Anda di halaman 1dari 3

NAMA: NURLIDA

NIM: 12070120711
KELAS: MSDM A
MATKUL: Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM)

Perusahaan Keluarga di RI Lebih Siap Hadapi Suksesi

Oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Feb 2015, 09:09 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Usaha berbasis keluarga di Indonesia menempati posisi terdepan di


Asia Tenggara (ASEAN) dalam perencanaan dan persiapan alih kepemimpinan atau suksesi
kepemimpinan setelah pemimpin saat ini pensiun atau mundur.

Riset yang dilakukan oleh Labuan International Business and Financial Centre (Labuan IBFC)
menghasilkan temuan bahwa 78 persen usaha keluarga di Indonesia telah menyiapkan rencana
suksesi. Rinciannya, 57 persen mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan struktur
pengelolaan kekayaan seperti yayasan dan 53 persen menyiapkan perwalian untuk mengelola
suksesi dan pengalihan kekayaan antar generasi kepemimpinan usaha keluarga.

Hal tersebut berbeda dengan Singapura, usaha keluarga di Singapura menempati tempat
terendah dalam perencanaan suksesi secara formal. Hasil riset menemukan bahwa hanya 58
persen dari usaha berbasis keluarga di Singapura yang memiliki rencana suksesi formal
sementara 35 persen pimpinan usaha di Singapura meyiapkan struktur yayasan untuk
mengelola rencana suksesi dan menjaga pelestarian kekayaan mereka.

Kevin Plumberg, editor dari laporan hasil riset tersebut cukup terkejut denngan hasil riset
tersebut. Pasalnya, Singapura, yang merupakan pusat keuangan di Asia Tenggara, justru yang
paling tidak siap dalam menyiapkan dan menggunakan yayasan, perwalian serta penasihat
eksternal dalam menangani suksesi usaha mereka.

"Hasil riset ini mewakili keragaman yang ada di wilayah Asia Tenggara serta kemajuan yang
tidak merata dalam hal penanganan suksesi usaha.” jelasnya Minggu (1/2/105).
Laporan hasil riset yang diolah berdasarkan survei terhadap 250 usaha berbasis keluarga di
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina ini juga menemukan bahwa pelanggan
dan investor menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi kepada usaha keluarga yang
memiliki rencana suksesi dibanding yang tidak, dengan 71 persen dari pimpinan usaha
keluarga mengakui bahwa hal tersebut membuat mereka lebih mudah menarik investor.

Temuan lain adalah, meski Indonesia menjadi pemimpin pasar, mayoritas usaha keluarga di
Indonesia tetap menggunakan struktur pengelolaan usaha yang informal seperti dewan
keluarga untuk menyelesaikan konflik keluarga dan permasalahan suksesi. Lebih dari 70
persen usaha keluarga di Indonesia menggunakan dewan keluarga untuk membahas dan
melaksanakan rencana suksesi.

Untuk diketahui, seluruh responden minimal memiliki tanggung jawab manajerial senior
minimal, dan 50 persen responden adalah anggota dewan direksi atau jajaran pimpinan usaha
dan 62 persen dari responden survei berasal dari perusahaan dengan pendapatan tahunan
global AS$ 150 juta atau kurang, dan 11 persen memiliki pendapatan AS$ 1 miliar atau lebih.

https://www.liputan6.com/bisnis/read/2169212/perusahaan-keluarga-di-ri-lebih-siap-hadapi-
suksesi

Komentar tentang berita :

Seperti yang dijelaskan di buku Rencana suksesi adalah alat penting untuk memastikan
kelangsungan bisnis, untuk mencapai tujuan bisnis dan untuk melindungi kepentingan masa
depan perusahaan. Perencanaan suksesi adalah strategi untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan pemimpin masa depan di perusahaan tidak hanya di puncak tetapi juga
untuk peran utama di semua tingkatan. Ini membantu bisnis mempersiapkan diri untuk semua
kemungkinan dengan mempersiapkan pekerja berpotensi tinggi untuk kemajuan (Half, 2018).

Seperti yang di lakukan oleh Indonesia berdasarkan riset yang dilakukan oleh Labuan
International Business and Financial Centre (Labuan IBFC) menghasilkan temuan bahwa 78
persen usaha keluarga di Indonesia telah menyiapkan rencana suksesi. Hal itu tentu di lakukan
agar kepemimpinan yang akan datang dapat dikelola dengan baik.
Sedangkan di Singapura berdasarkan hasil riset menemukan bahwa hanya 58 persen dari
usaha berbasis keluarga di Singapura yang memiliki rencana suksesi formal, Singapura
menyiapkan sebanyak 35 persen rencana suksesi untuk menjaga pelestarian kekayaan mereka.

Jadi berdasarkan perbandingan 2 negara tersebut perusahaan yang ada di Indonesia lebih siap
hadapan suksesi

Anda mungkin juga menyukai