Anda di halaman 1dari 4

Di akhir tahun 2020 ini Allah SWT mengaungerahkan kita berupa nikmat hujan dengan curahan

yang deras. Maka seyogyanya menrimanya dengan rasa syukur lagi senang dan gembira. Sebab
Hujan adalah karunia dan nikmat dari Allah Ta’ala Yang Maha Penyayang kepada para hamba-
Nya. Dialah yang menurunkan hujan ini dari langit berupa gumpalan awan-awan tebal di atas
tanah yang tandus, kering kerontang, sehingga dari tanah ini tumbuh tanaman dan tumbuhan
yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk lagi memanjakan mata bagi siapa saja yang
memandangnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‫َاش َعةً فَِإ َذا َأ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْيهَا‬ ِ ‫ضخ‬ َ ْ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه َأنَّكَ تَ َرى األر‬
‫ت ِإ َّن الَّ ِذي َأحْ يَاهَا لَ ُمحْ يِي ْال َموْ تَى ِإنَّهُ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬ ْ َ‫ت َو َرب‬ ْ ‫“ ْال َما َء ا ْهتَ َّز‬Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah)
bahwa kamu melihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya,
niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang Menghidupkannya, Pastilah dapat
Menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Fushshilat : 39). Selain itu kita juga harus bersyukur karena hujan adalah berkah. Dalam al-
Quran, Allah menyebut hujan sebagai sesuatu yang diberkahi, ‫ت‬ ٍ ‫َونَ َّز ْلنَا ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء ُمبَا َر ًكا فََأ ْنبَ ْتنَا بِ ِه َجنَّا‬
‫صي ِد‬ ِ ‫@ َو َحبَّ ْال َح‬breaks “Kami turunkan dari langit air yang berkah (banyak manfaatnya) lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam” (QS. Qaf: 9) Selain
anugerah, berkah, lagi penuh manfaat, secara ilmiah hujan menunjukkan ayat-ayat keesaran llah
SWT. Hujan memiliki fakta yang sangat menarik yaitu: 1. Kecepatan air hujan saat turun ke
Bumi rata-rata memiliki kecepatan sebesar 8–10 km/jam. Untuk kecepatan maksimalnya
mencapai 22 mil per jam atau sekitar 35 km/jam. 2. Pada saat berada di atas, komponen hujan
masih dalam bentuk es atau kristal. Namun, setelah turun ke Bumi berubah bentuk menjadi titik-
titik air. 3. Diameter setiap tetesan air hujan memiliki variasi ukuran antara 0,02–0,031 inci.
Setiap detik terdapat kurang lebih 16 juta ton air yang menguap dari permukaan Bumi untuk
bahan hujan. Jumlah tersebut akan turun lagi ke Bumi dalam bentuk air hujan setiap detiknya
dengan volume yang sama. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505×1012
ton. Air terus berputar dalam daur yang seimbang. Proses ini menujukan bagaimana alam
melakukan keseimbangan. 4. Bentuk air hujan akan berubah hingga ratusan kali per detik,
biasanya terlihat hampir bulat. Jika semakin besar, maka bentuk air hujan akan menjadi semakin
ceper. Jamaah Jumat rahimakumulluh, Sebagai bentuk rasa syukur, maka kita semua harus
mengungkapkannya sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Setidaknya ada 5 hal yang harus
kita sikapi ketika turun hujan. 1. Ingat azab dan berlindung kepada Allah. Ketika hujan turun
dengan didahului mendung apalagi diiringi angina kencang dan petir maka kita harus ingat akan
azab Allah sekaligus minta perlindungan kepada-Nya. Aisyah radhiyallahu ’anha berkata, َ‫َكان‬
َ ‫ت ال َّس َما ُء س‬
‫ُرِّى‬ ِ ‫ فَِإ َذا َأ ْمطَ َر‬، ُ‫النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – ِإ َذا َرَأى َم ِخيلَةً فِى ال َّس َما ِء َأ ْقبَ َل َوَأ ْدبَ َر َو َدخَ َل َو َخ َر َج َوتَ َغي ََّر َوجْ هُه‬
‫َارضًا ُم ْستَ ْقبِ َل َأوْ ِديَتِ ِه ْم‬ِ ‫ال قَوْ ٌم ( فَلَ َّما َرَأوْ هُ ع‬ َ َ‫ فَقَا َل النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – « َما َأ ْد ِرى لَ َعلَّهُ َك َما ق‬، ‫ك‬ َ ِ‫ فَ َع َّرفَ ْتهُ عَاِئ َشةُ َذل‬، ُ‫َع ْنه‬
) » ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke
depan, ke belakang atau beralih masuk atau keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabila
hujan turun, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam mulai menenangkan hatinya. ’Aisyah sudah
memaklumi jika beliau melakukan seperti itu. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallammengatakan, ”Aku tidak mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yang terjadi (pada Kaum
’Aad) sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), ”Maka tatkala mereka melihat azab itu
berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka.” (QS. Al Ahqaf : 24) Ibnu Hajar
mengatakan, ”Hadits ini menunjukkan bahwa seharusnya seseorang menjadi kusut pikirannya
jika ia mengingat-ingat apa yang terjadi pada umat di masa silam dan ini merupakan peringatan
agar ia selalu merasa takut akan adzab sebagaimana ditimpakan kepada mereka yaitu umat-umat
sebelumnya.” 2. Bersyukur. Kita harus bersyukur dengan trunnya hujan karena air hujan,
AllahSWT jadikan kandungan-kadungan tertentu yang dapat menumbuhkan tanaman,
menghilangkan kekeringan, dan rasa dahaga. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada
hamba-hamba-Nya. ‫َأفَ َرَأ ْيتُ ْم ْال َما َء الَّ ِذي تَ ْش َربُونَ * َأَأ ْنتُ ْم َأ ْن َز ْلتُ ُموهُ ِمنَ ْال ُم ْز ِن َأ ْم نَحْ نُ ْال ُم ْن ِزلُونَ * لَوْ نَ َشا ُء َج َع ْلنَاهُ ُأ َجاجا ً فَلَوْ ال‬
‫“ تَ ْش ُكرُون‬Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami
jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS:Al-Waaqi’ah | Ayat: 68). Kalau
Allah berkehendak, Dia mampu menjadikan air hujan ini asin, tidak bisa diminum dan tidak pula
menumbuhkan tanaman. Namun Allah jadikan rasa dan sifat air hujan sebagaimana yang kita
rasakan. Sehingga tumbuhan tumbuh dan bermanfaat. Kemudian air hujan itu Allah simpan di
bumi yang bisa dimanfaatkan manusia di masa mendatang. 3. Berdoa ketika turun hujan. Ketika
turun hujan kita dianjurkan untuk berdo’a agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah,
begitu pula semakin banyak kemanfaatan. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummul
Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,dijelaskan « ‫ َكانَ ِإ َذا َرَأى ْال َمطَ َر قَا َل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ َّ ِ‫ِإ َّن النَّب‬
ً ‫صيِّبا ً نَافِعا‬ َّ
َ ‫” » اللهُ َّم‬Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau
mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang
bermanfaat]”. Ketika hujan turun dengan sangat deras atau memiliki intensitas tinggi akan sangat
menimbulkan kekhawatiran tinggi dan ketakutan yang berlebihan akan terjadinya musibah, maka
kita berdoa ‫ت ال َّش َج ِر‬ ِ ِ‫ون اَأْلوْ ِديَ ِة َو َمنَاب‬
ِ ُ‫ب َوبُط‬ ِ َ‫اللَّهُ َّم َعلَى اآْل َك ِام َو ْال ِجب‬,‫ اللَّهُ ّم َح َوالَ ْينَا َواَل َعلَ ْينَا‬Artinya : “Ya
ِ ‫ال َوالظِّ َرا‬
Allah turunkan hujan di sekitar kami dan bukan membuat bahaya kepada kami. Ya Allah
turunkan hujan di daerah dataran tinggi, gunung, bukit, perut lembah dan tempat pohon tumbuh”
(HR. Bukhari dan Muslim). dan ketika hujan reda kita dianjurkan membaca doa ِ ‫ُم ِطرْ نَا بِفَضْ ِل هَّللا‬
‫ َو َرحْ َمتِ ِه‬Artinya “Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.” 4. Mengambil berkah hujan.
Ketika hujan turun kita dianjurkan untuk mengambil berkah hujan dengan membasahi tubuh kita
dengan air hujan karena hujan adalah rahmat (Sebagian ulama ini dilakukan saat kali pertama
hujan turun). Dalam sebuah hadits disebutkan - ‫ أصابنا ونحن مع رسول هللا‬:‫ قال‬،-‫رضي هللا عنه‬- ‫س‬ ٍ ‫عن أن‬
‫ يا رسول هللا! ل َم‬:‫ فقلنا‬،‫ ثوبَه حتى أصابَه ِمن المطر‬-‫صلى هللاُ علي ِه وسلم‬- ‫ فح َسر رسول هللا‬:‫ قال‬،ٌ‫ مطر‬-‫صلى هللاُ عليه وسلم‬
‫حديث عه ٍد بِربِّه تعالى‬ ُ ‫ “ألنَّه‬:‫ ”صنعتَ هذا؟ قال‬Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “hujan
turun membasahi kami (para Sahabat) dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, maka
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam membuka bajunya, sehingga hujan mengguyur
beliau, maka kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah untuk apa engkau berbuat seperti ini?’ Beliau
menjawab, ‫يث َع ْه ٍد بِ َربِّ ِه تَ َعالَى‬ ُ ‫“ َأِلنَّهُ َح ِد‬Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah ta’āla
ciptakan.” (HR. Muslim no. 898). Imam Nawawi menjelaskan maksud hadist di atas, beliau
mengatakan bahwa makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja
diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam bertabaruk
(mengambil berkah) dari hujan tersebut. Jamaah Jumat rahimakumulluh, Demikianlah khutbah
ini. Mudah-mudahan khutbah ini dapat kita hikmati bersama dan semoga kita tercatat sebagai
hamba yang ahli bersyukur dan senantiasa tawakkal kepada Allah SWT. Amin ya rabbal alamin

Ada 3 jenis hujan yang harus dikenali umat Islam. Hal tersebut tidak bisa dianggap fenomena
alam biasa, namun ada manfaat dan tujuannya masing-masing.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, dengan kuasa dan rahmat-Nya, Allah mengatur tata kelola
kehidupan di alam semesta. Hujan, menjadi salah satu bukti bentuk perawatan, pengelolaan, dan
penjagaan Allah kepada semesta alam, sehingga tertata dengan sempurna.
"Setidaknya ada tiga hal yang melekat dalam hujan yang bisa kita baca, baik dalam Al-Quran
maupun hadis," jelas dia dikanal YouTubenya, Adi Hidayat Official, dikutip Senin (21/3/2022).

Baca Juga: Tanpa Sesajen dan Dukun, Begini Cara Alihkan Hujan dalam Islam

1. Hujan Berkah

Di antara bentuk penjagaan Allah kepada semesta yang melahirkan maslahat, sekaligus bentuk
kasih sayangnya terhadap seluruh hamba adalah dengan mengatur cuaca.

Dari cuaca ini melahirkan manfaat keberkahan dan kebaikan baik bagi pertumbuhan tanah
manusia, bahkan alam seluruhnya.

"Hujan berkah ini adalah yang Allah turunkan demi memberikan kesuburan tanah. Sehingga
lahan menjadi gembur, kemudian melahirkan pertumbuhan yang baik," katanya.

Fasilitas tersebut juga memberikan kenyamanan bagi pertumbuhan, untuk tumbuh berkembang,
berbunga, dan berbuah. Hasilnya bisa dinikmati.

QS. Al-Baqarah Ayat 22: "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan
(hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan
tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."

2. Hujan Hikmah

Jenis hujan yang Allah turunkan ini bertujuan untuk memberikan hikmah kepada manusia.
Dalam hal ini, hujan bertujuan memberikan satu gambaran kepada umat.

"Artinya, sebagian pola kehidupan manusia seringkali keliru dalam menata lingkungan hidup,"
katanya.

Sehingga, aliran air dari hujan melahirkan bencana banjir. Hal itu dimaksudkan sebagai pesan
dan kesan dari Sang Pencipta, agar manusia hidup berdampingan dengan alam, dan harus
menjaganya.

"Di sini ada cara mengelola yang tidak benar, supaya dengan itu diperbaiki, agar tata letak kota
lebih baik, agar berkehidupan jadi lebih nyaman," jelasnya.

3. Hujan Azab

Ini adalah hujan yang sifatnya harus betul-betul dihindari, karena berupa hukuman nyata.
Biasanya bagi orang-orang yang memang menantang azab, bermaksiat tinggi, sampai meminta
kepada Allah untuk segera membuktikan azab.

"Seperti yang terjadi pada umat Nabi Luth AS ketika menantang azab, dan direspon dengan
ketentuan Allah yang menurunkan hujan. Bukan air lagi bentuknya, tapi hujan dalam bentuk
batu," ungkapnya.

Dijelaskannya, hujan yang bersifat azab, merupakan bentuk terburuk dari apa yang diturunkan
langit.

Terlepas dari itu semua, kata Adi, Allah menurunkan hujan dengan aturan terbaiknya, mulai dari
rintik, gerimis, hingga deras. Artinya, Allah menunjukkan tahapan yang terukur.

"Sebab boleh jadi hujan itu untuk menumbuhkan tanaman, sehingga dikasih dengan intensitas
deras. Sementara di sisi lain, mungkin butuh curah hujannya sangat tinggi, untuk menunjukkan
ada yang tidak tepat dalam pengelolaan kehidupan," katanya.

Anda mungkin juga menyukai