Anda di halaman 1dari 7

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Bulu tangkis atau pada umumnya disebut sebagai badminton pada


hakikatnya bersumber dari badminton house. Badminton house sendiri merupakan
tempat yang dimiliki oleh bangsawan Beaufort di Gloucestershire, Inggris.
Menurut Tony Grice (1996:1) bulu tangkis atau badminton merupakan salah satu
cabang olahraga yang terkenal di dunia. Bulu tangkis juga dikatakan sebagai
olahraga yang menggunakan net, raket, serta cock (shuttlecock) dengan melibatkan
berbagai teknik pukulan dari pukulan yang relatif lambat hingga sangat cepat serta
diimbangi dengan gerakan tipuan. Herman Subardjah (2000:13) memiliki
pandangan terkait olahraga ini bahwasanya permainan bulu tangkis dimainkan oleh
perseorangan atau individu dengan cara satu lawan satu atau dua orang lawan dua
orang. Tujuan dari bulu tangkis adalah setiap pemain memiliki itikad dan upaya
untuk menjatuhkan kok atau shuttlecock di area permainan lawan serta berusaha
agar lawan main tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkan shuttlecock di
daerah sendiri. Olahraga bulu tangkis merupakan salah satu kegiatan di kalangan
masyarakat Indonesia yang menunjang terbentuknya kesehatan jasmani dan rohani.
Olahraga ini juga merupakan satu cita-cita untuk mengharumkan nama, harkat, dan
derajat negara Indonesia di kancah dunia internasional.

Cabang olahraga dalam proses pembinaan diperlukan kehadiran klub


olahraga. Geliat bulu tangkis di Indonesia tidak terlepas dari keberadaan beberapa
klub badminton terkemuka. Selain PB Djarum, ada pula Jaya Raya, Tangkas, SGS
PLN Bandung, Mutiara Cardinal, Suryanaga, hingga PB Exist. Kontribusi klub-
klub tersebut tampak dari pembibitan dan pembinaan pemain yang menghasilkan
atlet-atlet bulu tangkis yang kini menjadi andalan Indonesia di pentas internasional.
Guna menghasilkan atlet-atlet bulu tangkis yang profesional dan berdaya saing
internasional, diperlukan peran serta klub-klub dengan manajemen keorganisasian
yang terstruktur dan kompeten. Skema audisi dan seleksi untuk mendapatkan calon
atlet berbakat juga menjadi skema popular dari setiap klub. Seperti halnya PB
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Djarum yang menggelar audisi umum beasiswa Djarum setiap tahun. Audisi
Umum Djarum Beasiswa Bulu tangkis ini diyakini sebagai skema ultima untuk PB
Djarum untuk dapat mencari bibit-bibit muda pemain bulu tangkis dari seluruh
Indonesia. Audisi PB Djarum telah dilaksanakan sejak 2008 hingga 2019 lalu.
Meski sempat vacuum beberapa saat, audisi PB Djarum akan kembali digelar pada
pertengahan tahun 2022 melalui pendaftaran online dan offline
(PBDjarum.org:2022). Tidak hanya klub PB Djarum saja yang memiliki skema
pencarian bibit atlet terbaik melalui audisi, berbagai klub bulu tangkis baik nasional
maupun internasional menggunakan skema ini.

Kehadiran audisi menjadi salah satu skema dalam manajemen dan


perencanaan suatu organisasi klub bulu tangkis untuk dapat mencetak banyak atlet
berprestasi. Struktur organisasi dan perencanaan yang matang dalam suatu klub
bulu tangkis juga mampu menjadi tolok ukur keberhasilan dalam menghasilkan
atlet yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional. Dalam
proses manajemen pembinaan klub bulu tangkis diperlukan kepemimpinan yang
baik serta peran dan fungsi yang jelas dalam pelaksanaan dan pembiaan kegiatan
di lapangan dengan penetapan kebijakan yang rasional. Tidak hanya itu, tipe
manajemen yang baik harus mempertimbangkan teori dan konsep 5M (manpower,
material, mechines, money and method) dalam manajemen operasi yang saling
terikat satu dengan yang lain (Abd. Rohman, 2017)

Manajemen organisasi klub yang baik akan mampu menghasilkan atlet


berprestasi. Tidak jarang atlet senior hasil dari pembinaan organisasi klub yang
baik mampu membangkitkan semangat olahraga melalui pembentukan organisasi
baru binaannya sendiri. Banyak atlet senior kini mulai menampakkan
keseriusannya dalam proses pembibitan kader atlet nasional dengan mendirikan
klub olahraga bulu tangkis seperti yang dilakukan oleh atlet bulu tangkis senior
Icuk Sugiarto. Icuk Sugiarto adalah seorang atlet senior bulu tangkis yang lahir di
Solo, Jawa Tengah pada 4 Oktober 1962. Icuk pernah memenangkan kejuaraan
bergengsi bulu tangkis tingkat nasional maupun internasional. Mulai dari tahun
1979 berhasil memenangkan juara I single ASEAN Pelajar hingga tahun 1985
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sebagai team Asia. Terlebih yang melegenda, pada tahun 1983, di Brondby Hallen,
Denmark Kopenhagen Icuk berhasil mengalahkan pesaing nya bersama Liem Swie
King dalam partai final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 1983 dengan skor 15-8, 12-
15, 17-16. Icuk yang juga terkenal sebagai pemain dengan pertahanan kuat serta
teknik-teknik tajam yang melegenda. Pemerintah Indonesia menyambut
kesuksesan Icuk dengan memberikan gelar atlet terbaik yang dianugerahkan
sebanyak 4 kali oleh SIWO PWI dalam kurun waktu sepuluh tahun. Selain itu, Icuk
juga dianugerahi Bintang jasa Kelas I dari Menpora dan Bintang Satya Lencana
Kebudayaan oleh Presiden RI pada tahun 1991. Komitmen dan dedikasi tinggi
yang dimiliki Icuk membuat dirinya yakin bahwa kontribusinya dibidang Bulu
tangkis masih perlu disebarkan guna mencetak atlet muda profesional dan tangguh.
Icuk dikenal juga sebagai pelatih terbaik salah satunya di PB Pelita Bakrie dan telah
mencetak atlet-atlet muda handal seperti: Candra Wijaya, Nova Widianto, Markis
Kido, Vita Marissa, Toni Gunawan, dll. Icuk juga dipercaya oleh pemerintah
Indonesia dan pernah menduduki beberapa jabatan krusial seperti Ketua Pengurus
Kawasan DKI Jakarta, Pengurus PB PBSI dan sempat menjadi Staf Ahli
Menegpora untuk periode tahun 2004. Perjuangan Icuk membela nama bangsa
yang terus menerus ini menjadikan Icuk patut diberi gelar pahlawan bulu tangkis
Indonesia di era 1980-an. Prestasi dan bakat ini menjadikan Icuk terus termotivasi
untuk mengembangkan pusat pelatihan bulu tangkis yang terpadu.

Pada 6 Desember 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam


Nahrawi kemudian meresmikan Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) di
Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Kehadiran ISTC sebagai klub
olahraga dengan cabang olahraga bulu tangkis ini diharapkan mampu mendorong
pemerintah semakin optimistis akan kembali meraih prestasi bulu tangkis di tingkat
dunia dengan banyaknya training camp. Serta optimis akan semakin banyak tokoh
atau mantan atlet dunia yang mengabdikan diri dan kemampuannya untuk
perkembangan bulu tangkis. ISTC telah membina dan melahirkan bibit-bibit atlet
terbaik Indonesia untuk bertarung di ajang pertandingan bulu tangkis pada tingkat
nasional maupun internasional. Terdapat banyak faktor pendukung untuk
menghasilkan atlet yang andal. Selain kehadiran klub bulu tangkis dan training
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

camp dengan program yang terukur, seorang pelatih profesional perlu bersinergi
dengan karakteristik atau kriteria atlet yang mampu memiliki motivasi untuk
berprestasi.

Untuk menjadi pemain bulu tangkis yang andal terlebih ideal diperlukan
karakteristik atau kepribadian yang mencerminkan atlet sejati. Sehingga, selain
faktor pendukung di luar dari pelatih yang profesional juga diperlukan karakteristik
dari atlet yang menunjang prestasi. Selain itu, program latihan juga memiliki
peranan penting dalam mencapai prestasi. Program latihan terbagi menjadi dua,
jangka pendek dan jangan panjang. Program latihan jangka panjang berfungsi
untuk menentukan target prestasi. Selain pelatihan dan pembinaan yang diberikan
oleh para pelatih kepada atlet bulu tangkis, pengelolaan organisasi yang baik untuk
menghasilkan stabilitas pengelolaan disalam internal kepengurusan dan pembinaan
para atlet juga diperlukan. Organisasi didefinisikan sebagai suatu ruang guna
mencapai tujuan tertentu. Dalam prosesnya untuk mencapai tujuan, organisasi
merubah “input” menjadi “output”. Organisasi menjadikan “input” seperti halnya
financial resources atau sumber daya keuangan, human resources atau sumber
daya manusia, raw materials atau material kasar, expertise atau para ahli./pakar
dan external environment atau pengetahuan dari lingkungan luar. Selain itu,
dukungan klub olahraga juga meliputi sarana dan prasarana olahraga. Sarana
Pendidikan Jasmani Olahraga merupakan peralatan yang sangat membantu dalam
proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Dalam olahraga, prasarana
didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan
memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah
dipindahkan.

Keseluruhan pembinaan dan pelatihan serta penguatan sarana dan


prasarana yang ada di ISTC diharapkan mampu mendorong hasil prestasi olahraga
atlet bulu tangkis. Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang
dicapai dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melakukan berbagai
macan latihan maupun uji coba. Pertandingan / perlombaan tersebut dilakukan
secara periodik dan dalam waktu tertentu. Pencapaian prestasi yang setinggi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tingginya merupakan puncak dari segala proses pembinaan, baik melalui


permasalahan maupun pembibitan. Peneliti memahami pentingnya mengetahui
lebih dalam terkait dengan profil ISTC di Sukabumi untuk memperkuat hasil
penelitian. Sehingga peneliti mengambil fokus penelitian berupa profil organisasi,
program pembinaan atlet, program latihan yang dilakukan di ISTC, sarana dan
prasarana serta prestasi yang dihasilkan sejak berdirinya ISTC tahun 2015 silam
hingga saat ini tahun 2022.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,


masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Keadaan pembinaan atlet yang diberikan pelatih kepada atlet di Icuk


Sugiarto Training Camp (ISTC) Sukabumi yang belum diketahui
2. Program latihan yang dilaksanakan di Icuk Sugiarto Training
Camp (ISTC) Sukabumi yang belum diketahui
3. Keadaan struktur dan manajemen organisasi yang berada di
bawah naungan Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) Sukabumi
yang belum diketahui
4. Sarana dan Prasarana Latihan yang digunakan untuk Latihan di
bawah naungan Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) Sukabumi
guna menunjang program Latihan yang belum diketahui
5. Prestasi yang pernah diraih oleh para atlet Icuk Sugiarto
Training Camp (ISTC) Sukabumi yang belum diketahui

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini, maka


perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh program latihan yang diberikan pelatih


kepada atlet di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) Sukabumi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Mengetahui program latihan yang dilaksanakan di di Icuk Sugiarto Training


Camp (ISTC) Sukabumi.
3. Meneliti struktur dan manajemen organisasi yang berada di
bawah naungan Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC)
Sukabumi.
4. Mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana yang digunakan
untuk Latihan di bawah naungan Icuk Sugiarto Training Camp
(ISTC) Sukabumi guna menunjang program latihan.
5. Mengetahui prestasi yang pernah diraih oleh para atlet Icuk Sugiarto Training
Camp (ISTC) Sukabumi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian ini dapat dirumuskan


permasalahannya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana profil, struktur dan manajemen organisasi, program pembinaan,


dan pelatihan atlet bulu tangkis di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC)
Sukabumi dari awal berdiri hingga tahun 2022?
2. Apa saja sarana dan prasarana latihan guna mendukung prestasi di Icuk
Sugiarto
Training Camp (ISTC) Sukabumi?
3. Bagaimana pencapaian prestasi atlet di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC)
Sukabumi hingga tahun 2022.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat


diperoleh suatu tujuan penulisan ini guna mengetahui dan menganalisis:

1. Profil organisasi/klub, struktur dan manajemen organisasi, program


pembinaan, dan pelatihan atlet bulu tangkis yang dilaksanakan di Icuk Sugiarto
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Training Camp (ISTC) Sukabumi dari awal berdiri hingga tahun 2022.
2. Kelengkapan sarana dan prasarana latihan guna mendukung prestasi di Icuk
Sugiarto Training Camp (ISTC) Sukabumi.
3. Pencapaian prestasi atlet di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) Sukabumi
hingga tahun 2022.

F . Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka manfaat


yangdapat diambil dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi kepada pengurus di Icuk Sugiarto Training Camp
(ISTC) tentang pembinaan yang dilakukan selama ini. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan masukan bagi organisasi, pelatih, dan pemain untuk
mengetahui pentingnya pembinaan di suatu camp pelatihan badminton.
2. Manfaat Praktis
Memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keolahragaan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Serta untuk memberikan bahan
masukan dan sumbangan kepada pihak terkait dalam mengembangkan
pelatihan serta tata kelola organisasi camp badminton di Icuk Sugiarto
Training Camp (ISTC) Sukabumi.

Anda mungkin juga menyukai