Anda di halaman 1dari 87

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DOKTER DENGAN


KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Oleh:
REKA ELVIA DIRDA PRASASTA
NIM: 011611133124

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA

2019

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DOKTER DENGAN


KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Oleh:
REKA ELVIA DIRDA PRASASTA
NIM: 011611133124

Pembimbing:
Linda Dewanti, dr., M. Kes., HMsc., Ph.D.
Dr. Dominicus Husada, dr.,DMT&H., MCTM(TP)., Sp.A(K)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA
2019

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DOKTER DENGAN


KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi


Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

Oleh:
REKA ELVIA DIRDA PRASASTA
NIM: 011611133124

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA
2019

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DOKTER DENGAN


KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi


Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya

Oleh:

REKA ELVIA DIRDA PRASASTA


NIM: 011611133124

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Serta

Linda Dewanti, dr., M. Kes., HMsc., Ph. Dr. Dominicus Husada, dr.,DMT&H.,MCTM(TP).,)Sp.A(K)

NIP. 196712271997022001 NIP. 196708041996031006

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DOKTER DENGAN


KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Oleh:

REKA ELVIA DIRDA PRASASTA


NIM: 011611133124

Disetujui dan diterima setelah diuji oleh Tim Penguji Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, 2019

Menyetujui,

Ketua Penguji

Dr. Lilik Djuari.,dr. M.Kes.

NIP. 196503301997022001

Pembimbing Utama/Sekretraris Penguji Pembimbing Serta/AnggotaPenguji

Linda Dewanti, dr., M. Kes., HMsc., Ph.D. Dr. Dominicus Husada, dr.,DMT&H., MCTM(TP). Sp.A(K)

NIP. 196712271997022001 NIP. 196708041996031006

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Reka Elvia Dirda Prasasta

NIM : 011611133124

Program Studi : Kedokteran

Fakultas : Kedokteran

Jenjang : Sarjana (S1)

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiat dalam penulisan


skripsi saya yang berjudul:

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DOKTER DENGAN KEPUASAN


PASIEN HIPERTENSI

Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 28 Mei 2019

Reka Elvia Dirda Prasasta

NIM. 011611133124

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkatNya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Komunikasi Terapeutik
Dokter Terhadap Kepuasan Pasien Hipertensi”. Peneliti juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini:
1. Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga yang telah memberi kesempatan untuk menempuh pendidikan di
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

2. Dr. Maftuchah Rochmanti, dr., M.Kes. selaku Koordinator Program Studi


Kedokteran yang telah memberikan izin dalam pembuatan skripsi.

3. Dr. Pudji Lestari, dr., M.Kes. selaku Penanggung Jawab Blok Penelitian 1 dan 2
yang telah memberikan fasilitas dalam pembuatan skripsi.

4. Linda Dewanti, dr., M. Kes., HMsc., Ph.D. selaku dosen pembimbing utama yang
selalu sabar, baik, dan meluangkan waktu dalam membimbing dan memberikan
pengarahan kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini.

5. Dr. Dominicus Husada, dr.,DMT&H., MCTM(TP)., Sp.A(K), selaku dosen


pembimbing serta yang selalu sabar dan baik dalam memberikan masukan dan
arahan kepada peneliti untuk meneyelesaikan skripsi ini.

6. Dr. Lilik Djuari, dr.M.Kes, selaku penguji pada sidang skripsi peneliti dan turut
memberikan pengarahan kepada peneliti.

7. Risky Vitria Prasetyo dr.,Sp.A(K), selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan selama proses perkuliahan.

8. Suluh Rahardjo,drg, selaku kepala puskesmas pacarkeling yang telah memberikan


peneliti izin untuk melakukan penelitian di Puskesmas Pacarkeling.

9. Seluruh tenaga dan staff Puskesmas Pacarkeling yang telah turut membantu
peneliti untuk melakukan penelitian dan memberikan fasilitas untuk peneliti.

10. Kedua orangtua peneliti, Drs.Eko Iswantono.MM dan Ir.Sri Ariyani untuk
semangat, dukungan serta doa dalam membantu peneliti untuk menyelesaikan
penelitian ini dengan baik.

11. Seluruh keluarga peneliti, Uti, Mami, Demas,yang ikut serta dalam memberi
semangat dan mendoakan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12. Sahabat dan saudara penelitian di FK UNAIR, Gita Puspitasar dan Raudatuzzahra
Kesuma untuk dukungan serta semangat bagi peneliti untuk menyelesaikan
penelitian

13. Saudara peneliti, Diah Caesaria Garindra R dan Mentari Putri S, yang selalu
membantu serta memberi dukungan moral kepada peneliti

14. Kakak dekat peneliti, Diah yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian
ini.

15. Indra Norma S, selaku teman, sahabat, dan saudara peneliti yang selalu
memberikan dukungan moral dan batin kepada peneliti. Serta doa dan semangat
untuk menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

16. Seluruh teman-teman FK UNAIR dan non FK UNAIR yang selalu saling
memberikan dukungan dari awal hingga akhir pembuatan skripsi.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang terkait dalam
pembuatan skripsi ini.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membacanya.

Surabaya, 28 Mei 2019

Peneliti

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DOKTER DENGAN


KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI

ABSTRAK
Latar Belakang: Komunikasi terapeutik adalah hal yang penting dan efektif dalam
menjalin hubungan antara dokter-pasien. Komunikasi yang baik berbasiskan kepercayaan
akan menghasilkan kepuasan dari pasien sehingga pasien dapat berobat kembali

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik dokter dengan


kepuasan pasien hipertensi di Puskesmas Pacarkeling
Metode: Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan mengambil 100 pasien hipertensi
di Puskesmas Pacarkeling sebagai responden.
Hasil Kesimpulan: Terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dokter dengan
kepuasan pasien hipertensi di Puskesmas Pacarkeling.
Kata Kunci: Komunikasi terapeutik, kepuasan pasien

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RELATIONSHIP BEETWEEN TERAPEUTIC COMMUNICATIONS


OF DOCTORS WITH HYPERTENSIVE PATIENT SATISFACTION
ABSTRACT

Background: Therapeutic communication is the most effective and important thing in


establishing relationships between doctors and patients. Good communication based on
trust will produce satisfaction from patients so that patients can seek treatment again.

Objective: To find out the relationship between the therapeutic communication of


doctors and the satisfaction of hypertensive patients in the Pacarkeling Health Center
Method: This study uses quantitative by taking 100 hypertensive patients at the
Pacarkeling Health Center as respondents
Conclusion: There is a relationship between therapeutic communication of doctors and
satisfaction of hypertensive patients at the Pacarkeling Health Center.
Keyword: Therapeutic communication, patient satisfaction

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Sampul Dalam ................................................................................................. i


Lembar Prasyarat .......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ..................................................................................... iii
Keputusan Tim Penguji ................................................................................ iv
Pernyataan Orisinalitas ................................................................................. v
Ucapan Terima Kasih .................................................................................. vi
Abstrak ....................................................................................................... viii
Abstract ......................................................................................................... ix
Daftar Isi ....................................................................................................... x
Daftar Tabel ............................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ......................................................................................... xiv
Daftar Gambar ............................................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusn Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................... 3
1.4 Manfatt Penelitian ....................................................................... 3
1.4.1 Teoritis ...................................................................... 3
1.4.2 Praktis ....................................................................... 4
1.4.3 Pengembangan Ilmu Pengetahuan ............................ 4
1.5 Resiko Penelitian ........................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
2.1 Konsep Dokter ............................................................................ 5
2.1.1 Pengertian Dokter ....................................................... 5
2.1.2 Kompetensi Inti dalam Komunikasi ........................... 5
2.2 Konsep Pasien ............................................................................ 7
2.2.1 Pengertian Pasien ........................................................ 7
2.2.2 Hak-hak Pasien ......................................................... 7
2.2.3 Kewajiban Pasien ........................................................ 8
2.3. Konsep Dasar Komunikasi ........................................................ 9
2.3.1 Pengertian Komunikasi ............................................... 9

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.2 Tujuan Komunikasi .................................................... 9


2.3.3 Proses Komunikasi ................................................... 10
2.3.4 Jenis Komunikasi ..................................................... 12
2.3.5 Hambatan ................................................................. 14
2.3.6 Keterampilan Komunikasi ....................................... 15
2.4 Komunikasi Terapeutik Dokter Pasien .................................... 18
2.4.1 Tujuan Komunikasi Terapeutik Dokter Pasien ........ 18
2.4.2 Indikator Komunikasi Terapeutik Dokter Pasien .... 18
2.5 Kepuasan Pasien ....................................................................... 19
2.5.1 Pengertian Kepuasan Pasien ................................... 19
2.5.2 Dimensi Kepuasan Pasien ........................................ 20
2.5.3 Pendekatan Kepuasan Pasien ................................... 22
2.5.4 Faktor yang mempengaruhi kepuasan .................... 23
2.5.5 Pengukuran Kepuasan Pelanggan ............................ 24
2.6 Performance Dokter ................................................................... 24
2.6.1 Profesionalitas Luhur .............................................. 24
2.6.2 Mawas Diri dan Pengembangan Diri ....................... 26
2.6.3 Komunikasi Efektif ................................................. 28
2.6.4 Pengelolaan Informasi ............................................ 29
2.6.5 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran .......................... 30
2.6.6 Ketrampilan Klinis ................................................... 32
2.6.7 Pengelolaan Masalah Kesehatan ............................ 33
2.7 Hipertensi ................................................................................... 35
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........... 37
3.1 Kerangka Konsep ...................................................................... 38
3.2 Penjelasan tentang Kerangka Konsep ....................................... 38
3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................. 38
BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................ 39
4.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 39
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 39
4.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................... 39
4.2.2 Waktu Penelitian ..................................................... 39
4.3 Populasi dan Sample Penelitian ................................................ 39
4.3.1 Populasi Penelitian .................................................. 39
4.3.2 Sample Penelitian..................................................... 40
4.4 Variable Penelitian .................................................................... 40
4.4.1 Variable Independen ................................................ 40
4.4.2 Variable Dependen ................................................... 40
4.4.3 Definisi Operasional ................................................ 41
4.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 43
4.5.1 Instrumen Pengambilan Penelitian .......................... 43
4.5.2 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ........ 45
4.5.3 Pengolahan Data ...................................................... 45
4.6 Analisis Data ............................................................................. 47
4.6.1 Analisa Bivariat ....................................................... 48
BAB 5 HASIL PENELITIAN .................................................................... 49

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 49


5.2 Profil Dokter ............................................................................. 49
5.3 Karakteristik Responden ............................................................ 49
5.4 Komunikasi Terapeutik Dokter menurut pasien ........................ 51
5.5 Kepuasan Pasien ........................................................................ 52
5.6 Korelasi Komunikasi Terapeutik Dokter dan Kepuasan Pasien 53
5.7 Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Almamater Dokter 54
5.8 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Almamater Dokter ........... 54
5.9 Hubungan Kepuasan dengan Jenis Kelamin Pasien ................. 54
5.10 Hubungan Kepuasan dengan Usia Pasien ............................... 55
5.11 Hubungan Kepuasan dengan Tingkat Pendidikan Pasien ........ 55
BAB 6 PEMBAHASAN ............................................................................. 56
6.1 Komunikasi Terapeutik Dokter ................................................. 56
6.2 Kepuasan Pasien ....................................................................... 58
6.3 Hubungan Komunikasi Terapeutik Dokter Terhadap
Kepuasan Pasien ........................................................................ 59
6.4 Hubungan Komunikasi Terapeutik Dokter dengan
Almamater Dokter ................................................................... 61
6.5 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Almamater Dokter ........... 62
6.6 Kelemahan Penelitian ................................................................ 63
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 64
7.1 Kesimpulan ............................................................................... 64
7.2 Saran .................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65
LAMPIRAN .................................................................................. 67

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Profil Dokter di Puskesmas Pacarkeling


Tabel 5.2 Karakteristik Responden
Tabel 5.3 Komunikasi Terapeutik Dokter Menurut Pasien
Tabel 5.4 Kepuasan Pasien
Tabel 5.5 Korelasi Komunikasi Terapeutik Dokter dengan Kepuasan Pasien
Tabel 5.6 Hubungan Komunikasi Terapeutik Dokter dengan Almamater Dokter
Tabel 5.7 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Almamater Dokter
Tabel 5.8 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Jenis Kelamin Pasien
Tabel 5.9 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Usia Pasien
Tabel 5.10 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Tingkat Pendidikan Pasien

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Serifikat Etik Penelitian


Lampiran 2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 Rincian Biaya Penelitian
Lampiran 4 Hasil Statistik

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Komunikasi


Gambar 3.1 Kerangka Konsep

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Dinkes Surabaya tahun 2014, Hipertensi merupakan penyakit terbanyak

urutan ke-7 yang ditangani oleh petugas layanan kesehatan di Puskesmas. Karena

banyaknya pasien dan penyakit tekanan darah tinggi yang butuh pelayanan lebih detail

untuk pemeriksaannya dapat menimbulkan turunnya kualitas pelayan tenaga kesehatan

sehingga kurangnya rasa kepuasan dari pasien.

Yang dimaksudkan kualitas pelayanan disini adalah bagaimana cara dokter saat

berkomunikasi dengan pasien, cara menyampaikan tentang penyakit yang didrita

pasiennya, cara memberi tahu obat yang sesuai dengan tata cara pengkonsumsiannya.

Tingginya pasien yang menyatakan kurang puas terhadap pelayanan dokter dalam

masa pengobatan dipengaruhi banyak faktor. Penelitian Melly Afriyati (2015) didapatkan

hasil terdapat pengaruh signifikan antara pelayanan administrasi, pelayanan dokter,

pelayanan paramedis, pelayanan obat, dan ketersediaan sarana prasarana dengan

kepuasan pasien

Ada beberapa faktor yag mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan

kesehatan, yaitu : komunikasi, empathy, biaya (cost), penampilan fisik (tangibility),

jaminan (assurance), keandalan dan keterampilan (reliability), tanggapan

(responsiveness) (Muninjaya, 2004).

Dokter menjadi salah satu komponen yang mempengaruhi kepuasan pasien. Tetapi

salah satu aspek yang sangat berpengaruh adalah komunikasi antara dokter dan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pasiennya. Seperti yang kita ketahui diagnosis penyakit pada pasien dapat diperoleh

sebanyak 80% dari anamnesis. Maka dari itu untuk memperoleh informs yang cukup dan

sesuai seorang dokter harus mendapatkan rasa percaya dari pasien tersebut dengan

melakukan komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik adalah modalitas dasar intervensi utama yang terdiri atas

teknik verbal dan nonverbal yang digunakan untuk membentuk hubungan antara terapis

dan pasien dalam pemenuhan kebutuhan (Mubarak, 2012). Oleh karena itu, komunikasi

terapeutik merupakan hal penting dalam kelancaran pelayanan kesehatan yang dilakukan

terapis untuk mengetahui apa yang dirasakan dan diinginkan pasien. Sehingga pasien

akan puas dan memiliki kepercayaan terhadap dokter.

Hasil penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa komunikasi antara dokter dan

pasien di Indonesia belum menjadi urusan utama. Selama ini kompetensi komunikasi

cenderung terabaikan, sehingga 35% - 40% pasien tidak puas berkomunikasi dengan

dokter (Hardjodisastro, 2010).

Semakin tinggi kepuasan pasien memberi tanda bahwa terjalin hubungan yang baik

antara dokter dan pasien sehingga dapat menghindari kasus tuntutan hukum, membantu

proses pengobatan dan penyembuhan pasien serta mutu pelayan kesehatan juga semakin

meningkat (Pohan, 2013). Solusi terbaik dalam meningkatkan kepercayaan pasien kepada

dokter adalah memberikan layanan yang memuaskan. Aspek penting yang harus

diperhatikan adalah komunikasi yang terapeutk. Dokter harus mampu memenuhi harapan

pasien yaitu komunikasi dengan informasi yang jelas sesuai kebutuhan, sikap empati

yang penuh perhatian sehingga membuat pasien tenang. Pihak rumah sakit harus

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menjadikan komunikasi terapeutik bagian dari standar opersional prosedur pelyanan

kepada pasien.

1.2 Rumusan Penelitian

Apakah ada hubungan komunikasi terapeutik dokter terhadap kepuasaan pasien di

wilayah kerja Pusekesmas Pacarkeling ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dokter terhadap kepuasan dalam

membangun kepercayaan pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling .

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mempelajari komunikasi terapeutik dokter terhdapat pasien hipertensi di wilayah

kerja Pusekesmas Pacarkeling .

2. Mempelajari kepuasaan pasien hipertensi kepada dokter pemberi layanan medis di

wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling.

3. Mempelajari hubungan komunikasi terapeutik dokter dengan kepuasan pasien

hipertensi di wilayah Puskesmas Pacarkeling

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan turut memperkaya penelitian

dalam bidang Ilmu Kedokteran khususnya kajian komunikasi antara dokter dan

pasien khususnya dalam pemberian informasi dan pemberian perhatian (empati).

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dan juga memberikan manfaat berupa referensi bagi penelitian-penelitian serupa

yang akan dilakukan dimasa mendatang.

1.4.2 Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan

subjek dan masyarakat dengan cara meningkatkan layananan yang tidak hanya

berfokus pada pengobatan tetapi memperhatikan kebutuhan psikologi pasien

1.4.3 Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan bisa kontribusi penelitian pada profesi kedokteran

1.5 Risiko Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi kesalahpahaman tentang cara dokter berperilaku

sehari-hari bukan saat berinteraksi dengan pasien.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dokter

2.1.1 Pengertian

Dokter menurut pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan

pengobatannya.

Astuti (2009) mendefinisikan Dokter adalah orang yang memiliki kewenangan

dan izin sebagaimana mestinya untuk melakukan pelayanan kesehatan, khususnya

memeriksa dan mengobati penyakit dan dilakukan menurut hukum dalam pelayanan

kesehatan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian dokter adalah

lulusan pendidikan kedokteran yang memiliki kewenangan dan izin sebagaimana

mestinya untuk melakukan pelayanan kesehatan, khususnya memeriksa dan

mengobati penyakit dan dilakukan menurut hukum dalam pelayanan kesehatan.

2.1.2 Kompetensi inti dalam komunikasi efektif

Dijelaskan dalam standar kompetensi dokter Indonesia, kemampuan lulusan

dokter dalam kompetesni inti dalam hal komunikasi efektif (Konsil Kedokteran

Indonesia, 2012) adalah :

a. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

1) Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2) Berempati secara verbal dan nonverbal

3) Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat

dimengerti

4) Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan secara

holistik dan komprehensif

5) Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk,

informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun, baik

dan benar

6) Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan spiritual

pasien dan keluarga

b. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)

1) Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar

2) Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan

3) Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak hukum,

perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika

diperlukan

4) Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif

c. Berkomunikasi dengan masyarakat

1) Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi

masalah kesehatan dan memecahkannya bersama-sama

2) Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah

kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.2 Konsep Pasien

2.2.1 Pengertian pasien

Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

menjelaskan definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara

langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit (yang

dirawat dokter), penderita (sakit).

Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam

keadaan sakit maupun sehat

2.2.2 Hak-Hak Pasien

Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-

undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah :

a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;

b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

c. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

d. Menolak tindakan medis; dan

e. Mendapatkan isi rekam medis.

Menurut UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 4-8 disebutkan

setiap orang berhak atas kesehatan, akses atas sumber daya, pelayanan kesehatan

yang aman, bermutu dan terjangkau, menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang

diperlukan, lingkungan yang sehat, info dan edukasi kesehatan yang seimbang dan

bertanggungjawab, dan informasi tentang data kesehatan dirinya.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hak pasien yang harus dihormati oleh tenaga kesehatan dalam upaya

pelayanan kesehatan, menurut Praptiningsih (2007:9) adalah :

a. Hak atas pelayanan kesehatan sesuai dengan stadart pelayanan kesehatan. Pasien

berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

b. Hak atas informasi yang berupa penjelasan berkait dengan penyakitnya,tindakan

medis, dan keperawatan beserta pengobatan yang dapat dilakukan; informasi

diberikan oleh tenaga kesehatan, khususnya dokter untuk tindakan medis.

c. Hak untuk menentukan nasib sendiri, merupakan hak pasien untuk menentukan

tindakan pengobatan dan atau perawatan yang akan dilakukan terhadap dirinya

atau penyakitnya, keputusan untuk memilih ini dilakukan setelah mendapatkan

informasi yang jelas dan lengkap dari dokter dan atau perawat tentang segala

sesuatu yang berkait dengan penyakitnya dan upaya yang dapat ditempuhnya

untuk mendapatkan kesembuhan.

Hak atas “second opinion” merupakan hak pasien untuk memperoleh masukan

dari tenaga kesehatan lain,baik dokter,perawat,maupun tenaga kesehatan lain

terhadap penyakit dan upaya kesembuhan yang dapat ditempuhnya.

2.2.3 Kewajiban Pasien

Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun

2004 tentang Praktik Kedokteran ini adalah:

a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya

b. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan

d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3 Konsep Dasar Komunikasi

2.3.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa

Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare

yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah

istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari

kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,

suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana,2014).

Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur,yakni:

1. Komunikator ( communicator, source, sender )

2. Pesan ( message )

3. Media ( channel, media )

4. Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient )

5. Efek (effect, impact, influence)

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu.

2.3.2 Tujuan Komunikasi

Umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan (Widjaja,2010) antara lain:

1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude)

2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to the change the opinion)

3. Untuk mengubah perilaku (to change the behavior)

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Untuk mengubah masyarakat (to the change society)

Hewitt (2001), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara

spesifik sebagai berikut:

1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

2. Mempengaruhi perilaku seseorang

3. Mengungkapkan perasaan

4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain

5. Berhubungan dengan orang lain

6. Menyelesaian sebuah masalah

7. Mencapai sebuah tujuan

8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik

9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain

2.3.3 Proses Komunikasi

Menurut Mulyana (2014) komunikasi merupakan suatu proses yang

mempunyai komponen dasar sebagai berikut :

Gangguan Gangguan

Balikan

Pengirim Penerima
Pesan Pesan

Simbol/Isyarat Media Mengartikan


(Saluran) Kode/Pesan

Gambar 2.1 : Proses Komunikasi

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut Vardiyansah (2004) macam-macam cara mengirim pesan dapat dilakukan

dalam eberapa cara, yaitu:

1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada

seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan

sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan

disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau

non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Materi

pesan dapat berupa :

a. Informasi

b. Ajakan

c. Rencana kerja

d. Pertanyaan dan sebagainya.

2. Simbol/isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya

dapat dipahami oleh orang lain.

3. Media/penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi

oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dan

sebagainya.

4. Mengartikan kode/isyarat

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si

penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut,

sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim

meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud

oleh pengirim.

6. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan

dalam bentuk verbal maupun nonverbal.

7. Gangguan

Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga

penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

2.3.4 Jenis Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan

aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari:

1. Komunikasi verbal dengan kata-kata

a. Pengertian komunikas verbal

Komunikasi yang dilakukan melalui kata-kata, bicara atau tertulis

(Nurjannah,2005). Meskipun yang paling mempengruhi komunikasi adalah bahasa

non verbal, kata adalah alat yang sangat penting dalam komunikasi. Menurut Leddy

dan Pepper (1998) dalam Nurjannah (2005), beberapa hal yang perlu di perhatikan

dalam berkomunikasi verbal adalah : masalah teknik yaitu seberapa akurat

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

komunikasi tersebut dapat mengirimkan simbol darikomunikasi tersebut. Masalah

semantik yaitu seberapa tepat simbol dalammengirimkan pesan yang dimaksud.

Masalah pengaruh yaitu seberapa efektif arti yang diterima mempengaruhi tingkah

laku.

b. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

1) Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).

Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang

tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

2) Racing (kecepatan).

Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur

dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

3) Intonasi suara

Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan

akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.

Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam

berkomunikasi.

4) Humor

Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor

adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

5) Singkat dan jelas

Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung

pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6) Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena

berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi,

artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa

yang disampaikan.

2. Komunikasi Non Verbal

a. Pengertian

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan

komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Komunikasi non

verbal merupakan komunikasi yang tidak melibatkan bicara dan tulisan

(Nurjannah,2005).

b. Klasifikasi komunikasi non verbal

Yang termasuk komunikasi non verbal :

1. Ekspresi wajah

2. Kontak mata

3. Sentuhan

4. Postur tubuh dan gaya berjalan

5. Sound (Suara)

6. Gerak isyarat

2.3.5 Hambatan Komunikasi

Beberapa hambatan komunikasi menurut Mulyana (2014) adalah:

a. Hambatan dari Proses Komunikasi

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum

jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau

situasi emosional

b. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat

komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat

komunikasi dan sebagainya. Penampilan fisik merupakan hal pertama yng

diperhatikan saat komunikasi terapeutik. Kesan tersebut timbul selama 20 detik

sampai 4 menit pertama.

c. Hambatan Semantik

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti

mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan

penerima

d. Hambatan Psikologis, Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang

mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang

berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

2.3.6 Keterampilan komunikasi

Rider dkk. (2006) menyatakan kompetensi dan sub kompetensi ketarampilan

komunikasi adalah :

1. Builds a relationship (membangun suatu hubungan)

a. Memberi salam dan menunjukan simpati pada pasien.

b. Menggunakan intonasi, kontak mata, dan sikap yang menunjukan kepedulian

dan perhatian.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c. Merespon dengan baik pernyataan pasien tentang perasaan dan ide.

d. Menggunakan kata-kata yang menunjukan kepedulian selama komunikasi.

2. Opens the discussion (membuka diskusi)

a. Menanyakan sesuatu untuk menimbulkan rasa perhatian.

b. Menghargai pasien dalam penyampaian keluhan.

3. Gathers information (mengumpulkan informasi)

a. Memulai komunikasi dengan pasien menggunakan pertanyaan terbuka.

b. Menjelaskan secara detail atau dengan lebih spesifik.

c. Meringkas dan memberikan kesempatan pasien melakukan koreksi atau

menambah informasi.

4. Understands the patient’s perspective (memahami perspektif pasien)

a. Menumbuhkan kepercayaan pasien, harapan, dan perhatian tentang perawatan

dan penyakit.

b. Menanyakan tentang riwayat hidup, keadaan, orang lain yang mungkin

mempengaruhi kesehatan.

5. Shares information (memberikan informasi)

a. Menjelaskan dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami pasien.

b. Menilai pemahaman masalah pasien dan informasi lain.

c. Menanyakan kepada pasien jika pasien mempunyai pertanyaan.

6. If new/changed plan (jangkauan persetujuan)

a. Menanyakan tentang kesanggupan pasien untuk mengikuti diagnostik dan

rencara perawatan.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b. Melihat kemungkinan saling pengertian dari diagnostik dan rencana

perawatan.

c. Mengidentifikasi sumber daya tambahan yang tepat.

7. Provides closure (penutup)

a. Menanyakan pasien jika ada pertanyaan, perhatian, atau isu lain.

b. Menjelaskan kelanjutan atau pengaturan kontak.

c. Meringkas pembicaraan

d. Menutup wawancara

Elemen elemen dalam keterampilan komunikasi meliputi sebagai berikut :

1) Visual element (55%)

a. Eye contact (kontak mata)

b. Facial expression (Ekspresi wajah)

c. Gesture (sikap tubuh)

d. Posture (posisi tubuh)

2) Vocal element (38%)

a. Vioice volume (volume suara)

b. Speaking rate (kecepatan berbicara)

c. Tone of voice (irama)

d. Fluency (mantap)

3) Verbal element (7%)

a. Sederhana

b. Tidak mengandung arti ganda

c. Lengkap

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

d. Jelas

2.4 Komunikasi Terapeutik Dokter Pasien

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang

untuk tujuan terapi. Seorang terapis dapat membantu klien mengatasi masalah yang

dihadapinya melalui komunikasi (Damaiyanti, 2014).

Komunikasi terapeutik adalah modalitas dasar intervensi utama yang terdiri

atas teknik verbal dan nonverbal yang digunakan untuk membentuk hubungan antara

terapis dan pasien dalam pemenuhan kebutuhan (Mubarak, 2012).

2.4.1 Tujuan komunikasi terapeutik

Tujuan komunikasi terapeutik (Purwanto, 1994 seperti dikutip dalam

Damaiyanti, 2014) adalah:

a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran

serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien

percaya pada hal yang diperlukan.

b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan

mempertahankan kekuatan egonya.

c. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri.

2.4.2 Indikator komunikasi yang terapeutik

Menurut Egan (1998) dalam bukunya skilled helper indikator komunikasi yang

terapeutik adalah sebagai berikut :

a. Tahap Orientasi

Tahap dimana dokter pertama kali bertemu dengan pasien. Tugas dokter

dalam tahap ini adalah untuk membina rasa percaya pasien terhadap dokter,

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penerimaan dan komunikasi terbuka, menggali pikiran, perasaan dan tindakan-

tindakan pasien. Menetapkan tujuan dengan pasien, dan merumuskan bersama

kontrak yang bersifat saling menguntungkan dengan mencakup nama, peran,

tanggung jawab, harapan, tujuan, tempat pertemuan, waktu pertemuan, kondisi

untuk terminasi dan kerahasiaan.

b. Tahap Kerja

Tahap dokter memulai kegiatan komunikasi. Tugas dokter pada tahap ini

adalah menggali stressor yang relevan, meningkatkan pengembangan

penghayatan dan penggunaan mekanisme koping pasien yang konstruktif, serta

membahas dan mengatasi perilaku pasien..

c. Tahap Terminasi

Tahap dokter akan menghentikan interaksi dengan pasien, tahap ini

merupakan tahap perpisahan atau terminasi sementara ataupun terminasi akhir.

Tugas dokter pada tahap ini adalah: membina realitas tentang perpisahan,

meninjau kemampuan terapi dan pencapaian tujuan-tujuan serta menggali

secara timbal balik perasaan ponalakan, kesedihan dan kemarahan serta

perilaku yang terkait lainnya.

2.5 Kepuasan Pasien

2.5.1 Pengertian kepuasan pasien

Kepuasan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan ketika kebutuhan,

keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi

dan hal yang didapatkan (Juliana, 2008).

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut Kotler and Keller (2013) kepuasan pasien adalah perasaan senang

seseorang yang timbul karena hasil yang pasien dapatkan sesuai dengan yang pasien

harapkan.

Kepuasan pasien adalah nilai subjektif terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan tetapi meliputi juga pada nilai objektifnya dan dilandasi pada pengalaman

masa lalu, pendidikan, situasi psikologi, dan pengaruh lingkungan (Sabarguna dan

Rubaya, 2011).

2.5.2 Dimensi kepuasan

Menurut Hafizurrahman (2014), dimensi kepuasan kualitas dibagi dalam lima

dimensi antara lain sebagai beikut:

1. Sarana fisik (tangible)

Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai kualitas

pelayanan, seperti menilai gedung, peralatan, seragam, yaitu hal-hal yang

menimbulkan kenikmatan bila dilihat.

2. Kehandalan (reliability)

Dimensi ini menunjukkan kehandalan yang merupakan kemampuan memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan, bisa diandalkan dan akurat meliputi

kecepatan pelayanan, ketepatan pelayanan dan kelancaran pelayanan.

Kemampuan lembaga jasa untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan

secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti

kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan

akurasi tinggi. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat, tepat waktu, dan dapat

dipercaya.

3. Ketanggapan (Responsiveness)

Dimensi ketanggapan merupakan dimensi yang paling dinamis. Harapan

pelanggan akan kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah

dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Dimensi ini mencakup

ketanggapan yaitu berupa kemauan pihak pemberi pelayanan untuk membantu

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat kepada pelanggan,

dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan pelanggan menunggu

tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas

pelayanan. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemauan untuk membantu

pelanggan dengan memberikan layanan yang baik dan cepat.

4. Jaminan / keyakinan (assurance)

Dimensi ini mencakup adanya jaminan yang mencakup pengetahuan dan

ketrampilan petugas, kesopanan dan keramahan petugas, memiliki rasa hormat

dalam melakukan pelayanan. Terdiri dari komponen: komunikasi

(communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi

(competence), dan sopan santun (courtesy). Secara singkat dapat diartikan

sebagai pengetahuan dan keramahtamahan personil dan kemampuan personil

untuk dapat dipercaya dan diyakini. Keramahan adalah salah satu aspek kualitas

yang paling mudah diukur.

5. Kepedulian (emphaty)

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dimensi ini menunjukkan kemudahan dalam melakukan hubungan atau kontak

personal dan komunikasi, memahami dan berusaha untuk mengetahui siapa yang

dilayani dan apa yang diinginkan. Empathy yaitu memberikan perhatian yang

tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan

dengan berupaya memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan

diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,

memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Secara singkat dapat diartikan

sebagai usaha untuk mengetahui dan mengerti kebutuhan pelanggan secara

individual.

2.5.3 Pendekatan kepuasan pasien

Konsep pendekatan kepuasan pasien yaitu sebagai berikut (Pohan, 2013) :

1. Support (Dukungan)

Pasien membutuhkan orang lain untuk membantu dan menolong tidak hanya

dalam masalah fisik saja, namun juga masalah yang muncul sebagai dampak dari

kondisi sakit tersebut. Pasien memerlukan seorang dokter yang bisa membantu

kesembuhan dari sakit yang diderita sampai pada tahap dimana pasien tidak

ketergantungan lagi pada dokter. Dukungan ini bersifat sementara dengan harapan

pasien dapat kembali ke kondisi sehat seperti awal. Dukungan ini mencakup

bagaimana hak-hak pasien terpenuhi dalam mendapatkan sistem pelayanan

kesehatan.

2. Pembiaran (Permissive)

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Konsep ini memberikan kebebasan pada pasien, meskipun perilaku pasien

sebelumnya dianggap telah menyimpang. Hal ini akan ditoleransi oleh dokter

dengan harapan pasien dapat merasa nyaman dan tidak tertekan. Selama perilaku

pasien tidak menghambat penyembuhan, dokter harus tetap menghargai pasien.

3. Manipulation of reward (Kompensasi hadiah)

Pemberian reward atau kompensasi dianggap penting agar pasien tetap merasakan

nyaman dan akan meningkatkan kemauan untuk sembuh. Hal ini akan

mempercepat proses kembalinya kondisi pasien sehat kembali, sehingga akan

membantu proses pengobatan.

4. Denial of reciprocity (Penyanggahan timbal balik)

Dokter dalam melakukan pengobatan kepada pasien sehari-hari harus selalu atas

dasar tulus dan ikhlas. Kondisi yang demikian diharapkan agar proses

penyembuhan dapat berjalan dengan lancar.

2.5.4 Faktor mempengaruhi kepuasan

Menurut Sabarguna dan Rubaya (2011) terdapat beberapa aspek yang

mempengaruhi kepuasan pasien diantaranya:

1. Aspek kenyamanan, dimana pasien merasakan kenyamanan dari berbagai

fasilitas yang ada di sebuah Rumah Sakit tertentu dari lokasi yang mudah

dijangkau, kenyamanan ruangan, kebersihan lingkungan Rumah Sakit, dan

Peralatan yang tersedia.

2. Aspek hubungan pasien dengan petugas kesehatan, meliputi sikap petugas

kesehatan yang berjaga terutama dokter, informasi yang diberikan 20 oleh pasien

jelas, tim medis juga bersikap cekatan dalam menangani keluhan pasien.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Aspek kompetensi teknis dokter, meliputi keberhasilan tim medis lainnya dalam

memberikan asuhan kepada pasien dan berpengalaman.

4. Aspek biaya, meliputi terjangkaunya biaya administrasi Rumah Sakit yang

diberikan, dan adanya keringanan dari pihak instansi kepada pasien untuk

mempermudah pembiayaan.

2.5.5 Pengukuran kepuasan pelanggan

Menurut Fandy Tjiptono (2012 : 320) pengukuran kepuasan dilakukan dengan

berbagai macam tujuan, di antaranya :

1. Mengidentifikasi keperluan (requirement) pelanggan (importantce ratings), yakni

aspek-aspek yang dinilai penting oleh pelanggan dan mempengaruhi apakah ia

puas atau tidak

2. Menentukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja organisasi pada aspek-

aspek penting.

3. Membandingkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan dengan tingkat

kepuasan pelanggan terhadap organisasi lain, baik pesaing langsung maupun tidak

langsung.

4. Mengidentifikasi PFI (Priorities for Improvement) melalui analisa gap antara skor

tingkat kepentingan (importance) dan kepuasan.

5. Mengukur indeks kepuasan pelanggan yang bisa menjadi indikator andal dalam

memantau kemajuan perkembangan dari waktu ke waktu.

2.6 Performance Dokter

2.6.1 Profesionalitas yang Luhur

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.6.1.1 Kompetensi Inti

Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai dan

prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya.

2.6.1.2 Lulusan Dokter Mampu

a. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa)

• Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik kedokteran

• Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran merupakan upaya

maksimal

b. Bermoral, beretika, dan berdisiplin

• Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur dalam

praktik kedokteran

• Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik

kedokteran Indonesia

• Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada

pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

• Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat

c. Sadar dan taat hokum

• Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan

memberikan saran cara pemecahannya

• Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban masyarakat

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlaku

• Membantu penegakkan hukum serta keadilan

d. Berwawasan sosial budaya

• Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani

• Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama, usia, gender,

etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-ekonomi dalam menjalankan praktik

kedokteran dan bermasyarakat

• Menghargai dan melindungi kelompok rentan

• Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang berkembang

di masyarakat multikultur

e. Berperilaku professional

• Menunjukkan karakter sebagai dokter yang professional

• Bersikap dan berbudaya menolong

• Mengutamakan keselamatan pasien

• Mampu bekerja sama intra- dan interprofesional dalam tim pelayanan

kesehatan demi keselamatan pasien

• Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistem kesehatan

nasional dan global

2.6.2 Mawas Diri dan Pengembangan Diri

2.6.2.1 Kompetensi Inti

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mengatasi

masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan

pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi

keselamatan pasien.

2.6.2.2 Lulusan Dokter Mampu

a. Menerapkan mawas diri

• Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial dan

budaya diri sendiri

• Tanggap terhadap tantangan profesi

• Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang lebih

mampu

• Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain untuk

pengembangan diri

b. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

• Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan

belajar untuk mengatasi kelemahan

• Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi

c. Mengembangkan pengetahuan baru

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah

kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat serta

mendiseminasikan hasilnya

2.6.3 Komunikasi Efektif

2.6.3.1 Kompetensi Inti

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan

pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.

2.6.3.2 Lulusan Dokter Mampu

a. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

• Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal

• Berempati secara verbal dan nonverbal

• Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat

dimengerti

• Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan

secara holistik dan komprehensif

• Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita

buruk, informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang

santun, baik dan benar

• Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan

spiritual pasien dan keluarga

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)

• Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar

• Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan

kesehatan

• Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada

penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan

pihak lainnya jika diperlukan

• Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif

c. Berkomunikasi dengan masyarakat

• Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka

mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersama-

sama

• Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan

masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

2.6.4 Pengelolaan Informasi

2.6.4.1 Kompetensi Inti

Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan

dalam praktik kedokteran.

2.6.4.2 Lulusan Dokter Mampu

a. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi

kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

• Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan

untuk dapat belajar sepanjang hayat

b. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada

profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk

peningkatan mutu pelayanan kesehatan

• Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk

diseminasi informasi dalam bidang kesehatan

2.6.5 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

2.6.5.1 Kompetensi Inti

Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu

kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.

2.6.5.2 Lulusan Dokter Mampu

a. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik,

dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran

Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara

holistik dan komprehensif.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu

Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran

Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan

promosi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat

• Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu

Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran

Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan

prevensi masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat

• Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu

Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran

Pencegahan/Kedokteran Komunitas untuk menentukan prioritas

masalah kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat

• Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu

Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran

Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan

terjadinya masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat

• Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang yang

rasional untuk menegakkan diagnosis

• Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan

masalah kesehatan berdasarkan etiologi, patogenesis, dan

patofisiologi

• Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman prinsip-

prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik,

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran

Pencegahan/Kedokteran Komunitas

• Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu

Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran

Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan

rehabilitasi medik dan sosial pada individu, keluarga dan

masyarakat

• Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu

Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran

Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan

kepentingan hukum dan peradilan

• Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien, bukti ilmiah

kedokteran, dan keterbatasan sumber daya dalam pelayanan

kesehatan untuk mengambil keputusan

2.6.6. Keterampilan Klinis

2.6.6.1. Kompetensi Inti

Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah

kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri

sendiri, dan keselamatan orang lain.

2.6.6.2 Lulusan Dokter Mampu

a. Melakukan prosedur diagnosis

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-

anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai dengan

masalah pasien

• Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang dasar dan

mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya yang rasional

b. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistik

dan komprehensif

• Melakukan edukasi dan konseling

• Melakukan tindakan medis preventif

• Melakukan tindakan medis kuratif

• Melakukan tindakan medis rehabilitative

• Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat membahayakan

diri sendiri dan orang lain

• Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan

menerapkan prinsip keselamatan pasien

• Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal masalah

kesehatan/kecederaan yang berhubungan dengan hokum

2.6.7 Pengelolaan Masalah Kesehatan

2.6.7.1 Kompetensi Inti

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga masyarakat secara

komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan

kesehatan primer.

2.6.7.2 Lulusan Dokter Mampu

a. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat

• Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan perilaku,

serta modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai

kelompok umur, agama, masyarakat, jenis kelamin, etnis, dan budaya

• Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka

promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat

b. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah

kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat

• Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan

• Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten untuk

mencegah dan memperlambat timbulnya penyakit

• Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dan

timbulnya komplikasi penyakit dan atau kecacatan

c. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi

diagnosis

• Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam rangka

mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga

• Menginterpretasi data kesehatan masyarakat dalam rangka

mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis komunitas

• Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling

tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti

• Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung

jawab (lihat Daftar Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit) dengan

memperhatikan prinsip keselamatan pasien

• Mengkonsultasikan dan/atau merujuk sesuai dengan standar

pelayanan medis yang berlaku (lihat Daftar Penyakit)

• Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan

dapat dibaca.

2.7 Hipertensi

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90

mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan

cukup istirahat/tenang (Depkes, 2014) . Peningkatan tekanan darah yang

berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan

pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan

yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol

dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik

dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun

masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.

Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.

Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada

pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan

dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas

2013. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-

obatan yang efektif banyak tersedia.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Pasien:
1. Lama waktu Performance Dokter:
tunggu 1. Skill medis dokter
2. Lama waktu 2. Banyaknya mengikuti
Pelayanan seminar
3. Lama waktu 3. Lama praktik
tunggu obat 4. Almamater dokter

Komunikasi Terapeutik :
1. Attending Skill
2. Ramah
3. Responsiveness
4. Empati

Kepuasan Pasien

Gambar 3.1 Kerangka konsep

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Komunikasi terapeutik yang dapat dinilai dari aspek attending skill,sikap ramah

dan hormat, rasa empati, dan ketanggapan dapat dipengaruhi oleh performance

dokter yang dilihat dari skill medis yang dimiliki oleh dokter, banyaknya mengikuti

seminar yang diselenggarakan oleh puskesmas ataupun oleh organsasi kesehatan

lainnya, lama praktik dokter yang bekerja di Puskesmas Pacarkeling, dan almamater

dokter. Kepuasan pasien juga dapat dipengaruhi oleh umur pasien, jenias kelamin

pasien, dan pendidikan pasien.

3.3 Hipotesis Penelitian

Adanya hubungan antara komunikasi terapeutik dokter dengan kepuasan pasien

hipertensi di Puskesmas Pacarkeling.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk survey dengan menggunakan

pendekatan analytic study research. Pada penelitian ini dimaksudkan untuk

menganalisis hubungan antara kompetensi komunikasi terapeutik dokter dan

kepuasan pasien. Berdasarkan waktunya jenis penelitian ini adalah crossectional,

penelitian ini berusaha mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara faktor-

faktor risiko dengan dampak atau efeknya diobservasi pada saat yang sama.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Pacarkeling

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah antara bulan November 2018 – Januari 2019

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berada di wilayah

kerja Puskesmas Pacarkeling dan dokter yang bekerja di Puskesmas Pacarkeling.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.3.2 Sampel

1. Besar Sampel
2
𝑍1−𝛼⁄2 + 𝑍1−𝛽
𝑛≥⌈ ⌉ +3
1 1+𝑟
ℓℴℊ ℯ 1−𝑟
2

Besar sampel = 100 pasien

2. Kriteria Sampel

a. Kriteria inklusi:

1) Pernah berobat ke dokter atau Puskesmas dengan pasien hipertensi

2) Dapat berkomunikasi dengan baik.

b. Kriteria eksklusi:

1) Pasien dengan komplikasi

2) Pasien dengan gangguan kesadaran

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsekutif sampling

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Independen (Bebas)

Kompetensi komunikasi terapeutik dokter.

4.4.2 Variabel Dependen (Terikat)

Kepuasan pasien.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4.3 Definisi Operasional

Variabel dan definisi Indikator Indikator Alat Ukur Skala


operasional

Kompetensi komunikasi Komunikasi Dalam


terapeutik : attending :
Penampilan kerja 1. Squarely Kuesioner Ordinal
2. Open Posture
Karakteristik dasar dalam bentuk sikap
3. Lean
yang dimiliki oleh fisik dokter dalam 4. Eye Contact
seorang dokter berupa berkomunikasi saat 5. Relaxe
ketrampilan (keahlian) melakukan asuhan
proses penyampaian medis
informasi (pesan, ide,
gagasan) kepada pihak
pasien untuk membantu
masalah yang dihadapi Komunikasi Dalam
Respect : 6. Keramahan
pasien.
7. Perilaku hormat
Penampilan kerja dalam 8. Kesopanan Kuesioner Ordinal
bentuk sikap dan
perilaku hormat dokter
dalam memberikan
asuhan medis kepada
pasien
Komunikasi dalam
responsiveness : 1. Waktu layanan
Penampilan kerja 2. Kecepatan layanan
dalam bentuk sikap
Kuesioner Ordinal
dan perilaku dokter
untuk segera
melayani saat
memberikan asuhan
medis kepada pasien
Komunikasi dalam
Empati :
Penampilan kerja
dalam bentuk sikap dan 1. Mendengarkan
Kuesioner Ordinal
perilaku dokter dalam 2. Mengerti
memahami masalah 3. Memperhatikan
pasien dalam
pelaksanaan asuhan
medis R
e

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kepuasan :
Kepuasan Komunikasi Fasilitas
Fisik
Kesesuaian antara
Kuesioner Ordinal
harapan dengan 1. Tangible
kenyataan dalam
penerimaan Penampilan
sikap fisik perawat yang
ketika berkomunikasi
dengan pasien

Komunikasi
Kehandalan
Kesesuaian antara 1. Reliability Kuesioner Ordinal
harapan dengan
kenyataan dalam
penerimaan
Penampilan kerja
dokter dalam bentuk
sikap dan perilaku
hormat dokter dalam
memberikan asuhan
medis kepada pasien
Komunikasi Daya
Tanggap
Kesesuaian antara Kuesioner Ordinal
harapan dengan
kenyataan dalam 1. Responsiveness
penerimaan Penampilan
Penampilan kerja
dalam bentuk sikap
dan perilaku dokter
untuk segera melayani
saat memberikan
asuhan medis kepada
pasien

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Komunikasi empati
Kesesuaian antara
harapan dengan 1. Emphaty Kuesioner Ordinal
kenyataan dalam
penerimaan
Penampilan sikap
fisik perawat dalam
bentuk sikap dan
perilaku dkterdalam
bentuk sikap dan
perilaku perawat
dalam memahami
masalah pasien dalam
pelaksanaan asuhan
medi
Jaminan Pelayanan
Kesehatan: 1. Assurance
Kesesuaian antara Kuesioner Ordinal
harapan dengan
kenyataan dalam
penerimaan jaminan
peyanan kesehatan yang
diberikan petugas
kesehatan kepada
pasien

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 Instrumen pengumpulan data

1. Kuesioner

Instrumen pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam

kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner dari penelitian Johan Yustisianto tahun 2009 yang

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dimodifikasi. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Komunikasi

Data tentang komunikasi dokter dalam melaksanakan komunikasi dengan pasien

berupa kuesioner dikembangkan peneliti berdasarkan teori komunikasi dari

Egan.1998.

2. Kepuasan Pasien

Data tentang kepuasan pasien terhadap pelaksanakan komunikasi oleh dokter berupa

kuesioner dikembangkan peneliti berdasarkan aspek – aspek pengukuran kepuasan

kinerja komunikasi dari Egan 1998.

Kuesioner dirancang untuk meyakinkan responden menjawab dalam berbagai

tingkatan pada setiap butir pertanyaan atau pernyataan yang terdapat dalam

kuesioner. Data tentang dimensi dari variabel-variabel yang dianalisis dalam

penelitian ini yang ditujukan kepada responden menggunakan skala nilai 1 – 5.

Adapun skor sebagai berikut :

Skor 1 = Tidak pernah/ Sangat setuju/ Sangat rendah

Skor 2 = Hampir tidak pernah/ Tidak setuju/ Rendah

Skor 3 = Kadang-kadang/ Ragu-ragu/ Netral

Skor 4 = Sering/ Setuju/ Tinggi

Skor 5 = Selalu/ Sangat setuju/ Sangat tinggi

Perhitungan persentase dari setiap variabel bertujuan untuk mengetahui

gambaran/kecenderungan umum jawaban tertinggi responden terhadap variabel

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penelitian. Prosentase rata-rata masing-masing variabel ini dihitung dengan rumus

sebagai berikut :
𝑎
P = 𝑛 × 100%

Keterangan :

P = Prosentase skor yang dicari

a = Jumlah pemilih

n = Jumlah sampel

4.5.2 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

1. Prosedur Pengambilan

• Memberikan kuesioner kepada pasien yang berada di Puskesmas Pacarkeling

• Mengelompokkan menurut data yang sudah tertera

• Menganalisis data secara statistik

• Menetukan bagaimana tingkat kepuasan pasien terhadap komunikasi terapeutik

yang sudah dilakukan pada Puskesmas Pacarkeling

2. Pengumpulan Data

Data diambil dari pasien yang berada di Puskesmas Pacarkeling

4.5.3 Pengolahan data

4.7.1 Editing

Editing dalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah

isian pada lembar pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik sebagai upaya

menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut. Pada saat melakukan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penelitian, apabila ada soal yang belum dikerjakan oleh responden maka

responden diminta untuk mengisi kembali dan apabila jawaban ganda pada

kuesioner maka dianggap salah.

4.7.2 Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode terhadap data yang terdiri atas

beberapa kategori. Coding dalam penelitian ini peneliti memberikan kode atau

tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam pengolahan data dan

analisis data serta berpedoman pada definisi operasional.

Kode Kompetensi komunikasi terapeutik

1) Kompetensi komunikasi terapeutik selalu kode 4

2) Kompetensi komunikasi terapeutik sering kode 3

3) Kompetensi komunikasi terapeutik kadang-kadang kode 2

4) Kompetensi komunikasi terapeutik tidak pernah kode 1

Kode kepuasan pasien

1) Sangat puas kode 4

2) Puas kode 3

3) Cukup puas kode 2

4) Kurang puas kode 1

4.7.3 Scoring

Scoring digunakan untuk memudahkan dalam pengolahan data, maka setiap

jawaban dari kuesioner diberi skor dengan karakteristik masing-masing. Untuk

pernyataan yang favorable diberi nilai atau skor sebagai berikut:

Selalu : skornya 4

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sering : skornya 3

Kadang-Kadang : skornya 2

Tidak Pernah : skornya 1

Sedangkan pernyataan yang unfavorable diberi nilai atau skor sebagai berikut:

Selalu : skornya 1

Sering : skornya 2

Kadang-Kadang : skornya 3

Tidak Pernah : skornya 4

Skor akan dikategorikan menurut Nursalam (2013) bahwa rentang skor

kategori dibagi tiga sama besar. Sehingga diperoleh skor kategori sebagai berikut:

1) Kompetensi komunikasi terapeutik

a) Baik = >80%

b) Cukup = 50-80%

c) Kurang = <50%

2) Kepuasan pasien

a) Baik = >80%%

b) Cukup = 50-80%

c) Kurang = <50%

4.7.4 Tabulating

Tabulating adalah proses penyusunan data kedalam bentuk tabel. Pada tahap

ini dianggap bahwa data telah selesai diproses sehingga harus segera disusun

kedalam suatu pola formal yang dirancang (Nursalam, 2013)

4.6 Analisis Data

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Setelah semua data terkumpul dan di periksa kelengkapannya kemudian

peneliti melakukan analisa data yaitu:

4.6.1 Analisa Bivariate

Setelah semua data terkumpul kemudian peneliti melakukan analisa

bivariat yang terdiri dari dua variabel independen dengan menggunakan uji

korelasi spareman rank.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pacarkeling. Puskesmas Pacarkeling

telah berdiri sejak 1982 di Jalan Jolotundo III No.6 Surabaya. Layanan unggulannya

adalah poli paliatif.Visi dari Puskesmas Pacarkeling adalah mengembangkan Puskesmas

Pacarkeling sebagai Puskesmas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan secara

optimal.Sedangkan misi dari Puskesmas Pacarkeling adalah menyelaraskan mutu

pelayanan dengan mutu kesehatan, memiliki tanggung jawab professional,tanggung

jawab teknik, serta tanggung jawab moral.

5.2 Profil Dokter

Tabel 5.1 Profil Dokter Puskesmas Pacarkeling


No. Jenis Universitas Tahun Tahun Mulai Tahun Praktik di Puskesmas
Kelamin Lulus Praktik Pacarkeling
1 P UNAIR 2008 2009 2011
2 P UNIBRA 2006 2007 2017

Berdasarkan data dari Puskesmas Pacarkeling didapatkan 2 dokter umum yang

bertugas di Puskesmas.

5.3 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pacarkeling dan dalam penelitian ini

ditetapkan 100 pasien hipertensi sebagai responden.

Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum karakteristik

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

responden yang akan difrekuensikan berdasarkan usia,jenis kelamin, dan status

pendidikan.

Tabel 5.2 Karakterstik Responden

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin
Laki-laki 15 15,0
Perempuan 85 85,0
Total 100 100,0
Usia
Dewasa Awal
2 2,0
(20-40 Tahun)
Dewasa Akhir
64 64,0
(41-65 Tahun)
Lanjut Usia
34 34,0
(> 65 Tahun)
Total 100 100,0
Pendidikan
SD 43 43,0
SMP 28 28,0
SMA 27 27,0
D3 2 2,0
Total 100 100,0

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 100 responden, menurut jenis

kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 85

responden atau 85%.Menurut usia, sebagian besar responden berusia 41-65 tahun

sebanyak 64 responden atau 64%. Sedangkan menurut tingkat pendidikan, sebagian besar

responden adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 43 responden atau 43%.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.4 Komunikasi Terapeutik Dokter

Tabel 5.3 Komunikasi Terapeutik Dokter Menurut Pasien di Puskesmas Pacarkeling


Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Tahap Orientasi
Kurang efektif 1 1,0
Cukup efektif 56 56,0
Efektif 43 43,0
Tahap Kerja
Kurang efektif 1 1,0
Cukup efektif 16 16,0
Efektif 83 83,0
Tahap Terminasi
Kurang efektif 0 0,0
Cukup efektif 27 27,0
Efektif 73 73,0
Jumlah 100 100,0

Berdasarkan hasil tabel 5.3 dapat terlihat bahwa komunikasi terapeutik di

Puskesmas Pacarkeling indikator Tahap Orientasi menurut penilaian responden sebagian

besar dikatagorikan cukup efektif, yaitu sebanyak 56 responden atau 56%. Dan 1

responden atau sebanyak 1% menyatakan komunikasi terapeutik di Puskesmas

Pacarkeling kurang efektif.Menurut indikator Tahap Kerja penilaian responden

dikatagorikan sebagai efektif sebanyak 83 responden atau 83%. Sedangkan menurut

indikator Tahap Terminasi didapatkan hasil yang dikatagorikan sebagai efektif sebanyak

73 responden atau 73%.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.5 Kepuasan Pasien

Tabel 5.4 Kepuasan Pasien Hipertensi di Puskesmas Pacarkeling


Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Fasilitas Fisik
Kurang puas 11 11,0
Cukup puas 31 31,0
Puas 58 58,0
Kehandalan Petugas Kesehatan
Kurang puas 8 8,0
Cukup puas 45 45,0
Puas 47 47,0
Daya Tanggap Petugas Kesehatan
Kurang puas 17 17,0
Cukup puas 32 32,0
Puas 51 51,0
Jaminan Kepastian Pelayanan Pasien
Kurang puas 12 12,0
Cukup puas 42 42,0
Puas 46 46,0
Empati
Kurang puas 13 13,0
Cukup puas 47 47,0
Puas 40 40,0
Jumlah 100 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat terlihat bahwa kepuasan pasien di Puskesmas

Pacarkeling indikator Fasilitas Fisik (Tangible) menurut penilaian responden sebagian

besar dikatagorikan puas, yaitu sebanyak 58 responden atau 58%. Untuk indikator

Kehandalan (Reliability) menurut penilaian responden sebagian besar dikatagorikan puas,

yaitu sebanyak 47 responden atau 47%. Indikator Daya tanggap (Responsiveness)

menurut penilaian responden sebagian besar dikatagorikan puas, yaitu sebanyak 51

responden atau 51%.Sedangkan menurut indikator Jaminan kepastian (Assurance)

menurut penilaian responden sebagian besar dikatagorikan puas, yaitu sebanyak 46

responden atau 46%. Dan terakhir menurut indikator Empati (Emphaty) menurut

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penilaian responden sebagian besar dikatagorikan cukup puas, yaitu sebanyak 47

responden atau 47%.

5.6 Korelasi Komunikasi Terapeutik Dokter dengan Kepuasan Pasien

Uji Bivariate dengan menggunakan Uji Spearman

Tabel 5.5 Korelasi Komunikasi Terapeutik Dokter dengan Kepuasan Pasien

Komunikasi
Kepuasan Terapeutik
Kepuasan Correlation 1.000 .342
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .002
N 100 100
Komunikasi Correlation .342 1.000
Terapeutik Coefficient
Sig. (2-tailed) .002 .
N 100 100

Berdasarkan hasil uji korelasi speraman diperoleh nilai korelasi sebesar 0,342, hal

tersebut mempunyai arti bahwa kekuatan hubunan (korelasi) antara variabel kepuasan

pasien dengan komunikasi terepeutik adalah sebesar 0,342 adalah cukup kuat dan bersifat

positif atau searah. Berdasarkan nilai signifikansi atau Sig. diperoleh hasil sebesar 0,002,

maka karena nilai 0,002 < 0,05 maka dapat dijelaskan bahwa kedua variabel berhubungan

secara signifikan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.7 Hubungan Komunikasi Terapeutik Dokter dengan Almamater Dokter

Tabel 5.6 Hubungan Komunikasi Terapeutik Dokter dengan Almamater Dokter


Komunikasi Terapeutik Total
Dokter
Kurang Cukup Baik
Dokter UNAIR 0 52 10 62
Dokter UNIBRA 1 33 4 38
Total 1 85 14 100

Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil komunikasi terapeutik yang dilakukan

dokter lulusan Univeritas Airlangga termasuk dalam katagori cukup efektif menurut

responden sebanyak 52 responden atau 52%.

5.8 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Almamater Dokter


Tabel 5.7 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Almamater Dokter

Kepuasan Total
Dokter
Cukup Baik
Dokter UNAIR 48 14 62
Dokter UNIBRA 32 6 38
Total 80 20 100

Berdasarkan table 5.7 didapatkan hasil kepuasan pasien terhadap pelayanan

dokter lulusan Universitas Airlangga di Puskesmas Pacarkeling termasuk dalam katagori

cukup puas sebanyak 48 responden atau 48%.

5.9 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Jenias Kelamin Pasien Hipertensi

Tabel 5.8 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Jenis Kelamin Pasien


Kepuasan Pasien Total
Jenis Kelamin
Kurang Cukup Baik
Laki-Laki 0 12 3 15
Perempuan 0 67 18 85
Total 0 79 21 100

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa pasien bejenis kelamin perempuan

lebih merasa puas dengan pelayanan di Puskesmas Pacarkeling dibandingkan dengan

pasien laki-laki.

5.10 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Usia Pasien

Tabel 5.9 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Usia Pasien

Kepuasan Pasien Total


Usia Pasien
Kurang Cukup Baik
Dewasa Awal 0 1 1 2
Dewasa Akhir 0 50 14 64
Lanjut Usia 0 29 5 34
Total 0 80 20 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa usia pasien dewasa akhir lebih merasa
puas dengan pelayanan di Pusekasmas Pacarkeling.

5.11 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Tingkat Pendidikan Pasien

Tabel 5.10 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Tingkat Pendidikan

Tingkat Kepuasan Pasien Total


Pendidikan Kurang Cukup Baik
SD 0 34 9 43
SMP 0 21 7 28
SMA 0 23 4 27
D3 0 2 0 2
Total 0 80 20 100

Berdasarkan tabel diatas didapatlkan bahwa tingkat pendidikan pasien yang


merasa puas dengan layanan di Puskesmas Pacarkeling adalah ang berasal dari lulusan
SD

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Komunikasi Therapeutik Dokter

Berdasarkan data penelitian yang sudah dilakukan pengolahan diketahui bahwa

kemampuan dokter dalam melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien lebih dari

rata-rata dalam ketegori cukup efektif. Kemampuan dokter menerapkan komunikasi

terapeutik sudah didapatkan hampir mendekati rata-rata dalam kategori efektif.

Efektitas komunikasi terapeutik sudah dilakukan dokter pada tiap tahap baik

orientasi, kerja dan terminasi.

Kemampuan dalam tahap orientasi persentase terbesar pada kategori cukup

efektif (56%) yang dalam kategori efektif kurang dari rata-rata (43%) bahkan ada

dokter yang dinilai pasien kemampuan komunikasi terapeutik dokter dalam kategori

kurang efektif (1%). Secara keseluruhan diketahui standar deviasi tahap kerja adalah

3.077 dan ini standar deviasi paling lebar dibandingkan tahap kerja dan terminasi.

Kemampuan komunikasi terapeutik dokter dalam kategori efektif terbanyak dalam

tahap kerja. Efiktifitas tahap kerja bisa didasarkan pada standar deviasi paling kecil

yaitu 0,962 dan hampir secara keseluruhan (83%) komunikasi terapeutik tahap kerja

adalah kategori efektif.

Berdasarkan data komunikasi terapeutik dokter, menunjukkan bahwa dokter

lebih banyak menekankan komunikasi pada tahap kerja. Hal ini berkaitan dengan

pasien datang ke dokter untuk mencari kesembuhan. Sedangkan pada tahap keja

adalah momen utama pasien dan dokter berinteraksi. Tahap kerja dalam komunikasi

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terapeutik, kegiatan yang dilakukan dokter adalah memberi kesempatan pada klien

untuk bertanya, menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara baik,

melakukan kegiatan sesuai rencana. Hal ini menggamabrkan bahwa tahap pre

interaksi dianggap tidak terlalu penting dalam proses komunikasi terapeutik dalam

medis.

Hal ini tentu bertolak belakang dengan konsep komunikasi terapeutik yang

dijelaskan oleh Stuart&Sunden (2013) yang menjelaskan pentingnya tahap orientasi,

bahwa pada tahap perkenalan ini dokter memulai kegiatan yang pertama kali di mana

dokter bertemu pertama kali dengan klien. Kegiatan yang dilakukan adalah

memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga. Dalam hal ini berarti dokter sudah

siap sedia untuk memberikan pelayanan pada klien. Dengan memperkenalkan

dirinya, dokter telah bersikap terbuka pada klien dan ini diharapkan akan mendorong

klien untuk membuka dirinya. Komunikasi yang efektif apabila semua tahap dilalui.

Dokter hendaknya melaksanakan semua tahapan dalam komunikasi terapeutik.

Sesuai dengan tujuannya yaitu Komunikasi terapeutik bertujuan untuk

mengembangkan segala yang ada dalam fikiran dan diri pasien ke arah yang lebih

positif yang nantinya akan dapat mengurangi bebanperasaan pasein dalam

menghadapi maupun mengambil tindakan tentang kesehatannya (Suryani.2015).

Dokter harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada pasien, dengan begitu

berarti dokter telah bersikap terbuka kepada pasien. Situasi lingkungan yang peka

dan menunjukkan penerimaan serta membantu pasien dalam mengekspresikan

perasaan dan pikiran. Tahap terminasipun juga harus dilalui, karena dokter akan

bertemu kembali dengan pasien pada waktu yang telah ditetapkan, sedangkan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terminasi akhir terjadi jika dokter telah menyelesikan proses asuhan medis secara

keseluruhan.

6.2 Kepuasan Pasien

Berdasarkan data penelitian yang sudah di olah dan dianalisis dapat di ketahui

bahwa pada dimensi tangible menjadi dimensi paling banyak dinilai paling banyak

memberikan kepuasan pasien pada dokter lebih dari rata-rata (58%) dalam kategori

baik. Sedangkan yang paling rendah pada kategori kepuasaan baik adalah empati.

Standar deviasi empati memiliki skor terbesar (4.191). Dalam kategori kurang

tertinggi dinilai pasien pada kepuasan dimensi responsiveness (17%) dan yang

terendah adalah reliability (8%).

Dokter diharapkan dapat memunculkan persepsi positif pada pasien saat

perjumpaan pertama. Penampilan dokter yang meyakinkan dan menyenangkan akan

memberikan rasa nyaman pada pasien sehingga bisa menjadi bagian yang

berkontribsui memberikan kepuasan pelayanan. Dan hal ini sudah dilakukan oleh

dokter-dokter di Puskesmas Pacarkeling Surabaya. Penilaian pasien tentang tangible

dokter sebagai dimensi berperan paling besar dalam memberikan kepuasan pasien.

Secara tangible pasien sebagai akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai

kualitas pelayanan seperti penampilan dokter, yaitu hal-hal yang menimbulkan

kenikmatan bila dilihat (Hafizurrahman.2014).

Sedangkan aspek kepuasan paling rendah oleh pasien adalah empati. Rasa

empati merupakan gambaran dari kepedulian. Secara psikologis pasien berharap

mendapatkan perhatian tulus dari dokter dengan sikap yang menunjukkan suatu

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kepedulian. Diharapkan seorang dokter dapat membangun hubungan atau kontak

personal dengan pasien dan dokter hendaknya berusaha mengetahui siapa yang

dilayani dan yang pasien. Pasien tidak hanya membutuhkan resep obat tetapi ada

aspek psikis yang perlu diperhatikan dengan sikap empati. Berdasar pada konsep

kepuasan pelanggan Subagyo (2010) menjelaskan bahwa empati, berarti bahwa

perlunya dokter memahami masalah para pasiennya dan bertindak demi kepentingan

pasien, serta memberikan perhatian personal kepada para pasien sebagai pelanggan

dan memiliki jam operasi yang nyaman.

Pasien merasakan puas bila dokter memberikan layanan (komunikasi) sesuai

dengan harapan. Kepuasan diartikan sebagai respon pelanggan terhadap ketidak

sesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual layanan

setelah memakainya (Irawan, 2012). Kepuasan adalah perasaan senang seseorang

yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu

layanan produk dengan harapannya yaitu kepuasan. Kepuasan pasien ini dapat

tercipta melalui pelayanan yang baik oleh para tenaga medis yang ada di instansi

kesehatan. Dengan demikian bila pelayanan kurang baik maka pasien yang merasa

tidak puas akan mengajukan komplain pada pihak puskesmas. Komplain yang tidak

segera ditangani akan mengakibatkan menurunnya kepuasan pasien terhadap

kapabilitas pelayanan kesehatan di pusat layanan kesehatan tersebut.

6.3 Hubungan Komunikasi Therapeutik Dokter Dengan Kepuasan Pasien

Berdasarkan analisis hubungan antara komunikasi terapeutik dokter dengan

kepuasan pasien diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan. Hal ini didasarkan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

nilai signifikaan 0,00 lebih kecil dari 0,05. Semakain baik komunikasi yang

diterapkan dokter maka semakin puas pasien.

Hasil penelitian ini menunjukkan Kepuasan Pelayanan yang dipengaruhi

Komunikasi Terapeutik dimana dokter di Puskesmas Pacarkeling mencoba

memenuhi setiap indikator-indikator yang ada, melihat dari korelasi yang sangat kuat

peneliti menilai bahwa dokter di Puskesmas Pacarkeling menyadari bahwa Pasien

memiliki persepsi bahwa pelayanan yang diberikan oleh dokter merupakan hal yang

diharpakan karena dokter merupakan petugas medis yang ditugaskan untuk

memenuhi setiap kebutuhan-kebutuhan pasien dalam pengobatan.

Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian

wilayah kecamatan. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan dasar bagi seluruh

masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya, dilaksanakan secara menyeluruh dan

terpadu (Efendi, 2009). Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan

bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal

34 ayat (3) dinyatakan Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (Depkes RI, 2007).

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai

akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah paasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Pasien baru akan merasa puas

apabila kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi dari apa

yang menjadi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan akan timbul atau perasaan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kecewa pasien akan terjadi apabila kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya

itu tidak sesuai dengan harapannya

Melalui pelaksanaan komunikasi terapeutik yang baik, dokter akan lebih

mudah menjalin hubungan saling percaya dengan pasien dan hal ini akan lebih

efektif bagi dokter dalam memberikan kepuasan profesional dalam asuhan medis.

Selain itu, pelaksanaan komunikasi terapeutik yang baik dapat meningkatkan

kepuasan pelayanan kedokteran yang di rasakan oleh pasien. Sebagaimana

dikemukakan oleh Wiyati (2008) yang menyatakan bahwa komunikasi merupakan

salah satu dimensi dalam mengukur kepuasan suatu pelayanan. Aswad, et al. (2015)

menyebutkan bahwa terdapat korelasi antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan

pasien, dimana semakin baik komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh dokter

maka tingkat kepuasan pasien semakin meningkat.

Komunikasi terapeutik selain dapat mendatangkan kepuasan bagi pasien, juga

dapat mengatasi kondisi-kondisi psikologis yang terjadi dan dialami pasien pada

kondisi-kondisi tertentu, diantaranya adalah kondisi ketakutan dan kecemasan

(Agustin.2009). Kepuasan pasien akan membuahkan hal-hal yang sangat diharapkan

oleh setiap penyedia layanan kesehatan, diantaranya akan terjadi peningkatan

kepatuhan pasien terhadap instruksi yang diberikan petugas kesehatan, peningkatan

loyalitas kepada pemberi pelayanan sehingg Pasien tidak berpaling ke pemberi

layanan lainnya, selanjutnya dapat menurunkan tuntutan malpraktik.

6.4 Hubungan Komunikasi Terapeutik Dokter dengan Almamater Dokter

Berdasarkan hasil dari penelelitian yang sudah diolah didapatkan komunikasi

terapeutik yang dilakukan oleh dokter di Puskesmas Pacarkeling masuk dalam katagori

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

cukup baik. Diluar lama kerja di Puskesmas Pacarkeling, responden menilai dokter

lulusan Universitas Airlangga sangat menekankan pada pertemuan awal (Tahap

Orientasi) pada setiap pertemuan. Dokter lulusan Universitas Airlangga masuk dalam

katagor cukup efektif menurut 52 responden atau sebanyak 52%. Seementara 10

responden menilai bahwa komunikasi terapeutik dokter Uhniveristas Airlangga masuk

dalam katagori baik..

Sedangkan pada dokter lulusan Universitas Brawijaya, didapatkan hasil dari

penelitian bahwa komunikasi yang dilakukan masuk dalam katagori cukup efektif

menurut 33 responden atau sebanyak 33%. Sementara 4 responden lain menilai bahwa

komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh dokter lulusan Universitas Brawijaya masuk

dalam katagori baik.Dilain sisi, 1 responden menilai dokter lulusan Universitas Brawijaya

kurang efektif dalam melakukan komunikasi terapeutik

6.5 Hubungan Kepuasan Pasien dengan Almamater Dokter

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah didapatkan pasien hipertensi di

Puskesmas Pacarkeling masuk dalam katagori cukup puas atas layanan yang diberikan

oleh dokter. Sebanyak 48 responden atau 48% menilai bahwa mereka cukup puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh dokter lulusan Universitas Airlangga.Sementara 14

responden lainnya menilai puas dengan layanan yang diberikan di Pusekesmas

Pacarkeling. Sementara 32 responden atau sebanyak 32% merasa cukup puas terhadap

dokter lulusan Universitas Brawijaya dan 6 responden lainnya menilai puas terhadap

pelayanan dokter lulusan Univeritas Brawijaya.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6.6 Kelemahan Penelitian

1. Peneliti tidak mengetahui apakah kuesioner yang dijawab oleh responden sesuai

dengan hasil yang didapatkan oleh pasien di Puskesmas Pacarkeling

2. Ada pasien yang tidak sesuai dengan kriteria untuk menjawab kuesioner

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya dilakukan di Puskesmas

Pacarkeling. Sehingga hasil yang didapat mungkin akan menimbulkan perbedaan apabila

dilakukan puskesmas yang berbeda.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Dokter di Puskesmas Pacarkeling masuk dalam katagori cukup efektif dalam

melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien hipertensi

2. Sebagian besar responden masuk dalam katagori cukup puas atas pelayanan

dokter di Puskesmas Pacarkeling

3. Adanya hubungan antara komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh dokter

dengan kepuasan pasien hiperntensi yang berobat di Puskesmas Pacarkeling.

7.2 Saran

1. Melihat penyakit pasien bukan hanya dari patofisiologi penyakitnya saja tetapi

juga melihat masalah psikologis pasien.

2. Meningkatkan sikap tanggap, peduli, ramah, tersenyum, dan berkomunikasi

yang baik kepada pasien untuk lebih meningkatkan tingkat kepuasan pasien.

3. Melakukan penilain kepuasan pasien secara berkala untuk meningkatkan

kualitas pelayanan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2006. Komunikasi Dokter dan Pasien. Bandung: Universitas Islam Bandung Press
Ariasti,D. and Setiyani, DY. 2016. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru.
Journal. Indonesian Journal on Medical. ejournal.ijmsbm.org Vol 3, No 1 (2016)
Cristera,F., Kallo.D. 2017. Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan
Tingkat Kepercayaan Keluarga Pasien di Intensive Care Unit (ICU) RSU GMIM
Kalooran Amurang. e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari
2017
Effendy,. and Uchjana,O. 2009. Ilmu Komunikasi, Teori & Praktik. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fourianalistyawati,E. 2012. Komunikasi yang Relevan dan Efektif. (PDF Download
Available). Available from:
https://www.researchgate.net/publication/320100052_Komunikasi_yang_Relevan
_dan_Efektif_antara_Dokter_dan_Pasien [accessed Apr 18 2018].
Hewitt. 2001. Komunikasi Organisasi. Penerbit: Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Imbalo, Pohan. 2013. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.


Intansari, Nurjanah. 2005. Komunikasi Keperawatan : Dasar-dasar Komunikasi Bagi
Perawat. Yogyakarta : Moco Medika.

Jeiska, T. Tulangow, Rattu, A.M.J., Mandey,Silvya L. 2015. Analisis Faktor – Faktor


yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal JIKMU, Vol. 5, No. 2a. April 2015

Kartikasari,D., Dewanto, A. 2014. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan dan


Kepercayaan di Rumah Sakit Bunda Kandangan Surabaya. Jurnal Aplikasi
Manajemen (JAM) Vol 12 No 3, 2014
Kotler, J., Philip., Keller, Kevin, L. 2013. Manajemen Pemasaran, Jilid Kedua, Jakarta:
EGC

Kusumo,M.P. 2017. Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan


Pasien di Rawat Jalan RSUD Jogja. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen
Rumah Sakit. Vol 6, No 1 (2017)

Lesmanawati, Rini. 2017. Analisis Persepsi Kepuasan Melalui ServQual serta


Implikasinya pada Kepercayaan di Klinik Widya Bhakti Inti
Bandung. Thesis(S2) thesis, Universitas Pasundan.
Lestari, Made Martini Widi., Yulianthini, Ni Nyoman., Suwendra, I Wayan. 2016.
Analisis fakor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap. e-Journal
Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun
2016).

Lumenta, Benyamin. 2012. Pelayanan Medis, Citra, Konflik, dan Harapan. Kanisius:
Yogyakarta.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mirnawati, S. 2014, eJournal Psikologi, 2014, Hubungan Komunikasi Interpersonal


Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Ruang Cempaka RSUD AW
Sjahranie Samarinda, ejournal.psikologi.fisipunmul.ac.id, Vol 2(1): 100-114

Moliner, M. A. 2009. Loyalty, perceived value and relationship quality in healthcare


services. Journal of service management, 20(1), 76-97.

Mubarak,. Iqbal, W. 2012. Promosi Kesehatan. Jogyakarta: Graha Ilmu

Mulyana, Deddy. 2014. Komunikasi Ilmu: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Nasser,M. 2011. Sengketa Medis Dalam Pelayanan Kesehatan. Makalah. Annual


Scientific Meeting UGM-Yogyakarta , Lustrum FK UGM, 3 Maret 2011

Pahlevi, R. 2014. Pengaruh Kepuasan, Kepercayaan dan Harga terhadap Loyalitas


Konsumen pada Green Product. Skripsi. FEB Universitas Bengkulu.

Pratita, Ayu Laksmi., Indrawanto, Iwan Sis., Handaja, Djaka. 2014. Hubungan Antara
Komunikasi Efektif Dokter- Pasien dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien
Preoperasi. Jurnal Bidang Kedokteran dan Kesehatan Saintika Medika. Volume
10. No 2 (2014)
Rider, E., & Keefer, C. 2006. Communication Skills Competencies: Definitions and A
Teaching Toolbox, Med Edu, 40, 624-629
Sabarguna, B.S dan Rubaya, A.K. 2011. Sanitasi Lingkungan & Bangunan Pendukung
Kepuasan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika
Tjiptono,. and Fandy. 2014. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi
Wahyuni, Tiara., Yanis, Amel., Erly. 2013. Hubungan komunikasi dokter – pasien
dengan kepuasan pasien berobat di poliklinik RSUP dr. M. Djamil Padang.
Widjaja. 2010. Komunikasi: Komunikasi dan hubungan masyarakat. Jakarta: Bumi
Aksara

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 1

SERTIFIKAT ETIK PENELITIAN

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 2

JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Juli ‘18 Agt ‘18 Sept ‘18 Okt ‘18 Nov ‘18 Des ‘18

Penyusunan
Urusan
Penelitian
Pembuatan
Etik dan
Perizinan
Penelitian
Pengambilan
Data

Kegiatan Jan ‘19 Feb ’19 Mar ’19 Apr ’19 Mei ’19
Pengolahan
Data

Analisis
Statistik

Penyusunan
Karya
Tulis
Ilmiah

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 3

RANCANGAN BIAYA PENELITIAN

No. Keterangan Biaya


1. Souvenir Untuk Responden Rp.1.000.000
2. Pembuatan Karya Tulis Ilmiah Rp.250.000
Total Rp.1.250.000

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 4

HASIL STATISTIK

Komunikasi Terapeutik
Kurang Cukup Baik Total
Dokter Dokter UNAIR 0 52 10 62

Dokter UNIBRA 1 33 4 38

Total 1 85 14 100

Correlations
Komunikasi
Kepuasan Terapeutik
Spearman's Kepuasan Correlation 1.000 .342
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .002
N 100 100
Komunikasi Correlation .342 1.000
Terapeutik Coefficient
Sig. (2-tailed) .002 .
N 100 100
Kepuasan
Cukup Baik Total
Dokter Dokter UNAIR 48 14 62

Dokter UNIBRA 32 6 38

Total 80 20 100

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Tangible 100 8 20 16.68 3.390
Reliability 100 6 24 19.23 3.944
Responsivenes 100 6 16 12.65 2.955
s
Assurance 100 8 20 15.80 3.568
Emphaty 100 9 24 18.07 4.191
Valid N 100
(listwise)

Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
TahapOrient 100 16 32 25.13 3.077
asi
TahapKerja 100 4 8 7.38 .962
TahapTermi 100 12 20 17.52 2.022
nasi
Valid N 100
(listwise)

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK..... REKA ELVIA DIRDA P.

Anda mungkin juga menyukai