Anda di halaman 1dari 13

Penjelasan Susunan Propasal

Halaman Judul
Berisi nama/judul kegian, tempat serta saat penyelenggaraan kegiatan, serta penyelenggara
yang berinisiatif merencana kegiatan
Latar Belakang

Berisi argumen mengapa kegiatan itu direncanakan

Latar belakang umumnya diisi 3 bagian yakni bagian pendahuluan, bagian isi, serta
bagian penutup yang pola kalimatnya dari kalimat/tujuan umum ke kalimat/tujuan
khusus

Tujuan Kegiatan

Berisi argumen untuk apa kegiatan itu direncanakan

Tujuan bisa terbagi dalam minimum 1 tujuan atau lebih yang berurutan dari tujuan
yang paling penting sampai tujuan yang kurang penting

Nama serta Tema Kegiatan

Berisi nama/judul
Misal :

kegiatan

serta

tema

yang

diangkat

dalam

kegiatan

Nama kegiatan : Lomba Lingkungan Sehat Tingkat Kelurahan Sukomakmur 2007


Tema kegiatan : Lingkungan Bersih, Orang-orang Sehat
Bentuk Kegiatan

Berisi
perihal
format/bentuk
sajian
kegiatan
Misal : dengan tema Lingkungan Bersih, Orang-orang Sehat, bentuk kegiatannya
sebagaimana :

Dll

Lomba
Lomba
Penyuluhan
Penyemprotan

Lingkungan
Menjadikan

Taman
Kesehatan

Nyamuk

Demam

Sehat
Toga
Lingkungan
Berdarah

Peserta

Berisi info perihal siapa yang bakal turut dalam kegiatan

Orang sebagai peserta sesuai sama segmen/jenis kegiatan yang direncanakan

Penyelenggara

Berisi info siapa sebagai penyelenggara kegiatan

Umumnya penyelenggara ini yaitu satu grup organisasi atau himpunan yang akan
melakukan kegiatan lantaran alasan tertentu

Di bagian penyelenggara ini butuh juga dipertunjukkan nama serta nomer kontak atau
sekretariat yang bisa dihubungi

Jadwal serta Tempat Kegiatan

Berisi info kapan serta dimana kegiatan bakal dikerjakan

Susunan Acara

Berisi uraian susunan acara/proses kegiatan dari ketika mulai hingga usai.

Dapat dipertunjukkan berbentuk tabel dengan format kolom tabel sesuai sama
keperluan (No, Saat, Acara, Pelaksana, dan lain-lain.)

Pada suatu kegiatan yang memakai pembicara, saat sebelum penyusunan perlu
dikakukan konfirmasi untuk menyesuaikan waktu dan durasi setiap sesi perbincangan.

Susunan Panitia

Berisi susunan kepanitiaan yang sudah terbentuk

Susunan panitia ini dipertunjukkan supaya pihak yang membaca bisa mempunyai data
yang jelas dengan siapa pihaknya bakal bekerja bersama.

Rancangan Anggaran

Berisi perincian pemasukan, pengeluaran, serta keperluan dana yang masih diperlukan

Disusun dengan cara simpel namun tetap memakai prinsip penyusunan keuangan

Penutup

Berisi kalimat yang menyatakan harapan supaya banyak pihak bisa tertarik untuk
mensupport kegiatan.

Di tandatangani oleh Ketua


Penanggungjawab kegiatan

Pelaksana/Ketua

Panitia

serta

mengetahui

Penawaran Kerjasama (sponsorship)

Berisi tentang bentuk-bentuk penawaran hubungan kerja pada pihak sponsor

Biasanya pihak sponsor tertarik berpatisipasi dalam aktivitas bila :

Aktivitas
diikuti/di
hadiri
oleh
banyak
orang

Ada
peluang
untuk
display/selling
product

Keringanan
administrasi
serta
birokrasi
Keselarasan apa yang dapat panitia tawarkan/jual dengan apa yang di idamkan pihak
sponsor

Berisi perihal bentuk-bentuk penawaran hubungan kerja pada pihak sponsor

Kepanitiaan memerlukan support berbentuk dana, serta jumlah dana yang diperlukan
sebaiknya sebanding dengan Apa yang bisadi tawarkan/di jual panitia kepada pihak
sponsor

Demikianlah sistematika penulisan proposal kegiatan, semoga bermanfaat..


ISI PERATURAN YG TELAH DISEMPURNAKAN CARA PENULISAN OLEH BAPAK JANOKO
MOZART, TERIMA KASIH ATAS WAKTUNYA UNTUK PERBAIKKAN ORGANISASI KITA
KEDEPANNYA
PERATURAN PERSATUAN PENGGEMAR MERPATI
BALAP SPRINT INDONESIA
NOMOR TAHUN 2016
Tentang
TATA TERTIB LOMBA MERPATI BALAP SPRINT INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERNGURUS PERSATUAN PENGGEMAR MERPATI
BALAP SPRINT INDONESIA
Menimbang : a. bahwa dalam mengatur jalannya pelaksanaan lomba merpati balap sprint
Indonesia perlu dibuat peraturan tata tertib lomba;
b. bahwa tata tertib lomba merpati balap sprint Indonesia ini diperuntukan bagi anggota
persatuan penggemar merpati balap sprint dan umum guna menyeragamkan pelaksanaan
lomba yang berada di bawah naungan Persatuan Penggemar Merpati Balap Sprint Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Persatuan Penggemar Merpati Balap Sprint Indonesia tentang Tata Tertib
Lomba Merpati Balap Sprint Indonesia.
Mengingat : 1. Keputusan Mentri Kehakiman.. ( tolong di isi no pendaftaran PPMBSI).
2. Surat Pengurus Pusat PPMBSI tahun 2016 mengenai Rakernas ( bila ada. )
MEMUTUSKAN
Menetapkan : TATA TERTIB LOMBA MERPATI BALAP SPRINT INDONESIA
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. PPMBSI adalah Persatuan Penggemar Merpati Balap Sprint Indonesia.
2. Merpati Balap Sprint adalah unggas jenis merpati yang khusus diperlombakan kecepatan
terbangnya yang penilaiannya berdasarkan ketentuan yang berlaku.
3. Pengurus Pusat ( Pengpus ) PPMBSI adalah Orang orang yang dipilih, ditunjuk dan diangkat
berdasarkan musyawarah mufakat pada Rapat kerja Nasional untuk merencanakan, mengatur,
melaksanakan, serta melakukan mengevalusi dan berkordinasi jalannya organisasi PPMBSI
Pusat sampai tingkat daerah sesuai dengan kapasitasnya.
4. Pengurus tingkat Daerah (Pengda) PPMBSI adalah Orang orang yang dipilih atau di tunjuk
berdasarkan musyawarah mufakat pada Rapat kerja daerah dan di syahkan oleh pengurus
PPMBSI Pusat untuk merencanakan, mengatur, melaksanakan, serta melakukan mengevalusi
dan berkordinasi jalannya organisasi PPMBSI daerah sampai tingkat lokal sesuai dengan
kapasitasnya.
5. Pengurus tingkat Lokal ( Penglok ) PPMBSI adalah Orang orang yang dipilih atau di tunjuk
berdasarkan musyawarah mufakat pada Rapat kerja local dan disyahkan oleh pengurus PPMBSI
daerah untuk merencanakan, mengatur, melaksanakan, serta melakukan mengevalusi dan
berkordinasi jalannya organisasi PPMBSI tingkat lokal sesuai dengan kapasitasnya.
6. Lomba putaran PPMBSI Pusat adalah lomba yang jadwal dan pelaksanaannya di rencanakan
oleh PPMBSI pusat sedang pelaksanaannya dilaksanakan oleh Pengda yang ditunjuk
berdasarkan kesepakatan dimana hadiahnya di dukung oleh PPMBSI pusat baik seluruhnya atau
sebagian.
7. Lomba putaran PPMBSI tingkat Daerah adalah lomba yang jadwal dan pelaksanaannya di
rencanakan oleh PPMBSI tingkat daerah dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh Pengda
setempat atau tingkat lokal yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan dimana hadiahnya di dukung
oleh PPMBSI tingkat daerah baik seluruhnya atau sebagian.
8. Lomba putaran PPMBSI tingkat lokal adalah lomba yang jadwal dan pelaksanaannya di
rencanakan oleh PPMBSI tingkat lokal dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh Pengda tingkat
lokal dimana hadiahnya ditanggung oleh pengurus lokal atau penyelenggara lomba.
9. Lomba Aniversary adalah lomba yang jadwal dan pelaksanaannya di rencanakan oleh
PPMBSI pusat setiap setahun sekali sedang pelaksanaannya dilaksanakan kerja sama oleh
PPMBSI pusat dan daerah yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan dimana hadiahnya di dukung
sepenuhnya oleh PPMBSI pusat.
10. Lomba Galatama adalah lomba merpati balap sprint yang pelaksanaannya di laksanakan
dengan jarak 500/600 meter dan 800/1000 meter berdasarkan ketentuan yang jumlah
pesertanya maksimal 16 peserta( untuk seri ber point jumlah peserta tidak dibatasi).
11. Lomba utama adalah Lomba merpati balap sprint yang pelaksanaannya di laksanakan
dengan jarak 500/600 meter untuk JUNIOR( peserta dibatasi ) hari JUMAT, 800/1200 meter
untuk SENIOR hari MINGGU, yang jumlah pesertanya tak terbatas dan diikuti oleh kelas senior
dan junior.
12. Ring PPMBSI adalah sejenis cincin yang peruntukannya khusus untuk merpati balap sprint
yang produksinya atau dikeluarkan oleh PPMBSI pusat setiap tahunnya.

