Anda di halaman 1dari 23

Sejarah Indonesia Kelas XII

PERJUANGAN MENGHADAPI
ANCAMAN
DISINTEGRASI BANGSA
PETA KONSEP

Perjuangan Menghadapi
Ancaman Disintegrasi Ideologi
Bangsa (1948-1965)

Peristiwa yang
Kepentingan
terkait dengan

Ketegangan dan Gejolak


Sistem
di Dalam Negeri
Pemerintahan
DISINTEGRASI Keadaan TIDAK BERSATU yang
menghilangnya keutuhan atau
BANGSA persatuan serta menyebabkan
perpecahan.
BERBAGAI PERGOLAKAN DALAM NEGERI
(1948-1965)
Pemberontakkan PKI Madiun 1948

Ideologi DI/TII DI/TII Jawa Barat


DI/TII Jawa Tengah
DI/TII Aceh
DI/TII Sulawesi Selatan
DI/TII Kalimantan Selatan

G30S/PKI
PEMBERONTAKAN PKI MADIUN 1948

PKI Madiun 1948

Pemimpin: Musso
LB: Amir Syarifuddin mendapatkan
mosi tidak percaya dari masyarakat
karena telah menandatangani
Kabinet Amir Syarifuddin digantikan kabinet
Perundingan Renville
Hatta
Amir beserta FDR mengkritik kebijakan Re-Ra
Amir Starifuddin FDR dan PKI Musso bersatu untuk mendirikan
pendiri FDR negara Indonesia berideologi Komunis
PEMBERONTAKAN PKI MADIUN 1948

PKI Madiun 1948


19 September 1948, FDR/PKI di bawah pimpinan
Musso dan Amir Syarifuddin mengumumkan
berdirinya Negara Republik Soviet Indonesia

19 September 1948, Presiden


Soekarno berpidato
"Musso atau Soekarno-Hatta" Upaya Penumpasan: operasi militer di bawah
pimpinan Kolonel Gatot Subroto, batalion dari
Divisi Siliwangi

30 September 1048, PKI berhasil ditumpas


DI/TII Upaya penumpasan pemberontakkan
oleh pemerintah:
Operasi militer Bharatayudha
Operasi Pagar Betis

LB: Penolakan Hasil


DI/TII Jawa Barat Perundingan Renville
Pemimpin: Sekarmadji
Maridjan Kartosuwiryo

7 Agustus 1949, Negara 1962, Kartosuwiryo


Islam Indonesia (NII) berhasil ditangkap
resmi berdiri
DI/TII
23 Agustus 1949, Amir
memproklamasikan berdirinya
Pemimpin Pemberontakkan:
Negara Islam di Jawa Tengah
Amir Fatah

22 Desember 1950,
DI/TII Jawa Tengah Amir Fatah
LB: Penolakan Hasil berhasil ditangkap
Perundingan Renville

Hasil Perundingan Renville: memaksa TNI


dan laskar perjuangan hijrah ke wilayah RI Upaya Penumpasan: Gerakan
dan Yogyakarta Banteng Negara (GBN)
DI/TII LB: Daud Beureuh merasa kecewa
karena adanya penurunan status Aceh
dari Daerah Istimewa menjadi
karesidenan di bawah Sumatra Utara

21 September 1953,
DI/TII Aceh
berdiri NII Aceh
Pemimpin Pemberontakkan:
Daud Beureuh
17 Desember 1962, diadakan Musyawarah
Kerukunan Rakyat Aceh yang digagas oleh
Kolonel M. Jasin, Pangdam I Iskandar Muda.
Pemberontakan TDB dapat diredam
DI/TII LB: Kebijakan Re-Ra
Kahar Muzakkar menuntut kepada
pemerintah agar pasukannya (KGSS)
dimasukkan dalam APRIS

Tuntutan
DI/TII Sulawesi Selatan tersebut ditolak
pemerintah
Pemimpin: Kahar Muzakkar

7 Agustus 1953, Kahar Muzakkar 3 Februari 1965, Kahar


menyatakan daerah Sulawesi Selatan menjadi Muzakkar tewas tertembak
bagian dari Darul Islam pimpinan Kartosiryo
DI/TII LB: Kebijakan Re-Ra
Pasukan militer di bawah pimpinan Ibnu
Hajar dikeluarkan dari TNI

DI/TII Kalimantan Selatan


Pemimpin: Ibnu Hajar

Juli 1963, Ibnu Hajar


Ibnu Hajar membentuk Kesatuan Rakyat Yang berhasil ditangkap dan
Tertindas (KRYT) & menyatakan Kalsel sebagai dihukum mati
bagian NII pimpinan Kartosuwiryo
G30S/PKI LB:
Ambisi PKI untuk menerapkan paham
Komunis di Indonesia
Konflik TNI AD dan PKI

G30S/PKI PKI menghembuskan Isu Dewan


Jendral
Pemimpin: Dipa
Nusantara Aidit
PKI melaksanakan penculikan terhadap 7 jendral TNI AD
di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Letkol Untung Sutopo menduduki Gedung Telekomunikasi
dan stasiun RRI Pusat
G30S/PKI

G30S/PKI
Kepemimpinan AD diambil alih oleh Panglima
Kostrad Mayjen Soeharto
Soeharto memerintahkan Kolonel Sarwo Edi Wibowo
(pimpinan RPKAD) untuk merebut kembali RRI dan
KPT yang dikuasai PKI
1 Oktober 1965: pukul 19.00 RII dan KPT dapat
direbut kembali
2 Oktober 1965, pukul 15.00 Pangkalan Udara Halim
Perdanakusuma dapat dikuasai kembali
APRA

Andi Aziz
Kepentingan

RMS
APRA (ANGKATAN PERANG RATU ADIL)

Pemimpin: Raymond
Westerling APRA 23 Januari 1950, APRA menyerang
mantan KNIL kota Bandung

LB: mempertahankan Negara


Pasundan APRA berhasil ditumpas dengan operasi militer,
APRA sebagai pasukan militer Kapten Raymond Westerling berhasil melarikan
resminya diri ke luar negeri pada 22 Februari 1950
ANDI AZIZ
Pemimpin: Andi Aziz
ANDI AZIZ
mantan KNIL
5 April, Andi Aziz beserta pasukannya
menyerang markas APRIS di Makassar.

LB: menolak masuknya pasukan


APRIS dari TNI ke Sulawesi Selatan 8 April 1950, pemerintah pusat RIS mengultimatum
dan mereka juga ingin mempertahankan 15 April, Andi Aziz berangkat ke Jakarta, ditangkap
Keutuhan Negara Indonesia Timur dan diadili
(NIT) yang berbentuk federal. 21 April 1950, NIT bergabung ke dalam NKRI
untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan maka
dikirimlah Kolonel A. E. Kawilarang
ANDI AZIZ
Pemimpin: Andi Aziz
ANDI AZIZ
mantan KNIL
5 April, Andi Aziz beserta pasukannya
menyerang markas APRIS di Makassar.

LB: menolak masuknya pasukan


APRIS dari TNI ke Sulawesi Selatan 8 April 1950, pemerintah pusat RIS mengultimatum
dan mereka juga ingin mempertahankan 15 April, Andi Aziz berangkat ke Jakarta, ditangkap
Keutuhan Negara Indonesia Timur dan diadili
(NIT) yang berbentuk federal. 21 April 1950, NIT bergabung ke dalam NKRI
untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan maka
dikirimlah Kolonel A. E. Kawilarang
REPUBLIK MALUKU SELATAN (RMS)

Pemimpin: Soumokil
RMS Rakyat dihasut agar menentang
terbentuknya kembali NKRI dan
menolak masuknua APRIS/TNI dari
Jawa ke Maluku
LB: menolak integrasi dan ingin
25 April 1950, Soumokil
membentuk negara sendiri yang
memproklamasikan berdirinya RMS
lepas, baik dari NIT maupun
dan menetapkan Ambon sebagai Ibu
NKRI
Kota RMS
REPUBLIK MALUKU SELATAN (RMS)

Upaya Penumpasan:
Jalan Damai: pemerintah RIS mengirim dr. Leimena
Operasi Militer:
RMS 14 Juli 1950, Gerakan Operasi Militer (GOM) III dipimpin
Kolonel. A.E Kawilarang. 28 September 1950, APRIS berhasil
menguasai kembali Kota Ambon. Banyak tokoh RMS yang
melarikan diri ke Pulau Seram
Sistem Pemerintahan PRRI/Permesta
PPRI/PERMESTA

PRRI/PERMESTA Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia


(PRRI)
Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta)

LB: kekecewaan para politis dan


perwira di daerah atas kebijakan Tujuan: mendorong pemerintah supaya
pemerintah pusat Republik Indonesia memperhatikan alokasi biaya pembangunan
yang terlalu mengistimewakan pulau secara merata
Jawa dibanding pulau luar,
PPRI/PERMESTA
Dibentuknya Dewan-dewan Daerah:
PRRI/PERMESTA Dewan Banteng: Let. Kol. Ahmad Husain
Dewan Gajah: Kol. Maludin Simbolon
Dewan Garuda: Let. Kol. Barlian

10 Februari 1958, Kol. Ahmad Husain


2 Maret 1957, Dewan Manguni
mengultimatum pemerintah pusat
meproklamasikan berdirinya
Permesta
Upaya Penumpasan:
15 Februari 1958, Dewan Banteng
Operasi 17 Agustus
memproklamasikan berdirinya PRRI
Operasi Merdeka

Anda mungkin juga menyukai