PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Profil UPT Puskesmas Sambit
a. Gambaran Umum UPT Puskesmas Sambit
1) Data Situasi Umum
Nama Puskesmas : Sambit
Kecamatan : Sambit
Kabupaten : Ponorogo
Propinsi : Jawa Timur
Email :puskesmas.sambit@gmail.com
2) Data Wilayah
Luas wilayah : 14,55 km2
Batas wilayah
Sebelah Utara : Puskesmas Mlarak
Sebelah Selatan : Puskesmas Wringinanom
Sebelah Barat : Puskesmas Jetis
Sebelah Timur : Puskesmas Sawoo
4) Data Kependudukan
Jumlah penduduk : 19.144 jiwa
Jumlah bumil : 247 orang
Jumlah bulin : 263 orang
Jumlah bayi (0-11bulan) : 218 bayi
Jumlah balita (0-< 5 th) : 814 balita
Jumlah anak pra sekolah (5-6 th) :380 anak
Jumlah remaja : 1.261 remaja
Jumlah wanita usia subur 15-39 th : 3.784 orang
1
Jumlah pasangan usia subur 15-49 th : 2.749 pasang
Jumlah ibu meneteki : 367 orang
Jumlah ibu nifas : 236 orang
Jumlah usia lanjut > 60 th : 3.251 orang
UPT Puskesmas Sambitmempunyai wewenang dan tanggung jawab
atas pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Sedangkan
pelayanan kesehatan yang diberikan UPT Puskesmas Sambit meliputi
promotif, preventif, dan kuratif yang ditujukan kepada semua penduduk dan
tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai tutup usia.
5) Ketenagaan
Tabel 1.1 Data ketenagaan UPT Puskesmas Sambit
2
13 S-2 - -
14 S-1 Umum - -
15 D-III Umum - -
16 SLTA 7 7
17 SLTP 1 1
18 SD - -
Total Jumlah 42
6) Sarana Kesehatan
Puskesmas : 1 buah
Puskesmas pembantu : 1 buah
Ponkesdes : 3 buah
Pelayananndes : 4 buah
Puskesmas Keliling : 0 buah
Ambulan : 1 buah
7) Upaya pelayanan yang dimiliki UPT Pukesmas Sambit adalah:
a. Upaya Kesehatan Perseorangan
1. Pelayanan rawat jalan
Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis
Pelayanan Pemeriksaan Umum
Pelayanan Gigi dan Mulut
Pelayanan KIA-KB
2. Pelayanan Unit Gawat Darurat
Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Umum
Pelayanan Observasi
Pelayanan Tindakan Medik Umum
Visum Hidup/Visum Luar
Surat Keterangan Kematian
Pelayanan Rujukan
3. Pelayanan Persalinan
4. Pelayanan Penunjang
Pelayanan Obat
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Gizi
Pelayanan Ambulance
Pelayanan Imunisasi
Pelayanan Sanitasi
3
a) Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
4. Pelayanan KIA-KB
5. Pelayanan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
b) Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1. Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Kesehatan Jiwa
3. Upaya Kesehatan Sekolah dan Remaja
4. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
5. Kesehatan Tradisional Komplementer
6. Kesehatan Olahraga
7. Kesehatan Indera
8. Kesehatan Lansia
9. Kesehatan Kerja
10. PTM Posbindu
8) Jam buka pendaftaranUPT Puskesmas Sambit adalah :
Hari Senin s/d Kamis : pukul 08.00 – 12.00 WIB
Hari Jumat : pukul 08.00 – 10.30 WIB
Hari Sabtu : pukul 08.00 – 11.30 WIB
Hari Minggu : Tutup
c. Motto
“Pelayanan Bermutu dan Kepuasan Pelanggan Adalah Tujuan Kami”
d. Janji layanan
“Kami Siap Memberikan Pelayanan yang Bermutu”
e. Tata Nilai
“ SE HA T “
4
S : Siaga
Siap dan tanggap dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
E : Empati
Ikut merasakan apa yang mereka derita, sehingga memperlakukan
pelanggan dengan sepenuh hati dan melayani dengan respon yang cepat
H : Hati-Hati
Cermat dan teliti dalam memberikan pelayanan
A : Aman
Semua tindakan harus aman dan nyaman bagi pelanggan dan petugas
dengan menerapkan Standart Operasional Prosedur (SOP).
T : Tepat
Dengan modal profesionalisme tepat dalam mengambil keputusan dan
bertindak dengan sistem Plan-Do-Ceck-Action(PDCA).
B. TUJUAN
1. Menurunkan angka kesakitan penduduk dan angka kematian ibu bersalin, bayiserta
balita di wilayah UPT Puskesmas Sambit.
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Sambit yang
sehat dan mandiri
D. BUDAYA
1. Budaya pelayanan prima (service excellent)
5
Pelayanan prima merupakan pelayanan terbaik yang diberikan oleh
karyawan/karyawati UPT Puskesmas Sambit untuk memenuhi bahkan melampaui
harapan pengguna jasa puskesmas. Dimana harapan ini ditentukan oleh pengalaman
masa lalu terhadap jasa atau produk yang pernah digunakan, Informasi layanan yang
diterima dari berbagai sumber atau janji-janji dan faktor internal dari pengguna jasa
yaitu dari pengguna jasa puskesmas sendiri.
Bentuk kegiatan:penyediaan informasi pelayanan kesehatan (tarif pelayanan, alur
pelayanan, alur pendaftaran dan sebagainya), mensosialisaikan hak dan kewajiban
pasien dan petugas, sarana pengaduan/keluhan masyarakat (kotak saran, sms centre,
polling survey), petugas memberikan pelayanan sesuai SOP, kompetensi petugas.
