Anda di halaman 1dari 10

Agama, Sekte Dan Gerakan Sosial

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Antropologi Agama

Dosen Pengampu:

Al-Ustadz Syaiful Makhi Ula Ar-Rois M.Ag

Disusun Oleh :

Vina Lathifatun Nafsiyah

Wa Ode Sitti Darlisa Pritama

Yesi Ameilia Pramesti

Studi Agama-Agama

Fakultas Ushuluddin

Universitas Darussalam Gontor

1444/2023
Agama, Sekte Dan Gerakan Sosial

Sebuah Pengantar Mata Kuliah Antropologi Agama

Abstrak

Oleh:

Vina Lathifatun Nafsiyah

Wa Ode Sitti Darlisa Pritama

Yesi Ameilia Pramesti

Seperti yang kita ketahui bahwa sekte telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW
wafat.dan penyebab utama dalam munculnya hal ini adalah pembaharuan-pembaharuan yang
ingin diciptakan oleh para pengikut sekte tersebut. Sekte sendiri adalah sebuah Gerakan
Kelompok yang memisahkan diri dari suatu kelompok besar. Tidak dipungkiri bahwa sekte
mempunyai keterkaitan erat dengan Agama dan Gerakan sosial. Maka dari itu munculnya sekte
yang bersifat Gerakan sosial bukanlah perkara yang asing bagi kita. Penelitian ini menggunakan
metodelogi Pendekatan Deskriptif Analisis yang diambil dari beberapa sumber Rujukan

Kata kunci: Agama, Sekte, Gerakan Sosial

A. Pendahuluan

Terdapat banyak sekte atau aliran yang ada jauh dari zaman modern dan telah tercatat
dalam sejarah Islam yang muncul dengan didasari perbedaan perspektif sehingga
melahirkan gagasan yang berbeda-beda. Sedangkan penyebab utama dari kemunculan
aliran-aliran ini adalah upaya untuk melakukan pembaharuan pada aliran yang
sebelumnya telah berlaku sejak lama. Dengan adanya pembaharuan ini dapat
menghasilkan hal-hak baru terhadap ajaran klasik yang menurut Sebagian kelompok
dianggap sebagai suatu masalah.

Perkembangan madzhab dan juga sekte-sekte di Indonesia menunjukkan suatu


perkembangan yang dinamis. Dinamika madzhab dan sekte-sekte tersebut ditunjukkan
bukan hanya dalam wacana diskusi, seminar, ataupun kuliah-kuliah semata, melainkan
telah pada tataran praksis berupa penerapan dalam realitas kehidupan baik secara
individu maupun secara kelompok (organisasi). 1

Seperti yang telah diketahui bahwa sejak Islam masuk dan menyebar di Indonesia,
aliran yang berkembang adalah sunni, khususnya yang berasal dari kalangan madzhab
syafi’i. penganut syafi’i ini tersebar di Sebagian besar wilayah Indonesia. Secara sosial-
religius, berkembangnya wacana dan praktek madzhab dan sekte-sekte di Indonesia ini
berkorelasi dengan perkembangan pengetahuan dan dinamika sosial keagamaan
masyarakat itu sendiri.2

Pada era 90-an terdapat polarisasi yang berbeda, yaitu Muslim di Indonesia tidak
lagi tertuju hanya pada Sunni (terkhusus bagi pengikut syafi’i), namun juga telah muncul
madzhab- madzhab lain lain termasuk juga dari kelompok syi’ah. Pada masa ini
perkembangan syi’ah dilarang oleh Kejaksaan Agung, namun faktanya justru
kecenderungan untuk mempelajari syi’ah makin meningkat.

B. Pembahasan:

A. SEJARAH SEKTE

Sekte yang memiliki arti yaitu suatu kelompok orrang yang mempunyai kepercayaan atau
pandangan agama yang sama, yang berbeda dari pandangan agama yang lebih lazim diterima
oleh para penganut agama tersebut. Sekte juga merupakan nama lain dari madzhab. Pusat

1
Fisher Zulkarnain, Fenomena Madzhab dan Sekte-sekte di Indonesia: Sebuah Studi Medan Dakwah, vol. 6, no. 19
(2012), p. 23.

2
Ibid., p. 38.
lahirnya agama-agama besar di dunia berasal dari Timur Tengah. Tidak hanya menjadi Rahim
pertama, Timur Tengah juga berperan sangat penting sebagai tempat berseminya berbagai sekte
atau madzhab keagamaan yang cukup berpengaruh. Sebagian konflik yang terjadi di Timur
Tengah tak dapat dilepaskan dari berbagai sekte atau madzhab yang berhubungan dengan
keagamaan yang mana hal ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kelangsungan hidup
beragama pada wilaya Timur Tengah.3

Gerakan politik dan semangat keagamaan mulai muncul setelah sepeninggalan Nabi
Muhammad SAW. banyak sekali pertentangan yang terjadi pada kalangan masyarakat Islam
yang memicu timbulnya perpecahan antar umat beragama kala itu. Hal tersebut disebabkan
karena Nabi Muhammad sama sekali tidak menunjuk seorang pun untuk menggantikan
kepemimpinannya Ketika Ia telah tiada. Kemudian, beberapa kalangan berpendapat bahwa Nabi
memberikan keputusan mengenai kekhalifahan dengan ditunjuk langsung oleh rakyat.

Konflik sektarianisme dalam Islam diawali dengan peristiwa tahkim atau yang disebut
juga perundingan yang terjadi pada perang Shiffin. Perang Shiffin sendiri merupakan perang
saudara yang terjadi pada masa sahabat. Terdapat gejolak politik yang sangat kuat antara
pengikut Ali bin Abi Thalib dan lawannya Muawiyah bin Sufyan, menjadi penyebab
pemberontakan yang diinisiasi oleh Muawiyah bin Abu Sufyan yang pada waktu itu menjabat
sebagai gubernur Syam.4

Machasin menggaris bawahi terdapat tiga aliran teologi Islam yang masyhur hingga saat
ini. Mereka adalah Khawarij, Syi’ah, dan Sunni. Kemunculan tiga aliran ini diiringi oleh hawa
politik yang saat itu tengah bergejolak. Perebutan kekuasaan menjadi target utama daripada
kelompok-kelompok tersebut. Hal tersebut dapat kita lihat dari sisi perlawanan kaum Khawarij
terhadap keputusan Ali bin Abi Thalib yang menerima tahkim. Sedangkan prinsip yang
dikedepankan adalah laa hukma illallah yang berarti suatu hukum itu hanyalah milik Allah.

3
“Sekte”, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (2023), https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sekte&oldid=22589952, accessed 31 Jan 2023.

4
Humaira Azzahra, “Sektarianisme dalam Sejarah Islam”, JURNAL INDO-ISLAMIKA, vol. 9, no. 2 (2020), pp.
179–89.
Lain halnya dengan Khawarij, Syi’ah merupakan suatu kelompok yang tidak sepakat
untuk memproklamasikan Abu Bakar sebagai seorang khalifah yang menggantikan kedudukan
Nabi Muhammad SAW. setelah wafatnya. Mereka beranggapan bahwa Ali telah diwasiatkan
oleh Nabi untuk menggantikan posisinya. Maka dari itu, khalifah pertama, kedua, dan ketiga
dianggap tidak sah oleh para pengikut Syi’ah.

Sedangkan Sunni merupakan sebuah kelompok yang mempercayai bahwa antara agama
dan negara tidak dapat dipisahkan. Mereka beranggapan bahwa seorang kepala negara tidak
ubahnya sebagai pergerakan inti dari pergerakan Islam yang akan menentukan arah kebijakan
dan suatu pemerintahan dalam negara tersebut. Oleh sebab itu, kebijakan dan keputusan yang
dikeluarkan oleh seoran pemimpin tidak boleh ditentang.

1. Sekte-Sekte Dalam Islam

Terdapat beberapa jenis sekte dalam Islam, seperti Khawarij, Syi’ah, Mu’tazilah, dan
masih banyak sekte-sekte lainnya. Munculnya madzhab atau sekte Islam tersebut menambah
pengetahuan madzhab dan sekte di kalangan muslim pada masa ini. Di sisi lain, keterangan-
keterangan propetik juga telah memberi ruang tersendiri bagi perkembangan kajian tentang
heresiografi. 5

Terdapat juga sekte-sekte yang menyimpang dari ajaran agama Islam. fenomena
kelahiran sekte atau aliran merupakan sebuah fenomena agama, yang berarti setiap agama besar
yang ada didunia ini pasti memiliki permasalahan yang sama dalam kemunculan aliran atau
sekte-sekte tersebut yang mana aliran tersebut dinilai menyimpang dari ajaran agama yang asli
tersebut.

Kemunculan sekte menyimpang tersebut muncul karena adanya beberapa faktor yang
dianggap menjadi penyebab utamanya, antara lain:

a) Adanya klaim dari seseorang yang mendapat wahyu


b) Adanya kultus terhadap imam (al-ghulwu fi ta’dzimi al-imah)
c) Pengaruh modernasi

5
Ibid., p. 43.
Pada akhirnya, fenomena aliran sesat atau sekte sesat bukan semata-mata disebabkan oleh
keawaman ilmu pengetahuan atau agama saja, melainkan lebih banyak lagi faktor termasuk
hubungan dan kepeduliann sosial yang mulai rapuh.

B. GERAKAN SOSIAL

Gerakan Sosial ini sendiri memiliki arti yang luas sebagaimana juga diketahui
bahwasanya ini memiliki banyak jenis yang memiliki banyak dampak juga. Banyak juga
pendapat yang mengemukakan pengertian dari Gerakan Sosial ini sendiri, pengertian Gerakan
sosial jika diambil garis besar dari berbagai pendapat para ahli tersebut adalah suatu Gerakan
yang dilakukan sejumlah orang yang sifatnya terencana dan terorganisir dengan tujuan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan misi Gerakan tersebut. Dari pengertian diatas
bahwa dapat diambil kesimpulan bahnwasanya Gerakan sosial ini memiliki beberapa ciri-ciri,
yaitu pertama Terorganisir. Maksud dari ini adalah bahwasanya perilaku atau caara yang
digunakan para aanggota Gerakan sosial ini berpedoman pada cara yang telah ditentukan dan
disepakati.Kedua. Membutuhkan jangka waktu yang cukup lama. Maksud dari ini adalah
bahwasanya Gerakan sosial bisa berthan dalam jangka waktu yang lama tergantung dari tujuan
dari organisasi tersebut. Ketiga, Sengaja dibentuk. Gerakan Sosial ini memang sengaja dibentuk
untuk mencapai tujuan tertentu da setiap anggotanya memiliki tugas dan kewajiban masing-
masing.

1. Tipe-Tipe Gerakan Sosial

 Gerakan Ekspresif
Pada masa yang sekarang ini banyak orang melakukan berbagai macam cara
untuk mendapatkan perhatian dari berbagai orang. Orang pun makin sering
mengekspresikan dirinya agar mendapatkan perhatian dari banyak orang. Contoh dari
Gerakan ini adalah banyaknya pemuda zaman sekarang yang menciptakan trend terbaru
dalam berbagai hal, salah satu dalam hal berpakaian dan gaya hidup.
d) Gerakan Regresif
Gerakan ini adalah Gerakan yang dilakukan oleh berbagai orang untuk
mengembalikan keadaan semula yang sudah hilang saat ini. Tujuan berbagai kelompok
melakukan Gerakan ini adalah mereka tidak terima dengan status sosial saat ini dan
mereka ingin mengembalikan status sosial seperti semula.
e) Gerakan Progresif
Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Gerakan ini dilakukan dalam bentuk unjuk rasa para buruh untuk kenaikan
upah.
f) Gerakan Reformis
Gerakan ini diorientasikan dalam upaya terciptanya perubahan dan peningkatan
aspek tertentu dalam kehidupan masyarakat. Gerakan ini bertujuan untuk menghilangkan
korupsi dan nepotisme.
g) Gerakan Revolusioner
Berbeda dengan Gerakan reformis yang melakukan perubahan dari hal-hal tertentu,
Gerakan Revolusioner ini menginginkan perubahan total yang berbagai aspek kehidupan
masyarakat.

C. Hubungan Sekte Dan Gerakan Sosial

Telah kita ketahui Bersama pasca meninggalnya Nabi Muhammad SAW, menimbulkan
munculnya kelompok-kelompok dalam agama islam yang biasa kita sebut Sekte.6 Mengingat
Kembali Sekte adalah sebuah kelompok yang memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar
dengan memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam pemisahan dirinya dari kelompok tersebut.7

Sekte-sekte yang muncul, ada yang bersifat positif atau pun juga bersifat sesat. Tidak
hanya dalam agama islam sekte-sekte juga muncul di beberapa agama seperti Kristen yang
memiliki banyak sekte. Tidak dipungkiri bahwa sekte memiliki keterkaitan yang erat terhadap
Keagamaan dan Gerakan sosial.8

6
“Sekte”.

7
Zulkarnain, Fenomena Madzhab dan Sekte-sekte di Indonesia: Sebuah Studi Medan Dakwah.
Dari Sekte itu sendiri muncul Gerakan-gerakan sosial yang bersifat keagamaan yang
menjadi letak hubungan sekte dan Gerakan sosial. Jika dilihat dari pergerakannya, sekte Gerakan
sosial mirip dengan aliran-aliran sehingga sekte sendiri bisa di sebut sebagai aliran.9

Salah satu aliran atau sekte yang paling terkenal di Indonesia adalah Salamullah.
Salamullah sendiri adalah Gerakan yang dipimpin oleh seorang Wanita yang Bernama Lia
Aminuddin atau yang lebih dikenal sebagai Lia Eden. Dasar dari lahirnya Gerakan ini adalah
pengalaman spiritual yang dialaminya.10

C. Kesimpulan

Agama Merupakan sesuatu yang luas dalam pebahasannya. Sering kali muncul beberapa
konflik yang menyebabkan para penganutnya ingin memisahkan diri dari Agama dan
memunculkan beberapa kelompok untuk menentang atau memunculkan pembaharuan-
pembaharuan baru didalamnya. Maka Sekte Gerakan Sosial ini hadir sebagai bentuk pemisahan
diri dari suatu kelompok keagamaan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa Sekte yang
muncul dikalangan masyarakat ada yang bersifat Positif ataupun Sesat Sekalipun.

8
40267-ID-fenomena-gerakan-sempalan-umat-islam-indonesia-tinjauan-sosiologi-agama.pdf,
https://media.neliti.com/media/publications/40267-ID-fenomena-gerakan-sempalan-umat-islam-indonesia-tinjauan-
sosiologi-agama.pdf, accessed 31 Jan 2023.

9
Andi Haris, Asyraf Bin AB Rahman, and Wan Ibrahim Wan Ahmad, “Mengenal Gerakan Sosial dalam
Perspektif Ilmu Sosial”, Hasanuddin Journal of Sociology (2019), pp. 15–24.

10
Affaf Mujahidah, “Diskursus Gerakan Salamullah Lia Eden”, Religió: Jurnal Studi Agama-agama, vol.
8, no. 2 (2018), pp. 256–79.
Daftar Pustaka

40267-ID-fenomena-gerakan-sempalan-umat-islam-indonesia-tinjauan-sosiologi-agama.pdf.
https://media.neliti.com/media/publications/40267-ID-fenomena-gerakan-sempalan-
umat-islam-indonesia-tinjauan-sosiologi-agama.pdf, accessed 31 Jan 2023.

Azzahra, Humaira. vol. 9, no. 2. 2020, “Sektarianisme dalam Sejarah Islam”, JURNAL INDO-
ISLAMIKA. pp. 179–89 [https://doi.org/10.15408/idi.v9i2.17524].

Haris, Andi, Asyraf Bin AB Rahman, and Wan Ibrahim Wan Ahmad. 2019, “Mengenal Gerakan
Sosial dalam Perspektif Ilmu Sosial”, Hasanuddin Journal of Sociology. pp. 15–24
[https://doi.org/10.31947/hjs.v1i1.6930].

Mujahidah, Affaf. vol. 8, no. 2. 2018, “Diskursus Gerakan Salamullah Lia Eden”, Religió:
Jurnal Studi Agama-agama. pp. 256–79 [https://doi.org/10.15642/religio.v8i2.798].

“Sekte”, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023.


https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sekte&oldid=22589952, accessed 31 Jan
2023.

Zulkarnain, Fisher. vol. 6, no. 19. 2012, Fenomena Madzhab dan Sekte-sekte di Indonesia:
Sebuah Studi Medan Dakwah.

Anda mungkin juga menyukai