Skala Usaha Fix
Skala Usaha Fix
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 1 TINJAUAN PUSTA
BAB 2KA
(Fadillah, 2019).
9
10
Rp 2.500.000.000
50.000.000.000
yaitu :
1. Usaha Mikro
dan bangunan)
2. Usaha Kecil
(PT).
3. Usaha Menengah
terbatas (PT).
4. Usaha Besar
1. Usaha Mikro
kerja ≤ 4 orang
2. Usaha Kecil
3. Usaha Menengah
4. Usaha besar
sebagai berikut :
orang.
2) Volume penjualan
skala usaha.
inderanya.
1. Faktor fungsional
2. Faktor Struktural
2. Keinginan
2. Keinginan
mengambilkeputusan.
4. Suasana hati
sebagai berikut :
berkepentingan.
keuangan.
keuangan
yang mengaharuskannya
1. Input (masukan),
2. Proses sistematis,
3. Output (keluaran),
1. Pencatatan (recording)
2. Pengelompokkan (classification).
3. Pengikhtisaran (summarizing).
4. Pelaporan (reporting).
5. Penafsiran (analizing).
keuangan.
laporan keuangan.
keputusan.
bagian akuntansi.
1. Dapat dipahami
2. Relevan
keputusan.
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan
yang berbeda.
1. Investor
2. Karyawan
3. Pemberi Pinjaman
diberikan.
jangka waktunya.
5. Pelanggan
langgeng.
6. Pemerintah
7. Masyarakat
1. Pemilik perusahaan
keputusan.
2. Manajemen perusahaan
baru,
3. Investor
5. Pemerintah
berikut :
keuangannya.
selama periode
periode.
terdiri dari :
satu periode.
periode.
peristiwa lainya.
dipertanggungjawabkan.
5.000.000
bangunan.
37
besar.
2.500.000.000
50.000.000.000.
yaitu :
39
(PT).
terbatas (PT).
berikut :
300.000.000.
2.500.000.0000
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Kualitas Laporan
Persepsi Pemilik atas Laporan Keuangan (X2) Keuangan (Y)
Kualitas
PemahamanLaporan Keuangan
Akuntansi (X3)(X3)
Keterangan :
= Uji Parsial
= Uji Simultan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Peneliti hanya akan berfokus pada tiga dari beberapa referensi yaitu skala
dengan melihat berapa jumlah karyawan yang diperkerjakan dan berapa besar
dan Holmes, 1988 dalam Nirwana & Purnama, 2019). Skala usaha menjadi
berkompeten baru akan muncul ketika skala usaha UMKM masuk kategori yang
besar.
suatu hal. Sebagian besar pemilik usaha mempunyai persepsi bahwa laporan
keuangan tidak terlalu penting bagi kelangsungan usahanya. Pemilik usaha yang
memiliki usaha yang besar cenderung lebih setuju dalam penyusunan laporan
keberhasilan usaha. Pemilik usaha yang memiliki usaha yang masih kecil
laporan keuangan sesuai standar dianggap penting. Persepsi pemilik usaha yang
memilki usaha masih kecil cenderung membuat laporan keuangan sesuai dengan
Menurut mereka laporan keuangan yang sesuai standart akuntansi hanya untuk
UMKM yang besar sebagai dasar perhitungan pajak. Laporan keuangan sesuai
adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai
45
paham ilmu akuntansi, dalam penyajian laporan keuangan akan berbeda dengan
pelaku usaha yang belum paham dengan ilmu akuntansi. Pelaku usaha yang
2.4 Hipotesis
dapat dilihat dari nilai equity, nilai penjualan, jumlah karywan dan
skala usaha UMKM masuk kategori yang besar. Skala UMKM yang
Laporan Keuangan
Keuangan
47
keuangan.
Keuangan
tidak berkualitas.
49
tersebut.