Anda di halaman 1dari 36

LAMPIRAN KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS
PUPUAN I
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN /
MANUAL MUTU PUSKESMAS
PUPUAN I.

PEDOMAN / MANUAL MUTU UPTD PUSKESMAS SELEMADEG BARAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Profil UPTD Puskesmas Selemadeg Barat

a. Gambaran Umum Puskesmas Pupuan I

1) Data Situasi Umum

 No. Kode Puskesmas :

 Nama Puskesmas : Selemadeg Barat

 Kecamatan : Selemadeg Barat

 Kabupaten :Tabanan

 Propinsi :Bali

 Email : puskesmas_selbar@yahoo.co.id

2) Data Wilayah

 Luas wilayah : 99,68 km2

 Batas wilayah

 Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Pupuan

 Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Jembrana

 Sebelah Selatan :Samudera Indonesia

 Sebelah Barat :Wilayah kerja Puskesmas Selemadeg

1
3) Jumlah desa wilayah kerja : 11 desa

 Desa Lalanglinggah : terdiri dari 11 dusun

 Desa Selabih : terdiri dari 3 dusun

 Desa Lumbung : terdiri dari 7 dusun

 Desa Angkah : terdiri dari 8 dusun

 Desa Lumbung Kauh : terdiri dari 5 dusun

 Desa Mundeh : terdiri dari 8 dusun

 Desa Mundeh Kangin : terdiri dari 6 dusun

 Desa Mundeh Kauh : terdiri dari 5 dusun

 Desa Antosari : terdiri dari 7 dusun

 Desa Bengkel Sari : terdiri dari 5 dusun

 Desa Tiying Gading : terdiri dari 7 dusun

4) Data Kependudukan

 Jumlah penduduk : 22.204

 Jumlah bumil : 90

 Jumlah bulin : 17

 Jumlah batita (0-<3 th) : 210

 Jumlah balita (0-< 5 th) : 855

 Jumlah anak pra sekolah (5-6 th) : 678

 Jumlah remaja : 5.986-

 Jumlah wanita usia subur 15-39 th : 9.685

 Jumlah pasangan usia subur15-49 th : 3.953

 Jumlah ibu meneteki : 367

 Jumlah usia lanjut > 60 th : 3.102

2
Puskesmas Pupuan I mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas

pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Sedangkan pelayanan

kesehatan yang diberikan Puskesmas Selemadeg meliputi promotif, preventif, kuratif

serta rehabilitatif, yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis

kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Selemadeg Barat

5) Ketenagaan

Tabel 1.1 Data ketenagaan Puskesmas Pupuan I

No Jenis SDM Status Jumlah Total

Sekolah/PPDS 0
Dokter 4
1 Umum 4
Sekolah/PPDS 0
Dokter Gigi 2
2 Dokter gigi 2
P2B 0
4 D-III 18
Bidan 20
D-IV 1
S-1 1
SPK 6
5 Perawat D-III 5 15
S-1 4
SPRG 2
6 Perawat Gigi D-III 0 2
D-IV 0
SPAG 1
7 Gizi/ Nutrisionis D-III 0 1
S-1 0
3
8 Farmasi/ Asisten SMF 1
1
Apoteker D-III 0
9 SPPM 1 1
10 D-III Umum 1 1
11 SLTA 2 2
Total Jumlah 49

6) Sarana Kesehatan

 Puskesmas : 1 buah

 Puskesmas pembantu : 7 buah

 Praktek Dokter : 1 buah

 Poskesdes : 5 buah

b. Visi Puskesmas Pupuan I

Adapun yang menjadi Visi Puskesmas Pupuan Iadalah:

“Terwujudnya Kesehatan Masyarakat yang Optimal dan Mandiri di Wilayah Kerja

Puskesmas Pupuan I”. Pelayanan kepada masyarakat merupakan hal yang utama untuk

diperhatikan. Dalam hal ini kepuasan masyarakat merupakan faktor penentu

keberhasilan bagi Puskesmas Pupuan I untuk tetap dapat diterima oleh masyarakat.

Untuk itu pola-pola pelayanan yang perlu diselenggarakan harus disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat dimana pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus

bermutu, merata dan terjangkau

c. Misi Puskesmas Pupuan I

1. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

2 Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dengan pendekatan proaktif

3 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat

3 Meningkatkan kemandiriian dalam pembiayaan kesehatan masyarakat

4
d. Struktur Organisasi

Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Selemadeg Barat

e. Motto

Motto pelayanan Puskesmas Pupuan I “Kepuasaan Masyarakat adalah

Tujuan Pelayanan kami”

f. Tata Nilai

Untuk mencapai visi Puskesmas Pupuan I maka dibentuk taat nilai

”TERUS BERSEMI” yang berarti sebagai berikut:

1) Terjangkau untuk semua : jangkauan pelayanan kesehatan kepada


seluruh masyarakat yang ada diwilayah Puskesmas Selemadeg
Barat baik dari segi pemerataan pelayanan dan jadwal pelayanan
sesuai visi misi
2) Bersih : Pelayanan yang bersih baik dari segi alat/sarana,
lingkungan,petugas, bersih dari pungli
3) Empati : Etika dalam pelayanan (Salam,Senyum,Sapa,Sabar)
4) Responsif : Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan
5
5) Profesional : Peningkatan sumber daya petugas untuk
meningktakan mutu pelayanan
6) Terpadu :Terpadu dalam pelayanan baik lintas sector maupun
lintas program tercemin nilai Koordinasi, Konsultasi, Bintek dan
Monitoring
7) Aman : Mengandung makna bahwa pelayanan puskesmas
harus menjamin keamanan para pengunjung baik dari segala bentuk
pencurian dan senantiasa mengutamakan dan menjamin
keselamatan pasien/pengunjung dari segala resiko pelayanan
melalui pembentukan unit manajemen resiko
8) Berkualitas : Pelayanan yang diberikan harus berkualitas atau
bermutu yaitu sesuai dengan peraturan dan pedoman kerja yang ada
dan telah disepakati dan selalu dilakukan monitoring dan evaluasi
yang konsisten serta tiada henti mengembangkan kemampuan dan
kopetensi sehingga memuaskan pelanggan

2. Kebijakan Mutu

a. Memberikan pelayanan dengan menyediakan infrastruktur untuk

mendukung pelayanan meliputi gedung, peralatan medis yang memadai.

b. Menyediakan sumber daya manusia yang kompeten meliputi tenaga

medis yang diseleksi khusus dengan kriteria seleksi yang berstandarisasi

c. Memberikan pelayanan dengan ramah serta bersikap dan bertingkah

laku dengan baik dalam melayani pasien.

d. Selalu menjadi sahabat bagi para pelanggan agar komunikasi dapat

berlangsung dengan baik.

e. Memberikan pelayanan yang cepat sesuai dengan standar waktu

pelayanan yang telah ditetapkan.

f. Memberikan pelayanan yang akurat dalam melakukan diagnosa dan

anamnesa serta memberikan tindakan medis sesuai kebutuhan pasien.

6
g. Memberikan pelayanan yang manusiawi dengan tidak membeda-

bedakan golongan masyarakat dalam memberikan pelayanan.

h. Komitmen untuk selalu melakukan penyempurnaan kualitas pelayanan

secara berkesinambungan.

3. Proses Pelayanan

a. Proses pelayanan dipastikan divalidasi sebelum diberikan kepada

pasien.

b. Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa

proses yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai hasil

yang disyaratkan.

c. Pelaksanaannya dikerjakan oleh personil yang ditugaskan sebagai

penanggung jawab pelaksana prosedur tersebut oleh Kepala

Puskesmas.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar

akreditasi puskesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen

mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan

yang terdiri dari penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat yang meliputi

upaya kesehatan ibu dn anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi

masyarakat, upaya promosi kesehatan, upaya penyehatan lingkungan dan upaya

pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta pelayanan klinis.Dalam

penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan pasien

dengan menerapkan manajemen risiko.

7
C. Tujuan

Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan/panduan UPTD Puskesmas

Selemadeg Barat dalam membangun sistem manajemen mutu yang baik untuk

penyelenggaraan program maupun pelayanan klinis.

D. Landasan Hukum dan Acuan

Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 42);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan

Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;

E. Istilah dan Definisi

1. Pelanggan

Masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan puskesmas sesuai dengan

ruang lingkup pelayanan puskesmas.

2. Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah respons berupa perasaan puas yang timbul

karena pengalaman mengonsumsi suatu produk atau layanan, atau sebagian

kecil dari pengalaman itu.

8
3. Pasien

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi dan pemeriksaan

kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

4. Koreksi

Koreksi adalah pembetulan; perbaikan; pemeriksaan.

5. Tindakan korektif

Tindakan korektif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab

ketidaksesuaian  yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.

6. Tindakan preventif

Tindakan preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab

ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak

dikehendaki.

7. Pedoman mutu

Pedoman mendokumentasikan sistem mutu organisasi untuk menunjukkan

kemampuan organisasi dalam menghasilkan produk secara konsisten sesuai

dengan persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.

8. Dokumen mutu

Dokumen mutu adalah dokumen yang digunakan sebagai alat (sarana) untuk

menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Dokumen mutu meliputi

manual mutu, manual prosedur, dokumen pendukung, manual prosedur,instruksi

kerja.

9. Rekaman

Merupakan catatan yang dibuat sebagai bukti rekaman kegiatan yang

dilakukan dalam penerapan sistem manajemen mutu.

9
10. Efektifitas

Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar

persentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.

11. Efisiensi

Efisiensi adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian suatu

pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan penuh kemampuan yang dimiliki.

12. Proses

Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan

dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika

ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang

diinginkan.

13. Sasaran mutu

Sasaran mutu adalah sesuatu yang diinginkan atau dituju, terkait mutu.

Dengan kata lain sasaran mutu merupakan tujuan yang akan dicapai dalam

melakukan proses pada suatu organisasi.

14. Perencanaan mutu

Perencanaan mutu adalah proses penyusunan langkah-langkah kegiatan

menyeluruh secara sistematis, rasional, berkait, serta berdasarkan visi, misi,

dan prinsip tertentu untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan menyeluruh

para pelanggan.

15. Kebijakan mutu

Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah

organisasi tentang mutu seperti yang dinyatakan secara resmi oleh pucuk

pimpinan. Kebijakan mutu merupakan asas yang menjadi garis besar dan

pondasi rencana dalam hal mutu. Kebijakan mutu merupakan pernyataan

10
cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk

manajemen dalam usaha mencapai sasaran mutu

16. Sarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan

untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.

17. Prasarana

Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya produksi.

11
BAB II

SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Persyaratan Umum

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menetapkan, mendokumentasikan,

memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi

puskesmas. Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya

persyaratan pengendalian terhadap proses penyelenggaraan pelayanan kepada

masyarakat baik penyelengaraan program maupun pelayanan klinis, yang

meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam

penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber

daya.Penyelenggaraan dimulai dari perencanaan yang berdasarkan kebutuhan

pelanggan/masyarakat, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan

pelayanan, verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasi-hasil yang dicapai,

monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. Pengendalian Dokumen

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat telah menetapkan, mendokumentasikan,

menerapkan serta memelihara dokumentasi yang digunakan untuk menetapkan,

mengarahkan dan mengendalikan pelayanan kesehatan dan mendukung

kegiatan, termasuk yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi Puskesmas dan

juga yang dipersyaratkan oleh organisasi yang secara efektif diterapkan oleh

semua bagian yang terkait. Sampai saat ini dokumen hanya mencakup dokumen

yang berbentuk hardcopy dan tidak mencakup dokumen file komputer.

Secara umum dokumen-dokumen yan disusun di UPTD Puskesmas Selemadeg

Barat meliputi kebijakan, pedoman/manual, Standar operasional Prosedur

(SOP), dan rekaman-rekaman proses kegiatan.

12
1. Dokumen Sistem Manajemen Mutu

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat telah mendokumentasikan dokumen-

dokumen untuk menjelaskan komitmen organisasi dalam penerapan sistem

manajemen mutu. Adapun dokumen-dokumen yang disusun di UPTD

Puskesmas Selemadeg Barat terdiri dari:

a. Regulasi penyelenggaraan manajemen puskesmas :

1) Kebijakan kepala puskesmas.

2) Pedoman mutu/manual mutu.

3) Pedoman-pedoman manajemen.

4) Standar Operasional Prosedur (SOP).

5) Rencana Lima Tahunan Puskesmas.

6) Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang memuat Rencana

Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

7) Kerangka acuan kegiatan.

b. Regulasi penyelenggaraan upaya puskesmas:

1) Kebijakan kepala puskesmas.

2) Pedoman upaya puskesmas.

3) Standar Operasional Prosedur (SOP).

4) Rencana tahunan program.

5) Kerangka acuan kegiatan upaya puskesmas.

c. Regulasi Pelayanan Klinis

1) Kebijakan kepala puskesmas tentang pelayanan klinis.

2) Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis.

3) Kerangka acuan kegiatan pelayanan klinis.

4) Regulasi pelayanan klinis di puskesmas.

5) Pedoman pelayanan klinis.

13
UPTD Puskesmas Selemadeg Barat telah menetapkan Sekretariat Akreditasi

Puskesmas yang akan bertanggung jawab terhadap pengendalian dokumen

yang ada sesuai tata cara pengendalian dokumen yang tertuang pada Surat

Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat Nomor: 43/

SK/Pusk.Selbar/2016 tentang Pengendalian Dokumen, dimana SOP

pengendalian dokumen prosedur dan rekaman kegiatan ini menjelaskan

tentang persyaratan pendokumentasian yang dibutuhkan seperti :

a. Pengesahan dokumen sebelum diterbitkan.

b. Peninjauan dan pembaharuan dokumen sesuai dengan kebutuhan serta

pengesahan ulang dokumen.

c. Perubahan dan status revisi dokumen terbaru telah diidentifikasi.

d. Versi dokumen yang berlaku tersedia pada lokasi penggunaannya.

e. Dokumen tetap dapat dibaca dan mudah diidentifikasi.

f. Dokumen eksternal diidentifikasi dan terkendali distribusinya.

g. Pencegahan penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen

kadaluarsa dan menggunakan identifikasi yang sesuai jika dokumen

kadaluwarsa tersebut disimpan untuk tujuan tertentu.

h. Kerahasiaan dokumen dan data.

14
Skema pengesahan oleh personel/pihak yang berwenang dapat dilihat pada

tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Skema pengesahan oleh personel/pihak yang berwenang

Diperiksa
No Jenis Dokumen Dibuat Oleh Disetujui Oleh
Oleh
1 Manual Mutu Pj. Manajemen Mutu PMM Kepala Puskesmas
2 Surat Keputusan Pj. Manajemen Mutu PMM Kepala Puskesmas
Pj. Ruangan/ PMM Kepala Puskesmas
3 Kerangka Acuan Unit/Program
SOP Pj. Ruangan/ PMM Kepala Puskesmas
4 Ruangan/Unit/Program Unit/Program
Pj. Ruangan/ PMM Kepala Puskesmas
Unit/Program/
5 Instruksi Kerja penanggungjawab
kegiatan
Pj. Ruangan/ PJ Kepala Puskesmas
Dokumen penunjang Unit/Program/ Program
6 penanggungjawab
(buku bantu, form, dsb)
kegiatan

Semua penerima dokumen menjaga agar dokumen tidak diperbanyak tanpa

seijin Penanggungjawab Manajemen Mutu (PMM), dokumen tersedia pada

tempat dimana dokumen tersebut dibutuhkan dan dokumen yang lama ditarik

dari peredaran untuk diserahkan pada PMM.

Masing-masing koordinator/penanggung jawab program/ruangan/unit

pelayanan mencatat dokumen yang berasal dari luar organisasi seperti

keluhan pelanggan dan spesifikasi pelanggan.Koordinator/penanggung

jawab program/ruangan/unit pelayanan secara periodik memeriksa status

dokumen untuk memastikan pengguna dokumen menggunakan versi yang

terakhir. Apabila menerima dokumen baru yang relevan atau perubahan dari

dokumen yang lama, maka koordinator/penanggungjawab

program/ruangan/unit pelayanan menginformasikan kepada pihak terkait di

bagian masing-masing atau bagian lain yang memerlukan.

15
2. Pengendalian Rekam Mutu

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat telah menetapkan,

mendokumentasikan, menerapkan serta memelihara rekaman mutu untuk

menunjukkan kesesuaian dan bukti pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu.

Organisasi telah membuat pengendalian terhadap rekaman mutu sehingga

dapat dibaca, mudah diidentifikasi dan mudah diambil. Rekaman mutu ini

yang termasuk hasil dari kegiatan medis, olah data, dan data administrasi

lainnya yang tata cara pengendaliannya tidak diatur oleh UU atau peraturan

yang berlaku.

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat telah menetapkan prosedur

pengendalian rekaman mutu untuk mendefinisikan pengendalian rekaman

mutu tersebut dalam hal identifikasi, penyimpanan, perlindungan, penarikan

kembali, waktu penyimpanan dan disposisi rekaman mutu.

16
BAB III

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

A. Komitmen manajemen

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat berkomitmen akan selalu menghasilkan

kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari

pelanggan.Dalam menunjang kualitas pelayanan, maka UPTD Puskesmas

Selemadeg Barat berkomitmen untuk menyediakan dan memelihara sarana

pendukung terkait dengan pelayanan UPTD Puskesmas Selemadeg Barat

serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang ada.

Adapun bentuk komitmen yang akan dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas

Selemadeg Barat adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan dan manajemen

Pendirian UPTD Puskesmas Selemadeg Barat memperhatikan

persyaratan lokasi: bangunan di setiap kecamatan, memperhatikan

kebutuhan pelayanan sesuai rasio ketersediaan pelayanan kesehatan

dengan jumlah penduduk, mudah diakses, dan mematuhi persyaratan

kesehatan lingkungan.

2. Penyelenggaraan pelayanan puskesmas

Pukesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu

menetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan permasalahan kesehatan

yang ada di wilayah kerjanya dengan mendapatkan masukan dari

masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat.

3. Peningkatan mutu puskesmas

Agar mutu dapat dikelola dengan baik, maka perlu ditetapkan adanya

penanggungjawab manajemen mutu yang bertanggung jawab untuk


17
koordinasi, monitoring, dan membudayakan kegiatan perbaikan mutu

dan kinerja secara berkesinambungan akan menjamin pelaksanaan

kegiatan perbaikan mutu dan kinerja dilakukan secara konsisten dan

sistematis.

B. Fokus pada sasaran/pasien

Fokus pada kebutuhan dan harapan pasien merupakan kunci peningkatan

mutu pelayanan UPTD Puskesmas Selemadeg Barat. Untuk memenuhi

kebutuhan dan harapan pasien, UPTD Puskesmas Selemadeg Barat

melakukan identifikasi kebutuhan dan harapan pasien baik melalui survey

maupun pengukuran tingkat kepuasan pasien secara langsung (puas, cukup

puas dan tidak puas).Di samping itu beberapa hal yang dilakukan dalam

bentuk komunikasi dengan pasien antara lain:

1. Dengan menempatkan kotak saran di tempat-tempat yang yang mudah

dijangkau dan dilihat.

2. Melalui sarana polling survey kepuasan pasien ke masyarakat. Umpan

balik dari masyarakat akan menjadi agenda bahasan dalam rapat

tinjauan manajemen.

C. Kebijakan mutu

Seluruh karyawan UPTD Puskesmas Selemadeg Barat berkomitmen untuk

menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada pasien, memperhatikan

keselamatan pasien, dan melakukan penyempurnakan yang berkelanjutan.

Kebijakan mutu dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala UPTD

Puskesmas Selemadeg Barat yang meliputi kebijakan pelayanan klinis dan

kebijakan mutu pelayanan UKM.

18
D. Perencanaan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran

kinerja/mutu

Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan

minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator

penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan

memperhatikan kebutuhan dan harapan pasien, hak dan kewajiban pasien,

serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Perencanaan

mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan

peningkatan mutu yang meliputi:

1. Penilaian dan peningkatan kinerja sasaran keselamatan pasien.

2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien.

3. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas.

4. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga.

5. Pelaporan dan tindak lanjut keselamatan pasien.

6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium.

7. Peningkatan mutu pelayanan obat.

8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan

pasien.

E. Tanggung jawab dan wewenang

Tanggung jawab dan wewenang merupakan sesuatu yang sangat penting

dan vital dalam organisasi puskesmas.Tanggung jawab merupakan

keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya.

Sedangkan wewenang atau authority  pada dasarnya merupakan bentuk lain

dari kekuasaan yang sering kali dipergunakan dalam sebuah organisasi.

Kepala Puskesmas melakukan pendelegasian wewenang dan koordinasi

19
agar mereka bisa menjalankan kegiatan manajemen dengan baik.Selain itu,

pendelegasian wewenang adalah kosekuensi logis dari semakin besarnya

organisasi.Pendelegasian juga dilakukan agar kepala puskesmas dapat

memberdayakan bawahan sehingga lebih dapat memperkuat organisasi,

terutama disaat terjadi perubahan susunan manajemen.

Tanggung jawab dan wewenang kepala puskesmas, wakil manajemen mutu,

penanggung jawab UKM, penanggung jawab pelayanan klinis dan seluruh

karyawan dalam peningkatan mutu tercantum dalam Lampiran.

F. Penanggung Jawab Manajemen Mutu

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menunjuk beberapa karyawan

untuk menjadi wakil manajemen mutu yang bertanggung jawab untuk

mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di puskesmas serta :

a. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan dan

dipelihara.

b. Melaporkan kepada manajemen kinerja dan sistem manajemen mutu

dan kinerja pelayanan.

c. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan

harapan pasien.

Penanggung Jawab/Wakil Manajemen Mutu dituangkan ke dalam Surat

Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat Nomor:

46/SK/Pusk.Selbar/2016 tentang Penanggung Jawab Manajemen Mutu

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat.

G. Komunikasi Internal

Komunikasi internal di UPTD Puskesmas Selemadeg Barat dilakukan

dengan cara workshop (lokakarya mini), pertemuan rutin bulanan, refleksi

20
diskusi kasus (RDK), email, sms, media sosial (facebook, whatsapp), memo

serta media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.

Komunikasi internal antar pimpinan/karyawan merupakan kegiatan yang

sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem

komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sebagai

berikut :

1. Koordinator/penanggung jawab program/pelayananklinis mengupayakan

agar komunikasi dengan bawahannya dipastikan berjalan lancar.

2. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya

mengenai sistem manajemen mutu.

3. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah

ditetapkan dipenuhi.

4. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.

5. Komunikasi internal untuk menjelaskan sistem manajemen mutu kepada

karyawan.

6. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan

pelanggan.

7. Penyelenggaraan rapat koordinasi dan diatur dengan baik dan terjadwal

melaui kegiatan lokakarya mini puskesmas.

8. Bagian pelayanan dilengkapi dengan papan informasi yang

dipergunakan untuk komunikasi /penyebaran informasi.

9. Papan pengumuman digunakan untuk memberi informasi terkini dalam

rangka mendukung upaya pembinaan karyawan.

21
BAB IV

TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menetapkan untuk meninjau

Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan minimal 2 (dua) kali dalam

setahun untuk memastikan kesinambungan, kesesuaian, kecukupan, dan

keefektifannya. Tinjauan ini termasuk pengkajian peluang peningkatan

serta kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen Mutu

B. Masukan tinjauan manajemen

Masukan tinjauan manajemen UPTD Puskesmas Selemadeg Barat

terdiri dari:

1. Hasil audit

2. Umpan balik pelanggan

3. Kinerja proses

4. Pencapaian sasaran mutu

5. Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan

6. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu

7. Perubahan terhadap kebijakan mutu

8. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sisem manajemen

mutu/sistem pelayanan

C. Luaran tinjauan manajemen

Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan

efektifitas sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait

dengan persyaratan pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan

termasuk penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan.


22
BAB V

MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. Penyediaan Sumber Daya

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat telah menyediakan sumber daya

yang dibutuhkan dalam menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen

Mutu secara terus menerus untuk meningkatkan keefektifannya & kepuasan

pasien.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk meningkatkan sumber daya

manusia sebagai penunjang peningkatan kualitas pelayanan Kepala UPTD

Puskesmas Selemadeg Barat menetapkan Bagian TU dan Wakil Manajemen

Mutu sebagai penanggung jawab proses ini seperti yang telah disebutkan

dalam prosedur analisis kompetensi dan pelatihan. Kebijakan yang

ditetapkan meliputi:

1. Menetapkan kompetensi personil yang dibutuhkan untuk melakukan

kegiatan yang mempengaruhi mutu pelayanan.

2. Mengajukan program pelatihan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan

dan dituangkan dalam matriks kompetensi & gap analysis kepada

Penanggung Jawab Umum dan Kepegawaian.

3. Memastikan bahwa seluruh personil sadar akan pentingnya tugas dan

tanggung jawab mereka yang berperan dalam pencapaian sasaran mutu

4. Masing-masing bagian terkait menyimpan dengan baik memelihara

rekaman mutu pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.

23
C. Infrastrutur

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menyediakan dan memelihara

infrastruktur yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan

pasien yaitu berupa:

1. Gedung pelayanan yang cukup luas.

2. Ruang kerja yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung antara lain:

penerangan, tempat cuci tangan, meja, kursi, perangkat komputer,

printer, kipas angin, dan sebagainya.

3. Fasilitas ruangan tunggu yang dilengkapi dengan kursi, televisi dan toilet

bagi para pasien maupun pengantar.

4. Fasilitas parkir selama 12 jam di UPTD Puskesmas Selemadeg Barat.

5. Fasilitas ruang pelayanan (ruang pemeriksaan umum, ruang kesehatan

gigi dan mulut, ruangan KIA & MTBS, ruang KB dan IVA, Ruang

Imunisasi, ruang gizi dan pojok laktasi, UGD 12 jam, VK/kamar bersalin

dan ruang nifas.

6. Fasilitas air.

7. Ruang pelayanan penunjang (laboratorium, ruang farmasi)

8. Sarana transportasi & komunikasi : ambulance, pusling.

9. Sarana pengolahan limbah medis dan non medis (TPS B3 dan TPS

Organik).

10. Sarana penanganan keadaan darurat dan peralatan pendukungnya

seperti alat pemadam api ringan (APAR) dan sebagainya.

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menetapkan Bagian Tata Usaha

dan Penanggung Jawab Pelayanan Klinis sebagai penanggung jawab

seluruh fasilitas infrastruktur yang ada.

24
D. Lingkungan kerja

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat telah menetapkan pengelolaan

lingkungan kerja meliputi antara lain: penjagaan kebersihan ruangan dan

lingkungan, penjagaan keamanan, kondisi tempat evakuasi keadaan darurat,

perparkiran, suhu ruangan, penerangan dan sebagainya dengan

mempertimbangkan kebutuhan dan kenyamanan pasien yang diperlukan

untuk mencapai kesesuaian pelayanan medik.

Untuk menjaga kebersihan ruang kerja dan lingkungan puskesmas, Kepala

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menugaskan 1 orang tenaga cleaning

service serta menerapkan Gerakan Jumat Bersih.

25
BAB VI

PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN

PELAYANAN KLINIS

A. Upaya Kesehatan Masyarakat

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran

kinerja

Perencanaan UKM UPTD Puskesmas Selemadeg Barat disusun

berdasakan hasil penilaian kinerja, yang selanjutnya dibahas dalam

forum Rapat Upaya dan Bintek UKM. Hasil analisa program UKM

menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) puskesmas.Selanjutnya masing-

masing penanggung jawab program UKM harus menyusun rencana

kegiatan tahunan (RPK) dengan mengacu pada RUK dan RPK yang

telah disusun.

2. Penyelenggaraan UKM

Penyelenggaran UKM UPTD Puskesmas Selemadeg Barat meliputi

upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial terdiri dari:

a. Program promosi kesehatan

b. Program penyehatan lingkungan

c. Program kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

d. Program perbaikan gizi masyarakat

e. Program pengendalian dan pemberantasan penyakit.

26
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh

setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan

minimal kabupaten bidang kesehatan.

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya

kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang

sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi

pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,

kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di

masing-masing Puskesmas. UKM pengembangan yang diselenggarakan

oleh UPTD Puskesmas Selemadeg Barat meliputi:

a. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

b. Program usia lanjut (POSLANSIA)

c. Program Kesehatan Jiwa

d. Program Kesehatan Mata

e. Upaya Kesehatan Kerja

3. Sasaran Kinerja UKM dan MDGs

a. Pemantauan dan pengukuran

1) Kepuasan masyarakat

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat telah menetapkan

pengukuran kepuasan masyarakat dilakukan melalui kegiatan

Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) berdasarkan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi RI Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survey

Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggara Pelayanan

Publik. Kegiatan tersebut meliputi :

27
a) SKM internal Puskesmas dengan metode “Polling Survey

Kepuasan Masyarakat” dengan penanggung jawab adalah

Wakil Manajemen Mutu yang dilaksanakan secara periodik

dan terus menerus. Survey kepuasan pelanggan dengan

metode “Polling Survey Kepuasan Masyarakat” ini

dilaksanakan secara langsung dengan cara disediakan 3 (tiga)

pilihan kriteria yaitu SANGAT MEMUASKAN, MEMUASKAN,

CUKUP MEMUASKAN, dan TIDAK MEMUASKAN, ''. Analisa

dari hasil polling survey dilakukan setiap 6 bulan sekali,

kemudian dilakukan pembahasan dalam Rapat Tinjauan

Manajemen oleh Wakil Manajemen Mutu kemudian hasilnya

disampaikan kepada Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg

Barat untuk ditindaklanjuti melalui upaya perbaikan maupun

pencegahannya.

b) SKM eksternal dilakukan sebanyak 2 (satu) kali dalam

setahun, dengan metode penyebaran kuesioner yang telah

disusun sebelumnya.

2) Audit internal

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menetapkan

pelaksanakan audit internal dilaksanakan 4 (empat) kali dalam

setahun. Sedangkan pelaksanaan audit internal dilaksanakan

oleh Tim Audit Internal. Selanjutnya Tim Audit Internal harus

memastikan bahwa pelaksanaan audit internal sesuai dengan

persyaratan standar akreditasi puskesmas dan selalu

ditindaklanjuti. Sedangkan prosedur pelaksanaan audit internal

dituangkan dalam SOP Audit Internal.

28
3) Pemantauan dan pengukuran proses

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menerapkan

metode pemantauan dan pengukuran proses yang berhubungan

dengan pelaksanaan program melalui kegiatan monitoring dan

evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan

penyelenggaraan program sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

4) Pemantauan dan pengukuran hasil kegiatan

Koordinator/penanggung jawab program bertanggungjawab

untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap hasil

kegiatan yang telah dilaksanakan apakah sesuai dengan tujuan

maupun target.

b. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai

Koordinator dan penanggung jawab program bertanggungjawab

untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hasil kegiatan yang tidak

sesuai dengan rencana dan selanjutnya menyusun rencana tindak

lanjut perbaikan. Untuk memastikan bahwa rencana perbaikan yang

telah ditetapkan dapat terlaksana secara efektif dan efisien maka PJ

program harus melaksanakan monitoring secara terus menerus.

c. Evaluasi program

PJ program harus melaksanakan evaluasi secara periodik baik setiap

bulan, semester, maupun pada setiap akhir tahun terhadap hasil

penyelenggaraan program. Kegiatan ini dilaksanakan dalam setiap

rapat evaluasi bulanan pada forum lokakarya mini bulanan

Puskesmas maupun lokakarya mini tribulanan lintas sektor. Selain itu

evaluasi kinerja selama setahun dapat dilaksanakan dalam forum

penilaian kinerja Puskesmas.


29
d. Tindakan korektif

KepalaUPTD Puskesmas Selemadeg Barat menetapkan prosedur

mutu tindakan perbaikan dan pencegahan dalam rangka

memperbaiki ketidaksesuaian yang terjadi dalam penerapan sistem

manajemen mutu program dan memastikan adanya kegiatan

monitoring dan evaluasi secara terus menerus untuk memastikan

efektiftas hasil perbaikan tersebut.

e. Tindakan preventif

Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menetapkan prosedur

mutu tindakan perbaikan & pencegahan dalam rangka

menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang bersifat potensial

terjadi dalam penerapan sistem manajemen mutu program sehingga

dapat dilaksanakan upaya pencegahan sedini mungkin.

B. Pelayanan Klinis

1. Pelayanan klinis yang berorientasi pasien

UPTD Puskesmas Selemadeg Barat memperhatikan, mengupayakan

dan menyelenggarakan pelayanan klinis yang sesuai dengan kebutuhan

dan harapan pasien serta selalu bersinergi dengan visi, misi, tujuan dan

tata nilai Puskesmas. Adapun bentuk penerapan upaya pelayanan klinis

yang berorientasi pasien meliputi :

a. Penyediaan prosedur dan alur pendaftaran pasien.

b. Informasi hak dan kewajiban pasien dan petugas.

c. Informasi jenis pelayanan yang ada di Puskesmas.

d. Informasi tarif pelayanan sesuai Perda.

e. Triase pelayanan gawat darurat.

f. Penyediaan tempat pelayanan dan peralatan yang memadai.

30
g. Penyediaan ruang tunggu yang nyaman.

h. Penyediaan persetujuan tindakan medis (informed consent)

i. Penyediaan konseling gizi dan laktasi.

2. Penunjang pelayanan klinis

Untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien terhadap penunjang

pelayanan klinis di Puskesmas, Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg

Barat menyediakan jenis penunjang layanan klinis antara lain:

a. Laboratorium sederhana.

b. Ruang farmasi dan perbekalan kesehatan.

c. Sarana transportasi rujukan.

d. Unit pengaduan masyarakat.

e. Sarana pengelolaan lingkungan Puskesmas antara lain : TPS limbah

B3 dan TPS limbah organik.

f. Sarana parkir.

3. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan

pasien, Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat menetapkan Surat

Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat Nomor:

127/SK/Pusk.Selbar/2016 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis

dan Keselamatan Pasien, yang akan menjadi acuan dan panduan

seluruh petugas yang ada di unit pelayanan dalam memberikan

pelayanan yang bermutu dan memperhatikan keselamatan pada pasien.

a. Penilaian indikator kinerja klinis

Untuk menilai kinerja petugas di unit pelayanan, digunakan "indikator

kinerja klinis" sebagai salah satu upaya untuk melihat sejauh mana
31
komitmen dan kompetensi petugas. Diharapkan akan muncul

kesadaran, kemauan, dan kemampuan (skill) dari masing-masing

petugas untuk selalu dipelihara dan ditingkatkan secara terus

menerus agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan bermutu.

Menilai kinerja petugas kesehatan di unit pelayanan dengan

menggunakan indikator kinerja klinis merupakan suatu langkah yang

mempunyai keuntungan ganda. Pertama, cara ini akan memberikan

kesempatan bagi petugas kesehatan untuk melakukan "self

assessment“ sehingga dapat mengetahui tingkat kemampuannya,

dan berusaha untuk memperbaikinya. Kedua akan memberikan

kesempatan kepada pimpinan dan staf Puskesmas yang lain untuk

melaksanakan komunikasi internal yang efektif, sehingga secara

bersama-sama dapat melaksanakan evaluasi yang mengarah pada

perbaikan kinerja dan bermuara pada peningkatan mutu pelayanan.

b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien

Keselamatan pasien Puskesmas adalah suatu keadaan tertentu

dimana segala bentuk sarana, prasarana dan tindakan pelayanan

yang diberikan kepada pasien tidak menimbulkan bahaya atau risiko

bagi pasien dan keluarga pasien.

Pengukuran sistem keselamatan pasien diukur menggunakan

assessment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,

kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta

implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan

mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil.
32
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien

Metode yang dilaksanakan UPTD Puskesmas Selemadeg Barat

dalam identifikasi risiko adalah mengembangkan sistem pelaporan

dan sistem analisis insiden. Manfaat pengembangan sistem

pelaporan insiden antara lain (1) memonitor terjadinya error sehingga

diharapkan dapat mendorong dilakukannya investigasi lebih lanjut;

(2) menjadi awal proses pembelajaran unfuk mencegah kejadian

yang sama terulang kembali; (3) memotivasi seluruh karyawan

Puskesmas untuk peduli akan bahaya/potensi bahaya yang dapat

berdampak kepada pasien.

d. Analisis dan tindak lanjut

Langkah selanjutnya adalah melaksanakan investigasi dan analisa

baik investigasi sederhana (simple investigation) maupun investigasi

komprehensif (root caux analysis). Penyebab insiden terbagi 2 (dua)

yaitu:

1) Penyebab langsung (immediate / direct cause)

Penyebab yang langsung berhubungan dengan insiden/dampak

terhadap pasien.

2) Akar masalah(root cause)

Penyebab yang melatarbelakangi penyebab Iangsung

(underlying cause).

Setelah insiden selesai dianalisa, langkah selanjutnya dicarikan

solusi dan ditindaklanjuti.

e. Penerapan manajemen risiko

Dalam tatanan pelayanan klinis, ada 8 langkah yang bisa

diaplikasikan sebagai upaya penerapan manajemen risiko, yaitu:

33
1) Langkah 1 : Menetapkan konteks

Konteks merupakan dasar/pijakan bagi proses manajemen risiko

selanjutnya. Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area

pelayanan klinis.

 Adanya konteks manajemen risiko pada area layanan klinis.

 Adanya risk criteria pada area pelayanan klinis

 Adanya peta risiko korporat di area pelayanan klinisdengan

pendekatan sistem.

2) Langkah 2 : Identifikasi bahaya

Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan

klinis antara lain:

 Adanya risiko K3 pada area pelayanan klinis

 Adanya registrasi risiko yang ada pada area pelayanan klinis

3) Langkah 3 : Penilaian risiko

Penilaian risiko merupakan proses menganalisa tingkat resiko,

pertimbangan tingkat bahaya, dan mengevaluasi apakah sumber

bahaya dapat dikendalikan atau tidak, dengan memperhitungkan

segala kemungkinan yang terjadi. Indikator yang bisa dijadikan

dasar penilaian di area pelayanan klinis antara lain :

 Adanya penilaian risiko untuk setiap bahaya yang ada.

 Terdapat risk matrix.

4) Langkah 4 : Analisa risiko

Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan

klinis antara lain adanya analisa secara kualitatif atau kuantitatif

terhadap setiap risiko di area pelayanan klinis.

34
5) Langkah 5 : Pengendalian risiko

Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan

klinis antara lain adanya langkah pengendalian sampai risiko

mencapai batas yang dapat diterima. Langkah pengendalian

risiko merupakan eliminasi bahaya dengan desain dan metode

penilaian resiko yang sesuai.

6) Langkah 6 : Komunikasi risiko

Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan

klinis antara lain:

 Adanya pola komunikasi semua risiko kepada pihak terkait.

 Adanya media untuk menyebarkan hasil ke seluruh pihak

terkait dengan kegiatan

7) Langkah 7 : Dokumentasi manajemen risiko

Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di areapelayanan

klinis antara lain:

 Adanya dokumen semua program manajemen risiko.

 Adanya dokumen hasil identifikasi bahaya, penilaian, dan

pengendalian yang dilakukan.

8) Langkah 8 : Implementasi manajemen risiko

Program yang bisa dilakukan di area pelayanan klinis antara lain:

 Implementasikan semua hasil pengendalian risiko dalam

setiap tahapan aktivitas.

 Adanya program pengendalian risiko dalam rencana kerja

35
BAB VII

PENUTUP

Untuk keberhasilan pelaksanaan Sistem manajemen Mutu UPTD Puskesmas

Selemadeg Barat perlu dilakukan sosialisasi yang luas, mengingat hal ini

tergantung sepenuhnya pada partisipasi dan komitmen dari seluruh karyawan,

masyarakat serta sektor terkait yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Selemadeg Barat. Semoga Pedoman/Manual Mutu ini bisa menjadi acuan

khususnya bagi petugas kesehatan UPTD Puskesmas Selemadeg Barat dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan yang prima dan bermutu.

KEPALA PUSKESMAS PUPUAN I,

IDA BAGUS SURYA WIRA ANDI

36

Anda mungkin juga menyukai