800/RSU-TK/SPO/4.3/V/ A 1/4 RSU BIOKLINIK 2018 DITETAPKAN DI DIREKTUR STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : OPERASIONAL 9 MEI 2018 (SPO) dr. JIMMY B . MONINGKEY
Prosedur penulisan resep adalah tata cara dan urutan proses
kegiatan penulisan resep secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, farmasetis dan klinis. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker/ farmasis untuk memberikan obat jadi atau racikan obat dengan
PENGERTIAN takaran dan jumlah obat sesuai dengan yang diminta.
Resep lengkap adalah resep yang dapat terbaca dengan jelas dan memenuhi aspek persyaratan administrasi, farmasetis dan klinis. Dokter DPJP merupakan dokter (umum atau spesialis) dan dokter gigi yang telah mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) yang mempunyai otoritas penulisan resep obat pasien di RSU Bioklinik. Tersedianya SPO tentang penulisan resep pengobatan secara TUJUAN benar sebagai acuan bagi petugas farmasi di RSU Bioklinik
Penulisan resep perbekalan farmasi dilakukan dengan
menggunakan Prosedur Penulisan Resep. Kewenangan penulisan resep di RSU Bioklinik dilakukan oleh KEBIJAKAN dokter DPJP atau oleh dokter yang mewakili DPJP. (Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Bioklinik No Tanggal 9, Tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Umum Bioklinik 1. Kelengkapan resep harus memuat nama dokter, no.SIP, no. telepon, nama kota dan tanggal resep, nama obat dan aturan pakai, identitas pasien (nama, no. RM dan tanggal lahir) dan tanda tangan dokter penulis resep. PENULISAN RESEP
NO. DOKUMEN : NO.REVISI : HALAMAN :
800/RS-TK/SPO/4.3/2018 A 2/4 RSU BIOKLINIK 2. Penulisan resep oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) di RSU Bioklinik dengan menulis dalam lembar resep dengan aturan: Penulisan resep secara lengkap, jelas dan mudah terbaca. Apabila resep tidak jelas terbaca, kurang lengkap maka akan dilakukan klarifikasi pada dokter penulis resep hingga didapat kejelasan informasi dalam resep dokter. Pilihan Obat diutamakan dengan obat Generik. Nama paten obat ditulis apabila sediaan obat belum tersedia sediaan generiknya. Tidak boleh menulis dengan singkatan (akronim) yang tidak standar terkait dengan nama obat, nama alat kesehatan, nama pasien, dan nama dokter. Tidak boleh menulis singkatan: Seluruh singkatan yang digunakan dalam penulisan sesuai dengan standar penulisan singkatan baku di RSU Bioklinik Pada kondisi emergency (gawat darurat) dan obat tidak tersedia di paket emergency, maka order dapat dilakukan melalui telepon sesuai dengan Protap Permintaan Obat Secara Verbal. Obat kategori LASA (look alike sound alike) / kemiripan bentuk dan kemiripan nama (penyebutan) maka jika diorder secara verbal (melaui telepon) maka harus di lakukan speliing (pengejaan kata) sesuai dengan Protap Permintaan Obat Secara Verbal. Untuk permintaan obat pasien rawat inap, akan di distop secara otomatis apabila: a. Pemberian obat telah mencapai lama terapi tertentu: antibiotik. b. Atau keluhan dan gejala klinis pada penyakit simtomatik seperti: nyeri, mual dan muntah telah teratasi, sesuai instruksi DPJP. PENULISAN RESEP
NO. DOKUMEN : NO.REVISI : HALAMAN :
800/RS-TK/SPO/4.3/2018 A 3/4 RSU BIOKLINIK c. Atau adanya instruksi DPJP “stop pemberian obat bila obat dalam resep pasien telah habis” Untuk aturan pakai resep obat tidak boleh ditulis : a. “usus cognitus” (tahu aturan pakainya) b. iterasi (ulangan) untuk obat narkotika c. mihi (m.i. = ipsi = untuk dipakai sendiri) Instruksi khusus dapat di tulis dalam resep antara lain : a. Cito dispencatur (cito disp) = hendaknya dibuat segera. Untuk pelayanan segera / gawat darurat b. Iter = hendaknya diulang/ulangan. Untuk pengulangan resep dalam jumlah yang sama, untuk pelayanan resep lanjutan. Instruksi ini tidak berlaku pada obat narkotika dan psikotropika. c. No repetatur (non rep) = jangan diulang. Untuk dihentikan pengobatan cure tertentu. d. Signa Pro Renata (PRN) untuk digunakan apabila diperlukan untuk obat analgetika dan simtomatik lainnya. Resep harus ditulis dan tidak boleh “diorder” melalui telepon terhadap : Obat narkotika, psikotropika, dan high alert 3. Pastikan resep ditulis berorientasi safety dengan mengikuti kaedah-kaedah sebagai berikut: a. Penulisan kekuatan sediaan farmasi harus ada jarak antara angka dan satuan. Tidak boleh ada titik dibelakang singkatan mg atau mL. Benar Salah 10 mg 10mg 100 mg 100mg b. Tidak boleh menulis desimal setelah angka / bilangan bulat (2 mg jangan ditulis 2,0 mg). Jika tanda koma tidak terbaca dapat menimbulkan kelebihan dosis menjadi 20 mg c. Sebaliknya untuk bilangan kurang dari 1 (satu), harus diawali dengan angka 0 di depan tanda koma. (0,5 jangan ditulis ,5). PENULISAN RESEP
NO. DOKUMEN : NO.REVISI : HALAMAN :
800/RS-/SPO/4.3/2018 A 4/4 RSU BIOKLINIK d. Jangan menyingkat kata unit. Tulisan U besar atau u kecil dapat terlihat seperti angka 0 atau 4 dan dapat menyebabkan kesalahan (overdosis). e. IU bukan singkatan yang aman untuk International Unit, karena tulisan IU mirip dengan IV. Sebaiknya tulis secara lengkap menggunakan International Unit atau Unit Internasional atau singkatan Int.Unit atau Unit Int. f. Jangan menyingkat nama obat. Misalnya PCT, CPZ, dan lain sebagainya, karena hal tersebut dapat menimbulkan kesalahan interpretasi g. Jangan menyingkat microgram dengan μg, sebaiknya gunakan singkatan mcg karena memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan interpretasi.
1. Instalasi Farmasi UNIT TERKAIT 2. Bidang Pelayanan Medik 3. Bidang Keperawatan