Anda di halaman 1dari 16

PEMASANGAN KB IUD

NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN


1

UPTD RSUD BOBONG

DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
KB IUD adalah alat kontrasepsi non hormonal jangka panjang Yang dipasang
PENGERTIAN
didalam Rahim.
TUJUAN Tujuan penggUnaan KB IUD adalah UntUk mencegah kehamilan
KEBIJAKAN
Tehnik Pemasangan
Karena metode pemasangan berbeda UntUk masing#masing alat maka pemasangan
paling aman apabila kita mengikUti petUnjUk prodUsen dengan cermat.

1. Sepanjang prosedUr, harUs diterapkan teknik “jangan menyentuhno touch


technique. bagian dari sonde dan alat pemasangan yang sUdah terisi
yang masUk kedalam UterUs jangan disentUh bahkan dengan tangan yang
sUdah bersarUng, kapanpUn. dengan demikian, pemakaian sarUng tangan yang
bersih (non-steri) sUdah memadai.
2. Setelah pemeriksaan panggUl bimanUal7 serviks dipajankan dengan
specUlUm sementara wanita berbaring dalam posisi litotomi modi2ikasi ataU
posisi lateral.
3. Serviks dibersihkan dengan antiseptic dan dipegang dengan tampon tang.
Tarikan ringan UntUk melUrUskan kanalis Utero serVikalis memantU
pemasangan AKDR di fUndUs.
4. Sonde UterUs dimasUkkan dengan htai-hati UntUk menentUkan kedalaman
PROSEDUR
dan arah rongga UterUs serta arah dank epatenan kanalis servikalis apaila
dijUmpai spasme/stenosis serviks, maka mUngkin perlU dipertimbangkan
pemberian anestetik local dandilatasi os serviks.
5. AKDR dimasUkkan kedalam alat pemasangan sehingga AKDR akan berletak
rata dalam bidang transversal rongga UterUs saat dilepaskan.
6. AKDR jangan berada di dalam alat pemasanga lebih dari beberapa
menit karena alat ini akan kehilangan “elastisitasnya” dan bentUknya akan
berUbah.
7. TabUng alat pemasanga secara hati-hati dimasUkkan melalUi kanalis
servikalis, AKDR dilepaskan sesUai instrUksi spesi2ik UntUk masing-masing alat
kemUdian alat pemasang dikelUarkan.
8. Setelah pemasangan, dianjUrkan UntUk melakUkan sondekan alis Ulang UntUk
menyingkirkan kemUngkinan AKDR terletak rendah. AKDR harUs diletakkan
di fUndUs agar insidensi ekspUlsi dan kehamilan rendah.
9. Benang AKDR harUs dipotong dengan gUnting panjang sampai sekitar 3 cm
dan os eksternUs.
UNIT TERKAIT POLIKLINIK KEBIDANAN
PELAYANAN KB
NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak di inginkan, mendapat
kelahiran yang diinginkan. Mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
TUJUAN Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana di unit
KIA/KB
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Petugas memanggil pasien berdasarkan nomor urutan


2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan identitas dalam rekam
medis
3. Jika tidak sesuai petugas melakukan konfirmasi ulang kebagian
pendaftaran dan rekam medis, sampai terjadi kesesuaian
4. Petugas melakuakan anamnesa terhadap pasien
5. Petugas melakuakan pemeriksaan antropometri berat badan dan
pemeriksaan tekanan darah pasien
6. Jika pasien mendapatkan akseptor baru petugas memberikan konseling
KB dengan menggunakan ABPK {alat bantu pengambilan keputusan}, jika
pasien merupakan pasien lama petugas menanyakan keluhan utama
7. Petugas melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kesesuaian alat
kontrasepsi yang diinginkan pasien dengan keadaan fisik
8. Petugas melakukan penafsian /pengkajian
9. Pada pasien baru jika terdapat ketidak sesuaian pilihan pasien dengana
pengkajian petugas maka kembali kelangkah 6, jika tidak ada masalah
petugas memberi infom

UNIT TERKAIT 1. Ruang Poli KIA


KB PIL
NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD
BOBONG
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara peroral/kontrasepsi oral.

TUJUAN Sebagai acuan dalam pemberian pil KB untuk menunda kehamilan pertama bagi
pasangan yang belum ingin punya anak dan menjarangkan kehamilan bagi
pasangan yang ingin menunda kelahiran anak berikutnya
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT 1. Ruang Poli KIA


2. Koordinator program KB
3. Pelaksana KB
KB SUNTIK

NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


DITETAPKAN OLEH:
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
(SPO)
drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
Pelayanan KB suntik adalah : memberikan suntikan obat KB pada klien
PENGERTIAN
dengan tujuan untuk menjarangkan kelahiran
Sebagai pedoman petugas dalam memberikan pelayanan KB suntik
TUJUAN
yang berkwalitas
KEBIJAKAN
PROSEDUR Alat dan Bahan
1. Tempat cuci tangan
2. Timbangan berat badan
3. Tensimeter
4. Obat suntik KB
5. Spuit 3 cc
6. Kapas alcohol 70 %
7. Tempat sampah medis
8. ATK

PROSEDUR
1. Petugas memanggil pasien dan mempersilakan untuk duduk
2. Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri
3. Petugas melakukan anamnesa dan identifikasi pasien
4. Petugas menjelaskan perasat apa yang akan dilakukan
5. Petugas melakukan konseling tentang kontrasepsi KB Suntik
6. Petugas Melakukan informed consent
7. Petugas Mencuci tangan
8. Petugas melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik :
a. Berat badan
b. Takanan darah
c. Pemeriksaan payudara
d. Pemeriksaan abdomen
9. Petugas memberitahu klien akan dilakukan penyuntikan
10. Petugas melakukan penyuntikan secara I.M
11. Petugas memberitahu pasien sudah dilakukan penyuntikan
12. Petugas mencuci tangan
13. Petugas memberitahu pasien kunjungan ulang 3 bulan lagi
14. Petugas mencatat hasil dalam rekam medis

Hal – hal yang perlu diperhatikan:


Jangan menggunakan kontrasepsi bila :
a. Hamil/ dicurigai hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
c. Bila klien tidak bisa menerima gangguan haid terutama
d. Penderita kangkerpayudara/ riwayat kanker payudara
e. Penderita diabetes dengan komplikasi
UNIT TERKAIT POLIKLINIK KEBIDANAN
PEMERIKSAAN ANC

NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


DITETAPKAN OLEH:
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
(SPO)
drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standart yang ditetapkan

TUJUAN 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


bayi
2. Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil
3. Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil
4. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif
KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan Pasien


1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

Persiapan Alat
1. Timbangan badan
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Stetoskop leanec / Fetoskope
5. Reflex Hamme
6. Jangka panggul
7. Metline
8. Pengukur tinggi badan
9. Pengukur waktu

Pelaksanaan
1. Anamnesa
 Umum
 Keluarga
 Kebidanan

2. Pemeriksaan Umum
 Menimbang BB
 Mengukur TB
 Mengukur Tekanan Darah, Nadi, RR

3. Pemeriksaan Inspeksi
 Cara berjalan
 Bentuk tubuhFisik (Head To Toe)

4. Pemeriksaan Palpasi
 Atur posisi pasien berbaring senyaman mungkin
 Lakukan palpasi leher
 lakukan palpasi mamae dan ketiak
 Lakukan palpasi perut / uterus Leopold I-IV

5. Pemeriksaan Auscultasi
 Tentukan letak punctum Maximum
 Hitung DJJ

6. Pemeriksaan panggung luar


 Atur posisi pasien
 Ukur distansia spinarum
 Ukur distantia cristarum
 Ukur Boudeloque
 Ukur lingkar panggul

7. Pemeriksaan perkusi
 Atur posisi pasien duduk senyaman mungkin
 Ketuk daerah patella

8. Catat hasil pemeriksaan pada KMS ibu


9. Buat diagnosa / Kesimpulan
UNIT TERKAIT 1. Ruang Poli KIA
2. Ruang Kebidanan
U PEMERIKSAAN LEOPOLD

NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Suatu teknik Pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan
pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian tersebut
dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. (Christian
Gerhard Leopold)
TUJUAN 1. Menentukan tinggi fundus uteri dan usia kehamilan
2. Menentukan letak punggung dan bagian-bagian terkecil dari janin
3. Menentukan letak janin di dalam Rahim
4. Menentukan bagian terendah janin dan menilai apakah sudah masuk
dalam rongga panggul
5. Mengetahui lebih awal adanya kelainan serta rujukan tepat waktu
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Pasien


1.1. Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada Ibu
1.2. Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan ini
1.3. Jelaskan pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan rasakuatir
atau tidak enak tetapi tidak akan membahayakan bayiyang ada dalam
kandungan
1.4. Bila Ibu mengerti apa yang disampaikan mintalah persetujuan
1.5. Lisan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan

2. Persiapan Alat
2.1. Tempat Tidur
2.2. Selimut/kain penutup
2.3. Pita centimeter/ Metline
2.4. Alat tulis
2.5. Status Ibu Hamil dan Buku KIA
2.6. Buku register / kohort Ibu
2.7. Sarana cuci tangan
3. Lingkungan: ruangan yang nyaman, penerangan yang cukup, tutupskeren
atau kain layar/pintu

PELAKSANAAN
1. Menyapa Ibu dan mempersilahkan Ibu duduk
2. Memberitahukan Ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3. Mencuci tangan 7 langkah
4. Mengatur posisi ibu berbaring dan menekuk lutut
5. Menyisihkan pakaian ibu sampai seluruh bagian perut ibuterlihat jelas
6. Menutup paha dan kaki ibu dengan selimut
7. Melakukan Palpasi Leopold I:
 Untuk menentukan Tinggi FundusUteri dan bagian janin yang terdapat
di fundus uteri.
 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu dan melihat ke arah muka ibu
 Kaki ibu ditekuk
 Rahim dibawah ke tengah
 Tentukkan TFU dengan menggunakan jari
 Tentukan TFU dengan menggunakan pita CM, letakkan pita CMsecara
terbalik dari fundus uteri sampai ke tepi atas simfisis,ditandai
batasnya, lalu baca hasilnya kemudian didokumentasikan
 Gerakkan jari kedua tangan yang berada di fundus uteri untukmeraba
bagian teratas janin
 Tentukan bagian janin yang ada dalam fundus uteri
 Catat hasil :-
 Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akanteraba
adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudahdigerakkan)-
 Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akanterasa
adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting-
 Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka padaFundus
teraba kosong.Menentukkan Usia Kehamilan:
 Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di
atas simpisis
 Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba diantara
simpisis dan pusat
 Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah pusat
 Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat terabatepat di pusat
 Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas
pusat
 Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di
pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat
 Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah Prosesus Xipoideus
 Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di
pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan
konfirmasi dengan teknik wawancara dengan pasien untuk
membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu)
8. Melakukan palpasi Leopold II
 Kedua tangan pindah ke samping kiri dan kanan perut ibu
 Raba sisi rahim dengan menggunakan kedua telapak tangan
 Dorong rahim ke satu sisi sambil raba secara lembut dan perlahan dan
raba bagian janin yang berada di sisi tersebut
 Lakukan ke sisi yang lain dengan cara yang sama
 Tentukan letak punggung janin
 Catat Hasil:-
 Bagian punggung: akan teraba tahanan yang keras, ratadan
memanjang, dan tidak dapat digerakkan-
 Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil,
bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinanteraba
gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
9. Melakukan palpasi Leopold III
 Letakkan tangan kanan di atas simpisis dengan ibu jari disebelah kanan
pasien dan empat jari lainnya di sebelah kiri pasien
 Goyang bagian bawah janin ke kiri dan ke kanan secara lembutdan
perlahan, jangan sampai pasien merasa kesakitan
 Tentukan letak bagian bawah janin
 Catat hasil:-
 Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepalasedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong
 Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP,maka saat
bagian bawah digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
10. Pemeriksaan palpasi Leopold IV
 Posisi membelakangi pasien
 Raba bagian janin yang terletak di sebelah bawah dengankedua
telapak tangan dan seberapa jauh bagian tersebut telahmasuk ke
dalam pintu atas panggul
 Tentukan bagian janin yang berada di bawah
 Perkirakan apakah ada disproporsi kepala janin dengan panggul
 Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin tersebut telahmasuk
pintu atas panggul.
 Catat hasil :-
 Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu(konvergen)
berarti bagian terendah janin belummemasuki pintu atas panggul,
sedangkan apabila keduatangan pemeriksa membentuk jarak atau
tidak bertemu(divergen) mka bagian terendah janin sudah
memasukiPintu Atas Panggul (PAP)
 Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (kepala masih dapatdi raba
dengan lima jari di atas simphysis dan mudahdigerakkan), 4/5
(sebagian besar kepala janin belummasuk PAP dan sulit
digerakkan), 3/5 (bagian terbesar janin belum masuk panggul), 2/5
(hampir seluruh kepalasudah masuk panggul dan tidak dapat
digerakkan), 1/5(sebagian kecil kepala dapat diraba dan sudah di
dasar panggul), 0/5 (kepala janin tidak teraba dari luar dansudah di
perineum)
11. Mempersilahkan ibu untuk bangun dan duduk.
12. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
13. Membereskan alat-alat
14. Mencuci tangan 7 langkah
15. Mendokumentasikan hasil Pemeriksaan pada Buku KIA, Kartu Ibu(Rekam
medik), Register kunjungan, Kohor Ibu.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Poli KIA
ALUR PELAYANAN KIA

NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
Alur Pelayanan Ruang KIA adalah prosedur yang harus diikuti pasien sesuai
PENGERTIAN
dengan kepentingannya untuk pemeriksaan kesehatan ibu dan anak.
Memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kepada pasien sesuai
TUJUAN
kebutuhan dan standar Kebidanan.
KEBIJAKAN
1. Pasien memasukan status ke ruangan KIA dan menunggu sesuai antrian.
2. Pasien yang mendapat pelayanan di ruangan KIA adalah ibu hamil, ibu
post partum 2 minggu, bayi, PUS, WUS, dan remaja.
3. Bidan memanggil pasien sesuai antrian.
4. Bodan memberikan salam, pasien dipersilahkan duduk.
5. Bidan melakukan anamnesa.
6. Sebelum melakukan pemeriksaan cuci tangan terlebi dahulu dibawa air
mengalir.
7. Pasien dipersilahkan berbaringdi tempat tidur untuk dilakukan
pemeriksaan fisik sesuai standar asuhan kebidanan.
8. Setelah pemeriksaan fisik bidan mencuci tangan di bawahbair mengalir
dan pasien dipersilahkan duduk kembali.
9. Hasil pemeriksaan dicatat dalam register dan kartu yang tersedia.
10. Melakukan rujukan pemeriksaan laboratorium sesuai standar asuhan
PROSEDUR kebidanan yang ada, dan atau apabila ada indikasi medis yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan
penunjang.
11. Setelah diperoleh hasil pemeriksaan fisik dan penunjang maka:
a. catat hasil pemeriksaan dalam register dan kartu pemeriksaan.
b. Kemudian berikan tindakan sesuai standar dan pedoman yang
ditentukan dengan terlebi dahulu melakukan informet consent
kepada pasien.
c. Rujuk ketenaga kesehatan yang lebih kompeten (dokter) atau poli
lainnya sesuai keluhan dan hasil pemeriksaan penunjang pada pasien.
12. Berikan konseling kepada pasien sehubungan dengan kondisi
kesehatannya.
13. Pasien dipersilahkan ke apotik untuk mengambil obat dan pasien
diingatkan jadwal kembali control.
14.Petugas memberi salam sebelum pasien keluar ruangan.
1. Poli KIA
2. Laboratorium
UNIT TERKAIT
3. ruang pendaftaran dan rekam medik,
4. ruang farmasi,
KONSELING KEHAMILAN
NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Memberikan bimbingan pada ibu hamil dan suami mengenai perubahan
kehamilan, beradaptasi dengan perubahan dan tindakan dalam mengatasi
keluhan kehamilan.
TUJUAN Sebagai acuan dalam langkah-langkah konseling pada ibu hamil di UPTD RSUD
Bobong.
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Identifikasi pasien menggunakan mnimal 2 identitas (nama lengkap,


tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medik)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Media
b. Alat peraga, jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Identifikasi pengetahuan, penerimaan dan harapan pasien serta
dukungan suami atau keluarga terhadap kehamilan
6. Identifikasi adptasi terhadap kehamilan dan keluhan selama kehamilan
7. Berikan rasa nyaman saat konseling
8. Bina hubungan terapeutik terhadap pasien
9. Buat tujuan dan jadwal sesi konseling kehamilan
10. Berikan dukungan pengambilan keputusan
11. Berikan ringkasan dari sesi konseling kehamilan yang telah dilakukan
12. Jelaskan penyebab perubahan fisik danm psikologi kehamilan
13. Jelaskan tindakan pencegahan atau mengatasi keluhan klien
14. Jelaskan pilihan pencarian bantuan dan kontrol kehamilan
15. Dokumentasikan hasil konseling dan respos pasien
16. Rujuk ke spesialis, jika perlu deteksi atau tindakan lebih lanjut.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Poli KIA
2. Ruang Kebidanan

IDENTIFIKASI RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN


NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Menilai riwayat kehamilan dan persalinan untuk mendeteksi masalah yang
akan terjadi selama kehamilan dan persalinan saat ini.

TUJUAN Sebagai acuan dalam langkah-langkah identifikasi riwayat kehamilan dan


persalinan pada ibu hamil di UPTD RSUD Bobong.
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap,


tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medik)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Alat tulis
b. Format pengkajian antenatal
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Identifikasi kesiapan ibu untuk wawancara
6. Identifikasi pengetahuan ibu tentang kehamilannya
7. Identifikasi pengetahuan ibu tentang perawatan masa kehamilan
8. Identifikasio status kehamilan (GPA)
9. Identifikasi kelainan atau komplikasi kehamilan dan persalinan kehamilan
10.Identifikasi tindakan yang dilakukan terhadap komplikasi kehamilan dan
persalinan sebelumnya
11.Idenntifikasi jumlah dan tempat pelayanan kehamilan dan persalinan
sebelumnya
12.Identifikasi suplemen dan status gizi kehamilan dan persalinan
sebelumnya
13.Identifikasi kondisi janin dan bayi/anak yang telah dilahirkan
14.Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
15.Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
UNIT TERKAIT 1. Ruang Poli KIA
2. Ruang Kebidanan
PEMERIKSAAN LILA
NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Suatu cara untuk mendeteksi dini yang mudah untuk mengetahui adanya
kelompok beresiko Kekurangn Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil

TUJUAN 1. Mengetahui resiko KEK pada ibu hamil untuk menapis wanita yang
mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR
2. Meningkatkan perhatiandan kesadaran masyarakat agar lebih berpran dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan


2. Mempersilahkan pasien untuk menggulung lengan bajukiri atau lengan kanan
bagi pasien yang kidal
3. Menentukan posisi pangkal bahu dan ujung siku dengan cara siku ditekuk
90 derajat dengan telapak tangan dilipat kearah perut
4. Tentukan titik tengah lengan antara pangkal bahu dan ujung siku
5. Lingkarkan pita LILA pada lengan bagian tengah, jangan terlalu ketat atau
terlalu longgar
6. Membaca skala dengan benar, jika hasil pengukuran pada pita LILA < 23,5 cm
atau dibagian merah pita LILA artinya pasien kekurangan Energi Kronis
7. Mencatat hasil pengukuran LILA pada register, status pasien dan buku KIA, kartu
ibu
UNIT TERKAIT 1. Ruang Poli KIA
PEMERIKSAAN PANGGUL IBU HAMIL
NO. DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN

UPTD RSUD BOBONG


TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
STANDAR DIREKTUR,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) drg. Cecilia Octavia Mbotengu
NIP.19871012 201903 2 014
PENGERTIAN Pemeriksaan pada wanita hamil dengan mengukur panggul luar
TUJUAN Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan pasien


1. Identifikasi klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan Persiapan

Alat-alat
1. Pita pengukur
2. Jangka panggul
3. Buku catatan dan alat tulis

Pelaksanaan
1. Petugas mencuci tangan
2. Dekatkan alat-alat
3. Persilahkan klien untuk berbaring ditempat tidur dengan satu bantal di
bagian kepala, kemudian tutupibagian tubuh klien yang tidak termasuk
area yang akan diperiksa
4. Distansia Spinarum
 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan
 Posisi petugas menghadap klien,ambil jangka panggul
 Cari dengan telunjuk tulang SIAS (Spina Iliaka Anterior Superior) di kiri
dan kanan panggul
 Tempatkan ujung jangka panggung pada masing-masing tulang tersebut
 Jarak normal adalah 23-26 cm
5. Distansia Kristarum
 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki di luruskan
 Posisi petugas menghadap klien, ambil jangka panggul
 Cari dengan telunjuk tulang krista iliaka di kanan dan kiri panggul
 Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-masing tulang tersebut
 Jarak normal adalah 26-29 cm
6. Distansia Tuberum
 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan
 Petugas menghadap klien
 Cari dengan telunjuk tulang iskiadium dikanan dan kiri panggul
 Tempatkan ujung jangka panggulpada masing-masing tulang tersebut
 Jarak normal adalah 10,5 – 11 cm
7. Konjugata Externa
 Klien berbaring miring membelakangi petugas dengan kedua kaki
diluruskan
 Posisi petugas dibelakang klien
 Cari dengan telunjuk tulang lumbal V tempatkan ujung jangka panggul
kemudian cari tulang simpisis pubis bagian atas dan tempatkan ujung
jangka panggul yang lain
 Jarak normal adlah 18-20 cm
8. Lingkar panggul
 Posisi klien berdiri
 Ukur dengan metline / pita ukur mulai dari pinggir atas simpisis ke
pertengahan antara Spina Iliaka Anterior Superior dan Trochanter
mayor kanan ke pertengahan spina iliaka anterior superior dan
trochanter mayor kiri kemudian kembali lagi ke simpisis (melingkar)
 Baca angka petunjuk pada pita pengukur
 Jarak normal adalah 80-90 cm
9. Rapikan klien
10. Simpulkan hasil pengukuran dan jelaskan hasilnya
11. Petugas mencuci tangan
12. Dokumentasi
UNIT TERKAIT 2. Ruang Poli KIA

Anda mungkin juga menyukai