RKT 2022
RKT 2022
2022
III
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 5
1.2. Tugas dan Fungsi ..................................................................................................... 5
1.3. Struktur Organisasi ................................................................................................... 6
1.4. Potensi dan Permasalahan ........................................................................................ 7
1.4.1. Permasalahan ................................................................................................... 7
1.4.2. Peluang dan Solusi ............................................................................................ 7
1.5. Hambatan dan Upayah Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2022 .................. 8
1.5.1. hambatan ........................................................................................................ 8
IV
3.2. Hasil Evaluasi Kinerja Anggaran dan Efisiensi ........................................................................ 22
3.2.1. Nilai Kinerja SMART DJA
Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2021 ......................................................... 22
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 101
LAMPIRAN - LAMPIRAN
V
BAB I
PENDAHULUAN
6
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan kebutuhan, pendayagunaan,
pembinaan, pelatihan, peningkatan kualifikasi, penilaian kompetensi, pengembangan
karier, perlindungan dan kesejahteraan tenaga Kesehatan
3. Penyusunan Norma, standar, prosedur dan kriteria di di bidang perencanaan
kebutuhan, pendayagunaan, pembinaan, pelatihan, peningkatan kualifikasi, penilaian
kompetensi, pengembangan karier, perlindungan dan kesejahteraan tenaga
Kesehatan
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang perencanaan kebutuhan,
pendayagunaan, pembinaan, pelatihan, peningkatan kualifikasi, penilaian
kompetensi, pengembangan karier, perlindungan dan kesejahteraan tenaga
Kesehatan
5. Pelaksanaan administraasi Direktorat Jenderal; dan
6. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Menteri
7
Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri dan di Pimpin oleh Direktur Jenderal.
1.4.1. Permasalahan
1.5.1. Hambatan
1) Terkait dengan Belanja Modal Prasarana Gedung, sebagian besar masih dalam
proses evaluasi teknis pekerjaan (oleh Dinas PU-PR setempat);
8
2) Terkait Belanja Modal Sarana, sebagian barang di e-katalog belum tersedia;
sebagian barang ekatalog telah tersedia dan sudah di-klik (beli) dan sedang
dilakukan proses pembayaran;
6) Terkait dengan Belanja PEN, untuk sentra vaksin di Poltekkes Kemenkes tidak
dilakukan pencairan anggaran karena pelayanan vaksinasi telah dapat dilakukan
melalui layanan rutin di faskes setempat
7) Kondisi dapat diatasi dengan pengangkatan PPPK atau retensi dokter meningkat
( skema permanen ), meningkatkan kembali dokter memalui program intersip
penugasan
9
5. Sisa Anggaran belanja insentif COVID dapat dimanfaatkan untuk
pembayaran insentif Nakes Semester II
6. Sisa anggaran dapat dianggarkan untuk antisipasi kebutuhan
anggaran penanganan COVID pada Semester II khusus, pasca
internsip. Data SISDMK per 9 Juni, Puskesmas Tanpa Dokter : 5,48%
(568/10.373 Puskesmas.
10
BAB II
ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
2.1.2. Strategi
11
2.3. Ketersediaan dan Pemenuhan Tenaga Kesehatan
a. Adanya penafsiran yang berbeda oleh pemangku kepentingan yang terkait dan para
perencana SDMK di daerah terhadap kebijakankebijakan perencanaan kebutuhan
SDMK sehingga menimbulkan keraguan dalam memilih dan menggunakannya
dalam proses penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK;
b. Belum optimalnya kapasitas para perencana SDMK dalam merencanakan
kebutuhan SDMK di mana tingkatan administrasi pemerintahan;
c. Perencanaan SDMK masih kurang didukung sistem informasi manajemen SDMK
yang terintegrasi antar pemangku kepentingan;
d. Tim perencana SDMK di daerah belum berfungsi secara optimal dalam
perencanaan kebutuhan SDMK;
e. Pembinaan perencanaan SDMK secara berjenjang kurang terintegrasi dan belum
berkesinambungan; dan
f. Implementasi perencanaan SDMK kurang didukung dengan kebijakan lokal baik
kebijakan pemerintah daerah kabupaten/kota maupun pemerintah daerah provinsi.
13
Beberapa permasalahan perencanaan SDMK yang dihadapi pemerintah daerah saat
ini antara lain:
Perencanaan kebutuhan yang baik dan terintegrasi dapat digunakan sebagai dasar
untuk penyediaan, pemenuhan dan pengembangan tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Dalam hal produksi tenaga kesehatan, masalah yang ditemukan antara lain:
a. Kurangnya rumah sakit pendidikan dan dosen pendidik klinik dalam pendidikan
kedokteran;
b. Masih rendahnya rasio dosen dan mahasiswa pada pendidikan kedokteran dan
tenaga kesehatan;
c. Kurangnya kuota mahasiswa pendidikan tenaga kesehatan;
14
c. Pemenuhan tenaga kesehatan melalui mekanisme Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K);
d. Penempatan dokter internsip di puskesmas dan rumah sakit serta dokter paska
internsip;
e. Pendayagunaan tenaga kesehatan melalui penugasan khusus, pengangkatan
melalui DAK Nonfisik;
f. Meninjau kembali sistem pembiayaan kesehatan yang berdasar sistem kapitasi;
16
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) sebagai sumber
data tenaga kesehatan dan sudah banyak dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan vaksinasi nakes, insentif nakes, validasi usulan formasi (nusantara sehat,
maupun CASN) maupun kajian dalam penelitian kesehatan perlu diperkuat terkait
kepatuhan dan kualitas pengisian datanya. Sehingga diperlukan komitmen bersama
antara pemerintah pusat dan daerah serta penguatan dari sisi anggaran yang
mendukung secara berkesinambungan guna menjamin kelengkapan dan validitas data
tenaga kesehatan. Selain itu diperlukan dukungan APBD untuk membangun
sinergisitas serta interoperabilitas data antar sistem yang ada di kementerian, lembaga
dan daerah.
Sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan yang akan dicapai pada tahun
2024 dalam pelaksanaan programnya selama lima tahun adalah sebagai
berikut:
1. Puskesmas tanpa dokter sebesar o %
2. Terpenuhinya Puskesmas dengan jenis tenaga Kesehatan sesuai standar
3. sebesar 83%
4. Terpenuhinya RSUD Kab/Kota yang memiliki dokter spesialis dasar
dan spesialis lainnya sebesar go%
5. Tersedianya SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensin sebanyak
167.742 orang
17
2.4.1. Koordinasi Program dan Kegiatan PPSDM Kesehatan Dalam
Mendukung
Sasaran Strategis Tahun 2020-2024
18
BAB III
POKOK-POKOK PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2021
TOTAL 14,986,633,313,000
19
[-] Program Kegiatan Pagu Realisasi
-
[-] 02412.10 2079
-
5034 Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan
Tinggi -
20
3.1.2 Komposisi Realisasi Anggaran Badan PPSDM Kesehatan TA 2021 Per Program
3 (tiga) indikator kinerja program Badan PPSDM Kesehatan mendukung
Program Pelayanan Kesehatan dan JKN yaitu Persentase Puskesmas Tanpa
Dokter, Persentase Puskesmas Dengan Jenis Tenaga Kesehatan Sesuai
Standar dan indikator Persentase RSUD Kabupaten/kota yang Memiliki 4
Dokter Spesialis Dasar dan 3 Dokter Spesialis Lainnya. Sementara untuk
Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi diukur melalui indikator Jumlah SDM
Kesehatan yang Ditingkatkan Kompetensinya. Oleh karena tidak dapat
dilakukan breakdown anggaran per indikator kinerja program.
3.1.3. Pagu dan Realisasi lnsentif Tenaga Kesehatan Yang Menangani COVID-19
21
Sementara itu realisasi Badan PPSDM Kesehatan per sumber dana
untuk Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini:
3.1.4. Pagu dan Realisasi Program PPSDMK Tahun 2021 Per Sumber Dana
J
5 SET KTKI 37,435,576,000.00 35,707,218,768.00 95.38%
6 PUSRENGUN SDMK 556,511,898,000.00 486,354,106,797.00 87.39%
L TOTAL KANTOR
PUSAT
111,634,717,123,000.00 111,258,013,311,764.00I 96.76%
22
3.1.5. Komposisi Anggaran Badan PPSDM Kesehatan Per Kewenangan TA 2021
3.2.1. Nilai Kinerja SMART DJA Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2021
23
91,92. Nilai ini naik 6,79 dibandingan NKA Tahun 2020 yang mendapat nilai
85,13. NKA ini termasuk dalam kategori Sangat Baik. Penilaian ini
diperoleh berdasarkan nilai atas variabel:
1) Capaian Keluaran Program sebesar 100%;
24
BAB IV
2,954,010,904,00
0
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan 361,659,344,000
[-] 024.12.DL Program Pendidikan
2077 Pendidikan SDM Kesehatan 289,612,204,000
dan Pelatihan Vokasi
5034 Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan
1,665,330,884,00
Tinggi
0
5234 Pelaksanaan Internship Tenaga Kesehatan 637,408,472,000
1,940,380,727,00
0
[-] 024.12.WA Program Dukungan 4399 Tata Kelola SDM 63,439,818,000
Manajemen 4817 Dukungan Manajemen Pelaksanaan
Program di Badan Pengembangan dan 1,876,940,909,00
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 0
5,504,648,601,00
Jumlah
0
.
25
4.2. kerangka Pendanaan
4.2.1. Pagu Indikatif
Pagu indikatif yang telah ditetapkan untuk Rencana Kinerja Tahunan
Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Tahun Anggaran 2022 berdasarkan
ketetapan dengan nomor PR.04.01/I/1090/2021, tanggal 19 Juli 2021, hal
ketetapan Pagu Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
dalam Penyusunan RKAKL Tahun Anggaran 2022 Tanggal dan menindak lanjuti
surat dari Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia denga
Nomor : PR.01.05/I/14877/2021, tanggal 15 Juli 2021 hal Ketetapan Pagu
Kementerian Kesehatan Dalam Penyusunan RKAKL Tahun Anggaran 2022
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan dengan rincian
sebagai berikut:
26
4.2.2 Pagu Anggaran
Pagu Anggaran yang telah ditetapkan untuk Rencana Kinerja
Tahunan Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Tahun Anggaran 2022
berdasarkan ketetapan dengan nomor PR.04.01/I1221/2021 tanggal 1
Agustus 2021, hal Perbaikan Distribusi Pagu Anggaran Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun Anggaran
2022, dan menindak lanjuti surat dari Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia denga Nomor : PR.04.01/15063/2021
tanggal 27 Juli 2021, tanggal 02 Agustus 2021 hal Pagu Anggaran
Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2022 dan menindaklanjuti hasil
penelaahan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan dimana
ada perbedaan pagu fungsi pendidikan antara ADK dengan SBPA Tahun
Anggaran 2022, dengan ini disampai pagu Anggaran Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun Anggaran
2022
27
4.2.3.Pagu Alokasi
Pagu Alokasi yang telah ditetapkan untuk Rencana Kinerja Tahunan
Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Tahun Anggaran 2022 berdasarkan
ketetapan dengan nomor PR.04.01/I/1571/2022, tanggal 8 Oktober 2021, hal
Ketetapan Pagu Alokasi Anggaran Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan Tahun Anggaran 2022, dan menindak lanjuti surat dari
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia denga Nomor :
PR.04.01/I/8535/2021, tanggal 5 Oktober 2021, hal Pagu Alokasi Kesehatan
Tahun Anggaran 2022, dengan ini disampai Resdistribusi ketetapan pagu
Alokasi Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun
Anggaran 2022:
30
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
31
Lampiran Lampiran