Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR


MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2018-2020

Yulida Maskurah
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Jl. A. Yani Km. 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan
e-mail: alfian324@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Total Aset, Earnings per Share and Dividends per Share on the
stock prices of publicly traded companies on the Indonesia Stock Exchange.
Secondary data source in this study is data obtained from financial statements on the Indonesian stock
exchange. The method of analysis in this study is to use Multiple Linear analysis using the SPSS for Windos
version 25 program. The path analysis process has been tested and the reliability and classical assumptions are
made. The results all meet the criteria to be continued at the multiple linear analysis stage.
Based on the research results Total Aset, Earnings Per Share and Dividends Per Share Simultaneously
Affect the Stock Prices of Trading Companies That Go Public on the Indonesia Stock Exchange. Then the R value
with a value of 0.862 or 86.2% is a correlation coefficient which indicates a very high level of relationship.

Keywords: Total Aset, Earning per Share and Devidend per Share on Stock Price

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Total Aset, earning per Share dan Devidend per Share
Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdagangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari laporan keuangan yang ada di
bursa efek Indonesia, metode analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Linier Berganda
menggunakan program SPSS for Windos versi 25 proses analisis jalur telah diuji dan realibilitas serta asumsi
klasik. Hasilnya semua memenuhi kriteria untuk diteruskan pada tahap analisis linier berganda.
Bedasarkan hasil Penelitian Total Aset, Earning Per Share Dan Devidend Per Share Berpengaruh Secara
Simultan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdagangan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Kemudian
Nilai R dengan nilai sebesar 0,862 atau 86,2% adalah koefisien korelasi yang menunjukkan tingkat hubungan
yang sangat tinggi

Kata kunci: Total Aset, Earning per Share dan Devidend per Share Terhadap Harga Saham

LATAR BELAKANG ekonomis bagi perusahaan dimasa mendatang, dengan


Di era globalisasi seperti pada saat ini semakin menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membuat persaingan bisnis yang kompetitif, sehingga penggunaan sumber daya fisik lainnya akan lebih efisien
memaksa perusahaan untuk semakin meningkatkan inovasi dan ekonomis, yang secara otomatis menciptakan
terhadap pengelolaan bisnis dan penentuan strategi keunggulan kompetitif perusahaan yang nantinya akan
bersaing. Dengan adanya hal itu dibutuhkan keunggualan memberikan nilai keunggulan bersaing (Yudha, 2012:63).
manajemen perusahaan untuk mengelola bisnis dengan Hal tersebut menimbulkan pergeseran strategi bisnis
daya saing yang dibangun secara sistematis, efektif dan perusahaan dari berbasis tenaga kerja (labour based
efisien agar tercapainya standar kinerja yang menghasilkan business) menjadi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge
struktur inovatif, strategi dan dapat memberikan solusi bagi based business). Labour based business menganut prinsip
permasalahan bisnis yang kompleks, sehingga akan padat karya, dimana semakin banyak karyawan yang
berdampak pada pencapaian laba yang optimal. dimiliki perusahaan maka semakin meningkat pula tingkat
Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif produktivitas perusahaan yang diharapkan dapat
apabila dilakukan pengelolaan pengetahuan yang diperoleh mendorong perusahaan untuk semakin berkembang.
dengan cara mengelola sumber daya atau aset, baik aset Sedangkan knowledge based business mengandalkan
bewujud maupun aset tidak berwujud secara efisien dan pengetahuan sebagai sarana untuk mendatangkan
penghasilan bagi perusahaan. Dengan mengandalkan ilmu saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan
pengetahuan dan teknologi tersebut perusahaan akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan
mampu bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif. bernilai tinggi (Purno & Khafid 2013:92).
Globalisasi telah mengakibatkan terjadinya Corporate governance merupakan pedoman bagi
berbagai perubahan dalam berbagai bidang sosial, budaya, manajer untuk mengelola perusahaan secara best practice.
politik dan ekonomi. Perubahan kondisi perekonomian Manajer akan membuat keputusan keuangan yang yang
global yang terjadi di berbagai negara juga memiliki dapat menguntungkan semua pihak (stakeholder). Mereka
dampak bagi negara Indonesia. Oleh karena itu perlu bekerja secara efektif dan efisien sehingga dapat
adanya tata kelola yang baik (good corporate governance) menurunkan biaya modal, mampu meminimalkan risiko,
dalam setiap sektor perekonomian di Indonesia agar dapat meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus
menjaga ketahanan dan kelangsungan setiap usaha bisnis meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam
demi meningkatkan perekonomian nasional sehingga jangka panjang (Nuswandari, 2009:46).
mampu bersaing dengan negara-negara lain. Di sisi lain, Kepemilikan institusional adalah
Sebagai sebuah konsep, Good Corporate kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh suatu
Governance ternyata tidak memiliki definisi tunggal. institusi seperti perusahaan, asuransi, perusahaan investasi
Menurut Komite Cadbury, Good Corporate Governance serta kepemilikan institusi lain. Kepemilikan tersebut juga
adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan dapat meminimalisirkan konflik keagenan yang terjadi
perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan dalam suatu perusahaan (Sulistiawan, 2018:78). Persentase
serta kewenangan perusahaan dalam memberikan kepemilikan institusional bertindak sebagai pihak yang
pertanggungjawabannya kepada para shareholder memonitor secara profesional perkembangan investasi
khususnya, dan stakeholder pada umumnya. Hal ini yang ditanamkan pemegang saham. Hal ini memperkecil
dimaksudkan untuk mengatur kewenangan direktur, kemungkinan manajemen dan kepentingan stakeholder
manajer, pemegang saham, dan pihak lain yang lainnya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
berhubungan dengan perkembangan perusahaan di Kepemilikan institusional proporsi yang yang akan
lingkungan tertentu. mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan (Eduk,
Sejalan dengan itu menurut Forum for Corporate 2015:63).
Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan bahwa Penelitian ini menggunakan perusahaan sub sektor
corporate governance merupakan seperangkat peraturan makanan dan minuman. Menteri Perindustrian, Airlangga
yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus Hartarto mengatakan bahwa sektor industri makanan dan
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, minuman di Indonesia memberikan kontribusi sebesar 34%
karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan terhadap industri Indonesia secara keseluruhan, Pramukti &
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan Buana (2019) dalam Suprayitno et al. (2019:144). Peran
kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang penting industri makanan dan minuman dapat dilihat dari
mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance pertumbuhannya terhadap produk domestik bruto (PDB).
adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis
yang berkepentingan (stakeholders). tertarik untuk membahas permasalahan mengenai
Corporate governanace merupakan salah satu penerapan good corporate governance (Dewan Direksi,
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan
yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen Manajerial dan Kepemilikan Institusional) yang
perusahaan, Dewan Direksi, para pemegang saham dan berhubungan dengan kinerja perusahaan dan mengangkat
stakeholders lainnya. Corporate governance juga judul penelitian “Pengaruh Mekanisme Good Corporate
memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub
sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa
untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Purno & Efek Indonesia Tahun 2018-2020.
Khafid 2013:80).
Berkaitan dengan pembenahan intern perusahaan
sebagai bagian dari upaya pengembangan industri STUDI LITERATUR.
perusahaan, penerapan prinsip-prinsip GCG diyakini akan Manjemen Keuangan
memberikan landasan yang kokoh bagi praktik-praktik Menurut Musthafa (2017:3) Manajemen keuangan
usaha yang hati-hati dan profesional. Penerapan prinsip- menjelaskan tentang beberapa keputusan yang harus
prinsip GCG memungkinkan terjadinya self regulatory dilakukan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan
yang mengendalikan perilaku manajemen dan semua atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana, dan keputusan
karyawan agar tetap sejalan dengan prinsip-prinsip kebijakan dividen. Menurut Sartono (2011:50), Istilah
profesionalisme, etika bisnis, akuntabilitas, dan Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen
transparansi. dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam
Perusahaan cenderung bergantung pada modal dari berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha
pihak eksternal untuk membiayai kegiatan operasionalnya. pengumpulan dana untuk pembiyaan investasi atau
Perusahaan perlu meyakinkan pihak penyandang dana pembelanjaan secara efisien. Pelaksana dari manajemen
eksternal bahwa investasi mereka digunakan secara tepat keuangan adalah manajer keuangan. Meskipun fungsi
dan efisien. Manajemen juga memastikan bahwa manajer seorang manajer keuangan setiap organisasi belum tentu
bertindak terbaik untuk kepentingan perusahaan. Kepastian sama, namun pada prinsipnya fungsi utama seorang
seperti itu diberikan oleh sistem tata kelola perusahaan manajer keuangan adalah merencanakan, mencari, dan
(corporate governance). Sistem corporate governance yang memanfaatkan dengan berbagai cara untuk
baik memberikan perlindungan efektif kepada pemegang memaksimumkan efisiensi (daya guna) dari operasi-operasi
perusahaan. Menurut Darsono (2011:101), manajemen memungkinkan terjadinya masalah keagenan antara
keuangan merupakan aktivitas pemilik dan meminjam pemilik/ pemegang saham mayoritas dengan pemegang
perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang saham minoritas, (2) dalam pemilihan struktur modal
semurahmurahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, adanya utang memungkinkan terjadinya masalah keagenan
dan seekonomis mungkin untuk menghasilkan laba. antara kreditur dengan pengurus (manajer) perusahaan, (3)
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, dalam tata kelola perusahaan memungkinkan terjadinya
yaitu: masalah keagenan antara pemilik dengan manajer.
1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk
menginvestasikan dana pada berbagai aktiva Kinerja Perusahaan (Return On Equity)
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk Maju mundurnya kinerja perusahaan tercermin dari
mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana keuntungan yang diperoleh setiap tahun. Suatu perusahaan
internal maupun sumber dana eksternal perusahaan. yang kadang-kadang menderita rugi menandakan bahwa
3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana perusahaan itu menghadapi stagnan yang berbahaya.
diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana Apabila investor ingin memilih salah satu di antara banyak
harus dikelola seefisien mungkin. jenis saham, maka unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi
harus dibandingkan untuk untuk mengetahui perusahaan
Teori Agensi mana yang paling produktif dilihat dari segi Return On
Dalam perekonomian modern manajemen dan Equity (Samsul, 2006:130-131).
pengelolaan perusahaan semakin banyak dipisahkan dari ROE adalah sebuah rasio yang sering dipergunakan
kepemilikan perusahaan. Ketika terdapat pemisahan antara oleh pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan
pemilik (principal) dengan manajer (agen) di suatu dan untuk mengukur besarnya tingkat pengembalian modal
perusahaan, maka terdapat kemungkinan bahwa keinginan dari perusahaan. Penelitian ini saya menghitung ROE
pemilik diabaikan. Fakta ini dan kesadaran bahwa agen itu dengan menggunakan rumus:
mahal, menetapkan landasan bagi sekelompok gagasan
rumit namun bermanfaat yang dikenal sebagai teori .
keagenan (agency theory). Ketika pemilik (atau manajer)
mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan pada Pengertian Good Coporate Governance
pihak lain, terdapat hubungan keagenan antara kedua pihak. Good Corporate Governance (GCG) merupakan
Hubungan keagenan, seperti hubungan antara pemegang sebagai tata cara kelola perusahaan sehat yang sudah
saham dengan manajer, akan efektif selama manajer diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia dan International
mengambil keputusan investasi yang konsisten dengan Monetary Fund (IMF). Konsep ini diharapkan dapat
kepentingan pemegang saham. melindungi pemegang saham (stockholder) dan kreditor
Menurut John dan Richard diterjemahkan oleh agar dapat memperoleh kembali investasinya. Indonesia
Yanivi dan Cristine (2016:47): Ketika kepentingan manajer mulai menerapkan prinsip GCG sejak mendatangani Letter
berbeda dengan kepentingan pemilik, maka keputusan yang of Intent (LOI) dengan IMF, yang salah satu bagian
diambil oleh manajer kemungkinan besar akan pentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan
mencerminkan preferensi manajer dibandingkan dengan pengelolaan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan
pemilik. dengan hal tersebut, Komite Nasional Corporate
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar Governance (KNCG) berpendapat bahwa perusahaan-
untuk memahami hubungan antara manajer dan pemegang perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab yang
saham. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antar menerapkan standar GCG yang telah diterapkan standar
manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). internasional (Sutedi, 2011:3).
Dalam mengatasi terjadinya konflik tersebut, harus Banyak para ahli menerapkan apa itu definisi dari
ada tata kelola perusahaan yang baik dalam perusahaan Good Corporate Governance, Berikut beberapa pendapat
sehingga memberikan keyakinan dan kepercayaan pemilik para ahli:
terhadap manajer bahwa mereka mampu memanfaatkan Pengertian Good Corporate Governance menurut
seluruh sumber daya secara maksimal sehingga Tunggal (2012:24):
profitabilitas perusahaan dapat meningkat. Teori keagenan “Corporate Governance adalah sistem yang
mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian
manajer sebagai agen dan pemilik (pemegang saham) usaha untuk menaikan nilai saham, sekaligus sebagai
sebagai principal. Asimetri informasi muncul ketika bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan dan
manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek masyarakat sekitar.”
perusahaan di masa yang akan datang pemegang saham Menurut Forum for Corporate Governance in
(stakeholder) lainnya Indonesia/FCGI (2001) mendefinisikan Corporate
Penggunaan agency theory relevan dalam penelitian Governance sebagai:
ini, karena arsitektur keuangan perusahaan dengan tiga “Seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan
dimensinya yaitu struktur kepemilikan, struktur modal, tata antara pemangku kepentingan pengurus, pihak kreditur,
kelola perusahaan dan proses dewan dalam prakteknya pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan
terjadi hubungan keagenan yaitu kontrak antara internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak
pemilik/pemegang saham (principal) dengan manajer dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang
(agent), manajer dengan kreditur, pemegang saham mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.”
mayoritas dengan pemegang saham minoritas. Hubungan Good Corporate Governance adalah suatu sistem
keagenan memungkinkan munculnya masalah keagenan yang mengatur, mengelola, dan mengawasi pengendalian
(agency conflict): (1) dalam struktur kepemilikan usaha untuk keberhasilan usaha perusahaan sebagai bentuk
perhatian kepada stakeholders serta mengatur hubungan pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan
dan tanggung jawab antara karyawan, kreditur serta para lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
pemegang kepentingan intern dan ekstern dalam bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
mengendalikan perusahaan demi tercapainya tujuan kepentingan perusahaan.”
perusahaan yang ingin dicapai oleh para pihak-pihak yang Berdasarkan ketiga definisi di atas dari Tunggal
berkepentingan dan memperhatikan kepentingan para (2009:79), Agoes dan Ardan (2014:110) serta Komite
stakeholder sesuai dengan aturan dan undang-undang. Nasional Kebijakan Deviden (2006) dewan komisaris
independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
Dewan Direksi terafiliasi dengan manajemen, pemegang saham, dan
anggota dewan komisaris lainnya.
Menurut Pasal 1 dalam UU No. 40 Tahun 2007 Menurut Djuitaningsih dan Martatilova (2012:27)
tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan dewan pengukuran proporsi dewan komisaris independen adalah
direksi merupakan organ perseroan yang berwenang dan sebagai berikut:
bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk “Proporsi dewan komisaris independen diukur
kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan dengan rasio atau (%) antara jumlah anggota komisaris
perseroan, serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun independen dibandingkan dengan jumlah total anggota
di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. dewan komisaris”.
Menurut Sutedi (2012: 122), dewan direksi merupakan Berdasarkan uraian di atas, rumus perhitungan
organ yang memegang peranan penting dalam menentukan proporsi dewan komisaris independen sebagai berikut:
maju atau mundurnya suatu perusahaan tertentu.
Tugas dan tanggung jawab dewan direksi adalah
sebagai suatu organ, yang merupakan tanggung jawab
kolegial sesama anggota dewan direksi terhadap perseroan. Rumus diatas berfungsi untuk mengetahui
Direksi tidak secara sendiri-sendiri bertanggung jawab presentase proporsi dewan komisaris independen dengan
kepada perseroan. Ini berarti setiap tindakan yang diambil membandingkan antara jumlah anggota komisaris
atau dilakukan oleh salah satu atau lebih anggota direksi independen dengan jumlah total anggota dewan komisaris.
akan mengikat anggota direksi lainnya. Dewan direksi Menurut Haniffa dan Cooke (2002:148) apabila jumlah
bertanggung jawab penuh atas manajemen perusahaan. komisaris independen di suatu perusahaan semakin besar
Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh dan secara atau dominan, maka dapat memberikan power kepada
pribadi jika dia bersalah atau lalai dalam menjalankan dewan komisaris untuk meningkatkan kualitas
tugas-tugasnya. Dewan direksi diharuskan oleh Undang- pengungkapan informasi perusahaan. Komposisi dewan
Undang Perseroan Terbatas untuk menjalankan dengan komisaris independen yang semakin besar dapat
iktikad baik dan penuh tanggung jawab, tugas-tugasnya mendorong dewan komisaris untuk bertindak objektif dan
untuk kepentingan perusahaan. Setiap anggota dewan mampu melindungi seluruh stakeholders perusahaan.
direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila Komisaris independen diperlukan untuk meningkatkan
yang bersangkutan bersalah menjalankan tugasnya. independensi dewan komisaris terhadap kepentingan
Rumus perhitungan proporsi dewan direksi sebagai pemegang saham dan benar-benar menempatkan
berikut: kepentingan perusahaan diatas kepentingan lainnya.
Menurut Peraturan pencatatan No. I-A tentang Ketentuan
Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa, jumlah
komisaris independen minimum 30% dari seluruh dewan
Komisaris Independen komisaris.
Tunggal (2009:79) menyatakan komisaris
independen adalah sebagai berikut: Komite Audit
“Komisaris independen adalah anggota dewan Pengertian Komite audit menurut Tugiman (1995),
komisaris yang diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari sebagai berikut:
pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, "Komite audit adalah sekelompok orang yang
anggota direksi dan/atau anggota dewan komisaris dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan
lainnya.” perkerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas
Komisaris Independen menurut Agoes dan Ardana khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris
(2014:110) adalah sebagai berikut: perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membentu
“Komisaris dan direktur independen adalah auditor dalam mempertahankan independensinya dari
seseorang yang ditunjuk untuk mewakili pemegang saham manajemen."
independen (pemegang saham minoritas) dan pihak yang Menurut Arents (2010), menjelaskan pengertian
ditunjuk tidak dalam kapasitas mewakili pihak mana pun komite audit adalah:
dan semata-mata ditunjuk berdasarkan latar belakang “Umumnya komite audit terdiri dari tiga ata lima
pengetahuan, pengalaman, dan kealian profesional yang kadang tujuh orang yang bukan bagian dari manajemen
dimilikinya untuk sepenuhnya menjalankan tugas demi perusahaan. Tujuan dibentuknya komite audit yaitu untuk
kepentingan perusahaan”. menjadi penengah antara auditor dan manajemen
Sedangkan menurut Komite Nasional Kebijakan perusahaan apabila terjadi perselisihan.”
Governance (2006) komisaris independen sebagai berikut: Sedangkan menurut Peraturan Nomor IX.1.5 dalam
“Komisaris Independen adalah anggota dewan lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-
komisaris yang tidak berafiliasi dengan manajemen, 29/PM/2004 mengemukakan bahwa:
anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham
"Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh kemakmuran pemegang saham. Pengaruh kepemilikan
dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui
tugas dan fungsinya". investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
Komite audit ini merupakan orang yang melakukan Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan
pengawasan terhadap perusahaan. Adanya komite audit menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh
diharapkan mampu mengontrol dan memonitor keputusan pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi
yang dilakukan manajer itu sudah benar yang berarti bahwa perilaku oportunistik manajer.
keputusan tidak memihak suatu pihak, namun mengikat Kepemilikan institusional dihitung dengan rumus
semua pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan. sebagai berikut, Yuniati, Kharis & Oemar (2016:120):
Komite Audit dituntut dapat bertindak secara independen,
independensi komite audit tidak dapat dipisahkan moralitas
yang melandasi intergritasnya. Hal ini perlu didasari karena
komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara
eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus
menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris METODOLOGI
dengan internal auditor (Thesarani, 2016:120). Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode
Menurut Pujiningsih (2011:108), komite audit dapat kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
diukur dengan menggunakan: menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro,
2012:120). Penelitian ini mengkaji Pengaruh Mekanisme
Rumus diatas berfungsi untuk menjelaskan jumlah Good Corporate Governance (dewan direksi, komisaris
komite audit yang ada di perusahaan. Menurut Peraturan independen, komite audit, kepemilikan manajerial dan
Bapepam-LK No.IX.1.5 tentang Pembentukan dan kepemilikan institusional) Terhadap Kinerja Perusahaan
pedoman pelaksanaan kerja komite audit menyatakan Manufaktur Sub Sektor Yang Terdaftar Pada Bursa Efek
bahwa Komite audit minimal terdiri dari 3 orang, dengan Indonesia Tahun 2018-2020.
rincian minimal 1 orang komisaris independen yang Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel
menempati posisi ketua komite audit dan minimal 2 orang dependen dan independen. Variabel dependen dalam
pihak independen dari luar emiten. Karena dengan semakin penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang dihitung
besar ukuran komite audit akan meningkatkan fungsi menggunakan Return On Equity, sedangkan variabel
pengawasan pada komite terhadap pihak manajemen. independenya yaitu mekanisme good corporate governance
yang diukur dengan variabel dewan direksi, komisaris
Kepemilikan Manajerial independen, komite audit, kepemilikan manajerial dan
Kepemilikan saham oleh manajerial akan kepemilikan institusional.
mempengaruhi kinerja manajemen dalam mengoptimalkan Beberapa kriteria yang digunakan untuk
perusahaan. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah:
kelangsungan hidup perusahaan. 1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang termasuk
Sonya Majid (2016:4) menyatakan kepemilikan dalam sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar
manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018- 2020.
yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan di 2. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sub
dalam perusahaan, misalnya direktur dan komisaris. sektor makanan dan minuman karena memiliki lebih
Kepemilikan manajerial dihitung dengan rumus banyak aktiva lancar, aktiva tetap, utang lancar yang
sebagai berikut Ikin Solikin, Mimin, Sofie (2013:142): cukup tinggi dan dibutuhkan oleh banyak orang
dibandingkan sektor lainnya
3. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan
minuman yang menerbitkan laporan keuangan per 31
Kepemilikan manajerial akan mendorong Desember secara lengkap dan IPO periode 2018- 2020.
manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Alasannya ialah untuk mengetahui informasi dalam
karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perhitungan.
perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai 4. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan
perusahaan (Sofie, 2013:143). minuman yang tidak mengalami kerugian pada laporan
Dengan adanya kepemilikan manajerial dalam keuangan selama tahun 2018- 2020. Informasi ini
perusahaan akan menimbulkan dugaan bahwa nilai diperlukan oleh peneliti untuk memperkuat dugaan
perusahaan yang meningkat akibat kepemilikan untuk menghasilkan keuntungan dan hasilnya
manajemen yang meningkat. Dalam hal ini akan muncul berpengaruh positif.
masalah keagenan, dimana agen yang ditunjuk principal Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
tidak bekerja sesuai dengan tujuan pemegang saham. adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang
biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data
Kepemilikan Institusional dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Kepemilikan institusional memiliki arti penting Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dalam memonitor manajemen karena dengan adanya dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
kepemilikan oleh institusional akan mendorong Untuk mendukung keperluan penganalisisan dan
peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Pengawasan penelitian ini, penulis memerlukan sejumlah data baik dari
yang dilakukan oleh investor institusional akan menjamin dalam maupun luar perusahaan. Adapun cara untuk
memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
penulis melakukan pengumpulan data yaitu dengan studi yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
kepustakaan dan dokumentasi. berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
Teknik Analisis Data heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk
Model Regresi Linier Berganda mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian dengan melihat grafik scatterplots dan menggunakan
ini dilakukan dengan metode resgresi linier berganda yang Uji Glejser. Analisis dengan grafik plots memiliki
digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan kelemahan yang sangat signifikan oleh sebab itu
nilai variabel dependen, bila variabel independen di diperlukan uji statistik yang dapat digunakan untuk
manipulasi/diubah-ubah atau dinaik turunkan (Sugiyono, mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu
2014:260). serta bantuan program SPSS for Windows dengan Uji Glejser. (Ghozali,2016:139-141).
Versi.25 dengan persyaratan apabila nilai hitung validitas
setiap item pernyataan lebih besar dari 0,3 dengan tingkat Uji Hipotesis
kepercayaan atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka 1. Uji F adalah uji yang digunakan untuk mengetahui
pernyataan tersebut dapat dikatakan valid yaitu bahwa pengaruh variabel independen secara serempak
pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat melakukan terhadap variabel dependen.
fungsi ukurnya. 2. Uji t digunakan untuk membuktikan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen
Uji Asumsi Klasik secara individual dengan asumsi bahwa variabel
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui yang lain tetap atau konstan
apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai
alat prediksi yang baik. Pengujian asumsi klasik meliputi Uji Variabel Dominan
uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji Untuk mengkaji variabel yang dominan digunakan
autokorelasi, heterokedastisitas. indikator koefisien beta standardized dari variabel-variabel
1. Uji asumsi normalitas, dimana nilai Y didistribusikan model regresi. Koefisien beta standardized diperoleh dari
secara normal terhadap nilai X. Upaya ini dilakukan hasil perkalian antara koefisien parsial korelasi (SDx1/Sdy)
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, dan koefisien variabelnya (bi). Dengan hasil dari
variabel dependent dan variabel independent atau perhitungan Coeffisientsα regresi linier berganda untuk
keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. nilai Standardized Coefficients Beta yang lebih besar maka
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal variabel independen tersebut yang dinyatakan sebagai
atau mendekati normal. variabel yang dominan berpengaruh terhadap variabel
2. Uji Multikolinearitas dependen.
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel Statistik Deskriptif
independen. Nilai tolerance yang rendah sama dengan Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang
nilai variance inflation factor (VIF) tinggi (karena VIF digunakan pada penelitian ini meliputi nilai mean dan
= 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk standar deviasi dari satu variabel Dewan Direksi, Komisaris
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Independen, Komite Audit Kepemilikan Manajerial dan
Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10 Kepemilikan institusional dan Kinerja Perusahaan
(Ghozali, 2016:105-106). Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Pada Bursa
3. Uji Autokorelasi Efek Indonesia Tahun 2018-2020. Statistik deskriptif
Menurut Ghozali (2017:17) uji autokorelasi bertujuan berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data. Statistik
untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada deskriptif menggambarkan karakter sampel yang
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t digunakan dalam penelitian ini. Tabel berikut menyajikan
dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 hasil analisis deskriptif dari variabel independen dan
(sebelumnya). Jika terjadi korlasi, maka dinamakan ada dependen dalam penelitian ini yang meliputi nilai
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan
observasi lainnya. Masalah ini timbul karena residual standar deviasi.
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi
ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah Tabel-1. Analisis Deskriptif
regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara Std.
mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji Durbin N Minimum Maximum Mean
Deviation
Watson (WB test). Uji Durbin Watson hanya digunakan
X1 30 3.00 10.00 5.4333 2.19220
untuk autokorelasi tingkat satu (first order
X2 30 1.00 5.00 1.9333 1.04826
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
X3 30 .00 16.00 4.7000 4.82915
intercept(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada
X4 30 .00 50.54 7.7314 15.39901
variabel lagi diantara variabel bebas.
4. Uji Heterokedastisitas X5 30 .00 99.78 68.8593 35.38264
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah Y 30 4.40 26.41 15.8850 6.84313
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari Valid N 30
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika (listwise)
Variabel X1 memiliki nilai minimum sebesar .3.00 Tabel-3. Uji Multikolinearitas
dan maksimum sebesar 10.00. Nilai rata-rata dari X1
Model Collinearity Statistics
sebesar .5.4333 dengan standar deviasi sebesar 2.19220.
Variabel X2 memiliki nilai minimum sebesar .1.00 dan Tolerance VIF
maksimum sebesar 5.00. Nilai rata-rata sebesar 1.9333 (Constant)
dengan standar deviasi sebesar . 1.04826. Variabel X3 X1 0.370 2.702
memiliki nilai minimum sebesar 0.0 dan maksimum sebesar X2 0.569 1.757
1
16.00. Nilai rata-rata sebesar 4.7000 dengan standar deviasi X3 0.602 1.660
sebesar 4.82915. Variabel X4 memiliki nilai minimum X4 0.327 3.063
sebesar 0.0 dan maksimum sebesar 50.54. Nilai rata-rata X5 0.282 3.541
sebesar 7.7314 dengan standar deviasi sebesar 15.39901
Variabel X5 memiliki nilai minimum sebesar 0.0 dan Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa
maksimum sebesar 99.78. Nilai rata-rata sebesar 68.8593 penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas. Dari
dengan standar deviasi sebesar 35.28264. Variabel Kinerja tabel diatas dapat disimpulkan hasil Uji Multikolinearitas
Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 4.40 dan melalui Variance Inflation faktor (VIF) pada hasil output
maksimum sebesar 26.41. Nilai rata-rata dari Y sebesar SPSS versi 21 model regresi ini bebas masalah dari
15.8850 dengan standar deviasi sebesar 6.84313. Multikolinearitas karena masing-masing variabel
independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 yaitu X1
Hasil Uji Asumsi Klasik sebesar 2.702, X2 sebesar 1.757 X3 sebesar 1.660, X4
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada sebesar 3.063 dan X5 sebesar 3.541, jika dalam model
tidaknya normalitas residual, multikolinearitas, regresi mempuanyai nilai VIF dibawah 10. Karena semua
autokorelasi, dan heteroskedastis pada model regresi. Harus pertimbangan dan syarat-syarat penelitian uji
terpenuhinya asumsi klasik adalah agar diperoleh model multikolinearitas sudah terpenuhi.
regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujiannya
dapat dipercaya. 3. Uji Autokorelasi
1. Uji Normalitas Uji autokorelasi berkaitan dengan pengaruh observer
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang atau data dalam satu variabel yang saling berhubungan satu
telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari sama lain. Besaran nilai sebuah data dapat saja dipengaruhi
populasi normal. Uji statistik normalitas yang dapat atau berhubungan dengan data lainnya (atau data
digunakan di antaranya yaitu Kolmogorov Smirnov sebelumnya). Regresi secara klasik mensyaratkan bahwa
variabel tidak boleh tergejala autokorelasi. Jika tergejala
Tabel-2. Uji Normalitas autokorelasi, maka model regresi menjadi buruk karena
Unstandardized akan menghasilkan parameter yang tidak logis dan di luar
Residual akal sehat. Dasar Pengambilan Keputusan Metode
N 30 pengujian Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan
sebagai berikut:
Normal Mean .0000000
a. Jika nilai durbin-watson lebih kecil dari dL atau lebih
Parametersa,b Std. Deviation 6.26014350
besar dari (4- dL) maka terdapat autokorelasi.
Absolute .111
Most Extreme b. Jika nilai durbin-watson terletak antara dU dan (4-dU),
Positive .110 maka tidak ada autokorelasi.
Differences
Negative -.111
c. Jika nilai durbin-watson terletak antara dL dan dU atau
Kolmogorov-Smirnov Z .610 diantara (4- dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan
Asymp. Sig. (2-tailed) .851 kesimpulan yang pasti