13. Panitia lomba adalah panitia yang bertugas menyelenggarakan lomba merpati balap sprint
dan bertanggung jawab terlaksananya perlombaan tersebut dari awal hingga akhir perlombaan.
14. Hakim Juri adalah panitia lomba yang bertugas membantu kerja hakim lapangan bilamana
ada PROTES dan ditunjuk oleh PPMBSI pusat.
15. Hakim Lapangan atau wasit Lapangan atau Let adalah panitia lomba yang bertugas
dilapangan finish yang berwenang menentukan kemenangan terhadap merpati balap sprint yang
dilombakan dengan pertimbangan sendiri secara jujur dan adil.
16. Hakim pelepasan atau Juri pelepasan atau let pelepasan adalah panitia lomba yang bertugas
dilapangan pelepasan yang berwenang menentukan dimulainya penerbangan berdasarkan
catatan panitia terhadap merpati balap sprint yang diterbangkan serta berhak memutuskan
diskualifikasi terhadap peserta yang tidak mematuhi peraturan perlombaan dengan
pertimbangan sendiri secara jujur dan adil.
17. Kartu Pendaftaran Lomba adalah kartu yang dibagikan oleh panitia lomba untuk di isi data
data merpati yang akan dilombakan.
18. Nomor penerbangan adalah nomor hasil pengundian panitia lomba yang berisi nomor urut
penerbangan merpati balap sprint.
19. M-lop merpati adalah melakukan pemanasan terhadap merpati sebelum dilakukan
penerbangan.
20. Joki merpati balap sprint adalah orang yang menempati patek finish.
21. Pendamping Joki utama adalah orang yang bertugas mendampingi joki.
22. Joki Pelepas adalah orang yang bertugas melepaskan atau menerbangkan merpati balap
sprint di lokasi penerbangan.
23. Patek Joki utama adalah tempat dimana joki berdiri dalam lomba merpati balap yang
tempatnya sudah ditentukan oleh panitia lomba berada disamping depan joki pendamping yang
bahannya terbuat dari karet, tertanam dalam tanah serta diberi warna berbeda dan tidak
membahayakan bagi joki dan merpati balap.
24. Patek pendamping adalah tempat dimana pendamping joki berdiri dalam lomba merpati
balap yang tempatnya sudah ditentukan oleh panitia lomba berada disamping belakang joki
utama yang bahannya terbuat dari karet dan tidak membahayakan bagi joki dan merpati balap.
25. Patek pelepasan adalah tempat dimana joki pelepasan berdiri dalam lomba merpati balap
yang tempatnya sudah ditentukan oleh panitia lomba.
26. Pemilik Merpati adalah pemilik sah merpati balap sprint baik perorangan atau lebih.
27. Tim Merpati adalah gabungan beberapa orang atau lebih yang mengawaki beberapa merpati
balap.
28. Hadiah Lomba adalah uang atau barang berharga lainya yang diperuntukan untuk hadiah
lomba yang telah disiapkan oleh panitia lomba dan di peruntukan bagi pemenang lomba.
29. Piala Lomba adalah sejenis atau beberapa jenis barang telah disiapkan oleh panitia lomba
yang diperuntukan bagi pemenang lomba.
30. Camera CCTV/video kamera adalah camera yang disiapkan oleh panitia lomba dimana
peruntukannya untuk memonitor merpati pada saat mencapai finish atau hinggap ke joki dan
dapat di putar ulang bila ada protes dari peserta lomba.

31. Layar monitor televise atau computer adalah layar monitor yang terhubung dengan CCTV
yang terletak di garis finish merpati dan dapat di fungsikan bila peserta tidak puas atau protes
atas keputusan hakim lapangan atau juri lapangan.
BAB II
PENYELENGGARAAN LOMBA
Pasal 2
Dalam menyelenggaraan lomba merpati balap sprint panitia pelaksana sebelum pelaksanakan
agar memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
a. mendapat ijin tertulis dari desa/kelurahan/kecamatan dan kepolisian setempat;
b. memperhatikan kegiatan kalender nasional, kegiatan daerah setempat, kegiatan keagamaan
dan kegiatan kegiatan lainnya.
c. lomba yang diselenggarakan oleh pengurus PPMBSI daerah dan pengurus PPMBSI lokal
tidak boleh berbarengan dengan jadwal yang dibuat oleh pengurus PPMBSI pusat kecuali jadwal
lomba yang diselenggarakan oleh PPMBSI pusat berjauhan dengan ketentuan lomba yang
diselenggarakan oleh pengurus PPMBSI daerah dan pengurus PPMBSI local mendapat ijin
terlebih dahulu dari pengurus PPMBSI pusat.
d. lomba yang diselenggarakan oleh pengurus PPMBSI daerah harus diketahui oleh pengurus
PPMBSI pusat dan lomba yang diselenggarakan oleh pengurus PPMBSI local harus diketahui
oleh pengurus PPMBSI daerah secara hirarki.
BAB III
PEMBAGIAN LOMBA DALAM MERPATI BALAP SPRINT
Pasal 3
Pembagian lomba dalam merpati balap sprint Indonesia dibagi dalam beberapa kelas ;
a. kelas junior, perang bintang, galatama dan sejenis dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu.
b. kelas lomba utama dilaksanakan pada hari Minggu.
BAB IV
LARANGAN DALAM LOMBA
Pasal 4
Panitia dan peserta lomba merpati balap sprint Indonesia dilarang;
a. menyelenggarakan segala permainan judi di arena lomba dan pelaku bertanggung jawab atas
resiko yang diakibatkannya.
b. berjudi terhadap merpati yang sedang dilombakan.
c. Membuat keributan dan berkelahi yang berakibatkan bentrokan fisik.
BAB V
PENDAFTARAN MERPATI
Pasal 5
(1) pendaftaran merpati dilakukan ke meja panitia dengan mengisi formulir kartu pendaftaran
lomba, yang berisi ;
a. nama Merpati,
b. warna jantan dan betinanya,
c. kota asal sesuai dengan tempat dan kedudukan pemilik / team,

d. nama Joki,
e. nomor cincin PPMBSI bila ada.
(2) pendaftaran lomba dibuka jam 11:00 dan ditutup jam 13:00 (jam dapat dirubah oleh panitia
berdasarkan keadaan situasi dilapangan),
(3) terhadap 1(satu) merpati yang sama tidak diperbolehkan didaftarkan 2(dua) kali,
(4) pelanggaran untuk masalah ini akan mengakibatkan diskualifikasi ( gugur atau tidak boleh
mengikuti lomba ),terkecuali merpati tersebut melakukan daftar ulang bagi merpati yang kalah
pada babak pertama,
(5) jika cuaca atau jumlah peserta menurut penilaian panitia tidak memungkinkan atau
melampaui batas, maka daftar ulang bisa ditiadakan atau dibatasi.
BAB VI
PENGUNDIAN PESERTA DAN KETENTUAN BYE
Bagian Pertama
Pengundian Peserta
Pasal 6
(1) panitia lomba yang bertugas sebagai penentuan pasangan terbang, dalam melaksanakan
tugasnya menentukan pasangan terbang harus bertindak jujur, terbuka dan adil serta tidak
memihak dengan ketentuan sebagai berikut ;
a. mengumpulkan kartu pendaftaran
b. melakukan pengacakan kartu pendaftaran dengan tujuan kartu berbaur.
c. melakukan pengambilan kartu undian dengan mengambil dari urutan kartu teratas, kemudian
kartu kedua diambil dan dipasangkan secara tertutup.
(2) panitia lomba yang bertugas sebagai penentuan pasangan terbang, dalam melakukan
pengundian harus melakukan langkah - langkah sebagai berikut ;
a. mengumpulkan dan menghitung jumlah kartu pendaftaran lomba dari kota penyelenggara dan
dari luar kota penyelenggara lalu membagi dua;
b. bilamana jumlah kartu pendaftaran lomba peserta luar kota kurang atau sebaliknya maka
ditambahkan di dalam group kota tersebut dengan kota - kota terdekat dari kota penyelenggara
atau sebaiknya dengan ketentuan pengda yang sama.
c. bilamana dengan ketentuan ke (1) tersebut dihitung masih kurang, maka panitia lomba yang
bertugas, harus terlebih dahulu memasangkan terbangan dengan mengambil kartu dari group
yang dihitung lebih, sampai jumlahnya mencukupi untuk dipasangakan dengan group lainnya.
d. selama masih memungkinkan panitia lomba yang bertugas, sedapat mungkin tidak boleh
mempertemukan lawan satu kota dari group yang di rasa kelebihan jumlah peserta dan harus
sebisa mungkin mendapat lawan dari kota yang berbeda.
e. bilamana didalam pengundian terjadi dua ekor merpati terakhir adalah satu kota atau satu
pemilik atau satu team, maka yang menjadi lawan burung tersebut adalah nomor undian
sebelumnya (selama masih memungkinkan),
f. merpati yang tidak bisa bertemu atau menjadi lawan hanyalah merpati yang sejak awal satu
pemilik atau satu team.
g. bilamana jumlah merpati didalam satu pemilik atau satu team tersebut melebihi dari jumlah
lawannya, maka satu pemilik atau satu team dapat bertemu bilamana didalam satu pemilik atau
satu team tersebut memiliki 2(dua) orang joki, selanjutnya maka dapat dilakukan pemisahan

berdasarkan nama joki di group yang berbeda, maka pasangan terbang 1 team tersebut tidak
sama jokinya.
Pasal 7
Pengundian pemilihan patik dilakukan oleh joki yang mendapatkan nomor urut pertama pada
setiap gelombangnya dan merpati selanjutnya mengikuti patik yang didapat joki pertama tersebut
( merpati yang draw penempatan patik tidak berubah).
Pasal 8
Pendamping Joki yang menempati patik sebelah kiri, harus berada di sebelah kiri Joki utamanya
dan pendamping Joki yang menempati patik sebelah kanan harus berada di sebelah kanan Joki
utamanya
Bagian kedua
Ketentuan Bye
Pasal 9
Jika berdasarkan penghitungan kartu peserta lomba dirasa lebih dan terdapat bye maka panitia
lomba yang bertugas melakukan pengundian secara jujur dan adil terhadap seluruh kartu
peserta lomba guna menentukan kartu peserta lomba yang mendapatkan bye.
Pasal 10
Pengundian kartu peserta lomba yang akan mendapat bye dilakukan dihadapan seluruh peserta
lomba
Pasal 11
Setelah selesai dilakukan pengundian maka panitia lomba segera menempelkan hasil undian
terbangan di papan pengumuman sehingga dapat dilihat oleh para peserta lomba.
Pasal 12
Pada pelaksanaan lomba babak pertama (1) tidak ada Bye.
BAB V
PELAKSANAAN LOMBA
Pasal 13
Bagi peserta yang telah menerima nomor pelepasan, segera memberangkatkan merpatinya dan
apabila terjadi keterlambatan pengiriman merpati ke pelepasan, Juri pelepasan dapat
mendiskualifikasi merpati tersebut.
Pasal 14
Penerbangan dilakukan secara bergelombang demi gelombang dan diberikan waktu untuk melop merpati sebelum pelepasan gelombang selanjutnya dilakukan.
Pasal 15
Sebelum pelaksanaan lomba dimulai maka seluruh peserta lomba harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut;
(1) lapangan harus dikosongkan dan Joki dengan didampingi satu orang pendamping untuk
segera masuk patik berdasarkan nomor urut pelepasan dan kartu tersebut diserahkan kepada
panitia sebelum Joki memasuki patiknya.
(2) joki dilarang keluar patik sebelum wasit menentukan pemenangnya.
(3) bilamana terjadi Joki memasuki patik bukan pada nomor urutan yang sesuai dan benar atau
memasuki patik yg bukan berdasarkan warnanya, maka merpati milik Joki yang salah tersebut
dinyatakan kalah,

(4) sedangkan untuk kedua merpati yang ada urutan pelepasan tersebut dinyatakan draw
(5) apabila joki salah menempati patik dan joki satunya naik patik sebelahnya maka terbangan
dinyatakan sah.
Pasal 16
Pada saat menunggu kedatangan merpati di atas patik, maka joki dan pendamping joki tidak
boleh melakukan hal hal sebagai berikut;
(1) joki utama dan pendamping joki tidak boleh melambaikan topi atau benda lainnya yang dapat
mengganggu joki lawan,
(2) bila hakim juri melihat tersebut maka dapat mendiskualifikasi merpati tersebut bilamana joki
utama dan pendamping joki dianggap sudah menggangu merpati lawan.
(3) apabila merpati sampai digaris finish dan hinggap dipendamping joki lalu pendamping joki
memberikan merpati tersebut dengan tangan kepada joki maka hakim lapangan menyatakan
kalah atau diskualifikasi.
(4) Pendamping joki tidak diperbolehkan ikut menangkap merpati siapa pun, bila juri lapangan
melihat hal tersebut maka dapat melakukan diskualifikasi.
Pasal 17
Dalam memimpin jalannya lomba maka posisi hakim Juri dan juri lapangan harus selalu
berdampingan.
Pasal 18
Joki lepasan yang melakukan kesalahan dimana merpati tertukar atau terlepas sebelum nomor
urutnya baik sengaja maupun tidak, maka juri lepasan dapat menyatakan diskualifikasi atau
dinyatakan kalah.
Pasal 19
Joki lepas sebelum melakukan pelepasan merpati harus melakukan hal hal sebagai berikut;
(1) joki pelepas diharuskan menyerahkan nomor urut pelepasannya ke juri pelepasan,
(2) joki pelepas harus segera masuk kedalam lingkaran patik pelepasan yang telah tersedia,
(3) bilamana joki pelepas melempar merpati dengan posisi ke 2(dua) kaki joki pelepas berada
diluar lingkaran patik, maka merpati tersebut dinyatakan kalah atau diskualifikasi.
(4) jika merpati yang dilepas tidak mau terbang, pelepas diperbolehkan mengambil dan
melepaskan kembali paling banyak 3 (tiga) kali termasuk pelepasan pertama,
(5) jika melebihi 3 (tiga) maka merpati tersebut dinyatakan kalah atau diskualifikasi,
(6) pada saat joki pelepas selesai mengambil merpati yang tidak mau terbang dan mau
mengulangi melepaskan merpati kembali maka posisi kaki joki pelepas harus berada didalam
lingkaran patik semula.
Pasal 20
Merpati dinyatakan sah dilepas setelah mendapat aba-aba lengkap, siap dilanjutkan bunyi peluit
(priit) atau tanda bunyi yang lain oleh juri pelepasan.
Pasal 21
Wasit pelepasan berhak mendiskualifikasi pelepas yang melepas merpatinya lebih dahulu
(sebelum peluit berbunyi).
Pasal 22
Bilamana setelah pluit dibunyikan oleh juri pelepasan dan dilanjutkan sampai hitungan ke 3 (tiga)
tetapi joki pelepas tidak juga melepaskan merpatinya, maka juri pelepasan dapat mengambil
tindakan sebagai berikut;

(1) mengambil merpati yang berada pada kedua joki lepas tersebut;
(2) lalu mewakili melepaskan merpati tersebut secara bersama sama
Pasal 23
Jika terjadi kedua merpati berputar ditempat pelepasan, maka juri pelepasan yang akan
memutuskan untuk pelepasan merpati berikutnya, keputusan untuk kedua merpati yang berputar
tersebut dinyatakan draw.
Pasal 24
Setelah joki pelepas melepas merpatinya maka joki pelepas tidak diperbolehkan melempar
benda apapun, kearah merpati yang dilepas dan sanksi terhadap pelanggaran tersebut
dinyatakan kalah atau diskualifikasi.
Pasal 25
Mulai memasuki babak perempat final Joki utama yang berhalangan hanya dapat digantikan oleh
Joki lain yang merpatinya tidak ada di perempat final tersebut.
BAB VI
KETENTUAN KEMENANGAN
Pasal 26
Joki utama dan merpati dinyatakan menang dalam lomba bilamana;
(1) Merpati dinyatakan sah menang jika merpatinya lebih cepat atau lebih dulu hinggap pada
lengan dari siku kebawah joki utama atau badan, kaki, ekor, sayap merpati terpegang oleh Joki
utama dengan posisi ke 2 (dua) kaki Joki utama harus berada didalam patik,
(2) tanpa pernah salah 1(satu) kaki joki utama atau secara keseluruhan menyentuh tanah diluar
sekitar patik (keluar patik),
(3) bilamana penangkapan merpati yang dilakukan oleh joki utama dengan cara meloncat maka
yang dihitung adalah pada saat ke 2 (dua) kaki joki utama mendarat didalam patik, selanjutnya
barulah wasit atau juri lapangan menunjuk pemenangnya (penunjukkan yang terakhir).
(4) setelah dinyatakan merpatinya menang oleh juri lapangan maka joki utama harus melaporkan
atau menyebut nama merpati dan kotanya kepanitia lomba.
Pasal 27
Jika merpati jatuh ditanah atau hinggap ke penonton, maka merpati boleh diambil oleh Joki
dengan ke2(dua) kaki joki utama tetap berada dalam patik.
Pasal 28
Jika kedua merpati hinggap diluar jangkauan tangan Joki tetapi masih disekitar daerah finish
baik dipenonton maupun ditenda atau merpati masih berputar diatas disekitar finish, maka wasit
lapangan yang memutuskan memberikan kemenangan bagi merpati yang hinggap pertama ke
Joki atau memberi keputusan draw sebelum salah satu merpati hinggap pada jokinya.
Pasal 29
Joki utama dalam melakukan tugasnya di atas patik dilarang ;
(1) menangkap dengan sengaja atau tidak sengaja merpati lawan yang mana warna lawan tidak
sama atau mirip dengan warna merpatinya, yang melakukan kesalahan, pelanggaran ini dapat
mengakibatkan diskualifikasi pada merpati dan joki utama tersebut,
(2) bilamana merpati lawan hinggap tanpa disengaja ke joki utama lawan atau joki pendamping
lawan, maka sesegera mungkin Joki utama atau pendamping tersebut harus melepaskan
merpati tersebut ketanah secara baik-baik,
(3) joki utama lawan dilarang untuk memegang atau menghalangi merpati tersebut untuk kembali

ke Joki utama pemilik merpati tersebut dan pelanggaran terhadap ketentuan ini dinyatakan kalah
atau diskualifikasi.
Pasal 30
Merpati yang dinyatakan draw oleh panitia lomba atau hakim lapangan maka secara otomatis
masuk babak berikutnya, terkecuali pada lomba GALATAMA, dan babak perempat final keatas
pada Lomba Utama (sisa 8 merpati atau 4 nomor penerbangan) merpati harus terbang ulang
sampai ada pemenangnya.
BAB VII
KETENTUAN PROTES PADA PELAKSANAAN LOMBA
Pasal 31
Protes dalam pelaksanaan lomba hanya dapat hanya dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut;
(1) Untuk protes keputusan Juri finish, yang berhak protes hanya joki utama dan ditujukan pada
hakim juri pada saat joki masih dipatik dengan posisi ke 2 (dua) kaki masih didalam patik,
(2) hakim juri yang berhak menentukan protes tersebut layak diterima untuk diproses atau tidak,
pada saat protes diajukan oleh joki utama.
(3) pengajuan protes mengenai masalah yang lain dapat diajukan diluar patik.
Pasal 32
Tata cara melakukan protes adalah sebagai berikut ;
(1) lapor ke petugas panitia dengan menyebutkan nama merpati, nomor urut pelepasan.
(2) membayar uang protes sebesar 1(satu) kali uang pendaftaran pada babak penyisihan dan
3(tiga) kali uang pendaftaran pada 8 besar, sedang pada semi-final dst uang protes sebesar
5(lima) kali, kecuali lomba Galatama 1(satu) kali uang pendaftaran,
(3) dan bilamana keputusan dimenangkan oleh pemrotes, maka uang protes dikembalikan.
(4) yang berhak mewakili protes dalam memberikan keterangan hanya joki utama dari merpati
yang diprotes
Pasal 33
Joki utama sebelum menjalani proses protes terlebih dahulu harus membaca ketentuan yang
ditetapkan, sebagai berikut:
(1) pemilik merpati, joki utama, pendamping joki, joki pelepas dan team dilarang keras
melakukan pemukulan atau bentrokan fisik atau mengeluarkan kata-kata yg tidak pantas
terhadap panitia lomba, juri lapangan, juri Pelepas,
(2) bilamana hal ini terjadi maka akan dikenakan sangsi tidak boleh melanjutkan lomba dan
sangsi berikutnya akan diproses oleh pengurus PPPMBSI Pengda setempat dan selanjutnya
akan dilaporkan ke pengurus PPMBSI Pusat.
(3) keberatan tentang hasil protes bisa diajukan secara tertulis kepada ketua bidang lomba
PPMBSI pusat.
Pasal 34
Hakim juri dapat membatalkan keputusan juri lapangan setelah melihat melalui bukti rekaman
CCTV melalui layar monitor video atau computer.
Pasal 35
Dalam memutuskan hasil protes maka keputusan hakim juri bersifat mutlak

Pasal 36
Jika karena sesuatu hal bukti video atau computer tidak berfungsi atau tidak terekam atau tidak
terlihat dengan jelas dari hasil rekaman tersebut, maka keputusan ditentukan oleh hasil
musyawarah dari Juri lapangan dan hakim Juri dan biaya protes ditiadakan.
Pasal 37
Jika joki utama atau pihak yang melakukan protes tidak melanjutkan proses protesnya atau batal
protes maka untuk Joki utama yang sama apabila melakukan protes pada babak selanjutnya
dihari yang sama akan dikenakan biaya protes sebanyak 2 kali lipat biaya protes yang berlaku.
BAB VIII
KETENTUAN UANG HADIAH, JUARA DAN PENGHENTIAN LOMBA
Bagian pertama
Uang Hadiah
Pasal 38
Persentasi pembagian uang hadiah lomba diatur oleh surat keputusan lainnya.
Bagian kedua
Ketentuan Juara
Pasal 39
Ketentuan juara di atur sebagai berikut ;
(1) pada lomba galatama hanya ada juara 1 (satu) dan 2 (dua) juara bila jumlah peserta 6
(enam) atau lebih. Bila peserta kurang dari 6 (enam) maka juaranya hanya 1 (satu).
(2) apabila terjadi di semi final (2 terbangan), yang satu terbangan tidak mau terbang dan
dinyatakan diskualifikasi ke 2 merpati tsb oleh juri lepas, maka yang menjadi juara pertama dan
kedua adalah merpati yang sudah terbang, dan merpati yg kena diskualifisai tsb menjadi juara
bersama untuk juara 3 dan 4.
(3) bilamana terjadi pada 2 terbangan dengan jumlah merpati 3(tiga) merpati, maka yg mendapat
bye akan menjadi juara 1 dan pasangan terbang yg kena diskualifikasi tsb juara bersama untuk
juara 2 dan 3, bilamana merpati yang mendapat bye tsb tidak kembali, maka merpati tsb akan
tetap menjadi juara ke 1, tapi apabila merpati bye tidak kembali dan terbangan ke 2 ada
keputusan pemenangnya maka, pemenang dr terbangan tsb menjadi juara 1 dan merpati yang
tidak kembali tetap menjadi juara ke 2.
Bagian ketiga
PENGHENTIAN LOMBA
Pasal 40
Jika karena suatu hal Lomba Utama terpaksa dihentikan, maka keputusan panitia akan
mengikuti keputusan sbb:
(1) babak I (pertama) belum selesai, maka perlombaan dianggap batal dan uang pendaftaran
dari kesemua merpati akan dikembalikan setelah dipotong 10 (sepuluh) % untuk panitia,
piagam/piala dan nilai/point tidak dibagikan.
(2) babak II (kedua) sampai dengan babak III (ketiga) tetapi belum selesai, maka uang
pendaftaran dibagikan pada sisa burung yang masih ada berdasarkan nomor penerbangan
setelah dipotong 10% (sepuluh persen) oleh panitia ( bagi merpati yang menang mendapat 1
bagian, sedangkan untuk merpati yang belum terbang akan mendapat 1/2 bagian).
(3) mulai dari babak IV (keempat), lomba dihentikan, maka jumlah uang hadiah yang dibagikan.
(4) piagam tidak diberikan begitu pula pointnya, untuk piala juga masih hak panitia.

(5) namun bila dalam pelaksanaan lomba merpati sudah masuk 20 besar, maka piagam atau
piala dapat diundi, untuk point dibagi rata.
(6) batas waktu keberangkatan terakhir pada setiap lomba adalah jam 17.30WIB, terkecuali atas
persetujuan semua peserta penerbangan dapat dilanjutkan kembali, dan hak peserta untuk
menghentikan penerbangan untuk babak selanjutnya tidak ada,
(7) kelanjutan lomba diputuskan oleh panitia setempat dengan mendengar masukkan-masukkan
dari juri lapangan dan hakim juri.
BAB X
PENYELESAIAN PERMASALAHAN LOMBA YANG BELUM DIATUR
Pasal 41
Demi keberhasilan dan lancarnya lomba, bilamana panitia lomba mendapat kesulitan didalam
membuat keputusan oleh karena ada kejadian yang belum diatur didalam peraturan lomba,
maka panitia berhak melakukan musyawarah dengan panitia lomba lainanya, pengurus PPMBSI
pengda setempat dan pengurus PPMBSI pusat yang hadir.
BAB X
PENUTUP
Pasal 42
Peraturan Pengurus PPMBSI ini mulai berlaku pada saat tanggal disahkan.
Agar setiap anggota PPMBSI dan umum yang mengetahui dan mengerti agar segera
melaksanakan peraturan ini dalam setiap pelaksanaan lomba.
Di Sahkan di Jakarta
Pada tanggal Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai