Anda di halaman 1dari 356

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ..................................................................... 2
C. Kisi-kisi KSM .......................................................................... 2
D. Petunjuk Penggunaan ............................................................... 3
BAB II MATERI POKOK........................................................................... 4
A. Tujuan Pembelajaran................................................................ 4
B. Materi Kimia ............................................................................ 4
1. Struktur Atom, Sistem Periodik, Ikatan Kimia ................. 4
2. Stoikiometri .................................................................... 55
3. Redoks dan Elektrokimia ................................................ 87
4. Termokimia................................................................... 120
5. Laju Reaksi dan Kesetimbangan................................... 146
6. Larutan .......................................................................... 175
7. Senyawa Organik .......................................................... 231
C. Materi PAI ........................................................................... 268
BAB III PENUTUP ................................................................................... 320
A. Evaluasi ................................................................................ 320
B. Daftar Pustaka ...................................................................... 340
C. Kunci Jawaban ..................................................................... 341
D. Glosarium ............................................................................. 343

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| i


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menelisik Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang meliputi input, proses, output, dan outcome; yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan yaitu untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Visi
pendidikan nasional mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Sebuah madrasah sebagai pilar penjamin mutu dalam rangka


meningkatkan mutu pendidikan memiliki kewajiban untuk mengembangkan dan
meningkatkan kompetensi peserta didik. Salah satu kegiatan yang diadakan
secara rutin untuk mengembangkan kompetensi peserta didik di Madrasah
adalah Kompetisi Sains Madrasah yang diadakan secara berjenjang mulai di
tingkat madrasah sampai tingkat nasional.

Kegiatan Kompetisi Sains Madrasah yang dilaksanakan setiap tahun


dimulai sejak tahun 2012, dan mulai semenjak tahun 2018 dilaksanakan
Terintegrasi Sains dengan memadukan konteks nilai-nilai Islam. Setiap tahun
dalam pelaksanaan KSM, dan dianalisa dari soal – soal KSM yang muncul
semakin kental terintegrasi ke dalam nilai – nilai Islam. Guru Pembimbing KSM
Mata Pelajaran serta peserta didik yang ikut, banyak yang mengalami kesulitan
dalam melakukan pembahasan terhadap soal – soal yang terintegrasi.

Berdasarkan hal di atas, dipandang perlu mempersiapkan modul


terintegrasi sebagai bahan persiapan dan acuan bagi madrasah se Sumatera
Barat, Bidang Pendidikan madrasah melakukan ikhtiar melalui Sub Koordinator

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 1


Kurukulum dan Kesiswaan dengan menghimpun Pendidik yang masuk dalam
Mapel KSM ditambah Pendidik PAI dan Bahasa Arab yang dibentuk dalam tim
penyusun modul KSM terintegrasi. Dengan adanya modul KSM yang
terintegrasi ini, diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan hasil
perolehan Presatsi KSM di Sumatera Barat.

B. Deskripsi Singkat

Modul ini merupakan upaya mengintegrasikan materi kimia dengan


materi Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahasa Arab serta sebagian Bahasa
Inggris. Materi di dalam modul ini dikembangkan berdasarkan kisi-kisi
kompetisi sains madrasah (KSM) kimia dan kecenderungan pola soal yang
muncul setiap tahunnya, khususnya sejak mulainya integrasi mata pelajaran
umum dengan PAI dan Bahasa Arab dalam KSM.

C. Kisi-kisi KSM
Berikut adalah kisi-kisi berdasarkan kisi-kisi KSM Kimia
Terintegrasi tahun 2021:
1. Atom
2. Tabel periodik unsur
3. Ikatan kimia
4. Stoikiometri
5. Larutan
6. Reaksi reduksi oksidasi
7. Hidrokarbon
8. Termokimia
9. Laju reaksi
10. Konsep kesetimbangan
11. Koloid
12. Elektrokimia

2 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


D. Petunjuk Penggunaan
1. Mulailah Ananda dengan Berdo’a agar setiap kegiatan bernilai Ibadah dan
ananda sukses memahami modul ini.
2. Baca dan pelajarilah modul ini dengan baik dan Ikuti petunjuk pengerjaan
latihan serta tes dengan seksama.
3. Silahkan ananda melengkapi setiap bagian aktivitas dan tugas yang terdapat
dalam modul ini.
4. Lengkapi dan pahami setiap bagian dalam rangkuman sebagai bagian dari
tahapan penguasaan Ananda terhadap materi modul ini.
5. Kerjakan bagian Tes Formatif sebagai bahagian indikator penguasaan materi
dan tuntaskan refleksi proses belajar Ananda pada setiap kegiatan belajar.
6. Jika Ananda telah menguasai seluruh bagian kompetensi pada setiap
kegiatan belajar, lanjutkan dengan mengerjakan Tes Akhir Modul.
7. Gunakan Daftar Pustaka dan Glosarium yang disiapkan dalam modul ini
untuk membantu mempermudah proses belajar Ananda.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 3


BAB II
MATERI POKOK

A. Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari ini peserta didik mampu:
1. Memahami konsep dasar kimia untuk menyelesaikan soal-soal KSM
2. Menghubungkan materi kimia dengan pengetahuan keislaman untuk
menjawab soal KSM

B. Materi Kimia
1. Struktur Atom, Sistem Periodik, Ikatan Kimia
a. Uraian Materi

Partikel Penyusun Atom

Atom merupakan partikel yang menyusun unsur-unsur, dimana atom


masih mempunyai sifat unsur tersebut. Atom tersusun atas tiga partikel
penyusun utama, yakni proton, neutron, dan elektron. Berikut tabel
perbandingan ketiga partikel penyusun atom:
Muatan Eksperimen
Partikel Muatan (dalam yang Penemu Massa
Coulomb) mendasari
Proton (+) +1,6 × 10–19 Sinar Goldstein 1,6726
anoda/kanal × 10–24
gram
Elektron (−) –1,6 × 10–19 Sinar katoda J. J. 9,107 ×
Thomson 10–28
gram
Neutron Netral 0 Penembakan James 1,6750
sinar alfa pada Chadwick × 10–24
lempeng gram
Berilium

4 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Notasi/Lambang Atom
Setiap atom mempunyai notasi atom dan nomor atom tersendiri.
Notasi atom yang lengkap ditulis sebagai berikut:
𝑨
𝒁𝑿
Keterangan:
X = lambang atom 4
A = nomor massa (jumlah proton + neutron)
Z = nomor atom (jumlah proton)
Jadi A = p + n ; Z = p, sehingga n = A − Z

Pada atom yang telah melepas/menerima elektron (ion), maka:


𝑨 𝒙+
𝐈𝐨𝐧 𝐩𝐨𝐬𝐢𝐭𝐢𝐟 𝒁𝑿 𝐈𝐨𝐧 𝐧𝐞𝐠𝐚𝐭𝐢𝐟 𝑨𝒁𝑿𝒙−
- Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
- Jumlah proton /nomor atom = Jumlah elektron + muatan

Contoh:
Notasi Nomor atom = Nomor Jumlah Jumlah neutron
jumlah proton massa elektron
13 13 – 6 = 7
6𝐶 6 13 6
39 +
19𝐾 19 39 19 – (+1) = 18 39 – 19 = 20
16 2−
8𝑂 8 16 8 – (–2) = 10 16 – 8 = 8

Isotop, Isobar, Isoton, dan Isoelektron


Isotop Isobar Isoton Isoelektron
Definisi Dua/lebih Dua/lebih Dua/lebih Dua/lebih
nuklida nuklida nuklida nuklida dengan
dengan dengan dengan jumlah elektron
jumlah nomor massa jumlah sama, namun
proton sama, sama, namun neutron nomor atom
namun nomor atom sama, namun berbeda
nomor massa berbeda nomor atom
berbeda berbeda
12 14 40 23 +
Contoh 6𝐶 dengan 6𝐶 dengan 20𝐶𝑎 dengan 11𝑁𝑎 dengan
13 14 39 19 −
6𝐶 7𝑁 19𝐾 9𝐹

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 5


Perkembangan Teori Atom

Teori Atom Dalton


Pada tahun 1803, John Dalton (1766 – 1844),
menyampaikan gagasannya tentang model atom.
Model atom menurut Dalton adalah sebagai berikut:
a. Suatu unsur tersusun atas atom, yaitu partikel-
partikel terkecil yang menyerupai bola pejal dan
bersifat identik, serta tidak dapat dibagi lagi. Sumber: Brady
et al, 2012
b. Atom-atom dari unsur yang sama akan memiliki
berat, ukuran, serta bentuk yang sama (identik). Atom-atom dari unsur
berbeda akan memiliki sifat yang berbeda.
c. Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
d. Dua atom unsur atau lebih dapat bergabung membentuk senyawa.

Teori Atom Thomson


Pada tahun 1879, J.J. Thomson
(1856 – 1940), menyampaikan gagasannya
tentang model atom. Model atom menurut
Thomson adalah sebagai berikut:
a. Atom merupakan partikel kecil
menyerupai bola pejal yang bermuatan Sumber:
https://byjus.com/chemistry
positif dan di dalamnya terdapat /thomsons-model/
elektron-elektron bermuatan negatif
yang tersebar merata.
b. Model atom Thomson diumpamakan seperti roti kismis. Roti
diibaratkan sebagai bola pejal dan kismis yang tersebar merata sebagai
elektron-elektronnya.

6 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Teori Atom Rutherford
Inti atom ditemukan oleh
Ernest Rutherford bersama dua orang
asistennya, Hans Geiger dan Ernest
Marsden melalui percobaan
hamburan sinar alfa. Percobaan
dilakukan dengan menggunakan
lempeng emas tipis yang ditembaki Sumber:
dengan sinar alfa. Dilandasi https://byjus.com/chemistry/rutherf
ords-model-of-atoms-and-its-
eksperimen tersebut, pada tahun limitations//
1909 Ernest Rutherford (1871–
1937), menyampaikan gagasannya tentang model atom sebagai berikut:
a. Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi
elektron-elektron yang bergerak pada lintasannya.
b. Hampir seluruh massa atom berasal dari massa intinya.
c. Atom bersifat netral sehingga jumlah elektron sama dengan jumlah
muatan inti atom.

Teori Atom Bohr

Pada tahun 1913, Niels


Bohr (1885-1962), menyampaikan
gagasannya tentang model atom.
Model atom menurut Bohr adalah
sebagai berikut:
a. Atom terdiri atas inti atom
yang bermuatan positif dan Sumber:
dikelilingi oleh elektron- https://byjus.com/chemistry/bohrs-
model-of-atoms-and-its-limitations//
elektron bermuatan negatif
yang bergerak pada lintasannya (kulit atom).
b. Pada keadaan stasioner, energi elektron bersifat konstan sehingga
lintasan elektron tetap dan elektron tidak jatuh ke inti.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 7


c. Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit lainnya dengan
pemancaran atau penyerapan energi. Jika elektron berpindah dari kulit
yang lebih dalam ke kulit yang lebih luar, maka akan disertai
penyerapan energi. Sebaliknya, jika elektron berpindah dari kulit yang
lebih luar ke kulit yang lebih dalam, maka akan disertai pemancaran
energi.

Teori Atom Mekanika Gelombang


Erwin Schrodinger menyusun teori
atom mekanika kuantum, yaitu keadaan
elektron pada saat tertentu tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang ada
hanyalah peluang atau probabilitasnya.
Menurut Erwin Schrödinger, elektron yang Sumber: Brown et al,
mengelilingi ini terdapat pada suatu orbital, 2012

yaitu daerah dengan kemungkinan terbesar ditemukannya elektron. Orbital


digambarkan sebagai awan elektron atau pola titik-titik. Semakin rapat titik-
titiknya, semakin besar kemungkinan elektron ditemukan. Bilangan
kuantum merupakan bilangan yang dapat digunakan sebagai pendekatan
untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam suatu atom.
Bilangan kuantum terdiri atas empat bilangan berikut:
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama berfungsi untuk menyatakan tingkat energi
elektron, serta menyatakan ukuran dan tingkat energi suatu orbital (kulit
elektron). Semakin besar nilai n, semakin jauh letak elektron dari inti
atom dan semakin besar pula energinya. Contoh:
Kulit pertama (K) → n = 1
Kulit kedua (L) → n = 2
Kulit ketiga (M) → n = 3, dan seterusnya
b. Bilangan Kuatum Azimut atau Momentum Sudut (ℓ)
Bilangan kuantum azimut berfungsi untuk menyatakan
subkulit/subtingkat energi/ sublintasan dari elektron yang bergerak.

8 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Selain itu, bilangan kuantum azimut juga menentukan bentuk orbital.
Setiap kulit atom terdiri atas satu atau beberapa jenis subkulit, yaitu:
Subkulit s, nilai ℓ = 0
Subkulit p, nilai ℓ = 1
Subkulit d, nilai ℓ = 2
Subkulit f, nilai ℓ = 3
Bilangan kuantum azimut mempunyai nilai dari nol sampai ℓ maksimum
= n – 1.
Contoh: Jika n = 3, maka nilai ℓ maksimum = 3 – 1 = 2, yaitu 0, 1, dan
2. Dengan demikian, kulit ke-3 (n = 3) memiliki subkulit 3s, 3p, dan 3d.
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Daerah atau ruang di sekitar inti tempat peluang suatu elektron
ditemukan disebut orbital. Bilangan kuantum yang menggambarkan
kedudukan atau orientasi orbital disebut dengan bilangan kuantum
magnetik. Bilangan kuantum magnetik memiliki nilai m = −ℓ sampai
dengan +ℓ. Bilangan kuantum magnetic dari beberapa orbital elektron
dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1) Orbital s (subkulit s memiliki nilai ℓ = 0)
2) Orbital p (subkulit p memiliki nilai ℓ = 1)
3) Orbital d (subkulit d memiliki nilai ℓ = 2)
4) Orbital f (subkulit f memiliki nilai ℓ = 3)
Tabel hubungan antara subkulit nilai ℓ, nilai m, dan jumlah orbital
adalah sebagai berikut:
Subkulit Nilai l Nilai m Jumlah orbital
s 0 0 1
p 1 −1, 0, +1 3
d 2 −2, −1, 0, +1, +2 5
f 3 −3, −2, −1, 0, +1, +2, +3 7

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 9


Sumber: https://energywavetheory.com/atoms/orbital-shapes/
d. Bilangan kuantum spin (s)
Bilangan kuantum spin berfungsi untuk menggambarkan arah
perputaran elektron pada sumbunya. Elektron yang berputar searah
jarum jam memiliki nilai –½ (⇂ ke bawah), sedangkan elektron yang
berputar berlawanan arah jarum jam memiliki nilai s = +½ (↿ ke atas).

Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron berdasarkan subkulit disusun berdasarkan


tingkat energi menurut asas Aufbau. Asas Aufbau menyatakan bahwa
pengisian elektron dimulai dari tingkat energi terendah. Urutan pengisian
elektron berdasarkan tingkat energinya adalah sebagai berikut.

Sumber: Chang, 2010

10 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Pengisian elektron sesuai dengan urutan di atas, yakni 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p, namun dalam penulisan akhir maka
disusun berdasarkan kulit atom, yakni 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 4f 5s 5p 5d
5f 6s 6p 6d 7s 7p.
Ada empat pengecualian pengisian elektron yang harus diperhatikan:
a. Apabila elektron valensi mengisi (n−1)d4 ns2, maka akan berubah
menjadi (n−1)d5 ns1 (lebih stabil)
b. Apabila elektron valensi mengisi (n−1)d9 ns2, maka akan berubah
menjadi (n−1)d10 ns1 (lebih stabil)
c. Sebelum pengisian 4f, setelah 6s maka diisi terlebih dahulu 5d1, setelah
5d1 kemudian diisi 4f 1−14, kemudian baru dipenuhkan 5d1+….
d. Sebelum pengisian 5f, setelah 7s maka diisi terlebih dahulu 6d1, setelah
6d1 kemudian diisi 5f 1−14, kemudian baru dipenuhkan 6d1+…

Contoh Soal
Tuliskan konfigurasi elektron berdasarkan subkulit dan berdasarkan kulit dari atom
berikut:
1. 8O
2. 13Al
3. 26Fe
4. 35Fe
No Unsur Konfigurasi Elektron Per Konfigurasi Elektron Per
Subkulit Kulit
1 8O 1s2 2s2 2p2 2 6
2 13Al 1s 2s2 2p6 3s2 3p1
2
2 8 3
3 26Fe 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 2 8 14 2
4 35Br 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5 2 8 18 5

Penyederhanaan Konfigurasi Elektron dengan Gas Mulia


Konfigurasi elektron dapat disederhanakan dengan konfigurasi gas
mulia yang bernomor atom lebih rendah. Gas mulia merupakan golongan
VIII A yaitu unsur-unsur berikut.
2He → kulit ke-1 (konfigurasi elektron terakhir = 1s2)
10Ne → kulit ke-2 (konfigurasi elektron terakhir = 2p6)
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 11
18Ar → kulit ke-3 (konfigurasi elektron terakhir = 3p6)
36Kr → kulit ke-4 (konfigurasi elektron terakhir = 4p6)
54Xe → kulit ke-5 (konfigurasi elektron terakhir = 5p6)
86Rn → kulit ke-6 (konfigurasi elektron terakhir = 6p6)
Contoh:
1) 11Na = [Ne] 3s1
2) 17Cl = [Ne] 3s2 3p5
3) 22Ti = [Ar] 4s2 3d2
4) 26Fe = [Ar] 4s2 3d6

Konfigurasi Bentuk Ion


Konfigurasi ion berbeda dengan konfigurasi atom. Hal ini
dikarenakan pada bentuk ion, atom-atom tersebut telah melepas atau
menyerap elektron sehingga jumlah elektronnya berubah. Atom-atom yang
melepas elektron akan membentuk ion positif (kation), sedangkan atom-
atom yang menyerap elektron akan membentuk ion negatif (anion).
1. Konfigurasi Kation
Kation (ion positif) terbentuk ketika suatu atom melepas elektron.
Elektron yang dilepas berasal dari kulit terluar. Contoh:
a. 13Al = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Al+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 (melepas 1 elektron)
Al2+ = 1s2 2s2 2p6 3s1 (melepas 2 elektron)
Al3+ = 1s2 2s2 2p6 (melepas 3 elektron)
b. 26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
Fe2+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 (melepas 2 elektron)
Fe3+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 (melepas 3 elektron)
c. 28Ni = [Ar] 4s2 3d8
Ni2+ = [Ar] 3d8 (melepas 2 elektron)
Ni4+ = [Ar] 3d6 (melepas 4 elektron)

12 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


2. Konfigurasi Anion
Anion (ion negatif) terbentuk ketika suatu atom menyerap elektron.
Elektron yang diserap akan mengisi orbital berikutnya yang masih
kosong. Contoh:
a. 9F = 1s2 2s2 2p5

9F = 1s2 2s2 2p6 (menerima 1 elektron)
b. 7N = 1s2 2s2 2p3
3−
7N = 1s2 2s2 2p6 (menerima 3 elektron)
c. 16S = [Ne] 3s2 3p4
2−
d. 16S = [Ne] 3s2 3p6 (menerima 2 elektron)

Elektron Valensi
Elektron valensi adalah elektron yang berada pada kulit terluar.
No Unsur Konfigurasi Kulit Elektron
Elektron Valensi Valensi
1 11Na 1s2 2s2 2p6 3s1 3s 1
2 16S 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 3s dan 3p 6
3 53I [Kr] 4d10 5s2 5p5 5s dan 5p 7

Diagram Orbital
Konfigurasi elektron dapat digambarkan dalam diagram orbital. Sebagai
contoh, atom 1H dengan konfigurasi elektron 1s1 memiliki diagram orbital
berikut

Untuk atom yang berelektron banyak, diagram orbitalnya harus mengikuti


kaidah larangan Pauli dan aturan Hund.
1. Larangan Pauli
Prinsip larangan Pauli menyatakan bahwa tidak ada elektron-elektron
dalam suatu atom yang keempat bilangan kuantumnya (n, ℓ, m, s) sama.
Dalam sebuah orbital, elektron maksimumnya adalah 2. Dengan
demikian, jika dua elektron menempati orbital yang sama, maka

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 13


bilangan kuantum n, ℓ, dan m bernilai sama. Oleh karena itu, bilangan
kuantum spinnya harus berbeda.
Contoh:
a. 2He = 1s2, diagram orbitalnya:

bukan
b. 13Al = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1, diagram orbitalnya:

c. 16S = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4, diagram orbitalnya:

2. Aturan Hund
Aturan Hund menyatakan bahwa untuk tingkat energi yang sama,
elektron akan menempati orbital sendiri-sendiri terlebih dahulu dengan
spin searah, setelah itu orbital diisi elektron berikutnya dengan arah spin
berlawanan. Contoh:
a. 7N = 1s2 2s2 2p3, diagram orbitalnya:

b. 9F = 1s2 2s2 2p5, diagram orbitalnya:

c. 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5, diagram orbitalnya:

14 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Hubungan Konfigurasi Elektron, Diagram Orbital, dan Bilangan
Kuantum
Untuk menentukan harga keempat bilangan kuantum dari elektron
tertentu, perhatikan langkah-langkah berikut:
1. Tuliskan konfigurasi elektronnya.
2. Gambarkan diagram orbitalnya.
3. Tentukan bilangan kuantumnya, yaitu:
1) n, menunjukkan kulit
2) ℓ, menunjukkan subkulit (s → ℓ = 0, p → ℓ = 1, d → ℓ = 2, f → ℓ =
3)
3) m, menunjukkan letak orbital (-ℓ sampai +ℓ)
4) s, menunjukkan arah rotasi elektron.

Contoh:
1. Tentukan bilangan kuantum elektron terakhir dan jumlah elektron tidak
berpasangan dari atom berikut.
a. 15P

15P = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3


Elektron terakhir: 3p3
Gambar diagram orbital elektron terakhir:

Bilangan kuantum elektron terakhir:


5) n = 3 (kulit ke-3)
6) ℓ = 1 (subkulit p)
7) m = +1 (nomor orbital = +1)
8) s = +½ (elektron ke arah atas)
Jumlah elektron tidak berpasangan = 3 elektron.

b. 26Fe

26Fe = [Ar] 4s2 3d6

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 15


Elektron terakhir: 3d6
Gambar diagram orbital elektron terakhir:

Bilangan kuantum elektron terakhir:


9) n = 3 (kulit ke-3)
10) ℓ = 2 (subkulit d)
11) m = −2 (nomor orbital = −2)
12) s = −½ (elektron ke arah bawah)
Jumlah elektron tidak berpasangan = 4 elektron.

2. Bilangan kuantum elektron terakhir suatu atom X adalah sebagai


berikut: n = 4; ℓ = 1; m = 0; s = +½. Jika jumlah neutron atom tersebut
adalah 30, maka tentukan konfigurasi elektron, nomor atom, dan nomor
massanya.
Diketahui:
n = 4 → kulit ke-4
ℓ = 1 → subkulit p
m = 0 → elektron terakhir di orbital 0
s = +½ → elektron ke arah atas
Dengan demikian, diperoleh:

Dari diagram tersebut, dapat diketahui bahwa elektron terakhir terletak


di 4p2. Dengan demikian, diperoleh:
13) Konfigurasi atom X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2.
14) Jumlah elektron = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 2 = 32. Oleh karena
X merupakan atom (bukan ion), maka jumlah elektron = jumlah
proton = nomor atom = 32
15) Nomor massa = jumlah proton + neutron = 32 + 30 = 62

16 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Tabel Periodik Unsur

Pada tahun 1914, Henry Moseley memperbarui hukum periodik


Mendeleev menjadi hukum periodik modern dengan sifat-sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, bila unsur-
unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka sifat unsur-unsur
tersebut akan berulang secara periodik. Tabel periodik modern inilah
yang digunakan hingga saat ini. Lajur mendatar pada tabel periodik
modern disebut periode, sedangkan lajur tegaknya disebut golongan.

Sumber: https://oppidanlibrary.com

Periode menunjukkan banyaknya kulit yang terisi elektron. Nomor


periode sama dengan jumlah kulitnya. Tabel periodik modern memiliki 7
periode, yaitu sebagai berikut.
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 17
(1) Periode 1 berisi 2 unsur.
(2) Periode 2 dan 3 berisi 8 unsur.
(3) Periode 4 dan 5 berisi 18 unsur.
(4) Periode 6 berisi 32 unsur. Pada periode ini terdapat deret lantanida,
yaitu unsur dengan nomor atom 58 sampai 71 yang terletak pada
lajur khusus di bawah tabel.
(5) Periode 7 berisi 32 unsur. Pada periode ini, terdapat deret aktinida,
yaitu unsur dengan nomor atom 90 sampai 118 yang terletak pada
lajur khusus di bawah tabel.

Golongan menunjukkan unsur-unsur yang memiliki sifat mirip.


Tabel periodik terdiri atas 8 golongan yang ditandai dengan angka
romawi. Golongan ini terbagi menjadi 2, yaitu golongan A (golongan
utama) dan golongan B (golongan transisi). Ada beberapa penamaan
khusus untuk golongan utama, yakni:
(1) Golongan I A, disebut juga alkali
(2) Golongan II A, disebut juga alkali tanah
(3) Golongan V A, disebut juga pniktogen
(4) Golongan VI A, disebut juga kalkogen
(5) Golongan VII A, disebut juga halogen
(6) Golongan VIII A, disebut juga gas mulia

Letak periode suatu unsur dapat ditentukan dari jumlah


kulitnya. Jumlah kulit ditandai dengan angka di depan subkulit yang
terbesar. Golongan menunjukkan jumlah elekton valensi (elektron di
kulit terluar). Untuk menentukan golongan suatu unsur, perhatikan
beberapa aturan berikut
a. Golongan A (Golongan Utama)
Unsur yang terletak pada golongan utama memiliki elektron terakhir
di subkulit s atau p.
Blok Elektron Valensi Periode Golongan
ns1 IA
s 2
ns II A
2 1
ns np III A
2 2
ns np n IV A
ns2 np3 VA

18 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


ns2 np4 VI A
p
ns2 np5 VII A
2 6
ns np VIII A

b. Golongan B (Golongan Transisi)


Unsur yang terletak pada golongan transisi memiliki elektron
terakhir di subkulit d. Pada umumnya, nomor golongan transisi
ditentukan dengan menjumlahkan elektron pada subkulit s terakhir
dengan elektron pada subkulit d terakhir (s + d). Akan tetapi,
terdapat beberapa pengecualian untuk golongan VIII B, I B, dan II
B.
Blok Elektron Valensi Periode Golongan
ns (n−1)d
2 1
III B
ns2 (n−1)d2 IV B
ns (n−1)d
2 3
VB

d ns1 (n−1)d5 n VI B
ns2 (n−1)d5 VII B
ns (n−1)d
2 6, 7, 8
VIII B
ns1 (n−1)d10 IB
ns (n−1)d
2 10
II B

c. Golongan Transisi Dalam (III B)


Unsur yang terletak pada golongan transisi dalam memiliki elektron
terakhir di subkulit f, antara lain:
(1) Golongan lantanida, jika elektron terakhir di 4f; dan
(2) Golongan aktinida, jika elektron terakhir di 5f.
Blok Elektron Valensi Periode Golongan
f 6s2 4f 1−14 6 III B (Lantanida)

7s2 5f 1−14 7 III B (Aktinida)

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 19


Sifat Keperiodikan Unsur

a. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit elektron terluar

Sumber: Chang, 2010


1. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atom semakin besar
karena jumlah kulit semakin banyak. Contoh:
Jari-jari atom 19K lebih besar daripada jari-jari atom 3Li.
Konfigurasi atom kalium adalah 2 8 8 1 dengan 4 kulit, sedangkan
konfigurasi atom litium adalah 2 1 dengan 2 kulit. Oleh karena jumlah
kulit atom kalium lebih banyak daripada litium, maka jari-jari atom
kalium juga lebih besar daripada jari-jari atom litium.
2. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atom semakin kecil
karena jumlah muatan inti (jumlah elektron) semakin banyak,

20 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


sedangkan jumlah kulit tetap. Bertambahnya muatan inti menyebabkan
elektron tertarik lebih kuat oleh inti atom sehingga jari-jari atom
mengecil. Contoh:
Jari-jari atom 11Na lebih besar daripada jari-jari atom 17Cl.
Jumlah muatan inti atom Cl lebih banyak daripada jumlah muatan inti
atom Na. Akibatnya, gaya tarik ke inti atom pada atom Cl juga lebih
besar daripada atom Na. Meskipun kedua atom itu memiliki jumlah
kulit yang sama, gaya tarik ke inti menyebabkan jari-jari atom Cl lebih
kecil daripada jari-jari atom Na.
3. Jari-jari kation (ion positif) lebih kecil daripada jari-jari atom netralnya.
Hal ini terjadi karena saat suatu atom melepas elektron, maka jumlah
muatan positif di inti atom akan lebih besar daripada muatan negatif di
kulit atom. Akibatnya, gaya tarik ke inti atom pada kation juga lebih
besar daripada atom netralnya sehingga jari-jari pada kationnya
mengecil. Contoh: Jari-jari atom 11Na > jari- jari atom 11Na+.

Sumber: Chang, 2010


4. Jari-jari anion (ion negatif) lebih besar daripada jari-jari atom netralnya.
Hal ini terjadi karena saat suatu atom menyerap elektron, maka jumlah
muatan negatif di kulit atom lebih besar daripada muatan positif di inti

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 21


atom. Akibatnya, gaya tarik-menarik elekton lebih kuat dibandingkan
gaya tarik inti atom sehingga jari-jarinya membesar. Contoh:
Jari- jari ion 17Cl− > jari-jari atom 17Cl.
Pada anion 17Cl−, jumlah elektronnya 18 dan jumlah protonnya 17. Inti
atom akan lebih tertarik ke arah kulit sehingga jari-jarinya akan
mengembang (membesar).

b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu
elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Besarnya energi ionisasi
bergantung pada besarnya gaya tarik inti terhadap elektron yang akan
dilepas, yaitu elektron di kulit terluar.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), energi ionisasi semakin
bertambah. Hal ini terjadi karena walaupun dalam satu periode jumlah
kulitnya sama, tetapi muatan inti atomnya terus bertambah. Akibatnya, gaya
tarik inti atom semakin kuat sehingga energi yang diperlukan untuk melepas
elektron terluar menjadi semakin besar.

Sumber: Chang, 2010

22 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), energi ionisasi semakin
berkurang. Hal ini terjadi karena dengan bertambahnya jumlah kulit, jarak
elektron terluar semakin jauh. Akibatnya, gaya tarik ke inti atom semakin
lemah sehingga energi yang diperlukan untuk melepas elektron terluar
menjadi semakin kecil.
Energi ionisasi pada unsur periode 3 memiliki sedikit penyimpangan,
yaitu:
(1) Energi ionisasi atom Mg lebih besar daripada energi ionisasi atom Al.
Hal ini terjadi karena pada atom Mg, elektron terakhirnya berpasangan,
yaitu pada 3s2. Akibatnya, elektronnya lebih sulit dilepas dibandingkan
dengan elektron terakhir atom Al yang tunggal, yaitu pada 3p.
(2) Energi ionisasi atom 15P lebih tinggi daripada atom 16S. Hal ini terjadi
karena elektron pada subkulit 3p atom 16S bervariasi (ada yang tunggal
dan ada yang berpasangan) sehingga energi pada subkulit 3p tidak
terlalu stabil dibandingkan dengan atom P. Semakin stabil suatu orbital,
semakin besar energi yang diperlukan untuk melepas elektron
terakhirnya.

Energi ionisasi menyatakan seberapa kuat elektron ditarik oleh inti


atom. Semakin tinggi energi ionisasi, maka semakin sulit untuk melepaskan
elektron terluar. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar
disebut energi ionisasi pertama (EI1). Energi untuk melepaskan elektron
kedua disebut energi ionisasi kedua (EI2) dan seterusnya.
Energi + X (g) → X+ (g) + e− (Ionisasi pertama)
Energi + X+ (g) → X2+ (g) + e− (Ionisasi kedua)
Energi + X2+ (g) → X3+ (g) + e− (Ionisasi ketiga)

Data energi ionisasi dapat pula digunakan untuk menentukan


golongan dari suatu unsur, yaitu dengan cara melihat selisih energi ionisasi
yang terbesar. Sebagai contoh energi ionisasi ketiga Boron (B) sebesar

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 23


3.660 dan energi ionisasi keempat Boron (B) sebesar 25.000. Dengan
demikian, Boron terletak pada golongan III A.

Nomor Energi ionisasi ke- (kJ/mol)


Unsur
Atom 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 H 1.312
2 He 2.373 5.251
3 Li 520 7.300 11.815
4 Be 899 1.757 14.850 21.005
5 B 801 2.430 3.660 25.000 32.820
6 C 1.086 2.350 4.620 6.220 38.000 47.261
7 N 1.400 2.860 4.580 7.500 9.400 53.000 64.360
8 O 1.314 3.390 5.300 7.470 11.000 13.000 71.330 84.078
9 F 1.680 3.370 6.050 8.400 11.000 15.200 17.868 92.038 106.434
10 Ne 2.080 3.950 6.120 9.370 12.200 15.000 19.999 23.069 115379
11 Na 495.9 4.560 6.900 9.540 13.400 16.600 20.117 25.496 28.932
12 Mg 738.1 1.450 7.730 10.500 13.600 18.000 21.711 25.661 31.653
13 Al 577.9 1.820 2.750 11.600 14.800 18.400 23.326 27.465 31.853
14 Si 786.3 1.580 3.230 4.360 16.000 20.000 23.780 29.287 33.878
15 P 1.012 1.904 2.910 4.960 6.240 21.000 25.431 29.872 35.905
16 S 999.5 2.250 3.360 4.660 6.990 8.500 27.107 31.719 36.621
17 Cl 1.251 2.297 3.820 5.160 6.540 9.300 11.018 33.604 38.600
18 Ar 1.521 2.666 3.900 5.770 7.240 8.800 11.995 13.842 40.760
19 K 418.7 3.052 4.410 5.900 8.000 9.600 11.343 14.944 16.963
20 Ca 589.5 1.145 4.900 6.500 8.100 11.000 12.270 14.206 18.191

c. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh suatu atom
dalam bentuk gas ketika menyerap sebuah elektron untuk membentuk ion
negatif. Semakin besar afinitas elektron, semakin besar juga kecenderungan
suatu atom untuk menjadi ion negatif.
X (g) + e− → X− (g)

24 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Sumber: Chang, 2010
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), afinitas elektron semakin
besar. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan, unsur-unsurnya lebih mudah
menyerap elektron menjadi ion bermuatan negatif (anion). Dalam satu
golongan (dari atas ke bawah), afinitas elektron semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke bawah, unsur-unsurnya lebih mudah melepas
elektron menjadi ion positif (kation).
Pada umumnya, unsur-unsur logam memiliki afinitas elektron yang
rendah karena cenderung melepas elektron membentuk ion positif (kation).
Sementara itu, unsur-unsur nonlogam umumnya memiliki afinitas elektron
yang besar karena cenderung menyerap elektron membentuk ion negatif
(anion).

d. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik
elektron. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan
semakin bertambah karena unsur-unsurnya cenderung menarik elektron
untuk mencapai kestabilannya. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah),
harga keelektronegatifan semakin berkurang karena kecenderungan unsur-
unsur untuk menarik elektron juga semakin berkurang, bahkan pada unsur
logam, cenderung melepas elektron.
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 25
Sumber: Petrucci et al, 2017

Ikatan Kimia

Kestabilan Unsur
Unsur-unsur yang ada di alam pada umumnya tidak terdapat dalam
bentuk bebas. Contoh logam Besi Fe terdapat dalam mineral hematite Fe2O3
dan magnetit Fe3O4. Namun terdapat juga satu kelompok atau golongan
unsur yang keberadaannya bebas atau stabil di alam. Stabil artinya tidak
terdapat dalam bentuk mineral atau bersenyawa atau bereaksi dengan
unsur/atom lain melainkan berdiri sendiri. Golongan unsur yang dimaksud
adalah golongan VIII A atau golongan unsur gas mulia yaitu Helium, Neon,
Argon, Kripton, Xenon, dan Radon.

26 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Konfigurasi Elektron Konfigurasi Elektron
No Unsur Per Subkulit Elektron Per Valensi
Kulit
1 2He 1s2 2 2
2 10Ne 1s 2s2 2p6
2
2 8 8
3 18Ar 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 2 8 18 8
4 36Kr 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 2 8 18 8 8
4s2 4p6
5 54Xe 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 2 8 18 18 8 8
4s2 4p6 4d10 5s2 5p6
6 86Rn 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 2 8 18 32 18 8
4s2 4p6 4d10 4f14 5s2 5p6 8
5d10 6s2 6p6

Unsur selain gas mulia dapat mencapai kestabilan dengan cara


berikatan dengan unsur lain membentuk senyawa agar susunan elektron
terluarnya menyerupai gas mulia melalui ikatan kimia,

Ikatan Kimia

Ikatan Ion Ikatan Kovalen Ikatan Logam

Struktur Lewis

Untuk menggambarkan bagaimana atom-atom berikatan, digunakan


struktur Lewis. G. N. Lewis menggambarkan susunan elektron dari suatu
atom tanpa melibatkan elektron dalam, melainkan hanya menggunakan
elektron valensi. Struktur Lewis dari suatu molekul adalah cara
menggambarkan bagaimana atom-atom berikatan membentuk molekul
dengan menggunakan penanda seperti titik untuk mewakili elektron yang
terlibat dalam pembentukan molekul.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 27


Sumber: Brown et al, 2012

Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik antara
ion positif dan ion negatif. Ikatan ion biasanya terjadi antara unsur logam
dan nonlogam, unsur logam melepaskan elektron dan unsur nonlogam
menerima elektron. Perhatikan kedua unsur berikut!
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 =281
2 2 6 2 5
17Cl : 1s 2s 2p 3s 3p = 2 8 7
11Na merupakan unsur yang mempunyai energi ionisasi yang kecil, sehingga

Na mudah melepas elektron. Agar konfigurasi elektronnya menyerupai gas


mulia, maka Na akan melepas 1 elektron di kulit terluar:
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 = 2 8 1 → 11Na+ : 1s2 2s2 2p6 = 2 8
17Cl merupakan unsur yang mempunyai afinitas elektron yang besar,
sehingga Cl mudah menerima elektron. Agar konfigurasi elektronnya
menyerupai gas mulia, maka Cl akan menerima 1 elektron di kulit terluar.
17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 = 2 8 7 → 17Cl– : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 = 2 8 8

Kation golongan IA → K+
IIA → K2+
IIIA → K3+
Anion golongan VIIA → A−
VIA → A2−
Maka pembentukan senyawa ionnya adalah sebagai berikut:
yKX+ + xAy− → KyAx

28 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan antar atom yang terjadi karena
pemakaian bersama pasangan elektron. Ikatan kovalen dapat terbentuk
antara atom non logam dengan atom non logam yang lain, maupun antara
atom non logam yang sejenis. Ada beberapa ketentuan dalam ikatan
kovalen, yakni:
a. Kebutuhan unsur nonlogam terhadap elektron
❑ Hidrogen (H) butuh 1 e– untuk mencapai duplet
❑ Golongan VIIA butuh 1 e– untuk mencapai oktet
❑ Golongan VIA butuh 2 e– untuk mencapai oktet
❑ Golongan VA butuh 3 e– untuk mencapai oktet
❑ Golongan IVA butuh 4 e– untuk mencapai oktet
b. Unsur-unsur yang memiliki keelektronegatifan rendah (lebih butuh
banyak e–) akan menjadi atom pusat.
c. Bila 2 unsur yang berada dalam golongan yang sama saling berikatan,
maka unsur yang menjadi atom pusat adalah unsur yang memiliki jari-
jari lebih besar (berada di bawah).

Untuk menggambarkan ikatan kovalen, biasanya digunakan struktur


Lewis. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam membuat rumus Lewis
molekul adalah:
1) Pasangan elektron yang dipakai bersama-sama diletakkan di antara
lambang ke dua atom yang berikatan.
2) Sesudah berikatan setiap atom harus dikelilingi 8 elektron kecuali H
(hanya 2 elektron).
3) Pasangan elektron yang berikatan diberi tanda garis (―, =, ≡)

Pengecualian Aturan Oktet


Tidak semua senyawa memenuhi aturan oktet dalam penggambaran
struktur Lewisnya. Berikut adalah 3 jenis senyawa yang dikecualikan dari
aturan oktet. Ketiga jenis senyawa ini ada dan stabil, namun tidak memenuhi
aturan oktet.
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 29
a. Senyawa tuna octet
Beberapa senyawa yang stabil memiliki atom pusat yang elektron
valensinya sedikit. Misalnya, berilium, yang merupakan unsur golongan
II A dan boron.

Sumber: Chang, 2010


b. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
Beberapa molekul mengandung jumlah elektron ganjil. Karena kita
membutuhkan elektron dalam jumlah genap untuk pasangan lengkap
(untuk mencapai delapan), aturan oktet jelas tidak dapat dipenuhi untuk
semua atom dalam molekul ini. Contohnya, NO dan NO 2

Sumber: Chang, 2010


c. Senyawa oktet berkembang/supraoktet
Terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih golongan V A, VI A, dan
VII A dengan halogen. Contoh SF6 dengan PF5.

Sumber: Chang, 2010

Kepolaran Senyawa Kovalen


Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran
senyawa. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan
pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur.

30 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Sumber: https://bangkusekolah.com/2015/11/24/sifat-unsur-dalam-sistem-
periodik-unsur/

Senyawa kovalen bersifat non-polar apabila pasangan elektron ikatan


digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom yang berikatan sehingga
tidak terjadi pengkutuban atau kepolaran muatan. Senyawa kovalen bersifat
polar apabila pasangan elektron ikatan yang digunakan tidak seimbang oleh
kedua atom yang berikatan sehingga terjadi pengkutuban atau kepolaran
muatan. Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H 2O, NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.

Berikut langkah-langkah dalam menentukan kepolaran senyawa


kovalen:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 31


Ikatan Logam

Umumnya pada atom-atom logam tersusun sangat rapat di kisi


dibandingkan atom yang selain logam. Kerapatan tersebut yang memisahkan
elektron-elektron luar dari atom-atom logam. Ikatan logam adalah ikatan
kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron valensi
antar atom-atom logam. Pada ikatan logam, elektron dari atom logam
dilepaskan dari kulit terluar dan aktif bergerak, oleh karenanya pada logam
dikenal istilah “lautan elektron”. Elektron yang bebas bergerak itulah yang
menyebabkan adanya ikatan dalam logam.

Sumber: https://sciencenotes.org/metallic-bonding-definition-and-
properties/

Pada logam tembaga, ion-ion tembaga (Cu2+) tersusun rapat dan dekat
karena adanya daya tarik ion-ion tersebut dengan elektron-elektron bebas
(lautan elektron) yang tersebar di antara mereka. Gaya elektrostatis yang
terjadi antara ion-ion tembaga dengan elektron-elektron bebas itulah yang
disebut ikatan logam. Pada umumnya, semua logam memiliki konsep ikatan
logam yang sama. Ion-ionnya tersusun rapat karena adanya daya tarik
mereka dengan elektron-elektron bebas di sekitarnya. Sebab ion-ion tersebut
tersusun sangat rapat, maka umumnya logam berbentuk kristal (padatan).

32 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Muatan Formal
Muatan formal dapat digunakan untuk memprediksi manakah struktur
Lewis terbaik, yang lebih stabil dari segala kemungkinan yang ada. Dapat
dikatakan bahwa muatan formal adalah suatu alat imajinatif untuk
mempermudah mempelajari sifat-sifat senyawa. Beberapa aturan yang dapat
membantu dalam penentuan muatan formal yaitu:
(1) Untuk molekul netral, jumlah muatan formal harus nol, karena
merupakan spesi netral.
(2) Untuk kation, jumlah muatan formal harus sama dengan muatan
positifnya.
(3) Untuk anion, jumlah muatan formal harus sama dengan muatan
negatifnya.

Muatan formal dalam suatu atom adalah jumlah elektron valensi


dalam atom bebas dikurangi jumlah elektron yang dimiliki oleh atom
tersebut dalam struktur Lewis.

𝒎𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒇𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍 𝒂𝒕𝒐𝒎 𝑿 = 𝒆− 𝒗𝒂𝒍𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒂𝒕𝒐𝒎 𝑿 − ∑ 𝒆− 𝒃𝒆𝒃𝒂𝒔 𝒂𝒕𝒐𝒎 𝑿 − ∑ 𝒆− 𝒊𝒌𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒐𝒎 𝑿

Contoh:
Kita tentukan muatan formal ataom oksigen dan karbon yang ada pada
molekul CO2. Tahap pertama kita buat terlebih dahulu struktur Lewis untuk
molekul CO2.

Berdasarkan struktur Lewis di atas, maka kita tentukan muatan formal


masing-masing atom oksigen dan karbon:
1) Atom O
- elektron valensi atom oksigen = 6
- elektron atom oksigen yang dipakai untuk berikatan = 2
- elektron bebas yang berikatan dengan atom O = 4
- Maka muatan formal atom O = 6 – 4 – 2 = 0
2) Atom C
- elektron valensi karbon = 4
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 33
- elektron atom oksigen yang dipakai untuk berikatan = 4
- elektron bebas yang berikatan dengan atom O = 0
- Maka muatan formal atom C = 4 – 4 – 0 = 0

Bentuk Molekul

Bentuk molekul adalah susunan tiga dimensi dari atom-atom di dalam


suatu molekul. Bentuk molekul umumnya akan memengaruhi sifat fisis dan
kimia suatu senyawa, seperti titik leleh, titik didih, kerapatan, dan jenis-jenis
reaksi yang akan dialaminya.

Teori Domain Elektron


Pada molekul sederhana dengan atom pusat yang mengandung dua
sampai enam pasangan elektron, bentuk molekulnya dapat diramalkan
dengan menggunakan model tolakan pasangan elektron di kulit terluar
(Valence Shell Electron Pair Repulsion, VSEPR) atau teori domain elektron.
Domain elektron dapat diartikan sebagai kedudukan elektron atau daerah
keberadaan elektron pada atom pusat. Untuk menentukan bentuk molekul
atau geometri molekul berdasarkan teori domain elektron, kita harus
mengetahui jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) dan jumlah pasangan
elektron bebas (PEB). PEI adalah pasangan elektron yang digunakan untuk
berikatan dengan atom-atom lain, sedangkan PEB adalah pasangan elektron
yang tidak digunakan untuk berikatan.
Prinsip dasar dari teori domain elektron dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. PEI dan PEB akan menempati posisi di sekitar atom pusat dalam suatu
molekul, sehingga gaya tolak-menolak antara pasangan-pasangan
elektron tersebut harus serendah mungkin. Agar dihasilkan gaya tolak-
menolak serendah mungkin, pasangan-pasangan elektron akan berada
pada posisi yang terjauh.
b. Kedudukan PEI akan menentukan arah ikatan kovalen dan menentukan
bentuk molekulnya.

34 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


c. PEB akan mengalami gaya tolak yang lebih besar daripada PEI.
Akibatnya, PEB akan mendesak PEI untuk lebih dekat satu sama lain,
sehingga PEB akan menempati ruangan yang lebih luas. Sudut-sudut
yang terbentuk antara PEB dan pasangan elektron lainnya minimal 90°.
Urutan gaya tolak menolak antara pasangan elektron adalah sebagai berikut.

PEB – PEB > PEB – PEI > PEI – PEI

Berdasarkan teori domain elektron, bentuk molekul dapat diramalkan


dengan menghitung jumlah elektron yang terlibat dalam pembentukan
ikatan. Langkah-langkah dalam meramalkan bentuk molekul adalah sebagai
berikut.
a) Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat.
b) Tentukan jumlah elektron dari atom lain yang digunakan untuk ikatan.
c) Tentukan jumlah PEB dan PEI.
d) Tentukan bentuk molekulnya.

Tipe Molekul
Tipe molekul adalah suatu notasi yang menyatakan jumlah domain
(pasangan elektron) di sekitar atom pusat dari suatu molekul. Susunan tipe
molekul adalah sebagai berikut.
AXm En
Keterangan:
A = atom pusat;
X = pasangan elektron ikatan (PEI);
m = jumlah PEI;
E = pasangan elektron bebas (PEB); dan
n = jumlah PEB.
Contoh:
BCl3 memiliki PEI = 3 dan PEB = 0, sehingga tipe molekulnya AX3.
Untuk memperkuat pemahaman kita dalam meramalkan bentuk molekul
berdasarkan teori VSEPR dan teori domain elektron, mari lengkapi tabel
berikut ini.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 35


Jumlah Jumlah
Jumlah Tipe Contoh
PEI PEB Bentuk Molekul Sudut
Domain Molekul Senyawa
(X) (E)

2 2 0 AX2 180o BeCl2


Linear

3 0 AX3 BF3

Trigonal planar /
3 segitiga datar 120o

2 1 AX2E SO2

Bengkok/V

4 0 AX4 CH4

Tetrahedral

4 3 1 AX3E 109,5o NH3

Piramida
segitiga/piramida
trigonal

2 2 AX2E2 H2 O

Bengkok/V

36 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


5 0 AX5 PCl5

Bipiramida trigonal

4 1 AX4E SF4
Tetrahedral
terdistorsi /seesaw /
120o,
5 jungkat-jungkit /
90o
timbangan

3 2 AX3E2 ClF3

Bentuk T

2 3 AX2E3 XeF2

Linear

6 0 AX6 SF6

Oktahedral
90o,
6
90o

5 1 AX5E IF5
Piramida
segiempat/tetragonal
piramida

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 37


4 2 AX4E2 XeF4
Segiempat
datar/tetragonal
planar
Sumber: Brown et al, 2012
Animasi tentang bentuk molekul dapat dilihat pada link berikut:
https://phet.colorado.edu/sims/html/molecule-shapes/latest/molecule-
shapes_en.html

Teori Hibridisasi

Hibridisasi adalah proses penggabungan orbital-orbital atom pusat


dengan orbital atom lainnya membentuk orbital hibrida. Dengan
menggunakan konsep orbital hibrida, keterkaitan antara bentuk orbital dan
bentuk molekul dapat dijelaskan. Orbital hibrida terdiri atas orbital hibrida
sp yang mempunyai bentuk linear, orbital hibrida sp2 yang mempunyai
bentuk segitiga datar, orbital hibrida sp3 yang mempunyai bentuk tetrahedral
(kecuali untuk kasus tertentu dapat membentuk trigonal piramida dan huruf
V), orbital hibrida sp3d yang mempunyai bentuk segitiga bipiramida, dan
sp3d2 yang mempunyai bentuk oktahedral.
Langkah-langkah untuk menentukan hibridisasi dengan cara adalah
sebagai berikut:
a. Gambarkan diagram orbital elektron valensi atom pusat pada keadaan
dasar.
b. Gambarkan diagram orbital dalam keadaan tereksitasi agar dapat
berpasangan dengan elektron atom lain.
c. Tentukan orbital hibrida (orbital baru) dengan memperhatikan orbital-
orbital yang terlibat.

38 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh:
a. BeCl2
Tuliskan konfigurasi elektron atom pusat dari BeCl2
4Be = [He] 2s2
↑↓
Oleh karena ada 2 elektron yang hendak dipasangkan, yaitu dari atom
Cl, maka elektron mengalami promosi ke tingkat energi yang lebih
tinggi menjadi:
4Be = [He] 2s1 2p1
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
Elektron yang telah dipromosikan tadi berikatan dengan elektron dari
atom Cl
4Be = [He] 2s 2p
Pasangan Elektron Ikatan
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓

Oleh karena orbital yang terlibat adalah satu orbital s dan satu orbital p,
maka jenis hibridisasinya adalah sp.

b. H2O
Tuliskan konfigurasi elektron atom pusat dari H 2O
8O = [He] 2s2 2p4
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
Elektron yang telah dipromosikan tadi berikatan dengan elektron dari
atom H
8O = [He] 2s 2p
Pasangan Elektron Ikatan
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓

Pasangan Elektron Bebas


Oleh karena orbital yang terlibat adalah satu orbital s dan tiga orbital p,
maka jenis hibridisasinya adalah sp3.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 39


Hubungan teori domain elektron dan teori hibridisasi dijelaskan melalui
tabel berikut:
Orbital
Domain Tipe Orientasi Ruang Orbital
Atom Contoh
Elektron Hibridisasi Hibrid
Pusat
2 s, p sp BeCl2

Linear
3 s, p, p sp2 BF3

Trigonal planar
4 s, p, p, p sp3 CH4

Tetrahedral
5 s, p, p, p, d sp3d PCl5

Bipiramida trigonal

40 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


6 s, p, p, p, d, sp3d 2 SF6
d

Oktahedral
Sumber: Chang, 2010

Gaya Antarmolekul

Gaya antarmolekul merupakan ikatan yang terjadi antara satu molekul


dan molekul lainnya. Pada umumnya, gaya antarmolekul lebih lemah
daripada gaya intramolekul (ikatan kimia antaratom). Meskipun begitu, gaya
antarmolekul dapat memengaruhi sifat fisis suatu senyawa, seperti titik
didihnya. Berikut beberapa jenis gaya antarmolekul:

Gaya van der Waals

Gaya van der Waals dalam suatu molekul kovalen dipengaruhi oleh
kepolaran dari unsur-unsur penyusunnya atau muatannya (dipol). Gaya van
der Waals terdiri atas gaya dipol-dipol, gaya dipol-nondipol, dan gaya
nondipol-nondipol

1. Gaya dipol-dipol
Gaya dipol-dipol terjadi
antarmolekul polar, yaitu
molekul-molekul yang
unsur penyusunnya
bermuatan positif dan
bermuatan negatif.
Meskipun molekul polar
Sumber: Brown et al, 2012
memiliki unsur penyusun

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 41


yang bermuatan negatif, namun nilai keelektronegatifan unsur tersebut
tetap lebih rendah daripada unsur penyusun ikatan hidrogen, yaitu F, O,
dan N. Itulah sebabnya, ikatan yang terbentuk dari gaya dipol-dipol ini
lebih lemah daripada ikatan hidrogen.
Gaya dipol-dipol terjadi antara atom H dan atom lain yang
keelektronegatifannya tidak terlalu tinggi (selain F, O, dan N).
Lemahnya gaya dipol-dipol antara atom H dengan atom selain F, O, dan
N ini menyebabkan ikatan antarmolekulnya lebih mudah putus. Contoh
gaya dipol-dipol antara sesama molekul HCl

2. Gaya Dipol-Nondipol (Dipol-Dipol Terimbas)


Gaya dipol-nondipol terjadi antara molekul polar (bermuatan) dan
molekul nonpolar (tidak bermuatan). Molekul-molekul nonpolar selalu
bergerak bebas karena tidak ada muatan antaratomnya. Agar molekul
nonpolar dapat diikat oleh molekul polar, molekul polar akan
mengimbas (menginduksi) molekul nonpolar tersebut. Akibatnya,
elektron-elektron dari molekul nonpolar berkumpul pada salah satu sisi
molekul (terdorong atau tertarik) sehingga menjadi bermuatan walau
sesaat, atau disebut dipol sesaat.
Ketika terjadi dipol sesaat, molekul nonpolar dapat berikatan dengan
molekul polar menghasilkan gaya dipol-nondipol atau dipol-dipol
terimbas. Oleh karena gaya ini terbentuk dari molekul polar dan
nonpolar, maka gaya dipol-nondipol memiliki ikatan yang lebih lemah
daripada gaya dipol-dipol yang terbentuk antarmolekul polar, begitu
juga dengan titik didihnya. Contoh gaya dipol-nondipol ialah interaksi
antara H2O dan O2, serta interaksi antara CCl4 dan HF.

3. Gaya Nondipol-Nondipol (Dipol Sesaat)/Gaya Dispersi/Gaya London


Molekul-molekul nonpolar selalu bergerak bebas karena tidak memiliki
muatan antaratomnya. Meskipun tidak bermuatan, elektron-elektron
pada molekul nonpolar dapat bergerak dan berpindah-pindah
mengelilingi inti secara acak. Akibatnya, elektron-elektron tersebut akan

42 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


berkumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong atau tertarik)
sehingga menjadi bermuatan walau sesaat, atau disebut dipol sesaat.
Dipol sesaat ini akan mengimbas molekul-molekul nonpolar lainnya,
sehingga seluruh molekul nonpolar tersebut menjadi bermuatan.

Sumber: Brown et al, 2012


Ketika dipol sesaat sudah terbentuk, molekul-molekul nonpolar dapat
saling berikatan. Ikatan yang terjadi antarmolekul nonpolar ini disebut
dengan gaya nondipol-nondipol/gaya dispersi/ gaya London. Gaya
nondipol-nondipol memiliki ikatan yang sangat lemah, karena memang
pada awalnya molekul-molekul pembentuknya tidak bermuatan. Itulah
sebabnya ikatan antarmolekul ini lebih mudah terputus, sehingga titik
didihnya sangat rendah. Contoh gaya nondipol-nondipol antara atom
Helium.

Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen dan
atom-atom yang keelektronegatifannya besar, yakni N, O, dan F. Dengan
demikian, ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi pada molekul-molekul
yang mengandung ikatan antara atom H dengan N, O, atau F. Ketika atom

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 43


H yang bermuatan positif berikatan dengan atom-atom yang
keelektonegatifannya besar
(cenderung bermuatan
negatif), maka gaya tarik-
menarik antarmolekul atau
ikatan yang terjadi akan
sangat kuat. Ikatan yang
sangat kuat ini menyebabkan
molekul-molekulnya tidak
mudah putus atau rusak.
Akibatnya, energi yang
dibutuhkan untuk
memutuskan ikatan tersebut
sangat besar. Sumber: Brown et al, 2012

Hubungan Gaya Antarmolekul dengan Titik Didih


Pendidihan suatu senyawa diawali dengan proses pemutusan ikatan.
Semakin kuat gaya antarmolekulnya, semakin besar energi yang dibutuhkan
untuk memutuskan ikatan tersebut, sehingga semakin tinggi titik didihnya.
Urutan kekuatan ikatan antarmolekul dari yang tertinggi ke yang terendah
adalah ikatan hidrogen, gaya dipol-dipol, gaya dipol-nondipol, dan gaya
nondipol-nondipol. Dengan demikian, urutan titik didihnya adalah sebagai
berikut.
Titik didih: ikatan hidrogen > gaya dipol-dipol > gaya dipol-nondipol >
gaya nondipolnondipol
Apabila jika jenis gaya antarmolekulnya sama, maka semakin besar
massa molekul relatif suatu senyawa, semakin besar pula titik didihnya. Hal
tersebut ditunjukkan pada grafik berikut:

44 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Sumber: Brown et al, 2012

b. Integrasi dengan PAI dan Bahasa


1) Integrasi PAI
Setiap materi di alam semesta ini tersusun atas partikel-partikel yang
sangat kecil. Sebelum para ahli mengemukakan pendapat, Allah sudah
berfirman dalam Al-Quran tentang atom, yaitu dalam surat Al-Zalzalah ayat
7 – 8:

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,


niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya akan melihat
(balasan)nya pula”.
Pengetahuan tentang partikel yang kecil juga sudah dijelaskan dalam
Al-Quran dalam surat Yunus ayat 61:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 45


Artinya: “Dan tidaklah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan,
dan tidak membaca suatu ayat Al-Quran serta tidak pula kamu melakukan
suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu
melakukannya. Tidak lengah sedikitpun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun
sebesar dzarrah, baik di bumi maupun di langit. Tidak ada sesuatu yang
lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan semua tercatat
dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”.
Allah telah menyiratkan dalam Al-Quran surat Saba` ayat 3 bahwa
ada partikel yang lebih kecil daripada zarrah/atom:

Artinya: dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari kebangkitan itu tidak
akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku yang
mengetahui yang ghaib, Sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang
kepadamu. tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang
ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil
dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh)
Dalam teori atom Bohr dinyatakan bahwa elektron mengelilingi inti
melalui lintasan-lintasan tertentu. Allah menjelaskan dalam Al-Quran surat
Yunus ayat 5:

46 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya,
dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat beredarnya, agar kamu
mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan
tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui”.
Dalam surat Yasin ayat 40 Allah menjelaskan peredaran bulan
mengelilingi matahari, diibaratkan elektron-elektron mengelilingi inti atom.