Berdasarkan nilai signifikan yang ditunjukkan pada Tabel-4. Uji Autokorelasi


hasil output SPSS versi 21 sebesar 0,851 dapat dinyatakan
Durbin-
bahwa data adalah berdistribusi normal, karena memiliki Change Statistics
Watson
nilai lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Model
R Square F Sig. F
df1 df2
Change Change Change
2. Uji Multikolinearitas 1 .163 .936 5 24 .476 2.245
Multikolinearitas berarti antarvariabel independen
yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai Durbin
linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Pada
Watson sebesar 2.245, dengan jumlah variabel bebas
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
sebanyak 5 dan variabel terikat sebanyak 1 dan (n)
sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel
sebanyak 30 maka dU adalah sebesar 1,8326 dan dL sebesar
bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah
1,0706 (hasil dU dan dL dari tabel Durbin-Watson) nilai 4-
koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi
dU sebesar 2,1674 dan nilai 4-dL sebesar 2,9294. Dengan
sangat besar. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
demikian dapat disimpulkan nilai durbin-watson terletak
gejala mutikolinearitas umumnya adalah dengan melihat
antara dU dan (4-dU), maka tidak terjadi autokorelasi.
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila
nilai VIF kurang Total Aseti 10 dan Tolerance lebih Total
Aseti 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
4. Uji Heteroskedastisitas bahwa Kinerja Perusahaan akan menurun jika tidak ada
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak DER, ROE, ROE dan EPS.
sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Pada 2. Nilai koefisien regresi variabel Dewan Direksi 0.251
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi adalah positif, dengan demikian dapat disimpulkan
heteroskedastisitas. Dasar kriteria dalam pengambilan adanya hubungan searah antara variabel bebas dan
keputusan yaitu: Apabila dalam grafik tersebut tidak variabel terikat. Hal ini berarti bahwa setiap
terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara peningkatan Dewan Direksi sebesar 1 kali maka Kinerja
acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka Perusahaan akan meningkat sebesar 0.251 dengan
diidentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas. asumsi variabel yang lain konstan.
3. Nilai koefisien regresi variabel Komisaris Independen
1.713 adalah positif, dengan demikian dapat
disimpulkan adanya hubungan searah antara variabel
bebas dan variabel terikat. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan Komisaris Independen sebesar 1 kali maka
Kinerja Perusahaan akan juga meningkat sebesar 1.713
dengan asumsi variabel yang lain konstan.
4. Nilai koefisien regresi variabel Komite Audit -0.130
adalah negatif, dengan demikian dapat disimpulkan
tidak adanya hubungan searah antara variabel bebas dan
variabel terikat. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan Komite Audit sebesar 1 kali maka Kinerja
Perusahaan akan menurun sebesar -0.130 dengan
asumsi variabel yang lain konstan.
5. Nilai koefisien regresi variabel Kepemilikan Manajerial
0.207 adalah positif, dengan demikian dapat
Gambar-1 Uji Heterokedastisitas disimpulkan adanya hubungan searah antara variabel
bebas dan variabel terikat. Hal ini berarti bahwa setiap
Berdasarkan Gambar-1, terlihat bahwa titik-titik peningkatan Kepemilikan Manajerial sebesar 1 kali
menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka maka Kinerja Perusahaan akan meningkat sebesar 0.207
0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan
dengan asumsi variabel yang lain konstan.
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model
6. Nilai koefisien regresi variabel Kepemilikan
regresi.
Institusional 0.038 adalah positif, dengan demikian
dapat disimpulkan adanya hubungan searah antara
Analisis Regresi Linier Berganda variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini berarti bahwa
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini setiap peningkatan Kepemilikan Institusional sebesar 1
adalah regresi linier berganda dengan variabel dependen
kali maka Kinerja Perusahaan akan meningkat sebesar
adalah Kinerja Perusahaan dan variabel independen adalah
0,038 dengan asumsi variable yang lain konstan.
Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit
Kepemilikan Manajerial dan juga Kepemilikan
Hasil Uji Hipotesis
institusional. Model regresi yang digunakan adalah sebagai Adapun untuk menguji signifikan tidaknya hipotesis
berikut:
tersebut digunakan uji hipotesis sebagai berikut:
Tabel-5. Analisis Regresi Linear Berganda 1. Uji F (Pengujian secara simultan)
Uji statistik F ditujukan untuk menguji apakah secara
Model Unstandardized Std. t Sig. simultan variabel independen X1, X2, X3 X4 dan X5
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Y.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
Tabel-6. Uji F

(Constant) 7.614 6.185 1.231 .230 Sum of Mean


Model df F Sig.
X1 .251 .958 .080 .262 .796 Squares Square
X2 1.713 1.616 .262 1.060 .300 Regression 221.532 5 44.306 .936 .476b
1
X3 -.130 .341 -.092 -.382 .706 1 Residual 1136.493 24 47.354
X4 .207 .145 .466 1.426 .007 Total 1358.025 29
X5 .038 .068 .196 .557 .583
Berdasarkan hasil uji F pada tabel diatas diketahui
Y= 7.614 + 0.251 X1 + 1.713 X2 + -0.130 X3 + 0.207 bahwa nilai Sig. = 0,476 lebih besar dari 0,05 yang artinya
X4 + 0.038 X5 + e semua variabel independen secara simultan (bersama-sama)
Keterangan: tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa: dependen, sehingga model regresi dapat digunakan untuk
1. Nilai konstanta sebesar 7.614, hal ini berarti bahwa memprediksi variabel dependen secara Bersama-sama tidak
Kinerja Perusahaan akan sebesar 7.614 jika DER, ROE, pengaruh terhadap variabel terikat. Dengan kata lain Dewan
ROE dan EPS sama dengan nol. Hal ini dapat dijelaskan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit dan juga
kepemilikan Manajerial berpengaruh secara serentak Tabel-8. Uji Dominan
terhadap Kinerja Perusahaan.
Model
2. Uji t
Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan Standardized Coefficients
menggunakan uji statistik T. Uji T ini bertujuan untuk Beta
mengetahui ada tidaknya pengaruh variable X1, X2, X3, X4 (Constant)
X5 secara parsial terhadap variabel Y. Cara untuk X1 .080
mengetahuinya yaitu dengan melihat p-value dari masing- X2 .262
1
masing variabel. Hipotesis diterima apabila p-value < 5%. X3 -.092
Tabel-7. Uji t X4 .466
X5 .196
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients Berdasarkan hasil pengujian variabel Dewan Direksi
memiliki nilai Standardized Coefficients sebesar 0,080,
B Std. Error Beta
kemudian Komisaris Independen memiliki nilai sebesar
(Constant) 7.614 6.185 1.231 .230
0,262, komite Audit, memiliki nilai sebesar -0,092,
X1 .251 .958 .080 .262 .796 Kepemilikan Manajerial, memiliki nilai sebesar 0,466 dan
1 X2 1.713 1.616 .262 1.060 .300 Kepemilikan Institusional, memiliki nilai sebesar 0,196.
X3 -.130 .341 -.092 -.382 .706 Dengan demikian variabel yang berpengaruh dominan
X4 .207 .145 .466 1.426 .007 Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
X5 .038 .068 .196 .557 .583 Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020
adalah variabel Kepemilikan Manajerial.
Berdasarkan hasil uji t yang tercantum pada table 7
diatas, maka dapat dilihat bahwa:
a. X1 didapatkan nilai sig. = 0,796 (Nilai Sig. > 0,05) Analisis Pengaruh Variabel Penelitian
artinya secara parsial tidak berpengaruh signifikan Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit,
terhadap variabel Y. Dengan demikian Dewan Direksi Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional
tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Perusahaan
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Secara Simultan
Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020. Berdasarkan hasil uji F pada Tabel diatas diketahui
b. X2 didapatkan nilai sig. = 0,300 (Nilai Sig. > 0,05) bahwa nilai Sig. 0,476 lebih besar dari 0,05 yang artinya
artinya secara parsial tidak berpengaruh signifikan semua variabel independen secara simultan (bersama-sama)
terhadap variabel Y. Dengan demikian Komisaris tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Independen tidak berpengaruh signifikan terhadap dependen, sehingga model regresi dapat digunakan untuk
Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub memprediksi variabel dependen secara Bersama-sama tidak
Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa pengaruh terhadap variabel terikat. Dengan kata lain Dewan
Efek Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020. Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit dan juga
c. X3 didapatkan nilai sig. = 0,706 (Nilai Sig. < 0,05) Kepemilikan Manajerial berpengaruh secara serentak
artinya secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan.
terhadap variabel Y. Dengan demikian Komite Audit Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit,
tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang
Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020. Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Secara Parsial
d. X4 didapatkan nilai sig. = 0,007 (Nilai Sig. < 0,05) 1. Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa
artinya secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Efek Indonesia Secara Parsial
variabel Y. Dengan demikian juga Kepemilikan Dewan Direksi didapatkan nilai sig. = 0,796 (Nilai
Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sig. > 0,05) artinya secara parsial tidak berpengaruh
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor signifikan terhadap variabel Y. Dengan demikian Dewan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020. Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
e. X5 didapatkan nilai sig. = 0,583 (Nilai Sig. < 0,05) Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
artinya secara parsial tidak berpengaruh signifikan Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020.
terhadap variabel Y. Dengan demikian juga Hasil penelitian mendapatkan bahwa dewan direksi
Kepemilikan Institusonal berpengaruh signifikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah anggota
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang dewan direksi yang lebih banyak kurang dapat
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2018 sampai memungkinkan perusahaan mendapatkan kinerja yang
dengan 2020. lebih tinggi. Melalui peran dewan direksi dalam melakukan
3. Uji Dominan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh
pihak manajemen, maka jumlah keanggotaan dewan direksi
seharusnya dapat memberikan pengawasan terhadap hasil Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode
dari proses operasional perusahaan. 2018 sampai dengan 2020.
2. Komisaris Independen Berpengaruh Signifikan Dengan demikian semakin besar kepemilikan
Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor manajerial maka manajer akan termotivasi untuk
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa meningkatkan kinerjanya sehingga dalam hal ini akan
Efek Indonesia Secara Parsial berdampak baik kepada perusahaan serta memenuhi
Komisaris Independen didapatkan nilai sig. = 0,300 kepentingan dari para pemegang saham yang tidak lain
(Nilai Sig. > 0,05) artinya secara parsial tidak berpengaruh adalah dirinya sendiri dan diharapkan manajer bertindak
signifikan terhadap variabel Y. Dengan demikian sejalan dengan tujuan perusahaan dan dapat mendorong
Komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Dengan kata lain dengan adanya kepemilikan saham yang
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek dimiliki oleh manajemen diharapkan dapat meningkatkan
Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020. kinerja perusahaan, karena manajer merasa memiliki
Tidak terdapat pengaruh Komisaris Independen perusahaan tersebut.
terhadap Kinerja Perusahaan karena kemungkinan ROE 5. Kepemilikan Institusional Berpengaruh Signifikan
dipengaruhi oleh pendapatan operasional dan lainnya. Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Selain itu tidak terdapat pengaruh dari Komisaris Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa
Independen terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Efek Indonesia Secara Parsial
Sektor Makanan dan Minuman karena pada dasarnya Kepemilikan Institusional didapatkan nilai sig. =
Komisaris Independen memiliki tugas yang sama dengan 0,583 (Nilai Sig. < 0,05) artinya secara parsial tidak
Dewan Komisaris. Tugas Dewan Komisaris adalah berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Dengan
mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan demikian juga Kepemilikan Institusonal tidak berpengaruh
perseroan dan memberikan nasihat–nasihat kepada Direksi signifikan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub
dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai tujuan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa
perusahaan. Tinggi rendahnya proporsi Dewan Komisaris Efek Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020.
Independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Tidak adanya pengaruh antara kepemilikan
Pengangkatan Dewan Komisaris Independen dilakukan institusional terhadap kinerja perusahaan disebabkan
hanya untuk pemenuhan regulasi, sehingga fungsi kinerja perusahaan tidak lagi bergantung kepada seberapa
pengawasan yang seharusnya menjadi tanggungjawab baik pengawasan yang diberikan institusi namun sudah
anggota dewan menjadi tidak efektif. Keberadaan dibawah kendali manajemen. Sehingga berapapun jumlah
Komisaris Independen tidak dapat meningkatkan efektifitas saham yang dimiliki institusi atau perusahaan lain tidak
monitoring yang dijalankan Komisaris. menjamin monitoring kinerja manajer dapat berjalan
3. Komite Audit Berpengaruh Signifikan Terhadap efektif.
Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Kemudian kepemilikan institusional tidak
Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan
Indonesia Secara Parsial dikarenakan adanya informasi antara pemegang saham
Komite Audit didapatkan nilai sig. = 0,706 (Nilai Sig. dengan manajer sehingga menyebabkan manajer selaku
< 0,05) artinya secara parsial tidak berpengaruh signifikan pengelola perusahaan akan bisa mengendalikan perusahaan
terhadap variabel Y. Dengan demikian Komite Audit tidak karena memiliki informasi yang lebih mengenai perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan dibandingkan pemegang saham, dengan ini lebih mudah
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang manajer akan mengendalikan perusahaan dalam membuat
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2018 sampai suatu kebijakan. Informasi yang menjadi dasar pihak
dengan 2020. institusi dalam melakukan pengawasan tidak sebaik
Komite Audit tidak memiliki pengaruh terhadap informasi yang dimiliki pihak manajemen, sehingga
kinerja perusahaan karena kemungkinan ROE dipengaruhi manajemen dapat melakukan pengendalian perusahaan
oleh pendapatan operasional dan lainnya. Selain itu hanya dengan bebas. Dengan demikian kepemilikan institusional
satu Komite Audit yang memiliki kemampuan bidang tidak memberikan dampak yang berpengaruh terhadap
Akuntansi dan Keuangan. Komite Audit akan terancam kinerja perusahaan.
mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya, Variabel Yang Berpengaruh Dominan Terhadap
sehingga kerja Komite Audit menjadi kurang efektif. Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan
Jumlah Komite Audit tidak menjamin keefektifan kinerja Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Komite Audit dalam melakukan pengawasan terhadap Indonesia
kinerja keuangan perusahaan. Sehingga mengakibatkan Berdasarkan hasil pengujian variabel Dewan Direksi
kurang efektifnya keberadaan Komite Audit dalam memiliki nilai Standardized Coefficients sebesar 0,080,
memonitor kinerja perusahaan. kemudian Komisaris Independen memiliki nilai sebesar
4. Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Signifikan 0,262, Komite Audi memiliki nilai sebesar -0,092,
Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kepemilikan Manajerial memiliki nilai sebesar 0,466 dan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Kepemilikan Institusional memiliki nilai sebesar 0,196.
Efek Indonesia Secara Parsial Dengan demikian variabel yang berpengaruh dominan
Kepemilikan Manajerial didapatkan nilai sig. = 0,007 Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
(Nilai Sig. < 0,05) artinya secara parsial berpengaruh Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
signifikan terhadap variabel Y. Dengan demikian juga Indonesia periode 2018 sampai dengan 2020 adalah
Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap variabel Kepemilikan Manajerial.
Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
KESIMPULAN DAN SARAN diteliti dengan menggunakan pendekatan pengukuran
Berdasarkan rumusan masalah, telaah pustaka, hasil yang berbeda terhadap variabel independen yang ada.
penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab 3. Bagi masyarakat umum yang ingin berinvetasi,
sebelumnya, maka disimpulkan sebagai berikut: Secara disarankan untuk mempelajari dan meniliti semua
simultan (bersama-sama) Dewan Direksi, Komisaris informasi yang berhubungan dengan kepemilikan
Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, manajerial ketika akan berinvestasi ke perusahaan
Kepemilikan Institusional tidak Berpengaruh Signifikan tersebut, sehingga investor tidak mengalami kerugian
Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Sub Sektor dan mendapatkan laba yang maksimal.
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia Tahun 2018-2020 karena memiliki nilai sig 0,476
lebih besar dari 0,05. UCAPAN TERIMA KASIH
Dewan Direksi tidak berpengaruh signifikan Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
terhadap Kinerja Perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tua dan bapak/ibu dosen yang telah memberi dukungan
jumlah anggota dewan direksi yang lebih banyak kurang dalam bentuk finansial, fasilitas, atau legalitas terhadap
dapat memungkinkan perusahaan mendapatkan kinerja penelitian ini.
yang lebih tinggi. Komisaris Independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Pada dasarnya
Komisaris Independen memiliki tugas yang sama dengan DAFTAR PUSTAKA
Dewan Komisaris. Tugas Dewan Komisaris adalah [1] Andhina Nur Fathonah. 2016. “Pengaruh Penerapan
mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan Good Corporate Governance Terhadap Financial
perseroan dan memberikan nasihat – nasihat kepada Direksi Distress.” Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol 1, No.2
dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Komite Audit tidak berpengaruh signifikan [2] Aprianingsih, Astri. 2016. “Pengaruh Penerapan
terhadap Kinerja Perusahaan. Jumlah Komite Audit tidak Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan,
menjamin keefektifan kinerja Komite Audit dalam Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja
melakukan pengawasan terhadap kinerja keuangan Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
perusahaan. Kepemilikan Manajerial berpengaruh Indonesia Periode 2011-2014”.
signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Dengan demikian
semakin besar kepemilikan manajerial maka manajer akan [3] Diyanty, Mira, 2019. "Pengaruh Mekanisme Good
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dalam Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan
hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta Padaperbankan yang terdaftar di Bursa Efek
memenuhi kepentingan dari para pemegang saham yang Indonesia (BEI)". Jurnal Wawasan Manajemen,
tidak lain adalah dirinya sendiri dan diharapkan manajer Vol. 7 Nomor 1, 2019.
bertindak sejalan dengan tujuan perusahaan dan dapat
mendorong manajemen dalam meningkatkan kinerja [4] Eduk, Kristina Deventy, dan Nugraeni, 2015,
perusahaan. Tidak adanya pengaruh antara kepemilikan “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
institusional terhadap kinerja perusahaan disebabkan Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern
kinerja perusahaan tidak lagi bergantung kepada seberapa (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
baik pengawasan yang diberikan institusi namun sudah Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-
dibawah kendali manajemen. Sehingga berapapun jumlah 2013)”, Jurnal Riset Akuntansi Mercu Buana
saham yang dimiliki institusi atau perusahaan lain tidak (JRAMB), Vol.1, No.1, Universitas Mercu Buana
menjamin monitoring kinerja manajer dapat berjalan Yogyakarta.
efektif.
[5] Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete
Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan melihat Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan
indikator dari variable yang ada, maka saran-saran yang ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas
dapat disampaikan sebagai berikut: Diponegoro.
1. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan
kepemilikan manajerial dengan keterlibatan [6] Gunawan, E. V., & Sulistiawan, D. (2018).
manajemen, kepemilikan manajerial dalam kepemilikan Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap
saham. Pihak manajemen akan menanggung Aggressive Tax Planning Pada Perusahaan Yang
konsekuensi keputusan yang diambil dan pihak Terdaftar Di BEI Periode 2013-2015. Jurnal Ilmiah
manajemen akan berusaha keras untuk menghasilkan Mahasiswa Universitas Surabaya, 7.
profit yang lebih besar, mengingat pihak manajemen
telah mempertaruhkan asetnya di perusahaan ini. [7] Hanafi, Jeffry & Breliastiti, Ririn. 2016. “Peran
Sehingga manajemen akan lebih berhati-hati dalam Mekanisme Good Corporate Governance dalam
mengelola perusahaan sehingga dapat meningkatkan Mencegah Perusahaan Mengalami Financial
profitabilitas yang dapat berpengaruh terhadap kinerja Distress”. Jurnal Online Insan Akuntan, Vol.1, No.1,
perusahaan menjadi lebih baik. Sebab jika terjadi Juni 2016, 195 - 220 E-ISSN: 2528-0163
kerugian, maka akan menanggung kerugian tersebut.
2. Bagi peneliti yang berminat untuk mengembangkan [8] Rendita, Alamanda, Nurul, 2016. "Pengaruh
penelitian ini di masa mendatang, disarankan untuk Mekanisme Good Corporate GovernanceTerhadap
menambah sampel penelitian dan variabel yang akan Kinerja Akuntansi Dan Kinerja Pasar Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di BEI Tahun 2012-2015)". Universitas PGRI
Yogyakarta.

[9] Sonya Majid. P. 2016. “Pengaruh Kebijakan


Hutang, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Deviden, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Pada Sektor Pertambangan Yang
Terdaftar Di BEI 2011-2014)”. Jurnal Ilmu
manajemen. Vol. 21, No. 2. Universitas Negeri
Surabaya.

[10] Thesarani, Nurul Juita, (2016), Pengaruh Ukuran


Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional Dan Komite Audit
Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei
Tahun 2012-2014). S1 Thesis, Fakultas
Ekonomi.Univeritas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai