Disusun Oleh :
ROFI’ATI NUR DIANA ISLAM
13792
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang
Bantuan, arahan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak sangatlah berarti
bagi penulis guna menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis
2. Bapak Rizky Saputra Maryono, M.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia atas
4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa terbaik agar
5. Diri penulis sendiri yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan Karya
namanya satu persatu atas bantuan, motivasi dan diskusi yang berharga
9. Ibu Intan Kusuma Wijaya, S.Pd, Ibu Suci Rahayu, S.Sos, dan Bapak
Karya tulis ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian melalui dari berbagai
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon
maaf jika ada kesalahan kata dan mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan guna memenuhi tugas Karya Tulis Ilmiah Bahasa Indonesia SMA
Negeri 1 Pamekasan
Menyetujui
Mengesahkan,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Pamekasan
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam
merampungkan tugas ini dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan untuk:
2. Bapak Rizky Saputra Maryono, M.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia atas
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa terbaik agar
4. Diri penulis sendiri yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan Karya
namanya satu persatu atas bantuan, motivasi dan diskusi yang berharga
(Q.S Al Insyirah : 6)
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”
“ Kebiasaan kecil yang baik maka akan menghasilkan kualitas yang baik pula”
“Jangan malu dengan kegagalanmu, karena itu adalah proses untuk menuju
sukses”
“Hiduplah seolah engkau mati besok, dan belajarlah seolah engkau hidup
selamanya”–Mathama Gandhi
“Don’t be afraid of being different be afraid of being the same as everyone else”
Islam, Rofi’ati Nur Diana. 2023, Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam
Menangani Krisis Etika Pada Siswa. Tugas Karya Tulis Ilmiah. SMA Negeri 1
Pamekasan . Guru Bahasa Indonesia . Rizky Saputra Mariyono, M.Pd.
Krisis etika merupakan situasi dimana seseorang mengalami moral yang
buruk atau memiliki sedikit kesadaran dengan sekitar dan harus segera ditangani.
Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan yang tepat. Guru bimbingan dan konseling
sangat berperan penting dalam menangani hal ini.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yang mengarahkan penelitian
untuk meneliti keadaan sosial yang akan diteliti secara keseluruhan, luas dan
mendalam. Penelitian ini memiliki objek penelitian berupa beberapa siswa dan guru
bimbingan konseling SMA Negeri 1 Pamekasan. Tekhnik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, kuisioner, studi kasus dan
dokumentasi lalu dikelompokkan dalam bentuk diagram Pie Chart. Tekhnik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dari sekumpulan responden.
Guru bimbingan dan konseling memantau siswa melalui orang tua, wali
kelas dan teman-temannya serta mengadakan bimbingan klasikal mengenai
pembentukan ataupun pengembangan karakter siswa. Dengan demikian guru
bimbingan dan konseling sangat berperan penting dalam menangani krisis etika
dan membentuk kararakter siswa.
Kata Kunci : Guru Bimbingan dan Konseling, Krisis Etika
ABSTRACT
Islam, Rofi'ati Nur Diana. 2023, Guidance and Counseling Teachers' Efforts in
Addressing the Ethical Crisis in Students. Scientific Writing Assignment. SMA
Negeri 1 Pamekasan . Teacher Indonesian. Rizky Saputra Mariyono, M.Pd.
An ethical crisis is a situation where a person experiences poor morale or
has little awareness of his surroundings and must be dealt with immediately.
Therefore, proper handling is needed. Guidance and counseling teachers play an
important role in dealing with this.
This research uses qualitative methods with a type of qualitative descriptive
research. Qualitative descriptive research that directs research to examine social
circumstances to be researched as a whole, broadly and deeply. This research has
the object of research in the form of several students and counseling guidance
teachers of SMA Negeri 1 Pamekasan. Data collection techniques in this study used
observation, interviews, questionnaires, case studies and documentation and then
grouped in the form of Pie Chart diagrams. The data analysis technique used in this
study is a survey conducted by collecting data from a group of respondents.
Guidance and counseling teachers monitor students through parents,
homeroom teachers and friends and conduct classical guidance on the formation or
development of student character. Thus, guidance and counseling teachers play an
important role in addressing ethical crises and shaping student characteristics.
Keywords: Teacher Guidance and Counseling, Ethical Crisis
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSETUJUAN ............................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO............................................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .......................................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ............................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .............................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penetian ................................ Error! Bookmark not defined.
1.5 Alasan Pemilihan Judul ...................... Error! Bookmark not defined.
1.6 Metode Penelitian ............................... Error! Bookmark not defined.
1.7 Data & Sumber Data........................... Error! Bookmark not defined.
1.7.1 Data ......................................... Error! Bookmark not defined.
1.7.2 Sumber Data ................................... Error! Bookmark not defined.
1.8 Sistematika Penulisan ............................ Error! Bookmark not defined.
BAB II ................................................................. Error! Bookmark not defined.
KAJIAN TEORI .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Tinjauan Umum Tentang Ilmu Forensik ..... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengertian Ilmu Forensik ................... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Fungsi Ilmu Forensik ......................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Peranan Ilmu Forensik ................................ Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Information on corpus delicti .......... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Information on modus operandi ... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Linking a suspect with a victim... Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Linking a person to a crime scene Error! Bookmark not defined.
2.2.5 Disproving or supporting a witness ’s testimony ................ Error!
Bookmark not defined.
2.2.6 Identification of a suspect ......... Error! Bookmark not defined.
2.2.7 Providing Investigative leads ......... Error! Bookmark not defined.
2.2.8 Peran melalui Identifikasi Medik Umum ....... Error! Bookmark not
defined.
2.2.9 Peran melalui Identifikasi Tulang Belulang ... Error! Bookmark not
defined.
2.2.10 Peran melalui Identifikasi Golongan darah .... Error! Bookmark not
defined.
2.2.11 Peran melalui Identifikasi Gigi........ Error! Bookmark not defined.
2.2.13 Peran melalui Identifikasi Serologis . Error! Bookmark not defined.
2.2.14 Peran melalui Identifikasi Rekonstruksi Wajah dan superimposed
Error! Bookmark not defined.
2.2.15 Peran melalui Identifikasi Psychological Personality Profiling Error!
Bookmark not defined.
2.2.16 Peran melalui Identifikasi Pemetaan Sidik Jari DNA (DNA Profiling)
Error! Bookmark not defined.
2.3 Tinjauan Umum Tentang Pembunuhan ....... Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Pengertian Pembunuhan ..................... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Bentuk-Bentuk Pembunuhan .............. Error! Bookmark not defined.
2.3.2.1 Pembunuhan yang Dilakukan dengan Sengaja Error! Bookmark not
defined.
2.3.2.2 Pembunuhan Semi Sengaja.............. Error! Bookmark not defined.
2.3.2.3 Pembunuhan yang Dilakukan karena Kesalahan ...Error! Bookmark
not defined.
2.4 Tinjauan Umum Tentang Penyidikan ......... Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Pengertian Penyidikan ........................ Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Tujuan Penyidikan ............................. Error! Bookmark not defined.
2.5 Hubungan Ilmu Forensik dengan Penyidikan ............ Error! Bookmark not
defined.
2.6 Kendala dalam Mengungkap Kebenaran ..... Error! Bookmark not defined.
2.6.1 Bagian tubuh yang tidak utuh lagi ...... Error! Bookmark not defined.
2.6.2 Tidak ada identitas korban .................. Error! Bookmark not defined.
2.6.3 Tidak ada orang yang melapor kehilangan ........ Error! Bookmark not
defined.
2.6.4 Penemuan jenazah .............................. Error! Bookmark not defined.
2.6.5 Pemeriksaan saksi .............................. Error! Bookmark not defined.
2.6.6 Mayat yang sudah membusuk ............ Error! Bookmark not defined.
2.6.7 Motif pelaku....................................... Error! Bookmark not defined.
2.6.8 Penolakan autopsi .............................. Error! Bookmark not defined.
BAB III................................................................ Error! Bookmark not defined.
METODE PENELITIAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Metode Penelitian....................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Jenis Penelitian........................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Sumber Data .............................................. Error! Bookmark not defined.
3.4 Objek Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................... Error! Bookmark not defined.
3.6 Teknik Analisis Data .................................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV ............................................................... Error! Bookmark not defined.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not defined.
4.1 Deskripsi Data ............................................ Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan ............................................... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Analisis Sejauh Mana Peranan Ilmu Forensik dalam Pemecahan Kasus
Pembunuhan ................................................ Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Analisis Hubungan Ilmu Forensik dengan Proses Penyidikan .... Error!
Bookmark not defined.
4.2.3 Analisi Kendala yang Dihadapi dalam Mengungkap Kebenaran Error!
Bookmark not defined.
BAB V................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ........................................................... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ................................................ Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran .......................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................. Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
suasana belajar dan mengajar agar peserta didik secara aktif dapat
yang diperlukan nantinya oleh masyarakat, bangsa dan negara serta dapat
untuk meraih cita-cita saja. Akan tetapi, juga dapat dimanfaatkan untuk
yaitu mengajarkan siswa untuk menjadi anak yang mampu dalam memajukan
bangsa, dan membangun karakteristik yang baik kepada para generasi muda.
1
2
yang terdiri atas interaksi pribadi terkait bersama dalam suatu hubungan
organik.
atau bagunan maupun lembaga yang digunakan untuk belajar serta tempat
mengajar.
dan Perguruan Tinggi (PT). Sekolah Menengah Atas adalah tempat bernaung
bagi siswa atau siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk melanjutkan
pada umumnya berada pada rentangan usia remaja. Pada masa ini merupakan
masa dimana anak mengalami perkembangan yang pesat dan emosi yang
selalu berfluktasi. Masa remaja merupakan masa dimana para remaja mencari
jati dirinya. Pada masa tersebut para remaja cenderung tidak dapat
menjelaskan suatu materi, tidak mengerjakan tugas, pergi kekantin pada saat
pacaran dan bahkan mencuri. Dalam hal ini, peran orang tua sangat
diperlukan untuk memberikan perhatian yang optimal. Selain itu, peran guru
3
Fungsi guru bimbingan konseling (BK) secara khusus memiliki fungsi yaitu
dapat disebut sebagai klien. Guru bimbingan konseling (BK) turut mengambil
Pendidikan karakter disekolah saat ini mungkin hanya siswa sebagian saja
ingin tahu yang tinggi, pola asuh kurang tepat, ingin bebas tanpa diatur, dan
akhlak, orang tua dan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan akhlak siswa,
tuanya dan kerja sama dengan wali kelas, guru bidang studi serta semua pihak
menangani krisis etika pada siswa, serta ingin mengetahui metode guru
siswa. Selain itu, penelitian ini akan dilakukan di sekolah SMA Negeri 1
1.2.1 Peran guru bimbingan konseling (BK) dalam menangani krisis etika
pada siswa.
menangani krisis etika pada siswa, serta ingin mengetahui metode guru
peraturan- peraturan yang ada seperti bermain handphone pada saat jam
bermaksud agar siswa kedepannya tidak melakukan hal hal yang mengarah
pada krisis etika ataupun membuat siswa itu jera untuk melakukan
pelanggaran- pelanggaran lagi. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan bahan
Penelitian Kualitatif. Data yang terkumpul dapat berbentuk kata- kata, teks,
foto, cerita, gambar yang di peroleh langsung dari partisipan maupun dari
dapat berupa angka, lambang, ataupun simbol. Sebuah data yang di peroleh
langsung oleh peneliti dari sumbernya ataupun pihak pertama dan dapat
primer adalah sumber data utama dalam penelitian dengan melakukan tanya
rersponden.
Bab V : Kesimpulan
BAB II
KAJIAN TEORI
9
10
sering kita sebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, orang orang
hebat itu bisa terlahir karena guru. Jika tidak ada guru profesi -
profesi yang lain tidak akan bisa tercipta, berkat guru mereka bisa
pendidikan.
masa depan.
didiknya.
maka sudah jelas guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang
masyarakat.
14
kehidupannya.
kebudayaannya.
tindakannya.
kewajibannya.
kewajibannya.
17
nya.
mempertahankan diri.
tindakan.
baginya.
dan konseling.
kepribadian individu.
paksaan.
untuk memilih.
sistematis.
berbeda.
pengajar.
21
pelayanan bimbingan
Masing -masing siswa memiliki ciri khas dan keunikan baik dalam
2.3.3.1.1 Pendidikan
2.3.3.1.2 Pengalaman
dan fisik.
seorang konselor.
hari. Siswa yang sebelumnya berperilaku kompeten dan efisien tiba -tiba
mengalami krisis etika sering sekali terjadi disekolah. Oleh karena itu
yang dalam konteks ini upaya yang peneliti lakukan adalah usaha
keluarga lainnya.
bukan hanya mengajar tetapi menjadi sosok guru yang bisa membantu
dapat tercapai . Akan tetapi, tugas guru bimbingan konseling lebih dari
dan karakter yang baik bagi peserta didik. Untuk dapat mewujudkan
teman-temannya.
lain.
baik lagi. Selain itu, dengan mudah tertanam karakter yang baik
khususnya.
diperkirakan akan mengarah pada situasi yang tidak stabil dan dapat
dari krisis adalah suatu kondisi yang tidak stabil dan memungkinkan
dengan lancar.
33
sosial serta bersifat dapat merusak baik secara faktual maupun secara
segera menyelesaikannya.
unsur utama yang membentuk etika. Selain itu, etika dapat mengatur
mana yang benar dan mana yang salah, mana yang harus dilakukan
34
dan mana yang harus dihindarkan, mana yang baik dan mana yang
buruk.
dan norma-norma moral yang baik yang dapat diterapkan dan tidak
etika dapat diartikan sebagai moral yang harus dilakukan, dan tidak
positif.
2.7.5.7 Orang tua memberikan contoh yang baik dan menjadi panutan.
BAB III
METODE PENENLITIAN
meneliti atau memeriksa keadaan sosial yang akan diteliti secara keseluruhan,
dan biasanya digunakan untuk meneliti pada keadaan yang sebenarnya serta
bersifat alamiah. Selain itu, dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai
insrumen kunci.
penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti harus menentukan jenis
penelitian yang tepat . Selain itu, jenis penelitian akan memandu seorang
36
37
yang bertujuan untuk memahami peristiwa atau kejadian tentang apa yang
dan lain lain secara holistik serta dengan cara deskripsi dalam bentuk tulisan,
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
mendalam, teliti dan tergali suatu data yang diperoleh, maka dapat diartikan
pula bahwa semakin baik kualitas penelitian tersebut. Selain itu, metode
kajian atas suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi lebih komprehensif.
38
kasus yang akan diteliti. Selain itu, peneliti harus memiliki bekal pengetahuan
mengontruksi objek yang akan diteliti menjadi lebih detail dan jelas.
dokumentasi.
adalah tambahan seperti dokumen yang dapat berupa foto dan lain-lain “.
Sumber data akan diambil dari hasil observasi, wawancara, kuisioner, studi
kasus dan dokumentasi . Jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian
ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
langsung diperoleh dari sumbernya dan merupakan data pokok yang harus
didapatkan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sudi
dari pihak yang terkait mengenai masalah krisis etika pada siswa di sekolah
39
SMA Negeri 1 Pamekasan. Selain itu, jenis sumber data terutama pada
3.3.1 Narasumber
sehingga akan diperoleh data yang detail , lengkap ,sah dan bukan
dari 457 siswa laki-laki dan 569 siswa perempuan. Kedisiplinan di sekolah
diri dari beberapa dorongan dari para guru dan guru bimbingan dan konseling
melanggar atau tidak mentaati tata tertib yang ada disekolah karena
yang akan mereka terima jika mereka memiliki sifat krisis dalam etika dan
disekolah, maka akan diberikan hukuman ataupun sanksi yang sesuai dengan
tata tertib sekolah. Selain itu, objek dalam penelitian ini adalah beberapa
Pamekasan. Dalam hal ini, guru bimbingan konseling yang akan dijadikan
objek, yakni Ibu Intan Wijaya Kusumawati S.Pd , Ibu Suci Rahayu, S.Sos dan
hasil akhir dari sebuah penelitian. Untuk mengumpulkan data yang konkrit
sebagai berikut :
3.5.1 Observasi
data atau informasi siswa yang krisis dalam etika. Selain itu,
3.5.2 Wawancara
yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang berlangsung antara
saya tanyakan antara lain, yaitu peran dan upaya guru bimbingan
konseling (BK) dalam menangani krisis etika pada siswa serta metode
3.5.3 Kuisioner
Negeri 1 Pamekasan.
3.5.5 Dokumentasi
adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara mencatat data resmi
sebelumnya.
44
menyusun data yang sudah dicari dan didapatkan secara sistematis . Data
yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kuisioner, studi kasus dan
penting, memilih mana yang akan dipelajari dan menarik kesimpulan agar
kategori, satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
Namun, tidak bisa dibantah bahwa sumber informasi atau informan yang
pengerahan tenaga fisik serta usaha dan pikiran sendiri. Selain itu, dalam
tuntas. Hal tersebut akan mengakibatkan variasi data yang sangat tinggi.
analisis yang berbentuk Pie Chart. Pie Chart merupakan sebuah data
merupakan proporsi atau presentase dari setiap kategori. Pie Chart sangat
banyak. Tekhnik analisis data berupa Pie Chart memudahkan peneliti untuk
menjelaskan atau menjabarkan hasil data yang akan dibahas pada bab
selanjutnya.
Pie Chart yang kemudian dapat dianalisa sehingga dapat ditarik sebuah
kesimpulan.
BAB IV
Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif. Data
kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, deskripsi atau pendapat yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu survei. Survei adalah metode analisis
data kuantitatif yang menggunakan pertanyaan yang sama pada setiap orang
dan terstruktur. Data yang diperoleh kemudian dicatat, dianalisis dan diolah.
Selain itu, survei ini identik dengan pertanyaan yang menghasilkan tanggapan
numerik atau yang biasa kita kenal dengan data kuantitatif. Namun, metode
pengumpulan data ini ternyata juga dapat digunakan pada analisis data
pertanyaan yang berisi jawaban seperti alasan mengapa anda merasa belum
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, yakni data
yang dihasilkan berasal dari informan, yaitu Ibu Intan Wijaya Kusumawati
S.Pd , Ibu Suci Rahayu, S.Sos dan Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I selaku
Selain itu, data yang dihasilkan berasal dari beberapa siswa yang memberikan
46
47
sekunder, yakni data yang dihasilkan dari berbagai jurnal dan penelitian-
penelitian terdahulu.
krisis etika pada siswa di sekolah SMA Negeri 1 Pamekasan. Selain itu,
bimbingan konseling (BK) dalam menangani krisis etika serta metode guru
siswa.
Data 1 :
Data diagram
Etika
1
10% 7%
83%
Ya Tidak Mungkin
Data 2 :
Pentingnya Etika
Data diagram 2
13%
0%
87%
Data 3 :
“Melanggar tata tertib sekolah termasuk dalam krisis etika, apakah anda
Krisis Etika
Data diagram 3
1%
36%
63%
Ya Tidak Mungkin
49
Data 1 :
Data diagram 1
7%
10%
83%
Keterangan :
norma tidak tertulis sudah ada dalam diri kita yang digunakan untuk
Data 2
Data diagram 2
37%
46%
17%
Keterangan :
mana yang baik dan mana yang buruk dengan menggunakan hati
dilakukan.”
oleh orang lain dan pastinya lebih di hargai oleh orang lain.”
Data 3
Apa penyebab krisis etika yang terjadi pada siswa menurut anda?
Data diagram 3
3%
50% 47%
Keterangan :
anak.”
50% : “Pergaulan. Jika memiliki kontrol diri yang lemah dan tidak
dibimbing dengan baik oleh orang tua, maka anak remaja bisa mengikuti
Data 4
“Apa dampak krisis etika yang dilakukan oleh siswa menurut anda?”
Data diagram 4
14%
14%
72%
Keterangan :
kucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya dianggap sebagai pe-
14% : “Memiliki masa depan yang suram. Remaja yang krisis dalam
anak tersebut pun akan hancur serta tidak memiliki masa depan seperti
73% : “Berimbas pada dirinya sendiri. Seorang remaja yang krisis dalam
berimbas pada remaja itu sendiri sehingga pada akhirnya remaja tersebut
Data 5
Data diagram 5
4%
12%
84%
Keterangan :
hari, seperti contohnya yaitu belajar melalukan hal-hal yang positif .’’
54
lingkungan itu baik, maka akan memberikan dampak yang baik juga
dan sebaliknya.”
contohnya menghormati orang yang lebih tua dari kita, jujur dan
terbuka kepada orang tua serta tidak memberikan informasi yang belum
tentu kebenarannya.”
Data 6
“Bagaimana seandainya anda memiliki teman yang krisis etika, apa yang
Data diagram 6
17%
46%
37%
Keterangan :
etika saya biarkan dulu. Akan tetapi , jika mengulanginya lagi akan saya
menegurnya.”
dilakukan itu salah serta dan akan berujung fatal jika dilakukan secara
terus-menerus.”
Data 7
Data diagram 7
10%
23%
67%
Keterangan :
disekolah.”
23% : “ Guru bimbingan dan konseling adalah guru yang dapat dijadikan
4.4 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini diperoleh dari data yang telah diobservasi,
kuisioner, studi kasus, wawancara dan dokumentasi yang penulis lakukan pada
tanggal 13-23 Mei di sekolah SMA Negeri 1 Pamekasan tentang upaya peningkatan
guru bimbingan konseling (BK) dalam menangani krisis etika pada siswa.
konseling (BK) dalam menangani krisis etika pada siswa. Adapun hasil wawancara
yang sudah peneliti lakukan dengan guru bimbingan konseling sudah cukup
menurut Ibu Intan Wijaya Kusuma, S.Pd 60% siswa bisa dikatakan sudah memiliki
etika, 40% nya lagi masih dalam proses perbaikan, sedangkan menurut Ibu Suci
Rahayu , S.Sos mayoritas siswa sudah termasuk dalam kategori memiliki etika. Akan
tetapi, sebagian kecil masih ada yang belum memiliki etika karena mungkin terbawa
dari kebiasaan-kebiasaan yang lama dan dapat disebabkan dari faktor lingkungan
mengatakan bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki etika. Namun, bagian-
bagian tertentu masih dapat dikatakan belum memiliki etika . Berdasarkan hasil
57
wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru bimbingan konseling
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa sudah dapat
dikatakan memiliki etika. Namun, pada bagian bagian tertentu siswa belum dapat
konseling mengenai bentuk-bentuk perilaku krisis etika yang dilakukan oleh siswa
SMA Negeri 1 Pamekasan menghasilkan data, yaitu menurut Ibu Intan Wijaya
Kusuma, S.Pd. bentuk-bentuk perilaku krisis etika yang sering dilakukan oleh siswa
SMA Negeri 1 Pamekasan adalah tidak menghormati orang yang lebih tua. Jika
bukan guru pengajar tidak disapa dan tidak menjaga dalam bicara serta selalu
Suci Rahayu, S.Sos bentuk-bentuk perilaku krisis etika yang sering dilakukan oleh
siswa SMA Negeri 1 Pamekasan adalah kebiasaan terlambat pergi kesekolah, tidak
mengerjakan tugas. Selain itu, menurut Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I bentuk
-bentuk perilaku krisis etika yang sering dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1
hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru bimbingan
krisis etika yang sering dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1 Pamekasan yaitu tidak
menghormati orang yang lebih tua, kebiasaan terlambat saat pergi kesekolah, tidak
58
konseling mengenai faktor penyebab terjadinya krisis etika pada siswa menghasilkan
data, yaitu menurut Ibu Intan Kusuma Wijaya, S.Pd faktor yang menyebabkan
terjadinya krisis etika pada siswa adalah dari keluarga, circle pertemanan dan
tontonan, sedangkan menurut Ibu Suci Rahayu, S.Sos faktor yang menyebabkan
krisis etika pada siswa adalah cara atau pola didik keluarga, pengaruh lingkungan,
M.Th.I faktor yang menyebabkan terjadinya krisis etika pada siswa yaitu media
sosial, pergaulan yang kurang baik dan lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil
wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru bimbingan konseling
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang menyebabkan siswa
berperilaku krisis etika yaitu pola didik keluarga, circle pertemanan, pengaruh
bimbingan konseling mengenai dampak dari perilaku krisis etika yang dilakukan oleh
siswa menghasilkan data, yaitu menurut Ibu Intan Kusuma Wijaya, S.Pd dampak
dari krisis etika yang dilakukan oleh siswa dapat mengakibatkan siswa diberi label
atau dianggap buruk, menjadi bahan bullying, berdampak pada teman sekitarnya dan
berdampak pada nilai pribadinya, sedangkan menurut Ibu Suci Rahayu, S.Sos
dampak dari krisis etika yang dilakukan oleh siswa dapat mengakibatkan
Selain itu, menurut Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I dampak dari krisis etika
59
yang dilakukan oleh siswa yaitu tidak mendapat ilmu yang sempurna, kurang
dihargai oleh guru dan teman-temannya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah
peneliti lakukan dengan beberapa guru bimbingan konseling tersebut, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa dampak terjadinya krisis etika pada siswa yaitu diberi label
atau dianggap buruk oleh guru, dibuli oleh temannya, terhambatnya prestasi siswa,
tidak mendapatkan ilmu yang sempurna dan rusaknya pergaulan. Berdasarkan hasil
wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru bimbingan konseling
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak dari terjadinya krisis etika
pada siswa, yaitu diberi label atau dianggap buruk oleh guru, menjadi bahan bullying,
konseling mengenai upaya pencegahan agar krisis etika tidak terjadi ataupun tidak
dilakukan oleh siswa menghasilkan data, yaitu menurut Ibu Intan Kusuma Wijaya,
S.Pd upaya yang dilakukan agar krisis etika tidak terjadi pada siswa adalah dengan
etika, memberikan bimbingan klasikal dan kerja sama dengan orang tua ataupun wali
kelas, sedangkan menurut Ibu Suci Rahayu, S.Sos tindakan preventif atau upaya
pencegahan yang dilakukan agar krisis etika tidak terjadi pada siswa adalah dengan
siswa, mendorong siswa untuk melakukan kegiatan positif seperti Rohis, menjaga
Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I upaya pencegahan yang dilakukan agar krisis
etika tidak terjadi pada siswa, yaitu dengan menyampaikan dampak positif dalam
60
beretika yang baik dan dampak negatif dalam beretika yang kurang baik ataupun
yang dapat disebut dengan krisis etika. Berdasarkan hasil wawancara yang telah
peneliti lakukan dengan beberapa guru bimbingan konseling tersebut, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa upaya pencegahan atau tindakan preventif yang dilakukan
oleh guru bimbingan konseling agar siswa tidak terjadi krisis etika, yaitu dengan
sama dengan orang tua, menanamkan nilai-nilai yang baik dengan mengadakan
sosialisasi tentang pentingnya etika dan memberitahu dampak dari perilaku krisis
etika. Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa
guru bimbingan konseling tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya
pencegahan yang dilakukan guru bimbingan konseling agar krisis etika tidak terjadi,
terbuka, kerja sama dengan orang tua ataupun wali kelas dan menanamkan nilai-nilai
yang positif.
untuk menangani krisis etika pada siswa menghasilkan data, yaitu menurut Ibu Intan
Kusuma Wijaya, S.Pd upaya yang dilakukan dalam menangani hal tersebut, yaitu
dengan cara memantaunya melalui orang tua, wali kelas dan teman-temannya. Selain
hukuman jika siswa tersebut mengalami krisis dalam etika dan memanggil orang
tuanya dengan mengirim surat jika masalahnya sudah dianggap serius. Tujuannya
agar mereka jera, sedangkan menurut Ibu Suci Rahayu, S.Sos upaya dalam
61
menangani hal tersebut, yaitu dengan cara memanggil dan menegurnya bahwa etika
yang dilakukan kurang baik. Selain itu, menurut Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I
upaya yang dilakukan dalam menangani hal tersebut yaitu jika secara umum dengan
menyampaikan tentang bagaimana cara beretika yang baik melalui ketaqwaan dan
jika secara perseorangan dengan cara diajari dan ditegur secara langsung.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru
bimbingan konseling tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya guru
bimbingan konseling dalam menangani siswa yang krisis dalam etika yaitu dengan
menyampaikan tentang bagaimana cara beretika yang baik melalui ketaqwaan dan
krisis etika pada siswa menghasilkan data, yaitu menurut Ibu Intan Kusuma Wijaya,
S.Pd kendalanya dalam menangani hal tersebut adalah pertemanan. Ibu Intan
Kusuma Wijaya, S.Pd menjelaskan tentang kendala pertemanan itu karena jika
misalnya siswa tersebut sudah menjawab dengan baik ketika diajak bicara diruang
bimbingan konseling (BK). Akan tetapi, ketika siswa tersebut sudah kembali
dianggap sefrekuensi, sedangkan menurut, Ibu Suci Rahayu, S.Sos kendalanya dalam
menangani hal tersebut, yaitu ketidak sejalanan dengan orang tua dan lingkungan
sosialnya. Selain itu, menurut Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I kendalanya dalam
menangani hal tersebut yaitu tidak mempunyai waktu khusus untuk memberikan
bimbingan kepada siswa . Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan
62
dengan beberapa guru bimbingan konseling tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kendala yang dialami oleh guru bimbingan konseling dalam menangani krisis
etika pada siswa yaitu pertemanan yang dianggap sefrekuensi, ketidak sejalanan
orang tua dengan, tidak mempunyai waktu khusus utuk bersosialisasi dan lingkungan
sosialnya.
contohnya krisis etika tersebut. Keberadaan guru bimbingan dan konseling sangat
menghasilkan data, yaitu menurut Ibu Intan Kusuma Wijaya, S.Pd upaya yang
membangun komunitas, sedangkan menurut Ibu Suci Rahayu, S.Sos upaya yang
mengajak siswa untuk sharing dan memberikan pengarahan. Selain itu, menurut
Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I upaya yang dilakukan dalam membentuk dan
beretika yang baik dan dampak negatif dalam beretika yang kurang baik ataupun
63
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru
sudah tahu terlebih dahulu masing-masing karakter siswa. Hasil wawancara yang
telah peneliti lakukan dengan beberapa guru bimbingan konseling mengenai upaya
guru bimbingan konseling untuk mengetahui karakter siswa dalam pembentukan dan
pengembangan karakter siswa menghasilkan data, yaitu menurut Ibu Intan Kusuma
Wijaya, S.Pd upaya yang dilakukan untuk mengetahui karakter dari masing -masing
siswa, yaitu dengan cara melihat biodata siswa, data atau angket guru bimbingan
konseling, angket kebutuhan peserta didik, data anak PPL atau sosiometri, media
sosial, hasil penilaian, refrensi sosial, guru dan orang tua, sedangkan menurut Ibu
Suci Rahayu, S.Sos upaya yang dilakukan untuk mengetahui karakter dari masing-
masing siswa yaitu dengan melihat biodata siswa secara lengkap dan menempatkan
pola asuh dari keluarganya. Selain itu, menurut Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I
upaya yang dilakukan untuk mengetahui karakter dari masing-masing siswa yaitu
dengan cara melihat kegiatan -kegiatan yang dilakukan oleh siswa setiap harinya,
dimulai sejak berada dilingkungan sekolah, seperti dikelas, kantin dan masjid .
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru
bimbingan konseling tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya guru
dengan cara melihat biodata siswa secara detail, sosiometri, angket guru, dan
Ibu Intan Kusuma Wijaya, S.Pd kendalanya dalam membentuk dan mengembangkan
karakter siswa adalah karena keluarga yang kurang mendukung seperti halnya jika
anaknya melanggar sebagian orang tua sering menyalahkan tata tertib yang ada
membentuk dan mengembangkan karakter siswa yaitu meyakinkan siswa bahwa dia
bisa untuk berubah dan berkembang. Seperti halnya ketika siswa memiliki impian
untuk melanjutkan ke universitas yang dia impikan. Akan tetapi, dia merasa tidak
percaya diri. Selain itu menurut Bapak Mohammad Kuddus, M.Th.I kendala yang
terbatas dan tidak mempunyai waktu khusus untuk bersosialisasi didalam kelas.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru
bimbingan konseling tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala guru
mengembangkan karakter siswa menghasilkan data, yaitu menurut Ibu Intan Kusuma
Wijaya, S.Pd perannya dalam membentuk dan mengembangkan karakter siswa, yaitu
65
sebagai orang tua disekolah yang memberikan pengarahan. Selain itu, memantau
siswa yang notabenenya rewel, sedangkan menurut Ibu Suci Rahayu, S.Sos perannya
dalam membentuk dan mengembangkan karakter siswa yaitu sebagai orang tua
disekolah dan sebagai sahabat mereka. Walaupun dalam hal ini terkadang harus
bersikap keras dan tegas karena tujuannya agar mereka tidak terjerumus. Selain itu,
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru
bimbingan konseling tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran guru
sebagai orang tua disekolah yang memberi pengarahan, memantau anak yang
dapat ditarik kesimpulan mengenai apakah anda memiliki etika, sedikit siswa
menjawab merasa tidak memiliki etika alasannya karena masih labil dan sering
terpancing emosinya sehingga mereka merasa belum memiliki etika. Beberapa siswa
lagi sudah merasa memiliki etika alasannya karena orang-orang terdekat mereka
yang selalu mengingatkan dan melarang hal-hal apa yang sebenarnya tidak boleh
dilakukan seperti yang mengarah pada krisis etika. Akan tetapi, kebanyakan siswa
menjawab mungkin memiliki etika alasannya karena siswa tersebut bisa saja tanpa
sadar maupun dengan sadar melakukan kesalahan yang mengarah pada krisis etika .
Dari hasil data kuisioner yang sudah peneliti lakukan mereka juga sadar akan
upaya yang dilakukan oleh siswa untuk memiliki etika yang baik dalam dirinya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian kecil siswa mengatakan dengan cara belajar
yang positif. Beberapa siswa lagi juga mengatakan dengan cara memilih lingkungan
yang baik karena jika lingkungan itu baik maka akan memberikan dampak baik dan
juga sebaliknya. Selain itu, sebagian besar siswa mengatakan dengan cara
berperilaku sopan, jujur, baik terhadap orang lain, seperti menghormati orang yang
lebih tua dari kita, jujur dan terbuka kepada orang tua serta tidak memberikan
informasi yang belum tentu kebenarannya. Dari hasil data kuisioner yang sudah
peneliti lakukan mereka juga sadar akan pentingnya etika dalam kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan hasil data kuisioner yang telah peneliti lakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan mengenai alasan siswa mengatakan bahwa etika itu penting, yaitu
sebagian kecil siswa mengatakan karena dengan etika seseorang dapat menentukan
perilakunya mana yang baik dan mana yang buruk dengan menggunakan hati
mengatakan karena etika itu mengajari seseorang untuk sadar dalam bertindak.
Dengan kesadaran itu, seseorang akan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan serta
menghindari hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Selain itu, Sebagian besar siswa
mengatakan bahwa dengan etika tentunya seseorang mampu dalam mengontrol tutur
katanya dengan sesama manusia pada saat berinteraksi. Selain itu, seseorang dengan
beretika tentunya dapat di pandang baik oleh orang lain dan pastinya lebih di hargai
Kuisioner yang telah dilakukan peneliti mengenai apa itu etika, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa sebagian kecil mengatakan etika adalah karakter ataupun
watak seseorang. Dimana etika ini sangat berhubungan erat dengan individu maupun
mengatakan bahwa etika merupakan norma, tertulis maupun tidak tertulis, dimana
norma tidak tertulis sudah ada dalam diri kita yang digunakan untuk berinteraksi
dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sebagian besar siswa
mengatakan bahwa etika adalah norma, aturan, kaidah ataupun tatacara yang
dijadikan sebagai pedoman dan asas individu dalam bertingkah laku terhadap orang
lain. Selain itu, hasil data kuisioner yang sudah peneliti lakukan mengenai bagaimana
jika teman anda meiliki etika yang kurang baik atau biasa disebut dengan krisis etika
apa yang akan anda lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian siswa
halus dan sopan serta tidak menuntut mereka. Beberapa siswa lagi mengatakan jika
melakukan satu pelanggaran yang mengarah pada krisis etika saya biarkan dulu.
Akan tetapi, jika mengulanginya lagi akan saya tegur. Selain itu, Sebagian besar
siswa mengatakan akan menasehati dengan baik dan memberitahu bahwa apa yang
dilakukan itu salah dan akan berujung fatal jika dilakukan secara terus-menerus.
Selain itu, melanggar tata tertib yang ada disekolah termasuk dalam krisis
etika. Dari hasil data kuisioner yang peneliti lakukan didapatkan data 3,3 % siswa
merasa sering melanggar tata tertib, 16,7% merasa mungkin sering melanggar tata
terti dan 80% siswa merasa tidak sering atau jarang melanggar tata tertib.
Kuisioner yang telah dilakukan peneliti mengenai apa penyebab krisis etika
, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian kecil siswa mengatakan karena
68
dahsyatnya sebagai faktor penyebab perilaku krisis etika pada remaja, sedangkan
sebagian siswa lagi mengatakan karena faktor keluarga dan perceraian orang tua.
Tidak adanya sebuah komunikasi antar anggota keluarga atau perselisihan antar
anggota keluarga dapat memicu perilaku krisis etika pada remaja. Pendidikan yang
pendidikan agama, ataupun penolakan terhadap eksistensi anak. Selain itu Sebagian
besar siswa menyatakan karena faktor Pergaulan. Jika memiliki kontrol diri yang
lemah dan tidak dibimbing dengan baik oleh orang tua, maka anak remaja bisa
mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya, seperti melakukan hal-hal yang
Kuisioner yang telah dilakukan peneliti mengenai apa dampak krisis etika ,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian kecil siswa mengatakan remaja yang
krisis etika dalam berperilaku pastinya akan di kucilkan oleh banyak orang. Remaja
tersebut hanya dianggap sebagai pengganggu atau orang yang tidak berguna,
sedangkan Sebagian siswa lagi mengatakan dampak krisis etika, yaitu memiliki masa
depan yang suram. Remaja yang krisis dalam etika akan menghancurkan dirinya
sendiri dan secara perlahan hidup anak tersebut pun akan hancur serta tidak memiliki
masa depan seperti layaknya anak remaja lain. Selain itu, Sebagian besar siswa
mengatakan bahwa dampak krisis etika, yaitu berimbas pada dirinya sendiri. Seorang
remaja yang krisis dalam beretika dan tidak diberikan pengarahan secara tepat, maka
akan berimbas pada remaja itu sendiri sehingga pada akhirnya remaja tersebut akan
Hasil kuisioner yang peneliti lakukan mengenai apa itu guru bimbingan dan
konseling, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian kecil siswa mengatakan
bahwa guru bimbingan konseling merupakan guru khusus yang menangani siswa
yang bermasalah dan mengarah pada krisis etika disekolah. Beberapa siswa lagi
mengatakan guru bimbingan konseling adalah guru yang dapat dijadikan tempat
curhat ataupun cerita ketika siswa sedang mengalami masalah dan sebagian besar
siswa mengatakan bahwa guru bimbingan konseling merupakan guru khusus yang
untuk menyelesaikan suatu permasalahan agar siswa lebih mandiri dan bertanggung
jawab.
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah peneliti lakukan mengenai peran
guru bimbingan konseling dalam menangani krisis etika pada siswa, guru bimbingan
masalahnya agar terhindar dari kenakalan remaja yang mengarah pada krisis etika .
membentuk dan mengembangkan karakter siswa. Dalam hal ini dapat dilihat dari saat
saya bertamu ke ruang bimbingan dan konseling, guru bimbingan konseling sangat
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menangani Krisis Etika Pada Siswa, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
5.1.1 Guru bimbingan konseling memantau siswa melalui orang tua, wali
5.1.3 Guru bimbingan konseling berperan sebagai orang tua disekolah yang
5.2 Saran
siswa yang notabenenya rewel agar tidak terjadi krisis etika pada
siswa lagi.
70
71
DAFTAR PUSTAKA
Ilmiah ini. Penulis lahir dari orang tua Shaleh Bakri Muhammady
Penulis aktif dalam organisasi siswa intra sekolah. Dalam berorganisasi , penulis
mendapatkan banyak pengalaman yang mahal dan dapat berguna untuk masa yang
akan datang. Selain itu, penulis sangat menyukai hal-hal yang berbau seni . Pada
saat awal masuk SMA penulis dipilih sebagai tim Paduan Suara tetapi penulis tidak
Dengan ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis
akhirnya berhasil menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini . Dalam proses pengerjaan
Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan banyak ilmu baru yang sangat
bermanfaat di masa yang akan datang. Semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
mampu memberikan manfaat kepada pembaca dan dapat dijadikan referensi sebuah