Po-12 Hba-Rev2022-Elangjelajah
Po-12 Hba-Rev2022-Elangjelajah
BERKUDA
MEMANAH
(HORSEBACK ARCHERY)
PERATURAN ORGANISASI
TENTANG
BERKUDA MEMANAH
(HORSEBACK ARCHERY)
Nomor : PO-12/PP/PORDASI/VIII/2020
DAFTAR ISI
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
SELURUH INDONESIA
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
PENGANTAR.................................................................................................................3
BAB I KETENTUAN UMUM.......................................................................................3
BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI.........................................................6
BAB III KETENTUAN PERLOMBAAN HORSEBACK ARCHERY.........................11
BAB IV KETENTUAN PERATURAN GROUND ARCHERY...................................23
BAB V KETENTUAN KEJUARAAN.........................................................................25
BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN..........................................................................29
BAB VII KETENTUAN PENUTUP............................................................................33
2
PERATURAN ORGANISASI TENTANG TENTANG HORSEBACK ARCHERY (PO-12/PP/PORDASI/VIII/2020)
PERATURAN ORGANISASI PERATURAN
ORGANISASI
Nomor : PO-12/PP/PORDASI/VIII/2020 TENTANG
HORSEBACK
ARCHERY
(PO-12/PP/P
TENTANG ORDASI/VIII/2
020)
HORSEBACK
ARCHERY
Menimbang:
a. Bahwa dengan telah tersusunnya susunan kepengurusan pusat Persatuan Olahraga
Berkuda Seluruh Indonesia masa bakti 2020 – 2024;
Mengingat :
a. Undang-Undang Nomor : 03 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (SKN);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan;
c. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan
Kejuaraan Olahraga.
d. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga KONI Tahun 2017;
e. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PP PORDASI tahun 2020.
f. Keputusan Musyawarah Nasional Pordasi XIII tahun 2020 Nomor
09/MUNAS/XIII/2020 tanggal 31 Januari 2020 di Bandung.
g. Peraturan Organisasi No. PO-02/PP/PORDASI/VIII/2020 tentang Organisasi dan
Kepengurusan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia.
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN
UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia yang selanjutnya disingkat
PORDASI adalah satu-satunya organisasi olahraga berkuda di Indonesia yang
berpusat di Ibukota Negara Republik Indonesia.PORDASI adalah
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA SELURUH INDONESIA
3
merupakan Organisasi olahraga berkuda nasional, yang terjemahannya dalam bahasa
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
Inggris adalah Indonesia Sportshorse Society Federation(ISSF)
2. Peraturan Organisasi Persatuan Organisasi Berkuda Seluruh Indonesia yang
SELURUH INDONESIA
4
19. LBS adalah satuan ukuran kekencangan yang diijinkan untuk busur
horsebow.
20. Tim Perwasitan dan Perlombaan adalah tim yang berhak memberikan
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
SELURUH INDONESIA
Pasal 2
Peraturan Organisasi ini disusun dengan tujuan untuk dijadikan sebagai landasan dalam
melaksanakan kegiatan Horseback Archery, dengan maksud agar tercapai kegiatan yang
berdaya guna, berhasil guna serta dapat dipertanggungjawabkan.
5
BAB II
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
SELURUH INDONESIA KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Komisi Horseback Archery PP PPORDASI
Pasal 3
Komisi Horseback Archery PP PORDASI yaitu unsur pelaksana pembantu Ketua Umum
yang diketuai oleh Ketua Komisi oleh ditunjuk oleh Ketua Umum PP PORDASI
berdasarkan SK Ketua Umum PP PORDASI.
Pasal 4
Komisi Horseback Archery terdiri atas;
a. Ketua Komisi;
b. Wakil Ketua Komisi;
c. Sekretaris;
d. Bendahara;
e. Koordinator Bagian; dan
f. Wakil Koordinator Bagian.
Pasal 5
Pasal 6
Fungsi Ketua Komisi Horseback Archery untuk melaksanakan:
a. Mengkoordinasikan terhadap penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan program kerja serta pengelolaan organisasi;
b. Mengelola urusan pembinaaan prestasi;
c. Mengelola anggaran dan menyelenggarakan publikasi, informasi, serta
dokumentasi;
d. Melaksanakan perlombaan, pendataan kepesertaan dan perwasitan.
e. Menyelenggarakan pengurusan administrasi Komisi.
Pasal 7
Tugas Wakil Ketua Komisi
a. Membantu Ketua Komisi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
b. Mewakili Ketua Komisi apabila berhalangan hadir dalam rapat-rapat ataupun
kegiatan lain PP PORDASI.
c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pada setiap kegiatan
kompetisi.
Pasal 8
Tugas Sekretaris Komisi
a. Menyelengarakan dan Mengkoordinasikan pengurusan administrasi umum
Komisi.
b. Mewakili Ketua/wakil ketua apabila berhalangan dalam rapat-rapat ataupun
kegiatan lain PP PORDASI.
c. Melaksanakan dan mengkoordinir penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan program kerja serta pengelolaan organisasi.
d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembinaan prestasi atlet.
e. Membantu dan menyelenggarakan bimbingan teknis dan pelatihan.
f. Membantu dan mengkordinasikan pelaksanaan anggaran dan publikasi.
g. Membantu dan mengkoordinasikan pelaksanaan perlombaan, pendataan
kepesertaan dan perwasitan.
h. Menyiapkan rapat internal komisi dan menotulensi setiap rapat sesuai bidang
tanggungjawabnya.
i. Menyusun laporan secara berkala dengan periodik atau per semester
j. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas kepada Ketua Komisi.
Pasal 9
Tugas Bendahara Komisi
a. Melaksanakan tata tertib administrasi keuangan pada komisi.
b. Mempelajari dan menyusun rencana anggaran biaya komisi selama 1 tahun
dihadapkan dengan program kegiatan.
c. Menghimpun pendapatan anggaran sebagai Kas Keuangan Komisi.
d. Menyusun dan mengkoordinasikan bahan pengelolaan administrasi keuangan
termasuk pengajuan anggaran, pengujian atas permintaan pembayaran serta
penerbitan perintah pembayaran dengan Ketua Komisi.
e. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas kepada Ketua Komisi.
Pasal 10
Koordinator Bagian
Pasal 11
Wakil Koordinator Bagian
7
a. Membantu Koordinator Bagian untuk menyiapkan, menyusun, menyelenggarakan
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
dan malaksanakan evaluasi serta pelaporan sesuai dengan bagian yang menjadi
fungsi tanggungjawabnya.
SELURUH INDONESIA
Bagian Kedua
Organisasi Perlombaan
Pasal 12
Bagian Kedua Organisasi Perlombaan Adalah personel yang melaksanakan manajemen
penyelenggaraan yang dilaksanakan dari pentahapan perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan yang dilaksanakan oleh panitia penyelenggara pada setiap
kegiatan perlombaan.
Pasal 13
Susunan Panitia penyelenggara minimal terdiri atas 15 orang, yaitu:
1. Penanggung jawab Lomba ;
2. Ketua Pelaksana lomba;
3. Juri lomba;
4. Juri perlengkapan;
5. Team ahli nilai;
6. Sekretaris lomba;
7. Bendahara lomba;
8. Humas lomba;
9. Koordinator kesiapan kuda;
10. Koordinator persiapan perlombaan;
11. Koordinator kesiapan lapangan;
12. Koordinator logistik;
13. Koordinator bendera; dan
14. Koordinator dokumentasi.
15. Koordinator Pengamanan
Pasal 14
Penanggungjawab
Penanggungjawab lomba Adalah unsur yang membantu melaksanakan program kerja
Ketua Komisi Horseback Archery yang diberikan kewenangan untuk bertanggungjawab
terhadap terlaksananya kegiatan dengan tertib, lancar dan aman.
Pasal 15
Sebagai penanggungjawab lomba:
a. mempunyai wewenang untuk merubah dan menunda atau membatalkan suatu
kegiatan lomba dengan pertimbangan dan alasan tertentu;
Pasal 16
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
SELURUH INDONESIA
Semua keputusan seperti yang dimaksud pada pasal 15 ayat (b) untuk dilaporkan kepada
Ketua Komisi Horseback Archery PP PORDASI.
Pasal 17
Ketua Pelaksana Lomba
a. Sebagai Ketua Pelaksana lomba bertanggungjawab kepada penggungjawab lomba;
b. Mengendalikan seluruh sistem kebijakan kepada seluruh panitia lomba agar dapat
berjalan dengan baik dan lancar sesuai peraturan PP PORDASI.
Pasal 18
Juri Lomba
Juri Lomba adalah mereka yang karena keahliannya ditunjuk menjadi juri untuk
memberikan penilaian perlombaan berkuda memanah.
Pasal 19
1. bertugas menilai bagaimana peserta lomba bisa memperoleh nilai dengan
objektif.
2. juri lomba adalah tenaga ahli yang disiapkan atau disediakan panitia lomba.
3. menentukan dan membuat aturan lomba secara terperinci.
Pasal 20
Juri Perlengkapan
Juri Perlengkapan adalah mereka yang ditunjuk panitia untuk memeriksa perlengkapan
peserta sesuai standarisasi pada perlombaan berkuda memanah.
Pasal 21
Juri Perlengkapan bertugas menilai bagaimana perlengkapan sudah memenuhi standar
keamanan yang digunakan oleh peserta lomba.
Pasal 22
Team Ahli
Nilai
a. Team Ahli adalah mereka yang ditunjuk untuk memeriksa setiap hasil
penilaian dari juri lomba dan juri perlengkapan yang akan diteliti.
b. Team ahli yang independen disiapkan panitia oleh karena sifatnya yang sangat
penting dan terperinci untuk melakukan penilaian.
Pasal 23
Sekretaris Lomba
Sekretaris lomba mempunyai tanggungjawab untuk melakukan pencatatan dan mendata
semua persiapan mengenai perihal lomba dan pelaporan berkaitan dengan
pengadministrasian lomba.
Pasal 25
Humas Lomba
Humas lomba mempunyai tanggujawab untuk bekerjasama dengan Koordinator
publikasi Komisi Horseback Archery PP PORDASI untuk memberikan publikasi dan
sosialisasi ke lembaga Negara atau instansi TNI/Polri atau organisasi masyarakat,
perkumpulan, lembaga pendidikan serta masyarakat luas.
Pasal 26
Koordinator kesiapan kuda
Koordinator kesiapan kuda bertugas mendata semua kuda sesuai standar yang diijinkan
untuk menjadi peserta lomba dan mengkoordinir stabling serta sewa kuda.
Pasal 27
Koordinator Persiapan Perlombaan
Koordinator Persiapan Perlombaan bertugas mendata semua atlet peserta lomba dari
semua tingkatan kelas yang dilombakan, mewakili klub, mewakili daerah ataupun
peserta undangan panitia.
Pasal 28
Koordinator Kesiapan Lapangan
Koordinator Kesiapan Lapangan melaksanakan persiapan lapangan terbaik dengan
standar jarak panjang dan lebar lintasan untuk perlombaan serta memastikan izin, denah
penonton, tempat persiapan kuda dan atlet.
Pasal 29
Koordinator Logistik
Koordinator Logistik bertugas menyiapkan logistik untuk mendukung kelancaran
perlombaan yang didalamnya termasuk kebutuhan perserta lomba, kuda dan panitia
penyelenggara lomba.
Pasal 30
Koordinator Bendera
Koordinator Bendera bertugas menyiapkan perangkat bendera perlombaan untuk memudahkan
juri dalam menandai dan memberikan penilaian.
Pasal 31
Koordinator Dokumentasi
Koordinator Dokumentasi bertugas menyiapkan seluruh dokumentasi dari tahap
perencanaan, persiapan dan pelaksanaan lomba dalam bentuk foto dan video
Pasal 32
Koordinator Pengamanan
Koordinator Pengamanan bertugas membantu seluruh rangkaian kegiatan perlombaan
dapat berjalan dengan aman dan mengurangi terjadinya kerugian personel atau materiil
dan pemberitaan yang merugikan nama baik PORDASI khususnya Horseback Archery
sejak tahap perencanaan, persiapan dan pelaksanaan.
BAB III
KETENTUAN PERLOMBAAN HORSEBACK ARCHERY
Bagian Kesatu
Peraturan Perlombaan
Pasal 33
Sebagaimana Tujuan Perlombaan adalah untuk:
a. Meningkatkan ketaqwaan dan kepasrahan kepada Tuhan YME.
b. Menjalin silaturahmi dan hubungan yang baik antar sesama peserta
c. Menumbuhkan kepercayaan diri dan sikap serta sportifitas para ksatria.
d. Meningkatkan ketangkasan dan keahlian
Pasal 34
Pembagian Kategori dan Kelas, yaitu, sebagai berikut:
a. Kategori Kejuaraan Tingkat Nasional atau PON (Pekan Olahraga Nasional):
1. Kategori Junior; usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun,
2. Kategori Senior; usia di atas 22 tahun,
b. Kategori Kejuaraan Terbuka HBA Umum:
1. Kategori Children; Walk Trot usia di bawah 18 tahun,
2. Kategori Junior; usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun,
3. Kategori Junior Beginner; usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun yang belum
pernah mengikuti turnamen HBA sebelumnya,
4. Kategori Senior; usia di atas 21 tahun,
5. Kategori Senior Beginner; usia di atas 21 tahun yang belum pernah
mengikuti turnamen HBA sebelumnya,
6. Kategori Open; internal pordasi (pengurus, atlet kecuali panitia pelaksana).
11
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
SELURUH INDONESIA
Disiplin Perlombaan
Pasal 35
a. Circle Track:
1. Bentuk lintasan berupa Lingkaran Tertutup dengan diameter 20 m, jarak tepi
lingkaran ke pusat lingkaran 7 m s.d. 10 m.
2. Target Berkuda Memanah terletak di tengah Lingkaran, dengan
2. Face Target Standar Komisi HBA Pordasi diameter 80 cm.
3. Lebar Lintasan 2 m dari Tepi Lingkaran.
4. Jarak Memanah 7 s.d. 8 m dari lintasan ke arah pusat lingkaran.
5. Pembatas Lintasan menggunakan Safety Line yang mudah terputus saat kuda
merusak lintasan.
6. Langkah Minimal Trot, maksimal Canter.
7. Scoring: Jumlah Akumulasi Skor pada Face Target maksimal 3 menit
mengelilingi Circle Track, Maksimal 12 Arrow.
8. Diskualifikasi: Busur Terjatuh, Rider Terjatuh, Langkah tidak sesuai
ketentuan (minimal Trot), Kuda Merusak Safety Line.
9. Kategori Usia Lomba: Children, Junior, dan Senior.
1. Bentuk lintasan berupa Garis Lurus Terbuka dengan panjang mulai dari
Garis start sampai garis finisadalah 100 M, lebar lintasan 2 M
2. Target Berkuda Memanah terletak di sebelah Kiri Lintasan, Face Target Standar
Komisi HBA Pordasi dengan diameter 80 cm, berjumlah 1 Face Target, jarak
antar Face Target 50 m dari Start Line, tinggi bagian atas Face Target 2 m dari
atas tanah lintasan track.
3. Lebar Lintasan 2 m, jarak Target ke Tepi Lintasan 5 m.
4. Jarak Memanah 5 s.d 7 m dari lintasan ke arah Face Target .
5. Pembatas Lintasan menggunakan Safety Line yang mudah terputus saat kuda
merusak lintasan.
6. Langkah canter/galloop.
7. Scoring: Jumlah Akumulasi Skor pada Face Target setelah melewati Track, Skor
Bonus Waktu dihitung dari selisih Sisa Waktu terhadap Waktu Rata rata 10 detik
untuk 100 m, Minus Waktu dihitung dari Selisih Keterlambatan.
8. Diskualifikasi: Busur Terjatuh, Rider Terjatuh, Kuda merusak Safey Line
setelah 50 m lintasan.
9. Kategori Usia Lomba: Junior, Senior, dan Senior.
Pasal 39
a. Indonesia Track.
1. Bentuk lintasan berupa Garis Lurus Terbuka dengan panjang 100 m, lebar
lintasan 2 m.
2. Target Berkuda Memanah ada 2 Jenis detail target.
3. Target Menombak: terletak di sebelah Kanan Lintasan, dg Face Target berupa
Balok Kayu dimensi 30 cm x 15 cm x 15 cm,sebanyak 2 buah dengan jarak antar
target menombak 10 meter.
4. Target Memanah: terletak di sebelah Kiri Lintasan,
5. dengan Face Target Standar Komisi HBA Pordasi diameter 80 cm, target panah
hanya 1 dan di letakan pada jarak 90 M atau 10 meter sebelum finis, jarak antar
target tombak 10 m antara target pertama dan ke dua dan untuk target ke tiga
berjarak 25 m dr target ke 2 .
6. Lebar Lintasan 2 m, jarak Target ke Tepi Lintasan 5 m.
7. Jarak Menombak 1 s.d 2 m dari lintasan ke arah Face Target.
8. Jarak Memanah 5 s.d 7 m dari lintasan ke arah Face Target.
9. Pembatas lintasan menggunakan Safety Line yang mudah terputus saat kuda
merusak lintasan.
10. Langkah Canter/Galloop.
11. Scoring: Jumlah 1 Face Target Menombak Jatuh skor 1, 2 Face Target
Menombak Jatuh skor 2, Akumulasi Skor pada Face Target Memanah setelah
melewati Track, Skor Bonus Waktu dihitung dari selisih Sisa waktu terhadap
Waktu Rata rata 10 detik untuk 100 m, minus waktu dihitung dari selisih
keterlambatan.
12. Diskualifikasi: Target menombak disabet bukan ditusuk, Busur terjatuh, Rider
terjatuh, Kuda Merusak Safey Line setelah 50 m lintasan.
13. Kategori Usia Lomba: Junior, Senior, dan Senior.
1. Bentuk lintasan berupa Kurva Terbuka ataupun lurus dengan panjang 1500 m s.d
2000 m, lebar lintasan 2 m s.d 3 m
2. Target Berkuda Memanah terletak di berbagai arah Lintasan, dengan Face Target
Standar diameter 80 cm, berjumlah 18 s.d 24 Face Target, jarak antar Face
Target 50 m, tinggi bagian atas face target 2 m dari atas tanah.
i. Front Target : 2 - 4 buah
ii. Left Target : 2 - 4 buah
iii. Right Target : 2- 4 buah
iv. Back Target : 2- 4 buah
v. Jarmakee Target : 2- 4 buah
3. Standar Face Target HBA Indonesia: Lebar Face Target 80 cm x 80 cm,
berbentuk Persegi dengan 3 lingkaran bertumpuk di dalamnya, lingkaran terkecil
berwarna merah diameter 20 cmSkor 3, lingkaran ukuran sedang berwarna
kuning diameter 40 cm Skor 2, lingkaran terbesar berwarna hijau diameter 60 cm
skor 1, Area diluar lingkaran berwarna putih dengan skor 0.
4. Lebar lintasan 2 m, jarak target ke tepi Lintasan 5 m.
5. Jarak memanah 5 s.d 7 m dari lintasan ke arah Face Target.
6. Jarak antar target menyesuaikan jarak lintasan.
7. Terdapat 5 buah Rintangan buatan single bar atau double bar untuk
dilompati oleh Kuda.
i. Rintangan #1: 30 cm s.d 35 cm
ii. iRintangan #2: 40 cm s.d 45 cm
iii. Rintangan #3: 50 cm s.d 55 cm
iv. Rintangan #4: 60 cm s.d 65 cm
v. Rintangan #5: 70 cm s.d 75 cm
8. Urutan Track mengikuti Nomor Face Target dan Nomor Rintangan
Jumping
9. Kuda dalam 1 (satu) kali menolak rintangan dikenakan Penalti 20 detik.
10. Kuda dalam 3 (tiga) kali menolak rintangan dinyatakan diskualifikasi .
11. Setiap Face Target yang dilalui boleh diisi oleh arrow lebih dari 1x Shoot .
12. Pembatas Lintasan menggunakan Safety Line yang mudah terputus saat kuda
merusak lintasan.
13. Perlengkapan Track: Face Target Standar HBA 20 buah, rintangan Jumping
lebar 2 meter 5 set, Safety Line, Stop Watch, bendera merah dan putih disamping
rintangan alam, bendera Finish, Back Stoper di setiap Face Target memanah,
Gate In Star Line.
14. Scoring Cross Country Track:
i. Penilaian diambil dari 3 kondisi: Nilai Ketepatan, Nilai Kecepatan, dan
Nilai Keamanan; .
ii. Nilai Ketepatan: merupakan akumulasi nilai arrow pada 18 s.d 24 Face
Target;
iii. Nilai Kecepatan: Merupakan Bonus nilai yang diperoleh jika terdapat
minimal 1 face target yang memiliki skor, dihitung berdasarkan selisih
positif antara waktu tempuh dan Waktu Standar Track 500 m (125
detik)
17
iv. atau 1000 m (250 detik), jika 1000 m diselesaikan lebih dari 250 detik
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
maka dihitung Minus Time setiap detik (-);
v. Nilai Keamanan: Merupakan nilai yang diperoleh dari keamanan sikap
SELURUH INDONESIA
Persyaratan Umum
Atlit HBA Bagian
Kesatu
Pasal 41
Setiap atlit atau atlet Horseback Archery harus memenuhi persyaratan sebelum
mengikuti suatu perlombaan;
1. Sehat Jasmani dan Sehat Rohani;
2. Mengetahui Resiko olahraga Berkuda Memanah;
3. setiap atlet HBA Siap Mengisi Waiver Letter (Surat Pernyataan Penyerahan Resiko);
4. Memiliki sikap tunggang yang Baik;
5. Mampu Mengendalikan kuda tunggang dengan baik;
6. Mampu Memanah di atas kuda yang melaju kencang ;
7. Mampu Mengendalikan langkah kuda: Walk, Trot, Canter;
8. Memiliki Pemahaman tentang Saddle Fitting dan Horse Grooming ;
9. Memiliki Safety Equipment sendiri: Helm, Tall Boots, Leather Gloves;
10. Memiliki HorseBack Equipment sendiri: Busur, Anak Panah, Quiver;
18
11. Setiap Rider bertanggung jawab atas Equipment yang dipakai oleh dirinya dan
Equipment yang dipakai oleh kuda tunggangnya;
12. Atlit wajib melakukan Test Riding terhadap Kuda hasil undian yang akan dipakai
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
SELURUH INDONESIA
saat Turnamen;
13. Atlit harus menyerahkan copy identitas sebelum turnamen dimulai;
14. Riders perwakilan Daerah harus menyerahkan surat rekomendasi dan
penugasan dari Kota/ Kabupatennya masing-masing;
15. Setiap Atlit harus membawa Officialnya saat mengikuti Turnamen;
16. Setiap Atlit dan Official wajib mematuhi terhadap Peraturan Lomba dan Perwasitan
yang sudah dipaparkan dalam Technical Meeting;
17. Keberatan atas turnamen berkuda memanah hanya dilayani apabila diajukan kepada
Steward atau Majelis Perwasitan Komisi HBA PORDASI melalui Surat Resmi
maksimal H+1;
18. Jenjang karir dan keikutsertaan Seorang Rider, akan tercatat pada setiap turnamen
yang dilaporkan kepada Komisi HBA PORDASI;
19. Untuk Rider di bawah Usia 16 Tahun saat turnamen, maka wajib menyerahkan Surat
Izin dari orangtua untuk mengikuti turnamen; dan
20. Untuk Rider di bawah Usia 16 Tahun Menggunakan Body Protector atau pelindung
tubuh saat turnamen.
Perlengkapan Arrow/panah
Pasal 43
1. Arrow berbahan kayu, bambu, fiber, atau carbon.
2. Ujung Point Arrow Berupa Bullet, tidak boleh berbentuk Broad Head atau Arrow
berbentuk Pisau utk Berburu.
19
3. Diameter Arrow 6 mm s.d 8 mm.
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
4. Panjang Arrow disesuikan dengan Draw Length (Panjang Tarikan) masing-
masing Perlombaan.
SELURUH INDONESIA
Perlengkapan Sepatu
Pasal 46
1. Wajib menggunakan sepatu heels atau Tall Boots.
2. Jenis Sepatu boleh Equestrian, Tactical Boots atau Turkish Boots.
3. Jika Menggunakan Sepatu Pendek di bawah lutut, maka Wajib menggunakan Chap.
4. Tidak diperbolehkan memakai spurs yang dapat melukai kuda.
21
Gambar Face Target
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
SELURUH INDONESIA
Pasal 50
(Fast Shooting)
Bagian Kesatu
Ground Archery tidak di pertandingkan hanya untuk latihan dasar penunjang HBA
Pasal 51
Pedoman Pelatihan
Pasal 52
Pembagian Kategori
Pasal 53
Kelas Anak dibagi menjadi:
1. Kelas Pemula dengan kecepatan memanah lebih besar sama dengan 4 detik per
anak panah
2. Kelas Menengah dengan kecepatan memanah kurang dari 4 detik
Pasal 54
Kategori Dewasa dibagi menjadi:
3. Kelas Pemula dengan kecepatan memanah lebih besar sama dengan 4 detik per
anak panah
4. Kelas Menengah dengan kecepatan memanah kurang dari 4 detik
Pasal 55
Jarak Target dibagi menjadi :
23
PERSATUA N OLAH RAGA BERKUDA
Bagian Kedua
SELURUH INDONESIA
Pasal 56
1. Kelas pemula, Teknis pelatihan fast shooting dilakukan dengan waktu 45 detik untuk
12 anak panah dengan jumlah rambahan diserahkan kepada pelatih/pengawas sedangkan
jarak target adalah 10 Meter
2. Kelas menengah, Teknis pelatihan fast shooting dilakukan dengan waktu 30 detik
untuk 12 anak panah dengan jumlah rambahan diserahkan kepada pelatih/pengawas
sedangkan jarak target adalah 15 meter.
Pasal 57
1. Kelas Pemula, Teknis penilaian pelatihan fast shooting yaitu menghitung jumlah nilai
perkenaan anak panah pada face target
2. Kelas Menengah, Teknis penilaian pelatihan fast shooting yaitu menghitung jumlah
nilai perkenaan anak panah pada face target
Pasal 58
Format Lembar Penilaian
Nama Atlet :
Asal Provinsi / Kota :
Tanggal :
Tempat :
Mengetahui
Pelatih
(................)
Shooting
Pasal 60
Prosedur keselamatan pelatihan
1. Altet harus memahami bahwa olahraga memanah adalah olahraga yang beresiko
2. Atlet harus menjaga keselamatan diri dan sesama pemanah
3. Altet harus menjaga ketertiban saat memasuki range panahan, di waiting line terlebih di shooting line
4. Atlet harus dalam kondisi sehat
5. Atlet wajib memastikan kondisi peralatan memanah dalam keadaan layak digunakan
6. Dilarang keras mengarahkan anak panah ke mahluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia
7. Dilarang untuk melakukan dry fire pada busur
8. Dilarang untuk melakukan sky drawing
9. Anak panah selalu mengarah kebawah (nocking down) atau mengarah ke target
10. Taat pada perintah/aba-aba pelatih terutama saat melepaskan anak panah dan mencabut anak panah p
11. Pelanggaran akan mendapat peringatan oleh pelatih/pengawas.
Bagian Kesatu
Pekan Olahraga Nasional
Pasal 62
a. Setiap atlet Horseback Archery dapat mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON)
b. Keikutsertaan atlet tidak mewakili perorangan atau klub tetapi atas nama daerah
provinsi ditempat atlet tersebut berdomisili.
c. Jumlah atlet peserta PON berdasarkan kuota yang tersedia oleh PB PON.
d. Jumlah atlet mewakili daerah yang akan mengikuti PON akan melalui pra
kualifikasi.
Pasal 63
Untuk ikut serta seperti yang dimaksud pada pasal 62 (a) bahwa harus memenuhi persyaratan untuk
mengikuti Pekan Olahraga Nasional adalah;
1. Atlet Horseback Archery yang tercatat dan memiliki kartu anggota PORDASI;
2. Berdomisili di wilayah daerah yang diwakili, dibuktikan melalui Kartu
Tanda penduduk setempat; dan
3. Telah lolos mengikuti pra kualifikasi PON yang dilaksanakan oleh Komisi
Horseback Archery PP PORDASI.
Pasal 65
Peserta Pekan Olahraga Nasional, terdiri dari;
1. Pengprov paling sedikit 4(empat) kontingen, dan
2. Pengprov yang bertindak sebagai tuan rumah.
Pasal 66
a. Kelolosan atlet untuk mengikuti PON ditentukan oleh jumlah point yang
tertinggi pada saat mengikuti pra kualifikasi menuju PON.
b. Ketentuan mengenai perolehan point akan ditentukan kemudian saat
pertemuan tehnis.
c. Atlet tuan rumah dapat dikecualikan.
Pasal 67
a. Pra kualifikasi PON dilaksanakan paling cepat menjelang 2 (dua) tahun dan berakhir
6(enam) bulan sebelum pelaksanaan PON.
b. Keikutsertaan atlet HBA di Pekan Olahraga Nasional beserta perubahannya
ditetapkan melalui surat keputusan Ketua Umum PP PORDASI dan bersifat mutlak.
Bagian Kedua
Kejuaraan Nasional
Pasal 68
a. Diselenggarakan oleh PP PORDASI.
b. Setiap atlet Horseback Archery dapat mengikuti Kejuaraan Nasional.
c. Kejuaraan Nasional dilaksanakan setiap 1(satu) tahun sekali.
Pasal 69
a. Keikutsertaan atlet tidak mewakili perorangan atau klub tetapi atas nama daerah
provinsi ditempat atlet tersebut berdomisili.
b. Daerah provinsi yang mengikuti Kejurnas untuk menunjuk ketua kontingen beserta
staf kontingen yang ditetapkan oleh Ketua Pengprov/Pengda PORDASI.
Pasal 70
Untuk dapat ikut serta pada Kejuaraan Nasional yang dimaksud harus memenuhi persyaratan
sebagai atlet adalah:
1. Atlet Horseback Archery yang tercatat dan memiliki kartu anggota Pordasi;
2. Berdomisili di Pengprov/Pengda yang diwakilinya, dibuktikan melalui Kartu
Tanda penduduk setempat; dan
Pasal 71
a. Jumlah atlet peserta Kejuaraan Nasional berdasarkan nomor kelas atau kategori
yang dilombakan penyelenggara Kejuaraan Nasional.
b. Jumlah atlet mewakili daerah yang akan mengikuti Kejurnas ditentukan oleh
Pengurus Provinsi atau Pengurus Daerah masing-masing.
Pasal 72
Peserta Kejuaraan Nasional diikuti oleh masing-masing daerah paling sedikit 4
(empat) kontingen.
Pasal 73
Kejuaraan Nasional memperebutkan Piala Bergilir dan uang pembinaan kepada provinsi
kontingen terbaik dari hasil perolehan nilai tertinggi.
Pasal 74
Ketentuan secara khusus tentang Kejuaraan Nasional akan dinyatakan dalam petunjuk
pelaksanaan Kejuaraan Nasional yang dikeluarkan oleh Komisi Horseback Archery.
Bagian Ketiga
Kejuaraan Internal
Pasal 75
a. Bahwa diselenggarakan oleh klub atau perkumpulan berkuda Horseback Archery
yang ‘sah’ di wilayah Indonesia.
b. Bahwa sebagaimana yang dimaksud ‘sah’ pada huruf (a) diatas adalah setiap klub
atau perkumpulan berkuda yang terdapat pada database PP PORDASI.
c. Bahwa sebagaimana yang dimaksud pada huruf (b) adalah tidak diakui dan dianggap
menyalahi aturan PP PORDASI sehingga diluar tanggungjawab PP PORDASI.
Pasal 76
a. Setiap atlet Horseback Archery dapat menjadi peserta lomba dan mengikuti
Kejuaraan Internal.
b. Keikutsertaan atlet dapat mewakili perorangan atau klub.
Pasal 77
Peserta Lomba
1. Peserta lomba adalah atlet Horseback Archery yang tercatat dan memiliki kartu
anggota PORDASI.
2. Peserta lomba adalah atlet Horseback Archery dalam wilayah Indonesia yang
mendapat undangan dari panitia penyelenggara; dan
3. Peserta lomba adalah atlet Horseback Archery yang dinyatakan sebagai tamu yang
berasal dari Luar Negeri atau Negara Sahabat.
Pasal 79
Panitia penyelenggara mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku di Komisi
Horseback Archery PP PORDASI.
Pasal 80
Panitia penyelenggaraan bertanggungjawab terhadap keberlangsungannya Kejuaraan
Internal atas keamanan, ketertiban dan kelancaran perlombaan.
Pasal 81
Panitia penyelenggara untuk memenuhi persyaratan dasar melaksanakan Kejuaraan
internal agar;
1. Membuat surat pemberitahuan ke PP PORDASI serta tembusan ke Komisi HBA;
2. Mendapat surat ijin atau sejenisnya dari pihak Kepolisian;
3. Membuat surat pemberitahuan kepada Kodim/Koramil/aparat TNI setempat;
4. Membuat surat pemberitahuan kepada Walikota/Bupati atau Camat setempat;
5. Membuat proposal/rencana penyelenggara yang antara lain berisikan: maksud dan
tujuan; susunan panitia; waktu dan tempat; jumlah peserta dan jumlah kuda;
anggaran yang digunakan;
6. Membuat aturan perlombaan sebagai pedoman peserta lomba;
7. Membuat perjanjian kerjasama dengan sponsor/donatur; dan
8. Membuat administrasi lain yang dianggap perlu sebagai pelengkap.
Pasal 82
Bahwa sebagaimana yang disebutkan pada pasal 81 untuk dilaksanakan paling lambat
1(satu) bulan yang berkaitan dengan administrasi penyelenggaraan sudah selesai
sebelum berlangsungnya lomba.
Pasal 83
a. Panitia penyelenggara menyiapkan hadiah/piagam/medali ataupun uang pembinaan
yang diperebutkan peserta lomba secara proposional dan mendidik.
b. Panitia penyelenggara menentukan kelas kategori lomba Horseback Archery dan
atau Ground Archery (GA).
Pasal 84
Bahwa ketentuan secara khusus tentang Kejuaraan Internal akan dinyatakan dalam
petunjuk pelaksanaan oleh panitia penyelenggara yang disahkan oleh Komisi Horseback
Archery PP PORDASI.
Pasal 85
Kejuaraan Internasional yaitu Atlet Horseback Achery dapat ikut serta pada kejuaraan
Internasional yang diadakan di Luar Negeri oleh Negara yang telah mendapat ijin resmi
dari Federasi Internasional Horseback Archery.
Pasal 86
Keikutsertaan atlet pada kejuaraan Internasional mewakili Indonesia atas nama
Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia atau Indonesia Sporthorse Society
Federation.
Pasal 87
Keikutsertaan atlet berdasarkan undangan resmi penyelenggara atau mengikuti kalender resmi
Horseback Archery Internasional.
Pasal 89
Atlet yang mewakili Indonesia atau Federasi Nasional adalah;
1. Atlet hasil pemantauan secara konsisten selama 1 (satu) tahun terakhir yang
dilakukan PP PORDASI;
2. Atlet hasil seleksi pada Kejuaraan Nasional tahun terakhir yang dilakukan oleh PP
PORDASI; dan
3. Atlet usia muda dalam rangka pembinaan yang ditunjuk PP PORDASI.
Pasal 90
Atlet yang mewakili Indonesia atau Federasi Nasional ditetapkan melalui surat
keputusan Ketua Umum PP PORDASI.
Pasal 91
Atlet yang berlomba di Luar Negeri wajib didampingi Manajer dan pelatih atau sesuai
kebutuhan yang mana ditunjuk melalui keputusan Ketua Umum PP PORDASI.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Bagian Kesatu
Kesejahteraan Kuda
Pasal 92
Setiap peserta memperhatikan kesejahteraan kuda dengan memperlakukan kuda
sesuai peri kemanusiaan.
Pasal 94
Penggunaan alat doping setelah dipastikan oleh pemeriksaan oleh dokter veteriner akan
dikenakan didiskualifikasi dan predikat pemenang akan dicabut/tidak berlaku oleh PP
PORDASI.
Pasal 95
Penggunaan obat berupa vitamin-vitamin sepanjang tidak mempengaruhi kesehatan dan
kerusakan organ vital kuda dan tidak termasuk daftar hitam obat terlarang dapat
diijinkan oleh PP PORDASI.
Pasal 96
Perlengkapan kuda menggunakan ketentuan standar yang berlaku umum atau mengikuti
ketentuan yang diatur tersendiri oleh PP PORDASI.
Pasal 97
Ketentuan mengenai kesejahteraan kuda tidak terlepas dengan ketentuan yang diatur
oleh Komisi Peternakan PP PORDASI.
Bagian Kedua
Hukuman Atas Pelanggaran
Pasal 98
Yang dimaksud hukuman atas pelanggaran dalam peraturan ini harus diartikan sebagai
pelanggaran atas ketentuan dalam peraturan yang berlaku dalam ruang lingkup
PORDASI.
Pasal 98
Bila pelanggaran yang terjadi diluar jangkauan dan kewenangan PORDASI maka
Majelis Koordinator Perwasitan atau dapat mengajukan persoalannya kepada pihak yang
berwenang.
Pasal 100
Jenis pelanggaran:
1. Tidak mematuhi peraturan perlombaan;
2. Memberikan data yang salah;
3. Mengganggu jalannya lomba;
4. Berbuat curang dan tidak sportif;
5. Menolak keputusan panitia; dan
6. Hal lain yang dianggap membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Pasal 101
Penjatuhan hukuman atas pelanggaran diberikan oleh Ketua Pelaksana Lomba dengan
menerima masukan dari seluruh official yang bertugas serta saksi yang ada.
Pasal 103
Pelanggar diberikan hak bantahan dan menyatakan keberatan secara resmi atas hukuman
yang diterima.
Pasal 104
Prosedur menyatakan keberatan hukuman atas pelanggaran;
1. Dengan mengajukan surat kepada ketua Komisi HBA dan diteruskan kepada Majelis
Koordinator Perlombaan;
2. Pengajuan keberatan dilakukan setelah 3(tiga) hari dan selambat- lambatnya 7
(tujuh) hari setelah lomba;
3. Jaminan berupa deposit uang sebesar denda yang ditetapkan panitia;
4. Jaminan deposit uang akan akan dikembalikan apabila keberatan
diterima/dimenangkan dan hukuman dibatalkan.
5. Majelis Koordinator Perlombaan akan menjawab paling lama 1(satu) bulan sejak
keberatan diterima.
Bagian Ketiga
Pelatihan
Pasal 105
Pelatihan yang dimaksud adalah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam
hal ini atlet dan pelatih melalui penataran berupa coaching clinic.
Pasal 106
Setiap atlet dapat menggunakan pelatih secara mandiri atau bersama-sama sesuai
kebutuhan.
Pasal 107
Atlet dan pelatih dapat meningkatkan kemampuan melalui pelatihan yang
diselenggarakan oleh Komisi Horseback Archery PP Pordasi.
Pasal 108
PP PORDASI melalui Komisi Horseback Archery berkoordinasi dengan pelatih
profesional untuk dapat mendatangkan pelatih berlevel Nasional dan Internasional untuk
memberikan coaching clinic sesuai keperluan.
Pasal 109
Setiap atlet berhak untuk melakukan mutasi melalui proses dan prosedur mutasi
sehingga sah mewakili suatu Provinsi pada Pekan Olahraga Nasional atau Kejuaraan
Nasional.
Pasal 110
Alasan mutasi atlet untuk pindah ke domisili provinsi lain hanya karena;
1. Mengikuti kepindahan orang tua;
2. Mengikuti tugas suami/istri;
3. Pindah tugas/mutasi kepegawaian;
4. Mendapat pekerjaan di Provinsi tujuan;
5. Diterima di Sekolah atau Perguruan Tinggi Provinsi tujuan; dan
6. Untuk meningkatkan prestasi.
Pasal 111
Atlet melaksanakan prosedur mutasi dengan mengajukan Surat Permohonan mutasi
secara berjenjang dari tingkat Pengurus Kabupaten/Kota.
Pasal 112
Atas dasar kesepakatan bersama antara Pengurus Provinsi untuk dapat memberikan
status pinjam atlet mewakili Provinsi lain dengan surat perjanjian.
Pasal 113
PP PORDASI melaksanakan kewajiban dengan menerima berkas permohonan mutasi
untuk memberikan rekomendasi yang berisikan persetujuan dan/atau menolak mutasi
atlet tersebut.
Bagian Kelima
Penganggaran
Pasal 114
Biaya anggaran kegiatan untuk kejuaraan internal yang diselenggarakan Komisi
Horseback Archery dan Kejuaraan Nasional dibebankan kepada PP PORDASI.
Pasal 115
PP PORDASI mendukung pembiayaan anggaran dalam mendatangkan pelatih
profesional untuk keperluan penataran/coaching clinic.
Pasal 116
Komisi Horseback Archery dapat secara mandiri untuk mencari ketersediaan anggaran
dengan menggunakan sponsor atau donatur dalam bentuk perjanjian kerjasama.
KETENTUAN PENUTUP
SELURUH INDONESIA
Pasal 117
Dengan adanya Peraturan Organisasi tentang Horseback Archery Persatuan Olahraga
Berkuda Seluruh Indonesia ini, berlaku sejak tanggal ditetapkan untuk diperhatikan,
dilaksanakan, dan apabila terdapat kekeliruan maka akan diperbaiki dengan mekanisme
Rapat Pleno PP PORDASI
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Oktober 2020
PENGURUS PUSAT
PERSATUAN OLAHRAGA BERKUDA SELURUH INDONESIA
KETUA UMUM
TRIWATTY MARCIANO
Pasal 1
Hari pelaksanaan perlombaan dapat dilaksanakan selama 2 (dua) sampai dengan 4 (hari)
kalender.
Pasal 2
Panitia Penyelenggara dapat melaksanakan perlombaan antara lain :
1. Kelas Kompetisi.
1.1 Circle Track
1.2 Single Shoot Track
1.3 Double Shoot Track
1.4 Serial Shoot Track
1.5 Diponegoro Style
1.6 Cross Country Track
1.7 Walk Trot
1.7.1 Walk Trot 30
1.7.2 Walk Trot 50
1.7.3 Walk Trot 90
2. Kelas Kombinasi.
2.1. Two event Days
2.1.1. Circle Track dan Double Shoot Track; atau
2.1.2. Circle Track dan Serial Shoot Track; atau
2.1.3. Single Shoot Track dan Cross Country Track.
2.2. Three Event Days
2.2.1. Circle Track, Double Shoot Track, dan Serial Shoot Track; atau
2.2.2. Single Shoot Track, Double Shoot Track dan Cross Country
Track.
3. Kelas Kompetisi Internasional menggunakan;
3.1. Korean HBAE Tracks (K2-3-5 dan K2-3-3) Versi bahasa Inggris
3.2. Hungarian Tracks (Hungarian -110,-90 dan -60) Versi bahasa Inggris
Pasal 3
Penilaian pada kelas kombinasi berdasarkan point yang diperoleh dalam setiap kelas
secara keseluruhan.
Pasal 4
Kelas Kategori Children dan Beginner hanya diperbolehkan mengikuti kelas Walk Trot.
Pasal 5
Kelas Walk Trot hanya dibolehkan dilakukan dengan kuda berjalan yang
disetarakan dengan Walk atau Trot.
Pasal 6
Walk Trot 30;
1. Dengan arena lintasan lurus sepanjang 30 m – 40 m
2. Lebar lintasan 2 meter.
3. Peralatan berupa 3 face target standar HBA ukuran 80 x 80 cm
4. Aturan ;
4.1. Jumlah 4 Run masing-masing 2 Run dari sasaran samping menghadap lurus
dan 2 Run dari sasaran samping menghadap miring.
4.2. Sasaran berada 7 meter dari tepi lintasan
4.3. Face Target standar HBA ukuran 80 x 80 cm.
4.4. Panah dapat dipegang atau dimasukkan dalam quiver.
4.5. Saat melintasi garis start/finish Kuda dapa dituntun oleh pendamping.
4.6. Tidak ada waktu yang dinilai.
4.7. Kuda tetap berjalan saat melepaskan anak panah dari busur
4.8. Melepaskan anak panah pada saat kuda berhenti atau disengaja
berhenti tidak mendapat nilai dan tidak ada penalti.
4.9. Kuda berlari canter/gallop tidak ada penalti,
4.10. Pada sasaran samping menghadap lurus hanya dibolehkan 1 (satu) anak
panah pada setiap sasaran.
Pasal 7
Walk Trot 50;
1. Dengan arena lintasan lurus sepanjang 50 m – 60 m
2. Lebar lintasan 2 meter.
4.1. Jumlah 4 Run masing-masing 2 Run dari sasaran samping menghadap lurus
dan 2 Run dari sasaran samping menghadap miring.
4.2. Sasaran berada 7 meter dari tepi lintasan.
4.3. Face Target standar HBA ukuran 80 x 80 cm.
4.4. Panah dapat dipegang atau dimasukkan dalam quiver.
4.5. Saat melintasi garis start/finish Kuda dapat dituntun oleh pendamping.
4.6. Tidak ada waktu yang dinilai.
4.7. Kuda tetap berjalan saat melepaskan anak panah dari busur
4.8. Melepaskan anak panah pada saat kuda berhenti atau disengaja
berhenti tidak mendapat nilai dan tidak ada penalti.
4.9. Kuda berlari canter/gallop tidak ada penalti, dianggap tidak sengaja.
4.10. pada sasaran samping menghadap lurus hanya dibolehkan 1 (satu) anak
panah pada setiap sasaran.
4.11. pada sasaran samping menghadap miring dibolehkan 2 (dua) anak panah
pada setiap sasaran.
5. Penilaian
5.1. Jumlah nilai sesuai perkenaan, apabila nilai sama maka akan dilihat
perkenaan yang terbanyak mendekati titik pusat.
5.2. bonus nilai 3 (tiga) pada setiap Run jika peserta dapat memasukan panah
pada 3 (tiga) sasaran secara berturut-turut
5.3. Bonus nilai 5 (lima) pada setiap Run jika peserta dapat memasukan panah
pada semua 5 (lima) sasaran.
5.4. Tidak ada penalti batasan waktu.
6. Diagram lintasan
Pasal 8
Walk Trot 90;
1. Dengan arena lintasan lurus sepanjang 90 m – 100 m
2. Lebar lintasan 2 meter.
3. Peralatan berupa 5 face target standar HBA ukuran 80 x 80 cm
4. Aturan ;
4.1. Jumlah 2 Run masing-masing 1 Run dari sasaran samping menghadap lurus
dan 1 Run dari sasaran samping menghadap miring.
4.2. Run pertama dengan sasaran samping menghadap lurus dilaksanakan dengan
Kuda berjalan (walk) dengan setiap sasaran hanya boleh 1 (satu) anak panah.
4.3. Run kedua dengan sasaran samping menghadap miring dilaksanakan dengan
Kuda berjalan cepat (Trot) dengan setiap sasaran dibolehkan beberapa anak
panah.
4.4. Melepaskan anak panah dibolehkan setelah melintasi bendera start sampai
berakhir melintasi bendera finis.
4.5. Lintasan yang disiapkan untuk 5 (lima) sasaran .
4.6. Berada 7 meter dari tepi lintasan.
4.7. Face Target standar HBA ukuran 80 x 80 cm.
4.8. Panah dapat harus dimasukkan dalam quiver.
4.9. Tidak ada waktu yang dinilai.
5. Penilaian
5.1. Jumlah nilai sesuai perkenaan, apabila nilai sama maka akan dilihat
perkenaan yang terbanyak mendekati titik pusat.
5.2. Tidak ada penalti batasan waktu.
5.3. Tidak ada nilai bonus.
6. Diagram lintasan
015 30 45 60 75 90
Catatan: Dapat digunakan di arena 100 meter. Jarak 10 m antara Sasaran memastikan
bahwa saat Kuda berjalan ada kesempatan peserta melakukan nocking. Sudut
kemiringan Sasaran antara 30 – 45 derajat pada variasi lintasan tidak menyulitkan
peserta termasuk bagi Peserta difabel dengan kemampuan terbatas dengan sedikit
merubah posisi duduk diatas sadel.
Pasal 9
Pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) panitia penyelenggara dapat menambahkan nomor
kelas Horseback Archery (HA) dan atau Ground Archery (GA).
Pasal 11
Setiap penyelenggaraan Horseback Archery agar menaati ketentuan
sebagaimana termasuk dalam aturan tambahan ini.
Telah disahkan dan disetujui pada Rakernas PP PORDASI pada tanggal 19 Mei 2020
secara Online.
TIM PERUMUS
1. DKI JAYA
2. JAWA BARAT
3. KALIMANTAN TIMUR
4. GORONTALO
5. SULAWESI TENGAH
Oleh Para Pelatih Elang Jelajah Komisi Berkuda Memanah PORDASI dan di Pandu oleh
Komisi HBA PP Pordasi.
Nama - Propinsi
40
PERAT
URAN
ORGA
NISASI
TENTA
NG
TENTA
NG
HORS
EBAC
K
ARCH
ERY
(PO -
12/PP
/POR
DASI/
VIII/20
20)
Pengurus Pusat
Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia
: +62-813-8008-4810
: sekretariat@pordasi.or.id
: PORDASI Annex Building - Equestrian Park
Jl. Pulo Mas Jaya, RT.01/RW.16,Kayu Putih, Kec. Pulo Gadung,
Jakarta Timur- 13210