NOMOR : 188.4/004/405.10.9/2017
TANGGAL : 07 Januari 2017
PEDOMAN MUTU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
4) Data Kependudukan
Jumlah penduduk : 19.144 jiwa
Jumlah bumil : 247 orang
Jumlah bulin : 263 orang
Jumlah bayi (0-11bulan) : 218 bayi
Jumlah balita (0-< 5 th) : 814 balita
Jumlah anak pra sekolah (5-6 th) : 380 anak
Jumlah remaja : 1.261 remaja
Jumlah wanita usia subur 15-39 th : 3.784 orang
Jumlah pasangan usia subur 15-49 th : 2.749 pasang
Jumlah ibu meneteki : 367 orang
Jumlah ibu nifas : 236 orang
Jumlah usia lanjut > 60 th : 3.251 orang
UPT UPT Puskesmas Sambit mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Sedangkan pelayanan kesehatan
yang diberikan UPT UPT Puskesmas Sambit meliputi promotif, preventif, dan kuratif yang
ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur,
sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
5) Ketenagaan
Tabel 1.1 Data ketenagaan UPT UPT Puskesmas Sambit
6) Sarana Kesehatan
Puskesmas :1 buah
Puskesmas pembantu :1 buah
Ponkesdes :3 buah
Polindes :4 buah
Puskesmas Keliling :0 buah
Ambulan :1 buah
Upaya pelayanan yang dimiliki UPT Pukesmas Sambit adalah:
Pelayanan Umum
Pelayanan Gigi
Pelayanan KIA - KB
Pelayanan Gizi
Pelayanan Obat
Pelayanan Imunisasi
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Sanitasi
Kasir
3
b. Visi dan Misi UPT UPT Puskesmas Sambit
d. Tata Nilai
“S E H A T“
S : Siaga
Siap dan tanggap dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
E : Empati
Ikut merasakan apa yang mereka derita, sehingga memperlakukan pelanggan
dengan sepenuh hati dan melayani dengan respon yang cepat
H : Hati-Hati
Cermat dan teliti dalam memberikan pelayanan
A : Aman
Semua tindakan harus aman dan nyaman bagi pelanggan dan petugas
dengan menerapkan Standart Operasional Prosedur (SOP).
T : Tepat
Dengan modal profesionalisme tepat dalam mengambil keputusan dan
bertindak dengan sistem Plan-Do-Ceck-Action(PDCA).
B. TUJUAN
1. Menurunkan angka kesakitan penduduk dan angka kematian ibu bersalin, bayi serta
balita di wilayah UPT UPT Puskesmas Sambit.
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah UPT UPT Puskesmas Sambit
yang sehat dan mandiri
ATURAN KERJA (TATA TERTIB)
1. Setiap karyawan wajib hadir dan pulang kerja sesuai dengan jam kerja yang berlaku.
4
2. Setiap karyawan wajib menandatangani daftar hadir dan pulang
3. Setiap karyawan wajib mematuhi perintah atasan selama sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
4. Setiap karyawan wajib memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan bermutu
tanpa membeda-bedakan agama, ras, suku dan status sosial ekonomi.
5. Setiap karyawan wajib menjaga keselamatan dan kesehatan pribadi dan pasien selama
menjalankan tugas.
6. Setiap karyawan wajib menjaga kesopanan dan kesantunan dalam berkomunikasi dan
berkoordinasi baik dengan atasan, teman kerja, masyarakat maupun sektor terkait.
7. Setiap karyawan wajib menjaga nama baik pribadi, teman kerja, atasan maupun tempat
kerja.
8. Setiap karyawan wajib menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat baik di lingkungan
kerja, rumah tangga maupun di masyarakat.
9. Setiap karyawan dilarang melakukan perbuatan yang melanggar norma agama maupun
kesusilaan selama menjalankan tugas.
BUDAYA
1. Budaya pelayanan prima (service excellent)
Pelayanan prima merupakan pelayanan terbaik yang diberikan oleh karyawan/karyawati
UPT Puskesmas Sambit untuk memenuhi bahkan melampaui harapan pengguna jasa
puskesmas. Dimana harapan ini ditentukan oleh pengalaman masa lalu terhadap jasa
atau produk yang pernah digunakan, Informasi layanan yang diterima dari berbagai
sumber atau janji-janji dan faktor internal dari pengguna jasa yaitu dari pengguna jasa
puskesmas sendiri.
Bentuk kegiatan:penyediaan informasi pelayanan kesehatan (tarif pelayanan, alur
pelayanan, alur pendaftaran dan sebagainya), mensosialisaikan hak dan kewajiban
pasien dan petugas, sarana pengaduan/keluhan masyarakat (kotak saran, sms centre,
polling survey), petugas memberikan pelayanan sesuai SOP, kompetensi petugas.
2. Budaya kerjasama tim (Team Work)
Menanamkan rasa kebersamaan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab
memberikan pelayanan.
3. Kedisiplinan
Menanamkan perilaku disiplin kepada seluruh karyawan Puskesmas baik disiplin waktu,
kerja maupun administrasi.
Bentuk kegiatan : penerapan apel pagi pada hari Senin, kewajiban untuk melakukan
absensi setiap datang dan pulang kerja, kedisiplinan dalam penyetoran pencatatan dan
pelaporan dan sebagainya.
4. Budaya partisipasi
Menanamkan sikap kepedulian dan partisipasi dari keluarga dan masyarakat dalam
memberikan dukungan kesembuhan dan psikologis pada pasien/keluarga.
Bentuk kegiatan: partisipasi keluarga saat pasien pulang dan dirawat di rumah,
partisipasi pasien dalam memberikan masukan/umpan balik pelayanan klinis
Puskesmas.
5. Budaya bersih dan rapi
5
Budaya bersih dan rapi diterapkan dalam bentuk kebersihan dan kerapian dalam
penampilan diri petugas, ruang kerja, sarana dan prasarana, lingkungan Puskesmas,
serta bidang administrasi (surat-menyurat, keuangan dan lain-lain).
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar
akreditasi puskesmas, yang meliputi: persyaratan umum, sistem manajemen mutu, tanggung
jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat yang meliputi upaya kesehatan ibu dan anak
serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya promosi kesehatan,
upaya penyehatan lingkungan dan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular
serta pelayanan klinis.
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
D. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan/panduan UPT Puskesmas Sambit dalam
membangun sistem manajemen mutu yang baik untuk penyelenggaraan UKM maupun
pelayanan klinis.
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama dan Tempat Praktek Mandiri.
2. Kepuasan pelanggan
6
Kepuasan pelanggan adalah respon berupa perasaan puas yang timbul karena
pengalaman mengkonsumsi suatu produk atau layanan, atau sebagian kecil dari
pengalaman itu.
3. Pasien
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
4. Koreksi
Koreksi adalah pembetulan, perbaikan, pemeriksaan.
5. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
6. Tindakan preventif
Tindakan preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki
.
7. Pedoman mutu
Pedoman mendokumentasikan sistem mutu organisasi untuk menunjukkan
kemampuan organisasi dalam menghasilkan produk secara konsisten sesuai
dengan persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
8. Dokumen mutu
Dokumen mutu adalah dokumen yang digunakan sebagai alat (sarana) untuk
menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Dokumen mutu meliputi
manual mutu, manual prosedur, dokumen pendukung manual prosedur, instruksi
kerja.
9. Rekaman
Merupakan catatan yang dibuat sebagai bukti rekaman kegiatan yang dilakukan
dalam penerapan sistem manajemen mutu.
10. Efektifitas
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
11. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian suatu pekerjaan
dilaksanakan dengan benar dan penuh kemampuan yang dimiliki.
7
12. Proses
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap
tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk
mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya produksi.
8
e. Struktur Organisasi
PENANGGUNG JAWAB
MANAJEMEN MUTU
Suprayitno,S.Kep.Ner
KEPALA SUB BAGIAN
s TATA USAHA
Ribut Sulistyowati, SKM
KEUANGAN KEPEGAWAIAN
Ribut Sulistyowati, SKM
Nurtiningsih Suminah Dwi
Linda Priastuti, Amd.Kep
Astuti
PJ. UKM ESSENSIAL dan PJ. UKM PJ. UKP KEFARMASIAN PJ. JARINGAN DAN
PJ. PERKESMAS PENGEMBANGAN DAN LABORATORIUM JEJARING
Mita Kristinawati,A.Md.Keb
Parmun, Misno Hartini,A.Md.Keb
Amd.Kep
A. Persyaratan Umum
UPT Puskesmas Sambit menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi puskesmas. Sistem ini disusun untuk
memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya puskesmas
maupun pelayanan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses
dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggung jawab, dan penyediaan sumber
daya.
Penyelenggaraan itu sendiri mulai perencanaan yang berdasarkan kebutuhan
pelanggan/masyarakat, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan,
verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasi-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi
serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
UPT Puskesmas Sambit telah menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan
serta memelihara dokumentasi yang digunakan untuk menetapkan, mengarahkan dan
mengendalikan pelayanan kesehatan dan mendukung kegiatan, termasuk yang
dipersyaratkan oleh Standar Akreditasi Puskesmas dan juga yang dipersyaratkan oleh
organisasi yang secara efektif diterapkan oleh semua bagian yang terkait. Sampai saat ini
dokumen hanya mencakup dokumen yang berbentuk hardcopy dan tidak mencakup
dokumen file komputer.
Secara umum dokumen-dokumen yan disusun di UPT Puskesmas Sambit meliputi
kebijakan-kebijakan, pedoman/ panduan, kerangka acuan, Standar Operasional Prosedur
(SOP), dan rekaman-rekaman kegiatan.
10
b. Regulasi penyelenggaraan UKM:
1) Kebijakan kepala puskesmas.
2) Pedoman upaya puskesmas.
3) Standar Operasional Prosedur (SOP).
4) RUK program UKM dan rencana tahunan program.
5) Kerangka acuan kegiatan upaya puskesmas.
UPT Puskesmas Sambit telah menetapkan Sekretaris Akreditasi Puskesmas yang akan
bertanggung jawab terhadap pengendalian dokumen yang ada sesuai tata cara
pengendalian dokumen yang tertuang pada Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas
Sambit Nomor : 188.4/08/405.09.11/SK/2017 tentang Pengendalian Dokumen Prosedur
dan Rekaman Kegiatan, dimana SOP Pengendalian Dokumen Prosedur dan Rekaman
Kegiatan ini menjelaskan tentang persyaratan pendokumentasian yang dibutuhkan
seperti :
1) Pengesahan dokumen sebelum diterbitkan.
2) Peninjauan dan pembaharuan dokumen sesuai dengan kebutuhan serta
pengesahan ulang dokumen.
3) Memastikan bahwa perubahan dan status revisi dokumen terbaru telah
diidentifikasi.
4) Versi dokumen yang berlaku tersedia pada lokasi penggunaannya.
5) Dokumen tetap dapat dibaca dan mudah diidentifikasi.
6) Dokumen eksternal diidentifikasi dan terkendali distribusinya.
7) Pencegahan penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluarsa dan
menggunakan identifikasi yang sesuai jika dokumen kadaluarsa tersebut
disimpan untuk tujuan tertentu.
8) Kerahasiaan dokumen dan data.
11
Skema pengesahan oleh personel/pihak yang berwenang dapat dilihat pada table 2.1 dii
bawah ini.
Tabel 2.1 Skema pengesahan oleh personel/pihak yang berwenang
Diperiksa
No Jenis Dokumen Dibuat Oleh Disetujui Oleh
Oleh
12
a. Pengkodean dokumen kelompok pelayanan:
13
c. UKP-PK untuk dokumen pokja Upaya Kesehatan Perorangan bagian
pelayanan klinis
d. UKP-OBAT untuk dokumen pokja Upaya Kesehatan Perorangan unit
pelayanan farmasi
e. UKP-LAB untuk dokumen pokja Upaya Kesehatan Perorangan unit
pelayanan laboratorium
f. UKP-GIZI untuk dokumen pokja Upaya Kesehatan Perorangan unit
pelayanan gizi
g. UKP-ALAT untuk dokumen pokja Upaya Kesehatan Perorangan bagian
peralatan
h. UKP-SDM untuk dokumen pokja Upaya Kesehatan Perorangan bagian
sumber daya manusia
i. UKP-LIM untuk dokumen pokja Upaya Kesehatan Perorangan bagian limbah
14
2. Pengendalian Rekaman.
15
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
UPT Puskesmas Sambit berkomitmen akan selalu menghasilkan kualitas
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari pelanggan. Dalam menunjang
kualitas pelayanan, maka UPT Puskesmas Sambit berkomitmen untuk menyediakan dan
memelihara sarana pendukung terkait dengan pelayanan UPT UPT Puskesmas Sambit serta
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang ada.
Adapun bentuk komitmen yang akan dilaksanakan oleh UPT Puskesmas Sambit
adalah sebagai berikut
a. Kepemimpinan dan Manajemen
Pendirian UPT Puskesmas Sambit memperhatikan persyaratan lokasi: dibangun dii
wilayah kecamatan Sambit , memperhatikan kebutuhan pelayanan sesuai rasio ketersediaan
pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk, mudah diakses, dan mematuhi persyaratan
kesehatan lingkungan.
b. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas
Agar mutu dapat dikelola dengan baik, maka perlu ditetapkan adanya
Penanggungjawab manajemen mutu (Wakil Manajemen Mutu) yang bertanggung jawab
untuk koordinasi, monitoring, dan membudayakan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja
secara berkesinambungan akan menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan
kinerja dilakukan secara konsisten dan sistematis.
Fokus pada kebutuhan dan harapan pasien merupakan kunci peningkatan mutu
pelayanan UPT Puskesmas Sambit. Untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien, UPT
Puskesmas Sambit perlu melakukan identifikasi kebutuhan dan harapan pasien baik melalui
survey maupun pengukuran tingkat kepuasan pasien secara langsung (puas dan tidak puas).
Di samping itu beberapa hal yang dilakukan dalam bentuk komunikasi dengan pasien antara
lain:
16
b) Sarana penyampaian keluhan/pengaduan pasien melalui hotline pengaduan
masyarakat.
c) Melalui sarana polling survey kepuasan pasien.
C. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu sebagaimana ditetapkan oleh manajemen, mendefinisikan komitmen
terhadap mutu pada UPT Puskesmas Sambit. Manajemen akan menjamin bahwa
kebijakan mutu ini dipahami, diimplementasikan dan dipelihara di seluruh tingkatan
organisasi. Kebijakan mutu secara berkala akan ditinjau oleh Manajemen dalam
pertemuan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) untuk menjamin relevansi yang
berkelanjutan pada kebijakan organisasi. Indikator Mutu dan Kinerja terlampir.
17
INDIKATOR KINERJA UPT UPT PUSKESMAS SAMBIT
B KESEHATAN LIGKUNGAN
1 Penyehatan Air
a Pengawasan Sarana Air Bersih ( SAB ) 90%
b Sarana Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan 82%
c Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses
84%
terhadap SAB
18
a Pembinaan sarana tempat-tempat umum 92%
Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
b 86%
kesehatan
5 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM )
a Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses
75%
terhadap jamban
b Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open
75%
Defecation Free)
c Jumlah jamban Sehat 81%
d Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas 60%
C UPAYA PERBAIKAN GIZI
1 PELAYANAN GIZI MASYARAKAT
Pemberian kapsul Vit. A dosis tinggi pada bayi diatas
a 85%
6 bulan
b Pemberian kapsul Vit. A dosis tinggi pada Balita 2 kali
90%
per tahun
c Pemberian tablet besi (90 tablet) pada Bumil 85%
2 PENANGANAN GANGGUAN GIZI
a Balita Gizi buruk mendapat perawatan 100%
b MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan 100%
c Pemberian PMT Pemulihan balita gizi buruk 100%
d. Cakupan Rumah Tangga yang mengkonsumsi garam
90%
beryodium
3 PEMANTAUAN STATUS GIZI
a Desa bebas rawan gizi. 80%
b Balita naik berat badannya (N/D) 60%
c Persentase Balita yang ditimbang berat badannya 77%
19
b Pelayanan Neonatal sesuai standar (KN lengkap) 95%
c Pelayanan Bayi Paripurna 96%
3 Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah
a Pelayanan kesehatan anak Balita 83%
b Pelayanan kesehatan Anak Pra Sekolah 79%
4 Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Jumlah Murid yang dilakukan penjaringan
a
kesehatannya
1) Murid kelas I SD/MI 100%
2) Murid kelas VII SMP/MTs 87,5%
3) Murid kelas X SMS/MA 87,5%
b Cakupan pelayanan kesehatan remaja 66%
5 Pelayanan Keluarga Berencana
a KB aktif (contraceptive prevalence rate/CPR) 75%
b Cakupan peserta KB baru 10%
c Cakupan KB Drop Out 1.9%
d Cakupan peserta KB mengalami komplikasi 3.5%
Cakupan peserta KB yang mengalami kegagalan
e 0.19%
kontrasepsi
f Cakupan peserta KB mengalami efek samping 12.5%
5 Pelayanan Keluarga Berencana
a KB aktif (contraceptive prevalence rate/CPR) 75%
b Cakupan peserta KB baru 10%
c Cakupan KB Drop Out 1.9%
d Cakupan peserta KB mengalami komplikasi 3.5%
Cakupan peserta KB yang mengalami kegagalan
e 0.19%
kontrasepsi
f Cakupan peserta KB mengalami efek samping 12.5%
E UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR
1 DIARE
b Cakupan pelayanan Diare Balita 100%
2 ISPA
a Cakupan penemuan penderita Pnemonia balita 100%
3 KUSTA
e RFT Rate penderita PB 95%
f RFT Rate penderita MB 90%
4 TB PARU
a Penemuan suspect penderita TB 100%
b Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif diantara suspek 10%
20
TB
Angka keberhasilan pengobatan pasien baru BTA
c 90%
positif
5 Pencegahan dan penaggulangan PMS dan HIV / AIDS
a Pasien TB yang di test HIV 100%
b Ibu hamil yang di test HIV 100%
6 Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Angka Bebas Jentik ( ABJ) 95%
b. penderita DBD ditangani 100%
c. Cakupan PE 100%
e Pelaksanaan Penanggulangan Fokus 100%
7 MALARIA
Penderita klinis malaria yang dilakukan pemeriksaan
a 100%
Sediaan Darah (SD)
Penderita positif malaria yang diobati sesuai standar
b 100%
(ACT)
c Penderita positif malaria yang di Follow up 100%
8 Pencegahan dan Penangulangan Rabies*)
Cuci luka terhadap kasus gigitan Hewan Perantara
a 100%
Rabies
Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang
b 100%
berindikasi
9 Pelayanan Imunisasi*)
a. Imunisasi KAP = Boster Batita 91%
b. UCI Desa 90%
c. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 95%
d. Imunisasi campak pada anak kelas 1 SD 95%
e. Imunisasi Td pada anak SD kelas 2 dan 3 95%
f. Imunisasi TT 5 pada WUS (15 - 49 tahun) 95%
g. Imunisasi T2 plus bumil (15-49 tahun) 95%
10 Pengamatan Penyakit (Surveilance Epidemiologi)
Laporan STP (surveilan Terpadu Penyakit) yang tepat
a 85%
waktu
Kelengkapan Laporan STP (surveilan Terpadu
b 100%
Penyakit)
c Laporan C1 (campak) yang tepat waktu 80%
d Kelengkapan Laporan C1 (campak) 100%
e Laporan W2 (mingguan)yang tepat waktu 95%
f Kelengkapan Laporan W2 (mingguan) 95%
g. Desa/kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi < 100%
21
24 jam
II UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
F UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT
1 Jumlah Posyandu lansia yang dibina 100%
Jumlah pralansia dan lansia baru yang dilayani
2 55%
kesehatannya sesuai standar
G KESEHATAN JIWA
PROMOSI KESEHATAN
I.
22
2. Indikator Upaya Pengobatan
I UPAYA PENGOBATAN
A Pengobatan
1 Visite Rate 30%
2 CONTACT RATE 1.3%
B Pemeriksaan Laboratorium*)
1 Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil 100%
2 Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD 100%
3 Pemeriksaan test kehamilan 100%
4 Pemeriksaan sputum penderita tersangka TB 75%
5 Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil 100%
6
Pemeriksaan HB pada ibu hamil 100%
.
II UPAYA PENGEMBANGAN
C Pojok Gizi
1 Kunjungan Pojok Gizi 80%
D Klinik sanitasi
1 Klinik sanitasi 50%
2 Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/ tindak lanjut
100%
yang diperlukan
E Rawat Inap
1 BOR dengan tempat tidur 60%
a Jumlah TT :
b Jumlah Hari Rawat :
c Jumlah Pasien :
F Pelayanan PONED
1 Pelayanan maternal risti/ komplikasi 80%
2 Pelayanan neonatal risti/ komplikasi 80%
23
3. Indikator Manajemen Puskesmas
N
JENIS VARIABEL CAPAIAN
O
I MENAJEMEN OPERASIONAL
Membuat data pencapaian kegiatan pokok tahun lalu dan Sebagian (5-6
1
visual program )
Menyusun RUK melalui analisis dan perumusan masalah Ya, sebagian ada
2
berdasarkan prioritas analisis perumusan
Ya, terinci sebagian
3 Menyusun RPK secara terinci dan lengkap
besar
4 Melaksanakan mini lokakarya bulanan 5-8 kali/ tahun
5 Melaksanakan mini lokakarya tribulanan (lintas sektor) 2-3 kali/tahun
Membuat dan mengirimkan laporan bulanan ke Kabupaten
6 6-9 kali / tahun
tepat waktu
7 Membuat data 10 penyakit terbanyak setiap bulan 6-8 kali / tahun
8 Visualisasi data 10 penyakit potensila KLB 5-6 program
9 Analisis data 10 penyakit potensial KLB 5-6 program
1
Membuat peta daerah rawan bencana 2 macam bencana
0
II MENAJEMEN SUMBER DAYA
D MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
1 Membuat daftar atau catatan kepegawaian petugas ada
Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap
2 ada
pertugas
Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas
3 ada
sesuai dengan tugas wewenang tanggung jawab
Ada, sebagian besar
4 Membuat penilaian DP3 tepat waktu
petugas tdk dibuat
5 Membuat monitoring mutasi kepegawaian Ada, tdk Lengkap
6 Membuat daftar jabatan pegawai Ada, tdk Lengkap
Ada, sebagian besar
Membuat daftar jenis pelatihan stuktural dan
7 petugas
fungsional yang pernah diikuti oleh tenaga kesehatan
24
Ada sebagian
3 Membuat data aset di masing- masing ruangan
ruangan
dibuat & tidak
4 Pencatatan data penerimaan barang dan stok barang
diwaskat
5 Melaksanakan sistem penyimpanan barang/ aset Sdh dibuat blm rutin
A MENAJEMEN ALAT KESEHATAN
Membuat Kartu inventaris dan menempatkan di
1 60 - 70 % ruang
masing-masing ruangan
2 Melakukan Updating daftar inventarisasi 1 tahun
3 Melaksanakan perawatan alat kesehatan 3 bulan
4 Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan 3 x / tahun
5 Melaporkan seluruh inventarisasi alat kesehatan 1 x tahun
B MENEJEMEN PELAYANAN KEFARMASIAN
1 Kelengkapan Administrasi di Apotik
a Penilaian Administarasi Resep 4 item lengkap
- Kelengkapan Penulisan Resep
- Nomor Urut Resep
- Kop Puskesmas
- Nama Dokter
- Tanggal Penulisan Resep
- Nama Pasien
- Umur
Resep sudah disimpan selama 3 tahun dengan
-
tertib dan sesuai dengan nomor, tanggal
26
- Cara pemakian
- Cara penyimpanan
- Bila tersisa boleh disimpan atau tidak
- Bila lupa minum obat apa yang harus dilakukan
- Bila terjadi efek samping apa yang harus dilakukan
Bila ada perubahan pada obat apa yang harus
-
dilakukan
- Cara penggunaan antibiotik ( penjelasan )
- Cara penggunaan antihistamin
Bila obat merupakan sirup kering apa yang harus
-
dilakukan
Membuat kelengkapan administrasi kartu stok obat
6
digudang obat
a Administrasi kartu stok 2 item lengkap:
- Kartu stok sesuai dengan item obat stok awal +
- Pengisian kartu stok selalu dicatat penerimaan -
Angka yang tercatat dalam kartu stok benar dan
- pengeluaran
sesuai dengan obat
b Kerapian dan kebersian kartu stok 3 item lengkap
- Disusun dengan rapi
- Disimpan dalam tempat tertentu
- Pengisian data sudah secara cermat
- Selalu bersih
- Tanggal mutasi terakhir
Tersedia lemari narkotika/psikotropika tersendiri
c 2 item lengkap
dan terkunci
Pemuktakhiran pengisian kartu stock
-
narkotik/psikotropik
- Pemuktakhiran laporan narkotika/psikotropik
- Tanggal mutasi terakhir
7 Membuat kelengkapan administrasi LPLPO 3 item lengkap
LPLPO Puskesmas dikirim secara teratur serta
-
diarsipkan dan simpan dengan baik
Data Obat di Puskesmas sesuai dengan Laporan
-
di LPLPO
Angka yang tercatat dalam LPLPO benar dan
-
sesuai dengan bulan lalu
LPLPO disimpan dengan rapi, berurutan dan
-
bersih
8 Membuat administrasi buku bantu 3 item lengkap
- Buku catatan rekapitulasi penerimaan & pemakian
obat Puskesmas (Rekap LPLPO Pustu & Apotik,
27
BP, Zaal).
- Pengisian data sudah betul
- Tersusun teratur sesuai dengan urutan bukan dan
jumlah Pustu
- Jumlah LPLPO Pustu sudah sesuai dengan jumlah
Pustu, Apotik, BP, Zaal, KIA, dan Pusling
- LPLPO pustu ada tanda tangan Kepala
Puskesmas, petugas gudang & petugas Pustu
9 Menerapkan penataan obat yang baik di gudang
obat
a Penataan Obat 3 item lengkap
Obat yang disamping sudah beretiket secara
-
lengkap
Obat sudah disimpan secara teratur dan dalam
-
keadaan bersih
Obat disimpan dengan sistematika tertentu
-
menurut abjad FIFO & FEFO bentuk sedian
Obat kadaluarsa dan rusak disimpan secara
- terpisah/ diserahkan GFK dengan berita acara
penyerahan
b Persyaratan Gudang 5 item lengkap
- Gudang obat telah memenuhi syarat sbb :
Luas gudang dan volume obat yang disimpan
-
sudah sesuai
- Adanya cahaya yang masuk
- Temperatur ruangan dan kelembaban tertentu
- Jendela/angin 2
- Tralis
Kunci rangkap (satu dokter & satu petugas
-
gudang)
- Penerangan/lampu untuk gudang obat
- Palet
1
Kelengkapan Sarana Di Gudang Obat 1 item lengkap
0
- Jumlah Rak, Lemari obat
- Jumlah Meja, Kursi di dalam gudang Obat
1 Membuat Rencana distribusi obat kesetiap unit
1 item lengkap
1 pelayanan
- Ada perencanaan distribusi obat ke unit pelayanan
- Rencana distribusi disi secara lengkap dengan
data LPLPO Pustu dan Apotik
C MANEJEMEN KEUANGAN DI PUSKESMAS
28
1 Pembantu Kasir Pembayaran Uang
a Adanya Buku kas umum sebagian 50% - 80 %
b Adanya buku kas bantu perkode rekening (bend
sebagian 50% - 80 %
12)
c Adanya bend 25 sebagian 50% - 80 %
d Adanya buku LKK (Laporan Keadaan Kas) sebagian 50% - 80 %
e Adanya buku bend 25 (Pajak) sebagian 50% - 80 %
f Adanya pemeriksaan kas setiap 3 bulan sekali
sebagian 50% - 80 %
oleh bendahara pengeluaran
2 Pembantu Kasir Penerima Uang
a Adanya Buku Kas Umum ( Bend 10 ) yang ditanda
sebagian 50% - 80 %
tangani kepada Puskesmas tiap bulan
b Adanya buku bend 16 ( buku penerimaan
sebagian 50% - 80 %
perjenis )
c Adanya buku bend 26 ( buku penerimaan harian ) sebagian 50% - 80 %
d Bukti/ tanda setoran sebagian 50% - 80 %
e Laporan persediaan benda berharga ( DPD II 74 ) sebagian 50% - 80 %
f Laporan pemungutan penyetoran koordinator
sebagian 50% - 80 %
pemungut
g Laporan harian penerimaan ( DPD II 26 ) sebagian 50% - 80 %
h Adanya pemeriksaan Kas setiap 3 bulan sekali
sebagian 50% - 80 %
oleh bendahara penerima
i Buku Bantu per Jenis sebagian 50% - 80 %
E MANAJEMEN PEMBIAYAAN
Laporan Pelayanan Kesehatan Program Jamkesmas
1 Format PPK 1A 10- 11 kali
2 Format PPK 1B 10- 11 kali
3 Format PPK 1C 10- 11 kali
N
O JENIS KEGIATAN TARGET (%)
3 Pemberi Pelayaan Oleh Dokter Atau paramedis yang diberi wewenang 100%
29
8 Pemberi Pelayanan KIA_KB oleh bidan 100%
31
c. Melakukan verifikasi atas upaya Tindak Lanjut kegiatan/ pelayanan yang
dikoordinir penanggung jawab UKM.
d. Melakukan analisa dan evaluasi serta membuat laporan hasil Penilaian
Kinerja Puskesmas.
32
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal di UPT Puskesmas Sambit dilakukan dengan cara workshop
(lokakarya mini), pertemuan rutin bulanan, diskusi , email, sms, media sosial (whatsapp),
memo serta media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.
Komunikasi internal antar pimpinan/karyawan merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi dipastikan diatur
dengan baik. Alur komunikasi dan koordinasi antar pimpinan dan karyawan mengacu pada
herarki yang terdapat pada struktur organisasi, dengan menekankan hal-hal sebagai berikut :
a. Koordinator/penanggung jawab program/pelayanan klinis mengupayakan agar
komunikasi dengan bawahannya dipastikan berjalan lancar.
b. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai sistem
manajemen mutu.
c. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah ditetapkan.
d. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
e. Komunikasi internal untuk menjelaskan sistem manajemen mutu kepada karyawan.
f. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pelanggan.
g. Penyelenggaraan rapat koordinasi dan diatur dengan baik dan terjadwal melaui
kegiatan lokakarya mini puskesmas.
h. Bagian pelayanan dilengkapi dengan papan informasi yang dipergunakan untuk
komunikasi /penyebaran informasi.
i. Papan pengumuman digunakan untuk memberi informasi terkini dalam rangka
mendukung upaya pembinaan karyawan.
33
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
Kepala UPT Puskesmas Sambit menetapkan untuk meninjau Sistem Manajemen
Mutu yang diterapkan minimal 2 (dua) kali dalam setahun untuk memastikan
kesinambungan, kesesuaian, kecukupan, dan keefektifannya. Tinjauan ini termasuk
pengkajian peluang peningkatan serta kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen Mutu.
a. Masukan Tinjauan Manajemen
Masukan tinjauan manajemen UPT Puskesmas Sambit terdiri dari:
1) Hasil audit
2) Umpan balik pelanggan
3) Kinerja proses
4) Pencapaian sasaran mutu
5) Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6) Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7) Perubahan terhadap kebijakan mutu
8) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sisem manajemen mutu/sistem pelayanan.
34
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
35
c. Setiap tahun dilakukan penilaian kinerja pegawai, dimana PNS dinilai menggunakan
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, sedangkan tenaga kontrak dan tenaga
bantu dinilai dengan Form Penilaian Kinerja
3. Infrastruktur
Kepala UPT Puskesmas Sambit menyediakan dan memelihara infrastruktur yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien yaitu berupa:
a. Gedung pelayanan yang cukup luas.
b. Ruang kerja yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung antara lain: penerangan,
tempat cuci tangan, meja, kursi, perangkat komputer, printer, kipas angin/AC, dan
sebagainya.
c. Fasilitas ruangan tunggu yang dilengkapi dengan kursi, televisi dan toilet bagi para
pasien maupun pengantar.
d. Fasilitas ruang pelayanan (ruang pemeriksaan umum, ruang kesehatan gigi dan
mulut, ruang KIA - KB dan imunisasi, ruang pelayanan TB paru, ruang gizi dan
laktasi, UGD 24 jam, ruang persalinan).
e. Fasilitas air dan listrik.
f. Ruang pelayanan penunjang (laboratorium, ruang farmasi).
g. Sarana transportasi & komunikasi : ambulans, pusling, hotline pelayanan.
h. Sarana penanganan keadaan darurat dan peralatan pendukungnya, seperti alat
pemadam api ringan (APAR) dan sebagainya.
Kepala UPT Puskesmas Sambit menetapkan Bagian Tata Usaha dan Penanggung
Jawab Pelayanan Klinis sebagai penanggung jawab seluruh fasilitas infrastruktur yang ada.
4. Lingkungan Kerja
Kepala UPT Puskesmas Sambit telah menetapkan pengelolaan lingkungan kerja
meliputi antara lain: penjagaan kebersihan ruangan dan lingkungan, penjagaan keamanan,
kondisi tempat evakuasi keadaan darurat, perparkiran, suhu ruangan, penerangan dan
sebagainya, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kenyamanan pasien yang
diperlukan untuk mencapai kesesuaian pelayanan medik. Untuk menjaga kebersihan ruang
kerja dan lingkungan puskesmas, Kepala UPT Puskesmas Sambit menugaskan 2 orang
tenaga cleaning service.
36
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
37
1) Proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dipastikan dijalankan
secara terkendali.
2) Kegiatan UKM dilakukan sesuai dengan POA masing – masing program.
3) Pengendalian penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan
berdasarkan SOP dan di monitor oleh koordinator program dan koordinator
UKM.
4) Tiap penanggungjawab program membuat SOP untuk setiap tindakan yang
dikerjakan.
5) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat melaksanakan
kegiatan sesuai prosedur.
6) Peralatan yang diperlukan untuk proses penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dipastikan tersedia dan menenuhi persyaratan.
38
Kewajiban :
1) Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan terlibat dalam kegiatan
program kesehatan di masyarakat;
2) Mematuhi dan memenuhi petunjuk petugas terhadap program pemeliharaan
kesehatan masyarakat;
3) Mematuhi ketentuan yang berlaku dalam kegiatan program;
39
b. Pemantauan dan Pengukuran
1) Kepuasan Pelanggan:
Kepuasan pelayanan di masyarakat yang diberikan puskesmas
harus dipantau 1 tahun sekali melalui survey kepuasan sasaran/
survey umpan balik pelanggan.
Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja
sistem mutu serta mengetahui apakah persyaratan sasaran telah
dipenuhi.
2) Audit Internal:
Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di
implementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang
telah direncanakan.
Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang
akan diaudit.
Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan 2 tahun sekali .
Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti ketentuan
persyaratan audit.
Penanggung jawab program yang diperiksa bertanggung jawab
untuk menindak - lanjuti temuan audit pada bagiannya.
Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-
tindakan yang telah diambil.
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
Metode pemantauan dan pengukuran proses yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem mutu dan pelaksanaan kegiatan
harus menggunakan metode yang benar untuk pemantauan.
Metode-metode yang digunakan harus dapat dibuktikan
kemampuannya untuk mencapai hasil yang telah direncanakan.
Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi
dan pencegahannya harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian
terhadap pelaksanaan kegiatan program.
4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Kegiatan Program
a) Pemantauan pelaksanaan kegiatan program dilakukan sesuai
prosedur.
b) Tujuan pemantauan pelaksanaan kegiatan untuk memastikan semua
persyaratan pelaksanaan kegiatan terpenuhi.
c) Pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah ditentukan.
d) Catatan hasil pemantauan harus dicatat termasuk petugas yang
melaksanakan.
40
c. Pengendalian Jika Ada Hasil yang Tidak Sesuai
1) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai adalah kegiatan yang kondisinya
berada di luar batas persyaratan yang telah ditetapkan.
2) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar
tidak terjadi/ terulang pada proses/tahap berikutnya.
3) Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil harus dicatat.
4) Bilamana kegiatan yang tidak sesuai diperbaiki maka harus dilakukan
verifikasi ulang.
5) Bilamana kegiatan yang tidak sesuai telah terlanjur diterima oleh
sasaran, maka Puskesmas harus mengambil langkah-langkah yang
sesuai untuk menanggulangi akibat / potensi akibatnya.
d. Analisa Data
1) Data – data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan
baik.
2) Data dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai, misalkan
menggunakan teknik statistik.
3) Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan Pelanggan /
penanggungjawab program untuk mengetahui tanggapan pelanggan
terhadap kualitas pelayanan puskesmas.
4) Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
5) Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
e. Peningkatan Berkelanjutan
1) Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan perbaikan
secara terus menerus terhadap efektivitas sistem mutu sesuai dengan
tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, INDIKATOR MUTU, hasil audit, analisa data survey
kepuasan pelanggan, tindakan perbaikan dan pencegahan serta Rapat
Tinjauan Manajemen.
f. Tindakan Korektif
1) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan.
2) Puskemas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian terulang
lagi.
3) Prosedur perbaikan harus mencakup sebagai berikut :
Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
41
g. Tindakan Preventif
1) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2) Prosedur pencegahan harus mencakup sebagai berikut :
Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
B. PELAYANAN KLINIS
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
a. Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara Rencana
Manajemen Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan
kebijakan Puskesmas.
b. Rencana Manajemen Mutu yang ada di setiap unit kerja meliputi :
1) Perencanaan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan
sasaran pada setiap fungsi yang berhubungan dalam Puskesmas.
2) Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai.
c. Kepala Puskesmas mengadakan rapat tinjauan manajemen jika ada
perubahan pada aktivitas pelayanan, terjadi ketidaksesuaian, pelayanan
baru, atau adanya aktivitas Pengembangan Pelayanan Puskesmas.
d. Setiap koordinator unit berkewajiban membuat perencanaan kerja untuk
unitnya masing – masing yang meliputi :
1) Merencanakan sistem manajemen mutu untuk unit kerjanya.
2) Memastikan sistem manajemen mutu yang telah dibuat dijalankan secara
efektif.
3) Memastikan semua sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan
tercapai.
4) Memelihara atau memperhatikan sistem manajemen mutu pada unitnya.
5) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan sistem manajemen mutu.
42
4) Membahas kontrak / perubahan kontrak / perubahan persyaratan.
5) Membahas masukan/ usul / saran / keluhan pelanggan.
c. Catatan hasil komunikasi dengan pelanggan disimpan.
43
surat pertanggungjawaban belanja administratif dan surat pertanggungjawaban
belanja fungsional.
Kerjasama dengan Pihak ketiga adalah sebatas surat perjanjian kesanggupan
untuk bekerjasama dalam pengadaan barang.
44
3) Hak memilih dokter/ dokter gigi yang merawat dan meminta pendapat
dokter/ dokter gigi lain
4) Hak atas kerahasiaan penyakit dan data medis yang dimiliki
5) Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
6) Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri
setelah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
7) Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan
8) Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan, atas pelayanan Puskesmas
9) Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak
menganggu ketertiban & ketenangan umum/ pasien lainnya
10) Hak atas kandungan rekam medis miliknya
11) Hak didampingi keluarga (dalam keadaan kritis)
Kewajiban Pasien:
1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya kepada dokter/ dokter gigi yang merawat
2) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter/ dokter gigi dan perawat dalam
pengobatannya
3) Mematuhi ketentuan/ peraturan dan tata-tertib yang berlaku di
Puskesmas
4) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima sesuai dengan
Perda yang berlaku
5) Berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati/ perjanjian yang
telah dibuatnya
6) Menghormati kerahasiaan dari Dokter yang mengobatinya.
e. Pemeliharaan Barang Milik Pelanggan
1) Barang milik pelanggan adalah barang-barang yang bukan milik
Puskesmas yang berada di wilayah tanggung jawab Puskesmas.
2) Barang milik pelanggan harus ditangani dengan hati- hati untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3) Semua fungsi/ pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dengan penggunaan, penyimpanan, pemeriksaan barang milik
pelanggan harus melakukan identifikasi, verifikasi, melindungi dan
mengamankan barang-barang milik pelanggan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
4) Yang termasuk barang milik pelanggan adalah Kartu Status Pasien/
Rekam Medik Pasien, Spesimen dll.
45
1) Dalam penilaian indikator mutu pelayanan klinis beberapa hal perlu
diperhatikan, yaitu: bahwa indikator yang digunakan memang dapat
diukur dengan cara pengukuran tertentu, hasil pengukurannya reliable
dan valid, serta relevan untuk digunakan.
2) Penilaian indikator mutu pelayanan klinis dilakukan setiap 1 bulan sekali,
dilakukan evaluasi setiap 3 bulan dan ditindak lanjuti.
b. Pengukuran Pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien
1) Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
2) Peningkatan komunikasi efektif
3) Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien
4) Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
5) Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas
6) Tidak terjadinya pasien jatuh
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
Setiap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
dan berpotensi menimbulkan bahaya pada pelayanan klinis di setiap unit UPT
Puskesmas Sambit harus segera dilaporkan untuk segera ditindaklanjuti,
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Apabila terjadi suatu insiden (KNC/ KTD) di setiap unit UPT Puskesmas
Sambit, wajib segera ditindaklanjuti (dicegah/ ditangani) untuk mengurangi
dampak/ akibat yang tidak diharapkan.
2) Setelah ditindaklanjuti, setiap petugas segera buat laporan insidennya
dengan mengisi formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/ shift kepada
atasan langsung yaitu Penanggungjawab unit masing-masing paling lambat
2x24 jam;
3) Laporan Insiden dibuat grading risiko untuk menentukan bentuk investigasi
dan analisis yang akan dilakukan sebagai berikut:
a) Grade biru: Investigasi sederhana oleh atasan langsung dalam hal ini
penanggungjawab unit masing-masing, waktu maksimal 1 minggu.
b) Grade hijau: Investigasi sederhana oleh atasan langsung dalam hal ini
penanggungjawab unit masing-masing, waktu maksimal 2 minggu.
c) Grade kuning: Investigasi komprehensif menggunakan analisis akar
masalah atau Root Cause Analysis (RCA) oleh Tim Manajemen Risiko/
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) UPT Puskesmas
Sambit, waktu maksimal 45 hari.
d) Grade merah: Investigasi komprehensif menggunakan analisis akar
masalah atau Root Cause Analysis (RCA) oleh Tim Manajemen Risiko/
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) UPT Puskesmas
Sambit, waktu maksimal 45 hari.
4) Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi
dan laporan insiden dilaporkan oleh atasan langsung dalam hal ini
penanggungjawab unit masing-masing, kepada Tim Manajemen Risiko/
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP);
46
5) Selanjutnya Tim Manajemen Risiko/ Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP) akan menganalisis kembali hasil investigasi dan laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan Root
Cause Analysis (RCA) dengan melakukan regarding;
6) Setelah melakukan Root Cause Analysis (RCA), Tim Manajemen Risiko/
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) akan membuat laporan
dan rekomendasi untuk perbaikan serta "peringatan" berupa Petunjuk/
"Safety alert" untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali;
7) Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan rencana kerja
dilaporkan kepada Penanggung jawab Manajemen Mutu dengan tembusan
kepada Kepala Puskesmas;
8) Monitoring dan evaluasi perbaikan dilakukan oleh Tim Manajemen Risiko/
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).
47
c) Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi yang
diperoleh dipastikan tertuang dalam prosedur.
2) Audit Internal
a) Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di
implementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan.
b) Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang
akan diaudit.
c) Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana dan
terdokumentasi
d) Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan setahun sekali.
e) Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil
audit yang terdahulu untuk mengevaluasi efektivitasnya.
f) Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang akan
digunakan dipastikan ditentukan dalam prosedur internal audit.
g) Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti ketentuan
persyaratan audit.
h) Koordinator poli / unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindak - lanjuti temuan audit pada bagiannya.
i) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-
tindakan yang telah diambil.
j) Tim audit bertanggung jawab terhadap hasil audit dan melapor kepada
Wakil Manajemen dengan tembusan kepada kepala puskesmas.
3) Pemanfaatan dan Pengukuran Proses Kinerja
a) Metode pemantauan dan pengukuran proses yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem mutu dan pelayanan harus
menggunakan metode yang pantas untuk pemantauan.
b) Metode-metode yang digunakan harus dapat dibuktikan
kemampuannya untuk mencapai hasil yang telah direncanakan.
c) Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi dan
pencegahannya harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian
terhadap pelayanan.
4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
e) Pemantauan pelayanan dilakukan sesuai prosedur.
f) Tujuan pemantauan pelayanan untuk memastikan semua persyaratan
pelayanan terpenuhi.
g) Pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah ditentukan.
h) Catatan hasil pemantauan harus dicatat termasuk personil yang
melaksanakan.
5) Pengendalian Jika Ada Hasil yang Tidak Sesuai
48
a) Pelayanan tidak sesuai adalah pelayanan yang kondisinya berada di
luar batas persyaratan yang telah ditetapkan.
b) Pelayanan tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak
dipergunakan atau dikirim ke proses berikutnya.
c) Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk menangani
pelayanan tidak sesuai ditetapkan dalam prosedur.
d) Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil harus dicatat.
e) Bilamana pelayanan tidak sesuai diperbaiki maka harus dilakukan
verifikasi ulang.
f) Bilamana pelayanan tidak sesuai telah terlanjur diterima oleh
pelanggan, maka Puskesmas harus mengambil langkah-langkah yang
sesuai untuk menanggulangi akibat / potensi akibatnya.
6) Analisa Data
a) Data-data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola
dengan baik.
b) Data dianalisa dengan menggunakan teknik-tehnik yang sesuai,
misalkan menggunakan teknik statistik.
c) Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan
Pelanggan/koordinator unit untuk mengetahui tanggapan pelanggan
terhadap kualitas pelayanan puskesmas.
d) Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
e) Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
7) Peningkatan Berkelanjutan
a) Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan
perbaikan secara terus - menerus terhadap efektivitas sistem mutu
sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
b) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, INDIKATOR MUTU, hasil audit, analisa data survey
kepuasan pelanggan, tindakan perbaikan dan pencegahan serta
Rapat Tinjauan Manajemen.
8) Tindakan Perbaikan / Korektif
a) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan.
b) Puskemas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian
terulang lagi.
c) Prosedur perbaikan harus mencakup :
Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan
ketidaksesuaian tidak terulang.
Menetukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
49
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
9) Tindakan Pencegahan
a) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab
potensial ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut.
Tindakan pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang
potensial.
b) Prosedur pencegahan harus mencakup :
Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah
peristiwa ketidaksesuaian.
Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
50
BAB III
PENUTUP
KEPALA
UPT UPT PUSKESMAS SAMBIT
51
52