Artinya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun
tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis
edarnya”.
Seperti halnya bumi mengelilingi matahari, elektron-elektron pun
mengelilingi inti atom dengan teratur. Hikmah yang dapat diambil dari ayat
dan keteraturan ciptaan Allah adalah bahwa manusia seharusnya taat dan
patuh juga terhadap aturan Allah SWT. Begitu pula dengan ditemukannya
tabel periodik unsur, hal ini menunjukkan begitu teraturnya ciptaan Allah
SWT. Unsur-unsur dengan berbagai macam sifatnya dapat tersusun dengan
rapi agar mudah dipelajari dan digunakan oleh manusia.

2) Istilah-istilah
No Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
1 Zat Substance
‫ُم ْستَ َوى \ َم َادة‬
2 Unsur Element ِ َ‫عْنصر ج عن‬
‫اص ُر‬ َ ُ ُ
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 47
3 Senyawa Compound
‫ُمَرَّكبَات‬
4 Partikel Particle
‫ِج ْس ِميَّة \ َدقِْي َقة‬
5 Atom Atom
‫َذ َّرة‬
6 Molekul Molecule
‫ُجَزيْئَة‬
7 Ion Ion
‫أَيُ ْون‬
8 Proton Proton
‫بُُرْوتُ ْون‬
ِ ِ
‫ِْتْون‬ ُ ‫إِلك‬
9 Elektron Electron

10 Neutron Neutron
‫نِْيِ ُِتْون‬
11 Inti atom Nucleus
‫نَ َواة َذ ِريَّة‬
12 Kulit atom Shell
‫غُلْف ج أَ ْغلِ َفة‬
‫َم َدار ج َم َد َارات‬
13 Nomor atom Atomic number
‫الذ ِري‬ َّ ‫الْ َع َد ُد‬
14 Nomor massa Atomic mass/mass
number ‫َع َد ُد الْ ُكْت لَ ِة‬
15 Satuan massa atom Atomic mass unit
‫الذ ِريَِّة‬
َّ ‫َو ْح َدةُ الْكِْت لَ ِة‬
16 Isotop Isotope
‫نَ ِظ ْْي ج نَظَائِر‬
17 Model atom Atomic model
‫الذ ِري‬ َّ ‫ج‬ ُ َ‫َّم ْوذ‬
ُ ‫الن‬
18 Orbital Orbital
‫َم َد َارة ج َم َد َارات‬
19 Bilangan Kuantum
- Utama -
Quantum number
Principal ‫أ َْع َد ُاد الْ َك ِم‬
‫الرئِْي ِس ِي‬
َّ ‫ َع َد ُد الْ َك ِم‬-
- Azimut - Angular
- Magnetik momentum

‫ َع َد ُد الْ َك ِم الثَّانَ ِو ِي‬-


- Spin - Magnetic
- Spin

‫الْ َك ِم‬ ‫ َع َد ُد‬-


‫اطْي ِس ِي‬
ِ َ‫الْمغْن‬
َ

48 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


‫ َع َد ُد الْ َك ِم الْ َُُبِم‬-
20 Konfigurasi elektron Electron configuration
‫اْللِكِِ ُِتْوِِن‬ ِْ ‫الْبِنَاء‬
ُ
21 Diagram Orbital Orbital diagram
ِ ‫ات بِ َشك‬
‫ْل‬ ِ ‫َتَْثِيل الْم َدار‬
َ َ ُْ
‫الس ْه ِم‬
َّ ‫الْ ُمَربَّ ِع َو‬
ِ ِ
‫ِْتْو ُن التَّ َكافُ ِؤ‬ ُ ‫إِلك‬
22 Elektron valensi Valence electron

23 Tabel periodik Periodic table


‫َّوِري‬ ْ ‫ا ْْلَ ْد َو ُل الد‬
ُ‫الْ ِف ْل ِزيَّة‬
24 Logam Metal

ُ‫الَّلفِلْ ِزيَّة‬
َّ
25 Non logam Non metal

26 Metaloid Metaloid ِ ‫أَ ْشباه الْ ِفلْز‬


‫ات‬ َ َُ
ُ‫الزْمَرة‬
27 Golongan Group

ُ‫َّوَرة‬
ْ ‫الد‬
28 Periode Period

ُ‫الْ َقلْ ِويَّة‬


29 Alkali Alkali

ُ‫ْاْلَتْ ِربَةُ الْ َق ْل ِويَّة‬


30 Alkali tanah Alkali earth

ُ‫ات الْ ِمثَالِيَّة‬ ُ ‫الْغَ َاز‬


31 Gas mulia Noble gas

32 Jari-jari atom Atomic radius


‫الذ ِريَِّة‬َّ ‫ف ْاْلَقْطَا ِر‬ ُ ‫ص‬ ْ‫ن‬
ِ
33 Jari-jari ion Ion radius
‫ف ْاْلَقْطَا ِر ْاْلَيُ ْونِيَّ ِة‬ ُ ‫ص‬ْ‫ن‬
ِ
34 Energi ionisasi Ionization energy
‫طَاقَةُ التَّأَي ِن‬
35 Afinitas electron Electron affinity
‫اْللِ ْكِ ُِتْو ِن‬ ِْ ‫ب‬ ُ ‫تَ َق ُار‬
ُ‫السالِبِيَّةُ الْ َك ْهَرََبئِيَّة‬
36 Keelektronegatifan Electronegativity
َّ
37 Struktur Lewis Lewis structure
‫ِصْي غَةُ لِ ِويْس‬
38 Aturan oktet Octet rule
‫ان‬ِِ ‫قَاعِ َدةُ الث ََّم‬
39 Ikatan ion Ionic bond
‫الرََب ُط ْاْلَيُ ْوِن‬ ِ
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 49
ِِ ‫الرَب ُط التس‬
‫اِهي‬ َِ
40 Ikatan kovalen Covalent bond
َ
41 Ikatan logam Metallic bond
‫الرََب ُط الْ َم ْع ِد ِن‬ِ
42 Senyawa kovalen polar Polar covalent ِِ ‫الْمرَّكبةُ التس‬
ُ‫اِهيَّة‬
compound َ َ َُ
‫ب‬ ِ َ‫الْمستَ ْقط‬
ُْ
ِِ
ُ‫الْ ُمَرَّكبَةُ الت َساِهيَّةُ غَ ْْي‬
43 Senyawa kovalen non Non polar covalent
polar compound

‫ب‬ ِ َ‫الْمستَ ْقط‬


ُْ
44 Bentuk molekul Molecular shape
‫بِْن يَة ُجَزيْئُة‬
45 Sudut ikatan Bond angle
‫الرابِطَِة‬َّ ُ‫َزا ِويَة‬
46 Linear Linear
‫َخ ِطيَّة‬
47 Segitiga datar Trigonal planar
‫ُم ْستَ ِويَّة ثَََّلثِيَّة‬
V ‫ْل‬ ِ
ُ ‫ُمنْ َحنيَّة \ َشك‬
48 Bengkok / bentuk V Bent / V shape

49 Tetrahedral Tetrahedral
‫ُرََب َعيَّةُ السطُْو ِح‬
50 Piramida segitiga Trigonal pyramid
‫َه ْرِميَّة ثَََّلثِيَّة‬
51 Bipiramida segitiga Trigonal bipyramid
‫َه ْرِميَّة ُم ْزَد ِو َجة ثَََّلثِيَّة‬
52 Jungkat-jungkit Seesaw
‫ْل ُمتَأ َْرِجح‬ ُ ‫َشك‬
53 Bentuk T T shape
T ‫ْل‬ ُ ‫َشك‬
54 Oktahedral Octahedral
‫ََثَانِيةُ السطُْو ِح‬
55 Piramida segiempat Square pyramid
‫َه ْرِميَّة ُمَربَّ َعة‬
56 Segiempat datar Square planar
‫ُم ْستَ ِويَّة ُمَربَّ َعة‬
57 Hibridisasi Hybridization
‫َتْ ِج ْي‬
ُ‫اْلَُزيْئَ ِة ثَنَائِيَّة‬
ْ ‫ي‬ َ ْ َ‫ب ب‬ ُ ‫َج ْذ‬
58 Gaya dipol-dipol Dipole-dipole attraction

‫اب‬ ِ َ‫ْاْلَقْط‬

50 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


59 Ikatan hidrogen Hydrogen bond
‫ال ِرََب ُط ا ْْلِْي ِد ُرْوِجْي ِن‬
60 Gaya dispersi Dispersion force
‫ت‬ِ ‫قَ ِوي التَّ ْشتِي‬
ْ

c. Latihan
1. Dalam QS Yaasin: 40, “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar
bulan dan malam pun tidak mendahului siang. Masing – masing beredar
pada garis edarnya”. Pergerakan matahari yang konsisten beredar
mengelilingi inti galaksi (skala makro), seirama dengan pergerakan
elektron mengelilingi inti (skala mikro), bergerak berlawanan arah
jarum jam sesuai garis edarnya. Dari pernyataan berikut ini:
1. Setiap bilangan kuantum utama menunjukkan garis edar atau
lintasan, dengan inti atom berada pada pusatnya.
2. Elektron dalam lintasannya tidak menyerap atau memancarkan
energi, karena tiap lintasan mempunyai tingkat energi tertentu
3. Gaya sentrifugal yang menarik elektron menjauhi inti dipengaruhi
oleh kekuatan proton menarik elektron
4. Elektron-elektron bergerak menurut garis edarnya secara bebas pada
lintasan yang berbeda, tanpa melibatkan perubahan energi
5. Inti atom dikelilingi elektron-elektron yang bergerak pada lintasan
yang tanpa energi yang cukup, tidak dapat berpindah lintasan
Karakteristik atom yang konsisten dalam menjalankan perintah Allah
dari pernyataan di atas adalah….
a. 1, 2, 3 dan 4
b. 1, 2, 3 dan 5
c. 1, 3, 4 dan 5
d. 2, 3, 4 dan 5

2. Para pengrajin Muslim berhasil memanfaatkan pewarna alami untuk


mewarnai benda-benda seni budaya antara lain: keramik, kaligrafi, dan
karpet. Para Ilmuwan memanfaatkan krom (Cr) sebagai zat pewarna
pada keramik. Hal itu, karena krom dapat berikatan dengan ligan

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 51


membentuk senyawa kompleks yang menghasilkan berbagai jenis
warna, contohnya:
[CrCl2(H2O)4]Cl hijau tua
[CrCl(H2O)5]Cl2 hijau pucat
[Cr(H2O)6]Cl3 ungu
Warna senyawa berkaitan dengan terjadinya eksitasi elektron valensi
pada elektron kulit terakhir. Dari ketiga senyawa kompleks tersebut,
tentukan bilangan kuantum elektron terakhir ion kromium!
a. n = 3, ℓ = 2, m = –1, s = –½
b. n = 3, ℓ = 2, m = +1, s = +½
c. n = 3, ℓ = 2, m = +2, s = +½
d. n = 3, ℓ = 2, m = 0, s = +½

3. Dalam Surat Fatir ayat 27 Allah berfirman:

Allah SWT telah menciptakan warna-warna yang menambah keindahan


alam semesta. Fenomena terjadinya warna-warna di alam semesta
berkaitan dengan proses eksitasi elektron dari berbagai atom. Salah satu
contohnya yaitu atom natrium akan menghasilkan warna kuning jika
dibakar. Proses eksitasi elektron erat kaitannya dengan energi ionisasi.
Berikut adalah grafik energi ionisasi masing-masing elektron pada
natrium

52 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Pernyataan berikut yang benar adalah….
1. Energi ionisasi pertama logam natrium akan lebih tinggi
dibandingkan atom-atom lain dalam satu periode karena atom Na
memiliki ukuran yang lebih besar
2. Dalam ayat tersebut terdapat dua bacaan Idzhar Syafawi dan satu
bacaan iqlab
3. Jika diketahui energi ionisasi pertama logam Na sebesar 494 kJ/mol
maka dapat dituliskan Na → Na+ + e− ΔH = −494 kJ/mol
4. Dalam ayat tersebut terdapat 4 kalimat fiil dan 4 dhomir
5. Pada atom Na terjadi lonjakan nilai energi ionisasi pada pelepasan
elektron kedua karena elektron kedua terletak pada kulit yang lebih
dekat dengan inti dibandingkan dengan elektron pertama
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 4 dan 5
c. 3 dan 4
d. 2 dan 5

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 53


4. Allah SWT menciptakan unsur yang berbeda dengan jenis dan sifat
yang berbeda, yang dapat berinteraksi sesuai dengan karakteristiknya
membentuk senyawa kimia. Perhatikan tabel karakteristik beberapa
unsur tak dikenal berikut:
P Q R S T
Jari-jari atom (Å) 1,52 1,86 1,17 115 99
Energi Ionisasi Pertama 520 496 178 1140 1280
(kJ/mol)
Kerapatan (g/mL) 0,530 0,970 8,920 3,110 3,214
Di antara logam di atas, pasangan unsur manakah yang paling mudah
membentuk ikatan ion beserta alasannya?
a. P dan Q karena energi ionisasi keduanya paling kecil, sehingga
memudahkan elektron terluar melepaskan diri membentuk ikatan
b. Q dan R, karena kerapatannya mendekati kerapatan air 1,0 g/mL,
sehingga ikatan ion yang bersifat polar mudah terbentuk
c. Q dan T, karena selisih energi ionisasi pertamannya tertinggi,
sehingga memudahkan terbentuknya ikatan ion
d. S dan T, jari-jari atom paling besar hingga mudah melepaskan
elektron dan membentuk ikatan ion

5. An atom X has as many atomic numbers as a and atom Y has as many


atomic numbers as b. When the two atoms bond to form a molecule,
which of the following statements is CORRECT? (Known a = number
of pillars of Islam and b = minimum age of a woman lawfully
considered having menstruation)
a. The bond formed is a polar covalent bond
b. The geometric shape of the molecule is the same as the NH 3 molecule
c. The bond angle between atoms in its geometric shape is 120o
d. The geometric shape of the molecule is the same as the PCl 3

54 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


2. Stoikiometri
a. Uraian Materi

Persamaan Reaksi

Setiap zat yang mengalami perubahan kimia dikatakan juga


mengalami reaksi kimia. Persamaan reaksi menggambarkan rumus kimia
zat-zat pereaksi (reaktan) yang diubah menjadi zat-zat hasil reaksi (product).
Dalam reaksi kimia dituliskan juga wujud zat yang terlibat dalam reaksi,
yang ditulis dalam kurung setelah rumus kimia zat padat (s), cair (l), gas (g)
dan larutan (aq).

Dalam reaksi kimia berlaku hukum kekekalan massa yaitu massa zat
sebelum dan sesudah reaksi sama. dan hukum perbandingan tetap yaitu
perbandingan massa unsur yang menyusun senyawa adalah tetap. Untuk
menyamakan massa zat sebelum dan sesudah reaksi dalam suatu persamaan
reaksi dilakukan penyetaraan persamaan reaksi dengan cara:
1. Menyamakan jumlah atom-atom sebelum dan sesudah reaksi (sebelum dan
sesudah tanda panah)
2. Untuk menyamakan jumlah atom tersebut rumus kimia unsur ataupun
senyawa tidak boleh diubah, yang boleh diubah hanyalah jumlah unsur
atau jumlah senyawa dengan cara menambahkan angka di depan
lambang unsur dan senyawa tersebut. Angka tersebut dinamakan angka
koefisien reaksi.

Contoh:
1) Gas hidrogen (H2) bereaksi dengan gas oksigen (O2) untuk membentuk
air melalui persamaan reaksi:
H2 (g) + O2 (g) → H2O (l)
Untuk menyetarakan reaksi tersebut, maka:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 55


Persamaan
reaksi
Interpretasi
molekul

Konversi ke
satuan lain
(mol dan
massa)

Sumber: Brown et al, 2012

2) Padatan CaCO3 bereaksi dengan larutan HCl menurut persamaan reaksi


yang belum setara:
CaCO3 (s) + HCl (aq) → CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
• Penyetaraan persamaan reaksi
Dimisalkan koefisien zat dengan a, b, c, d, dan e
aCaCO3 (s) + bHCl (aq) → cCaCl2 (aq) + dCO2 (g) + eH2O (l)

Atom Reaktan Produk


Ca a c
C a d
O 3a 2d +e
H b 2e
Cl b 2c

Dimisalkan nilai salah satu koefisien adalah 1, misalkan a = 1,


maka:
- a = c, maka c = 1
- a = d, maka d = 1
- b = 2c, maka b = 2(1) = 2
- b = 2e, maka e = ½b = ½(2) = 1
Maka persamaan reaksi yang setara adalah:
CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

56 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Hukum-hukum Dasar Kimia

Hukum Kekekalan Massa

Lavoisier menyatakan “dalam sistem tertutup, massa zat sebelum


dan sesudah reaksi adalah sama”. Dengan demikian, suatu zat yang
mengalami reaksi kimia tidak akan berubah massanya. Sehingga jumlah
massa reaktan akan sama dengan jumlah massa produk yang dihasilkannya.
Contoh:
24 gram magnesium direaksikan dengan 73 gram asam klorida dalam
ruangan tertutup menurut persamaan reaksi:
Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)
maka total massa zat hasil reaksi (MgCl2 dan H2) adalah 97 gram.

Hukum Perbandingan Tetap

Hukum Proust dikenal juga dengan hukum perbandingan tetap.


Proust menyatakan “perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa
selalu tetap”.
Contoh Soal
12 gram karbon bereaksi dengan oksigen berlebihan membentuk 44 gram karbon
dioksida. tentukan:
a. massa oksigen yang habis bereaksi
b. perbandingan massa karbon dan oksigen dalam karbon dioksida.
Jawaban:
Dalam reaksi kimia berlaku hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan
tetap:
• Tuliskan persamaan reaksi
• Letakkan massa yang diketahui di bawah lambang unsur atau senyawa
• Samakan massa sebelum dan sesudah reaksi
• Cari perbandingan massa dengan membagi dengan angka yang sama.
a.
C (s) + O2 (g) → CO2 (g)
12 g … 44 g
(44 – 12) = 32 g
Jadi massa oksigen yang bereaksi adalah 32 gram.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 57


b.
C (s) + O2 (g) → CO2 (g)
12 g 32 g 44 g
dibagi 4
3 8 11
Jadi perbandingan karbon dan oksigen 3 : 8

Hukum Perbandingan Berganda

Hukum Perbandingan Berganda adalah “bila dua unsur dapat


membentuk dua jenis senyawa atau lebih, bila massa salah satu unsur tetap
maka perbandingan massa unsur yang lain merupakan bilangan bukat dan
sederhana”.
Contoh Soal
Unsur belerang dapat membentuk dua jenis senyawa . senyawa 1 terdiri dari 32
gram belerang dan 32 gram oksigen. Senyawa 2 terdiri dari 32 gram belerang dan
48 gram oksigen. tentukan:
a. perbandingan massa oksigen pada massa belerang tetap
b. perbandingan massa belerang pada massa oksigen tetap
Jawaban:
Senyawa 1 massa S (1) : massa O (1) = 32 : 32 = 1 : 1
Senyawa 2 massa S (2) : massa O (2) = 32 : 48 = 2 : 3
a. massa S (1) : massa O (1) = 1 : 1 = 2 : 2
massa S (2) : massa O (2) = 2 : 3 = 2 : 3
Jadi perbandingan massa oksigen pada massa belerang tetap adalah 2 : 3
b. massa S (1) : massa O (1) = 1 : 1 = 3 : 3
massa S (2) : massa O (2) = 2 : 3 = 2 : 3
Jadi perbandingan massa belerang pada massa oksigen tetap adalah 3 : 2

Hukum Gay-Lussac dan Hipotesis Avogadro

Berdasarkan eksperimen pembentukan uap air dari gas hydrogen


dan gas oksigen pada suhu dan tekanan yang sama, Gay Lussac
menyimpulkan “apabila diukur pada suhu dan tekanan yang sama,
perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi
merupakan bilangan bulat dan sederhana”. Pernyataan ni dikenal dengan
hukum perbandingan volume.

58 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Avogadro kemudian menganalisa hasil eksperimen Gay-Lussac ini
sebagai berikut:
2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (g)
Volume 2 : 1 : 2
Koefisien 2 : 1 : 2
Jumlah molekul 2 : 1 : 2

N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)


Volume 1 : 3 : 2
Koefisien 1 : 3 : 2
Jumlah molekul 1 : 3 : 2

H2 (g) + Cl2 (g) → 2HCl (g)


Volume 1 : 1 : 2
Koefisien 1 : 1 : 2
Jumlah molekul 1 : 1 : 2

Dari analisa di atas Avogadro mengemukakan hipotesis:


1. Gas apa saja yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama volume
yang sama mengandung jumlah molekul yang sama banyak.
2. Gas apa saja yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama volume
yang sama perbandingan koefisien reaksi sama dengan perbandingan
volume gas, sama dengan perbandingan jumlah molekul.

Contoh Soal
Contoh 1:
Pada suhu dan tekanan tertentu 10 liter gas NO mempunyai jumlah molekul 3 × 1023
molekul. Tentukan:
a. jumlah molekul 30 liter gas CH4 yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama?
b. volume oksigen sebanyak 2,4 × 1024 molekul yang diukur pada suhu dan
tekanan yang sama?
Jawaban:
a.
Keadaan 1 2
dikali 3
Volume gas NO 10 Liter 30 Liter

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 59


Jumlah molekul NO 3 × 1023 molekul 9 × 1023 molekul
b.
Keadaan 1 2
Volume gas NO 10 Liter dikali 8 80 Liter
Jumlah molekul NO 3 × 10 molekul
23
2,4 × 1024 molekul

Contoh 2:
Lima liter gas propana C3H8 dibakar sempurna sesuai persamaan reaksi berikut:
C3H8 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g) (belum setara)
Tentukanlah volum oksigen yang dibutuhkan dan gas karbon dioksida dan uap air
yang dihasilkan bila diukur pada (T, P) sama!
Jawaban:
Setelah persamaan reaksi disetarakan, diperoleh:
C3H8 + 5O2 (g) → 3CO2 (g) + 4H2O (g)
(g)
Volume 5 Liter 5 3 4
= × 5 L = 25 = × 5 L =15 = ×5L =
1 1 1
gas
Liter Liter Liter
Jadi volume oksigen yang dibutuhkan adalah 25 liter, volume karbon dioksida yang
dihasilkan 15 liter dan volume uap air yang dihasilkan adalah 20 liter.

Contoh 3:
100 ml gas hidrokarbon CxHy tepat dibakar sempurna dengan 450 ml oksigen
menghasilkan 300 ml karbon dioksida dan sejumlah uap air, semua diukur pada
(P,T) sama. Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut!
Jawaban:
Perbandingan volume CxHy : O2 : CO2 = 100 : 450 : 300 = 2 : 9 : 6
Perbandingan volume menjadi perbandingan koefisien:
2CxHy (g) + 9O2 (g) → 6CO2 (g) + zH2O (g)
Volume gas 100 mL 450 mL 300 mL

Jumlah atom O di kiri = 18, jumlah atom O di kanan = 12 + z, maka agar jumlah
atom di kiri sama dengan jumlah atom di kanan, 18 = 12 + z diperoleh z = 6

60 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


2CxHy (g) + 9O2 (g) → 6CO2 (g) + 6H2O (g)
Volume gas 100 mL 450 mL 300 mL 300
• Jumlah atom C → 2x = 6•1, x = 3
• Jumlah atom H → 2y = 6•2, y = 6
Maka rumus molekul hidrokarbon tersebut adalah C 3H6

Kadar Zat

Kadar zat menyatakan seberapa banyak suatu zat terkandung dalam


suatu campuran tertentu. Kadar zat dibagi menjadi dua, yakni kadar zat dalam
campuran dan kadar unsur dalam senyawa.
1. Kadar Zat dalam Campuran
Campuran merupakan gabungan antara dua zat atau lebih. Ada beberapa
besaran yang berkaitan dengan kadar zat dalam campuran, yakni:
a. Persen massa (% w/w, atau % b/b)
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐳𝐚𝐭
%𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐜𝐚𝐦𝐩𝐮𝐫𝐚𝐧

b. Persen volume (%v/v)


𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐳𝐚𝐭
%𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐜𝐚𝐦𝐩𝐮𝐫𝐚𝐧

c. Bagian per sejuta (bpj) atau part per million (ppm)


𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐳𝐚𝐭
𝐛𝐩𝐣 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 = × 𝟏𝟎𝟔 𝐛𝐩𝐣
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐜𝐚𝐦𝐩𝐮𝐫𝐚𝐧

atau
𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐳𝐚𝐭
𝐛𝐩𝐣 𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 = × 𝟏𝟎𝟔 𝐛𝐩𝐣
𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐜𝐚𝐦𝐩𝐮𝐫𝐚𝐧

Contoh Soal
Contoh 1:
Berapa massa gula yang harus dilarutkan dalam 200 gram air agar diperoleh larutan
gula 20%?

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 61


massa gula
%massa = × 100%
massa gula + massa air
𝑥
20% = × 100%
𝑥 + 200 g
𝑥 + 200 g = 5𝑥
5𝑥 − 𝑥 = 200 g
𝑥 = 50 g
Contoh 2:
Berapa volume alkohol yang terdapat dalam 200 mL larutan alkohol 70%?
volume alkohol
%volume = × 100%
volume campuran
volume alkohol
70% = × 100%
200 mL
volume alkohol = 140 mL

Contoh 3:
Air sungai dianggap tercemar oleh raksa apabila dalam 1 kg air sungai mengandung
2,5 mg raksa. Tentukan kadar raksa dalam air sungai dalam persen massa dan bpj!
• Persen massa raksa
massa raksa 2,5 mg
% massa = × 100% = 6 × 100% = 2,5 × 10−4 %
massa air sungai 10 mg
• bpj raksa
massa raksa 2,5 mg
bpj raksa = × 106 bpj = 6 × 106 bpj = 2,5 bpj
massa air sungai 10 mg

2. Kadar Unsur dalam Senyawa


a. Persen Unsur dalam Senyawa
𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐚𝐭𝐨𝐦 𝐀 × 𝐀𝐫 𝐀
% 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐀 =
𝐌𝐫 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐚𝐰𝐚
× 𝟏𝟎𝟎%

b. Massa Unsur dalam Senyawa


𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐚𝐭𝐨𝐦 𝐀 × 𝐀𝐫 𝐀
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐀 = × 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐚𝐰𝐚
𝐌𝐫 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐚𝐰𝐚

62 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh Soal
Contoh 1:
Tentukan persentase masing-masing unsur dalam senyawa MgSO4 (Ar Mg = 24, S =
32, dan O = 16)
• Unsur Mg
1 × 24 24
% Mg = × 100% = × 100% = 20%
24 + 32 + 4 ∙ 16 120
• Unsur S
1 × 32
%S = × 100% = 26,67%
120
• Unsur O
4 × 16
%O= × 100% = 53,33%
120

Contoh 2:
Tentukan massa masing-masing unsur dalam 200 gram senyawa CaCO3! (Ar Ca =
40, C = 12, O = 16)
• Massa Ca
1 × 40 40
massa Ca = × 200 g = × 200 g = 80 g
40 + 12 + 3 ∙ 16 100
• Massa C
12
massa C = × 200 g = 24 g
100
• Massa O
3 × 16
massa O = × 200 g = 96 g
100

Konsep Mol

Salah satu dari tujuh besaran pokok adalah jumlah zat/partikel (atom,
molekul, ion), dimana satuannya adalah mol.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 63


Besaran Satuan Simbol
Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu detik S
Kuat arus listrik Ampere A
Suhu Kelvin K
Jumlah zat mol Mol
Intensitas cahaya Candela Cd

Dalam kehidupan sehari-hari kita


sering menjumpai satuan jumlah, seperti
lusin, kodi, rim dan lain-lain. Apabila
direaksikan 1 atom karbon (C) dengan 1
molekul oksigen (O2) maka akan terbentuk Sumber:
https://commons.wikimedia.o
1 molekul CO2. Namun sebenarnya yang
rg/wiki/File:C%2BO2%3DC
direaksikan bukan 1 atom karbon dengan 1 O2.svg
molekul oksigen, melainkan sejumlah besar atom karbon dan sejumlah besar
molekul oksigen. Oleh karena jumlah zat yang bereaksi begitu banyaknya
maka untuk menyatakannya, para ahli kimia menggunakan ”mol” sebagai
satuan jumlah partikel (molekul, atom, atau ion). 1 mol diartikan sebagai
jumlah zat dimana partikel zat yang terkandung di dalamya sama banyaknya
dengan jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram atom karbon–12, yaitu
6,02 x 1023 atom. Jadi, dalam 1 mol zat terdapat 6,02 x 1023 partikel.

6,02 x 1023 atom per mol disebut sebagai tetapan Avogadro atau
bilangan Avogadro, dengan lambang L atau NA = 6,02 x 1023 partikel / mol
1 mol = 6,02 x 1023 partikel zat (atom/molekul/ion)
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒓𝒕𝒊𝒌𝒆𝒍 = 𝒎𝒐𝒍 × 𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑨𝒗𝒐𝒈𝒂𝒅𝒓𝒐
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒓𝒕𝒊𝒌𝒆𝒍 = 𝒏 × 𝑳
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒓𝒕𝒊𝒌𝒆𝒍
𝒏=
𝑳

Hubungan Mol dengan Besaran Lain


A. Massa
1 mol didefinisikan sebagai jumlah zat dimana patikel zat yang terkandung
di dalamnya sama banyak dengan jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram

64 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


atom karbon–12. Mengapa 12 gram? 12 gram tersebut disebut dengan massa
molar (Mm) untuk atom karbon, dengan satuan g/mol.
𝒎
𝒏=
𝑴𝒎

Contoh:
Tentukan massa 0,4 mol NaNO3! (Ar Na = 23, N = 14, O = 16)
Jawaban:
𝑚 = 𝑛 × 𝑀𝑚
𝑔
𝑚 = 0,4 𝑚𝑜𝑙 × 85
𝑚𝑜𝑙
𝑚 = 34 𝑔

B. Volume
Volume suatu zat bergantung pada keadaan (suhu dan tekanan). Dalam hal
ini berlaku persamaan gas ideal. Persamaan gas ideal merupakan kombinasi
dari tiga hukum gas, yaitu:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 65


1
𝑉∝ (hukum Boyle)
𝑃
𝑉 ∝ 𝑇 (hukum Charles)
𝑉 ∝ 𝑛 (hukum Avogadro)

Sumber: Chang, 2010

66 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Maka diperoleh:
𝑛𝑇
𝑉∝
𝑃
𝒏𝑹𝑻
𝑽= atau 𝑷𝑽 = 𝒏𝑹𝑻
𝑷
Dimana R adalah konstanta gas ideal = 0,082 L.atm/mol.K

Pada STP (Standard Temperature and Pressure) atau suhu dan tekanan
standar (0 oC, 1 atm), maka:
L. atm
𝑛𝑅𝑇 𝑛 . (0.082057 mol. K) (273 𝐾)
𝑉= =
𝑃 1 𝑎𝑡𝑚
𝑽
𝒏=
𝟐𝟐, 𝟒 𝑳/𝒎𝒐𝒍

Adapun pada RTP (Room Temperature and Pressure) atau suhu dan
tekanan ruangan (25 oC, 1 atm), maka:
L. atm
𝑛𝑅𝑇 𝑛 . (0.082057 mol. K) (298 𝐾)
𝑉= =
𝑃 1 𝑎𝑡𝑚
𝑽
𝒏=
𝟐𝟒 𝑳/𝒎𝒐𝒍

Adapun apabila dua gas diperbandingkan volumenya (pada suhu dan


tekanan yang sama), maka berlaku hukum Avogadro dimana volume
berbanding lurus dengan jumlah mol, yang dinyatakan dalam persamaan
matematis:
𝒏𝟏 𝒏𝟐
=
𝑽𝟏 𝑽𝟐

C. Konsentrasi
Konsentrasi menyatakan seberapa banyak zat terlarut yang dilarutkan
dalam suatu pelarut

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 67


Sumber: Chang, 2010
a. Molaritas
Molaritas menyatakan seberapa banyak jumlah zat yang terlarut
(dalam mol) pada 1 Liter larutan.
𝒏
𝑪=
𝑽

Contoh:
Berapa molaritas 11,2 gram KOH yang dilarutkan dalam air sampai
volume 500 mL?
Jawaban:
𝑛
𝐶=
𝑉
11,2 𝑔
⁄56 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝐶=
0,5 𝐿
𝐶 = 0,4 𝑚𝑜𝑙/𝐿 𝑎𝑡𝑎𝑢 0,4 𝑀

b. Molalitas
Molalitas menyatakan seberapa banyak jumlah zat yang terlarut
(dalam mol) pada 1 kg pelarut
𝒏
𝒃=
𝒎𝒑

Contoh:

68 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Hitunglah massa urea (Mr = 60) yang harus dilarutkan dalam 250 g
air untuk membuat larutan 0,1 m urea!
Jawaban:
𝑛
𝑏= ; 𝑛 = 𝑏 × 𝑚𝑝
𝑚𝑝
𝑚
= 𝑏 × 𝑚𝑝
𝑀𝑚
𝑚𝑜𝑙 𝑔
𝑚 = 0,1 × 0,25 𝑘𝑔 × 60
𝑘𝑔 𝑚𝑜𝑙
𝑚 = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

c. Fraksi mol
Fraksi mol menyatakan perbandingan komposisi antara pelarut dan
zat terlarut dalam larutan
𝒏𝒑 𝒏𝒕
𝑿𝒑 = ; 𝑿𝒕 = ; 𝑿 + 𝑿𝒕 = 𝟏
𝒏𝒑 + 𝒏𝒕 𝒏𝒑 + 𝒏𝒕 𝒑
Contoh:
Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 gram NaCl dilarutkan
dalam 360 gr air! (Mr NaCl = 58,5, Mr air = 18)
Jawaban:
𝑔 117 𝑔𝑟 𝑔 360 𝑔𝑟
nt = = = 2 mol; np = = = 20
𝑀𝑚 58,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 𝑀𝑚 18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
mol
𝑛𝑡 2 𝑚𝑜𝑙 2 𝑚𝑜𝑙 1
Xt = = = = .
𝑛𝑡+𝑛𝑝 2 𝑚𝑜𝑙 +20 𝑚𝑜𝑙 22 𝑚𝑜𝑙 11
𝑛𝑝 20 𝑚𝑜𝑙 20 𝑚𝑜𝑙 10
Xp = = = =
𝑛𝑡+𝑛𝑝 2 𝑚𝑜𝑙 +20 𝑚𝑜𝑙 22 𝑚𝑜𝑙 11

Stoikiometri Senyawa

Rumus Empiris dan Rumus Molekul

Rumus molekul adalah rumus senyawa yang nyata sesuai dengan


jumlah atom-atom unsur penyusun senyawa. Adapun rumus empiris adalah
rumus perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur penyusun
senyawa. Contoh: Senyawa glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6, dan
mempunyai rumus empiris CH2O.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 69


Contoh Soal
Contoh 1:
Senyawa oksida nitrogen mengandung 36,4% oksigen (Ar O = 16; N = 14).
Tentukan rumus oksida nitrogen tersebut!
Jawaban:
Oksida nitrogen mengandung 36,4% O, artinya dalam 100 gram oksida nitrogen
tersebut terkandung 36,4 g oksigen, dan (100-36,4)=63,6 g nitrogen
• Perbandingan mol nitrogen dan oksigen
Mol N : mol O = 63,6 g : 36,4 g
14 g/mol 16 g/mol
(Dibagi dengan mol terkecil) = 4,54 mol : 2,275 mol
2,275 mol 2,275 mol
≈ 2 : 1
• Maka rumus oksida nitrogen tersebut adalah N 2O

Contoh 2:
43,5 g suatu senyawa organik dibakar sempurna menghasilkan 66 g CO 2, 27 g H2O,
dan 34,5 g NO2 (Ar C = 12; H = 1; N = 14; O = 16). Bila Mr senyawa = 116
tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa itu!
Jawaban:
• Massa C dalam senyawa organik = massa C dalam CO 2
Ar C
massa C dalam CO2 = × massa CO2
Mr CO2
12 g/mol
massa C dalam CO2 = × 66 g
44 g/mol
massa C dalam CO2 = 18 g

• Massa H dalam senyawa organik = massa H dalam H 2O


2 × Ar H
massa H dalam H2 O = × massa H2 O
Mr H2 O
2 g/mol
massa H dalam H2 O = × 27 g
18 g/mol
massa H dalam H2 O = 3 g

70 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


• Massa N dalam senyawa organik = massa N dalam CO 2
Ar N
massa N dalam NO2 = × massa NO2
Mr NO2
14 g/mol
massa N dalam NO2 = × 34,5 g
46 g/mol
massa N dalam NO2 = 10,5 g

• Massa C + massa H + massa N = 18 g + 3 g + 10,5 = 31,5 gram. Masih ada sisa


43,5-31,5=12 g. 12 gram tersebut adalah massa oksigen

• Rumus empiris
Mol C : mol H : = 18 g : 3g : 10,5 g : 12 g
mol N : mol O 12 g/mol 1 g/mol 14 g/mol 16 g/mol

(Dibagi dengan = 1,5 mol : 3 mol : 0,75 mol : 0,75 mol


mol terkecil) 0,75 mol 0,75 mol 0,75 mol 0,75 mol

= 2 : 4 : 1 : 1
Maka rumus empiris senyawa organik tersebut adalah C2H4NO

• Rumus molekul
Mr (C2H4NO)x = 116
(2.12 + 4.1 + 14 + 16)x = 116
58x = 116
x=2
Maka rumus molekul senyawa organik tersebut adalah C 4H8N2O2

Senyawa Hidrat
Senyawa hidrat adalah senyawa berbentuk padat yang mengikat
beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur kristalnya. Contoh: Garam
inggris dengan rumus hidrat MgSO4·7H2O. Apabila suatu senyawa hidrat
dipanaskan, maka sejumlah molekul air akan terlepas dikarenakan menguap,
dan menyisakan padatan murninya.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 71


Contoh Soal
Tentukan rumus kimia hidrat 1 gram senyawa CuSO4 · xH2O yang bila dipanaskan
menghasilkan 0,64 gram padatan!
Jawaban:
Reaksi yang terjadi adalah:
CuSO4· xH2O (s) → CuSO4 (s) + xH2O (g)
1 gram 0,64 gram 1 – 0,64 = 0,36 gram

Perbandingan mol penyusun hidrat (massa : Mr)


CuSO4 : H2 O
0,64 g : 0,36 g
159,5 g/mol 18 g/mol
0,004 mol : 0,02 mol
1 : 5
Maka rumus kimia hidrat adalah CuSO4 · 5H2O

Stoikiometri Reaksi

Perhitungan kimia (stoikiometri) reaksi digunakan untuk menghitung


jumlah zat pereaksi dan hasil reaksi. Langkah-langkah menyelesaikan soal
stoikiometri adalah:
1. Menuliskan persamaan reaksi yang setara
2. Mengonversi satuan reaktan ataupun produk menjadi satuan mol
3. Menggunakan perbandingan mol dari persamaan reaksi yang telah
setara untuk menghitung jumlah mol zat lain
4. Mengonversi jumlah mol zat-zat tersebut menjadi satuan yang
diinginkan

Contoh Soal
Logam magnesium sebanyak 4,8 gram direaksikan dengan larutan HCl 0,5 M
menurut persamaan reaksi yang belum setara:
Tentukan:
a. Volume HCl yang habis bereaksi
b. Massa MgCl2 yang dihasilkan

72 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


c. Volume hydrogen yang dihasilkan pada keadaan 27 oC tekanan 2 atm (Ar Mg =
24, Cl = 35,5)

Pembahasan:
• Mol Magnesium
m
n=
Mm
4,8 g
n= = 0,2 mol
24 g/mol

• Penyetaraan persamaan reaksi


Dimisalkan koefisien zat dengan a, b, c, dan d
aMg (s) + bHCl (aq) → cMgCl2 (aq) + dH2 (g)

Atom Reaktan Produk


Mg a c
H b 2d
Cl b 2c
Dimisalkan nilai salah satu koefisien adalah 1, misalkan a = 1, maka:
- a = c, maka c = 1
- b = 2c, maka b = 2(1) = 2
- b = 2d, 2 = 2d, maka d = 1

Maka persamaan reaksi yang setara adalah:


Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)

• Mol zat-zat pada saat bereaksi


Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)
0,2 mol 0,4 mol 0,2 mol 0,2 mol
Keterangan:
- Mol Mg dari hasil perhitungan = 0,2 mol
Koefisien HCl 2
- Mol HCl =
Koefisien Mg
× mol Mg =
1
× 0,2 mol = 0,4 mol
- Mol MgCl2. Koefisien Mg = Koefisien MgCl2, maka mol MgCl2 = mol Mg
= 0,2 mol
- Mol H2. Koefisien Mg = Koefisien H2, maka mol H2 = mol Mg = 0,2 mol

a. Volume HCl
Molaritas (C) HCl = 0,5 M = 0,5 mol/L
n
V=
C
0,4 mol
V= = 0,8 L
0,5 mol/L

b. Massa MgCl2

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 73


Massa molar MgCl2 = Ar Mg + 2.Ar Cl = 24 + 2x35,5 = 95 g/mol
m = n × Mm
g
m = 0,2 mol × 95 = 19 g
mol

c. Volume H2
nRT
V=
P
L ∙ atm
0,2 mol × 0,082 × 300 K
V= mol ∙ K = 2,46 L
2 atm

Pereaksi Pembatas
Dari persamaan reaksi kimia yang setara dapat diketahui
perbandingan jumlah reaktan yang tepat untuk menghasilkan produk dengan
jumlah tertentu. Sebagai contoh, etanol dalam industri diproduksi melalui
reaksi:
C2H4 + H2O → C2H5OH
Dalam skala laboratorium seringkali persamaan kimia tersebut
diinterpretasi dengan mol. Artinya setiap 1 mol etena akan bereaksi dengan
1 mol air untuk menghasilkan 1 mol etanol. Pada skala molekular berarti 1
molekul etena bereaksi dengan 1 molekul air untuk menghasilkan 1 mol
etanol.

Sumber: Brady et al, 2012


Apabila terdapat 3 mol etana yang bereaksi dengan 3 molekul air akan
dihasilkan 3 molekul etanol.

Sumber: Brady et al, 2012

74 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Apa yang terjadi bila 3 molekul etena dicampurkan dengan 5 molekul air? 3
molekul etena akan digunakan (habis) terlebih dahulu sehingga akan
menghasilkan 3 molekul etanol dan 2 molekul air yang berlebih

Sumber: Brady et al, 2012


Akibat dari kelebihan air di atas maka reaksi akan berhenti karena tidak ada
lagi etana yang dapat digunakan. Dalam reaksi campuran di atas, etena
disebut sebagai pereaksi pembatas karena membatasi produk yang akan
terbentuk. Air dinamakan sebagai reaktan berlebih karena keadannya
berlebih daripada yang dibutuhkanuntuk direaksikan dengan etena. Pereaksi
pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi mol reaktan dengan
koefisiennya masing-masing. Reaktan dengan hasil bagi mol : koefisien
terkecil, merupakan pereaksi pembatas.

Contoh Soal
5,4 gram alumunium direaksikan dengan 200 mL larutan H 2SO4 4 M sesuai
persamaan reaksi:
Al (s) + H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g) (belum setara)
Tentukan:
a. Pereaksi batas
b. Massa zat sisa (Ar Al = 27, S = 32, H = 1, O = 16)
Pembahasan:
• Mol Alumunium
m
n=
Mm
5,4 g
n= = 0,2 mol
27 g/mol

• Mol asam sulfat


n= C×V
n = 4 mol/L × 0,2 L = 0,8 mol
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 75
• Penyetaraan persamaan reaksi
Dimisalkan koefisien zat dengan a, b, c, dan d
aAl (s) + bH2SO4 (aq) → cAl2(SO4)3 (aq) + dH2 (g)

Atom Reaktan Produk


Al a 2c
H 2b 2d
S B 3c
O 4b 12c
Dimisalkan nilai salah satu koefisien adalah 1, misalkan c = 1, maka:
- a = 2c, maka a = 2
- b = 3c, maka b = 3(1) = 3
- 2b = 2d, d = b, maka d = 3

Maka persamaan reaksi yang setara adalah:


2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
a. Pereaksi batas
Pereaksi batas adalah pereaksi yang habis bereaksi, ditentukan dengan
membagi mol pereaksi dengan koefisiennya masing-masing. Zat dengan nilai
mol per koefisien yang lebih kecil yang menjadi pereaksi batas
- Al = 0,2 : 2 = 0,1
- H2SO4 = 0,8 : 3 = 0,267
Maka Al yang menjadi pereaksi batas

b. Massa zat sisa


2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
Mula-mula 0,2 mol 0,8 mol
Bereaksi 0,2 mol 0,3 mol
Sisa - 0,5 mol
Keterangan:
- Mol Al habis karena Al merupakan pereaksi pembatas. Mol pereaksi
pembatas menjadi patokan untuk menentukan mol zat yang lain
Koefisien H2 SO4
- Mol H2SO4 yang bereaksi =
Koefisien Al
× mol Al (bereaksi) =
3
× 0,2 mol = 0,3 mol
2
- Mol H2SO4 sisa = mol H2SO4 mula-mula – mol H2SO4 bereaksi = 0,8 – 0,3
= 0,5 mol
- Massa H2SO4 sisa
Massa molar H2SO4 = 2.Ar H + Ar S + 4.Ar O = 2×1 + 32 + 4×16 = 98
g/mol
m = n × Mm
g
m = 0,5 mol × 98 = 49 g
mol

76 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Reaksi Simultan
Reaksi simultan adalah reaksi saat dua atau lebih reaktan direaksikan
dengan zat yang sama, sebagai contoh:
A+C→X+Z
B+C→Y+Z
Pada ilustrasi di atas zat A maupun B bereaksi dengan zat C pada saat yang
sama. Biasanya reaksi ini dilangsungkan untuk menghasilkan produk
tertentu yang lebih banyak.
Contoh Soal
Campuran magnesium-aluminium banyak digunakan dalam konstruksi pesawat
terbang. Suatu campuran tertentu mengandung tersusun atas 70,0% Al dan 30,0%
Mg. Berapa gram H2 (g) yang dihasilkan dalam reaksi 0,710 g sampel paduan ini
dengan HCl (aq) berlebih? Persamaan kimia yang setara untuk reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
2Al (s) + 6HCl (aq) → 2AlCl3 (aq) + 3H2 (g)
Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)
Pembahasan:
• Mol Alumunium
Massa Al = 70% × 0,710 g = 0,497 g
m
n=
Mm
0,497 g
n= = 0,0184 mol
27 g/mol

• Mol Magnesium
Massa Mg = 30% × 0,710 g = 0,213 g
m
n=
Mm
0,213 g
n= = 0,0089 mol
24 g/mol

• Mol zat yang bereaksi


Reaksi 1
2Al (s) + 6HCl (aq) → 2AlCl3 (aq) + 3H2 (g)
0,0184 mol 0,0276 mol

Reaksi 2
Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 77


0,0089 mol 0,0089 mol

• Massa H2
Mol H2 = 0,0276 + 0,0089 mol = 0,0365 mol
g
m = n × Mm = 0,0365 × 2 = 0,073 g H2
mol

Kemurnian dan %Hasil


Kemurnian suatu sampel atau cuplikan dapat ditentukan dengan cara
melangsungkan reaksi kimia pada cuplikan tersebut kemudian dibandingkan
massa zat yang dapat bereaksi dengan massa cuplikan
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐜𝐮𝐩𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐞𝐚𝐤𝐬𝐢
%𝐤𝐞𝐦𝐮𝐫𝐧𝐢𝐚𝐧 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐜𝐮𝐩𝐥𝐤𝐚𝐧

Contoh Soal
Sebanyak 4 gram suatu cuplikan belerang dibakar menghasilkan 6,4 gram SO 2
menurut persamaan reaksi:
S (s) + O2 (aq) → SO2 (g)
Hitunglah kemurnian cuplikan belerang!
Pembahasan:
• Mol SO2
Massa molar SO2 = Ar S + 2.Ar O = 32 + 2x16 = 64 g/mol
m
n=
Mm
6,4 g
n= = 0,1 mol
64 g/mol

• Mol zat yang bereaksi


S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
0,1 mol 0,1 mol

• Massa S yang bereaksi


g
m = n × Mm = 0,1 × 32 = 3,2 g
mol

• Kemurnian cuplikan belerang


3,2 g
% kemurnian = × 100% = 80%
4g

78 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Dalam mereaksikan zat kimia seringkali kuantitas produk yang
diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan secara teoritis. Persen hasil
dinyatakan dengan
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐞𝐦𝐩𝐢𝐫𝐢𝐬
%𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐭𝐞𝐨𝐫𝐢𝐭𝐢𝐬

Contoh Soal
Titanium adalah logam yang kuat, ringan, tahan korosi yang digunakan dalam
roket, pesawat, mesin jet, dan rangka sepeda. Titanium dibuat dengan reaksi
titanium (IV) klorida dengan magnesium cair antara 950 oC dan 1150 oC:
TiCl4 (g) + 2Mg (l) → Ti (s) + 2MgCl2 (l)
Dalam kegiatan industri tertentu 3,42 ton TiCl4 direaksikan dengan 1,2 ton Mg (Ar
Ti = 48, Cl = 35,5, Mg = 24). Tentukan: (a) massa teoritis Ti yang dapat dihasilkan;
(b) Persen hasil jika dalam kenyataannya diperoleh 0,8 ton Ti.
Pembahasan:
• Mol TiCl4
Mr TiCl4 = Ar Ti + 4 Ar.Cl = 48 + 4x35,5 = 190 g/mol
m
n=
Mm
3,42 × 106 g
n= = 18 × 103 mol
190 g/mol

• Mol Magnesium
m
n=
Mm
1,2 × 106 g
n= = 50 × 103 mol
24 g/mol

• Mol zat yang bereaksi


TiCl4 (g) + 2Mg (l) → Ti (s) + 2MgCl2 (l)
Mula- 18 × 103 50 × 103
mula mol mol
Bereaksi 18 × 103 36 × 103 18 × 103 36 × 103
mol mol mol mol
Sisa 14 × 103 18 × 103 36 × 103
mol mol mol

a. Massa Ti (teoritis)
g
m = n × Mm = 18 × 103 × 48 = 864 × 103 g = 0,864 ton
mol

b. Persen hasil
massa aktual Ti
% hasil Ti = × 100%
massa teoritis Ti
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 79
0,8 ton
% hasil Ti = × 100% = 92,6%
0,864 ton

b. Integrasi dengan PAI dan Bahasa


1) Integrasi PAI

Stoikiometri merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari


hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.
Dengan mempelajari stoikiometri, kita akan memahami bahwa Allah telah
menciptakan segala sesuatu dengan sangat teratur bahkan keteraturan
tersebut sampai kepada hal-hal yang paling kecil. Hal ini dijelaskan dalam
al-Qur’an surah Jin ayat 28 bahwa Allah menghitung segala sesuatu satu
persatu.

Artinya: supaya Dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul itu


telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-
Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala
sesuatu satu persatu.
Dalam al-Qur’an surah al-Furqan ayat 2 juga dijelaskan bahwa Allah
menetapkan segala sesuatu menurut ukurannya dengan tepat

Artinya: “Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak,
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan
segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.”

80 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


2) Istilah-istilah

No Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab


1 Padat Solid
‫صلْبَة‬
ُ
2 Cair Liquid
‫َسائِلَة‬
3 Gas Gas
‫َغاز‬
4 Bereaksi React
– ‫اع ُل‬ َ ‫اع َل – يَتَ َف‬ َ ‫تَ َف‬
‫اع ْل‬
َ ‫تَ َف‬
ُ‫الْ ُم َع َادلَةُ الْكِْي ِميَائِيَّة‬
5 Persamaan reaksi Chemical equation

6 Koefisien Coefficient
‫ُم َع ِامل \ َد َر َجة‬
7 Pereaksi Reactant
‫ُمتَ َفاعِلَة‬
8 Hasil reaksi Product
‫ُمْن تَج‬
–‫ب‬ ِ
ُ ‫ب – ََْي َس‬ َ ‫َحس‬
9 Menghitung Calculate

‫ب‬ ِ
ْ ‫ا ْح َس‬
ْ ِ‫ي – َع‬
‫ي‬ ُ ِ‫ي – يُ َع‬ َ َّ ‫َع‬
10 Menentukan Determine

atau

‫َّد – َُيَ ِد ُد – َح ِد ْد‬ َ ‫َحد‬


11 Menyetarakan Balance
‫َو َاز َن – يُ َوا ِز ُن – َوا ِز ْن‬
‫ش‬ ِ ِ
ْ ‫ش–ق‬ ُ ‫اش – يَقْي‬ َ َ‫ق‬
12 Mengukur Measure

13 Mol Mol
‫ُم ْولَة – ُم ْوََلت‬
14 Massa Mass
‫َوْزن‬
15 Massa molar Molar mass/molecule
weight ‫ُكْت لَة‬
16 Volume Volume
‫َح ْجم‬
17 Tekanan Pressure
‫ضغْط‬
َ
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 81
18 Persamaan gas
ideal
Ideal gas equation
ِِ َ‫قَانُ ْو ُن الْغا ِز املِث‬
‫ال‬
19 Konstanta gas ideal Ideal gas constant
ِِ َ‫ت الْغا ِز املِث‬
‫ال‬ ُ ِ‫ََثب‬
ِ ‫اْلالةُ الْ ِقي‬
َ‫اسيَّة‬ َ َْ
20 Keadaan standar Standard state

21 Memanaskan Heat
‫َس َّخ َن – يُ َس ِخ ُن‬
22 Membakar Burn
‫َحَر َق – ََْي ِر ُق‬
23 Melarut Dissolve
‫ب‬
ُ ‫اب – يَ ُذ ْو‬
َ َ‫ذ‬
atau

‫َح َّل – ََيُل‬


24 Konsentrasi Concentration
‫تَ ْركِْي ز‬
25 Zat terlarut Solute
‫َم َذاب‬
26 Pelarut Solvent
‫َم ِذيْب‬
27 Larutan Solution
‫ََمْلُ ْول ج ََمَالِْيل‬
28 Molaritas Molarity
‫ُم ْوََل ِريَّة‬
29 Molalitas Molality
‫ُم ْوََللِيَّة‬
‫َك ْسُر ُم ْوِلي‬
30 Fraksi mol Mole fraction

ُ‫الصْي غَةُ ْاْل ََّولِيَّة‬ ِ


31 Rumus empiris Empirical formula

32 Rumus molekul Molecular formula


ُ‫اْلَُزيْئَة‬ْ ُ‫الصْي غَة‬ ِ
33 Mengandung Contain
‫اِ ْحتَ َوى – ََْيتَ ِو ْي‬
34 Menghasilkan Produce/result/yield
‫أَنْتَ َج – يُنْتِ ُج‬
35 Pereaksi pembatas Limiting reactant
‫قَلِْي ُل الْ َف َعالِيَّ ِة‬
36 Pereaksi berlebih Excess reactant
‫ُمتَ َفاعِل ُم ْف ِرط‬
37 Persen hasil Percent yield ِ ‫نِسبةُ الْع‬
‫ائد‬ َ َْ
38 Hasil teoritis Theoretical yield
‫الْ َعائِ ُد النَّظْ ِري‬
82 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat
39 Hasil actual Actual yield
‫الْ َعائِ ُد الْ ِف ْعلِي‬
40 Campuran Mixture
‫َخلِْيط‬
41 Membutuhkan Require/Need
‫ب‬
ُ ُ‫ب – يَطْل‬ َ َ‫طَل‬
42 Mengidentifikasi Identify
‫َّد – َُيَ ِد ُد – َح ِد ْد‬ َ ‫َحد‬
43 Pengotor Impurity
‫اسة‬َ َ‫ََن‬
44 Endapan Precipitate
‫َر ِاسب‬

c. Latihan
1. Allah berfirman pada surat An-Nahl ayat 68

Dalam tafsir jalalain dijelaskan bahwa maksud ayat tersebut adalah


Allah telah memberi ilham kepada lebah untuk membuat tempat tinggal.
Selain membuat rumah, Allah juga memberikan ilham kepada lebah
untuk melindungi dirinya dari ancaman musuh dengan cara menyengat.
Ketika menyengat, seekor lebah akan mengeluarkan senyawa isopentil
asetat sebanyak 1 μg.

(Struktur molekul isopentil asetat)


Isopentil asetat memiliki aroma pisang yang dapat menarik lebah lain
untuk bergabung dalam serangan itu. Berapa banyak atom karbon yang
dikeluarkan dalam sekali sengatan seekor lebah dan kalimat manakah
yang dimaksud dengan memberi ilham dalam ayat tersebut? (Ar H =1,
C=12, O=16)

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 83


a. 3,24 × 1013 dan ْ ‫اَّت ِذ‬
‫ي‬ ِ‫خ‬
b. 3,24 × 1013 dan ‫أَو َحى‬
c. 3,24 × 1016 ْ ‫اَّت ِذ‬
dan ‫ي‬ ِ‫خ‬
d. 3,24 × 1016 dan ‫أَو َحى‬

2. Ibnu Hajar dalam kitab Tanbih Al Akhbar mengatakan Rasulullah


pernah menyuruh para sahabat mengenakan pakaian warna hijau atau
putih: "Pada hari raya kami disuruh memakai pakaian berwarna hijau
karena warna hijau lebih utama. Adapun warna hijau adalah afdhal
daripada warna lainnya, sesudah putih". Warna hijau pada masa itu
diperoleh secara alami dari tumbuh tumbuhan. Namun kemudian pada
abad-18, pigmen hijau sintesis tembaga (II) hidrogen arsenit CuHAsO3
digunakan pewarna tekstil, cat dinding, hingga makanan. Pigmen hijau
sintesis menghasilkan warna hijau terang yang sangat menarik
dibanding pewarna hijau alami. Sayangnya pada kondisi lembab,
pigmen hijau itu secara perlahan diubah oleh kapang (jamur) menjadi
suatu gas yang sangat beracun yaitu trimetilarsine (CH 3)3As. Akibatnya,
pekerja pabrik kain abad ke-18 kerap teracuni, dan wanita yang
berpakaian hijau dilaporkan pingsan akibat paparan arsenik pada kulit
mereka. Keracunan arsenik dapat terjadi jika mencapai level 0,50
mg/m3. Seandainya suatu ruangan berukuran 12,5 m x 7,5 m x 3,0 m
dicat menggunakan pigmen hijau. Berapa gram kah pigmen hijau yang
digunakan untuk mencapai level toksisitas arsenik? (Diketahui Ar: Cu=
63,5; H = 1; As = 75; O = 16)
a. 0,14
b. 0,26
c. 0,35
d. 0,75

84 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


3. Allah menciptakan air dan api dengan sifat yang saling berlawanan.
Akan tetapi dengan kekuasaan Allah juga kedua sifat itu dapat
disatukan. Di dasar danau Baikal Rusia, ditemukan gumpalan-gumpalan
air yang dapat dibakar dengan api. Hal itu, karena air membentuk
struktur ruang yang di dalamnya terdapat senyawa metana (metana
hidrat). Jika metana hidrat (CH4)x(H2O)y dibakar dengan oksigen
berlebih, maka dihasilkan 116,92 g air dan 37,27 g gas CO 2. Rumus
empiris metana hidrat tersebut adalah….
a. (CH4)1(H2O)3
b. (CH4)2(H2O)15
c. (CH4)3(H2O)4
d. (CH4)3(H2O)17

4. Allah berfirman: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya


kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui
masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20). Salah satu fenomena alam
yang merupakan kekuasaan Allah yaitu fenomena bertemunya air laut
mediterania dan laut atlantik yang tidak saling melarutkan di Selat
Gibraltar. Berdasarkan penelitian, laut Mediterania memiliki salinitas air
yang lebih tinggi dari pada lautan Atlantik. Untuk mengetahui kadar
garam NaCl pada laut Mediterania, seorang peneliti mereaksikan sampel
air laut dengan larutan AgNO3 berlebih, sehingga membentuk endapan
AgCl sebanyak 28,7 gram. Apabila dianggap air laut hanya
mengandung garam NaCl, berapa gram NaCl yang terlarut dalam
sampel tersebut?
a. 0,2
b. 5,0
c. 11,7
d. 28,7

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 85


5. Suatu batuan mengandung logam X dalam bentuk sulfidanya (XS)
dengan kadar 30% massa. Untuk menganalisis logam X, batuan tersebut
direaksikan dengan asam nitrat sebagaimana persamaan berikut:
XS + HNO3 → X(NO3)2 + S + NO2 + H2O
X(NO3)2 + C4H8N2O2 → X(C4H7N2O2)2 + HNO3 (belum setara)
Jika dalam 182 gram sampel diperoleh endapan X(C 4H7N2O2)2 sebanyak
0,6 mol, maka golongan logam X sama dengan jumlah …. (Diketahui
neutron logam X = 31 dan massa molar, g.mol−1 untuk H=1; C=12;
N=14; O=16; S=32)
a. Putra-putri Nabi Muhammad SAW
b. Orang yang berhak menerima zakat
c. Ulul Azmi
d. Sifat wajib bagi rosul

86 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


3. Redoks dan Elektrokimia
a. Uraian Materi

Reaksi Reduksi – Oksidasi (Redoks)

Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks)


Konsep Oksidasi Reduksi

Berdasarkan pelepasan dan Reaksi dengan Lepasnya oksigen


pengikatan atom oksigen oksigen dari suatu zat
2Mg(s) + O2 (g) → CuO + H2 → Cu +
2MgO(s) H2 O

Berdasarkan pelepasan dan Peristiwa Peristiwa


penangkapan elektron pelepasan elektron penangkapan
Na → Na+ + e- elektron
Cl2 + 2e- → 2 Cl-

Berdasarkan perubahan Mg + HCl → MgCl2 + H2


bilangan oksidasi (bo) 0 +1 +2 0
Oksidasi
bo naik Reduksi
bo turun
Reduktor : Mg
Oksidator : HCl
Hasil oksidasi : MgCl2
Hasil reduksi : H2

Contoh Soal
Dalam al-Quran Surah al-Hadid ayat 25, Allah menjelaskan tentang manfaat dan
penciptaan besi. Ilmuwan berhasil mengungkap bahwa logam besi berasal dari
ledakan bintang-bintang di luar angkasa dan akibat gaya gravitasi turun ke bumi.
Manusia memanfaatkan logam besi setelah melalui proses pengolahan mineral besi
magnetit (Fe3O4), yaitu berdasarkan persamaan reaksi (belum setara):
Fe3O4 (s) + CO (g) → Fe (s) + CO2 (g).

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 87


Jika ingin diperoleh 5 kg besi dengan efisiensi 88%, fungsi CO dan kg massa
magnetit yang diperlukan adalah ...
(A) oksidator, 6,1
(B) oksidator, 7,9
(C) reduktor, 6,1
(D) reduktor, 7,9
(Soal KSM Kimia Terintegrasi Tingkat Kab/ Kota Tahun 2018, nomor 4)

Jawaban:
Reaksi redoks setara yang terjadi:
Fe3O4 + 4CO → 3Fe + 4CO2
Efisiensi 88% = 5 kg Fe =
→ Jika efisiensi 100% = 5 : 0,88 = 5,682 kg
5,682 kg Fe = 5.682 g : 56 g/mol = 101,46 mol
Jumlah Fe3O4 = 1/3 × 101,46 mol
Jumlah Fe3O4 = 33,83 mol
massa Fe3O4 = jumlah Fe3O4 × (massa molar Fe3O4)
massa Fe3O4 = 33,83 mol × 232 g/mol
massa Fe3O4 = 7848.56 g
massa Fe3O4 ≈ 7,9 kg

Pada reaksi tersebut CO mengalami reaksi oksidasi dan menyebabkan


Fe3O4 mengalami reduksi, maka peran CO adalah sebagai reduktor.

Pilihan Jawaban: D

Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur
merupakan bilangan bulat positif atau negatif yang diberikan
kepada suatu unsur dalam membentuk senyawa. Bilok suatu unsur
ditentukan dengan memeperhatikan hal- hal berikut.
a) Senyawa ion

88 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Bilok unsur pada ion monoatomik merupakan
muatan riil dari ion-ion senyawa tersebut.
Contoh:

Senyawa NaCl, terbentuk dari ion Na + dan Cl-, maka bilok


atom Na dalam NaCl adalah +1, dan bilangan oksidasi Cl
adalah -1.
b) Senyawa kovalen
Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan bilok dalam
senyawa kovalen adalah harga skala keelektronegatifan dari
masing-masing atom penyusunnya sehingga bilangan oksidasi
merupakan muatan masing-masing atom yang berikatan jika
seluruh elektron ikatan dianggap milik atom yang lebih
elektronegatif.
Contoh:
Bilok Cl pada HClO3

Maka bilok Cl dapat dihitung dengan cara:


Biloks Cl = Elektron valensi – elektron sisa
=7–2
= +5

Untuk menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam suatu


senyawa dapat dipergunakan beberapa ketentuan berikut ini.
a) Bilangan oksidasi unsur bebas (tidak bersenyawa)
adalah 0 (nol).
b) Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom
dalam suatu senyawa adalah 0 (nol).
c) Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom
dalam suatu ion poliatomik sama dengan muatan ion
tersebut.
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 89
Penyetaraan Reaksi Redoks
Reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara yaitu dengan
metode setengah reaksi dan metode perubahan bilangan oksidasi. Kedua
metode itu akan dijelaskan melalui contoh soal berikut.
Setarakanlah reaksi berikut dengan cara setengah reaksi dan
perubahan bilok!
1. Cr2O72– + Cu+ → Cr3+ + Cu2+ (suasana asam)
2. Br2 + Zn2+ → BrO3– + Zn (suasana basa)
Jawab:
1. Cr2O72– + Cu+ → Cr3+ + Cu2+ (suasana asam)
a. Langkah-langkah metode setengah reaksi
(1) Pisahkan reaksi menjadi setengah reaksi reduksi dan oksidasi
Reduksi : Cr2O72– → Cr3+
Oksidasi : Cu+ → Cu2+
(2) Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilok
Reduksi : Cr2O72– → 2Cr3+
Oksidasi : Cu+ → Cu2+
(3) Setarakan atom oksigen dengan penambahan H 2O
Jika dalam suasanan asam tambahkan H2O pada sisi kekurangan
atom O dan setarakan atom H dengan penambahan H +
Reduksi : 14H+ + Cr2O72– → 2Cr3+ + 7H2O
Oksidasi : Cu+ → Cu2+
(4) Setarakan muatan ruas kiri dan kanan dengan penambahan e–
Reduksi : 6e– + 14H+ + Cr2O72– → 2Cr3+ + 7H2O
x1
Oksidasi : Cu+ → Cu2+ + 1e–
x6
(5) Gabungkan kembali reaksi dengan syarat jumlah e– yang
diserap harus sama dengan jumlah e– yang dilepaskan.
Reduksi : 6e– + 14H+ + Cr2O72– → 2Cr3+ + 7H2O
Oksidasi : 6Cu+ → 6Cu2+ + 6e–

90 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


6Cu+ + Cr2O72– + 14H+ → 6Cu2+ + 2Cr3+ +
7H2O

b. Langkah-langkah metode perubahan bilangan oksidasi


(1) Tentukan bilangan oksidasi unsur yang mengalami perubahan
bilok
Cr2O72– + Cu+ → Cr3+ + Cu2+
+6 +1 +3 +2
(2) Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilok

Cr2O72– + Cu+ → 2Cr3+ + Cu2+


+6 +1 +3 +2
(3) Tentukan dan setarakan perubahan bilok

Cr2O72– + Cu+ → 2Cr3+ + Cu2+


+6 +1 +3 +2
+12 +6

6x1
1x6

Cr2O72– + 6Cu+ → 2Cr3+ + 6Cu2+


(4) Setarakan jumlah muatan dengan penambahan H+ (suasana
asam) dan seimbangkan dengan penambahan H 2O
Cr2O72– + 6Cu+ + 14H+ → 2Cr3+ + 6Cu2+ +
7H2O

2. Br2 + Zn2+ → BrO3– + Zn (suasana basa)


a. Metode setengah reaksi
(1) Pisahkan reaksi menjadi setengah reaksi reduksi dan oksidasi
Reduksi : Zn2+ → Zn
Oksidasi : Br2 → BrO3–
(2) Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilok
Reduksi : Zn2+ → Zn
Oksidasi : Br2 → 2BrO3–
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 91
(3) Setarakan atom oksigen dengan penambahan H 2O
Jika dalam suasana basa penambahan H 2O pada sisi kelebihan
atom O dan atom H disetarakan dengan penambahan OH–
Reduksi : Zn2+ → Zn
Oksidasi : Br2 + 12OH– → 2BrO3– + 6H2O
(4) Setarakan muatan ruas kiri dan kanan dengan penambahan e–
Reduksi : Zn2+ + 2e– → Zn
x5
Oksidasi : Br2 + 12OH– → 2BrO3– + 6H2O + 10e–
x1
(5) Gabungkan kembali reaksi dengan syarat jumlah e– yang
diserap harus sama dengan jumlah e– yang dilepaskan.
Reduksi : 5Zn2+ + 10e– → 5Zn
Oksidasi : Br2 + 12OH– → 2BrO3– + 6H2O + 10e–
5Zn2+ + Br2 + 12OH– → 5Zn + 2BrO3– +
6H2O

b. Metode perubahan bilangan oksidasi


(1) Tentukan bilangan oksidasi unsur yang mengalami perubahan
bilok
Br2 + Zn2+ → BrO3– + Zn
0 +2 +5 0
(2) Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilok
Br2 + Zn2+ → 2BrO3– + Zn
0 +2 +5 0
(3) Tentukan dan setarakan perubahan bilok
Br2 + Zn2+ → 2BrO3– + Zn
0 +2 +5 0
0 +10

10 x 1
2x5
Br2 + 5Zn 2+
→ 2BrO3– + 5Zn

92 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


(4) Setarakan jumlah muatan dengan penambahan OH– (suasanan
basa) dan seimbangkan dengan penambahan H 2O
Br2 + 5Zn2+ + 12OH– → 2BrO3– + 5Zn + 6H2O

Contoh Soal
1. Minuman keras diharamkan dalam ajaran agama Islam, karena mengandung
etanol dengan kadar yang membuat orang kehilangan kesadaran, kerusakan
hati, ginjal dan mengganggu sistem metabolisme tubuh. Kadar etanol dalam
darah dapat dianalisis berdasarkan reaksi berikut ini:
C2H5OH (aq) + Cr2O72–(aq) + H+(aq) → CO2(g) + Cr3+(aq) + H2O(l)
(reaksi belum setara)
Apabila 10,002 g sampel darah direaksikan dengan 8,76 ml larutan
K2Cr2O7 0,0499 M, maka % massa alkohol yang terkandung dalam darah
adalah …
(A) 0,01
(B) 0,05
(C) 0,08
(D) 0,10
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat kab/ kota tahun 2018 nomor 2)

Jawab:
Pada soal ini terjadi reaksi redoks:
Reduksi: 2Cr2O72– + 28H+ + 12e– → 4Cr3+ + 14H2O
Oksidasi: C2H5OH + 3H2O → 2CO2 + 12H+ + 12e–
Reaksi redoks:
2Cr2O72– + 16H+ + C2H5OH → 4Cr3+ + 11H2O + 2CO2

Jumlah Cr2O72– = 8,76 mL × 0,0499 M = 0,437 mmol


Berdasarkan perbandingan koefisien setara:
Jumlah C2H5OH : Jumlah Cr2O72– = 1:2
Jumlah C2H5OH : 0,437 mmol =1:2
Jumlah C2H5OH = ½ × 0,437 mmol

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 93


Jumlah C2H5OH = 0,2185 mmol
Jumlah C2H5OH ≈ 2,185 × 10–4 mol

Massa C2H5OH = jumlah C2H5OH × massa molar C2H5OH


Massa C2H5OH = 2,185×10–4 mol × 46 g/mol
Massa C2H5OH = 0,010051 g
Massa C2H5OH ≈ 0,01 g
0,1
% massa alkohol dalam sampel = 𝑥 100%
10,002

= 0,1%
Jawaban : D

2. Tanah berperan penting bagi kehidupan. Allah menganugerahkan untuk


kehidupan manusia tanah yang baik, agar tanam-tanaman tumbuh subur
dengan seizin Allah sebagaimana difirmankan dalam Q.S Al-A’raaf:58.
Tanah di bawah permukaan bumi banyak mengandung senyawa Fe(OH)2(s)
yang berwarna abu-kehijauan, sedangkan tanah permukaan berwarna merah
jingga karena mengandung Fe(OH)3(s). Tanah yang dominan mengandung
senyawa Fe(OH)2 kurang baik untuk ditanami, sehingga petani
mencangkulnya agar terjadi kontak seluas mungkin dengan oksigen sehingga
enghasilkan Fe(OH)3. Pernyataan yang tepat berkaitan dengan tersebut
adalah ....
(A) reaksi pengubahan hanya dapat berlangsung pada suasana asam
(B) reaksi yang terjadi adalah: 2 Fe(OH)2 (s) + 2O2 (g) → 2 Fe(OH)3 (s) + 2
H2O(l)
(C) ion Fe+ bertindak sebagai oksidator.
(D) terjadi ½ reaksi : 2H2O (l) + O2 (g) + 4e- → 4OH
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat kabupaten/ kota tahun 2019 nomor 22)
Jawab:
Reaksi yang terjadi:
Oksidasi : Fe(OH)2 + OH– → Fe(OH)3 + e–
Reduksi : O2 + 2H2O + 4e– → 4OH–
Oksidasi : 4Fe(OH)2 + 4OH– → 4Fe(OH)3 + 4e–

94 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Reduksi : O2 + 2H2O + 4e– → 4OH–
Reaksi Redoks : 4Fe(OH)2 + O2 + 2H2O → 4Fe(OH)3

Reaksi berlangsung dalam suasana basa


Fe2+ / Fe(OH)2 : mengalami oksidasi/ reduktor
Jawaban: D

Sel Volta

Kespontanan Reaksi Redoks


Reaksi redoks terdiri dari reaksi spontan dan tidak spontan. Perbedaan
kespontanan ini disebabkan adanya perbedaan potensial reduksi/ oksidasi
setiap unsur. Reaksi redoks yang spontan akan menyebabkan terjadinya arus
listrik sedangkan reaksi yang tidak spontan membutuhkan arus listrik.
Reaksi spontan menjadi sebab terbentuknya sel volta sedangkan reaksi tidak
spontan menjadi sebab terbentuknya sel elektrolisis.
a. Proses Sel Volta
Proses sel volta dapat dijelaskan dengan gambar berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 95


Gambar di atas merupakan bagan proses terbentuknya suatu sel volta
yang komponennya terdiri dari logam Zn dan larutan yang mangandung
ion Zn2+ serta logam Cu dan larutan yang mengandung ion Cu2+.
Masing-masing logam dicelupkan ke dalam larutannya dan
dihubungkan dengan kawat penghantar. Sedangkan masing-maisng
larutan dihubungkan dengan jembatan garam yang mengandung larutan
NaCl pekat.
Pada setengah sel yang mengandung ion Zn 2+ terjadi reaksi oksidasi
elektrode Zn menjadi ion Zn2+ yang mengakibatkan muatan positif
larutan bertembah dan melepaskan 2 e- yang mengalir ke elektrode Cu.
Kemudian untuk menyeimbangkan muatan ion Cl- larut ke dalam
larutan.
Pada setengah sel yang mengandung ion Cu 2+ terjadi reaksi reduksi ion
Cu2+ dalam larutan dengan menangkap 2 e– mengalir di elektrode Cu
menjadi logam Cu dan menempel pada elektrode Cu. Reduksi ion Cu 2+
dalam larutan menyebabkan muatan positif larutan berkurang sehingga
diseimbangkan oleh ion Na+ dari jembatan garam.
Reaksi spontan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial reduksi
atau oksidasi elektrode Zn dan Cu. Dalam hal ini ternyata Zn lebih
mudah mengalami oksidasi dibandingkan dengan Cu, sebaliknya ion
Cu2+ lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan dengan ion Zn2+.
Selanjutnya masing-masing elektrode dibedakan dengan nama anode
dan katode. Dalam hal ini anode adalah Zn sebagai tempat terjadinya
oksidasi menghasilkan elektron (kutub +) sedangkan katode adalah Cu
sebagai tempat terjadinya reduksi menangkap elektron (kutub +).

b. Potensial Elektrode
Sel volta terjadi karena masing-masing logam memiliki potensial
reduksi dan potensial oksidasi yang berbeda. Contoh data potensial
reduksi standar ion logam sebagaimana tabel berikut:

96 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Berdasarkan contoh sebelumnya dan dengan menggunakan data
potensial elektrode di atas, kita dapat menentukan potensial selnya.
Reaksi oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e– E = +0,76 V
Reaksi reduksi : Cu2+ + 2e– → Cu E = +0,34 V
Reaksi Sel : Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu Esel = +1,10 V

Reaksi sel juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


Esel = Ered - Eoksidasi
Sehingga Esel dapat dihitung:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 97


Esel = +0,34 – (-0,76)
= +1,10 V
Notasi selnya dapat ditulis:
Zn/Zn2+//Cu2+/Cu

c. Menentukan Kespontanan Reaksi Redoks


Kespontanan reaksi redoks dapat ditentukan dengan
menggunakan data potensial sel dan deret volta. Jika menggunakan
potensial sel maka reaksi spontan Esel-nya harus bernilai positif,
sedangkan reaksi yang tidak spontan, E sel-nya bernilai negatif. Deret
volta merupakan urutan logam-logam ditambah atom H berdasarkan
kenaikan potensial elektrode standarnya sebagaimana urutan berikut:
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Cu Hg Ag
Pt Au
Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial elektrode lebih
negatif ditempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial
elektrode yang lebih positif ditempatkan di bagian kanan. Semakin ke
kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka:
(a) Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron)
(b) Logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah
mengalami oksidasi)
Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam
deret tersebut, maka
(a) Logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron)
(b) Logam merupakan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah
mengalami reduksi)
Contoh Soal:
1. Diketahui:
Eo Ag2+/Ag = +0,80V
Eo Cu2+/Cu = +0,34
Apakah reaksi Cu2+ + 2Ag → Cu + 2Ag+ berlangsung spontan?
Jawab:

98 | Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Reaksi tidak berlangsung spontan karena yang seharusnya
mengalami reduksi adalah ion Ag+ karena potensial reduksinya
lebih besar dibandingkan ion Cu2+

2. Diketahui reaksi berikut:


Fe + Ni2+ → Fe2+ + Ni
Tentukanlah apakah reaksi di atas berlangsung spontan atau tidak!
Jawab:
Karena tidak ada data potensial elektrode, soal di atas dapat dijawab
dengan menggunakan deret volta. Reaksi tersebut berlangsung
spontan karena Fe terletak di sebelah kiri Ni pada deret volta
sehingga lebih mudah mengalami oksidasi jika dibandingkan
dengan Ni.

Contoh Soal
Prinsip kerja sel Volta mendasari pengembangan teknologi sumber energi listrik
alternatif untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak yang merusak
lingkungan. Reaksi pada sel Volta berlangsung spontan, sehingga transfer elektron
yang terjadi pada rangkaian dapat menghasilkan energi listrik yang dapat digunakan
untuk berbagai peralatan. Hanif tengah mempelajari prinsip kerja sel Volta. Ia
menyusun rangkaian seperti gambar berikut ini:

Proses yang terjadi pada percobaan tersebut dicatat dengan seksama. Kemudian ia
mengganti kedua elektroda dalam rangkaian tersebut dengan batang karbon. Dari
catatan Hanif berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat| 99


Catatan Hanif yang tepat mengenai kedua percobaan tersebut adalah ...
(A) (1). (2) dan (3)
(B) (1) dan (3)
(C) (2) dan (4)
(D) (4)
(Soal ksm kimia terintegrasi tingkat kabupaten/ kota tahun 2019 nomor 17)

Jawab:
Percobaan I adalah percobaan sel Volta yang menggunakan elektrode seperti dalam
diagram.
Percobaan II adalah percobaan sel Volta dengan mengganti elektrode Ag dan Ni
dengan elektrode karbon.
Dalam deret Volta, Ni berada di sebelah kiri Ag, Ni (anode) lebih mudah
mengalami oksidasi menjadi Ni2+ dan Ag+ lebih mudah mengalami reduksi menjadi
Ag (katode).

Anode (oksidasi): Ni → Ni2+ + 2e–


Katode (Reduksi): 2Ag + 2e– → 2Ag
Aliran elektron mengalir dari anode ke katode.
Dengan elektrode karbon maka reaksi tidak dapat berjalan pada kedua ½ sel.
Maka data yang paling cocok adalah nomor 4

100| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Jawaban : D

d. Persamaan Nernst
Persamaan Nernst adalah suatu persamaan yang menghubungkan
potensial reduksi dari suatu reaksi elektrokimia (reaksi setengah-sel atau
sel penuh) dengan potensial elektrode standar, suhu, dan aktivitas
(terkadang didekati dengan konsentrasi) dari spesi kimia yang
mengalami reduksi dan oksidasi.
Untuk reaksi kesetimbangan
aA + bB ⇌ cC + dD
Persamaan Nernst dapat ditulis:
𝑜 0,0592 [𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑 𝑜 0,0592
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − log [𝐴]𝑎 atau 𝐸𝑠𝑒𝑙 − × log 𝐾
𝑛 [𝐵]𝑏 𝑛

Contoh Soal
1. Oleh karena kecerobohan, limbah buangan pabrik yang mengandung logam
berat dapat terbuang ke dalam air sungai. Salah satu prosedur yang dilakukan
untuk menentukan level merkuri suatu sampel, melibatkan reduksi ion
Hg2+ menjadi unsur Hg menggunakan ion Sn 2+.
Jika diketahui potensial reduksi standar
Hg2+/Hg = 0,851 V
Sn4+/Sn2+ = 0,154 V,
tetapan kesetimbangan reaksi: Sn2+ (aq) + Hg2+ (aq) ⇌ Sn4+(aq) + Hg (s)
adalah ….
(A) 1,07 × 10–11
(B) 1,07 × 1011
(C) 3,16 × 10–23
(D) 3,16 × 1023
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat kab/ kota tahun 2018 nomor 8)
Jawab:
Soal ini dapat diselesaikan dengan persamaan Nersnt:
Esel = E0sel – 0,0592/n × log(K)

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|101


Esel pada saat kesetimbangan = 0 sehingga
nE0sel = 0,0592/n × log(K)
log(K) = (n.E0sel): 0,0592

Oksidasi : Sn2+ (aq) ⇌ Sn4+(aq) + 2e–


Reduksi : Hg2+ (aq) + 2e– ⇌ Hg (s)
Redoks: Sn2+ (aq) + Hg2+ (aq) ⇌ Sn4+(aq) + Hg (s)
E0sel = (0,851 – 0,154) V
E0sel = 0,697 V

Transfer elektron yang terjadi (n) = 2


log(K) = (n.E0sel) : 0,0592
log(K) = (2 × 0,697) : 0,0592
log(K) = 23,547

Untuk memudahkan hitungan log (K) boleh dibulatkan menjadi 23,5 saja
log(K) = 23,5
log(K) = 0,5 + 23
K = 100,5 × 1023
K = 3,16 × 1023

Jawaban : D

2. Reaksi redoks berikut ini berlangsung pada 25 oC:


10Cl– (aq) + 2MnO4– (aq) + 16 H+ → 5Cl2(g) + 2Mn2+(aq) + 8 H2O(l) Eo =
0,15V
Harga tetapan kesetimbangan untuk reaksi tersebut adalah ….
A. 1,2 x 105
B. 4,9 x 1012
C. 5,8 x 1016
D. 2,4 x 1025

102| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat provinsi tahun 2018 nomor 19)

Jawab:
Reduksi: 2Cl– → Cl2 + 2e–
Oksidasi: MnO4– + 8H+ + 5e– → Mn2+ + 4H2O
Jumlah transfer elektron yang terjadi (n) = 2(e–) × 5(e–) = 10
Pada saat kesetimbangan pada suhu 25 oC (298 K) berlaku:
Eo = {(0,0591 Volt)/n}. log K
0,15 Volt = (0,0591 Volt/10). log K
log K = 0,15/0,00591
log K = 25,38071

K = 1025,38071
K = 2,40×1025

Jawaban : D

Sel Elektrolisis

a. Proses Sel Elektrolisis


Elektrolisis artinya adalah penguraian senyawa oleh arus listrik.
Dengan demikian terjadinya reaksi penguraian disebabkan oleh adanya
arus listrik sehingga reaksi sel elektrolisis merupakan reaksi yang tidak
spontan sebagaimana bagan berikut.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|103


Pada bagan di atas adalah salah satu contoh sel elektrolisis yang
terdiri dari dua elektrode inert (tidak reaktif, biasanya menggunakan Pt/
C) yang dicelupkan ke dalam lelehan NaCl. Masing-masing elektrode
dihubungkan dengan sumber arus searah dalam hal ini baterai. Elektrode
yang terhubung dengan anode baterai dialiri oleh elektron dari bateri
dan langsung menjadi kutub negatif. Selanjutnya elektron pada
elektrode tersebut ditangkap oleh ion Na+ menjadi logam Na (reduksi)
sehingga elektrode sebagai katode. Kemudian muatan larutan
diseimbangkan dengan lepasnya elektron dari Cl (oksidasi) yang
selanjutnya mengalir ke elektrode positif pada baterai sehingga
elektrode ini bertindak sebagai anode.

b. Reaksi-reaksi Sel Elektrolisis


Reaksi-reaksi pada sel elektrolisis dangat bergantung pada jenis
elektrolit dan elektrodenya. Elektrolit terdiri dari lelehan garam dan
larutan garam sedangkan elektrode terdiri dari elektrode inert (tidak
reaktif) dan reaktif.
1) Sel elektrolisis dengan elektrode inert dan elektrolit lelehan garam
Reaksi di katode : reduksi kation lelehan garam
Reaksi di anode : oksidasi anion lelehan garam
2) Sel elektrolisis dengan elektrode inert dan elektrolit larutan garam
Reaksi di katode : jika kation larutan berasal dari logam golongan
A, maka tereduksi H2O. Sedangkan jika kation larutan berasal dari
logam golongan B, maka tereduksi kation itu sendiri.
Reaksi di anode : Jika anode mengandung O maka H 2O yang
teroksidasi sedangkan jika anion tidak mengandung O maka
tereduksi anion itu sendiri.
3) Sel elektrolisis dengan elektrode reaktif dan elektrolit larutan garam
Reaksi di katode: sama dengan aturan nomor 2
Reaksi di anode : anode yang teroksidasi

104| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh soal:
1. Tuliskanlah reaksi sel elektrolisis lelehan berikut (elektrode inert)!
a. CuCl2
b. FeS
2. Tuliskanlah reaksi sel elektrolisis dari larutan CaSO 4 jika:
a. Kedua elektrodenya Pt
b. Kedua elektrodenya Fe
Jawab:
1. Reaksi sel dari:
a. CuCl2
CuCl2 → Cu2+ + 2Cl–
Katode : Cu2+ + 2e– → Cu
Anode : 2Cl– → Cl2 + 2e–
Reaksi sel : Cu2+ + 2Cl– → Cu + Cl2
b. FeS
FeS → Fe2+ + S2–
Katode : Fe2+ + 2e– → Fe
Anode : S2– → S + 2e–
Reaksi sel : Fe2+ + S2– → Fe + S
2. Reaksi sel elektrolisis dari larutan CaSO4 jika
a. Kedua elektrodenya Pt
CaSO4 → Ca2+ + SO42–
Katode : 2H2O(l) + 2e– → H2(g) + 2OH– (aq)
Anode : 2H2O(l) + → 4e– + 4H+(aq) + O2(g)
Reaksi sel : 6H2O → 2H2(g) + 4OH–(aq) + 4H+(aq) +
O2(g)
b. Kedua elektrodenya Fe
Katode : 2H2O(l) + 2e– → H2(g) + 2OH– (aq)
Anode : Fe(s) → Fe3+(aq) + 3e–
Reaksi sel : 6H2O(l) + 2Fe(s) → 3H2(g) + 6OH– (aq) +
Fe3+(aq)

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|105


c. Hukum Faraday
1) Hukum I Faraday
Hukum I Faraday menjelaskan hubungan antara arus listrik dan zat
yang dihasilkan dimana massa zat yang diendapkan atau dilarutkan
sebanding dengan muatan yang dilewatkan dalam sel dan massa
molar zat tersebut.
𝑤 = 𝑒 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑𝑎𝑦
𝑖 𝑥 𝑡 𝑤
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑𝑎𝑦 = = = jumlah mol e–
𝐹 𝑒

Maka w dapat ditulis:


𝑒 𝑥 𝑖 𝑥 𝑡
𝑤=
𝐹
Keterangan:
w = massa zat yang dihasilkan (g)
e = massa ekivalen = Ar/n , n = jumlah elektron yang diterima/
dilepas
i = kuat arus listrik
t = waktu (sekon)
F = tetapan Faraday, 1F = 96.500 coulomb

Contoh soal:
1. Ke dalam larutan NiSO4 dialirkan listrik 0,2 faraday. Tentukan
volume gas oksigen yang dihasilkan di anode jika diukur pada
keadaan standar
Jawab:
Reaksi anode : 2H2O(l) + → 4e– + 4H+(aq) + O2(g)
1 mol O2 sebanding dengan 4 mol e– → n = 4
𝑀𝑟
𝑤= 𝑥 𝐹
𝑛
𝑤 1
= 𝑚𝑜𝑙 𝑂2 = 𝑥 0,2 = 0,05 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 4
VSTP = 0,05 x 22,4 = 1,12L

106| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


2. Ke dalam 500mL larutan AgNO3 0,1M dialirkan arus listrik 10
ampere selama 965 detik. Tentukan pH larutan setelah proses
elektrolisis tersebut!
Jawab:
AgNO3 (aq) → Ag+(aq) + NO3- (aq)
Katode : Ag+ + e– → Ag
Anode : 2H2O(l) + → 4e– + 4H+(aq) + O2(g)
1 𝑖𝑥𝑡
Mol ion H+ = 𝑥
𝑛 𝐹
1 10𝐴 𝑥 965𝑠
= 𝑥 = 0,1 𝑚𝑜𝑙
1 96500𝐶
0,1 𝑚𝑜𝑙
[H+] = = 0,2 𝑀
0,5 𝐿

pH = −log 2 𝑥 10−1 = 1 − log 2

Contoh Soal
1. Allah SWT telah menganugerahkan kelimpahan air di alam untuk
dimanfaatkan. Gas hidrogen hasil elektrolisis air dapat digunakan sebagai
alternatif pengganti bahan bakar minyak yang menjanjikan, karena
pembakaran gas hidrogen tidak menghasilkan zat polutan. Penggunaan
bahan bakar gas hidrogen masih terbatas karena menghadapi masalah biaya
sumber energi listrik yang tidak ekonomis dan metode penyimpanan gas
yang aman.
Secara keseluruhan reaksi elektrolisis air adalah:
2H2O(l) → 2 H2 (g) + O2 (g)
Sebelum dielektrolisis, ke dalam air dimasukkan satu hingga dua tetes asam
sulfat. Gas oksigen dihasilkan pada anode dan gas hidrogen pada katode.
Minimum tegangan listrik yang diperlukan untuk reaksi tersebut adalah 1,24
V (J/C). Jika pada tahun 2019, harga tarif dasar listrik (TDL) adalah
Rp.1475,00 per kWH. Berapa rupiahkah biaya yang diperlukan untuk
menghasilkan 1 kg gas hidrogen melalui elektrolisis air?
(A) 24501,39
(B) 49043,75
(C) 88205,00

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|107


(D) 176557,5
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat kabupaten/ kota tahun 2019 nomor 2)
Jawab
Penentuan jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi elektrolisis air:
Reduksi : 4H2O (l) + 4e– → 2H2(g) + 4OH–
Oksidasi : 2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e–
Maka jumlah elektron yang terlibat = n = 4
Jumlah mol H2 (nH2)
1 kg H2 = 100 g H2
nH2 = massa H2 : massa molar H2
= 1000 : 2
= 500 mol H2
Jumlah mol elektron (nelektron)
nelektron = (koefisien e– / koefisien H2) x nH2
= (4/2) x 500 mol
= 1000 mol e–
Jumlah muatan (Q)
nelektron = Q/96500
Q = nelektron x 96500
= 1000 x 96500
= 9,65 x 107 Coulomb
Energi Listrik (E)
E = V.i.t dan Q = i.t
E = V.Q
= 1,24 J/C x 9,65x107 C
= 1,1966 x 108 J

Konversi harga satuan energi


TDL = Rp. 1.475,00 / kWh
1000 Watt = 1000 J/s
Per kWh = 1000 J/s x 3600 s
= 3,6 x 106 J

108| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Tarif listrik = Rp 1.475,00 / 3,6 x 106 J

Biaya yang dperlukan untuk menghasilkan 1 kg gas oksigen melalui


elektrolisis:
𝑅𝑝.1.475,00
Biaya = 𝑥 1,1966 𝑥 106 𝐽
3,6 𝑥 106 𝐽

= Rp. 49.027,3611

Jawaban : B

2. Mahar wajib ditunaikan walaupun tidak memiliki nilai yang tinggi.


Sebagaimana kisah seorang sahabat yang akan menikah tapi tidak memiliki
harta, Nabi tetap memerintahkan sahabat tersebut untuk mencari mahar
walaupun hanya berupa cincin besi. Cincin besi sebenarnya bisa terlihat
lebih berharga dan menarik jika dilapisi dengan emas. Penyepuhan cincin
besi dengan emas dapat dilakukan dengan cara elektrolisis, yaitu
menggunakan larutan AuCl3. Pernyataan yang benar tentang proses
penyepuhan cincin besi adalah ….
A. Ion Au3+ bergerak ke arah katode (Fe) dan mengalami reduksi
membentuk lapisan emas
B. Ion Au3+ bergerak ke arah katode (Fe) dan mengalami oksidasi
membentuk lapisan emas
C. Ion Au3+ bergerak ke arah anode (Fe) dan mengalami reduksi
membentuk lapisan emas
D. Ion Au3+ bergerak ke arah anode (Fe) dan mengalami oksidasi
membentuk lapisan emas
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat kabupaten/ kota tahun 2019 nomor 30)
Jawab:
Untuk melapisi Fe dengan Au maka:
Fe sebagai katode, sebagai tempat terjadinya reduksi ion Au 3+ menjadi
logam Au, dimana logam Au menempel pada katode Fe dan melapisi
permukaan Fe.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|109


Katode (reduksi) : Au3+ + 3e– + Au
Jawaban : A

3. Baterai NiMH (nickel metal hydride) banyak digunakan untuk peralatan


elektronik, karena dapat diisi ulang, ramah lingkungan dan harganya
ekonomis. Baterai NiMH menggunakan ion hidrogen untuk menyimpan
energi. Jika baterai NiMH berukuran AA diisi ulang (recharge)
menggunakan arus sebesar 1,00 A. Menit yang diperlukan untuk
mengoksidasi 0,649 g Ni(OH)2 menjadi NiO(OH) adalah …
A. 2,83
B. 3,77
C. 5,65
D. 11,3
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat provinsi tahun 2018 nomor 15)
Jawab:
Massa molar Ni(OH)2 = 59 + (16+1)×2 = 93 g/mol
Jumlah Ni(OH)2 = (0,649 g) / (93 g/mol)
Jumlah Ni(OH)2 = 0,007 mol

Ni(OH)2 + OH– → NiO(OH) + H2O + e–

Jumlah elektron sebanding dengan jumlah Ni(OH)2


Jumlah elektron = 0,007

Jumlah elektron = Q/F


Jumlah elektron = I.t/F
t = (jumlah elektron × F)/I
t = (0,007 mol × 96.500 C/mol)/1 A
t = 675,5 detik
t = (675,5/60) menit
t = 11,258 menit
Jawaban: D

110| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


2) Hukum II Faraday
Hukum II Faraday berlaku untuk dua atau sel elektrolisis yang
berhubungan seri seperti gambar berikut:

Setiap larutan mendapatkan arus yang sama sehingga dapat


dirumuskan sebagai berikut:
𝑖𝑥𝑡 𝑤𝑥𝑛
= = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝐹 𝐴𝑟
Sehingga Hukum II Faraday dapat ditulis:
𝑤1 𝑥 𝑛1 𝑤2 𝑥 𝑛2
=
𝐴𝑟1 𝐴𝑟2
Contoh soal:
Arus listrik dialirkan ke dalam larutan NiSO4 dan larutan AgNO3
yang disusun seri dan dihasilkan 11,8 g endapan Ni. Jika diketahui
Ar Ni = 59 g mol-–1 dan Ag = 108 g mol–1, tentukan massa logam
Ag yang diendapkan pada larutan AgNO3 !
Jawab:
Diketahui:
wNi = 11,8 g nAg =1
nNi =2 ArAg = 108
ArNi = 59
𝑤𝑁𝑖 𝑥 𝑛𝑁𝑖 𝐴𝑟𝐴𝑔
wAg = 𝑥
𝐴𝑟𝑁𝑖 𝑛𝐴𝑔

11,8 𝑥 2 108
= 𝑥 = 43,2 𝑔
59 1

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|111


Contoh Soal
Allah melimpahkan kekayaan alam berupa logam-logam yang terkandung dalam
lautan dan tanah. Proses elektrolisis dapat dimanfaatkan untuk pelapisan atau
pemurnian berbagai logam. Dalam sebuah percobaan, sejumlah arus yang sama
selama 20 menit dilewatkan ke dalam tiga buah sel elektrolisis dihubungkan secara
seri. Pada sel A, 0,0234 g Ag dihasilkan dari larutan AgNO 3 (aq); sel B
mengandung Cu(NO3)2 (aq); sel C mengandung Al(NO3)3. Massa Cu dan Al yang
dihasilkan dari sel B dan sel C berturut-turut adalah ….
(A) 0,039 g ; 0,0104 g
(B) 0,0139 g ; 0,0325 g
(C) 0,0069 g ; 0,00195 g
(D) 0,0073 g ; 0,0173 g
(Soal KSM Kimia Terintegrasi Kabupaten/ Kota Tahun 2018, nomor 17)

Jawab:
Pada soal ini berlaku hukum Faraday II. Ion logam yang tereduksi adalah:
Sel A: Ag+ + e– → Ag
Sel B: Cu2+ + 2e– → Cu
Sel C: Al3+ + 3e– → Al

m Ag : m Cu = Ar Ag/1 : Ar Cu/2
0,0234 g : m Cu = 108/1 : 63,5/2
0,0234 g : m Cu = 3,40
m Cu = 0,0234 g : 3,40
m Cu = 0,00688 g ≈ 0,0069 g

m Ag : m Al = Ar Ag/1 : Ar Al/3
0,0234 g : m Al = 108/1 : 27/3
0,0234 g : m Al = 12
m Al = 0,0234 g : 12
m Al = 0,00195 g
Jawaban : C

112| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Korosi dan Pencegahannya

Korosi adalah merupakan proses elektrokimia di mana logam


mengalami oksidasi sedangkan O2 mengalami reduksi. Peristiwa korosi
yang sering terlihat di adalah pada peralatan besi yang sering kita sebut
perkaratan besi. Besi yang berkarat berubah warna menjadi coklat
kemerahan membentuk Fe2O3.H2O. Kualitas besi yang berkarat menjadi
berkurang, sehingga pada umumnya korosi lebih banyak merugikan
sehingga perlu upaya pencegahan korosi.
Di antara upaya yang telah dilakukan manusia adalah:
1. Cara modifikasi lingkungan
Yaitu dengan cara mengurangi kelembaban udara contohnya dengan
cara menggunakan AC
2. Cara modifikasi besi
Modifikasi besi biasanya dengan cara mencampurkan besi dengan
unsur-unsur tertentu contohnya baja tahan karat (stainless steel) terbuat
dari beri yang mengandung 11-12% Cr dan sedikit C.
3. Cara proteksi katodik
Proteksi katodik dapat dilakukan dengan cara menghubungkan besi
dengan logam yang lebih mudah mengalami oksidasi jika dibandingkan
dengan besi contohnya Zn dan Mg.
4. Cara pelapisan
Besi dapat dilapisi dengan logam lain maupun unsur nonlogam. Logam
lain yang bisa digunakan seperti perak, emas, nikel, timah, tembaga dan
platina. Pelapisan dengan non logam seperti, cat, plastik,
vaselin(gemuk)

b. Integrasi dengan PAI dan Bahasa


1) Integrasi PAI
Kebenaran Al-Quran tidak dapat terbantahkan dan hal ini
menimbulkan ketertarikan para ilmuwan untuk membuktikan Al-Quran
secara ilmiah dengan mengkaji ayat-ayat kauniyah terutama berkaitan
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|113
dengan fenomena materi. Salah satu fenomena itu adalah besi yang menjadi
nama surat ke-57 dalam Al-Quran.

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan


membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka
Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa, (Q.S. Al Hadid: 25)

Dalam ayat tersebut digambarkan bahwa besi memiliki kekuatan yang


hebat. Namun, apabila dikaitkan dengan kajian sains terutama kimia dan
fisika, terdapat beberapa hal yang seolah-olah bertolak belakang, salah
satunya yaitu peristiwa korosi yang kerap terjadi pada logam besi, baik pada
permukaannya maupun pada bagian dalamnya. Beberapa upaya untuk
mencegah terjadinya korosi pada besi di antaranya yaitu pelapisan pada
permukaan logam, proteksi katodik, penambahan inhibitor korosi, dan lain-
lain.
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:

Artinya: “Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu


telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah
Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi
(merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih)

114| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


agar aku tuangkan ke atas besi panas itu. Maka, mereka tidak mampu
mendakinya dan mereka tidak mampu (pula) melubanginya” (Q.S. Al-Kahfi,
18: 96-97).

Ayat al Qur‘an di atas merupakan sebagian dari cerita petualangan


Iskandar Zulkarnain, seorang raja yang gagah nan perkasa, mempunyai
wilayah kekuasaan yang luas tetapi tetap beriman dan tunduk pada perintah-
perintah Tuhannya. Dalam suatu perjalanannya, dia sampai di daerah antara
dua gunung dimana disitu tinggal orang-orang Ya‘juj dan Ma‘juj yang suka
membuat kerusakan di muka bumi. Maka orang- orang minta bantuan
kepada Zulkarnain agar dibuatkan dinding (benteng) untuk melindungi
mereka dari gangguan orang-orang Ya‘juj dan Ma‘juj. Zulkarnain kemudian
meminta orang-orang untuk mengumpulkan besi dan membakarnya sampai
berwarna merah seperti api, kemudian Zulkarnain menuangkan cairan
tembaga panas di atas besi panas tersebut.
Metode pencegahan korosi dengan menggunakan cat, perlindungan
besi dari korosi juga bisa dengan menggunakan logam lain yang kurang
reaktif di banding besi (mempunyai potensial elektroda lebih positif), seperti
timah atau tembaga.
Kalau kamu lihat harga potensial reduksi Fe menjadi Fe2+ harga Eo
nya –0,44 volt, sedangkan Sn menjadi Sn2+ mempunyai harga Eo = +0,14
volt dan Cu menjadi Cu2+mempuyai harga Eo = 0,34 volt. Dari harga Eo ini
maka dapat kita simpulkan bahwa yang paling mudah teroksidasi adalah
besi. Dalam surat Al-kahfi: 96 tentang benteng atau dinding besi Iskandar
Zulkarnain, maka kamu akan takjub dengan kecerdasan Zulkarnain, karena
dia telah mengetahui ilmu elektrokimia ini.
Cerita tentang pendirian dinding besi oleh Iskandar Zulkarnain
tersebut diabadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam salah satu surat
dalam al-Qur‘an, yaitu surat Al-Kahfi menunjukkan kalau Iskandar
Zulkarnain merupakan manusia mulia yang diberi rahmat Allah sehingga
mampu mempunyai daerah kekuasaan yang sangat luas dan penguasaan
ilmu pengetahuan yang tinggi. Proses pendirian dinding besi tersebut
sengaja diinformasikan kepada umat Islam dan umat manusia pada
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|115
umumnya karena mengandung informasi ilmiah yang sangat berharga, yaitu
ilmu elektrokimia tentang sifat reduktor logam.
Iskandar Zulkarnain adalah seorang raja yang suka ilmu pengetahuan
dan dia banyak memperoleh ilmu pengetahuan selama petualangannya
mengunjungi negeri-negeri lain. Cerita ini juga mengandung pelajaran
berharga tentang seorang hamba Allah yang mempunyai sifat tawadhu‘ dan
rendah hati, tidak sombong dengan kepandaian dan kekuasaannya. Makanya
ketika benteng besinya sudah selesai dibuat, Zulkarnain berkata, “Ini
(dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu
adalah benar” (QS. Al-Kahfi: 98).

2) Istilah-istilah

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab


ُ َ
Elektrokimia Electrochemistry ‫الك ْي ِم َي ُاء الك ْه ُر َب ِائ َّية‬
ِ
ُ َ َْ
Oksidasi Oxidation ‫األ ك ِسدة‬
ْ
Reduksi Reduction ‫ِاخ ِ زَتال‬
ُ ََْ ُ َ َ
Bilangan oksidasi Oxidation number ‫عدد التأ كس ِد‬
Penyetaraan reaksi Reaction equalization ‫معادلة رد الفعل‬
Elektron Electron ‫إلكتون‬
Sel Volta Voltaic cell ‫خلية فلتية‬
Elektrolisis Electrolysis ‫التحليل الكهربائ‬
Katode Cathode ‫الكاثود‬
Anode Anode )‫أنود (مصعد‬
Potensial elektrode electrode potential ‫إمكانيات اإللكتود‬
‫إمكانيات اإللكتود‬
Potensial elektrode Standard electrode
standar potential ‫القياسية‬
Beda potensial potential difference ‫اختالف الكامنة‬

116| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


c. Latihan
1. Pak Imam memproduksi emas murni dari Au(CN) 2 dalam larutan
sianida berlebih melalui reaksi elektrokimia. Dalam proses elektrolisis
digunakan arus sebesar 4 ampere selama 6 jam. Apabila Pak Imam
menyimpan emas murni hasil elektrolisisnya selama setahun, berapakah
jumlah emas yang wajib dikeluarkan oleh Pak Imam untuk membayar
zakat? (Mr Au = 197 g mol–1)
A. Belum wajib mengeluarkan zakat
B. 2,2 gram
C. 8,8 gram
D. 22 gram

2. Senyawa oksalat (C2O42–) banyak ditemui dalam beberapa makanan


seperti bayam, ubi bit, dan kacang-kacangan. Jika dikonsumsi secara
berlebihan oksalat dapat bereaksi dengan kalsium dalam tubuh sehingga
mengakibatkan batu ginjal. Dalam laboratorium, senyawa oksalat dapat
dioksidasi oleh KMnO dalam suasana asam, seperti reaksi berikut:
MnO4– + C2O42– + H+ → Mn2+ + CO2 + H2O (belum setara)
Jika digunakan 2 mol KMnO untuk mengoksidasi garam oksalat, maka
jumlah mol asam (H+) yang dibutuhkan sama dengan nomor urut
surat….
A. Al Anfal
B. Ibrahim
C. An-Nahl
D. Al Kahfi

3. Selain warna hitam dan putih, di dalam Al-Quran juga disebutkan


beberapa warna seperti hijau, merah, dan lainnya. Warna-warna tersebut
juga dimiliki oleh senyawa golongan halogen, misalkan larutan iodin
berwarna ungu, bromin berwarna orange, dan klorin berwarna hijau
pucat. Dalam suatu percobaan, seseorang menambahkan larutan klorin
kedalam larutan natrium bromida, ternyata warna campuran tersebut
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|117
berubah menjadi kuning kecoklatan. Berdasarkan wacana tersebut,
pernyataan berikut yang benar adalah….
1. Atom Cl dapat mendesak atom Br dalam ikatannya karena atom Cl
lebih elektronegatif dibandingkan atom Br
2. Warna larutan klorin sama dengan warna dalam ayat berikut

3. Bromida merupakan oksidator yang lebih kuat dibandingkan dengan


klorin
4. Warna iodin disebutkan dalam ayat berikut:

A. 2 dan 5
B. 1 dan 2
C. 1, 2 dan 3
D. 3, 4 dan 5

4. Arus listrik dialirkan ke dalam larutan X(ClO 3)2 dan dihasilkan massa
katode bertambah 5,2g. Larutan hasil elektrolisis tepat dinetralkan oleh
100 mL larutan KOH 2 M. Jika neutron logam X adalah 28, maka
golongan logam X sama dengan jumlah…
A. Rukun wudlu
B. Rukun nikah
C. Rukun sholat
D. Rukun islam

5. Dalam Islam, membangun keseimbangan dalam kehidupan ini sangat


dianjurkan, guna menciptakan keselarasan. Di antara bentuknya adalah
saling memberi dan menerima. Dalam ilmu kimia, peristiwa memberi
dan menerima elektron terjadi dalam reaksi redoks. Prinsip reaksi
redoks ini mendasari cara kerja Baterai. Suatu baterai tersusun dari

118| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


elektrode logam magnesium dan molibdenum sulfida Mo3S4 padat yang
dicelupkan ke dalam garam kompleks Mg(AlCl3CH3)2. Akibat
terjadinya serah terima elektron dihasilkan potensial sel (dalam keadaan
standar) sebesar 1,50 V. Diketahui potensial reduksi standar (PRS)
untuk Mg2+ (aq) + 2e– → Mg (s) sebesar –2,37 V dan reaksi setengah sel
untuk Mo3S4 adalah Mg2+ (aq) + Mo3S4 (s) + 2e– → MgMo3S4 (s)
Dari pernyataan berikut ini:
1. Mo3S4 padat mengalami oksidasi pada anode dengan PRS sebesar
0,87 V,
2. Logam magnesium sebagai anode, sehingga PRS Mo3S4 padat
adalah –0,87 V
3. Garam kompleks berguna untuk menyuplai ion Mg 2+ yang tereduksi
menjadi Mg di katode
4. Logam magnesium lebih mudah teroksidasi, karena harga PRS nya
lebih negatif
Pernyataan yang benar adalah...
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|119


4. Termokimia
a. Uraian Materi
Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan
(melepaskan) energi, umumnya dalam bentuk panas. Termokimia adalah
ilmu yang mempelajari perubahan energi yang menyertai reaksi kimia.
Dalam perpindahan energi terdapat dua komponen penting yaitu sistem dan
lingkungan. Sistem merupakan bagian dari alam semesta dimana kita ingin
memusatkan perhatian, sedangkan lingkungan merupakan segala sesuatu
yang ada di luar sistem. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan,
sistem dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sistem terbuka, sistem
tertutup dan sistem terisolasi

Sumber: Petrucci, 2017

(a) Sistem terbuka. Pada sistem terbuka terjadi perpindahan materi dan
energi. Gelas kopi panas mentransfer energi ke lingkungan—kehilangan
panas saat mendingin. Materi juga ditransfer dalam bentuk uap air.

120| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


(b) Sistem tertutup. Pada sistem tertutup terjadi perpindahan energi, namun
tidak terjadi perpindahan materi. Labu kopi panas mentransfer energi
(panas) ke lingkungan saat mendingin. Karena labu ditutup, tidak ada
uap air yang keluar dan tidak ada materi yang dipindahkan.
(c) Sistem terisolasi. Pada sistem terisolasi tidak terjadi perpindahan energi
maupun materi. Kopi panas dalam wadah terisolasi mendekati sistem
terisolasi. Tidak ada uap air yang keluar, dan setidaknya untuk
sementara waktu, sedikit panas yang dipindahkan ke lingkungan.

Berdasarkan arah transfer energi antara sistem dan lingkungan, reaksi


kimia terbagi menjadi dua, yakni reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
1. Reaksi eksoterm merupakan reaksi dimana energi dilepaskan dari sistem
ke lingkungan. Dalam persamaan termokimia reaksi eksoterm akan
terlihat tanda negatif pada ΔHo (ΔHo < 0), hal ini dikarenakan total
entalpi produk lebih rendah daripada total entalpi reaktan. Sebagai
contoh:
H2 (g) + ½O2 (g) → H2O (g) ΔHo = −286 kJ
2. Reaksi endoterm merupakan reaksi dimana energi diserap dari
lingkungan menuju sistem. Dalam persamaan termokimia reaksi
endoterm akan terlihat tanda positif pada ΔH o (ΔHo > 0), hal ini
dikarenakan total entalpi produk lebih tinggi daripada total entalpi
reaktan. Sebagai contoh, reaksi dekomposisi raksa (II) oksida pada suhu
tinggi:
HgO (s) → 2Hg (l) + O2 (g) ΔHo = +90 kJ

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|121


Sumber: Chang, 2010

Perubahan Entalpi

Perubahan energi yang terjadi selama reaksi kimia pada tekanan tetap
dinamakan entalpi. Entalpi merupakan fungsi keadaan karena tidak
bergantung pada bagaimana keadaan tersebut dicapai.
Dalam persamaan termokimia dituliskan reaksi kimia secara lengkap
(dengan menuliskan keadaan fisik zat, yakni aq = larutan, s = padat, l = cair
dan g = gas,) diikuti dengan perubahan entalpi yang menyertainya. Beberapa
aturan dalam persamaan termokimia antara lain:
1. Koefisien stoikiometri menunjukkan jumlah mol zat
2. Ketika persamaan termokimia dibalik, maka peran reaktan dan produk
akan berubah (reaktan menjadi produk dan sebaliknya produk menjadi
reaktan) sehingga besarnya perubahan entalpi sama tetapi tandanya
berubah.
3. Jika persamaan termokimia dikalikan dengan faktor n maka perubahan
entalpi juga harus dikalikan dengan faktor n yang sama.

Contoh:
1. N2(g) + 2O2(g) → 2NO2(g) ΔHo = + 66,4 kJ

122| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Persamaan ini menunjukkan bahwa 1 mol gas N 2 bereaksi dengan 2 mol
gas O2 membentuk 2 mol gas NO2 dengan menyerap kalor sebesar 66,4
kJ. Apabila persamaan di atas dibalik maka menjadi:
2NO2(g) → N2(g) + 2O2(g) ΔHo = −66,4 kJ
2. H2(g) + ½O2(g) → H2O(l) ΔHo = −285,83 kJ
Persamaan ini menunjukkan 1 mol gas H 2 bereaksi dengan 12 mol gas
O2 membentuk 1 mol air dalam keadaan cair dengan membebaskan
kalor sebesar 285,83 kJ. Apabila persamaan di atas dikalikan 2 maka
menjadi:
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) ΔHo = −571,66 kJ

Perubahan entalpi dapat berkaitan dengan perubahan fisika dan


perubakan kimia.
1. Perubahan entalpi berkaitan dengan perubahan fisika
(a) Perubahan entalpi penguapan (ΔHvap), ialah perubahan entalpi
yang terjadi pada titik didih, ketika zat cair diubah menjadi fase
gas/uapnya. Proses penguapan merupakan proses endoterm
sehingga ΔHvap selalu positif. Contoh:
H2O (l) → H2O (g) ΔH = +40,66 kJ
Maka, entalpi penguapan air adalah +40,66 kJ/mol
(b) Perubahan entalpi peleburan (ΔHfus), ialah perubahan entalpi
yang terjadi pada titik lebur ketika zat padat diubah menjadi fase
cairnya. Proses peleburan merupakan proses endoterm sehingga
ΔHfus selalu positif. Contoh:
Hg (s) → Hg (l) ΔH = +2,3 kJ
Maka, entalpi peleburan raksa adalah +2,3 kJ/mol
(c) Perubahan entalpi sublimasi (ΔHsub), ialah perubahan entalpi
yang menyertai proses sublimasi. Proses sublimasi merupakan
proses endoterm sehingga ΔHsub selalu positif. Contoh:
C10H8 (s) → C10H8 (l) ΔH = +72,9 kJ
Maka, entalpi sublimasi naftalena adalah +72,9 kJ/mol

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|123


2. Perubahan entalpi berkaitan dengan perubahan kimia
Perubahan entalpi yang berkaitan dengan perubahan kimia biasanya
diberikan dalam keadaan standar. Yang dimaksud dengan keadaan
standar ialah zat-zat yang dibentuk/diuraikan/bereaksi sebanyak 1 mol
dan proses yang terjadi berada pada tekanan 1 atm dan suhu 298 K.
(a) Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH fo), ialah perubahan
entalpi yang terjadi ketika 1 mol senyawa dibentuk oleh
atom/molekul unsur-unsur penyusunnya dalam keadaan standar.
Contoh:
½ N2 (g) + 3⁄2 H2 (g) → NH3 (g) ΔH = −46,1 kJ
Maka, entalpi pembentukan dari NH3 adalah −46,1 kJ/mol
(b) Perubahan entalpi penguraian standar (ΔHdo), ialah perubahan
entalpi yang terjadi ketika 1 mol senyawa diuraikan menjadi
atom/molekul unsur-unsur penyusunnya dalam keadaan standar.
Nilai ΔHd = − ΔHf. Contoh:
N2O5 (g) → N2 (g) + 5⁄2O2 (g) ΔH = +43,1 kJ
Maka, entalpi penguraian dari N2O5 adalah +43,1 kJ/mol
(c) Perubahan entalpi reaksi standar (ΔHro), ialah perubahan entalpi
yang terjadi selama reaksi berlangsung pada keadaan standar.
Contoh:
2Al (s) + Fe2O3 (aq) → 2Fe (s) + Al2O3 (s) ΔH = −851,5 kJ
Maka, entalpi reaksi di atas adalah −851,5 kJ/mol
(d) Perubahan entalpi pembakaran standar (ΔH co), ialah perubahan
entalpi yang terjadi ketika suatu zat mengalami
pembakaran/bereaksi dengan O2 pada keadaan standar. Contoh:
C2H6 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g) ΔH = −1,44 kJ
Maka, entalpi pembakaran etana adalah −1,44 kJ/mol
(e) Perubahan entalpi netralisasi standar (ΔH no), ialah perubahan
entalpi yang terjadi ketika suatu larutan asam dan basa bereaksi
membentuk 1 mol air pada keadaan standar. Contoh:
NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (aq) ΔH =
−55,84 kJ

124| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Maka, entalpi netralisasinya adalah −55,84 kJ/mol
(f) Perubahan entalpi disosiasi ikatan, ialah perubahan entalpi yang
dibutuhkan untuk menguraikan ikatan antar atom dari molekul
senyawa. Contoh:
CH3OH (g) → CH3 (g) + OH (g) ΔH = +360 kJ
Maka, entalpi disosiasi ikatan CH3OH adalah +360 kJ/mol, +360 kJ
tersebut juga merupakan energi ikatan antara C−O karena ikatan
antara atom C dan O putus saat terbentuknya CH 3 dan OH.
(g) Perubahan entalpi atomisasi, ialah energi yang dibutuhkan suatu
atom atau senyawa untuk terurai membentuk atom-atom dalam
keadaan gas. Contoh:
Na (s) → Na (g) ΔH = +107 kJ
Maka, entalpi atomisasi Na adalah +107 kJ/mol
H2O (g) → 2H (g) + O (g) ΔH = +928 kJ.
Maka, entalpi atomisasi H2O adalah +928 kJ/mol. Entalpi atomisasi
dari H2O ini juga setara dengan 2 kali energi ikatan dari O−H,
karena untuk melepas H2O akan terjadi reaksi:
H2O (g) → H (g) + OH (g) ΔH = +464 kJ
OH (g) → H (g) + O (g) ΔH = +464 kJ
(h) Perubahan entalpi pelarutan standar (ΔHsolvo), ialah perubahan
entalpi yang terjadi ketika suatu zat dilarutkan dalam suatu pelarut
dalam keadaan standar. Contoh:
NaCl (s) → Na+ (aq) + Cl− (aq) ΔH = +3,9 k
Maka, entalpi pelarutan NaCl adalah +3,9 kJ/mol
(i) Entalpi kisi, merupakan ukuran kekuatan gaya antara ion-ion dalam
kristal ionnya. Semakin besar entalpi kisi, semakin kuat gaya
antarpartikelnya. Entalpi kisi terbagi menjadi dua yaitu:
- Entalpi pembentukan kisi, merupakan jumlah energi yang
dilepaskan untuk membentuk kisi kristal ion dari ion-ionnya
dalam keadaan gas. Contoh:
Mg2+ (g) + 2Cl− (g) → MgCl2 (s) ΔH = −2526 kJ

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|125


- Entalpi disosiasi kisi, merupakan jumlah energi yang
dibutuhkan untuk menguraikan kisi kristal ion menjadi ion-
ionnya dalam keadaan gas. Contoh:
NaCl (s) → Na+ (g) + Cl− (g) ΔH = +787 kJ

Penentuan Perubahan Entalpi

1. Berdasarkan Percobaan (Kalorimetri)


Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur panas
reaksi. Kalorimeter dapat menyekat sistem sedemikian rupa sehingga
tidak ada kalor yang berpindah, baik dari sistem ke lingkungan maupun
sebaliknya. Prinsip utama perhitungan entalpi dengan menggunakan
kalorimeter adalah Asas Black, yaitu “Kalor yang diserap akan sama
dengan kalor yang dilepas selama reaksi berlangsung”.
𝒒𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊 = −(𝒒𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏 + 𝒒𝒌𝒂𝒍𝒐𝒓𝒊𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 )
Jumlah kalor yang dilempar atau diserap sebanding dengan massa, kalor
jenis zat, dan perubahan suhu.
𝒒𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏 = 𝒎 ∙ 𝒄 ∙ ∆𝑻
Jumlah kalor yang diserap kalorimeter sebanding dengan kapasitas kalor
dari kalorimeter dan perubahan suhu.
𝒒𝒌𝒂𝒍𝒐𝒓𝒊𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 = 𝑪𝑷 ∙ ∆𝑻
Seringkali kalorimeter tidak menyerap kalor, maka:
𝒒𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊 = −𝒒𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏
Perubahan entalpi suatu reaksi bergantung pada kalor reaksi dan jumlah
mol zat yang direaksikan
𝒒𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊
∆𝑯 =
𝒏
Keterangan:
q = jumlah kalor (J)
m = massa zat (g)
c = kalor jenis zat, seringkali dianggap sama dengan kalor jenis air =
4,2 J/g∙K
C = kapasitas kalor kalorimeter (J/K)
ΔT = perubahan suhu larutan (K)
n = jumlah mol zat

126| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh:
Sebanyak 50 mL larutan H2SO4 0,1 M dicampur dengan 50 mL NaOH
0,1 M dalam kalorimeter. Suhu awal reaksi adalah 25 oC. Setelah
keduanya direaksikan, suhu kalorimeter berubah menjadi 32 oC.
Tentukan perubahan entalpi reaksi yang terjadi jika diketahui massa
jenis larutan adalah 1 g/mL dan kalor jenis = 4,18 J/g oC.

Jawaban:
m = (massa total H2SO4 + NaOH) x 𝜌𝑎𝑖𝑟
= 100 mL × 1 g/mL = 100 gr
c = 4,18 J/g oC
Δ𝑇 = 32 oC – 25 oC = 7 oC
n =MxV
= 0,1 M × 0,05 L = 5 × 10−3 mol
qlar = m × c × ΔT
= 100 gr × 4,18 J/g oC × 7 oC
= 2926 J = 2,926 kJ
Δ𝐻 = −𝑞𝑙𝑎𝑟 / n
= 2,926 kJ / 5 × 10−3 mol = −58,52 kJ/mol

2. Berdasarkan Hukum Hess


Hukum Hess berbunyi “Kalor reaksi hanya bergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir, tidak bergantung pada jalannya
reaksi atau jumlah tahapan reaksi.”
ΔH = ΔH1 + ΔH2
Contoh:
Diketahui:
C (s) + ½ O2 (g) → CO (g) ΔH1 = −111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) ΔH2 = −283 kJ
Tentukan entalpi pembentukan CO2.
Jawaban:
C (s) + ½ O2 (g) → CO (g) ΔH1 = −111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) ΔH2 = −283 kJ +
C (s) + O2 (g) → CO2 (g) ΔH = ΔH1 + ΔH2 = −111 kJ − 283
kJ = −394 kJ

Persamaan reaksi tersebut juga dapat digambarkan dengan diagram


siklus Hess berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|127


3. Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan

∆𝑯 = ∑ 𝒏. ∆𝑯𝒇 𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑯𝒇 𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)

Contoh:
Tentukan ΔH reaksi berikut: CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (l)
jika diketahui ΔH𝑓o CH4 (g) = −75 kJ/mol; ΔH𝑓o CO2 =−393 kJ/mol;
ΔH𝑓o H2O (l) = −285kJ/mol
Jawaban:
ΔHreaksi = (ΔH𝑓o CO2 + 2 × ΔH𝑓o H2O) – (ΔH𝑓o CH4 + 2 × ΔH𝑓o O2)
= (−393 + 2(−285)) – (−75 + 2(0)) = −898 kJ/mol

4. Berdasarkan Data Energi Ikatan


Energi ikatan adalah energi/kalor yang diperlukan untuk memutuskan 1
mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Untuk mencari
perubahan entalpi, jika data energi ikatan rata-rata, dapat digunakan
rumus berikut:

∆𝑯 = ∑ 𝒏. 𝑬𝑰 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏) − ∑ 𝒏. 𝑬𝑰(𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌)

Contoh:
Diketahui data sebagai berikut:
C=C : 614 kJ/mol
C–C : 348 kJ/mol
H – Cl : 432 kJ/mol
C – Cl : 328 kJ/mol
C–H : 413 kJ/mol

128| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Berapakah ΔH untuk reaksi C2H4 + HCl → C2H5Cl?
Jawaban:

Jumlah energi pemutusan ikatan reaktan (ruas kiri)


C=C : 1 mol x 614 kJ/mol = 614 kJ/mol
C–H : 8 mol x 413 kJ/mol = 3304 kJ/mol
H – Cl : 1 mol x 432 kJ/mol = 432 kJ/mol +
= 4350 kJ/mol
Jumlah energi pemutusan ikatan produk (ruas kanan)
C–C : 1 mol x 348 kJ/mol = 348 kJ/mol
C–H : 5 mol x 413 kJ/mol = 2065 kJ/mol
C – Cl : 1 mol x 328 kJ/mol = 328 kJ/mol +
= 2741 kJ/mol

ΔH = 4350 kJ/mol – 2741 kJ/mol = 1609 kJ/mol

Entropi

Entropi (S) merupakan derajat ketidakteraturan suatu sistem yang


hanya dapat dihitung dari proses reversibel (proses dimana hanya terjadi
perubahan 1 variabel). Semakin berantakan suatu molekul, maka semakin
besar entropi. Semakin banyak dan besar jumlah molekul, maka semakin
besar kemungkinan ketidakteraturan suatu sistem sehingga makin besar pula
entropi. Sebagai contoh, pada reaksi:
2NO (g) + O2 (g) → 2NO2 (g)

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|129


Sumber: Brown et al, 2012
Jumlah molekul reaktan (2 molekul NO dan 1 molekul O2) lebih banyak
daripada jumlah molekul produk (2 molekul NO 2) sehingga entropi sistem
berkurang

Selain berhubungan dengan jumlah molekul, entropi juga dipengaruhi


wujud dan suhu zat tersebut. Untuk zat apapun, partikel dalam keadaan
padat lebih teratur dibandingkan dalam keadaan cair, dan partikel dalam
keadaan cair lebih teratur dibandingkan dalam keadaan gas. Jadi, untuk
jumlah molar yang sama dari suatu zat, kita dapat tuliskan:
Spadatan < Scairan <Sgas
Selain itu proses pelarutan juga meningkatkan entropi.

130| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Sumber: Chang, 2010

Peningkatan suhu akan


meningkatkan energi kinetik dari
molekul-molekul pada sistem
sehingga molekul akan bergerak
menyebabkan ketidakteraturan
sistem meningkat. Dengan kata lain,
sehingga entropi sistem akan
meningkat seiring dengan
peningkatan suhu sistem

Kalor pada tekanan tetap atau


perubahan entalpi senantiasa
berbanding lurus dengan temperatur
(𝑞 ~ 𝑇), maka dirumuskan bahwa:

𝒒𝒓𝒆𝒗
qrev = ΔS.T atau ∆𝑺 = ;
𝑻
∆𝑯
dan ∆𝑺 = (𝒑𝒓𝒐𝒔𝒆𝒔 𝒊𝒔𝒐𝒃𝒂𝒓)
𝑻

Oleh karena entropi merupakan salah satu besaran energi maka


sifatnya mengikuti besaran energi lain, yakni entropi naik jika zat menerima
kalor dan sebaliknya, entropi turun jika zat melepaskan kalor. Perubahan
entropi suatu reaksi kimia dapat dihitung dari data entropi reaktan dan
produk pada reaksi tersebut:

∆𝑺𝒐 = ∑ 𝒏. ∆𝑺𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑺𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)

Untuk reaksi:
aA + bB → cC + dD
maka:
ΔS = {(c × ΔSºC) + (d × ΔSºD)} – {(a × ΔSºA) + (b × ΔSºB)}

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|131


Contoh Soal
1. Tentukan, apakah entropi bertambah atau berkurang?
• 2SO2 (g) + O2 (g) → 2SO3 (g)
• Ba(OH)2 (s) → BaO (s) + H2O (g)
• CO (g) + H2 (g) → CH3OH (l)
• FeCl2 (s) + H2 (g) → Fe (s) + 2HCl (g)
Pembahasan:
Reaksi pembentukan SO3 dan pembentukan CH3OH entropinya berkurang,
karena jumlah molekul produk lebih sedikit daripada jumlah molekul
reaktan. Jumlah molekul yang semakin sedikit berarti kemungkinan molekul
tersebut berantakan semakin berkurang, sehingga entropi berkurang.
Untuk reaksi penguraian Ba(OH)2 dan reaksi reduksi FeCl2 oleh H2
entropinya bertambah. Hal ini dikarenakan jumlah molekul produk lebih
banyak daripada jumlah molekul reaktan. Jumlah molekul yang semakin
banyak berarti kemungkinan molekul tersebut berantakan semakin
bertambah, sehingga entropi bertambah

2. Reaksi mana yang nilai ΔS-nya dapat diperkirakan negatif?


a. 2C (s) + O2 (g) → 2CO (g)
b. Br2 (s) → Br2 (l)
c. H2O (l, 25 °C) → H2O (l, 50 °C)
d. Cl2 (g) + 2HI (g) → I2 (s) + HCl (g)
Pembahasan:
a. Entropi reaksi berkurang (ΔS negatif) karena jumlah molekul produk
lebih sedikit daripada jumlah molekul reaktan
b. Entropi reaksi bertambah (ΔS positif). Hal ini disebabkan zat padat
molekul-molekulnya lebih dekat ketimbang zat cair, sehingga
menyebabkan partikel penyusun zat padat lebih kokoh. Akibat jarak
antarmolekul zat cair yang lebih jauh daripada zat padat, maka
kemungkinan dia berantakan tentu lebih besar, karena jarak
antarmolekulnya lebih jauh sehingga gaya antarmolekulnya tidak sekuat
zat padat. Sehingga entropinya zat cair lebih tinggi
c. Entropi reaksi bertambah (ΔS positif). Peningkatan suhu akan
meningkatkan energi kinetik dari molekul. Dalam kaitannya dengan
entropi, peningkatan suhu mengakibatkan energi kinetik meningkat
sehingga molekul-molekul menjadi lebih aktif bergerak (semakin
berantakan). Jadi entropinya bertambah.
d. Entropi reaksi berkurang (ΔS negatif) karena jumlah molekul produk
lebih sedikit daripada jumlah molekul reaktan

132| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


3. Diketahui Sº dari:
• N2 = 191,5 J K−1 mol−1
• H2 = 130,6 J K−1 mol−1
• NH3 = 192,3 J K−1 mol−1
Tentukan perubahan entropi reaksi dari: N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
Pembahasan:
∆𝑺𝒐 = ∑ 𝒏. ∆𝑺𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑺𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)
ΔSº = (2×192,3 J K−1 mol−1) – (191,5 J K−1 mol−1 + 3×130,6 J K−1 mol−1)
ΔSº = 198,7 J/K.mol

Energi Bebas Gibbs

Hukum II termodinamika menyatakan “entropi semesta (ΔSuniv)


bertambah pada proses spontan, dan tidak berubah selama proses
kesetimbangan”, atau dinyatakan dalam persamaan:
ΔSuniv = ΔSsys + ΔSsurr > 0 (proses spontan)
ΔSuniv = ΔSsys + ΔSsurr = 0 (proses setimbang)
Dimana ΔSuniv merupakan total dari perubahan entropi sistem (ΔSsys) dan
perubahan entropi lingkungan (ΔSsurr). Dahulunya, perubahan entropi
dijadikan patokan dalam menilai kespontanan suatu proses namun
dikarenakan sulitnya mengukur perubahan entropi lingkungan (ΔSsurr), maka
dirumuskan pula besaran energi lain, yaitu energi bebas Gibbs. Energi bebas
Gibbs (ΔG), dirumuskan dari persamaan entropi pada proses spontan:
ΔSuniv = ΔSsys + ΔSsurr > 0
Dengan mensubstitusi ΔSsurr dengan −ΔHsys/T, maka:
∆𝐻𝑠𝑦𝑠
∆𝑆𝑢𝑛𝑖𝑣 = ∆𝑆𝑠𝑦𝑠 − >0
𝑇
Dengan mengalikan setiap ruas dengan T, maka diperoleh:
𝑇∆𝑆𝑢𝑛𝑖𝑣 = −∆𝐻𝑠𝑦𝑠 + 𝑇∆𝑆𝑠𝑦𝑠 > 0
Sehingga diperoleh persamaan yang hanya memuat entalpi dan entropi
sistem. Apabila persamaan di atas dikali −1, maka:
−𝑇∆𝑆𝑢𝑛𝑖𝑣 = ∆𝐻𝑠𝑦𝑠 − 𝑇∆𝑆𝑠𝑦𝑠 < 0
Dimana −TΔSuniv merupakan energi bebas Gibbs (ΔG), atau dinyatakan:
ΔG = ΔH ─ TΔS
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|133
ΔG dapat digunakan untuk menentukan keberlangsungan suatu proses
kimia:
• ΔG = 0; reaksi berada dalam kesetimbangan
• ΔG < 0; reaksi spontan (dapat terjadi) atau reaksi eksergonik
• ΔG > 0; reaksi non spontan (tidak dapat terjadi), namun spontan ke arah
sebaliknya (reaksi endergonik)

Perubahan energi bebas Gibbs suatu reaksi kimia dapat dihitung dari
data perubahan energy bebas Gibbs pembentukan reaktan dan produk pada
reaksi tersebut:

∆𝑮𝒐 = ∑ 𝒏. ∆𝑮𝒇 𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑮𝒇 𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)

Untuk reaksi:
aA + bB → cC + dD
maka:
ΔGo = {(c × ΔGfºC) + (d × ΔGfºD)} – {(a × ΔGfºA) + (b × ΔGfºB)}

Reaksi kimia tidak selalu dilakukan pada kondisi standar (suhu 0 oC,
tekanan 1 atm, dan konsentrasi 1 M) sehingga nilai ΔG akan selalu berubah
bergantung pada kondisi reaksi. Apabila dibandingkan dengan energi bebas
dalam keadaan standar (ΔGo), maka hubungan antara ΔG dan ΔGo yang
dapat diturunkan dari termodinamika ialah:
∆𝑮 = ∆𝑮𝒐 + 𝑹𝑻 𝐥𝐧 𝑸
Pada kesetimbangan, = 0 dan Q = K, dimana K adalah konstanta
kesetimbangan. Jadi:
∆𝐺 = ∆𝐺 𝑜 + 𝑅𝑇 ln 𝑄
0 = ∆𝐺 𝑜 + 𝑅𝑇 ln 𝐾
∆𝑮𝒐 = −𝑹𝑻 𝐥𝐧 𝑲
∆𝐺 𝑜
ln 𝐾 = −
𝑅𝑇
∆𝐺 𝑜
𝑒 ln 𝐾 = 𝑒 − 𝑅𝑇
∆𝑮𝒐
𝑲 = 𝒆− 𝑹𝑻
e = konstanta Euler (2,71828)
R = konstanta gas ideal (8,314 J/mol.K)

134| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh Soal
1. Tentukan perubahan energi bebas Gibbs dari reaksi berikut: 2C 2H6 (g) + 7O2
(g) → 4CO2 (g) + 6H2O (g). Jika diketahui energi bebas pembentukan: C2H6
(g) = –32,89 kJ mol–1; CO2 (g) = –394,4 kJ mol–1; H2O (g) = –228,6 kJ mol–1
serta tentukan apakah reaksi di atas spontan?
Pembahasan:
∆𝑮𝒐 = ∑ 𝒏. ∆𝑮𝒇 𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑮𝒇 𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)
ΔGº = (4 mol • –394,4 kJ/mol + 6 mol • –228,6 kJ/mol) – (2 mol • –32,89
kJ/mol + 7 mol • 0 kJ/mol)
ΔGº = (–1577,6 kJ – 1371,6 kJ) – (–65,78 kJ)
ΔGº = –2883,42 kJ
Reaksi spontan karena ΔG < 0

2. 8 liter campuran gas metana dan propana dibakar sempurna dan panas yang
dihasilkan digunakan untuk mendidihkan 2,68286 kg air yang suhu awalnya
adalah 25 oC. Berdasarkan data berikut ini:
Bila pada keadaan tersebut 6,4 gram gas oksigen volumenya 3,2 liter.
Tentukan:
a. Perubahan entalpi pembakaran masing-masing gas tersebut?
b. Massa masing-masing gas yang dibakar?
c. Nilai perubahan entropi reaksi tersebut dan nyatakan apakah
perubahannya dari teratur menjadi tidak teratur atau sebaliknya?
d. Nyatakan apakah kedua reaksi pembakaran tersebut spontan pada suhu
25 oC?
Pembahasan:
a. Perubahan entalpi pembakaran masing-masing gas
Entalpi pembakaran CH4
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
∆𝑯𝒐 = ∑ 𝒏. ∆𝑯𝒇 𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑯𝒇 𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)
Δ𝐻 = (1 mol • –394 kJ/mol + 2 mol • –286 kJ/mol) – (1 mol • –75
kJ/mol + 2 mol • 0 kJ/mol)
Δ𝐻 = (–394 kJ – 572 kJ) – (–75 kJ)
Δ𝐻 = – 891 kJ
Oleh karena pada reaksi di atas CH4 dalam keadaan 1 mol, maka Δ𝐻co
CH4 = –891 kJ/mol

Entalpi pembakaran C3H8


C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|135


∆𝑯𝒐 = ∑ 𝒏. ∆𝑯𝒇 𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑯𝒇 𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)
Δ𝐻 = (3 mol • –394 kJ/mol + 4 mol • –286 kJ/mol) – (1 mol • –103
kJ/mol + 5 mol • 0 kJ/mol)
Δ𝐻 = (–1182 kJ – 1144 kJ) – (–103 kJ)
Δ𝐻 = – 2223 kJ
Oleh karena pada reaksi di atas C3H8 dalam keadaan 1 mol, maka Δ𝐻co
C3H8 = –2251 kJ/mol

b. Massa masing-masing gas yang dibakar


Panas yang dihasilkan digunakan untuk mendidihkan 2,68286 kg air
yang suhu awalnya adalah 25 oC. Dengan demikian, panas yang
dihasilkan:
qreaksi = m.c.ΔT
qreaksi = 2682,86 g . 4,2 J/goC . (100-25) oC
qreaksi = 845,1 kJ
Pada saat 8 liter campuran gas tersebut dibakar, terdapat 6,4 gram gas
oksigen volumenya 3,2 liter, maka mol gas yang dibakar:
n1 n2
=
V1 V2
6,4 g
⁄32 g/mol
n1 = ×8L
3,2 L
n1 = 0,5 mol
Dengan demikian total gas adalah 0,5 mol, dengan CH 4 dimisalkan x
mol, dan C3H8 0,5 – x mol
Kalor yang dilepas dari pembakaran CH 4 dan C3H8 = Kalor yang diserap
air
(x mol • 891 kJ/mol) + ((0,5–x) mol • 2223 kJ/mol) = 845,1 kJ
891x + 1111,5 – 2223x = 845,1
–1332x = –226,4
x = 0,2 mol
Maka mol CH4 = 0,2 mol dan mol C3H8 0,3 mol Dengan demikian,
massa CH4 yang dibakar = 0,2 mol × 16 g/mol = 3,2 g dan massa C 3H8
yang dibakar = 0,3 mol × 44 g/mol = 13,2 g

c. Nilai perubahan entropi reaksi


Entropi pembakaran CH4
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
∆𝑺𝒐 = ∑ 𝒏. ∆𝑺𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑺𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)
ΔS = (1 mol • 214 J/K.mol + 2 mol • 70 J/K.mol) – (1 mol • 186 J/K.mol
+ 2 mol • 205 J/K.mol)

136| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


ΔS = (284 J/K) – (596 J/K)
ΔS = –312 J/K
Oleh karena ΔS negatif, maka reaksi pembakaran CH4 menuju
ketidakberaturan

Entropi pembakaran C3H8


C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
∆𝑺𝒐 = ∑ 𝒏. ∆𝑺𝒐 (𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ 𝒏. ∆𝑺𝒐 (𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)
ΔS = (3 mol • 214 J/K.mol + 4 mol • 70 J/K.mol) – (1 mol • 270 J/K.mol
+ 5 mol • 205 J/K.mol)
ΔS = (642 J/K + 280 J/K) – (270 J/K + 1025 J/K)
ΔS = – 373 J/K
Oleh karena ΔS negatif, maka reaksi pembakaran C 3H8 menuju
ketidakberaturan

d. Nilai perubahan energi bebas Gibbs


Reaksi pembakaran CH4
ΔG = ΔH – TΔS
ΔG = – 891 kJ – (298 K)( –312 J/K)
ΔG = – 891 kJ – 92,976 kJ = – 983,976 kJ
Oleh karena ΔG negatif, maka reaksi pembakaran CH 4 spontan

Reaksi pembakaran C3H8


ΔG = ΔH – TΔS
ΔG = – 2223 kJ – (298 K)(– 373 J/K)
ΔG = – 2223 kJ – 111,154 kJ = – 2334,154 kJ
Oleh karena ΔG negatif, maka reaksi pembakaran C 3H8 spontan

3. The standard free-energy change for the Haber process at 25 oC as follows:


N2 (g) + 3H2 (g) ⇌ 2NH3 (g) ΔGo = –33,3 kJ/mol = –33300 J/mol
Use this value of ΔGo to calculate the equilibrium constant for the process at
25 oC
Pembahasan:
𝒐 /𝑹𝑻 𝑱
𝑲 = 𝒆−∆𝑮 = 𝒆−(−𝟑𝟑𝟑𝟎𝟎 𝑱/𝒎𝒐𝒍/(𝟖,𝟑𝟏𝟒𝒎𝒐𝒍.𝑲)(𝟐𝟗𝟖 𝑲) = 𝒆𝟏𝟑,𝟒 = 𝟕 × 𝟏𝟎𝟓

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|137


b. Integrasi dengan PAI dan Bahasa
1) Integrasi PAI

Dalam al Qur‘an, Allah telah menyebut tingkatan-tingkatan


pada api.

Artinya: “bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di


bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah
mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka
bertaqwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-Ku.”
Ketika para ilmuwan mempelajari api dan hubungan antara
temperatur dan mereka menemukan bahwa warna api adalah merah,
kemudian jika ditinggikan suhunya maka warna api akan menjadi
putih dan jika dinaikkan lagi suhunya maka warna api akan berubah
menjadi hitam dan fenomena ini disebut oleh para ulama radiasi
benda hitam, dan yang menakjubkan lagi adalah Nabi SAW telah
menyebutkan fenomena ini, adanya perubahan warna api. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

Artinya: “Api dinaikkan suhunya selama seribu tahun sampai


berubah menjadi merah, lalu dinaikkan lagi selama seribu tahun
hingga berubah menjadi putih, kemudian dinaikkan lagi selama
seribu tahun sampai menghitam, dan itulah yang disebut dengan
hitam legam.” (At-Tirmidzi).
Warna api sangat dipengaruhi oleh elektron-elektron dalam api
yang selalu berpindah-pindah. Setiap unsur mempunyai spektrum
emisi tertentu dan bila tersorot api, maka akan memancarkan radiasi

138| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


elektromagnetik yang akan menghasilkan pancaran api dengan warna-
warna tertentu. Reaksi pembakaran senyawa yang mengandung
oksigen (O2). Jika suatu reaksi pembakaran kekurangan oksigen,
maka efisiensi pembakaran berkurang dan menghasilkan suatu
senyawa karbon seperti asap (jelaga). Contohnya, lilin akan mati
karena jika ditutup dengan gelas. Sebab ia kekurangan oksigen.
Faktor yang mempengaruhi warna nyala api adalah faktor fisika
(suhu) dan faktor kimia (zat yang mengalami reaksi).
Pada pembakaran sodium akan menghasilkan api berwarna
oranye, pembakaran stronsium klorida mengahasilkan warna merah,
pembakaran kalium nitrat menghasilkan warna ungu, pembakaran
boron menghasilkan warna hijau, pembakaran tembaga menghasilkan
warna biru, dan sebagainya.
Api yang berwarna merah umumnya bersuhu di bawah 1000
derajat celsius. Api berwarga biru, bersuhu lebih tinggi dari api
merah, tapi masih di bawah 2000 derajat celcius. Kemudian api yang
lebih panas, api putih yang bersuhu di atas 2000 derajat celcius. Api
ini juga yang terdapat di dalam inti matahari. Api putih juga
digunakan pada industri yang memproduksi material besi dan
sejenisnya. Api paling panas adalah api berwarna hitam. Allah SWT
berfirman dalam kitab-Nya yang mulia At-Tahrim ayat 6:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|139
Sebuah seruan dari Dzat Yang Maha Agung kepada orang-orang
yang beriman, berisi perintah dan peringatan berikut kabar tentang
bahaya besar yang mengancam. Seruan ini ditujukan kepada insan
beriman, karena hanya mereka yang mau mencurahkan pendengaran
kepada ajakan Allah, berpegang dengan perintah-Nya dan mengambil
manfaat dari ucapan-Nya. Allah perintahkan mereka agar menyiapkan
tameng untuk diri mereka sendiri dan untuk keluarga mereka guna
menangkal bahaya yang ada di hadapan mereka serta kebinasaan di jalan
mereka. Bahaya yang mengerikan itu adalah api yang sangat besar, tidak
sama dengan api yang biasa kita kenal, yang dapat dinyalakan dengan
kayu bakar dan dipadamkan oleh air. Api neraka ini bahan bakarnya
adalah tubuh-tubuh manusia dan batu-batu. Ia berbeda sama sekali
dengan api di dunia. Bila orang terbakar dengan api dunia, ia pun
meninggal berpisah dengan kehidupan dan tidak lagi merasakan sakitnya
pembakaran tersebut. Beda halnya bila seseorang dibakar dengan api
neraka yang rasa sakitnya akan abadi.
Energi dalam kimia disebut juga kalor (q) adalah kemampuan
untuk melakukan aktifitas. Termokimia memperlajari jumlah
kalor/energi yang terlibat dalam suatu reaksi kimia. Dalam hukum
kekekalan energi diungkapkan bahwa "energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat pula dimusnahkan namun energi dapat berubah
bentuk". Hukum kekekalan energi merupakan filosofi Tanam tuai. al
Qur‘an beberapa ayatnya sesuai dengan filosofi ini di antaranya
terdapat pada:
a. Al-Baqarah ayat 286:

Artinya: Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya


dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
b. Al-Israa` ayat 7:

140| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu
bagi dirimu sendiri

c. Al-Zalzalah ayat 7 – 8.

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat


dzarrah (atom,tidak nampak) pun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.

Bila ayat di atas dirangkum dan dikaitkan dengan termokimia artinya


kita akan menuai kebaikan bila kita mengerjakan (bahkan walau
hanya berniat/ini tidak nampak) kebaikan (energi positif) dan bila kita
menanam (berniat) kejahatan (energi negatif) maka kita akan menuai
kejahatan (untuk diri kita sendiri) pula. Karena kita mengharapkan
kebaikan untuk diri kita maka kita harus lakukan hal-hal yang baik
pula.

2) Istilah-istilah

No Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab


‫ح‬ ِ
ُ ‫ام الْ َم ْفتُ ْو‬ُ َ‫النظ‬
1 Sistem terbuka Open system

‫ام الْ ُم ْغلَ ُق‬ ِ


ُ َ‫النظ‬
2 Sistem tertutup Closed system

‫ام الْ َم ْع ُزْو ُل‬ ِ


ُ َ‫النظ‬
3 Sistem terisolasi Isolated system

‫ط‬ُ ‫الْ ُم ِحْي‬


4 Lingkungan Surrounding

5 Reaksi eksoterm Exoterm reaction ِ‫تَ َفاعُل ََبعِث لِْل َحر َارة‬
َ
6 Reaksi endoterm Endoterm reaction ِ‫تَ َفاعُل َماص لِلْ َحر َارة‬
َ
7 Kalor Heat
‫َحَر َارة‬
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|141
8 Energi Energy
‫طَاقَة‬
9 Mengalir/berpindah Flow
‫ب – يَْن َسب‬ َّ ‫انْ َس‬
‫إِنْثَالِْبي‬
10 Entalpi Enthalpy

11 Melepaskan Release
‫أَطْلَ َق – يُطْلِ ُق‬
12 Menyerap Absorb
‫ص‬ُ َ‫ص – َيَْت‬ َ َ‫َمت‬
13 Menguap Vaporize
‫تَبَ َّخَر – يَتَبَ َّخ ُر‬
‫ص ِه ُر‬ ِ
َ ‫ص َهَر – يَْن‬ َ ْ‫ان‬
14 Melebur Fuse/Melt

15 Menyublim Sublime
‫تَ َس َامى – يَتَ َس َامى‬
16 Pembentukan Formation
‫تَ ْشكِْيل \ تَ ْك ِويْن‬
17 Penguraian Decomposition
‫تَ ْق ِسْيم‬
18 Pembakaran Combustion
‫إِ ْحِ َِتاق‬
19 Netralisasi Neutralization
‫ادل‬ ُ ‫تَ َع‬
20 Atomisasi Atomization
‫تَ ْذ ِريَّة‬
21 Pelarutan Solvation
‫َذ ْوََبن‬
ُ‫الطَّاقَةُ الشبَ ْي َكة‬
22 Entalpi kisi Lattice enthalpy

ِ‫اْلَر َارة‬
َ ْ ُ‫َد َر َجة‬
23 Suhu Temperature

ُ‫اْلََرا ِريَّة‬
ْ ُ‫الس َعة‬
24 Kapasitas kalor Heat capacity
َّ
ُ‫اْلََر َارةُ الن َّْوعِيَّة‬ ْ
25 Kalor jenis Specific heat

26 Energi ikatan Bond energy


‫الرََب ِط‬ِ ُ‫طَاقَة‬
‫إِنِْ ُِتْوِ ي‬
‫ب‬
27 Entropi Entropy

28 Energi bebas Gibbs Gibbs free energy


ُ‫اْلَِّرة‬
ْ ‫س‬ ِ ‫طَاقَةُ ِجْب‬
29 Proses spontan Spontaneous process
‫َع َملِيَّة تِلْ َقائيَّة‬

142| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


c. Latihan
1. Kotoran hewan, sayuran dan buah-buahan busuk dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, yaitu biogas.
Proses fermentasi limbah organik tersebut menghasilkan gas metana.
Kalor pembakaran gas metana ditentukan dengan metode kalorimeteri.
Sebanyak 0,16 g gas metana (CH4) digunakan sebagai bahan bakar
untuk menaikkan suhu 1 L air dari 25 oC menjadi 26,56 oC. Reaksi yang
terjadi:
CH4 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g)
Kapasitas kalor kalorimeter = 958 J oC dan kalor jenis air 4,18 J/g oC.
Kalor pembakaran (kJ) untuk setiap 1 mol gas metana adalah….
a. −801,4 kJ
b. +801,4 kJ
c. −1494 kJ
d. +1494 kJ

2. Salah satu tips sehat menurut Rosulullah yaitu makan ketika lapar dan
berhenti sebelum kenyang. Hal ini sesuai dengan surat Al-A’rof ayat 31
“Makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan”. Makanan yang cukup
akan menghasikan energi/kalor yang cukup. Misalnya seseorang yang
tinggal di daerah dingin akan membutuhkan kalor yang lebih banyak
untuk menghangatkan badan. Reaksi pembakaran tiap mol glukosa
(C6H12O6) dalam tubuh akan dihasilkan kalor sebesar 2820 kJ. Fulan
tinggal di daerah pegunungan dan memiliki berat badan 94 kg (kapasitas
kalor 6 J.K−1.g−1). Jika saat ini fulan memiliki suhu badan sebesar 35 oC,
dan dia harus memiliki suhu minimum sebesar 37,5 oC untuk bertahap
hidup, maka berapa gram glukosa yang harus dikonsumsi olehnya?
a. 80
b. 85
c. 90
d. 95

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|143


3. Pentul korek api batang mengandung senyawa P 4S3 dan KClO3. Jika
korek api digoreskan pada permukaan yang kasar, terjadi panas akibat
gesekan yang menyulut terjadinya reaksi antara P 4S3 dan KClO3.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
P4S3 + KClO3 → P4O10 + SO2 + KCl (belum setara)
Diketahui data entalpi pembentukan senyawa (H f) sebagai berikut:

Berapakah entalpi dari reaksi di atas?


a. −11677
b. −3129
c. +11677
d. +3129

4. Jabbir Ibn Hayyan, seorang ulama dan ilmuan kimia muslim, ratusan
tahun yang lalu telah menemukan pembuatan sabun menggunakan soda
kaustik (Natrium Hidroksida). Reaksi pembuatannya dapat dilakukan
dengan menggunakan data ini:
Zat ΔHfo (kJ.mol–1)
H2O (g) –242
H2O (l) –286
Na2O2 (g) –504,6
NaOH (s) –426,8
O2 (g) 0
Hitung ΔH untuk reaksi
2Na2O2 (g) + 2H2O (l) → 4 NaOH (s) + O2 (g)
Berapa kilojoule akan dilepaskan apabila 25,0 g Na2O2 akan bereaksi
berdasarkan reaksi di atas, jika diketahui massa molar, g/mol: Na=23,
H=1, O=16?
a. 20
b. 40
c. 52

144| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


d. 126

5. Allah telah berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 25:

Allah telah menciptakan besi dengan kekuatan yang hebat dan


bermanfaat bagi manusia. Akan tetapi kekuatan yang hakiki hanyalah
milik Allah SWT. Hal ini terbukti walaupun besi memiliki kekuatan
yang begitu hebat akan rapuh ketika bereaksi dengan udara bebas atau
disebut dengan korosi besi. Korosi besi disebabkan karena adanya reaksi
oksigen dengan besi seperti persamaan berikut:
Fe (s) + O2 (g) ⇄ Fe2O3 (s) ΔH (Fe2O3) = −826 kJ/mol (belum setara)
Diketahui data perubahan entropi masing-masing komponen pada reaksi
di atas adalah sebagai berikut:
Senyawa S (J/K . mol)
Fe 27
O2 205
Fe2O3 90
Dengan menggunakan data di atas, nilai konstanta kesetimbangan reaksi
dalam bentuk ln(K) pada suhu 25 oC dan lawan kata korosi besi pada
ayat di atas adalah…. (R=8,3145 J/K)

a. 325 dan ‫سْ َش ِدی ٌْد‬ ٌ ‫ََب‬


b. 300 dan ‫د‬ ٌْ ‫سْ َش ِدی‬ ٌ ‫ََب‬
ٌْ ‫يْ َع ِز‬
c. 325 dan ‫یز‬ ٌّ ‫قَ ِو‬
d. 300 dan ‫یز‬ٌْ ‫ْع ِز‬
َ ‫ي‬ ٌّ ‫قَ ِو‬

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|145


5. Laju Reaksi dan Kesetimbangan
a. Uraian Materi

Konsep Laju Reaksi

Sebagaimana laju pada benda yang bergerak, laju reaksi juga


berhubungan dengan waktu. Jika laju benda bergerak adalah perbandingan
jarak yang ditempuh benda dengan waktu maka laju reaksi adalah
perbandingan perubahan suatu zat menjadi zat lain tiap satuan waktu.
Contoh:
Suatu persamaan reaksi dari pereaksi A menjadi produk B dinyatakan
dengan persamaan reaksi berikut:
A→B
Laju reaksi dapat didefenisikan sebagai laju pengurangan A atau laju
pertambahan B sebagaimana gambar berikut:

= Zat A
= Zat B
Gambar di atas menunjukkan reaksi perubahan zat A dan B selama 60 detik.
Jika laju reaksi adalah v dan waktu adalah t maka persamaan laju reaksi rata-
rata dapat dijelaskan secara matematik sebagaimana persamaan berikut:
∆𝐴 ∆𝐵
𝑣= − atau 𝑣 =
∆𝑡 ∆𝑡

Kedua persamaan laju reaksi rata-rata di atas dapat dijelaskan dengan grafik
di bawah ini:

146| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh Soal
Pada suhu 35oC, senyawa PQ terurai menjadi P dan Q. Konsentrasi P dan Q mula-
mula 0,50 mol.L–1 dan setelah 20 detik tinggal 0,20 mol.L–1. Tentukan laju rata-rata
reaksi dalam 20 detik pertama.
Jawab:
PQ → P + Q
Δ[PQ] = (0,20 – 0,50) mol.L–1
= -0,30 mol.L–1
Δt = (20 – 0) s
= 20 s
∆𝐴
𝑣= −
∆𝑡

0,30
𝑣= −
20
= 0,015 mol.L–1s–1
Laju reaksi berlangsung semakin lambat seiring dengan pengurangan
konsentrasi pereaksi atau penambahan produk sehingga laju sesaat (Δt
mendekati 0) dapat ditulis sesuai dengan persamaan berikut:
𝛥[𝐴] 𝑑[𝐴]
𝑣 = lim = −
𝛥𝑡→0 𝛥𝑡 𝑑𝑡

Persamaan laju reaksi di atas disebut dengan persamaan laju dalam bentuk
diferensial yang menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh
konsentrasi pereaksi dan waktu. Secara matematik hubungannya tidaklah

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|147


linear namun dalam bentuk garis lengkung seperti percobaan reaksi Br 2 dan
asam format berikut:

Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna


dalam mengontrol kecepatan reaksi sesuai yang diinginkan. Reaksi bisa
didorong berlangsung lebih cepat atau dijadikan lebih lambat. Faktor yang
mempengaruhi laju reaksi sebagai berikut:

148| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


a. Sifat Pereaksi
Pereaksi ada yang bersifat reaktif dan ada yang kurang reaktif.
Contohnya bensin lebih mudah terbakar dibandingkan dengan minyak
tanah.
b. Konsentrasi Pereaksi
Konsentrasi pereaksi mempengaruhi intensitas peluang tumbukan yang
terjadi antara partikel yang bereaksi. Semakin pekat konsentrasi
semakin mempercepat laju reaksi.
c. Suhu
Sebagian besar reaksi akan lebih cepat jika suhu dinaikkan, karena kalor
yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi
d. Katalis
Katalis mampu menurunkan energi aktifasi sehingga mempercepat
terjadinya reaksi

Persamaan Laju Reaksi

Persamaan laju reaksi dapat dirumuskan secara matematis sebagai


berikut:
Untuk reaksi:
A→X
𝒅[𝑨]
𝒗= − ∞ [A]m
𝒅𝒕

Atau
v = k[A]m
Keterangan :
v : laju sesaat
k : kontanta laju reaksi
m : orde reaksi

Maka untuk reaksi:


A + B→X
Persamaan laju reaksi dapat ditulis:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|149


v = k[A]m . [B]n
orde reaksi = m + n

Untuk persamaan reaksi:


A + B + C →X
v = k[A]m . [B]n . [C]o
Orde reaksi = m + n + o

Persamaan Laju Reaksi (Integrasi)

Persamaan umum laju reaksi dinyatakan sebagai:


∆[𝑨] ∆[𝑩]
𝒓=− =+
∆𝒕 ∆𝒕

dengan Δ[A] dan Δ[B] adalah perubahan konsentrasi (dalam molaritas)


selama waktu Δt. Karena konsentrasi A menurun selama selang waktu
tersebut, Δ[A] merupakan kuantitas negatif. Laju reaksinya adalah kuantitas
positif, sehingga tanda minus (−) diperlukan dalam rumus laju agar lajunya
positif. Sebaliknya, laju pembentukan hasil pereaksi tidak memerlukan
tanda minus (−) sebab Δ[B] adalah kuantitas positif (konsentrasi B
meningkat seiring waktu). Ketika jumlah reaktan/produk sangat kecil, maka
persamaan di atas diganti dengan:
𝒅[𝑨] 𝒅[𝑩]
𝒓=− =+
𝒅𝒕 𝒅𝒕

Selain dari cara sebelumnya, cara lain untuk mengkaji pengaruh


konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi adalah dengan menentukan
bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi awal. Pada umumnya,
mengukur laju awal lebih mudah karena sewaktu reaksi berlansung
konsentrasi pereaksi cenderung menurun dan akan sulit untuk mengukur
perubahannya secara akurat. Untuk reaksi A → B, maka persamaan laju
reaksi dapat dirumuskan sebagai:
𝒓 = 𝒌[𝑨]𝒙

150| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


dimana k merupakan konstanta laju reaksi, [A] merupakan konsentrasi
reaktan/zat A, dan x merupakan orde reaksi dari A. Orde reaksi suatu zat
menyatakan seberapa besar ketergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi
zat tersebut, atau seberapa besar pengaruh konsentrasi zat terhadap laju
reaksi keseluruhan.

Dengan mengkombinasikan persamaan laju reaksi di atas, akan diperoleh


hubungan antara konsentrasi reaktan dengan waktu. Persamaan yang
menyatakan hubungan kosentrasi reaktan dengan waktu tersebut berbeda
untuk setiap orde reaksi.

1. Reaksi Orde Nol


Dengan menggabungkan persamaan sebelumnya, maka diperoleh turunan
persamaan sebagai berikut:
𝑟=𝑟
𝑑[𝐴]
− = 𝑘[𝐴]𝑥
𝑑𝑡
−𝑑[𝐴] = 𝑘[𝐴]0 𝑑𝑥
Persamaan di ruas kiri diintegralkan terhadap [A]0 sampai [A], dan di ruas
kanan diintegralkan terhadap t = 0 sampai t = t
[𝐴] 𝑡

∫ −1 𝑑[𝐴] = ∫ 𝑘 𝑑𝑡
[𝐴]0 0
[𝐴]
[−[𝐴]][𝐴] = 𝑘[𝑡]𝑡0
0

(−[𝐴] − [𝐴]0 )) = 𝑘(𝑡 − 0)


[𝑨]𝟎 − [𝑨] = 𝒌𝒕

Satuan Laju Reaksi Orde Nol


[𝐴]0 − [𝐴] = 𝑘𝑡
M = k (s)
k = M s−1
Maka satuan konstanta laju reaksi orde nol adalah M/s atau M s−1 atau mol
L−1 s−1

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|151


Waktu Paruh Reaksi Orde Nol
Waktu paruh adalah waktu saat konsentrasi reaktan merupakan setengah
dari konsentrasi reaktan semula [A] = ½[A]0, maka diperoleh persamaan:
[𝐴]0 − [𝐴] = 𝑘𝑡
1
[𝐴]0 − [𝐴]0 = 𝑘𝑡1
2 2
[𝑨]𝟎
𝒕𝟏/𝟐 =
𝟐𝒌

2. Reaksi Orde Satu


Dengan menggabungkan persamaan sebelumnya, maka diperoleh turunan
persamaan sebagai berikut:
𝑟=𝑟
𝑑[𝐴]
− = 𝑘[𝐴]𝑥
𝑑𝑡
−𝑑[𝐴] = 𝑘[𝐴]1 𝑑𝑥
Persamaan di ruas kiri diintegralkan terhadap [A]0 sampai [A], dan di ruas
kanan diintegralkan terhadap t = 0 sampai t = t
[𝐴] 𝑡

∫ −[𝐴]−1 𝑑[𝐴] = ∫ 𝑘 𝑑𝑡
[𝐴]0 0
[𝐴]
[− ln[𝐴]][𝐴] = 𝑘[𝑡]𝑡0
0

(− ln[𝐴] − ln[𝐴]0 )) = 𝑘(𝑡 − 0)


𝐥𝐧[𝑨]𝟎 − 𝐥𝐧[𝑨] = 𝒌𝒕
[𝑨]𝟎
𝐥𝐧 = 𝒌𝒕
[𝑨]

Satuan Laju Reaksi Orde Satu


ln[𝐴]0 − ln[𝐴] = 𝑘𝑡
1 = k (s)
k = s−1
Maka satuan konstanta laju reaksi orde satu adalah M/s atau s−1

152| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Waktu Paruh Reaksi Orde Satu
Waktu paruh adalah waktu saat konsentrasi reaktan merupakan setengah
dari konsentrasi reaktan semula [A] = ½[A]0, maka diperoleh persamaan:
[𝐴]0
ln = 𝑘𝑡
[𝐴]
[𝐴]0
ln = 𝑘𝑡1/2
1
[𝐴]0
2
ln 2 = 𝑘𝑡1/2
𝐥𝐧 𝟐 𝟎, 𝟔𝟗𝟑
𝒕𝟏/𝟐 = =
𝒌 𝒌

3. Reaksi Orde Dua


Dengan menggabungkan persamaan sebelumnya, maka diperoleh turunan
persamaan sebagai berikut:
𝑟=𝑟
𝑑[𝐴]
− = 𝑘[𝐴]𝑥
𝑑𝑡
−𝑑[𝐴] = 𝑘[𝐴]2 𝑑𝑥

Persamaan di ruas kiri diintegralkan terhadap [A]0 sampai [A], dan di ruas
kanan diintegralkan terhadap t = 0 sampai t = t
[𝐴] 𝑡

∫ −[𝐴]−2 𝑑[𝐴] = ∫ 𝑘 𝑑𝑡
[𝐴]0 0
[𝐴]
1
[− [𝐴]−1 ] = 𝑘[𝑡]𝑡0
−1 [𝐴]0

1 1
( − ) = 𝑘(𝑡 − 0)
[𝐴] [𝐴]0
𝟏 𝟏
− = 𝒌𝒕
[𝑨] [𝑨]𝟎
Satuan Laju Reaksi Orde Dua
1 1
− = 𝑘𝑡
[𝐴] [𝐴]0
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|153
M−1 = k (s)
k = M−1 s−1
Maka satuan konstanta laju reaksi orde dua adalah /Ms atau M −1 s−1 atau
mol−1 L s−1

Waktu Paruh Reaksi Orde Dua


Waktu paruh adalah waktu saat konsentrasi reaktan merupakan setengah
dari konsentrasi reaktan semula [A] = ½[A]0, maka diperoleh persamaan:
1 1
− = 𝑘𝑡
[𝐴] [𝐴]0
1 1
− = 𝑘𝑡1
1 [𝐴]0
[𝐴]0 2
2
2−1
= 𝑘𝑡1/2
[𝐴]0
𝟏
𝒕𝟏/𝟐 =
𝒌[𝑨]𝟎

Persamaan Arrhenius

Perubahan suhu dari sistem akan mempengaruhi konstanta laju reaksi.


Hubungan antara suhu dengan konstanta laju reaksi dinyatakan menurut
persamaan:
𝑬𝒂
𝒌 = 𝑨𝒆−𝑹𝑻
𝐸𝑎
ln 𝑘 = ln 𝐴 + ln 𝑒 −𝑅𝑇
𝐸𝑎
ln 𝑘 = ln 𝐴 −
𝑅𝑇
dimana A merupakan frekuensi tumbukan, Ea adalah energi aktivasi, R
merupakan konstanta gas (8,314 J/K.mol) dan T merupakan suhu dalam
Kelvin.

154| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Pada suhu yang diketahui (T1 dan T2), oleh karena frekuensi
tumbukan (A) yang diperlukan untuk menjalani suatu reaksi itu sama untuk
semua temperatur maka dapat diturunkan persamaan:
ln 𝐴 = ln 𝐴
𝐸𝑎 𝐸𝑎
ln 𝑘1 + = ln 𝑘2 +
𝑅𝑇1 𝑅𝑇2
𝐸𝑎 𝐸𝑎
ln 𝑘1 − ln 𝑘2 = −
𝑅𝑇2 𝑅𝑇1
𝒌𝟏 𝑬𝒂 𝟏 𝟏
𝐥𝐧 = ( − )
𝒌𝟐 𝑹 𝑻𝟐 𝑻𝟏

Contoh Soal
Contoh 1
Reaksi A + B → X mempunyai persamaan laju reaksi v = k[A]2[B].
a. Hitunglah orde reaksi!
b. Bila konsentrasi A dan B keduanya diperbesar dua kali semula, berapa kali
semulakah laju reaksi?
Jawab:
a. Orde reaksi = 2 + 1 = 3
b. v1 = k[A]2 . [B]
Jika [A]’ = 2[A] dan [B]’ = s[B] , maka
v2 = k x [2A]2 [2B]
= 8 k [A]2 [B]
= 8 v1 (delapan kali semula)

Contoh 2
Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal, relatif aman dan tidak
berbahaya. Kadar gas NO yang tinggi jika terhirup dapat menyebabkan gangguan
pada sistem saraf yang menyebabkan kejang-kejang. Namun demikian Reaksi
antara gas NO dengan gas hidrogen akan menghasilkan gas N2 yang tidak
berbahaya. Reaksinya adalah:
2H2(g) + 2NO(g) → N2(g) + 2H2O(g)
Laju reaksi = k [H2].[NO]2. Pada suhu tertentu, apa efek terhadap laju reaksi jika

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|155


konsentrasi H2 dilipatgandakan dan konsentrasi NO dikurang setengah?
A. Laju reaksi menjadi setengah.
B. Laju reaksi dua kali lipat.
C. Laju reaksi meningkat empat kali.
D. Laju reaksi meningkat delapan kali.
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat provinsi tahun 2018 nomor 1)

Jawab:
Misalkan:
[H2] = [NO] = x
Mula-mula
v = k.x.x2
= k.x3

Jika [H2] = 2x , [NO] = ½ x maka:


v = k.2x.( ½x)2
= ½ kx3
Laju reaksi menjadi ½ semula

Jawaban : A

Persamaan laju reaksi dapat ditentukan berdasarkan data percobaan.


Contoh Soal
Contoh 1
Dari percobaan terhadap reaksi :
2NO2(g) → 2NO(g) + O2(g)
Didapat data sebagai berikut:
Percobaan Konsentrasi NO2 Laju Pembentukan NO
(mol.L–1) mol.L–1s–1
1 0,1 x 10–2 2
2 0,3 x 10–2 18
3 0,6 x 10–2 72

156| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Tentukanlah:
a. Persamaan laju reaksi
b. Konstanta laju reaksi
Jawab:
a. Persamaan umum laju reaksinya adalah :
v = k [NO2]m
Perhatikanlah perbandingan konsentrasi dengan perbandingan laju masing-masing
percobaan, dalam hal ini bandingkan percobaan 2 dengan 1
m
𝑣2 𝑘 [𝑁𝑂2 ]2
=
𝑣1 𝑘 [𝑁𝑂2 ]1
𝑚
18 0,2 𝑥 10−2
= [ ]
2 0,1 𝑥 10−2
9 = (3)𝑚
(3)2 = (3)𝑚
𝑚=2
Jadi persamaan laju reaksinya adalah:
v = k [NO2]2

b. Untuk mencari nilai k, masukkan nilai salah satu data percobaan, misalnya
percobaan 1.
𝑣
𝑘=
[𝑁𝑂2 ]2
2 𝑚𝑜𝑙 𝐿−1 𝑠 −1
𝑘=
0,1 𝑥 10−2 𝑚𝑜𝑙 2
𝑘 = 2,0 𝑥 10−3 𝑚𝑜𝑙 −1 𝐿−1 𝑠 −1

Contoh 2
Hasil percobaan terhadap reaksi
2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g) diperoleh data sebagai berikut:
Konsentrasi (mol.L–1) Laju Pembentukan
Percobaan
NO Br2 NOBr (mol.L–1s–1)
1 0,10 0,10 12
2 0,10 0,20 24

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|157


3 0,10 0,30 36
4 0,20 0,10 48
5 0,30 0,10 108
Tentukan:
a. Persamaan laju reaksi
b. Konstanta laju reaksi
Jawab:
Bentuk umum persamaan laju:
r = k [NO]m.[Br2]n
a. Untuk memudahkan perhitungan mencari nilai m, gunakan dua data yang [Br2]
yang tetap. Maka dalam hal ini gunakan data percobaan 4 dan 5.
[𝑁𝑂]5 𝑚 108
[ ] =
[𝑁𝑂]4 48
0,3 𝑚 9
[ ] =
0,2 4
3𝑚 32
[ ] = [ ]
2 2
𝑚 =2
Untuk menentukan nilai n, gunakan percobaan 1 dan 2
[𝐵𝑟2 ]2 𝑛 24
=
[𝐵𝑟2 ]1 12
0,20 𝑛
[ ] = 2
0,10
2𝑛 = 21
𝑛 = 1
Jadi persamaan laju reaksinya adalah:
𝑣 = 𝑘 [𝑁𝑂]2 [𝐵𝑟2 ]
b. Berdasarkan data percobaan 1,
𝑣
𝑘= [𝑁𝑂]2 [𝐵𝑟2 ]

12 𝑚𝑜𝑙 𝐿−1 𝑠 −1
=
(0,10)2 (0,10) 𝑚𝑜𝑙2 𝐿−3
= 1,2 𝑥 10−2 𝐿−2 𝑚𝑜𝑙 −2 𝑠 −1

158| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh 3
Di stratosfer, lapisan ozon melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang
berlebihan. Namun akibat aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan alam.
Ozon di troposfer menjadi polutan udara yang berbahaya. Pada suhu tinggi,
molekul ozon dapat mengalami penguraian dengan persamaan reaksi:
2O3 (g) → 3O2 (g)
Reaksi itu terjadi melalui dua tahap mekanisme reaksi, yaitu:
Tahap 1 : O3 (g) ⇌ O2 (g) + O (g) cepat
Tahap 2 : O3 (g) + O (g) → 2O2 (g) lambat
Penurunan hukum laju yang sesuai dengan mekanisme tersebut adalah ....
(A) −Δ[O3]/Δt = k[O3]2
(B) −Δ[O3]/Δt = k[O3]/[O]2
(C) −Δ[O3]/Δt = k[O3]2/[O2]
(D) −Δ[O3]/Δt = k[O3]2/[O]3
(Soal KSM Kimia Terintegrasi Tahun 2018 Tingkat Kabupaten/ Kota, nomor 15)

Jawaban:
Laju reaksi hanya ditentukan oleh tahap lambat, dalam hal ini tahap 2.
Laju berkurangnya [O3] setiap satuan waktu dapat dinyatakan −Δ[O3]/Δt
= k[O3]2/[O2]

Detail pembahasan:
Pernyataan laju reaksi pada tahap lambat:
r = −Δ[O3]/Δt = −Δ[O]/Δt = +Δ[O2]/2Δt
Kesetimbangan pada tahap cepat berlaku
K = [O2][O]/[O3]
K[O3] = [O2][O]
[O] = K[O3]/[O2]

Pada tahap lambat berlaku:


r = k[O3][O]
r = k[O3] K[O3]/[O2]

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|159


r = k.K[O3] [O3]/[O2]
r = k.K[O3]2/[O2]

k = k.K dan r = −Δ[O3]/Δt = −Δ[O]/Δt = +Δ[O2]/2Δt


r = k.K[O3]2/[O2]
−Δ[𝑂3]/Δt = k[O3]2/[O2]

Jawaban : C

Contoh 4
Penggunaan bahan bakar fosil selain meningkatkan kadar gas CO 2, memicu
terjadinya polutan udara berupa senyawa oksida nitrogen yang berbahaya bagi
kesehatan. Dibanding dengan senyawa oksida nitrogen lain, dinitrogen pentaoksida
hanya sedikit terdapat di udara, karena mudah terurai menjadi dinitrogen
tetraoksida dan oksigen, menurut persamaan reaksi:
2N2O5 (g) → 2N2O4 (g) + O2 (g)
Berikut ini data hasil studi kinetik penguraian N 2O5 yang dilakukan pada suhu
tertentu:

Waktu (s) [N2O5] (M) ln [N2O5]

0,0 0,1000 - 2,303

50.0 0,0707 - 2,649

100,0 0,0500 - 2,996

200,0 0,0250 - 3,689

300,0 0,0125 - 4,382

400,0 0,00625 - 5,075

Jika diasumsikan penguraian N2O5 termasuk reaksi orde kesatu, maka nilai
konstanta laju reaksi (k) adalah …
(A) 0,0001875 s–1
(B) 0,00625 s–1

160| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


(C) 0,00693 s–1
(D) 0,03689 s–1
(Soal KSM Kimia Terintegrasi Tahun 2018 Tingkat Kabupaten/ Kota, nomor 23)

Jawaban:
Pada reaksi orde kesatu maka akan berlaku:
ln[N2O5] = –kt + ln[N2O5]0

Boleh menggunakan data yang manapun, misal data diambil pada waktu t = 50 s
ln[0,0707] = –k.50 + ln[0,1000]
ln[0,0707] = –k.50 + ln[0,1000]
–2,649 = –k.50 + (–2,303)
–2,649 = –k.50 – 2,303
k.50 = 0,346
k = 0,346 : 50
k = 0,00693 s–1

Jawaban: C

Konsep Kesetimbangan

Pada perubahan fisika dan kimia terdapat kesetimbangan dinamis.


Kesetimbangan dalam sistem reaksi fisika dan kimia disebut kesetimbangan
dinamis karena terjadi perubahan secara terus menerus.
Contoh kesetimbangan fisika yang mudah diamati adalah
o
kesetimbangan fasa antara air dan uap air pada suhu 25 C dan tekanan 1
atm sebagaimana gambar berikut.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|161


Kesetimbangan yang terjadi antara air dan uap air sebagaimana
gambar di atas dapat ditulis dengan persamaan reaksi berikut:
H2O(l) ⇌ H2O (g)
Akibat kesetimbangan tersebut, jumlah molekul air dan molekul uap air
dalam keadan setimbang dapat dikatakan konstan, tetapi kedua perubahan
tersebut berlangsung terus menerus.
Contoh berikutnya adalah kesetimbangan antara gas N2O4 dan NO2.
Gas NO2 adalah gas yang tidak berwarna sedangkan NO2 berwarna coklat
tua sehingga kesetimbangan ini mudah diamati. Kesetimbangan dapat
ditentuka jika tidak ada lagi perubahan warna pada campuran gas
sebagaimana persamaan reaksi berikut
N2O4(g) ⇌ 2NO2(g)

162| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Konstanta Kesetimbangan

Perhatikanlah data percobaan kesetimbangan antara N2O4 dan NO2


dengan berbagai macam variasi konsentrasi pada suhu 25oC

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa perbandingan [NO2]2/[N2O4]


adalah konstan dengan nilai konstanta kesetimbangan adalah 4,65 x 10–3
sebagaimana persamaan berikut:
[𝑁𝑂2 ]2
𝐾= = 4,63 𝑋 10−3
[𝑁2 𝑂4 ]
Di mana K adalah konstanta, sedangkan pangkat 2 untuk [NO2] merupakan
nilai koefisien dari molekul NO2.
Selanjutnya untuk persamaan reaksi umum berikut:
aA(g) + bB(g) ⇌ cC(g) + dD(g)
Konstanta kesetimbangannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
[𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑
𝐾𝑐 =
[𝐴]𝑎 [𝐵]𝑏
Persamaan umum untuk menentukan konstanta kesetimbangan di atas
disebut dengan hukum aksi masa. Selanjutnya hukum aksi massa dinyatakan
bahwa:
Perbandingan hasil kali konsentrasi produk dengan reaktan yang masing-
masing dipangkatkan dengan koefisiennya adalah bernilai konstan.

Adapun simbol K ditambahkan dengan c menjadi Kc di mana c


adalah singkatan dari concentration yang berarti konsentrasi.
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|163
Pada reaksi-reaksi yang berwujud gas sebagaimana contoh di atas
maka dapat dihitung konstanta berdasarkan tekanan parsialnya karena dalam
wadah yang sama, gas yang bereaksi tersebut memiliki volume, suhu dan
tekanan yang sama. Sehingga konstanta kesetimbangan berdasarkan tekanan
parsial dapat dirumuskan sebagai berikut:
(𝑃𝐶 )𝑐 (𝑃𝐷 )𝑑
𝐾𝑝 =
(𝑃𝐴 )𝑎 (𝑃𝐵 )𝑏
Contoh Soal
Contoh 1
Tentukan konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc ) di bawah ini:
a. 2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g)
b. 2NO2(g) ⇌ N2O4(g)
Jawaban:
Kc dari soal nomor 1 adalah:
[𝑆𝑂3 ]2
a. 𝐾𝑐 = [𝑆𝑂2]2 [𝑂2]

[𝑁2 𝑂4 ]
b. 𝐾𝑐 = [𝑁𝑂2 ]2

Contoh 2
Suatu percobaan menunjukkan bahwa 0,625 mol gas N 2O4 dalam ruang 5 L terurai
sebagian menjadi NO2. Setelah kesetimbangan tercapai didapat konsentrasi N 2O4
0,075M. Hitunglah Kc kesetimbangan ini!
Jawaban:
0,625 𝑚𝑜𝑙
[N2O4 ] mula-mula = = 0,125 𝑀
5𝐿

N2O4 (g) ⇌ 2NO2(g)

[N2O4] yang tinggal = 0,075M


[N2O4] yang terurai = (0,125 – 0,075) = 0,05 M
[NO2] yang terbentuk = 2 x 0,05 M = 0,1 M

[𝑁 𝑂4 ] 0,075
Kc = [𝑁𝑂2 2 = = 7,5
2] (0,100)2

164| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh 3
Pada suhu 25 oC, kesetimbangan pada soal nomor 2 mempunyai Kp = 7,04 x 10–2.
Pada saat kesetimbangan, tekanan parsial NO 2 15 kPa. Hitunglah tekanan parsial
N2O4!
Jawaban:
𝑃𝑁2 𝑂4
𝐾𝑝 =
𝑃2 𝑁𝑂2
𝑃𝑁2 𝑂4
7,04 𝑥 10−2 =
(15)2
𝑃𝑁2 𝑂4 = 7,04 𝑥 10−2 𝑥 152 𝑘𝑃𝑎 = 15,8 kPa

Kesetimbangan Heterogen

Berdasarkan kesamaan jenis fasa zat yang bereaksi makan


kesetimbangan terdiri dari 2 jenis yaitu kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen jika fasa zat yang
bereaksi sama sebagai mana contoh yang telah dibahas pada poin
sebelumnya.
Adapun kesetimbangan heterogen jika fasa zat yang mengalami reaksi
kesetimbangan tidak sama sehingga cara menentukan kontanta
kesetimbangannya pun berbeda. Contoh reaksi kesetimbangan heterogen
sebagai berikut:
CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)
Berdasarkan hukum kesetimbangan konstanta kesetimbangan untuk
sementara dapat ditulis:
[𝐶𝑎𝑂] [𝐶𝑂2 ]
𝐾𝑐 =
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ]
Pada reaksi kesetimbangan di atas, perubahan jumlah CaCO3 dan
CaO tidak akan mempengaruhi kesetimbangan, namun jika jumlah CO2
ditambah maka kesetimbangan akan bergeser ke arah CaCO3 supaya CO2
konstan kembali.
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|165
Oleh karena itu perbandingan zat padatan dianggap konstan sehingga
persamaan kesetimbangan menjadi:
𝐾𝑐 = [𝐶𝑂2 ]
Contoh Soal
Tentukan Kc dan Kp dari kesetimbangan :
a. 2NaHCO3(s) ⇌ Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g)
b. H2O(l) ⇌ H2O(g)
c. 5CO(g) + I2O5(s) ⇌ I2(g) + 5CO2(g)
Jawab:
a. Kc = [CO2] [H2O] dan Kp = P CO2 x P H2O
b. Kc = [H2O] dan Kp = P H 2 O
[𝐼2 ] [𝐶𝑂2 ]5 𝑃𝐼2 𝑥 𝑃5 𝐶𝑂2
c. Kc = [𝐶𝑂]5
dan Kp =
𝑃5 𝐶𝑂

Hubungan KP dengan KC

Nilai Kp dan Kc suatu kesetimbangan tidak selalu sama, tetapi saling


berhubungan. Jika diketahui persamaan sebagaimana persamaan reaksi
berikut:
aA(g) + bB(g) ⇌ cC(g) + dD(g)
Maka hubungan Kc dengan Kp dari persamaan reaksi di atas dapat ditulis:
Kp = Kc (R.T)Δn
Di mana:
R = 0,082 atmL mol-1K-1
Δn = (c+d) – (a+b)
Contoh Soal
Pada suhu 250 oC kesetimbangan PCl5 (g) ⇌ PCl3(g) + Cl2(g) mempunyai Kc =
4,07 x 10–2. Hitunglah Kp pada suhu ini!
Jawaban:
Berdasarkan data di atas Δn = 2 – 1 = 1
Kp = Kc (R.T)Δn
= 4,07 x 10-2 x (0,082 x 523)
= 1,75

166| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Pergeseran Kesetimbangan

Kesetimbangan dapat berubah bila mendapat pengaruh dari luar.


Perubahan itu menuju ke arah tercapainya kesetimbangan baru yang disebut
Pergeseran Kesetimbangan. Kondisi ini sebagaimana yang dinyatakan oleh
azaz Le Chatelier sebagai berikut:
Apabila suatu sistem kesetimbangan dinamis mendapat gangguan dari luar,
sistem akan bergeser sedemikian rupa sehingga pengaruh gangguan itu
sekecil mungkin, dan jika mungkin sistem setimbang kembali.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan


a. Perubahan Konsentrasi
• Jika salah satu konsentrasi zat ditambah, kesetimbangan bergeser
dari arah yang ditambah.
• Jika salah satu konsentrasi zat dikurangi, kesetimbangan bergeser ke
arah yang dikurangi itu.
b. Perubahan Suhu
Perubahan suhu berkaitan dengan reaksi eksoterm dan endoterm.
• Jika suhu dinaikkan, berarti menjadikan sistem menyerap energi,
sehingga reaksi bergeser ke arah endoterm.
• Jika suhu diturunkan, berarti menjadikan sistem melepas energi,
sehingga reaksi bergeser ke arah eksoterm.
c. Perubahan Tekanan dan Volume
Perubahan tekanan dan volume hanya mempengaruhi kesetimbangan
reaksi dengan fase gas. Tekanan gas berbanding terbalik dengan
volumenya.
• Jika tekanan ditingkatkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah
volume yang lebih kecil
• Jika tekanan diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah
volume yang lebih besar

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|167


d. Pengaruh Katalis
Katalis tidak akan mempengaruhi pergeseran kesetimbangan, namun
dengan penambahan katalis dapat mempercepat tercapainya
kesetimbangan.

Contoh Soal
Contoh 1
Diketahui persamaan reaksi pembentukan amonia sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g) ΔH = –92,22 kJ
Tentukan arah pergeseran kesetimbangan jika:
a. Konsentrasi N2 ditambah
b. Suhu dinaikkan
c. Tekanan ditingkatkan
Jawaban:
a. Jika konsentrasi N2 ditambah maka kesetimbangan bergeser ke kanan,
konsentrasi NH3 bertambah.
b. Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, konsentrasi NH3
berkurang.
c. Jika tekanan ditingkatkan maka kesetimbangan bergeser kanan, konsentrasi NH3
bertambah

Contoh 2
Asam sianida bersifat racun terhadap tubuh manusia. Campuran asam sianida
dengan basa konjugatnya dengan konsentrasi sama mengalami kesetimbangan
reaksi:
HCN(aq) + H2O(l) ⇌ CN−(aq) + H3O+(aq)
Apabila ditambahkan setetes larutan asam klorida, maka ....
A. Ion H3O+ dari larutan HCl bereaksi dengan CN−, reaksi bergeser ke arah reaktan,
sehingga; [HCN] turun, [CN−] bertambah untuk mengimbangi kelebihan ion
H3 O+
B. Ion H3O+ dari larutan HCl bereaksi dengan CN−, reaksi bergeser ke arah reaktan
; [HCN] bertambah, [CN−] turun, sedangkan ion H3O+ tetap

168| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


C. Ion H3O+ dari larutan HCl bereaksi dengan CN −, reaksi bergeser ke arah produk
sehingga; [HCN] < [CN−]
D. Penambahan ion H3O+ dari larutan HCl tidak mengubah pH larutan, karena
[HCN] = [CN−]
(Soal KSM kimia terintegrasi tingkat provinsi tahun 2018 nomor 16)
Jawaban:
Dalam sistem kesetimbangan terdapat spesi: HCN, H2O, CN−, H3O+. Bila
ditambahkan sedikit HCl maka akan terjadi reaksi antara HCl(aq) dengan basa
konjugat (CN−). Dalam larutan HCl yang dapat bereaksi adalah spesi H+ atau H3O+.
Reaksinya: H3O+(aq) + CN–(aq) ⇌ HCN(aq) + H2O(l)
Dari reaksi ini tampak bahwa [CN −] berkurang karena berubah menjadi HCN,
dengan kata lain [HCN] bertambah. Karena H3O+ yang bereaksi dengan CN– berasal
dari larutan HCl maka ion H3O+ pada sistem kesetimbangan sebelumnya tidak
berubah. Secara keseluruhan maka reaksi bergeser ke arah kiri atau ke arah reaktan

Jawaban : B

Contoh 3
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas berbahaya hasil pembakaran yang tidak
sempurna dari mesin kendaraan yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Dalam
kondisi tertentu gas CO dapat bereaksi dengan H2O menjadi gas CO2 yang tidak
berbahaya. Apabila 2L kontainer berisi campuran 6 mol CO(g) dan 6 mol H2O(l).
Pada saat kesetimbangan [CO2] = 2,4 M. Nilai Kc dan arah pergeseran
kesetimbangan adalah …
A. Kc 0,063 dengan semakin banyak gas CO 2 yang terbentuk.
B. Kc 0,25 dengan semakin banyak gas CO2 yang terbentuk.
C. Kc 4 dengan semakin banyak gas CO2 yang terbentuk.
D. Kc 16 dengan semakin banyak gas CO 2 yang terbentuk.
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat provinsi tahun 2018 nomor 10)
Jawaban:
Reaksi CO + H2 O ⇌ CO2 + H2
Mula-mula 6 mol 6 mol

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|169


Bereaksi –4,8 mol –4,8 mol +4,8 mol +4,8 mol
Setimbang 1,2 mol 1,2 mol 2,4M.2L 4,8 mol
= 4,8
mol

[𝐶𝑂 ][𝐻2 ]
2
Kc = [𝐶𝑂][𝐻
2 𝑂]

(4,8).(4,8)
=
(1,2)(1,2)

= 16
Jawaban : D

b. Integrasi dengan PAI dan Bahasa


1) Integrasi PAI

Keseimbangan merupakan ketentuan hukum Allah SWT yang


terdapat pada semua unsur makhluk-Nya, baik alam semesta dengan benda-
benda langit yang beraneka, manusia, hewan, tumbuhan, molekul, zat,
energi dan sebagainya. Salah satunya dalam lingkup realitas makrokosmos
adalah kesetimbangan kimia. Berkenaan dengan persoalan keseimbangan
ini, Allah Swt. telah memberikan ketentuan nya dengan jelas dalam QS. Ar-
Rahman ayat 7-9:

Artinya:
”7. dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan).
8. supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.

170| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


9. dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu
mengurangi neraca itu.”

Pada ayat lainnya Allah berfirman dalam surat Al Mulk ayat 3:

Artinya: “yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-


kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu
yang tidak seimbang?”
Maka menjadi jelaslah bahwa dalam tingkatan proses apapun, baik yang
empiris maupun yang tidak teramati, yang makro maupun mikro, Allah Swt.
telah memulainya dengan ukuran yang seimbang.

2) Istilah-istilah

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab


Laju reaksi Reaction rate َ َُ ْ ُ
ُ ‫الت َف‬
‫اع ِل‬ ‫ُسعة‬
َ
Konsentrasi Concentration
‫ت ْر ِك ْ زت‬
Hukum laju reaksi Reaction rate law َّ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ
ُ ‫الت َف‬
‫اع ِل‬ ‫قانون ُسع ِة‬
Konstanta laju reaksi Rate constant ُ َ َّ َ ْ ُ ُ َ
‫ث ِابت ُسع ِة التفاع ِل‬
katalis catalysts ُ َ َ ُ
‫الحفازات‬
Kesetimbangan equilibrium
‫توازن‬/‫اتزان‬
Konstanta equilibrium constant
kesetimbangan ‫توازن ثابت‬
Tekanan parsial partial pressure
‫الضغط الجزئ‬
Kesetimbangan homogeneous
homogen equilibrium ‫التوازن المتناجس‬
Kesetimbangan heterogeneous
heterogen equilibrium ‫التوازن غت المتناجس‬
Reversibel reversible
‫انعكاس‬
Pergeseran equilibrium shift
kesetimbangan ‫تغيت التوازن‬
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|171
c. Latihan

1. Nitrogen merupakan gas inert terbanyak disediakan Allah SWT di


Atmosfir kita karena keluasan manfaatnya. Nitrogen dapat dibuat
menjadi amonia untuk beragam kebutuhan industri. Reaksi pembuatan
amonia dari unsur-unsurnya membentuk kesetimbangan dan konsentrasi
masing-masing zat pada keadaan setimbang adalah:
[N2] = 0,4 M; [H2] = 1,2 M; [NH3] = 0,2 M
Jika pada kesetimbangan itu ditambahkan gas N 2 sebanyak 1,00 M dan
tercapai kesetimbangan yang baru, bagaimana komposisi (molaritas)
masing-masing gas [N2] : [H2] : [NH3] dalam perbandingan bilangan
bulat?
A. 4 : 1 : 2
B. 5 : 2 : 1
C. 13 : 10 : 5
D. 27 : 21 : 15

2. Penggunaan bahan bakar fosil selain meningkatkan kadar gas CO2,


memicu terjadinya polutan udara berupa senyawa oksida nitrogen yang
berbahaya bagi kesehatan. Dibanding dengan senyawa oksida nitrogen
lain, dinitrogen pentaoksida hanya sedikit terdapat di udara, karena
mudah terurai menjadi dinitrogen tetraoksida dan oksigen, menurut
persamaan reaksi: 2 N2O5 (g) ⇌ 2 N2O4 (g) + O2 (g)
Berikut ini data hasil studi kinetik penguraian N 2O5 yang dilakukan
pada suhu tertentu:

172| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Jika diasumsikan penguraian N2O5 termasuk reaksi orde kesatu, maka
nilai konstanta laju reaksi adalah …
(A) 0,0001875 s–1
(B) 0,00625 s–1
(C) 0,00693 s–1
(D) 0,03689 s–1

3. Rasullullah mengajarkan pentingnya memelihara kesehatan dengan rajin


menggosok gigi dan minum susu setiap hari. Kini untuk mencegah
kerusakan gigi digunakan pasta gigi mengandung ion fluoride. Selain itu
dianjurkan mengurangi makanan terlalu asam atau manis. Email gigi
mengandung senyawa Apatit, Ca5(PO4)3OH yang sukar larut.
Kesetimbangan reaksi apatit dalam air sebagai berikut:
Ca5(PO4)3OH (s) ⇌ 5 Ca2+ (aq) + 3PO43– (aq) + OH– (aq)
Dari pernyataan berikut ini:
1) Susu mengandung Ca2+ yang mendorong terjadinya reaksi menuju
reaktan

2) Asam menetralisir sifat basa apatit yang menjadikannya mudah larut


3) Asam bereaksi dengan ion hidroksi, kesetimbangan menuju
penguraian apatit
4) Ion fluoride bereaksi dengan apatit, sehingga sukar larut dalam asam
Pernyataan yang tepat untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah ....
(A) 1, 3 dan 4
(B) 1, 2 dan 4
(C) 1, 2 dan 3
(D) semua benar

4. Seseorang yang mengalami kecemasan berlebihan dapat mengakibatkan


hiperventilasi. Karena itulah, Rasullullah mengajarkan mengatasi
gangguan emosional dengan berdzikir sambil bernafas secara teratur,

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|173


agar pengeluaran CO2 dari darah melalui proses metabolisma kembali
normal. Dalam darah terdapat kesetimbangan reaksi:
CO2 (g) + H2O (l) ⇌ H2CO3 (aq) …(R-1)
H2CO3(aq) + H2O(l) ⇌ HCO3– (aq)+H3O+ (aq) …(R-2)
Pernyataan yang tepat tentang pengaruh hiperventilasi terhadap
kesetimbangan reaksi R-1 dan R-2 adalah ….
A. R-1 begeser ke arah pembentukan reaktan, R- 2 ke arah
pembentukan produk, sehingga pH darah naik
B. R-1 bergeser ke arah pembentukan reaktan, R-2 ke arah
pembentukan produk, sehingga pH darah turun
C. R-1 dan R-2 bergeser ke arah pembentukan reaktan, sehingga pH
darah naik
D. R-1 dan R-2 bergeser ke arah pembentukan produk, sehingga pH
darah turun

5. Data laju awal pada 25oC untuk reaksi : NH4+ (aq) + NO2– - (aq) → N2
(g) + 2H2O (l) adalah sebagai berikut:

Dari data tersebut, prediksi laju reaksi awal ketika [NH 4+] awal = 0,39
M dan [NO2] awal = 0,052 M?
A. 1,0 x 10–5
B. 3,0 x 10–6
C. 6,1 x 10–6
D. 9,1 x 10−6

174| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


6. Larutan
a. Uraian Materi

Asam dan Basa

Asam dan basa awalnya didefinisikan secara organoleptis yaitu


asam adalah zat yang rasanya masam sedangkan basa adalah zat yang
rasanya pahit. Zat yang biasa ditentukan sifat asam-basanya dengan
cara seperti itu adalah zat yang erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari seperti rasa jeruk, rasa sabun, dan sebagainya. Namun
tidak semua zat kimia dapat ditentukan dengan cara seperti itu karena
akan sangat berbahaya.

Indikator Asam dan Basa


Dalam perkembangannya, untuk menentukan suatu zat asam
atau basa digunakan indikator (zat penunjuk) yang dapat memberikan
warna berbeda pada larutan asam dan basa. Salah satu indikator asam-
basa yang umum digunakan adalah kertas lakmus merah dan biru.
Larutan asam akan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah dan
larutan basa akan mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Sedangkan larutan yang bersifat netral tidak akan menyebabkan
perubahan warna kertas lakmus merah maupun biru.
Selain kertas lakmus merah dan biru, terdapat larutan indikator
asam-basa perubahan warnanya ditentukan oleh keasaman (pH)
larutan. Indikator seperti ini dapat digunakan untuk memprediksi
harga derajat keasaman (pH) suatu larutan karena mengalami
perubahan warna pada rentang pH tertentu.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|175


Sumber: Brown et al, 2012

Perkembangan Konsep Asam dan Basa

a. Asam-Basa Menurut Arrhenius


Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika dilarutkan
dalam air akan terdisosiasi menjadi ion hidrogen (H+) dan
anionnya, sementara basa didefinisikan sebagai zat yang
terdisosiasi menjadi ion hidroksida (OH−) dan kationnya jika
dilarutkan ke dalam air.
Nama Asam Rumus Reaksi Ionisasi dalam Air Valensi
Asam Asam
Asam klorida HCl HCl (aq) → H+ (aq) + Cl– (aq) 1
Asam asetat CH3COOH CH3COOH (aq) ⇌ H+ (aq) + 1

176| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


CH3COO– (aq)
Asam sulfat H2SO4 H2SO4 (aq) → 2H+ (aq) + SO42– (aq) 2
Asam H2CO3 H2CO3 (aq) ⇌ 2H+ (aq) + CO32– (aq) 2
karbonat
Asam fosfat H3PO4 H3PO4 (aq) → 3H+ (aq) + PO43– (aq) 3

Nama Basa Rumus Reaksi Ionisasi dalam Air Valensi


Basa Basa
Kalium hidroksida KOH KOH (aq) → K+ (aq) + OH– (aq) 1
Amonium NH4OH NH4OH (aq) ⇌ NH4+ (aq) + OH– 1
hidroksida (aq)
Barium hidroksida Ba(OH)2 Ba(OH)2 (aq) → Ba2+ (aq) + 2
2OH– (aq)
Seng hidroksida Zn(OH)2 Zn(OH)2 (aq) ⇌ Zn2+ (aq) + 2
2OH– (aq)
Besi (III) Fe(OH)3 Fe(OH)3 (aq) → Fe3+ (aq) + 3
hidroksida 3OH– (aq)

b. Asam-Basa Menurut Brosted-Lowry


Pengamatan lebih jauh terhadap asam dan basa
menunjukkan bahwa konsep asam-basa bukan hanya yang terlarut
dalam air sebagaimana yang dikemukakan Arrhenius. Pada tahun
1923, Johannes Nicolaus Bronsted di Denmark dan Thomas
Martin Lowry di Inggris memperkenalkan bahwa sifat asam dan
basa dapat dinyatakan dengan pemberian dan penerimaan ion
hidrogen (proton). Bronsted-Lowry mendefinisikan bahwa asam
adalah zat yang bila bereaksi menyumbangkan (donating) proton.
Sedangkan basa adalah zat yang mampu menerima (accepting)
proton dalam reaksinya.
Berdasarkan definisi ini, kita dapat menganalisis reaksi
antara larutan asam asetat dengan air

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|177


Sumber: Brown et al, 2012
CH3COOH mendonorkan proton ke H2O, maka menurut
Bronsted-Lowry CH3COOH merupakan asam dan H 2O
merupakan basa yang menerima proton.
Pada teori asam-basa Bronsted-Lowry pelarut mempunyai
peranan yang penting dalam menentukan sifat larutan. Pelarut
dapat menjadi zat yang dapat menerima maupun menyumbangkan
proton tersebut. Sebelumnya pada reaksi asam asetat dengan air,
H2O sebagai basa. Tetapi, hal berbeda terjadi jika yang dilarutkan
dalam air adalah NH3. Pada pelarutan amonia, H2O akan bertindak
sebagai donor proton (asam), sedangkan NH3 bertindak sebagai
penerima proton (basa).

Sumber: Brown et al, 2012


Air yang dalam reaksinya dapat bertindak sebagai asam dan basa
tergantung pada zat pelarut, disebut pelarut amfiprotik
(amphiprotik solvents).
Perhatikan kembali pelarutan asam asetat di atas. Pada
pelarutan asam asetat tersebut, CH3COOH bertindak sebagai
pemberi proton (asam), sedangkan H2O sebagai penerima proton

178| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


(basa). Asam CH3COOH yang menyumbangkan proton dalam
reaksinya akan berubah menjadi CH3COO− yang mampu
menerima proton (basa) untuk membentuk kembali asam semula.
Dengan cara sama, H2O sebagai basa yang menerima proton
dalam reaksinya, akan berubah menjadi H3O+ yang mampu
menyumbangkan proton (asam).
Asam CH3COOH dan basa CH3COO−, oleh Bronsted-
Lowry dinyatakan sebagai pasangan konjugat (conjugate pairs).
Basa H2O dan asam H3O+ juga merupakan pasangan konjugat.
Jadi tiap asam Bronsted-Lowry mempunyai suatu basa konjugat,
demikian pula dengan basa mempunyai suatu asam konjugat.
Sedangkan pada pelarutan amonia, H2O akan bertindak sebagai
donor proton (asam), sedangkan NH3 bertindak sebagai penerima
proton (basa). NH4+ merupakan asam konjugat dari NH3,
Sementara OH− merupakan basa konjugat dari H2O.
Jika suatu asam itu kuat, maka basa konjugatnya lemah. Bila
asam lemah atau sangat lemah, basa konjugatnya akan
mempunyai kekuatan yang sedang atau kuat, tergantung afinitas
basa konjugat terhadap H+. Jadi, semakin kuat asam atau basanya,
maka semakin lemah basa atau asam konjugatnya.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|179


Sumber: Ebbing dan Gammon, 2009
Garam, seperti NH4Cl, KCN, dan Na2CO3 dan lain-lainnya
yang merupakan senyawa yang tidak mempunyai ion H+ (proton)
dapat dijelaskan sifatnya (asam, basa, atau netral) dengan konsep
asam-basa Bronsted-Lowry ini. Sebagai contoh adalah Na2CO3.
Garam ini dalam larutannya akan terion:
Na2CO3(aq) → 2Na+(aq) + CO32− (aq)
Ion CO32− mengalami reaksi hidrolisis, menerima proton dari H2O
sehingga CO32− bertindak sebagai basa dan H2O bertindak sebagai

180| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


pemberi proton (asam). CO32− dengan HCO3− merupakan
pasangan konjugasi, demikian juga H2O dengan OH− merupakan
pasangan konjugasi.
CO32− (aq) + H2O (l) ⇌ HCO3− (aq) + OH− (aq)

c. Asam-Basa Menurut Lewis


Konsep serah terima proton (H+) yang disampaikan
Bronsted-Lowry tidak berlaku pada reaksi yang menunjukkan
tanda-tanda reaksi asam basa tetapi di dalamnya tidak berlangsung
serah terima proton. Misalnya, reaksi Na2O dengan SO3 menjadi
Na2SO4 dapat terjadi tanpa adanya air:
Na2O(s) + SO3(g) → Na2SO4(s)
Reaksi di atas dapat digambarkan menggunakan struktur Lewis
sebagai berikut:

Sumber: Sutardi dkk, 2021


Pada reaksi tersebut, ion O2− memberikan sepasang elektron untuk
berikatan kovalen dengan SO3 membentuk SO42−. Menurut Lewis,
O2− merupakan basa dan SO3 merupakan asam. Jadi, asam
merupakan zat yang dapat menerima sepasang elektron dan basa
adalah zat yang dapat memberikan sepasang elektron pada sebuah
pembentukan ikatan kovalen.

Penentuan pH Asam dan Basa

Air merupakan pelarut amfiprotik. Pelarut amfiprotik dapat


melangsungkan reaksi asam-basa dengan dirinya sendiri.
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|181
Semua pelarut amfiprotik melangsungkan disosiasi sendiri atau
dikenal dengan reaksi autoprotolisis (autoprotolysis). Tetapan
kesetimbangan reaksi asam-basa untuk reaksi autoprotolisis air
adalah:

Konstanta kesetimbangan air (water) biasanya dilambangkan sebagai


Kw. Jadi,
Kw = [H3O+][OH−]

Pada temperatur 25 oC, harga Kw ini sangat kecil, yaitu 1 x


10−14. Agar nilai tersebut menjadi lebih besar dilakukan operasi
matematika dengan notasi p (potenz) yang secara matematis operator
p = –log, sehingga:
–log Kw = –log [H3O+] + (–log [OH−])
pKw = pH + pOH
14 = pH + pOH
pH = 14 – pOH

Dari reaksi autoprotolisis air dapat diketahui bahwa konsentrasi


ion hidronium dan ion hidroksida dalam air murni adalah sama.
Persamaan Kw tersebut di atas dapat ditulis:
Kw = [H3O+]2
[H3O+] = √1 × 10−14 = 10−7 M
pH = −log [H3O+] = −log 10−7 = 7

182| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Dengan cara sama dapat diketahui pOH air murni akan sebesar 7,00
juga.

Dari persamaan Kw = [H3O+][OH−] diketahui bahwa apabila ke


dalam air ditambahkan senyawa asam maka konsentrasi ion H3O+
akan bertambah sementara ion OH− berkurang. Demikian pula
sebaliknya, jika ke dalam air ditambahkan senyawa basa maka
konsentrasi ion OH− bertambah dan ion H3O+ berkurang. Konsentrasi
ion H3O+ dalam larutan inilah yang mempengaruhi tingkat keasaman
suatu larutan yang dinyatakan dengan pH = –log [H3O+].
pH = 7 berarti larutan tersebut netral ([H3O+] = [OH−])
pH < 7 berarti larutan tersebut bersifat asam ([H3O+] > [OH−])
pH > 7 berarti larutan tersebut bersifat basa ([OH−] > [H3O+])
Jika konsentrasi H3O+ dalam larutan diketahui, maka konsentrasi OH−
dapat dicari, dan demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan derajat disosiasinya, asam dan basa


diklasifikasikan menjadi asam-basa kuat dan asam-basa lemah. Asam
dan basa kuat adalah asam dan basa yang bila dilarutkan dalam air
akan terdisosiasi 100% (terdisosiasi sempurna) dalam larutan encer.
Asam dan basa lemah adalah asam dan basa yang bila dilarutkan
dalam air akan terdisosiasi kurang dari 100% (terdisosisi sebagian).
Asam Kuat Basa Kuat
HClO4 LiOH
H2SO4 NaOH
HI KOH
HBr Ca(OH)2
HCl Sr(OH)2
HNO3 Ba(OH)2

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|183


Disosiasi Asam dan Basa Kuat

Asam kuat seperti HCl, terdisosiasi sempurna dalam air.


100%
HCl + H2O → H3O+ + Cl−
Tetapan kesetimbangannya adalah:
[H3 O+][Cl− ]
K=
[HCl]
Karena reaksi disosiasi HCl berjalan sempurna, maka di dalam larutan
tidak ada HCl, sehingga harga tetapan kesetimbangan asam itu
berharga tak berhingga.
[H3 O+][Cl−] [H3 O+][Cl−]
K= = =~
[HCl] 0
Artinya, seluruh HCl akan berubah menjadi ion H3O+ dan Cl−,
sehingga secara umum asam kuat bila dilarutkan dalam air akan
terdisosiasi sebagai berikut:
HnA (aq) → nH3O+(aq) + An−(aq)
Dari koefisien reaksinya, kita dapat menyimpulkan bahwa:
[H3O+] = n [HnA]
pH = –log [H3O+]

Demikian pula jika basa kuat dilarutkan dalam air akan


terdisosiasi sempurna. Misalkan basa L(OH)n dilarutkan dalam air,
disosiasi yang terjadi:
L(OH)n (aq) → Ln+(aq) + nOH− (aq)
[OH−] = n [L(OH)n]
pOH = –log [OH−]
pH = 14 – pOH

184| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Disosiasi Asam dan Basa Lemah (Monoprotik)

Asam dan basa lemah dalam larutannya hanya terdisosiasi


sebagian sehingga reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan.
Misalnya, disosiasi asam lemah HA dalam air adalah:
HA(aq) ⇌ H3O+(aq) + A− (aq)
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini disebut tetapan disosiasi
asam atau tetapan keasaman, Ka.
[H3 O+ ][A−]
Ka =
[HA]
Dalam keadaan setimbang, [H3O+] = [A−] sehingga:

[H3 O+ ][H3 O+ ]
Ka =
[HA]
H3O+]2 = Ka [HA]
[H3O+] = √𝐊 𝐚 × [𝐇𝐀]
pH = –log [H3O+]

Dengan cara sama, untuk reaksi disosiasi basa lemah,


BOH(aq) → B+(aq) + OH– (aq)
[B +][OH − ]
Kb =
[BOH]
Dalam keadaan setimbang, [B+] = [OH−] sehingga:

[OH−]2 = Kb [BOH]
[OH−] = √𝐊 𝐛 × [𝐁𝐎𝐇]
pOH = –log [OH−]
pH = 14 – pOH

Larutan yang bersifat asam pada dasarnya masih mempunyai


sifat basa, hanya saja basa sangat kecil dibandingkan dengan sifat
asamnya, demikian juga sebaliknya, larutan yang bersifat basa masih
memiliki sifat asam. Artinya, di dalam larutan yang mengandung ion
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|185
H3O+ di dalamnya terdapat pula ion OH− dan sifat larutannya akan
ditentukan oleh konsentrasi ion yang lebih besar. Dengan demikian
dapat dikatkan pula bahwa larutan yang mempunyai harga Kb tertentu
akan ada pula harga Ka.
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, keasaman
(acidity) dan kebasaan (basicity) dalam sistem asam-basa Bronsted-
Lowry berlaku bahwa makin kuat asamnya, makin lemah basa
konjugatnya dan sebaliknya. Oleh karena kuat lemahnya asam dan
basa ditentukan oleh Ka dan Kb maka perlu diketahui hubungan
kuantitatif antara Ka dengan Kb dalam sistem asam-basa Bronsted –
Lowry. Untuk itu perhatikan reaksi asam-basa berikut.

+ +
[NH3 ][H3 O+ ]
NH4 (aq) + H2O (l) ⇌ NH3 (aq) + H3O (aq) K a =
[NH4 +]
[NH4 + ][OH−]
NH3 (aq) + H2O (l) ⇌ NH4+ (aq) + OH− (aq) Kb =
[NH3 ]
Dengan mengalikan kedua tetapan disosiasi itu, maka diperoleh:
Ka x Kb = [H3O+][OH−] atau Ka x Kb = KW
Hubungan itu hanya berlaku untuk pasangan asam-basa konjugat di
dalam larutan air.

Asam Poliprotik dan Basa Poliekivalen

Asam yang dapat menghasilkan lebih dari satu proton disebut


asam poliprotik (polyprotic acid) dan basa yang dapat menerima lebih
dari satu proton disebut basa poliekivalen (polyequivalent bases).
Disosiasi senyawa seperti ini berlangsung beberapa tahap. Misalnya
disosiasi asam triprotik, H3PO4.

+ –
[H3 O+ ][H2 PO4 − ]
H3PO4 (aq) + H2O (l) ⇌ H3O (aq) + H2PO4 (aq) K a1 =
[H3 PO4 ]

186| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


– + 2–
[H3 O+ ][HPO4 2−]
H2PO4 (aq) + H2O (l) ⇌ H3O (aq) + HPO4 (aq) K a2 =
[H2 PO4 −]

2– + 3–
[H3 O+][PO4 3− ]
HPO4 (aq) + H2O (l) ⇌ H3O (aq) + PO4 (aq) K a3 =
[HPO4 − ]

Disosiasi bertahap basa diekivalen, misalnya disosiasi CO32−


adalah:
[HCO3 −][OH −]
– –
CO3 (aq) + H2O (l) ⇌ HCO3 (aq) + OH (aq) K b1 =
2–
[CO3 2−]
[CO3 2−][OH−]
HCO3– + H2O (l) ⇌ CO32– (aq) + OH− (aq) K b2 =
[HCO3 −]
Pada tiap tahap disosiasi, harga tetapan disosiasi selalu menurun. Jadi,
Ka1 > Ka2 > Ka3. Hal ini karena setelah terbentuknya anion, proton
yang akan lepas dari anion tersebut akan mendapat gaya tarik
elektrostatis, sehingga sulit terlepas. Akibatnya konsentrasi ion-ion
yang dihasilkan sedikit dan Ka akan kecil.

Asam poliprotik dan basa poliekivalen yang mempunyai


beberapa harga Ka dan beberapa harga Kb, tidak sembarang harga Ka
atau Kb dari asam atau basa itu dapat digunakan dalam hubungan, Ka
x Kb = Kw sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya. Misalnya
akan ditentukan harga Kb untuk PO43− Reaksi disosiasi dari basa,
PO43− adalah:
PO43– (aq) + H2O (l) ⇌ HPO42– (aq) + OH− (aq)
Oleh karena basa PO43−dalam reaksi itu menerima proton yang
pertama, maka tetapan disosiasinya dinyatakan dengan Kb1. Asam
konjugat dari basa, PO43− adalah HPO42−. HPO42− ini dalam
disosiasinya akan memberikan protonnya yang ketiga,
HPO42– (aq) + H2O (l) ⇌ PO43– (aq) + H3O+ (aq)

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|187


Jadi tetapan disosiasinya dinyatakan dengan Ka 3. Jadi dengan
demikian hubungan antara Kb dengan Ka untuk ion PO43− itu adalah,
Ka3 x Kb1 = Kw.

Larutan Penyangga

Larutan penyangga (bufer) merupakan suatu campuran asam


lemah atau basa lemah dengan pasangan konjugatnya masing-masing.
Larutan penyangga mempunyai kemampuan mempertahankan pH
walaupun larutan diencerkan atau ditambahkan sedikit asam atau
basa. Jika 1,00 mL larutan HCl 0,10 M dimasukkan dalam 1,00 L air
murni, maka akan merubah pH dari 7,00 menjadi 4,00 (perubahan pH
sekitar 3). Tetapi jika HCl yang sama dimasukkan dalam 1,0 L larutan
penyangga yang mengandung CH3COOH 0,10 M dan CH3COONa
0,10 M maka perubahan pH hanya berkisar 0,01.
Bagaimana larutan penyangga dapat mempertahankan pH
larutannya agar relatif tetap? Misalnya, pada larutan penyangga yang
di dalamnya mengandung asam asetat, CH3COOH dan basa
konjugatnya, CH3COO−. Ketika ke dalam larutan tersebut
ditambahkan asam, maka ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi
dengan ion CH3COO− membentuk CH3COOH. Sebaliknya, apabila ke
dalam larutan ditambahkan basa (OH−) maka ion OH− tersebut akan
bereaksi dengan asam asetat, CH3COOH membentuk CH3COO−.

Pembuatan Larutan Penyangga

Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan asam


atau basa lemah dengan pasangan konjugatnya. Untuk pasangan
konjugat yang sulit diperoleh atau sangat sulit untuk ditimbang, maka
larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah

188| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


berlebih dengan basa kuat yang sesuai atau basa lemah berlebih
dengan asam kuat yang sesuai.
a. Pembuatan Larutan Penyangga Asam
Larutan penyangga asam mengandung komponen asam lemah dan
basa konjugatnya. Larutan penyangga asam ini dapat dibuat
dengan cara:
1) Mencampurkan asam lemah dengan garamnya yang berasal
dari basa kuat. Misalnya, mencampurkan larutan CH3COOH
dengan Larutan CH3COONa maka akan terbentuk larutan
penyangga asam dengan komponen penyangganya adalah
CH3COOH dan CH3COO−.
2) Mereaksikan asam lemah dengan basa kuat dimana asam
lemah dibuat berlebih. Sisa asam lemah akan bercampur
dengan basa konjugatnya dari garam yang terbentuk sehingga
menghasilkan larutan penyangga asam. Misalnya: 100 mL
CH3COOH 0,10 M + 50 mL NaOH 0,10 M. Maka akan terjadi
reaksi:
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) ⇌ CH3COONa (aq) + H2O (l)
Mula-mula 10 mmol 5 mmol
Bereaksi 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa 5 mol – 5 mmol 5 mmol
Terbentuk larutan penyangga asam

b. Pembuatan Larutan Penyangga Basa


Larutan penyangga basa mengandung komponen basa lemah dan
asam konjugatnya. Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan
cara:
1) Mencampurkan basa lemah dengan garamnya yang berasal
dari asam kuat. Misalnya, mencampurkan larutan NH4OH
dengan Larutan NH4Cl maka akan menghasilkan larutan

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|189


penyangga basa dengan komponen penyangganya adalah
NH4OH dan NH4+.
2) Mereaksikan basa lemah dengan asam kuat di mana basa
lemah dibuat berlebih. Sisa basa lemah tersebut akan
bercampur dengan asam konjugatnya dari garam yang
terbentuk menghasilkan penyangga basa. Misalnya: 100 mL
NH4OH 0,10 M + 50 mL HCl 0,10 M. Maka akan terjadi
reaksi:
NH4OH (aq) + HCl (aq) ⇌ NH4Cl (aq) + H2O (l)
Mula-mula 10 mmol 5 mmol
Bereaksi 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa 5 mol – 5 mmol 5 mmol
Terbentuk larutan penyangga basa

pH Larutan Penyangga

pH larutan penyangga dapat ditentukan melalui persamaan


Henderson – Hasselbaich. Untuk menurunkan persamaan ini,
asumsikan reaksi ionisasi suatu asam lemah (HA) membentuk
garamnya (A–):
HA + H2O ⇌ H3O+ + A−
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini disebut tetapan disosiasi
asam atau tetapan keasaman, Ka.
[H3 O+][A− ] [A− ]
Ka = ; K a = [H3 O+ ] ×
[HA] [HA]
Jika dikalikan dengan negatif logaritma, maka diperoleh:
[A− ]
− log K a = − log[H3 O+ ] − log
[HA]
Dengan pH = –log [H3O]+ dan pKa = –log Ka, diperoleh:
[𝐀−]
𝒑𝐊 𝐚 = 𝐩𝐇 − 𝐥𝐨𝐠
[𝐇𝐀]

190| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


[𝐀−]
𝐩𝐇 = 𝒑𝐊 𝐚 + 𝐥𝐨𝐠
[𝐇𝐀]

Demikian juga untuk larutan penyangga basa, maka:


[𝐁𝐇+]
𝐩𝐎𝐇 = 𝒑𝐊 𝐛 + 𝐥𝐨𝐠
[𝐁]

Kapasitas Buffer

Dua karakteristik penting dari buffer adalah kapasitasnya dan


kisaran pH efektifnya. Kapasitas buffer adalah jumlah asam atau basa
yang dapat dinetralkan oleh buffer sebelum pH mulai berubah ke
tingkat yang cukup besar. Kapasitas buffer tergantung pada jumlah
asam dan basa yang digunakan untuk membuat buffer. Misalnya, pH
1 L larutan yang mengandung CH3COOH 1 M dan CH3COONa 1 M
adalah sama dengan pH 1 L larutan CH3COOH 0,1 M dan
CH3COONa 0,1 M. Larutan pertama memiliki kapasitas buffer yang
lebih besar, karena mengandung lebih banyak CH3COOH dan
CH3COO–.
Kisaran pH buffer adalah rentang pH di mana buffer bertindak
secara efektif. Buffer paling efektif menahan perubahan pH di kedua
arah ketika konsentrasi asam lemah dan basa konjugasi hampir sama.
Ketika konsentrasi asam lemah dan basa konjugasi sama, pH = pKa.
Hubungan ini memberikan pH optimal dari semua larutan buffer.
Dengan demikian, untuk membuat larutan buffer dengan pH tertentu,
sebaiknya digunakan buffer yang bentuk asamnya memiliki pKa
mendekati pH yang diinginkan.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|191


Perubahan pH Larutan Penyangga

Bila asam kuat seperti HCl ditambahkan pada air, maka


konsentrasi H3O+ akan bertambah sebanyak H3O+ dari HCl. Bila asam
yang sama ditambahkan pada larutan penyangga, maka asam tersebut
akan bereaksi dengan komponen basa dari penyangga. Hal yang sama
terjadi bila yang ditambahkan basa kuat seperti NaOH, maka basa ini
akan bereaksi dengan komponen asam dari penyangga. Oleh
karenanya, larutan penyangga dapat mempertahankan pH oleh
pengaruh penambahan sedikit asam atau basa.
Sebagai contoh, penyangga yang terdiri dari campuran HA dan
NaA, bila ditambahkan HCl maka HCl akan bereaksi dengan
komponen basa dalam penyangga, yaitu NaA. Bila ditambahkan
NaOH maka akan bereaksi dengan komponen asam dalam penyangga
yaitu HA.
NaA(aq) + HCl(aq) → HA(aq) + NaCl(aq)
HA(aq) + NaOH(aq) → NaA(aq) + H2O(aq)
Pada reaksi tersebut, menyebabkan konsentrasi komponen penyangga
(HA atau NaA), akan berubah; tetapi pengaruh perubahan ini terhadap
harga pH tidak terlalu besar, karena pH tergantung pada logaritma
angka banding kedua komponen penyangga tersebut.
Contoh Soal
Larutan penyangga dibuat dari campuran 100 mL larutan NH4OH 0,10 M dan
100 mL larutan NH4Cl 0,10 M. (Kb NH4OH = 1 x 10–5)
a. Tentukan pH larutan penyangga tersebut!
b. Tentukan pH larutan jika ke dalamnya ditambahkan 1 mL HCl 0,10 M!
c. Tentukan pH larutan jika ke dalamnya ditambah 1 mL NaOH 0,10 M!
Pembahasan:
a. pH larutan penyangga
[BH +]
pOH = 𝑝K b + log
[B]
10 mmol
pOH = 5 + log = 5 + log 1 = 5
10 mmol

192| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


pH = 14 − pOH = 14 − 5 = 9

b. pH larutan penyangga setelah penambahan asam

NH4OH (aq) + HCl (aq) ⇌ NH4Cl (aq) + H2O (l


Mula-mula 10 mmol 0,1 mmol
Bereaksi 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mm
Sisa 9,9 mol – 0,1 mmol 0,1 mm
Pada akhir reaksi basa NH4OH menjadi 9,9 mol dan NH4Cl menjadi 10
mmol + 0,1 mmol = 10,1 mol
[BH +]
pOH = 𝑝K b + log
[B]
10,1 mmol
pOH = 5 + log = 5 + log 1,02 = 5,0086
9,9 mmol
pH = 14 − pOH = 14 − 5,0086 = 8,9914

c. pH larutan penyangga setelah basa


NH4Cl (aq) + OH– (aq) ⇌ NH4OH (aq) + Cl– (l)
Mula-mula 10 mmol 0,1 mmol
Bereaksi 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mm
Sisa 9,9 mol – 0,1 mmol 0,1 mm
Pada akhir reaksi basa NH4Cl menjadi 9,9 mol dan NH4OH menjadi 10
mmol + 0,1 mmol = 10,1 mol
[BH +]
pOH = 𝑝K b + log
[B]
9,9 mmol
pOH = 5 + log = 5 + log 0,98 = 4,991
10,1 mmol
pH = 14 − pOH = 14 − 4,991 = 9,009

pH larutan penyangga juga tidak terpengaruh oleh pengenceran


sampai konsentrasi asam lemah dan basa menurun ke suatu harga
sehingga asumsi [HA] = CHA mula-mula dan [A−] = CNaA tidak valid
lagi. Tidak terpengaruhnya harga pH oleh pengenceran dapat
diketahui dari persamaan sebagai berikut:
HA + H2O ⇌ H3O+ + A−

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|193


[H3 O+ ][A−]
Ka =
[HA]
[HA]
[H3 O+ ] = K a ×
[A−]
[HA]
− log[H3 O+ ] = − log K a − log
[A− ]
[𝐇𝐀]
𝐩𝐇 = 𝒑𝐊 𝐚 − 𝐥𝐨𝐠
[𝐀− ]
Dari persamaan terakhir ini terlihat bahwa pH tergantung pada angka
banding [HA] dengan [A−]. Penambahan air (pengenceran) pada
larutan penyangga akan menurunkan [HA] dan [A−] dengan harga
sama tetapi angka bandingnya tetap tidak berubah.

Hidrolisis Garam

Jika larutan asam dan larutan basa direaksikan maka terjadi


reaksi penetralan, ion H+ dari asam dan ion OH– dari basa akan
bergabung dan membentuk molekul air (H2O), sedangkan anion dari
asam dan kation dari basa akan berikatan membentuk senyawa garam.
Meskipun disebut reaksi penetralan, garam dalam pelarut air belum
tentu bersifat netral, bisa jadi bersifat asam, bersifat basa, atau netral,
tergantung dari jenis garam yang dilarutkan. Hal ini karena ion dari
garam ada yang dapat bereaksi dengan air yang disebut reaksi
hidrolisis garam.
Hidrolisis garam hanya terjadi jika salah satu atau kedua
komponen penyusun garam tersebut berupa asam lemah atau basa
lemah. Jika komponen garam tersebut berupa asam kuat dan basa
kuat, maka komponen ion dari asam kuat atau basa kuat tersebut tidak
akan terhidrolisis. Berdasarkan atas kekuatan jenis asam dan basa
penyusunnya, garam dapat dibedakan menjadi empat kelompok:

194| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Garam yang tersusun dari basa kuat dan asam kuat

Garam kelompok ini, setelah mengalami ionisasi di dalam


pelarut air menjadi anion dan kation penyusunnya, anion dan kation
tersebut tidak mempunyai kecenderungan bereaksi dengan air
sehingga kesetimbangan air tidak terganggu. Dengan kata lain, garam
dari basa kuat dan asam kuat tidak mengalami hidrolisis.
Hal ini berakibat besarnya konsentrasi H3O+ tetap sama dengan
konsentrasi OH− dan masing-masing sebesar 1,0 x 10−7 sehingga akan
mempunyai pH = 7 (bersifat netral) pada temperatur 25 oC. Misalnya,
garam NaCl dalam air akan terdisosiasi menjadi ion-ionnya:
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl− (aq)
Ion Na+ dan Cl− di dalam air tidak mengalami reaksi hidrolisis.
Na+ (aq) + H2O (l) (Tidak terhidrolisis)
Cl− (aq) + H2O (l) (Tidak terhidrolisis)

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah

Garam kelompok ini, setelah mengalami ionisasi, ion yang


berasal dari basa lemah akan mengalami hidrolisis menjadi basa
lemahnya sehingga kesetimbangan air terganggu. Misalnya, garam
NH4Cl dalam air akan terdisosiasi menjadi ion-ionnya:
NH4Cl(aq) → NH4+ (aq)+ Cl− (aq)
Ion NH4+ dalam air akan mengalami reaksi hidrolisis, sementara ion
Cl− di dalam air tidak mengalami reaksi hidrolisis.
NH4+ (aq) + H2O(l) ⇌ NH3 (aq) + H3O+ (aq)
Cl− (aq) + H2O(l) (Tidak terhidrolisis)

Hanya ion NH4+ yang terhidrolisis sedangkan ion Cl− tidak


terhidrolisis sehingga disebut terhidrolisis sebagian. Hidrolisisnya

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|195


menghasilkan ion H3O+, akibatnya konsentrasi H3O+ lebih besar dari
konsentrasi OH− sehingga larutan garam ini bersifat asam. Dari reaksi
hidrolisis:
NH4+ (aq) + H2O(l) ⇌ NH3 (aq) + H3O+ (aq)
[NH3 ][H3 O+]
K=
[NH4 +][H2 O]
[NH3 ][H3 O+ ]
K[H2 O] = (K[H2 O] disebut tetapan hidrolisis, K h )
[NH4 +]
[NH3 ][H3 O+] [OH− ]
Kh = (dikalikan )
[NH4 +] [OH− ]
[NH3 ][H3 O+] [OH−] [NH3 ]
Kh = + × = × [H3 O+][OH −]
[NH4 ] [OH ] [NH4 +][OH − ]

[NH3 ]
Karena K b = [NH +
][OH− ]
dan K w = [H3 O+][OH −] maka persamaan
4

di atas dapat ditulis:


1 Kw
Kh = × Kw =
Kb Kb
Dari reaksi hidrolisis NH4+ (aq) + H2O (l) ⇌ NH3 (aq) + H3O+ (aq),
maka pada saat setimbang harga [NH3] = [H3O+]

[NH3 ][H3 O+] [H3 O+ ][H3 O+] [H3 O+]2


Kh = = =
[NH4 +] [NH4 +] [NH4 +]

[H3 O+ ] = √K h [NH4 +]

Kw
Karena, K h = sehingga:
Kb

Kw
[H3 O+] = √ [NH4 +]
Kb

Sehingga untuk garam asam kuat – basa lemah lain:

𝐊𝐰
[𝐇𝟑 𝐎+] = √ [𝐁𝐇 +] 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐇 = − 𝐥𝐨𝐠[𝐇𝟑 𝐎+]
𝐊𝐛

dimana [BH+] = konsentrasi garam

196| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Kw = tetapan keseimbangan air = 1 × 10–14
Kb = tetapan ionisasi basa

Garam yang tersusun dari basa kuat dan asam lemah

Garam kelompok ini, setelah mengalami ionisasi, ion yang


berasal dari asam lemah akan mengalami hidrolisis menjadi asam
lemahnya sehingga kesetimbangan air terganggu. Misalnya, garam
NaCN dalam air akan terdisosiasi menjadi ion-ionnya:
NaCN (aq) → Na+ (aq) + CN− (aq)
Ion Na+ dalam air tidak mengalami reaksi hidrolisis, sementara ion
CN− di dalam air mengalami reaksi hidrolisis.
Na+ (aq) + H2O (l) (Tidak terhidrolisis)
CN− (aq) + H2O (l) ⇌ HCN (aq) + OH− (aq)

Hanya ion CN− yang terhidrolisis sedangkan ion Na+ tidak


terhidrolisis sehingga disebut terhidrolisis sebagian. Hidrolisis CN−
menghasilkan ion OH−, akibatnya konsentrasi OH− lebih besar dari
konsentrasi H3O+ sehingga larutan garam ini bersifat basa. Untuk
garam NaCN, perhitungan pH garam terhidrolisisinya dapat
ditentukan sebagai berikut:

𝐊𝐰
[𝐎𝐇 −] = √ [𝐂𝐍 − ]
𝐊𝐚

Sehingga untuk garam asam lemah – basa kuat lain:

𝐊𝐰 −
[𝐎𝐇 −] = √ [𝐀 ] 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐎𝐇 = − 𝐥𝐨𝐠[𝐎𝐇−] 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐇
𝐊𝐚

= 𝟏𝟒 − 𝐩𝐎𝐇
dimana [A–] = konsentrasi garam
Kw = tetapan keseimbangan air = 1 × 10–14
Ka = tetapan ionisasi asam
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|197
Garam dari basa lemah dan asam lemah

Garam kelompok ini, kedua ionnya akan mengalami reaksi


hidrolisis sehingga disebut terhidrolisis total. Misalnya, garam
CH3COONH4 dalam air akan terdisosiasi menjadi ion-ionnya:
CH3COONH4 (aq) ⇌ NH4+ (aq) + CH3COO− (aq)
Ion NH4+ maupun CH3COO− keduanya mengalami hidrolisis sehingga
disebut hidrolisis total.
NH4+ (aq) + H2O (l) ⇌ NH3 (aq) + H3O+ (aq)
CH3COO− (aq) + H2O (l) ⇌ CH3COOH (aq) + OH− (aq)
Reaksi totalnya adalah:
NH4+ (aq) + CH3COO− (aq) + H2O (l) ⇌ NH4OH (aq) + CH3COOH
(aq)
[NH4 OH][CH3 COOH] [CH3 COOH] [NH3 ]
Kh = = ×
[CH3 COO− ][NH4 +] [CH3 COO−] [NH4 +]
[CH3 COOH] [NH4 OH]
Kh = ×
[CH3 COO−] [NH4 + ]
[H3 O+ ][OH− ] [H3 O+][OH− ]
× (dikalikan )
[H3 O+ ][OH− ] [H3 O+][OH− ]

[CH3 COOH] [NH4 OH]


Kh = × × [H3 O+ ][OH−]
[CH3 COO ][H3 O ] [NH4 +][OH −]
− +

[CH3 COO− ][H3O+ ] [NH4 + ][OH− ]


Karena Ka = [CH3COOH]
, Kb = [NH4 OH]
dan Kw =

[H3 O+ ][OH − ] maka persamaan di atas dapat ditulis:


𝟏 𝟏 𝐊𝐰
𝐊𝐡 = × × 𝐊𝐰 =
𝐊𝐚 𝐊𝐛 𝐊𝐚 × 𝐊𝐛
Dari reaksi hidrolisis NH4+ (aq) + CH3COO– (aq) + H2O (l) ⇌ NH3
(aq) + CH3COOH (aq), maka pada saat setimbang harga [CH3COO–]
= [NH4+] dan [CH3COOH] = [NH4OH]

198| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


[NH4 OH][CH3 COOH] Kw
+ =
[CH3 COO− ][NH4 ] Ka × Kb
[CH3 COOH][CH3 COOH] Kw
− −
=
[CH3 COO ][CH3 COO ] K a × K b
[CH3 COOH]2 Kw
=
[CH3 COO−]2 K a × K b

[CH3 COOH] Kw

=√
[CH3 COO ] Ka × Kb

[CH3COO− ][H3 O+ ] [CH COOH]


Dari K a = [CH3 COOH]
diperoleh [H3 O+] = K a × [CH3 COO−]
3

[CH3 COOH] Kw
Bila [CH3 COO− ]
= √K disubstitusikan ke persamaan [H3 O+] =
a ×Kb

[CH COOH]
K a × [CH3 COO− ] diperoleh persamaan:
3

𝐊𝐰
[𝐇𝟑 𝐎+] = 𝐊 𝐚 × √
𝐊𝐚 × 𝐊𝐛

𝐊𝐰
[𝐇𝟑 𝐎+] = √𝐊 𝐚 ×
𝐊𝐛

dimana Kw = tetapan keseimbangan air = 1 × 10–14


Ka = tetapan ionisasi asam
Kb = tetapan ionisasi basa

Ion NH4+ maupun ion CH3COO− sama-sama terhidrolisis


masing-masing menghasilkan ion H3O+ dan OH− sehingga sifat garam
yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah tergantung harga Ka
dan Kb.
Ka > Kb: bersifat asam
Ka < Kb: bersifat basa
Ka = Kb: bersifat netral

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|199


Titrasi Asam Basa

Hal yang terpenting dalam analisis volumetri adalah proses


perhitungan kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan.
Perhitungan konsentrasi didasarkan atas besaran “normal (N)”, yaitu
besaran yang menyatakan gram ekivalen (grek) zat terlarut dalam
setiap 1 Liter larutan. Tetapi kita juga dapat menggunakan
perhitungan yang melibatkan molaritas (M) yang perhitungannya
lebih sederhana.

Pembuatan Larutan Standar

Untuk membuat suatu larutan standar dengan konsentarsi


tertentu dapat digunakan persamaan:

massa 1000
Molaritas = ×
Mr V
di mana: Molaritas larutan yang akan dibuat dalam satuan mol/L.
massa = Massa zat yang akan dilarutkan (gram).
Mr = Massa molekul relatif zat yang akan dilarutkan.
V = Volume labu ukur yang akan digunakan (mL).

Langkah-langkah pembuatan standar adalah:


1) Tentukan molaritas larutan yang ingin dibuat dan volume labu
ukur yang akan digunakan dalam pembuatan larutan.
2) Dengan mengetahui molaritas yang diinginkan, volume larutan
yang akan dibuat dan massa molekul relatif zat, maka kita dapat
menentukan berapa gram zat yang harus dilarutkan menggunkan
persamaan di atas.
3) Ditimbang zat yang akan dilarutkan secara teliti sesuai hasil
perhitungan, kemudian masukkan dalam labu volumetri (labu
ukur) yang digunakan.

200| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


4) Ditambahkan air suling (aquades) hingga setengah labu.
5) Campuran digojog untuk melarutkan zat terlarut dengan cara labu
ukur digojok memutar.
6) Setelah semua zat larut, tambahkan aquades lagi dengan pipet
tetes secara hati–hati sampai volume permukaan cairan tepat
berhimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu. Berhimpitnya
tanda batas labu ukur dan volume pelarut seperti pada gambar
berikut:

Sumber: Sutardi dkk, 2020


7) Labu disumbat dan kemudian digojog kembali agar larutan
homogen

Sumber: Sutardi dkk, 2020

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|201


Pengenceran Larutan

Bila larutan terlalu pekat, baik larutan standar maupun larutan


yang dianalisis dapat diencerkan dengan menambah sejumlah pelarut.
Tentunya dengan dilakukannya pengenceran molaritas larutan akan
berubah. Perubahan molaritas larutan mengikuti persamaan sebagai
berikut:
𝐌𝟏 × 𝐕𝟏 = 𝐌𝟐 × 𝐕𝟐
dimana: M1 = Molaritas mula-mula
M2 = Molaritas setelah pengenceran
V1 = Volume larutan awal yang akan diencerkan
V2 = Volume akhir setelah ditambah pelarut (diencerkan)

Sebagai contoh pada gambar di bawah pada poin (a) pipet


volumetri digunakan untuk mengambil 10 mL sampel K 2CrO4 0,25
M; kemudian pada poin (b) 10 mL dipindahkan ke dalam labu
volumetri 250 mL; dan pada poin (c) air ditambahkan sampai
mencukupi tanda batas pada labu volumetri sehingga diperoleh
larutan 0,01 M.

Sumber: Petrucci et al, 2017

202| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Penentuan Konsentrasi Zat yang Dianalisis

Sebelum memahami cara menentukan konsentrasi sampel yang


dianalisis dalam analisis volumetri. Pada titik ekivalen, perbandingan
mol untuk setiap zat yang terlibat reaksi dapat diketahui dari
persamaan reaksinya. Misalnya, untuk reaksi berikut:

Reaksi H2SO4 (aq) + 2NaOH (aq) → Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)


Titik ekivalen x mol 2x mol x mol 2x mol

Pada titik ekivalen berlaku perbandingan jumlah mol zat-zat


yang bereaksi sama dengan perbandingan koefisien reaksinya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat terjadi titik ekivalen
berlaku persamaan:
𝐧𝐚 × 𝐌𝐚 × 𝐕𝐚 = 𝐧𝐛 × 𝐌𝐛 × 𝐕𝐛
di mana: n = valensi asam atau basa
M = Molaritas asam atau basa
V = Volume asam atau basa

Bila suatu asam dititrasi dengan basa tetes demi tetes, maka pH
campuran akan naik seiring dengan penambahan jumlah basa
tersebut. Demikian juga sebaliknya, bila suatu basa dititrasi dengan
asam tetes demi tetes, pH campuran akan turun seiring dengan
penambahan jumlah asam tersebut. Apabila perubahan jumlah larutan
standar yang ditambahkan dihubungkan dengan perubahan pH-nya,
akan diperoleh grafik dengan pola tertentu yang disebut kurva titrasi.
Terdapat beberapa kemungkinan titrasi asam-basa:
a. Titrasi asam dengan basa
- Titrasi asam kuat dengan basa kuat
- Titrasi asam kuat dengan basa lemah
- Titrasi asam lemah degan basa kuat

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|203


- Titrasi asam lemah dengan basa lemah
b. Titrasi basa dengan asam
- Titrasi basa kuat dengan asam kuat
- Titrasi basa lemah dengan asam kuat
- Titrasi basa kuat dengan asam lemah
- Titrasi basa lemah dengan asam lemah

Dalam modul ini akan dijabarkan dua contoh titrasi asam-basa,


yakni titrasi asam kuat dengan basa kuat, dan titrasi asam lemah
dengan basa kuat
a. Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Misalnya, 50,0 mL HCl 0,1 M (asam kuat) dititrasi dengan NaOH
0,2 M (basa kuat). Reaksi yang terjadi selama titrasi adalah:
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
Pada titik ekivalen: mol HCl = mol NaOH
Ma × Va = Mb × Vb
Ma × Va (0,1 M)(50,0 mL)
Vb = = = 25,0 mL
Mb (0,2 M)

Perhitungan perubahan pH adalah sebagai berikut:


- Sebelum dititrasi, dalam larutan hanya terdapat HCl
[H3O+] = [HCl] = 0,1 M = 10–1 M
pH = –log [H3O+] = –log (10–1) = 1,00
- Sedikit demi sedikit larutan NaOH diteteskan ke dalam larutan
HCl. Misalnya pada penambahan volume NaOH 10 mL
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
Mula-mula 5 mmol 2 mmol
Bereaksi 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
Sisa 3 mmol – 2 mmol 2 mmol

204| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Sisa HCl dihitung pH-nya, sehingga:
3 mmol 3 mmol
[H3 O+ ] = [HCl]sisa = =
50 mL HCl + 10 mL NaOH 60 mL
= 0,05 M
pH = –log [H3O+] = –log 0,05 = 1,30

- Pada penambahan volume NaOH 25 mL, tepat terjadi titik


ekivalen di mana HCl dan NaOH keduanya habis bereaksi
terbentuk NaCl yang merupakan garam bersifat netral
sehingga [H3O+] = [OH–] = 1 x 10–7 dan pH = 7,00.
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
Mula-mula 5 mmol 5 mmol
Bereaksi 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa – – 5 mmol 5 mmol

- Setelah titik ekivalen, misalnya pada penambahan volume 30


mL.
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
Mula-mula 5 mmol 6 mmol
Bereaksi 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa – 1 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa NaOH dihitung pH-nya, sehingga:
1 mmol
[OH −] = [NaOH]sisa =
50 mL HCl + 30 mL NaOH
1 mmol
= = 0,0125 M
80 mL
pOH = –log [OH–] = –log 0,0125 = 1,90
pH = 14 – pOH = 14 – 1,90 = 12,10

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|205


b. Titrasi asam lemah dengan basa kuat
Misalnya, 50 mL CH3COOH 0,1 M (asam lemah dengan Ka =
1,75 × 10–5) dititrasi dengan NaOH 0,1 M (basa kuat). Reaksi
yang terjadi selama titrasi adalah:
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)
Pada titik ekivalen: mol CH3COOH = mol NaOH
Ma × Va = Mb × Vb
Ma × Va (0,1 M)(50,0 mL)
Vb = = = 50,0 mL
Mb (0,1 M)

Perhitungan perubahan pH adalah sebagai berikut:


- Sebelum dititrasi, dalam larutan hanya terdapat CH3COOH
[H3O+] = √𝐾𝑎 [CH3 COOH] = √(1,75 × 10−5 )(0,1)
= 1,32 × 10–3 M
pH = –log [H3O+] = –log (1,32 × 10–3 M) = 2,88
- Sedikit demi sedikit larutan NaOH diteteskan ke dalam larutan
CH3COOH. Misalnya pada penambahan volume NaOH 10
mL
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)
Mula-mula 5 mmol 1 mmol
Bereaksi 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
Sisa 4 mmol – 1 mmol 1 mmol
Dalam larutan terdapat CH3COOH dan garam CH3COONa
membentuk larutan penyangga asam, sehingga:
[HA]
pH = 𝑝K a − log
[A−]
4 mmol
pH = − log (1,75 × 10−5 ) − log
1 mmol
pH = 4,757 − 0,6 = 4,16
- Pada penambahan volume NaOH 50 mL, tepat terjadi titik
ekivalen di mana CH3COOH dan NaOH keduanya habis

206| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


bereaksi terbentuk CH3COONa yang merupakan garam
bersifat basa
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)
Mula-mula 5 mmol 5 mmol
Bereaksi 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa – – 5 mmol 5 mmol
Kw − 10−14 5 mmol
[OH−] = √ [A ] = √ −5
( )
Ka 1,75 × 10 100 mL

= 5,34 × 10−6 M
pOH = –log (5,34 × 10–6) = 5,27
pH = 14 – log pOH = 14 – 5,27 = 8,73

- Setelah titik ekivalen, misalnya pada penambahan volume 75


mL.
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)
Mula-mula 5 mmol 7,5 mmol
Bereaksi 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa – 2,5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa NaOH dihitung pH-nya, sehingga:
2,5 mmol
[OH −] = [NaOH]sisa =
50 mL HCl + 75 mL NaOH
2,5 mmol
= = 0,02 M
125 mL
pOH = –log [OH–] = –log 0,02 = 1,70
pH = 14 – pOH = 14 – 1,70 = 12,30

Berikut data perubahan pH setelah penambahan volume titran


NaOH 0,1 M pada (a) 50 mL HCl 0,1 M dan (b) 50 mL CH 3COOH
0,1 M:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|207


Sumber: Harvey, 2000

Adapun kurva titrasinya adalah sebagai berikut: (a) 50 mL HCl


dengan NaOH 0,1 M; dan (b) 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan NaOH
0,1 M:

Sumber: Harvey, 2000

208| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Kelarutan

Reaksi pengendapan merupakan reaksi yang penting dalam


industri, kedokteran, dan kehidupan sehari-hari. Misalnya, persiapan
banyak bahan kimia industri penting seperti natrium karbonat
(Na2CO3) didasarkan pada reaksi pengendapan. Pelarutan email gigi,
yang terutama terbuat dari hidroksiapatit [Ca 5(PO4)3OH], dalam
media asam menyebabkan kerusakan gigi. Barium sulfat (BaSO 4),
senyawa tidak larut yang tidak tembus sinar X, digunakan untuk
mendiagnosis penyakit pada saluran pencernaan. Stalaktit dan
stalagmit yang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3) dihasilkan dari
reaksi pengendapan, dan masih banyak lagi.
Terbentuknya endapan dari suatu reaksi kimia berkaitan dengan
kelarutan zat dalam larutan. Kelarutan suatu zat menyatakan seberapa
banyak jumlah zat yang terlarut dalam larutan jenuh tertentu.
Kelarutan (s) biasanya dinyatakan dalam kelarutan molar, yakni
jumlah mol zat terlarut dalam 1 L larutan jenuh (mol/L).
Kesetimbangan kelarutan suatu senyawa AB diasumsikan dalam
persamaan reaksi sebagai berikut:
AB (s) ⇌ yAx+ (aq) + xBy– (aq)
Dimana nilai konstanta kesetimbangan untuk reaksi di atas adalah:
𝐾 = [𝐴𝑥+ ]𝑦 [𝐵 𝑦−]𝑥
Tetapan kesetimbangan kelarutan di atas disimbolkan dengan Ksp,
yaitu
Apabila nilai kelarutan molar (s) dari suatu senyawa diketahui,
maka persamaan di atas dapat didefinisikan dengan:
AB (s) ⇌ yAx+ (aq) + xBy– (aq)
Kelarutan s mol/L ys mol/L xs mol/L
Sehingga nilai Ksp dapat dirumuskan:
𝐾𝑠𝑝 = [𝐴𝑥+ ]𝑦 [𝐵 𝑦−]𝑥
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|209
𝐾𝑠𝑝 = [𝑦 𝑠]𝑦 [𝑥 𝑠]𝑥
𝒙+𝒚 𝑲𝒔𝒑
𝑲𝒔𝒑 = 𝒙𝒙 𝒚𝒚 𝒔𝒙+𝒚 dan 𝒔 = √ 𝒙𝒙 𝒚𝒚

Namun apabila nilai x = y, maka:


𝑲𝒔𝒑 = 𝒔𝟐 dan 𝒔 = √𝑲𝒔𝒑

Tabel berikut menunjukkan nilai Ksp beberapa senyawa:


Senyawa Ksp Kation Anion Hubungan Ksp dengan s
AgCl [Ag+][Cl–] s s 𝐾𝑠𝑝 = 𝑠 2 ; 𝑠 = √𝐾𝑠𝑝
BaSO4 [Ba2+][SO42–] s s 𝐾𝑠𝑝 = 𝑠 2 ; 𝑠 = √𝐾𝑠𝑝
Ag2CO3 [Ag+]2[CO32–] 2s s 3 𝐾𝑠𝑝
𝐾𝑠𝑝 = 4𝑠 3 ; 𝑠 = √
4
PbF2 [Pb2+][F–]2 s 2s 3 𝐾𝑠𝑝
𝐾𝑠𝑝 = 4𝑠 3 ; 𝑠 = √
4
Al(OH)3 [Al3+][OH–]3 s 3s 4 𝐾𝑠𝑝
𝐾𝑠𝑝 = 27𝑠 4 ; 𝑠 = √
27
Ca3(PO4)2 [Ca2+]3[PO43–]2 3s 2s 5 𝐾𝑠𝑝
𝐾𝑠𝑝 = 108𝑠 5 ; 𝑠 = √
27

Contoh Soal
1. The solubility of calcium sulfate (CaSO4) is found to be 4,9 × 10–3
mol/L. Calculate the value of Ksp for calcium sulfate
Pembahasan:
CaSO4 (aq) ⇌ Ca2+ (aq) + SO42– (aq)
𝐾𝑠𝑝 = [𝐶𝑎2+][𝑆𝑂4 2−] = 𝑠 2 = (4,9 × 10−3 )2 = 2,4 × 10−5

2. Given value of Ksp for copper (II) hydroxide, 2,2 × 10–20, calculate the
solubility of copper(II) hydroxide, Cu(OH)2,in g/L
Pembahasan:
Cu(OH)2 (aq) ⇌ Cu2+ (aq) + 2OH– (aq)

210| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


3 𝐾𝑠𝑝 3 2,2 × 10−20
𝐾𝑠𝑝 = 4𝑠 3 ; 𝑠 = √ =√ = 1,8 × 10−7 M
4 4
Kelarutan dalam g/L
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙 𝑔
1,8 × 10−7 × 𝑀𝑟 𝐶𝑢(𝑂𝐻)2 = 1,8 × 10−7 × 97,5
𝐿 𝐿 𝑚𝑜𝑙
−5
𝑔
= 1,8 × 10
𝐿

Kondisi yang mungkin kita hadapi Ketika hendak melarutkan


padatan ionik dalam larutan berair, antara lain: (1) larutan tidak jenuh,
(2) larutan jenuh, atau (3) larutan lewat jenuh. Untuk konsentrasi ion
yang tidak sesuai dengan kondisi kesetimbangan maka diggunakan
hasil bagi reaksi, yang dalam hal ini disebut hasil kali ion/kuosien
reaksi (Q), untuk memprediksi apakah akan terbentuk endapan. Q
memiliki bentuk yang sama dengan Ksp, hanya saja konsentrasi ion
tidak berada dalam konsentrasi kesetimbangan. Hubungan antara Q
dan Ksp adalah
• Q < Ksp = Larutan tidak jenuh, tidak terbentuk endapan
• Q = Ksp = Larutan tepat jenuh, tidak terbentuk endapan
• Q > Ksp = Larutan lewat jenuh, terbentuk endapan

Efek Ion Senama terhadap Kelarutan


Konsentrasi ion senama berpengaruh pada kelarutan suatu zat.
Penambahan ion senama bisa mengurangi kelarutan suatu zat.
Artinya, semakin banyak ion senama di dalam larutan, zat-zat terlarut
semakin sulit untuk larut. Jika demikian, pasti akan muncul banyak
endapan. Berdasarkan asas Le Chatelier, kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang ditambahkan. Dengan demikian,
penambahan ion senama akan memicu banyaknya endapan.
Sebagai contoh, larutan jenuh AgCl berada dalam
kesetimbangan kelarutan menurut reaksi berikut:
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|211
AgCl (s) ⇌ Ag+ (aq) + Cl– (aq) Ksp = [Ag+][Cl–]
Ketika ditambahkan AgNO3 ke dalam larutan jenuh AgCl, maka
konsentrasi Ag+ akan meningkat, sehingga:
Q ([Ag+]setelah penambahan [Cl–]) > Ksp
Karena nilai Q lebih besar daripada Ksp sehingga akan terbentuk
endapan dan kelarutan AgCl semakin kecil

pH dengan Kelarutan
Kelarutan banyak zat juga bergantung pada pH larutan.
Misalnya keseimbangan kelarutan magnesium hidroksida:
Mg(OH)2 (s) ⇌ Mg2+ (aq) + OH– (aq)
Penambahan ion OH– (meningkatkan pH) menggeser kesetimbangan
dari kanan ke kiri, sehingga menurunkan kelarutan Mg(OH) 2. (Ini
adalah contoh lain dari efek ion umum) Di sisi lain, penambahan ion
H+ (menurunkan pH) menggeser kesetimbangan dari kiri ke kanan,
dan kelarutan Mg(OH)2 meningkat. Dengan demikian, basa yang
tidak larut cenderung larut dalam larutan asam. Demikian pula, asam
tidak larut larut dalam larutan basa.
Untuk mengetahui pengaruh kuantitatif pH terhadap kelarutan
Mg(OH)2, pertama-tama hitung pH larutan jenuh Mg(OH)2, Ksp = 1,2
× 10–11

3 𝐾𝑠𝑝 3 1,2 × 10−11


𝐾𝑠𝑝 = 4𝑠 3 ; 𝑠 = √ =√ = 1,4 × 10−4 M
4 4

Oleh karena [OH–] = 2s, maka [OH–] = 2,8 × 10–4


pOH = – log (2,8 × 10–4) = 3,55
pH = 14 – 3,55 = 10,45

212| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Dalam medium dengan pH kurang dari 10,45, kelarutan Mg(OH) 2
akan meningkat. Ini mengikuti fakta bahwa pH yang lebih rendah
menunjukkan [H+] yang lebih tinggi dan dengan demikian [OH–] yang
lebih rendah, seperti yang kita harapkan dari Kw = [H+][OH–].
Akibatnya, [Mg2+] naik untuk mempertahankan kondisi
kesetimbangan, dan lebih banyak Mg(OH)2 larut

Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang tidak


bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarutnya. Jika suatu zat dilarutkan dalam
suatu pelarut, maka sifat larutan itu akan berbeda dari sifat pelarut
murninya. Contoh larutan garam atau larutan gula akan berbeda sifat
dari air sebagai pelarut murninya. Sifat-sifat larutan, seperti rasa,
warna, pH, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat
terlarut. Berbeda halnya dengan sifat koligatif larutan yang hanya
ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut, dan tidak bergantung pada
jenis zat terlarut. Ada empat jenis sifat koligatif larutan, yaitu:
a. penurunan tekanan uap (ΔP)
b. penurunan titik beku (ΔTf)
c. kenaikan titik didih (ΔTb)
d. tekanan osmotik (𝜋)

Larutan-larutan yang mengandung jumlah partikel zat terlarut


yang sama, akan memperlihatkan harga ΔP, ΔTb, ΔTf, dan 𝜋 yang
sama, meskipun jenis zat yang dilarutkan pada masing-masing larutan
itu berbeda-beda. Makin banyak jumlah partikel zat terlarut, makin
besar pula harga ΔP, ΔTb, ΔTf, dan 𝜋. Istilah koligatif diambil dari

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|213


bahasa Latin colligare (mengumpulkan). Artinya, sifat-sifat ini
ditentukan oleh kumpulan partikel zat terlarut. Penelitian tentang sifat
koligatif larutan dipelopori oleh Francois Marie Raoult (1830 – 1901)
dari Perancis pada tahun 1870-an.

Penurunan Tekanan Uap (Δ𝐏)

Jika Anda ditanya, “Pada suhu berapakah air menguap?”.


Mungkin Anda akan menjawab, “di atas 100 oC”, karena Anda telah
mengetahui bahwa air memiliki titik didih 100 0C, dan setelah
mendidih, air berubah menjadi uap air. Namun faktanya air dapat
menguap pada suhu berapa saja, termasuk pada suhu di bawah 100
o
C. Sebagai contoh, pada saat Anda menjemur pakaian basah, pakaian
tersebut menjadi kering karena air menguap. Meskipun demikian,
pakaian basah tidak akan kering jika ditempatkan dalam ruangan
tertutup karena ruangan itu akan menjadi jenuh dengan uap air. Hal
ini disebabkan, pada keadaan jenuh, proses penguapan tetap
berlangsung, tetapi pada saat bersamaan juga terjadi proses
pengembunan dengan laju yang sama. Dengan kata lain terjadi
kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan uap jenuhnya. Tekanan
yang ditimbulkan oleh uap jenuh suatu zat disebut tekanan uap zat
tersebut.
Besarnya tekanan uap tergantung pada jenis zat dan suhu.
Garam, gula, glikol, dan gliserol merupakan beberapa contoh zat yang
mempunyai tekanan uap yang relatif rendah, hal ini dikarenakan gaya
tarik menarik antarpartikelnya relatif besar sehingga zat tersebut sukar
menguap. Sebaliknya zat yang memiliki gaya tarik menarik
antarpartikel relatif lemah akan mudah menguap sehingga
mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi. Zat dengan sifat seperti

214| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


ini dikatakan mudah menguap atau atsiri (volatile), contohnya etanol
dan eter.
Tekanan uap suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikkan.
Kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik molekul-molekul cairan
bertambah besar, sehingga lebih banyak molekul yang dapat
meninggalkan permukaan cairan memasuki fase gas. Akibatnya,
konsentrasi uap semakin besar dan tekanan uap yang ditimbulkan
juga semakin besar.
Bagaimanakah pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap
pelarut dan tekanan uap larutan? Jika zat terlarut bersifat volatil, maka
uap di permukaan larutan terdiri atas uap pelarut dan uap zat terlarut.
Akan tetapi, jika zat terlarut sukar menguap, maka uap di permukaan
larutan hanya terdiri dari uap zat pelarut saja. Komposisi uap di
permukaan larutan telah dipelajari oleh Raoult, dan Raoult
menemukan bahwa tekanan uap suatu komponen bergantung pada
fraksi mol komponen itu dalam larutan, dengan hubungan sebagai
berikut:
P = Po × Xp
dimana,
P = tekanan uap larutan
Po = tekanan uap pelarut murni
Xp = fraksi mol pelarut

Oleh karena fraksi mol pelarut (Xp) < 1, maka P larutan akan
lebih rendah daripada Po pelarut. Dengan kata lain, zat terlarut yang
sukar menguap akan menurunkan tekanan uap pelarut. Selisih antara
tekanan uap pelarut dengan tekanan uap larutan disebut penurunan
tekanan uap (ΔP).
ΔP = Po – P

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|215


Nilai penurunan tekanan uap larutan (ΔP) dapat dikaitkan
dengan fraksi mol terlarut (Xt). Sebagaimana diketahui bahwa Xp +
Xt = 1, sehingga Xp = 1 – Xt, maka persamaan di atas dapat ditulis
dalam bentuk lain sebagai berikut:
P = Po × Xp
P = Po × (1 – Xt)
P – Po = Po Xt
(Po – P) adalah selisih antara tekanan uap pelarut murni dan tekanan
uap larutan (ΔP). Jadi, penurunan tekanan uap pelarut murni dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Δ𝐏=𝐏𝐨 × Xt

Kenaikan Titik Didih (ΔTb)

Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan
tekanan lingkungan/atmosfer. Tekanan lingkungan sangat
berpengaruh pada titik didih. Suatu zat baru mendidih apabila tekanan
zat tersebut sama dengan tekanan lingkungannya. Permukaan laut
memiliki tekanan lingkungan yang lebih tinggi dari tekanan
lingkungan di dataran tinggi. Sehingga air yang direbus di dataran
tinggi lebih dahulu mendidih daripada air yang direbus di permukaan
laut.
Penambahan zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam
suatu pelarut menyebabkan penurunan tekanan uap. Adanya
penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih
tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini dikarenakan larutan yang
terbentuk harus dipanaskan hingga suhu yang lebih tinggi, sehingga
tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan lingkungan/atmosfer.
Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut
kenaikan titik didih (ΔTb).

216| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


ΔTb = titik didih larutan (Tb larutan) – titik didih pelarut (Tb pelarut)
ΔTb = Tb larutan − Tb pelarut

Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan


sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (b) dengan tetapan
kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena itu, kenaikan titik didih
dapat dirumuskan seperti berikut:
∆𝐓𝐛 = 𝐛 × 𝐊 𝐛
𝐧𝐭
∆𝐓𝐛 = × 𝐊𝐛
𝐦𝐩

dimana ΔTb = kenaikan titik didih


b = konsentrasi dalam molalitas (m)
Kb = konstanta titik didih (oC/m)
nt = jumlah zat terlarut (mol)
mp = massa pelarut (kg)

Penurunan Titik Beku (ΔTf)

Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan (larutan)
sama dengan tekanan uap pelarut padat murninya. Ketika larutan
membeku, yang membeku adalah pelarutnya, sedang zat terlarutnya
tidak. Sehingga semakin pekat larutan, maka titik bekunya semakin
rendah. Selisih titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut
penurunan titik beku (ΔTf).
ΔTf = titik beku pelarut (Tf pelarut) – titik beku larutan (Tf larutan)
ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan

Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik beku larutan


sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan dengan tetapan
penurunan titik beku molal (Kf). Oleh karena itu, kenaikan titik beku
dapat dirumuskan seperti berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|217


∆𝐓𝐟 = 𝐛 × 𝐊 𝐟
𝐧𝐭
∆𝐓𝐟 = × 𝐊𝐟
𝐦𝐩

dimana ΔTf = penurunan titik beku


b = konsentrasi dalam molalitas (m)
Kf = konstanta titik beku (oC/m)
nt = jumlah zat terlarut (mol)
mp = massa pelarut (kg)

Tekanan Osmotik (𝝅)

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan


yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut dari
larutan encer ke dalam larutan yang pekat melalui membran
semipermeabel (proses osmosis). Suatu larutan yang encer memiliki
tekanan uap yang lebih besar daripada larutan yang pekat. Artinya,
molekul-molekul pelarut dalam larutan encer memiliki
kecenderungan lolos (escaping tendency) yang lebih besar.
Gambar di bawah menunjukkan suatu larutan encer dan suatu
larutan pekat dipisahkan oleh selaput (membran) yang
semipermeabel, yaitu selaput yang dapat ditembus oleh molekul
pelarut, tetapi tidak mampu ditembus oleh molekul zat terlarut.
Selaput semipermeabel ini dapat berupa gelatin, kertas perkamen,
lapisan film selofan, atau membran sel makhluk hidup. Maka
terjadilah peristiwa osmosis, yaitu perpindahan molekul pelarut dari
larutan yang encer ke larutan yang pekat.

218| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Sumber: Chang, 2010

Peristiwa osmosis menyebabkan naiknya permukaan larutan


pekat, sehingga tekanan membesar yang pada gilirannya akan
memperlambat laju osmosis. Akhirnya tercapailah suatu tekanan yang
mampu menghentikan osmosis atau perpindahan molekul pelarut.
Tekanan ini disebut tekanan osmotik (𝜋).
Menurut Van’t Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas
ideal:
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
𝑛
𝑃 = 𝑅𝑇
𝑉
Karena n/V merupakan konsentrasi (Molaritas) dan tekanan osmotik
dilambangkan 𝜋 maka:
𝝅 = 𝑪𝑹𝑻
dimana π = tekanan osmotik (atm)
C = konsentrasi dalam molaritas (mol/L atau M)
R = tetapan gas universal (0,082 L . atm/mol . K)
T = suhu (K)

Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari


yang lain disebut larutan hipotonis. Larutan yang mempunyai tekanan

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|219


osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan hipertonis. Larutan-
larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonis.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Sifat koligatif larutan elektrolit berbeda dengan sifat koligatif


larutan nonelektrolit, hal ini disebabkan larutan elektrolit di dalam
pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Sehingga larutan
elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada
larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama. Sebagai contoh:
larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan larutan 0.5 molal
garam dapur. Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel
(konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal. Sedangkan untuk larutan
garam dapur: NaCl (aq)⟶ Na+ (aq) + Cl– (aq), terurai menjadi 2 ion,
maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1,0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya)
untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi (𝛼)
ini dinyatakan sebagai:
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐳𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐧𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢 (𝐦𝐨𝐥)
𝛂=
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐳𝐚𝐭 𝐦𝐮𝐥𝐚 − 𝐦𝐮𝐥𝐚 (𝐦𝐨𝐥)
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1,
sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1
(0 < α < 1).
Atas dasar kemampuan ini, Jacobus Hendricus van’t Hoff
(1852–1911) dari Belanda, menerangkan bahwa untuk larutan
elektrolit keempat rumus sifat koligatif yang dirumuskan Raoult harus
dikalikan dengan suatu faktor yang menjelaskan pengaruh ionisasi.
Faktor ini dinamakan faktor van’t Hoff, dengan lambang i. Harga i
dapat ditentukan dengan rumus berikut: i = 1 + (n – 1)α

220| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


dimana,
i = faktor van’t Hoff
n = jumlah ion
Sehingga sifat koligatif larutan elektrolit:
a. Penurunan tekanan uap
𝒏𝒑
𝐏 = 𝐏𝒐 ×
𝒏𝒕 ∙ 𝒊 + 𝒏𝒑
𝒏𝒕 ∙ 𝒊
∆𝐏 = 𝐏 𝒐 ×
𝒏 𝒕 ∙ 𝒊 + 𝒏𝒑
b. Kenaikan titik didih
∆𝐓𝐛 = 𝐛 × 𝐊 𝐛 × 𝐢
c. Penurunan titik beku
∆𝐓𝐟 = 𝐛 × 𝐊 𝐟 × 𝐢
d. Tekanan osmosis
𝛑 = 𝐂𝐑𝐓𝐢

b. Integrasi dengan PAI dan Bahasa


1) Integrasi PAI

Asam asetat atau asam cuka merupakan asam organik yang


dikenal sejak lama sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah makan
menggunakan cuka sebagaimana hadits yang diceritakan dari Jabir
bin ‘Abdillah, ia berkata:

ْ‫ْ َماْ ِعن َد َنْْإِخَّل‬:‫ْ فَ َقالُو‬,‫صلخىْ هللاُْ َعلَي ِهْ َو َسلخ َمْ َسأ ََلْ أَهلَهُْ اْل ُُد َم‬ َ ْ‫خِب‬‫أَ خنْ النِ خ‬
ْ‫ْ نِع َمْ اْل ُُد ُم‬,ُّ‫ْ"نِع َمْ اْل ُُد ُمْ اْلَل‬:‫ْ َویَ ُقو ُل‬,‫ْ فَ َج َع َلْ ََي ُك ُلْ بِ ِه‬,‫ْ فَ َد َعاْ بِ ِه‬,‫َخلخ‬
ْ "‫اْلَ ُّل‬

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|221


Artinya: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya
kepada keluarganya tentang lauk, kemudian mereka menjawab,
”Tidak ada lauk selain cuka”, Nabi kemudian memintanya dan
makan dengan lauk tersebut, dan berkata, ”Sebaik-baik lauk adalah
cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka” (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa cuka termasuk
makanan yang halal. Tetapi, cuka yang halal dikonsumsi adalah cuka
makan yang dibuat dari buah-buahan seperti kurma, epal, anggur,
pisang, pepaya, air tebu, atau bahan lain yang mengandung glukosa
yang disimpan atau diperam dalam jangka masa tertentu.
Penyimpanan jus buah akan merubahnya menjadi alkohol, kemudian
menjadi asam asetat, yang akhirnya menjadi khal yang dalam bahasa
Inggris disebut vinegar.
Tetapi, jika asam cuka tersebut dibuat dari khomr yang diolah
menjadi cuka (dengan tangan manusia), maka itu tidak dibolehkan.
Hal ini sesuai hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ٍْ َ‫ ْ َع ْن ْأَی ت‬-ْ ‫ ْﷺ‬-ْ ‫خِب‬


ْ‫ام ْ َوِرثُوا‬ ٍ ِ ‫سْاب ِن‬
‫ْسأ ََلْالنِ خ‬ َ ‫ْمالكْ أَ خنْ أ‬
َ َ‫َبْ طَل َحة‬ َ ِ َ‫َعنْ أَن‬
ًْ ‫اَّلْأَج َعلُ َهاْ َخ‬
ْ"‫ّلْقَالَْْ" ََّْل‬ َْ َ‫ََخ ًراْقَالَْْ"أَه ِرق َها"ْقَالَْْأَف‬
Artinya: Dari Anas bin Malik, bahwasanya Abu Tholhah pernah
bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai anak
yatim yang diwarisi khomr. Lantas Nabi bersabda, “Musnahkan
khomr tersebut.” Lalu Abu Tholhah bertanya, “Bolehkah aku
mengolahnya menjadi cuka?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Tidak boleh.” (HR. Abu Daud).
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menyebutkan "Sebaik-baik lauk adalah cuka” merupakan bentuk
ungkapan kesyukuran atas apa-apa yang telah dianugerahkan kepada
manusia. Tentu saja pada waktu itu, masih banyak lauk lain yang jauh
lebih baik dari cuka, misalnya daging, roti, kurma, keju, sayur mayur,
dan sebagainya. Lalu mengapa Rasul justru mengatakan, cukalah lauk
yang terbaik? Itulah ungkapan kesyukuran.

222| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Allah SWT telah menciptakan berbagai zat yang bermanfaat
bagi manusia. Di antara zat tersebut memiliki sifat-sifat unik, salah
satunya sifat asam dan basa. Dengan kekhasan sifat ini, zat-zat
tersebut memberikan manfaat yang luas bagi manusia. Maka,
mensyukuri karunia Allah SWT tersebut menjadi kewajiban bagi
setiap orang yang beriman.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki


yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah” (Q.S.
Al-Baqarah: 172)
Selain merupakan bentuk ungkapan kesyukuran, ungkapan
Rasulullah SAW ialah bertujuan untuk menjaga perasaan istrinya.
Perhatikan kembali hadits tersebut. Para istri beliau sebelumnya
berkata: ― Kita tidak punya apa-apa selain cuka. Maka Rasulullah
berusaha menjaga perasaan mereka dengan memuji makanan yang
ada, walaupun yang tersedia hanyalah cuka
Secara ilmiah, cuka terbukti memiliki banyak sekali manfaat.
Sesendok cuka dapat mengurangi lemak bila dicampur dengan kuah
salathoh (sejenis lalap yang biasa dimakan dengan roti), lalu disantap
dengan roti. Dengan cara seperti itu cukup dapat menghilangkan
lemak. Hal ini dapat terjadi karena cuka merupakan asam asetat yang
berhubungan dengan protein, lemak dan karbohidrat, atau yang biasa
disebut dengan asetoasetat. Artinya, mengkonsumsi cuka secara
teratur di dalam makanan atau salathoh, atau memasukkan cuka
dengan ukuran satu sendok the (terutama cuka apel) ke dalam
secangkir air dapat berkhasiat menjaga kadar lemak tubuh. Di
samping itu, cuka juga dapat mengurangi potensi aterosklerosis
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|223
(penimbun zat lemak di dalam dan di bawah lapisan intima dinding
pembuluh nadi), karena cuka mampu mengubah zat dari pembuluh
darah menjadi senyawa sederhana (nonkompleks), yakni asetoasetat
yang masuk kedalam komposisi nutrisi.
Rasulullah selalu mengombinasikan dua jenis makanan yang
berbeda sifat. “Abdulah bin Ja‟far meriwayatkan bahwa Rasulullah
pernah memakan buah mentimun dengan kurma matang. (Hadits
Bukhari- Muslim).” Dari segi gizi, kurma sedikit mengandung air
tetapi berkalori tinggi, yaitu seratus gram kalori. Sedangkan,
mentimun berkalori rendah tetapi kandungan airnya tinggi, kira-kira
95%. Hal ini seperti dalam Hadits Abu Dawud, yaitu; “Nabi SAW
bersabda "panasnya buah yang satu ini (kurma) akan dihilangkan
oleh dinginnya buah yang lain (mentimun), dan dinginnya buah yang
satu ini (mentimun) akan dihilangkan oleh panasnya buah yang lain
(kurma)."
Pola makan yang dilakukan oleh Rasulullah merupakan suatu
kombinasi ideal karena berprinsip pada keseimbangan asam-basa.
Tubuh akan sehat bila dalam kondisi yang seimbang. Menurunnya pH
sedikit saja ke arah asam atau kenaikkan pH ke arah basa akan mudah
menimbulkan suatu penyakit. Jika tubuh mengandung asam yang
berlebihan akan mudah menimbulkan penyakit seperti sakit kepala,
hipertensi, serangan jantung, stroke, serta sakit maag. Jika
mengandung basa berlebihan akan mudah menimbulkan penyakit
seperti tekanan darah rendah, batuk, flu, bronkitis, dan mudah lelah.
Allah juga telah mengajurkan dalam al-Qur`an agar manusia
memperhatikan makanan dan minumannya dalam jumlah
secukupnya, tidak kekurangan dan tidak berlebihan, serta
makanannya itu dipilih dari bahan makanan yang halal dan thayyib.

224| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Artinya: Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
(QS. ‘Abasa: 24)
Terjaganya kestabilan pH dalam tubuh mahluk hidup melalui
reaksi kesetimbangan pada sistem penyangga membuktikan bahwa
Allah SWT telah menyempurnakan penciptaan manusia dengan
susunan tubuh yang seimbang. Allah SWT menegaskan melalui
firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Infithar ayat 7-8:

Artinya: “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan


kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam
bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu”
Keseimbangan yang diciptakan Allah SWT pada tubuh manusia
bukan hanya yang terlihat secara kasat mata seperti simetrisnya
bentuk tubuh, tetapi hingga ranah atomik seperti keseimbangan
senyawa-senyawa kimia dalam tubuh. Bahkan Allah SWT juga
menciptakan mekanisme agar sistem tubuh tetap dalam keadaan
stabil.
Contoh sistem tubuh yang Allah SWT jaga agar tetap berada
dalam keadaan stabil adalah pH darah. pH darah harus berada pada
kisaran 7,35 sampai 7,45. Jika pH darah terlalu asam atau terlalu basa
akan menimbulkan berbagai penyakit bahkan kematian. Allah telah
menciptakan larutan penyangga dalam sel tubuh dan darah manusia
agar jika terdapat senyawa asam-basa yang masuk atau terbentuk
dalam tubuh manusia, larutan penyangga tersebut dapat bekerja agar
pH sel tubuh dan darah tidak mengalami penurunan atau kenaikan
secara drastis.
Mekanisme larutan penyangga yang mampu mempertahankan
kestabilan pH sel dan darah mahluk hidup merupakan bentuk

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|225


pemeliharaan Allah SWT terhadap ciptaannya. Allah SWT
menegaskan dalam Al-Qur’an Az-Zumar Ayat 62:

Artinya: “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara


segala sesuatu”

2) Istilah-istilah

No Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab


1 Larutan Solution
‫ََْملُ ْول ج ََمَالِْيل‬
2 Zat terlarut Solute
‫َم َذاب‬
3 Pelarut Solvent
‫َم ِذيْب‬
4 Asam Acid
‫ََحْض‬
5 Basa Base
‫قَاعِ َدة‬
6 Garam Salt
‫ِم ْلح‬
7 Konsentrasi Concenration
‫تَ ْركِْي ز‬
ُ‫ضة‬
َ ‫اْلَ ُم ْو‬ ْ ُ‫َد َر َجة‬
8 Derajat keasaman pH
(pH)
‫قَ ِو ي‬
‫ي‬
9 Kuat Strong

10 Lemah Weak
‫ضعِْيف‬ َ
11 Asam konjugasi Conjugate acid
‫ََحْض ُمَرافِق‬
12 Basa konjugasi Conjugate base
‫قَاعِ َدة ُم ََِتافِ َقة‬
13 Larutan penyangga Buffer solution
‫ََْملُ ْول ُمنَظَّم‬
14 Titrasi Titration
‫ُم َعايََرة‬
15 Kelarutan Solubility
‫َذ ْوََبنِيَّة‬
16 Larutan belum
jenuh
Unsaturated solution
‫ََْملُ ْول َغ ْْيُ ُم ْشبَ ِع‬

226| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


17 Laruten tepat jenuh Saturated solution
‫ََْملُ ْول ُم ْشبَع‬
18 Larutan lewat jenuh Supersaturated
solution
‫ََْملُ ْول فَ ْو َق ُم ْشبَ ِع‬
19 Endapan Precipitate
‫َر ِاسب‬
ُ‫َّج ِمْيعِيَّة‬
ْ ‫اص الت‬ ُ ‫اَ ْْلََو‬
20 Sifat koligatif Colligative properties

‫الض ْغ ِط الْبُ َخا ِر ِي‬ َّ ‫اض‬ ِِ


ُ ‫ا ْْن َف‬
21 Penurunan tekanan Vapor-pressure
uap lowering
22 Kenaikan titik didih Boiling-point ِ ‫اِرتَِفاع َدرج ِة الْغَلْي‬
‫ان‬
elevation َ ََ ُ ْ
‫اض َد َر َج ِة ْاْل َِْن َم ِاد‬ ِِ
ُ ‫ا ْْن َف‬
23 Penurunan titik Freezing-point
beku depression
24 Tekanan osmotik Osmotic pressure
‫اْل ْزُم ْوِزي‬ ِْ ‫ط‬ ُ ‫الض ْغ‬
َّ
25 Elektrolit Electrolyte
‫ ُمتَأَيِنَة‬atau ‫ُمتَ َفك َكة‬
26 Non elektrolit Non electrolyte
‫ غَ ْْيُ ُمتَأَيِنَة‬atau ُ‫غَ ْْي‬
‫ُمتَ َفك َكة‬
27 Derajat ionisasi Ionization degree
‫رجةُ التَّأَيُ ِن‬
َ ‫َد‬

c. Latihan

1. Olah raga sangat baik untuk kesehatan. Nabi Muhammad SAW


menganjurkan kepada umatnya untuk berolahraga memanah,
berkuda dan berenang. Namun demikian setelah berolah raga
seringkali otot-otot terasa pegal. Rasa pegal pada otot setelah olah
raga berat berhubungan dengan akumulasi asam laktat. Struktur
asam laktat dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|227


Tingkat keasaman larutan asam laktat ditentukan oleh jumlah ion
H+ yang terlarut dalam air. Untuk menentukan konsentrasi larutan
asam laktat, Ahmad menitrasi 20,00 mL sampel dengan larutan
0,1010 M NaOH. Jumlah titran yang diperlukan hingga mencapai
titik ekivalen adalah 12,77 mL. Berapakah konsentrasi larutan
asam laktat dalam mol/liter?
a. 0,0322 mol/L
b. 0,0645 mol/L
c. 0,0791 mol/L
d. 0,1581 mol/L

2. Dari Aisyah r.a, Rasulullah SAW bersabda : “Islam itu agama


yang bersih, maka hendaknya kamu menjadi orang yang bersih,
sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang
bersih” (H.R.Tabrani). Hadits tersebut menunjukkan pentingnya
kita menjaga kebersihan. Salah satu upaya menjaga kebersihan
adalah mencuci pakaian kotor dengan bahan pembersih agar
hilang dari najis dan noda yang melekat. Namun, baju putih kotor
yang sulit dibersihkan dengan deterjen, (misalnya terkena noda
tinta dan lumpur bercampur lemak) dapat dihilangkan dengan
mudah menggunakan larutan Clorox (salah satu yang dikenal di
pasaran bermerk Bayclin). Dalam 1 liter larutan Clorox
terkandung 82,5 g NaClO. Berapakah pH larutan klorox, jika
diketahui Ka HClO = 2,9 × 10−8?

228| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


a. 3,21
b. 3,45
c. 10,54
d. 10,79

3. Proses terbentuknya stalaktit pada langit-langit gua merupakan


salah satu bukti kekuasaan Allah SWT. Stalaktit terbentuk secara
alami dari pengendapan ion-ion kalsium dan karbonat yang
terlarut dalam tetesan air dalam gua. Seorang peneliti ingin
membuat padatan seperti stalaktit dalam larutan Na 2CO3 0,02 M.
Berapakah konsentrasi minimum dari ion kalsium yang
dibutuhkan? (Ksp CaCO3 = 4 × 10−8)
a. 2 × 10−6
b. 4 × 10−4
c. 2 × 10−2
d. 4 × 10−2

4. Kadar fosfat yang tinggi pada daerah perairan dapat menyebabkan


alga tumbuh subur sedangkan dalam darah dapat mengakibatkan
gagal ginjal. Lanthanum karbonat digunakan untuk mengobati
hyperphosphataemia dan aluminium posfat digunakan untuk
mengontrol kadar fosfat dalam kolam. Baik LaPO4 dan AlPO4
pada dasarnya tidak larut dalam air dan oleh karena itu dibuang
sebagai presipitat. Jika ion aluminium dan ion lantanum
ditambahkan secara perlahan ke larutan yang mengandung ion
fosfat. Berapa konsentrasi lanthanum fosfat dan mana yang
mengendap terlebih dahulu?
Diketahui:
Ksp LaPO4 = 7,08 × 10−27 mol2.dm−6

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|229


Ksp AlPO4 = 9,84 × 10−21 mol2.dm−6
a. 5,27 × 10−15 mol.dm−3 dan LaPO4
b. 5,27 × 10−15 mol.dm−3 dan AlPO4
c. 8,41 × 10−14 mol.dm−3 dan LaPO4
d. 8,41 × 10−14 mol.dm−3 dan AlPO4

5. Kita harus bersyukur karena Allah SWT telah menciptakan air bagi
kehidupan. Lebih dari 70 % permukaan bumi ditutupi air, namun
tidak bisa langsung dimanfaatkan. Negara tandus seperti Saudi Arabia
menggunakan prinsip osmosis balik untuk memproduksi memisahkan
kandungan garam dalam air laut agar dihasilkan air untuk kebutuhan
sehari-hari. Jika dalam air laut terkandung komposisi 0,470 mol/L
NaCl dan 0,068 mol/L MgCl2 dan kedua senyawa tersebut terdisosiasi
sempurna. Berapakah tekanan osmosis air laut pada 25 oC (dalam
atm)?
a. 12,85
b. 27,35
c. 64,29
d. 77,15

230| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


7. Senyawa Organik
a. Uraian Materi

Karakteristik Senyawa Organik

Secara umum senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari


makhluk hidup. Kemudian lebih luasnya senyawa organik adalah senyawa
yang struktur utamanya ditentukan oleh atom karbon yang saling berikatan.
Atom karbon sebagai unsur utama dalam senyawa organik memiliki
keistimewaan antara lain:
a. Karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen tunggal yang cukup
kuat dengan atom yang lain seperti CH4, CF4, dan CCl4 dengan struktur
tetra hedral sebagaimana gambar di bawah ini.

b. Antara sesama atom karbon bisa berikatan kovalen membentuk rantai


yang panjang seperti struktur berikut.

c. Rantai karbon dalam senyawa organik dapat membentuk rantai lurus,


bercabang dan melingkar (siklik)

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|231


d. Antara dua atom karbon dapat membentuk ikatan ganda dan rangkap 3
seperti pada C2H4 dan C2H2

C2H4 C2H2
e. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom yang
elektronegatif lainnya seperti; O, N, S, F, Cl, Br dan I

Penggolongan Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung unsur hidrogen dan


karbon. Berdasarkan strukturnya senyawa hidrokarbon digolongkan
sebagaimana diagram berikut:

a. Alkana
Alkana adalah senyawa hidrokarbon alifatik (rantai terbuka) dengan
ikatan jenuh
Berikut nama alkana berdasarkan jumlah atom C-nya.

232| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Tatanama Senyawa Alkana
Tatanama senyawa alkana mengikuti aturan IUPAC antara lain:
✓ Penulisan nama alkana sebagai berikut;
(posisi + nama cabang/ alkil) + nama rantai utama

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|233


✓ Rantai C rantai utama adalah rantai yang terpanjang sebagai
sedangkan yang lainnya disebut sebagai cabang. Bila terdapat dua
rantai terpanjang maka dipilih rantai yang memiliki cabang
terbanyak.

234| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


✓ Cabang diberi nama dengan sesuai dengan jumlah atom C-nya
dengan mengubah nama alkana menjadi alkil. Beberapa gugus alkil
dapat dilihat pada tabel berikut:

✓ Atom-atom C yang terdapat pada rantai induk diberi nomor mulai


dari C paling ujung. Ujung C1 adalah yang paling dekat ke cabang.
✓ Jika terdapat 2 atau lebih alkil yang sama, cukup ditulis satu kali
dengan diberi awalan (di = 2, tri = 3, tetra = 4 dst)

b. Alkena
Alkana adalah senyawa hidrokarbon alifatik (rantai terbuka) dengan
ikatan tidak jenuh rangkap dua.
Berikut nama alkena berdasarkan jumlah atom C-nya.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|235


Tatanama alkena tidak berbeda dengan tata nama alkana, namun pada
alkena ada penambangan angka pada rantai induk yang menunjukkan
posisi ikatan ganda seperti contoh di bawah ini:

c. Alkuna

236| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


d. Alisiklik
Alisiklik adalah alkana yang mempunyai 3 atom C atau lebih dan
mempunyai struktur siklik (melingkar) yang sering juga disebut
sikloalkana sebagaimana contoh berikut.

Siklopropana Siklobutana Siklopentana Siklopentena

e. Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang
mengandung gugus benzena (C6H6) sebagaimana struktur di bawah ini.

Keterangan:
(1) Struktur lengkap benzena
(2) Struktur cincin segi enam benzena
(3) Struktur kekule benzena

Turunan Senyawa Benzena

Atom H yang ada pada atom C benzena mudah mengalami reaksi


substitusi sehingga menghasilkan senyawa turunan benzena
1) Turunan Benzena dengan 1 substituen

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|237


2) Turunan Benzena dengan lebih dari 1 substituen
Jika terdapat lebih dari satu substituen, maka diberi penomoran searah
atau berlawanan arah jarum jam agar substituen-substituen mendapat
nomor serendah mungkin. Untuk substituen-substituen sejenis,
digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, dan heksa-. Urutan prioritas
penomoran untuk beberapa substituen umum yaitu sebagai berikut.
Jika terdapat dua substituen, selain dengan penomoran, juga dapat
digunakan awalan o-(orto) untuk posisi atom karbon nomor 1 dan 2, m-
(meta) untuk posisi 1 dan 3, atau p-(para) untuk posisi 1 dan 4.

238| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh Soal
Rasa sakit yang diderita akibat penyakit tertentu merupakan ujian dari Allah SWT.
Ikhtiar dapat dilakukan dengan berdoa memohon kesembuhan dan juga meminum
obat sesuai petunjuk dokter. Salah satu bahan yang digunakan sebagai obat
penghilang rasa sakit adalah asam salisilat dengan struktur sebagai berikut :

Dari pernyataan berikut ini :


1. Reaksi esterifikasi hanya terjadi pada gugus fungsi karboksilat
2. Reaksi dengan methanol menghasilkan asam asetil salisilat.
3. Reaksi dengan asam etanoat menghasilkan ester metil salisilat
4. Asetil salisilat dihasilkan dari esterifikasi dengan asam asetat
Pernyataan yang benar tentang reaktivitas asam salisilat adalah …
A. 1 dan 3
B. 2 dan 4
C. 1, 2 dan 3
D. 4
(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat provinsi tahun 2018 nomor 9)

Jawab:
Reaksi esterifikasi pada asam salisilat tidak hanya pada gugus fungsi karboksilat
saja, namun dapat juga pada gugus hidroksil. Reaksi asam salisilat dengan metanol
akan menghasilkan metil salisilat. Reaksi asam salisilat dengan asam etanoat
(anhidrat) akan menghasilkan asetil salisilat aspirin.

Jawaban : D

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|239


Senyawa Turunan Hidrokarbon

Turunan senyawa hidrokarbon adalah salah satu atom H diganti oleh


gugus lain yang bukan alkil. Kebanyakan senyawa hidrokarbon kurang
reaktif, namun kebanyakan turunannya sangat reaktif karena memiliki gugus
fungsi sehingga sifat senyawa turunan hidrokarbon sangat ditentukan oleh
gugus fungsinya. Beberapa gugus fungsi yang utama sebagaimana yang ada
pada tabel berikut.

Berikut beberapa contoh senyawa turunan hidrokarbon


Halo alkana/ Alkil
halida

240| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Alkanol/ Alkil
alkohol

Alkoksi alkana/ etoksi etana/ dietil eter


eter
etoksi propana/ etil propil eter

2-etoksi propana
Alkanal/ Aldehid

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|241


Alkanon/ Keton

Asam alkanoat/
Asam karboksilat

Alkil alkanoat/
ester

Isomer

Isomer adalah senyaw-senyawa yang memiliki rumus molekul sama


dengan rumus struktur berbeda. Isomer terdiri dari:
a. Keisomeran struktur
Keisomeran struktur terdiri atas isomer kerangka, posisi, ataupun
gugus fungsi.
b. Keisomeran ruang
Terdiri dari keisomeran optis dan geometris.

242| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Berikut contoh-contoh isomer:
- Isomer Rangka

- Isomer Posisi

1-butanol 2-butanol

- Isomer Gugus Fungsi


Isomer gugus fungsi adalah isomer antara turunan senyawa hidrokarbon
berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|243


Contoh:
Isomer alkohol dan eter

Isomer Aldehid dan keton

Isomer Asam karboksilat dan ester

- Isomer Optis
Suatu senyawa akan memiliki isomer optik jika ada empat substituen
yang berbeda yang melekat pada karbon pusat. Karbon pusat yang
memiliki empat subtituen berbeda ini dinamakan C kiral atau C
asimetris.
Contoh:

244| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Istilah lain pada Isomer Optis
- Enansiomer adalah pasangan senyawa isomer yang merupakan
bayangan cerminnya.
- Diastereomer (stereoisomer bukan bayangan cerminnya) adalah
senyawa isomer ruang, yang merupakan pasangan enansiomer satu
dengan pasangan enansiomer lainnya

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|245


- Isomer Geometris
Keisomeran geometri umumnya ditemukan pada senyawa-senyawa
dengan ikatan C=C di mana masing-masing atom C mengikat dua atom
atau gugus atom yang berbeda. Berdasarkan posisi atom atau gugus
atomnya, isomer-isomer geometri dibedakan menjadi bentuk cis dan
bentuk trans.

Reaksi-reaksi Senyawa Organik

Jenis Reaksi Contoh Reaksi


Reaksi Umum
Reaksi pembakaran

Reaksi Eliminasi

Reaksi Subtitusi

Reaksi Adisi

246| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Reaksi isomerisasi

Reaksi polimerisasi

Reaksi-reaksi pada Benzena

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|247


Reaksi-reaksi pada Haloalkana
Reaksi dengan
NaOH

Reaksi dengan
Amonia Pekat

Reaksi dengan
KCN
Reaksi dengan
Perak(I)nitrit

Reaksi dengan
benzena

Reaksi dehidro-
halogenasi

Reaksi dengan
logam natrium
Reaksi dengan
logam
magnesium
Reaksi dengan
logam litium

Reaksi-reaksi Alkanol/ Alkohol


Reaksi substitusi
dengan logam
reaktif seperti
Na dan K
Catt: Reaksi ini juga untuk membedakan alkohol dengan eter,
karena eter tidak dapat bereaksi dengan logam reaktif
Reaksi substitusi
dengan halogen

248| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Reaksi
Esterifikasi
Reaksi substitusi
radikal dengan
bantuan cahaya
Reaksi eliminasi
air (dehidrasi)
Reaksi oksidasi
dengan oksidator
KMnO4,
K2Cr2O7
Reaksi-reaksi pada Eter
Reaksi dengan
PCl5
Reaksi dengan
asam halida

Reaksi oksidasi

Reaksi-reaksi pada Aldehid


Reaksi oksidasi
menghasilkan

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|249


asam karboksilat (Reaksi ini juga untuk identifikasi aldehid dan keton, adapun keton
tidak dapat mengalami oksidasi)

Reaksi dengan
Fehling
menghasilkan
endapan merah (Reaksi ini juga untuk identifikasi aldehid dan keton, adapun keton
bata tidak dapat mereduksi larutan Fehling)
Reaksi dengan
pereaksi Tollens
menghasilkan
lapisan cermin (Reaksi ini juga untuk identifikasi aldehid dan keton, adapun keton
perak tidak dapat mereduksi larutan Tollens)
Reaksi adisi
dengan H2
membentuk
alkohol primer
Reaksi pada keton
Reaksi adisi
dengan H2
membentuk
alkohol sekunder
Reaksi adisi
dengan CN–

Reaksi-reaksi pada Asam Karboksilat


Reaksi Asam
Karboksilat

250| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Reaksi dengan
Tionil klorida
Reaksi dengan
Alkohol

Reaksi dengan
Amonia

Reaksi
Dekarboksilasi

Reaksi
Halogenasi

Reaksi-reaksi Ester
Reaksi
Hidrolisis
Reaksi dengan
Amonia
Reaksi
Transesterifikasi

Reaksi dengan
Pereaksi
Grignard
Reaksi Reduksi

Reaksi dengan
Basa

Reaksi
Pembuatan Ester

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|251


Contoh Soal
Di dalam tubuh, makanan yang kita konsumsi sehari-hari mengalami reaksi yang
sangat kompleks untuk menghasilkan energi. Berikut ini beberapa tahapan reaksi
yang terjadi ketika tubuh kita memecahkan sejumlah nutrient menjadi energi.

Hanya produk dan reaktan organik yang diperlihatkan pada gambar tersebut. Jenis
reaksi untuk setiap tahap reaksi yang terjadi adalah

(Soal KSM Kimia terintegrasi tingkat provinsi tahun 2018 nomor 12)

Jawab
Reaksi 1 reaksi pelepasan H2O (dehidrasi)
Reaksi 2 reaksi pengikatan H2O (hidrasi)
Reaksi 3 reaksi pelepasan H (oksidasi)
Reaksi 4 reaksi pelepasan CO2 (dekarboksilasi)

Jawaban : B

252| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Makromolekul

a. Polimer
Polimer adalah molekul besar yang terdiri dari unit-unit kecil yang
disebut monomer. Polimer berdasarkan asalnya digolongkan ke dalam
polimer alam dan polimer sintetis. Contoh polimer alami seperti karet
alam, selulosa, amilum, protein sedangkan contoh polimer sintetis
seperti nilon, PVC, poli etilen dan poliester.
Pembentukan polimer disebut dengan polimerisasi. Polimerisasi dapat
terjadi dalam bentuk polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.

b. Karbohidrat
Karbohidrat berasal dari kata karbon dan hidrat karena memiliki rumus
empiris Cn(H2O)m. Karbohidrat sering juga disebut dengan polisakarida,
karena memiliki monomer monosakarida. Berikut beberapa contoh
monosakarida.

Selanjutnya monosakarida dapat berikatan membentuk disakarida


sampai polisakarida.
Contoh-contoh disakarida adalah sebagai berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|253


Disakarida dalam bentuk sukrosa mengandung glukosa dan fruktosa,
maltosa mengandung dua monomer glukosa dan laktosa mengandung
glukosa dan galaktosa
Contoh polisakarida adalah amilosa (amilum) dan selolusa. Amilum
merupakan polimer dari α-D-glukosa sehingga ikatan antara
monomernya disebut dengan ikatan α-glikosida sedangkan selulosa
merupakan polimer β-D-glukosa sehingga ikatan antara monomernya
disebut dengan ikatan β-glikosida.

Identifikasi Karbohidrat
Uji Kualitatif Hasil
Uji Molisch • Dehidrasi heksosa menghasilkan
Dehidrasi senyawa karbohidrat senyawa hidroksi metil furfural,
oleh asam sulfat pekat sedangkan dehidrasi pentosa
menghasilkan senyawa fulfural.
• Uji positif jika timbul cincin
merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau

254| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


hidroksimetil furfural dengan
alpha-naftol dalam pereaksi
molish.
Uji Seliwanoff Jika dipanaskan karbohidrat yang
Uji spesifik untuk karbohidrat mengandung gugus keton akan
yang mengandung gugus menghasikan warna merah pada
keton atau disebut juga ketosa larutannya
Uji Benedict Uji positif ditandai dengan
• Merupakan uji umum terbentuknya larutan hijau, merah,
untuk karbohidrat yang orange atau merah bata serta adanya
memiliki gugus aldehid endapan.
atau keton bebas
• Uji benedict berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+
oleh gugus aldehid atau
keton bebas dalam suasana
alkalis
• Biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat
atau tatrat untuk mencegah
terjadinya pengendapan
CuCO3
Uji Barfoed Uji positif ditunjukkan dengan
Untuk menunjukkan adanya terbentuknya endapan merah orange
monosakarida dalam sampel
Uji Iodin • Amilum dengan iodine dapat
Digunakan untuk membentuk kompleks biru
menunjukkan adanya • Amilopektin dengan iodin akan
polisakarida memberi warna merah ungu
• Sedangkan dengan glikogen dan
dekstrin akan membentuk warna

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|255


merah coklat
Uji Fehling Uji positif ditandai dengan warna
Untuk menunjukkan adanya merah bata
karbohidrat pereduksi
(monosakarida, laktosa,
maltosa, dll)

c. Protein
Protein merupakan molekul besar yang terdiri dari monomernya asam
amino. Asam amino mengandung gugus karboksilat (-COOH) dan
amino (-NH2) dengan rumus umum:

Asam amino seperti ini sering juga disebut dengan α-asam amino karena
gugus aminonya terikat pada atom karbon α. R adalah atom atau gugus
atom yang mengandung rantai alifatik, siklik atau aromatik.
Berdasarkan R-nya, di alam terdapat 200 lebih jenis asam amino namun
yang terdapat dapam protein hanya 20 macam sebagaimana contoh
berikut.

256| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Selanjutnya masing-masing asam amino dapat membentuk ikatan
peptida, ikatan disulfida dan ikatan hidrogen.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|257


Identifikasi Protein
Uji Kualitatif Hasil
Uji biuret Reaksi positif adanya protein akan
Untuk mengidentifikasi ada atau memberikan warna ungu pada
tidaknya kandungan protein larutan
dalam suatu bahan pangan
Zat yang akan diuji, ditetesi
larutan NaOH, kemudian diikuti
tetesan larutan tembaga (II)
sulfat (CuSO4) encer
Uji Xantoproteat Jika suatu bahan pangan
Untuk mengidentifikasi protein mengandung protein dengan gugus
yang mengandung gugus fenil fenil dipanaskan dengan asam nitrat
(cincin benzena) pekat, maka akan memberikan hasil
Menggunakan larutan asam positif berupa terbentuknya endapan
nitrat pekat (HNO3) dan larutan berwarna kuning yang akan berubah
NaOH pekat. menjadi jingga pada suasana basa
(dengan penambahan NaOH)
Uji Ninhidrin Reaksi positif ditunjukkan dengan
Untuk mengidentifikasi terbentuknya warna ungu
keberadaan protein dan asam
amino dalam suatu bahan

258| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


pangan.
Pereaksi Ninhidrin mengubah
asam amino terminal menjadi
aldehida. Uji ini dilakukan
dengan meneteskan larutan
ninhidrin ke bahan uji, lalu
memanaskannya selama
beberapa menit
Uji Belerang Uji positif ditunjukkan dengan
Pereaksi untuk uji belerang terbentuknya endapan hitam timbal
adalah larutan timbal (II) asetat; (II) sulfida (PbS)
Pb(C2H3O2)2. Uji ini diterapkan
untuk mengetahui adanya unsur
belerang (sulfur) dalam protein.
Cara mengujinya dengan
meneteskan larutan NaOH pekat
(6 M) ke larutan bahan pangan
yang akan diuji, lalu dipanaskan.
Selanjutnya, ditambahkan
beberapa tetes larutan timbal (II)
asetat.

d. Lipid
Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air tetapi dapat
diekstraksi dengan pelarut organik seperti eter, benzen, kloroform dan
tetra klorometana. Lipid merupakan komponen pembentuk membran sel
bagi hewan dan juga sebagai sumber energi dan bantalan di bawah kulit
agar suhu tubuh menjadi stabil. Secara umum lipid terdiri dari lipid
sederhana, lipid gabungan dan steroid.
Lipid sederhana adalah berupa ester asam lemak dengan gliserol yang
disebut dengan trigliserida atau dengan alkohol yang disebut dengan
lilin. Dalam kehidupan sehari-hari trigliserida adalah dalam bentuk

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|259


lemak atau minyak. Asam lemak adalah asam karboksilat dengan rantai
lurus mempunyai atom karbon 12 sampai dengan 20 buah. Asam lemak
terdiri dari asam lemak jenuh dan tidak jenuh sebagaimana tebel berikut.

Berikut adalah reaksi umum pembentukan trigliserida

Lipid gabungan contohnya adalah fosfolipid sebagaimana struktur


berikut.

Adapun steroid tidak mengandung asam lemak dan gliserol dan tidak
dapat disabunkan. Contoh steroid adalah estron, estradiol dan
testosteron yang merupakan hormon yang penting pada sistem
reproduksi.

260| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Estron Estradiol

Testosteron Kolestrol

b. Integrasi dengan PAI dan Bahasa


1) Integrasi PAI

Allah SWT telah mengisyaratkan di dalam Al Qur’an bahwa makhluk


hidup tersusun dari berbagai jenis senyawa karbon.

Artinya:
1. sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tingi,
2. yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),
3. dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
4. dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,
5. lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.
Warna hitam merupakan sifat khas dari unsur karbon.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|261


Selanjutnya contoh ayat berikutnya yang berhubungan dengan
senyawa karbon adalah sebagai berikut.

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi.


Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "
yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,” (Q.S. Al Baqarah: 219).
[136] Segala minuman yang memabukkan.

Dalam ayat Al Qur‘an di atas disebutkan bahwa alkohol memiliki


manfaat yang lebih sedikit ketimbang mudlaratnya, hal ini karena alkohol
mempengaruhi sistem saraf pusat dan dapat menimbulkan hilangnhya
kesadaran. alkohol juga merusak sistem pencernaan dan dapat menyebabkan
berbagai penyakit seperti Cirrhosis hati, alkoholisme, Ketergantungan
Alkohol, gejala Hypoglicemia pada liver bahkan dapat menyebabkan
inflamasi pada liver sehingga berpotensi menyebabkan penyakit hepatitis.
Alkohol sebenarnya adalah racun (drug), tidak hanya dengan minum
banyak atau seberapa sering dikonsumsi, tiap kali kamu menggunakan
alkohol meskipun sedikit, alkohol akan mempengaruhi tubuhmu, dan akan
mengganggu fungsi normal organ-organ dalam tubuh.
.

262| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


2) Istilah-istilah

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab

Senyawa organik organic compound ‫مركب عضوي‬


َ
Karbon Carbon
‫ك ْر ُب ْون‬
ُ ُ َّ ُ َ َ
Ikatan kovalen Covalent bond
‫الر ِابطة الت َساه ِم َّية‬
َ ُ َ َ
‫َر ِابطة ت َساه ِم َّية َو ِاحدة‬
Ikatan kovalen tunggal single covalent
bond
ُ ُ َ َ
‫َر ِابطة ت َساه ِم َّية َم ْزد ْو َجة‬
Ikatan kovalen ganda double covalent
bond
َُ ُ َ َ
‫َر ِابطة ت َساه ِم َّية ثَل ِث َّية‬
Ikatan kovalen rangkap triple covalent bond
tiga
َ َُ ْ
Rantai karbon carbon chain
‫ِسل ِسلة الك ْر ُبون‬
َ َ
Alifatik aliphatic
‫أ ِل ْيف ِات َّية‬
ُ َ ُ َ َ ْ َ
Aromatik aromatic
‫اله ْيد ُر ْوك ْر ُب ْونات األ ُر ْو َم ِان َّية‬
Alkana alkanes َ َ َْ
‫األلكانات‬
َ َْ
Alkena Alkene
‫األل ِك ْينات‬
Alkuna Alkyne
‫األلكاينات‬
Gugus fungsi Functional groups ُ َّ ْ َ ُ َ ْ ُ ْ َ
‫المجموعة الو ِظي ِفية‬
Halo alkana alkyl halide
‫هاليد ألكيل‬
Alkohol alcohol
‫الكحول‬
Eter ether
‫إيت‬
Aldehid aldehyde َ ْ َْ
‫األل ِد ِهيدات‬
َ ُ
Keton Ketones
‫الك ْيت ْونات‬ ِ
Asam karboksilat carboxylic acid
‫األحماض الكربوكسيلية‬
Ester ester
‫اإلست‬
َْ
Benzena benzene
‫الب ز ز ِتْي ُن‬
Makromolekul macromolecule
‫الجزئيات الضخمة‬
Polimer polymer
‫بوليمر‬
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|263
Karbohidrat carbohydrate
‫كربوهيدرات‬
Monosakarida monosaccharide
‫سكرأحادي‬
Polisakarida polysaccharide
‫متعدد السكاريد‬
Protein protein ‫ز‬
‫بروتي‬
Asam amino amino acid
‫أحماض أمينية‬
Lipid Lipids
‫دهن‬
organik organic
‫عضوية‬

c. Latihan
1. Senyawa organik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti
makanan, obat-obatan, bahan bakar, pewarna, tekstil, parfum, dan lain
sebagainya. Rumus molekul senyawa organik P dan Q adalah C4H8O.
Senyawa P dapat bereaksi dengan pereaksi Fehling membentuk endapan
merah bata sedangkan senyawa Q tidak. Dari pernyataan berikut ini:
1) senyawa P adalah senyawa golongan aldehid sedangkan Q adalah
keton
2) senyawa P dan Q merupakan isomer struktur
3) senyawa P akan bereaksi dengan KMnO 4 membentuk asam
karboksilat
4) senyawa Q dapat bereaksi dengan pereaksi Benedict membentuk
cermin perak
Pernyataan yang benar adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. Benar semua

2. Pada zaman Rosulullah terdapat wabah menular yang disebut dengan


tha’un. Sebagai upaya pencegahan, Rosulullah memerintahkan untuk
tidak memasuki atau keluar dari wilayah terjadinya pandemi penyakit.

264| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Akhir-akhir ini pandemi Covid-19 di Indonesia semakin meningkat.
Berbagai penelitian dilakukan sebagai upaya pencegahan dari virus
corona, salah satunya yaitu senyawa 1,8-sineol (eucalyptus) yang
diekstrak dari tanaman kayu putih. Senyawa 1,8-sineol memiliki sifat
farmakologi sebagai anti-oksidan yang dapat mencegah infeksi virus.

Pernyataan yang benar tentang senyawa 1,8-sineol adalah….


1) Dapat bereaksi dengan logam natrium membentuk natrium
alkoksida
2) Pada senyawa 1,8-sineol terdapat 3 karbon primer dan 4 karbon
sekunder
3) Senyawa 1,8-sineol mudah larut dalam air melalui ikatan hydrogen
4) Dapat bereaksi dengan asam halida membentuk gugus alkohol dan
alkil halida
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 4
D. 4 saja

3. Seorang muslim sebaiknya mengkonsumsi makanan yang baik bagi


kesehatan tubuh, sebagaimana dianjurkan dalam ayat Al-Qur'an berikut:

Ihsan ingin menganalisis konsumsi makanan sehatnya secara kualitatif


menggunakan uji makromolekul secara kimiawi menggunakan beberapa
reagen kimia dengan hasil berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|265


Dari keterangan di atas diperoleh informasi:
1) Ayat di atas tertera dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 173
2) P dominan mengandung C6H8O6 (asam askorbat) yang
menghilangkan warna iodide
3) R dominan mengandung (C6H12O6)2 ditandai munculnya warna biru
hasil uji lugol
4) S dominan mengandung C400H620N100O120P1S1 ditandai warna ungu
uji Biuret
5) T dominan RCOOH ditandai dengan kuning kecoklatan dengan
reagen Benedict

6) artinya makanlah dari rezki baik-baik


yang kami berikan
Pernyataan yang benar adalah ....
A. 1, 2, 3, 4 dan 6
B. 1, 2, 3, 5 dan 6
C. 1, 3, 4, 5 dan 6
D. 2, 3, 4, 5 dan 6

4. Dalam surat Abasa ayat 27 – 32 dijelaskan bahwa Allah menumbuhkan


berbagai tanaman dari biji-bijian untuk dimanfaatkan oleh manusia

266| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Salah satu contoh tanaman yang kaya akan manfaat adalah cengkeh.
Minyak cengkeh mengandung 80% senyawa eugenol yang dapat
digunakan sebagai analgesik, antiinflamasi, anti fungal dan anti virus

Pernyataan berikut yang benar adalah...


1) Alkilasi Friedel-Craft pada eugenol akan terikat pada karbon nomor
6
2) Dalam ayat 27-30 surat Abasa terdapat 4 bacaan mad iwad
3) Adisi eugenol dengan HBr menggunakan pereaksi peroksida akan
menghasilkan produk sesuai aturan Markovnikov
4) Dalam ayat 30-32 surat Abasa terdapat 3 kalimat isim jamak taksir
5) Oksidasi eugenol dengan OsO4 dingin akan menghasilkan gugus
diol
A. 1, 3 dan 4
B. 1, 2 dan 5
C. 3, 4 dan 5
D. 2, 3 dan 5

5. Betametason adalah obat untuk meredakan gejala peradangan akibat


sejumlah kondisi, seperti reaksi alergi, radang sendi, lupus, sarkoidosis,
kolitis ulseratif, asma, gangguan tiroid, atau multiple sklerosis.
Betametason merupakan obat kortikosteroid yang bekerja dengan cara
menghambat pelepasan zat-zat kimia yang memicu munculnya reaksi
peradangan. Struktur betamatason sebagai berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|267


Jumlah pusat optis aktif pada struktur betametason adalah ...
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8

C. Materi PAI

AL-QUR’AN AL-HADITS
A. Tajwid
1. Alif Lam Syamsiah
Alif lam syamsiah merupakan hukum bacaan tajwid dimana huruf lam (‫)ل‬
tersebut harus dibaca idghom atau tidak dibaca jelas (masuk ke dalam
huruf berikutnya atau bunyinya melebur) ketika menghadapi beberapa huruf
hijaiyah berikut ini:

268| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh Alif Lam Syamsiyah dan Qamariyah dalam surat al-Dhuha:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|269


2. Alif Lam Qamariyah
Alif lam qamariyah merupakan hukum bacaan tajwid dimana huruf lam (‫)ل‬
harus dibaca dengan jelas ketika bertemu dengan huruf hijaiyah seperti:

270| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Contoh Alif Lam Syamsiyah dan Qamariyah dalam surat al-
‘Adiyat:

3. Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin [ Izhar - Idgham - Ikhfa - Iqlab ]
a. Defenisi
“Nun mati / sukun” ialah huruf nun yang tidak memiliki tanda
baris/harakat (‫)ن‬.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|271


“Tanwin” adalah bunyi nun sukun yang mengikuti bacaan, biasa
ditandai dengan adanya baris dua (‫)ــٍـ ً ـ‬.
Nun sukun atau tanwin apabila bertemu dengan huruf hijaiyah,
hukum bacaannya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu: izhar, idgam, iqlab,
dan ikhfa. Berikut ini adalah tabel dari hukum nun mati dan tanwin
beserta contohnya:

b. Empat Cara Membaca Nun Mati/Tanwin


1) Izhar
- Menurut bahasa, izhar artinya jelas atau tegas.

272| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


- Menurut istilah ialah apabila nun sukun atau tanwin bertemu
dengan salah satu huruf halqi maka hukum bacaannya adalah
jelas atau tegas.
- Izhar halqi berarti suara nun sukun atau tanwin tersebut nyata
atau jelas tanpa ada suara dengung.
- Huruf-huruf izhar disebut juga huruf halqiyah karena huruf-
huruf dalam tenggorokan. Izhar berjumlah enam huruf dan
tempat bacaannya terbagi tiga.
- Perhatikan bagan berikut ini:

- Contoh nun sukun dan tanwin bertemu dengan huruf halqi yang
enam, yaitu: (‫ غ‬, ‫ ع‬, ‫ خ‬, ‫ ح‬, ‫ ه‬, ‫)ء‬
Tabel Contoh Izhar dengan Nun Sukun (‫)ن‬:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|273


Tabel Contoh Izhar dengan Tanwin (‫)ــٍـ ً ـ‬:

2) Idgham
- Secara bahasa, idgam artinya memasukkan atau meleburkan.
- Secara istilah ialah apabila nun sukun dan tanwin bertemu
dengan salah satu huruf hijaiyyah yang enam, yaitu: ( ,‫ و‬,‫ م‬,‫ ن‬,‫ي‬
‫ ر‬,‫)ل‬

274| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


- Hukum bacaan idgam terbagi dua, yaitu: idgam bigunnah dan
bilagunnah.
✓ Idgam Bigunnah
o Idgam bigunnah berarti apabila nun sukun atau tanwin
bertemu dengan salah satu huruf idgam bigunnah,
yaitu: (‫ و‬,‫ م‬,‫ ن‬,‫)ي‬
o Idgam artinya memasukkan dan bigunnah artinya
dengan dengung. Jadi, idgam bigunnah artinya
memasukkan nun sukun atau tanwin kepada salah satu
huruf idgam disertai dengan dengung.
o Cara membaca idgam bigunnah, antara lain:
1. memasukkan bacaan nun sukun atau tanwin ke huruf
berikutnya;
2. menahan bacaan selama 2 ketukan;
3. mendengungkan bacaan dengan cara rongga hidung
menahan dengungannya.
o Contoh Idgam Bigunnah:
1. Idgam Bigunnah pada nun sukun (‫)ن‬

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|275


2. Idgam Bigunnah pada tanwin (‫)ــٍـ ً ـ‬

Apabila nun sukun bertemu dengan salah satu huruf-huruf di atas,


kedua-duanya terletak dalam satu kata, tidak di-idgam-kan tetapi di-
izhar-kan, yakni harus dibaca dengan jelas dan nyata, seperti izhar
halqi.
Contoh:
1. Dalam surah Al-Baqarah [2] : 201, berbunyi : dunya [‫]الدُّنيَا‬
2. Dalam surah Ar-Ra'd [13] : 99, berbunyi : qinwanun [‫]قِن َوان‬
3. Dalam surah Al-An’am [6] : 99, berbunyi : bunyanun [‫]بُن َيان‬
4. Dalam surah A¡-Shaf [61] 4, berbunyi: sinwaanun [‫]سِن َوان‬
3) Ikhfa
- Ikhfa secara bahasa berarti menutupi atau menyamarkan.
- Sementara itu, secara istilah ialah menyamarkan nun sukun atau
tanwin karena timbul suara dengung apabila bertemu dengan
huruf ikhfa yang lima belas.
- Huruf ikhfa yang lima belas, yaitu : ( ,‫ ش‬,‫ س‬,‫ ز‬,‫ ذ‬,‫ د‬,‫ ج‬,‫ ث‬,‫ت‬
‫ ك‬,‫ ق‬,‫ ف‬,‫ ظ‬,‫ ط‬,‫ض‬,‫)ص‬
4) Iqlab
- Iqlab secara bahasa adalah pindahnya sesuatu dari asalnya.

276| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


- Sementara itu, menurut istilah ialah mengubah atau
menggantikan huruf nun sukun dan tanwin menjadi suara mim
sukun, lalu disembunyikan ke dalam huruf ba yang berbaris
disertai dengan dengung.
- Huruf iqlab hanya ada satu huruf, yaitu : ba (‫)ب‬.
- Yang menyebabkan ditukarnya bacaan nun sukun dan tanwin
menjadi suara mim sukun jika bertemu dengan huruf ba, yaitu;
• sulitnya menetapkan suara dengung dalam nun sukun dan
tanwin yang diiringi dengan dua bibir tertutup;
• berbeda cara pengeluaran huruf hijaiyah (makhraj) kalau
huruf ba pengeluarannya pada dua bibir, sedangkan huruf
nun atau tanwin pengeluarannya pada ujung lidah. Bunyi
nun sukun atau tanwin diganti dengan mim disertai dengan
dengung.

Tabel Contoh Iqlab pada huruf Nun Sukun (‫)ن‬

Tabel Contoh Iqlab dengan Tanwin (‫)ــٍـ ً ـ‬:

5. Hukum Bacaan Mim Mati [ Izhar Syafawi - Ikhfa Syafawi – Idgham


Mutamatsilain/ Idgham Mimi]
a. Defenisi
“Mim mati” adalah huruf mim yang tidak memiliki tanda baris/harakat
(‫)م‬.
Ada tiga hukum bacaan mim mati apabila bertemu dengan salah satu
huruf hijaiyah, yaitu: izhar syafawi, ikhfa’ syafawi, dan idgam
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|277
mutammasilain. Perhatikan bagan contoh hukum bacaan mim mati
berikut ini:

b. Tiga Cara Membaca Huruf Mim Mati (‫)م‬


1) Izhar Syafawi
- Izhar berarti jelas atau terang. Sementara itu, syafawi berarti bibir.
- Jadi, izhar syafawi adalah terang di bibir dengan mulut tertutup.
- Tempat keluarnya (makhraj-nya) huruf berada di bibir.
- Huruf yang dibaca jelas pada bacaan ini adalah huruf mim mati
nya. Jumlah huruf izhar syafawi 27 huruf hijaiyah, kecuali huruf
mim (‫ )م‬dan ba (‫)ب‬.
- Contoh hukum bacaan mim mati bertemu dengan huruf hijaiyah:

278| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


2) Ikhfa’ syafawi
- Ikhfa syafawi adalah apabila mim mati bertemu dengan huruf ba.
- Mim mati yang bertemu dengan huruf ba (‫ )ب‬harus dibaca samar-
samar, suara bacaan huruf mim dan ba berada di bibir.
- Contoh hukum mim mati yang dibaca ikhfa’ syafawi:

3) Idgham Mutamasilain / Idgham Mimi


- Idgam mutammatsilain adalah apabila mim mati bertemu dengan
huruf mim (‫)م‬.
- Cara membacanya adalah dengan memasukkan suara huruf mim
mati ke dalam huruf mim di depannya. Kedua bibir dirapatkan
disertai dengan dengung.
- Idgam mutammatsilain disebut juga idgam mimi karena mim mati
bertemu dengan huruf yang sama, yaitu mim.
- Contoh hukum mim mati yang dibaca idgam mutammasilain:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|279


Contoh Hukum Bacaan Mim Mati dalam surah Al-Fil:

6. Hukum Tajwid Mad


a. Pengertian Bacaan Mad
Mad secara bahasa artinya adalah panjang. Dalam ilmu tajwid,
mad diartikan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan
panjang tertentu sesuai jenis dan letak madnya.
Hukum Bacaan Mad secara garis besar dapat kita bagi menjadi
dua, yaitu mad thobi’i dan mad far’i.
Mad thobi’i disebut juga dengan mad asli, yaitu mad yang
terjadi jika ada alif setelah fathah, wau mati setelah dammah dan ya
mati setelah kasrah.
Pengertian mad far’i atau mad cabang, yaitu mad yang berasal
dari mad asli, tetapi telah mengalami perubahan karena sebab-sebab
tertentu.
b. Macam-Macam Bacaan Mad
Kita akan mempelajari macam-macam mad satu per satu secara
terperinci sebagai berikut.
1) Mad Thobi’i / Mad Asli
Mad thobi’i berarti mad yang terjadi jika ada huruf alif setelah
fathah, wau mati setelah dammah, dan ya mati setelah kasrah.

280| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Panjang bacaan madnya satu alif atau dua harakat. Contoh
bacaan mad Thobi i:

2) Mad Wajib Muttasil


Mad wajib muttasil adalah bertemunya mad thobi’i dengan
hamzah dalam satu kata. Panjang bacaan madnya satu sampai
dua setengah alif atau dua sampai lima harakat.
Contoh bacaan Mad Wajib Muttasil:

3) Mad Jaiz Munfasil


Mad jaiz munfasil adalah bertemunya mad thobi’i dengan
hamzah yang terdapat pada kata selanjutnya (berbeda kata).
Panjang bacaan madnya satu sampai tiga alif atau dua sampai
enam harakat.
Contoh bacaan Mad jaiz munfasil:

4) Mad Arid Lissukun


Mad arid lissukun adalah mad thobi’i yang bertemu dengan
huruf hijaiah hidup yang dibaca waqaf. Mad arid lissukun ini
panjangnya satu sampai tiga alif atau dua sampai enam harakat.
Contoh Mad arid lissukun:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|281


5) Mad Iwad
Mad iwad adalah mad yang terjadi karena berhenti (waqaf) pada
kalimat yang berharakat fathahtain. Panjangnya dua harakat.
Contoh mad iwad:

6) Mad Silah
Mad silah adalah mad yang terdapat pada kata ganti (damir) hu
atau hi yang selalu dibaca panjang dua harakat.
Contoh:

Akan tetapi, damir tersebut tidak boleh dibaca panjang jika


didahului atau bertemu dengan huruf mati. Contoh:

c. Cara Menerapkan Hukum Bacaan Mad


Setelah kita memahami hukum bacaan mad dan macam-macamnya,
kita perlu mempraktikkan secara langsung cara membaca hukum
bacaan mad tersebut. Sebagai panduan sebelum melakukan praktik,
perhatikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Panjang mad satu alif ukurannya sama dengan dua harakat.
2. Pada umumnya semua mad boleh cukup dibaca satu alif.
3. Khusus untuk bacaan mad thobi’i, harus kita baca satu alif.
4. Dalam ayat-ayat Al-Qur’an, tanda baca panjang yang
sebaiknya kita baca lebih dari satu alif ditandai dengan
tanda beriku ini di atas kalimat.

282| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


5. Mad yang berada pada akhir ayat atau berhenti karena waqaf
(mad arid lissukun) harus kita baca panjang. Lebih utama jika
panjangnya hingga tiga alif, tetapi jika hendak melanjutkan
pada lafal sesudahnya, cukup satu alif.
6. Untuk memudahkan kita, cobalah mempraktikkan membaca
Surah al-Baqarah [2] ayat 34–40 yang banyak mengandung
hukum bacaan mad sebagai berikut.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|283


7. Hukum Qalqalah
1. Defenisi
- Qalqalah berarti pantulan suara dari salah satu huruf qalqalah.
- Huruf qalqalah ada lima, yaitu:
1. ‫( ب‬Ba')
2. ‫( ج‬Jim)
3. ‫( د‬Dal)
4. ‫( ط‬Tha)
5. ‫( ق‬Qaf)
- Bacaan qalqalah terjadi jika salah satu huruf qalqalah berharakat
sukun.
- Cara membacanya dengan dipantulkan huruf qalqalah tersebut.
- Hukum bacaan qalqalah terdiri atas dua jenis, yaitu qalqalah sugra
dan qalqalah kubra. Perbedaan tersebut sebagai berikut.
2. Bacaan Qalqalah Sugra
o Bacaan qalqalah sugra terjadi jika salah satu dari lima huruf qalqalah
berharakat sukun dan bertempat di tengah kata.
o Cara membaca bacaan qalqalah sugra dipantulkan dengan ringan
atau tipis.
Contoh Qalqalah Sugra:

Huruf ‫ ج ب ط‬yang ada pada contoh di atas dibaca memantul dengan


ringan atau tipis.

284| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


3. Bacaan Qalqalah Kubra
o Bacaan qalqalah kubra- terjadi jika salah satu dari lima huruf
qalqalah berharakat sukun pada akhir kata dan dibaca mati/sukun.
o Cara membacanya adalah dipantulkan dengan berat atau tebal.
Contoh Qalqalah Kubra:

Huruf qalqalah ‫ د‬dan ‫ ق‬yang ada pada contoh di atas dibaca


memantul dengan tebal atau berat.

4. Cara Penerapan Bacaan Qalqalah


Untuk mengetahui kemampuan kita membedakan kedua jenis qalqalah
tersebut, mari kita Surah al-Balad [90] yang mengandung hukum bacaan
qalqalah berikut ini:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|285


B. Urutan Surat al-Qur’an
Berikut ini merupakan daftar surah dalam Al-Qur'an berdasarkan Mushaf Al-
Qur'an Utsmani. Jumlah surah ada 114 surah terbagi menjadi 2 tempat
pewahyuan: Makkah dan Madinah dan ayat berjumlah 6236 ayat menurut
riwayat Hafsh

Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah Al-
1 ‫الفاتحة‬ Pembukaan 7 Mekkah 5
Fatihah

Surah Al-
2 ‫البقرة‬ Sapi Betina 286 Madinah 87
Baqarah

Surah Ali Keluarga


3 ‫آل عمران‬ 200 Madinah 89
'Imran 'Imran

Surah An-
4 ‫النّساء‬ Wanita 176 Madinah 92
Nisa'

Jamuan
Surah Al-
5 ‫المائدة‬ (hidangan 120 Madinah 112
Ma'idah
makanan)

Surah Al- Hewan


6 ‫االنعام‬ 165 Mekkah 55
An'am Ternak

286| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah Al- Tempat yang


7 ‫األعراف‬ 206 Mekkah 39
A’raf tertinggi

Harta
Surah Al-
8 ‫األنفال‬ rampasan 75 Madinah 88
Anfal
perang

Surah At- Pengampuna


9 ‫التوبة‬ 129 Madinah 113
Taubah n

Surah
10 ‫يونس‬ Nabi Yunus 109 Mekkah 51
Yunus

11 Surah Hud ‫هود‬ Nabi Hud 123 Mekkah 52

Surah
12 ‫يوسف‬ Nabi Yusuf 111 Mekkah 53
Yusuf

Surah Ar-
13 ‫الرعد‬ Guruh (petir) 43 Mekkah 96
Ra’d

Surah
14 ‫إبراهيم‬ Nabi Ibrahim 52 Mekkah 72
Ibrahim

Surah Al- Gunung Al


15 ‫الحجر‬ 99 Mekkah 54
Hijr Hijr

Surah An-
16 ‫النحل‬ Lebah 128 Mekkah 70
Nahl

Surah Al- Perjalanan


17 ‫اإلسراء‬ 111 Mekkah 50
Isra' Malam

Penghuni-
Surah Al-
18 ‫الكهف‬ penghuni 110 Mekkah 69
Kahf
Gua

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|287


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah Maryam (Ma


19 ‫مريم‬ 98 Mekkah 44
Maryam ria)

Surah Ta
20 ‫طه‬ Ta Ha 135 Mekkah 45
Ha

Surah Al-
21 ‫األنبياء‬ Nabi-Nabi 112 Mekkah 73
Anbiya

Surah Al- Madinah & Ma


22 ‫الح ّج‬ Haji 78 103
Hajj kkah

Surah Al- Orang-orang


23 ‫المؤمنون‬ 118 Mekkah 74
Mu’minun mukmin

Surah An-
24 ‫النور‬ Cahaya 64 Madinah 102
Nur

Surah Al-
25 ‫الفرقان‬ Pembeda 77 Mekkah 42
Furqan

Surah
26 Asy- ‫الشعراء‬ Penyair 227 Mekkah 47
Syu'ara'

Surah An-
27 ‫النمل‬ Semut 93 Mekkah 48
Naml

Surah Al-
28 ‫القصص‬ Kisah 88 Mekkah 49
Qasas

Surah Al-
29 ‫العنكبوت‬ Laba-laba 69 Mekkah 85
'Ankabut

Surah Ar- Bangsa


30 ‫الروم‬ 60 Mekkah 84
Rum Romawi

288| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah Keluarga
31 ‫لقمان‬ 34 Mekkah 57
Luqman Luqman

Surah As-
32 ‫السجدة‬ Sajdah 30 Mekkah 75
Sajdah

Golongan-
Surah Al- Golongan
33 ‫األحزاب‬ 73 Madinah 90
Ahzab yang
bersekutu

Surah
34 ‫سبأ‬ Kaum Saba' 54 Mekkah 58
Saba’

Surah
35 ‫فاطر‬ Pencipta 45 Mekkah 43
Fatir

Surah Ya
36 ‫يس‬ Yaasiin 83 Mekkah 41
Sin

Surah As- Barisan-


37 ‫الصافات‬ 182 Mekkah 56
Saffat barisan

38 Surah Sad ‫ص‬ Shaad 88 Mekkah 38

Surah Az- Rombongan-


39 ‫الزمر‬ 75 Mekkah 59
Zumar rombongan

Surah Yang
40 ‫غافر‬ 85 Mekkah 60
Ghafir mengampuni

Surah Yang
41 ‫فصلت‬ 54 Mekkah 61
Fussilat dijelaskan

Surah
42 ‫الشورى‬ Musyawarah 53 Mekkah 62
Asy-Syura

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|289


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah Az-
43 ‫الزخرف‬ Perhiasan 89 Mekkah 63
Zukhruf

Surah Ad-
44 ‫الدخان‬ Kabut 59 Mekkah 64
Dukhan

Yang
Surah Al-
45 ‫الجاثية‬ bertekuk 37 Mekkah 65
Jasiyah
lutut

Surah Al- Bukit-bukit


46 ‫َاألحقاف‬ 35 Mekkah 66
Ahqaf pasir

Surah
Nabi
47 Muhamm ‫محمد‬ 38 Madinah 95
Muhammad
ad

Surah Al-
48 ‫الفتح‬ Kemenangan 29 Madinah 111
Fath

Surah Al- Kamar-


49 ‫الحجرات‬ 18 Madinah 106
Hujurat kamar

50 Surah Qaf ‫ق‬ Qaaf 45 Mekkah 34

Angin yang
Surah Az-
51 ‫الذاريات‬ menerbangka 60 Mekkah 67
Zariyat
n

Surah At-
52 ‫الطور‬ Bukit 49 Mekkah 76
Tur

Surah An-
53 ‫النجم‬ Bintang 62 Mekkah 23
Najm

54 ‫القمر‬ Bulan 55 Mekkah 37


Surah Al-

290| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Qamar

Surah Ar- Yang Maha Madinah & Me


55 ‫الرحمن‬ 78 97
Rahman Pemurah kkah

Surah Al-
56 ‫الواقعة‬ Hari Kiamat 96 Mekkah 46
Waqi’ah

Surah Al-
57 ‫الحديد‬ Besi 29 Madinah 94
Hadid

Wanita yang
Surah Al-
58 ‫المجادلة‬ mengajukan 22 Madinah 105
Mujadilah
gugatan

Surah Al-
59 ‫الحشر‬ Pengusiran 24 Madinah 101
Hasyr

Surah Al-
Wanita yang
60 Mumtaha ‫الممتحنة‬ 13 Madinah 91
diuji
nah

Surah As-
61 ‫الصف‬ Satu barisan 14 Madinah 109
Saff

Surah Al-
62 ‫الجمعة‬ Hari Jum’at 11 Madinah 110
Jumu’ah

Surah Al- Orang-orang


63 Munafiqu ‫المنافقون‬ yang 11 Madinah 104
n munafik

Hari
Surah At- dinampakkan
64 ‫التغابن‬ 18 Madinah 108
Tagabun kesalahan-
kesalahan

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|291


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah At-
65 ‫الطالق‬ Talak 12 Madinah 99
Talaq

Surah At- Mengharamk


66 ‫التحريم‬ 12 Madinah 107
Tahrim an

Surah Al-
67 ‫الملك‬ Kerajaan 30 Mekkah 77
Mulk

Surah Al-
68 ‫القلم‬ Pena 52 Mekkah 2
Qalam

Surah Al-
69 ‫الحآقة‬ Hari kiamat 52 Mekkah 78
Haqqah

Surah Al-
70 ‫المعارج‬ Tempat naik 44 Mekkah 79
Ma’arij

71 Surah Nuh ‫نوح‬ Nabi Nuh 28 Mekkah 71

Surah Al-
72 ‫الجن‬ Jin 28 Mekkah 40
Jinn

Surah Al-
Orang yang
73 Muzzamm ‫المزمل‬ 20 Mekkah 3
berselimut
il

Surah Al- Orang yang


74 ‫المدثر‬ 56 Mekkah 4
Muddassir berkemul

Surah Al-
75 ‫القيامة‬ Kiamat 40 Mekkah 31
Qiyamah

Surah Al-
76 ‫اإلنسان‬ Manusia 31 Madinah 98
Insan

292| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Malaikat-
Surah Al-
77 ‫المرسالت‬ Malaikat 50 Mekkah 33
Mursalat
Yang Diutus

Surah An-
78 ‫النبأ‬ Berita besar 40 Mekkah 80
Naba’

Malaikat-
Surah An- Malaikat
79 ‫النازعات‬ 46 Mekkah 81
Nazi’at Yang
Mencabut

Surah Ia Bermuka
80 ‫عبس‬ 42 Mekkah 24
'Abasa masam

Surah At-
81 ‫التكوير‬ Menggulung 29 Mekkah 7
Takwir

Surah Al-
82 ‫اإلنفطار‬ Terbelah 19 Mekkah 82
Infitar

Surah Al- Orang-orang


83 ‫المطففين‬ 36 Mekkah 86
Mutaffifin yang curang

Surah Al-
84 ‫اإلنشقاق‬ Terbelah 25 Mekkah 83
Insyiqaq

Surah Al- Gugusan


85 ‫البروج‬ 22 Mekkah 27
Buruj bintang

Yang datang
Surah At-
86 ‫الطارق‬ di malam 17 Mekkah 36
Tariq
hari

Surah Al- Yang paling


87 ‫األعلى‬ 19 Mekkah 8
A’la tinggi

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|293


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah Al- Hari


88 ‫الغاشية‬ 26 Mekkah 68
Gasyiyah Pembalasan

Surah Al-
89 ‫الفجر‬ Fajar 30 Mekkah 10
Fajr

Surah Al-
90 ‫البلد‬ Negeri 20 Mekkah 35
Balad

Surah
91 Asy- ‫الشمس‬ Matahari 15 Mekkah 26
Syams

Surah Al-
92 ‫اليل‬ Malam 21 Mekkah 9
Lail

Waktu
matahari
Surah Ad-
93 ‫الضحى‬ sepenggalaha 11 Mekkah 11
Duha
n naik
(Dhuha)

Surah Al- Melapangka


94 ‫اإلنشراح‬ 8 Mekkah 12
Insyirah n

Surah At-
95 ‫التين‬
ِ Buah Tin 8 Mekkah 28
Tin

Surah Al- Segumpal


96 ‫العلق‬ 19 Mekkah 1
'Alaq Darah

Surah Al-
97 ‫القدر‬
ِ Kemuliaan 5 Mekkah 25
Qadr

Surah Al-
98 ‫البينة‬ Pembuktian 8 Madinah 100
Bayyinah

294| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah Az- Kegoncanga


99 ‫الزلزلة‬ 8 Madinah 93
Zalzalah n

Surah Al- Berlari


100 ‫العاديات‬ 11 Mekkah 14
'Adiyat kencang

Surah Al-
101 ‫القارعة‬ Hari Kiamat 11 Mekkah 30
Qari'ah

Surah At- Bermegah-


102 ‫التكاثر‬ 8 Mekkah 16
Takasur megahan

Surah Al-
103 ‫العصر‬ Masa/Waktu 3 Mekkah 13
'Asr

Surah Al-
104 ‫الهمزة‬ Pengumpat 9 Mekkah 32
Humazah

Surah Al-
105 ‫الفيل‬ Gajah 5 Mekkah 19
Fil

Surah Suku
106 ‫قريش‬ 4 Mekkah 29
Quraisy Quraisy

Barang-
Surah Al-
107 ‫الماعون‬ barang yang 7 Mekkah 17
Ma’un
berguna

Surah Al- Nikmat yang


108 ‫الكوثر‬ 3 Mekkah 15
Kausar berlimpah

Surah Al- Orang-orang


109 ‫الكافرون‬ 6 Mekkah 18
Kafirun kafir

Surah An-
110 ‫النصر‬ Pertolongan 3 Madinah 114
Nasr

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|295


Baha Urutan
N Nama Ay Tempat
sa Arti Nama Pewahy
o. Surah at Turun
Arab uan

Surah Al- Gejolak Api/


111 ‫اللهب‬ 5 Mekkah 6
Lahab Sabut

Surah Al- Keesaan


112 ‫اإلخالص‬ 4 Mekkah 22
Ikhlas Allah

Surah Al- Waktu


113 ‫الفلق‬ 5 Mekkah 20
Falaq Subuh

Surah An- Umat


114 ‫الناس‬ 6 Mekkah 21
Nas Manusia

C. Asma’ al-Husna
Berikut daftar 99 asmaul husna arab beserta maknanya.

Asmaul Husna Asmaul Husna


No Artinya
Latin Arab
1 Ar Rahman ‫الرحمن‬ Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim ‫الرحيم‬ Yang Maha Penyayang
3 Al Malik ‫الملك‬ Yang Maha Merajai
4 Al Quddus ‫القدوس‬ Yang Maha Suci
Yang Maha Memberi
5 As Salaam ‫السالم‬ Kesejahteraan
6 Al Mu`min ‫المؤمن‬ Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin ‫المهيمن‬ Yang Maha Mengatur
8 Al Aziz ‫العزيز‬ Yang Maha Perkasa
Yang Memiliki Mutlak
9 Al Jabbar ‫الجبار‬ Kegagahan
10 Al Mutakabbir ‫المتكبر‬ Yang Maha Megah
11 Al Khaliq ‫الخالق‬ Yang Maha Pencipta
12 Al Baari ‫البارئ‬ Yang Maha Melepaskan

296| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


13 Al Mushawwir ‫المصور‬ Yang Maha Membentuk Rupa
14 Al Ghaffaar ‫الغفار‬ Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar ‫القهار‬ Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab ‫الوهاب‬ Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq ‫الرزاق‬ Yang Maha Pemberi Rezeki
18 Al Fattaah ‫الفتاح‬ Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim ‫العليم‬ Yang Maha Mengetahui
20 Al Qaabidh ‫القابض‬ Yang Maha Menyempitkan
21 Al Baasith ‫الباسط‬ Yang Maha Melapangkan
22 Al Khaafidh ‫الخافض‬ Yang Maha Merendahkan
23 Ar Raafi ‫الرافع‬ Yang Maha Meninggikan
24 Al Mu`izz ‫المعز‬ Yang Maha Memuliakan
25 Al Mudzil ‫المذل‬ Yang Maha Menghinakan
26 Al Samii ‫السميع‬ Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir ‫البصير‬ Yang Maha Melihat
28 Al Hakam ‫الحكم‬ Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl ‫العدل‬ Yang Maha Adil
30 Al Lathiif ‫اللطيف‬ Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir ‫الخبير‬ Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim ‫الحليم‬ Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim ‫العظيم‬ Yang Maha Agung
Yang Maha Memberi
34 Al Ghafuur ‫الغفور‬ Pengampunan
35 As Syakuur ‫الشكور‬ Yang Maha Pembalas Budi
36 Al `Aliy ‫العلى‬ Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir ‫الكبير‬ Yang Maha Besar
38 Al Hafizh ‫الحفيظ‬ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit ‫المقيت‬ Yang Maha Pemberi Kecukupan
Yang Maha Membuat
40 Al Hasiib ‫الحسيب‬ Perhitungan

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|297


41 Al Jaliil ‫الجليل‬ Yang Maha Luhur
42 Al Kariim ‫الكريم‬ Yang Maha Pemurah
43 Ar Raqiib ‫الرقيب‬ Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib ‫المجيب‬ Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi ‫الواسع‬ Yang Maha Luas
46 Al Hakiim ‫الحكيم‬ Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud ‫الودود‬ Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid ‫المجيد‬ Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its ‫الباعث‬ Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid ‫الشهيد‬ Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq ‫الحق‬ Yang Maha Benar
52 Al Wakiil ‫الوكيل‬ Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu ‫القوى‬ Yang Maha Kuat
54 Al Matiin ‫المتين‬ Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy ‫الولى‬ Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid ‫الحميد‬ Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii ‫المحصى‬ Yang Maha Menghitung
58 Al Mubdi ‫المبدئ‬ Yang Maha Memulai
Yang Maha Mengembalikan
59 Al Mu`iid ‫المعيد‬ Kehidupan
60 Al Muhyii ‫المحيى‬ Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu ‫المميت‬ Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu ‫الحي‬ Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum ‫القيوم‬ Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid ‫الواجد‬ Yang Maha Penemu
65 Al Maajid ‫الماجد‬ Yang Maha Mulia
66 Al Wahid ‫الواحد‬ Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad ‫االحد‬ Yang Maha Esa
68 As Shamad ‫الصمد‬ Yang Maha Dibutuhkan
69 Al Qaadir ‫القادر‬ Yang Maha Menentukan

298| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


70 Al Muqtadir ‫المقتدر‬ Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim ‫المقدم‬ Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir ‫المؤخر‬ Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal ‫األول‬ Yang Maha Awal
74 Al Aakhir ‫األخر‬ Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir ‫الظاهر‬ Yang Maha Nyata
76 Al Baathin ‫الباطن‬ Yang Maha Ghaib
77 Al Waali ‫الوالي‬ Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii ‫المتعالي‬ Yang Maha Tinggi
79 Al Barru ‫البر‬ Yang Maha Penderma
80 At Tawwaab ‫التواب‬ Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim ‫المنتقم‬ Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww ‫العفو‬ Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf ‫الرؤوف‬ Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk ‫مالك الملك‬ Yang Maha Penguasa Kerajaan
Dzul Jalaali Wal Yang Maha Pemilik Kebesaran
85 Ikraam ‫ذو الجالل و اإلكرام‬ dan Kemuliaan
86 Al Muqsith ‫المقسط‬ Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` ‫الجامع‬ Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy ‫الغنى‬ Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii ‫المغنى‬ Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani ‫المانع‬ Yang Maha Mencegah
Yang Maha Penimpa
91 Ad Dhaar ‫الضار‬ Kemudharatan
92 An Nafii ‫النافع‬ Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur ‫النور‬ Yang Maha Bercahaya
94 Al Haadii ‫الهادئ‬ Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Badii’ ‫البديع‬ Yang Maha Pencipta
96 Al Baaqii ‫الباقي‬ Yang Maha Kekal
97 Al Waarits ‫الوارث‬ Yang Maha Pewaris

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|299


98 Ar Rasyiid ‫الرشيد‬ Yang Maha Pandai
99 As Shabuur ‫الصبور‬ Yang Maha Sabar

HADITS

A. Urutan Hadits Arba’in


1. Amalan bergantung pada Niat
2. Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
3. Islam Dibangun di atas Lima Dasar
4. Takdir Setiap Manusia sudah Tertulis
5. Larangan Membuat Sesuatu yang Baru dalam Agama
6. Segala Hal yang Haram dan yang Halal telah Jelas
7. Agama Ini adalah Nasehat
8. Terjaganya Darah dan Harta Seorang Muslim
9. Kerjakanlah Perintah yang Kamu Mampu
10. Allah Maha baik dan Hanya Menerima yang Baik
11. Tinggalkanlah Sesuatu yang Membuatmu Ragu
12. Meninggalkan Perkara yang tidak Bermanfaat
13. Mencintai Kebaikan untuk Saudaranya
14. Tidak Halal Darah seorang Muslim
15. Barangsiapa Beriman kepada Allah dan Hari Akhir
16. Janganlah Engkau Marah
17. Kewajiban Berlaku Ihsan pada Segala Sesuatu
18. Bertakwalah di manapun Engkau Berada
19. Jagalah Allah niscaya Allah Menjagamu
20. Jika Engkau tidak Malu maka Berbuatlah Sesukamu
21. Katakan: Aku Beriman kepada Allah
22. Apakah Aku akan Masuk Al-Jannah?
23. Kesucian itu Separuh dari Iman
24. Janganlah Kalian saling Menzhalimi
25. Bersedekah tidak harus dengan Harta

300| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


26. Setiap Persendian Ada Sedekahnya
27. Kebaikan itu adalah Akhlak yang Baik
28. Mendengar dan Taat kepada Penguasa
29. Pintu-pintu Kebaikan
30. Allah telah Menetapkan Kewajiban-kewajiban
31. Perintah untuk Bersifat Zuhud
32. Larangan Membahayakan Diri dan Orang Lain
33. Penuntut Harus Membawa Bukti
34. Kewajiban Mengingkari Kemungkaran
35. Sesama Muslim adalah Saudara
36. Balasan itu Sejenis dengan Amalan
37. Amalan Kebaikan itu Dilipatgandakan
38. Cara Mendapatkan Kecintaan Allah
39. Allah Mengampuni Siapa yang Tersalah dan Lupa
40. Jadilah Engkau di Dunia ini seperti Orang Asing
41. Hingga Hawa Nafsunya Mengikuti Apa yang Aku Bawa
42. Allah Maha Pengampun

SEJARAH

A. 3 Putra dan 4 Putri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam


Putra:
1. Qasim
2. Abdullah
3. Ibrahim
Putri:
1. Zainab
2. Ruqayyah
3. Ummu Kultsum
4. Fatimah az-Zahra
B. 5 Nabi Ulul Azmi
Urutan Nabi Ulul Azmi:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|301


1. Nabi Muhammad SAW .
2. Nabi Ibrahim AS.
3. Nabi Musa AS.
4. Nabi Isa AS.
5. Nabi Nuh AS.
C. Urutan 4 Khulafa’ al-Rasyidin
Urutan Khulafa’ al-Rasyidin:
1. Abu Bakar [11 – 13 H/ 632 – 634 M]
Selama 2 tahun
2. Umar bin Khatthab [13–23 H/634–644 M]
Selama 10 tahun
3. Utsman bin Affan [23–36 H/644–656 M]
Selama 13 tahun
4. Ali bi Abi Thalib [36–41 H/656–661 M]
Selam 5 tahun
D. 4 Sifat Wajib Bagi Nabi dan Rasul
1. As-Siddiq; Jujur
2. Al-Amanah; Terpercaya
3. At-Tabligh; Menyampaikan
4. Al-Fathonah; cerdas
E. 4 Sifat Mustahil Bagi Nabi dan Rasul
1. Kidzib; Bohong
2. Khianat; Munafik
3. Kitman; Menyembunyikan Sesuatu
4. Baladah; Bodoh
F. Penemu-Penemu Islam
1. Ibnu Sina Dikenal sebagai "Bapak Kedokteran Modern". Ia dikenal juga
sebagai "Avicenna" di dunia Barat, seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter.
2. Al Khawarizmi Pelopor konsep aljabar, algoritma dan bilangan nol. Ia
merupakan ilmuwan penting dalam sejarah matematika.
3. Al Kindi Menulis lebih dari 260 buku dengan bidang ilmu berbeda-beda.
4. Abdul Wafa Mengembangkan metode trigonometri.

302| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


5. Fatima al Fihri Pendiri universitas pertama di dunia (Al Qarawiyyin, 859
M).
6. Al Jazari Pelopor konsep hidrolik, cikal bakal ilmu robotika.
7. Al Farabi Tokoh Islam pertama dalam bidang logika.
8. Ibnu Haytham Pelopor optik sebelum Kepler maupun Newton. Adalah
seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat.
9. Ibnu Khaldun Peneliti filsafat, sejarah, ekonomi dan sosiologi.
10. Al Biruni Peneliti astronomi, matematika, filsafat, sejarah dan farmasi.
11. Ibnu Al Muqaffa Penulis kitab Al-Hayawan (ensiklopedia hewan).
12. Ibnu Batutah Penjelajah pelosok dunia pada Abad Pertengahan.
13. Ibnu Nafis Pelopor konsep sistem peredaran darah manusia
14. Al Tusi Pelopor pembuat model planet (planetarium) sebelum Copernicus.
15. Banu Musa Penulis buku Al Hiyal (buku alat-alat pintar) tentang 100
macam kerja mesin.
16. Abbas Ibnu Fernas Penemu Pesawat Terbang

FIKIH

A. Zakat
1. Zakat Fitrah
Zakat bisa juga dibayarkan mengguakan beras.
Zakat Fitrah per orang = 3,5 liter / 2.5 kg x harga beras di pasaran per
liter/kg.
2. Zakat Profesi/Pekerjaan
Ada 3 cara menghitung zakat profesi/pekerjaan:
a. Diqiaskan dengan zakat uang sepenuhnya,
b. Diqiaskan dengan zakat hasil tani sepenuhnya,
c. Memakai qias kemiripan dengan zakat uang dan hasil tani.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|303


Qias Zakat Uang Zakat Hasil Zakat Uang dan
Tani Hasil Tani
Nisab 85 gram emas 750 kg beras 750 kg beras
Kadar 2,5% 5% atau 10% 2,5%
Zakat
Haul 1 tahun Setiap Setiap menerima
menerima Penghasilan
Penghasilan
Pemotongan Dipotong keperluan Tidak dipotong Dipotong keperluan
asasi dan asasi dan
pembayaran hutang pembayaran hutang
3. Zakat Maal/Harta Kekayaan
Zakat maal berlaku untuk harta kekayaan yang dimiliki seorang muslim
yang tersimpan selama 1 tahun. Harta yang wajib dibayarkan zakat maal:
emas, perak, uang simpanan.
Nisab Emas
Nisab emas sebanyak 20 dinar. 1 dinar = 4,25 gram emas. Jadi 20 dinar = 85
gram emas murni. Dari nisab tersebut, diambil 2,5%. Jika lebih dari nisab
dan belum sampai ukuran kelipatannya, maka diambil dan diikutkan dengan
nisab awal.
Nisab Perak
Nisab perak adalah 200 dirham. 1 dirham = 595 gram, dari nisab tersebut
diambil 2,5% dengan perhitungan sama dengan emas.
4. Zakat Binatang Ternak
Syarat wajib zakat binatang ternak sama dengan atas, ditambah 1 syarat lagi,
yaitu binatangnya lebih sering digembalakan di padang rumput yang mubah
daripada dicarikan makanan. nisab binatang ternak sebagai berikut:
• Unta; nisab unta adalah 5 ekor.
• Sapi; nisab sapi adalah 30 ekor. Perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah Sapi Jumlah yang dikeluarkan


30-39 ekor 1 ekor tabi’ atau tabi’ah

304| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


40-59 ekor 1 ekor musinnah
60 ekor 2 ekor tabi’ atau 2 ekor tabi’ah
70 ekor 1 ekor tabi dan 1 ekor musinah
80 ekor 2 ekor musinnah
90 ekor 3 ekor tabi’
100 ekor 2 ekor tabi’ dan 1 ekor musinnah
Keterangan:
Tabi’ dan tabi’ah adalah sapi jantan dan betina yang berusia setahun.
Musinnah adalah sapi betina yang berusia 2 tahun.
• Kambing; Nisab kambing adalah 40 ekor. Perhitungannya sebagai
berikut:
Jumlah Kambing Jumlah yang dikeluarkan
40 ekor 1 ekor kambing
120 ekor 2 ekor kambing
201 – 300 ekor 3 ekor kambing
> 300 ekor setiap 100, 1 ekor kambing

5. Zakat Hasil Pertanian


Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq. 1 wasaq = 60 sha’. 1 sha’ = 2.5 kg.
nisab zakat hasil pertanian adalah 300 sha’ x 2.5 kg = 750 kg. Bila pertanian
itu menggunakan alat penyiram tanaman, maka zakatnya sebanyak 5%. Dan
jika pertanian itu diairi dengan hujan, maka zakatnya sebanyak 10%. Haul
Zakat pertanian adalah setiap kali panen, bukan setahun.
6. Zakat Barang Dagangan
Nisab dan ukuran zakat barang dagangan sama dengan nisab dan ukuran
zakat emas. Syarat zakat perdagangan sama dengan syarat zakat yang lain
ditambah 2 syarat lainnya:
1. Memilikinya dengan tidak dipaksa, seperti membeli dan menerima
hadiah,
2. Memilikinya dengan niat untuk perdagangan,

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|305


7. Zakat Harta Karun
Tidak hanya harta milik sendiri yang harus dizakatkan, harta yang
ditemukan seperti harta karunpun wajib dizakatkan. Harta karun yang
ditemukan, wajib dizakati secara langsung tanpa mensyaratkan nisab dan
haul, sebesar 20%.
8. Penerima Zakat / Asnaf Yang Delapan
1) Fakir; Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar untuk hidup.
2) Miskin; Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.
3) Amil; Mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
4) Mu'allaf; Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan
untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah.
5) Hamba sahaya; Budak yang ingin memerdekakan dirinya.
6) Gharimin; Mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam
mempertahankan jiwa dan izzahnya.
7) Fisabilillah; Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan
dakwah, jihad dan sebagainya.
8) Ibnus Sabil; Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan
kepada Allah.

B. Warisan
Ilmu mawarits adalah ilmu yang mempelajari metode pembagian warisan
yang berhak dimiliki oleh ahli waris setelah meninggalnya pemilik (pewaris)
karena ada hubungan kekerabatan dan lain-lain sesuai dengan ketentuan syariat,
mawarits atau faraidh adalah salah satu disiplin ilmu yang mulai tidak diminati
oleh umat Islam sesuai sabda Nabi bahwa ia adalah termasuk ilmu yang pertama
kali dilupakan , di Indonesia undang-undang atau aturan yang mengatur
pembagian warisan didominasi oleh hukum kompilasi atau hukum positif yang
banyak mengadopsi dari hukum warisan Belanda, sebutlah harta gono-gini,
pewaris pengganti dan lainnya yang mana dalam hukum faraidh istilah tersebut
tidak dikenal.

306| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Obyek Pembahasan dalam Ilmu Faraidh Sebelum harta waris dibagikan
kepada ahli waris ada beberapa hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu
terkait harta peninggalan, pertama adalah zakat, jika mayit sebelum meninggal
termasuk orang yang wajib berzakat maka harus dikeluarkan zakatnya sebelum
harta dibagikan kepada ahli warits, kedua adalah biaya pengurusan jenazah,
seperti kain kafan biaya penguburan dan lainlain, yang ketiga adalah hutang
termasuk hutang gadai dan semacamnya, dan yang keempat adalah wasiat
dengan syarat wasiat tersebut diberikan kepada selain ahli warits dan tidak lebih
dari sepertiga harta. Seseorang dianggap berhak menerima warisan jika ada
hubungan dengan mayit dalam tiga hal di bawah ini :
1. Hubungan nasab
2. Hubungan pernikahan (suami atau istri)
3. Hubungan wala’· (pembebasan dari perbudakan)
Kriteria di atas dibatasi oleh beberapa hal di bawah ini yaitu :
1. Bukan pembunuh dari pewaris
2. Bukan budak atau hamba sahaya
3. Tidak berbeda agama
4. Tidak meninggal bersamaan
Bagian-Bagian Tertentu (al-furuudh al-muqaddarah) Dalam surat an-Nisa’ Allah
jelaskan masing-masing ahli waris atau yang disebut al-furuudh al-muqaddarah
yaitu ½ , 1/4, 1/8, 1/3, 1/6, dan 2/3. Ahli waris dari pihak laki-laki ada lima belas
yaitu :
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki seterusnya ke bawah
3. Ayah
4. Kakek dari ayah dan seterusnya ke atas
5. Saudara kandung
6. Saudara seayah
7. Saudara seibu
8. Anak saudara kandung dan seterusnya ke bawah
9. Anak saudara seayah dan seterusnya ke bawah

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|307


10. Paman kandung
11. Paman seayah
12. Anak paman kandung dan seterusnya ke bawah
13. Anak paman seayah dan seterusnya ke bawah
14. Suami
15. Mu’tiq (orang yang memerdekakan pewaris jika dulu adalah budak)
Ahli waris dari pihak perempuan ada sepuluh yaitu :
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah
3. Ibu
4. Nenek dari pihak ibu dan seterusnya ke atas
5. Nenek dari pihak ayah dan seterusnya ke atas
6. Saudari kandung
7. Saudari seayah
8. Saudari seibu
9. Istri
10. Mu’tiqah
Ahli waris yang mendapatkan faraidh (bagian-bagian tertentu) atau furuudh al-
muqaddarah ada sepuluh yaitu : suami, istri, ibu, nenek, anak perempuan, cucu
perempuan saudari, saudari seibu, ayah apabila bersama keturunan, kakek jika
bersama keturunan laki-laki.
a. Suami mempunyai dua keadaan:
1) Mendapat ½ apabila tidak ada keturunan
2) Mendapat ¼ apabila ada keturunan.
b. Istri mempunyai dua keadaan:
1) Mendapat ¼ apabila tidak ada keturunan
2) Mendapat 1/8 apabila ada keturunan
c. Ibu mempunyai tiga keadaan:
1) Mendapatkan 1/3 apabila tidak ada keturunan mayit, dan tidak ada
saudara lebih dari satu orang.
2) Mendapatkan 1/6 apabila ada keturunan dan ada saudara lebih dari satu .

308| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


3) Mendapatkan 1/3 dari sisa dalam masalah gharawain, yaitu dimana ahli
warisnya, suami, ayah dan ibu, dan atau istri, ayah dan ibu.
4) Nenek, mempunyai satu keadaan yaitu mendapatkan 1/6 selama tidak
terhalang (mahjub) dengan ibu atau nenek yang lebih dekat darinya
d. Anak perempuan mempunyai tiga keadaan:
1) Mendapatkan ½ apabila tunggal
2) Mendapatkan 2/3 apabila apabila lebih dari satu orang
3) Mendapatkan ‘ashabah bi al-ghair (sisa) bersama anak laki-laki.
e. Cucu perempuan dari anak laki-laki mempunyai lima keadaan:
1) Mendapatkan ½ apabila tunggal dan tidak ada anak dari mayit.
2) Mendapatkan 2/3 apabila lebih dari satu dan tidak ada anak mayit.
3) Mendapatkan 1/6 apabila bersama satu anak perempuan.
4) Ashabah bi al-ghair apabila bersama cucu laki-laki
5) Mahjub (terhalang) apabila bersama anak laki-laki mayit, atau anak
perempuan lebih dari satu.
f. Saudari perempuan kandung mempunyai lima keadaan:
1) Mendapatkan ½ apabila tunggal dan tidak ada keturunan dan ayah
2) Mendapatkan 2/3 apabila lebih dari satu dan tidak ada keturunan dan
ayah
3) Mendapat Ashabah ma’al-ghair apabila bersama keturunan perempuan
4) Mendapatkan ‘ashabah bi al ghair apabila bersama saudara kandung.
5) Mahjub apabila bersama keturunan laki-laki dan ayah.
g. Saudari seayah mempunyai 6 keadaan:
1) Mendapatkan ½ apabila tunggal dan tidak ada keturunan dan ayah
2) Mendapatkan 2/3 apabila lebih dari satu dan tidak ada keturunan,
saudara kandung dan ayah
3) Mendapatkan ‘Ashabah ma’al-ghair apabila bersama keturunan
perempuan, tidak ada keturunan laki-laki, saudara kandung dan ayah
4) Mendapatkan ‘Ashabah bi al-ghair apabila bersama saudara seayah.
5) Mendapatkan 1/6 bersama satu saudari kandung, tidak ada keturunan,
saudara kandung dan ayah

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|309


6) Mahjub apabila bersama keturunan laki-laki, ayah, saudara kandung,
saudari kandung lebih dari satu.
h. Saudara seibu mempunyai tiga keadaan:
1) Mendapatkan 1/3 apabila lebih dari satu dan tidak ada keturunan dan
ayah
2) Mendapatkan 1/6 apabila sendirian dan tidak ada keturunan dan ayah
i. Ayah mempunyai 3 keadaan:
1) Mendapatkan 1/6 apabila ada keturunan laki-laki
2) Mendapatkan 1/6 ditambah sisa apabila bersama keturunan perempuan
3) Mendapatka ‘ashabah apabila tidak ada keturunan
Semua ahli waris laki-laki selain yang disebutkan di atas berhak mendapatkan
sisa (‘Ashabah )

C. Rukun-Rukun Ibadah
1. Shalat
Berikut ini rukun dalam sholat yang harus dikerjakan.
1. Menetapkan niat untuk setiap sholat wajib
2. Takbiratul Ihram
3. Qiyam (berdiri tegak jika seseorang memiliki kemampuan untuk melakukannya)
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Rukuk
6. I’tidal atau bangkit dari rukuk
7. Sujud
8. Duduk di antara dua sujud
9. Duduk sambil membaca tasyahud terakhir
10. Tasyahud terakhir
11. As-Salatu Ibrahimiya setelah tasyahud
12. Tasleem (salam)
13. Tertib.
2. Shalat Jum’at
Rukun shalat jum’at sama dengan rukun shalat, dengan penambahan
didahului 2 khutbah, 2 rakaat, dan secara berjamaah.

310| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


3. Shalat Jenazah
1. Niat
2. Berdiri
3. Takbir Empat Kali
4. Membaca Surat al-Fatihah
5. Membaca Shalawat
6. Mendoakan Jenazah
7. Membaca Salam
4. Tayamum
8. Niat
9. Mengusap Wajah
10. Mengusap Kedua Tangan Sampai Siku
11. Tertib
5. Haji
1. Ihram
2. Wukuf
3. Tawaf Ifahah
4. Sa’i
5. Tahallul
6. Tertib.
6. Umrah
1. Ihram
2. Tawaf
3. Sa’i
4. Tahallul
5. Tertib.

BAHASA ARAB

1. Isim Jama’ [Kata Benda Plural]


Macam-macam Isim Jama’:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|311


a. Jama’ Mudzakkar Salim; Bentuk plural untuk kata benda yang berjenis
mudzakkar (laki-laki), dengan menambahkan di akhir kata tunggal dua
huruf ‫ ون‬atau ‫ ين‬, contoh: ‫ ُمسلِم‬menjadi َ‫ ُمس ِل ُمون‬atau َ‫ ُمسلِمِ ين‬.
b. Jama’ Muannats Salim; Bentuk plural untuk kata benda yang berjenis
muannats (perempuan), dengan menambahkan di akhir kata tunggal dua
huruf ‫ ات‬, seperti: ‫ مسلمة‬menjadi ‫ مسلمات‬.
c. Jama’ Takrsir; Bentuk plural sebuah kata benda yang mengalami
perubahan bentuk ke beberapa pola tertentu secara acak, contoh: ‫كتاب‬
menjadi ‫كتب‬, ‫قلم‬menjadi ‫ أقالم‬.
2. Fi’il Majhul
Adalah sebuah kata kerja pasif dimana pelakunya tidak disebutkan dalam
kalimat dikarenakan ketidak tahuan atau sengaja disembunyikan. Kata kerja
ini ditampilkan dalam bentuk pola tertentu;
a. Pada fi’il madhi (kata kerja untuk perbuatan yang sudah berlalu) dengan
pola: ‫ فُ ِع َل‬dimana huruf pernama diharkati dhammah dan huruf sebelum
َ ‫ كُت‬yang berarti “telah ditulis”.
terakhir diharkati kasrah, seperti : ‫ِب‬
b. Pada fi’il mudhari’ (kata kerja untuk perbuatan yang sedang dan akan
berlangsung) dengan pola: ‫ يُفعَ ُل‬, dimana huruf pertama diharkati
dhommah dan huruf sebelum terakhir diharkati fathah, seperti : ُ‫يُكتَب‬
yang berarti “sedang ditulis”.
3. Isim Mu’rab
Isim (kata benda) berdasarkan kemungkinan perubahan harkat huruf
terakhirnya (atau kemungkinan untuk di-I’rab) terbagi kepada dua jenis:
a. Isim Mu’rab; kata benda yang harkat huruf terakhirnya bias berubah-
rubah sesuai dengan keberadaan factor pengubah yang mendahuluinya
dalam sebuah kalimat. Contoh : ‫ ِكتَاب‬bisa menjadi ‫إِ َّن كتابا‬, atau ‫ في كتاب‬.
b. Isim Mabni; kata benda yang harkat huruf terakhirnya tetap dan tidak
bisa berubah-rubah walau didahului oleh salah satu fakror pengubah
sebelumnya. Contoh : huruf-huruf jar; ‫ إلى‬,‫ من‬,‫ في‬dll.
4. I’rab Jar
Yaitu isim yang harkat terakhirnya majrur, dikarenakan oleh:

312| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


a. Didahului oleh keberadaan huruf-huruf jar sebelumnya, seperti: ,‫ إلى‬,‫من‬
‫ ل‬,‫ ك‬,‫ رب‬,‫ في‬,‫ على‬.‫ عن‬.
b. Pada posisi mudhaf ilaihi (kata majemuk). Seperti : ‫ مسجد المدرس ِة‬yang
berarti “masjid Sekolah”.
5. Dhomir [Kata Ganti]
Secara garis besar, dhomir terbagi menjadi 2, yaitu dhomir mustatir, dan
dhomir bariz.
1) Dhomir mustatir
Dhomir mustatir adalah dhomir yang tidak nampak wujudnya dalam
suatu kalimat. Contoh dhomir mustatir dalam kalimat:

Keberadaan dhomir mustatir dalam suatu kalimat


Dhomir mustatir tidak masuk atau tidak bisa digunakan di semua
bentuk kalimat. Akan tetapi ia hanya bisa digunakan atau hanya bisa
mengganti kata yang beri’rab rafa’ saja, yaitu ia bisa digunakan
di fa’il dan naibul fail. Perinciannya sebagai berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|313


2) Dhomir bariz
Dhomir bariz kebalikannya dhomir mustatir. Dhomir bariz adalah
dhomir yang memiliki wujud dalam suatu kalimat. Dhomir bariz terbagi
menjadi 2, yaitu dhomir bariz muttashil dan dhomir bariz munfashil.
a. Dhomir bariz muttashil
Dhomir bariz muttashil adalah dhomir yang tidak bisa berada di
awal kalimat, atau bisa juga disebut dhomir yang melekat atau
tersambung dengan kata yang lainnya. Dhomir bariz muttashil bisa
masuk pada kata yang beri’rab rafa’ , nasab, dan jar. Perinciannya
sebagai berikut:
a) Dhomir bariz muttashil yang masuk pada kata yang
beri’rab rafa

314| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


b) Dhomir bariz muttashil yang masuk pada kata yang
beri’rab nashob atau manshub

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|315


316| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat
c) Dhomir bariz muttashil yang masuk pada kata yang
beri’rab jar

b. Dhomir bariz munfashil


Dhomir bariz munfashil adalah dhomir yang bisa berada diawal
kalimat. Atau bisa juga dikatakan dhomir bariz munfashil adalah
dhomir yang terpisah dengan kata yang lain sebagaimana arti dari
kata “munfashil” yaitu terpisah. Dhomir bariz munfashil terbagi
menjadi 2, ada yang marfu’ ada juga yang manshub.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|317


a) Dhomir munfashil yang mar’fu:

Contoh dhomir munfashil dalam kalimat:


Dia muhammad
‫هُ َو ُم َح َّمد‬
Siapa dia?
‫َمن هُ َو ؟‬
Dia ada di dalam kelas
‫ي فِي الفَص ِل‬
َ ‫ِه‬

318| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


b) Dhomir munfashil yang manshub

Contoh dhomir munfashil dalam kalimat:


Kami minta tolong kepadamu
‫َّاك نَست َ ِعي ُن‬
َ ‫إِي‬
Aku bertanya kepadanya
‫إِيَّاهُ أَسأ َ ُل‬
muhammad memberi salam kepada mereka
‫س ِلّ ُم ُم َج َّمد‬
َ ُ‫ِإيَّاهُم ي‬

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|319


BAB III
PENUTUP

A. Evaluasi

1. Nabi Muhammad SAW memberikan tuntutan kepada umatnya untuk selalu


menjaga kebersihan gigi dan mulut, karena kebersihan merupakan bagian dari
iman. Rasulullah senantiasa membersihkan gigi menggunakan kayu siwak di
setiap awal aktivitas, sholat, hingga sebelum tidur. Kayu siwak mengandung
fluoride serupa dengan kandungan pasta gigi yang membuat enamel gigi lebih
kuat. Pasta gigi umumnya mengandung natrium fluorida sebanyak 0,24% massa.
Jika dalam satu kemasan pasta gigi memiliki berat 119 gram, maka pernyataan
berikut yang benar adalah…. (Massa molar, g/mol untuk F = 19; Na = 23)
1. Dalam satu kemasan terdapat 4,09 x 1021 ion fluoride
2. Hadits Nabi yang sesuai dengan wacana diatas adalah:

3. Dalam satu kemasan konsentrasi senyawa NaF adalah 6,8 x 10 −3 mol


4. Hadits yang sesuai dengan wacana di atas adalah

a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. benar semua

2. Manusia yang dianugerahi akal pemikiran oleh Allah SWT, selalu mencari jalan
untuk hidup dengan lebih nyaman dan sejahtera melalui penciptaan berbagai
teknologi. Salah satu teknologi yang mempengaruhi peradaban manusia masa
kini adalah teknologi semi konduktor. Indium (III) fospida digunakan sebagai
semikonduktor dalam laser, lampu LED (Light-emiting diode) dan peralatan
fiber optic. Senyawa tersebut disintesis melalui reaksi berikut:

320| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


In(CH3)3 (g) + PH3 (g) → InP (s) + 3 CH4 (g).
Pada suatu eksperimen 2,56 L In(CH 3)3 pada 2,00 atm direaksikan dengan 1,38
L PH3 pada 3,00 atm. Selanjutnya material yang ditempatkan dalam peralatan
optoelektronik dan diberi arus listrik, sehingga diemisikan cahaya yang memiliki
energi sebesar 2,03 x 10−19 J (Diketahui: tetapan planck = 6,626 × 10−34 J.s ;
Kecepatan cahaya = 3 x 108 m/s dan massa molar InP = 145,8 g/mol).
Dari pernyataan berikut ini:
1. Jumlah mol In(CH3)3 lebih besar dari PH3 dan emisi cahaya oleh InP tidak
dapat dilihat mata
2. Panjang gelombang yang diemisikan oleh InP sebesar 979 nm berada pada
daerah cahaya tampak
3. PH3 sebagai pereaksi pembatas dan InP hasil reaksi sebanyak 8,18 gram
4. In(CH3)3 sebagai pereaksi pembatas dan hasil bersih InP sebanyak 10,10
gram
Pernyataan yang benar sesuai data adalah ....
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4

3. Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup secara sempurna tanpa ada hal
yang tertinggal atau kurang pada diri makhluk hidup tersebut, termasuk juga
mikroorganisme. Pada musim kemarau, air sungai seringkali mengering
meninggalkan endapan lumpur yang hanya mengandung sedikit air. Konsentrasi
oksigen terlarut yang terkandung di dalamnya sangat rendah. Namun
mikroorganisme mampu memanfaatkan oksigen yang sangat sedikit itu untuk
respirasi. Sejumlah bakteri dapat mengekstraksi oksigen dari ion sulfat melalui
reaksi oksidasi-reduksi untuk keperluan hidupnya. Namun proses itu dapat
mengakibatkan terjadinya bau seperti telur busuk.
Berikut ini pernyataan yang menjelaskan proses ekstraksi oksigen oleh bakteri:
1. Terjadi oksidasi sulfur dari ion sulfat, menghasilkan gas berbau busuk
2. Bilangan oksidasi atom O pada ion sulfat menjadi 0 (nol)
3. Bilangan oksidasi atom S naik menjadi +2
4. Bau busuk terjadi karena terbentuk ion S 2−
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|321
Pernyataan yang benar adalah:
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. Semua benar

4. Mangan merupakan suatu unsur yang terdapat dalam enzim oksida dismutase.
Unsur mangan mudah mengalami oksidasi sehingga berperan sebagai zat
antioksidan pada beberapa jaringan penting di dalam tubuh, seperti tulang,
ginjal, hati, dan pankreas. Berikut merupakan reaksi oksidasi mangan yang
terjadi dalam suasana asam:

Dalam Alquran, koefisien air pada reaksi tersebut sama dengan nomor surat….
a. An-Nisa’
b. Al-An’am
c. Al-A’raf
d. Al-Anfal

5. Quinone merupakan molekul yang terlibat dalam proses fotosintesis yang


penting untuk menunjang kehidupan manusia di bumi. Transport elektron
dimediasi oleh quinon yang memungkinkan tanaman mengambil air, karbon
dioksida dan energi matahari dari alam untuk menghasilkan glukosa. Dalam
suatu analisis, 0,1964 g sampel quinon (C6H4O2) dibakar dalam kalorimeter bom
dengan kapasitas panas 1,56 kJ/oC, sehingga suhu naik sebesar 3,2 oC. Energi
pembakaran quinon untuk setiap gram/mol adalah….
a. −2,48 kJ
b. −25 kJ
c. +25 kJ
d. −254,175 kJ

6. Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan manfaatnya. Sebagaimana


Firman Allah dalam surat Shad ayat 27:

322| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Salah satu contoh bukti dari ayat tersebut adalah manfaat dari tanaman meranti.
Tanaman meranti yang selama ini hanya dianggap sebagai tanaman hias ternyata
mengandung senyawa stilben yang bermanfaat sebagai anti jamur dan anti
bakteri. Struktur senyawa stilben terdiri dari dua cincin aromatik yang terhubung
oleh ikatan rangkap. Ikatan rangkap pada stilben dapat berubah konformasi dari
cis ke trans. Perubahan konformasi cis ke trans berada dalam sistem
kesetimbangan seperti reaksi berikut:

Diketahui konstanta kesetimbangan (Kc) sebesar 24,0 pada suhu 200 oC. dengan
konsentrasi awal cis-stilben adalah 0,85 mol/L. Konsentrasi cis-stilben dan
trans-stilben dalam keadaan setimbang berturut-turut adalah….
a. 0,034 dan 0,816
b. 0,816 dan 0,034
c. 0,850 dan 20,40
d. 20,40 dan 0,850

7. Ahmad ingin mengetahui kelarutan garam MZ dalam air. namun data K dari
garam itu tidak diketahui. Ia hanya mendapatkan data berupa gambar yang
mewakili jumlah ion-ion penyusun garam yang berada dalam kesetimbangan
larutan jenuh.

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|323


Volume larutan diketahui sebanyak 1,0 × 10−18 L, dan massa molar MZ2 = 360
gram/mol. Jika dinyatakan dalam gram/mL, berapakah kelarutan garam MZ 2
tersebut?
a. 7,2 × 10−15
b. 3,6 × 10−6
c. 1,3 × 10−5
d. 4,3 × 10−4

8. Dalam hadist nabi yang diriwayatkan Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu dijelaskan
bahwa “Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr haram
hukumnya”. Pada akhir zaman ini banyak minuman keras yang diberi tambahan
zat adiktif seperti morfin (C17H19NO3). Diketahui minuman keras yang
mengandung morfin (massa jenis = 0,8 g/mL) memiliki titik beku –0,42 oC,
sedangkan titik beku minuman keras tanpa morfin adalah –0,12 oC. Berapa
presentase (%) massa morfin dalam minuman keras tersebut? (Kf minuman
keras = 1,5 oC. kg/mol).
a. 0,2
b. 3,4
c. 4,3
d. 5,4

9. Berdasarkan riwayat Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu: Rasulullah Shalallahu


'Alaihi Wassalam bersabda:"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta

324| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


obatnya, dan Dia telah menetapkan bagi setiap penyakit obatnya, maka
janganlah berobat dengan perkara yang haram." (H.R Abu Dawud No: 3372).
Dalam kondisi sakit dan memerlukan cairan, Dokter memberikan cairan infus
(larutan ringer laktat) melalui botol ke pembuluh darah (intravena). Cairan infus
terjaga kehalalannya, karena menggunakan pelarut air murni (non alkohol).
Dalam 100 mL Ringer Laktat terlarut ion-ion sebagai berikut: 300 mg Na+; 15,7
mg K+; 5,45 mg Ca2+; 388 mg Cl− dan 246 mg Laktat.

Untuk membuat 100 mL larutan ringer laktat itu dibutuhkan 309,5 mg


NaC3H5O3; 29,9 mg KCl ; 20 mg CaCl2.2H2O dan NaCl (belum diketahui).
Massa NaCl (dalam mg) yang dibutuhkan dan tekanan osmosis larutan ringer
laktat pada 37 C berturut-turut adalah .... (Diketahui: Ar H=1, C = 12, O = 16,
Na= 22,9 , Ca= 40, K=39,10, Cl= 35,5).
a. 63,5 mg NaCl ; 2,697 atm
b. 236,5 mg NaCl; 0,835 atm
c. 388,5 mg NaCl; 3,232 atm
d. 601,2 mg NaCl ; 7.060 atm

10. Penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah penyakit


mematikan yang hingga kini masih diupayakan untuk menemukan obat yang
mujarab. Sekitar 80 - 90 % penderita penyakit AIDS disebabkan perilaku

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|325


berzina yang diharamkan dan dikutuk oleh Allah SWT. Upaya untuk mengobati
penyakit ini menggunakan Zidovudin (ZDV) atau azidotimin (AZT) hanya dapat
mengurangi replikasi virus HIV, sehingga gejala penyakit AIDS berkurang.
Namun virus HIV nya tidak tuntas mati, bahkan pemakaian obat jangka panjang
dapat menyebabkan virus menjadi kebal. Struktur AZT digambarkan sebagai
berikut:

Dari pernyataan berikut tentang struktur AZT:


1. Jumlah atom karbon terhibridisasi sp3 = 6 dan sp2 = 4
2. terdapat 33 ikatan sigma dan 5 ikatan phi
3. atom N pusat pada gugus -N=N=N- mengalami hibridisasi sp
4. sudut ikatan C-O-H (terletak disamping cincin 5) adalah 180
Pernyataan yang benar adalah :
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. Semua benar

326| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


11. Unsur karbon merupakan unsur yang melimpah di alam. Allah menciptakan
makluk hidup dan beberapa benda mati di bumi ini tersusun atas unsur karbon.
Unsur karbon merupakan unsur yang melimpah di alam. Unsur karbon dapat
berikatan dengan sesamanya membentuk alotrop seperti intan, grafit dan
fulleren. Fulleren (C ) berbentuk bola berongga dimana setiap karbon terikat
dengan tiga atom karbon yang lain (Gambar.1).
Fulleren memiliki struktur senyawa yang sama dengan intan dan grafit, namun
memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda seperti pernyataan berikut:

9. Fulleren memiliki titik sublimasi yang relatif rendah dari pada grafit karena
gaya van der Waals pada fullerene lebih rendah dari pada grafit.
10. Delokalisasi elektron pada fullerene lebih rendah dari pada grafit sehingga
sifat konduktor listriknya lebih lemah.
11. Fullerene lebih reaktif dari pada grafit dan intan karena memiliki densitas
elekton lebih tinggi.
12. Kelarutan fullerene dalam metilbenzena lebih rendah dari pada intan dan
grafit.
Pernyataan yang benar adalah:
a. (1), (2) dan (3)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. Semua benar

12. Di dalam surat Al An’am ayat 165, Allah SWT menegaskan kewajiban muslim
untuk peduli dan bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitasnya di muka
bumi. Salah satu masalah lingkungan yang belum terselesaikan yaitu adanya

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|327


penggunaan bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor sehingga meningkatkan
emisi gas rumah kaca seperti gas CO2. Masalah kritis itu harus dipecahkan oleh
ilmuwan. Salah satu metode yang efektif untuk menyerap gas CO 2 adalah
menggunakan pelarut organik. Dalam suatu eksperimen, metode konstanta
volume digunakan untuk menentukan kelarutan gas karbondioksida dalam
berbagai pelarut organik pada tekanan 6MPa dan suhu bervariasi antara 288,15
K dan 318,15 K. Berdasarkan eksperimen tersebut diperoleh data pengukuran
Konstanta Hukum Henry/MPa untuk CO2 sebagai berikut:

Kesimpulan yang tepat berdasarkan data percobaan tersebut adalah ....


a. Kelarutan CO2 dalam alkohol eter dan keton meningkat seiring dengan
kenaikan suhu dan tekanan
b. Pelarut dengan gugus karbonil melarutkan CO 2 paling baik dibandingkan
pelarut lain
c. Gugus karbonil dan ikatan eter dalam pelarut dapat menghambat absorpsi
CO2
d. Gugus hidroksil dalam pelarut meningkatkan kemampuan adsorpsi CO 2

328| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


13. Seorang muslim dianjurkan untuk berdoa kepada Allah swt. Agar diberikan
keturunan yang baik (akal, akhlak, dan sholih) sebagaimana dalam Al-Qur`an
surat Ali Imran ayat 38:

Kecerdasan seorang anak dapat diperoleh sejak dalam kandungan, yaitu dengan
asupan gizi yang cukup untuk perkembangan janin dan otak. Salah satu senyawa
yang berperan penting dalam kecerdasan otak adalah DHA.

Berikut adalah pernyataan tentang wacana di atas:


1) Ayat Al-Qur’an tersebut merupakan doa Nabi Zakaria ketika meminta
keturunan
2) DHA dapat bereaksi dengan hidrogen peroksida membentuk gugus epoksida
3) Ayat Al-Qur’an tersebut merupakan doa Nabi Ibrahim ketika Hajar
mengandung Nabi Isma’il
4) DHA dapat membentuk senyawa dimernya melalui ikatan hydrogen
5) DHA dapat mengalami adisi elektrofilik dengan senyawa halida
menghasilkan produk sesuai aturan markovnikov
Pernyataan yang benar adalah:
a. 1, 2 dan 4
b. 2, 4 dan 5
c. 2, 3 dan 4
d. 2, 4 dan 5

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|329


14. Terdapat beberapa cairan yang digunakan sebagai pelarut, yaitu: HOCH2CH2OH
(etilen glikol); C6H (benzena); C5H12 (pentana); C8H17OH (oktanol) dan C8H18
(oktana)
Dari pernyataan berikut ini:
1. Benzena larut dalam pentana melalui gaya dispersi London, karena bersifat
hidrofobik
2. Oktanol dan oktana panjang rantai C-nya sama sehingga dapat saling
melarutkan
3. Etilene glikol terlarut dalam air karena bersifat polar dan memiliki ikatan
hydrogen
4. Etilen glikol mudah larut dalam oktanol yang bersifat hidrofilik dan
mengandung gugus OH
Pernyataan yang benar adalah:
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. Semua benar

15. Sebanyak 0,228 gram asam organik dapat dinetralkan dengan 20 mL natrium
hidroksida 0,1 M. Sedangkan analisis unsur dihasilkan adanya atom karbon
sebanyak 63%, atom hydrogen sebanyak 9% dan atom oksigen sebanyak 28%
(Ar H=1, C=12, O=16). Berikut adalah kemungkinan struktur asam organik:

Struktur asam organik yang benar adalah….


a. 1
b. 2

330| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


c. 3
d. 4

16. Sabun pertama kali ditemukan para ilmuwan Muslim Al Razi, di era puncak
peradaban Islam pada abad 7 M. Di masa itu, umat muslim telah berhasil
mengembangkan konsep hidup higienis yang mutakhir. Sabun pertama kali
diproduksi di era kekhalifahan dengan menggunakan minyak zaitun atau minyak
sayuran dan minyak aroma sebagai bahan dasarnya. Pembuatan sabun kini di
abad modern dikembangkan dalam industri melalui reaksi yang sama yaitu
Saponifikasi. Reaksi sebaliknya disebut esterifikasi. Senyawa ester diubah
menjadi sabun dengan penambahan natrium hidroksida.

Ikatan pada senyawa ester seperti terlihat pada gambar akan terputus
menghasilkan ....
a. C3H8O3 dan CH3(CH2)12COOH
b. CH3(CH2)12COOH dan CH3(CH2)12COO(CH2)12CH3
c. CH2-CH-(OH)3 dan CH3(CH2)12COOH
d. OH-(CH2)2-CH-OH dan CH3(CH2)12COOH

17. Penggunaan bahan peledak untuk membunuh manusia atau merusak lingkungan
sangat dilarang oleh Allah seperti firman-Nya dalam surah Al-Ma`idah ayat 32:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|331


Dalam ilmu kimia terdapat berbagai macam senyawa yang berpotensi sebagai
precursor bahan peledak, salah satunya yaitu senyawa toluene

Berikut pernyataan tentang wacana di atas:


1. Toluen dapat mengalami reaksi substitusi elektrofilik dengan Br
menggunakan katalis Fe membentuk p-bromo toluene
2. Toluen dapat disintesis dari benzena dengan metil bromida melalui reaksi
alkilasi friedel craft
3. Dalam ayat tersebut diperumpamakan bahwa membunuh manusia yang tidak
berdosa sama dengan membunuh manusia seluruhnya
4. Toluene dapat bereaksi dengan HNO3 dan katalis H2SO4 membentuk senyawa
m-nitro toluene
5. Dalam ayat tersebut mengandung larangan membunuh orang dan durhaka
kepada orang tua
Pernyataan yang benar adalah….
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 3 dan 4
c. 1, 4 dan 5

332| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


d. 2, 4 dan 5

18. Propilen adalah senyawa yang terbentuk sisa pembakaran tak sempurna bahan
bakar kendaraan bermotor. Pengubahan senyawa ini di atmosfer digambarkan
melalui dua grafik, yaitu (a) siang hari cerah dan (b) siang hari saat mendung
atau berawan tebal. Grafik yang digambarkan menunjukkan hubungan
konsentrasi reaktan dan produk reaksi terhadap waktu (dalam menit).

Keterangan : PAN = Peroksiasetil nitrat.


Pernyataan berikut berkaitan dengan interpretasi kedua grafik:
1. Terjadi penurunan gas NO hasil penguraian propilen seiring bertambahnya
waktu, namun gas NO semakin meningkat baik pada siang cerah ataupun
mendung.
2. Saat mendung, PAN dan O tidak terjadi dan penurunan propilene dan NO
lebih lambat dibandingsiang yang cerah.
3. PAN dan O3 mulai terbentuk saat NO mencapai konentrasi tertinggi pada
siang yang cerah.
4. PAN dan O3 terbentuk dan terakumulasi. Penurunan propilene dan NO
semakin cepat sejalan dengan terbentuknya O dan PAN, reaksi itu
memerlukan sinar matahari.
Pernyataan yang benar adalah....
A. 1,2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. Semua benar

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|333


19. Natrium tripoliposfat (Na5P3O10) yang terkandung dalam deterjen sintetis
digunakan untuk melunakkan air sadah melalui pembentukan ion-ion kompleks
Mg2+ dan Ca2+. Senyawa itu juga efesien untuk menurunkan tegangan
permukaan air, sehingga baju bernoda lemak mudah dibersihkan. Reaksi yang
terjadi adalah

Nilai K untuk pembentukan MgP3O103− adalah 4,0 x 108 . Apabila dalam air
yang digunakan mencuci telah terkandung 50 ppm ion Mg 2+, maka konsentrasi
Mg2+ (dalam mol/liter) setelah ditambahkan 40 g Na5P3O10 ke dalam 1 L larutan
adalah ....
(Diketahui massa molar (g/mol) ; Mg = 24; P = 31; O = 16; Ca = 40)
A. 1,2 x 10−8
B. 4,8 x 10−8
C. 2,2 x 10−11
D. 4,8 x 10−11

20. Allah telah menjelaskan tentang bercocok tanam dalam Al Qur’an surat Thaha
ayat 53:

Seiring dengan berkembangnya teknologi, penggunaan insektisida untuk


membasmi hama dalam pertanian semakin meningkat. Salah satu insektisida
yang banyak digunakan yaitu dichlorodipheniyltrichloroethane (DDT) Limbah
DDT dari pertanian dapat merusak ekosistem air.

Limbah DDT dapat terdekomposisi dalam waktu yang lama. Laju dekomposisi
DDT pada suhu 12oC mengikuti kinetika reaksi orde pertama dengan waktu

334| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


paruhnya adalah 46 hari. Jika dalam sekali panen, limbah DDT yang
terakumulasi dalam sebuah danau adalah 8,46 x 10-5 M, maka berapa hari waktu
yang dibutuhkan agar danau tersebut aman untuk ekosistem air (konsentrasi
aman = 1,41 x 10 M) (ln 2 = 0.693, ln 6 x 102 = 6,39)
A. 23 kali jumlah syarat-syarat tayamum
B. 29 kali jumlah sunnah mandi besar
C. Jumlah dari rakaat shalat-shalat fardhu yang dilakukan pada selang waktu
zawal (waktu tergelincirnya matahari dari tengah-tengah langit) sampai
terbenamnya matahari semala 31 hari.
D. Jumlah dari rakaat shalat-shalat fardhu yang dilakukan pada selang waktu
hilangnya mega merah hingga terbitnya matahari selama 71 hari.

21. Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda

“Barangsiapa yang memakan bawang merah, bawang putih dan bawang


kurrats, maka janganlah dia mendekati masjid kami, sebab malaikat merasa
terganggu dengan bau yang mengganggu manusia.” (HR. Muslim 564)
Sabda Nabi Muhammad SAW tersebut sangat beralasan, karena bawang putih
mengandung molekul Alliin. Saat bawang putih dikupas dan dihancurkan,
terjadi suatu reaksi yang mengubah alliin menjadi molekul allisin yang
menimbulkan khas bawang putih. Bau yang sama akan melekat di mulut jika
dimakan dalam keadaan mentah. Struktur alliin dan allisin berturut-turut sebagai
berikut:

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|335


Dari pernyataan berikut ini berkaitan
1. Geometri molekul atom sulfur dalam senyawa alliin adalah trigonal
piramidal.
2. Ikatan C-S-S pada alisin membentuk geometri V-bent
3. Sudut ikatan C-S-S diprediksi sama dengan H2S
4. Bau menyengat alliin disebabkan lepasnya gugus NH3
Pernyataan yang tepat adalah ...
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. Semua benar

22. Karbohidrat merupakan zat gizi yang paling penting bagi tubuh yaitu sebagai
bahan energi. Karbohidrat merupakan makromolekul yang tersusun dari
beberapa monosakarida. Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom
karbon yang dikandungnya seperti (triosa], tetrosa, pentosa, heksosa, dan
heptosa) Setiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil (kecuali pada kedua
ujungnya) bersifat optik aktif, sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat
yang berlainan meskipun struktur dasarnya sama. Salah satu bentuk
monosakarida yang terdiri dari 4 karbon adalah tetrosa dan eritrosa. Tetrosa dan
eritrosa memiliki konfigurasi atom karbon kiral seperti pada gambar berikut:

336| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Berikut pernyataan mengenai gambar di atas:
1. Stereoisomer pada gambar A dan gambar B merupakan pasangan
enansiomer
2. Senyawa D merupakan senyawa meso karena memiliki bidang simetri
dalam
3. Stereoisomer pada gambar B dan gambar C merupakan pasangan
diastereomer
4. Nama IUPAC untuk gambar C adalah (2R,3S)-2,3,4-trihidroksibutanal
Pernyataan yang benar adalah….
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. Benar semua

23. Menthol merupakan senyawa golongan monoterpen yang banyak ditemukan


pada daun tanaman mint (Mentha piperita L.). Senyawa menthol dapat
membantu melegakan saluran pernapasan sehingga banyak digunakan sebagai
zat tambahan pada obat batuk dan pilek. Dalam laboratorium, sintesis mentol
dapat dilakukan dengan mengadisi senyawa 3-mentena menggunakan pereaksi
hidroborasi-oksidasi dan pelarut tetrahidrofuran (THF).

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|337


Berikut pernyataan mengenai reaksi sintesis senyawa menthol:
1. Adisi senyawa 3-mentena mengikuti aturan markovnikov sehingga gugus
alkohol pada menthol terletak pada karbon yang lebih tersubstitusi (C-1)
2. Atom hidrogen yang mengadisi gugus alkena berasal dari hidrida boron
sedangkan gugus hidroksil berasal dari H2O2
3. Dalam reagen BH3 Atom boron bertindak sebagai nukleofil sedangkan atom
hidrogen sebagai elektrofil
4. Satu molekul BH3 dapat mengadisi tiga molekul 3-mentena
Pernyataan mengenai sintesis senyawa menthol di atas yang benar adalah….
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4

24. Seng, cadmium dan merkuri ditemukan di alam dalam bentuk bijih sulfida.
Pemisahan logam-logam tersebut dari bijih sulfidanya mempertimbangkan harga
Eo . Diketahui nilai Eo untuk setengah reaksi reduksi untuk Zn = -0,76 V, Cd = -
0,40 V, Hg = 0,85 V.
Dari pernyataan berikut ini ....
1. Logam Zn dan Cd masing-masing dapat dipisahkan melalui pembakaran
bijih mineralnya karena ion-ion logam tersebut mudah direduksi.
2. Logam merkuri diperoleh dari pembakaran mineral cinnabar (HgS), karena
ion Hg2+ mudah direduksi.
3. Harga Eo negatif untuk logam Zn dan Cd menunjukkan logam-logam
tersebut di alam sukar mengalami reaksi oksidasi, sehingga tahan korosi.
4. Pembakaran mineral CdS akan menghasilkan CdO, karena harga Eo < 0

338| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Pernyataan yang benar adalah :
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4

25. Gas nitrogen monoksida (NO) telah dikenal sebagai gas polutan di udara.
Molekul NO banyak diproduksi dari asap rokok, kendaraan, kegiatan industri,
dan lain-lain. Dalam udara bebas, molekul NO dapat terbentuk melalui reaksi
antara gas nitrogen dengan gas oksigen seperti berikut:
N2 (g) + O2 (g) ⇄ 2NO (g)
Pembuatan gas NO dapat dilakukan dengan mencampurkan 0,50 mol gas N 2 dan
0,50 mol gas O2 dalam 1,00 L wadah tertutup pada suhu 430 oC. Dengan
konstanta kesetimbangan reaksi adalah 1,44 berapa % (mol) gas N yang
bereaksi?
A. 37,5
B. 41,8
C. 56,4
D. 72,5

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|339


B. Daftar Pustaka
Brady, J. E., Jespersen, N. D., Hyslop, A. (2012). Chemistry: the
Molecular Nature of Matter – 6th Edition. New Jersey: John Wiley &
Sons.

Brown, T. L. et al. (2012). Chemistry: The Central Science – 12th Edition.


New Jersey: Prentice Hall.

Chang, R. (2010). Chemistry, 10th Edition. New York: McGraw-Hill.

Ebbing, D. D., dan Gammon, S. D. (2009). General Chemistry. – 9th


Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.

Hadi, K. (2019). Kimia dan Islam. Pekanbaru: Cahaya Firdaus.

______. (2021). Dasar-dasar Kimia Islam. Pekanbaru: Cahaya Firdaus.

Harvey, D. (2000). Chemistry Modern Analitical Chemistry. New York:


McGraw-Hill

Nurchaili, dkk. (2020). Sifat Koligatif Larutan. Jakarta: Direktorat GTK


Kementerian Agama Republik Indonesia.

Nurhanifah, S., dkk. (2020). Termokimia. Jakarta: Direktorat GTK


Kementerian Agama Republik Indonesia.

Petrucci, R., et al. (2017). General Chemistry: Principle and Modern


Applications – 11th Edition. Toronto: Pearson.

Setiawati, M., dkk. (2020). Ikatan Kimia. Jakarta: Direktorat GTK


Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia.

Sutardi, dkk. (2020). Kesetimbangan Ion. Jakarta: Direktorat GTK


Kementerian Agama Republik Indonesia.

___________. (2020). Titrasi Asam Basa. Jakarta: Direktorat GTK


Kementerian Agama Republik Indonesia.

340| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


C. Kunci Jawaban

Struktur Atom, Sistem Periodik, Ikatan Kimia

1. B
2. D
3. D
4. C
5. C

Stoikiometri

1. D
2. C
3. D
4. B
5. B

Redoks dan Elektrokimia

1. B
2. C
3. B
4. A
5. C

Termokimia

1. D
2. C
3. A
4. B
5. B

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|341


Laju Reaksi dan Kesetimbangan

1. A
2. C
3. D
4. C
5. C

Larutan

1. B
2. D
3. A
4. C
5. B

Senyawa Organik

1. A
2. C
3. D
4. B
5. D

Evaluasi Akhir

1. D
2. B
3. C
4. C
5. D
6. A
7. B
8. D
9. D

342| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


10. A
11. A
12. B
13. A
14. A
15. A
16. A
17. A
18. C
19. D
20. D
21. D
22. D
23. C
24. C
25. A

D. Glosarium

Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab


A
Afinitas elektron Electron affinity
ْ‫ْاْللِكِِتُو ِن‬
ِ ‫ب‬ ُ ‫ار‬
ُ ‫تَ َق‬
Aldehid Aldehyde
ْ ‫اْلَل ِد ِهي َدا‬
‫ت‬
ٌ‫أَلِي َفاتِيخْة‬
Alifatik Aliphatic

ُ‫ال َقل ِویخْة‬


Alkali Alkali

ُ‫اْلَت ِربَةُْال َقل ِویخْة‬


Alkali tanah Alkali earth

Alkana Alkanes
‫اْلَل َك َاَنت‬
Alkena Alkene
ْ‫اْلَلكِي نَات‬
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|343
Alkohol Alcohol
‫الكحول‬
Alkuna Alkyne
‫ت‬
ْ ‫اْللكاینا‬
Anode Anode
)ْ‫أنودْ(مصعد‬
ُ‫تْاْل َُروَمانِيخْة‬ ُ ‫اهلَيد ُروَكربُوََن‬
Aromatik Aromatic

Asam Acid
‫ض‬
ٌْ ‫ََح‬
Asam amino Amino acid
‫أَحاضْأمينية‬
Asam karboksilat Carboxylic acid
‫اْلَحاضْالكربوكسيلية‬
Asam konjugasi Conjugate acid
‫ضْ ُم َرافِ ٌْق‬ ٌ ‫ََح‬
ٌ‫ذَ خرْة‬
Atom Atom

ٌ‫تَذ ِریخْة‬
Atomisasi Atomization

ِِْ ‫اع َدةُْالث َخم‬ ِ َ‫ق‬


ِ‫ان‬
Aturan oktet Octet rule

B
Basa Base ِ َ‫ق‬
ٌ‫اع َد ْة‬
ٌ‫ِتافِ َق ْة‬ ِ
ََ ‫ْم‬ ُ ٌ‫قَاع َدة‬
Basa konjugasi Conjugate base

Beda potensial Potential difference


‫اختّلفْالكامنة‬
Bengkok / bentuk v Bent / v shape
V ْ‫ُمن َحنِيخةٌْ\ْ َشك ُل‬
ٌْ‫ْج َزی ئُة‬ ُ ٌ‫بِن يَة‬
Bentuk molekul Molecular shape

Bentuk t T shape
T ‫َشك ُْل‬
Benzena Benzene
‫البَ ن ِزی ُْن‬
Bereaksi React
‫اع ْل‬
َ ‫اع ُلْ–ْتَ َف‬ َ ‫اع َلْ–ْیَتَ َف‬ َ ‫تَ َف‬
Bilangan kuantum
- Utama
Quantum number
- Principal ‫ادْال َك ِِْم‬
ُ ‫أَع َد‬
‫ َع َد ُدْال َك ِِمْال خرئِي ِس ِِْي‬-
- Azimut - Angular momentum
- Magnetik - Magnetic
- Spin - Spin

344| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


ِِْ ‫ َع َد ُدْال َك ِِْم ْالثخانَ ِو‬-
‫ي‬
ْ‫اطي ِس ِِي‬ ِ َ‫ َع َد ُدْال َك ِمْالمغن‬-
َ ِ
ْ ‫ُبِْم‬َُ ‫ َع َد ُدْال َك ِِمْال‬-
Bilangan oksidasi Oxidation number
‫س ِْد‬
ُ ‫َع َد ُدْالتَأَك‬
ٌ‫ْمز َد ِو َجةٌْثََّلثِيخْة‬ ِ
ُ ٌ‫َهرميخة‬
Bipiramida segitiga Trigonal bipyramid

C
ٌ‫َسائِلَْة‬
Cair Liquid

Campuran Mixture
ْ‫ط‬ ٌ ‫َخلِي‬
D
Derajat ionisasi Ionization degree
‫رجةُْالتخأَیُ ِْن‬
َ ‫َد‬
ُ‫ض ْة‬َ ‫َد َر َجةُْاْلَ ُمو‬
Derajat keasaman (pH) pH

Diagram orbital Orbital diagram


ْ‫شك ِل‬َ ِ‫اتْب‬ ِ ‫ََتثِيلْالم َدار‬
َ َ ُ
‫سه ِْم‬ ‫ْوال خ‬ َ ‫ال ُم َربخ ِع‬
E
ُ‫الكِي ِميَاءُْال َكه ُرََبئِيخْة‬
Elektrokimia Electrochemistry

Elektrolisis Electrolysis
‫التحليلْالكهرَبئ ْي‬
Elektrolit Electrolyte
ٌْ‫ ُمتَأَیِنَة‬atau ٌ‫ْ ُمتَ َف ِك َك ْة‬
Elektron Electron
‫إِلِكِِتُو ٌْن‬
Elektron valensi Valence electron
‫إِلِكِِتُو ُنْالتخ َكافُ ِْؤ‬
Endapan Precipitate
ٌْ ‫اس‬
‫ب‬ ِ‫ر‬
َ
ٌ‫طَاقَْة‬
Energi Energy

ُْ‫سْاْلِخرة‬ ِ ‫ْجب‬ِ ُ‫طَاقَة‬


Energi bebas gibbs Gibbs free energy

Energi ikatan Bond energy


ِْ ‫ْالرََب‬
‫ط‬ ِِ ُ‫طَاقَة‬
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|345
Energi ionisasi Ionization energy
‫طَاقَةُْالتخأَیُّ ِْن‬
Entalpi Enthalpy
ْ ِ‫إِن ثَال‬
ٌّ‫ِب‬
Entalpi kisi Lattice enthalpy
ُْ‫ْالشبَ ي َكة‬ُّ ُ‫الطخاقَة‬
ٌّْ ِ‫إِنِِتُو‬
‫ب‬
Entropi Entropy

Ester Ester
‫اْلسِت‬
Eter Ether
‫إیث ْر‬
F
Fraksi mol Mole fraction
ْ ِ‫ْمو‬
ٌّ‫ل‬ ُ ‫َكس ُر‬
G
ْ‫ح‬ ِ
ٌ ‫مل‬
Garam Salt

Gas Gas
‫غَا ٌْز‬
ُ‫اتْال ِمثَالِيخْة‬ ُ ‫الغَ َاز‬
Gas mulia Noble gas

Gaya dipol-dipol Dipole-dipole attraction


ُْ‫ْيْاْلَُزی ئَ ِةْثَنَائِيخة‬ َ َ‫بْب‬ ُ ‫َجذ‬
ِْ َ‫اْلَقط‬
‫اب‬
Gaya dispersi Dispersion force
ِْ ‫يْالتخشتِي‬
‫ت‬ ُّ ‫قَ ِو‬
ُ‫الزم َرْة‬
ُّ
Golongan Group

ُ‫ْالو ِظي ِفيخْة‬


َ ُ‫املَج ُمو َعة‬
Gugus fungsi Functional groups

H
Halo alkana Alkyl halide
‫هاليدْألكي ْل‬
Hasil aktual Actual yield
‫ال َعائِ ُدْال ِفعلِ ُّْي‬
Hasil reaksi Product
ْ‫ج‬
ٌ َ‫ُمن ت‬
Hasil teoritis Theoretical yield
ُّْ ‫ال َعائِ ُدْالنخظ ِر‬
‫ي‬
ٌ ‫ََت ِج‬
ْ‫ْي‬
Hibridisasi Hybridization

346| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Hukum laju reaksi Reaction rate law
‫ْسر َع ِةْالتخ َفاعُ ِْل‬
ُ ‫قَانُو ُن‬
I
ُّ ِ ‫طْاهلِي ِد ُرو ِجي‬
ْ‫ن‬ ُ ‫ال ِِرََب‬
Ikatan hidrogen Hydrogen bond

Ikatan ion Ionic bond


ْ ِ‫طْاْلَیُو‬
ُّ‫ن‬ ِِ
ُ ‫الرََب‬
ِِ ‫طْالتُّس‬
‫اِه ُّْي‬ ِِ
َ ُ ‫الرََب‬
Ikatan kovalen Covalent bond

ٌ‫ْمز ُدو َج ْة‬ ُِ ‫رابِطَةٌْتَس‬


َ ٌ‫اِهيخة‬
Ikatan kovalen ganda Double covalent bond
َ َ
Ikatan kovalen rangkap Triple covalent bond
ٌ‫اِهيخةٌْثَُّلثِيخْة‬ ُِ ‫رابِطَةٌْتَس‬
tiga َ َ
ٌ‫اح َدْة‬ ِ ‫اِهيخةٌْو‬ ِ َ‫رابِطَةٌْت‬
َ ُ‫س‬
Ikatan kovalen tunggal Single covalent bond
َ َ
Ikatan logam Metallic bond
‫طْال َمع ِد ِْن‬ ِِ
ُ ‫الرََب‬
ٌ‫نَ َواةٌْذَ ِِریخْة‬
Inti atom Nucleus

Ion Ion
ْ‫أَیُو ٌن‬
Isotop Isotope
‫نَ ِظْيٌْجْنَظَائٌِْر‬
J
Jari-jari atom Atomic radius
‫فْاْلَقطَا ِرْال خذ ِِریخِْة‬
ُ ‫نِص‬
Jari-jari ion Ion radius
‫فْاْلَقطَا ِرْاْلَیُونِيخِْة‬ ُ ‫نِص‬
Jungkat-jungkit Seesaw
‫ْمتَأَرِجح‬ُ ‫َشك ُل‬
K
ٌ‫َح َر َارْة‬
Kalor Heat

ُ‫اْلََر َارةُْالنخو ِعيخْة‬


Kalor jenis Specific heat

ُ‫س َعةُْاْلََرا ِریخْة‬ ‫ال خ‬


Kapasitas kalor Heat capacity

Karbohidrat Carbohydrate
‫كربوهيدرات‬
Karbon Carbon
‫َكربُون‬
Katalis Catalysts
ْ‫ات‬
ُ ‫اْلَُفا َز‬
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|347
Katode Cathode
‫الكاثوْد‬
Keadaan standar Standard state ِ ‫اْلالةُْال ِقي‬
َ‫اسيخْة‬ َ َ
ُ‫سالِبِيخةُْال َكه َرََبئِيخْة‬‫ال خ‬
Keelektronegatifan Electronegativity

ٌ‫َذوََبنِيخْة‬
Kelarutan Solubility

ِْ َ‫ْد َر َج ِةْالغَلي‬
‫ان‬ ِِ
َ ُ‫ارت َفاع‬
Kenaikan titik didih Boiling-point elevation

Kesetimbangan Equilibrium
‫تواز ْن‬/‫اتزان‬
Kesetimbangan
heterogen
Heterogeneous
equilibrium ‫التوازنْغْيْاملتناجس‬
Kesetimbangan
homogen
Homogeneous
equilibrium ‫التوازنْاملتناجس‬
Keton Ketones
ْ‫الكِي تُ وََنت‬
ٌ‫ُم َع ِام ٌلْ\ْ َد َر َج ْة‬
Koefisien Coefficient

Konfigurasi elektron Electron configuration


ِِْ‫ْاْللِكِِِتُو‬
ِ‫ن‬ ِ ُ‫البِنَاء‬
Konsentrasi Concentration
‫تَركِي ٌْز‬
ِ ُ ِ‫ََثب‬
ِِِْ َ‫تْالغا ِزْاملث‬
‫ال‬
Konstanta gas ideal Ideal gas constant

Konstanta
kesetimbangan
Equilibrium constant
‫ت‬
ْ ‫توازنَْثب‬
Konstanta laju reaksi Rate constant
‫ْسر َع ِةْالتخ َفاعُ ِْل‬
ُ ‫ت‬ُ ِ‫ََثب‬
ٌّ ‫قَ ِو‬
ْ‫ي‬
Kuat Strong

ٌ‫فْجْأَغلِ َف ْة‬ ٌ ‫غُل‬


Kulit atom Shell

‫ات‬
ٌْ ‫ْجْم َد َار‬ َ ‫َم َد ٌار‬
L
Laju reaksi Reaction rate
‫ُسر َعةُْالتَ َفاعُ ِْل‬
Larutan Solution
‫ْجَْمَالِي ٌْل‬
َ ‫ََملُو ٌل‬
Larutan belum jenuh Unsaturated solution
‫ْمشبَ ِْع‬ ُ ُ‫ََملُو ٌلْغَْي‬

348| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Larutan lewat jenuh Supersaturated solution
ْ‫ْمشبَ ِع‬ ُ ‫ََملُو ٌلْفَ و َق‬
Larutan penyangga Buffer solution
‫ْمنَظخ ٌْم‬
ُ ‫ََملُو ٌل‬
Laruten tepat jenuh Saturated solution
ْ‫ْمشبَ ٌع‬ ُ ‫ََملُو ٌل‬
Lemah Weak
ٌْ ‫ضعِي‬
‫ف‬ َ
ٌ‫َخ ِطِيخْة‬
Linear Linear

Lingkungan Surrounding
ُْ ‫ال ُم ِحي‬
‫ط‬
Lipid Lipids
‫ده ْن‬
ُ‫ال ِفل ِزیخْة‬
Logam Metal

M
Makromolekul Macromolecule
‫اْلزئياتْالضخم ْة‬
Massa Mass
‫َوز ٌْن‬
ٌ‫ُكت لَ ْة‬
Massa molar Molar mass/molecule
weight
Melarut Dissolve
ْ‫ب‬
ُ ‫ابْ–ْیَ ُذو‬
َ َ‫ذ‬
atau

‫َح خلْ–ْ ََيُ ُّْل‬


‫ص ِه ُْر‬ ِ
َ ‫ص َه َرْ–ْیَن‬ َ ‫ان‬
Melebur Fuse/melt

Melepaskan Release
‫أَطلَ َقْ–ْیُطلِ ُْق‬
Memanaskan Heat
‫س ِِخ ُْن‬ َ ُ‫خنْ–ْی‬ َ ‫َسخ‬
Membakar Burn
ُْ ‫َح َر َقْ–ْ ََي ِر‬
‫ق‬
Membutuhkan Require/need
‫ب‬
ُْ ُ‫بْ–ْیَطل‬ َ َ‫طَل‬
Menentukan Determine
ْ ِِ‫ْيْ–ْ َع‬
‫ْي‬ ُ ِِ‫ْيْ–ْیُ َع‬ َ ‫َع خ‬
atau

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|349


‫َح خد َدْ–ْ َُيَ ِِد ُدْ–ْ َح ِِد ْد‬
Mengalir/berpindah Flow
ْ‫ب‬ُّ ‫س‬ َ ‫بْ–ْیَن‬ ‫س خ‬ َ ‫ان‬
Mengandung Contain
ْ‫اِحتَ َوىْ–ْ ََيتَ ِوي‬
ْ‫ج‬ ِ
ُ ‫أَن تَ َجْ–ْیُنت‬
Menghasilkan Produce/result/yield

ْ–ْ‫ب‬ ِ
ُ ‫س‬َ ‫بْ–ْ ََي‬ َ ‫َحس‬
Menghitung Calculate

ْ‫سب‬ ِ
َ ‫اح‬
Mengidentifikasi Identify
‫َح خد َدْ–ْ َُيَ ِِد ُدْ–ْ َح ِِد ْد‬
Menguap Vaporize
ْ‫خر‬
ُ ‫خرْ–ْیَتَ بَخ‬ َ ‫تَبَخ‬
Mengukur Measure
ْ‫شْ–ْقِش‬ ِ
ُ ‫اشْ–ْیَقي‬ َ َ‫ق‬
Menyerap Absorb
ُْ َ‫صْ–ََْيت‬
‫ص‬ َ َ‫َمت‬
Menyetarakan Balance
ْ‫ْ َو َاز َنْ–ْیُ َوا ِز ُنْ–ْ َوا ِزن‬
Menyublim Sublime
‫س َامى‬ َ َ‫س َامىْ–ْیَت‬ َ َ‫ت‬
Metaloid Metaloid
ِْ ‫أَشبَاهُْال ِفل َز‬
‫ات‬
Model atom Atomic model
ُّْ ‫جْال خذ ِر‬
‫ي‬ ُ َ‫خموذ‬
ُ ‫الن‬
Mol Mol
‫ت‬
ٌْ ‫ُمولَةٌْ–ْ ُموََّل‬
ٌ‫ُموََّللِيخْة‬
Molalitas Molality

ٌ‫ُموََّل ِریخْة‬
Molaritas Molarity

ٌ‫ُج َزی ئَ ْة‬


Molekul Molecule

Monosakarida Monosaccharide
‫ي‬
ْ ‫سكرأحاد‬
N
Netralisasi Neutralization
‫اد ٌْل‬
ُ ‫تَ َع‬
Neutron Neutron
‫نِيِِتُو ٌْن‬

350| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Nomor atom Atomic number
ُّْ ‫ال َع َد ُدْال خذ ِر‬
‫ي‬
Nomor massa Atomic mass/mass
number ‫َع َد ُدْال ُكت لَ ِْة‬
Non elektrolit Non electrolyte
ٌْ‫ْمتَأَیِنَة‬
ُ ُ‫ ْْغَْي‬atau ْ ُْ‫غَْي‬
ٌ‫ُمتَ َف ِك َك ْة‬
ُ‫الّلفِل ِزیخْة‬
‫خ‬
Non logam Non metal

O
ُ‫اْلَك ِس َد ْة‬
Oksidasi Oxidation

‫ح‬
ِْ ‫ْالسطُو‬ُّ ُ‫ََثَانِيِة‬
Oktahedral Octahedral

Orbital Orbital
‫ات‬
ٌْ ‫ْجْم َد َار‬
َ ٌ‫َم َد َارة‬
Organik Organic
‫عضویة‬
P
ٌ‫صلبَ ْة‬
Padat Solid
ُ
ٌ‫ِجس ِميخةٌْ\ْ َدقِي َق ْة‬
Partikel Particle

Pelarut Solvent
ٌْ ‫َم ِذی‬
‫ب‬
Pelarutan Solvation
‫ذَوََب ٌْن‬
ِ
‫ق‬
ٌْ ‫ِتا‬ َ ‫إِح‬
Pembakaran Combustion

Pembentukan Formation
‫تَشكِي ٌلْ\ْتَك ِوی ٌْن‬
ٌ‫اس ْة‬ َ َ‫ََن‬
Pengotor Impurity

Penguraian Decomposition
‫تَق ِسي ٌْم‬
ِِْ ‫اضْالضخغ ِطْالبُ َخا ِر‬ ِ
‫ي‬ ُ ‫ا ِْن َف‬
Penurunan tekanan uap Vapor-pressure lowering

ِْ ‫ْد َر َج ِةْاْل َِن َم‬ ِ


‫اد‬ ُ ‫ا ِْن َف‬
َ ‫اض‬
Penurunan titik beku Freezing-point
depression
Penyetaraan reaksi Reaction equalization
‫معادلةْردْالفع ْل‬

Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|351


Pereaksi Reactant ِ ‫مت َف‬
ٌ‫اعلَْة‬ َُ
ٌْ ‫ْمف ِر‬
‫ط‬ ِ
ُ ‫ُمتَ َفاع ٌل‬
Pereaksi berlebih Excess reactant

Pereaksi pembatas Limiting reactant


‫قَلِي ُلْال َف َعالِيخِْة‬
Pergeseran
kesetimbangan
Equilibrium shift
‫تغيْيْالتواز ْن‬
ُ‫ال خدوَرْة‬
Periode Period

Persamaan gas ideal Ideal gas equation


ِِِْ َ‫قَانُو ُنْالغا ِزْاملِث‬
‫ال‬
ُ‫ادلَةُْالكِي ِميَائِيخْة‬ َ ‫ال ُم َع‬
Persamaan reaksi Chemical equation

Persen hasil Percent yield


ِْ ‫نِسبَةُْال َع‬
‫ائد‬
ٌ‫ْم َربخ َع ْة‬ ِ
ُ ٌ‫َهرميخة‬
Piramida segiempat Square pyramid

ٌ‫َهرِميخةٌْثََّلثِيخْة‬
Piramida segitiga Trigonal pyramid

Polimer Polymer
‫بوليم ْر‬
Polisakarida Polysaccharide
‫متعددْالسكاری ْد‬
Potensial elektrode Electrode potential
‫إمكانياتْاْللكِتو ْد‬
Potensial elektrode
standar
Standard electrode
potential ْ‫إمكانياتْاْللكِتود‬
‫القياسي ْة‬
ٌ‫َع َملِيخةٌْتِل َقائيخْة‬
Proses spontan Spontaneous process

Protein Protein
‫ْي‬
ْ ‫بروت‬
Proton Proton
‫بُ ُروتُو ٌْن‬
R
Rantai karbon Carbon chain
‫ِسل ِسلَةُْال َكربُو ْن‬
ِ‫ثْلِلحرارْة‬ ِ ‫تَ َفاعُل‬
َ َ َ ٌ ‫َْبع‬
Reaksi eksoterm Exoterm reaction
ٌَ
Reaksi endoterm Endoterm reaction ِ‫تَ َفاعُلْماصْلِلحرارْة‬
َ ََ ٌ َ ٌ

352| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat


Reduksi Reduction
ٌْ‫اِختِ َزال‬
Reversibel Reversible
‫انعكاس ْي‬
ُ‫الصي غَةُْاْلَ خولِيخْة‬
ِِ
Rumus empiris Empirical formula

ِِ
ُ‫الصي غَةُْاْلَُزی ئَ ْة‬
Rumus molekul Molecular formula

S
Satuan massa atom Atomic mass unit
‫َوح َدةُْالكِت لَ ِةْال خذ ِِریخِْة‬
ُ ٌ‫ُمستَ ِویخة‬
ٌ‫ْم َربخ َع ْة‬
Segiempat datar Square planar

ٌ‫ُمستَ ِویخةٌْثََّلثِيخْة‬
Segitiga datar Trigonal planar

Sel volta Voltaic cell


‫خليةْفلتية‬
Senyawa Compound
ٌْ َ‫ُم َرخكب‬
‫ات‬
Senyawa kovalen non Non polar covalent ِِ ‫المرخكبةُْالتُّس‬
ُْ‫اِهيخةُْغَْي‬
polar compound َ َ َُ
ِْ َ‫ال ُمستَ قط‬
‫ب‬
Senyawa kovalen polar Polar covalent compound ِِ ‫ْالمرخكبةُْالتُّس‬
ُْ‫اِهيخة‬ َ َ َُ
ِْ َ‫ال ُمستَ قط‬
‫ب‬
Senyawa organik Organic compound
‫ي‬
ْ ‫مركبْعضو‬
ُ‫اصْالتخج ِميعِيخْة‬ ُ ‫اَْلََو‬
Sifat koligatif Colligative properties

ْ‫ح‬
ُ ‫امْال َمفتُ و‬ ُ َ‫النِِظ‬
Sistem terbuka Open system

‫امْال َمع ُزو ُْل‬ ُ َ‫النِِظ‬


Sistem terisolasi Isolated system

‫امْال ُمغلَ ُْق‬ ُ َ‫النِِظ‬


Sistem tertutup Closed system

Struktur lewis Lewis structure


‫صي غَةُْلِ ِویس‬ ِ
Sudut ikatan Bond angle
‫َزا ِویَةُْال خرابِطَِْة‬
Suhu Temperature ِ‫َدرجةُْاْلرارْة‬
َ ََ َ َ
Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat|353
T
Tabel periodik Periodic table
ُّْ ‫اْلَد َو ُلْال خدوِر‬
‫ي‬
Tekanan Pressure
ٌْ ‫ضغ‬
‫ط‬ َ
Tekanan osmotik Osmotic pressure
ِ ‫ط‬
ُّْ ‫ْاْلزُموِز‬
‫ي‬ ُ ‫الضخغ‬
Tekanan parsial Partial pressure
‫الضغطْاْلزئ ْي‬
Tetrahedral Tetrahedral
ْ‫ْالسطُو ِح‬
ُّ ُ‫ُرََب َعيخة‬
ٌ‫ُم َعایَ َرْة‬
Titrasi Titration

U
ِ َ‫ْجْعن‬
ْ‫اص ُر‬ َ ‫ص ٌر‬
ُ ‫عُن‬
Unsur Element

V
Volume Volume
ْ‫َحج ٌم‬
Z
ٌ‫ادْة‬
َ ‫ُمستَ َوىْ\ْ َم‬
Zat Substance

Zat terlarut Solute


‫اب‬
ٌْ ‫َم َذ‬

354| Modul Kimia Terintegrasi MA Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai