Anda di halaman 1dari 43

MENGENAL BEBERAPA

KETENTUAN DASAR LOMBA


PANAHAN
PENGANTAR
FITA telah meng-kodifikasi-kan peraturan dalam
satu buku dengan judul “FITA CONSTITUATION
AND RULES”, disingkat C&R. Sebagai suatu
kodefikasi penyempurnaan dan perubahan biasa
terjadi setelah melaksanakan Konggres. Konggres
FITA berlangsung setiap tahun ganjil. Setiap
keputusan penting mengenai Konstitusi dan
Peraturan akan diterbitkan pada awal tahun genap.
Buku FITA Constitution and Rules, terdiri dari 6
buku berikut:
 Book 1 CONSTITUATION AND RULES
 Book 2 EVENTS
 Book 3 Target Archery
 Book 4 Field & 3D Archery Rules
 Book 5 Miscellaneous Archery Rounds and Ski-
Archery
 Book 6 Anti-Doping Rules
Dengan mengingat waktu yang tersedia dan
banyaknya materi bidang perwasitan , serta
menyesuaikan program untuk pemula Wasit
Nasional, maka tidak semua materi bidang
perwasitan dapat diberikan. Oleh karena itu
materi diberikan merupakan pengetahuan dasar
perwasitan dan perlombaan.
KONSTITUSI DAN RULES
FITA
 FITA menganut susunan tata-aturan secara berjenjang sbb:

Konstitusi diputuskan oleh Konggres Konstitusi adalah


aturan dasar Organisasi bisa disamakan Anggaran Dasar
Kita.

 Rules atau peraturan di putuskan juga oleh Konggres Rules


adalah aturan tingkat II merupakan rincian/ pelengkap dari
konstitusi, bisa di samakan sebagai Anggaran Rumah
Tangga atau RAT. Kita, bedanya Rules FITA mencakup
masalah lebih rinci termasuk peraturan main dll.
 By-Law adalah aturan tambahan atau peraturan pelaksanaan
sebagai aturan tingkat III, yang diputuskan oleh FITA Council,
untuk mengatasi masalah yang timbul antara 2 Konggres. By-
Law bersifat berlaku sementara sampai dengan konggres FITA
berikutnya. Dalam Konggres By-Law bisa disahkan menjadi
Rules atau didrop atau tetap berstatus By-law.

 Interpretation adalah penafsiran resmi suatu ketentuan untuk


memutuskan sesuatu dalam perbedaan pengertian Interpretation
diputuskan oleh FITA Judge Committee untuk masalah yang
meyangkut perlombaan dengan demikian interpretasi bukan
Rule, tetapi merupakan perangkat petunjuk resmi.
3 KEJUARAAN DUNIA FITA
 WORLD CHAMPIONSHIP TITLERS ( Gelar Juara
Dunia ) yang diakui FITA. Kejuaraan resmi yang
diakui FITA meraih gelar juara dunia ( lihat lampiran
Chapter 3, Book I, FITA C&R ).

3.1. OUTDOOR ARCHERY WORLD


CHAMPIONSHIPS:

- DIVISI RECURVE
- DIVISI COUMPOUND
3.2 INDOOR ARCHERY WORLD CHAMPIONSHIPS:
- DIVISI RECURVE
- DIVISI COUMPOUND
3.3 FIELD ARCHERY WORLD CHAMPIONSHIPS:
- DIVISI BAREBOW ( Telanjang) / Tradisi
- DIVISI RECURVE
- DIVISI COUMPOUND
3.4 SKI ARCHERY
3.5 3D ARCHERY ( 3DI)
3.6 FLIGHT ARCHERY
3.7 RUN ARCHERY
KETENTUAN PENYELENGGARAAN
KEJUARAAN FITA
Untuk menyelenggarakan event yang diakui FITA harus
memenuhi ketentuan yang diatur Chapter 3 C&R, meliputi:
Jury Of Appeal ( JOA )
 Kalender  Tatacara Skoring
 Penunjukan sebagai  Oficial Team
penyelenggara  Undian Posisi penembakan
 Manajemen penyelenggaraan  Reposisi pada Target ( Field )
 Susunan Panitia Penyelenggara  Pemeriksaan peralatan peserta
 Undangan  Pengaturan Latihan peserta
 Pendaftaran Peserta  Championships Tournament
 Akriditasi  Program / Acara dan Protokol
 Dokumen Penyelenggaraan  Ketentuan seragam peserta
 Director Of Shooting ( DOS)  Field of play for Olympic Games
 Tournament Judge Commission & World Championships Finals
( TJC)
5 COMPETITION ( Charter 5 )
5.1 DISCIPLINES ( Disciplines )
Kompetisi dalam olahraga Panahan di klasifikasikan dalam
disiplin sbb:
 Outdoor Target Archery
 Indoor Target Archery
 Field Archery
 Run Archery
 Clout Archery
 Flight Archery
 Ski Archery
 3D Archery ( FITA Mengenal 3D dan 3DI )
Outdoor Target Archery
Adalah kompetisi panahan yang diselenggarakan di lapangan
terbuka pada 4 jarak ( atau dengan berbagai kombinasi jarak –
jarak tertentu ) yang dapat dilakukan dengan divisi Recurve atau
dan atau Coumpound.
Indoor Target Archery
Adalah kompetisi dalam ruang tertutup dengan jarak 25 meter dan
18 meter, dengan target ukuran garis tengah 25 dan 18 meter.
Field Archery
Adalah juga dilaksanakan di luar, tetapi penembakan dilakukan da
lam satu area yang ditandai, di hutan atau di lapangan terbuka.
Run Archery
Adalah disiplin panahan mengkombinasikan cross country
berlari dan panahan, dimana peraturannya yg baru masih dalam
finalisasi.

Clout Archery
Adalah kompetisi penembakan jarak jauh, dimana target
tengadah ke atas dengan ditengah target berkibar bendera yang
disebut sebagai “clout” atau awan.

Flight Archery
Adalah kompetisi dimana penembakan panah sejauh mungkin
yg bisa.
\
Ski Archery
Adalah kompetisi panahan cross country
menggunakan ski es dan memanah.

3D Archery ( FITA mengenal 3D dan 3DI)


Masih merupakan disiplin baru, dan belum muncul
peraturannya secara lengkap. Dimunculkannya
disiplin baru FITA bermaksud untuk lebih
menyebarluaskan aktifitas olahraga panahan di
seluruh dunia.
5.2 KELAS ( Class )
Kelas adalah pembagian event didasarkan atas jender
( laki><perempuan), dan usia pemanah (Cadet-
Yunior><Dewa><Master)
* FITA mengakui pembagian kelas sbb:
 Women
 Men
 Cadet Women
 Cadet Men
 Junior Women
 Junior Men
 Master Women
 Master Men
Pada setiap kompetisi seorang atlit dapat berlomba
dalam satu kelas saja. Ketentuan ini berlaku dalam
semua kelas dimana ybs berhak ambil
bagian.Seorang Pemanah kelas Cadet ( pa/pi) dapat
mengambil bagian dalam perlombaan, apabila pada
saat perlombaan berlangsung ybs berumur dan
dalam tahun kelahirannya yg e 16. Ketentuan ini
berlaku juga bagi kelas Yunior dengan batas tahun
kelahiran yg ke 18. Begitu juga untuk kelas Master
dg umur ke 50.
For Outdoor Target Archery
 Recurve Division as specified in article 7.3.1;
 Standard Bow Division with equipment as specified in article

7.3.2;
 Coumpound Division with equipment as specified in article

7.3.3

For Indoor target Archery


 Recurve Division with equipment as specified in article 8.3.1;
 Coumpound Division with equipment as specified in article

8.3.2
For Field Archery
 Recurve Division with equipment as specified in article 9.3.1 –

9.3.11
 Compound Division with equipment as specified in article

9.3.1-9.3.11
 Barebow Division with equipment as specified in article 9.3.1-

9.3.11
 For non-Championships Division see Chapters 9.3.1-
9.3.11;11.4.2;11.10.2

For Clout Archery ( see Article 11.5 )


 Recurve Division
 Coumpound Division
For Flight Archery ( see Article 11.6)
 Target Recurve Bow
 Conventional Flight Bow
 American Long Bow
 English Long Bow
 Coumpound Flight Bow
 Coumpound Target Bow
 Foot Bow
5.3 EVENT ( Event )
Dalam olahraga panahan suatu kompetisi dimana
hasilnya disusun secara terpisah dan/ atau diberikan
suatu penghargaan ( prize ) yang terpisah dinamakan
Event.

5.4 DIVISI
Pemanah dengan menggunakan tipe busur berbeda dan
berlomba dalam event yang terpisah, dinamakan divisi.
FITA mengakui pembagian divisi sbb:
6ORGANISASI PENYELENGGARAAN
PERLOMBAAN
 Setiap perlombaan mempunyai susunan organisasi
yang bisa berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai
misi yang sama, yaitu untuk mensukseskan
perlombaan berdasar ketentuan FITA, sebagaimana
Chapter 3. Sejumlah peraturan mengenai
penyelenggaraan kejuaraan FITA diatur secara rinci.
Pengaturan ini antara lain meliputi penyelenggaraan
Olympic Games, Kejuaraan Dunia, Kejuaraan
Kontinental, serta event lainnya yang setingkat antara
World Games, World Ranking Event Dan lain-lain.
 Ketentuan dasar penyelenggaraan FITA
Champhionships sejak tahun 1973 secara
prinsip di adopsi oleh PERPANI, dengan
pertimbangan agar atlet kita telah terbiasa
bertanding dalam pengaturan secara
internasional. Mudah-mudahan prinsip ini
terus dipertahankan berdasar alasan dan dasar
pertimbangan yang sama.
7 PEMERIKSAAN DOPING DAN TES
KEWANITAAN
Berdasar SK KONI Pusat Nomor: 10 Tahun
2008, tentang perubahan pokok-pokok
penyelenggaraan PON XVII/2008, Bab XII butir
3, berdasar SK KONI Pusat Nomor: 23 Tahun
2006, pasal 9 dan 10, yang menetapkan bahwa
setiap peserta dapat dikenakan pemeriksaan
Doping, dan bagi peserta wanita harus bersedia
menjalani Tes Kewanitaan.
8. PAKAIAN PESERTA DAN OFFICIAL
TEAM
Olahraga Panahan sejak awal kita cintai, antara lain karena
merupakan “Noble Sport”. Oleh karena itu menjadi kewajiban
kita semua untuk memelihara dan mempertahankan agar tetap
seperti itu, dengan memenuhi ketentuan seperti berikut : ( di
intisarikan dari FITA Dress Rules ).

8.1 Selama perlombaan berlangsung, termasuk pada hari


latihan resmi (practice day)dan pemeriksaan peralatan
memanah, seluruh peserta perlombaan panahan PON XVII,
baik pemanah maupun Official team harus memakai baju
seragam masing-masing provinsi.
8.2 Selama perlombaan seoerti tersebut butir 8.1, tidak
dibenarkan memakai:
 Sandal, Sandal jepit dan sepatu sandal.
 Baju dan celana latihan ( Training suits )
 Celana pendek, kecuali pertemuan Manager bersepakat
menyetujui dipergunakannya celana pendek
 Celana Denim/jeans

8.3 Baju Kaos harus berlengan, panjang atau pendek dan berkerah,
bukan kaos oblong

8.4 Nomor punggung hasil undian nomor target harus di punggung


( ditengah-tengah, tdk terlalu rendah atau tdk terlalu tinggi ), agar
setiap saat terlihat dari jauh.
8.5. Sepatu Olahraga diperkenankan tidak seragam, tetapi
berpola/berwarna dasar sama.

8.6. Baju kaos yang dipakai harus masuk ke dalam celana, tidak boleh
di luar.

8.7. Pada baju seragam diperbolehkan dipasang emblem, badge,


lambang, insigne dan bendera provinsi peserta dengan ketentuan
ukuran berdasarkan ketentuan FITA

8.8. Advertensi dari sponsor dapat di akai peserta dan oficial tetapi
harus memenuhi syarat peraturan ke-absahan FITA ( FITA Eligibelity
Rules ).
9. UNDIAN NOMOR TARGET
9.1. Daftar hasil undian untuk masing-masing ronde
di susun dalam 2 versi, pertama berdasar grup
penembakan dalam 1 target, dan versi kedua tersusun
secara alfabetis.

9.2. Ketua panpel wajib mendistribusikan hasil undian


nomor kepada: PP PERPANI, atau utusannya yg sudah
hadir, para wasit dan technical osfficials lainnya, para
officials team, sehari sbelum pertemuan Manager.
9.3. Atlet dan officials team dapat hadir
menyaksikan acara undian, tetapi tidak berhak
berbicara, kecuali mengenai masalah yang
berkaitan dengan nama atletnya.

9.4. Perubahan hasil undian harus dilaporkan


oleh ketua panpel kepada technical delegate
sebelum berlangsungnya Pertemuan Manager.
9.5. Nomor target hasil undian untuk ronde
FITA dan ronde nasional yang menggunakan
Ronde Olympic, setelah selesai babak
kualifikasi nomor punggung peserta diganti
sesuai dengan rangking pemanah yang maju ke
babak eliminasi. Sedangkan untuk peserta
ronde tradisinal yang menggunakan ronde
ganda dapat memakai nomor punggung hasil
undian sampai perlombaan selesai.
10. PERTEMUAN MANAGER TEAM
Pertemuan Manager team (Team Manager’s Meeting)
dipimpin oleh Technical Delegate, didampingi ketua komisi
wasit dan ketua panitia panpel. Pertemuan manager
merupakan komunikasi semua aspek pelaksanaan dan
peyelenggaraan perlombaan. Sehari sebelum pelaksanaan
pertemuan manager perlu diadakan, pertemuan segitiga
antara komisi wasit, TD, Panpel untuk membahas persiapan
dan materi pertemuan dengan manager sehari sebelum
pelaksanaan, semua dokumen tertulis agar sudah
disampaikan oleh panpel kepada semua peserta pertemuan
manager.
Acara pokok pertemuan antara lain meliputi:
 Pembukaan oleh TD
 Absensi/daftar hadir-roll call oleh TD
 Memperkenalkan undangan yang hadir, disusul para manager tim

oleh TD
 Penjelasan Umum aspek teknis perlombaan oleh TD dan ketua

komisi wasit.
 Aspek non teknis pelaksanaan lomba, oleh ketua panpel.
 Protokol dan ceremony oleh ketua panpel.
 Masalah-masalah teknis perlombaan lainnya TD, ketua komisi

wasit.
 Tanya Jawab
 Lain-lain
 Penutup, TD
11. DELEGASI TEKNIK
Delegasi teknik atau Technical Delegate (TD), di
tunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada ketua
umum PP PERPANI.
Tugas pokok TD meliputi:

1. Memberi petunjuk kepada penyelenggara


mengenai “Rules” dan pelaksanaannya.
2. Memeriksa fasilitas olahraga dan peralatan
venues yg dipergunakan selama perlombaan.
3. Mengecek semua persiapan sesuai ketentuan FITA.
4. Melaporkan kepada ketua umum PP PERPANI secara
regular mengenai persiapan perlombaan.
5. Membimbing dan hadir dalam acara undian nomor target.
6. Bekerjasama secara erat dengan ketua komisi wasit dan
director of shooting.
7. Memastikan bahwa peraturan penembakan telah
dilaksanakan dengan benar.
8. Memberikan petunjuk dan saran kepada pihak terkait
mengenai perlunya perubahan apabila diperlukan untuk
melindungi kepentingan yang lebih tinggi untuk
meningkatkan mutu perlombaan
12. JURY OF APPEAL ( JOA)
12.1. Jury atau panitia hakim di tunjuk oleh PP
PERPANI, Beranggotakan 3 orang terdiri dari seorang
ketua dan 2 orang anggota. Anggota panitia pelaksana
dan peserta perlombaan (official tim dan pemanah)
tidak dapat menjadi juri.

12.2. Protes yang diajukan atas keputusan wasit harus


secara tertulis oleh manager team. Tidak dapat
mengajukan protes terhadap nilai perkenaan anak
panah pada target.
12.3. Pihak pemrotes akan dikenakan Bea
perkara, yang besarnya ditentukan tersendiri.

12.4. Juri harus selalu hadir dilapangan sepanjang


perlombaan masih berlangsung, termasuk hari
latihan resmi ( Practice day), demikian pula juri
harus stand by di arena lomba selama 30 menit
setelah peluit terakhir perlombaan dibunyikan,
untuk menampung kemungkinan adanya protes.
12.5. Keputusan juri harus dicatat dan
disampaikan kepada pengaju protes, ketua
komisi wasit dan panpel, sebelum
berlangsungnya tahap lomba berikutnya atau
sebelum penyerahan medali.

12.6. Keputusan juri adalah Final.


13. TOURNAMENT JUDGE
COMMISSION ( TJC)
a. Aktifitas Wasit dalam perlombaan panahan di
koordinasikan komisi wasit perlombaan atau
Tournament judge commission (TJC)

b. Wasit dalam perlombaan di tunjuk dan


ditentukan oleh PP PERPANI.
c. PP PERPANI akan menunjuk seorang ketua diantara
wasit yang ditunjuk. Ketua wasit didampingi 3 wakil
ketua yang membidangi masing-masing Ronde.

d. Para wasit yang telah ditunjuk merupakan Tournament


judge commission (TJC).

e. Tournament judge commission akan bekerja sama secara


erat dengan TD, Tournament judge commission melalui
ketuanya menyampaikan laporan mengenai perlombaan
kepada PP PERPANI.
14. OFFICIAL TEAM
Dalam suatu perlombaan panahan setiap tim provinsi yang mengambil
bagian dalam suatu perlombaan diwakili oleh seorang manajer team,
yang mungkin seorang atlet atau bukan atlet.

14.1 Manager Tim berkewajiban untuk :


 Menghubungi panitia penyelenggara perlombaan secepatnya setelah

hadir di tempat perlombaan.


 Hadir dalam pertemuan manager team atas undangan penyelenggara,

wasit dan juri.


 Mendampingi team saat pemeriksaan peralatan.
 Menghubungi, apabila diperlukan kepada penyelenggara, wasit atau

juri atas nama atlet anggota tim-timnya.


 Perwakilan umum atas semua kepentinan tim.
14.2. Manager dibantu sampai dg 3 orang asisten atau pelatih, tetapi
jumlah official di arena lomba tidak lebih dari 2 asisten selama
berlangsungnya setiap atlet berlomba.

14.3. Dalam perlombaan, official team, kecuali teamnya sedang


berlomba harus berada di belakang garis tunggu dan tetap berada
seperti itu untuk tidak mengganggu atlet ( lihat pasal 7.6.1.8 dan
8.6.1.5.6 dan pasal 7.4.6 dan 8.4.6 bagi para pelatih FITA
Constitution and Rules Book Two ).

14.4. Selama Match play round, hanya satu pelatih bagi atlet
perorangan atau per team berada di arena main (field play). Pelatih
itu harus berada di tempat yang ditentukan di arena main.
15. OFFICIAL TEHNIK (Technical
Officials)
Official Tehnik adalah para official perlombaan yang
dalam melaksanakan tugasnya memerlukan kualifikasi
dan keahlian, antara lain: Technical Delegate(TD), Jury
Of Appeal (JOA), Komisi wasit perlombaan atau
Tournament Judge Commission (TJC), Director Of
Shooting ( DOS ), Deputy Director of Shooting
(DDOS), Assistant Director of Shooting (ADOS),
operator computer pengolahan skor, Technical official
lainnya yang diaggap perlu, ditetapkan oleh PP
PERPANI setelah berkonsultasi dengan TD dan Panpel.
16 TATACARA PROTES
16.1. Apabila timbul masalah tak dapat diatasi di lapangan,
maka protes dapat diajukan oleh Manager Tim kepada panitia
teknis atau Jury of Appeal (JOC)secara tertulis dalam suatu
formulir yang disediakan untuk itu. Protes tidak dapat diajukan
mengenai skor yang sudah final ditangani oleh wasit.

16.2. JOC mengadakan sidang ke 3 jury, sebelum mengambil


keputusan . Jury dapat meminta hadir pihak-pihak terkait
dengan adanya pengajuan protes dan juga para saksi.
16.3 Keputusan yang diambil jury atas suatu perkara adalah
Final.
17. TATACARA PENCATATAN SKOR
17.1 Pencatatan nilai dalam perlombaan panahan dilaksanakan oleh
pencatat skor ( skorer )

17.2 Setiap pemanah dianggap tahu tatacara pencatatan skor yang benar,
oleh karena itu harus memberikan nilai perkenaan panah secara benar.

17.3 Nilai perkenaan atau skor peserta merupakan hal yang sangat hakiki (
penting), karena menentukan ketepatan dan kepastian hasil seseorang
dalam perlombaan. Adalah menjadi tanggung jawab semua pihak untuk
menjamin hasil skor dengan benar.

17.4 Oleh karena itu penting untuk mengenakan sanksi bagi yang
melakukan manipulasi skor dengan sengaja untuk dikenakan sanksi yang
tegas.
18. PENUTUP
18.1. Masih banyak peraturan untuk diketahui
sebagai pengenalan ketentuan-ketentuan dalam
bidang perwasitan dan perlombaan. Namun demikian
untuk pembekalan awal bagi para wasit nasional kita.

18.2. Walaupun belum semua aspek perwasitan dan


perlombaan belum semua di berikan, namun berbekal
apa yang di berikan, dapat dikembangkan para wasit
Nasional usai penataran/seminar ini.

Anda mungkin juga menyukai