Anda di halaman 1dari 2

ّ ‫ ِّف رب وبّيتّهّ وإّ ََلّيتّهّ وأ حَْسَائّهّ و‬،‫ك لَه‬

،ُ‫ َوأَ حش َه ُد أَ هن َُم هم داً عَبح ُدهُ َوَر ُس حولُه‬،ّ‫ص َفاتّه‬ ّ ‫َْح ُده وأَ حشكُره وأَستَعّي نُه وأ‬ ّّ ّ ّ ‫اَ حْلم ُد ّهَلِلّ عَلَى فَ ح‬
َ َ َ َ َ ‫ َوأَ حش َه ُد أَ حن َل إّلَهَ إّهل هللاُ َو حح َدهُ َل َش ّريح َ ُ ُُ ح‬،ُ‫َستَغحفُره‬
‫ أ حَ ُ َ ُ ُ َ ح ح ُ َ ح‬،‫ضله َوإّ حح َسانه‬ ‫َح‬
ّ ّ ‫ه‬ ّ ّ ّ ّ ّ
‫صلهى هللاُ عَلَيحه َوعَلَى آله َوأ ح‬
. ‫ َو َسل َم تَ حسليحماً َكث حْيًا‬،‫َص َحابه‬ َ

SESUNGGUHNYA Allah menurunkan hujan kepada makhluknya adalah sebagai tanda kebesaran-Nya dan
pelajaran untuk para makhluk.
Allah ‫ ﷻ‬mengirimkan angin, mengumpulkan awan, kemudian memperjalankan awan tersebut dengan angin,
dan menghujani bagian bumi yang Dia kehendaki.
Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

ُ َ ْ َ ْ َ َ ً َ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ْ َ َ
َ ‫اك ُموهُ َو َما أَ ْنتُ ْم َ َُل ِبَازن‬
‫ي‬ ِِ ِ ‫وأرسلنا الرياح لواقِح فأنزْلا ِمن السما ِء ماء فأسقين‬
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan
dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.” (QS:Al-Hijr | Ayat: 22)

Setelah itu, awan berhenti menumpahkan air sesuai dengan kadar yang telah Allah ‫ ﷻ‬tetapkan. Ada bumi
yang terkena curahan hujannya dan ada pula yang tidak.
Ada masyarakat yang basah terhujani, dan ada pula yang tidak. Semua itu memiliki hikmah yang besar.
Dan cara Allah ‫ ﷻ‬menurunkan air hujan dari langit pun luar biasa. Ia jadikan dalam bentuk tetesan-tetesan
yang banyak yang rata. Bukan seperti air mancur yang keras hantamannya dan sempit cakupannya. Dengan
hujan seperti yang kita saksikan ini, basah di bumi menyebar. Yang demikian telah Allah ‫ ﷻ‬perintahkan dan
takdirkan.

ُ ْ َ َ َّ ُ ِّ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ َّ ْ َ ْ ْ َ
ٍ‫َن َُل ِإَّل بِقد ٍر َمعلوم‬ ‫وإِن ِمن َش ٍء ِإَّل ِعندنا خزائِنه وما ن‬
“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya
melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS:Al-Hijr | Ayat: 21)

Semua ini memiliki hikmah dan pelajaran bagi siapa yang ingin merenungkan.
Di dalam air hujan, Allah ‫ ﷻ‬jadikan kandungan-kadungan tertentu yang dapat menumbuhkan tanaman,
menghilangkan kekeringan, dan rasa dahaga

ً َ ُ‫ج َعلْنَاهُ أ‬
‫جاجا‬
َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ُ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َّ َ َ ْ ْ ُ ْ َ َ َ َ
ُ ‫ون * ل َ ْو ن َ َش‬
َ ‫اء‬ ‫َنل‬
ِ ‫اَّلي تْشبون* أأنتم أنزْلموه ِمن المز ِن أم َنن الم‬ ِ ‫أفرأيتم الماء‬
ُُ ْ َ ْ َ َ
‫فلوَّل تشكرون‬
“Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau
Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah
kamu tidak bersyukur?” (QS:Al-Waaqi’ah | Ayat: 68)

Kalau Allah ‫ ﷻ‬berkehendak, Dia mampu menjadikan air hujan ini asin, tidak bisa diminum dan tidak pula
menumbuhkan tanaman. Namun Allah ‫ ﷻ‬jadikan rasa dan sifat air hujan sebagaimana yang kita rasakan.
Sehingga tumbuhan tumbuh dan bermanfaat. Kemudian air hujan itu Allah simpan di bumi yang bisa
dimanfaatkan manusia di masa mendatang.

Kesempurnaan dalam pengaturan hujan tersebut hendaknya membuat kita sadar dan merasakan betapa
agung dan hebatnya kekuasaan Allah ‫ﷻ‬. Agung dan besar kasih sayangnya kepada para hamba-Nya.
Tujuannya agar manusia mewujudkan peribadatan hanya kepada Dia. Tidak menyembah kepada selain-
Nya. Karena Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Lalu, muncul orang-orang yang mengingkari nikmat ini. Mereka menisbatkannya bukan kepada Allah ‫ ﷻ‬yang
menciptakan dan memberikan nikmat tersebut. Mereka menisbatkan hujan kepada selain Allah, yakni
kepada bintang-bintang, cuaca, dan gejala alam atau musim. Dan perkataan-perkataan lain yang jauh dari
nilai-nilai keimanan.
Mereka menisbatkan hujan bukan kepada penciptanya tetapi kepada gejala alam.
Padahal hujan adalah dari kebijaksanaan Allah dan kekuasaan-Nya. Dialah yang menurunkannya dan
menahannya jika Dia menghendaki.

Apa yang mereka lakukan sama seperti yang dilakukan orang-orang kafir Quraisy, mereka menisbatkan
hujan kepada bintang-bintang. Dan Nabi ‫ ﷺ‬telah memperingatkan mereka dengan peringatan yang keras.
Beliau ‫ ﷺ‬bersabda kepada para sahabatnya selepas shalat subuh ketika melihat bekas-bekas langit malam,
atau melihat bekas hujan yang turun semalam,

“Dari sahabat Zaid bin Khalid al-Juhani radhiallahu ‘anhu ia menuturkan, ‘


Rasulullah ‫ ﷺ‬mengimami kami shalat subuh di Hudaibiyyah dalam keadaan masih basah akibat hujan tadi
malam. Seusai shalat, beliau menghadap kepada para sahabatnya, lalu berkata,
‘Tahukah kalian apa yang difirmankan oleh Tuhan kalian?’ Mereka menjawab, ‘Allah dan rasul-Nya yang lebih
mengetahui.’
Beliau bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Ada sebagian dari hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan kafir.
Adapun orang yang berkata, ‘Kita telah dihujani atas karunia dan rahmat Allah, maka itulah orang yang
beriman kepada-Ku dan kufur dengan bintang.’
Dan orang yang berkata, ‘Kita dihujani atas pengaruh bintang ini dan itu, maka itulah orang yang kufur
dengan-Ku dan beriman dengan bintang’.” (Muttafaqun ‘alaih).

KETIKA TERLIHAT AWAN MENDUNG DIKOTA MADINAH, raut wajah Rasulullah ‫ ﷺ‬berubah. Beliau tampak
gelisah, keluar dan masuk rumah. Beliau takut kalau awan itu adalah awan yang membawa adzab.
Sebagaimana adzab yang menimpa Kaum ‘Ad. Dan ketika hujan sudah turun barulah beliau tampak
bahagia. Saat hujan turun, beliau ‫ ﷺ‬berdoa,

ْ ْ َ َ ُ
‫اَّلل َّ َو َرْحَتِ ِه‬
ِ ‫م ِط ْرنا بِفض ِل‬
“Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.”

ً َ ً َّ
‫الل ُه َّم َصيِّبا نافِعا‬
“Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat.”

Dan apabila hujan turun dengan lebat, dan khawatir menimbulkan bahaya, maka Rasulullah ‫ ﷺ‬membaca
doa,

َّ
َ ‫الش‬ ََ َ َْ ْ ْ ُُ َ ِّ َ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َّ ُ َّ َ
‫ج ِر‬ ِ ِ‫ َوبطو ِن األو ِدي ِة َومناب‬،‫اب‬
‫ت‬ ِ ‫ اللهم لَع اآلَكمِ والظر‬،‫اللهم حواَلنا وَّل علينا‬
“Ya Allah, Hujanilah di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya, Allah, Berilah hujan ke daratan tinggi,
beberapa anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.”
(HR. al-Bukhari)

Inilah petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬yang patut kita teladani.

Mari kita ambil pelajaran dari peristiwa hujan ini. Semoga menambah rasa takut kepada Allah ‫ﷻ‬.

Anda mungkin juga menyukai