2. Budaya kerjasama tim (Team Work)
Menanamkan rasa kebersamaan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab
memberikan pelayanan.
3. Kedisiplinan
Menanamkan perilaku disiplin kepada seluruh karyawan Puskesmas baik disiplin
waktu, kerja maupun administrasi.
Bentuk kegiatan : penerapan apel pagi pada hari Senin, kewajiban untuk melakukan
absensisetiap datang dan pulang kerja,kedisiplinan dalam penyetoran pencatatan dan
pelaporan dan sebagainya.
4. Budaya partisipasi
Menanamkan sikap kepedulian dan partisipasi dari keluarga dan masyarakat dalam
memberikan dukungan kesembuhan dan psikologis pada pasien/keluarga.
Bentuk kegiatan: partisipasi keluarga saat pasien pulang dan dirawat di rumah,
partisipasi pasien dalam memberikan masukan/umpan balik pelayanan klinis
Puskesmas.
5. Budaya Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,dan Rajin
Budaya 5R diterapkan dalam bentuk keringkasan, kerapian, kebersihan, perawatan
dan kerajinan petugas, ruang kerja, sarana dan prasarana, lingkungan Puskesmas,
serta bidang administrasi (surat-menyurat, keuangan dan lain-lain).
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar
akreditasi puskesmas, yang meliputi: persyaratan umum, sistem manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat yang meliputi upaya kesehatan ibu dan
anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya promosi
kesehatan, upaya penyehatan lingkungan dan upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit menular serta pelayanan klinis.
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
F. Tujuan
6
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan/panduan UPT Puskesmas Sambit
dalam membangun sistem manajemen mutu yang baik untuk penyelenggaraan UKM
maupun pelayanan klinis.
7
Dokumen mutu adalah dokumen yang digunakan sebagai alat (sarana) untuk
menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).Dokumen mutu meliputi manual
mutu, manual prosedur, dokumen pendukung manual prosedur, instruksi kerja.
9. Rekaman
Merupakan catatan yang dibuat sebagai bukti rekaman kegiatan yang dilakukan dalam
penerapan sistem manajemen mutu.
10. Efektifitas
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas dan waktu) telah tercapai.Dimana makin besar persentase target yang dicapai,
makin tinggi efektifitasnya.
11. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian suatu pekerjaan
dilaksanakan dengan benar dan penuh kemampuan yang dimiliki.
12. Proses
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap
tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.
13. Sasaran mutu
Sasaran mutu adalah sesuatu yang diinginkan atau dituju, terkait mutu. Dengan kata
lain sasaran mutu merupakan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses pada
suatu organisasi.
14. Perencanaan mutu
Perencanaan mutu adalah proses penyusunan langkah-langkah kegiatan menyeluruh
secara sistematis, rasional, serta berdasarkan visi, misi, dan prinsip tertentu untuk
memenuhi kebutuhan mendasar dan menyeluruh para pelanggan.
15. Kebijakan mutu
Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi
tentang mutu seperti yang dinyatakan secara resmi oleh pucuk pimpinan. Kebijakan
mutu merupakan azas yang menjadi garis besar dan pondasi rencana dalam hal mutu.
Kebijakan mutu merupakan pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai
garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran mutu.
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk
mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
produksi.
I. Struktur Organisasi
Kegiatan operasional dan interaksi fungsi – fungsi dalam menjalankan kegiatannya
dipetakan sebagaimana tampak dalam bagan terlampir.
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
8
A. Persyaratan Umum
a. Sistem manajemen mutu UPT Puskesmas Sambit dibuat berdasarkan pedoman
manajemen puskesmas yang tertuang dalam Permenkes no.44 tahun 2016 tentang
pedoman manajemen puskesmas.
b. Seluruh fungsi ataupun kegiatan termasuk kegiatan yang dikontrakkan pada pihak luar
dikendalikan sesuai system manajemen mutu ini.
c. Sumberdaya maupun informasi yang diperlukan untuk menjalankan system
manajemen mutu dipastikan dipenuhi, terasuk sumberdaya untuk mendukung
pencapaian sasaran – sasaran mutu yang ingin dicapai.
d. Manajemen memantau, mengatur, menganalisa, setiap proses atau kegiatan dan
melakukan tindakan perbaikan.
e. Kegitan manjemen mutu menerapkan prinsip manajemen: Plan - Do –Check – Action
dan pengendalian proses dilakukan sejak awal.
B. Pengendalian Dokumen
UPT Puskesmas Sambittelah menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan
serta memelihara dokumentasi yang digunakan untuk menetapkan, mengarahkan dan
mengendalikan pelayanan kesehatan dan mendukung kegiatan, termasuk yang
dipersyaratkan oleh Standar Akreditasi Puskesmas dan juga yang dipersyaratkan oleh
organisasi yang secara efektif diterapkan oleh semua bagian yang terkait. Sampai saat ini
dokumen hanya mencakup dokumen yang berbentuk hardcopy dan tidak mencakup
dokumen file komputer.
Secara umum dokumen-dokumen yan disusun di UPT Puskesmas Sambitmeliputi
kebijakan-kebijakan, pedoman/ panduan, kerangka acuan, Standar Operasional Prosedur
(SOP), dan rekaman-rekaman kegiatan.
9
1) Kebijakan kepala puskesmas.
2) Pedoman pelayanan klinis
3) Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis.
4) Kerangka acuan kegiatan pelayanan klinis.
d. Dokumen Perencanaan
1) Rencana Lima Tahun Puskesmas
2) Rencana Usukan Kegiatan (RUK) Puskesmas
3) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas
4) Rencana Strategis Bisnis
5) Rencana Bisnis Anggaran
6) RUK Program
7) RPK Program
e. Dokumen Rekaman
1) Laporan hasil kegiatan
2) Dokumen monitoring dan evaluasi
3) Perangkat rapat/pertemuan yang meliputi :
a. Undangan
b. Daftar hadir
c. Notulensi
d. Laporan Hasil Kegiatan
e. Dokumentasi kegiatan
f. Dokumen Eksternal
1) Peraturan perundang-undangan
2) Buku referensi
3) Buku Pedoman
4) Panduan/petunjuk teknis
UPT Puskesmas Sambit telah menetapkan Sekretaris Akreditasi Puskesmas
yang akan bertanggung jawab terhadap pengendalian dokumen yang ada sesuai tata
cara pengendalian dokumen yang tertuang pada Surat Keputusan Kepala UPT
Puskesmas Sambit Nomor : 188.4/030/405.10.9/2017 tentang Penyusunan dan
Pengendalian Dokumen Beserta Rekaman di UPT Puskesmas Sambit. Persyaratan
pendokumentasian yang dibutuhkan seperti :
1) Pengesahan dokumen sebelum diterbitkan.
2) Peninjauan dan pembaharuan dokumen sesuai dengan kebutuhan serta
pengesahan ulang dokumen.
3) Memastikan bahwa perubahan dan status revisi dokumen terbaru telah
diidentifikasi.
4) Versi dokumen yang berlaku tersedia pada lokasi penggunaannya.
5) Dokumen tetap dapat dibaca dan mudah diidentifikasi.
6) Dokumen eksternal diidentifikasi dan terkendali distribusinya.
7) Pencegahan penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluwarsa dan
menggunakan identifikasi yang sesuai jika dokumen kadaluwarsa tersebut disimpan
untuk tujuan tertentu.
10
8) Kerahasiaan dokumen dan data.
Skema pengesahan oleh personel/pihak yang berwenang dapat dilihat pada table 2.1 di bawah
ini.
Diperiksa
No Jenis Dokumen Dibuat Oleh Disetujui Oleh
Oleh
Pedoman Mutu Penanggung Jawab PJM Kepala Puskesmas
1
Mutu
Surat Keputusan Penanggung Jawab PJM Kepala Puskesmas
2
Mutu
Kerangka Acuan Pj. Pelayanan/ PJM Kepala Puskesmas
3 Unit/Program
4 SOP Pelayanan Pj. Pelayanan/ PJM Kepala Puskesmas
/Unit/Program Unit/Program
c. Kefarmasian NO/ADMEN-OPR/THN
NO/ADMEN-OPR/THN
d. Keuangan
NO/ADMEN-MT/THN
3. Mutu (MT)
B Program (UKM)
1. Promosi Kesehatan (Promkes) NO/UKM-PROMKES/THN
2. Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga NO/UKM-KIA-KB/THN
Berencana (KIA-KB)
3. Perbaikan Gizi Masyarakat (Gizi) NO/UKM-GIZI/THN
4. Pencegahan dan Pemberantasan NO/UKM-P2/THN
Penyakit (P2)
5. Kesehatan Lingkungan (KESLING) NO/UKM-KESLING-THN
(PERKESMAS)
7. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) NO/UKM-UKS/THN
3. Penyimpanan Dokumen
1. Semua Dokumen mutu/akreditasi aktif/terkendali,akan dilakukan perubahan
apabila diperlukan atau terbit peraturan baru.
2. Dokumen rekam klinik/ medik inaktif wajib disimpan sekurang- kurangnya 2 tahun,
terhitung dari tanggal terakhir pasien meninggal, atau pindah tempat, setelah batas
waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, rekam medik/ klinis dapat
dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus disimpan
jangka waktu 10 tahun, terhitung dari tanggal dibuatnya.
3. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus dipelihara dan
disimpan minimal dua tahun .
4. Penyimpanan dokumen/ arsip perkantoran sesuai dengan sistem penyimpanan
dokumen/ arsip aturan Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo.
13
5. Penyimpanan dokumen mutu/akreditasi disimpan dimasing- masing kelompok
pelayanan, sedangkan di Sekretariat tim mutu/administrasi dan manajemen
(admen) menyimpan master dokumen semua kelompok pelayanan dan program.
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
14
UPT Puskesmas Sambitberkomitmen akan selalu menghasilkan kualitas
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari pelanggan. Dalam menunjang
kualitas pelayanan, makaUPT Puskesmas Sambit berkomitmen untuk menyediakan dan
memelihara sarana pendukung terkait dengan pelayanan UPT Puskesmas Sambit serta
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang ada.
Adapun bentuk komitmen yang akan dilaksanakan olehUPT Puskesmas Sambit
adalah sebagai berikut
a. Kepemimpinan dan Manajemen
Pendirian UPT Puskesmas Sambitmemperhatikan persyaratan lokasi: dibangun
dii wilayah kecamatan Sambit , memperhatikan kebutuhan pelayanan sesuai rasio
ketersediaan pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk, mudah diakses, dan
mematuhi persyaratan kesehatan lingkungan.
b. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas
Puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu menetapkan
jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya dengan
mendapatkan masukan dari masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat.
c. Peningkatan Mutu Puskesmas
Agar mutu dapat dikelola dengan baik, maka perlu ditetapkan adanya
Penanggungjawab manajemen mutuyang bertanggung jawab untuk koordinasi,
monitoring, dan membudayakan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja secara
berkesinambungan akan menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja
dilakukan secara konsisten dan sistematis.
15
C. Kebijakan Mutu
a) Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi UPT Puskesmas Sambit yang memuat
komitmen mutu dan kepedulian terhadap kepuasan pelanggan.
b) Isi kebijakan mutu sejalan dengan visi misi dan tujuan UPT Puskesmas Sambit.
c) Kebijakan mutu menjadi acuan untuk menetapkan sasaran mutu, mengevaluasi
pencapaian sasaran serta acuan perbaikan yang akan dilakukan.
d) Kebijakan mutu disosialisasikan dan dipastikan dipahami oleh seluruh karyawan UPT
Puskesmas Sambit.
e) Kebijakan mutu ditinjau secara berkala yaitu setiap 6 (enam) bulan sekali, untuk
menjamin kesesuaiannya.
Kebijakan mutu UPT Puskesmas Sambit adalah :
“UPT Puskesmas Sambit berkomitmen untuk mawujudkan masyarakat sambit yang
sehat dan mandiri dengan pelayanan kesehatan yang bermutu, sumber daya manusia
yng berkualitas, sarana prasarana yang memadai, system manajemen yang
berkesinambungan,serta didukung peran serta masyarakat dan lintas sektor.
16
Tanggung jawab merupakan keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau
dimilikinya. Sedangkan wewenang pada dasarnya merupakan bentuk lain dari kekuasaan
yang sering kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Wewenang merupakan
kekuasaan formal atau terlegitimasi.
a) Setiap karyawan/karyawati UPT Puskesmas Sambit dipastiakan memahami tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.
b) Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang dibuat oleh kepala Puskesmas.
c) Dokumen uraian tugas dipegang oleh karyawan/karyawati yang bersangkutandan
salinannya disimpan di ruang administrasi Pukesmas.\
d) Dokumen uraian tugas harus dikendalikan, isinya diperbarui bila terjadi perubahan
system pekerjaan.
e) Uraian tugas dibuat berdasarkan tupoksi yang ada.
17
1. Melaksanakan kajian manajemen resiko upaya kesehatan masyarakat (UKM), mulai
dari upaya identifikasi resiko sampai dengan membuat perencanaan tindak lanjut
atas resiko;
2. Terlibat akftif dalam pengelolaan inout berupa complain masyarakat bersama-sama
sekretaris manajemen mutu;
3. Melakukan verifikasi atas upaya tindak lanjut program /kegiatan yang terkait dengan
kegiatan UKM.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal di UPT Puskesmas Sambit dilakukan dengan cara apel pagi
setiap hari senin, pertemuan lokakarya mini bulanan, rapat pra lokakarya mini,rapat lintas
program, papan pengumuman, media komunikasi (whatsapp, SMS ).
Komunikasi internal antar pimpinan/karyawan merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi dipastikan diatur
dengan baik. Alur komunikasi dan koordinasi antar pimpinan dan karyawan mengacu pada
herarki yang terdapat pada struktur organisasi, dengan menekankan hal-hal sebagai
berikut :
1. Koordinator/penanggung jawab program/pelayanan klinis mengupayakan agar
komunikasi dengan bawahannya dipastikan berjalan lancar.
18
2. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai sistem
manajemen mutu.
3. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah ditetapkan.
4. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
5. Komunikasi internal untuk menjelaskan sistem manajemen mutu kepada karyawan.
6. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pelanggan.
7. Penyelenggaraan rapat koordinasi dan diatur dengan baik dan terjadwal melaui
kegiatan lokakarya mini puskesmas.
8. Bagian pelayanan dilengkapi dengan papan informasi yang dipergunakan untuk
komunikasi /penyebaran informasi.
9. Papan pengumuman digunakan untuk memberi informasi terkini dalam rangka
mendukung upaya pembinaan karyawan.
19
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
Kepala UPT Puskesmas Sambit menetapkan untuk meninjau Sistem Manajemen Mutu
yang diterapkan minimal 2 (dua) kali dalam setahun untuk memastikan kesinambungan,
kesesuaian, kecukupan, dan keefektifannya. Tinjauan ini termasuk pengkajian peluang
peningkatan serta kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen Mutu.
Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi dengan baik.
A. Masukan Tinjauan Manajemen
Masukan tinjauan manajemen UPT Puskesmas Sambit terdiri dari:
1) Hasil audit
2) Umpan balik/keluhan pelanggan
3) Kinerja proses/ hasil layanan
4) Pencapaian sasaran mutu
5) Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6) Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen sebelumnya
7) Perubahan terhadap kebijakan mutu
8) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sisem manajemen mutu/sistem pelayanan.
20
A. Penyediaan Sumber Daya
Kepala UPT Puskesmas Sambit menetapkan kebutuhan sumber daya yang
diperlukan agar Sistem Manajemen Mutu dapat terpelihara secara terus menerus diperbaiki
keefektifannya, serta meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan memenuhi
persyaratannya.
Kepala UPT Puskesmas Sambit memiliki batasan wewenang dalam memenuhi
penyediaan kebutuhan sumber daya. Penyediaan kebutuhan sumber daya hampir
seluruhnya berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, seperti pemenuhan SDM,
sarana dan alat kesehatan, serta obat.UPT Puskesmas Sambit hanya merencanakan
kebutuhan dan melaksanakan verifikasi atas SDM, sarana dan peralatan yang diserahkan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo.
21
C. Sarana Prasana kerja
Kepala UPT Puskesmas Sambit menyediakan dan memelihara infrastruktur yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien yaitu berupa:
a. Gedung pelayanan yang cukup luas.
b. Ruang kerja yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung antara lain: penerangan,
tempat cuci tangan, meja, kursi, perangkat komputer, printer, kipas angin/AC, dan
sebagainya.
c. Fasilitas ruangan tunggu yang dilengkapi dengan kursi, televisi dan toilet bagi para
pasien maupun pengantar.
d. Fasilitas ruang pelayanan (ruang pemeriksaan umum, ruang kesehatan gigi dan mulut,
ruang KIA - KB dan imunisasi, ruang pelayanan TB paru, ruang gizi dan laktasi, UGD 24
jam, ruang persalinan).
e. Fasilitas air dan listrik.
f. Ruang pelayanan penunjang (laboratorium, ruang farmasi).
g. Sarana transportasi & komunikasi : ambulans, pusling, hotlinepelayanan.
h. Sarana penanganan keadaan darurat dan peralatan pendukungnya, seperti alat
pemadam api ringan (APAR) dan sebagainya.
Kepala UPT Puskesmas Sambit menetapkan Bagian Tata Usaha dan Penanggung
Jawab Pelayanan Klinis sebagai penanggung jawab seluruh fasilitas infrastruktur yang ada.
D. Lingkungan Kerja
Kepala UPT Puskesmas Sambit telah menetapkan pengelolaan lingkungan kerja
meliputi antara lain:
a) Untuk menjaga kebersihan ruang kerja dan lingkungan puskesmas, Kepala UPT
Puskesmas Sambit menugaskan 2 orang tenaga kebersihan.
b) Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja senantiasa dalam
keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman.
c) Kondisi tempat evakuasi keadaan darurat, perparkiran, suhu ruangan, penerangan dan
sebagainya, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kenyamanan pelanggan yang
diperlukan untuk mencapai kesesuaian pelayanan.
d) Kepala Puskesmas mewajibkan semua karyawan untuk menjalankan program tata
graha ( 5R : Ringkas – Rapi – Resik – Rawat – Rajin )
e) Setiap koordinator unit pelayanan bertanggungjawab untuk memastikan program 5R
dipahami dan dijalankan oleh seluruh karyawan/karyawati.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
22
Perencanaan kegiatan dilakukan dengan pembuatan RUK (Rencana Usulan
Kegiatan) masing – masing penanggungjawab program dan pelayanan.RUK disusun
dengan mempertimbangkan harapan dan kebutuhan masyarakat, masalah kesehatan
yang ada di wilayah puskesmas, kebijakan atau kegiatan dari pusat yang harus
dilaksanakan serta sesuai dengan target kegiatan puskesmas yang belum
tercapai.Harapan dan kebutuhan masyarakat diperoleh melalui Survey Masyarakat
Desa, Survey Kebutuhan Masyarakat, umpan balik masyarakat, dan penggalian
informasi pada saat lintas sektor.Akses pelayanan langsung berhubungan dengan
masyarakat.Hasil kegiatan dianalisa secara langsung setelah kegiatan berjalan dan
ditentukan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan.
a. Proses yang Berhubungan dengan Sasaran
Penetapan persyaratan sasaran
1) Penanggungjawab program harus memahami secara jelas semua persyaratan
sasaran yang menjadi target pelaksanaan program kegiatan.
2) Penanggungjawab program melakukan koordinasi dengan lintas program dan
lintas sektor terkait untuk pembahasan semua persyaratan sasaran.
3) Hasil pembahasan semua persyaratan sasaran dikomunikasikan kepada
masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), pertemuan kader,
pertemuan lintas sektor, penyuluhan masyarakat.
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
Puskesmas melakukan peninjauan terhadap sasaran program mengacu pada
kebijakan dan pedoman yang diberlakukan oleh pemerintah.
c. Komunikasi dengan sasaran
UPT Puskesmas Sambit menetapkan dan menerapkan informasi yang efektif untuk
komunikasi dengan masyarakat atau sasaran pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) melalui mekanisme meliputi:
1) Informasi yang diberikan melalui poster, leaflet atau lembar pemberitahuan
yang ditempelkan tempat-tempat umum;
2) Kegiatan di Posyandu yang dilakukan secara terjadwal;
3) Pertemuan rutin;
4) Umpan balik dari masyarakat atau sasaran pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) melalui survey/ kuisioner.
23
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a. Pengendalian Proses Penyelenggaraan Upaya
1) Proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dipastikan dijalankan
secara terkendali.
2) Kegiatan UKM dilakukan sesuai dengan RPK masing – masing program.
3) Pengendalian penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan
berdasarkan SOP dan di monitor oleh koordinator program dan koordinator UKM.
4) Tiap penanggungjawab program membuat SOP untuk setiap tindakan yang
dikerjakan.
5) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat melaksanakan
kegiatan sesuai prosedur.
6) Peralatan yang diperlukan untuk proses penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dipastikan tersedia dan menenuhi persyaratan.
b. Validasi Proses Penyelenggaraan Upaya
1) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa proses yang
akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang disyaratkan.
2) Pelaksanaannya dikerjakan oleh personil yang ditugaskan sebagai
penanggungjawab program.
c. Identifikasi dan Mampu Telusur
1) Semua tahap - tahap penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat harus
dipastikan dan diberikan identifikasi secara jelas.
2) Semua catatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat harus dipastikan dan diberikan identifikasi serta dapat ditelusur
secara jelas.
3) Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidaksesuaian
yang tidak diinginkan.
d. Hak dan kewajiban sasaran program
Hak:
1. Sasaran program berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Puskesmas.
2. Sasaran program berhak memperoleh hasil kegiatan UKM yang bermutu
sesuai dengan standar.
3. Sasaran program berhak mendapatkan kenyamanan dan kecepatan dalam
kegiatan program UKM.
4. Sasaran program berhak mendapatkan informasi yang jelas meliputi rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu dan tempat kegiatan, perubahan
jadwal kegiatan dan hasil kegiatan.
5. Sasaran program berhak menyetujui/ memberikan ijin atas kegiatan program
UKM yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan.
6. Sasaran program berhak diikutsertakan dalam proses perencanaan program
UKM.
7. Sasaran program berhak untuk dilibatkan dalam pelaksanaan evaluasi kegiatan
program UKM.
24
Kewajiban:
1. Sasaran program berkewajiban mentaati dan mengikuti prosedur
penyelenggaraan program UKM.
2. Sasaran program berkewajiban untuk berperan serta aktif dalam
penyelenggaraan program UKM.
3. Sasaran program berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkap-lengkapnya
4. Sasaran program berkewajiban untuk membantu petugas dalam
penyelenggaraan program UKM
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
1) Barang milik sasaran program adalah barang – barang yang bukan milik
Puskesmas yang berada di wilayah tanggung jawab Puskesmas.
2) Barang milik sasaran program harus ditangani dengan hati – hati untuk
mencegah hal – hal yang tidak diinginkan.
3) Semua fungsi / pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dengan
pengguna, penyimpanan, pemeriksaan barang milik sasaran program harus
melakukan identifikasi, verifikasi, melindungi dan mengamankan barang –
barang milik pelanggan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
4) Yang termasuk barang milik pelanggan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat antara lain KMS, pembukuan kader, register UKS,
lembar penilaian hasil screening dan pemeriksaan berkala.
f. Manajemen resiko dan keselamatan masyarakat
1) Menentukan masalah/ kesenjangan yang terjadi di masyarakat.
2) Mengumpulkan bukti – bukti yang nyata.
3) Melakukan wawancara.
4) Meneliti lingkungan kejadian.
5) Mengenali faktor – faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kerjadian.
6) Menentukan pemecahan masalah.
3. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM
a. Umum:
1) Semua pemegang program pelayanan kesehatan masyarakat melakukan
pengukuran dan pemantauan terhadap kegiatannya.
2) Pemantauan dan pengukuran direncanakan sebelum dilaksanakan.
3) Data kegiatan dikumpulkan untuk dianalisa.
4) Hasil pengukuran / pemantauan / analisa dipakai untuk :
a) Membuktikan kesesuaian pelayanan
b) Memastikan kesesuaian sistem mutu
c) Melakukan perbaikan secara terus – menerus
d) Memastikan tercapainya target kinerja UKM yang dinilai dengan SPM dan
PKP
5) Metoda pemantauan/pengukuran/ analisa/perbaikan dipastikan sesuai dengan
tujuan.
25
b. Pemantauan dan Pengukuran
1) Kepuasan Pelanggan:
a). Kepuasan pelayanan di masyarakat yang diberikan puskesmas harus
dipantau 1 tahun sekali melalui survey kepuasan sasaran/ survey umpan
balik pelanggan.
b). Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja sistem mutu
serta mengetahui apakah persyaratan sasaran telah dipenuhi.
2) Audit Internal:
a). Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di implementasikan
secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan.
e) Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan mempertimbangkan
tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang akan diaudit.
f) Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan 2
tahun sekali .
g) Pelaksanaan audit dilakukan secara sitematis, objektif, terencana, dan
terdokumentasi mengikuti ketentuan persyaratan audit.
h) Penanggung jawab program yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindak - lanjuti temuan audit pada bagiannya.
i) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-tindakan
yang telah diambil.
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
j) Metode pemantauan dan pengukuran proses yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem mutu dan pelaksanaan kegiatan harus
menggunakan metode yang benar untuk pemantauan.
k) Metode-metode yang digunakan harus dapat dibuktikan kemampuannya
untuk mencapai hasil yang telah direncanakan.
l) Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi dan
pencegahannya harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian terhadap
pelaksanaan kegiatan program.
4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Kegiatan Program
a) Pemantauan pelaksanaan kegiatan program dilakukan sesuai prosedur.
b) Tujuan pemantauan pelaksanaan kegiatan untuk memastikan semua
persyaratan pelaksanaan kegiatan terpenuhi.
c) Pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah ditentukan.
d) Catatan hasil pemantauan harus dicatat termasuk petugas yang
melaksanakan.
c. Pengendalian Jika Ada Hasil yang Tidak Sesuai
1) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai adalah kegiatan yang kondisinya
berada di luar batas persyaratan yang telah ditetapkan.
2) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak
terjadi/ terulang pada proses/tahap berikutnya.
3) Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil harus dicatat.
26
4) Bilamana kegiatan yang tidak sesuai diperbaiki maka harus dilakukan verifikasi
ulang.
5) Bilamana kegiatan yang tidak sesuai telah terlanjur diterima oleh sasaran,
maka Puskesmas harus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
menanggulangi akibat / potensi akibatnya.
d. Analisa Data
1) Data – data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan baik.
2) Data dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai, misalkan
menggunakan teknik statistik.
3) Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan Pelanggan /
penanggungjawab program untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap
kualitas pelayanan puskesmas.
4) Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
5) Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
e. Peningkatan Berkelanjutan
1) Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan perbaikan secara
terus menerus terhadap efektivitas sistem mutu sesuai dengan tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu, indikator mutu, hasil audit, analisa data survey kepuasan pelanggan,
tindakan perbaikan dan pencegahan serta Rapat Tinjauan Manajemen.
f. Tindakan Korektif
1) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan.
2) Puskemas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian terulang lagi.
3) Prosedur perbaikan harus mencakup sebagai berikut :
Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
g. Tindakan Preventif
1) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan pencegahan
harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2) Prosedur pencegahan harus mencakup sebagai berikut :
Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
27
Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
B. PELAYANAN KLINIS
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
a. Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara Rencana
Manajemen Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan
kebijakan Puskesmas.
b. Rencana Manajemen Mutu yang ada di setiap unit kerja meliputi :
1) Perencanaan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran
pada setiap fungsi yang berhubungan dalam Puskesmas.
2) Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai.
c. Kepala Puskesmas mengadakan rapat tinjauan manajemen jika ada
perubahan pada aktivitas pelayanan, terjadi ketidaksesuaian, pelayanan
baru, atau adanya aktivitas Pengembangan Pelayanan Puskesmas.
d. Setiap koordinator unit berkewajiban membuat perencanaan kerja untuk
unitnya masing – masing yang meliputi :
1) Merencanakan sistem manajemen mutu untuk unit kerjanya.
2) Memastikan sistem manajemen mutu yang telah dibuat dijalankan secara
efektif.
3) Memastikan semua sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan tercapai.
4) Memelihara atau memperhatikan sistem manajemen mutu pada unitnya.
5) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan sistem manajemen mutu.
b. Proses Pembelian
28
Pembelian yang dilakukan UPT Puskesmas Sambit dilakukan secara langsung
dan di bawah pengawasan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. Pembelian
yang dilakukan terkait dengan operasional puskesmas baik menggunakan dana
APBD maupun dana dari BPJS. Untuk pembelian obat yang didanai APBD
dilakukan oleh Dinas Kesehatan, puskesmas hanya mengajukan permintaan. Bila
tidak ada persediaan obat di Dinas Kesehatan sedangkan obat sangat dibutuhkan
maka dilakukan pembelian dengan menggunakan dana Puskesmas sesuai
perencanaan dengan meminta rekomendasi Dinas Kesehatan. Setelah mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang di Dinas Kesehatan Kabupaten baru
puskesmas melakukan pembelian.
c. Verifikasi Barang yang Dibeli
UPT Puskesmas Sambit belum memiliki tim Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP), maka yang bertugas dan bertanggung jawab memverifikasi semua
barang yang dibeli puskesmas adalah pengurus barang/ bendahara barang,
melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan
ketentuan, menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui pemeriksaan,
membuat dan menandatangani berita acara serah terima hasil pekerjaan dan
kemudian dilakukan penyimpanan barang.
d. Kontrak dengan Pihak Ketiga
1. Pengelola Kontrak Pihak Ketiga adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2. Pengelola Kontrak Pihak Ketiga mempunyai tugas :
a. Melakukan seleksi pihak ketiga
b. Menyiapkan dokumen kontrak kerja
c. Melakukan rekapitulasi hasil monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pihak
ketiga dari pengelola pihak ketiga dari pengelola pihak terkait
d. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pihak ketiga
kepada kepala puskesmas
3. Jenis kegiatan yang dikontrakkan dengan pihak ketiga meliputi :
a. Perjanjian kerjasama dengan Rumah Sakit
b. Perjanjian kerjasama dengan Laboratorium diluar UPT Puskesmas Sambit
c. Perjanjian kerjasama dengan penyedia Catering
d. Perjanjian kerjasama dengan penyedia Laundry
4. Dalam dokumen kontrak kerja harus memuat :
a. Kegiatan yang harus dilakukan.
b. Peran dan tanggung jawab masing-masing pihak.
c. Personil yang melaksanakan kegiatan.
d. Kualifikasi, indikator dan standar kerja.
e. Masa berlaku kontrak.
f. Monitoring dan evaluasi kinerja.
g. Proses penyelesaian perbedaan pendapat.
h. Proses bila terjadi pemutusan hubungan kerja
4. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
a. Pengendalian Proses Pelayanan Klinis
29
1) Proses pelayanan rawat jalan dipastikan dijalankan secara terkendali.
2) Pengendalian pelayanan rawat jalan dilaksanakan sesuai perencanaan.
3) Tiap unit menyediakan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap
tindakan yang dipandang kritis.
4) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat melaksanakan
proses pelayanan sesuai yang direncanakan.
5) Peralatan yang diperlukan untuk proses pelayanan rawat jalan dipastikan
tersedia dan memenuhi persyaratan.
b. Validasi Proses Pelayanan
1) Proses pelayanan rawat jalan dipastikan divalidasi sebelum dilaksanakan.
2) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa proses
yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang
disyaratkan.
3) Pelaksanaannya dikerjakan oleh personil yang ditugaskan sebagai
penanggung jawab pelaksana prosedur tersebut oleh koordinator unit.
c. Identifikasi dan Ketelusuran
1) Semua tahap – tahap pelayanan rawat jalan harus dipastikan diberikan
identifikasi secara jelas.
2) Semua catatan medis pasien dan catatan lain yang terkait dengan pelayanan
rawat jalan harus dipastikan diberikan identifikasi secara jelas.
3) Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak-sesuaian
yang tidak diinginkan.
4) Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang
dipersyaratkan oleh pelanggan maka identifikasi wajib dilaksanakan
berdasarkan persyaratan yang diminta pelanggan pada semua tahapan.
d. Hak dan kewajiban pasien
UPT Puskesmas Sambit menjamin bahwa pasien yang menggunakan pelayanan
klinis di puskesmas akan terpenuhi hak-haknya sehingga diharapkan dapat
memberikan kepuasan kepada pasien. Selain hal tersebut pasien juga harus
melaksanakan kewajibannya sebagai pasien demi menjamin keberlangsungan
pelayanan yang baik, timbal balik dan saling menghormati
1. Hak Pengguna Pelayanan
a) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas;
b) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur;
c) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran atau kedokteran gigi tanpa diskriminasi;
d) Pasien berhak mendapatkan kenyamanan dan kecepatan dalam pelayanan;
e) Pasien berhak mendapatkan informasi yang jelas meliputi:
Penyakit yang diderita;
Tindakan medis yang akan dilakukan;
Kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya;
30
Alternatif terapi yang lainnya;
Prognosa (perjalanan penyakit);
Perkiraan biaya pengobatan.
h) Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
31
dengan carapengukuran tertentu, hasil pengukurannya reliable dan valid,
serta relevan untuk digunakan.
2) Penilaian indikator mutu pelayanan klinis dilakukan setiap 1 bulan sekali,
dilakukan evaluasi setiap 3 bulan dan ditindak lanjuti.
32
5) Selanjutnya Tim Manajemen Risiko/ Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP) akan menganalisis kembali hasil investigasi dan laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan Root
Cause Analysis (RCA) dengan melakukan regarding;
6) Setelah melakukan Root Cause Analysis (RCA), Tim Manajemen Risiko/
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) akan membuat laporan
dan rekomendasi untuk perbaikan serta "peringatan" berupa Petunjuk/ "Safety
alert" untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali;
7) Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan
kepada Penanggung jawab Manajemen Mutu dengan tembusan kepada
Kepala Puskesmas;
8) Monitoring dan evaluasi perbaikan dilakukan oleh Tim Manajemen Risiko/
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).
33
a) Persepsi pelanggan dan kepuasan pelayanan yang diberikan puskesmas
harus dipantau 1 tahun sekali melalui survey kepuasan pelanggan/ survey
umpan balik pelanggan.
b) Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja sistem
mutu serta mengetahui apakah persyaratan pelanggan telah dipenuhi.
c) Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi yang
diperoleh dipastikan tertuang dalam prosedur.
2) Audit Internal
a) Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di implementasikan
secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan.
b) Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan mempertimbangkan
tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang akan diaudit.
c) Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana dan
terdokumentasi
d) Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan
setahun sekali.
e) Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil audit
yang terdahulu untuk mengevaluasi efektivitasnya.
f) Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang akan
digunakan dipastikan ditentukan dalam prosedur internal audit.
g) Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti ketentuan
persyaratan audit.
h) Koordinator pelayanan / unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindak - lanjuti temuan audit pada bagiannya.
i) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-tindakan
yang telah diambil.
j) Tim audit bertanggung jawab terhadap hasil audit dan melapor kepada
Wakil Manajemen dengan tembusan kepada kepala puskesmas.
3) Pemanfaatan dan Pengukuran Proses Kinerja
a) Metode pemantauan dan pengukuran proses yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem mutu dan pelayanan harus
menggunakan metode yang pantas untuk pemantauan.
b) Metode-metode yang digunakan harus dapat dibuktikan kemampuannya
untuk mencapai hasil yang telah direncanakan.
c) Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi dan
pencegahannya harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian terhadap
pelayanan.
34
b. Tujuan pemantauan pelayanan untuk memastikan semua persyaratan
pelayanan terpenuhi.
c. Pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah ditentukan.
d. Catatan hasil pemantauan harus dicatat termasuk personil yang
melaksanakan.
5) Pengendalian Jika Ada Hasil yang Tidak Sesuai
a) Pelayanan tidak sesuai adalah pelayanan yang kondisinya berada di luar
batas persyaratan yang telah ditetapkan.
b) Pelayanan tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak
dipergunakan atau dikirim ke proses berikutnya.
c) Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk menangani
pelayanan tidak sesuai ditetapkan dalam prosedur.
d) Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil harus dicatat.
e) Bilamana pelayanan tidak sesuai diperbaiki maka harus dilakukan
verifikasi ulang.
f) Bilamana pelayanan tidak sesuai telah terlanjur diterima oleh pelanggan,
maka Puskesmas harus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
menanggulangi akibat / potensi akibatnya.
6) Analisa Data
a) Data-data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan
baik.
b) Data dianalisa dengan menggunakan teknik-tehnik yang sesuai, misalkan
menggunakan teknik statistik.
c) Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan
Pelanggan/koordinator unit untuk mengetahui tanggapan pelanggan
terhadap kualitas pelayanan puskesmas.
d) Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
e) Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
7) Peningkatan Berkelanjutan
a) Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan perbaikan
secara terus - menerus terhadap efektivitas sistem mutu sesuai dengan
tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
b) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, indikator mutu, hasil audit, analisa data survey kepuasan
pelanggan, tindakan perbaikan dan pencegahan serta Rapat Tinjauan
Manajemen.
8) Tindakan Perbaikan / Korektif
a) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan.
b) Puskemas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian terulang
lagi.
35
c) Prosedur perbaikan harus mencakup :
Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan
ketidaksesuaian tidak terulang.
Menetukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
9) Tindakan Pencegahan
a) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
b) Prosedur pencegahan harus mencakup :
Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
Merekam hasil tindakan yang diambil.
Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
36
BAB III
PENUTUP
37