DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
KB IUD adalah alat kontrasepsi non hormonal jangka panjang Yang dipasang
PENGERTIAN
didalam Rahim.
TUJUAN Tujuan penggUnaan KB IUD adalah UntUk mencegah kehamilan
KEBIJAKAN
Tehnik Pemasangan
Karena metode pemasangan berbeda UntUk masing#masing alat maka pemasangan
paling aman apabila kita mengikUti petUnjUk prodUsen dengan cermat.
UPTD RSUD
BOBONG
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara peroral/kontrasepsi oral.
TUJUAN Sebagai acuan dalam pemberian pil KB untuk menunda kehamilan pertama bagi
pasangan yang belum ingin punya anak dan menjarangkan kehamilan bagi
pasangan yang ingin menunda kelahiran anak berikutnya
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
1. Petugas memanggil pasien dan mempersilakan untuk duduk
2. Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri
3. Petugas melakukan anamnesa dan identifikasi pasien
4. Petugas menjelaskan perasat apa yang akan dilakukan
5. Petugas melakukan konseling tentang kontrasepsi KB Suntik
6. Petugas Melakukan informed consent
7. Petugas Mencuci tangan
8. Petugas melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik :
a. Berat badan
b. Takanan darah
c. Pemeriksaan payudara
d. Pemeriksaan abdomen
9. Petugas memberitahu klien akan dilakukan penyuntikan
10. Petugas melakukan penyuntikan secara I.M
11. Petugas memberitahu pasien sudah dilakukan penyuntikan
12. Petugas mencuci tangan
13. Petugas memberitahu pasien kunjungan ulang 3 bulan lagi
14. Petugas mencatat hasil dalam rekam medis
Persiapan Alat
1. Timbangan badan
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Stetoskop leanec / Fetoskope
5. Reflex Hamme
6. Jangka panggul
7. Metline
8. Pengukur tinggi badan
9. Pengukur waktu
Pelaksanaan
1. Anamnesa
Umum
Keluarga
Kebidanan
2. Pemeriksaan Umum
Menimbang BB
Mengukur TB
Mengukur Tekanan Darah, Nadi, RR
3. Pemeriksaan Inspeksi
Cara berjalan
Bentuk tubuhFisik (Head To Toe)
4. Pemeriksaan Palpasi
Atur posisi pasien berbaring senyaman mungkin
Lakukan palpasi leher
lakukan palpasi mamae dan ketiak
Lakukan palpasi perut / uterus Leopold I-IV
5. Pemeriksaan Auscultasi
Tentukan letak punctum Maximum
Hitung DJJ
7. Pemeriksaan perkusi
Atur posisi pasien duduk senyaman mungkin
Ketuk daerah patella
2. Persiapan Alat
2.1. Tempat Tidur
2.2. Selimut/kain penutup
2.3. Pita centimeter/ Metline
2.4. Alat tulis
2.5. Status Ibu Hamil dan Buku KIA
2.6. Buku register / kohort Ibu
2.7. Sarana cuci tangan
3. Lingkungan: ruangan yang nyaman, penerangan yang cukup, tutupskeren
atau kain layar/pintu
PELAKSANAAN
1. Menyapa Ibu dan mempersilahkan Ibu duduk
2. Memberitahukan Ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3. Mencuci tangan 7 langkah
4. Mengatur posisi ibu berbaring dan menekuk lutut
5. Menyisihkan pakaian ibu sampai seluruh bagian perut ibuterlihat jelas
6. Menutup paha dan kaki ibu dengan selimut
7. Melakukan Palpasi Leopold I:
Untuk menentukan Tinggi FundusUteri dan bagian janin yang terdapat
di fundus uteri.
Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu dan melihat ke arah muka ibu
Kaki ibu ditekuk
Rahim dibawah ke tengah
Tentukkan TFU dengan menggunakan jari
Tentukan TFU dengan menggunakan pita CM, letakkan pita CMsecara
terbalik dari fundus uteri sampai ke tepi atas simfisis,ditandai
batasnya, lalu baca hasilnya kemudian didokumentasikan
Gerakkan jari kedua tangan yang berada di fundus uteri untukmeraba
bagian teratas janin
Tentukan bagian janin yang ada dalam fundus uteri
Catat hasil :-
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akanteraba
adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudahdigerakkan)-
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akanterasa
adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting-
Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka padaFundus
teraba kosong.Menentukkan Usia Kehamilan:
Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di
atas simpisis
Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba diantara
simpisis dan pusat
Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah pusat
Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat terabatepat di pusat
Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas
pusat
Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di
pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat
Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah Prosesus Xipoideus
Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di
pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan
konfirmasi dengan teknik wawancara dengan pasien untuk
membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu)
8. Melakukan palpasi Leopold II
Kedua tangan pindah ke samping kiri dan kanan perut ibu
Raba sisi rahim dengan menggunakan kedua telapak tangan
Dorong rahim ke satu sisi sambil raba secara lembut dan perlahan dan
raba bagian janin yang berada di sisi tersebut
Lakukan ke sisi yang lain dengan cara yang sama
Tentukan letak punggung janin
Catat Hasil:-
Bagian punggung: akan teraba tahanan yang keras, ratadan
memanjang, dan tidak dapat digerakkan-
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil,
bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinanteraba
gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
9. Melakukan palpasi Leopold III
Letakkan tangan kanan di atas simpisis dengan ibu jari disebelah kanan
pasien dan empat jari lainnya di sebelah kiri pasien
Goyang bagian bawah janin ke kiri dan ke kanan secara lembutdan
perlahan, jangan sampai pasien merasa kesakitan
Tentukan letak bagian bawah janin
Catat hasil:-
Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepalasedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong
Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP,maka saat
bagian bawah digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
10. Pemeriksaan palpasi Leopold IV
Posisi membelakangi pasien
Raba bagian janin yang terletak di sebelah bawah dengankedua
telapak tangan dan seberapa jauh bagian tersebut telahmasuk ke
dalam pintu atas panggul
Tentukan bagian janin yang berada di bawah
Perkirakan apakah ada disproporsi kepala janin dengan panggul
Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin tersebut telahmasuk
pintu atas panggul.
Catat hasil :-
Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu(konvergen)
berarti bagian terendah janin belummemasuki pintu atas panggul,
sedangkan apabila keduatangan pemeriksa membentuk jarak atau
tidak bertemu(divergen) mka bagian terendah janin sudah
memasukiPintu Atas Panggul (PAP)
Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (kepala masih dapatdi raba
dengan lima jari di atas simphysis dan mudahdigerakkan), 4/5
(sebagian besar kepala janin belummasuk PAP dan sulit
digerakkan), 3/5 (bagian terbesar janin belum masuk panggul), 2/5
(hampir seluruh kepalasudah masuk panggul dan tidak dapat
digerakkan), 1/5(sebagian kecil kepala dapat diraba dan sudah di
dasar panggul), 0/5 (kepala janin tidak teraba dari luar dansudah di
perineum)
11. Mempersilahkan ibu untuk bangun dan duduk.
12. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
13. Membereskan alat-alat
14. Mencuci tangan 7 langkah
15. Mendokumentasikan hasil Pemeriksaan pada Buku KIA, Kartu Ibu(Rekam
medik), Register kunjungan, Kohor Ibu.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Poli KIA
ALUR PELAYANAN KIA
TUJUAN 1. Mengetahui resiko KEK pada ibu hamil untuk menapis wanita yang
mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR
2. Meningkatkan perhatiandan kesadaran masyarakat agar lebih berpran dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK
KEBIJAKAN
Alat-alat
1. Pita pengukur
2. Jangka panggul
3. Buku catatan dan alat tulis
Pelaksanaan
1. Petugas mencuci tangan
2. Dekatkan alat-alat
3. Persilahkan klien untuk berbaring ditempat tidur dengan satu bantal di
bagian kepala, kemudian tutupibagian tubuh klien yang tidak termasuk
area yang akan diperiksa
4. Distansia Spinarum
Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan
Posisi petugas menghadap klien,ambil jangka panggul
Cari dengan telunjuk tulang SIAS (Spina Iliaka Anterior Superior) di kiri
dan kanan panggul
Tempatkan ujung jangka panggung pada masing-masing tulang tersebut
Jarak normal adalah 23-26 cm
5. Distansia Kristarum
Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki di luruskan
Posisi petugas menghadap klien, ambil jangka panggul
Cari dengan telunjuk tulang krista iliaka di kanan dan kiri panggul
Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-masing tulang tersebut
Jarak normal adalah 26-29 cm
6. Distansia Tuberum
Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan
Petugas menghadap klien
Cari dengan telunjuk tulang iskiadium dikanan dan kiri panggul
Tempatkan ujung jangka panggulpada masing-masing tulang tersebut
Jarak normal adalah 10,5 – 11 cm
7. Konjugata Externa
Klien berbaring miring membelakangi petugas dengan kedua kaki
diluruskan
Posisi petugas dibelakang klien
Cari dengan telunjuk tulang lumbal V tempatkan ujung jangka panggul
kemudian cari tulang simpisis pubis bagian atas dan tempatkan ujung
jangka panggul yang lain
Jarak normal adlah 18-20 cm
8. Lingkar panggul
Posisi klien berdiri
Ukur dengan metline / pita ukur mulai dari pinggir atas simpisis ke
pertengahan antara Spina Iliaka Anterior Superior dan Trochanter
mayor kanan ke pertengahan spina iliaka anterior superior dan
trochanter mayor kiri kemudian kembali lagi ke simpisis (melingkar)
Baca angka petunjuk pada pita pengukur
Jarak normal adalah 80-90 cm
9. Rapikan klien
10. Simpulkan hasil pengukuran dan jelaskan hasilnya
11. Petugas mencuci tangan
12. Dokumentasi
UNIT TERKAIT 2. Ruang Poli KIA