Anda di halaman 1dari 2

SIARAN PERS

Tanggapan Gempadewa atas Ceramah Ganjar Pranowo di Masjid Kampus UGM

Bahwa berdasarkan pemberitaan detik.com dengan judul “Ganjar Bicara soal


Wadas Saat Ceramah di Masjid Kampus UGM” tertanggal 6 April 2022, pukul
22.33 WIB,1 pada saat berceramah di Masjid Kampus UGM (6/4/2022), Gubernur
Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, “Dan yang menarik Bapak Ibu, ini
bukan pekerjaan pemprov. Ini pekerjaannya PUPR, yang membebaskan BPN, yang
mengamankan polisi, yang mengerjakan di lapangan BBWSSO, sebetulnya saya
tidak terlalu punya otoritas di sini.”
Selain itu, Ganjar Pranowo juga mengatakan, “Tapi ketika terjadi sesuatu dan
tidak ada pemimpin yang berani angkat tangan, saya bertanggungjawab, maka
bilang saya bertanggungjawab dan harus datang untuk berdialog dengan mereka.”
Dari pernyataan Ganjar Pranowo di atas, ada beberapa hal yang ingin Kami
sampaikan. Pertama, berdasarkan ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum, Ganjar Pranowo yang dalam hal ini bertindak sebagai Gubernur Jawa
Tengah merupakan instansi yang menerbitkan Izin Penetapan Lokasi (IPL)
Bendungan Bener dan memasukkan Desa Wadas dalam IPL Bendungan Bener.
Pasca diterbitkannya IPL Bendungan Bener oleh Ganjar Pranowo, barulah
PUPR/BBWS-SO sebagai pemrakarsa dan BPN sebagai pelaksana pengadaan
tanah dapat melakukan aktivitas di Desa Wadas. Artinya, pernyataan Ganjar
Pranowo dalam ceramahnya yang mengatakan bahwa “dirinya tidak punya
otoritas” merupakan upaya pengaburan fakta kepada masyarakat secara luas.
Ganjar Pranowo seolah-olah ingin menyampaikan bahwa dia adalah pemimpin
yang berani dan bertanggung jawab atas kesalahan pihak atau pemimpin lain.
Padahal dirinya adalah dalang di balik konflik yang selama ini terjadi di Desa
Wadas. Sudah jelas, tanpa Izin Penetapan Lokasi yang diterbitkan Ganjar
Pranowo, PUPR dan BBWSSO tidak akan melakukan aktivitas lapangan, tidak
akan ada pembebasan tanah oleh BPN, dan polisi tidak akan melakukan tindakan
represif terhadap warga Wadas.
Kedua, Ganjar Pranowo dalam penyampaian ceramahnya di Masjid Kampus UGM
seolah-olah mencitrakan dirinya sebagai pahlawan sejati yang rela berkorban
mengambil tanggung jawab atas permasalah yang ditimbulkan pihak atau
pemimpin lain. Pemimpin lain seolah-olah dianggapnya pengecut dan tidak berani
bertanggung jawab atas persoalan di Desa Wadas. Padahal jika mau jujur,
memang dirinya-lah yang harus bertanggung jawab atas penyiksaan, teror, dan
1
https://www.detik.com/jateng/jogja/d-6020153/ganjar-bicara-soal-wadas-saat-ceramah-di-
masjid-kampus-ugm.
kriminalisasi yang dihadapi oleh warga Wadas selama bertahun-tahun.
Penyampaian ceramah dari seorang pejabat publik yang tidak didasarkan pada
norma peraturan perundang-undangan seperti yang dilakukan Ganjar Pranowo
tentu tidak dapat dibenarkan, terlebih disampaikan di lingkungan kampus.
Ketiga, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
pihak yang telah menyuarakan perjuangan warga Wadas. Baik yang disampaikan
di tengah ceramah Ganjar Pranowo di Masjid Kampus UGM kemarin, maupun di
tempat-tempat lain. Keberanian untuk menyuarakan kebenaran tersebut
memberikan kekuatan bagi gerakan lingkungan dan kemanusian di Desa Wadas.
Atas hal tersebut di atas, Kami menuntut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar
Pranowo untuk :
1. Mencabut Izin Penetapan Lokasi (IPL) Bendungan Bener dan mengeluarkan
Desa Wadas dari IPL Bendungan Bener.
2. Menghentikan rencana pertambangan di Desa Wadas.
Sekian dan terima kasih. Tabik!
#WadasMelawan #SaveWadas #WadasTolakTambang

Purworejo, 7 April 2022


Hormat Kami,

Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas

Narahubung :
0823 2760 6607 (Gempadewa)
0812 2750 765 (LBH Yogyakarta)

Anda mungkin juga menyukai