- DIVISI RECURVE
- DIVISI COUMPOUND
3.2 INDOOR ARCHERY WORLD CHAMPIONSHIPS:
- DIVISI RECURVE
- DIVISI COUMPOUND
3.3 FIELD ARCHERY WORLD CHAMPIONSHIPS:
- DIVISI BAREBOW ( Telanjang) / Tradisi
- DIVISI RECURVE
- DIVISI COUMPOUND
3.4 SKI ARCHERY
3.5 3D ARCHERY ( 3DI)
3.6 FLIGHT ARCHERY
3.7 RUN ARCHERY
KETENTUAN PENYELENGGARAAN
KEJUARAAN FITA
Untuk menyelenggarakan event yang diakui FITA harus
memenuhi ketentuan yang diatur Chapter 3 C&R, meliputi:
Jury Of Appeal ( JOA )
Kalender Tatacara Skoring
Penunjukan sebagai Oficial Team
penyelenggara Undian Posisi penembakan
Manajemen penyelenggaraan Reposisi pada Target ( Field )
Susunan Panitia Penyelenggara Pemeriksaan peralatan peserta
Undangan Pengaturan Latihan peserta
Pendaftaran Peserta Championships Tournament
Akriditasi Program / Acara dan Protokol
Dokumen Penyelenggaraan Ketentuan seragam peserta
Director Of Shooting ( DOS) Field of play for Olympic Games
Tournament Judge Commission & World Championships Finals
( TJC)
5 COMPETITION ( Charter 5 )
5.1 DISCIPLINES ( Disciplines )
Kompetisi dalam olahraga Panahan di klasifikasikan dalam
disiplin sbb:
Outdoor Target Archery
Indoor Target Archery
Field Archery
Run Archery
Clout Archery
Flight Archery
Ski Archery
3D Archery ( FITA Mengenal 3D dan 3DI )
Outdoor Target Archery
Adalah kompetisi panahan yang diselenggarakan di lapangan
terbuka pada 4 jarak ( atau dengan berbagai kombinasi jarak –
jarak tertentu ) yang dapat dilakukan dengan divisi Recurve atau
dan atau Coumpound.
Indoor Target Archery
Adalah kompetisi dalam ruang tertutup dengan jarak 25 meter dan
18 meter, dengan target ukuran garis tengah 25 dan 18 meter.
Field Archery
Adalah juga dilaksanakan di luar, tetapi penembakan dilakukan da
lam satu area yang ditandai, di hutan atau di lapangan terbuka.
Run Archery
Adalah disiplin panahan mengkombinasikan cross country
berlari dan panahan, dimana peraturannya yg baru masih dalam
finalisasi.
Clout Archery
Adalah kompetisi penembakan jarak jauh, dimana target
tengadah ke atas dengan ditengah target berkibar bendera yang
disebut sebagai “clout” atau awan.
Flight Archery
Adalah kompetisi dimana penembakan panah sejauh mungkin
yg bisa.
\
Ski Archery
Adalah kompetisi panahan cross country
menggunakan ski es dan memanah.
7.3.2;
Coumpound Division with equipment as specified in article
7.3.3
8.3.2
For Field Archery
Recurve Division with equipment as specified in article 9.3.1 –
9.3.11
Compound Division with equipment as specified in article
9.3.1-9.3.11
Barebow Division with equipment as specified in article 9.3.1-
9.3.11
For non-Championships Division see Chapters 9.3.1-
9.3.11;11.4.2;11.10.2
5.4 DIVISI
Pemanah dengan menggunakan tipe busur berbeda dan
berlomba dalam event yang terpisah, dinamakan divisi.
FITA mengakui pembagian divisi sbb:
6ORGANISASI PENYELENGGARAAN
PERLOMBAAN
Setiap perlombaan mempunyai susunan organisasi
yang bisa berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai
misi yang sama, yaitu untuk mensukseskan
perlombaan berdasar ketentuan FITA, sebagaimana
Chapter 3. Sejumlah peraturan mengenai
penyelenggaraan kejuaraan FITA diatur secara rinci.
Pengaturan ini antara lain meliputi penyelenggaraan
Olympic Games, Kejuaraan Dunia, Kejuaraan
Kontinental, serta event lainnya yang setingkat antara
World Games, World Ranking Event Dan lain-lain.
Ketentuan dasar penyelenggaraan FITA
Champhionships sejak tahun 1973 secara
prinsip di adopsi oleh PERPANI, dengan
pertimbangan agar atlet kita telah terbiasa
bertanding dalam pengaturan secara
internasional. Mudah-mudahan prinsip ini
terus dipertahankan berdasar alasan dan dasar
pertimbangan yang sama.
7 PEMERIKSAAN DOPING DAN TES
KEWANITAAN
Berdasar SK KONI Pusat Nomor: 10 Tahun
2008, tentang perubahan pokok-pokok
penyelenggaraan PON XVII/2008, Bab XII butir
3, berdasar SK KONI Pusat Nomor: 23 Tahun
2006, pasal 9 dan 10, yang menetapkan bahwa
setiap peserta dapat dikenakan pemeriksaan
Doping, dan bagi peserta wanita harus bersedia
menjalani Tes Kewanitaan.
8. PAKAIAN PESERTA DAN OFFICIAL
TEAM
Olahraga Panahan sejak awal kita cintai, antara lain karena
merupakan “Noble Sport”. Oleh karena itu menjadi kewajiban
kita semua untuk memelihara dan mempertahankan agar tetap
seperti itu, dengan memenuhi ketentuan seperti berikut : ( di
intisarikan dari FITA Dress Rules ).
8.3 Baju Kaos harus berlengan, panjang atau pendek dan berkerah,
bukan kaos oblong
8.6. Baju kaos yang dipakai harus masuk ke dalam celana, tidak boleh
di luar.
8.8. Advertensi dari sponsor dapat di akai peserta dan oficial tetapi
harus memenuhi syarat peraturan ke-absahan FITA ( FITA Eligibelity
Rules ).
9. UNDIAN NOMOR TARGET
9.1. Daftar hasil undian untuk masing-masing ronde
di susun dalam 2 versi, pertama berdasar grup
penembakan dalam 1 target, dan versi kedua tersusun
secara alfabetis.
oleh TD
Penjelasan Umum aspek teknis perlombaan oleh TD dan ketua
komisi wasit.
Aspek non teknis pelaksanaan lomba, oleh ketua panpel.
Protokol dan ceremony oleh ketua panpel.
Masalah-masalah teknis perlombaan lainnya TD, ketua komisi
wasit.
Tanya Jawab
Lain-lain
Penutup, TD
11. DELEGASI TEKNIK
Delegasi teknik atau Technical Delegate (TD), di
tunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada ketua
umum PP PERPANI.
Tugas pokok TD meliputi:
14.4. Selama Match play round, hanya satu pelatih bagi atlet
perorangan atau per team berada di arena main (field play). Pelatih
itu harus berada di tempat yang ditentukan di arena main.
15. OFFICIAL TEHNIK (Technical
Officials)
Official Tehnik adalah para official perlombaan yang
dalam melaksanakan tugasnya memerlukan kualifikasi
dan keahlian, antara lain: Technical Delegate(TD), Jury
Of Appeal (JOA), Komisi wasit perlombaan atau
Tournament Judge Commission (TJC), Director Of
Shooting ( DOS ), Deputy Director of Shooting
(DDOS), Assistant Director of Shooting (ADOS),
operator computer pengolahan skor, Technical official
lainnya yang diaggap perlu, ditetapkan oleh PP
PERPANI setelah berkonsultasi dengan TD dan Panpel.
16 TATACARA PROTES
16.1. Apabila timbul masalah tak dapat diatasi di lapangan,
maka protes dapat diajukan oleh Manager Tim kepada panitia
teknis atau Jury of Appeal (JOC)secara tertulis dalam suatu
formulir yang disediakan untuk itu. Protes tidak dapat diajukan
mengenai skor yang sudah final ditangani oleh wasit.
17.2 Setiap pemanah dianggap tahu tatacara pencatatan skor yang benar,
oleh karena itu harus memberikan nilai perkenaan panah secara benar.
17.3 Nilai perkenaan atau skor peserta merupakan hal yang sangat hakiki (
penting), karena menentukan ketepatan dan kepastian hasil seseorang
dalam perlombaan. Adalah menjadi tanggung jawab semua pihak untuk
menjamin hasil skor dengan benar.
17.4 Oleh karena itu penting untuk mengenakan sanksi bagi yang
melakukan manipulasi skor dengan sengaja untuk dikenakan sanksi yang
tegas.
18. PENUTUP
18.1. Masih banyak peraturan untuk diketahui
sebagai pengenalan ketentuan-ketentuan dalam
bidang perwasitan dan perlombaan. Namun demikian
untuk pembekalan awal bagi para wasit nasional kita.