Anda di halaman 1dari 69

ii

MODUL
ANTI BULLYING DAN NARKOBA

Penulis Warotsatus Sholihah, Sri Rahayu,


Siti Roudhotul Jannah, Ulil
Abshor, Rifqi Ijlal Taufiqi.
Editor Ikhsan Wahyu Pamungkas,
Nur Febriyanto, Aenun Nova Tri
Mulyani, Muh. Ali Rifan, Nabilla
Nurul A.
Layouter Ery Aminul Lathifah,
Eka Sadriyati, Muhammad
Ridho, Ervina Prihandani, David
Abadillah
Penerbit LPPM Universitas Negeri
Semarang
@2019

iii
PRAKATA

Puji syukur Tim KKN PPM UNNES Ngijo


panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Modul “Anti Bullying dan Narkoba”.
Tujuan utama dibuatnya modul ini ialah untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja
mengenai dampak dari tindakan bullying atau penggunaan
narkoba serta mencegah penyebarluasan tindakan tersebut
di masyarakat baik secara langsung maupun melalui media
sosial.
Kami selaku tim penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan modul ini. Kami berharap agar modul
ini dapat bermanfaat terkhusus untuk tim penulis dan
umumnya pada pembaca.

Semarang, 25 November 2018


Hormat Kami,

Tim KKN PPM UNNES Ngijo

iv
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................... i
PRAKATA .................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ...................................................... 1
1.2.Indikator Keberhasilan Sosialisasi ........................ 5
1.3.Tujuan Sosialisasi .................................................. 6
1.4.Waktu Sosialisasi ................................................... 6
1.5.Sasaran Sosialisasi ................................................. 6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.Bullying (Perundungan) ........................................ 8
2.1.1. Pengertian Bullying (Perundungan) ................. 8
2.1.2. Peran dalam Bullying (Perundungan) .............. 9
2.1.3. Jenis-Jenis Bullying (Perundungan) ............... 10
2.1.4. Faktor Penyebab Terjadinya Bullying
(Perundungan) ................................................. 13
2.1.5. Dampak Bullying (Perundungan) ................... 15
2.2.Narkoba................................................................ 16
2.2.1. Pengertian Narkoba ........................................ 16

v
2.2.2. Jenis-Jenis Narkoba ........................................ 17
2.2.3. Pengaruh Narkoba terhadap Manusia ........... 20
2.3.Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan
Narkoba................................................................ 22
BAB 3 TAHAP PELAKSANAAN
3.1.Bentuk Sosialisasi .................................... 29

3.2.Tahap Pelaksanaan .................................. 31

3.3.Lampiran ................................................. 35
3.4.Lampiran 2. Blind Case ....................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................ 40
GLOSARIUM ............................................................ 42
INDEX ....................................................................... 47
PENGARANG ........................................................... 50

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beberapa tahun terakhir kasus bullying atau
perundungan makin masif terjadi di Indonesia. Rigby
(2007:15) menyatakan bahwa, “bullying is repeated
oppression, psychological or physical, of a lesspowerful
person by a more powerful person or group of persons.”
Hal tersebut berarti bahwa bullying merupakan
penindasan secara fisik maupun psikologis yang dilakukan
oleh orang atau sekelompok orang pada orang yang lemah.
Kasus terbaru terjadi di SDN 023 Pajagalan, Bandung.
Video aksi perundungan terhadap siswa kelas enam
tersebut viral di media sosial. Selain itu, beberapa kasus
perundungan bahkan berujung pada kematian. Beberapa
kasus yang muncul di media sosial hanyalah sebuah
gunung es. Dalam kehidupan nyata, kasus perundungan ini
banyak menimpa pelajar di sekolah. Sayangnya, korban
masih takut untuk melaporkannya.

1
Pada 21 Juli 2017 lalu, Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa menyatakan bahwa 84% anak usia 12-17 tahun
mengalami perundungan. Aksi yang seringkali menimpa
anak-anak dan pelajar SMP maupun SMA ini tentu
menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sekolah yang mestinya menjadi kawah candradimuka,
malah menjadi tempat menakutkan bagi korban bullying.
Idealnya sekolah menjadi tempat menyenangkan bagi
anak. Di sana mereka dapat belajar dengan tenang,
membangun hubungan baik dengan sesama, dan
melakukan banyak hal positif.
Bullying tidak hanya terjadi di sekolah umum, namun
juga terjadi di pondok pesantren. Berdasarkan penelitian
Desiree (2013) menyatakan bahwa di sebuah pondok
pesantren “X” di Depok terdapat perlakuan bullying.
Bullying di pondok pesantren tersebut dapat berupa
mengisolasi teman, mengacam, mengejek, paksaan,
ejekan, kekerasan fisik termasuk body shaming, dan
meminta uang secara paksa (malak). Informan dalam
penelitian tersebut mengatakan bahwa penyebab dari
bullying di pondok pesantren yaitu adanya senioritas yang
tinggi. Santri yang berada di kelas yang lebih tinggi

2
merasa memiliki kekuatan untuk merundungi adik
kelasnya. Selain itu, penyebab adanya bullying terjadi
karena karakter yang dimiliki oleh santriwati yang
“nyolot”, terlalu percaya diri, ingin menjadi pusat
perhatian, dan menjadi saingan santriwati lainnya. Dari
pihak pondok pesantren, mengaku bahwa kurangnya
kontrol dan pengawasan dari guru-guru dan pembina
asrama juga turut menjadi penyumbang terjadinya kasus
bullying.
Bullying tentu saja membuat korbannya semakin
menderita. Anak-anak korban bully menjadi takut dalam
mengikuti proses kegiatan di pondok pesantren. Hal
tersebut lantas membuat anak tidak nyaman, stress,
murung, tertekan bahkan keluar dari pondok pesantren.
Selain kasus bullying, Indonesia juga darurat dengan
kasus yang mencengangkan. Pemerintah dalam hal ini,
Badan Narkotika Nasional (BNN) dibantu masyarakat
telah melakukan upaya pencegahan dan pengendalian
perdagangan narkoba, sementara itu dalam norma sosial
dan juga ajaran-ajaran agama telah menyebutkan bahwa
menggunakan zat-zat yang memabukkan adalah perbuatan
terlarang. Namun kenyataan menunjukkan bahwa korban

3
penyalahgunaan narkoba terus ada, bahkan kasusnya terus
meningkat. Kasus narkoba juga terjadi di lingkungan
pondok pesantren. Santri bahkan ustadz yang seharusnya
menjadi contoh yang baik berdasarkan norma-norma
agama bagi masyarakat luar, namun justru melakukan
perbuatan haram yaitu mengedarkan narkoba.
Dilansir dari news.detik.com pada November tahun
2018, kasus penjualan narkoba terjadi di pondok pesantren
yaitu seorang pengedar narkoba asal Bekasi merekrut
santri untuk menjual 12 kg ganja yang akan diedarkan
jelang tahun baru tahun 2019. Kasus lain yang dilasir dari
Liputan6.com menyatakan bahwa Badan Narkotika
Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah pada April 2018
telah menangkap seorang pengajar di salah satu pondok
pesantren di Kota Solo atas kepemilikan narkotika jenis
sabu. Ustadz yang sudah mengajar sekitar lima tahun itu
mengaku mendapat upah Rp 1 juta untuk mengambil
barang haram tersebut. Di Karawang, dilansir dari
merdeka.com, pada November 2018 seorang santri salah
satu pondok pesantren di Karawang Barat diringkus
Satuan Narkoba Polres Karawang, karena diduga telah

4
mengedarkan ganja. Selain untuk diedarkan ganja juga
untuk dipakai saat berada di pesantren.
Narkoba merupakan ancaman yang besar bagi generasi
muda Indonesia mengingat bahwa sifat dari narkoba
tersebut membuat candu bagi para pemakainya yang
membuat sulit untuk lepas dari narkoba ketika sudah
mencobanya. Dampak dari penggunaan narkoba tidak
hanya terjadi pada bidang kesehatan pemakainya saja,
namun juga berdampak bagi ekonomi, sosial, kultural,
hukum bahkan ketahanan dan keamanan nasional.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di
atas, maka perlu diadakan sosialisasi mengenai bahaya
bullying dan narkoba di pondok pesantren supaya
terhindar dari dampak buruk yang akan terjadi.

1.2. Indikator Keberhasilan Sosialisasi


Dengan pelatihan ini, santri diharapkan dapat:
1. Memahami pengetahuan tentang perundungan dan
narkoba
2. Memahami tentang bahaya perundungan dan narkoba.
3. Menghindari perilaku perundungan dan transaksi
terkait narkoba.
5
1.3. Tujuan Sosialisasi
Adapun tujuan pelatihan ini adalah:
1. Memberi pengetahuan mengenai bullying atau
perundungan dan narkoba.
2. Memberi pengetahuan mengenai bahaya bullying atau
perundungan dan narkoba.

1.4. Waktu Sosialisasi


Kegiatan sosialisasi anti bullying dan narkoba
dilakukan pada hari Minggu, 28 Juli 2019 di Aula Pondok
Pesantren Riyadlus Sholihin, Kelurahan Ngijo.

1.5. Sasaran Sosialisasi


Sasaran pelatihan ini adalah santriwan-santriwati
Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, Kelurahan Ngijo.
Santriwan-santriwati merupakan siswa MTs kelas 8.
Pemilihan kelas 8 karena pada kelas tersebut, siswa telah
menjadi senior bagi adik kelasnya yang masih kelas 7.
Siswa berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20 siswa
santriwan dan 20 siswa santriwati.

6
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Bullying (Perundungan)


2.1.1. Pengertian Bullying (Perundungan)
Perundungan adalah tindakan penggunaan
kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau kelompok
orang baik verbal, fisik, maupun psikologis sehingga
korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya
(Sejiwa, 2008). Rigby (2007:15) menyatakan bahwa,
“bullying is repeated oppression, psychological or
physical, of a lesspowerful person by a more powerful
person or group of persons.” Hal tersebut berarti bahwa
bullying merupakan penindasan secara fisik maupun
psikologis yang dilakukan oleh orang atau sekelompok
orang pada orang yang lemah.
Sasaran perundungan (bullying) adalah seseorang
atau sekelompok orang yang lebih lemah. Orang – orang
yang melakukan perundungan mempersepsikan dirinya
sebagai orang yang memiliki kekuasaan untuk melakukan
apa saja terhadap korbannya. Sedangkan korban

7
mempersepsikan dirinya sebagai pihak lemah, tidak
berdaya dan selalu merasa terancam.
Dapat disimpulkan bahwa perundungan yaitu suatu
penyiksaan atau penindasan yang dilakukan secara fisik
maupun psikologis terhadap orang atau sekelompok orang
yang dinilai lemah.

2.1.2. Peran dalam Bullying (Perundungan)


Menurut Zakiyah, dkk (2017), peran dalam perilaku
perundungan dibagi menjadi 4, yaitu:
1) Bullies
Bullies yaitu orang yang secara fisik dan atau emosional
melukai orang lain secara berulang – ulang.. Umumnya
bullies melakukan perilaku agresif baik secara verbal
maupun fisik karena ingin menjadi popular sering
membuat onar mencari kesalahan orang lain dan
pendendam. Pada kasus tertentu, bullies bisa jadi
sebelumnya merupakan korban perundungan.
2) Victim
Victim yaitu korban dari perundungan yang menjadi
target dari perilaku yang menyakitkan dari pihak bullies.
Victim menunjukkan sedikit pertahanan melawan

8
penyerangnya. Victim cenderung menarik diri, depresi,
cemas, dan takut akan situasi baru. Victim biasanya adalah
anak – anak yang berbeda status sosial, ras, dan fisiknya.
3) Bully-victim
Bully-victim memiliki dua peran yang berbeda, yaitu
perilaku agresif, tetapi juga menjadi korban perilaku
agresif. Bully victim menunjukkan level agresivitas verbal
dan fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak lain.
Neutral
4) Neutral yaitu pihak yang tidak terlibat dalam perilaku
agresif atau bullying.

2.1.3. Jenis-Jenis Bullying (Perundungan)


Menurut Coloroso (dalam Zakiyah, dkk:2017)
perundungan dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
1) Perundungan Fisik
Perundungan fisik merupakan jenis perundungan
yang paling tampak dan paling mudah untuk
diidentifikasi di antara bentuk perundungan lainnya.
Perundungan fisik dapat berupa berbagai macam
contoh, yaitu: menjambak, menendang, menggigit,
memukul, mencekik, menyikut, meninju, memiting,

9
mencakar, meludahi korban perundungan sehingga
mengalami kesakitan, pingsan bahkan dapat berujung
pada kematian.
2) Perundungan Verbal
Perundungan verbal merupakan bentuk
perundungan yang paling sering dilakukan oleh bullies
kepada korban perundungan. Perundungan verbal
banyak terjadi di kehidupan sehari-hari yang namun tak
jarang orang tidak menyadari bahwa hal tersebut masuk
dalam peundungan.
Contohdari perundungan verbal yaitu: kritik
kejam, penghinaan, julukan nama, celaan fisik, fitnah,,
dan pernyataan-pernyataan ajakan seksual atau
pelecehan seksual.
3) Perundungan Relasional
Perundungan relasional merupakan jenis
perundungan yang paling sulit dideteksi oleh orang
awam. Perundungan relasional merupakan pelemahan
kekuatan korban dari segi harga diri, posisi secara
sistematis melalui pengucilan, pengabaian, atau
penghindaran suatu tindakan penyingkiran.
Perundungan relasional dapat bertujuan untuk

10
mengasingkan seseorang secara sengaja yang
ditujukan untuk merusak hubungan pertemanan yang
telah terjalin. Perilaku perundungan relasional in
dapat i mencakup sikap-sikap seperti pandangan
agresif, lirikan mata, tertawa merendahkan, helaan
nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek,
dan bahasa tubuh yang kasar.
4) Cyber Bullying (perundungan siber)
Cyber Bullying merupakan bentuk perundungan
yang baru akibat dari hasil perkembangan teknlogi
yang kian hari kian pesat. Perkembangan tekonologi
yang dimaksud yaitu internet dan maraknya berbagai
media sosial. Dalam cyber bullying, korban terus
menerus mendapat pesan ataupun komentar negatif
yang berasal dari bullies entah itu merupakan teman
yang dikenal atau bahkan orang-orang pengguna
internet pada umumnya ang biasa disebut dengan
netizen. Bentuk cyber bullying dapat berupa kalimat
yang menyakitkan, kasar serta menyakitkan dan atau
menggunakan gambar, meninggalkan pesan
voicemail yang kejam, menelpon terus menerus tanpa
henti namun tidak mengatankan apa-apa, membuat

11
website yang memalukan bagi si korban, si korban
dihindarkan atau dijauhi dari chat room atau lainnya,
happy slapping yaitu video yang berisi di mana si
korban dipermalukan lalu disebarluaskan.

2.1.4. Faktor Penyebab Terjadinya Bullying


(Perundungan)
Menurut Ariesto (2009) faktor-faktor penyebab
terjadinya perundungan antara lain:
1) Keluarga
Faktor pertama yang menjadi alasan terjadinya
perundungan yaitu keluarga dan berkaitan dengan pola
asuh yang diterapkan oleh orangtua. Orangtua yang sering
menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah
yang penuh stress dapat menimbulkan adanya perilaku
perundungan. Anak akan mempelajari perilaku
perundungan pada orangtua mereka dengan segala
konflik-konflik yang terjadi di dalam rumah tangga lalu
kemudian melakukan modelling kepada teman-teman
mereka. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari
lingkungan terhadap perilaku coba-coba tersebut maka

12
mereka akan mempertahankan perilaku hasil belajar
tersebut.
2) Sekolah
Sekolah juga dapat menjadi faktor penyebab
munculnya perundungan. Pihak sekolah yang abai, acuh
dan tidak menindaklanjuti lebih serius mengenai kasus
perundungan akan berakibat pada maraknya perundungan
di skeolah. Anak-anak sebagai perilaku perundungan akan
mendapat penguatan terhadap perilaku perundungan yang
dilakukan sehingga muncul suasana sekolah yang tidak
mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar
sesama anggota sekolah.
3) Faktor kelompok sebaya
Anak-anak yang berinteraksi dalam sekolah dan
dengan teman sebaya di sekitar rumah terkadang
terdorong untuk melakukan perundungan. Faktor ini
biasanya dilakukan agar anak-anak tersebut dapat masuk
ke dalam kelompok tertentu, walaupun mereka sendiri
merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
4) Kondisi lingkungan sosial
Salah satu faktor yang menyebabkan tindakan
perundungan adalah ekonomi yang lebih tepatnya yaitu

13
kemiskinan. Orang yang hidup dalam kondisi kemiskinan
dapat melakukan apa saja demi memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga tidak menjadi hal yang baru jika di
sekolah terjadi pemalakan yang dilakukan oleh siswa.
5) Tayangan televisi dan media cetak.
Umumnya masyarakat terutama anak-anak meniru
apa yang dia lihat dari media televisi dan media lain. Oleh
sebab itu, orangtua seharusnya memiliki kewajiban untuk
mengontrol dan mengatur tontonan apa saja yang boleh
dan yang tidak boleh ditonton oleh anak
untukmenghindari efek negatif seperti terjadinya
perundungan.

2.1.5. Dampak Bullying (Perundungan)


Menurut Sejiwa (2008), dampak perundungan akan
menghambat anak dalam mengaktualisasikan dirinya
karena perilaku perundungan tidak akan memberi rasa
aman dan nyaman, dan akan membuat para korban
perundungan merasa takut dan terintimidasi, stress, rendah
diri, merasa tidak berguna, lemah, tak berharga, sulit
berkonsentrasi dalam belajar, serta tidak mampu untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahkan jika kasus

14
perundungan sudah sangat parah, maka akan
menyebabkan korban stress, depresi lalu bunuh diri karena
tidak tahan dengan perlakuan yang dilakukan oleh pelaku
perundungan.

2.2.Narkoba
2.1.1. Pengertian Narkoba
Eleanora (2011) menerangkan bahwa secara
etimologis narkoba atau narkotika berasal dari Bahasa
Inggris yaitu narcose atau narcosis yang memiliki arti
menidurkan dan pembiusan.
Di sisi lain, narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu
narke atau narkam yang berarti terbius sehingga tidak
merasakan apa-apa. Pada awalnya, narkotika berasal dari
perkataan narcotic yang artinya sesuatu yang merupakan
bahan-bahan pembius dan obat bius yang dapat
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek
stupor (bengong).
Dalam UU No. 22 tahun 1997 narkotika adalah
Tanaman Papever, Opium mentah, Opium masak, seperti
Candu, Jicing, Jicingko, Opium obat, Morfina, Tanaman
koka, Daun koka, 442 Jurnal Hukum, Vol XXV, No. 1,

15
April 2011 Kokaina mentah, Ekgonina, Tanaman Ganja,
Damar Ganja, Garamgaram atau turunannya dari morfina
dan kokaina.
Mardani (dalam Eleanora: 2011) menyimpulkan
bahwa narkotika adalah obat atau zat yang dapat
menenangkan syaraf, menghilangkan rasa nyeri dan sakit,
menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang, dapat
menimbulkan efek stupor, mengakibatkan ketidaksadaran,
atau pembiusan, serta dapat menimbulkan adiksi atau
kecanduan, dan yang ditetapkan oleh menteri kesehatan
sebagai narkotika.

2.1.2. Jenis-Jenis Narkoba


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
No. 22 tahun 1997, narkotika dikelompokkan dalam tiga
jenis, yaitu:
I. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya
dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak dimanfaatkan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Ganja,
Heroin, Kokain.

16
II. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang
berkhasiat untuk pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau bertujuan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan serta memiliki potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin,
Petidin.
III. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau memiliki tujuan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Kodein.

Sementara psikotropika, berdasarkan Undang-Undang


Republik Indonesia No. 5 tahun 1997, dibagi ke dalam
empat golongan, yaitu:
I. Psikotropika Golongan I adalah psikotropika yang
hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh: Ekstasi, Sabu, LSD.

17
II. Psikotropika Golongan II adalah psikotropika yang
berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan/atau bertujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: Amfetamin,
Ritalin.
III. Psikotropika Golongan III adalah psikotropika yang
berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: Flunitrazepam,
Pentobarbital.
IV. Psikotropika Golongan IV adalah psikotropika yang
berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
Diazepam, Nitrazepam. Sekalipun pengaturan
psikotropika dalam undang-undang ini hanya meliputi
psikotropika golongan I, psikotropika golongan II,
psikotropika golongan III, dan psikotropika golongan
IV, masih terdapat psikotropika lainnya yang tidak

18
mempunyai potensi mengakibatkan sindroma
ketergantungan, tetapi digolongkan sebagai obat
keras. Oleh karena itu, pengaturan, pembinaan, dan
pengawasannya tunduk kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang obat keras.

2.1.3. Pengaruh Narkoba terhadap Manusia


Berdasarkan modul pegangan yang dibuat oleh
Direktorat Bina Ketahanan Remaja Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional 2019, narkoba memiliki
pengaruh terhadap manusia sebagai berikut:
a) Stimulan (perangsang).
Pengaruh suatu zat yang jika dikonsumsi akan
berdampak untuk meningkatkan kegiatan susunan syaraf
pusat. Zat ini akan mempercepat pernafasan dan jantung
serta meningkatkan tekanan darah. Selain itu zat ini
berpotensi untuk menekan nafsu makan dan membuat si
penggunanya tetap terjaga dan terhindar dari rasa kantuk.
Mereka yang menggunakannya memiliki kondisi awal
yang bisa diatasi oleh khasiat dari zat ini, seperti:
mengantuk, kelebihan berat badan, tidak bergairah, lemah
syahwat.

19
b) Depresan (penekan/downer).
Pengaruh suatu zat yang apabila dikonsumsi maka
akan berdamnpak memperlambatnya susunan syaraf
pusat. Pengguna akan mengalami perlambatan detak
jantung dan pernafasan sebagaimana dengan terlepasnya
ketegangan. Beberapa kondisi awal pengguna yang
kemudian memanfaatkan khasiat ini yaitu sebagai berikut:
tegang, sulit tidur, nyeri, sakit kepala. Beberapa zat
mungkin juga sering kita manfaatkan untuk mengatasi
kondisi-kondisi demikian, seperti apa yang dikonsumsi
ketika kita sakit kepala, sakit gigi, atau ingin merasa santai
bersama teman-teman setelah sepanjang hari bekerja.
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah heroin,
alkohol, pil koplo, obat-obatan penghilang nyeri.
c) Halusinogen.
Pengaruh suatu zat yang apabila dikonsumsi maka
akan menghasilkan gangguan sensor panca indera yang
cukup besar dan juga mengubah suasana hati dan pikiran.
Zat-zat yang memiliki khasiat ini ditemukan pada
sejumlah tanaman dan jamur, namun ada juga yang
dihasilkan dari eksperimen kimia.
d) Efek Kombinasi.

20
Khasiat-khasiat yang terdapat dalam satu zat adalah
kombinasi dari dua khasiat yang telah diuraikan di atas,
misal antara stimulant dan halusinogen. Beberapa zat
dihasilkan oleh tanaman namun ada juga zat dengan
khasiat kombinasi ini dihasilkan oleh rekayasa kimia.
Manfaat yang ingin didapatkan penggunanya biasanya
adalah untuk terapi, namun ada juga beberapa zat yang
dimanfaatkan untuk kegiatan rekreasi.

2.3.Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba


Berdasarkan modul pegangan yang dibuat oleh
Direktorat Bina Ketahanan Remaja Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional 2019,
secara umum penyalahgunaan narkoba di masyarakat
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
a) Faktor Pengaruh Farmakologis Narkoba
Zat-zat yang disalahgunakan memiliki pengaruh
farmakologis atau khasiat bagi para penyalahgunanya.
Misalnya, parasetamol yang memiliki khasiat dapat
mengurangi nyeri akan dikonsumsi oleh seseorang yang
sedang sakit kepala. Penggunaan zat tersebut bisa saja
kemudian dilakukan di luar keperluan medis, tanpa

21
pengawasan dokter, yang selanjutnya akan menjadi
penyalahgunaan obat.
b) Faktor Individu (Penyalahguna Narkoba)
Sebelum mengkonsumsi suatu zat, seseorang
umumnya mengalami suatu kondisi atau sedang berada
dalam kondisi fisik maupun psikologis tertentu. Kondisi-
kondisi yang mungkin bisa diatasi dengan mengonsumsi
suatu zat misalnya mengantuk, sakit kepala, bengkak
(biologis), rasa penasaran, tertantang, kecemasan
(psikologis). Berikut adalah sejumlah kondisi individu:
a. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan;
b. Dorongan untuk berpetualang;
c. Mengalami tekanan jiwa;
d. Tidak mempunyai tanggung jawab;
e. Tidak memikirkan akibat dari perbuatannya;
f. Ketidaktahuan akan bahaya narkoba;
g. Mengalami kesunyian, keterasingan;
h. Sakit (fisik);
i. Kepribadian yang lemah;
j. Kurangnya kepercayaan diri;
k. Ketidakmampuan mengendalikan diri;

22
l. Dorongan ingin tahu, ingin mencoba dan ingin
meniru.
m. Dan Kecemasan.

c) Faktor Lingkungan
Lingkungan sosial juga turut menyumbang pengaruh
bagi seorang individu mengkonsumsi suatu zat. Sebagai
contoh di suatu daerah di mana masyarakatnya lebih akrab
dengan penggunaan daun jambu daripada Norit sebagai
obat sakit perut, maka ketika seseorang dalam lingkungan
tersebut sedang sakit perut maka dia akan mengkonsumsi
daun jambu untuk menyembuhkan sakit perut tersebut,
bukan obat lain.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat luas
dalam menentukan penyalahgunaan narkoba, karena hal
ini juga menyangkut aturan hukum yang menentukan
ketersediaan narkoba di suatu masyarakat. Kebijakan
tentang narkoba juga kemudian menentukan bagaimana
narkoba dikelola oleh suatu masyarakat sebagai entitas
hukum.
Lingkungan sosial ini tidak hanya berupa kebiasaan
keluarga, pengaruh teman sebaya, atau kebiasaan

23
masyarakat, namun juga dapat berbentuk rekomendasi
dari tabib, pengiklanan, ritual, peraturan, kondisi
ekonomi, politik, dll.
Terdapat tiga lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap penyalahgunaan narkoba:
1) Orang Tua atau Keluarga (Faktor Penyumbang)
a. Salah satu atau kedua orang tua adalah
pelaku penyalahgunaan narkoba;
b. Salah satu atau kedua orang tua menderita
tekanan jiwa;
c. Kurang adanya perhatian, kehangatan,
kasih sayang dan kemesraan dalam
keluarga;
d. Keluarga pecah, tidak harmonis, serta tidak
ada komunikasi dan keterbukaan;
e. Pola asuh orangtua yang terlalu
mengekang atau memanjakan anak;
f. Orang tua terlalu sibuk karena harus
mencari nafkah dan/atau mengejar karier.

24
2) Teman Sebaya (Faktor Pemicu)
a. Adanya satu atau beberapa teman sebaya
atau pacar yang menjadi pelaku
penyalahgunaan narkoba;
b. Adanya teman sebaya yang menjadi
pengedar narkoba;
c. Ajakan, bujukan dan iming-iming teman
sebaya
d. Paksaan dan tekanan kelompok sebaya
(pressure group), bila tidak ikut serta
dalam melakukan penyalahgunaan narkoba
dianggap tidak setia kepada kelompoknya;
3) Kehidupan Masyarakat (Faktor Pemicu)
a. Masyarakat yang tidak acuh atau tidak
peduli;
b. Longgarnya pengawasan sosial
masyarakat;
c. Banyaknya faktor pemicu ketegangan jiwa
dalam masyarakat, seperti: sulitnya
mencari pekerjaan, ketidakpastian dan
persaingan, dan lain sebagainya;
d. Lemahnya penegakan hukum;

25
e. e.Banyaknya pelanggaran hukum,
penyelewengan, dan korupsi;
f. Banyaknya pemutusan hubungan kerja
(PHK);
g. Kemiskinan dan pengangguran;
h. Pelayanan masyarakat yang buruk;
i. Tidak adanya ketertiban dan kepastian
hukum;
j. Menurunnya moralitas masyarakat;
k. Banyaknya pengedar narkoba yang
mencari konsumen;
l. Lingkungan pemukiman yang tidak
mempunyai fasilitas tempat anak bermain
untuk menyalurkan hobi dan
kreatifitasnya;
m. Arus informasi dan globalisasi;
n. Proses perubahan sosial dan pergeseran
nilai yang cepat.

26
BAB 3

METODE PELAKSANAAN

3.1. Bentuk Sosialisasi


Sosialisasi dilakukan dengan membuat powerpoint
yang kontennya berisi penjelasan mengenai:
1. Definisi Bullying
2. Peran Orang dalam Bullying
3. Jenis-Jenis Bullying
4. Faktor Penyebab Adanya Bullying
5. Dampak Bullying
6. Pengertian Narkoba
7. Jenis-jenis Narkoba
8. Pengaruh Narkoba Terhadap Manusia
9. Faktor Penyalahgunaan Narkoba
Sosialisasi dilakukan kepada santriwan-santriwati
Panti Asuhan Riyadlus Sholihin, Kelurahan Ngijo. Peserta
sosialiasi berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20
santriwan dan 20 santriwati.
Sosialisasi diawali dengan memberikan pretest dan
diakhiri dengan pemberian posttest mengenai materi

27
bullying dan narkoba. Hal tersebut dilakukan guna
mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan sebelum
sosialisasi dilakukan dan sesudah dilakukan.
Media lain yang juga dugunakan dalam sosialisasi ini
yaitu powerpoint berisi materi, film pendek yang diambil
dari platform Youtube, serta sebuah blind case yang akan
didiskusikan oleh peserta sosialisasi.

28
3.2. Tahap Pelaksanaan
Blueprint Modul

Sesi Materi Kegiatan Tujuan Perlengkapan Waktu


Sesi 1 Perkenalan dan Pretest 1. Seremoni 1. Membangun relasi -Sound system 09.00-
pembukaan acara antara pemateri dan -Mic 09.20
2. Perkenalan santri. -Laptop WIB
pemateri dan 2. Santri mengetahui -Proyektor
penjelasan kegiatan yang akan -Skala pretest
kegiatan diikuti pengetahuan
3. Melakukan bullying
pretest mengenai -Kertas dan
pengetahuan bolpoin
bullying
Sesi 2 Pemberian materi bullying 1. Memberikan 1. Memberikan -Laptop 09.20-
- Pengertian materi bullying. pengetahuan tentang -Proyektor 10.45
- Peran dalam bullying bullying. -Mic WIB

29
- Jenis-jenis bullying 2. Menonton video 2. Melatih santri -Sound system
- Faktor penyebab bullying tentang film melihat dari sudut -Kertas HVS
- Dampak bullying pendek bullying. pandang orang lain. dan bolpoin
3. Menulis 3. Melatih santri
perasaan santri menimbulkan
setelah melihat perasaan empati
video pada kertas terhadap korban
HVS kosong. bullying yang ada di
4. Mendiskusikan film pendek.
blind case yang
terdapat dalam
cerita pendek
sebuah kasus
bersama dua
orang teman lain.
5. Melakukan
posttest

30
mengenai materi
bullying.
Sesi 3 Pemberian pretest tentang Melakukan pretest Untuk mengetahui -Kertas HVS 10.45-
narkoba mengenai pengetahuan santri dan bolpoin 10.55
pengetahuan mengenai narkoba WIB
narkoba
Sesi 4 Pemberian materi mengenai Memberikan materi Memberikan pengetahuan -Laptop 10.55-
narkoba mengenai narkoba/ mengenai narkoba -Proyektor 11.15
-Pengertian narkoba terhadap santri -Sound system WIB
-Jenis-jenis narkoba -Mic
-Pengaruh narkoba terhadap
manusia
-Faktor penyebab
penyalahgunaan narkoba
Sesi 5 Pemberian posttest dan Melakukan posttest 1. Untuk mengetahui -Kertas HVS 11.30
penutupan acara terhadap santri apakah santri dan bolpoin WIB
mengenai materi mengalami -Sound system

31
yang telah peningkatan -Mic
diberikan. pengetahuan
mengenai narkoba.
2. Menutup acara
sosialisasi anti
bullying dan narkoba
dan foto bersama.

32
3.3.Lampiran
Lampiran 1. Kuesioner Pretest dan Posttest
Berikut ini adalah pernyataan dari kuesioner yang
dibagikan untuk melakukan asesmen yang akan dibagikan
dalam pretest dan posttest:
a) Bullying
1. Bullying yang saya ketahui adalah...
Jawaban: ..........................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
2. Terdapat beberapa peran dalam bullying, yaitu...
Jawaban: ........................................................
........................................................................
........................................................................
........................................................................
3. Jenis-jenis bullying adalah...
Jawaban: ..........................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................

33
4. Faktor penyebab terjadinya bullying ada banyak,
yaitu...
Jawaban: ..........................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
5. Dampak dari bullying ada banyak, yaitu...
Jawaban: .............................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................

b) Narkoba
1. Sejauh ini, yang saya ketahui mengenai narkoba
adalah...
Jawaban: .............................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................

34
2. Jenis-jenis narkoba dibagi menjadi beberapa
kategori, yaitu..
Jawaban: .............................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
3. Pengaruh narkoba terhadap manusia yaitu...
Jawaban: .............................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
4. Faktor penyebab manusia menyalahgunakan
narkoba yaitu...
Jawaban: .............................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................

35
3.4.Lampiran 2. Blind Case
Berikut ini adalah blind case yang harus diisi
santri:

Blind Case
Kasus yang sedang viral saat ini adalah kasus
Audrey, siswi SMP 17 Pontianak. Usia Audrey 14 tahun.
Ia dikeroyok oleh 12 siswa SMA di Pontianak. Masalah
antara Audrey dan siswa SMA muncul akibat kisah
asmara dan celotehan di Facebook. Menurut berita yang
beredar, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar
dari salah satu pelaku penganiayaan. Di media sosial
mereka saling berkomentar sehingga pelaku menjemput
korban dengan alasan ingin berbincang-bincang. Audrey
tentu tidak tahu bahwa ia akan mendapat perlakuan yang
tidak menyenangkan. Yang melakukan penganiayaan
sebenarnya ada 3 orang, yang 9 hanya membantu saja.
Audrey tidak melaporkan kejadian tersebut karena
mendapat ancaman dari pelaku. Ancaman yang diberikan
yaitu akan berbuat lebih kejam terhadap orang tuanya
apabila Audrey melaporkan sang pelaku. AU merasa
terintimidasi. Kasus ini, pada akhirnya membuat Audrey

36
menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat luka
yang dideritanya.
Silakan diskusikan, mengapa kasus ini bisa terjadi, dan
apa yang bisa dilakukan unguk mencegah dan mengatasi
masalah tersebut!

37
DAFTAR PUSTAKA
Ariesto, A. (2009). Pelaksanaan Program Antibullying
Teacher Empowerment.
Awaluddin, L. (2018, November 26). detiknews.
Retrieved from detik.com:
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-
4317791/pengedar-narkoba-bekasi-manfaatkan-
santri-karawang-jual-ganja
Bomatama, R. (2017). Kekerasan Seksual Dominasi
Kekerasan Terhadap Anak di Tahun 2017.
Retrieved 10 20, 2018, from TribunNews:
http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/27/
kekerasan-seksual-dominasi-kekerasan-terhadap-
anak-di-tahun-2017.
Eleanora, F. N. (2011). Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
Serta Usaha Pencegahan dan Penanggulangannya.
Jurnal Hukum, 439-452.
Ige, E. P. (2018, 4 09). Home Liputan 6. Retrieved from
Liputan6.com:
https://www.liputan6.com/regional/read/3438469/
narkoba-masuk-pesantren-pengajar-santri-jadi-
kurir-sabu
Rigby, K. (2007). Bullying In Schools: And What To do
About It. Victoria: Australian Council for
Educational Research Ltd.

38
Sejiwa, T. (2008). Bullying: Panduan bagi Orang Tua dan
Guru Mengatasi Kekerasan diSekolah dan
Lingkungan. Grasindo: Jakarta.
UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
Zakiyah, E. Z., Sahadi, H., & Meilanny, B. S. (2017).
Faktor yang Memperngaruhi Remaja Melakukan
Bullying. Jurnal Penelitian dan PPM, 129-389.

39
GLOSARIUM

1. Bullying
1)Mengganggu; mengusik terus-menerus;
menyusahkan: anak itu ~ ayahnya, meminta dibelikan
sepeda baru; 2) menimpa (tentang kecelakaan,
bencana, kesusahan, dan sebagainya
2. Pengulangan
Proses, cara, perbuatan mengulang
3. Viral
Menyebar secara luas dalam waktu yang singkat.
Informasi yang tersebar dengan cepat sehingga
membuatnya menjadi popular dan menjadi
perbincangan khalayak umum.
4. Body shaming
Tindakan mengomentari fisik seseorang entah itu
disengaja atau tidak namun hal ini bisa berpengaruh
pada masalah mental orang yang dikomentari.
5. Senioritas
1) perihal senior; 2) keadaan lebih tinggi dalam
pangkat, pengalaman, dan usia; 3) prioritas status atau

40
tingkatan yang diperoleh dari umur atau lamanya
bekerja
6. Informan
1)Orang yang memberi informasi: dia adalah-
polisi; 2) orang yang menjadi sumber data dalam
penelitian; nara-sumber
7. Korban
1)Pemberian untuk menyatakan kebaktian, kesetiaan,
dan sebagainya; kurban: jangankan harta, jiwa
sekalipun kami berikan sebagai--; 2) orang, binatang,
dan sebagainya yang menjadi menderita (mati dan
sebagainya) akibat suatu kejadian, perbuatan jahat,
dan sebagainya: sepuluh orang-tabrakan itu dirawat
di rumah sakit Bogor;
8. Narkoba
Obat yang menenangkan saraf, menghilangkan rasa
sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau rasa
merangsang (seperti: opium/ganja)
9. Normasosial
Aturan yang menata tindakan manusia dalam
pergaulan dengan sesamanya

41
10. Ustadz
1) Guru agama atau guru besar (laki-laki); 2) tuan
(sebutan atau sapaan)
11. Perbuatan haram
12. Ganja
Tanaman setahun yang mudah tumbuh, merupakan
tumbuhan berumah dua (pohon yang satu berbunga
jantan, yang satu berbunga betina), pada bunga betina
terdapat tudung bulu-bulu runcing mengeluarkan sj
damar yang kemudian dikeringkan, damar dan daun
mengandung zat narkotik aktif, terutama
tetrahidrokanabinol yang dapat memabukkan, sering
dijadikan ramuan tembakau untuk rokok; Cannabis
sativa
13. Kultural
Berhubungan dengan kebudayaan: film kita harus
mengandung nilai -- yang tinggi
14. Verbal
1) secara lisan (bukan tertulis): bahasa asing itu
dirasakan dapat membantu pengungkapan manusia
secara--dengan lebih teliti; 2) bersifat

42
khayalan: jangan memberi pelajaran yang bersifat--
; 3) Ling bersifat verba
15. Fisik
1)Jasmani; badan: seorang karateka harus terlatih,
baik -- maupun mentalnya; -- nya sangat lelah, tetapi
semangatnya tetap membara; 2) a jasmaniah;
badaniah
16. Psikologis
Berkenaan dengan psikologi; bersifat
kejiwaan: kegugupanmu itu jelas disebabkan oleh
faktor-faktor -
17. Psikotropika
1) segala yang dapat mempengaruhi aktivitas pikiran
seperti opium, ganja, obat bius; 2) Dok zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis dan bukan narkotika
yang dapat menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku; obat yang dapat
mempengaruhi atau mengubah cara berbicara ataupun
tingkah laku seseorang

43
18. Bahan Adiktif
Zat yang tidak termasuk golongan narkotika maupun
psikotropika namun jika dimakan atau diminum
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis
19. Alkohol
1) cairan tidak berwarna yang mudah menguap,
mudah terbakar, dipakai dalam industri dan
pengobatan, merupakan unsur ramuan yang
memabukkan dalam kebanyakan minuman keras;
C2H5OH; etanol; 2) senyawa organik dengan gugus
OH pada atom karbon jenuh;
20. Psikoaktif
Zat yang dapat mengubah kestabilan emosi seseorang
dan menimbulkan kesan menyenangkan karena
menggunakan halusinogen dan psikadelik.
21. Oksidator
Penghasil oksidasi
22. Indera
Alat untuk merasa, mencium bau, mendengar,
melihat, meraba, dan merasakan sesuatu secara naluri
(intuitif);

44
INDEX

A
Alkohol 11, 17, 20
Amfetamin 14

B
Bahan adiktif 11
Biologis 19
Body shaming 3
Bullying ii, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11

D
Depresan 16
Depresi 11
Diazepam 15

E
Ekstasi 14
Entitas 20
Esensial 12

F
Flunitrazepam 15

G
Ganja 5, 6, 13

H
Halusinogen 17
Heroin 13, 17

45
K
Kodein 14
Kokain 13

L
LSD 14

M
Miras 20
Morfin 13

N
Napza 11
Narkoba 4, 5, 6, 7, 11, 13, 18, 19, 20, 21, 22, 23
Narkotika 4, 5, 11, 12, 13, 14
Narkotikos 11, 12
Neurons 12
Nitrazepam 15
Norit 20

O
Oksidator 12
Opium 11
Otak 12

P
Pentobarbital 15
Perundungan 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11
Petidin 13
Prekursor 12

46
Psikoaktif 12
Psikologis 9, 10, 19
Psikotropika 11, 12, 13, 14, 15

R
Ritalin 14

S
Sabu 5, 14
Sindroma 14, 15
Sintetik 12
Stimulan 16
Stress 4, 11

T
Trauma 9

47
PENGARANG

Nama : Warotsatus Sholihah


TTL : Ngawi, 20 Juni 1998
Alamat : Dusun Sambiroto 1, RT 01/RW 01,
Desa Sambiroto Kecamatan Padas
Kabupaten Ngawi
Pendidikan : SDN Sambiroto 1
SMP Negeri 1 Karangjati
SMK Negeri 1 Kasreman
Universitas Negeri Semarang

48
Nama : Rifqi Ijlal Taufiqi
TTL : Kebumen, 4 Juli 1998
Alamat : Desa Kuwarasan, Rt. 2/ Rw. 1,
Kebumen

Pendidikan : SDN 2 Kuwarasan


SMP N 1 Kuwarasan
SMA N 1 Gombong
Universitas Negeri Semarang

49
`

Nama : David Abadillah


TTL : Pati, 01 Desember 1998
Alamat : Desa Lengkong RT 03/RW 01,
Kecamatan Batangan, Kabupaten
Pati
Pendidikan : SDN Lengkong 01
SMP Negeri 1 Juwana
SMK Negeri 1 Rembang
Universitas Negeri Semarang

50
Nama : Aenun Nova Tri Mulyani
TTL : Tegal, 1 November 1998
Alamat : Selapura No. 12 RT 04/RW 04,
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten
Tegal
Pendidikan : SDN Selapura 01
SMP Negeri 1 Slawi
SMK Negeri 1 Slawi
Universitas Negeri Semarang

51
Nama : Sri Rahayu
TTL : Kudus, 11 Maret 1999
Alamat : Desa Undaan Tengah Rt. 001 Rw.
003 Kec. Undaan Kab. Kudus

Pendidikan : MI NU Miftahul Falah


MTs Nahdlatul Muslimin
MA Nahdlatul Muslimin
Universitas Negeri Semarang

52
Nama : Ikhsan Wahyu Pamungkas
TTL : Sragen, 11 September 1997
Alamat : Giriroto, Rt.01, Girimargo,
Kecamatan Miri, Kabupaten
Seragen
Pendidikan : SDN Girimargo 3
SMP Negeri 1 Miri
SMK SAKTI GEMOLONG
Universitas Negeri Semarang

53
Nama : Ery Aminul Lathifah
TTL : Pati, 23 November 1998
Alamat : Dukuh Botosae, RT 02/RW 03,
Desa Bakalan Kecamatan Dukuhseti
Kabupaten Pati
Pendidikan : MI Matholi’ul Huda Bakalan
MTs Matholi’ul Huda Bakalan
SMK Tunas Harapan Pati
Universitas Negeri Semarang

54
Nama : Siti Roudhotul Jannah
TTL : Bojonegoro, 30 Oktober 1997
Alamat : Dusun Jenggot RT/RW 04/01, Desa
Selorejo, Kecamatan Baureno,
Kabupaten Bojonegoro
Pendidikan : MI Tanwirul Hija
MTS AI ATTANWIR
MAI ATTANWIR
Universitas Negeri Semarang

55
Nama : Nur Febriyanto
TTL : Wonosobo, 19 Febuari 1998
Alamat : Garung Rt. 1 Rw. 7, Kelurahan
Garung, kecamatan Garung
Kabupaten Wonosobo
Pendidikan : SDN 1 Garung
SMP N 1 Garung
SMK N 1 Wonosobo
Universitas Negeri Semarang

56
Nama : Ervina Prihandani
TTL : Banyu mas, 19 Januari 1998
Alamat : Jl. Benteng Lemah No. 3A Rt
02/Rw 03, Kedunguter, Kabupaten
Banyumas
Pendidikan : SDN Kedunguter
SMP N 1 Banyumas
SMA N 1 Banyumas
Universitas Negeri Semarang

57
Nama : Nabilla Nurul Anjani
TTL : Jakarta, 16 April 1998
Alamat : Jl. Jengki, Gg. Nuansa Indah 1, Rt.
009/ Rw. 09 No. 59, Jakarta

Pendidikan : SDS Angkasa 1 Halim


SMP N 128 Jakarta
SMAN 9 Jakarta
Universitas Negeri Semarang

58
Nama : Eka Sadriyati
TTL : Banyumas, 19 Juni 1998
Alamat : Jingkang, RT 03/RW 04, Kecamatan
Ajibarang Kabupaten Banyumas

Pendidikan : SDN 1 Kalipaten


SMPN 1 Purwojati
SMAN Ajibarang
Universitas Negeri Semarang

59
Nama : MUHAMMAD ALI RIF’AN
TTL : Rembang, 12 juni 1998
Alamat : Desa Krikilan Rt.4/Rw.3, Rembang
Pendidikan : SDN krikilan
SMP N 1 Sumber
SMA N 1 Sumber
Universitas Negeri Semarang

60
Nama : Ulil Abshor
TTL : Demak, 05 Mei 1998
Alamat : Desa Sambiroto, Rt. 02/ Rw 01, Kecamatan
Gajah, Kabupaten Demak

Pendidikan : SDN Sambiroto


MTs Tarbiyatul Mubtadiin
SMK Roudlotul Mubtadiin
PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang
PONPES Miftakhu Rohmatillah Semarang
Universitas Negeri Semarang

61
Nama : Muhammad Ridho
TTL : Kab. Semarang, 02 Mei 1999
Alamat : Dusun Beran, Desa Rejosari Rt 01/
Rw 08, Kecamatan Bancak,
Kabupaten Semarang
Pendidikan : MI Darussalam Rejosari
SMP N 1 Mbancak
SMKN 1 Mbancak
Universitas Negeri Semarang

62
63

Anda mungkin juga menyukai