
hingga proyek selesai.
Timeline ISO 45001:2018 antara lain:
• Pelatihan Kesadaran: Pembentukan tim, P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja), Tanggap darurat.
• Dokumentasi: Penyusunan dokumen seperti Manual SMK3, SOP (Standar
Operasional Prosedur), Petunjuk Kerja, HIRADC (Analisis Bahaya, Identifikasi
dan Penilaian Risiko), Formulir.
• Implementasi: Pelaksanaan audit internal, Tinjauan Manajemen.
• Persiapan Sertifikasi: Memastikan bahwa semua SOP ISO 45001 telah dipenuhi,
Penunjukan Lembaga sertifikasi.
• Sertifikasi: Audit tahap 1, Perbaikan, Audit tahap 2, Perbaikan, Menerima
Sertifikat.
Persyaratan ISO 45001:2018 antara lain:
• Memahami organisasi dan konteks organisasi, yaitu organisasi harus
mengidentifikasi isu internal dan eksternal yang relevan dan berpengaruh pada
kemampuan mencapai hasil yang diharapkan dan menerapkan SMK3.
• Memahami kebutuhan dan harapan pekerja serta pihak-pihak berkepentingan, yaitu
organisasi harus mengidentifikasi pihak-pihak berkepentingan (selain pekerja) yang
relevan dengan SMK3.
• Menentukan cakupan sistem manajemen K3, yaitu harus menentukan batasan dan
penerapan yang relevan.
• Kepemimpinan dan partisipasi pekerja, harus bertanggung jawab penuh terhadap
pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan menciptakan tempat kerja
dan aktivitas yang aman dan sehat.
• Penanganan risiko dan peluang, organisasi harus mempertimbangkan isu-isu
internal dan eksternal, pihak-pihak berkepentingan, risiko, dan peluang untuk
memastikan penerapan SMK3 mencapai target yang diinginkan.

Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : PROTEIN
:
Silas GLYCAN COUPLING TECHNOLOGY
NIM : 120430099 SEBAGAI ALTERNATIF PRODUKSI
Tanggal SG : 17 Februari 2023 VAKSIN GLIKOKONJUGAT
Pembicara Hardian Susilo Addy,
:
S.P., M.P., Ph.D
Pelaksana SG Pusat Riset Rekayasa
: Genetika, Badan Riset
dan Inovasi Nasional

Ringkasan:

Komponen Penting dalam Produksi Glikokonjugat dengan metode PGCT


Glikan:
• Identifikasi gen-gen spesifik yang terlibat dalam biosintesis kapsul polisakarida.
• Menentukan jenis gula pertama dalam rantai polisakarida.
• Menentukan jenis ikatan antara gula pereduksi pertama dan kedua dalam rantai
polisakarida (berhubungan dengan enzim oligosaccharyltransferase yang akan
digunakan).
• Mengetahui urutan glycotag.
• Memilih plasmid ekspresi (copy number, marka seleksi, sistem regulasi ekspresi).
Carrier Protein:
• Menggunakan modified nontoxic diphtheria toxin (CRM197), tetanus toxoid (TT),
diphtheria toxoid (DT), meningococcal outer membrane protein complex (OMPC),
H. influenzae protein D (HiD) sebagai jenis carrier protein umum dalam chemical
conjugates.
• Namun, carrier protein tersebut dapat menyebabkan supresi epitop terkait carrier
(carrier-induced epitope suppression) yang dapat mengurangi efikasi glikokonjugat
di masa depan.
• Diperlukan pengembangan carrier protein baru dengan lebih banyak manfaat,
seperti faktor virulensi yang berasal dari pathogen yang sama dengan glikan
(double-hit vaccines protection), protein yang lestari pada setiap serotipe untuk
cakupan vaksin yang lebih luas, dan penambahan beberapa sekuen glycotag pada
daerah yang fleksibel dan terpapar untuk meningkatkan imunogenisitas.
• Perlu dioptimalkan sinyal peptide untuk translokasi protein ke periplasma.
Sel inang bakteri:
• Biasanya menggunakan derivat dari Escherichia coli K-12 yang tidak memiliki O-
antigen, sehingga dapat bersaing dengan glikan rekombinan dalam proses PGCT.
• Integrasi gen-gen terkait dalam proses PGCT ke genom inang untuk mengurangi
beban metabolisme sel dan meningkatkan produksi glikokonjugat.
• Delesi gen-gen asli pada kromosom inang yang dapat mengganggu sintesis
glikan/glikokonjugat untuk meningkatkan produksi glikokonjugat.
Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : IC Packaging
:
Silas Technologies: Recent Development
NIM : 120430099
Tanggal SG : 23 Februari 2023
Pembicara : Prayudi Lianto, Ph.D
Pelaksana SG Universitas Pelita
:
Harapan

Ringkasan:
Webinar ini membahas perkembangan terbaru dalam teknologi pengemasan IC (Integrated
Circuit). Pengemasan IC merupakan proses penting dalam industri semikonduktor yang
melibatkan proteksi, isolasi, dan penghubungan antara chip IC dengan perangkat luar.
Beberapa teknologi pengemasan IC terkini yang dibahas dalam webinar ini meliputi:
1. Wafer-Level Packaging (WLP): Teknologi ini memungkinkan pengemasan chip IC
secara langsung pada wafer sebelum dipisahkan menjadi chip individu. WLP
memberikan keuntungan dalam hal ukuran yang lebih kecil, biaya produksi yang
lebih rendah, dan kinerja yang lebih baik.
2. 3D Packaging: Teknologi ini memungkinkan tumpukan vertikal chip IC dengan
menggunakan interkoneksi melalui vias vertikal. Dengan 3D packaging, lebih
banyak chip dapat dimasukkan dalam satu paket, meningkatkan kepadatan dan
kinerja sistem.
3. Fan-Out Packaging: Teknologi ini menghilangkan batasan ukuran chip dengan
meletakkan chip IC di atas substrat, dan kemudian menggunakan kawat pendek
untuk menghubungkannya ke kontak luar. Fan-out packaging memungkinkan
pengemasan yang lebih padat dan memungkinkan integrasi komponen tambahan
seperti kapasitor dan resistor.
4. Advanced Interconnect Technologies: Webinar juga membahas teknologi
penghubung terkini, seperti bumping dan wire bonding. Bumping melibatkan
penambahan titik kontak ke chip IC untuk memfasilitasi penghubungan. Wire
bonding melibatkan penggunaan kawat tipis untuk menghubungkan chip dengan
substrat atau paket.
5. Packaging Materials and Processes: Materi juga mencakup bahan dan proses
pengemasan terbaru, termasuk bahan substrate yang lebih canggih, lapisan
pelindung, dan metode pemrosesan seperti lithografi dan pencetakan.
Webinar ini memberikan wawasan tentang perkembangan terkini dalam teknologi
pengemasan IC dan dampaknya pada industri semikonduktor. Peserta webinar dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang teknologi yang sedang berkembang dan
peluang baru dalam desain dan produksi IC.
Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Pengembangan
:
Silas Obat Bahan Alam sebagai Imunodulator
NIM : 120430099 dalam Pencegahan dan Pengobatan
Tanggal SG : 25 Februari 2023
Pembicara apt. Dyaningtyas Dewi
Pamungkas Putri, M.Sc,
: Ph.D
Dr. Kintoko,S.F.,
M.Sc.,apt
Pelaksana SG : Farmasi ITERA

Ringkasan:
Sistem kekebalan tubuh manusia terdiri dari berbagai komponen seperti sel, jaringan, dan
organ yang bekerja bersama untuk melindungi tubuh dari patogen seperti virus, bakteri,
jamur, dan parasit. Sistem kekebalan tubuh memiliki dua jenis respons:
1. Respons Kekebalan Bawaan (Innate Immune Response) Respons kekebalan
bawaan terjadi saat terjadi serangan patogen dan bersifat umum serta tidak spesifik.
Beberapa komponen sistem kekebalan bawaan meliputi sel fagosit, sel alami
pembunuh (natural killer cells), dan sel dendritik.
2. Respons Kekebalan Adaptif (Adaptive Immune Response) Respons kekebalan
adaptif terjadi setelah terpapar patogen selama beberapa hari. Respons ini bersifat
spesifik dan mengingat patogen yang sama jika terjadi infeksi kembali. Beberapa
komponen sistem kekebalan adaptif meliputi sel T, sel B, dan antibodi.
Sistem kekebalan tubuh didukung oleh organ-organ seperti sumsum tulang, limpa, timus,
dan kelenjar getah bening yang berperan dalam produksi sel imun dan pengaturan respons
kekebalan. Ketika sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik, tubuh dapat terhindar
dari infeksi dan penyakit. Namun, jika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik,
dapat terjadi gangguan kesehatan seperti alergi, autoimun, dan imunodefisiensi.
Materi ini menjelaskan mekanisme sistem kekebalan tubuh dalam mengatasi infeksi virus,
termasuk pengenalan virus oleh sel imun, aktivasi sel T dan sel B, penghancuran virus oleh
sel-sel imun, dan pembentukan memori kekebalan. Selain mekanisme kekebalan tubuh,
pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bergizi, berolahraga rutin, dan tidur yang
cukup juga penting untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Bahan Alami sebagai Imunomodulator dan Antivirus Beberapa bahan alami memiliki
potensi sebagai imunomodulator dan antivirus, di antaranya:
• Madu: Mengandung senyawa antimikroba dan antioksidan yang dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi virus seperti
influenza dan herpes.
• Kunyit: Mengandung senyawa kurkumin dengan sifat anti-inflamasi dan
antioksidan. Kunyit dapat membantu melawan virus hepatitis B dan C.
• Jahe: Mengandung senyawa gingerol dan zingeron yang meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan memiliki sifat antivirus. Jahe dapat membantu melawan virus
influenza dan hepatitis C.
• Bawang putih: Mengandung senyawa allicin yang bersifat antimikroba dan
antioksidan. Bawang putih dapat membantu melawan virus influenza, herpes, dan
HIV.
Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Diagnostic
:
Silas Update and Application of Tuberculosis
NIM : 120430099
Tanggal SG : 27 Februari 2023
Pembicara Lidya Chaidir, Ph.D.
:
Dr. Irvan Faisal
Pelaksana SG : BRIN

Ringkasan:
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis dan masih merupakan masalah global yang serius. Saat ini, Indonesia menjadi
negara dengan jumlah kasus TB terbesar ketiga di dunia. Beberapa faktor berkontribusi
terhadap hal ini, termasuk masalah sosio-demografi dan ekonomi, rendahnya pengetahuan
dan persepsi masyarakat, serta mutasi bakteri TB yang semakin resisten terhadap obat.
Situasi ini memerlukan tindakan penanganan yang mendesak dan berkelanjutan, yang
membutuhkan peran penting riset dan inovasi.

Deteksi penyakit menular, termasuk TB, dapat dilakukan dengan tes cepat. Dalam paparan
yang berjudul "Desain Uji Diagnostik Cepat: Dari Riset Dasar hingga Komersialisasi",
diagnosa TB menjadi area riset yang menarik bagi Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN). Riset ini dapat melibatkan riset berbasis bioinformatika, desain platform
diagnostik, formulasi, pengujian, produksi, dan komersialisasi di pasar.

Setelah gen terdeteksi, langkah selanjutnya adalah menentukan platform produk dan target
produk, yang bisa berupa tes cepat berbasis protein atau DNA menggunakan teknik
Polymerase Chain Reaction (PCR). Produksi antigen untuk tes diagnostik sangat penting
untuk mencapai kemandirian nasional, sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor
antigen dan dapat mengembangkan industri farmasi dalam negeri.

Prinsip pemilihan platform diagnostik harus memenuhi kriteria yang terjamin (ASSURED:
Affordable, Sensitive, Specific, User friendly, Rapid, Equipment free, dan Easy Delivered)
serta harus halal. Lateral Flow Immunoassay (LFA) berbasis protein/DNA adalah platform
yang banyak digunakan karena kecepatan, kemudahan, biaya terjangkau, dan hasil tes
dapat langsung terlihat dengan mata telanjang atau dengan bantuan smartphone.

Ancaman TB dapat berupa TB laten dan TB aktif. Saat ini, industri farmasi yang
menghasilkan produk tes cepat TB masih didominasi oleh perusahaan farmasi asing.
Beberapa di antaranya adalah QuantiFERON-TB dari QIAGEN Belanda, PaxView
TB/NTM MPCR-ULFA Kit dari PaxGenBio Korea Selatan, dan QuantiFERON yang
diakui oleh WHO sebagai tes IGRA (Interferon Gamma Release Assay) untuk TB laten.

Untuk merancang TB diagnostik harus diawali dengan penentuan laten TB dan aktif TB.
Antigen spesifik kompleks Mycobacterium tuberculosis memiliki target antigen sekretori
awal yaitu ESAT-6 dan kultur filtrat protein-10 yaitu CFP-10. Keduanya dapat menjadi
kandidat potensial untuk immunodiagnostic,
Selanjutnya dalam paparannya Irvan juga menerangkan terkait rencana strategis TB di
Indonesia, saat ini Indonesia menargetkan untuk mengurangi kasus TB menjadi 190 per
100.000. WHO merekomendasikan penggunaan Xpert MTB/RIF (Mycobacterium TB
(MTB)) kompleks dan resistensi terhadap rifampisin, bukan melalui mikroskop
konvensional dan mesin khusus.

Tindakan yang dibutuhkan untuk riset pembuatan seed untuk bahan baku diagnostik MDR
(termasuk halal konfirmasi) yaitu dengan mengembangkan protein rekombinan/mRNA
Gen MDR isoniazid (katG, inhA) dan Rifampicin (rpoB) serta Kit Diagnostik Cepat TB
berbasis whole genome. Saat ini sedang dikembangkan kit deteksi cepat
kompleks Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang dibuat berdasarkan reaksi loop-
mediated isothermal amplification (LAMP), dimana hasil deteksinya dilakukan secara
kasat mata dalam waktu kurang dari 1 jam. Tak hanya itu, desain ini nantinya hanya
memerlukan sedikit infrastruktur lab dan relatif mudah digunakan berbasis konsep PoCT
(Point-of-Care Test).
Keunggulan lainnya, tes diagnostik cepat ini juga akan menjadi alternatif untuk mikroskop
smear dan mendeteksi TB, malaria dan beberapa penyakit tropis terabaikan lainnya. Tes
cepat inipun nantinya tidak memerlukan instrumen yang canggih dan memiliki persyaratan
biosafety seperti mikroskop sputum-smear.

Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Genomics
:
Silas Talk SGI Series Webinar:
NIM : 120430099 “Biomedical & Genome Science
Tanggal SG : 28 Februari 2023 Initiative (BGSI) Untuk Kesehatan
Pembicara Kambang Sariadji S.Si, Indonesia”
:
M.Biomed
Pelaksana SG Saraswanti Genomics
:
Institute

Ringkasan:
BGSi adalah inisiatif nasional yang disingkat sebagai Biomedical & Genome Science
Initiative. Program ini pertama kali diperkenalkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi
Sadikin dengan tujuan menyediakan layanan pengobatan yang lebih presisi bagi
masyarakat. Peluncuran BGSi dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2022 di Gedung Eijkman
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta. BGSi menggunakan teknologi
Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mengidentifikasi potensi penyakit di masa
depan. WGS adalah proses untuk menentukan urutan DNA seluruh atau hampir seluruh
genom organisme secara bersamaan. Hal ini melibatkan sekuensing DNA kromosom
organisme serta DNA yang terkandung dalam mitokondria dan, untuk tanaman, dalam
kloroplas. Sumber daya genetik tanaman (SDG) menyediakan bahan dasar untuk program
pemuliaan tanaman. Namun, hanya sebagian kecil (<1%) dari koleksi SDG yang
digunakan dalam pemuliaan tanaman. Karakterisasi SDG biasanya dilakukan melalui
metode morfologi yang lambat, memakan waktu, dan membutuhkan usaha yang banyak.
Teknologi sekuensing genom modern, seperti Next Generation Sequencing (NGS), telah
menghasilkan referensi peta genom suatu spesies tanaman yang mempercepat karakterisasi
SDG dengan menggunakan teknik selanjutnya dalam sekuensing. Makalah ini membahas
penggunaan teknologi sekuensing genom untuk karakterisasi, perlindungan, dan
pemanfaatan SDG dalam mempercepat program pemuliaan tanaman. Di Indonesia,
teknologi NGS telah digunakan sejak tahun 2010 untuk sekuensing ulang genom tanaman
komoditas unggulan seperti kedelai, kakao, jagung, dan cabai merah. Jutaan SNP (Single
Nucleotide Polymorphism) dan Indels (Insertion and Deletion) telah diidentifikasi pada
setiap komoditas sebagai sumber daya berharga dalam pemuliaan. Sebagian kecil
SNP/Indels ini terletak pada daerah pengkode protein yang berpotensi mengandung gen-
gen unggul. Selain SNP yang diidentifikasi pada semua genotipe, juga terdapat SNP unik
yang hanya ditemukan pada genotipe tertentu. Koleksi SNP yang besar ini digunakan
untuk sintesis chip SNP untuk genotipe SDG yang dapat dilakukan secara cepat dan
komprehensif. Dengan bantuan data fenotipe, chip SNP ini berguna dalam menandai gen-
gen unggul. Penanda SNP yang terkait dengan karakter unggul digunakan untuk memilih
individu yang membawa karakter unggul tersebut. Dengan teknologi NGS, perakitan
genom varietas unggul pabrik dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat, dan efisien. Oleh
karena itu, teknologi NGS dapat memfasilitasi karakterisasi dan pemanfaatan SDG dalam
mempercepat program pemuliaan tanaman. Teknologi sekuensing genom terus
berkembang pesat dan menghasilkan alat NGS berkapasitas tinggi. Alat ini telah
mempercepat pembuatan referensi peta genomik berbagai spesies tanaman. Referensi peta
genom berfungsi sebagai dasar analisis variasi genomik pada individu SDG dengan
menggunakan teknologi sekuensing ulang. Penyatuan data urutan dengan referensi peta
genom menghasilkan SNP dan Indels dalam jumlah besar sebagai sumber daya penanda
DNA yang mendukung program pemuliaan tanaman. Fraksi variasi yang menarik perhatian
adalah SNP/Indels yang terletak pada ekson dan berpotensi mengisolasi gen-gen unggul.
Sekuensing ulang juga menghasilkan SNP unik yang berfungsi sebagai sidik jari untuk
perlindungan SDG. Koleksi SNP ini digunakan untuk sintesis chip SNP berkapasitas tinggi
yang mempercepat pelabelan karakter unggul. SNP yang terkait dengan karakter unggul
dapat digunakan dalam program pemuliaan yang didukung oleh penanda genetik.
Penelitian sekuensing genom di Indonesia telah berkembang pada komoditas pertanian
unggulan untuk menemukan gen-gen unggul yang mempercepat program pemuliaan
tanaman. Melalui teknologi ini, telah ditemukan SNP umum (Common SNPs) dan SNP
unik (Unique SNPs) yang berguna dalam pengembangan chip SNP berkapasitas tinggi dan
sebagai sidik jari untuk melindungi SDG nasional. Ke depannya, dengan biaya sekuensing
genom yang semakin terjangkau, karakterisasi aksesi SDG dengan teknologi sekuensing
genom akan menjadi lebih mudah diakses, dan koleksi SDG dapat dimanfaatkan dalam
program pemuliaan tanaman yang lebih intensif dan komprehensif. Tantangannya adalah
kemampuan para ahli pemuliaan tanaman untuk menyediakan data fenotipe aksesi SDG
mengingat perkembangan teknologi fenotipe belum secepat teknologi sekuensing genom.

Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Teknologi
:
Silas Pengolahan Limbah Medis
NIM : 120430099
Tanggal SG : 15 Maret 2023
Pembicara Dr. Joddy A. Laksmono
: Dr. Mochammad
Chalid
Pelaksana SG Pusat Riset Kimia Maju
:
BRIN

Ringkasan:

Penanganan Sampah Plastik Perlu Solusi Terintegrasi


Work Scopes PKTS:
- Plastic and waste management
Database: To set up and develop Plastic
and waste management database to
understand the real situation in
Indonesia
- Education, Communication, Raising
Awareness and Changing people
behaviors: To educate and raise
awareness to all stakeholders about
sustainable plastic and waste
management
- R&D Innovation and Technology:
To search new Innovation, Technology
to Overcoming Waste Pollution
through Research and Development
- Policy, Law and Regulation
development: To collaborate with the
Government, private organizations,
and civil society organizations to
monitor and participated in developing
of policy, Law and Regulation
- Waste Management system set up: To
collaborate with the Government,
private organizations, and civil society
organizations to build ‘Circular
Economy’, and enhance the waste
management system in Indonesia by
starting from pilot areas which are a
selective Province/Kota/regency (pilot
with xx area)
› Produk polimer seperti APD adalah karunia Sang Maha
Pencipta, yang harus dikelola dengan baik, tepat dan
bertanggungjawab
› Tantangan dan peluang harus dijadikan daya dorong
dalam membangun sistim tata kelola limbah (plastik)
yang berbasis pada circular economy dan sinergitas
semua pihak terkait
› Pengembangan teknologi eko-plastik harus
memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan budaya;
sehingga dapat membangun kesadaran semua pihak
akan tatakelola limbah APD
Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Microbioma
:
Silas Pada Kulit “Teknik Uji Khasiat Kosmetik
NIM : 120430099 in Vitro dan Pengembangannya”
Tanggal SG : 17 Maret 2023
Pembicara Dr. Dimas Andrianto,
:
S.Si., M.Si.
Pelaksana SG Saraswanti Genomics
:
Institute

Ringkasan:
Webinar "Microbioma Pada Kulit: Teknik Uji Khasiat Kosmetik in Vitro dan
Pengembangannya" membahas tentang peran microbioma, yaitu komunitas
mikroorganisme yang hidup di permukaan kulit, dalam kesehatan dan keindahan kulit.
Acara tersebut fokus pada teknik uji khasiat kosmetik secara in vitro, yang dilakukan di
laboratorium menggunakan model kulit buatan atau sel kulit yang dikultur. Beberapa topik
yang dibahas dalam webinar ini termasuk:
1. Peran Microbioma Kulit: Penjelasan tentang pentingnya microbioma kulit dalam
menjaga keseimbangan ekosistem mikroba pada kulit manusia. Mikroorganisme ini
dapat berperan dalam menjaga kesehatan kulit, melindungi dari patogen, dan
menjaga kelembapan kulit.
2. Teknik Uji Khasiat Kosmetik in Vitro: Penjelasan tentang berbagai metode dan
teknik yang digunakan dalam uji khasiat kosmetik secara in vitro. Hal ini meliputi
penggunaan model kulit buatan, seperti rekonstruksi kulit manusia in vitro, dan sel-
sel kulit yang dikultur untuk mengevaluasi efek kosmetik pada kulit.
3. Pengembangan Metode Uji: Diskusi mengenai perkembangan terbaru dalam teknik
uji khasiat kosmetik in vitro. Ini mencakup pengenalan metode baru, teknologi
yang ditingkatkan, dan penggunaan teknik analisis terkini untuk mengevaluasi
efektivitas produk kosmetik.
4. Validitas dan Relevansi In Vitro Testing: Penekanan pada pentingnya memastikan
validitas dan relevansi dari hasil uji khasiat kosmetik in vitro dengan kondisi kulit
manusia yang sebenarnya. Perbandingan dengan uji klinis dan pengujian pada
manusia untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang efek kosmetik
yang diharapkan.
Webinar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
microbioma kulit dan metode uji khasiat kosmetik in vitro. Hal ini dapat membantu para
peneliti, formulasi kosmetik, dan ahli industri kosmetik dalam mengembangkan produk
yang efektif dan aman untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit.
Lampiran Foto:

Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Basic Training


:
Silas Microcontroller: Dasar-Dasar Arduino
NIM : 120430099 Uno
Tanggal SG : 1 April 2023
Pembicara : Ajang Rachmat
Pelaksana SG : Dentech

Ringkasan:
1. Pengenalan Arduino Uno: Penjelasan tentang Arduino Uno, jenis mikrokontroler
yang populer dan mudah digunakan dalam proyek elektronik. Anda akan
mempelajari tentang fitur dan spesifikasi Arduino Uno serta komponen yang
terdapat pada papan tersebut.
2. Pengenalan Bahasa Pemrograman Arduino: Pengantar tentang bahasa
pemrograman Arduino, yang berbasis pada bahasa C/C++. Anda akan mempelajari
sintaks dasar dan struktur program Arduino serta cara menghubungkan perangkat
keras dan menulis kode program.
3. Pemrograman Dasar: Pembelajaran tentang penggunaan Arduino IDE (Integrated
Development Environment) untuk menulis, mengunggah, dan menjalankan
program pada Arduino Uno. Anda akan mempelajari cara mengontrol pin digital
dan analog, membaca dan menulis data dari sensor, serta mengendalikan aktuator
seperti LED, motor, dan lainnya.
4. Komunikasi Serial: Pengenalan tentang komunikasi serial antara Arduino Uno dan
komputer atau perangkat lain. Anda akan mempelajari penggunaan komunikasi
serial untuk mentransfer data, mengontrol perangkat eksternal, dan berkomunikasi
dengan sensor dan modul lain.
5. Proyek Sederhana: Pelatihan ini mungkin juga mencakup pembuatan proyek
sederhana dengan menggunakan Arduino Uno. Contoh proyek yang mungkin
dibahas adalah pengendalian LED, sensor suhu, pengaturan kecepatan motor, dan
lain sebagainya.
6. Troubleshooting dan Debugging: Pengetahuan dasar tentang cara menemukan dan
memperbaiki masalah yang mungkin terjadi saat menggunakan Arduino Uno. Anda
akan belajar tentang strategi debugging dan teknik troubleshooting untuk mengatasi
masalah umum dalam penggunaan mikrokontroler.
Pelatihan dasar mikrokontroler Arduino Uno ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
dasar kepada peserta tentang penggunaan dan pemrograman Arduino Uno. Dengan
mempelajari dasar-dasar ini, peserta akan memiliki dasar yang kuat untuk melanjutkan ke
tingkat lanjutan dalam pengembangan proyek elektronik menggunakan mikrokontroler
Arduino Uno.

Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Implementasi
:
Silas Rekam Medis Elektronik dalam
NIM : 120430099 Meningkatkan Mutu Pelayanan di Fasilitas
Tanggal SG : 8 April 2023 Pelayanan kesehatan
Pembicara Eman Sulaeman,
: A.Md.Perkes, SKM,
M.Kes
Pelaksana SG Yayasan Sharma
:
Bangsa Mandiri

Ringkasan:

Implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) dapat memberikan kontribusi signifikan


dalam meningkatkan mutu pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan. Berikut adalah
beberapa cara di mana RME dapat meningkatkan mutu pelayanan:
1. Efisiensi dan Aksesibilitas Informasi: RME memungkinkan penggunaan informasi
medis yang efisien dan cepat. Data pasien, riwayat medis, hasil tes, dan catatan
perawatan dapat dengan mudah diakses dan dibagikan antara penyedia layanan
kesehatan, baik di dalam satu fasilitas maupun antara fasilitas yang berbeda. Hal ini
mengurangi kebutuhan akan transfer fisik rekam medis, menghemat waktu, dan
memastikan bahwa informasi yang relevan tersedia saat diperlukan.
2. Keselamatan Pasien: RME memungkinkan penggunaan sistem pendukung
keputusan dan peringatan yang terintegrasi. Hal ini dapat membantu penyedia
layanan kesehatan dalam membuat keputusan yang lebih tepat dan mengurangi
risiko kesalahan medis. Misalnya, sistem dapat memberikan peringatan terhadap
interaksi obat yang berbahaya atau mengingatkan penyedia layanan tentang
protokol perawatan yang disarankan.
3. Kontinuitas Perawatan: RME memungkinkan pelacakan yang lebih baik terhadap
riwayat perawatan pasien dari waktu ke waktu. Hal ini memungkinkan koordinasi
yang lebih baik antara penyedia layanan kesehatan dan menghindari duplikasi tes
atau prosedur yang tidak perlu. Informasi yang terdokumentasi dengan baik dalam
RME juga memudahkan peralihan pasien antara fasilitas kesehatan yang berbeda,
memastikan kelangsungan perawatan yang tepat.
4. Manajemen Data dan Analisis: Dengan menggunakan RME, data pasien dapat
dikumpulkan, dianalisis, dan digunakan untuk penelitian atau peningkatan kualitas.
Informasi medis yang terdokumentasi dalam RME dapat memberikan wawasan
yang berharga tentang tren penyakit, hasil perawatan, dan kualitas pelayanan. Hal
ini memungkinkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengidentifikasi area
perbaikan dan mengimplementasikan tindakan yang sesuai.
5. Pengurangan Kegagalan Komunikasi: RME membantu mengurangi risiko
kegagalan komunikasi antara anggota tim perawatan. Dengan akses yang mudah
terhadap catatan medis pasien, setiap penyedia layanan kesehatan dapat memahami
status terkini dan intervensi yang telah dilakukan. Hal ini meminimalkan risiko
kehilangan informasi penting dan memastikan kolaborasi yang baik antara anggota
tim.
6. Peningkatan Efisiensi Administrasi: RME dapat membantu dalam mengotomatisasi
tugas administratif, seperti penjadwalan janji, penagihan, dan pengelolaan
inventaris. Hal ini mengurangi beban administrasi pada penyedia layanan kesehatan
dan memungkinkan mereka untuk fokus pada pelayanan pasien.
Implementasi RME memerlukan perencanaan, pelatihan, dan pengelolaan yang baik untuk
memastikan penggunaannya yang efektif. Namun, dengan memanfaatkan potensi RME
dengan benar, fasilitas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan mutu pelayanan,
keselamatan pasien, dan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Lampiran Foto:

https://youtu.be/GrCDalZOTBU
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Exploring The
:
Silas Interaction Between Biomaterials And
NIM : 120430099 The Interaction Between Cells And
Tanggal SG : 12 April 2023 Biomaterial By Colloidal Probe
Pembicara Dr. Robertus Wahyu Microscopy
:
Nayan N.
Pelaksana SG : BRIN

Ringkasan:
Peran biomaterial dalam pengobatan klinis organ dan jaringan yang rusak sedang berubah.
Sementara biomaterial yang digunakan dalam alat medis permanen sebelumnya hanya
berfungsi secara pasif menggantikan fungsi jaringan yang rusak dalam jangka panjang,
biomaterial saat ini diharapkan dapat memicu dan memanfaatkan potensi regeneratif tubuh
secara in situ dan kemudian terdegradasi, yang menjadi dasar bagi pengobatan regeneratif.
Untuk memenuhi persyaratan yang berbeda ini, sangat penting untuk sepenuhnya
memahami interaksi biomaterial dengan sistem biologis, baik dalam ruang dan waktu.
Pengetahuan ini akan membantu pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan
regeneratif biomaterial dan membantu desain mereka dengan fungsionalitas yang lebih
baik (misalnya, biokompatibilitas, bioaktivitas). Protein memainkan peran kunci dalam
interaksi antara biomaterial dan sel atau jaringan. Adsorpsi protein pada permukaan
material adalah peristiwa pertama dari interaksi ini, yang menentukan proses sel tumbuh,
diferensiasi, dan pembentukan matriks ekstraseluler selanjutnya. Dalam konteks ini, tujuan
dari tinjauan ini adalah untuk memberikan wawasan tentang pengetahuan saat ini mengenai
peran protein dalam interaksi sel-biomaterial dan jaringan-biomaterial. Secara khusus,
fokusnya adalah pada studi proteomik, terutama menggunakan spektrometri massa, dan
pengetahuan yang dihasilkan tentang adsorpsi protein pada biomaterial, produksi protein
oleh sel yang ditanamkan pada material, keamanan dan efektivitas material baru berbasis
nanopartikel, serta analisis matriks ekstraseluler dan produk yang berasal dari matriks
ekstraseluler. Pada pandangan ke depan, potensi dan keterbatasan pendekatan ini dibahas,
dan pemetaan spektrometri massa disajikan sebagai teknik yang kuat yang melengkapi
teknik spektrometri massa yang ada dengan menyediakan informasi molekuler spasial
tentang interaksi sistem material-biologis yang terjadi.

Mikroskopi Probe Koloid merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mempelajari
interaksi antara biomaterial dan sel-sel yang berinteraksi dengan biomaterial tersebut. Metode ini
melibatkan penggunaan prob koloid yang digunakan sebagai permukaan sensor untuk memeriksa
gaya tarik antara permukaan biomaterial dan sel. Dalam konteks ini, mikroskopi probe koloid
digunakan untuk memperoleh informasi tentang interaksi fisik dan kimia yang terjadi pada
antarmuka sel dan biomaterial.
Mikroskopi probe koloid dapat membantu dalam memahami sejauh mana biomaterial
dapat berinteraksi dengan sel, termasuk penempatan sel pada biomaterial, pengikatan sel ke
biomaterial, dan respons sel terhadap biomaterial tersebut. Metode ini juga dapat
digunakan untuk mempelajari karakteristik biomaterial yang mempengaruhi interaksi sel
dan biomaterial, seperti kekuatan adhesi, sifat elektrostatis, dan struktur permukaan
biomaterial.
Dengan menggunakan mikroskopi probe koloid, peneliti dapat memperoleh informasi
penting tentang interaksi antara biomaterial dan sel-sel, yang dapat digunakan untuk
meningkatkan desain biomaterial yang lebih efektif. Melalui pemahaman yang lebih baik
tentang interaksi ini, biomaterial dapat dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan dan
diferensiasi sel yang diinginkan, serta mengurangi kemungkinan respon negatif dari sel
terhadap biomaterial.
Dalam penelitian ini, mikroskopi probe koloid digunakan sebagai alat untuk menguji
interaksi antara biomaterial dan sel-sel secara terperinci. Dengan menggunakan prob koloid
sebagai sensor, informasi tentang gaya tarik dan gaya gesek yang terjadi pada antarmuka
dapat diperoleh, sehingga memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang sifat
interaksi tersebut.
Penggunaan mikroskopi probe koloid dalam eksplorasi interaksi antara biomaterial dan sel-
sel merupakan kontribusi penting dalam pengembangan biomaterial yang lebih baik dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme interaksi biomaterial dengan sistem
biologis.

Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Peran Sains
:
Silas Data Pada Proses Pembelajaran Dan Riset
NIM : 120430099
Tanggal SG : 12 April 2023
Pembicara Harry Budi Santoso,
PhD
:
Dr. Eng. Lia Sadita
Dr. Ira Maryati
Pelaksana SG : BRIN

Ringkasan:
Webinar ini menyajikan desain ‘ekosistem Big Data’ untuk mendukung penyelenggaraan
pembelajaran dan education research dengan fokus pada pendidikan tinggi di Indonesia.
Salah satu teknik analisis pembelajaran menggunakan process mining juga dikupas untuk
menggambarkan data yang tidak terstruktur seperti data log menjadi informasi yang
menyajikan aktivitas pemelajar. Selain itu webinar ini juga membahas mengenai
perancangan basisdata senyawa metabolit sekunder pada ikan sebagai implementasi
pengelolaan dan temu kembali data untuk pembelajaran dan penelitian lebih lanjut.

Perkembangan teknologi dan situasi pandemi Covid-19 yang baru saja berlalu mengubah
tren pembelajaran dengan cepat. Proses belajar secara daring mendorong digitalisasi data
pembelajaran.Data pendidikan dalam bentuk digital meningkat pesat. Kendati demikian,
hal tersebut menghadirkan tantangan pengolahan dan analisis data pendidikan yang besar
sehingga memberikan manfaat bagi penyelenggaraan pembelajaran. Teknologi big data
membantu pengolahan data pendidikan skala besar.Sains dan data sangat berperan penting
dalam berbagai disiplin bidang ilmu, termasuk pada bidang pendidikan dan riset.
Pengolahan data dan analisis data bisa membantu aktivitas kita dalam kehidupan sehari-
hari, serta dapat meningkatkan kinerja dan efisien kerja," jelas Kepala Organisasi Riset
Elektronika dan Informatika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Prawara, pada
webinar "Peran Sains Data pada Proses Pembelajaran dan Riset.

Sementara itu, Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) BRIN
Lia Sadita menjelaskan, educational process mining adalah pembelajaran siswa
berdasarkan data log untuk mengetahui cara siswa belajar. "Peningkatan pengunaan data
untuk pembelajaran daring, dengan adanya data yang tersimpan secara digital maka kita
bisa mengolah data itu dan memanfaatkan lagi untuk dunia pendidikan,"

Educational process mining berfokus pada analisis proses dari awal sampai akhir proses
belajar yang biasa disebut end-to-end process. EDM merupakan suatu bidang ilmu yang
melibatkan bidang lain, seperti bidang pendidikan, statistik, dan ilmu komputer. Sehingga,
perlu kolaborasi multidisiplin ilmu.\
Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Recent Medical
:
Silas Technologies : opportunities and
NIM : 120430099 challenges for infectious and non-
Tanggal SG : 27 April 2023 infectious sceening
Pembicara : Dr. Rifai Chai
Pelaksana SG : BRIN

Ringkasan:

Penyakit menular merujuk pada penyakit yang dapat menyebar dari satu individu ke
individu lain melalui berbagai cara seperti udara, air, makanan, atau kontak langsung.
Beberapa contoh penyakit menular yang umum meliputi influenza atau flu, common cold
atau pilek, tuberkulosis atau TBC, HIV/AIDS, hepatitis, malaria, dan demam berdarah.

Di sisi lain, penyakit non menular tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu
lainnya dan biasanya terkait dengan gaya hidup, faktor genetik, atau paparan lingkungan.
Beberapa contoh penyakit non menular meliputi penyakit jantung, diabetes, kanker,
penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK), stroke, penyakit ginjal, dan penyakit
Alzheimer.

Dalam industri kesehatan dan rumah sakit, teknologi telah berkembang pesat. Alat-alat
kesehatan yang menggunakan listrik telah mengalami kemajuan signifikan, dan penerapan
teknologi seperti Internet of Things (IoT) telah melahirkan berbagai aplikasi yang
memenuhi kebutuhan kemajuan teknologi ini.

Penggunaan teknologi diagnostik canggih telah membawa kemajuan penting dalam deteksi
patogen, termasuk virus, bakteri, dan parasit. Beberapa contoh teknologi diagnostik
canggih meliputi PCR (Polymerase Chain Reaction) yang dapat mendeteksi DNA atau
RNA patogen, tes berbasis nukleotida yang menggunakan probe spesifik untuk mendeteksi
keberadaan patogen, metode imunologi lanjutan seperti ELISA dan Fluorescent
Immunoassay, mikroskop elektron untuk identifikasi patogen mikroskopis, teknologi
biochip untuk mendeteksi multiple patogen secara simultan, dan metode spektrometri
massa yang membedakan molekul-molekul berdasarkan massa dan muatan.

Dalam perkembangan alat deteksi dini untuk penyakit kardiovaskular, diabetes, dan
kanker, teknologi canggih memungkinkan pengembangan perangkat untuk intervensi lebih
dini dan pengobatan yang efektif. Contohnya termasuk pengembangan perangkat EKG
portabel yang memantau aktivitas jantung secara mandiri, tes darah untuk biomarker
kardiovaskular, Continuous Glucose Monitoring (CGM) yang terus-menerus memantau
kadar glukosa darah, sensor non-invasif untuk pengukuran kadar glukosa tanpa mengambil
sampel darah, liquid biopsy yang menggunakan sampel darah untuk mendeteksi tanda-
tanda kanker, dan teknologi citra medis canggih seperti CT scan, MRI, dan PET untuk
deteksi dini dan perencanaan pengobatan kanker yang lebih baik.
Lampiran Foto:
Nama Immanuel Giri Lathan Judul Studium Generale : Resolution
:
Silas Electromagnetic 3D Tomograpy based
NIM : 120430099 EEG quantifying motor cortex activity in
Tanggal SG : 15 Mei 2023 Brain- Computer Interface
Pembicara Prof. Dr. Suorijanto,
:
S.T., M.T., IPM
Pelaksana SG : BRIN

Ringkasan:
Secara umum, Brain-Computer Interface (BCI) adalah teknologi yang menghubungkan
aktivitas otak dengan komputer atau perangkat lainnya. BCI menggunakan sinyal otak
sebagai input untuk mengendalikan perangkat. Aktivitas korteks motorik, yang terlibat
dalam perencanaan gerakan tubuh, merupakan fokus utama dalam BCI. Metode EEG
tradisional yang digunakan dalam BCI memiliki keterbatasan dalam resolusi spasial karena
tidak dapat memberikan informasi lokasi spesifik di dalam korteks. Namun, penelitian saat
ini sedang dilakukan untuk menggabungkan BCI dengan teknik pencitraan otak seperti
fMRI atau MEG, yang dapat meningkatkan pemetaan lokasi otak dengan lebih akurat.
Pengembangan BCI yang lebih maju diharapkan dapat membuka kemungkinan aplikasi
yang lebih canggih, seperti rehabilitasi motorik dan kontrol prostetik.
Tomografi elektromagnetik 3D adalah metode untuk memvisualisasikan aktivitas otak
dengan menggunakan pengukuran medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh aktivitas
listrik dalam otak. Dengan meletakkan elektroda di sekitar kepala, sinyal listrik neuron
direkam dan diproses untuk membuat representasi tiga dimensi dari aktivitas otak. Teknik
ini memberikan resolusi tinggi yang dapat menangkap dinamika korteks secara detail,
membantu pemahaman fungsi otak dan hubungannya dengan gangguan mental.
Keuntungan tomografi elektromagnetik 3D meliputi resolusi temporal yang tinggi dan
sifatnya yang tidak invasif, namun memiliki keterbatasan dalam resolusi spasial terutama
pada area yang lebih dalam. Meskipun demikian, teknik ini menjanjikan dalam
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang aktivitas otak.
Rekonstruksi tomografi elektromagnetik 3D melibatkan pengolahan data sinyal EEG yang
direkam dari elektroda di kepala untuk membuat peta kepadatan arus kortikal 3D. Prinsip
matematika yang digunakan cukup kompleks, namun bertujuan untuk mendapatkan
estimasi yang akurat tentang kepadatan arus kortikal. Metode inversi digunakan dengan
mempertimbangkan berbagai faktor, seperti distribusi medan elektromagnetik dan
karakteristik elektroda, untuk menghasilkan representasi tiga dimensi dari aktivitas otak.
Pembuatan peta kepadatan arus kortikal 3D memungkinkan kita melihat dan memetakan
aktivitas otak secara rinci. Data EEG memberikan informasi tentang distribusi medan
elektromagnetik yang dihasilkan oleh aktivitas otak, dan dari situ, kita dapat menghasilkan
peta kepadatan arus kortikal 3D. Dengan teknik ini, kita dapat mengidentifikasi daerah-
daerah spesifik di korteks yang terlibat dalam aktivitas kognitif atau respons emosional.
Selain itu, dengan menggunakan data EEG, kita juga dapat melakukan teknik lokalisisasi
sumber dan pemetaan aktivitas korteks motorik. Ini berkaitan dengan estimasi lokasi
sumber aktivitas otak yang terkait dengan gerakan tubuh atau aktivitas motorik. Dengan
menggunakan algoritma yang tepat, kita dapat memperoleh informasi spasial tentang
sumber aktivitas korteks, sehingga memungkinkan pemetaan yang lebih akurat terhadap
daerah korteks yang terlibat dalam perencanaan dan pengendalian gerakan.
Secara keseluruhan, rekonstruksi tomografi elektromagnetik 3D melibatkan prinsip
matematika yang kompleks untuk membuat peta kepadatan arus kortikal 3D dari data EEG.
Teknik lokalisisasi sumber dan pemetaan aktivitas korteks motorik memungkinkan kita
mengidentifikasi dan memetakan daerah korteks dengan lebih akurat yang terlibat dalam
aktivitas motorik.
Mengimplementasikan tomografi elektromagnetik dalam sistem Brain-Computer Interface
(BCI) memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan utama adalah kompleksitas
pemrosesan data dan algoritma yang diperlukan untuk mendapatkan peta kepadatan arus
kortikal 3D dari sinyal EEG. Proses rekonstruksi yang kompleks membutuhkan perangkat
keras dan perangkat lunak yang canggih untuk memproses dan menganalisis data secara
real-time. Selain itu, faktor seperti noise, interferensi, dan ketidakpastian dalam estimasi
sumber dapat mempengaruhi akurasi hasil tomografi.
Meskipun tantangan tersebut, penggunaan tomografi elektromagnetik dalam BCI
menawarkan potensi aplikasi yang luas dan manfaat yang signifikan dalam pengaturan
klinis. Dengan menggunakan tomografi elektromagnetik, BCI dapat memberikan pemetaan
yang lebih akurat dan terperinci tentang aktivitas kortikal. Ini dapat meningkatkan
kemampuan sistem BCI untuk menerjemahkan sinyal otak menjadi perintah yang dapat
dikontrol untuk mengoperasikan perangkat atau aplikasi. Hal ini memungkinkan pengguna
BCI untuk berkomunikasi, mengendalikan perangkat, atau menggerakkan prostetik dengan
lebih efektif.
Dalam pengaturan klinis, EEG dengan resolusi tinggi dapat memberikan manfaat yang
signifikan. Dengan resolusi spasial yang tinggi, BCI berbasis EEG dapat membantu dalam
diagnosis dan pemantauan berbagai kondisi neurologis, seperti epilepsi, gangguan tidur,
atau stroke. Pemetaan aktivitas kortikal yang detail juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi area otak yang terlibat dalam penyakit mental, seperti depresi atau
gangguan kecemasan.
Selain itu, penggunaan EEG resolusi tinggi dalam pengaturan klinis juga dapat
meningkatkan pemahaman kita tentang respons otak terhadap terapi atau intervensi medis.
Ini dapat membantu dalam pengembangan metode pengobatan yang lebih efektif dan
personalisasi perawatan berdasarkan aktivitas otak individu.
Dengan demikian, meskipun tantangan implementasi, penggunaan tomografi
elektromagnetik dalam BCI dan pemanfaatan EEG resolusi tinggi dalam pengaturan klinis
menawarkan potensi besar untuk meningkatkan pemahaman kita tentang otak,
mengembangkan aplikasi BCI yang lebih canggih, serta meningkatkan perawatan dan
intervensi medis secara individual.
Lampiran Foto:

Anda mungkin juga menyukai