PENGERTIAN MANAJEMEN
Secara etimologi, Hasibuan (2007:1) menndefinisikan bahwa manajemen berasal dari kata to manage
yang berarti mengatur (merencanakan). Pada dasarnya, ada dua tujuan utama dalam memelajari
manajemen. Pertama, agar orang atau kelompok dapat bekerja secara efisien. Maksudnya, mereka
dapat bekerja dengan suatu cara atau metode sistematis sehingga segala sumber yang ada (tenaga,
dana, dan peralatan) dapat digunakan lebih baik. Dengan begitu, akan tercapai hasil yang diharapkan.
Dalam arti lain, efisiensi itu terjadi jika pengeluaran lebih kecil dari penghasilan, atau hasil yang
diperoleh lebih besar dari penggunaan sumber yang ada. Kedua, tujuan memelajari manajemen agar
dalam bekerja atau melakukan usaha dapat dicapai ketenangan, kelancaran, dan kelangsungan usaha
itu sendiri.
Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan
informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat terlaksana dengan lancar
dan terorganisir.
Fungsi dari manajemen pertunjukan:
• Perencanaan
Dalam perencanaan ini yang pertama dilakukan adalah menetapkan sasaran lalu memilih tindakan
yang akan diambil dari berbagai alternatif yang ada.
• Pengorganisasian
Dalam proses ini dilakukan pengalokasian sumber daya, penyusunan jadwal kerja dan koordinasi
antar unit-unit dalam suatu kepanitiaan.
• Pengendalian
Pengendalian di sini berarti membandingkan perencanaan dengan realisasi. Lalu mengambil tindakan
koreksi atas realisasi yang tidak sesuai dengan perencanaan.
B.FUNGSI MANAJEMEN
Keterlibatan pengelola dalam menjalankan organisasi menentukan pilihannya. Ada organisasi seni
pertunjukan yang pengelolanya terlibat menjalankan manajemennya. Pengelola bertindak sebagai
koreografer, artis, produser, pimpinan produksi, dan secara langsung mencurahkan total waktu untuk
masalah manajemen organisasi yang dipimpinnya.
Banyak organisasi seni pertunjukan yang masih belum memiliki tenaga pengelola secara total. Waktu
yang tidak dimiliki untuk mengurusi penyelenggaraan organisasi seni secara profesional
membutuhkan pengelola dan peleksana produksi dalam jumlah yang terbatas. Ada kecenderungan,
organisasi seni pertunjukan yang berorientasi bisnis maka pengelola terjunlangsung menangani
produksi. Organisasi yang berorientasi pada karya seni pengelola menyediakan waktu paruh untuk
penanganan produksi secara langsung. Secara umum perspektif karakteristik organisasi ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Melalui matrik yang telah dijelaskan pada lembar terdahulu, keterlibatan pengelola
ditunjukan melalui maket gambar Bagan 1. Berdasarkan pengamatan yang telah dipelajari secara
mendalam, orientasi berkarya pada organisasi seni pertunjukan yang bergerak di bidang bisnis dan
paruh waktu berbeda karakteristiknya. Bentik organisasi seni pertunjukan yang menyediakan
pengelola dan pengelolaan ditangani secara mandiri memiliki publik penonton yang berbeda
karakteristiknya.
Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan di dalam mewujudkan harapannya
untuk memproduksi karya secara maksimal. Regulasi ke arah itu diupayakan dengan melalui
pemberdayaan berbagai komponen yang terkait untuk bersinergis dalam membangun jaringan yang
tanggam seperti proporsi rumah laba-laba. Apabila berbagai komponen pendukung yang dirasakan
dapat digunakan sebagai stimulus dalam mempermulus laju dan perkembangan produksi seni
pertunjukan sebaiknya dilakukan secara komprehensif. Di sini faktor keberuntungan, perencanaan
produksi, strategi penerapan dan penggunaan celah yang mendatangkan peluang bisnis besar perlu
diterapkan walaupun pada kapasitas produksi untuk oenyajian karya seni sebagai hobi saja. Dengan
demikian diperlukan kerja keras berbagai komponen yang terlibat dan sekaligus upaya penanganan
hambatan harus diminimalisir secara tepat, sehingga pelaksanaan produksi karya seni menjadi pilihan
dan harapan bersama.
Di sisi lain Masalah manajemen sebagai basis dalam pengelolaan suatu organisasi seni
pertunjukan memiliki kompetensi yang sangat krusial dalam menentukan laju dan arah
pengembangan dari suatu seni pertunjukan. Secara umum dalam pengelolaan terasa sangat gampang,
namun dalam peleksanaannya memerlukan penanganan yang sangat rumit, butuh perhatian khsusus
serta lebih diutamakan pada pemngalaman empirik menjadi sumber dalam melaksanakan dan
sekaligus menetapkan keberhasilan produksi karya seni secara proporsional.
C.PROSES SEBELUM PEMENTASAN
• PEMBENTUKAN KEPANITIAAN
Agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar, maka dibentuklah suatu
kepanitiaan kegiatan. Panitia adalah sekelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk
mempertimbangkan dan mengurus hal-hal yang ditugaskan kepadanya. Tujuan apa yang ingin dicapai
dalam kepanitiaan bersifat sementara dan jangka pendek, dalam artian bahwa kepanitiaan akan
berakhir jika kegiatan/tugas selesai.
• PENENTUAN TEMA
Dalam suatu kegiatan sangat diperlukan suatu tema untuk memberi batasan dan memberi arah pada
kegiatan yang akan dilakukan. Dan tema dalam suatu kegiatan dapat diambil dari kejadian yang ada di
lingkungan kita. Misalnya tema tentang Alam ( SAVE THE NATURE GUYS).
• PEMBUATAN TIME SCHEDULE
Dalam suatu kepanitiaan harus membuat susunan jadwal kerja atau yang biasa disebut time schedule.
Time schedule sendiri berfungsi untuk menertibkan kinerja tiap divisi dalam kepanitiaan. Dengan time
schedule diharapkan kinerja panitia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
• PENUNJUKAN STAGE MANAGER DAN PEMBUATAN RUN DOWN
Stage Manager bertugas merumuskan atau menetapkan secara lebih detail pelaksanaan acara pada
hari-H terutama pada konsep penampilan dan pengisi acara, tata panggung dan tata lampu serta
terjun langsung ke lapangan pada hari-H dan turun tangan langsung. Run down adalah detail susunan
acara dalam suatu kegiatan pada hari-H. Dalam run down tercantum secara detail person yang
terlibat dan peralatan yang dibutuhkan dalam setiap penampilan serta keterangan-keterangan yang
diperlukan.
• PEMENTASAN
PRA PEMENTASAN
Dalam tahap ini dilakukan gladi bersih sebagai persiapan terakhir untuk menuju sebuah pementasan.
Tujuan dari tahap ini adalah sebagai simulasi pada hari-H agar seluruh panitia yang terlibat siap untuk
menghadapi kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat melakukan sebuah pementasan.
PEMENTASAN
Pada tahap ini seluruh panitia diharapkan fokus pada pertunjukan sesuai dengan job description
masing-masing dan berkoordinasi dengan stage manager agar pementasan berjalan sesuai dengan run
down.
EVALUASI PEMENTASANAN
• LPJ
Ketika tugas telah selesai dilaksanakan, ketika acara telah berakhir, kerja kepanitiaan belumlah
berakhir. Karena masih harus dilakukan pertanggungjawaban dari kepanitiaan dalam bentuk LPJ. LPJ
dimaksudkan untuk memastikan, apakah planning yang dilakukan pada awal kepanitiaan berjalan
sebagaimana mestinya.
Berikut ini merupakan gambaran kepanitiaan dalam sebuah pertunjukan secara garis besar
1. Pimpinan Produksi
Pimpinan produksi adalah orang yang ditunjuk untuk mengorganisir pementasan suatu seni
pertunjukan. Pimpinan produksi bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan dan
keberhasilan produksi seni dipergelarkan. Komitmen kerja, tanggung jawab personal, dan kapasitas
kerjanya serta kapabilitas performa untuk mengatur dan memimpin produksi menjadi
tanggungjawabnya. Tugas keberhasilan dan selesainya produksi menjadi taruhan bahwa pimpinan
produksi seni pertunjukan juga menjadi ujung tombak terdepan dalam penyelenggaraan hingga
selesainya pementasan maupun laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan. Pimpinan produksi harus
memahami peran, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai tpimpinan dan ia berada di garda depan
produksi seni pertunjukan dalam menjalankan tugas produksi.
Tugas kontroling kerja kerumahtanggaan, operasional staf, pemilihan tempat pementasan, hingga
standar kualifikasi gedung yang digunakan sebagai pertunjukan produksi adalah kacakapan tugas yang
diembannya. Peran pimpinan produksi dalam pelaksanaan pementasan menjadi motor gerak
bawahan agar seluruh staf mau dan mampu bekerja maksimal atau allout, sehingga, sukses dan
tercapainya pementasan menjadi berbobot adalah target yang diharapkan bersama dan merupakan
simbol keberhasilan pimpinan produksi dalam mengawal anak buahnya.
Tanggung jawab pimpinan produksi adalah menentukan keberhasilan dan terlaksanannya
pemantasan karya seni pertunjukan. Target operasional yang harus dicapai dengan melalui cara
memotivasi bawahan, mendorong pelaksanaan produksi sampai pada puncak harapan adalah bentuk
tanggung jawab yang dipikulnya. Oleh sebab itu, produksi karya seni yang dipentaskan merupakan
taruhan tugas, tanggung jawab dan kerangka kerja yang harus diimplementasikan secara maksimal.
2. Pimpinan Artistik
Pimpinan artistik adalah pimpinan produksi yang bertindak dan bertanggung jawab atas karya
seni yang diproduksikan. Tanggung jawab artistik karya, performa penyajian hingga tata urut
pementasan agar dapat menyajikan urutan pementasan yang harmonis adalah menjadi tanggung
jawab pimpinan artistik. Dalam Paduan Suara Mahasiswa “Giata Savana”pimpinan artistic tertinggi
adalahseorang Kondukter. Pimpinan artistik memiliki hak dan kewajiban berhubungan dengan
keartistikan karya seni yang dipentaskan. Berbagai capaian karya seni dipertunjukan menjadi bagian
tanggung jawab moral yang tidak dapat dibayarkan melalui penataan artistik karya seni. Dengan
demikian masalah teknis, tata letak setting, tata indah pencahayaan, dan artistiknya kostum artis
menjadi tanggung jawaqb yang diemban oleh pimpinan artistik. Pimpinan artistik membawahi staf
yang bertugas pada saat karya seni dipertunjukan di atas panggung atau stage.
Berbagai kejadian, kejanggalan, keajaiban, dan kesuksesan di atas panggung atau kerangka
pementasan karya seni menjadi konstruk perintah terhadap staf yang ada dibawah tanggung jawab
pimpinan artistik. Hak dan kewajiban pimpinan artistik adalah konsultasi teknis pementasan dengan
pimpinan produksi. Kewajibannya adalah membimbing, mengarahkan , dan mengkordinasikan staf di
bawah artistik yang operasional di atas panggung atau terkait dalam pementasan saat berlangsung.
Staf bawahan pimpinan artistik terdiri dari Pimpinan Panggung & Kru, Penata Cahaya & Kru, Penata
Sound dan Musik & Kru, Penata Properti & Kru, Penata Rias dan Kostum & Kru, serta petugas gedung
yang secara operasional diatur oleh pimpinan panggung.Simulasi dalam pertunjukan yang sedang
berlangsung, pimpinan ini berperan mengevaluasi hasil tata cahaya, tata panggung, dan organisasi
kerjasama antar bawahan Pimpinan Artistik.
D. MANAJEMEN PERTUNJUKAN
Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan sebuh pementasan
yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pertunjukan baik itu berupa materi pementasan
sampai padan artistic di atas panggung.
Berikut ini merupakan beberapa orang yang sangat berperan dalam manajemen pertunjukan dan
tugasnya. alah
1. Konsep master: adalah orang yang membuat konsep dari konser, mengatur alur dari sebuah konser.
Konsep master juga berperan dalam memilih repetoar yangingin dinyanyikan mengatur emosi yang
ingin disampaikan kepada seluruh penyanyi dan juga penonton.
2. Team partisi untuk mencari partitur lagu yang ingin dinyanyikan lalulu dibukukan dan ditulis
kembali.
3. Team music
4. Team artistic panggungdan juga lighting
5. Team dokumentasi
6. Team kostum dan make up
7. Team koreografi
8. Publikasi yang mendesain dari produk publikasi
Berikut ini merupakan hal-hal penting dalam manajemen pertunjukan :
Sebelum Pementasan;
- Mengukur kemampuan perorangan dan kelompok,
- Mengendalikan obsesi dan emosi dengan mementingkan logika dan nilai rasa,
- Membuat time schedule dan story board pementasana
- Membuat job description yang mantap,
- Konsultasi/sharing dengan orang yang lebih berpengalaman,
- Memperhitungkan segala kebutuhan secara terperinci,
- Membuat inventaris barang dan pihak yang bersinggungan,
- Menyediakan kas (sebatas kemampuan) untuk pendanaan kegiatan,
Saat Pementasan;
- Berpedoman konsep yang sudah disiapkan,
- Melakukan koordinasi satu sama lain,
- Memastikan perlengkapan dan peralatan dengan baik,
- Mengecek sirkulasi tiket dan undangan,
- Mengecek ulang kondisi gedung dan mobilisasi penonton,
- Mengantisipasi gangguan teknis dan keamanan yang tidak diinginkan,
Setelah Pementasan;
- Evaluasi pementasan
- Mengecek keadaan panggung dan gedung pertunjukan,
- Mengecek dan menempatkan perlengkapan/peralatan pada posisi semula,
- Mengevaluasi kerja setiap elemen pementasan,
- Melaporkan hasil kegiatan dengan pihak yang berkepentingan.