Anda di halaman 1dari 4

MODERNISASI KOPERASI

Oleh Arbani, STP *

I. LATAR BELAKANG
Arahan Presiden RI pada acara pelantikan Menkop dan UKM
sebagai derivasi dari amanat RPJMN 2020-2024 adalah (1) UMKM naik
kelas dan (2) Modernisasi koperasi. Sehingga indicator kinerja Deputi
Bidang Perkoperasian adalah terwujudnya koperasi modern dengan target
500 unit di akhir RPJMN/tahun 2024.

II. DEFINISI
Modernisasi Koperasi adalah upaya perubahan/transformasi
koperasi untuk lebih maju dalam hal model, kelembagaan/organisasi dan
tata kelola dengan sentuhan teknologi dan mengikuti perkembangan
zaman agar melahirkan koperasi modern. Koperasi Modern adalah
koperasi yang menjalankan kegiatan dan usahanya dengan menerapkan
tata kelola koperasi yang baik (Good Cooperative Governance=GCG),
memiliki daya saing dan adaftif terhadap perubahan.

III. KONDISI RIL KOPERASI SAAT INI


Tabel 1. Data jumlah koperasi berdasarkan status kewenangannya (secara
nasionla)

No Koperasi Jumlah (unit) Persentase (%)


1 Kabupaten/kota 111.818 87,46
2 Provinsi 9.365 7,33
3 Nasional 6.663 5,21
Total 127.846 100,00

Dari tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa koperasi dengan status


kewenangan kabupaten/kota adalah paling besar diantara lainnya yaitu
mencapai 87,46 % atau 111.818 unit. Artinya mayoritas keberadaan
koperasi di Indonesia dibawah kewenangan pemerintah daerah
kabupaten/kota.
Berdasarkan jenisnya, ada 5 (lima) jenis koperasi, yaitu koperasi
konsumen, koperasi produsen, koperasi simpan pinjam, koperasi jasa dan
koperasi pemasaran.
Tabel 2. Data jumlah koperasi berdasarkan jenisnya (secara nasional)
No Koperasi Jumlah (unit) Persentase (%)
1 Konsumen 71.480 55,92
2 Produsen 25.891 20,25
3 Simpan Pinjam 18.156 14,20
4 Jasa 8.350 6,53
5 Pemasaran 3.969 3.10
Total 127.846 100,00

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa koperasi konsumen adalah


jenis koperasi terbesar dari koperasi lainnya yaitu 55,92 % atau 71.480
unit. Artinya mayoritas koperasi di Indonesia bergerak disektor konsumsi
atau koperasi yang menyediakan barang-barang kebutuhan pokok bagi
para anggotanya. Bagaimana dengan statistik koperasi ditingkat Prov.
Kalsel?
Tabel 3. Data jumlah koperasi di Prov. Kalsel
No Koperasi Binaan Jumlah (unit) % Prov % Nasional
1 Kab/kota 2.710 92,46 2,12
2 Provinsi 154 5,25 0,12
3 Pusat 67 2,29 0,05
Total Prov 2.931 100,00 2,29
Total Nasional 127.846

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa Prov. Kalsel


memiliki 2.931 unit koperasi atau menyumbang 2,29 % jumlah koperasi
secara nasional baik yang binaan kab/kota, binaan provinsi maupun
binaan pusat/kementerian. Terbesar adalah binaan kab/kota yaitu
diangka 2.710 unit atau 92,46 % ditingkat prov atau 2,12 % ditingkat
nasional. Artinya sebagian besar/mayoritas koperasi berada diwilayah
binaan kab/kota.
Prov. Kalsel memilki 13 kabupaten/kota dengan jumlah 2.710 unit
koperasi binaan kab/kota. Di kabupaten/kota mana sajakah yang
memiliki komposisi koperasi terbesar?
Tabel 4. Data jumlah koperasi binaan kab/kota di Prov. Kalsel
No Kab/Kota Jumlah (unit) % Tk Prov % Tk Nasional
1 Banjarmasin 602 22,21 0,47
2 Tanah Bumbu 394 14,54 0,31
3 Banjar 234 8,63 0,18
4 Kotabaru 211 7,79 0,17
5 Banjarbaru 210 7,75 0,16
6 Tanah Laut 163 6,01 0,13
7 Hulu Sungai Selatan 158 5,83 0,12
8 Tapin 148 5,46 0,12
9 Hulu Sungai Utara 130 4,80 0,10
10 Barito Kuala 127 4,69 0,10
11 Hulu Sungai Tengah 118 4,35 0,09
12 Balangan 112 4,13 0,09
13 Tabalong 103 3,80 0,08
Total Kab/Kota 2.710 100,00 2,12
Total Prov 2.931
Total Nasional 127.846

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa 5 (lima) besar kab/kota


penyumbang jumlah koperasi terbanyak di tingkat provinsi secara
berturut-turut adalah Banjarmasin, Tanah Bumbu, Banjar, Kotabaru dan
Banjarbaru masing-masing persetasenya adalah 22,21/14,54/8,63/7,79
dan 7,75. Artinya Kab. Tanah Bumbu menduduki urutan kedua setelah
Banjarmasin dalam hal keberadaan jumlah koperasi.

IV. TUJUAN MODERNISASI KOPERASI


1. Meningkatkan kualitas koperasi menjadi lebih baik;
2. Mengubah pola pikir masyarakat terhadap koperasi;
3. Menciptakan koperasi-koperasi modern berbasiskan teknologi;
4. Meningkatkan penerapan manajemen profesional dan Tata Kelola
Koperasi yang Baik (GCG);
5. Regenerasi dan kaderisasi kepada generasi muda;
6. Pelaporan koperasi yang transparan dan akuntabilitas;
7. Pemerintah mampu melakukan monitoring dan evaluasi secara Online.

V. MANFAAT MODERNISASI KOPERASI (GO DIGITAL/GO ONLINE)


1. Mempermudah koperasi dalam memperoleh akses pembiayaan dan
investasi;
2. Membuka kesempatan seluas- luasnya kepada setiap Orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin;
3. Mengembangkan perekonomian nasional ;dan
4. Menciptakan Young/New Entrepreneur dan menjadikan UMKM Naik
Kelas.
VI. SASARAN MODERNISASI KOPERASI
1. Koperasi sector riil berbasis komoditi (pariwisata, pertanian, kuliner
dan perikanan);
2. Koperasi kampus;
3. Koperasi Wanita;
4. Koperasi pondok pesantren; dan
5. Koperasi jasa (KSP/USP.

VII. SISTEMATIKA PENILAIAN KOPERASI MODERN


1. Registrasi anggota via aplikasi;
2. Pelayanan transaksi via aplikasi;
3. Rapat Anggota Tahunan (RAT) online;
4. UMKM terintegrasi (Global Value Chains);
5. Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan sesuai standar Akuntansi
berlaku;
6. Monitoring dan Evaluasi Online;
7. Pemeringkatan Koperasi (rating) / Audit; dan
8. Penetapan Koperasi Modern.

VIII. TARGET PENGEMBANGAN KOPERASI MODERN INDONESIA


Tahun Target jumlah koperasi modern (unit)
2021 100
2022 150
2023 150
2024 100
Jumlah 500

Anda mungkin juga menyukai