Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ni Made Yulia Arisanti A.Md.

AK
Kelompok 1

TUGAS PENGELOLAAN SPESIMEN CAMPAK RUBELLA

Lembar Kasus Skenario 1

Pada tanggal 5 Oktober 2016, puskesmas purwokerto barat melaporkan kepada dkk
banyumas, terdapat 4 kasus campak klinis di SDIT X di purwokerto. Tanggal 6 oktober
2016 dilakukan konfirmasi, ternyata kasus telah menular ke beberapa siswa siswa SD
(kelas 1 sampai kelas 6) dan siswa PAUD X yang letaknya dalam satu wilayah.

Penugasan Diskusi :

1. Pengelolaan Spesimen
a. Dari kasus (lembar kasus scenario 1-IHB5.2), specimen yang diambil untuk
membuktikan adanya kasus campak adalah: Darah/Serum, Urine, dan Swab
nasofaring
b. Sebutkan spesimen dan pembuktian nya
1. Spesimen serum yaitu dibuktikan dengan ditemukannya antibody IgM
Measless & Rubella
2. Spesimen urine yaitu dibuktikan dengan ditemukannya Isolasi virus, PCR
Squencing Measles & Rubella
3. Spesimen swab nasofaring yaitu dibuktikan dengan ditemukannya Isolasi
virus, PCR Squencing Measles & Rubella
c. 1) Pengepakan specimen serum, usap tenggorok dan urine:
a. Sebelum melakukan pengepakan dilakukan pelebelan
1) Wadah spesimen harus disertai label identitas yang jelas.
2) Identitas pada label terdiri dari: Nomer epid, Nama, Umur, dan
Jenis Kelamin
3) Asal Pengirim (Kabupaten dan Provinsi).
4) Jenis specimen
5) Tanggal dan Jam Pengambilan
b. Kemudian lakukan pengepakan :
1) Bungkus masing-masing sampel dengan plastik klip yang sudah
dengan tisu bersih. Jika tidak tersedia plastik klip, dapat
digunakan plastik biasa tetapi pastikan tertutup rapat.
2) Masukkan seluruh spesimen (sesuai no.1) dimasukkan ke
dalam cool box yang berisi Ice pack yang terlebih dahulu
dibekukan. Ice packs sebaiknya ditempatkan pada sisi kiri-
kanan (ditambahkan juga bagian atas-bawah jika
memungkinkan). Harus dapat dipastikan bahwa spesimen tetap
terjaga kondisi suhunya tetap dingin saat diterima di
laboratorium.
3) Jangan lupa masukkan juga formulir MR-01 dan MR-04 yang
telah diisi dan diberi label kedalam cool box dengan terlebih
dahulu dimasukkan dalam wadah plastik.
4) Ke dalam cool box juga bisa dimasukkan kertas pengganjal
(bias berupa kertas koran yang diremas remas) kemudian
ditutup.
5) Tutup cool box dengan selotip dan beri label pada sisi kanan
dan atau kiri cool box, yang ditujukan ke laboratorium rujukan.
2) Pengiriman specimen serum, usap tenggorok dan urine:
a. PUSKESMAS
1. Spesimen serum dikirim ke kabupaten/ kota/ provinsi setiap Senin dan
Kamis disertai form MR-01.
2. Spesimen urin dikirim ke laboratorium dengan suhu 2-8 dalam waktu
1x24 jam setelah pengambilan.
3. Pengiriman dan pengepakan spesimen harus adekuat (volume)
minimal 1 ml/cc disimpan pada suhu 2-8 ˚C sampai ke laboratorium.
b. DINKES KAB/KOTA
1. Dinkes Kab/Kota mengrimkan specimen ke Dinas Kesehatan Provinsi
(Dinkes Provinsi) atau ke Laboratorium Campak-Rubela rujukan
(menggunakan Form MR-04)
2. Selama pengiriman spesimen ke Dinkes Provinsi atau ke ke
Laboratorium Campak-Rubela rujukan harus dipastikan spesimen
disimpan dalam suhu antara 2-8˚C dan dipertahankan sampai ke
tempat tujuan.

c. DINKES PROVINSI
1. Bertanggung jawab mengirimkan spesimen dari Dinkes Kab/Kota ke
Laboratorium CampakRubela rujukan danspesimen harus diterima di
laboratorium tersebut dalam 7 hari setelah pengambilan.
TUGAS PENCATATAN DAN PENGOLAHAN DATA CAMPAK-RUBELLA

Lembar Latihan
Empat (4) kasus yang berkunjung ke puskesmas Purwokerto Barat pada tanggal
5 Oktober 2021, dengan gejala-gejala panas, disertai ruam (rash) kemerahan,
dengan rincian sebagai berikut:
no Nama Sex Tgl Alamat Nama No Kontak Rujukan Status.
lahir Ortu Vaksinasi
1 Anna Pr 30/9/ Curug, Yassin 08151293475 MR 1,2
2015 kec.
Purwok
erto
Barat
2. Husin Lk 10/10 Curug, Mamad 08121253120 -
/2010 kec.
Purwo
kerto
Barat
3. Wati Pr 05- Curug, Muis 08111455471 v MMR
06- kec.
1980 Purwok
erto
Barat
4. Ade Pr 01- Curug, Mukhlis O823456723 MR 1,2
06- kec.
2017 Purwok
erto
Barat
Telah diambil 3 sampel serum untuk diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan
dengan hasil 2 positif untuk IgM campak
Lembar Data: SKD KLB Campak-Rubella

Grafik Kurva epidemiologi KLB penyakit campak di kota Purwokerto Kab.


Banyumas tahun 2016

Penugasan (IHB 6)

1) Dari grafik tersebut diatas, pada minggu keberapa kasus campak muncul
Kasus campak muncul pada minggu ke 29-30 (22-28 Juli 2016), minggu 31-35 (5-
25 Agustus 2022), minggu 36-41 (9 September-20 Oktober 2016)
2) Interpretasikan grafik diatas secara deskriptif
 Dari grafik diatas dapat dilihat jika adanya peningkatan kasus yang pertama
muncul pada minggu ke 29-30 (22-28 Juli 2016) sebanyak 1 kasus dan
berulang 3 minggu berturut-turut pada minggu ke 31-35 (5-25 Agustus 2016)
 Adanya puncak kasus pada minggu ke 40-41 (7-13 Okt 2016) dengan jumlah
kasus 14
 Adanya kasus KLB campak karena ditemukan lebih dari 5 kasus suspek dalam
kurun waktu 4 minggu berturut-turut (16 september-20 Okt 2016)
3) Pada minggu ke berapa puncak KLB terjadi?
Adanya puncak kasus pada minggu ke 40-41 (7-13 Okt 2016) dengan jumlah kasus
14
4) Langkah-langkah PE apa yang dilakukan petugas surveilans puskesmas?
 Berkoordinasi dengan bidan wilayah dan pemegang program imunisasi untuk
mencari data riwayat imunisasi dan lokasi rumah pasien
 Melakukan pendataan status imunisasi pada anak disekitar
 Melakukan kunjungan rumah ke setiap kasus campak yang dilacak dan
dilakukan fully investigated untuk mendapatkan kontak erat/kasus tambahan,
kemudian dicatat dalam form MR 01
 Pengambilan specimen serum dan urine serta swab tenggorok jika ada yang
bergejala batuk pilek dan melakukan pengiriman specimen ke dinas Kesehatan
kabupaten jembrana
 Melakukan manajemen kontak erat dan populasi beresiko pada wilayah KLB
 Pengolahan dan analisa data hasil PE
 Melaporkan hasil PE ke Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Kepala Puskesmas

Penugasan (IHB 7)

1) Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan hasilnya berdasarkan


data hasil Penyelidikan Epidemiologi tersebut.
Dari grafik diatas dapat dilihat jika adanya penemuan kasus yang pertama muncul
pada minggu ke 29-30 (22-28 Juli 2016) sebanyak 1 kasus dan berulang 3 minggu
berturut-turut pada minggu ke 31-35 (5-25 Agustus 2016) kemudian terjadi
peningkatan secara signifikan pada minggu ke 40-41 (7-13 Okt 2016) dengan
jumlah kasus 14, kemungkinan diakibatkan rendahnya cakupan imunisasi serta
status gizi rendah, adapun perubahan iklim yang terjadi di bulan oktober (musim
kering ke penghujan) menjadikan sanitasi dan lingkungan yang buruk.
2) Dari data tersebut tersebut apakah benar telah terjadi KLB campak? Dasar
apa yang dipakai untuk penetapan KLB?
Ya benar telah terjadi KLB, Suatu daerah disebut KLB kalau ada minimal 2 kasus
campak di daerah tersebut yang sudah terconfirm secara laboratorium dan kasus
ini memiliki hubungan epidemiologi. Berdasarkan data diatas di tanggal 7-13 Okt
2016 dengan jumlah kasus 14 bisa dikatakan bahwa telah teejadi KLB Campak.
3) Apa tindakan sdr sebagai petugas Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa
telah terjadi KLB campak?
Tindakan yang dapat dilakukan sebagai petugas surveilan setelah terjadi KLB
Campak adalah:
 Menginvestigasi Kontak sesuai tempat waktu dan berapa jumlah yang
terinevestigasi dalam kurun waktu 1 bulan
 Melibatkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang potensial baik
puskesmas, rumah sakit termasuk fasyankes swasta dalam penemuan dan
pelaporan setiap kasus pada semua usia dengan gejala demam dan ruam
 Melaksanakan PE dalam waktu 2 x 24 jam setelah laporan diterima serta
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan dicatat secara individual
menggunakan FORM MR 01
 Melakukan pengambilan sampel urine/swab tenggorok terhadap kasus
suspek campak yang ditemukan dalam periode 5 hari setelah onset,
terutama kasus dengan gejala tambahan batuk, pilek atau conjunctivitis
 Melaksanakan Surveilan campak berbasis kasus individu dengan
pemeriksaan serologi terhadap seluruh suspek campak di wilayah tersebut
 Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat dan tenaga kesehatan
untuk melaporkan setiap kasus pada semua usia
 Konsultasi dengan dokter terkait perawaatan medis
 Menyiapkan obat-obat yang diperlukan apabila timbul gejala
 Dipakaikan masker untuk menghindari banyaknya penularan
 Jika muncul komplikasi seperti sesak nafas dan demam tinggi atau diare
segera rujuk ke rumah sakit
4) Informasi apa saja yang harus dikumpulkan untuk melengkapi laporan KLB
campak?
Informasi yang harus dikumpulkan untuk melengkapi laporan KLB Campak yaitu :
 Awal terjadi KLB
 Informasi kasus sesuai nama, tanggal lahir dan alamat
 Informasi klinis berupa demam dan ruam
 Riwayat pengobatan
 Riwayat Imunisasi
 Informasi Perjalanan Epidemiologis
 Informasi Pengambilan Spesimen
5) Apa rencana tindak lanjut setelah KLB campak berakhir
 Meningkatkan sanitasi lingkungan
 Tatalaksana kesehatan lingkungan ditingkatkan (Surveilan Lingkungan)
 Mensosialisasikan Germas
TUGAS PENEMUAN KASUS CAMPAK-RUBELA

Lembar Kasus Skenario 1


Pada tanggal 5 oktober 2016, puskesmas purwokerto barat melaporkan kepada
DKK Banyumas, terdapat 4 kasus campak klinis di SDIT X Purwokerto tanggal 6
oktober 2016 dilakukan konfirmasi. Ternyata kasus telah menular ke beberapa siswa-
siswa SD (kelas 1 sampai dengan 6) dan siswa PAUD X yang letaknya dalam satu
wilayah.
Penugasan :
1. Penemuan kasus
a. Sebutkan kriteria apa yang digunakan untuk menetapkan adanya kasus
campak
Jawaban:
Dengan melihat tanda dan gejala campak: Demam, Ruam Makulopapular
dan cek laboratorium suspek campak (darah atau serum, urin, swab
nasofaring)

b. Bagaimana membedakan apakah kasus tersebut campak atau rubela


Jawaban:
Dengan melihat tanda dan gejala serta pemeriksaan laboratorium.
Perbedaan tanda dan gejala Campak dan rubella
Campak Rubella
Inkubasi 1 -2 minggu Inkubasi 2-3 minggu
Gejala bertahan 10 hari Gejala bertahan 5 hari
Pembengkakan kelenjar getah Kelenjar getah bening
bening tidak selalu ada membengkak
Bintik koplik (bercak berlangsung Bintik-bintik forchheimer (bintik-
beberapa hari) bintik yang memudar dengan
cepat)
Demam 40 derajat celcius Demam kurang dari 38,3 derajat
celcius
Kasus campak pasti secara lab Kasus rubella pasti secara lab

c. Lakukan wawancara memastikan hal tersebut


Jawaban:
Pada saat mendapatkan laporan kasus pada tanggal 5 oktober 2016
surveilas turun ke lapangan untuk melalukan wawancara kepada pihak
sekolah untuk mencari dan mendalami kontak erat kelas 1-6 serta PAUD X
dan menanyakan apakah ada yang demam disertai ruam bintik merah
kemudian dilakukan pengambilan sampel pada seluruh anak tersebut. Kontak
erat dilakukan karantina selama minimal 7 hari, dipakaikan masker untuk
menghindari penularan, konsultasi dengan dokter terkait perawatan medis,
siapkan obat pturun panas dan vitamin A sesuai gejala. Jika muncul
komplikasi seperti sesak nafas, demam tetap tinggi atau diare segera rujuk ke
Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai